• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pengawasan Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (Studi pada Dinas Tata Ruang Perumahan dan Permukiman Kota Binjai)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Pengawasan Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (Studi pada Dinas Tata Ruang Perumahan dan Permukiman Kota Binjai)"

Copied!
109
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI

(Studi pada Dinas Tata Ruang Perumahan dan Permukiman Kota Binjai)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Sosial Departemen Ilmu Administrasi Negara

Oleh: Ernita Sari Nababan

100921018

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus atas berkat dan

karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh

Pengawasan terhadap Produktivitas kerja Pegawai dapa Dinas Tata Ruang,

Perumahan dan Permukiman Kota Binjai)”.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana (S-1) pada Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis telah banyak mendapat dukungan,

bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, karena itu dengan segala ketulusan

hati, penulis ucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya teristimewa kepada

kedua orangtua terkasih penulis, Bapak H.Nababan dan Ibu E. Simanjuntak.

Terimakasih buat doa, cinta kasih, bimbingan dan dukungan yang selalu

menyertai penulis. Penulis persembahkan skripsi ini buat kedua orangtua saya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M. Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan.

2. Bapak Drs. M. Husni Thamrin Nasution, M. Si selaku Ketua Departemen Ilmu

Administrasi Negara.

3. Bapak Prof.Dr. Marlon Sihombing, MA selaku dosen pembimbing yang

senantiasa memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam

(3)

4. Ibu Arlina, SH.M.Hum selaku dosen penguji yang telah bersedia meluangkan

waktunya untuk memberikan kritik dan saran yang membangun kepada

penulis.

5. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar pada Departemen Ilmu Administrasi Negara

yang telah memberikan ilmu pengetahuannya kepada penulis.

6. Kak Mega dan Kak Dian yang telah membantu penulis dalam mengurus

segala keperluan administrasi.

7. Bapak Yun sebagai Sekretaris Dinas Tarukim kota Binjai yang telah

memberikan izin penelitian kepada penulis dan juga seluruh pegawai di Dinas

Tarukim (ibu Ratini dan kak Nisa) yang telah membantu penulis selama

penelitian dan memberikan data yang penulis perlukan dalam penyusunan

skripsi ini.

8. Buat abang saya Susun, adik saya Rivan, Shinta dan Lisa yang selalu

mendukung saya di rumah dalam penyusunan skripsi ini, Love you so much.

9. Buat Family Binjai khususnya my beloved brother Sura Kencana, my beloved

sister Melda Idola, Enita, Ruslinda, Esther, Beatrik dan Ester Monika.

Terimakasih buat waktu, dukungan dan doanya buat saya.

10.Buat teman-teman saya di Rk (Rumah Keluarga), Christy, Sabet, Valen, Pana,

Herbin, Juli, Devi, Frissy, b’Lismet, Freddy, Reno dan Marlin yang selalu

memberikan semangat dan doa.

11.Teman-teman penulis di AN (Ekstensi)’10 khususnya buat Ratih, Icha, Indri,

Heni, Regina, k’Tina, k’Henny , Herlinda, Yuni, Ema, Ruth, Ara dan

teman-teman lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu atas segala kebersamaan

(4)

12.Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang

telah banyak membantu penulis dengan menuangkan ide dan saran yang

bersifat membangun selama penyusunan skripsi ini.

Akhir kata, tak ada gading yang tak retak begitu juga dengan penulisan

skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik

yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan dimasa mendatang.

Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Juni 2012

Penulis,

(5)

DAFTAR ISI

2.2.Faktor-faktor yang mempengaruhi Produktivitas Kerja ... 15

2.3.Pengaruh Pengawasan terrhadap Produktivitas Kerja ... 19

F.Hipotesis ... 20

G.Defenisi Konsep ... 20

(6)

A.Bentuk Penelitian ... 26

A. Sejarah Singkat dan letak Geografis Dinas Tarukim Kota Binjai ... 33

B.Visi , Misi, Tujuan Dinas Tarukim Kota Binjai ... 34

C.Sarana dan Prasarana Dinas Tarukim Kota Binjai ... 35

D.Tujuan, sasaran Strategis dan Program kerja Dinas Tarukim Kota Binjai ... 36

E.Strukturorganisasi ... 48

F.Subjek dan Objek Pengawasan Dinas Tarukim Kota Binjai... 49

G.Produktivitas kerja pegawai Dinas Tarukim Kota Binjai... . 51

BAB IV PENYAJIAN DATA ... .. 53

A. Kriteria Responden... 53

B. Identitas Responden ... 54

C. Variabel Penelitian ... 57

D. Variabel Pengawasan sebagai Variabel Terikat (X) ... 58

E.Variabel Produktivitas Karyawan Sebagai Variabel Terikat (Y) ... 70

(7)

A. Kesimpulan ... 93

B. Saran ... 94

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel : Interpretasi Koefisien Korelasi Product Moment...31

Tabel1 : Distribusi Responden berdasarkan jenis kelamin... 54

Tabel 2 : Distribusi Responden berdasarkan usia...55

Tabel 3 : Distribusi Responden berdasarkan pangkat atau golongan...55

Tabel 4 : Distribusi Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan...56

Tabel 5 : Distribusi Responden Berdasarkan masa Kerja...57

Tabel 6 : Jawaban Responden tentang Pimpinan yang melakukan Pemeriksaan saat proses kerja...58

Tabel 7 : Jawaban Responden tentang pelaksanaan tugas sehari-hari Pimpinan mengadakan peninjauan...59

Tabel 8 : Jawaban responden tentang melaporkan hasil kerja sesuai Dengan kenyataan kepada pimpinan...60

Tabel 9 : Jawaban Responden tentang pekerjaan yang dikerjakan Setiap hari selalu diperiksa pimpinan...61

Tabel 10 : Jawaban responden mengenai posisi ruang strategis antara Pimpinan dengan bawahan...62

Tabel 11 : Jawaban responden mengenai pimpinan memberikan Pengarahan mengenai tugas yang akan dilaksanakan...63

Tabel 12 : Jawaban Responden tentang pimpinan melakukan pengecekan Kebenaran laporan terhadap laporan bawahan...64

Tabel 13 : Jawaban Responden tentang pimpinan mengadakan Kunjungan tak resmi...65

(9)

Apabila bawahan melakukan kesalahan...67

Tabel 16 : Jawaban responden tentang pimpinan selalu memberikan

Saran/kritik terhadap tugas yang dikerjakan...68

Tabel 17 : Jawaban responden bahwa pimpinan selalu mengingatkan

Pekerjaan diselesaikan tepat waktu...69

Tabel 18 : Jawaban responden pimpinan mengambil tindakan

Perbaikan bila terjadi kesalahan...70

Tabel 19 : Jawaban responden tentang menyelesaikan pekerjaan

Dengan tepat waktu...71

Tabel 20 : Jawaban responden tentang seimbangnya waktu

Yang diberikan dalam menyelesaikan pekerjaan...72

Tabel 21 : Jawaban Responden dalam mencapai sasaran kerja

Yang ditetapkan...73

Tabel 22 : Jawaban Responden tentang perasaan terhadap bidang

Pekerjaan yang dibebankan...74

Tabel 23 : Jawaban responden tentang tingkat kepahaman terhadap

Tugas yang dikerjakan...75

Tabel 24 : Jawaban responden tentang bekerja keras dalam

Mengerjakan pekerjaan agar hasil lebih baik...75

Tabel 25 : Jawaban Responden tentang penggunaan teknologi

Dalam menyelesaikan pekerjaan...76

Tabel 26 : Jawaban responden mengenai ketrampilan dan keahlian

Sesuai dengan bidang pekerjaan saat ini...77

Tabel 27 : Jawaban responden mengenai mangkir...78

Tabel 28 : Jawaban responden tentang datang terlambat kerja

Tanpa alasan yang sah...79

Tabel 29 : Jawaban responden tentang cepat pulang Kerja

(10)

Tabel 30 : Jawaban responden tentang mengikuti kedinasan...80

Tabel 31 : Distribusi frekuensi klasifikasi jawaban responden

Variabel X...83

Tabel 32 : Distribusi Frekuensi klasifikasi jawaban responden

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Bagan Susunan Organisasi Dinas Tata Ruang, Perumahan dan

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Kuesioner

Lampiran 2 Skor Jawaban Responden tentang Pengawasan

(Variabel x)

Lampiran 3 Skor Jawaban Responden tentang Produktivitas kerja

pegawai(Variabel y)

Lampiran 4 Nilai-Nilai untuk Menghitung Koefisien Korelasi

Lampiran 5 Tabel Nilai “t”

Lampiran 6 Surat Permohonan Persetujuan Judul Skripsi

Lampiran 7 Penunjukan Dosen Pembimbing

Lampiran8 Undangan Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi

Lampiran 9 Berita Acara Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi

Lampiran 10 Daftar Hadir Peserta Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi

Lampiran 10 Surat Izin Pra Penelitian dari FISIP USU

Lampiran 11 Surat Izin Penelitian dari FISIP USU

Lampiran 12 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari Kantor Dinas

(13)

ABSTRAK

PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI

(Pada Dinas Tata Ruang, Perumahan dan Permukiman Kota Binjai) Nama : Ernita Sari Nababan

NIM : 100921018

Departemen : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : Prof. Marlon Sihombing, MA

Salah satu fungsi pemerintah adalah memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. Agar pelayanan yang diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat dapat dikatakan baik atau memuaskan, maka salah satu yang perlu diperhatikan oleh pemerintah adalah produktivitas kerja seseorang dalam memberikan pelayanan. Dalam hal ini pengawasan yang dilakukan oleh pemimpin dalam meningkatkan produktivitasnya sangat penting. Tujuan utama dari peningkatan produktivitas kerja pegawai adalah agar pegawai dapat memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat yang memiliki sikap yang produktif, efektif dan efesien dalam menjalankan tugasnya. Kantor dinas tata ruang perumahan dan permukiman kota binjai adalah salah satu instansi pemerintah yang memberikan pelayanan kepada masyarakat yang menerapkan suatu pengawasan dari pimpinan agar pegawai tepat masuk kerja, menyelesaikan pekerjaan tepat waktu dan mematuhi peraturan yang berlaku.

Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengawasan terhadap produktivitas kerja pegawai pada Dinas tata ruang perumahan dan permukiman kota Binjai. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian asosiatif kausal dengan analisis kuantitatif. Hipotesis yang dikemukakan adalah “Pengawasan berpengaruh terhadap produktivitas kerja pegawai”. Data yang diperoleh melalui kuesioner dari 40 responden yang merupakan pegawai Dinas tata ruang perumahan dan permukiman kota Binjai. Kemudian dianalisis dengan koefesien korelasi product moment, uji signifikan, dan koefesien determinan.

Analisis tersebut menunjukan hasil bahwa pengawasan memiliki pengaruh terhadap produktivitas kerja pegawai pada Dinas tata Ruang Perumahan dan Permukiman kota Binjai, dan pengaruhnya berada dalam kategori sedang. Hal ini terbukti dari perhitungan r = 0,453, dan ini berarti koefesien korelasi menunjukan hubungan yang positif antara pengawasan terhadap produktivitas kerja pegawai dengan signifikasi sebesar 20,5%. Ini dapat diartikan bahwa produktivitas kerja pegawai pada dinas tata ruang perumahan dan permukiman kota binjai dipengaruhi oleh pengawasan dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.

(14)

ABSTRAK

PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI

(Pada Dinas Tata Ruang, Perumahan dan Permukiman Kota Binjai) Nama : Ernita Sari Nababan

NIM : 100921018

Departemen : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : Prof. Marlon Sihombing, MA

Salah satu fungsi pemerintah adalah memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. Agar pelayanan yang diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat dapat dikatakan baik atau memuaskan, maka salah satu yang perlu diperhatikan oleh pemerintah adalah produktivitas kerja seseorang dalam memberikan pelayanan. Dalam hal ini pengawasan yang dilakukan oleh pemimpin dalam meningkatkan produktivitasnya sangat penting. Tujuan utama dari peningkatan produktivitas kerja pegawai adalah agar pegawai dapat memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat yang memiliki sikap yang produktif, efektif dan efesien dalam menjalankan tugasnya. Kantor dinas tata ruang perumahan dan permukiman kota binjai adalah salah satu instansi pemerintah yang memberikan pelayanan kepada masyarakat yang menerapkan suatu pengawasan dari pimpinan agar pegawai tepat masuk kerja, menyelesaikan pekerjaan tepat waktu dan mematuhi peraturan yang berlaku.

Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengawasan terhadap produktivitas kerja pegawai pada Dinas tata ruang perumahan dan permukiman kota Binjai. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian asosiatif kausal dengan analisis kuantitatif. Hipotesis yang dikemukakan adalah “Pengawasan berpengaruh terhadap produktivitas kerja pegawai”. Data yang diperoleh melalui kuesioner dari 40 responden yang merupakan pegawai Dinas tata ruang perumahan dan permukiman kota Binjai. Kemudian dianalisis dengan koefesien korelasi product moment, uji signifikan, dan koefesien determinan.

Analisis tersebut menunjukan hasil bahwa pengawasan memiliki pengaruh terhadap produktivitas kerja pegawai pada Dinas tata Ruang Perumahan dan Permukiman kota Binjai, dan pengaruhnya berada dalam kategori sedang. Hal ini terbukti dari perhitungan r = 0,453, dan ini berarti koefesien korelasi menunjukan hubungan yang positif antara pengawasan terhadap produktivitas kerja pegawai dengan signifikasi sebesar 20,5%. Ini dapat diartikan bahwa produktivitas kerja pegawai pada dinas tata ruang perumahan dan permukiman kota binjai dipengaruhi oleh pengawasan dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A.latar Belakang Masalah

Dalam suatu instansi pemerintah maupun instansi swasta sangat

diperlukan adanya produktivitas kerja untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Produktivitas kerja merupakan suatu akibat dari persyaratan kerja

yang harus dipenuhi oleh pegawai untuk memperoleh hasil yang maksimal

dimana dalam pelaksanaanya, produktivitas kerja terletak pada faktor manusia

sebagai pelaksana kegiatan pekerjaan. Produktivitas kerja dapat diartikan sebagai

kemampuan seseorang atau sekelompok orang untuk menghasilkan barang dan

jasa. Tujuan utama dari peningkatan produktivitas kerja pegawai adalah agar

pegawai dapat memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat yang memiliki

sikap yang produktif, efektif dan efesien dalam menjalankan tugasnya. Karena

fakta nya dalam kehidupan nyata banyak orang dalam suatu instansi pemerintah

maupun swasta ataupun juga dalam suatu organisasi tidak produktif dalam

mengerjakan tugas sehingga memberikan pelayanan yang buruk kepada

masyarakat.

Manusia memiliki keterbatasan kemampuan dalam memahami dan

melaksanakan pekerjaannya yang menyebabkan terjadinya kesalahan– kesalahan

baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja untuk mengantisipasi

kesalahan–kesalahan tersebut, suatu perusahaan perlu melaksanakan pengawasan

(16)

Untuk mendapatkan hasil yang terbaik dari pekerjaan yang dilakukan

maka perlu dilakukan pengawasan. Pengawasan adalah suatu tindakan yang

berfungsi untuk memonitor atau menyoroti dan membandingkan apakah pegawai

tersebut bekerja sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Pengawasan adalah

suatu bentuk tindakan yang baik yang dapat diterapkan dalam sektor

pemerintahan ataupun sektor swasta, dan dengan adanya pengawasan suatu

pekerjaan dapat terlaksana dengan baik dan mendapatkan hasil yang maksimal.

Pengawasan dapat dilakukan oleh pihak internal ataupun eksternal dari

organisasi ataupun instansi tersebut. Dari pihak internal misalnya, Pengawasan

juga merupakan kewajiban setiap atasan untuk mengawasi bawahannya. Dengan

pengawasan pimpinan dapat mengetahui kegiatan-kegiatan nyata dari setiap aspek

dan setiap permasalahan pelaksanaan tugas-tugas dalam lingkungan satuan

organisasi yang masing-masing selanjutnya bilamana terjadi penyimpangan, maka

dapat dengan segera mengambil langkah perbaikan dan tindakan seperlunya

sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya sesuai dengan

peraturan-peraturan perundang-undangan yang berlaku. Terkadang bagi seseorang ataupun

sekelompok orang pengawasan bukanlah hal yang menyenangkan bagi mereka,

karena meraka menganggap pengawasan merupakan hal yang membuat mereka

tidak nyaman karena apa yang mereka lakukan tidak sesuai dengan rencana atau

prosedur yang telah ditetapkan.

Salah satu fakta yang dapat kita lihat adalah pada kantor Dinas Tata

Ruang, Perumahan dan Permukiman Kota Binjai, Dinas Tata Ruang, Perumahan

dan Permukiman adalah suatu badan instansi pemerintah yang memiliki fungsi

(17)

izin, aturan, menangani dan mengurusi tata ruang kota, melakukan koordinasi

pembangunan sarana lingkungan perumahan dan permukiman, melakukan

penyuluhan kepada masyarakat tentang pembangunan/pemeliharaan sarana

maupun prasarana lingkungan permukiman, dan lain sebagainya yang

berhubungan dengan fungsi dan tugas tata ruang, perumahan dan permukiman.

Fakta yang terlihat pada kantor Dinas Tata Ruang, Perumahan dan Permukiman

menunjukkan adanya gejala-gejala kecendrungan penurunan produktivitas kerja

pegawai seperti kurangnya minat menyelesaikan tugas tepat waktu, apabila tidak

ada pemimpin. Jam istirahat yang melewati batas waktunya, kurangnya koordinasi

antar pegawai dan kemungkinan timbulnya kebosanan kerja karena rutinitas

pekerjaan. Semua hal ini sangat mempengaruhi kualitas pelayanan yang diberikan

kepada masyarakat. Oleh karena itu Pengawasan merupakan salah satu cara yang

dapat ditempuh agar pegawai dapat bekerja secara produktif dan memberikan

pelayanan yang baik.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk membahas

“Pengaruh Pengawasan terhadap Produktivitas Kerja Pegawai pada Kantor Dinas Tata Ruang, Perumahan dan Permukiman?”

B.Perumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan yang telah dikemukakan dalam latar belakang,

(18)

C.Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Ingin mengetahui bagaimana Pengawasan yang dilakukan pada dinas tata

ruang, perumahan dan permukiman kota Binjai.

2. Ingin mengetahui bagaimana Produktivitas Kerja Pegawai yang ada di

dinas tata ruang, perumahan dan permukiman kota Binjai.

3. Ingin mengetahui seberapa besar pengaruh Pengawasan Terhadap

Produktivitas Kerja pegawai pada dinas tata ruang, perumahan dan

permukiman kota Binjai.

D.Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang dilaksanakan ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi penulis, untuk mengembangkan kemampuan berfikir dalam

menganalisa suatu permasalahan serta menerapkan segala ilmu yang telah

diperoleh selama masa perkuliahan.

2. Sebagai bahan masukan bagi dinas tata ruang, perumahan dan

permukiman kota Binjai dalam meningkatkan produktivitas kerja pegawai.

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi refrensi

kepustakaan Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas ISIP USU

dan bagi kalangan peneliti lainnya dalam bidang yang sama.

E. KerangkaTeori

Sebelum melakukan penelitian lebih lanjut, seorang peneliti perlu

(19)

dari sudut mana peneliti menyoroti masalah yang dipilih. Dalam penelitian ini

yang menjadi kerangka teori adalah:

1. Pengawasan

1.1 Pengertian Pengawasan

Dalam pengertian umum, pengawasan dapat diartikan sebagai perbuatan

untuk melihat dan memonitor terhadap orang agar ia berbuat sesuai dengan

kehendak yang telah ditentukan sebelumnya. Sedangkan dalam ilmu manajemen,

pengawasan adalah merupakan salah satu fungsi manajemen yang merupakan

faktor penentu bagi kelangsungan hidup suatu organisasi. Sistem pengawasan

yang baik sangat berpengaruh dalam proses pelaksanaan kegiatan, baik dalam

organisasi pemerintah maupun swasta.

Menurut Harahap (2001:10), menyatakan bahwa pengawasan mencakup

upaya memeriksa apakah semua terjadi sesuai dengan rencana yang ditetapkan,

perintah yang dikeluarkan, prinsip yang dianut dan juga dimaksudkan untuk

mengetahui kelemahan dan kesalahan agar dapat dihindari kejadiannya

dikemudian hari.

Menurut Herujito (2001:242) pengawasan adalah mengamati dan

mengalokasikan dengan tepat penyimpangan-penyimpangan yang terjadi.

Menurut Manullang (2002:173), pengawasan adalah suatu proses untuk

menetapkan pekerjaan apa yang sudah dilaksanakan, menilainya dan mengkoreksi

bila perlu dengan maksud supaya pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan

rencana-rencana.

Selanjutnya Handoko (2003:369) mengatakan bahwa pengawasan adalah

(20)

Pengawasan merupakan elemen tugas –tugas manajerial dan mencakup tindakan

pengukuran dan perbaikan performa pihak yang diawasi guna memastikan bahwa

sasaran –sasaran, instruksi yang dikeluarkan dilaksanakan secara efisien dan

berjalan dengan lancar.

Sedangkan menurut Kadarman (2001:159) pengawasan adalah upaya yang

sistematis untuk menetapkan kinerja standar pada rencana untuk merancang

sistem umpan balik informasi untuk menetapkan apakah telah terjadi suatu

penyimpangan dan mengukur signifikan penyimpangan tersebut, serta untuk

mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua

sumber daya yang telah digunakan seefektif dan seefesien mungkin guna

mencapai informasi. Jadi dalam setiap kegiatan yang diselenggarakan,

pengawasan sangat dibutuhkan.

Dari penjelasan pendapat para ahli diatas dapat dikatakan bahwa pada

dasarnya pengawasan merupakan kegiatan yang dapat dilakukan setiap saat.

Kegiatan pengawasan dimaksudkan untuk mencegah atau memperbaiki kesalahan,

penyimpangan, ketidaksesuaian, penyelewengan dan lainnya yang tidak sesuai

dengan tugas dan wewenang yang telah ditentukan. dengan demikian pengawasan

bukan mencari kesalahan tetapi mencari kebenaran terhadap hasil pelaksanaan

pekerjaannya.

1.2 Tujuan Pengawasan

Adapun tujuan pengawasan adalah agar hasil pelaksanaan pekerjaan

diperoleh secara berdaya guna(efisien) dan berhasil guna (efektif) sesuai dengan

(21)

Menurut Kadarman dan udaya (2001:159) tujuan pengawasan adalah

menemukan kelemahan dan kesalahan untuk kemudian dikoreksi dan mencegah

pengulangannya.

Sedangkan Soekarno dalam Gouzali Saydam (1993 :197) mengemukakan

tujuan pengawasan antara lain adalah :

a. Untuk mengetahui apakah suatu kegiatan sudah berjalan sesuai dengan

rencana.

b. Untuk mengetahui kesulitan-kesulitan dan kelemahan-kelemahan

dalam kegiatan

c. Untuk mengetahui apakah suatu kegiatan sudah sesuai dengan

instruksi yang diberikan.

d. Untuk mencari jalan keluar bila ada kesulitaan, kelemahan atau

kegagalan kearah perbaikan.

1.3 Tipe-Tipe Pengawasan

Menurut Handoko (2003:361-362), ada tiga tipe-tipe dasar pengawasan

yaitu:

1. pengawasan pendahuluan ( feedforward control)

pengawasan yang dirancang untuk mengantisipasi masalah-masalah atau

penyimpangan-penyimpangan standar atau tujuan dan memungkinkan

koreksi dibuat sebelum suatu tahap kegiatan tertentu diselesaikan.

2. Pengawasan Concurrent

Pengawasan yang dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan.

(22)

suatu prosedur harus disetujui dulu, atau syarat tertentu harus dipenuhi

terlebih dahulu sebelum kegiatan tersebut dilakukan untuk mencapai suatu

ketetapan dari pelaksanaan tujuan.

3. Pengawasan umpan balik (feedback control)

Pengawasan yang dilakukan untuk mengukur hasil-hasil dari suatu

kegiatan yang telah diselesaikan.

Sedangkan menurut Handayaningrat (1983:144) pada dasarnya pengawasan

terdiri dari empat jenis yaitu:

a. Pengawasan dari dalam organisasi (internal control)

Pengawasan dari dalam artinya pengawasan dilakukan oleh unit atau

aparat pengawasan yang berasal dari dalam organisasi, dimana hasil

tindakanya berupa data atau informasi yang berguna bagi pimpinan dalam

menilai kebijakan yang telah ada atau menentukan kebijakan berikutnya,

sebagai perbaikan terhadap pelaksanaan pekerjaan.

b. Pengawasan dari luar organisasi (eksternal control)

Pengawasan ini dilakukan oleh aparat atau unit pengawasan dari luar

organisasi yang bertindak atas nama pimpinan organisasi.

c. Pengawasan preventif

Pengawasan dilakukan sebelum rencana itu dilaksanakan dengan maksud

agar tidak ada kesalahan atau penyimpangan data dalam melakukan

kegiatan organisasi.

(23)

Pengawasan ini dilakukan setelah adanya pelaksanaan pekerjaan, dengan

cara menilai dan membandingkan pelaksanaan pekerjaan dengan rencana

yang telah ditetapkan.

1.4 Teknik Pengawasan

Pengawasan dapat dilakukan dengan mempergunakan cara-cara sebagai

berikut:

1.Pengawasan langsung

Pengawasan dilakukan oleh pimpinan atau manajer pada waktu

kegiatan-kegiatan yang sedang berjalan. Pengawasan langsung dapat berbentuk:

a. Inspeksi langsung

b. Observasi ditempat (on the spot observation)

c. Laporan ditempat (on the spot report), penyampaian keputusan ditempat

bila diperlukan.

2.Pengawasan tidak langsung

Pengawasan dari jarak jauh melalui laporan yang disampaikan oleh para

bawahan.

Menurut Manullang (2004 : 178-179), Laporan ini dapat berbentuk:

a. Laporan tertulis

Laporan tertulis ( written report ) merupakan suatu pertanggung jawaban

kepada atasan mengenai pekerjaan yang dilaksanakannya, sesuai dengan

(24)

laporan tertulis yang diberikan oleh bawahannya, maka atasan dapat

membaca apakah bawahan-bawahan tersebut melaksanakan tugas-tugas

yang diberikan kepadanya dengan penggunaan hak-hak atau kekuasaan

yang didelegasikan kepadanya.

b. Laporan lisan

Pengawasan melalui laporan lisan berupa wawancara yang diberikan

ditujukan kepada orang-orang atau segolongan orang tertentu yang dapat

memberi gambaran dari hal-hal yang ingin diketahui, terutama tentang

hasil sesungguhnya ( actual result) yang dicapai oleh bawahannya.

1.5 Ciri-ciri Pengawasan yang Efektif

Menurut Siagian (1992:175), pengawasan yang efektif memiliki ciri-ciri

sebagai berikut:

1. Pengawasan harus merefleksikan sifat dari berbagai kegiatan yang

diselenggarakan yaitu bahwa teknik pengawasan harus sesuai antara lain dengan

penemuan informasi tentang siapa yang melakukan pengawasan dan kegiatan apa

yang menjadi sasaran pengawasan tersebut.

2. Pengawasan harus segera memberikan petunjuk tentang kemungkinan

adanya deviasi atau penyimpangan yang mungkin terjadi sebelum penyimpangan

itu menjadi kenyataan.

3. Objektifitas dalam melakukan pengawasan

Salah satu komponen yang harus terlihat dalam rencana adalah standar

(25)

Standar demikian harus jelas terlihat bukan saja dalam prosedur dan mekanisme

kerja, akan tetapi juga dalam kriteria yang menggambarkan persyaratan kuantitatif

dan kualitatif dan sedapat mungkin dinyatakan secara tertulis. Dengan adanya

kriteria maka pengawasan dapat dilakukan dengan objektif.

4. Keluwesan Pengawasan

Hal ini berarti pengawasan harus tetap bisa berlangsung meskipun kondisi

lingkungan organisasi mengalami perubahan kerja karena timbulnya keadaan

yang tidak diduga sebelumnya atau bahkan juga terjadi kegagalan atau perubahan

tersebut dan dengan demikian penyesuaian yang diperlukan dapat dilakukan

dalam pelaksanaan kegiatan pengawasan.

5.Efesiensi pelaksanaan pengawasan.

Pengawasan dilakukan agar keseluruhan organisasi bekerja dengan tingkat

efisiensi yang semakin tinggi. Hal ini berarti , setiap organisasi atau lembaga

harus menciptakan suatu sistem pengawasan yang sesuai dengan kebutuhan

organisasi yang bersangkutan karena hanya dengan demikianlah efesiensi

pengawasan dapat ditingkatkan.

6.Pengawasan harus bersifat bimbingan

Apabila dalam pengawasan ditemukan sesuatu yang tidak beres dan

ditemukan faktor-faktor penyebabnya maka seorang pimpinan atau manajer harus

berani mengambil tindakan yang dipandang paling tepat, sehingga kesalahan yang

diperbuat oleh bawahan tidak terulang kembali meskipun kecendrungan berbuat

(26)

tepat seperti sebuah sanksi atau hukuman, pemimpin atau manajer tetap harus

memiliki sikap membimbing, mendidik, objektif dan rasional serta didasarkan

pada kriteria yang dapat dipahami dan diterima oleh orang yang bersangkutan.

2. Produktivitas Kerja

2.1 Pengertian Produktivitas Kerja

Menurut Simanjuntak (1998:26), produktivitas kerja pegawai mengandung

pengertian adanya kemampuan pegawai untuk dapat menghasilkan barang atau

jasa yang dilandasi sikap mental bahwa hari ini harus lebih baik dari hari ini, hari

esok harus lebih baik dari hari ini. Sikap kerja yang demikian ini akan tetap

melekat dalam diri pegawai yang memiliki produktivitas kerja yang tinggi.

Penilaian terhadap produktivitas kerja pegawai dapat di ukur melalui pelaksanaan

kerja yang relatif baik, sikap kerja, tingkat keahlian dan disiplin kerja. Dan untuk

mengukur produktivitas kerja pegawai itu sendiri harus mencakup aspek kuantitas

dan kualitas pekerjaannya.

Selanjutnya, menurut Siagian (2002:10), produktivitas kerja dapat dilihat sebagai

masalah keperilakuan, tetapi juga dapat mengandung aspek-aspek teknis. Untuk

mengatasi hal itulah perlu pemahaman yang tepat tentang faktor-faktor penentu

keberhasilan meningkatkan produktivitas kerja, sebagian diantaranya berupa etos

kerja yang haru dipegang teguh oleh semua orang dalam suatu organis Banyak

hasil penelitian yang memperlihatkan bahwa produktivitas sangat dipengaruhi

(27)

yang ada di dalam organisasi sehingga banyak program perbaikan produktivitas

meletakkan hal-hal tersebut sebagai asumsi-asumsi dasarnya (Gomes, 1995,

p.160,http:/ www.

Menurut Blecher dalam Wibowo (2007:241) produktivitas kerja adalah

hubungan antara keluaran atau hasil organisasi dengan yang diperlukan.

Produktivitas dapat dikuantifikasi dengan membagi keluaran dengan masukan

dengan membagi keluaran dengan masukan. Menaikkan produktivitas dapat

diakukan dengan memperbaiki rasio produktivitas, dengan menghasilkan lebih

banyak keluaran atau output yang lebih baik dengan tingkat masukan sumber daya

tertentu.

Lebih lanjut, Kopelman (dalam Moeljono 2003:56), secara lebih luas

mengartikan produktivitas sebagai suatu konsepsi sistem. Produktivitas dalam

wujudnya diekspresikan sebagai rasio yang merefleksikan bagaimana sumber

daya – sumber daya yang ada dimanfaatkan secara efisien untuk menghasilkan

keluaran.

Produktivitas erat terkait dengan hasil kerja yang dicapai oleh pegawai. Hasil

kerja pegawai tersebut merupakan produktivitas kerja sebagai target yang didapat

melalui kualitas kerjanya dengan melaksanakan tugas yang sesuai dengan

peraturan yang ditetapkan oleh organisasi. Kemudian (Dharma, 1995:476)

mengemukakan beberapa faktor yang dinyatakan sebagai indikator dari

produktivitas kerja Kualitas Pekerjaan antara lain:

(28)

Kualitas kerja menyangkut mutu yang dihasilkan. Seorang pegawai

dituntut untuk memberikan kualitas yang terbaik dalam melaksanakan

tugasnya. Seorang pegawai sebagai sumber daya yang menjalankan dan

melaksanakan manajemen di suatu organisasi harus memiliki kehidupan

kerja yang berkualitas. Kehidupan kerja yang berkualitas yang dimaksud

adalah keadaan dimana para pegawai dapat memenuhi kebutuhannya

dengan bekerja di dalam organisasi.

b. Kuantitas Pekerjaan

Perkembangan organisasi menuntut adanya kuantitas pekerjaan. Kuantitas

pekerjaan menyangkut pencapaian target, hasil kerja yang sesuai dengan

rencana organisasi. Rasio kuantitas pegawai harus seimbang dengan

kuantitas pekerjaan sehingga dengan perimbangan tersebut dapat menjadi

tenaga kerja yang produktif untuk meningkatkan produktivitas kerja di

dalam organisasi tersebut.

c. Ketepatan Waktu

Seorang pegawai harus memiliki ketepatan waktu dalam mengerjakan

tugas-tugasnya. Dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan orang

tepat pada waktu yang ditentukan serta mengutamakan efisiensi.

d. Semangat Kerja

Semangat kerja dapat didefenisikan sebagai gambaran perasaan yang

berhubungan dengan jiwa, semangat kelompok, kegembiraan, dan

kegiatan. Semangat kerja sangat penting bagi organisasi karena semangat

kerja yang tinggi tentu dapat mengurangi angka absensi atau tidak bekerja

(29)

hati-hati dan teliti sehingga bekerja sesuai dengan prosedur yang ada (Tohardi,

2002:55)

e. Disiplin Kerja

Disiplin adalah sikap kewajiban dari seseorang atau sekelompok orang

yang senantiasa mau mengikuti atau mematuhi peraturan yang telah

ditetapkan dan disiplin juga dapat dikembangkan melalui suatu latihan

antara lain dengan bekerja, menghargai waktu dan biaya.

2.2 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Produktivitas Kerja

Produktivitas karyawan banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang

berhubungan dengan karyawan itu sendiri, maupun faktor-faktor lainnya.

Sehubungan dengan itu, Menurut Sedarmayanti (2001:72-76) dalam manajemen

sumber daya manusia dan produktivitas faktor-faktor yang mempengaruhi

produktivitas kerja adalah:

1. Sikap mental berupa :

a. Motivasi kerja

Pada umumnya orang mempunyai motivasi kerja yang tinggi akan

bekerja lebih rajin, giat sehingga dengan begitu dia akan dapat

mencapai prestasi kerja yang tinggi sehingga produktivitas pun

meningkat

b. Disiplin kerja

Orang yang memiliki disiplin kerja yang tinggi akan bertanggung

jawab terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya hal ini akan

(30)

terwujudnya tujuan perusahaan/instansi dan produktivitas pun akan

meningkat.

c. Etika kerja

Pada umumnya orang yang memiliki etika yang baik akan kelihatan

dalam penampilan kerja sehari-hari berupa kerja sama, kehadiran,

antusias, inisiatif, tanggung jawab terhadap pekerjaan dan kreatifitas.

Wujud kerja tersebut sangat mempengaruhi produktivitas kerja

2. Pendidikan

Pada umumnya orang yang memiliki pendikan yang tinggi akan

mempunyai wawasan yang lebih luas terutama dalam penghayatan

produktivitas. Pendidikan tersebut dapat berupa informal ataupun formal

3. Keterampilan

Pada aspek tertentu apabila pegawai semakin terampil maka pegawai

lebih mampu bekerja serta menggunakan fasilitas kerja dengan baik.

Pegawai akan lebih terampil apabila mempunyai kecakapan dan

pengalaman yang cukup

4. Manajemen

Pengertian manajemen disini dapat berkaitan dengan system yang

diterapkan oleh pimpinan untuk mengelolah atau memimpin serta

mengendalikan bawahannya. Apabila manajemennya tepat akan

menimbulkan semangat kerja dan mempengaruhi produktivitas kerja.

5. Tingkat penghasilan

Apabila tingkat penghasilan memadai dapat menimbulkan kosentrasi kerja

(31)

6. Lingkungan dan iklim kerja

Lingkungan dan iklim kerja yang baik akan mendorong pegawai senang

bekerja dan meningkatkan rasa tanggung jawab dalam melaksanakan tugas

dengan lebih baik dan menuju ke arah peningkatan produktivitas kerja

7. Teknologi

Apabila teknologi yang dipakai tepat dan lebih maju tingkatannya maka

akan memungkinkan:

a. Tepat waktu dalam mengerjakan proses produksi/tugas

b. Jumlah produksi baik berupa barang dan jasa lebih banyak dan

bermutu

c. Memperkecil terjadinya pemborosan bahan sisa.

8. Kesempatan berprestasi

Apabila ada kesempatan untuk berprestasi, maka akan ada dorongan

psikologis untuk meningkatkan dedikasi serta pemanfaatan potensi yang

dimiliki untuk meningkatkan produktivitas kerja.

Selain faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja, Siagian

(2002:10-29) menyatakan bahwa ada beberapa faktor-faktor penentu keberhasilan

upaya peningkatan produktivitas yaitu:

1. Adanya perbaikan secara terus-menerus

Dalam hal ini pentingnya etos kerja ini terlihat dengan lebih jelas apabila

diingat bahwa suatu organisasi selalu dihadapkan kepada tuntutan yang

terus menerus berubah, baik secara internal maupun eksternal. Secara

internal, contoh-contoh perubahan yang harus ditanggapi adalah

(32)

dalam pemanfaatan teknologi serta perubahan dalam praktek-praktek

sumber daya manusia sebagai akibat diterbitkanya peraturan

perundang-undangan baru oleh pemerintah dan berbagai faktor lain yang tertuang

dalam berbagai keputusan manajemen. Sedangkan tuntutan perubahan

yang terjadi secara eksternal adalah perubahan dibidang politik, bidang

ekonomi, bidang pendidikan dan perubahan di bidang sosial budaya.

2. Peningkatan mutu hasil pekerjaan

Berkaitan erat dengan upaya melakukan perbaikan secara terus- menerus

ialah peningkatan mutu hasil pekerjaan oleh semua orang dan segala

komponen organisasi. Jika secara tradisional ditekankan pentingnya

orientasi hasil kerja dengan mutu yang semakin tinggi. Hal ini perlu

ditekankan karena “ kearifan konvensional”(convensional wisdom) dalam

dunia manajemen hanya menekankan pentingnya mutu produk yang

dihasilkan. Padahal , mutu tidak hanya berkaitan dengan produk yang di

hasilkan dan dipasarkan, baik berupa barang maupun jasa, akan tetapi

menyangkut segala jenis kegiatan dimana organisasi tersebut terlibat.

3. Pemberdayaan Sumber Daya Manusia

Memberdayakan sumber daya manusia mengandung berbagai kiat seperti

berikut ini:

a. Mengakui harkat dan martabat manusia

b. Manusia mempunyai hak-hak yang bersifat asasi dan tidak ada

manusia lain-termasuk manajemen yang dibenarkan untuk melanggar

hak-hak tersebut

(33)

4. Filsafat organisasi

Dalam hal ini berfokus pada kepuasan pelanggan, pemupukan loyalitas,

serta perhatian pada budaya organisasi.

2.3 Pengaruh Pengawasan Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai

Produktivitas kerja merupakan kemampuan seseorang atau sekelompok orang

untuk menghasilkan barang dan jasa dalam jangka waktu tertentu yang telah

ditentukan atau sesuai dengan rencana. Untuk dapat meningkatkan kerja pegawai,

pengawasan adalah suatu bentuk tindakan yang sangat perlu dilakukan.

Pengawasan dalam hal ini adalah sebagai upaya yang sistematik untuk mengamati

atau memantau apakah berbagai fungsi , aktivitas serta kegiatan dalam suatu

organisasi tersebut terlaksana sesuai dengan waktunya. Jika dalam pelaksanaan

tugas-tugasnya seorang pegawai didapati adanya penyimpangan maka tindakan

yang sebaiknya diambil adalah tindakan korektif atau koreksi, dengan adanya

tindakan koreksi tersebut pegawai tersebut dapat kembali bakerja sesuai dengan

prosedur yang telah ditetapkan selama ini. Dengan kata lain pengawasan adalah

suatu fungsi yang membandingkan isi rencana dengan kinerja nyata.

Dalam melaksanakan pengawasan, pengawasan adalah suatu instrument untuk

mengubah perilaku disfungsional atau menyimpang, bukan juga hanya untuk

memberikan sanksi atau hukuman ketika terjadi kesalahan tetapi untuk membantu

yang bersangkutan mengubah perilakunya serta bersikap seperti seharusnya

sebagai seorang pegawai dalam memberikan pelayanan yang terbaik kepada

masyarakat. Apapun teknik yang dilakukan dalam pengawasan, sasaran utamanya

(34)

dan kegiatan dalam suatu organisasi dan bukan mencari siapa yang salah. Secara

implisit pengawasan merupakan suatu bentuk tindakan yang tepat dan ampuh

dalam meningkatkan produktivitas.

F.HIPOTESIS

Hipotesis merupakan jawaban sementara dari penelitian yang akan

dilaksanakan, yang sama kebenarannya perlu untuk di uji serta dibuktikan melalui

penelitian. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan

pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang

diperoleh melalui pengumpulan data. Dengan kata lain hipotesis dapat juga

dikatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum

jawaban empiris (Sugiyono, 2005:70).

Berdasarkan pada perumusan masalah dan kerangka teori yang telah

dipaparkan diatas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:

Ha : Ada pengaruh Pengawasan terhadap Produktivitas Kerja Pegawai pada

Kantor Dinas Tata Ruang Perumahan dan Permukiman.

Ho : Tidak ada pengaruh antara pengawasan terhadap produktivitas kerja

pegawai pada Kantor Dinas Tata Ruang Perumahan dan Permukiman.

G. DEFENISI KONSEP

Defenisi Konsep adalah istilah atau defenisi yang digunakan untuk

menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang

menjadi pusat perhatian ilmu sosial. Konsep teoritis diajukan untuk menjawab

(35)

Untuk mendapatkan batasan yang jelas dari masing-masing konsep yang

diteliti, dalam penelitian ini penulis mengemukakan defenisi konsep yang

digunakan yaitu:

1. Pengawasan adalah merupakan kegiatan yang dapat dilakukan setiap saat.

Kegiatan pengawasan dimaksudkan untuk mencegah atau memperbaiki

kesalahan, penyimpangan, ketidaksesuaian, penyelewengan dan lainnya

yang tidak sesuai dengan tugas dan wewenang yang telah ditentukan.

dengan demikian pengawasan bukan mencari kesalahan tetapi mencari

kebenaran terhadap hasil pelaksanaan pekerjaannya.

2. Produktivitas Kerja adalah hubungan antara keluaran atau hasil organisasi

dengan yang diperlukan. Produktivitas dapat dikuantifikasi dengan

membagi keluaran dengan masukan. Menaikkan produktivitas dapat

diakukan dengan memperbaiki rasio produktivitas, dengan menghasilkan

lebih banyak keluaran atau output yang lebih baik dengan tingkat masukan

sumber daya tertentu.

H. DEFENISI OPERASIONAL

Menurut Singarimbun (1995:46) defenisi operasional adalah unsur

penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel.

Defenisi operasional merupakan uraian dari konsep yang sudah dirumuskan dalam

bentuk indikator-indikator agar lebih memudahkan operasional dari suatu

penelitian adalah :

(36)

Variabel Bebas adalah variabel yang akan mempengaruhi variabel terikat.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Pengawasan (X), adapun indikator

dalam pengawasan adalah:

1. Pemantauan

Yaitu memeriksa langsung perihal atau orangnya sendiri ditempat

dimana peristiwa terjadi dan dimana bawahan bertugas.

2. Pemeriksaan

Yaitu pengawasan yang dilakukan melalui pengamatan, pencatatan,

penyelidikan dan penelaahan secara cermat dan sistematis serta

melalui penilaian terhadap segala yang ada kaitannya dengan

pekerjaan.

3. Bimbingan dan Pengarahan

Yaitu segala kegiatan yang dilakukan pimpinan dalam memberikan

saran terhadap pelaksanaan tugas.

4. Tindakan Disiplin

Yaitu segala usaha yang dilakukan pimpinan terhadap bawahan dalam

rangka memberikan sanksi bagi yang melanggar ketentuan yang

berlaku.

(37)

Yaitu terhadap peraturan orgnanisasi, memperhatikan dan

melaksanakan segala tugas dan apa yang dianjurkan atau

diperintahkan oleh atasan.

2.Variabel Terikat (Y)

Variabel Terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh Variabel bebas.

Dalam penelitian ini variabel Terikat (Y) adalah Variabel Produktivitas Kerja,

indikator Produktivitas Kerja yaitu:

1. Sikap mental berupa :

a. Motivasi kerja

Pada umumnya orang mempunyai motivasi kerja yang tinggi akan

bekerja lebih rajin, giat sehingga dengan begitu dia akan dapat

mencapai prestasi kerja yang tinggi sehingga produktivitas pun

meningkat

b. Disiplin kerja

Orang yang memiliki disiplin kerja yang tinggi akan bertanggung

jawab terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya hal ini akan

mendorong gairah kerja, semangat kerja dan akan mendorong

terwujudnya tujuan perusahaan/instansi dan produktivitas pun akan

meningkat.

c. Etika kerja

Pada umumnya orang yang memiliki etika yang baik akan kelihatan

dalam penampilan kerja sehari-hari berupa kerja sama, kehadiran,

antusias, inisiatif, tanggung jawab terhadap pekerjaan dan kreatifitas.

(38)

2. Pendidikan

Pada umumnya orang yang memiliki pendidikan yang tinggi akan

mempunyai wawasan yang lebih luas terutama dalam penghayatan

produktivitas. Pendidikan tersebut dapat berupa informal ataupun

formal

3. Keterampilan

Pada aspek tertentu apabila pegawai semakin terampil maka pegawai

lebih mampu bekerja serta menggunakan fasilitas kerja dengan baik.

Pegawai akan lebih terampil apabila mempunyai kecakapan dan

pengalaman yang cukup

4. Manajemen

Pengertian manajemen disini dapat berkaitan dengan system yang

diterapkan oleh pimpinan untuk mengelolah atau memimpin serta

mengendalikan bawahannya. Apabila manajemennya tepat akan

menimbulkan semangat kerja dan mempengaruhi produktivitas kerja.

5. Tingkat penghasilan

Apabila tingkat penghasilan memadai dapat menimbulkan kosentrasi

kerja dan kemampuan yang dimiliki dapat meningkatkan produktivitas

kerja.

6. Lingkungan dan iklim kerja

Lingkungan dan iklim kerja yang baik akan mendorong pegawai

senang bekerja dan meningkatkan rasa tanggung jawab dalam

melaksanakan tugas dengan lebih baik dan menuju kearah peningkatan

(39)

7. Teknologi

Apabila teknologi yang dipakai tepat dan lebih maju tingkatannya

maka akan memungkinkan:

-Tepat waktu dalam mengerjakan proses produksi/tugas

-Jumlah peroduksi baik berupa barang dan jasa lebih banyak dan

bermutu

-Memperkecil terjadinya pemborosan bahan sisa.

8. Kesempatan berprestasi

Apabila ada kesempatan untuk berprestasi, maka akan ada dorongan

psikologis untuk meningkatkan dedikasi serta pemanfaatan potensi

(40)

BAB II

METODOLOGI PENELITIAN

A.Bentuk Penelitian

Bentuk yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriftif

dengan analisa kuantitatif yang menggunakan rumus statistik untuk membantu

menganalisa data dan fakta yang diperoleh selama penelitian. Penelitian ini

dilakukan untuk mengetahui berapa besar atau adakah hubungan antara variabel

bebas dengan variabel terikat.

B.Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di kantor Dinas Tata Ruang, Perumahan

dan Permukiman kota Binjai, Jalan Cut Nyak Dien no 43 Binjai.

C.Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono(2005:90) populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai yang

bekerja di DinasTata Ruang, Perumahan dan Permukiman Kota Binjai yang

(41)

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi. Menurut Arikunto (dalam Sugiyono 2005:90) apabila subyeknya kurang

dari 100 orang, lebih baik diambil semuanya sehingga penelitiannya merupakan

penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah populasi lebih dari 100 orang, maka

diambil diantara 10-15% atau 20-25% atau lebih.

Dalam penelitian ini model sampel yang digunakan adalah Cluster random

sampling. Menurut Soeadji (2012:56) Model sampel ini mengambil sampel secara

acak pada setiap bagian yang terdapat di dalam populasi. Jumlah sampel yang

diambil pada kantor Dinas Tata Ruang, Perumahan dan Permukiman kota Binjai

sebanyak 40 orang.

D.Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data, informasi dan keterangan-keterangan yang dapat

mendukung dalam penelitian ini, dalam penelitian ini penulis menggunakan 2

(dua) macam data menurut klasifikasi jenis dan sumbernya, yaitu:

1. Pengumpulan data primer, adalah pengumpulan data yang dilakukan

secara langsung pada lokasi penelitian. Pengumpulan data primer tersebut

dilakukan dengan instrument sebagai berikut:

a. Metode angket (kuesioner), yaitu pemberian daftar pertanyaan secara

tertutup kepada responden

b. Metode observasi, yaitu melakukan pengamatan secara langsung

(42)

2. Pengumpulan data sekunder, yaitu kegiatan penelitian yang dilakukan

dengan cara menelaah sejumlah buku, karya ilmiah, dan dokumen/arsip

yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

E.Teknik Penentuan Skor

Melalui penyebaran angket yang berisikan beberapa pertanyaan maka

ditentukan skor dari setiap jawaban sehingga menjadi data yang bersifat

kuantitatif. Teknik pengukuran skor atau nilai yang digunakan dalam penelitian

ini adalah memakai skala Likert untuk menilai jawaban kuesioner

(Sugiyono,2005:107). Adapun skor setiap pertanyaan yang ditentukan adalah

sebagai berikut:

• Untuk jawaban alternatif “a” diberi poin 5

• Untuk jawaban alternatif “b”diberi poin 4

• Untuk jawaban alternatif “c” diberi poin 3

• Untuk jawaban alternatif “d” diberi poin 2

• Untuk jawaban alternatif “e” diberi poin 1

Kemudian untuk menentukan kategori jawaban respon terhadap

masing-masing alternatif jawaban apakah tergolong sangat tinggi,sedang,rendah,

terlebih dahulu menentukan interval dengan cara sebagai berikut:

Skor tertinggi- skor terendah

Interval =

(43)

5- 1

Maka diperoleh : = 0,80

5

Dengan interval 0,80 maka kategori jawaban respon dapat diklasifikasikan dengan

urutan sebagai berikut:

a. Skor untuk kategori sangat tinggi : 4,2 – 5,0

b. Skor untuk kategori tinggi :3.3 – 4,1

c. Skor untuk kategori sedang :2,4 – 3,2

d. Skor untuk kategori rendah : 1,5 – 2,3

e. Skor untuuk kategori sangat rendah :0,8 – 1,4

F. Teknik Analisa Data

1. Koefisien Korelasi Pearson Product Moment

Untuk menguji hubungan antar variabel dengan menggunakan perhitungan

statistik dengan metode pengujian Koefisien Korelasi Product Moment. Metode

ini digunakan untuk mengetahui besar kecilnya dan ada atau tidaknya hubungan

atau pengaruh antar variabel.

Korelasi sederhana untuk mengukur besarnya hubungan (pengaruh)

variabel bebas/ indevenden (X) dengan variabel terikat/dependen (Y) adalah

(44)

Penggunaan teknik korelasi seperti ini didasarkan atas sumber data yang

diperoleh penulis serta interval data yang berguna untuk melihat apakah jawaban

respon tergolong tinggi, sedang atau rendah.

Adapun rumusnya:

Rumus :

r

xy

Keterangan :

rxy = angka Indeks Korelasi “r” Pearson Product Moment

n =Populasi

∑xy =Jumlah perkalian antara skor x dan y

∑x =Jumlah skor x

∑y =Jumlah skor y

Untuk melihat hubungan kedua variabel tersebut maka dapat dirumuskan sebagai

berikut:

a. Nilai r yang positif menunjukkan hubungan kedua variabel positif, artinya

(45)

b. Nilai r yang negative menunjukkan hubungan kedua variabel negative

artinya menurunnya nilai variabel yang satu diikuti dengan meningkatnya

nilai variabel yang lain.

c. Nilai r yang sama dengan nol menunjukkan kedua variabel tidak

menunjukkan hubungan, artinya variabel yang satu tetap meskipun yang

lainnya berubah.

Untuk mengetahui adanya hubungan yang tinggi atau rendah antara kedua

variabel berdasarkan nilai r (koefisien korelasi), digunakan penafsiran

interprestasi angka yang dikemukakan oleh Sugiyono (2005:149), yaitu sebagai

berikut:

Tabel 1 : Pedoman Untuk memberikan Interprestasi Koefisien Korelasi

Interprestasi Koefisien Tingkat hubungan

0,00 – 0,199

0,20 -0,399

0,40 – 0,599

0,60 – 0,799

0,80 – 1,000

Sangat rendah

Rendah

Sedang

Tinggi

Sangat tinggi

2.Koefisien Determinan

Teknik ini digunakan untuk mengetahui berapa persen pengaruh variabel

(46)

dilakukan dengan mengkuadratkan nilai koefisien korelasi pearson product

moment (Rxy) x 100%.

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

D = (Rxy)2 x 100%Keterangan:

D = Koefisien determinan

(47)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

A. Letak Geografis

Dinas Tata Ruang, Perumahan dan Permukiman Kota Binjai adalah

penggabungan Dinas Tata Kota Binjai dan Kantor Perumahan dan Permukiman.

Dasar hukum terbentuknya Dinas Tata Kota Binjai adalah “Peraturan Daerah Kota

Binjai no 7 tahun 2003 tentang perubahan kedua peraturan daerah Kota Binjai

Nomor 7 tahun 2001 tentang organisasi Dinas-dinas daerah pemerintahan Kota

Binjai.

Sedangkan kantor perumahan dan permukiman Kota Binjai terbentuk sesuai

peraturan daerah Kota Binjai No.8 tahun 2003 tentang struktur organisasi kantor

Perumahan dan permukiman kota Binjai. Dasar hukum terbentuknya dinas Tata

Ruang, Perumahan dan permukiman kota Binjai adalah Implementasi dari

peraturan pemerintah nomor 41 tahun 2007 tentang organisasi perangkat Daerah

dan peraturan daerah Kota Binjai Nomor 18 tahun 2007 tentang organisasi

Dinas-dinas Daerah pemerintah Kota Binjai, yang merupakan merger antara Dinas Tata

Kota Binjai dengan kantor Perumahan dan Permukiman Kota Binjai.

Secara geografis dinas tata ruang perumahan dan Permukiman kota Binjai

terletak di jalan Jalan Cut Nyak Dien no 43 Binjai. Kantor dinas Tata Ruang

perumahan dan permukiman kota binjai berada di daerah lingkungan masyarakat,

ini ditandai dengan susunan perhubungan yang dapat dilalui berbagai kendaraan

(48)

perumahan kota binjai melayani wilayah kota Binjai sebelah Utara, sebelah

Selatan, sebelah Timur dan sebelah Barat.

B. Visi, Misi, dan Tujuan dinas Tata Ruang Perumahan dan Permukiman kota Binjai

1. Visi

Untuk menggambarkan yang ingin dicapai atau identitas/keberadaan

organisasi dalam rangka mengemban tugas pokok dan fungsi organisasi yang

memandu setiap kegiatan organisasi secara berencana dan berkelanjutan, dan

untuk memenuhi kebutuhan pelayanan terhadap masyarakat dalam menyongsong

Visi dan Misi pemerintahan Kota Binjai maka dirumuskan Visi Dinas Tata Ruang,

Perumahan dan Permukiman kota Binjai yaitu:

“TERWUJUDNYA BINJAI YANG SEJAHTERA MELALUI PENATAAN KOTA YANG BERKESINAMBUNGAN SEHINGGA TERCIPTANYA PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN YANG LAYAK DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN”

Untuk kejelasan tentang pernyataan visi tersebut diatas Dinas Tata Ruang,

Perumahan dan Permukiman Kota Binjai dalam mengemban tugas-tugas pokok

dan fungsinya yang diemban adalah:

1. Binjai

Adalah kata dalam arti fisik, masyarakat, pemerintah dan wilayah.

(49)

Adalah terpenuhinya kebutuhan rasa aman, damai, sehat bercukupan lahir

batin, beriman bertaqwa dan berpendidikan.

3. Penataan Kota

Adalah terwujudnya aktifitas/kegiatan pemanfaatan ruang dan pendirian

bangunan kota baik oleh pemerintah, masyarakat maupun oleh swasta

yang tertib dan teratur.

4. Berkesinambungan

Setiap kebijaksanaan disusun dengan saling berkaitan dan selaras serta

dilakukan berkelanjutan dan konsisten serta mencakup kesinambungan

berbagai sektor pembangunan.

5. Perumahan dan Permukiman yang layak dan berwawasan lingkungan

Terciptanya perumahan dan permukiman yang memenuhi standar

kesehatan dan mempertimbangkan pentingnya faktor lingkungan.

2. Misi

Untuk merealisasikan visi yang telah ditetapkan, maka misi Dinas Tata

Ruang, perumahan dan permukiman kota Binjai adalah sebagai berikut:

1. Mengembangkan sumber daya manusia aparaturbdan program kerja yang

berkelanjutan.

2. Memberikan pelayanan prima dalam pemanfaatan ruang kota.

3. Mengembangkan dan mengevaluasi rencana dan kebijaksanaan penataan

kota dan penataan bangunan secara berkelanjutan dengan melibatkan

stakeholder.

4. Mengendalikan kebijaksanaan penataan kota dan penataan bangunan

(50)

5. Mengembangkan dan menetapkan tata cara pendataan dan informasi

dalam permasalahan perumahan dan permukiman.

C. Sarana dan Prasarana Dinas Tata Ruang, Perumahan dan Permukiman Kota Binjai

Sarana dan Prasarana yang tersedia di Dinas Tata Ruang, Perumahan Kota Binjai

adalah tersedianya perlengkapan gedung kantor yang berupa Meja, kursi dan

Lemari. tersedianya Meubeleur, tersedianya Mobil patroli dan kendaraan roda dua

Dinas Tata Ruang Perumahan dan Permukiman. Tersedianya Air Conditioner

(AC), telepon, mesin fotocopy, komputer, printer dan internet.

D. Tujuan, sasaran Strategis dan Program kerja dinas Tata Ruang Perumahan dan Permukiman kota Binjai.

Penetapan tujuan dan sasaran strategis Dinas tata Ruang, perumahan dan

Permukiman kota Binjai adalah berdasarkan visi, misi dan faktor-faktor kunci

keberhasilan. Sasran strategis organisasi dirumuskan untuk masing-masing tujuan

yang telah ditetapkan. Tujuan dan sasaran strategis yang ditetapkan dapat

diuraikan, sebagai berikut:

Tujuan 1

Meningkatnya produktivitas organisasi dan kualitas sumber daya

No Program No Sasaran

1 Pelayanan Administrasi

Perkantoran

(51)

2 Tersedianya jasa komunikasi,

sumber daya air dan listrik

3 Tersedianya jasa Administrasi

keuangan

4 Tersedianya jasa kebersihan

kantor

5 Tersedianya alat tulis kantor

6 Tersedianya barang dan cetakan

7 Tersedianya komponen instalansi

listrik/penerangan bangunan

kantor

8 Tersedianya bahan bacaan dan

peraturan perundang-undangan

9 Tersedianya makanan dan

minuman

10 Rapat-rapat kordinasi dan

konsultasi ke luar daerah

11 Tersedianya jasa petugas

lapangan

2 Peningkatan sarana dan Prasarana Aparatur

1 Tersedianya perlengkapan

gedung kantor

(52)

3 Tersedianya pemeliharaan

rutin/berkala kendaraan

dinas/operasional

4 Tersedianya pemeliharaan

rutin/berkala peralatan kantor

5 Adanya penyewaan gedung

kantor

3 Peningkatan disiplin Aparatur 1 Tersedianya pakaian dinas beserta perlengkapannya

2 Tersedianya pakaian Batik

4 Peningkatan kapasitas sumber daya Aparatur

1 Adanya bimbingan teknis

implementasi peraturan

perundang-undangan

5 Peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan

1 Penyusunan laporan

akuntabilitas kinerja instansi

pemerintah (LAKIP)

6 Pameran pembangunan 1 Pameran pembangunan dan peringatan HUT RI

Tujuan 2

Meningkatnya pendapatan asli daerah dari pelayanan IMB dan retribusi

No Program No Sasaran

(53)

ruang perizinan mendirikan bangunan

IMB dan IPR

2 Penerimaan PAD dari pelayanan

izin pemanfaatan Ruang

3 Penerimaan PAD dari retribusi

jasa usaha PKD/ Rumah Dinas

Tujuan 3

Tersedianya rencana Tata Ruang, Perumahan dan Permukiman dan tata

bangunan serta pemanfaatan ruang yang berkualitas dan berkesinambungan

No Program No Sasaran

1 Perencanaan Tata Ruang 1 Adanya studi relokasi permukiman program pinggiran

sungai/atas air kota Binjai

2 Adanya penyusunan rencana

detail Tata Ruang kawasan

kecamatan Binjai Barat

3 Tersedianya penyusunan

rencana detail tata ruang

kawasan kecamatan Binjai

selatan

(54)

Ruang kota

2 Kajian kapasitas Ruang

pusat-pusat perdagangan di kota Binjai

Tujuan 4

Terwujudnya penerapan pengendalian rencana Tata Ruang Kota

No Program Sasaran

1 Pengendalian pemanfaatan

Ruang

1 Adanya pengawasan

pemanfaatan Ruang

2 Monitoring , evaluasi dan

pelaporan izin mendirikan

bangunan.

Tujuan 5

Terwujudnya lingkungan masyarakat lebih baik melalui program sarana dan

prasarana lingkungan.

No Program Sasaran

1 Tercapainya lingkungan yang

sehat, tertib, teratur dan

(55)

lancarnya arus lalulintas guna

meningkatkan kesehatan dan

perekonomian masyarakat

2 Pengembangan perumahan 1 Pembangunan sistem informasi

sarana permukiman kota Binjai

E. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi operasional

Tentang uraian tugas pokok, fungsi Dinas Tata Ruang Perumahan dan

Permukiman kota Binjai tertulis pada peraturan Walikota Kota Binjai Nomor

:180, 342-510 tahun 2008.

Susunan organisasi Dinas Tata Ruang, Perumahan dan Permukiman adalah:

a. Kepala Dinas

b. Sekretariat

c. Bidang perencanaan Tata Ruang Kota

d. Bidang perumahan dan Permukiman

e. Bidang Perizinan bangunan dan pemanfaatan Ruang

f. Bidang pengendalian, pengawasan dan evaluasi

g. Kelompok Jabatan Fungsional

Pasal 3

(1) Dinas Tata ruang, perumahan dan permukiman dipimpin oleh seorang

kepala dinas yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada

(56)

(2) Kepala dinas tata Ruang, perumahan dan Permukiman mempunyai tugas

membantu walikota dalam melaksanakan urusan pemerintah daerah di

bidang tata ruang, perumahan dan permukiman, antara lain menyangkut

bina lingkungan, pembangunan, pemeliharaan dan pengelolaan bangunan,

bina teknik dan pemberdayaan masyarakat.

Pasal 7

(1) Sekretariat terdiri dari :

a. Sub Bagian Umum

b. Sub Bagian kepegawaian

c. Sub Bagian keuangan

(2) Setiap Sub Bagian dipimpin oleh seorang kepala Sub Bagian yang dalam

melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggungjawab kepada

Sekretaris.

Pasal 8

(1) Kepala Sub bagian Umum mempunyai tugas:

a. Menyusun dan melaksanakan rencana kegiatan

b. Membantu sekretaris dalam rangka menghimpun dan mengumpul data

untuk bahan penyusunan renstra, lakip dan program kerja

c. Mengelolah ketatausahaan dan surat-menyurat

d. Melaksanakan pembuatan registrasi dalam pelayanan izin

e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh sekretaris sesuai dengan

bidang tugasnya.

(57)

a. Menyusun dan melaksanakan rencana kegiatan

b. Mengelolah administrasi kepegawaian

c. Menyelenggarakan penegakan disiplin pegawai

d. Melaksanakan peningkatan kesejahteraan pegawai dengan

mengusulkan naik pangkat, kenaikan gaji berkala

e. Mengelolah urusan perpindahan, mutasi dan pensiun

f. Membuat laporan secara berkala dan mempertanggungjawabkan hasil

pekerjaan kepada sekretaris

g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh sekretaris sesuai dengan

bidang tugasnya.

(3) Kepala Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas :

a. Menyusun dan melaksanakan rencana kegiatan

b. Melaksanakan urusan keuangan, pembukuan keuangan, laporan

keuangan dan pertanggungjawaban keuangan daerah

c. Menyusun dan mengajukan anggaran belanja pegawai, anggaran

belanja rutin, dan anggaran belanja lainnya

d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai bidang

tugasnya

Bagian kedua

(58)

(1) Bidang Perencanaan Tata Ruang Kota dipimpin oleh seorang kepala

bidang yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah bertanggung

jawab kepada Kepala Dinas

(2) Kepala Bidang Perencanaan Tata Ruang Kota mempunyai tugas

membantu sebagian tugas Kepala Dinas Tata Ruang, Perumahan dan

Permukiman dalam melakukan survey dan pemetaan, perencanaan tata

ruang serta pemanfaatan/pengendalian rencana tata ruang.

Pasal 10

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada pasal 9, kepala bidang

perencanaan tata ruang kota, mempunyai fungsi :

a. Menyusun rencana dan program kerja

b. Penyempurnaan dan penyusunan standar-standar pelaksanaan kewenangan

daerah Kota dan standar pelaksanaan tugas-tugas dinas dalam melakukan

survey dan pemetaan, perencanaan tata ruang dan

pemanfaatan/pengendalian rencana tata ruang

c. Pelaksanaan , pengendalian, koordinasi, dan kerja sama dalam

penyelenggaraan survey dan pemetaan, perencanaan tata ruang dan

pemanfaatan/ pengendalian rencana tata ruang dalam rangka keterpaduan

program, sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan

(59)

1. Seksi Penyusunan Rencana Tata Ruang Kota

2. Seksi Survey dan Pemetaan

3. Seksi Penyusunan Program

(2) Setiap seksi dipimpin oleh seorang kepala Seksi yang dalam melaksanakan

tugasnya berada dibawah dan bertanggungjawab kepada kepala Bidang

Bagian ketiga

BIDANG PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN Pasal 13

(1) Bidang perumahan dan permukiman kota dipimpin oleh Seorang kepala

bidang yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan

bertanggung jawab kepada kepala dinas

(2) Kepala bidang perumahan dan permukiman mempunyai tugas membantu

sebagian tugas kepala dinas tata ruang, perumahan dan permukiman di

dalam bidang perumahan dan permukiman

Pasal 14

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada pasal 13, kepala bidang

perumahan dan permukiman mempunyai fungsi:

a. Menyusun program dan rencana kerja

b. Melaksanakan dan mengkoordinasikan pemeliharaan/ rehabilitas prasarana

dasar dikawasan perumahan dan permukiman

c. Melaksanakan dan mengkoordinasikan pembangunan sarana lingkungan

d. Melaksanakan dan mengkoordinasikan pembangunan sarana lingkungan

(60)

e. Melaksanakan dan mengkoordinasikan pembangunan prasarana dasar dan

menyiapkan kawasan-kawasan dan lingkungan-lingkungan untuk

dijadikan lokasi Kasiba dan Lisiba sesuai dengan ketentuan yang berlaku

f. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas sesuai dengan

bidang tugasnya

Pasal 15

(1) Bidang Perumahan dan Permukiman terdiri dari :

a. Seksi Bina Pengembangan perumahan

b. Seksi Bina permukiman dan penyehatan lingkungan

c. Seksi Evaluasi dan pelaporan

(2) Setiap seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam

melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggungjawab kepada

kepala Bidang

Bagian keempat

BIDANG PERIJINAN DAN BANGUNAN DAN PEMANFAATAN RUANG

Pasal 17

(1) Bidang perijinan bangunan pemanfaatan ruang dipimpin oleh seorang

kepala bidang yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan

bertanggungjawab kepada kepala dinas

(2) membantu sebgaian tugas kepala dinas tata ruang, perumahan dan

permukiman di dalam bidang perizinan bangunan dan pemanfaatan ruang.

Gambar

Tabel 1 : Pedoman Untuk memberikan Interprestasi Koefisien Korelasi
Tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan jenis kelamin
Tabel 3 Distribusi Responden Berdasarkan Pangkat atau Golongan
Tabel 4 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Unit Pelaksana Kegiatan pada tingkat Lembaga Pengabdian Masyarakat Universitas YARSI adalah : Pusat YARSI Save Vision, YARSI TB Care, YARSI Relief Agency (YARA) ,YARSI

Prosedur ini digunakan sebagai panduan dalam melaksanakan Pemantauan dan Evaluasi Program program Bidang Pengabdian Masyarakat untuk menjamin bahwa sistem manajemen

Sidang Kelayakan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A) dengan judul Pusat Perbelanjaan berkonsep Citywalk di Kota Bogor ini dimulai pukul 08.30 WIB dan

Shirvani, Hamid, 1985, The Urban Design Process, Van Nostrand Reinhold Company,

Perencanaan dan perancangan Stadion Ulujami sebagai stadion pengganti Lebak Bulus yang representative, baik dari segi kapasitas stadion, kapasitas ruang, dan fasilitas

Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Stadion Maguwoharjo, dan Allianz Arena dapat menjadi acuan dalam pedoman perencanaan dan perancangan desain dari stadion

Panduan Pelaksanaan Penelitan dan Pengabdian Kepada Masyarakat di Perguruan Tinggi Edisi

[r]