• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH METODE MENGAJAR CBSA DAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN STENOGRAFI (Studi Kasus Pada Siswa Kelas XI Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Hidayah Semarang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH METODE MENGAJAR CBSA DAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN STENOGRAFI (Studi Kasus Pada Siswa Kelas XI Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Hidayah Semarang)"

Copied!
149
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH METODE MENGAJAR CBSA DAN

MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL

BELAJAR MATA PELAJARAN STENOGRAFI

(Studi Kasus Pada Siswa Kelas XI Program Keahlian

Administrasi Perkantoran di SMK Hidayah Semarang)

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Negeri Semarang

Oleh Anna Setyawati NIM. 7101408270

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI

(2)

i

MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL

BELAJAR MATA PELAJARAN STENOGRAFI

(Studi Kasus Pada Siswa Kelas XI Program Keahlian

Administrasi Perkantoran di SMK Hidayah Semarang)

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Negeri Semarang

Oleh Anna Setyawati NIM. 7101408270

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI

(3)

ii skripsi pada:

Hari : Tanggal :

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Palupiningdyah, M.Si. Ismiyati, S.Pd., M.Pd. NIP. 19520804 198003 2 001 NIP. 19800902 200501 2 002

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi

(4)

iii Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada:

Hari : Tanggal :

Penguji

Drs. Ade Rustiana, M.Si NIP. 1968012 199203 1 002

Anggota I Anggota II

Dra. Palupiningdyah, M.Si. Ismiyati, S.Pd., M.Pd.

NIP. 19520804 198003 2 001 NIP. 19800902 200501 2 002

Mengetahui, Dekan Fakultas Ekonomi

(5)

iv

saya sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain, baik sebagian atau keseluruhan. Pendapat serta temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip dan dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku, apabila dikemudian hari terbukti bahwa skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain.

Semarang, Maret 2013

(6)

v Motto :

Apa yang ingin dipelajari murid sama pentingnya dengan

apa yang diajarkan guru (Lois E. LeBar)

Persembahan:

(7)

vi

diberikan kepada makhuk-Nya karena dengan kehendak-Nya penyusun dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Metode Mengajar dan Minat

Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Stenografi (Studi Kasus Pada Siswa Kelas XI Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Hidayah Semarang”. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad S.A.W yang telah memberikan pencerahan dan inspirasi kepada umat manusia menuju jalan yang benar.

Penyusun menyadari dalam penyusunan skripsi ini banyak pihak yang mendukung sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. S. Martono, M.Si., Dekan Fakultas Ekonomi yang memberi kesempatan menuntut ilmu di Fakultas Ekonomi UNNES.

2. Dra. Nanik Suryani, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi yang telah memberikan dukungan dalam penyusunan skripsi ini.

3. Dra. Palupiningdyah, M.Si., Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, arahan serta saran selama penyusunan skripsi ini.

4. Ismiyati, S.Pd., M.Pd., Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan dan saran selama penyusunan skripsi ini.

(8)

vii pelaksanaan penelitian.

8. Siswa-siswi kelas XI program keahlian Administrasi Perkantoran SMK Hidayah Semarang atas kerjasama dan kesediaannya untuk menjadi responden dalam penelitian.

9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah mendukung dan berperan dalam membantu penyelesaian skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca serta dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya dunia pendidikan.

Semarang, Maret 2013

(9)

viii

Semarang)”. Skripsi. Jurusan Pendidikan Ekonomi. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I. Dra. Palupiningdyah, M.Si, Pembimbing II. Ismiyati, S.Pd, M.Pd.

Kata Kunci : Metode Mengajar, Minat Belajar, Hasil Belajar

Berdasarkan hasil observasi awal melalui wawancara dengan guru mata pelajaran stenografi di SMK Hidayah Semarang diperoleh informasi bahwa siswa mempunyai minat belajar yang tinggi pada saat mengikuti pelajaran, metode mengajar guru yang baik, hal ini terlihat dari metode yang digunakan guru pada saat mengajar. Kenyataan di lapangan masih banyak siswa yang nilainya dibawah KKM pada mata pelajaran stenografi.

Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) untuk mengetahui bagaimana metode mengajar, minat belajar, dan hasil belajar siswa, (2) untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh metode mengajar terhadap hasil belajar siswa, (3) untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh minat belajar siswa terhadap hasil belajar siswa, dan (4) untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh metode mengajar dan minat belajar siswa terhadap hasil belajar siswa.

Populasi dan sampel penelitian ini adalah siswa kelas XI program keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Hidayah Semarang berjumlah 54 siswa. Metode pengumpulan data menggunakan angket dan dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis deskriptif persentase dan regresi linear berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis regresi linear berganda diperoleh persamaan: Y = 33,231 + 0,222X1 + 0,279X2. Uji F yang diperoleh belajar siswa berpengaruh terhadap hasil belajar siswa sebesar 53,6%.

(10)

ix

Semarang)". Final Project. Economics Education Department. Faculty of Economics. Semarang State University. Advisor I: Dra. Palupiningdyah, M.Si., Advisor II: Ismiyati, S.Pd., M.Pd.

Keywords: Teaching Method, Learning Interest, Learning Outcomes

Based on the initial observation by interviewing the stenography teachers at SMK Hidayah Semarang, they said that students had high learning interest because the teaching learning method was good. But in fact, there were many students got bad score, under the KKM of stenography.

The purposes of the study are: (1) to know the way of teaching method, the condition of learning interest and the learning outcomes, (2) to know the influence of the teaching method towards the learning outcomes, (3) to know the influence of the learning interest towards the learning outcomes, and (4) to know the questionnaires and documentation. Then, the data were analyzed by descriptive analysis of percentage and multiple regression analysis.

The results showed that the multiple linear regression analysis obtained this equation: Y = 33.231 + 0.222X1+ 0.279X2. Next, by having F test, it was obtained that Fcount = 31.596, so that H3 was acceptable. Partially (t test), the teaching method (X1) was obtained by tcount = 2.690 with significance 0,010 < 0,05, so that H1 was accepted. The variable of interest learning (X2) had tcount = 2.699 with significance 0,009 < 0,05, so that H2 was accepted. Simultaneously (R2), the teaching method and interest learning influenced the learning outcomes for 53.6%.

The conclusions of this study are: (1) the teaching method is in good condition, the interest learning is in high condition but the learning outcomes are in bad condition, (2) the better teaching method increases students’ learning

outcomes, (3) the higher interest learning increases students’ learning outcomes,

(11)

x

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

PRAKATA ... vi

SARI ... viii

ABSTRACT ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... . 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II LANDASAN TEORI ... . 10

2.1 Hasil Belajar ... 10

2.1.1 Pengertian Belajar ... 10

2.1.2 Pengertian Hasil Belajar ... 11

2.1.3 Unsur-unsur Belajar ... 11

2.1.4 Ciri-ciri Belajar ... 12

2.1.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 12

2.2 Metode Mengajar ... 17

2.2.1 Pengertian Mengajar ... 17

(12)

xi

2.3 Minat Belajar ... 23

2.3.1 Pengertian Minat Belajar ... 23

2.3.2 Minat Belajar Stenografi ... 24

2.3.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar ... 25

2.3.4 Peranan Minat Belajar ... 26

2.4 Stenografi ... 26

2.4.1 Pengertian Stenografi ... 26

2.4.2 Manfaat Mempelajari Stenografi ... 27

2.5 Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 28

2.6 Kerangka Berpikir ... 29

2.7 Hipotesis Penelitian ... 31

BAB III METODE PENELITIAN ... . 33

3.1 Populasi Penelitian ... 33

3.2 Sampel Penelitian... 33

3.3 Variabel Penelitian ... 34

3.3.1 Variabel Bebas (X) ... 34

3.3.2 Variabel Terikat (Y) ... 35

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 36

3.4.1 Metode Dokumentasi ... 36

3.4.2 Metode Angket (Kuesioner) ... 36

3.5 Uji Instrumen Penelitian ... 37

3.5.1 Validitas ... 37

3.5.2 Reliabilitas ... 40

3.6 Metode Analisis Data ... 41

3.6.1 Analisis Deskriptif Persentase ... 41

3.6.2 Uji Asumsi Klasik ... 43

(13)

xii

3.6.4.1 Uji Simultan (Uji F) ... 45

3.6.4.2 Uji Parsial (Uji t) ... 45

3.6.4.3 Koefisien Determinasi Simultan (R2) ... 46

3.6.4.4 Koefisien Determinasi Parsial (r2) ... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... .. 47

4.1 Hasil Penelitian ... 47

4.1.1 Gambaran Umum Responden Penelitian ... 47

4.1.2 Deskripsi Metode Mengajar ... 47

4.1.2.1Cara Berinteraksi ... 49

4.1.2.2Keterlibatan Siswa Aktif Belajar ... 50

4.1.2.3Menumbuhkan Minat Belajar ... 51

4.1.2.4Membangkitkan Semangat Belajar ... 52

4.1.2.5Mempertinggi Hasil Belajar ... 53

4.1.2.6Menghidupkan Proses Pengajaran ... 54

4.1.3 Deskripsi Minat Belajar Siswa ... 56

4.1.3.1 Perhatian Siswa ... 57

4.1.3.2 Perasaan Senang ... 58

4.1.3.3 Konsentrasi Siswa ... 59

4.1.3.4 Kesadaran Siswa ... 61

4.1.3.5 Kemauan Siswa ... 62

4.1.4 Deskripsi Hasil Belajar Mata Pelajaran Stenografi ... 63

4.1.5 Uji Asumsi Klasik ... 64

4.1.5.1Uji Normalitas ... 64

4.1.5.2Uji Multikolinieritas ... 65

4.1.5.3Uji Heteroskedastisitas ... 66

4.1.6 Analisis Regresi Linier Berganda ... 67

(14)

xiii

4.2 Pembahasan ... 71

4.2.1 Pengaruh Metode Mengajar Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Stenografi ... 72

4.2.2 Pengaruh Minat Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Stenografi ... 74

4.2.3 Pengaruh Metode Mengajar dan Minat Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Stenografi ... 77

BAB V PENUTUP ... 79

5.1.Simpulan ... 79

5.2.Saran ... 80

(15)

xiv

1.1. Nilai Ketuntasan Siswa ... 6

2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 28

3.1 Jumlah Populasi Penelitian ... 33

3.2 KKM Mata Pelajaran Stenografi ... 38

3.3 Nilai Hasil Uji Validitas Instrumen ... 39

3.4 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ... 41

3.5 Interval Skor dan Kategori ... 42

4.1 Variabel Metode Mengajar ... 48

4.2 Cara Berinteraksi ... 49

4.3 Keterlibatan Siswa Aktif Belajar ... 50

4.4 Menumbuhkan Minat Belajar ... 52

4.5 Membangkitkan Semangat Belajar ... 53

4.6 Mempertinggi Hasil Belajar ... 54

4.7 Menghidupkan Proses Pengajaran ... 55

4.8 Variabel Minat Belajar Siswa ... 56

4.9 Perhatian Siswa ... 58

4.10 Perasaan Senang ... 59

4.11 Konsentrasi Siswa ... 60

4.12 Kesadaran Siswa ... 61

4.13 Kemauan Siswa ... 62

4.14 Hasil Belajar Mata Pelajaran Stenografi ... 63

4.15 Hasil Uji Normalitas ... 64

4.16 Hasil Uji Multikolinearitas ... 65

4.17 Analisis Regresi Berganda ... 67

4.18 Hasil Analisis Uji Simultan ... 68

4.19 Hasil Analisis Uji Parsial ... 69

4.20 Hasil Analisis Koefisien Determinasi Simultan (R2) ... 70

(16)

xv

2.1 Kerangka Berpikir ... ... 31

4.1 Histogram Variabel Metode Mengajar... 48

4.2 Histogram Variabel Minat Belajar ... 57

4.3 Histogram Variabel Hasil Belajar ... 63

4.4 Gambar P-Plot Normalitas Data Penelitian ... 65

(17)

xvi

1. Daftar Nilai Siswa ... 83

2. Kisi-Kisi Angket Uji Coba ... 85

3. Angket Uji Coba Penelitian ... 86

4. Data Uji Coba Angket Penelitian ... 91

5. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 93

6. Rangkuman Validitas Butir Soal ... 103

7. Kisi-kisi Angket Instrumen ... 105

8. Angket Penelitian ... 106

9. Data Penelitian ... 111

10. Penentuan Interval ... 113

11. Analisis Deskriptif Persentase Per-Variabel ... 118

12. Analisis Deskriptif Persentase Per-Indikator... 120

13. Uji Asumsi Klasik ... 124

14. Analisis Regresi Berganda ... 126

15. Surat Ijin Penelitian ... 130

(18)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan tidak dapat dilepaskan dari kehidupan masyarakat. Berdasarkan Undang Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab IV Pasal 3 dalam Munib (2007:21):

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik (siswa) agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Sardiman (2008:19) menyatakan bahwa:

Setiap pendidikan baik formal maupun informal mengalami proses belajar mengajar, baik disengaja maupun tidak sengaja, disadari atau tidak disadari. Melalui proses belajar mengajar ini akan diperoleh suatu hasil, yang pada umumnya disebut hasil pengajaran, atau dengan istilah tujuan pembelajaran atau hasil belajar.

Hasil belajar atau prestasi siswa merupakan tolok ukur keberhasilan siswa dalam mempelajari materi yang disampaikan selama periode tertentu. Guru perlu mengadakan evaluasi atas kemampuan siswa dalam memahami materi yang telah disampaikan, melalui hasil evaluasi tersebut, maka dapat dilihat hasil belajar yang diperoleh oleh siswa. Tujuan proses pembelajaran di sekolah adalah agar semua siswa dapat memperoleh hasil belajar yang memuaskan. Dimyati dan Mudjiono (2006:3) menyatakan bahwa:

(19)

evaluasi hasil belajar. Hasil belajar dari sisi siswa merupakan berakhirnya proses belajar.

Usaha siswa untuk mencapai hasil belajar yang optimal dalam proses

belajar mengajar dipengaruhi oleh faktor intern dan ekstern. “Faktor intern

meliputi jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan, sedangkan faktor ekstern meliputi faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor

masyarakat” (Slameto, 2010:54). Faktor sekolah meliputi sistem

pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar, salah satunya adalah metode mengajar. Faktor yang timbul dari dalam diri siswa berupa faktor jasmaniah seperti faktor kesehatan dan cacat tubuh, faktor psikologisnya seperti intelegensi, perhatian, minat, bakat, serta motivasi belajar siswa.

Salah satu faktor ekstern dalam proses belajar mengajar adalah metode mengajar. Metode mengajar yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula. Slameto (2010:65) menyatakan bahwa:

Metode mengajar yang kurang baik itu dapat terjadi misalnya karena guru kurang persiapan dan kurang menguasai bahan pelajaran sehingga guru tersebut menyajikannya tidak jelas atau sikap guru terhadap siswa atau terhadap mata pelajaran itu sendiri tidak baik, sehingga siswa kurang senang terhadap pelajaran atau gurunya. Akibatnya siswa malas untuk belajar.

Pulungan (2008:48) menyatakan bahwa:

(20)

Bourner (1997:345) menyatakan bahwa “teaching methods are not an end themselves, they are a means to an end. They are the vehicle(s) we use

to lead our students towards particular learning outcomes”. Artinya metode

mengajar bukanlah tujuan, metode mengajar adalah alat untuk mencapai tujuan. Metode mengajar adalah alat yang kita gunakan untuk mengarahkan siswa terhadap hasil belajar tertentu.

Selain faktor ekstern, hasil belajar juga dipengaruhi oleh faktor intern. Salah satu faktor utama untuk mencapai sukses dalam segala bidang, baik itu berupa studi, kerja, hobi, atau aktivitas apapun ialah minat. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Tumbuhnya minat dalam diri seseorang akan melahirkan perhatian untuk melakukan sesuatu dengan tekun dalam jangka waktu yang lama, lebih berkonsentrasi, mudah untuk mengingat dan tidak mudah bosan

dengan apa yang dipelajari. “Minat besar pengaruhnya terhadap belajar,

karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik

baginya” (Slameto, 2010:57).

Lai dalam Lee (2011:142) menyatakan bahwa:

Interest in learning as personal preferences with regard to learning, which sometimes means what an individual chooses one thing rather than other things and sometimes a positive psycologycal state occurs during his/her interaction with the circumstances that engenders further learning motives.

(21)

daripada hal lainnya dan kadang-kadang keadaan psikologis positif terjadi selama interaksinya dengan keadaan yang menimbulkan motivasi belajar lebih lanjut. Baller dan Charles dalam Hidayat (2007:7) menyatakan bahwa

“minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan

bahwa lebih menyukai sesuatu hal daripada hal lainnya, dapat pula

dimanifestasikan melalui partisipasi dalam bentuk suatu aktivitas”.

Stenografi merupakan kompetensi wajib bagi siswa program keahlian Administrasi Perkantoran di SMK. Manfaat seseorang mempelajari

stenografi adalah agar dapat mencatat lebih cepat apabila didikte. “Secara

teori, menulis steno akan lebih cepat apabila dibandingkan dengan menggunakan tulisan biasa atau latin sebab dengan huruf steno proses

penulisannyapun akan lebih singkat pula” (Partono, 2006:1). Tepat sekali

bagi seorang sekretaris, reporter atau wartawan yang kegiatannya mengikuti ceramah, rapat kerja, konperensi dan meliput berita-berita penting dan sejenisnya.

Tulisan stenografi dipandang lebih praktis dan menguntungkan khususnya bagi siswa SMK program keahlian Administrasi Perkantoran karena siswa dituntut untuk terampil menulis cepat secepat pembicaraannya. Stenografi menciptakan suatu pelajaran yang sifatnya mengutamakan keterampilan atau skill pemakai. Perlu adanya latihan membaca dan menulis

secara rutin. “Seseorang yang sering latihan membaca dan menulis secara

rutin maka ia akan memiliki keterampilan dalam pelajaran steno” (Ratmini,

(22)

SMK Hidayah Semarang sudah menerapkan metode mengajar CBSA.

Rohani (2010:77) menyatakan bahwa “CBSA merupakan salah satu strategi

partisipasi peserta didik sebagai subjek didik secara optimal”. Berdasarkan

observasi di lapangan terlihat bahwa penerapan metode mengajar guru kelas XI program keahlian Administrasi Perkantoran SMK Hidayah Semarang sudah baik, dilihat dari pemberian metode yang membuat siswa aktif belajar yaitu pemberian tugas, penggunaan metode yang bervariasi yaitu metode ceramah, diskusi, dan praktik yang disesuaikan dengan kompetensi dasar mata pelajaran stenografi. Selain itu, guru pengampu mata pelajaran stenografi adalah alumni IKIP Negeri Semarang dengan program studi Administrasi Perkantoran dan sudah mempunyai pengalaman mengajar lebih dari 14 tahun.

Minat siswa dalam mengikuti pelajaran ditunjukkan dengan sikap siswa yang sungguh-sungguh dalam mengikuti proses kegiatan belajar mengajar. Penulis melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran, minat siswa terlihat dari perhatian siswa, yang dibuktikan dengan respon siswa dalam kegiatan belajar mengajar, keaktifan siswa dalam bertanya dan jumlah kehadiran siswa.

(23)

Tabel 1.1 Nilai Ketuntasan Siswa

Kelas

Jumlah Siswa

Tuntas Tidak Tuntas Rata-rata Kelas Jumlah

Siswa

% Jumlah Siswa

%

XI AP 1 27 11 40,74% 16 59,25% 69,96

XI AP 2 27 13 48,15% 14 51,85% 74,74

Jumlah 54 24 44,44% 30 55,55% -

Sumber: Daftar Nilai Siswa (UUS Gasal) SMK Hidayah Semarang Tahun Pelajaran 2011/2012

Tabel 1.1 menunjukkan hasil belajar 54 siswa kelas XI program keahlian Administrasi Perkantoran terdapat 30 siswa (55,55%) tergolong tidak tuntas dan 24 siswa (44,44%) tergolong tuntas dengan KKM yaitu 75. Perinciannya adalah kelas XI AP 1 sejumlah 11 siswa (40,74%) tergolong tuntas dan 16 siswa (59,25%) tergolong tidak tuntas dengan rata-rata kelas 69,96. Kelas XI AP 2 sejumlah 13 siswa (48,15%) tergolong tuntas dan 14 siswa (51,85%) tergolong tidak tuntas dengan rata-rata kelas 74,74.

(24)

penelitian dengan judul “Pengaruh Metode Mengajar CBSA dan Minat Belajar Siswa terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Stenografi (Studi Kasus Pada Siswa Kelas XI Program Keahlian Administrasi

Perkantoran di SMK Hidayah Semarang)”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian ini:

1. Bagaimana metode mengajar CBSA, minat belajar, dan hasil belajar mata pelajaran stenografi pada siswa kelas XI program keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Hidayah Semarang?

2. Adakah pengaruh metode mengajar CBSA terhadap hasil belajar mata pelajaran stenografi pada siswa kelas XI program keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Hidayah Semarang?

3. Adakah pengaruh minat belajar siswa terhadap hasil belajar mata pelajaran stenografi pada siswa kelas XI program keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Hidayah Semarang?

(25)

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, maka tujuan penelitian ini untuk mengetahui:

1. Metode mengajar CBSA, minat belajar, dan hasil belajar mata pelajaran stenografi pada siswa kelas XI program keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Hidayah Semarang.

2. Ada tidaknya pengaruh metode mengajar CBSA terhadap hasil belajar mata pelajaran stenografi pada siswa kelas XI program keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Hidayah Semarang.

3. Ada tidaknya pengaruh minat belajar siswa terhadap hasil belajar mata pelajaran stenografi pada siswa kelas XI program keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Hidayah Semarang.

4. Ada tidaknya pengaruh metode mengajar CBSA dan minat belajar siswa terhadap hasil belajar mata pelajaran stenografi pada siswa kelas XI program keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Hidayah Semarang.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis

a. Bagi Pembaca

(26)

b. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dapat dijadikan masukan dalam pengembangan penelitian selanjutnya khususnya tentang pengaruh metode mengajar dan minat belajar siswa terhadap hasil belajar mata pelajaran stenografi. 2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis yaitu: a. Bagi Guru

Dapat digunakan sebagai bahan masukan, khususnya guru mata pelajaran stenografi untuk meningkatkan hasil belajar siswanya. b. Bagi Siswa

Memberikan minat kepada siswa, sehingga diharapkan siswa lebih giat dan semangat untuk memperoleh nilai yang optimal.

c. Bagi Sekolah

(27)

10 BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Hasil Belajar 2.1.1 Pengertian Belajar

a. “Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya” (Sardiman, 2008:20). b. “Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat

latihan dan pengalaman” (Hamalik, 2008:154).

c. “Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor” (Djamarah, 2008:13).

d. “Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya” (Slameto, 2010:2).

(28)

2.1.2 Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan pencapaian tujuan belajar dan produk dari proses belajar. Menurut Anni (2007:5) “hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar”. Seseorang dapat dikatakan telah belajar sesuatu apabila dalam dirinya telah terjadi suatu perubahan, akan tetapi tidak semua perubahan yang terjadi pada diri seseorang terjadi karena proses belajar. Perubahan yang terjadi dalam kehidupan seseorang tanpa melalui proses belajar, contohnya: perubahan kondisi fisik, mental dan perubahan yang tidak bertahan lama. Dimyati dan Mudjiono (2006:3) menyatakan bahwa:

Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Hasil belajar tersebut dibedakan menjadi dua yaitu dampak pengajaran dan dampak pengiring. Dampak pengajaran adalah hasil yang dapat diukur, seperti tertuang dalam angka rapor, atau angka dalam ijazah, sedangkan dampak pengiring adalah terapan pengetahuan dan kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud hasil belajar adalah nilai yang diperoleh siswa setelah siswa tersebut mengalami proses belajar yang dibuktikan dengan perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya yang terutama dinilai aspek kognitifnya yang ditunjukkan melalui nilai atau angka.

2.1.3 Unsur-unsur Belajar

Gagne dalam Anni (2007:4-5) menyatakan bahwa:

(29)

Beberapa unsur yang dimaksud adalah sebagai berikut: 1. Pembelajar

Dapat berupa peserta didik, pembelajar, warga belajar, dan peserta pelatihan.

2. Rangsangan (Stimulus)

Peristiwa yang merangsang penginderaan pembelajar disebut situasi stimulus. Suara, sinar, warna, panas, dingin, tanaman, gedung, dan orang adalah stimulus yang selalu berada di lingkungan seseorang.

3. Memori

Memori pembelajar berisi berbagai kemampuan yang berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dihasilkan dari aktivitas belajar sebelumnya.

4. Respon

Tindakan yang dihasilkan dari aktualisasi memori disebut respon. Respon dalam pembelajaran diamati pada akhir proses belajar yang disebut perubahan perilaku atau perubahan kinerja (performance).

2.1.4 Ciri-ciri Belajar

Sebagai suatu proses pengaturan, kegiatan belajar mengajar tidak terlepas dari ciri-ciri tertentu, yang menurut Edi Suardi dalam Djamarah (2010:39-41) sebagai berikut:

1. Belajar memiliki tujuan, yakni untuk membentuk anak didik dalam suatu perkembangan tertentu.

2. Ada suatu prosedur (jalannya interaksi) yang direncanakan, didesain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

3. Kegiatan belajar ditandai dengan satu penggarapan materi yang khusus.

4. Ditandai dengan aktivitas anak didik.

5. Dalam kegiatan belajar, guru berperan sebagai pembimbing. 6. Dalam kegiatan belajar membutuhkan disiplin.

7. Ada batas waktu. 8. Evaluasi.

2.1.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

(30)

ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu. (Slameto, 2010:54-72) menerangkan sebagai berikut:

A. Faktor-faktor Intern 1. Faktor Jasmaniah

a. Faktor Kesehatan

Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagiannya atau bebas dari penyakit. Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya. Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu.

b. Cacat Tubuh

Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh atau badan. Cacat itu dapat berupa buta, setengah buta, tuli, setengah tuli, patah tangan, lumpuh, dan lain-lain.

2. Faktor Psikologis a. Inteligensi

Inteligensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui atau menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan tepat. Inteligensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Siswa yang mempunyai tingkat inteligensi yang tinggi akan lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat inteligensi yang rendah.

b. Perhatian

Menurut Gazali dalam Slameto (2010:56) “perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata tertuju kepada suatu obyek (benda/hal) atau sekumpulan

objek”. Usahakan bahan pelajaran selalu menarik perhatian dengan cara mengusahakan pelajaran itu sesuai hobi atau bakatnya agar siswa dapat belajar dengan baik.

c. Minat

(31)

d. Bakat

Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih.

e. Motif

Dalam proses belajar haruslah diperhatikan apa yang dapat mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik atau padanya mempunyai motif untuk berpikir dan memusatkan perhatian, merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan/menunjang belajar.

f. Kematangan

Kematangan adalah suatu tingkat/fase dalam pertumbuhan seseorang, di mana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru.

g. Kesiapan

Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi response atau bereaksi.

3. Faktor Kelelahan

Kelelahan dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani (bersifat psikis). Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang.

B. Faktor-faktor Ekstern 1. Faktor Keluarga

a. Cara Orang Tua Mendidik

Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya terhadap belajar anaknya. Sutjipto Wirowidjojo dalam

Slameto (2010:61) menyatakan bahwa “keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama”.

b. Relasi Antaranggota Keluarga

Relasi antaranggota keluarga yang terpenting adalah relasi orang tua dengan anaknya. Selain itu relasi anak dengan saudaranya atau dengan anggota keluarga yang lain pun turut mempengaruhi belajar anak. Wujud relasi itu misalnya apakah hubungan itu penuh dengan kasih sayang dan pengertian, ataukah sikap yang acuh tak acuh dan sebagainya. c. Suasana Rumah

(32)

d. Keadaan Ekonomi Keluarga

Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, misal makan, pakaian, perlindungan kesehatan dan lain-lain, juga membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan, alat tulis menulis, buku-buku dan lain-lain. Fasilitas belajar itu hanya dapat terpenuhi jika keluarga mempunyai cukup uang.

e. Pengertian Orang Tua

Anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua. Anak yang sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas di rumah.

f. Latar Belajar Kebudayaan

Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Tanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik pada anak untuk mendorong semangat belajar anak.

2. Faktor Sekolah

a. Metode Mengajar

Metode mengajar mempengaruhi belajar. Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar. Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula.

b. Kurikulum

Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa. Kegiatan itu sebagian besar adalah menyajikan bahan pelajaran agar siswa menerima, menguasai, dan mengembangkan bahan pelajaran itu.

c. Relasi Guru dengan Siswa

Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan siswa. Proses tersebut juga dipengaruhi oleh relasi yang ada dalam proses itu sendiri.

d. Relasi Siswa dengan Siswa

Menciptakan relasi yang baik antarsiswa adalah perlu, agar dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap belajar siswa.

(33)

g. Waktu Sekolah

Waktu sekolah ialah waktu terjadinya proses belajar mengajar di sekolah, waktu itu dapat pagi hari, siang, sore/malam hari. Memilih waktu sekolah yang tepat akan memberi pengaruh positif terhadap belajar.

h. Standar Pelajaran di Atas Ukuran

Guru dalam menuntut penguasaan materi harus sesuai dengan kemampuan siswa masing-masing agar tujuan yang telah dirumuskan dapat tercapai.

i. Keadaan Gedung

Jumlah siswa yang banyak serta variasi karakteristik mereka masing-masing menuntut keadaan gedung dewasa ini harus memadai di dalam setiap kelas.

j. Metode Belajar

Banyak siswa melaksanakan cara belajar yang salah. Perlu adanya pembinaan dari guru. Belajar secara teratur setiap hari, dengan pembagian waktu yang baik, memilih cara belajar yang tepat cukup istirahat akan meningkatkan hasil belajar.

k. Tugas Rumah

Guru diharapkan jangan terlalu banyak memberi tugas yang harus dikerjakan di rumah, sehingga anak tidak mempunyai waktu lagi untuk kegiatan yang lain.

3. Faktor Masyarakat

a. Kegiatan Siswa dalam Masyarakat

Kegiatan siswa dalam masyarakat dapat menguntungkan terhadap perkembangan pribadinya. Siswa perlu membatasi kegiatannya dalam masyarakat supaya jangan sampai mengganggu belajarnya.

b. Mass Media

Mass media yang baik memberi pengaruh yang baik terhadap siswa dan juga terhadap belajarnya. Sebaliknya mass media yang jelek juga berpengaruh jelek terhadap siswa.

c. Teman Bergaul

Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka perlulah diusahakan agar siswa memiliki teman bergaul yang baik-baik dan pembinaan pergaulan yang baik-baik serta pengawasan dari orang tua dan pendidik harus cukup bijaksana (jangan terlalu ketat tetapi juga jangan lengah).

d. Bentuk Kehidupan Masyarakat

(34)

2.2 Metode Mengajar 2.2.1 Pengertian Mengajar

Mengajar pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk menciptakan kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk berlangsungnya proses belajar. “Mengajar adalah menyampaikan pengetahuan pada anak didik” (Sardiman, 2008:47). “Mengajar adalah penciptaan sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar” (Hasibuan, 2009:3). Ign S. Ulih Bukit Karo Karo dalam Slameto

(2010:65) menyatakan bahwa “mengajar adalah menyajikan bahan pelajaran

oleh orang kepada orang lain agar orang lain itu menerima, menguasai dan

mengembangkannya”.

Berdasarkan pengertian di atas maka disimpulkan bahwa mengajar adalah penciptaan sistem lingkungan dalam proses belajar yang bertujuan untuk menyampaikan pengetahuan kepada orang lain agar orang lain menerima, menguasai, dan mengembangkannya.

2.2.2 Pengertian Metode Mengajar

“Metode mengajar adalah strategi pengajaran sebagai alat untuk

mencapai tujuan yang diharapkan” (Djamarah, 2010:74). Tujuan pembelajaran akan tercapai dengan penggunaan metode yang tepat. Ketepatan penggunaan metode tersebut pada proses belajar mengajar dan kegiatan belajar mengajar.

“Metode mengajar adalah alat dan cara dalam pelaksanaan suatu

(35)

menentukan dan menunjang keberhasilan proses belajar mengajar yang diciptakan oleh seorang guru. Metode yang digunakan tidak tepat, memungkinkan pelajaran yang mudah bagi siswa dapat menjadi sulit, sebaliknya metode yang tepat dalam penyampaian materi, maka materi yang dirasa sulit bagi siswa dapat menjadi mudah dan tertarik. Siswa yang tertarik dengan materi yang disampaikan akan lebih aktif dalam proses pembelajaran sehingga dapat tercapai interaksi edukatif dan kondusif dalam kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa metode mengajar adalah cara, strategi, atau teknik pembelajaran serta hubungan timbal balik yang digunakan oleh guru sebagai alat untuk mencapai tujuan pembelajaran.

2.2.3 Metode Mengajar CBSA

CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) sebagai istilah yang sama maknanya dengan Student Active Learning (SAL). Rohani (2010:77) menyatakan bahwa “CBSA merupakan salah satu strategi partisipasi siswa sebagai subjek didik secara optimal sehingga siswa mampu mengubah dirinya (tingkah laku, cara berpikir, dan bersikap) secara lebih efektif dan

efisien”. Kehadiran CBSA sebagai alternatif strategi pengajaran

dimaksudkan untuk mempertinggi atau mengoptimalkan aktifitas dan keterlibatan siswa dalam proses pengajaran.

(36)

dikehendaki dalam pengajaran dengan pendekatan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) dalam pendidikan modern. Djamarah (2010:45) menyatakan

bahwa “kegiatan belajar mengajar pendekatan CBSA menghendaki aktivitas

siswa seoptimal mungkin”. Keaktifan siswa menyangkut kegiatan fisik dan

mental. Aktivitas siswa dalam kelompok sosial akan membuahkan interaksi dalam kelompok.

Berdasarkan teori di atas, disimpulkan bahwa metode mengajar CBSA merupakan strategi pembelajaran yang menghendaki partisipasi siswa secara optimal sehingga siswa mampu mengubah dirinya lebih efektif dan efisien.

2.2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Metode

Dalam memilih dan menentukan metode apa yang akan digunakan, guru harus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi. Djamarah (2010:78-81) mengatakan bahwa pemilihan dan penentuan metode dipengaruhi oleh faktor-faktor:

a. Anak didik

Perbedaan individual anak didik pada aspek biologis, intelektual, dan psikologis mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode yang digunakan guru untuk menciptakan lingkungan belajar yang kreatif. Kematangan anak didik yang bervariasi mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode. b. Tujuan

(37)

c. Situasi

Situasi yang diciptakan pada guru mempengaruhi pemilihan penentuan metode mengajar. Situasi kegiatan belajar mengajar yang tercipta tidaklah sama setiap harinya. Guru hendaknya memilih metode mengajar yang sesuai dengan situasi yang diciptakan.

d. Fasilitas

Fasilitas merupakan hal yang mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajar. Fasilitas adalah kelengkapan yang menunjang belajar anak didik di sekolah. Lengkap tidaknya fasilitas belajar akan mempengaruhi pemilihan metode mengajar. e. Guru

Setiap guru mempunyai kepribadian yang berbeda. Hal ini bisa dikarenakan latar belakang pendidikan guru yang mempengaruhi tingkat penguasaan guru terhadap metode mengajar.

2.2.5 Macam-macam Metode Mengajar

Djamarah (2010:74) menyatakan bahwa “dalam kegiatan belajar

mengajar, guru harus memiliki strategi agar anak didik dapat berjalan secara

efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan”. Banyak metode

mengajar yang dapat digunakan, masing-masing metode memiliki kelebihan dan kekurangan. Metode pengajaran dikatakan tepat dan baik jika dapat mendukung dan didukung oleh faktor-faktor pengajaran. Ditinjau dari segi penerapannya metode-metode mengajar ada yang tepat digunakan di dalam maupun di luar kelas. Metode-metode mengajar dalam Djamarah (2010:82) diuraikan sebagai berikut:

1. Metode Proyek

Metode proyek atau unit adalah cara penyajian pelajaran yang bertitik tolak dari suatu masalah, kemudian dibahas dari berbagai segi yang berhubungan sehingga pemecahannya secara keseluruhan dan bermakna.

2. Metode Eksperimen

(38)

dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Siswa dituntut untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran, atau mencoba mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan atas proses yang dialami.

3. Metode Tugas dan Resitasi

Metode resitasi (penugasan) adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Tugas dan resitasi tidak sama dengan pekerjaan rumah (PR), tetapi jauh lebih luas dari itu. Tugas dan resitasi merangsang anak untuk aktif belajar, baik secara individual maupun secara kelompok.

4. Metode Diskusi

Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa-siswa dihadapkan kepada suatu masalah yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama.

5. Metode Sosiodrama

Metode sosiodrama dan role playing dapat dikatakan sama artinya, dan dalam pemakaiannya sering disilihgantikan.

6. Metode Demontrasi

Metode demontrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan.

7. Metode Problem Solving

Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya sekedar metode mengajar, tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya yang dimulai dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpulan.

8. Metode Karyawisata

Metode karyawisata adalah cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajar siswa ke suatu tempat atau objek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari/menyelidiki sesuatu. 9. Metode Tanya Jawab

Metode Tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada guru.

10. Metode Latihan

(39)

11. Metode Ceramah

Metode ceramah adalah metode yang boleh dikatakan metode tradisional, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar mengajar.

2.2.6 Faktor Metode Mengajar

Rohani (2010:137) menyatakan bahwa:

Metode adalah suatu cara kerja yang sistematik dan umum. Berfungsi sebagai alat untuk mencapai suatu tujuan. Faktor utama yang menentukan metode adalah tujuan yang akan dicapai. Metode mengajar, selain ditentukan/dipengaruhi oleh tujuan, juga ditentukan/dipengaruhi oleh faktor kesesuaian dengan bahan, kemampuan guru untuk menggunakannya, keadaan peserta didik, dan situasi yang melingkupinya. Penerapan suatu metode mengajar harus memiliki:

a. Relevansi dengan tujuan

Tujuan pengajaran yang jelas dan tepat akan membantu dalam merencanakan kegiatan pengajaran, salah satunya dapat membantu pemilihan metode belajar mengajar.

b. Relevansi dengan bahan

Sifat dan keluasan suatu bahan pengajaran dapat pula menjadi acuan untuk menerapkan sesuatu jenis metode.

c. Relevansi dengan kemampuan

Sesuatu metode yang dipergunakan oleh guru untuk mengajar haruslah dikuasai betul olehnya.

d. Relevansi dengan keadaan peserta didik

Metode pengajaran harus juga mempertimbangkan keadaan/kesediaan peserta didik.

e. Relevansi dengan situasi pengajaran

Situasi pengajaran juga menjadi faktor penting dari pelaksanaan suatu metode. Suasana atau kelas (social climate) pengajaran yang berkaitan dengan semangat belajar/mengajar, cuaca, keadaan lingkungan kelas/sekolah, dan sebagainya.

Menurut Rohani (2010:79) indikator metode mengajar CBSA antara lain: 1. Cara berinteraksi

(40)

2. Keterlibatan siswa aktif belajar

Mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh siswa sehingga semua siswa dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan. 3. Menumbuhkan minat belajar

Menumbuhkan minat belajar siswa pada dasarnya adalah membantu siswa melihat bagaimana pengetahuan atau kecakapan tertentu mempengaruhi dirinya, memuaskan dan melayani kebutuhan-kebutuhannya.

4. Membangkitkan semangat belajar

Motivasi mempunyai peranan penting dalam proses belajar mengajar baik bagi guru maupun siswa. Bagi guru mengetahui motivasi belajar siswa sangat diperlukan guna memelihara dan meningkatkan semangat belajar siswa. Bagi siswa motivasi belajar dapat menumbuhkan semangat belajar sehingga siswa terdorong untuk melakukan kegiatan belajar.

5. Mempertinggi hasil belajar

Guru memberikan bantuan dan bimbingan kepada siswa-siswanya agar mereka berhasil dalam pelajarannya.

6. Menghidupkan proses pengajaran

Guru dituntut secara leluasa mengembangkan kreativitasnya untuk menciptakan suasana yang kondusif yang memungkinkan siswa dapat berekspresi secara leluasa, menyenangkan dan penuh antusiasme serta dapat menangkap esensi berbagai hal yang mereka pelajari.

2.3 Minat Belajar

2.3.1 Pengertian Minat Belajar

“Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu

hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh” (Slameto, 2010:180). Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minatnya.

Crow and Crow dalam Djaali (2008:121) mengatakan bahwa “minat

berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi atau berurusan dengan orang, benda, kegiatan, pengalaman

(41)

(2008:122) mengatakan “minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu”. Minat tidak timbul sendirian, ada unsur kebutuhan, misalnya minat belajar, dan lain-lain. Minat belajar merupakan suatu keadaan dimana siswa merasa senang dan memberi perhatian pada mata pelajaran serta kemampuan dalam belajar yang menimbulkan sikap keterlibatan setiap orang yang ingin belajar.

Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa minat adalah kecenderungan yang terarah pada sesuatu yang menimbulkan perasaan senang dan tertarik sehingga subyek termotivasi untuk melakukan aktivitas yang disenanginya dalam jangka waktu yang cukup lama. Individu yang sudah mempunyai minat terhadap suatu obyek atau aktivitas tertentu dapat dikatakan bahwa individu tersebut suka terhadap obyek atau aktivitas tersebut dan dalam dirinya timbul perhatian serta kesediaan untuk mengikuti secara aktif.

2.3.2 Minat Belajar Stenografi

(42)

tidak dibawa sejak lahir melainkan diperoleh kemudian. Minat terhadap sesuatu dipelajari dan mempengaruhi belajar selanjutnya serta mempengaruhi penerimaan minat-minat baru” (Slameto, 2010:180). Minat belajar harus ditumbuhkan sendiri oleh masing-masing siswa.

2.3.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar

Minat memiliki peran yang penting dalam melakukan segala kegiatan. Menurut Syah (2008:132) Minat yang timbul pada diri seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:

1. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari diri individu siswa yang akan belajar. Faktor ini besar pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa yaitu minat belajar.

2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar individu. Motivasi faktor eksternal juga dapat memberikan dampak yang baik bagi minat belajar siswa.

Faktor eksternal terdiri dari 2 macam yaitu: a. Faktor Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar siswa. Para guru yang selalu menunjukkan sikap dan perilaku yang simpatik dan memberikan suri teladan yang baik dan rajin khususnya dalam hal belajar misalnya rajin membaca dan berdiskusi dapat menjadi daya dorong yang positif bagi kegiatan belajar siswa.

Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar adalah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri. Sifat orang tua, praktek pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga, dan demografi keluarga (letak rumah) semuanya dapat memberikan dampak baik ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil belajar yang dicapai seorang siswa.

b. Faktor Lingkungan Non Sosial

(43)

keluarga, masyarakat yang memenuhi syarat akan menimbulkan minat belajar siswa karena seluruh kebutuhan siswa tersedia. Menurut Slameto (2010:57) indikator minat belajar terdiri dari:

1. Perhatian Siswa

Seseorang yang berminat pada suatu obyek pasti perhatiannya akan memusat pada suatu obyek tersebut. Perhatian dalam hal ini adalah perkembangan dibidang stenografi dan mempunyai pemahaman yang jelas tentang pentingnya mempelajari stenografi.

2. Perasaan Senang

Perasaan senang yang dimaksud adalah perasaan senang dalam mengikuti pelajaran dan tertarik dalam bidang stenografi.

3. Konsentrasi Siswa

Siswa yang memiliki konsentrasi dalam belajar maka siswa tersebut akan mengikuti pelajaran dengan baik dan jelas.

4. Kesadaran Siswa

Kesadaran dalam indikator ini adalah kesadaran mengikuti pelajaran, waktu dan tanggung jawab atas tugas.

5. Kemauan Siswa

Kemauan dalam indikator ini adalah kemauan siswa dalam mempelajari stenografi tanpa adanya suatu paksaan.

2.3.4 Peranan Minat Belajar

Hamalik (2008:157) menyatakan bahwa “sesuatu yang menarik minat dan nilai tertinggi bagi siswa berarti bermakna baginya. Karena itu, guru hendaknya berusaha menyesuaikan pelajaran (tujuan, materi, dan metodik) dengan minat para siswanya”.

2.4 Stenografi

2.4.1 Pengertian Stenografi

Partono (2006:1) menyatakan bahwa:

(44)

“Stenografi adalah tulisan pendek dan singkat untuk mempersingkat dan

mempercepat pekerjaan yang berhubungan dengan tulis menulis” (Ratmini, 2012:3).

2.4.2 Manfaat Mempelajari Stenografi Partono (2006:1) menyatakan bahwa:

Manfaat seseorang mempelajari stenografi adalah agar dapat mencatat lebih cepat apabila didikte. Dalam hubungan ini tepat sekali bagi seorang sekretaris, reporter atau wartawan yang kegiatannya mengikuti ceramah, rapat kerja, konperensi dan meliput berita-berita penting dan sejenisnya. Secara teori, menulis huruf steno akan lebih cepat apabila dibandingkan dengan menggunakan tulisan biasa/latin sebab dengan huruf steno proses penulisannyapun lebih singkat pula. Menurut Ratmini (2012:4), beberapa manfaat yang diperoleh dalam mempelajari steno yaitu sebagai berikut:

1. Untuk membuat hasil persidangan atau risalah lengkap. 2. Untuk mencatat atau menerima dikte perintah pimpinan. 3. Untuk mencatat notula saat mendampingi pimpinan. 4. Untuk mencatat rekaman hasil rapat atau sejenisnya. 5. Membuat catatan yang bersifat rahasia.

6. Bagi wartawan yang pekerjaannya mewawancarai orang, stenografi berguna untuk mencari berita dan menulis berita.

7. Seorang public relations officer yang pekerjaannya banyak berhubungan dengan masyarakat.

8. Untuk mencatat berita/pesan melalui pesawat telepon, baik bagi operator sekretaris maupun bagi petugas di Air Port.

Menurut Ayu (2011:4), manfaat stenografi adalah: 1. Untuk mencatat atau menerima dikte.

2. Untuk mencatat notula saat rapat.

(45)

2.5 Penelitian Terdahulu yang Relevan

(46)

Minat Belajar

latihan dan pengalaman” (Hamalik, 2008:154). Setiap siswa pasti

(47)

Metode mengajar CBSA merupakan salah satu faktor ekstern yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran. Siswa akan berhasil belajarnya apabila metode mengajar yang digunakan oleh guru sesuai dengan tujuan. “Metode mengajar CBSA merupakan strategi

pembelajaran yang menghendaki pastisipasi siswa secara optimal”

(Djamarah, 2010:45). Seorang guru dalam mengajar seharusnya mampu melibatkan partisipasi siswa secara optimal sehingga siswa mampu mengubah dirinya secara lebih efektif dan efisien.

Salah satu faktor lain yang berasal dari dalam diri siswa adalah minat

belajar. “Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu

hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh” (Slameto, 2010:180). Minat

belajar siswa yang tinggi juga berpengaruh penting dalam menentukan hasil belajar. Hal ini dikarenakan dengan adanya minat belajar diharapkan siswa akan menjadi mudah mempelajari materi yang disampaikan.

(48)

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir 2.7 Hipotesis Penelitian

“Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul” (Arikunto, 2006:71). Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: H1: Ada pengaruh positif metode mengajar CBSA terhadap hasil belajar

mata pelajaran stenografi pada siswa kelas XI program keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Hidayah Semarang.

(49)

H2: Ada pengaruh positif minat belajar siswa terhadap hasil belajar mata pelajaran stenografi pada siswa kelas XI program keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Hidayah Semarang.

(50)

33 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Populasi Penelitian

“Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian” (Suharsimi,

2006:130). “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono, 2008:115).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI program keahlian Administrasi Perkantoran SMK Hidayah Semarang tahun ajaran 2011/2012 yang terdiri dari 2 kelas dengan jumlah siswa 54. Adapun jumlah kelas dapat dilihat pada tabel 3.1.

Tabel 3.1 Jumlah Populasi Penelitian

No. Kelas Populasi

1. XI AP 1 27

2. XI AP 2 27

Jumlah 54

Sumber: Daftar Nama Siswa Kelas XI AP SMK Hidayah Semarang Tahun 2011/2012

3.2 Sampel Penelitian

“Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang teliti” (Suharsimi,

(51)

2004:121). Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 54 siswa dan juga dijadikan sampel secara keseluruhan.

3.3 Variabel Penelitian

“Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik

perhatian suatu penelitian” (Suharsimi, 2006:118). “Variabel adalah segala sesuatu berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono, 2008:58). Variabel adalah gejala yang menjadi penelitian atau apa saja yang menjadi penelitian, yaitu:

3.3.1 Variabel Bebas (X)

“Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat” (Sugiyono, 2008:59). “Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi penyebab terjadinya perubahan pada variabel lain” (Widoyoko, 2012:4). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah:

a. Metode mengajar CBSA (X1)

Yaitu strategi pembelajaran yang menghendaki partisipasi siswa secara optimal sehingga siswa mampu mengubah dirinya lebih efektif dan efisien.

Indikator dari metode mengajar CBSA adalah: 1. Cara berinteraksi

(52)

4. Membangkitkan semangat belajar 5. Mempertinggi hasil belajar

6. Menghidupkan proses pengajaran (Rohani, 2010:79)

b. Minat belajar siswa (X2)

Yaitu suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.

Indikator dari minat belajar adalah: 1. Perhatian siswa

2. Perasaan senang 3. Konsentrasi siswa 4. Kesadaran siswa 5. Kemauan siswa

(Slameto, 2010:57)

3.3.2 Variabel Terikat (Y)

“Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang

(53)

Tabel 3.2 KKM Mata Pelajaran Stenografi

KKM Kriteria

≥75 Tuntas

<75 Tidak Tuntas

Sumber: Data KKM

3.4 Metode Pengumpulan Data 3.4.1 Metode Dokumentasi

“Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang bersumber

pada barang-barang tertulis” (Suharsimi, 2006:158). Teknik dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah, daftar nama dan daftar nilai siswa kelas XI program keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Hidayah Semarang yang menjadi responden dalam penelitian.

3.4.2 Metode Angket (Kuesioner)

“Angket atau kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk diberikan respon sesuai dengan

permintaan pengguna” (Widoyoko, 2012:33). Angket dalam penelitian ini

(54)

teknik pengukuran skala likert. “Prinsip pokok skala likert adalah

menentukan lokasi kedudukan seseorang dalam suatu kontinum sikap terhadap objek sikap, mulai dari sangat negatif sampai dengan sangat

positif” (Widoyoko, 2012:104).

Setiap pertanyaan disediakan 5 (lima) alternatif jawaban, responden tinggal memilih salah satu dengan memberikan checklist (√) pada kolom yang telah disediakan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya pada lembar jawaban dan setiap pilihan memiliki bobot nilai yang beda yaitu: a. Jawaban Sangat Setuju (SS) diberi skor 5

b. Jawaban Setuju (S) diberi skor 4

c. Jawaban Kurang Setuju (KS) diberi skor 3 d. Jawaban Tidak Setuju (TS) diberi skor 2

e. Jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1

“Pilihan respon skala lima mempunyai variabilitas respon lebih baik

atau lebih lengkap dibandingkan skala empat sehingga mampu

mengungkap lebih maksimal perbedaan sikap responden” (Widoyoko,

2012:106).

3.5 Uji Instrumen Penelitian 3.5.1 Validitas

“Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

(55)

responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah 30 orang (Sugiyono, 2008:177).

Dalam penentuan layak atau tidaknya suatu pernyataan yang akan digunakan, biasanya dilakukan uji signifikansi koefisien korelasi pada taraf signifikansi 0,05 artinya suatu pernyataan dianggap valid jika berkorelasi signifikan terhadap skor total (signifikansi 5% atau 0,05 adalah

ukuran standar yang sering digunakan dalam penelitian). “Pada program

SPSS teknik pengujian untuk uji validitas adalah menggunakan korelasi Bivariate Pearson dan Corrected Item-Total Correlation” (Priyatno, 2008:17).

(56)

Tabel 3.3 Nilai Hasil Uji Validitas Instrumen Metode Mengajar CBSA (X1)

Indikator No.Item r hitung r tabel Kriteria Cara Berinteraksi Item1 0,557 0,361 Valid

Item2 0,421 0,361 Valid

Semangat Belajar Item13 0,652 0,361 Valid

Item14 0,564 0,361 Valid

Indikator No.Item r hitung r tabel Kriteria Perhatian Siswa Item25 0,509 0,361 Valid

Item26 0,427 0,361 Valid

Item27 0,620 0,361 Valid

Item28 0,747 0,361 Valid

Perasaan Senang Item29 0,539 0,361 Valid

(57)

Item31 0,646 0,361 Valid

Item32 0,382 0,361 Valid

Konsentrasi Siswa Item33 0,599 0,361 Valid

Item34 0,769 0,361 Valid

Item35 0,422 0,361 Valid

Item36 0,480 0,361 Valid

Kesadaran Siswa Item37 0,458 0,361 Valid

Item38 0,687 0,361 Valid

Item39 0,389 0,361 Valid

Item40 0,038 0,361 Tidak Valid

Kemauan Siswa Item41 0,421 0,361 Valid

Item42 0,429 0,361 Valid

Item43 0,688 0,361 Valid

Item44 0,790 0,361 Valid

Sumber: Penghitungan SPSS 3.5.2 Reliabilitas

“Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu

instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan” (Suharsimi, 2006:178).

“SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji

statistik Cronbach Alpha (α). Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,70” (Ghozali, 2011:48).

(58)

Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

3.6.1 Analisis Deskriptif Persentase

Metode yang digunakan untuk mendeskripsikan masing-masing variabel bebas, yaitu metode mengajar CBSA dan minat belajar siswa, serta variabel terikat yaitu hasil belajar. “Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa

bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi”

(Sugiyono, 2008:206).

(59)

b. Skor terendah = x(skor terendah)

c. Rentangan = x(skor tertinggi) – x(skor terendah)

d. Jarak interval antara kategori mulai dari sangat tidak baik (STB) sampai sangat baik (SB) menggunakan rumus:

(Widoyoko, 2012:110) e. Frekuensi = Jumlah responden

f. Persentase = Jumlah responden yang dipersentasekan sesuai kategorinya

Tabel 3.5 Interval Skor dan Kategori

Interval Skor Kategori Frekuensi Persentase x – x(skor tertinggi)

Jumlah “x” disesuaikan dengan jumlah butir pernyataan tiap variabel atau

indikator.

(60)

3.6.2 Uji Asumsi Klasik 3.6.2.1 Uji Normalitas

Priyatno (2008:28) menyatakan bahwa:

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas data dilakukan sebelum pengujian terhadap hipotesis yang diajukan. Pengujian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui alat analisis yang seharusnya digunakan dalam melakukan pengujian terhadap hipotesis. Uji normalitas yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah uji One Sample Kolmogorov Smirnov dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05. Data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar dari 5% atau 0,05.

3.6.2.2 Uji Multikolinearitas

Ghozali (2011:105) menyatakan bahwa:

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Jika variabel independen saling berkolerasi, maka variabel-variabel tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel-variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas dapat dilakukan dengan melihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya (2) variance inflation factor (VIF). Jika nilai VIF < 10 dan nilai toleransinya > 0,1 maka dalam model regresi antar variabel independen bebas dari multikolinearitas.

3.6.2.3Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2011:139) “Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi tidak terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan

yang lain”. Heteroskedastisitas menunjukkan penyebaran variabel bebas,

(61)

terjadi heterokedastisitas. Uji heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan mengamati grafik scatterplots.

3.6.3 Analisis Regresi Linear Berganda

“Analisis regresi linear berganda adalah hubungan secara linear

antara dua atau lebih variabel independen (X1, X2,……Xn) dengan variabel

dependen (Y)” (Priyatno, 2008:73). Analisis ini untuk mengetahui

seberapa besar pengaruh metode mengajar CBSA dan minat belajar siswa terhadap hasil belajar apakah masing-masing variabel independen

berhubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai dari variabel independen mengalami kenaikan atau

penurunan.

Persamaan regresinya yaitu :

(Sugiyono, 2008:277) Keterangan:

= konstanta

b1 = koefisien regresi untuk X1 b2 = koefisien regresi untuk X2 X1 = metode mengajar CBSA X2 = minat belajar siswa

(62)

3.6.4 Uji Hipotesis 3.6.4.1 Uji Simultan (Uji F)

“Uji simultan (uji F) digunakan untuk mengetahui apakah variabel

independen (X1,X2,……Xn) secara bersama-sama atau simultan berpengaruh secara siginifikan terhadap variabel dependen” (Priyatno, 2008:81). Penggunaan hipotesis (uji F) dalam penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS. Cara yang digunakan dengan melihat probabilitas signifikansi dari nilai F pada tingkat signifikansi sebesar 5%.

Uji F dapat dihitung dengan menggunakan bantuan program SPSS. Dasar keputusan untuk menerima atau menolak hipotesis apabila :

1. Probabilitas > taraf signifikansi (5%), maka Ho diterima dan Ha ditolak.

2. Probabilitas < taraf signifikansi (5%), maka Ho ditolak dan Ha diterima.

3.6.4.2 Uji Parsial (Uji t)

“Uji parsial (uji t) digunakan untuk mengetahui apakah dalam model

regresi variabel independen (X1, X2,……Xn) secara parsial berpengaruh signifikansi terhadap variabel dependen” (Priyatno, 2008:83). Penggunaan uji t menggunakan bantuan program SPSS, yaitu dengan membandingkan signifikansi hitung masing-masing variabel bebas terhadap = 5%.

Pengambilan keputusan dalam uji t dengan SPSS apabila :

(63)

2. Probabilitas < taraf signifikansi (5%), maka Ho ditolak dan Ha diterima.

3.6.4.3 Koefisien Determinasi Simultan (R2)

“Koefisien determinasi digunakan untuk menguji goodness-fit dari

model regresi” (Ghozali, 2011: 177). Priyatno (2008:79) menyatakan

bahwa:

Analisis determinasi dalam regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui persentase sumbangan pengaruh variabel independen (X1, X2,……Xn) secara serentak terhadap variabel dependen (Y). Koefisien ini menunjukkan seberapa besar persentase variasi variabel independen yang digunakan dalam model mampu menjelaskan variasi variabel dependen. R2 sama dengan 0, maka tidak ada sedikitpun persentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen, atau variasi variabel independen yang digunakan dalam model tidak menjelaskan sedikitpun variasi variabel dependen. Sebaliknya R2 sama dengan 1, maka persentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen adalah sempurna, atau variasi variabel independen yang digunakan dalam model menjelaskan 100% variasi variabel dependen.

3.6.4.4 Koefisien Determinasi Parsial (r2)

“Nilai R2

yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel

independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas”

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
Tabel 3.1 Jumlah Populasi Penelitian
Tabel 3.2 KKM Mata Pelajaran Stenografi
Tabel 3.3 Nilai Hasil Uji Validitas Instrumen
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dilihat dari uji hipotesis pada penelitian ini menunjukkan bahwa kemandirian belajar memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap prestasi belajar mata pelajaran

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah hubungan kreativitas mengajar guru dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran produktif

Berdasarkan observasi dan wawancara awal penelitian telah dilakukan di SMK Muhammadiyah Wonosari pada tanggal 20 Maret 2016 bahwa prestasi siswa kelas XI akuntansi

Sesuai dengan hasil observasi dan wawancara kepada guru mata pelajaran pendidikan jasmani siswa kelas XI SMK N 1 Tanjung Pura Kabupaten Langkat bahwa hasil belajar siswa

Berbasis Android Menggunakan Adobe Flash CS6 pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X TKJ SMK Hidayah.. Semarang”

Pengaruh Media Pembelajran Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XII Pda Mata Pelajaran Produktif Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Mohamad Toha Cimahi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Guru telah memahami struktur Kurikulum 2013, seperti Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, Mata Pelajaran, dan Beban Belajar; (2)

Berdasarkan Analisi Hasil Angket Survei Minat Belajar Siswa di SMK Negeri 4 dan SMK Negeri 1 Dalam Mengikuti Mata pelajaran Penjaskes di Kota Langsa , nilai angket Survei Minat Belajar