ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
EFEKTIVITAS WAKTU PROYEK DAN DAMPAKNYA
TERHADAP EFEKTIVITAS BIAYA PADA PROYEK
KONSTRUKSI (STUDI KASUS: PT PAN PACIFIC
NESIA SUBANG JAWA BARAT
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains
dalam Program Studi Ilmu Manajemen pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh
LAILAN TAWILA BERAMPU 117019070/IM
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
M E D A N
Telah diuji pada
Tanggal : 28 Nopember 2013
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE Anggota : 1. Dr. Parapat Gultom, MSIE
2. Dr. Arlina Nurbaity Lubis, MBA 3. Dr. Muslich Lufti, MBA
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFEKTIVITAS WAKTU PROYEK DAN DAMPAKNYA TERHADAPEFEKTIVITAS
BIAYA PADA PROYEK KONSTRUKSI (STUDI KASUS: PT PAN PACIFIF NESIA - JAWA BARAT)
ABSTRAK
Parameter keberhasilan suatu proyek dapat dilihat melalui efektivitas waktu, efektivitas biaya, dan mutu yang dihasilkan. Beberapa penelit ian menyebutkan bahwa faktor penyebab tercapainya efektivitas biaya dan waktu adalah tenaga kerja, material dan peralatan namun proyek pada umumnya memiliki masalah terhadap waktu dan biaya tersebut, di mana sering terjadi keterlambatan kerja maupun kena ikan biaya. Hal yang sama juga terjadi dalam pelaksanaan proyek konstruksi yang menjadi kasus dalam penelitian ini. Pada proyek ini terjadi perpanjangan waktu penyelesaian proyek akibat keterlambatan kerja sehingga efektivitas waktu tidak tercapai dan hal ini menyebabkan efektivitas biaya juga tidak tercapai . Permasalahan dalam penelitian adalah apakah faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas waktu dan biaya dalam suatu proyek konstruksi. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh kegiatan dalam proyek yang termasuk pada jalur kritis. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi CPM (Critical Path Method) dan Analisis Jalur. Hasil penelitian adalah sebagai berikut : (1) Tenaga kerja, material, dan peralatan secara simultan berpengaruh posit if dan signifikan terhadap efektivitas waktu ; (2) Tenaga kerja secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas waktu; (3) Material secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas waktu; (4) Peralatan secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap efektivitas waktu ; (5) Tenaga kerja, material, peralatan dan efektivitas waktu secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas biaya; (6) Tenaga kerja secara parsial berpengaruh tidak si gnifikan terhadap efektivitas biaya; (7) Material secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap efektivitas biaya; (8) Peralatan secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap efektivitas biaya ; (9) Efektivitas waktu secara simultan berpengaru h positif dan signifikan terhadap efektivitas biaya ; (10) Pengaruh tenaga kerja secara langsung lebih besar dibandingkan dengan pengaruh tenaga kerja secara tidak langsung; (11) Pengaruh material secara tidak langsung lebih besar dibandingkan dengan pengaruh peralatan secara langsung ; dan (12) Pengaruh material secara tidak langsung lebih besar dibandingkan dengan pengaruh peralatan secara langsung.
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahNya,
sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan tesis ini.
Segala upaya yang telah dilakukan tentunya tidak terlepas dari bimbingan,
bantuan serta dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis
menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang sebesar -besarnya kepada
semua pihak yang membantu hingga terselesaikannya tesis ini, terutama
disampaikan kepada yang terhormat :
1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM & H., M.Sc., (CTM)., Sp. A (K)
selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Drs. Erman Munir, Ph.D.selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M. Ec, Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas
Ekonomi
4. Bapak Prof. Dr. Paham Ginting, MS , selaku Ketua Program Studi Ilmu
Manajemen dan juga selaku Ketua Komisi Pembanding yang telah
memberikan masukan untuk perbaikan tesis ini.
5. Ibu Dr. Arlina Nurbaity Lubis, MBA , selaku Sekertaris Program Studi Ilmu
Manajemen.
6. Bapak Prof. Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE selaku Ketua Komisi
pembimbing yang telah banyak membimbing dan mengarahkan penulis dalam
penulisan tesis ini
7. Bapak Dr. Parapat Gultom, MSIE selaku Komisi Pembimbing yang telah
banyak membimbing dan mengarahkan penulis dalam penulisan tesis ini
8. Ibu Dr. Arlina Nurbaity Lubis, MBA , selaku Komisi Pembanding yang telah
membimbing dan mengarahkan penulis dalam penulisan tesis ini.
9. Bapak Dr. Muslich Lufti, MBA selak u Komisi Pembanding yang telah
membimbing dan mengarahkan penulis dalam penulisan tesis ini.
10. Ibu Dr Yenni Absah, M.Si selaku Komisi Pembanding yang telah membimbing
dan mengarahkan penulis dalam penulisan tesis ini.
12. Kedua Orang tua saya Syahril Berampu dan Nurmala Pulungan atas semua
dukungan, kasih sayang dan semangat yang telah diberikan dalam penyelesaian
tesis ini.
13. Anak saya terkasih Alkindi Samudra yang membuat saya terus termotivasi
dalam menyelesaikan tesis ini.
14. M. Amri Nasution, M.Si yang dengan ihklas memberikan semangat dan
dukungan baik materi maupun moril
15. Ir. Sukino Fauzi Pamungkas selaku Site Manager proyek Pan Pacific Nesia,
yang banyak membantu dalam mengarahkan penulis dalam pembuatan tesis
ini.
16. Teman-teman sekelas saya Argensia, Saumanda Tazilio, Juli Meliza, Juni
Anggreini, dan Ravika Devi. Terimakasih atas persahabatan, bantuan,
dukungan kalian, tetap semangat , dan suks es untuk kita semua.
17. Teman-teman Sekolah Pascasarjana Ilmu Manajemen, yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu. Terima kasih atas persahabatan, bantuan dan dukungan
selama penulis menempuh penulisan tesis ini.
18. Keluarga dan semua pihak yang telah memb antu pelaksanaan program studi
dan penulisan tesis ini.
Semoga jasa, bantuan dan dorongan bapak/ibu diterima oleh Allah SWT
sebagai amal yang bermanfaat.
Besar harapan penulis, semoga tesis ini bermanfaat meskipun penulis
menyadari sepenuhnya bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna.
Medan, 18 Oktoberi 2013
Penulis,
RIWAYAT HIDUP
Lailan Tawila Berampu, dilahirkan di Bandung, pada tanggal 25 Mei
1985, dari pasangan Ayahanda Syahril Berampu dan Ibunda Nurmala Pulungan,
sebagai anak ketiga dari tiga bersaudara.
Riwayat pendidikan, mengikuti jenjang pendidikan dari SD Seni Asih
Bekasi (lulus tahun 1996 ), melanjutkan pendidikan ke SLTP Negeri 9 Bekasi
(lulus tahun 1999). SMU Negeri 1 Katibung Lampung Selatan ( lulus tahun 2002),
Program S1 Ilmu Manajemen Universitas Lampung (lulus tahun pada tahun
2006), kemudian melanjutkan pendidikan di Program Studi Ilmu Manajemen
Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
Medan, 18 Oktober 2013
Penulis,
DAFTAR ISI
1.1 Latar Belakang Masalah... ... 11.2 Perumusan Masalah ... ... ... 7
1.3 Tujuan Penelitian ... ... ... 8
1.4 Manfaat Penelitian ... ... ... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu ... ... ... 10
2.2 Landasan Teori ... ... ... 11
2.2.1 Perbandingan Proyek dan Kegiatan Operasional... 11
2.2.2 Parameter Kegiatan Proyek ... ... 15
2.2.3 Efektivitas waktu... ... ... 23
2.2.4 Efektivitas Biaya ... ... . 28
2.2.5 Tenaga Kerja... ... 33 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... ... 42
3.2 Jenis dan Sifat Penelitian ... ... 42
3.3 Metode Pengumpulan Data ... ... 42
3.4 Jenis Sumber Data ... ... ... 42
3.5 Populasi dan Sampel ... ... ... 43
3.6 Identifikasi dan Operasional Variabel Penelitian ... 44
3.7 Definisi Operasional Variabel ... ... 50
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... ... 58
4.1.1 Sejarah Perusahaan ... ... 58
4.1.2 Struktur Organisasi Proyek ... ... 58
4.2 Proses Analisis Data ... ... 61
4.2.1 Rencana Perencanaan Proyek Konstruksi ... 61
4.2.2 Realisasi Pelaksanaan Proyek Konstruksi ... 72
4.3 Analisis Data dengan Analisis Jalur ... ... 65
4.3.1 Data Variabel ... ... 66
4.3.2 Analisis Efektivitas Waktu dan Efektivitas Biaya... 72
4.4 Menghitung Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung... 107
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... ... ... 111
5.2 Saran ... ... ... 112
DAFTAR TABEL
No. Tabel Halaman
Tabel 1.1 Durasi Normal dan Pelaksanaan Kegiatan Proyek ... 4
Tabel 1.2 Biaya Proyek PT Pan Pasific Nesia April 2008-Oktober 2008 ... ... ... 5
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... ... 10
Tabel 2.2 Perbandingan Kegiatan Proyek dengan Kegiatan Operasional 11 Tabel 2.3 Langkah Menghitung Jalur Kritis ... 38
Tabel 3.1 Daftar Kegiatan Proyek ... ... 49
Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel... 50
Tabel 4.1 Daftar Kegiatan Kritis dan Tidak Kritis Rencana ... 63
Tabel 4.2 Daftar Kegiatan Kritis dan Tidak Kritis Realisasi... 64
Tabel 4.3 Data Variabel–Variabel Penelitian... 69
Tabel 4.4 ModelSummary... 73
Tabel 4.5 Anova... 76
Tabel 4.6 Koefisien... 76
Tabel 4.7 Tabel Koefisien... ... 80
Tabel 4.8 ModelSummary... 90
Tabel 4.9 Tabel Anova ... 91
Tabel 4.10 Tabel Koefisien ... ... ... 94
Tabel 4.11 TabelCoefficient ... ... . 97
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Halaman
Gambar 2.1 Komponen Pada Manajemen Waktu Proyek ... 13
Gambar 2.2 Tiga Batasan (Biaya, waktu, dan mutu) ... 19
Gambar 2.3 Sumberdaya dalam Proyek ... ... 23
Gambar 2.4 Hubungan Durasi Proyek dengan Biaya Proyek ... 31
Gambar 2.5 Hubungan Durasi Kerja Terhadap Biaya Tenaga Kerja ... 26
Gambar 2.6 Kerangka Konseptual ... ... 40
Gambar 3.1 Gambar Diagram Jalur ... ... 56
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Proyek... 59
Gambar 4.2 Jaringan Kerja Rencana ... 62
Gambar 4.3 Rencana Jaringan Kerja Realisasi... ... 63
Gambar 4.4 Model Keranga Konseptual ... 73
Gambar 4.5 Grafik Normal P-Plot ... ... 77
Gambar 4.6 Scatter Plot ... ... ... 78
Gambar 4.7 Kurva Distribusi Normal ... ... 79
Gambar 4.8 Hasil Model Struktur Faktor-faktor Ketidakefektivan Biaya 88 Gambar 4.9 Grafik Normal P-Plot ... ... 95
Gambar 4.10 Gambar Scatter Plot... ... 96
Gambar 4.11 Kurva Distribusi Normal ... ... 97
Gambar 4.12 Hubungan Keterlambatan dengan Kenaikan Biaya ... 107
DAFTAR LAMPIRAN
No Lampiran Halaman
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFEKTIVITAS WAKTU PROYEK DAN DAMPAKNYA TERHADAPEFEKTIVITAS
BIAYA PADA PROYEK KONSTRUKSI (STUDI KASUS: PT PAN PACIFIF NESIA - JAWA BARAT)
ABSTRAK
Parameter keberhasilan suatu proyek dapat dilihat melalui efektivitas waktu, efektivitas biaya, dan mutu yang dihasilkan. Beberapa penelit ian menyebutkan bahwa faktor penyebab tercapainya efektivitas biaya dan waktu adalah tenaga kerja, material dan peralatan namun proyek pada umumnya memiliki masalah terhadap waktu dan biaya tersebut, di mana sering terjadi keterlambatan kerja maupun kena ikan biaya. Hal yang sama juga terjadi dalam pelaksanaan proyek konstruksi yang menjadi kasus dalam penelitian ini. Pada proyek ini terjadi perpanjangan waktu penyelesaian proyek akibat keterlambatan kerja sehingga efektivitas waktu tidak tercapai dan hal ini menyebabkan efektivitas biaya juga tidak tercapai . Permasalahan dalam penelitian adalah apakah faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas waktu dan biaya dalam suatu proyek konstruksi. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh kegiatan dalam proyek yang termasuk pada jalur kritis. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi CPM (Critical Path Method) dan Analisis Jalur. Hasil penelitian adalah sebagai berikut : (1) Tenaga kerja, material, dan peralatan secara simultan berpengaruh posit if dan signifikan terhadap efektivitas waktu ; (2) Tenaga kerja secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas waktu; (3) Material secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas waktu; (4) Peralatan secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap efektivitas waktu ; (5) Tenaga kerja, material, peralatan dan efektivitas waktu secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas biaya; (6) Tenaga kerja secara parsial berpengaruh tidak si gnifikan terhadap efektivitas biaya; (7) Material secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap efektivitas biaya; (8) Peralatan secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap efektivitas biaya ; (9) Efektivitas waktu secara simultan berpengaru h positif dan signifikan terhadap efektivitas biaya ; (10) Pengaruh tenaga kerja secara langsung lebih besar dibandingkan dengan pengaruh tenaga kerja secara tidak langsung; (11) Pengaruh material secara tidak langsung lebih besar dibandingkan dengan pengaruh peralatan secara langsung ; dan (12) Pengaruh material secara tidak langsung lebih besar dibandingkan dengan pengaruh peralatan secara langsung.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Proyek merupakan kegiatan khusus, yang berbeda dengan kegiatan
operasional. Proyek memiliki ciri multi kegiatan, tingkat resiko yang tinggi,
jadwal yang terbatas serta perubahan kondisi yang begitu cepat. Proyek pada
umumnya memiliki batas waktu dan sumberdaya yang meliputi bahan, peralatan,
dan tenaga kerja. Keterbatasan dari sumber daya tersebut dapat mengakibatkan
keterlambatan waktu penyelesaian proyek.
Efektif tidaknya pelaksanaan suatu proyek telah ditentukan melalui kriteria
yang meliputi: (1) kesesuaian besar biaya yang dikeluarkan dibandingkan dengan
anggaran yang tersedia; (2) kesesuaian waktu penyelesaian proyek dibandingkan
dengan jadwal yang telah ditetapkan; dan (3) kesesuaian kinerja yang diukur
melalui mutu pekerjaan dibandingkan dengan spesifikasi proyek yang telah
ditetapkan. Hal ini dikenal dengan triple constraint. Biaya, jadwal dan mutu
tersebut secara teknis merupakan parameter keberhasilan dari kegiatan proyek.
Menghadapi hal tersebut, langkah yang dilakukan oleh perusahaan pada umumnya
adalah berupaya melakukan efektivitas dan peningkatan efisiensi sumberdaya.
Peningkatan tersebut berupa pengelolaan sumber daya yang terbatas. Hal inidapat
dicapai jika pengelolaan proyek tersebut dilakukan dengan baik. Penerapan
manajemen yang baik tersebut tentunya dengan menggunakan prinsip -prinsip
Berdasarkan hal tersebut maka penggunaan prinsip manajemen
yangdimulai dari perencanaan hingga pengawasa n, harus dilakukan agar dicapai
hasil yang maksimal dari sumber daya tersebut. Dalam hal ini diperlukan
pengawasan lebih intensif sejak perencanaan, pelaksanaan, sampai penutupan
proyek. Maka dengan demikian, perusahaan dituntut untuk bereaksi cepat dalam
mengantisipasi penyimpangan. Menurut Soeharto (2001) penggunaan prinsip
manajemenyang telah berhasil mengelola kegiatan operasional rutin dengan
lingkungan yang relatif stabil, dirasakan kurang mampu atau tidak cukup dalam
mengelola suatu kegiatan proyek yang penuh dengan dinamika dan perubahan
cepat, sehingga hasilnya pun tidak optimal. Menurut Stelth dan Roy (2009)
perencanaan proyek dimulai dengan menyusun jadwal kerja, ketika perancanaan
waktu tidak akurat maka aktivitas proyek akan menghabiskan banyak uang dan
hal tersebut akan mengurangi profitdanrevenuebagi kontraktor dan owner.
Perencanaan sumber daya baik sumber daya manusia dan bukan manusia
akan berpengaruh besar terhadap tingkat akurasi jadwal dan biaya untuk
menentukan keefektifan penggunaa n keterbatasan sumber daya. Meskipun
estimator sangat berpengalaman dalam menyusun rencana tersebut, ekskalasi
(penyimpangan) pasti akan tetap ada, hal tersebut menuntut reaksi cepat
manajemen perusahaan mengatasi agar jumlah ekskalasi tidak terlalu jauh d ari
rencana.
Percepatan bisa dilakukan dengan cara menambah jam kerja lembur,
menambah jumlah tenaga kerja, menambah sub kontraktor, dan lainnya. Jika
percepatan dilakukan pada kegiatan proyek, pihak manajemen dituntut harus
dengan hasil yang optimal. Artinya percepatan bukan hanya fokus pada
pengurangan durasi kerja normal saja, tetapi pengurangan durasi normal tersebut
harus melihat berapa banyak biaya yang akan bertambah ketika percepa tan
tersebut dilakukan, karena baik keterlambatan kerja maupun percepatan kerja
akan meningkatkan biaya proyek.
Baik buruknya kinerja proyek dapat diukur dari indikator kinerjabiaya,
mutu, waktu serta keselamatan kerja. Hal ini dapat dicapai dengan merencanakan
secara cermat, teliti, dan terpadu seluruh alokasi sumberdaya manusia, peralatan,
material sertabiaya yang sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan (Husen, 2009).
Keterlambatan dalam menyelesaikan kegiatan proyek secara langsung akan
mengakibatkan kenaikan total biaya dari yang seharusnya.
PT Inkoprima Utamajaya merupakan perusahaan jasa kontraktor yang
diberikan oleh owner kewenangan untuk membangun sebuah pabrik garmen
dengan nama PT Pan Pacific Nesia. Aktivitas kegiatan pembangunan PT Pan
Pasific Nesia meliputi 10 kegiatan besar yang terdiridari:mobilization, site
preparation, factory building work, canteen building work, mess building work,
genset building work, guard house building work, electrical work, mechanical
work, daninfrastructure work.
Pembangunan pabrik garmen tersebut bernilai Rp20.500.000.000 diluar
pajak sebesar 10% dengan durasi proyek berdasarkan kontrak kerja, mulai 15
April 2008 sampai dengan 30 Oktober 2008 atau lamanya 5 bulan dengan durasi
normal 886 hari, anggaran biayasebe sar Rp. 17.337.340.652. Tiap keterlambatan
dalam penyelesaian proyek dikenakan biaya pinalti sebesar0,3% per hari dan
Pada kenyataannya, pelaksanaan kegiatan proyek mengalami
keterlambatan. Pada bulan Oktober 2008 pek erjaan proyek baru mencapai 70%,
yang semula dijadwalkan selesai pada bulan Oktober 2008 mundur hingga
Desember 2008 (Lampiran 1). Akibat keterlambatan jadwal proyek tersebut maka
menyebabkan terjadinya kenaikan biaya proyek.
Tabel 1.1 Durasi Normal dan Pelaksanaan Kegiatan Proyek No Nama Kegiatan
2 Site Preparation 30 30 0
3 Factory Building Work 161 206 27
4 Canteen Building Work 126 163 29
5 Mess Building Work 119 151 27
6 Genset Building Work 56 72 29
7
Guard House Building
Work 42 55
31
8 Electrical Work 126 165 31
9 Mechanical Work 76 99 31
10 Infrastructure Work 126 166 32
Sumber: Data sekunder diolah penulis (2013)
Pada Tabel 1.1 dapat dilihat perbandingan durasi kegiatan proyek antara
durasi dalam kontrak (perencanaan) dengan pelaksanaannya. Keterlambatan
berkisar antara 27% - 32%, dengan kata lain efektivitas waktu berkisar pada angka
70%. Durasi keterlambatan yang cukup besar terjadi pada pekerjaan factory
building,canteen building, mess building, dan infrastructure dikarenakan terdapat
rework dan beberapa perubahan design. Pada Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa
pekerjaan yang menghabiskan dana terbesar terjadi pada factory building work
(51,076%), infrastructure (18,350%), electrical (16,328%). Keterlambatan terjadi
pada dua pekerjaan yang menghabiskan dana terbesar yaitu factory building work
Tabel 1.2 Biaya ProyekPT Pan Pasific Nesia April–Oktober 2008
No Nama Pekerjaan Rupiah
(dalam juta) % % Kumulatif
1 Factory Building Work 8.855,141062 51,076 52,076
2 Infrastructure 3.181,429272 18,350 69,426
3 Electrical Work (Factory Building Work) 2.830,895000 16,328 85,754
4 Mechanical work (Cooling & Boiler Work) 796,904600 4,596 90,350
5 Mess Building Work 726,095180 4,188 94,539
6 Canteen Building Work 583,381930 3,365 97,903
7 Site Preparation 149,000000 0,859 98,763
8 Genset Building Work 98,402538 0,568 99,330
9 Guard House Building Work 87,191070 0,503 99,833
10 Mobilization 28,900000 0,167 100
Jumlah 17.337.340.652
Sumber : PT Inkoprima Utamajaya, 2008 (Data diolah)
Menurut hukum Pareto dinyatakan bahwa 80% dari biaya total dikandung
oleh 20% komponennya. Jika dilihat dari sisi biaya, menunjukkan bahwa 20%
aktivitas besar yang berasal dari 3 kegiatan yang meliputi: factory building work,
infrastructure dan electrical menghabiskan 80% anggaran proyek, sementara 7
kegiatan lainnya hanya menghabiskan dana 20% dari anggaran. Pada penelitian
ini durasi keterlambatan terbesar yaitu 32% terjadi pada kegiatan infrastructure
yang merupakan salah satu dari 3 kegiatan yang menghabiskan dana terbanyak,
sehingga hal tersebut menjadi pemicu kenaikan total biaya proyek.
Manajemen PT InkoprimaUtamajaya dalam melakukan perencanaan
waktu menggunakan Gantt Chart. Pada Gant Chart digambarkan jadwal proyek
sejak perencanaan hingga akhir proyek. Pada proyek ini pihak manajemen juga
telah menerapkan sistem networking yang menunjukkan hubungan saling
ketergantungan antara satu kegiatan dengan kegiatan lainnya.
Namun pihak manajemen proyek tidak menggunakan metode jalur kritis
diprioritaskan dan kegiatan mana yang bisa ditunda. Jalur kritis menjadi p enting
karena dapat digunakan untuk mengelola sumber daya proyek yang terbatas.
Ketika terdapat kekurangan tenaga kerja, material maupun peralatan pada jalur
kritis, maka kekurangan tersebut dapat diatasi dengan mengggunakan terlebih
dahulu sumberdaya dari kegiatan yang bukan kritis.
Pada penelitian ini keterlambatan bukanlah satu -satunya hal yang
menyebabkan kenaikan biaya.Total biaya dalam proyek ini mengalami
peningkatan disebabkan oleh kenaikan harga material (Lampiran 2) dan
keterlambatan kerja itu sen diri. Walaupun kenaikan harga material tersebut
umumnya masih di bawah 10% namun dampaknya tetap saja menimbulkan
kenaikan biaya.
Teori tiga batasan (Triple constraint) menyatakan efektivitas biaya terjadi
jika biaya aktual sesuai dengan anggaran biaya, ef ektivitas waktu terjadi jika
waktu pelaksanaan proyek hingga akhir proyek sesuai dengan jadwal kerja
proyek, dan kinerja proyek dinyatakan baik jika mutu konstruksi tercapai sesuai
dengan spesifikasi proyek. Berdasarkan parameter efektivitas proyek yang diukur
melalui biaya, jadwal dan mutu, tentunya proyek pembangunan pabrik garmen ini
dinyatakan belum efektif akibat dari adanya keterlambatan yang mengakibatkan
penyimpangan dari jadwal seharusnya, dan kenaikan biaya yang meyebabkan
penyimpangan dari biaya yang direncanakan.
Berdasarkan uraian-uraian di atas dapat diketahui bahwa, masalah yang
terjadi pada proyek dalam penelitian ini adalah keterlambatan kerja yang
berdampak pada kenaikan total biaya sehingga baik efektivitas waktu atau
pemilik (ownner) tanpa mengurangi mutu atau kualitas untuk itu perusahaan
berupaya melakukan berbagai cara agar tingkat penyimpangan waktu ataupun
biaya tersebut tidak terlalu jauh dari yang dire ncanakan.
Berdasarkan fenomena di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul :“Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas
Waktu Proyek dan Dampaknya Terhadap Efektivitas Biaya Pada Proyek
Konstruksi (StudiKasus: PT Pan PasificNesia– Subang)”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian-uraian yang telah dikemukakan di atas maka terdapat
beberapa perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Manakah pekerjaan-pekerjaan yang tidak dapat tertunda pada proyek
konstruksi PT Pan Pacific Nesia Subang–Jawa Barat?
2. Apakah tenaga kerja, material, dan peralatan secara parsial maupun
simultan berpengaruh terhadap efektivitas waktu proyek?
3. Apakah tenaga kerja, material, dan peralatan secara parsial maupun
simultan berpengaruh terhadap efektivitas biaya proyek?
4. Apakah tenaga kerja, material dan peralatan berpengaruh terhadap
efektivitas biaya melalui efektivitas waktu?.
1.3 Tujuan penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai
dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui dan menganalisis pekerjaan proyek konstruksi PT Pan
2. Untuk mengetahui dan menganalisis apakah tenaga kerja, material, dan
peralatan secara parsial maupun simultan berpengaruh terhadap efektivitas
waktu proyek.
3. Untuk mengetahui dan menganalisis apakah tenaga kerja, material, dan
peralatan secara parsial maupun simultan berpengaruh terhadap efektivitas
biaya proyek.
4. Untuk mengetahui dan menganalisis apakah tenaga kerja, material dan
peralatan berpengaruh terhadap efektivitas biaya melalui efektivitas waktu.
1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi perusahaan
Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan dalam melaksanakan
kegiatan proyek dan membantu dalam pengambilan keputusan, sehingga
efektivitas waktu dan efektivitas biaya dapat tercapai.
2. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan mengenai pengelolaan
proyek dan penerapannya dalam bidang manajemen proyek, khususnya pada
proyek-proyek konstruksi.
3. Bagi pihak lain
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu
Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dan mendasari
adanya penelitian ini. Penelitian -penelitian tersebut diantaranya adalah seperti
yang terlihat dalam Tabel 2.1
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Judul Tahun Peneliti Hasil Penelitian
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Perbandingan Proyek dan Kegiatan Operasional
Perbandingan antara kegiatan proyek dengan kegiatan operasional rutin
dapat dikemukakan sebagaimana diberikan pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Perbandingan Kegiatan Proyek dengan Kegiatan Operasional
Kegiatan Proyek Kegiatan Operasional
a. Bercorak dinamis, non rutin a. Berulang-ulang, rutin
b. Siklus proyek relatif pendek b. Berlangsung dalam jangka panjang
Kegiatan proyek dapat diartikan sebagai satu kegiatan sementara yang
berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu
dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang sasarannya telah digariskan
dengan jelas (Soeharto, 2001). Proyek juga dapat didefinisikan sebagai sederetan
tugas yang diarahkan pada suatu hasil outpututama (Heizer dan Render (2009)
Proyek dapat diartikan sebagai suatu usaha yang dimulai dari membuat
sebuah perencanaan atas aktivitas – aktivitas pekerjaan, di mana aktivitas –
aktivitas tersebut diuraikan kembali kedalam bentuk yang lebih spesifik u ntuk
mendapatkan produk akhir atau proses yang baik (Tryon, 1990). Proyek juga
yang unik, hal yang paling melekat pada definisi proyek adalah bahwa semua
proyek bersifat sementara.
Proyek mungkin terlihat berlangsung selamanya, tetapi cepat atau lambat
proyek harus berakhir. Perencanaan yang memadai dalam sebuah proyek bisa
memprediksi kapan proyek tersebut berakhir dengan baik.
Artinya jika perencanaan dilakukan dengan baik, m aka dalam
perencanaan tersebut dapat diprediksi kapan berakhirnya proyek tersebut,
penentuan waktu akhir proyek tidak dapat dilakukan dengan sembarang, tetap
harus membuat jadwal berakhirnya proyek dengan prediksi waktu yang sesuai,
tanpa mengeyampingkan t otal biaya pada akhir proyek.
Manajer proyek diharuskan mampu menciptakan atau menyelesaikan
sebuah produk atau layanan, penciptaan suatu produk atau layanan tersebut
meliputi perubahan-perubahan yang ada di dalamnya dengan waktu yang
singkat atau waktu yang terbatas , hal tersebut menunjukkan betapa pentingnya
manajemen waktu dalam penyelesaian proyek.
Menurut Project Management Professional manajemen waktu proyek
didasarkan terutama pada perencanaan, kemudian melakukan pengawasan pada
semua aktivitas dan mengakhiri proyek. Perencanaan untuk jadwal proyek
Gambar 2.1 adalah gambar komponen dari manajemen waktu proyek, di
mana manajemen waktu bergantung pada berapa banyak input yang akan
digunakan dalam proyek dan input tersebeut akan menjadi acuan dalam
melakukan kontrol jadwal proyek.
Sumber:Project Management Professional Gambar 2.1
Komponen Pada Manajemen Waktu Proyek
Proyek tidak hanya menganalisis waktu saja tetapi bagaimana dengan
waktu yang terbatas tersebut biaya dapat dikendalikan. Menurut Project
Management Professional biaya proyek akan muncul bersumber dari analisis,
elaborasi progresif, dan dari detail setiap pekerjaan. Sekeras apapun upaya yang
dilakukan dalam memprediksi biaya, penyimpangan akan tetap terjadi maka,
seorang manajer proyek yang baik harus mampu merencanakan, memprediksi
anggaran dan mengendalikan biaya proyek.
Project Management Professional menyatakan sebagai dasar dalam
melakukan proses perencanaan biaya proyek, maka manajer proyek harus
menentukan sumber daya apa yang diperlukan dalam penyelesaian proyek.
Sumber daya tersebut adalah orang, peralatan dan bahan yang ak an digunakan
untuk menyelesaikan pekerjaan.
Menurut Nurhayati (2010) jenis –jenis proyek adalah sebagai berikut:
a. Proyek engineering – konstruksi, aktivitas utama jenis proyek ini terdiri
dari pengkajian kelayakan, desain engineering, pengadaan dan konstruksi.
Contoh: pembangunan real estate, jalan layang, bangunan pabrik, dan
lain–lain.
b. Proyek engineering manufaktur, aktivitas proyek ini adalah untuk
menghasilkan produk baru. Contoh: pembuatan boiler, kendaraan,
komputer, dan lain-lain.
c. Proyek pelayanan manajemen, aktivitas utamanya antara lain adalah
merancang sistem informasi manajemen, merancang program efisiensi dan
penghematan, diversifikasi, penggabungan dan pengambilalihan,
memberikan bantuan emergency untuk daerah yang terkena musibah,
merancang strategi untuk mengurangi kriminalitas dan penggunaan obat
-obatan terlarang, dan lain-lain.
d. Proyek penelitian dan pengembangan, aktivitas utamanya adalah
melakukan penelitian dan pengembangan suatu produk tertentu. Misalnya,
penelitian pengaruh metode tertentu dalam pembuatan sebuah produk,
penelitian pengaruh tingkat pendidikan terhadap kesadaran berpolitik, dan
lain sebagainya.
e. Proyek kapital, biasanya digunakan oleh sebuah badan usaha atau pemerintah. Proyek kapital umumnya meliputi: pembebasan tanah,
penyiapan lahan, pembelian material dan peralatan, manufaktur dan
konstruksi pembangunan fasilitas produksi.
Menurut Soeharto (2001) ciri pokok proyek adalah:
b. Jumlah biaya, sasaran jadwal serta kriteria mutu dalam proses mencapai
tujuan di atas telah ditentukan;
c. Bersifat sementara, dalam arti umurnya dibatasi oleh selesai tugas. Titik
awal dan akhir ditentukan dengan jelas;
d. Non rutin, tidak berulang-ulang. Jenis dan intensitas berubah sepanjang
proyek berlangsung.
2.2.2 Parameter Kegiatan Proyek
Banyak penulis pada tahun 1960 menerima teori tiga batasan (triple
constraint) yang terdiri dari waktu, biaya, dan spesifikasi sebagai standar
keberhasilan suatu proyek. Sampai sa at ini hal tersebut masih sangat penting,
apabila penyelesaian proyek melebihi tanggal jatuh tempo, biaya proyek melebihi
anggaran, dan hasil tidak memuaskan, maka proyek dinyatakan gagal (Milis,
2008)
Salah satu karakteristik menarik dari TOC bahwa TOC mengutamakan
peningkatan aktivitas, prioritas utama diberikan pada kendala yang terjadi saat
ini, dalam aktivitas yang memiliki kebutuhan mendesak (Pai dan Giridharan,
2008). Keberhasilan dalam mengimplementasikan teori kendala akan memiliki
manfaat sebagai berikut (Goldratt, 1990):
a. Peningkatan laba
b. Perbaikan cepat
c. Peningkatan kapasitas
d. Mengurangi lead time
Menurut Jacob da
tunggal, atau beberapa
pelanggan internal atau e
ob dan McClelland (2001), organisasi yang mengelol
pa proyek baik itu proyek kecil maupun besa
u eksternal, dan berasal dari jenis proyek yang ber
produk, konstruksi, desain, dan jasa, sebagian or
ngelola proyek dikarena dua hal yaitu:
t tidak pasti
si oleh 3 komitmen yang berbeda dan berlawa
al dan mutu.
Sumber: Soeharto, 2001 Gambar 2.2
iga Batasan (biaya, waktu dan mutu)
2001) menyatakan dalam proses mencapai tujuan proy
itu besar biaya (anggaran) yang dialokasikan, da
dipenuhi. Ketiga batasan di atas disebut tiga kenda
iperlihatkan oleh Gambar 2. 2 di atas merupakan
nggara proyek yang sering diasosiasikan sebaga
knis, ukuran keberhasilan proyek dikaitkan denga
a. Anggaran proyek harus diselesaikan dengan biaya yang tidak melebihi
anggaran.
b. Jadwal proyek harus dikerjakan sesuai dengan kurun waktu dan tanggal
akhir yang telah ditentukan.
c. Mutu produk atau hasil kegiatan proyek harus memenuhi spesifikasi dan
kriteria yang dipersyaratkan.
Organisasi yang mengelola proyek di mana telah dinyatakan bahwa
proyek memiliki multikegiatan maka, pekerjaan terberat adalah bagaimana
mengatasi keterbatasan sumberdaya tersebut untuk memprioritaskan pekerjaan –
pekerjaan yang benar– benar paling penting untuk didahulukan, dan menentukan
pekerjaan paling penting dalam proyek merupakan hal yang tidak mudah.
Kesulitan dalam meyelesaikan proyek untuk tepat waktu, sesuai anggaran, dan
sesuai dengan kualitas yang diharapkan akan menyeb abkan tidak tercapainya
proyek yang efektif (Jacob dan McClelland,2001).
Ketidakpastian dalam durasi proyek dapat menyebabkan terganggunya
jadwal berbagai aktivitas, khususnya dalam mengontrol waktu. Proyek konstruksi
cukup banyak memiliki ketidakpastian baik dalam hal waktu maupun material.
Padahal justru hal yang paling penting dalam proyek konstruksi adalah
bagaimana memperpendek durasi proyek, mengoptimalkan pengaturan kegiatan
proyek agar organisasi mampu menyelesaikan proyek sesuai dengan jadwal di
bawah kendala, seperti anggaran kontrak, material, dan lain –lain (Yang dan Tsai,
2008). Pada industri konstruksi tujuan dari pengawasan proyek adalah untuk
memastikan proyek selesai tepat waktu, berdasarkan anggaran dan tercapainya
Project Management Institute (PMI) menyatakan dikarenakan kegiatan
proyek multi kegiatan, dan tingkat ketidakpastian lebih besar maka diperlukan
manajemen proyek dalam mengelolanya. Manajemen proyek didefinisikan
sebagai seni dalam mengarah kan dan mengkoordinasikan orang -orang dan sumber
daya berupa material melalui siklus hidup proyek menggunkan teknik manajemen
proyek yang modern untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, biaya, waktu,
kualitas dan harapan dari pemilik.
Berdasarkan uraian di atas dapat dinyatakan, bahwa hampir semua
kegiatan proyek diukur melalui jadwal, biaya, dan kualitas. Selain menjadi
parameter keberhasilan proyek, hal tersebut sekaligus juga menjadi kendala
(constraint) dalam proyek, karena waktu telah dibatasi melalui j adwal, biaya telah
dibatasi melaui anggaran, dan kinerja dibatasi oleh mutu.
Oleh karena itu manajemen proyek menjadi penting untuk mengelola
keterbatasan – keterbatasan tersebut agar efektivitas proyek baik itu efektivitas
waktu maupun efektivitas biaya dapat tercapai.
Menurut Santoso (2009) manajemen proyek adalah aplikasi pengetahuan
(knowledges), keterampilan (skills), alat (tools) dan teknik (techniques) dalam
aktivitas–aktivitas proyek untuk memenuhi kebutuhan –kebutuhan proyek.
Husen (2009) mengatakan bahwa manajemen proyek adalah penerapan
ilmu pengetahuan, keahlian dan keterampilan, cara teknis yang terbaik dan dengan
sumber daya yang terbatas, untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah
ditentukan agar mendapatkan hasil yang optimal dalam ha l kinerja biaya, mutu
dan waktu, serta keselamatan kerja. Manajemen proyek berfungsi untuk
perusahaan untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan
(Soeharto, 2001).
PMI (Project Management Institute) membuat fungsi manajemen proyek
dengan PMBOK (Project Management Body of Knowledge) yang terdiri dari 7
fungsi, yaitu 4 fungsi dasar dan 3 fungsi integrasi sebagai berikut.
a. Fungsi dasar
1. Pengelolaan lingkup proyek
2. Pengelolaan waktu/jadwal
3. Pengelolaan biaya
4. Pengelolaan kualitas atau mutu
b. Fungsi integrasi
5. Pengelolaan sumber daya (manusia dan non manusia)
6. Pengelolaan risiko
7. Pengelolaan komunikasi
Model manajemen proyek yang dikembangkan oleh Soeharto (2001) yang
memasukkan teknik dan metode yang spesifik untuk menangani kegiatan proyek
yang sampai derajat tertentu membedakannya dari manajemen klasik adalah
seperti diuraikan berikut ini.
1. Merencanakan
Pada aspek perencanaan, baik manajemen proyek maupun klasik
keduanya mengikuti hiera rki perencanaan (sasaran-objektif-strategi
operasional). Namun pada tahap operasional, manajemen proyek
perlu didukung oleh suatu metode perencanaan yang dapat
sumber daya bagi kegiatan -kegiatan tersebut, agar proyek dapat
diselesaikan secepatnya dengan penggunaan sumber daya sehemat
mungkin . metode dan teknik yang dimaksud adalah:
a. Analisis jaringan kerja, seperti metode jalur kritis (CPM ) dan
metode preseden diagram (PDM).
b. Metode penyusunan perkiraan biaya proyek (project budget)
2. Mengorganisir
Dibuat susunan organisasi yang memacu terselenggaranya arus
kegiatan horisontal maupun vertikal, dengan tujuan dicapainya
penggunaan sumber daya secara optimal. Penyusunan dilakukan
dengan menggunakan susunan organisasi matriks dan diperkenalkan
pula Work breakdown structure (WBS) atau susunan rincian lingkup
kerja yang mempertemukan pelaksana dengan paket yang hendak
dikerjakan.
3. Memimpin
Penekanan khusus fungsi kepemimpinan dalam manajemen proyek
adalah sebagai integrator, terutama bila manajemen proyek ini
beroperasi dengan memakai struktur organisasi matrik.
4. Mengendalikan
Pada kegiatan proyek, diperlukan adanya keterpaduan antara
perencaan dan pengendalian yang relatif lebih erat dibanding dalam
kegiatan yang bersifat rutin. Hal tersebut dapat dilakukan dengan
metode pengukuran progres proyek berdasarkan bobot pekerjaan dan
5. Menggunakan pendekatan sistem
Kerzner menyatakan bahwa manajemen sistem adalah sejumlah u nsur,
baik manusia ataupun bukan manusia (nonhuman) diorganisir dan
diatur sedemikian rupa sehingga unsur -unsur tersebut bertindak
sebagai kesatuan dalam rangka mencapai tujuan.
Adapun aspek – aspek dalam manajemen proyek menurut Husen (2009)
adalah sebagai berikut :
1. Aspek keuangan
Masalah ini berkaitan dengan pembelanjaan dan pembiayaan proyek.
Biasanya dari modal sendiri dan/atau pinjaman dari bank atau investor
da;am jangka pendek atau jangka panjang.
2. Aspek anggaran biaya
Masalah ini berkaitan dengan perencanaan dan pengendalian biaya selama
proyek berlangsung. Perencanaan yang matang dan terperinci akan
memudahkan proses pengendalian biaya, sehingga biaya yang dikeluarkan
sesuai dengan anggaran yang direncanakan.
3. Aspek manajemen sumber daya manusia
Masalah ini berkaitan dengan kebutuhan dan alokasi sumberdaya manusia
selama proyek berlangsung yang berfluktuatif.
4. Aspek manajemen produksi
Masalah ini berkaitan dengan hasil akhir dari proyek, hasil akhir proyek
negatif bila proses perencanaan dan pen gendaliannya tidak baik. Agar hal
ini tidak terjadi, maka dilakukan berbagai usaha untuk meningkatkan
produksi dan kerja, meningkatkan kualitas produksi melalui jaminan mutu
dan pengendalian mutu.
5. Aspek harga
Masalah ini timbul karena kondisi eksternal dalam hal persaingan harga,
yang dapat merugikan perusahaan karena produk yang dihasilkan
membutuhkan biaya produksi yang tinggi dan kalah bersaing dengan
produk lain.
6. Aspek pemasaran
Masalah ini timbul berkaitan dengan perkembangan faktor eksternal
sehubungan dengan persaingan harga, strategi promosi, mutu produk serta
analisis pasar yang salah terhadap produksi yang dihasilkan.
7. Aspek mutu
Masalah ini berkaitan dengan kualitas produk akhir yang nantinya dapat
meningkatkan daya saing serta memberikan kepuasan bagi pelanggan.
8. Aspek waktu
Masalah waktu dapat menimbulkan kerugian biaya bila terlambat dari
yang direncanakan serta akan menguntungkan bila dapat dipercepat.
2.2.3 Efektivitas Waktu
Manajemen waktu merupakan hal yang paling esensial pada penerapan
kegiatan proyek. Hal yang paling penting sebelum pelaksanaan proyek adalah
memastikan berapa lama pekerjaan tersebut akan diselesaikan, manajer proyek
harus dapat membuat perencanaan wakt u yang baik, karena hal tersebut nantinya
Project Management Proffesional menyatakan estimasi waktu akan
digunakan untuk menghasilkan jadwal proyek, dan prediksi terhadap waktu
berakhirnya proyek. Ketidakakuratan estimasi waktu dapat membuat organisasi
kehilangan ratusan dollar akibat dari melonjaknya total biaya. Sumber daya yang
digunakan untuk menghitung biaya proyek adalah tenaga kerja, material dan
peralatan, seperti terlihat pada Gambar 2. 3 di bawah ini
Sumber:Management project professional Gambar 2.3
Sumberdaya dalam Proyek
Proyek yang sukses salah satunya adalah apabila tercapai efektivitas waktu
di mana waktu berakhir proyek sesuai dengan yang telah direncanakan,
keseluruhan proyek dinyatakan sukses apabila ada ukuran yang jelas terhadap
jadwal, anggaran, dan kualitas (Munns dan Bjeirmi, 1996). Kesesuaian antara waktu dan jadwal proyek dipengaruhi ol eh faktor – faktor sebagai berikut
(Ibironke,et.al.,2013):
a. Material (material) b. Tenaga kerja (labor) c. Peralatan (equipment) d. Keuangan (finance) e. Kontraktor (contractor) f. Mitra kerja (client) g. Konsultan (consultan)
h. Faktor eksternal (external)
Labor
Materials
Equipme
Namun justru salah satu masalah yang paling sering terjadi dalam proyek
adalah masalah keterlambatan (delay), keterlambatan didefinisikan sebagai
perbedaan antara waktu yang diharapkan dengan kenyataan yang terjadi di
lapangan (Nemati et. al., 2011). Penundaan (delay) dapat diartikan berupa
sebagian waktu pelaksanaan yang tidak dapat dimanfaatkan sesuai dengan
rencana, sehingga menyebabkan beberapa kegiatan yang mengikuti menjadi
tertunda atau tidak dapat diselesaikan tepat sesuai jadwal yang telah direncanakan
(Ervianto, 2004).
MenurutAmarican Institute of Architects (AIA) yang dikutip oleh Ervianto
(2004) penundaan dalam proyek konstruksi dapat digolongkan menjadi 2
kelompok yaitu:
1. Excusable delay yaitu gagalnya pihak pengelola konstruksi menepati
waktu penyelesaian proyek sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati.
Kegagalan ini disebabkan oleh permasalahan desain, perubahan pekerjaan
oleh pemilik proyek, pengaruh cuaca/tidak pada kondisi normal,
perselisihan pekerja, dan bencana alam.
2. Nonexcusable delay adalah suatu kondisi saat terjadi penundaan pekerjaan
yang disebabkan oleh pihak pelaksana konstruksi. Hal -hal yang dapat
digolongkan dalam kelompok ini adalah perencanaan pelaksanaan yang
tidak tepat oleh kontraktor, ketidakmampuan sumber daya manusia yang
Faktor – faktor keterlambatan menurut Tindiwensi et.al. (2010) ada 5
penyebab utama terjadinya keterlambatan dalam proyek konstruksi yaitu:
a. Perubahan lingkup pekerjaan
b. Keterlambatan pembayaran pada pihak kontraktor
c. Rendahnya sistemmonitoringdan pengawasan
d. Inflasi dan tingginya suku bunga
e. Situasi politik yang tidak stabil
Menurut Kartamet. al. (2004) keterlambatan dalam proyek konstruksi
disebabkan oleh tiga faktor utama yaitu:
a. Keterbatasan tenaga kerja
b. Keterbatasan material
c. Keterlambatan perelatan
Keterlambatan pada penyeleseaian proyek dari sisi kontraktor menurut
Haseebet. al.(2011) dapat disebabkan oleh:
a. Material yang digunakan pada konstruksi
b. Kerusakan pada peralatan
c. Hubungan kerja yang ti dak baik antara pekerja dengan
subkontraktor
Pengaruh penundaan (delay) yang terjadi tidak hanya menyebabkan
meningkatnya durasi kegiatan, tetapi akan berpengaruh terhadap meningkatnya
biaya konstruksi (Ervianto, 2004).Apabila terjadi keterlambatan pekerj aan (delay)
sehingga waktu proyek tidak sesuai dengan jadwal, maka efektivitas waktu tidak
tercapai. Menurut Ibironke et. al.( 2013) Hal – hal yang menjadi penyebab
1. Keterlambatan material berupa:
a. Kekurangan material konstruksi
b. Kualitas material yang tidak baik
c. Buruknya sistem pemesanan material
d. Ekskalasi terhadap harga material
e. Pengiriman material yang terlambat
f. Ketidaktersediaan pemasok
2. Keterlambatan tenaga kerja berupa:
a. Mobilisasi tenaga kerja yang lambat
b. Keterampilan tenaga kerja yang kurang memadai
c. Produktivitas tenaga kerja
d. Pasokan tenaga kerja
e. Absensi
f. Mogok kerja
g. Motovasi dan moral yang rendah
3. Keterlambatan perlatan berupa:
a. Jumlah peralatan yang tidak mencukupi
b. Frekuensi peralatan
c. Suku cadang peralatan yang kuran g
d. Peralatan yang tidak tepat
e. Mobilisasi peralatan yang lambat
f. Masalah pengalokasian peralatan
g. Peralatan yang tidak modern
a. Alokasi dana yang tidak sesuai
b. Suku bunga yang tinggi
c. Kesulitan keuangan pada kontraktor
d. Kesulitan keuangan pemilik
e. Hambatan yang tidak beralasan
f. Keterlambatan pembayaran ke pihak pemasok/sub
kontraktor
g. Kesulitan pembayaran bulanan
5. Keterlambatan dari pemilik berupa :
a. Lambatnya pengambilan keputusan oleh pemilik
b. Kurangnya pengalaman pihak pemilik
c. Perubahan permintaan
d. Campur tangan pemilik
e. Kurangnya komunikasi dan kordinasi
6. Keterlambatan dari pihak konsultan berupa :
a. Pengalaman konsultan yang kurang memadai
Keberhasilan suatu proyek salah satunya dapat dilihat melalui efektivitas
waktu proyek tersebut. S ecara langsung pembengkakan biaya dalam proyek
konstruksi diakibatkan oleh perubahan lingkup pekerjaan, perpanjangan waktu,
kurangnya perencanaan biaya dan pekerjaan tambahan (Ramabodu dan Vester,
2010). Ketidakefektivan waktu yang bersumber dari penundaan proyek
menyebabkan total waktu meningkat, biaya meningkat, dampak sosial yang
2.2.4 Efektivitas Biaya
Analisis efektivitas biaya adalah alat bantu dalam pengambilan keputusan,
hasil utamanya adalah memperkirakan biaya setiap pekerjaan yang dihasilkan oleh
ukuran tertentu (ec.europa.eu).Analisis efektivitas biaya pada suatu program atau
proyek menyajikan alternatif dalam rangka untuk mengidentifikasi biaya minimal
yang paling tepat (ec.europa.eu)
Project management profesional (PMP) menyatakan sebagai bagian dari
proses perencanaan, manajer proyek harus menentukan sumber daya apa yang
dibutuhkan untuk meyelesaikan proyek. Sumber daya tersebut melipu ti orang,
peralatan, dan bahan-bahan yang akan digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan.
Manajer proyek harus mengidentifikasi jumlah sumber daya yang dibutuhkan dan
kapan sumber daya tersebut digunakan. Identifikasi sumber daya, kuantitas yang
dibutuhkan dan jadwal penggunaan sumber daya tersebut secara langsung terkait
dengan perkiraan biaya dari pekerjaan proyek.
Efektivitas biaya dapat diartikan kesesuaian antara biaya yang
direncanakan dengan biaya aktual, jika terjadi perbedaan antara biaya yang
direncanakan dengan biaya aktual maka proyek dinyatakan tidak efektif dari segi
biaya. Perkiraan biaya sangat berperan penting dalam pelaksanaan kegiatan
proyek, perkiraaan biaya diperlukan untuk mengetahui dan menghitung seberapa
besar biaya yang akan kita g unakan dalam penyelenggaran proyek.
Estimator berperan penting dalam memperkirakan biaya, dan ini
merupakan hal yang sulit karena harga atau upah senantiasa mengalami
menutup tingkat harga karena waktu yang akan mengakibatkan kenaikan pada
rencana biaya.
Menurut (Soeharto, 2001) suatu perkiraan biaya akan lengkap bila
mengandung unsur berikut:
1. Biaya pembelian material dan peralatan
Hal ini meliputi penyusunan perkiraan biaya pemb elian material dan
peralatan yang kompleks, mulai dari membuat spesifikasi, mencari
sumber, mengadakan lelang sampai kepada membayar harganya.
2. Biaya penyewaan atau pembelian peralatan konstruksi
Di samping peralatan pada poin pertama terdapat juga peralata n
konstruksi yang digunakan sebagai sarana bantu konstruksi dan tidak akan
menjadi bagian permanen pabrik/instalasi.
3. Upah tenaga kerja
Terdiri dari tenaga kerja kantor pusat yang sebagian besar terdiri dari
tenaga kerja kantor pusat yang sebagian besar ter diri dari tenaga ahli
bidang engineering dan tenaga konstruksi plus penyelia di lapangan.
4. Biaya subkontrak
Pekerjaan subkontrak umumnya merupakan paket kerja yang terdiri dari
jasa dan material yang disediakan oleh subkontraktor, dan belum
termasuk di dalam klasifikasi butir 1, 2, maupun 3.
5. Biaya transportasi
Termasuk seluruh biaya transportasi material, peralatan, tenaga kerja yang
berkaitan dengan penyelenggaraan proyek
Komponen ini meliputi pengeluaran operasi perusahaan yang di bebankan
kepada proyek (menyewa kantor, membayar listrik, telepon, baiya
pemasaran) dan pengeluaran untuk pajak, asuransi, royalti, uang jaminan,
dan lain-lain.
Menurut Soeharto (2001) kualitas suatu perkiraan biaya yang berkaitan
dengan akurasi dan keleng kapan unsur – unsurnya tergantung pada hal – hal
berikut:
1. Tersedianya data dan informasi
2. Teknik atau metode yang digunakan
3. Kecakapan dan pengalaman estimator
4. Tujuan pemakaian perkiraan biaya
Temuan mengenai penelitian tentang biaya dan waktu proyek, didapatkan
bahwasanya ada lebih banyak kasus mengenai kelebihan biaya proyek daripada
keterlambatan proyek, hal ini membuat biaya yang membengkak pada proyek
menjadi sangat penting untuk dicari pen yebabnya (Ramanathan et. al.,2012)
Pada penelitian ini telah disebutkan bahwa terjadi keterlambatan proyek,
yang menyebabkan kenaikan biaya, namun keterlambatan bukan menjadi satu
Gambar 2.4 di bawah memperlihatkan bahwa, durasi proyek secara
langsung menimbulkan dampak pada biaya, semakin panjang durasi proyek, maka
biaya proyek juga akan semakin meningkat.
Sumber: Management project professional Gambar 2.4
Hubungan Durasi Proyek dengan Biaya Proyek Adapun faktor-faktor yang menyebabkan kenaikan biaya pada proyek
konstruksi dari sisi manajemen kontraktor yaitu:
a. Manajemen lapangan, supervisi yang tidak baik, subkontraktor
yang tidak kompeten, kesalahan selama konstruksi (Le -Hoaiet. al.,
2008).
b. Keterlambatan jadwal (Omeregie dan Radford 2006).
c. Ketidakmampuan di dalam membuat penjadwalan, kurangnya
pengalaman dan perencanaan (Ameh et. al., 2010).
d. Ketidakmampuan dalam memonitor dan mengawasi (Azhar et. al.,
2008).
e. Ketidakakuratan material, kenaikan harga material, dan kenaikan
tarif kebijakan pemerintah (Kaming et. al., 1997)
Project
cost ProfitMargin
Actua
Rahman et. al., (2013) menyatakan ada 7 f aktor yang mempengaruhi
ketidaksesuaian biaya proyek yaitu:
a. Manjemen lapangan kontraktor meliputi manajemen lapangan
dan supervisi lapangan, sub kontraktor yang tidak kompeten,
keterlambatan jadwal, ketidaksesuaian perencanaan dengan
jadwal, kurangnya peng alaman, ketidakakuratan estimasi
waktu dan biaya, kesalahan selama kegiatan, tidak adanya
monitor dan pengawasan
b. Dokumentasi dan desain meliputi frekuensi perubahan desain,
kesalahan dan error desain, tidak lengkapnya gambar dalam
tender, minimnya desain d an keterlambatan gambar, persiapan
dan persetujuan gambar yang terlambat.
c. Keuangan manajemen meliputi kesulitan arus kas keuangan
oleh kontraktor, kurangnya pengawasan keuangan di lapangan,
kesulitan keuangan pemilik, keterlamabatan pembayaran
progress oleh pemilik dan ganti rugi kontrak.
d. Informasi dan komunikasi meliputi kurangnya kordinasi antar
bagian, informasi yang terlambat antar bagian, dan kurangnya
komunikasi antar bagian.
e. Sumber daya manusia meliputi produktivitas tenaga kerja,
kurangnya tenaga kerja lapangan, keterampilan tenaga kerja,
tingginya biaya tenaga kerja, dan tingkat ketidakhadiran tenaga
f. Non sumberdaya manusia meliputi fluktuasi harga material,
kekurangan material, keterlambatan pengiriman material dan
peralatan, dan kondisi pera latan yang tidak sesuai atau rusak.
g. Manajemen proyek dan administrasi kontrak meliputi
kurangnya manajemen proyek, perubahan lingkup proyek, dan
terlambat dalam mengambil keputusan
2.2.5 Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan penduduk yang berada dalam usia kerja
(wikipedia, 2013). Menurut UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2
disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan
pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi
kebutuhan sendiri maupun untuk masyarak at.
Menurut Project Management Profesional (PMP) penambahan durasi
proyek akan menimbulkan kenaikan pada biaya tenaga kerja, dan perpendekan
durasi kerja akan membuat pihak manajemen melakukan penambahan tenaga
kerja, di mana penambahan tenaga kerja terseb ut akan menambah biaya tenaga
kerja total. Berdasarkan uraian tersebut dapat dinyatakan bahwa baik
penambahan durasi kerja atau perpendekan durasi kerja akan menimbulkan efek
Sumber:Project Management Professional Gambar 2.5
HubunganDurasiKerjaTerhadapBiaya Tenaga Kerja
Tenaga kerja memiliki pengaruh langsung terhadap efektivitas waktu dan
biaya, kekurangan tenaga kerja, keterlambatan tenaga kerja atau rendahnya
keterampilan tenaga kerja akan menimbulkan pembengkakan biaya dan
perpanjangan durasi kerja (Project Management Proffesional).
2.2.6 Material
Material adalah bahan yang dipakai untuk membuat barang lain contoh
bahan mentah untuk bangunan seperti pasir, kayu (Wikipedia, 2013). Material
merupakan bahan dasar yang akan digunakan untuk proses pengerjaan konstruksi,
tanpa material tentunya proyek tidak dapat dikerjakan.
Material konstruksi meliputi bahan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
bagian pekerjaan dalam satu kesatuan pekerjaan pada suatu proses konstruksi
(Wordpress, 2013). Pemilihan kualitas material, pasokan m aterial, dan fluktuasi
harga material menjadi faktor dalam mencapai efektivitas biaya, banyaknya
alternatif material menjadikan proyek bisa lebih efisien dalam pengelolaan biaya.
Namun apabila keterlambatan material terjadi maka pengaruhnya terhadap waktu
proyek akan terlihat langsung, hal tersebut dikarenakan tertundanya beberapa atau
seluruh pekerjaan.
Cost of labor
Project duration
Additional labor
Fluktuasi harga material juga berpengaruh terhadap biaya, ketika harga
material naik maka biaya total juga akan naik, namun jika perusahaan ingin
mengurangi kenaikan total biaya sebagai akibat dari kenaikan harga, maka
perusahaan bisa mengganti spesifikasi material tetapi perusahaan dihadapkan pada
mutu konstruksi secara keseluruhan (Gorgis, 2012). Menurut Kaliba et. al., (2009)
kerusakan material, kurang nya pasokan material, kenaikan harga material yang
terlalu tinggi, dan keterlambatan pengiriman material menjadi faktor terbesar
penyebab keterlambatan kerja pada proyek pembangunan jalan di Zambia.
Material berpengaruh terhadap waktu proyek, ketepatan waktu proyek
yang disebabkan oleh material adalah karena kondisi berikut (Assaf dan Al -Hejji,
2006):
a. Jumlah material di pasar
b. Perubahan jenis dan spesifikasi material selama konstruksi
c. Pengiriman material
d. Kondisi material
e. Pemesanan material
f. Seleksi terhadap material yang digunakan
Kecepatan pengiriman material, kondisi material, pemasanan material
akan menjadi faktor penyebab tercapainya efektivitas waktu. Maka, jika terjadi
keterlambatan dalam pengiriman material, rusaknya material, terlambatnya
pemesanan material dan terjadi perubahan spesifikasi material sudah tentu
keterlambatan pekerjaan akan terjadi, sehingga efektivitas waktu tidak tercapai
Penelitian lain menyebutkan harga material, pasokan material, pengriman
material dan peralatan yang sesuai dengan rencana dapat menyebabkan biaya
yang dikeluarkan akan sesuai dengan anggaran. Namun jika terjadi fluktuasi harga
material, kekurangan material, keterlambatan pengiriman material dan peralatan,
dan kondisi peralatan yang tidak sesuai atau rusak, maka proyek akan mengalami
kenaikan biaya total (Rahman et. al., 2013).
2.2.7 Peralatan
Peralatan adalah benda yang digunakan untuk mempermudah pekerjaan
kita sehari-hari. Peralatan khusus adalah alat perlengkapan yang dirancang dalam
bentuk ukuran kemampuan dan kegunaan khusus untuk tujuan tertentu
(wikipedia). Peralatan konstruksi meliputi seluruh peralatan yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan bagian pekerjaan dalam satu kesatuan pekerjaan pada suatu
proses konstruksi (wordpress, 2013)
Peralatan yang digunakan dalam proyek adalah peralatan khusus yang
memang disesuaikan dengan kebutuhan, keterlambatan peralatan, kerusakan
peralatan, dan ketidaksesuaian peralatan dapat menyebabkan ketidakefektivan
waktu dan ketidakefektivan biaya p royek dengan kata lain apabila kondisi
peralatan dalam keadaan baik, pengiriman tidak terlambat, dan estimasi jumlah
peralatan yang dibutuhkan akurat maka efektivitas waktu dan biaya dapat tercapai
meskipun ada faktor lain yang menjadi penentu efektivitas proyek (Kouskili dan
Proyek dapat menjadi tepat waktu apabila pemakaian perlatan pada
kegiatan yang sesuai. Dinyatakan sesuai apabila peralatan tidak kurang,
keterampilan operator baik, produktivitas peralatan tinggi, peralatan berteknolog i
canggih (Assaf dan Al-Hejji, 2006)
2.2.8 Jalur Kritis
Menurut Heizer dan Render (2009) kerangka kerja (Crtitical Path
Method)CPM mengikuti enam langkah dasar berikut:
1. Menetapkan proyek dan menyiapkan struktur penguraian kerja.
2. Membangun hubungan antara akti vitas – aktivitasnya. Memutuskan
aktivitas yang harus dilakukan lebih dahulu dan aktivitas yang harus
mengikuti aktivitas lain.
3. Menggambarkan jaringan yang menghubungkan keseluruhan aktivitas.
4. Menetapkan perkiraan waktu dan/ atau biaya untuk setiap aktivitas.
5. Menghitung jalur waktu terpanjang melalui jaringan. Hal ini disebut jalur
kritis.
6. Menggunakan jaringan untuk membantu perencanaan, penjadwalan, dan
pengendalian proyek.
Analisis jalur kritis dapat dilakukan pada jaringan untuk mengetahui
seberapa lama proyek dapat diselesaikan. Jalur kritis adalah jalur waktu
terpanjang yang terdapat di seluruh jaringan (Render dan Heizer, 2009). Untuk
mengetahui jalur kritis, dilakukan dengan menghitung dua waktu awal dan akhir
yang berbeda untuk setiap a ktivitas (Jay Heizer, 2009) dengan langkah sebagai
berikut :
Mulai paling awal
Sumber : Render dan Heizer, 2009
Menurut Santoso (2009) CPM mengasumsikan bahwa umur proyek bisa
dipersingkat dengan penambahan sumberdaya tenaga kerja, peralatan, modal
untuk kegiatan–kegiatan tertentu.
2.3 Kerangka Konseptual
Pada dasarnya setiap proyek dibatasi oleh kendala waktu, biaya, dan mutu.
Teori triple constrain menyatakan keberhasilan proyek dapat dilihat melalui
ketiga hal tersebut. Proyek dinyatakan gagal apabila terjadi keterlambatan dan
kenaikan total biaya (Milis, 2008).
Efektivitas waktu proyek diartikan sebagai kesesuaian antara jadwal
proyek dengan waktu pelaksaan proyek (Soeharto, 2001) di mana waktu
pelaksanaan proyek dipengaruhi olek faktor tenaga kerja, perlatan, dan material.
Ketika ketiga faktor tersebut terpenuhi baik kuantitas ataupun kualitasnya maka
pelasanaan proyek bisa tepat waktu, namun apabila terjadi ganguan terhadap
ketiga faktor ini baik secara kuantitas atau kualitas maka akan membuat proyek
Hipotesis untuk kerangka konseptual
Hipotesis 1 : Tenaga kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap
efektivitas waktu
Hipotesis 2 : Material berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas
waktu
Hipotesis 3 : Peralatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas
waktu
Hipotesis 4 : Tenaga kerja, material dan peralatan secara langsung
berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas waktu
Hipotesis 5 : Tenaga kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap
efektivitas biaya
Hipotesis 6 : Material berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas
biaya
Hipotesis 7 : Peralatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas
biaya
Hipotesis 8 : Efektivitas waktu berpengaruh positif dan signifikan terhadap
efektivitas biaya
Hipotesis 9 : Tenaga kerja,material, peralatan dan efektivitas waktu
berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas biaya
Hipotesis 10 : Tenaga kerja berpengaruh positif terhadap efektivitas biaya
melalui efektivitas waktu
Hipotesis 11 : Material berpengaruh positif terhadap efektivitas biaya melalui
efektivitas waktu
Hipotesis 12 : Peralatan berpengaruh positif terhadap efektivitas biaya melalui
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT. Inkoprima Utamajaya dan dilakukan
selama 5 bulan dari bulan Mei 2013 sampai dengan bulan Oktober 2013.
3.2 Jenis Penelitian
Jenis penelitianiniexpost facto artinya sesudah fakta, yaitu penelitian yang
dilakukan setelah suatu kejadian itu terjadi. Disebut juga sebagai restropective
study karena penelitian ini merupakan penelitian penelusuran kembali terhadap
suatu peristiwa atau suatu kejadian dan kemudian merunut kebelakang untuk
mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut.
3.3 MetodePengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukandalampenelitianiniterdiridari:
1. Metode kajian pustaka
Pengumpulan data dilakukan dengan mencari re ferensi baik dari buku–
buku, literatur, makalah–makalah dalam internet, maupun artikel –artikel
yang berkaitan dengan manajemen proyek.
2. Metode wawancara
Dilakukan dengan mewawancarai (diskusi) ke pihak - pihak terkait pada
PT. Inkoprima Utamajaya yang mengerti pelaksanaan proyek PT. Pan