• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Waktu Proyek dan Dampaknya Terhadap Efektivitas Biaya pada Proyek Konstruksi (Studi Kasus : PT. Pan Pacific Nesia Subang Jawa Barat)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Waktu Proyek dan Dampaknya Terhadap Efektivitas Biaya pada Proyek Konstruksi (Studi Kasus : PT. Pan Pacific Nesia Subang Jawa Barat)"

Copied!
144
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

EFEKTIVITAS WAKTU PROYEK DAN DAMPAKNYA

TERHADAP EFEKTIVITAS BIAYA PADA PROYEK

KONSTRUKSI (STUDI KASUS: PT PAN PACIFIC

NESIA SUBANG JAWA BARAT

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains

dalam Program Studi Ilmu Manajemen pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

LAILAN TAWILA BERAMPU 117019070/IM

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

(3)
(4)
(5)

Telah diuji pada

Tanggal : 28 Nopember 2013

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE Anggota : 1. Dr. Parapat Gultom, MSIE

2. Dr. Arlina Nurbaity Lubis, MBA 3. Dr. Muslich Lufti, MBA

(6)
(7)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFEKTIVITAS WAKTU PROYEK DAN DAMPAKNYA TERHADAPEFEKTIVITAS

BIAYA PADA PROYEK KONSTRUKSI (STUDI KASUS: PT PAN PACIFIF NESIA - JAWA BARAT)

ABSTRAK

Parameter keberhasilan suatu proyek dapat dilihat melalui efektivitas waktu, efektivitas biaya, dan mutu yang dihasilkan. Beberapa penelit ian menyebutkan bahwa faktor penyebab tercapainya efektivitas biaya dan waktu adalah tenaga kerja, material dan peralatan namun proyek pada umumnya memiliki masalah terhadap waktu dan biaya tersebut, di mana sering terjadi keterlambatan kerja maupun kena ikan biaya. Hal yang sama juga terjadi dalam pelaksanaan proyek konstruksi yang menjadi kasus dalam penelitian ini. Pada proyek ini terjadi perpanjangan waktu penyelesaian proyek akibat keterlambatan kerja sehingga efektivitas waktu tidak tercapai dan hal ini menyebabkan efektivitas biaya juga tidak tercapai . Permasalahan dalam penelitian adalah apakah faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas waktu dan biaya dalam suatu proyek konstruksi. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh kegiatan dalam proyek yang termasuk pada jalur kritis. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi CPM (Critical Path Method) dan Analisis Jalur. Hasil penelitian adalah sebagai berikut : (1) Tenaga kerja, material, dan peralatan secara simultan berpengaruh posit if dan signifikan terhadap efektivitas waktu ; (2) Tenaga kerja secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas waktu; (3) Material secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas waktu; (4) Peralatan secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap efektivitas waktu ; (5) Tenaga kerja, material, peralatan dan efektivitas waktu secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas biaya; (6) Tenaga kerja secara parsial berpengaruh tidak si gnifikan terhadap efektivitas biaya; (7) Material secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap efektivitas biaya; (8) Peralatan secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap efektivitas biaya ; (9) Efektivitas waktu secara simultan berpengaru h positif dan signifikan terhadap efektivitas biaya ; (10) Pengaruh tenaga kerja secara langsung lebih besar dibandingkan dengan pengaruh tenaga kerja secara tidak langsung; (11) Pengaruh material secara tidak langsung lebih besar dibandingkan dengan pengaruh peralatan secara langsung ; dan (12) Pengaruh material secara tidak langsung lebih besar dibandingkan dengan pengaruh peralatan secara langsung.

(8)
(9)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahNya,

sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

Segala upaya yang telah dilakukan tentunya tidak terlepas dari bimbingan,

bantuan serta dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis

menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang sebesar -besarnya kepada

semua pihak yang membantu hingga terselesaikannya tesis ini, terutama

disampaikan kepada yang terhormat :

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM & H., M.Sc., (CTM)., Sp. A (K)

selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Drs. Erman Munir, Ph.D.selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M. Ec, Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas

Ekonomi

4. Bapak Prof. Dr. Paham Ginting, MS , selaku Ketua Program Studi Ilmu

Manajemen dan juga selaku Ketua Komisi Pembanding yang telah

memberikan masukan untuk perbaikan tesis ini.

5. Ibu Dr. Arlina Nurbaity Lubis, MBA , selaku Sekertaris Program Studi Ilmu

Manajemen.

6. Bapak Prof. Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE selaku Ketua Komisi

pembimbing yang telah banyak membimbing dan mengarahkan penulis dalam

penulisan tesis ini

7. Bapak Dr. Parapat Gultom, MSIE selaku Komisi Pembimbing yang telah

banyak membimbing dan mengarahkan penulis dalam penulisan tesis ini

8. Ibu Dr. Arlina Nurbaity Lubis, MBA , selaku Komisi Pembanding yang telah

membimbing dan mengarahkan penulis dalam penulisan tesis ini.

9. Bapak Dr. Muslich Lufti, MBA selak u Komisi Pembanding yang telah

membimbing dan mengarahkan penulis dalam penulisan tesis ini.

10. Ibu Dr Yenni Absah, M.Si selaku Komisi Pembanding yang telah membimbing

dan mengarahkan penulis dalam penulisan tesis ini.

(10)

12. Kedua Orang tua saya Syahril Berampu dan Nurmala Pulungan atas semua

dukungan, kasih sayang dan semangat yang telah diberikan dalam penyelesaian

tesis ini.

13. Anak saya terkasih Alkindi Samudra yang membuat saya terus termotivasi

dalam menyelesaikan tesis ini.

14. M. Amri Nasution, M.Si yang dengan ihklas memberikan semangat dan

dukungan baik materi maupun moril

15. Ir. Sukino Fauzi Pamungkas selaku Site Manager proyek Pan Pacific Nesia,

yang banyak membantu dalam mengarahkan penulis dalam pembuatan tesis

ini.

16. Teman-teman sekelas saya Argensia, Saumanda Tazilio, Juli Meliza, Juni

Anggreini, dan Ravika Devi. Terimakasih atas persahabatan, bantuan,

dukungan kalian, tetap semangat , dan suks es untuk kita semua.

17. Teman-teman Sekolah Pascasarjana Ilmu Manajemen, yang tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu. Terima kasih atas persahabatan, bantuan dan dukungan

selama penulis menempuh penulisan tesis ini.

18. Keluarga dan semua pihak yang telah memb antu pelaksanaan program studi

dan penulisan tesis ini.

Semoga jasa, bantuan dan dorongan bapak/ibu diterima oleh Allah SWT

sebagai amal yang bermanfaat.

Besar harapan penulis, semoga tesis ini bermanfaat meskipun penulis

menyadari sepenuhnya bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna.

Medan, 18 Oktoberi 2013

Penulis,

(11)

RIWAYAT HIDUP

Lailan Tawila Berampu, dilahirkan di Bandung, pada tanggal 25 Mei

1985, dari pasangan Ayahanda Syahril Berampu dan Ibunda Nurmala Pulungan,

sebagai anak ketiga dari tiga bersaudara.

Riwayat pendidikan, mengikuti jenjang pendidikan dari SD Seni Asih

Bekasi (lulus tahun 1996 ), melanjutkan pendidikan ke SLTP Negeri 9 Bekasi

(lulus tahun 1999). SMU Negeri 1 Katibung Lampung Selatan ( lulus tahun 2002),

Program S1 Ilmu Manajemen Universitas Lampung (lulus tahun pada tahun

2006), kemudian melanjutkan pendidikan di Program Studi Ilmu Manajemen

Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Medan, 18 Oktober 2013

Penulis,

(12)

DAFTAR ISI

1.1 Latar Belakang Masalah... ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... ... ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... ... ... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... ... ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu ... ... ... 10

2.2 Landasan Teori ... ... ... 11

2.2.1 Perbandingan Proyek dan Kegiatan Operasional... 11

2.2.2 Parameter Kegiatan Proyek ... ... 15

2.2.3 Efektivitas waktu... ... ... 23

2.2.4 Efektivitas Biaya ... ... . 28

2.2.5 Tenaga Kerja... ... 33 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... ... 42

3.2 Jenis dan Sifat Penelitian ... ... 42

3.3 Metode Pengumpulan Data ... ... 42

3.4 Jenis Sumber Data ... ... ... 42

3.5 Populasi dan Sampel ... ... ... 43

3.6 Identifikasi dan Operasional Variabel Penelitian ... 44

3.7 Definisi Operasional Variabel ... ... 50

(13)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... ... 58

4.1.1 Sejarah Perusahaan ... ... 58

4.1.2 Struktur Organisasi Proyek ... ... 58

4.2 Proses Analisis Data ... ... 61

4.2.1 Rencana Perencanaan Proyek Konstruksi ... 61

4.2.2 Realisasi Pelaksanaan Proyek Konstruksi ... 72

4.3 Analisis Data dengan Analisis Jalur ... ... 65

4.3.1 Data Variabel ... ... 66

4.3.2 Analisis Efektivitas Waktu dan Efektivitas Biaya... 72

4.4 Menghitung Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung... 107

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... ... ... 111

5.2 Saran ... ... ... 112

(14)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

Tabel 1.1 Durasi Normal dan Pelaksanaan Kegiatan Proyek ... 4

Tabel 1.2 Biaya Proyek PT Pan Pasific Nesia April 2008-Oktober 2008 ... ... ... 5

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... ... 10

Tabel 2.2 Perbandingan Kegiatan Proyek dengan Kegiatan Operasional 11 Tabel 2.3 Langkah Menghitung Jalur Kritis ... 38

Tabel 3.1 Daftar Kegiatan Proyek ... ... 49

Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel... 50

Tabel 4.1 Daftar Kegiatan Kritis dan Tidak Kritis Rencana ... 63

Tabel 4.2 Daftar Kegiatan Kritis dan Tidak Kritis Realisasi... 64

Tabel 4.3 Data Variabel–Variabel Penelitian... 69

Tabel 4.4 ModelSummary... 73

Tabel 4.5 Anova... 76

Tabel 4.6 Koefisien... 76

Tabel 4.7 Tabel Koefisien... ... 80

Tabel 4.8 ModelSummary... 90

Tabel 4.9 Tabel Anova ... 91

Tabel 4.10 Tabel Koefisien ... ... ... 94

Tabel 4.11 TabelCoefficient ... ... . 97

(15)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman

Gambar 2.1 Komponen Pada Manajemen Waktu Proyek ... 13

Gambar 2.2 Tiga Batasan (Biaya, waktu, dan mutu) ... 19

Gambar 2.3 Sumberdaya dalam Proyek ... ... 23

Gambar 2.4 Hubungan Durasi Proyek dengan Biaya Proyek ... 31

Gambar 2.5 Hubungan Durasi Kerja Terhadap Biaya Tenaga Kerja ... 26

Gambar 2.6 Kerangka Konseptual ... ... 40

Gambar 3.1 Gambar Diagram Jalur ... ... 56

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Proyek... 59

Gambar 4.2 Jaringan Kerja Rencana ... 62

Gambar 4.3 Rencana Jaringan Kerja Realisasi... ... 63

Gambar 4.4 Model Keranga Konseptual ... 73

Gambar 4.5 Grafik Normal P-Plot ... ... 77

Gambar 4.6 Scatter Plot ... ... ... 78

Gambar 4.7 Kurva Distribusi Normal ... ... 79

Gambar 4.8 Hasil Model Struktur Faktor-faktor Ketidakefektivan Biaya 88 Gambar 4.9 Grafik Normal P-Plot ... ... 95

Gambar 4.10 Gambar Scatter Plot... ... 96

Gambar 4.11 Kurva Distribusi Normal ... ... 97

Gambar 4.12 Hubungan Keterlambatan dengan Kenaikan Biaya ... 107

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

No Lampiran Halaman

(17)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFEKTIVITAS WAKTU PROYEK DAN DAMPAKNYA TERHADAPEFEKTIVITAS

BIAYA PADA PROYEK KONSTRUKSI (STUDI KASUS: PT PAN PACIFIF NESIA - JAWA BARAT)

ABSTRAK

Parameter keberhasilan suatu proyek dapat dilihat melalui efektivitas waktu, efektivitas biaya, dan mutu yang dihasilkan. Beberapa penelit ian menyebutkan bahwa faktor penyebab tercapainya efektivitas biaya dan waktu adalah tenaga kerja, material dan peralatan namun proyek pada umumnya memiliki masalah terhadap waktu dan biaya tersebut, di mana sering terjadi keterlambatan kerja maupun kena ikan biaya. Hal yang sama juga terjadi dalam pelaksanaan proyek konstruksi yang menjadi kasus dalam penelitian ini. Pada proyek ini terjadi perpanjangan waktu penyelesaian proyek akibat keterlambatan kerja sehingga efektivitas waktu tidak tercapai dan hal ini menyebabkan efektivitas biaya juga tidak tercapai . Permasalahan dalam penelitian adalah apakah faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas waktu dan biaya dalam suatu proyek konstruksi. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh kegiatan dalam proyek yang termasuk pada jalur kritis. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi CPM (Critical Path Method) dan Analisis Jalur. Hasil penelitian adalah sebagai berikut : (1) Tenaga kerja, material, dan peralatan secara simultan berpengaruh posit if dan signifikan terhadap efektivitas waktu ; (2) Tenaga kerja secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas waktu; (3) Material secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas waktu; (4) Peralatan secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap efektivitas waktu ; (5) Tenaga kerja, material, peralatan dan efektivitas waktu secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas biaya; (6) Tenaga kerja secara parsial berpengaruh tidak si gnifikan terhadap efektivitas biaya; (7) Material secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap efektivitas biaya; (8) Peralatan secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap efektivitas biaya ; (9) Efektivitas waktu secara simultan berpengaru h positif dan signifikan terhadap efektivitas biaya ; (10) Pengaruh tenaga kerja secara langsung lebih besar dibandingkan dengan pengaruh tenaga kerja secara tidak langsung; (11) Pengaruh material secara tidak langsung lebih besar dibandingkan dengan pengaruh peralatan secara langsung ; dan (12) Pengaruh material secara tidak langsung lebih besar dibandingkan dengan pengaruh peralatan secara langsung.

(18)
(19)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Proyek merupakan kegiatan khusus, yang berbeda dengan kegiatan

operasional. Proyek memiliki ciri multi kegiatan, tingkat resiko yang tinggi,

jadwal yang terbatas serta perubahan kondisi yang begitu cepat. Proyek pada

umumnya memiliki batas waktu dan sumberdaya yang meliputi bahan, peralatan,

dan tenaga kerja. Keterbatasan dari sumber daya tersebut dapat mengakibatkan

keterlambatan waktu penyelesaian proyek.

Efektif tidaknya pelaksanaan suatu proyek telah ditentukan melalui kriteria

yang meliputi: (1) kesesuaian besar biaya yang dikeluarkan dibandingkan dengan

anggaran yang tersedia; (2) kesesuaian waktu penyelesaian proyek dibandingkan

dengan jadwal yang telah ditetapkan; dan (3) kesesuaian kinerja yang diukur

melalui mutu pekerjaan dibandingkan dengan spesifikasi proyek yang telah

ditetapkan. Hal ini dikenal dengan triple constraint. Biaya, jadwal dan mutu

tersebut secara teknis merupakan parameter keberhasilan dari kegiatan proyek.

Menghadapi hal tersebut, langkah yang dilakukan oleh perusahaan pada umumnya

adalah berupaya melakukan efektivitas dan peningkatan efisiensi sumberdaya.

Peningkatan tersebut berupa pengelolaan sumber daya yang terbatas. Hal inidapat

dicapai jika pengelolaan proyek tersebut dilakukan dengan baik. Penerapan

manajemen yang baik tersebut tentunya dengan menggunakan prinsip -prinsip

(20)

Berdasarkan hal tersebut maka penggunaan prinsip manajemen

yangdimulai dari perencanaan hingga pengawasa n, harus dilakukan agar dicapai

hasil yang maksimal dari sumber daya tersebut. Dalam hal ini diperlukan

pengawasan lebih intensif sejak perencanaan, pelaksanaan, sampai penutupan

proyek. Maka dengan demikian, perusahaan dituntut untuk bereaksi cepat dalam

mengantisipasi penyimpangan. Menurut Soeharto (2001) penggunaan prinsip

manajemenyang telah berhasil mengelola kegiatan operasional rutin dengan

lingkungan yang relatif stabil, dirasakan kurang mampu atau tidak cukup dalam

mengelola suatu kegiatan proyek yang penuh dengan dinamika dan perubahan

cepat, sehingga hasilnya pun tidak optimal. Menurut Stelth dan Roy (2009)

perencanaan proyek dimulai dengan menyusun jadwal kerja, ketika perancanaan

waktu tidak akurat maka aktivitas proyek akan menghabiskan banyak uang dan

hal tersebut akan mengurangi profitdanrevenuebagi kontraktor dan owner.

Perencanaan sumber daya baik sumber daya manusia dan bukan manusia

akan berpengaruh besar terhadap tingkat akurasi jadwal dan biaya untuk

menentukan keefektifan penggunaa n keterbatasan sumber daya. Meskipun

estimator sangat berpengalaman dalam menyusun rencana tersebut, ekskalasi

(penyimpangan) pasti akan tetap ada, hal tersebut menuntut reaksi cepat

manajemen perusahaan mengatasi agar jumlah ekskalasi tidak terlalu jauh d ari

rencana.

Percepatan bisa dilakukan dengan cara menambah jam kerja lembur,

menambah jumlah tenaga kerja, menambah sub kontraktor, dan lainnya. Jika

percepatan dilakukan pada kegiatan proyek, pihak manajemen dituntut harus

(21)

dengan hasil yang optimal. Artinya percepatan bukan hanya fokus pada

pengurangan durasi kerja normal saja, tetapi pengurangan durasi normal tersebut

harus melihat berapa banyak biaya yang akan bertambah ketika percepa tan

tersebut dilakukan, karena baik keterlambatan kerja maupun percepatan kerja

akan meningkatkan biaya proyek.

Baik buruknya kinerja proyek dapat diukur dari indikator kinerjabiaya,

mutu, waktu serta keselamatan kerja. Hal ini dapat dicapai dengan merencanakan

secara cermat, teliti, dan terpadu seluruh alokasi sumberdaya manusia, peralatan,

material sertabiaya yang sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan (Husen, 2009).

Keterlambatan dalam menyelesaikan kegiatan proyek secara langsung akan

mengakibatkan kenaikan total biaya dari yang seharusnya.

PT Inkoprima Utamajaya merupakan perusahaan jasa kontraktor yang

diberikan oleh owner kewenangan untuk membangun sebuah pabrik garmen

dengan nama PT Pan Pacific Nesia. Aktivitas kegiatan pembangunan PT Pan

Pasific Nesia meliputi 10 kegiatan besar yang terdiridari:mobilization, site

preparation, factory building work, canteen building work, mess building work,

genset building work, guard house building work, electrical work, mechanical

work, daninfrastructure work.

Pembangunan pabrik garmen tersebut bernilai Rp20.500.000.000 diluar

pajak sebesar 10% dengan durasi proyek berdasarkan kontrak kerja, mulai 15

April 2008 sampai dengan 30 Oktober 2008 atau lamanya 5 bulan dengan durasi

normal 886 hari, anggaran biayasebe sar Rp. 17.337.340.652. Tiap keterlambatan

dalam penyelesaian proyek dikenakan biaya pinalti sebesar0,3% per hari dan

(22)

Pada kenyataannya, pelaksanaan kegiatan proyek mengalami

keterlambatan. Pada bulan Oktober 2008 pek erjaan proyek baru mencapai 70%,

yang semula dijadwalkan selesai pada bulan Oktober 2008 mundur hingga

Desember 2008 (Lampiran 1). Akibat keterlambatan jadwal proyek tersebut maka

menyebabkan terjadinya kenaikan biaya proyek.

Tabel 1.1 Durasi Normal dan Pelaksanaan Kegiatan Proyek No Nama Kegiatan

2 Site Preparation 30 30 0

3 Factory Building Work 161 206 27

4 Canteen Building Work 126 163 29

5 Mess Building Work 119 151 27

6 Genset Building Work 56 72 29

7

Guard House Building

Work 42 55

31

8 Electrical Work 126 165 31

9 Mechanical Work 76 99 31

10 Infrastructure Work 126 166 32

Sumber: Data sekunder diolah penulis (2013)

Pada Tabel 1.1 dapat dilihat perbandingan durasi kegiatan proyek antara

durasi dalam kontrak (perencanaan) dengan pelaksanaannya. Keterlambatan

berkisar antara 27% - 32%, dengan kata lain efektivitas waktu berkisar pada angka

70%. Durasi keterlambatan yang cukup besar terjadi pada pekerjaan factory

building,canteen building, mess building, dan infrastructure dikarenakan terdapat

rework dan beberapa perubahan design. Pada Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa

pekerjaan yang menghabiskan dana terbesar terjadi pada factory building work

(51,076%), infrastructure (18,350%), electrical (16,328%). Keterlambatan terjadi

pada dua pekerjaan yang menghabiskan dana terbesar yaitu factory building work

(23)

Tabel 1.2 Biaya ProyekPT Pan Pasific Nesia AprilOktober 2008

No Nama Pekerjaan Rupiah

(dalam juta) % % Kumulatif

1 Factory Building Work 8.855,141062 51,076 52,076

2 Infrastructure 3.181,429272 18,350 69,426

3 Electrical Work (Factory Building Work) 2.830,895000 16,328 85,754

4 Mechanical work (Cooling & Boiler Work) 796,904600 4,596 90,350

5 Mess Building Work 726,095180 4,188 94,539

6 Canteen Building Work 583,381930 3,365 97,903

7 Site Preparation 149,000000 0,859 98,763

8 Genset Building Work 98,402538 0,568 99,330

9 Guard House Building Work 87,191070 0,503 99,833

10 Mobilization 28,900000 0,167 100

Jumlah 17.337.340.652

Sumber : PT Inkoprima Utamajaya, 2008 (Data diolah)

Menurut hukum Pareto dinyatakan bahwa 80% dari biaya total dikandung

oleh 20% komponennya. Jika dilihat dari sisi biaya, menunjukkan bahwa 20%

aktivitas besar yang berasal dari 3 kegiatan yang meliputi: factory building work,

infrastructure dan electrical menghabiskan 80% anggaran proyek, sementara 7

kegiatan lainnya hanya menghabiskan dana 20% dari anggaran. Pada penelitian

ini durasi keterlambatan terbesar yaitu 32% terjadi pada kegiatan infrastructure

yang merupakan salah satu dari 3 kegiatan yang menghabiskan dana terbanyak,

sehingga hal tersebut menjadi pemicu kenaikan total biaya proyek.

Manajemen PT InkoprimaUtamajaya dalam melakukan perencanaan

waktu menggunakan Gantt Chart. Pada Gant Chart digambarkan jadwal proyek

sejak perencanaan hingga akhir proyek. Pada proyek ini pihak manajemen juga

telah menerapkan sistem networking yang menunjukkan hubungan saling

ketergantungan antara satu kegiatan dengan kegiatan lainnya.

Namun pihak manajemen proyek tidak menggunakan metode jalur kritis

(24)

diprioritaskan dan kegiatan mana yang bisa ditunda. Jalur kritis menjadi p enting

karena dapat digunakan untuk mengelola sumber daya proyek yang terbatas.

Ketika terdapat kekurangan tenaga kerja, material maupun peralatan pada jalur

kritis, maka kekurangan tersebut dapat diatasi dengan mengggunakan terlebih

dahulu sumberdaya dari kegiatan yang bukan kritis.

Pada penelitian ini keterlambatan bukanlah satu -satunya hal yang

menyebabkan kenaikan biaya.Total biaya dalam proyek ini mengalami

peningkatan disebabkan oleh kenaikan harga material (Lampiran 2) dan

keterlambatan kerja itu sen diri. Walaupun kenaikan harga material tersebut

umumnya masih di bawah 10% namun dampaknya tetap saja menimbulkan

kenaikan biaya.

Teori tiga batasan (Triple constraint) menyatakan efektivitas biaya terjadi

jika biaya aktual sesuai dengan anggaran biaya, ef ektivitas waktu terjadi jika

waktu pelaksanaan proyek hingga akhir proyek sesuai dengan jadwal kerja

proyek, dan kinerja proyek dinyatakan baik jika mutu konstruksi tercapai sesuai

dengan spesifikasi proyek. Berdasarkan parameter efektivitas proyek yang diukur

melalui biaya, jadwal dan mutu, tentunya proyek pembangunan pabrik garmen ini

dinyatakan belum efektif akibat dari adanya keterlambatan yang mengakibatkan

penyimpangan dari jadwal seharusnya, dan kenaikan biaya yang meyebabkan

penyimpangan dari biaya yang direncanakan.

Berdasarkan uraian-uraian di atas dapat diketahui bahwa, masalah yang

terjadi pada proyek dalam penelitian ini adalah keterlambatan kerja yang

berdampak pada kenaikan total biaya sehingga baik efektivitas waktu atau

(25)

pemilik (ownner) tanpa mengurangi mutu atau kualitas untuk itu perusahaan

berupaya melakukan berbagai cara agar tingkat penyimpangan waktu ataupun

biaya tersebut tidak terlalu jauh dari yang dire ncanakan.

Berdasarkan fenomena di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian yang berjudul :“Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas

Waktu Proyek dan Dampaknya Terhadap Efektivitas Biaya Pada Proyek

Konstruksi (StudiKasus: PT Pan PasificNesia– Subang)”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian-uraian yang telah dikemukakan di atas maka terdapat

beberapa perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Manakah pekerjaan-pekerjaan yang tidak dapat tertunda pada proyek

konstruksi PT Pan Pacific Nesia Subang–Jawa Barat?

2. Apakah tenaga kerja, material, dan peralatan secara parsial maupun

simultan berpengaruh terhadap efektivitas waktu proyek?

3. Apakah tenaga kerja, material, dan peralatan secara parsial maupun

simultan berpengaruh terhadap efektivitas biaya proyek?

4. Apakah tenaga kerja, material dan peralatan berpengaruh terhadap

efektivitas biaya melalui efektivitas waktu?.

1.3 Tujuan penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai

dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pekerjaan proyek konstruksi PT Pan

(26)

2. Untuk mengetahui dan menganalisis apakah tenaga kerja, material, dan

peralatan secara parsial maupun simultan berpengaruh terhadap efektivitas

waktu proyek.

3. Untuk mengetahui dan menganalisis apakah tenaga kerja, material, dan

peralatan secara parsial maupun simultan berpengaruh terhadap efektivitas

biaya proyek.

4. Untuk mengetahui dan menganalisis apakah tenaga kerja, material dan

peralatan berpengaruh terhadap efektivitas biaya melalui efektivitas waktu.

1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi perusahaan

Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan dalam melaksanakan

kegiatan proyek dan membantu dalam pengambilan keputusan, sehingga

efektivitas waktu dan efektivitas biaya dapat tercapai.

2. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan mengenai pengelolaan

proyek dan penerapannya dalam bidang manajemen proyek, khususnya pada

proyek-proyek konstruksi.

3. Bagi pihak lain

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk penelitian

(27)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu

Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dan mendasari

adanya penelitian ini. Penelitian -penelitian tersebut diantaranya adalah seperti

yang terlihat dalam Tabel 2.1

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Judul Tahun Peneliti Hasil Penelitian

(28)

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Perbandingan Proyek dan Kegiatan Operasional

Perbandingan antara kegiatan proyek dengan kegiatan operasional rutin

dapat dikemukakan sebagaimana diberikan pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2 Perbandingan Kegiatan Proyek dengan Kegiatan Operasional

Kegiatan Proyek Kegiatan Operasional

a. Bercorak dinamis, non rutin a. Berulang-ulang, rutin

b. Siklus proyek relatif pendek b. Berlangsung dalam jangka panjang

Kegiatan proyek dapat diartikan sebagai satu kegiatan sementara yang

berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu

dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang sasarannya telah digariskan

dengan jelas (Soeharto, 2001). Proyek juga dapat didefinisikan sebagai sederetan

tugas yang diarahkan pada suatu hasil outpututama (Heizer dan Render (2009)

Proyek dapat diartikan sebagai suatu usaha yang dimulai dari membuat

sebuah perencanaan atas aktivitas – aktivitas pekerjaan, di mana aktivitas –

aktivitas tersebut diuraikan kembali kedalam bentuk yang lebih spesifik u ntuk

mendapatkan produk akhir atau proses yang baik (Tryon, 1990). Proyek juga

(29)

yang unik, hal yang paling melekat pada definisi proyek adalah bahwa semua

proyek bersifat sementara.

Proyek mungkin terlihat berlangsung selamanya, tetapi cepat atau lambat

proyek harus berakhir. Perencanaan yang memadai dalam sebuah proyek bisa

memprediksi kapan proyek tersebut berakhir dengan baik.

Artinya jika perencanaan dilakukan dengan baik, m aka dalam

perencanaan tersebut dapat diprediksi kapan berakhirnya proyek tersebut,

penentuan waktu akhir proyek tidak dapat dilakukan dengan sembarang, tetap

harus membuat jadwal berakhirnya proyek dengan prediksi waktu yang sesuai,

tanpa mengeyampingkan t otal biaya pada akhir proyek.

Manajer proyek diharuskan mampu menciptakan atau menyelesaikan

sebuah produk atau layanan, penciptaan suatu produk atau layanan tersebut

meliputi perubahan-perubahan yang ada di dalamnya dengan waktu yang

singkat atau waktu yang terbatas , hal tersebut menunjukkan betapa pentingnya

manajemen waktu dalam penyelesaian proyek.

Menurut Project Management Professional manajemen waktu proyek

didasarkan terutama pada perencanaan, kemudian melakukan pengawasan pada

semua aktivitas dan mengakhiri proyek. Perencanaan untuk jadwal proyek

(30)

Gambar 2.1 adalah gambar komponen dari manajemen waktu proyek, di

mana manajemen waktu bergantung pada berapa banyak input yang akan

digunakan dalam proyek dan input tersebeut akan menjadi acuan dalam

melakukan kontrol jadwal proyek.

Sumber:Project Management Professional Gambar 2.1

Komponen Pada Manajemen Waktu Proyek

Proyek tidak hanya menganalisis waktu saja tetapi bagaimana dengan

waktu yang terbatas tersebut biaya dapat dikendalikan. Menurut Project

Management Professional biaya proyek akan muncul bersumber dari analisis,

elaborasi progresif, dan dari detail setiap pekerjaan. Sekeras apapun upaya yang

dilakukan dalam memprediksi biaya, penyimpangan akan tetap terjadi maka,

seorang manajer proyek yang baik harus mampu merencanakan, memprediksi

anggaran dan mengendalikan biaya proyek.

Project Management Professional menyatakan sebagai dasar dalam

melakukan proses perencanaan biaya proyek, maka manajer proyek harus

menentukan sumber daya apa yang diperlukan dalam penyelesaian proyek.

Sumber daya tersebut adalah orang, peralatan dan bahan yang ak an digunakan

untuk menyelesaikan pekerjaan.

Menurut Nurhayati (2010) jenis –jenis proyek adalah sebagai berikut:

(31)

a. Proyek engineering – konstruksi, aktivitas utama jenis proyek ini terdiri

dari pengkajian kelayakan, desain engineering, pengadaan dan konstruksi.

Contoh: pembangunan real estate, jalan layang, bangunan pabrik, dan

lain–lain.

b. Proyek engineering manufaktur, aktivitas proyek ini adalah untuk

menghasilkan produk baru. Contoh: pembuatan boiler, kendaraan,

komputer, dan lain-lain.

c. Proyek pelayanan manajemen, aktivitas utamanya antara lain adalah

merancang sistem informasi manajemen, merancang program efisiensi dan

penghematan, diversifikasi, penggabungan dan pengambilalihan,

memberikan bantuan emergency untuk daerah yang terkena musibah,

merancang strategi untuk mengurangi kriminalitas dan penggunaan obat

-obatan terlarang, dan lain-lain.

d. Proyek penelitian dan pengembangan, aktivitas utamanya adalah

melakukan penelitian dan pengembangan suatu produk tertentu. Misalnya,

penelitian pengaruh metode tertentu dalam pembuatan sebuah produk,

penelitian pengaruh tingkat pendidikan terhadap kesadaran berpolitik, dan

lain sebagainya.

e. Proyek kapital, biasanya digunakan oleh sebuah badan usaha atau pemerintah. Proyek kapital umumnya meliputi: pembebasan tanah,

penyiapan lahan, pembelian material dan peralatan, manufaktur dan

konstruksi pembangunan fasilitas produksi.

Menurut Soeharto (2001) ciri pokok proyek adalah:

(32)

b. Jumlah biaya, sasaran jadwal serta kriteria mutu dalam proses mencapai

tujuan di atas telah ditentukan;

c. Bersifat sementara, dalam arti umurnya dibatasi oleh selesai tugas. Titik

awal dan akhir ditentukan dengan jelas;

d. Non rutin, tidak berulang-ulang. Jenis dan intensitas berubah sepanjang

proyek berlangsung.

2.2.2 Parameter Kegiatan Proyek

Banyak penulis pada tahun 1960 menerima teori tiga batasan (triple

constraint) yang terdiri dari waktu, biaya, dan spesifikasi sebagai standar

keberhasilan suatu proyek. Sampai sa at ini hal tersebut masih sangat penting,

apabila penyelesaian proyek melebihi tanggal jatuh tempo, biaya proyek melebihi

anggaran, dan hasil tidak memuaskan, maka proyek dinyatakan gagal (Milis,

2008)

Salah satu karakteristik menarik dari TOC bahwa TOC mengutamakan

peningkatan aktivitas, prioritas utama diberikan pada kendala yang terjadi saat

ini, dalam aktivitas yang memiliki kebutuhan mendesak (Pai dan Giridharan,

2008). Keberhasilan dalam mengimplementasikan teori kendala akan memiliki

manfaat sebagai berikut (Goldratt, 1990):

a. Peningkatan laba

b. Perbaikan cepat

c. Peningkatan kapasitas

d. Mengurangi lead time

(33)

Menurut Jacob da

tunggal, atau beberapa

pelanggan internal atau e

ob dan McClelland (2001), organisasi yang mengelol

pa proyek baik itu proyek kecil maupun besa

u eksternal, dan berasal dari jenis proyek yang ber

produk, konstruksi, desain, dan jasa, sebagian or

ngelola proyek dikarena dua hal yaitu:

t tidak pasti

si oleh 3 komitmen yang berbeda dan berlawa

al dan mutu.

Sumber: Soeharto, 2001 Gambar 2.2

iga Batasan (biaya, waktu dan mutu)

2001) menyatakan dalam proses mencapai tujuan proy

itu besar biaya (anggaran) yang dialokasikan, da

dipenuhi. Ketiga batasan di atas disebut tiga kenda

iperlihatkan oleh Gambar 2. 2 di atas merupakan

nggara proyek yang sering diasosiasikan sebaga

knis, ukuran keberhasilan proyek dikaitkan denga

(34)

a. Anggaran proyek harus diselesaikan dengan biaya yang tidak melebihi

anggaran.

b. Jadwal proyek harus dikerjakan sesuai dengan kurun waktu dan tanggal

akhir yang telah ditentukan.

c. Mutu produk atau hasil kegiatan proyek harus memenuhi spesifikasi dan

kriteria yang dipersyaratkan.

Organisasi yang mengelola proyek di mana telah dinyatakan bahwa

proyek memiliki multikegiatan maka, pekerjaan terberat adalah bagaimana

mengatasi keterbatasan sumberdaya tersebut untuk memprioritaskan pekerjaan –

pekerjaan yang benar– benar paling penting untuk didahulukan, dan menentukan

pekerjaan paling penting dalam proyek merupakan hal yang tidak mudah.

Kesulitan dalam meyelesaikan proyek untuk tepat waktu, sesuai anggaran, dan

sesuai dengan kualitas yang diharapkan akan menyeb abkan tidak tercapainya

proyek yang efektif (Jacob dan McClelland,2001).

Ketidakpastian dalam durasi proyek dapat menyebabkan terganggunya

jadwal berbagai aktivitas, khususnya dalam mengontrol waktu. Proyek konstruksi

cukup banyak memiliki ketidakpastian baik dalam hal waktu maupun material.

Padahal justru hal yang paling penting dalam proyek konstruksi adalah

bagaimana memperpendek durasi proyek, mengoptimalkan pengaturan kegiatan

proyek agar organisasi mampu menyelesaikan proyek sesuai dengan jadwal di

bawah kendala, seperti anggaran kontrak, material, dan lain –lain (Yang dan Tsai,

2008). Pada industri konstruksi tujuan dari pengawasan proyek adalah untuk

memastikan proyek selesai tepat waktu, berdasarkan anggaran dan tercapainya

(35)

Project Management Institute (PMI) menyatakan dikarenakan kegiatan

proyek multi kegiatan, dan tingkat ketidakpastian lebih besar maka diperlukan

manajemen proyek dalam mengelolanya. Manajemen proyek didefinisikan

sebagai seni dalam mengarah kan dan mengkoordinasikan orang -orang dan sumber

daya berupa material melalui siklus hidup proyek menggunkan teknik manajemen

proyek yang modern untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, biaya, waktu,

kualitas dan harapan dari pemilik.

Berdasarkan uraian di atas dapat dinyatakan, bahwa hampir semua

kegiatan proyek diukur melalui jadwal, biaya, dan kualitas. Selain menjadi

parameter keberhasilan proyek, hal tersebut sekaligus juga menjadi kendala

(constraint) dalam proyek, karena waktu telah dibatasi melalui j adwal, biaya telah

dibatasi melaui anggaran, dan kinerja dibatasi oleh mutu.

Oleh karena itu manajemen proyek menjadi penting untuk mengelola

keterbatasan – keterbatasan tersebut agar efektivitas proyek baik itu efektivitas

waktu maupun efektivitas biaya dapat tercapai.

Menurut Santoso (2009) manajemen proyek adalah aplikasi pengetahuan

(knowledges), keterampilan (skills), alat (tools) dan teknik (techniques) dalam

aktivitas–aktivitas proyek untuk memenuhi kebutuhan –kebutuhan proyek.

Husen (2009) mengatakan bahwa manajemen proyek adalah penerapan

ilmu pengetahuan, keahlian dan keterampilan, cara teknis yang terbaik dan dengan

sumber daya yang terbatas, untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah

ditentukan agar mendapatkan hasil yang optimal dalam ha l kinerja biaya, mutu

dan waktu, serta keselamatan kerja. Manajemen proyek berfungsi untuk

(36)

perusahaan untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan

(Soeharto, 2001).

PMI (Project Management Institute) membuat fungsi manajemen proyek

dengan PMBOK (Project Management Body of Knowledge) yang terdiri dari 7

fungsi, yaitu 4 fungsi dasar dan 3 fungsi integrasi sebagai berikut.

a. Fungsi dasar

1. Pengelolaan lingkup proyek

2. Pengelolaan waktu/jadwal

3. Pengelolaan biaya

4. Pengelolaan kualitas atau mutu

b. Fungsi integrasi

5. Pengelolaan sumber daya (manusia dan non manusia)

6. Pengelolaan risiko

7. Pengelolaan komunikasi

Model manajemen proyek yang dikembangkan oleh Soeharto (2001) yang

memasukkan teknik dan metode yang spesifik untuk menangani kegiatan proyek

yang sampai derajat tertentu membedakannya dari manajemen klasik adalah

seperti diuraikan berikut ini.

1. Merencanakan

Pada aspek perencanaan, baik manajemen proyek maupun klasik

keduanya mengikuti hiera rki perencanaan (sasaran-objektif-strategi

operasional). Namun pada tahap operasional, manajemen proyek

perlu didukung oleh suatu metode perencanaan yang dapat

(37)

sumber daya bagi kegiatan -kegiatan tersebut, agar proyek dapat

diselesaikan secepatnya dengan penggunaan sumber daya sehemat

mungkin . metode dan teknik yang dimaksud adalah:

a. Analisis jaringan kerja, seperti metode jalur kritis (CPM ) dan

metode preseden diagram (PDM).

b. Metode penyusunan perkiraan biaya proyek (project budget)

2. Mengorganisir

Dibuat susunan organisasi yang memacu terselenggaranya arus

kegiatan horisontal maupun vertikal, dengan tujuan dicapainya

penggunaan sumber daya secara optimal. Penyusunan dilakukan

dengan menggunakan susunan organisasi matriks dan diperkenalkan

pula Work breakdown structure (WBS) atau susunan rincian lingkup

kerja yang mempertemukan pelaksana dengan paket yang hendak

dikerjakan.

3. Memimpin

Penekanan khusus fungsi kepemimpinan dalam manajemen proyek

adalah sebagai integrator, terutama bila manajemen proyek ini

beroperasi dengan memakai struktur organisasi matrik.

4. Mengendalikan

Pada kegiatan proyek, diperlukan adanya keterpaduan antara

perencaan dan pengendalian yang relatif lebih erat dibanding dalam

kegiatan yang bersifat rutin. Hal tersebut dapat dilakukan dengan

metode pengukuran progres proyek berdasarkan bobot pekerjaan dan

(38)

5. Menggunakan pendekatan sistem

Kerzner menyatakan bahwa manajemen sistem adalah sejumlah u nsur,

baik manusia ataupun bukan manusia (nonhuman) diorganisir dan

diatur sedemikian rupa sehingga unsur -unsur tersebut bertindak

sebagai kesatuan dalam rangka mencapai tujuan.

Adapun aspek – aspek dalam manajemen proyek menurut Husen (2009)

adalah sebagai berikut :

1. Aspek keuangan

Masalah ini berkaitan dengan pembelanjaan dan pembiayaan proyek.

Biasanya dari modal sendiri dan/atau pinjaman dari bank atau investor

da;am jangka pendek atau jangka panjang.

2. Aspek anggaran biaya

Masalah ini berkaitan dengan perencanaan dan pengendalian biaya selama

proyek berlangsung. Perencanaan yang matang dan terperinci akan

memudahkan proses pengendalian biaya, sehingga biaya yang dikeluarkan

sesuai dengan anggaran yang direncanakan.

3. Aspek manajemen sumber daya manusia

Masalah ini berkaitan dengan kebutuhan dan alokasi sumberdaya manusia

selama proyek berlangsung yang berfluktuatif.

4. Aspek manajemen produksi

Masalah ini berkaitan dengan hasil akhir dari proyek, hasil akhir proyek

negatif bila proses perencanaan dan pen gendaliannya tidak baik. Agar hal

ini tidak terjadi, maka dilakukan berbagai usaha untuk meningkatkan

(39)

produksi dan kerja, meningkatkan kualitas produksi melalui jaminan mutu

dan pengendalian mutu.

5. Aspek harga

Masalah ini timbul karena kondisi eksternal dalam hal persaingan harga,

yang dapat merugikan perusahaan karena produk yang dihasilkan

membutuhkan biaya produksi yang tinggi dan kalah bersaing dengan

produk lain.

6. Aspek pemasaran

Masalah ini timbul berkaitan dengan perkembangan faktor eksternal

sehubungan dengan persaingan harga, strategi promosi, mutu produk serta

analisis pasar yang salah terhadap produksi yang dihasilkan.

7. Aspek mutu

Masalah ini berkaitan dengan kualitas produk akhir yang nantinya dapat

meningkatkan daya saing serta memberikan kepuasan bagi pelanggan.

8. Aspek waktu

Masalah waktu dapat menimbulkan kerugian biaya bila terlambat dari

yang direncanakan serta akan menguntungkan bila dapat dipercepat.

2.2.3 Efektivitas Waktu

Manajemen waktu merupakan hal yang paling esensial pada penerapan

kegiatan proyek. Hal yang paling penting sebelum pelaksanaan proyek adalah

memastikan berapa lama pekerjaan tersebut akan diselesaikan, manajer proyek

harus dapat membuat perencanaan wakt u yang baik, karena hal tersebut nantinya

(40)

Project Management Proffesional menyatakan estimasi waktu akan

digunakan untuk menghasilkan jadwal proyek, dan prediksi terhadap waktu

berakhirnya proyek. Ketidakakuratan estimasi waktu dapat membuat organisasi

kehilangan ratusan dollar akibat dari melonjaknya total biaya. Sumber daya yang

digunakan untuk menghitung biaya proyek adalah tenaga kerja, material dan

peralatan, seperti terlihat pada Gambar 2. 3 di bawah ini

Sumber:Management project professional Gambar 2.3

Sumberdaya dalam Proyek

Proyek yang sukses salah satunya adalah apabila tercapai efektivitas waktu

di mana waktu berakhir proyek sesuai dengan yang telah direncanakan,

keseluruhan proyek dinyatakan sukses apabila ada ukuran yang jelas terhadap

jadwal, anggaran, dan kualitas (Munns dan Bjeirmi, 1996). Kesesuaian antara waktu dan jadwal proyek dipengaruhi ol eh faktor – faktor sebagai berikut

(Ibironke,et.al.,2013):

a. Material (material) b. Tenaga kerja (labor) c. Peralatan (equipment) d. Keuangan (finance) e. Kontraktor (contractor) f. Mitra kerja (client) g. Konsultan (consultan)

h. Faktor eksternal (external)

Labor

Materials

Equipme

(41)

Namun justru salah satu masalah yang paling sering terjadi dalam proyek

adalah masalah keterlambatan (delay), keterlambatan didefinisikan sebagai

perbedaan antara waktu yang diharapkan dengan kenyataan yang terjadi di

lapangan (Nemati et. al., 2011). Penundaan (delay) dapat diartikan berupa

sebagian waktu pelaksanaan yang tidak dapat dimanfaatkan sesuai dengan

rencana, sehingga menyebabkan beberapa kegiatan yang mengikuti menjadi

tertunda atau tidak dapat diselesaikan tepat sesuai jadwal yang telah direncanakan

(Ervianto, 2004).

MenurutAmarican Institute of Architects (AIA) yang dikutip oleh Ervianto

(2004) penundaan dalam proyek konstruksi dapat digolongkan menjadi 2

kelompok yaitu:

1. Excusable delay yaitu gagalnya pihak pengelola konstruksi menepati

waktu penyelesaian proyek sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati.

Kegagalan ini disebabkan oleh permasalahan desain, perubahan pekerjaan

oleh pemilik proyek, pengaruh cuaca/tidak pada kondisi normal,

perselisihan pekerja, dan bencana alam.

2. Nonexcusable delay adalah suatu kondisi saat terjadi penundaan pekerjaan

yang disebabkan oleh pihak pelaksana konstruksi. Hal -hal yang dapat

digolongkan dalam kelompok ini adalah perencanaan pelaksanaan yang

tidak tepat oleh kontraktor, ketidakmampuan sumber daya manusia yang

(42)

Faktor – faktor keterlambatan menurut Tindiwensi et.al. (2010) ada 5

penyebab utama terjadinya keterlambatan dalam proyek konstruksi yaitu:

a. Perubahan lingkup pekerjaan

b. Keterlambatan pembayaran pada pihak kontraktor

c. Rendahnya sistemmonitoringdan pengawasan

d. Inflasi dan tingginya suku bunga

e. Situasi politik yang tidak stabil

Menurut Kartamet. al. (2004) keterlambatan dalam proyek konstruksi

disebabkan oleh tiga faktor utama yaitu:

a. Keterbatasan tenaga kerja

b. Keterbatasan material

c. Keterlambatan perelatan

Keterlambatan pada penyeleseaian proyek dari sisi kontraktor menurut

Haseebet. al.(2011) dapat disebabkan oleh:

a. Material yang digunakan pada konstruksi

b. Kerusakan pada peralatan

c. Hubungan kerja yang ti dak baik antara pekerja dengan

subkontraktor

Pengaruh penundaan (delay) yang terjadi tidak hanya menyebabkan

meningkatnya durasi kegiatan, tetapi akan berpengaruh terhadap meningkatnya

biaya konstruksi (Ervianto, 2004).Apabila terjadi keterlambatan pekerj aan (delay)

sehingga waktu proyek tidak sesuai dengan jadwal, maka efektivitas waktu tidak

tercapai. Menurut Ibironke et. al.( 2013) Hal – hal yang menjadi penyebab

(43)

1. Keterlambatan material berupa:

a. Kekurangan material konstruksi

b. Kualitas material yang tidak baik

c. Buruknya sistem pemesanan material

d. Ekskalasi terhadap harga material

e. Pengiriman material yang terlambat

f. Ketidaktersediaan pemasok

2. Keterlambatan tenaga kerja berupa:

a. Mobilisasi tenaga kerja yang lambat

b. Keterampilan tenaga kerja yang kurang memadai

c. Produktivitas tenaga kerja

d. Pasokan tenaga kerja

e. Absensi

f. Mogok kerja

g. Motovasi dan moral yang rendah

3. Keterlambatan perlatan berupa:

a. Jumlah peralatan yang tidak mencukupi

b. Frekuensi peralatan

c. Suku cadang peralatan yang kuran g

d. Peralatan yang tidak tepat

e. Mobilisasi peralatan yang lambat

f. Masalah pengalokasian peralatan

g. Peralatan yang tidak modern

(44)

a. Alokasi dana yang tidak sesuai

b. Suku bunga yang tinggi

c. Kesulitan keuangan pada kontraktor

d. Kesulitan keuangan pemilik

e. Hambatan yang tidak beralasan

f. Keterlambatan pembayaran ke pihak pemasok/sub

kontraktor

g. Kesulitan pembayaran bulanan

5. Keterlambatan dari pemilik berupa :

a. Lambatnya pengambilan keputusan oleh pemilik

b. Kurangnya pengalaman pihak pemilik

c. Perubahan permintaan

d. Campur tangan pemilik

e. Kurangnya komunikasi dan kordinasi

6. Keterlambatan dari pihak konsultan berupa :

a. Pengalaman konsultan yang kurang memadai

Keberhasilan suatu proyek salah satunya dapat dilihat melalui efektivitas

waktu proyek tersebut. S ecara langsung pembengkakan biaya dalam proyek

konstruksi diakibatkan oleh perubahan lingkup pekerjaan, perpanjangan waktu,

kurangnya perencanaan biaya dan pekerjaan tambahan (Ramabodu dan Vester,

2010). Ketidakefektivan waktu yang bersumber dari penundaan proyek

menyebabkan total waktu meningkat, biaya meningkat, dampak sosial yang

(45)

2.2.4 Efektivitas Biaya

Analisis efektivitas biaya adalah alat bantu dalam pengambilan keputusan,

hasil utamanya adalah memperkirakan biaya setiap pekerjaan yang dihasilkan oleh

ukuran tertentu (ec.europa.eu).Analisis efektivitas biaya pada suatu program atau

proyek menyajikan alternatif dalam rangka untuk mengidentifikasi biaya minimal

yang paling tepat (ec.europa.eu)

Project management profesional (PMP) menyatakan sebagai bagian dari

proses perencanaan, manajer proyek harus menentukan sumber daya apa yang

dibutuhkan untuk meyelesaikan proyek. Sumber daya tersebut melipu ti orang,

peralatan, dan bahan-bahan yang akan digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan.

Manajer proyek harus mengidentifikasi jumlah sumber daya yang dibutuhkan dan

kapan sumber daya tersebut digunakan. Identifikasi sumber daya, kuantitas yang

dibutuhkan dan jadwal penggunaan sumber daya tersebut secara langsung terkait

dengan perkiraan biaya dari pekerjaan proyek.

Efektivitas biaya dapat diartikan kesesuaian antara biaya yang

direncanakan dengan biaya aktual, jika terjadi perbedaan antara biaya yang

direncanakan dengan biaya aktual maka proyek dinyatakan tidak efektif dari segi

biaya. Perkiraan biaya sangat berperan penting dalam pelaksanaan kegiatan

proyek, perkiraaan biaya diperlukan untuk mengetahui dan menghitung seberapa

besar biaya yang akan kita g unakan dalam penyelenggaran proyek.

Estimator berperan penting dalam memperkirakan biaya, dan ini

merupakan hal yang sulit karena harga atau upah senantiasa mengalami

(46)

menutup tingkat harga karena waktu yang akan mengakibatkan kenaikan pada

rencana biaya.

Menurut (Soeharto, 2001) suatu perkiraan biaya akan lengkap bila

mengandung unsur berikut:

1. Biaya pembelian material dan peralatan

Hal ini meliputi penyusunan perkiraan biaya pemb elian material dan

peralatan yang kompleks, mulai dari membuat spesifikasi, mencari

sumber, mengadakan lelang sampai kepada membayar harganya.

2. Biaya penyewaan atau pembelian peralatan konstruksi

Di samping peralatan pada poin pertama terdapat juga peralata n

konstruksi yang digunakan sebagai sarana bantu konstruksi dan tidak akan

menjadi bagian permanen pabrik/instalasi.

3. Upah tenaga kerja

Terdiri dari tenaga kerja kantor pusat yang sebagian besar terdiri dari

tenaga kerja kantor pusat yang sebagian besar ter diri dari tenaga ahli

bidang engineering dan tenaga konstruksi plus penyelia di lapangan.

4. Biaya subkontrak

Pekerjaan subkontrak umumnya merupakan paket kerja yang terdiri dari

jasa dan material yang disediakan oleh subkontraktor, dan belum

termasuk di dalam klasifikasi butir 1, 2, maupun 3.

5. Biaya transportasi

Termasuk seluruh biaya transportasi material, peralatan, tenaga kerja yang

berkaitan dengan penyelenggaraan proyek

(47)

Komponen ini meliputi pengeluaran operasi perusahaan yang di bebankan

kepada proyek (menyewa kantor, membayar listrik, telepon, baiya

pemasaran) dan pengeluaran untuk pajak, asuransi, royalti, uang jaminan,

dan lain-lain.

Menurut Soeharto (2001) kualitas suatu perkiraan biaya yang berkaitan

dengan akurasi dan keleng kapan unsur – unsurnya tergantung pada hal – hal

berikut:

1. Tersedianya data dan informasi

2. Teknik atau metode yang digunakan

3. Kecakapan dan pengalaman estimator

4. Tujuan pemakaian perkiraan biaya

Temuan mengenai penelitian tentang biaya dan waktu proyek, didapatkan

bahwasanya ada lebih banyak kasus mengenai kelebihan biaya proyek daripada

keterlambatan proyek, hal ini membuat biaya yang membengkak pada proyek

menjadi sangat penting untuk dicari pen yebabnya (Ramanathan et. al.,2012)

Pada penelitian ini telah disebutkan bahwa terjadi keterlambatan proyek,

yang menyebabkan kenaikan biaya, namun keterlambatan bukan menjadi satu

(48)

Gambar 2.4 di bawah memperlihatkan bahwa, durasi proyek secara

langsung menimbulkan dampak pada biaya, semakin panjang durasi proyek, maka

biaya proyek juga akan semakin meningkat.

Sumber: Management project professional Gambar 2.4

Hubungan Durasi Proyek dengan Biaya Proyek Adapun faktor-faktor yang menyebabkan kenaikan biaya pada proyek

konstruksi dari sisi manajemen kontraktor yaitu:

a. Manajemen lapangan, supervisi yang tidak baik, subkontraktor

yang tidak kompeten, kesalahan selama konstruksi (Le -Hoaiet. al.,

2008).

b. Keterlambatan jadwal (Omeregie dan Radford 2006).

c. Ketidakmampuan di dalam membuat penjadwalan, kurangnya

pengalaman dan perencanaan (Ameh et. al., 2010).

d. Ketidakmampuan dalam memonitor dan mengawasi (Azhar et. al.,

2008).

e. Ketidakakuratan material, kenaikan harga material, dan kenaikan

tarif kebijakan pemerintah (Kaming et. al., 1997)

Project

cost ProfitMargin

Actua

(49)

Rahman et. al., (2013) menyatakan ada 7 f aktor yang mempengaruhi

ketidaksesuaian biaya proyek yaitu:

a. Manjemen lapangan kontraktor meliputi manajemen lapangan

dan supervisi lapangan, sub kontraktor yang tidak kompeten,

keterlambatan jadwal, ketidaksesuaian perencanaan dengan

jadwal, kurangnya peng alaman, ketidakakuratan estimasi

waktu dan biaya, kesalahan selama kegiatan, tidak adanya

monitor dan pengawasan

b. Dokumentasi dan desain meliputi frekuensi perubahan desain,

kesalahan dan error desain, tidak lengkapnya gambar dalam

tender, minimnya desain d an keterlambatan gambar, persiapan

dan persetujuan gambar yang terlambat.

c. Keuangan manajemen meliputi kesulitan arus kas keuangan

oleh kontraktor, kurangnya pengawasan keuangan di lapangan,

kesulitan keuangan pemilik, keterlamabatan pembayaran

progress oleh pemilik dan ganti rugi kontrak.

d. Informasi dan komunikasi meliputi kurangnya kordinasi antar

bagian, informasi yang terlambat antar bagian, dan kurangnya

komunikasi antar bagian.

e. Sumber daya manusia meliputi produktivitas tenaga kerja,

kurangnya tenaga kerja lapangan, keterampilan tenaga kerja,

tingginya biaya tenaga kerja, dan tingkat ketidakhadiran tenaga

(50)

f. Non sumberdaya manusia meliputi fluktuasi harga material,

kekurangan material, keterlambatan pengiriman material dan

peralatan, dan kondisi pera latan yang tidak sesuai atau rusak.

g. Manajemen proyek dan administrasi kontrak meliputi

kurangnya manajemen proyek, perubahan lingkup proyek, dan

terlambat dalam mengambil keputusan

2.2.5 Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan penduduk yang berada dalam usia kerja

(wikipedia, 2013). Menurut UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2

disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan

pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi

kebutuhan sendiri maupun untuk masyarak at.

Menurut Project Management Profesional (PMP) penambahan durasi

proyek akan menimbulkan kenaikan pada biaya tenaga kerja, dan perpendekan

durasi kerja akan membuat pihak manajemen melakukan penambahan tenaga

kerja, di mana penambahan tenaga kerja terseb ut akan menambah biaya tenaga

kerja total. Berdasarkan uraian tersebut dapat dinyatakan bahwa baik

penambahan durasi kerja atau perpendekan durasi kerja akan menimbulkan efek

(51)

Sumber:Project Management Professional Gambar 2.5

HubunganDurasiKerjaTerhadapBiaya Tenaga Kerja

Tenaga kerja memiliki pengaruh langsung terhadap efektivitas waktu dan

biaya, kekurangan tenaga kerja, keterlambatan tenaga kerja atau rendahnya

keterampilan tenaga kerja akan menimbulkan pembengkakan biaya dan

perpanjangan durasi kerja (Project Management Proffesional).

2.2.6 Material

Material adalah bahan yang dipakai untuk membuat barang lain contoh

bahan mentah untuk bangunan seperti pasir, kayu (Wikipedia, 2013). Material

merupakan bahan dasar yang akan digunakan untuk proses pengerjaan konstruksi,

tanpa material tentunya proyek tidak dapat dikerjakan.

Material konstruksi meliputi bahan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan

bagian pekerjaan dalam satu kesatuan pekerjaan pada suatu proses konstruksi

(Wordpress, 2013). Pemilihan kualitas material, pasokan m aterial, dan fluktuasi

harga material menjadi faktor dalam mencapai efektivitas biaya, banyaknya

alternatif material menjadikan proyek bisa lebih efisien dalam pengelolaan biaya.

Namun apabila keterlambatan material terjadi maka pengaruhnya terhadap waktu

proyek akan terlihat langsung, hal tersebut dikarenakan tertundanya beberapa atau

seluruh pekerjaan.

Cost of labor

Project duration

Additional labor

(52)

Fluktuasi harga material juga berpengaruh terhadap biaya, ketika harga

material naik maka biaya total juga akan naik, namun jika perusahaan ingin

mengurangi kenaikan total biaya sebagai akibat dari kenaikan harga, maka

perusahaan bisa mengganti spesifikasi material tetapi perusahaan dihadapkan pada

mutu konstruksi secara keseluruhan (Gorgis, 2012). Menurut Kaliba et. al., (2009)

kerusakan material, kurang nya pasokan material, kenaikan harga material yang

terlalu tinggi, dan keterlambatan pengiriman material menjadi faktor terbesar

penyebab keterlambatan kerja pada proyek pembangunan jalan di Zambia.

Material berpengaruh terhadap waktu proyek, ketepatan waktu proyek

yang disebabkan oleh material adalah karena kondisi berikut (Assaf dan Al -Hejji,

2006):

a. Jumlah material di pasar

b. Perubahan jenis dan spesifikasi material selama konstruksi

c. Pengiriman material

d. Kondisi material

e. Pemesanan material

f. Seleksi terhadap material yang digunakan

Kecepatan pengiriman material, kondisi material, pemasanan material

akan menjadi faktor penyebab tercapainya efektivitas waktu. Maka, jika terjadi

keterlambatan dalam pengiriman material, rusaknya material, terlambatnya

pemesanan material dan terjadi perubahan spesifikasi material sudah tentu

keterlambatan pekerjaan akan terjadi, sehingga efektivitas waktu tidak tercapai

(53)

Penelitian lain menyebutkan harga material, pasokan material, pengriman

material dan peralatan yang sesuai dengan rencana dapat menyebabkan biaya

yang dikeluarkan akan sesuai dengan anggaran. Namun jika terjadi fluktuasi harga

material, kekurangan material, keterlambatan pengiriman material dan peralatan,

dan kondisi peralatan yang tidak sesuai atau rusak, maka proyek akan mengalami

kenaikan biaya total (Rahman et. al., 2013).

2.2.7 Peralatan

Peralatan adalah benda yang digunakan untuk mempermudah pekerjaan

kita sehari-hari. Peralatan khusus adalah alat perlengkapan yang dirancang dalam

bentuk ukuran kemampuan dan kegunaan khusus untuk tujuan tertentu

(wikipedia). Peralatan konstruksi meliputi seluruh peralatan yang dibutuhkan

untuk menyelesaikan bagian pekerjaan dalam satu kesatuan pekerjaan pada suatu

proses konstruksi (wordpress, 2013)

Peralatan yang digunakan dalam proyek adalah peralatan khusus yang

memang disesuaikan dengan kebutuhan, keterlambatan peralatan, kerusakan

peralatan, dan ketidaksesuaian peralatan dapat menyebabkan ketidakefektivan

waktu dan ketidakefektivan biaya p royek dengan kata lain apabila kondisi

peralatan dalam keadaan baik, pengiriman tidak terlambat, dan estimasi jumlah

peralatan yang dibutuhkan akurat maka efektivitas waktu dan biaya dapat tercapai

meskipun ada faktor lain yang menjadi penentu efektivitas proyek (Kouskili dan

(54)

Proyek dapat menjadi tepat waktu apabila pemakaian perlatan pada

kegiatan yang sesuai. Dinyatakan sesuai apabila peralatan tidak kurang,

keterampilan operator baik, produktivitas peralatan tinggi, peralatan berteknolog i

canggih (Assaf dan Al-Hejji, 2006)

2.2.8 Jalur Kritis

Menurut Heizer dan Render (2009) kerangka kerja (Crtitical Path

Method)CPM mengikuti enam langkah dasar berikut:

1. Menetapkan proyek dan menyiapkan struktur penguraian kerja.

2. Membangun hubungan antara akti vitas – aktivitasnya. Memutuskan

aktivitas yang harus dilakukan lebih dahulu dan aktivitas yang harus

mengikuti aktivitas lain.

3. Menggambarkan jaringan yang menghubungkan keseluruhan aktivitas.

4. Menetapkan perkiraan waktu dan/ atau biaya untuk setiap aktivitas.

5. Menghitung jalur waktu terpanjang melalui jaringan. Hal ini disebut jalur

kritis.

6. Menggunakan jaringan untuk membantu perencanaan, penjadwalan, dan

pengendalian proyek.

Analisis jalur kritis dapat dilakukan pada jaringan untuk mengetahui

seberapa lama proyek dapat diselesaikan. Jalur kritis adalah jalur waktu

terpanjang yang terdapat di seluruh jaringan (Render dan Heizer, 2009). Untuk

mengetahui jalur kritis, dilakukan dengan menghitung dua waktu awal dan akhir

yang berbeda untuk setiap a ktivitas (Jay Heizer, 2009) dengan langkah sebagai

berikut :

(55)

Mulai paling awal

Sumber : Render dan Heizer, 2009

Menurut Santoso (2009) CPM mengasumsikan bahwa umur proyek bisa

dipersingkat dengan penambahan sumberdaya tenaga kerja, peralatan, modal

untuk kegiatan–kegiatan tertentu.

2.3 Kerangka Konseptual

Pada dasarnya setiap proyek dibatasi oleh kendala waktu, biaya, dan mutu.

Teori triple constrain menyatakan keberhasilan proyek dapat dilihat melalui

ketiga hal tersebut. Proyek dinyatakan gagal apabila terjadi keterlambatan dan

kenaikan total biaya (Milis, 2008).

Efektivitas waktu proyek diartikan sebagai kesesuaian antara jadwal

proyek dengan waktu pelaksaan proyek (Soeharto, 2001) di mana waktu

pelaksanaan proyek dipengaruhi olek faktor tenaga kerja, perlatan, dan material.

Ketika ketiga faktor tersebut terpenuhi baik kuantitas ataupun kualitasnya maka

pelasanaan proyek bisa tepat waktu, namun apabila terjadi ganguan terhadap

ketiga faktor ini baik secara kuantitas atau kualitas maka akan membuat proyek

(56)
(57)

Hipotesis untuk kerangka konseptual

Hipotesis 1 : Tenaga kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap

efektivitas waktu

Hipotesis 2 : Material berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas

waktu

Hipotesis 3 : Peralatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas

waktu

Hipotesis 4 : Tenaga kerja, material dan peralatan secara langsung

berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas waktu

Hipotesis 5 : Tenaga kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap

efektivitas biaya

Hipotesis 6 : Material berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas

biaya

Hipotesis 7 : Peralatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas

biaya

Hipotesis 8 : Efektivitas waktu berpengaruh positif dan signifikan terhadap

efektivitas biaya

Hipotesis 9 : Tenaga kerja,material, peralatan dan efektivitas waktu

berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas biaya

Hipotesis 10 : Tenaga kerja berpengaruh positif terhadap efektivitas biaya

melalui efektivitas waktu

Hipotesis 11 : Material berpengaruh positif terhadap efektivitas biaya melalui

efektivitas waktu

Hipotesis 12 : Peralatan berpengaruh positif terhadap efektivitas biaya melalui

(58)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. Inkoprima Utamajaya dan dilakukan

selama 5 bulan dari bulan Mei 2013 sampai dengan bulan Oktober 2013.

3.2 Jenis Penelitian

Jenis penelitianiniexpost facto artinya sesudah fakta, yaitu penelitian yang

dilakukan setelah suatu kejadian itu terjadi. Disebut juga sebagai restropective

study karena penelitian ini merupakan penelitian penelusuran kembali terhadap

suatu peristiwa atau suatu kejadian dan kemudian merunut kebelakang untuk

mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut.

3.3 MetodePengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukandalampenelitianiniterdiridari:

1. Metode kajian pustaka

Pengumpulan data dilakukan dengan mencari re ferensi baik dari buku–

buku, literatur, makalah–makalah dalam internet, maupun artikel –artikel

yang berkaitan dengan manajemen proyek.

2. Metode wawancara

Dilakukan dengan mewawancarai (diskusi) ke pihak - pihak terkait pada

PT. Inkoprima Utamajaya yang mengerti pelaksanaan proyek PT. Pan

Gambar

Tabel 1.1 Durasi Normal dan Pelaksanaan Kegiatan Proyek
Tabel 1.2 Biaya ProyekPT Pan Pasific Nesia
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Komponen Pada Manajemen Waktu ProyekGambar 2.1Control
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan kredit perbankan, nilai ekspor, pengeluaran pemerintah dan jumlah tenaga kerja berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan

Apakah variabel Profitabilitas, Likuiditas, Ukuran Perusahaan, Stuktur Kepemilikan, dan Reputasi Kantor Akuntan Publik berpengaruh signifikan secara simultan terhadap Ketepatan

Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara manfaat penerapan pengelolaan sisa material terhadap efektivitas biaya, waktu dan mutu konstruksi.. Kata

Tujuan diambilnya penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor produktivitas tenaga kerja outsourcingtenaga kontrak yang mempengaruhi kinerja waktu proyek

Hasil penelitian mengidentifikasi bahwa profitabilitas, ukuran perusahaan, likuiditas,dan opini auditor secara signifikan berpengaruh pada ketepatan waktu penyampaian

Dapat disimpulkan bahwa profitabilitas, likuiditas, struktur kepemilikan, ukuran perusahaan, dan opini audit secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat yaitu

Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : Pertama, leverage DER, profitabilitas ROA dan likuiditas CR berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada perusahaan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor lokasi, harga, promosi, fasilitas yang tersedia, dan cara pembayaran berpengaruh signifikan secara parsial dan simultan terhadap perilaku