• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persepsi siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran muatan lokal ekonomi syariah di SMPN 2 kota Tasikmalaya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Persepsi siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran muatan lokal ekonomi syariah di SMPN 2 kota Tasikmalaya"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

PERSEPSI SISWA TERH AD AP PELAK SAN AAN

PEM BELAJ AR AN M U ATAN LOK AL EK ONOM I SY AR IAH

DI SM PN 2 K OTA TASIK M ALAY A

Skripsi

ADE HUSNI MUBAROK

104015000572

JURUSAN P END ID IK AN ILM U PEN GETAHU AN SOSIAL

FAK ULTAS ILM U TARB IY AH D AN K EGURU AN

UNIVERSITAS ISLAM NEGER I (U IN)

SYAR IF H ID AY ATULLAH

JAK AR TA

1932 H/2011 M

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

(2)

DAF TAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN BAB II KAJIAN TEORI A. Persepsi B. Pembelajaran C. Kurikulum Muatan Lokal A.Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah... 5

C. Pembatasan Masalah ... 6

D.Perumusan Masalah... 6

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 7

1. Pengertian Persepsi... 8

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi... 9

3. Prinsip-Prinsip Persepsi... 10

4. Proses Terjadinya Persepsi... 10

1. Pengertian Pembelajaran... 11

2. Kegiatan Pembelajaran... 12

a. Perencanaan Pembelajaran ... 12

b. Pengorganisasian Strategi Pembelajaran... 14

c. Pelaksanaan Pembelajaran... 15

d. Evaluasi Pembelajaran... 17

1. Pengertian Kurikulum Muatan Lokal... 18

(3)

3. Tujuan Muatan Lokal... 20

4. Kedudukan Muatan Lokal... 20

5. Ruang Lingkup Kurikulum Muatan Lokal... 21

1. Pengertian Ekonomi Syariah... 22

2. Materi Pelajaran Muatan Lokal Ekonomi Syariah... 23

... 32

A. Waktu dan Tempat Penelitian... 35

B. Metode Penelitian... 35

C. Populasi dan Sampel... 36

D. Teknik Pengumpulan Data... 36

E. Teknik Analisa Data ... 39

A. Gambaran Umum SMPN 2 Kota Tasikmalaya... 41

B. Deskripsi Data... 46

C. Hasil Analisa Data... 59

A. Kesimpulan ... 62

B. Saran ... 62

... 64

... 66 D. Ekonomi Syariah

E. Kerangka Berfikir

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

(4)

DAF TAR TABEL

Perbedaan Sistem Ekonomi Syariah Dengan Sistem Ekonomi Lain ... 23

Perbedaan Bunga dan Bagi Hasil ... 30

Kisi-kisi Pedoman Observasi... 36

Kisi-kisi Pedoman Wawancara... 37

Kisi-kisi Instrumen Angket... 39

Daftar Jumlah Guru SMPN 2 Tasikmalaya ... 43

Jumlah Siswa,Rombel, Data Ruang Kelas dan Ruangan Lain... 44

Daftar Kebutuhan dan Alat Pembelajaran... 45

Tabel Angket 9... 46

Tabel Angket 10... 47

Tabel Angket 11... 47

Tabel Angket 12... 48

Tabel Angket 13... 49

Tabel Angket 14... 49

Tabel Angket 15... 50

Tabel Angket 16 ... 50

Tabel Angket 17... 51

Tabel Angket 18... 51

Tabel Angket 19... 52

Tabel Angket 20... 52

Tabel Angket 21... 53

Tabel Angket 22... 54

Tabel Angket 23... 54

Tabel Angket 24... 55

Tabel Angket 25... 55

Tabel Angket 26... 56

Tabel Angket 27... 56

Tabel Angket 28... 57

Deskripsi Data Skor Per Dimensi... 58

(5)

DAF TAR LAM P IR AN

Data Skoring Angket Siswa ... 67

Kuesioner Penelitian Siswa... 69

Kolom Uji Referensi... 71

Uji Validitas Angket... 74

Surat Pengajuan Proposal Skripsi... 76

Surat Permohonan Izin Penelitian... 77

Surat Izin Observasi... 78

Surat Bimbingan Skripsi... 79

(6)

BAB I

PEND AHULU AN

A

. Latar Belakang M asalah

Dalam lapangan intelektual terdapat sejumlah literatur yang terus bertambah tentang Islam, mengingat reformasi ekonomi dan reorganisasi merupakan isi penting dari kebangkitan Islam, sistem ekonomi Islam juga mendapatkan perhatian yang terus bertambah. Karena Islam merupakan pandangan hidup yang seimbang dan terpadu, didesain untuk mengantarkan kebahagiaan manusia lewat penegakan keharmonisan antara kebutuhan-kebutuhan moral dan materil manusia dan aktualisasi keadilan sosio-ekonomi dan persaudaraan dalam masyarakat.

“Islam adalah suatu sistem dan jalan hidup yang utuh terpadu ( .1 Ia memberikan panduan yang dinamis dan lugas terhadap semua aspek kehidupan, termasuk aspek lain yang berkaitan dengan mua’malah yang berhubungan dengan interaksi dan pola kehidupan antar sesama manusia. Sangatlah tidak konsisten jika kita menerapkan syariat Islam hanya dalam satu atau sebagian sisi saja dari kehidupan ini, karena tidak ada satu bidang pun yang luput dari perhatian Islam, termasuk bidang ekonomi tentunya.

Dalam kehidupan sehari-hari tidak akan lepas dari kegiatan ekonomi. Istilah ini sering kita kita temukan pada kehidupan, baik di rumah, di sekolah maupun dimasyarakat, semua orang sibuk dengan kesehariannya mencari berbagai

1

Syafi’i Muhammad I Antonio, , (Jakarta: Gema Insani, 2001), h. 1.

a

comprehensive way of life)”

(7)

kebutuhan hidupnya. Usaha yang mereka lakukan merupakan manifestasi atas perintah Allah SWT dalam hal mencari rezeki yang telah disediakan-Nya. Sebagaimana firman-Nya dalam surat Al-Qasash ayat 77.

Setelah menyadari pentingnya usaha dalam memenuhi kebutuhan, berarti setiap manusia memiliki kebebasan untuk melaksanakan berbagai aktivitas ekonomi sepanjang tidak ada ketentuan Allah SWT yang melarangnya. Dewasa ini kita mengenal dalam dunia perekonomian terdapat 2 macam bentuk ekonomi yang berkembang yaitu bentuk ekonomi konvensional (umum) yang biasa digunakan di bank umum, pasar uang, pasar modal/obligasi yang dipelajari disekolah-sekolah saat ini hanya berdasarkan pencarian laba semata. Sedangkan dalam ekonomi syariah berlandaskan Al-Qur’an, Hadits dan Qiyas/Ijma para ulama.

Seiring berkembangnya wacana ekonomi syariah sebagai sistem alternatif terhadap perekonomian yang ada, tidak lepas dari kekeliruan sejumlah premis ekonomi konvensional, terutama dalam masalah rasionalistis dan moralitas. Ilmu ekonomi konvensional tidak mempertimbangkan aspek nila dan moral dalam setiap aktivitas yang dilakukannya, dan tidak mampu menciptakan pemerataan secara lebih adil. Sehingga untuk memperbaiki keadaan tersebut tidak ada jalan lain kecuali dengan membangun dan mengembangkan sistem ekonomi yang memiliki nilai dan norma yang dapat dipertanggungjawabkan.

˘ ˇ ⁄ ¯ ( ¯ ˇ ( ¯ ł ˛ ( ˘ ł ˛ ˙ ( ¤ ˛ ˇ ˇ ¯ ł ł G/ # $ ø ?# ! # # # z # ? 7 ` $ #

¡ m & $

¡ m & ! # ) 7? $¡ # ß # ) ! # = t ¡ #

t $ u

! y

t u

“ $

u $

n t F $

u

s

y t t

u $

r u

! y

z | r

“ $

s

u

s

y | x $

F $ ' $ t $

r

J

o

y

w r

Y

7

R

˘

B

R 9

r

J 2

9

w r

9

{

b

w

ß

J 9

˙ —

¨

9

$!

[

(8)

Skala mikro di Indonesia sedang mengalami masalah ekonomi begitu berat, sebagai penyebabnya adalah pelaksanaan pembangunan ekonomi yang kurang konstitusional. Menurut UUD 1945, perekonomian disusun atas azas kekeluargaan dimana koperasi merupakan soko guru perekonomian bangsa, sementara aktivitas ekonomi yang berlangsung mengarah kepada ekonomi liberal yang cenderung menghalalkan semua cara, hal ini diperparah dengan pemberian kesempatan kepada para pengusaha dalam memanfaatkan kesempatan potensi ekonomi, padahal hal ini tidak dikehendaki oleh Allah SW T sebagaimana tercantum dalam QS. Al-Hasyr (59) ayat 7. “…

…”.

Ketidakmampuan sistem ekonomi yang ada dalam mensejahterakan bangsa secara adil dan merata, telah mendorong masyarakat untuk kembali ke dalam alternatif yaitu, mewujudkan sistem ekonomi yang sejalan dengan nilai-nilai agama, terutama dikalangan umat Islam yang merupakan mayoritas. Menegakan masyarakat muslim di atas akidah Islam bukan berarti memaksa orang-orang non-muslim agar melepaskan keyakinan mereka. Karena Al-Qur’an sendiri telah menegaskan soal penegasan ini.2

Salah satu faktor penting dalam menumbuhkan kegiatan ekonomi syariah adalah faktor sumber daya insani yang memiliki pengetahuan kesyariahan yang cukup, serta memiliki akhlakul-karimah yang tercermin dalam keamanahan,

ke-an (kejujurke-an), dke-an ke- -an (kecerdasan) dalam memanfaatkan setiap peluang dan kesempatan.

Pendidikan merupakan salah satu bidang yang dapat diurus oleh pemerintah daerah. Pada bidang ini, kenyataannya tidak serta-merta segala sesuatunya diurus oleh pemerintah daerah. Akan tetapi, dalam hal pengelolaan secara penuh segala sesuatunya dirancang secara bertahap seiring dengan kesiapan dan ketersediaan pemenuhan persyaratan yang dibutuhkan. Dengan demikian, otonomi daerah membawa konsekuensi logis pada otonomi pendidikan di daerah khususnya dalam hal reorientasi visi dan misi pendidikan. Sejumlah wewenang seperti penetapan

2

Qardhawi Yusuf, , (Solo: Era

Intermedia, 2003). h. 42

supaya harta itu jangan hanya

beredar diantara orang-orang kaya saja diantara kamu

shidiq- fathanah

(9)

kurikulum inti dan evaluasi berada ditangan pusat sedangkan kurikulum lokal dapat dilakukan di daerah bahkan di sekolah.

Desentralisasi pendidikan berarti pelimpahan kekuasaan dan wewenang lebih luas kepada daerah untuk membuat perencanaan dan pengambilan keputusan sendiri dalam bidang pendidikan, namun tetap mengacu kepada tujuan pendidikan nasional sebagai bagian dari upaya pencapaian tujuan itu, pembangunan nasional.3

Upaya pendidikan yang dilakukan dalam institusi formal maupun non-formal harus terus dilakukan dalam pelbagai macam jenjang pendidikan, seperti yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kota Tasikmalaya, Dinas Pendidikan, Musyawrah Guru Mata Pelajaran (MGMP) IPS Ekonomi SLTP bekerjasama dengan Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (PINBUK) dan i lainnya, mulai tahun ajaran 2003/2004 telah memberikan pelajaran ekonomi syariah sebagai muatan lokal di Tingkat SLTP Kota Tasikmalaya.

Menarik sekali upaya yang dilakukan Pemerintah Kota Tasikmalaya yang memberlakukan pendidikan ekonomi syariah sebagai muatan lokal. Hal tersebut tercermin dalam penyelenggaraan semiloka penerapan materi ekonomi syariah sebagai kurikulum muatan lokal (mulok) pada 17 juni 2003 lalu di Tasikmalaya. Upaya ini diharapkan mampu menjadi stimulus bagi daerah lain dalam upaya sosialisasi ekonomi syariah secara lebih dini, sekaligus sebagai upaya kongkrit dalam mengantisipasi tingginya kebutuhan SDM ekonomi syariah yang berkualitas. Mudah-mudahan terobosan ini menjadi sesuatu yang bermakna signifikan dalam membangun ekonomi syariah di Negara Republik Indonesia dan menghasilkan pendidikan yang optimal.

SMP Negeri 2 Tasikmalaya mulai menerapkan mulok ekonomi syariah sejak terbitnya surat keputusan (SK) Walikota Tasikmalaya tentang penerapan mulok ekonomi syariah. Di sekolah ini pelajaran ekonomi syariah sudah diterapkan dalam bentuk pelajaran tersendiri dengan waktu dua jam pelajaran perminggunya, untuk beberapa kompetensi dasar ada yang dibandingkan dengan pelajaran

3

Azyumardi Azra.

(Jakarta:Kompas, 2002). Cet 1 h. 7

output

(10)

ekonomi konvensional untuk membuat perbandingan. Model ini disebut dengan lintas kurikulum.

Metode yang digunakan dalam pembelajaran ekonomi syariah diantaranya metode ceramah, diskusi yang dibarengi dengan skema power point, metode role playing melalui simulasi pembagian kartu yang dibagikan kepada seluruh siswa yang berisi materi pembelajaran, setelah itu seluruh siswa dipanggil satu per satu untuk menjawab pertanyaan yang tertera pada kartu tersebut. Menyadari akan pentingnya peningkatan kualitas pendidikan, maka dalam rangka menyongsong otonomi pendidikan dalam kerangka otonomi daerah dibutuhkan serangkaian inovasi, diantaranya berupa: pengelolaan pendidikan berbasis sekolah, peran aktif masyarakat dibidang pendidikan, guru yang profesional dan siswa yang berkualitas.

Dari keterangan di atas penulis dapat menganalisa bahwa SMP Negeri 2 Tasikmalaya merupakan salah satu sekolah yang menerapkan muatan lokal ekonomi syariah. Untuk model pembelajarannya diterapkan model komparatif sehingga para siswa lebih mudah dalam memahami pelajaran ekonomi syariah. Namun apakah pelaksanaan pembelajaran muatan lokal yang dilaksanakan telah berjalan baik dan dapat mereka aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.

Berawal dari paparan di atas, penulis sangat tertarik untuk melihat dan mengetahui lebih jauh tentang bagaimana persepsi para siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran ekonomi syariah sebagai muatan lokal ditingkat SLTP yang ada dikawasan Tasikmalaya, khususnya SMPN 2 Kota Tasikmalaya. Untuk itulah maka penulis memilih topik pembahasan skripsi dengan judul

Dari uraian latar belakang masalah di atas dapat diasumsikan bahwa penting sekali untuk menerapkan muatan lokal ekonomi syariah melalui proses

B.

Identifikasi M asalah

Persepsi

Siswa Terhadap Pelaksanaan Pembelajaran Muatan Lokal konomi Syariah

(11)

pembelajaran yang sudah dilaksanakan di SMPN 2 Kota Tasikmalaya dengan menjadikan pelajaran ekonomi syariah sebagai muatan lokal.

Sebelum penulis membatasi masalah di atas kiranya dapat diidentifikasi beberapa masalah yang berkenaan dengan judul tersebut sebagai berikut:

a. Belum optimalnya sistem ekonomi yang ada dalam mensejahterakan bangsa secara adil dan merata, sistem ekonomi yang ada sekarang belum sepenuhnya sejalan dengan nilai-nilai agama Islam.

b. Belum banyak diketahui oleh kalangan akademis maupun non akademis adanya pelaksanaan pembelajaran muatan lokal ekonomi s di sekolah dilihat dari perencanaan pembelajaran, pengorganisasian strategi pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi pembelajarannya. c. Masih kurangnya upaya sosialisasi ekonomi syariah sebagai mata

pelajaran muatan lokal dalam dunia pendidikan.

d. Pelaksanaan pembelajaran muatan lokal ekonomi syariah belum begitu berkembang dalam dunia pendidikan padahal dilihat dari aspek Islam ekonomi syariah dipandang sebagai sistem ekonomi alternatif yang mudah-mudahan pada akhirnya akan menjadi satu-satunya sistem ekonomi yang dianut oleh kaum muslimin.

Masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini mengenai pelaksanaan pembelajaran muatan lokal ekonomi syariah belum begitu berkembang dalam dunia pendidikan. Masalah ini difokuskan pada persepsi siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran muatan lokal ekonomi syariah di SMPN 2 Kota Tasikmalaya.

Agar penelitian ini dapat mencapai tujuan yang di inginkan dan menghindari kesalahan data dalam penelitian maka diperlukan perumusan masalah yang akan diteliti. Maka tentunya akan meluas jika masalah tersebut secara keseluruhan dibahas dalam skripsi ini.

C

.

Pembatasan M asalah

(12)

Setelah membatasi permasalahan dan agar lebih terarahnya penelitian, maka rumusan masalahnya adalah bagaimanakah persepsi siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran muatan lokal ekonomi syariah di SMPN 2 Tasikmalaya?

1. Tujuan pelaksanaan penelitian ini untuk memperoleh gambaran tentang persepsi siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran muata lokal ekonomi syariah di SMPN 2 Tasikmalaya.

2. Manfaat penelitian ini adalah :

a. Secara Praktis sebagai salah satu informasi mengenai pelaksanaan pembelajaran muatan lokal ekonomi syariah pada tingkat pendidikan. b. Secara Teoritis untuk memperkaya literatur dalam bidang ilmu

pengetahuan sosial, terutama mengenai pelaksanaan pembelajaran muatan lokal ekonomi syariah.

(13)

BAB II

K AJIAN TEOR I

A

. Persepsi

1. Pengertian Persepsi

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, “persepsi adalah dengan 1) tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu atau bisa juga diartikan dengan serapan, 2) proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca indranya”.4

Sedangkan menurut Jalaludin Rakhman “persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada setimulus inderawi ”.5

Berdasarkan kedua pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa, persepsi dalam arti sempit adalah pengamatan, penglihatan, pengalaman atau bagaiamana cara seseorang melihat dan memahami sesuatu yang ada disekelilingya dengan menggunakan alat-alat indera. Sedangkan persepsi dalam arti luas adalah suatu proses atau aktivitas untuk kan, menginterpretasikan, mengartikan, menggabungkan, memfokuskan, dan yang terahkir menyimpulkan pola-pola stimulus yang diterima oleh alat-alat untuk dikembangkan sedemikian rupa sehingga kita dapat memahami, mengenali

4Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa,

(Jakarta:Balai

Pustaka,2002), Ed.3 Cet.2 h. 863

5

Jalaludin Rakhman, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2000),

cet. 15, h. 51

(sensory stimuli)

Kamus Besar Bahasa Indonesia,

(14)

dan mengartikan rangsangan yang terdapat di sekeliling kita, termasuk di dalamnya memahami dan mengenali diri kita sendiri.

Menurut Akyas Azhari menyatakan bahwa setidaknya terdapat enam faktor yang dapat menyebabkan terjadinya perbedaan-perbedaan persepsi, yaitu:

a. Perhatian, biasanya kita tidak menangkap seluruh rangsangan yang ada di sekitar kita secara sekaligus, tetapi kita memfokuskan perhatian pada satu atau dua objek saja.

b. Set, adalah harapan seseorang tentang rangsangan yang akan timbul. Misalnya, pada pertandingan sepak bola yang para pemainnya sudah bersiap terhadap satu set bahwa akan terdengar bunyi peluit disaat mereka harus menendang bola.

c. Kebutuhan, kebutuhan-kebutuhan sesaat maupun yang menetap pada diri seseorang mempengaruhi persepsi orang tersebut.

d. Sistem nilai yang berlaku dalam suatu masyarakat berpengaruh pula terhadap persepsi.

e. Ciri kepribadian juga mempengaruhi persepsi. Misalnya dan B bekerja disuatu kantor yang sama di bawah pengawasan satu orang atasan. A yang pemalu dan penakut mempersepsikan atasannya sebagai tokoh yang menakutkan dan perlu dijauhi, sedangkan B yang mempunyai lebih kepercayaan diri akan menganggap atasanya sebagai tokoh yang bisa diajak bergaul seperti orang biasa lainnya.

f. Gangguan kejiwaan dapat menimbulkan kesalahan persepsi disebut halusinasi.6

Dalam menentukan persepsi seseorang tidak terlepas dari pengaruh kondisi dalam diri orang tersebut, karena kondisi mempunyai pengaruh besar dalam diri seseorang dalam mempersepsikan sesuatu. Proses imanya rangsang (objek, kualitas, hubungan antar gejala, maup peristiwa) sampai rangsangan itu disadari dan dimengerti disebut persepsi. Karena persepsi bukan sekedar penginderaan, maka ada penulis yang menyatakan bahwa

persepsi sebagai (penafsiran pengalaman).

6

Akyas Azhari, , (Jakarta: teraju Mizan, 2004), Cet.

1, h. 108-109

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi

the interpretation of experience

(15)

3. Prinsip-Prinsip Persepsi

4. Proses Terjadinya Persepsi

Menurut Zikri N. Iska beberapa prinsip pengorganisasian persepsi adalah sebagai berikut :

a) Wujud dan Latar. Obyek-obyek yang diamati di sekitar kita selalu muncul sebagai wujud dengan hal-hal lainnya sebagi latar . Misalnya: jika kita mendengarkan lagu, maka suara penyanyinya akan tampil sebagai wujud dan iringan musik sebagai latar.

b) Pola pengelompokan. Kita sering mengelompokan sesuatu berdasarkan persepsi kita, sehingga bagaimana cara kita mengelompokan akan menentukan bagaimana kita mengamati sesuatu tersebut.7

Jadi, dengan adanya persepsi maka seseorang dapat memberikan pendapat atau penilaian tentang suatu objek yang menjadi perhatiannya. Dengan adanya persepsi maka baik dan buruknya seseorang atau suatu o dapat diketahui dengan jelas sesuai dengan kenyataan yang ada.

Dalam proses persepsi perlu adanya perhatian sebagai langkah persiapan dalam persepsi. Hal tersebut karena keadaan menunjukan bahwa individu tidak hanya dikenai oleh satu stimulus saja, tetapi individu dikenai berbagai macam stimulus yang ditimbulkan oleh keadaan sekitarnya.

Menurut Pareek proses terjadinya pandangan persepsi terbagi menjadi 5 (lima), yaitu:

a) Proses menerima rangsangan, menerima rangsangan atau data dari berbagai sumber. Kebanyakan data diterima melalui pancaindera. b) Proses menyeleksi rangsangan, setelah diterima rangsangan atau

data diseleksi. Rangsangan-rangsangan itu disaring dan diseleksi untuk diproses lebih lanjut.

c) Proses pengorganisasian, rangsangan yang diterima selanjutnya diorgganisasikan dalam bentuk pengelompokan.

d) Proses penafsiran, setelah rangsangan atau data diterima, sipenerima lalu menafsirkan data itu. Dikatakan bahwa telah terjadi persepsi setelah data iitu ditafsirkan. Pada dasarnya si memberikan arti pada berbagai data dan informasi yang diterima.

7

Zikri N. Iska, (Jakarta:Kizi

Brother’s 2006), Cet.1, h. 54-55

(figure) (ground)

(16)

e) Proses pengecekan, setelah data ditafsirkan, sipenerima mengambil beberapa tindakan untuk mengecek, artinya bahwa data-data atau kesan-kesan itu dapat dicek dengan menanyakan kepada orang lain mengenai persepsi mereka.8

Jadi dapat disimpulkan bahwa proses persepsi merupakan komponen pengamatan yang di dalam proses ini melibatkan pemahaman dan penginterpretasian sekaligus.

Kata pembelajaran berasal dari kata kerja belajar. ”Belajar mempunyai arti berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman”.9 Peristiwa belajar disertai dengan proses pembelajaran akan lebih terarah dan sistematik daripada belajar yang hanya semata-mata dari pengalaman dalam kehidupan sosial di masyarakat. Belajar dengan proses pembelajaran ada peran guru, bahan belajar, dan lingkungan kondusif yang sengaja diciptakan.

Pandangan mengenai konsep pembelajaran terus menerus mengalami perubahan dan perkembangan sesuai dengan perkembangan Tanda-tanda perkembangan tersebut, dapat kita amati berdasarkan pengertian-pengertian di bawah ini :

1. Pengajaran sama artinya dengan kegiatan mengajar. Kegiatan mengajar dilakukan oleh guru untuk menyampaikan pengetahuan kepada siswa. Dalam konsep ini, guru bertindak dan berperan aktif bahkan sangat menonjol dan bersifat menentukan segalanya. Pengajaran sama artinya dengan perbuatan mengajar;

2. Pengajaran merupakan interaksi mengajar dan belajar. Pengajaran berlangsung sebagai suatu proses saling pengaruh mempengaruhi dalam bentuk hubungan interaksi antara guru dan siswa. Guru bertindak sebagai pengajar, sedangkan siswa berperan sebagai yang melakukan perbuatan belajar. Guru dan siswa menunjukkan keaktifan yang seimbang sekalipunn peranannya berbeda mun terkait satu dengan yang lainnya;

8

Alex Sobur, (Bandung: Pustaka Setia, 2003), h. 451 9

Ismail, dkk., (Jakarta: Universitas Terbuka, 2000), h.113

B.

Pembelajaran

1. Pengertian Pembelajaran

Psikologi Umum,

(17)

3. Pengajaran sebagai suatu sistem. Pengertian pengajaran pada hakikatnya lebih luas dan bukan hanya sebagai suatu proses atau prosedur belaka. Pengajaran adalah suatu sistem yang luas, yang mengandung dan dilandasi oleh berbagai dimensi.1 0

Dari pengertian-pengertian yang telah dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu proses yang disengaja atau upaya yang dirancang oleh pendidik dengan tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan (kelas/sekolah) yang memungkinkan s melakukan kegiatan belajar serta terjadinya interaksi optimal antara guru dengan siswa serta antara siswa dengan siswa.

Jadi, pelaksanaan pembelajaran adalah operasionalisasi dari perencanaan pembelajaran, sehingga tidak lepas dari perencanaan pembelajaran yang sudah dibuat. Oleh karenanya dalam pelaksanaannya akan sangat tergantung pada bagaimana perencanaan pengajaran sebagai operasionalisasi dari sebuah kurikulum.

Perencanaan adalah penyusunan langkah-langkah yang akan dilakasanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Perencanaan tersebut dapat disusun berdasarkan kebutuhan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan keinginan pembuat perencanaan. Namun yang lebih utama adalah perencanaan yang dibuat harus dapat dilaksanakan dengan mudah dan tepat sasaran.

Kerangka perencanaan dan implementasi pengajaran melibatkan urutan langkah-langkah yang sangat penting bagi para guru dalam mempersiapkan pelaksanaan rencana pengajaran.

1) Pertama, para guru harus mampu mendiagnosa kebutuhan peserta didik, yang berkaitan dengan minat para individu, kebutuhan dan kemampuan mereka. Disamping itu juga guru harus menent bahan pelajaran yang dipilih dan diajarkan kepada peserta didik.

10

http://makalahkumakalahmu.wordpress.com/2008/10/27/pelaksanaan-

pembelajarandan-aplikasinya. Sabtu, 27 Februari 2010

(18)

2) Kedua, yaitu memilih isi dan menentukan sasaran. Sasaran pengajaranya, agar mereka mampu melakukan sesuatu sesuai dengan urutan pembelajaran, dalm hubungan ini para guru juga perlu mempertimbangkan adanya perbedaan individu yang terdapat dalam kelas tersebut selama mengajar

3) Ketiga merencanakan aktifitas siswa, dalam aktivitas ini yang paling penting adalah mengorganisasi keputusan-keputusan yang telah diambil, yaitu mengenai peserta didik secara individu dan teknik pembelajaran yang dibukukan dalam dokumen resmi, sehingga dapat digunakan untuk melanjutkan pembelajaran berikutnya.

4) Keempat merupakan aktivitas yang terakhir, yaitu perencanaan yang diputuskan kepada pengukuran, evaluasi dan penentuan tingkat. Aktivitas ini merupakan pengembangan perencanaan untuk mengadakan tes dan penyesuaian tentang penampilan peserta didik secara individual.1 1

“Dalam konteks pengajaran, perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan materi pelajaran, penggunaan media pengajaran, penggunaan pendekatan dan metode pengajaran, dan penilaian dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan”.1 2

Adapun isi perencanaan merujuk pada hal-hal yang akan direncanakan. Perencanaan pengajaran yang baik perlu memuat :

1) Tujuan apa yang diinginkan, atau bagaimana cara mengorganisasi aktivitas belajar dan layanan-layanan pendukungnya

2) Program dan layanan, atau bagaimana cara mengorganisasi aktivitas belajar dan layanan-layanan pendukungnya

3) Tenaga manusia, yakni mencakup cara-cara mengembangkan prestasi, spesialisasi, perilaku, kompetensi, maupun kepuasan mereka

4) Keuanagn, meliputi rencana pengeluaran dan rencana penerimaan 5) Bangunan fisik mencakup tentang cara-cara penggunaan pola

distribusi dan kaitannya dengan pengembangan psikologis

6) Struktur organisasi, maksudnya bagaimana cara mengorganisasi dan manajemen operasi dan pengawasan program dan aktivitas kependidikan yang direncanakan

7) Konteks sosial atau elemen-elemen lainnya yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan pengajaran.1 3

11

Abdul Majid, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya ), h. 93

12

Abdul Majid, h. 17 13 Abdul Majid,

h. 20 ,

,

(19)

Berdasarkan penjelasan di atas, maka perencanaan pengajaran memainkan peranan penting dalam memandu guru untuk melaksanakan tugas sebagai pendidik dalam melayani kebutuhan siswan Perencanaan pengajaran juga dimaksudkan sebagai langkah awal sebelum proses pembelajaran berlangsung.

Perencanaan Pembelajaran dikategorikan kedalam dua bentuk yaitu silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran. Unsur-unsur yang mesti ada dalam setiap perencanaan yaitu; Tujuan, materi, metode; sumber belajar dan penilaian hasil belajar.

Terdapat beberapa manfaat perencanaan pengajaran dalam proses belajar mengajar yakni;

a. Sebagai petunjuk arah dalam mencapai tujuan.

b. Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur yang terlibat dalam kegiatan.

c. Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik unsur guru maupun unsur murid.

d. Sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga setiap saat diketahui ketepatan dan kelambatan kerja.

e. Untuk bahan penyusunan data agar terjadi keseimbangan kerja. f. Untuk menghemat waktu, tenaga, ala-alat dan biaya.1 4

Dengan mengacu kepada berbagai sudut pandang tersebut, maka perencanaan pengajaran tersebut harus sesuai dengan konsep pendidikan dan pengajaran yang dianut dalam kurkulum. Penysunan program pengajaran sebagai sebuah proses, disiplin ilmu pengetahuan, realitas, sistem dan teknologi pembelajaran bertujuan agar pelaksanaan pengajaran berjalan dengan efektif dan efisien.

Dalam pelaksanaan pembelajaran muatan lokal ekonomi syariah yang ada di SMPN 2 Kota Tasikmalaya, pembahasan masalah pengorganisasian pembelajaran (urutan pembelajaran), Pada inti kajianya yaitu

14Abdul Majid,

h. 22

b. Pengorganisasian Pembelajaran

(20)

mendeskripsikan cara pengajaran terbalik Yaitu “siswa diajarkan empat strategi pemahaman diri spesifik yaitu perangkuman, pengajuan pertanyaan, pengklarifikasian (menjelaskan kembali) dan prediksi”.15

Setiap strategi yang dipilih adalah sebagai sarana untuk membantu siswa dalam membangun makna dari teks, juga sebagai alat pemantauan mereka membaca untuk memastikan bahwa mereka sebenarnya memahami apa yang dibaca.

Proses pembelajaran berlangsung dalam suasana tertentu yakni situasi belajar mengajar. Dalam situasi ini, terdapat faktor-faktor yang saling berhubungan yaitu; tujuan pembelajaran, siswa yang belajar, guru yang mengajar, bahan yang diajarkan, metode pembelajaran, a bantu mengajar, prosedur penilaian, dan situasi pengajaran.

Dalam proses pengajaran tersebut, semua faktor bergerak secara dinamis dalam suatu rangkaian yang terarah dalam rangka membawa para siswa/peserta didik untuk mencapai tujuan pengajaran. Pengajaran merupakan suatu pola yang didalamnya tersusun suatu prosedur yang direncanakan dan terarah serta bertujuan. Dalam istilah lain, kegiatan pembelajaran terdiri dari : tahap perencanaan, pelaksanaan/implementasi, dan evaluasi.

Sebagai perencana, guru hendaknya dapat mendiagnosa kebutuhan para siswa sebagai subjek belajar, merumuskan tujuan proses kegiatan pembelajaran dan menetapkan strategi pengajaran yang puh untuk merealisasikan tujuan yang telah dirumuskan.

”Sebagai pengimplementasi rencana pengajaran yang telah disusun, guru hendaknya mempertimbangkan situasi dan kondisi yang ada dan berusaha ”memoles” setiap situasi yang muncul menjadi situasi yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan

15

Trianto,

(Jakarta:Prestasi Pustaka Publisher, 2007), h. 96

(Reciprocal Teaching).

(21)

belajar mengajar. Semua itu memerlukan keterampilan profesional secara memadai”.1 6

Guru berperan sebagai komunikator, siswa sebagai komunikan, dan materi yang dikomunikasikan berisi pesan berupa ilmu pengetahuan. Dalam komunikasi banyak arah dalam pembelajaran, peran-peran tersebut bisa berubah, yaitu antara guru dengan siswa dan sebaliknya, serta antara siswa dengan siswa. Pola interaksi antara guru dengan siswa pada hakikatnya adalah hubungan antara dua pihak yang setara, yaitu interaksi antara dua manusia yang tengah mendewasakan diri, mesk yang satu telah ada pada tahap yang seharusnya lebih maju dalam aspek akal, moral, maupun emosional.

Landasan filsafat psikologi , pendidikan, ekonomi dan serta pesan-pesan dari kurikulum lainnya dari kurikulum tersebut akan sangat mempengaruhi warna perencana di samping untuk tingkatan pendidikan mana kurikulum tersebut dan model-model pengembangan perencanaan apa yang digunakan. Semua aspek tersebut akan tergambarkan dalam bagian Kegiatan Belajar Mengajar (K atau skenario pembelajaran. Memang secara umum ada langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran yang bisa berlaku umum dalam mbelajaran apapun untuk siapapun dan kapanpun. Guru membuka pelajaran, menjelaskan materi, murid menyimak kalau perlu bertanya, mengevaluasi dan menutup pelajaran. Tapi karena pelaksanaan pembelajaran itu tentu saja sangat spesifik dipengaruhi oleh berbagai hal, diantaranya :

1) Siapa yang belajar 2) Apa yang dipelajari 3) Dimana dia belajar

4) Pesan-pesan apa yang diamanatkan kurikulum 5) Siapa yang mengajarnya

16 Abdul Majid,

h. 91

(22)

Semua faktor-faktor di atas akan mempengaruhi pelaksanaan pembelajaran secara detail. Untuk menganalisis detail aksanaan pembelajaran harus diperhatikan :

1) Materi bahan ajar 2) Pola pembelajaran

3) Model desain instruksional/pembelajaran

Menurut bahasa kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris

yang berarti penilaian atau penaksiran. Sedangkan menurut istilah “evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan

suatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkam dengan tolok ukur untuk memperoleh kesimpulan”.1 7 Pendapat Wand dan Brown dalam buku evaluasi hasil belajar mengartikan “evaluasi sebagai suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nila i sesuatu”.1 8

Evaluasi telah memegang peranan penting dalam pendidikan antara lain memberi informasi yang dipakai sebagai dasar untuk :

1. Membuat kebijaksanaan dan keputusan 2. Menilai hasil yang dicapai para pelajar 3. Menilai kurikulum

4. Memberi kepercayaan-kepercayaan kepada sekolah 5. Memonitor dana yang telah diberikan

6. Memperbaiki materi dan program pendidikan.1 9

Jadi berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa evaluasi atau penilaian adalah sebuah proses sistematik untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan efisiensi suatu program. Jadi yang dinilai adalah programnya yaitu kegiatan yang telah direncanakan sebelumnya.

17

M. Chabib Thoha. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1994) . Cet, ke 2, h. 1

18Wayan Nurkancana dan PPN. Sunartama. (Surabaya:Usaha Nasional 1990) Cet ke 1, h. 11

19

Farida Yusuf Tayibnapis. (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000). Cetakan Pertama, h. 2

d. Evaluasi Pembelajaran

evaluation

Tekhnik Evaluasi Pendidikan.

Evaluasi Hasil Belajar.

(23)

Sedangkan aspek yang dinilai dari program tersebut adalah keberhasilan dan efisiensi pelaksanaan program.

Alat yang dapat digunakan untuk menilai keberhasilan mengajar adalah tes. Yang diukur tingkat penguasaan tes terhadap pokok bahasan atau sub pokok bahasan tertentu yang telah diajarkan. Tes dapat juga digunakan untuk mengetahui tingkat kesulitan belajar

tergantung dari tujuan tes tersebut.

Sejalan dengan pengertian di atas maka penilaian berfungsi sebagai : a) Alat ukur untuk mengetahui tercapai-tidaknya tujuan intruksional.

Dengan fungsi ini maka peniilaian harus mengacu kepada rumusan-rumusan tujuan intruksional.

b) Umpan balik bagi perbaikan proses belajar-mengajar. Perbaikan mungkin dilakukan dalam hal tujuan intruksional, kegiatan belajar siswa, strategi mengajar guru, dll.

c) Dasar dalam menyusun laporan kemajuan belajar siswa kepada para orang tuanya. Dalam laporan tersebut dikemukakan kemampuan dan kecakapan belajar siswa dalam berbagai bidang studi dalam bentuk nilai-nilai prestasi yang dicapainya.2 0

Keterkaitan antara tes, pengukuran dan penilaian. Peni ian hasil belajar baru dapat dilakukan dengan baik dan benar bila menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar yang menggunakan tes sebagai alat ukurnya. Kegunaan tes, pengukuran, dan penilaian dalam pendidikan antara lain untuk seleksi penempatan, diagnosa, remidial, umpan balik, memotivasi dan membimbing, perbaikan kurikulum dan program pendidikan serta pengembangan ilmu.

“Kurikulum dapat dipandang sebagai kurikulum tradisional dan kurikulum modern. Secara , kurikulum banyak dianut sampai sekarang. Secara , kurikulum mempunyai pengertian tidak hanya sebatas mata pelajaran ( ) tapi menyangkut

20

Nana Sudjana. (Bandung : P T Remaja Rosdakarya, 2005), h. 3

testee (diagnostic

test),

tradisional modern

courses

Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.

C

.

K urikulum M uatan Lokal

(24)

pengalaman-pengalaman di luar sekolah sebagai kegiatan pendidikan”.2 1

Jadi, kurikulum muatan lokal adalah “seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran yang ditetapkan oleh daerah sesuai dengan keadaan dan kebutuhan daerah masing-masing serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar”.2 2

Oleh karena itu mata pelajaran muatan lokal harus memuat karakteristik budaya lokal, keterampilan, nilai-nilai luhur budaya setempat dan mengangkat permasalahan sosial dan lingkungan yang pada akhirnya pu membekali siswa dengan keterampilan dasar sebagai bekal dalam kehidupan ( ), sehingga dapat menciptakan lapangan pekerjaan.

Yang menjadi landasan dalam muatan lokal ini adalah UUD dan Permendiknas. Adapun landasannya adalah sebagai berikut:

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 13 ayat 1 (f).

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 37 ayat (1) dan pasal 38 ayat (2). 3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005

tentang Standar Nasional Pendidikan.

4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Permendiknas Nomor 22 dan 23 Tahun 2006;

6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 6 Tahun 2007 tentang Perubahan Permendiknas Nomor 24 Taun 2006;

7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan;

8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian;

9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana Prasarana;

21

Abdullah Idi, , (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1999), Cet. Ke-1. h. 4

22 dalam E. Mulyasa, 1999: 5

life skill

Pengembangan Kurikulum “Teori dan Praktek”

Depdikbud

(25)

10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses.2 3

Secara umum muatan lokal bertujuan ”untuk memberikan bekal pengetahuan, keterampilan dan sikap hidup kepada peserta didik agar memiliki wawasan yang mantap tentang lingkungan dan masyarakat sesuai dengan nilai dan yang berlaku didaerahnya dan mendukung kelangsungan pembangunan daerah serta pembangunan nasional”.2 4

Lebih jelas lagi, bahwa secara khusus pengajaran muatan lokal agar peserta didik dapat:

1) Mengenal dan menjadi lebih akrab dengan lingkungan alam, sosial, dan budayanya

2) Memiliki bekal kemampuan dan keterampilan serta pengetahuan mengenai daerahnya yang berguna bagi dirinya maupun lingkungan masyarakat pada umumnya

3) Memiliki sikap dan perilaku yang selaras dengan nilai-nilai/aturan-aturan yang berlaku di daerahnya, serta melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai luhur budaya setempat dalam rangka menunjang pembangunan nasional

4) Menyadari lingkungan dan masalah-masalah yang ada di masyarakat serta dapat membantu mencari pemecahannya

Mengacu pada struktur kurikulum dalam standar isi, alokasi waktu untuk mata pelajaran muatan lokal di setiap jenjang pendidikan hampir sama 2 (dua) jam pelajaran, hanya berbeda waktunya untuk masing-masing jenjang. Hal tersebut dapat dipahami sebagai berikut.2 5:

1. Jenjang Pendidikan Dasar

a) SD/MI/SDLB, masing-masing 2 jam pelajaran per minggu (1 jam pelajaran = 35 menit)

23Moh. Uzer Usman, , (Bandung: Remaja Rosda Karya,1990),

Cet. II. h. 146

24

E E. Mulyasa, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006) h. 274

25 E. Mulyasa,

h. 275

c. Tujuan Kurikulum Muatan Lokal

d. Kedudukan Kurikulum Muatan Lokal

Menjadi Guru Profesional

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan,

(26)

b) SMP/MTs/SMPLB, masing-masing 2 jam pelajaran per minggu (1 jam pelajaran = 40 menit)

2. Jenjang Pendidikan Menengah

a) SMA/MA/SMALB, masing-masing 2 jam pelajaran per minggu (1 jam pelajaran = 45 menit)

b) SMK/MAK, masing-masiung 2 jam pelajaran per minggu (1 jam pelajaran 45 menit dari durasi waktu 192 jam)

Memahami susunan program di atas, nampak bahwa muatan l pada jenjang pendidikan dasar dan menengah merupakan mata pelajaran yang wajib diberikan kepada peserta didik di setiap tingkat kelas. Adapun mengenai isi dan pengembangannya merupakan kewenangan satuan pendidikan dan daerah masing-masing.

1. Lingkup Keadaan dan Kebutuhan Daerah

Keadaan daerah adalah segala sesuatu yang terdapat didaerah tertentu yang pada dasarnya berkaitan dengan lingkungan alam, lingkungan sosial ekonomi, dan lingkungan sosial budaya. Kebutuha daerah adalah segala sesuatu yang diperlukan oleh masyarakat suatu daerah, khususnya untuk kelangsungan hidup dan peningkatan taraf kehidupan masyarakat tersebut, yang disesuaikan dengan arah perkembangan daerah serta potensi daerah yang bersangkutan.

(27)

karakter, kewirausahaan, kepariwisataan, dan konservasi (menjaga, memelihara, dan memanfaatkan) flora/fauna.

Pemberlakuan KTSP membawa implikasi bagi sekolah dalam melaksanakan KBM sejumlah mata pelajaran, dimana hampir semua mata pelajaran sudah memiliki Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk masing-masing pelajaran. Pengembangan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk mata pelajaran muatan lokal bukanlah pekerjaan yang mudah, oleh karena itu perlu dipersiapkan berbagai hal untuk dapat mengembangkan mata pelajaran muatan lokal. Pengembangan kurikulum muatan lokal di setiap daerah dan wilayah pada dasarnya dilakukan oleh Kepala Dinas Pendidikan tiap provinsi, dan Kepala Dinas pendidikan tiap kota dan kabupaten.

Ekonomi Islam yang dalam konteks ke-Indonesiaan dikenal dengan

istilah ekonomi syariah.

Kata ekonomi dalam bahasa Yunani berasal dari kata yang terdiri dari dua kata, yaitu yang berarti rumah dan yang berarti aturan. Jadi secara etimologi ekonomi dapat diartikan sebagai aturan rumah tangga, atau yang lebih jelas lagi ekonomi adalah ”aturan-aturan untuk menyelengggarakan kebutuhan hidup manusia dalam rumah tangga, baik dalam rumah tangga rakyat ( ) maupun dalam rumah tangga negara ( )”.2 6 Sehingga ekonomi Islam dapat didefinisikan sebagai ”ilmu yang mempelajari prilaku muslim (yang beriman) dalam suatu masyarakat Islam yang mengikuti Al-Qur’an, hadits Nabi Muhammad, ijma dan qiyas”.2 7

26Abdullah Zakiy al

-Kaf, (Bandung: Pustaka Setia,

2002), h.18-19

27

M.M Metwally, , (Jakarta: Bangkit Daya Insani1995),

Cet 1. h. 1

D

.

Ekonomi Syariah

1. Pengertian Ekonomi Syariah

oikonomeia

oicos nomos

volkshisshouding

staatshishouding

Ekonomi Dalam Perspektif Islam,

(28)

Definisi lain juga disampaikan oleh M. Umar Chapra, menurutnya ilmu ekonomi Islam dapat didefinisikan sebagai ”cabang ilmu pengetahuan yang membantu mewujudkan kesejahteraan manusia melalui alokasi dan distribusi sumber- sumber daya yang langka yang sesuai dengan

2 8

Dalam beberapa hal, bank konvensional dan bank syariah memiliki persamaan, terutama dalam sisi teknis penerimaan uang, mekanisme transfer, teknologi komputer yang digunakan, syarat-syarat umum memperoleh pembiayaan seperti KTP, NPWP, proposal, laporan keuangan, dan sebagainya. Terdapat perbedaan mendasar diantara keduanya. Perbedaan itu menyangkut aspek legal, struktur organisasi, usaha yang dibiayai, dan lingkungan kerja.

Perbedaan sistem ekonomi ekonomi syariah dengan sistem ekonomi lain adalah sebagai berikut :2 9

Tabel 1

1

2 8

Suroso Imam Zadjuli, ,

(Yogyakarta: P3EI FEUII, 1992), h. 38

29

Muhammad Syafi’I Antonio, (Jakarta: Gema Insani, 2001), h. 73

maqasid”.

“Berbagai Aspek Ekonomi Islam”, Prinsip-prinsip Ekonomi Islam

Bank Syariah dari Teori ke Praktek, 2. Materi Pelajaran Muatan Lokal Ekonomi Syariah Kelas IX

1. Membandingkan sistem ekonomi Islam dengan ekonomi lain (kapitalis dan sosialis).

No Uraian Bank Konvensional Bank Syariah

Landasan Operasional

Prinsip materialism (bebas nilai) Komoditi yang diperdagangkan adalah uang Instrumen

imbalanterhadap pemilik uang ditetapkan di

Prinsip Syariah (tidak bebas nilai) Uang hanya sebagai alat tukar Dilarang

menggunakan system bunga M emakai cara bagi hasil dari

(29)

M uka

menggunakan bunga

atas transaksi riil

Peran dan Fungsi Bank Sebagai penghimpun danamasyarakat dan meminjamkan

kembali ke

masyarakat dalam

bentuk kredit

dengan imbalan

bunga

Sebagai penyedia jasa pembayaran M enerapkan hubungan debitur

kreditur antara

bank dengan

nasabah Sebagai penerima dana titipan nasabah Sebagai manager investasi Sebagai investor Sebagai penyedia jasa pembayaran sela tidak bertentangan dengan syariah Sebagai pengelola dana kebajikan, ZIS M enerapkan hubungan kemitraan (investor timbale balik pengelola investasi)

Resiko Usaha Resiko bank tidak ada

kaitannya dengan

resiko debitur dan

sebaliknya

Antara pendapatan

bunga dengan beban bunga dimungkinkan terjadi selisih negative

Dihadapi bersama antara bank dan nasabah

Tidak mengenal negative

spread (selisih negatif)

Sistem Pengaw asan

Tidak adanya nilai-nilai religius yang mendasari

operasional sehingga aspek moralitas sering kali dilanggar

Ada Dew an Pengaw as Syariah, sehingga operasional bank syariah tidak menyimpang dari syariah 2 -3 4

a. Definisi Riba

”Riba secara bahasa bermakna: ( tambahan). Dalam pengertian lain, secara linguistik, riba juga berarti tumbuh dan 2. Menganalisa Permasalahan Riba

(30)

membesar. Adapun menurut istilah teknis, riba berarti penganmbilan tambahan dari harta pokok atau modal secara batil”.3 0

b. Macam-Macam Riba

”Secara garis besar, riba dikelompokan menjadi dua. Masing-masing adalah riba utang-piutang dan riba jual beli. Kelompok pertama terbagi lagi menjadi dan Adapun kelompok kedua, riba jual beli, terbagi menjadi dan ”3 1 c. Larangan Riba dalam Al-Qur’an

Tahap pertama, menolak anggapan bahwa pinjaman riba yang pada zahir-nya seolah-olah menolong mereka yang memerlukan sebagai suatu perbuatan mendekati atau taqarrub kepada Alllah SWT.

??

Tahap kedua, riba digambarkan sebagai suatu yang buruk. Allah SWT mengancam akan memberi balasan yang keras kepada orang yahudi yang memakan riba.

30

Muhammad Syafi’I Antonio, H. 37 31 Muhammad Syafi’I Antonio,

H. 41 riba qardh riba jahiliyyah.

riba fadhl riba nasi’ah .

Artinya : Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berika agar dia bertambah pada harta manusia, Maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. dan apa yang kamu berikan berupa zakat yan kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, Maka (yang berbuat demikian) Itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya). (Ar-Ruum: 39)

Bank Syariah dari Teori ke Praktek…. Bank Syariah dari Teori ke Praktek….

t u s u

( u z

u r $ s ( t y « $

! t u

s u 4 x y

t u

« $

y fl s ’ s

t $ s z $ ( y o y nt t s m | u t y « $ x r u

( 4 t $

s u (

Br

O

‘ B

q

9

A ”qB

Z9

x

q

Y

Br

O

‘ B

oq.

c

r

m r

7 · »9r

Nd

b q

J 9

˙ ¨

O=

‘ B

œ

r

d

YB

Nk =

»

=

Nl ;

Nd

r

@

.

˙ ˚ˇ¨

Nd

r

q 9

%r

qkX

F ?# $/ # / ß & ¤ $ # ø # / ª ! # $ F ?# ? _ ! # ’ ø Ł # 6ø # # $ $ m ª M 7

M m &

` / ª 6 ! # # W { & # / # # ˇ i

\ ˝h

ˇ j ˛ ł ˜ ¤ ˇ ( ˇ i ; Ł ˝ Ø ª Ł ˇ ł

5 ø ˛

ˇi

ˇ '

ł §

˝

B ˝h

fl ˇ Ø

ˇ ˇd ˛

¨ ˛

Z ˇ

ª ˇ

h

(31)

˛ ˛ ł ł ˜ ¤ ¨ ˇ ł ˛ 4 ˇ ø ˇ ˇ „ V ˇ ˇ ' ª Ł ø h Z Z ( ¤ “ ˛ ł Ł ˇ' ª fi ¯ ˇ h ˛ ˇ ˇ ˛ ' Ł ł ø 5 ˛ ˇ i

mZ

Ng=. r

A ”qB

Z9

@ » 9

R

r

ß

»3 =9

Nk] B

J 9

˙ ˚ˇ˚¨

g »

œ

qYB

w

q=2

q 9

»

p

» B

q) r

N3 = 9

b q =

˙ ˚

¨

g »

œ

qZB

q)

r

r

B

+

‘ B

q 9

b

O Z.

ß ZBsB

˙ ¸—¨

b

N9

q=

qR

‘ B

t r u t u r

$

t $

t t r u t s

x t

r

y r fl t

$

( t u

( s

( # t $

y r

x y

( $ u

' $

y s

t

y r fl t

$

( t u

( $

' $

( s u

t

u t

z

(# t $

t

s

( y s

( s s

y z « $ ª & & ¤ $ # 7 $/

$ Gª &

$/ # ª $ & $ ’ # # # # ’ ? # / #

$ Ł˚ & Ł # ?# ! # Ł s ? $ ’ # # # # ?# ! # # $ / # / # ) F *ø # Ł ? # ’ ø

> s / ! #

Tahap ketiga, riba diharamkan dengan dikaitkan kepada suatu tambahan yang berlipat ganda . para ahli tafsir berpendapat bahwa pengambilan bunga dengan tingkat yang cukup tinggi merupakan fenomena yang banyak dipraktikkan pada masa tersebut. lah berfirman,

Tahap terakhir, Allah SWT dengan jelas dan tegas dengan mmengharamkan apapun jenis tambahan yang diambil dari Ini adalah ayat terakhir yang diturunkan menyangkut riba.

?

Artinya : Maka disebabkan kezaliman orang-orang Yahudi, kami haramkan atas (memakan makanan) yang baik-baik (yang dahulunya) dihalalkan bagi mereka, dan Karena mereka banyak mengh i (manusia) dari jalan Allah, Dan disebabkan mereka memakan riba, padahal Sesungguhnya mereka Telah dilarang daripadanya, dan Karena mereka memakan harta benda orang dengan jalan yang batil. kami Telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir di antara mereka itu siksa yang pedih. (An-Nisa: 160-161)

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan. (Ali Imran: 130)

%!

(32)

q

r

b r

O

N6

=

r

N6

9”qB

w

c

qJ =

w r

c

qJ =

˙ ¸—

¨

ˇ ˛ ( ˛ Ł ˇ ł ˛ Ł

&!

) F6? ø ¤ & ? ? u u u ns u r s u n

”Definisi uang secara bahasa yaitu nuqud, yang bermakna kontan atau kebalikan dari tangguh atau ditangguhkan. Kata nuqud tidak terdapat dalam Al-Qur’an dan hadits, karena bangsa Arab umumnya tidak menggunakan kata nuqud untuk menunjukan harga”.3 2

Mereka menggunakan kata dinar untuk menunjukan mata uang yang terbuat dari emas, kata dirham untuk menunjukan alat tukar yang terbuat dari perak. Mereka juga menggunakan kata wariq untuk menunjukan dirham perak, kata Al-a’in untuk menunjukan dinar emas, sedang fulus (uang tembaga) adalah alat tukar tambahan yang digunakan untuk membeki barang-barang murah.

Sedangkan konsep Islam dalam fungsi uang hanya mengenal dua fungsi saja, yaitu :

1. Sebagai alat pertukaran, uang adalah alat tukar yang digunakan setiap individu untuk pertukaran komoditas dan harga.

2. Sebagai standar ukuran harga atau satuan unit hitungan, uang adalah standar ukuran harga, yakni media pengukur nilai harga komoditi dan jasa dan perbandingan harga setiap komoditas dengan komoditas lainnya.

32

Tim MGMP Ekonomi-Pinbuk-Pemkot Tasikmalaya,

Cet 1, h. 1

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), Maka Ketahuilah, bahwa Allah dan rasul-Nya akan memerangimu. dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), Maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya. (Al-Baqarah 278-279)

Ekonomi Syariah Untuk SMP/MTs

Keelas VII.

(33)

4. Mengidentifikasi Produk Lembaga Keuangan syariah

Bank syariah yaitu lembaga keuangan/perbankan yang operasional dan produknya dikembangkan berdasarkan pada Al-Qur’an dan Hadits, dengan kata lain Bank Islam adalah lembaga keuangnan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasionalnya disesuaikan dengan prinsip syariat Islam.

Prinsip lembaga keuangan syariah adalah melakukan kegiatan muamalah yaitu yang menyangkut aspek ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup. Prinsip operasional syariah (prinsip fiqh muamalah) yang diterapkan dalam produk lembaga keuangan syariah

meliputi :

a Wadiah (Titipan)

Wadi’ah adalah titipan murni dari satu pihak kepada pihak lain, baik individu maupun badan hukum, yang haru dijaga dan dikembalikan kapan saja sipenitip menghendakinya.

Wadi’ah terbagi kedalam dua macam, yaitu, Wadi’ah Yad Dhamanah dan Wadi’ah Yad Amanah.

b Mudharabah

Al-Mudharabah adalah suatu akad kerjasama untuk melaksanakan suatu usaha antara dua pihak, yaitu pihak penyedia modal/dana (Shohibul maal) dan pihak yang mengelola usaha (Mudharib). Mudharabah terbagi dua macam, yaitu Mudharabah Mutlaqah, dan Mudharabah Muqayyadah.

c Jual Beli (Ba’i)

”Jual beli dalam istilah fiqh disebut dengan yang berarti menjual, mengganti dan menukar sesuatu dengan sesuatu yang lain.lafal dalam bahasa arab terkadang digunakan untuk penegertian lawannya, yakni kata (beli). Dengan

al-bai’

al-ba’

(34)

demikian, kata berarti jual, tetapi sekaligus juga berarti beli”.3 3

Dan pada prinsip operasional syariah yang diterapkan dalam produk penghimpunan dan penyaluran dana masyarakat, meliputi :

Prinsip pertama adalah Murabahah, prinsip ini umumnya ditetapkan dalam pengadaan barang investasi.

Prinsip kedua adalah salam, salam adalah pembelian barang yang barangnya dikirim belakangan sedangkan pembayarannya telah diberikan dimuka.

Prinsip ketiga adalah Istishna, adalah prinsip yang hampir sama dengan salam, namun dalam istishna pembayaran dapat dimuka, dicicil atau dibelakang.

d Sewa Beli

Adalah akad sewa menyewa antara bmt dengan nasabah dimana nasabah diberi kesempatan untuk membeli obyek sewa pada akhir akad atau dalam dunia usaha dikenal dengan ’ ’.

e Kerjasama

Prinsip kerjasama yang pertama adalah Musyarakah, adalah usaha patungan antara dua pihak atau lebih pemilik modal untuk membiayai suatu jenis usaha yang halal dan produktif.

Prinsip kerjasama yang kedua adalah Mudharabah, yaitu kerjasama antara bank dengan mudharib (nasabah) yang mempunyai keahlian atau keterampilan untuk mengelola usaha.

Islam mendorong praktek bagi hasil serta mengharamkan iba. Keduanya sama-sama memberi keuntungan bagi pemilik dana, namun keduanya mempunyai perbedaan yang sangat nyata. Perbedaan itu dapat dijelaskan dalam tabel berikut :3 4

33

Nasrun Haroen, (Jakarta : Gaya Media Pratama, 2000), h. 111

34 Muhammad Syafi’i Antonio,

h. 61 al-bai’

Leasing

Fiqh Muamalah,

(35)

Tabel 2

Perbedaan Bunga dan bagi Hasil

Penentuan bunga dibuat pada waktu akad dengan asumsi harus selalu untung

Besarnya presentase berdasarkan pada jumlah uang (modal) yang dipinjamkan.

Pembayaran bunga tetap seperti yang dijanjikan tanpa pertimbangan apakah proyek yang dijalankan oleh nasabah untung atau rugi

Jumlah pembayaran bunga tidak meningkat sekalipun jumlah keuntungan berlipat atau keadaan ekonomi sedang ”booming”

Eksistensi bunga diragukan (kalau tidak dikecam) oleh semua agama, termasuk Islam

Secara umum, kegiatan utama lembaga keuangan bukan bank adalah menghimpun dana masyarakat dan menyalurkannyakembali kepada masyarakat. Bedanya dengan bank, lembaga keuangan bukan bank tidak menghimpun dana secara langsung dari masyarakat berupa simpanan seperti tabungan, giro dan deposito.

Diantara jenis lembaga keuangan bukan bank adalah : a. Asuransi Syariah

Pengertian asuransi menurut Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia yaitu ”usaha saling melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah orang/pihak melalui investasi dalam uk aset dan

Bunga

6. Mendeskripsikan Produk Lembaga Keuangan Bukan Bank

Bagi Hasil

Penetuan besarnya rasio/ nisbah bagi hasil dibuat pada w aktu akad

dengan berpedoman pada

kemungkinan untung rugi

Besarnya rasio bagi hasil

berdasarkan pada jumlah

keunt ungan yang diperoleh

Bagi hasil bergantung pada

keunt ungan proyek yang

dijalankan. Bila usaha merugi, kerugian akan ditanggung bersama oleh kedua belah pihak.

Jumlah pembagian laba meningkat sesuai dengan jumlah peningkatan jumlah pendapatan.

Tidak ada yang meragukan

(36)

atau tabarru’ yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan syariah”.3 5

Secara umum, terutama ditinjau dari segi pertanggungan (obyek yang dipertanggungkan), asuransi dikelompokan menjadi asuransi jiwa biasa dikenal dengan sebutan ta’min al-asykhash (orang), dan asuransi kerugian/general diistilahkan dengan sebutan min al-adharar.

b. Pegadaian Syariah

Dalam ekonomi Islam gadai lebih dikenal dengan istilah Secara harfiah, rahn berarti dan yaitu tetap dan lestari.

Sedangkan Rahn menurut syara’ adalah menahan sesuatu dengan cara yang dibenarkan yang memungkinkan untuk ditarik kembali, yang menurut etimologi berarti tetap, kekal dan jaminan.

”Fungsi rahn adalah pemberi utang, kreditor tapi, hanya berfungsi sebagai jam inan utang dari orang yang berhutang”.3 6

c. Koperasi Jasa Keuangan Syariah

Yaitu koperasi yang kegiatan usahanya bergerak dibidang pembiayaan, investasi, dan simpanan sesuai pola hasil (syariah).

Selain istilah koperasi jasa keuangan syariah, dimasyarakat umum nama yang lebih populer adalah BMT. Yaitu suatu badan yang bertugas mengumpulkan, mengelola, serta menyalurkan zakat, infaq, dan shadaqoh. Sedangkan Baitut Tamwil adalah suatu lembaga yang bertugas menghimpun, serta mengelola serta menyalurkan dana untuk suatu tujuan keuntungan dengan bagi hasil, jual beli, maupun sewa.

35

Tim MGMP Ekonomi Syariah, Pinbuk, Pemkot Tasikmalaya, h. 31 36 Sutan Remi Syahdeini,

(Jakarta: PT Temprint, 1999) h. 76

Rah.

tsubut dawam

(37)

E

. K erangka Berfikir

Pendidikan merupakan kegiatan antar manusia, yang dilakukan untuk membimbing, mengarahkan, latihan, kepada peserta didik untuk mengembangkan kepribadian, bakat, kemampuan yang kemudian diaplikasikan dalam interaksi sosial dimana di dalamnya terjadi suatu kegiatan sosial yang saling membutuhkan satu sama lainnya.

Proses pembelajaran berlangsung dalam suasana tertentu yakni situasi belajar mengajar. Dalm situasi ini, terdapat faktor-faktor yang saling berhubungan yaitu ; tujuan pembelajaran, siswa yang belajar, guru yang mengajar, bahan yang diajarkan, metode pembelajaran, alat bantu mengajar, prosedur penilaian, dan situasi pengajaran.

Dalam proses pengajaran tersebut, semua faktor bergerak secara dinamis dalam suatu rangkaian yang terarah dalam rangka membawa para siswa/peserta didik untuk mencapai tujuan pengajaran. Pengajaran merupakan suatu pola yang didalamnya tersusun suatu prosedur yang direncanakan dan terarah serta bertujuan. Dalam istilah lain, kegiatan pembelajaran terdiri dari: tahap perencanaan, pelaksanaan/implementasi, dan evaluasi.

Pembelajaran adalah suatu usaha untuk mencapai tujuan pa kemampuan tertentu, atau usaha untuk menciptakan situasi belajara mengajar, sehingga yang belajar memperoleh atau meningkatkan kemampuan.

“Pelaksanaan muatan lokal dimaksudkan untuk pengembangan sumber daya manusia yang terdapat di daerah setempat dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pembangunan daerah sekaligus untuk mencegah terjadinya depopulasi daerah itu dari tenaga produktif”.3 7 Dalam kehidupan bermasyarakat tentunya tak lepas dari ajaran agama yang dipelajari, namun untuk mengaplikasikannya perlu adanya pendidikan khusus yang konsen dalam masalah tersebut. Wacana ekonomi syariah yang sedang berkembang saat ini, yang merupakan alternatif dari kegagalan ekonomi konvensional, dan

37

Abdullah Idi, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1999) h. 180

(38)

untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang kompeten, maka i dunia pendidikanlah masalah ini akan dipelajari.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang pemerintah daerah menegenai kewenangan pengaturan dibidang pendidikan telah diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten/Kota, di luar yang masih menjadi kewenangan itu dan pemahaman kita bersama tentang pelaksanaan undang-undang tersebut maka kurikulum yang merupakan salah satu substansi pendidikan, perlu dikembangkan sesuai dengan kebutuhan siswa, keadaan sekolah, dan kondisi daerah itu sendiri, yang kemudian dikenal sebagai kurikulum bermuatan lokal.

Seiring dengan adanya otonomi daerah, maka otonomi daerah sendiri membawa konsekuensi logis pada otonomi pendidikan di daerah, khususnya dalam hal reorientasi visi dan misi pendidikan dalam hal pengelolaan secara penuh segala sesuatunya dirancang secara bertahap seir dengan kesiapan dan ketersediaan pemenuhan persyaratan yang dibutuhkan.

Pemerintah Kota Tasikmalaya, termasuk Dinas Pendidikan, Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) IPS Ekonomi SLTP bekerjasama dengan Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (PINBUK) dan institusi lainnya, mulai tahun ajaran 2003/2004, telah memberikan pelajaran ekonomi syariah di Tingkat SLTP diseluruh Kota Tasikmalaya. Hal ini dilakukan untuk menjawab kebutuhan daerah dengan potensi yang ada, sekaligus sebagai upaya kongkrit didalam mengantisipasi tingginya akan kebutuhan SDM ekonomi syariah yang berkualitas. Dengan adanya penelitian ini diharapkan mampu menjadi sesuatu yang bermakna serta signifikan dalam membangun ekonomi syariah di Negara Republik Indonesia dan menghasilkan pendidikan yang optimal.

Pelaksanaan pembelajaran adalah operasionalisasi dari perencanaan pembelajaran, sehingga tidak lepas dari perencanaan pengajaran/pembelajaran yang sudah dibuat. Oleh karenanya dalam pelaksanaannya akan sangat tergantung pada bagaimana perencanaan pengajaran sebagai operasionalisasi dari sebuah kurikulum.

(39)

Saat ini, berbagai jenjang pendidikan mulai dari sekolah menengah sampai tingkat universitas pendidikan ekonomi Islam mulai diterapkan. Sehingga para peserta didik diharapakan mampu mempunyai pengetahuan yang tinggi tentang ekonomi Islam, dalam rangka mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. “Agar para siswa juga dapat hidup dimasyarakat dengan baik, dapat memecahkan masalah-masalah pribadi maupun masalah-masalah sosial, maka mereka perlu dibekali dengan

, bahkan bagaimana bertindak ”.3 8

38

Sapriya. (Bandung:PT. Remaja Rosda Karya 2009) Cet 1. h, 3

knowledge, skills, attitudes and

values (action)

(40)

BAB III

M ETODOLO GI P ENELITIAN

A

. Waktu dan Tempat Penelitian

B.

M etode Penelitian

Penelitian ini dimulai dari tanggal 28 Januari 2009 sampai 20 Mei 2009. Adapun sekolah yang di jadikan sebagai objek penelitian oleh penulis adalah SMP Negeri 2 Kota Tasikmalaya, karena menurut informasi sekolah ini sudah menerapkan mata pelajaran muatan lokal ekonomi syariah lebih awal yaitu sejak tahun 2003/2004, dan sekaligus sekolah ini dapat dikatakan sebagai pelopor penerapan mata pelajaran muatan lokal ekonomi syariah di Tasikmalaya.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif adalah “ metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya”.3 9 Penelitian deskriptif juga merupakan penelitian di mana pengumpulan data untuk mengetes pertanyaan penelitian atau hipotesis yang berkaitan dengan keadaan dan kejadian sekarang.

Penelitian deskriptif ini bersifat eksploratif yang bertujuan menggambarkan keadaan/status fenomena. Juga merupakan penelitian kualitatif yaitu untuk

39

Sukardi, (Jakarta:Bumi

Aksara) h. 157

(41)

mengetahui persepsi siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran muatan lokal ekonomi syariah di SMPN 2 Kota Tasikmalaya.

a. Populasi

Populasi menurut Babbie (1983) adalah ”elemen penting yang hidup dan tinggal bersama-sama dan secara teoritis menjadi target hasil penelitian”.4 0 Data penelitian yang menjadi populasi target adalah seluruh siswa SMPN 2 Kota Tasikmalaya. Dari populasi target tersebut, yang menjadi populasi terjangkau adalah siswa kelas IX yang berjumlah 150 orang.

b. Sampel

”Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”.4 1 Dari jumlah populasi terjangkau tersebut diambil sampel sebanyak 15% atau kurang lebih 60 orang. Penarikan sampel ini didasarkan pada pendapat Suharsimi yang mengatakan bahwa ”populasi melebihi 100 orang maka sampel dapat diambil 10-15% atau 20-25%”.4 2 Adapun teknik pengambilan sampel dilakukan dengan teknik acak sederhana ( ), dimana semua individu dalam populasi diberi kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel.

Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa instrumen penelitian antara lain:

a. Observasi

Observasi adalah “Pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala yang diteliti”.4 3 Observasi ini dilakukan untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai kondisi objek yang sedang diteliti.

Tabel : 1

40

Sukardi, h. 53

41 Suharsimi Arikunto, , (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), Ed. Revisi, Cet. ke-11, h. 117

42

Suharsimi Arikunto, …., h. 120 43

Husaimi Usman, , (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), Cet.

Ke-3, hl. 54.

C

.

Populasi dan Sampel

D

.

Teknik Pengumpulan Data

Simple Random Sampling

Metodologi Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan Praktiknya… Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek

(42)

Kisi-kisi Pedoman Observasi

Kegiatan guru dalam proses belajar mengajar

1. Proses pelaksanaan pembelajaran

2. Faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan pembelajaran

b. Wawancara

Wawancara tersebut dilakukan kepada responden yang terkait dengan masalah yang akan diteliti. Dalam hal ini penulis mengadakan wawancara dengan guru ekonomi syariah dengan tujuan agar memperoleh data yang berkaitan dengan penelitian.

Tabel : 2

Kisi-kisi Pedoman Wawancara

1 Perencanaan

- Penjelasan singkat isi pelajaran pada pendahuluan - Penyajian uraian, contoh dan latihan

- Penutup

2 Pengorganisasian

- Penggunaan strategi pembelajaran

<

Gambar

Tabel : 6 Data Ruang Kelas Kelas VII
Tabel  di atas  menunjukan  pernyataan  responden  36%  menyatakan  tidak  setuju  bahwa  guru  tersebut  selalu  memberikan  kesempatan  kepada  siswa  untuk  bertanya  12  %  responden  menyatakan  setuju,  12%  menyatakan  sangat  tidak  setuju
Tabel  di  atas  menunjukan  informasi  mengenai  pernyataan  tersebut,  yaitu  13,3%  siswa  sangat  setuju,  55%  menyatakan,  28,3%  siswa  menyatakan tidak setuju, dan 3,3% siswa menyatakan sangat tidak setuju
Tabel di atas menunjukan Secara umum, guru dinilai cukup baik dalam  melakukan  proses  belajar  mengajar,  5%  siswa  menyatakan  setuju,  55%  siswa  menyatakan    setuju,  dan  31,7%  siswa  menyatakan  tidak  setuju,  sedangkan  sisanya  8,33%  Artinya

Referensi

Dokumen terkait

Demikian Berita Acara Lelang Gagal ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.. KELOMPOK KERJA (POKJA)

Hal tersebut menunjukan perlunya tingkat kewaspadaan yang sangat tinggi di daerah Garut selatan ini terhadap bahaya longsor yanga dapat disebabkan oleh gempabumi Daerah

Di dalamnya terkandung pengertian adanya pengakuan terhadap prinsip supremasihukum dan konstitusi, dianutnya prinsip pemisahan dan pembatasan kekuasaan menurut sistem

melalui satu titik tertentu dan berserenjang dengan garis lurus yang diberi. Memahami dan menggunakan konsep persamaan lokus yang melibatkan jarak di antara dua titik.. 6.1

Proses pembelajaran yang meliputi kegiatan perkuliahan, praktikum serta pengerjaan tugas akhir dilakukan sistem monitoring untuk menjamin mutu pembelajaran yang

game edukasi yang tepat, dan cara menginstal di handphone. Metode pelaksanaan yang digunakan adalah presentasi, demonstrasi, praktik, brainstorming, dan sharing tentang game

Secara sederhana dan sistematis, konstruksi metode pemahaman hadis Muhammad al-Ghazali mensyaratkan adanya 5 kriteria keshahihan hadis. Tiga hal terkait dengan sanad dan

Carilah medan listrik di sumbu x pada jarak x yang sembarang, dan bandingkan hasil anda dengan hasil yang diperoleh untuk medan pada sumbu sebuah cincin. bermuatan yang jari-jarinya r