PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI
(Studi pada Dinas Tata Ruang Perumahan dan Permukiman Kota Binjai)
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Sosial Departemen Ilmu Administrasi Negara
Oleh: Ernita Sari Nababan
100921018
DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus atas berkat dan
karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh
Pengawasan terhadap Produktivitas kerja Pegawai dapa Dinas Tata Ruang,
Perumahan dan Permukiman Kota Binjai)”.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana (S-1) pada Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis telah banyak mendapat dukungan,
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, karena itu dengan segala ketulusan
hati, penulis ucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya teristimewa kepada
kedua orangtua terkasih penulis, Bapak H.Nababan dan Ibu E. Simanjuntak.
Terimakasih buat doa, cinta kasih, bimbingan dan dukungan yang selalu
menyertai penulis. Penulis persembahkan skripsi ini buat kedua orangtua saya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M. Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan.
2. Bapak Drs. M. Husni Thamrin Nasution, M. Si selaku Ketua Departemen Ilmu
Administrasi Negara.
3. Bapak Prof.Dr. Marlon Sihombing, MA selaku dosen pembimbing yang
senantiasa memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam
4. Ibu Arlina, SH.M.Hum selaku dosen penguji yang telah bersedia meluangkan
waktunya untuk memberikan kritik dan saran yang membangun kepada
penulis.
5. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar pada Departemen Ilmu Administrasi Negara
yang telah memberikan ilmu pengetahuannya kepada penulis.
6. Kak Mega dan Kak Dian yang telah membantu penulis dalam mengurus
segala keperluan administrasi.
7. Bapak Yun sebagai Sekretaris Dinas Tarukim kota Binjai yang telah
memberikan izin penelitian kepada penulis dan juga seluruh pegawai di Dinas
Tarukim (ibu Ratini dan kak Nisa) yang telah membantu penulis selama
penelitian dan memberikan data yang penulis perlukan dalam penyusunan
skripsi ini.
8. Buat abang saya Susun, adik saya Rivan, Shinta dan Lisa yang selalu
mendukung saya di rumah dalam penyusunan skripsi ini, Love you so much.
9. Buat Family Binjai khususnya my beloved brother Sura Kencana, my beloved
sister Melda Idola, Enita, Ruslinda, Esther, Beatrik dan Ester Monika.
Terimakasih buat waktu, dukungan dan doanya buat saya.
10.Buat teman-teman saya di Rk (Rumah Keluarga), Christy, Sabet, Valen, Pana,
Herbin, Juli, Devi, Frissy, b’Lismet, Freddy, Reno dan Marlin yang selalu
memberikan semangat dan doa.
11.Teman-teman penulis di AN (Ekstensi)’10 khususnya buat Ratih, Icha, Indri,
Heni, Regina, k’Tina, k’Henny , Herlinda, Yuni, Ema, Ruth, Ara dan
teman-teman lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu atas segala kebersamaan
12.Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang
telah banyak membantu penulis dengan menuangkan ide dan saran yang
bersifat membangun selama penyusunan skripsi ini.
Akhir kata, tak ada gading yang tak retak begitu juga dengan penulisan
skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik
yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan dimasa mendatang.
Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.
Medan, Juni 2012
Penulis,
DAFTAR ISI
2.2.Faktor-faktor yang mempengaruhi Produktivitas Kerja ... 15
2.3.Pengaruh Pengawasan terrhadap Produktivitas Kerja ... 19
F.Hipotesis ... 20
G.Defenisi Konsep ... 20
A.Bentuk Penelitian ... 26
A. Sejarah Singkat dan letak Geografis Dinas Tarukim Kota Binjai ... 33
B.Visi , Misi, Tujuan Dinas Tarukim Kota Binjai ... 34
C.Sarana dan Prasarana Dinas Tarukim Kota Binjai ... 35
D.Tujuan, sasaran Strategis dan Program kerja Dinas Tarukim Kota Binjai ... 36
E.Strukturorganisasi ... 48
F.Subjek dan Objek Pengawasan Dinas Tarukim Kota Binjai... 49
G.Produktivitas kerja pegawai Dinas Tarukim Kota Binjai... . 51
BAB IV PENYAJIAN DATA ... .. 53
A. Kriteria Responden... 53
B. Identitas Responden ... 54
C. Variabel Penelitian ... 57
D. Variabel Pengawasan sebagai Variabel Terikat (X) ... 58
E.Variabel Produktivitas Karyawan Sebagai Variabel Terikat (Y) ... 70
A. Kesimpulan ... 93
B. Saran ... 94
DAFTAR TABEL
Tabel : Interpretasi Koefisien Korelasi Product Moment...31
Tabel1 : Distribusi Responden berdasarkan jenis kelamin... 54
Tabel 2 : Distribusi Responden berdasarkan usia...55
Tabel 3 : Distribusi Responden berdasarkan pangkat atau golongan...55
Tabel 4 : Distribusi Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan...56
Tabel 5 : Distribusi Responden Berdasarkan masa Kerja...57
Tabel 6 : Jawaban Responden tentang Pimpinan yang melakukan Pemeriksaan saat proses kerja...58
Tabel 7 : Jawaban Responden tentang pelaksanaan tugas sehari-hari Pimpinan mengadakan peninjauan...59
Tabel 8 : Jawaban responden tentang melaporkan hasil kerja sesuai Dengan kenyataan kepada pimpinan...60
Tabel 9 : Jawaban Responden tentang pekerjaan yang dikerjakan Setiap hari selalu diperiksa pimpinan...61
Tabel 10 : Jawaban responden mengenai posisi ruang strategis antara Pimpinan dengan bawahan...62
Tabel 11 : Jawaban responden mengenai pimpinan memberikan Pengarahan mengenai tugas yang akan dilaksanakan...63
Tabel 12 : Jawaban Responden tentang pimpinan melakukan pengecekan Kebenaran laporan terhadap laporan bawahan...64
Tabel 13 : Jawaban Responden tentang pimpinan mengadakan Kunjungan tak resmi...65
Apabila bawahan melakukan kesalahan...67
Tabel 16 : Jawaban responden tentang pimpinan selalu memberikan
Saran/kritik terhadap tugas yang dikerjakan...68
Tabel 17 : Jawaban responden bahwa pimpinan selalu mengingatkan
Pekerjaan diselesaikan tepat waktu...69
Tabel 18 : Jawaban responden pimpinan mengambil tindakan
Perbaikan bila terjadi kesalahan...70
Tabel 19 : Jawaban responden tentang menyelesaikan pekerjaan
Dengan tepat waktu...71
Tabel 20 : Jawaban responden tentang seimbangnya waktu
Yang diberikan dalam menyelesaikan pekerjaan...72
Tabel 21 : Jawaban Responden dalam mencapai sasaran kerja
Yang ditetapkan...73
Tabel 22 : Jawaban Responden tentang perasaan terhadap bidang
Pekerjaan yang dibebankan...74
Tabel 23 : Jawaban responden tentang tingkat kepahaman terhadap
Tugas yang dikerjakan...75
Tabel 24 : Jawaban responden tentang bekerja keras dalam
Mengerjakan pekerjaan agar hasil lebih baik...75
Tabel 25 : Jawaban Responden tentang penggunaan teknologi
Dalam menyelesaikan pekerjaan...76
Tabel 26 : Jawaban responden mengenai ketrampilan dan keahlian
Sesuai dengan bidang pekerjaan saat ini...77
Tabel 27 : Jawaban responden mengenai mangkir...78
Tabel 28 : Jawaban responden tentang datang terlambat kerja
Tanpa alasan yang sah...79
Tabel 29 : Jawaban responden tentang cepat pulang Kerja
Tabel 30 : Jawaban responden tentang mengikuti kedinasan...80
Tabel 31 : Distribusi frekuensi klasifikasi jawaban responden
Variabel X...83
Tabel 32 : Distribusi Frekuensi klasifikasi jawaban responden
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Bagan Susunan Organisasi Dinas Tata Ruang, Perumahan dan
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Kuesioner
Lampiran 2 Skor Jawaban Responden tentang Pengawasan
(Variabel x)
Lampiran 3 Skor Jawaban Responden tentang Produktivitas kerja
pegawai(Variabel y)
Lampiran 4 Nilai-Nilai untuk Menghitung Koefisien Korelasi
Lampiran 5 Tabel Nilai “t”
Lampiran 6 Surat Permohonan Persetujuan Judul Skripsi
Lampiran 7 Penunjukan Dosen Pembimbing
Lampiran8 Undangan Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi
Lampiran 9 Berita Acara Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi
Lampiran 10 Daftar Hadir Peserta Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi
Lampiran 10 Surat Izin Pra Penelitian dari FISIP USU
Lampiran 11 Surat Izin Penelitian dari FISIP USU
Lampiran 12 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari Kantor Dinas
ABSTRAK
PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI
(Pada Dinas Tata Ruang, Perumahan dan Permukiman Kota Binjai) Nama : Ernita Sari Nababan
NIM : 100921018
Departemen : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : Prof. Marlon Sihombing, MA
Salah satu fungsi pemerintah adalah memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. Agar pelayanan yang diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat dapat dikatakan baik atau memuaskan, maka salah satu yang perlu diperhatikan oleh pemerintah adalah produktivitas kerja seseorang dalam memberikan pelayanan. Dalam hal ini pengawasan yang dilakukan oleh pemimpin dalam meningkatkan produktivitasnya sangat penting. Tujuan utama dari peningkatan produktivitas kerja pegawai adalah agar pegawai dapat memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat yang memiliki sikap yang produktif, efektif dan efesien dalam menjalankan tugasnya. Kantor dinas tata ruang perumahan dan permukiman kota binjai adalah salah satu instansi pemerintah yang memberikan pelayanan kepada masyarakat yang menerapkan suatu pengawasan dari pimpinan agar pegawai tepat masuk kerja, menyelesaikan pekerjaan tepat waktu dan mematuhi peraturan yang berlaku.
Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengawasan terhadap produktivitas kerja pegawai pada Dinas tata ruang perumahan dan permukiman kota Binjai. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian asosiatif kausal dengan analisis kuantitatif. Hipotesis yang dikemukakan adalah “Pengawasan berpengaruh terhadap produktivitas kerja pegawai”. Data yang diperoleh melalui kuesioner dari 40 responden yang merupakan pegawai Dinas tata ruang perumahan dan permukiman kota Binjai. Kemudian dianalisis dengan koefesien korelasi product moment, uji signifikan, dan koefesien determinan.
Analisis tersebut menunjukan hasil bahwa pengawasan memiliki pengaruh terhadap produktivitas kerja pegawai pada Dinas tata Ruang Perumahan dan Permukiman kota Binjai, dan pengaruhnya berada dalam kategori sedang. Hal ini terbukti dari perhitungan r = 0,453, dan ini berarti koefesien korelasi menunjukan hubungan yang positif antara pengawasan terhadap produktivitas kerja pegawai dengan signifikasi sebesar 20,5%. Ini dapat diartikan bahwa produktivitas kerja pegawai pada dinas tata ruang perumahan dan permukiman kota binjai dipengaruhi oleh pengawasan dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.
ABSTRAK
PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI
(Pada Dinas Tata Ruang, Perumahan dan Permukiman Kota Binjai) Nama : Ernita Sari Nababan
NIM : 100921018
Departemen : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : Prof. Marlon Sihombing, MA
Salah satu fungsi pemerintah adalah memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. Agar pelayanan yang diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat dapat dikatakan baik atau memuaskan, maka salah satu yang perlu diperhatikan oleh pemerintah adalah produktivitas kerja seseorang dalam memberikan pelayanan. Dalam hal ini pengawasan yang dilakukan oleh pemimpin dalam meningkatkan produktivitasnya sangat penting. Tujuan utama dari peningkatan produktivitas kerja pegawai adalah agar pegawai dapat memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat yang memiliki sikap yang produktif, efektif dan efesien dalam menjalankan tugasnya. Kantor dinas tata ruang perumahan dan permukiman kota binjai adalah salah satu instansi pemerintah yang memberikan pelayanan kepada masyarakat yang menerapkan suatu pengawasan dari pimpinan agar pegawai tepat masuk kerja, menyelesaikan pekerjaan tepat waktu dan mematuhi peraturan yang berlaku.
Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengawasan terhadap produktivitas kerja pegawai pada Dinas tata ruang perumahan dan permukiman kota Binjai. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian asosiatif kausal dengan analisis kuantitatif. Hipotesis yang dikemukakan adalah “Pengawasan berpengaruh terhadap produktivitas kerja pegawai”. Data yang diperoleh melalui kuesioner dari 40 responden yang merupakan pegawai Dinas tata ruang perumahan dan permukiman kota Binjai. Kemudian dianalisis dengan koefesien korelasi product moment, uji signifikan, dan koefesien determinan.
Analisis tersebut menunjukan hasil bahwa pengawasan memiliki pengaruh terhadap produktivitas kerja pegawai pada Dinas tata Ruang Perumahan dan Permukiman kota Binjai, dan pengaruhnya berada dalam kategori sedang. Hal ini terbukti dari perhitungan r = 0,453, dan ini berarti koefesien korelasi menunjukan hubungan yang positif antara pengawasan terhadap produktivitas kerja pegawai dengan signifikasi sebesar 20,5%. Ini dapat diartikan bahwa produktivitas kerja pegawai pada dinas tata ruang perumahan dan permukiman kota binjai dipengaruhi oleh pengawasan dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.
BAB I
PENDAHULUAN
A.latar Belakang Masalah
Dalam suatu instansi pemerintah maupun instansi swasta sangat
diperlukan adanya produktivitas kerja untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Produktivitas kerja merupakan suatu akibat dari persyaratan kerja
yang harus dipenuhi oleh pegawai untuk memperoleh hasil yang maksimal
dimana dalam pelaksanaanya, produktivitas kerja terletak pada faktor manusia
sebagai pelaksana kegiatan pekerjaan. Produktivitas kerja dapat diartikan sebagai
kemampuan seseorang atau sekelompok orang untuk menghasilkan barang dan
jasa. Tujuan utama dari peningkatan produktivitas kerja pegawai adalah agar
pegawai dapat memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat yang memiliki
sikap yang produktif, efektif dan efesien dalam menjalankan tugasnya. Karena
fakta nya dalam kehidupan nyata banyak orang dalam suatu instansi pemerintah
maupun swasta ataupun juga dalam suatu organisasi tidak produktif dalam
mengerjakan tugas sehingga memberikan pelayanan yang buruk kepada
masyarakat.
Manusia memiliki keterbatasan kemampuan dalam memahami dan
melaksanakan pekerjaannya yang menyebabkan terjadinya kesalahan– kesalahan
baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja untuk mengantisipasi
kesalahan–kesalahan tersebut, suatu perusahaan perlu melaksanakan pengawasan
Untuk mendapatkan hasil yang terbaik dari pekerjaan yang dilakukan
maka perlu dilakukan pengawasan. Pengawasan adalah suatu tindakan yang
berfungsi untuk memonitor atau menyoroti dan membandingkan apakah pegawai
tersebut bekerja sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Pengawasan adalah
suatu bentuk tindakan yang baik yang dapat diterapkan dalam sektor
pemerintahan ataupun sektor swasta, dan dengan adanya pengawasan suatu
pekerjaan dapat terlaksana dengan baik dan mendapatkan hasil yang maksimal.
Pengawasan dapat dilakukan oleh pihak internal ataupun eksternal dari
organisasi ataupun instansi tersebut. Dari pihak internal misalnya, Pengawasan
juga merupakan kewajiban setiap atasan untuk mengawasi bawahannya. Dengan
pengawasan pimpinan dapat mengetahui kegiatan-kegiatan nyata dari setiap aspek
dan setiap permasalahan pelaksanaan tugas-tugas dalam lingkungan satuan
organisasi yang masing-masing selanjutnya bilamana terjadi penyimpangan, maka
dapat dengan segera mengambil langkah perbaikan dan tindakan seperlunya
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya sesuai dengan
peraturan-peraturan perundang-undangan yang berlaku. Terkadang bagi seseorang ataupun
sekelompok orang pengawasan bukanlah hal yang menyenangkan bagi mereka,
karena meraka menganggap pengawasan merupakan hal yang membuat mereka
tidak nyaman karena apa yang mereka lakukan tidak sesuai dengan rencana atau
prosedur yang telah ditetapkan.
Salah satu fakta yang dapat kita lihat adalah pada kantor Dinas Tata
Ruang, Perumahan dan Permukiman Kota Binjai, Dinas Tata Ruang, Perumahan
dan Permukiman adalah suatu badan instansi pemerintah yang memiliki fungsi
izin, aturan, menangani dan mengurusi tata ruang kota, melakukan koordinasi
pembangunan sarana lingkungan perumahan dan permukiman, melakukan
penyuluhan kepada masyarakat tentang pembangunan/pemeliharaan sarana
maupun prasarana lingkungan permukiman, dan lain sebagainya yang
berhubungan dengan fungsi dan tugas tata ruang, perumahan dan permukiman.
Fakta yang terlihat pada kantor Dinas Tata Ruang, Perumahan dan Permukiman
menunjukkan adanya gejala-gejala kecendrungan penurunan produktivitas kerja
pegawai seperti kurangnya minat menyelesaikan tugas tepat waktu, apabila tidak
ada pemimpin. Jam istirahat yang melewati batas waktunya, kurangnya koordinasi
antar pegawai dan kemungkinan timbulnya kebosanan kerja karena rutinitas
pekerjaan. Semua hal ini sangat mempengaruhi kualitas pelayanan yang diberikan
kepada masyarakat. Oleh karena itu Pengawasan merupakan salah satu cara yang
dapat ditempuh agar pegawai dapat bekerja secara produktif dan memberikan
pelayanan yang baik.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk membahas
“Pengaruh Pengawasan terhadap Produktivitas Kerja Pegawai pada Kantor Dinas Tata Ruang, Perumahan dan Permukiman?”
B.Perumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan yang telah dikemukakan dalam latar belakang,
C.Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Ingin mengetahui bagaimana Pengawasan yang dilakukan pada dinas tata
ruang, perumahan dan permukiman kota Binjai.
2. Ingin mengetahui bagaimana Produktivitas Kerja Pegawai yang ada di
dinas tata ruang, perumahan dan permukiman kota Binjai.
3. Ingin mengetahui seberapa besar pengaruh Pengawasan Terhadap
Produktivitas Kerja pegawai pada dinas tata ruang, perumahan dan
permukiman kota Binjai.
D.Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang dilaksanakan ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi penulis, untuk mengembangkan kemampuan berfikir dalam
menganalisa suatu permasalahan serta menerapkan segala ilmu yang telah
diperoleh selama masa perkuliahan.
2. Sebagai bahan masukan bagi dinas tata ruang, perumahan dan
permukiman kota Binjai dalam meningkatkan produktivitas kerja pegawai.
3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi refrensi
kepustakaan Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas ISIP USU
dan bagi kalangan peneliti lainnya dalam bidang yang sama.
E. KerangkaTeori
Sebelum melakukan penelitian lebih lanjut, seorang peneliti perlu
dari sudut mana peneliti menyoroti masalah yang dipilih. Dalam penelitian ini
yang menjadi kerangka teori adalah:
1. Pengawasan
1.1 Pengertian Pengawasan
Dalam pengertian umum, pengawasan dapat diartikan sebagai perbuatan
untuk melihat dan memonitor terhadap orang agar ia berbuat sesuai dengan
kehendak yang telah ditentukan sebelumnya. Sedangkan dalam ilmu manajemen,
pengawasan adalah merupakan salah satu fungsi manajemen yang merupakan
faktor penentu bagi kelangsungan hidup suatu organisasi. Sistem pengawasan
yang baik sangat berpengaruh dalam proses pelaksanaan kegiatan, baik dalam
organisasi pemerintah maupun swasta.
Menurut Harahap (2001:10), menyatakan bahwa pengawasan mencakup
upaya memeriksa apakah semua terjadi sesuai dengan rencana yang ditetapkan,
perintah yang dikeluarkan, prinsip yang dianut dan juga dimaksudkan untuk
mengetahui kelemahan dan kesalahan agar dapat dihindari kejadiannya
dikemudian hari.
Menurut Herujito (2001:242) pengawasan adalah mengamati dan
mengalokasikan dengan tepat penyimpangan-penyimpangan yang terjadi.
Menurut Manullang (2002:173), pengawasan adalah suatu proses untuk
menetapkan pekerjaan apa yang sudah dilaksanakan, menilainya dan mengkoreksi
bila perlu dengan maksud supaya pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
rencana-rencana.
Selanjutnya Handoko (2003:369) mengatakan bahwa pengawasan adalah
Pengawasan merupakan elemen tugas –tugas manajerial dan mencakup tindakan
pengukuran dan perbaikan performa pihak yang diawasi guna memastikan bahwa
sasaran –sasaran, instruksi yang dikeluarkan dilaksanakan secara efisien dan
berjalan dengan lancar.
Sedangkan menurut Kadarman (2001:159) pengawasan adalah upaya yang
sistematis untuk menetapkan kinerja standar pada rencana untuk merancang
sistem umpan balik informasi untuk menetapkan apakah telah terjadi suatu
penyimpangan dan mengukur signifikan penyimpangan tersebut, serta untuk
mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua
sumber daya yang telah digunakan seefektif dan seefesien mungkin guna
mencapai informasi. Jadi dalam setiap kegiatan yang diselenggarakan,
pengawasan sangat dibutuhkan.
Dari penjelasan pendapat para ahli diatas dapat dikatakan bahwa pada
dasarnya pengawasan merupakan kegiatan yang dapat dilakukan setiap saat.
Kegiatan pengawasan dimaksudkan untuk mencegah atau memperbaiki kesalahan,
penyimpangan, ketidaksesuaian, penyelewengan dan lainnya yang tidak sesuai
dengan tugas dan wewenang yang telah ditentukan. dengan demikian pengawasan
bukan mencari kesalahan tetapi mencari kebenaran terhadap hasil pelaksanaan
pekerjaannya.
1.2 Tujuan Pengawasan
Adapun tujuan pengawasan adalah agar hasil pelaksanaan pekerjaan
diperoleh secara berdaya guna(efisien) dan berhasil guna (efektif) sesuai dengan
Menurut Kadarman dan udaya (2001:159) tujuan pengawasan adalah
menemukan kelemahan dan kesalahan untuk kemudian dikoreksi dan mencegah
pengulangannya.
Sedangkan Soekarno dalam Gouzali Saydam (1993 :197) mengemukakan
tujuan pengawasan antara lain adalah :
a. Untuk mengetahui apakah suatu kegiatan sudah berjalan sesuai dengan
rencana.
b. Untuk mengetahui kesulitan-kesulitan dan kelemahan-kelemahan
dalam kegiatan
c. Untuk mengetahui apakah suatu kegiatan sudah sesuai dengan
instruksi yang diberikan.
d. Untuk mencari jalan keluar bila ada kesulitaan, kelemahan atau
kegagalan kearah perbaikan.
1.3 Tipe-Tipe Pengawasan
Menurut Handoko (2003:361-362), ada tiga tipe-tipe dasar pengawasan
yaitu:
1. pengawasan pendahuluan ( feedforward control)
pengawasan yang dirancang untuk mengantisipasi masalah-masalah atau
penyimpangan-penyimpangan standar atau tujuan dan memungkinkan
koreksi dibuat sebelum suatu tahap kegiatan tertentu diselesaikan.
2. Pengawasan Concurrent
Pengawasan yang dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan.
suatu prosedur harus disetujui dulu, atau syarat tertentu harus dipenuhi
terlebih dahulu sebelum kegiatan tersebut dilakukan untuk mencapai suatu
ketetapan dari pelaksanaan tujuan.
3. Pengawasan umpan balik (feedback control)
Pengawasan yang dilakukan untuk mengukur hasil-hasil dari suatu
kegiatan yang telah diselesaikan.
Sedangkan menurut Handayaningrat (1983:144) pada dasarnya pengawasan
terdiri dari empat jenis yaitu:
a. Pengawasan dari dalam organisasi (internal control)
Pengawasan dari dalam artinya pengawasan dilakukan oleh unit atau
aparat pengawasan yang berasal dari dalam organisasi, dimana hasil
tindakanya berupa data atau informasi yang berguna bagi pimpinan dalam
menilai kebijakan yang telah ada atau menentukan kebijakan berikutnya,
sebagai perbaikan terhadap pelaksanaan pekerjaan.
b. Pengawasan dari luar organisasi (eksternal control)
Pengawasan ini dilakukan oleh aparat atau unit pengawasan dari luar
organisasi yang bertindak atas nama pimpinan organisasi.
c. Pengawasan preventif
Pengawasan dilakukan sebelum rencana itu dilaksanakan dengan maksud
agar tidak ada kesalahan atau penyimpangan data dalam melakukan
kegiatan organisasi.
Pengawasan ini dilakukan setelah adanya pelaksanaan pekerjaan, dengan
cara menilai dan membandingkan pelaksanaan pekerjaan dengan rencana
yang telah ditetapkan.
1.4 Teknik Pengawasan
Pengawasan dapat dilakukan dengan mempergunakan cara-cara sebagai
berikut:
1.Pengawasan langsung
Pengawasan dilakukan oleh pimpinan atau manajer pada waktu
kegiatan-kegiatan yang sedang berjalan. Pengawasan langsung dapat berbentuk:
a. Inspeksi langsung
b. Observasi ditempat (on the spot observation)
c. Laporan ditempat (on the spot report), penyampaian keputusan ditempat
bila diperlukan.
2.Pengawasan tidak langsung
Pengawasan dari jarak jauh melalui laporan yang disampaikan oleh para
bawahan.
Menurut Manullang (2004 : 178-179), Laporan ini dapat berbentuk:
a. Laporan tertulis
Laporan tertulis ( written report ) merupakan suatu pertanggung jawaban
kepada atasan mengenai pekerjaan yang dilaksanakannya, sesuai dengan
laporan tertulis yang diberikan oleh bawahannya, maka atasan dapat
membaca apakah bawahan-bawahan tersebut melaksanakan tugas-tugas
yang diberikan kepadanya dengan penggunaan hak-hak atau kekuasaan
yang didelegasikan kepadanya.
b. Laporan lisan
Pengawasan melalui laporan lisan berupa wawancara yang diberikan
ditujukan kepada orang-orang atau segolongan orang tertentu yang dapat
memberi gambaran dari hal-hal yang ingin diketahui, terutama tentang
hasil sesungguhnya ( actual result) yang dicapai oleh bawahannya.
1.5 Ciri-ciri Pengawasan yang Efektif
Menurut Siagian (1992:175), pengawasan yang efektif memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
1. Pengawasan harus merefleksikan sifat dari berbagai kegiatan yang
diselenggarakan yaitu bahwa teknik pengawasan harus sesuai antara lain dengan
penemuan informasi tentang siapa yang melakukan pengawasan dan kegiatan apa
yang menjadi sasaran pengawasan tersebut.
2. Pengawasan harus segera memberikan petunjuk tentang kemungkinan
adanya deviasi atau penyimpangan yang mungkin terjadi sebelum penyimpangan
itu menjadi kenyataan.
3. Objektifitas dalam melakukan pengawasan
Salah satu komponen yang harus terlihat dalam rencana adalah standar
Standar demikian harus jelas terlihat bukan saja dalam prosedur dan mekanisme
kerja, akan tetapi juga dalam kriteria yang menggambarkan persyaratan kuantitatif
dan kualitatif dan sedapat mungkin dinyatakan secara tertulis. Dengan adanya
kriteria maka pengawasan dapat dilakukan dengan objektif.
4. Keluwesan Pengawasan
Hal ini berarti pengawasan harus tetap bisa berlangsung meskipun kondisi
lingkungan organisasi mengalami perubahan kerja karena timbulnya keadaan
yang tidak diduga sebelumnya atau bahkan juga terjadi kegagalan atau perubahan
tersebut dan dengan demikian penyesuaian yang diperlukan dapat dilakukan
dalam pelaksanaan kegiatan pengawasan.
5.Efesiensi pelaksanaan pengawasan.
Pengawasan dilakukan agar keseluruhan organisasi bekerja dengan tingkat
efisiensi yang semakin tinggi. Hal ini berarti , setiap organisasi atau lembaga
harus menciptakan suatu sistem pengawasan yang sesuai dengan kebutuhan
organisasi yang bersangkutan karena hanya dengan demikianlah efesiensi
pengawasan dapat ditingkatkan.
6.Pengawasan harus bersifat bimbingan
Apabila dalam pengawasan ditemukan sesuatu yang tidak beres dan
ditemukan faktor-faktor penyebabnya maka seorang pimpinan atau manajer harus
berani mengambil tindakan yang dipandang paling tepat, sehingga kesalahan yang
diperbuat oleh bawahan tidak terulang kembali meskipun kecendrungan berbuat
tepat seperti sebuah sanksi atau hukuman, pemimpin atau manajer tetap harus
memiliki sikap membimbing, mendidik, objektif dan rasional serta didasarkan
pada kriteria yang dapat dipahami dan diterima oleh orang yang bersangkutan.
2. Produktivitas Kerja
2.1 Pengertian Produktivitas Kerja
Menurut Simanjuntak (1998:26), produktivitas kerja pegawai mengandung
pengertian adanya kemampuan pegawai untuk dapat menghasilkan barang atau
jasa yang dilandasi sikap mental bahwa hari ini harus lebih baik dari hari ini, hari
esok harus lebih baik dari hari ini. Sikap kerja yang demikian ini akan tetap
melekat dalam diri pegawai yang memiliki produktivitas kerja yang tinggi.
Penilaian terhadap produktivitas kerja pegawai dapat di ukur melalui pelaksanaan
kerja yang relatif baik, sikap kerja, tingkat keahlian dan disiplin kerja. Dan untuk
mengukur produktivitas kerja pegawai itu sendiri harus mencakup aspek kuantitas
dan kualitas pekerjaannya.
Selanjutnya, menurut Siagian (2002:10), produktivitas kerja dapat dilihat sebagai
masalah keperilakuan, tetapi juga dapat mengandung aspek-aspek teknis. Untuk
mengatasi hal itulah perlu pemahaman yang tepat tentang faktor-faktor penentu
keberhasilan meningkatkan produktivitas kerja, sebagian diantaranya berupa etos
kerja yang haru dipegang teguh oleh semua orang dalam suatu organis Banyak
hasil penelitian yang memperlihatkan bahwa produktivitas sangat dipengaruhi
yang ada di dalam organisasi sehingga banyak program perbaikan produktivitas
meletakkan hal-hal tersebut sebagai asumsi-asumsi dasarnya (Gomes, 1995,
p.160,http:/ www.
Menurut Blecher dalam Wibowo (2007:241) produktivitas kerja adalah
hubungan antara keluaran atau hasil organisasi dengan yang diperlukan.
Produktivitas dapat dikuantifikasi dengan membagi keluaran dengan masukan
dengan membagi keluaran dengan masukan. Menaikkan produktivitas dapat
diakukan dengan memperbaiki rasio produktivitas, dengan menghasilkan lebih
banyak keluaran atau output yang lebih baik dengan tingkat masukan sumber daya
tertentu.
Lebih lanjut, Kopelman (dalam Moeljono 2003:56), secara lebih luas
mengartikan produktivitas sebagai suatu konsepsi sistem. Produktivitas dalam
wujudnya diekspresikan sebagai rasio yang merefleksikan bagaimana sumber
daya – sumber daya yang ada dimanfaatkan secara efisien untuk menghasilkan
keluaran.
Produktivitas erat terkait dengan hasil kerja yang dicapai oleh pegawai. Hasil
kerja pegawai tersebut merupakan produktivitas kerja sebagai target yang didapat
melalui kualitas kerjanya dengan melaksanakan tugas yang sesuai dengan
peraturan yang ditetapkan oleh organisasi. Kemudian (Dharma, 1995:476)
mengemukakan beberapa faktor yang dinyatakan sebagai indikator dari
produktivitas kerja Kualitas Pekerjaan antara lain:
Kualitas kerja menyangkut mutu yang dihasilkan. Seorang pegawai
dituntut untuk memberikan kualitas yang terbaik dalam melaksanakan
tugasnya. Seorang pegawai sebagai sumber daya yang menjalankan dan
melaksanakan manajemen di suatu organisasi harus memiliki kehidupan
kerja yang berkualitas. Kehidupan kerja yang berkualitas yang dimaksud
adalah keadaan dimana para pegawai dapat memenuhi kebutuhannya
dengan bekerja di dalam organisasi.
b. Kuantitas Pekerjaan
Perkembangan organisasi menuntut adanya kuantitas pekerjaan. Kuantitas
pekerjaan menyangkut pencapaian target, hasil kerja yang sesuai dengan
rencana organisasi. Rasio kuantitas pegawai harus seimbang dengan
kuantitas pekerjaan sehingga dengan perimbangan tersebut dapat menjadi
tenaga kerja yang produktif untuk meningkatkan produktivitas kerja di
dalam organisasi tersebut.
c. Ketepatan Waktu
Seorang pegawai harus memiliki ketepatan waktu dalam mengerjakan
tugas-tugasnya. Dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan orang
tepat pada waktu yang ditentukan serta mengutamakan efisiensi.
d. Semangat Kerja
Semangat kerja dapat didefenisikan sebagai gambaran perasaan yang
berhubungan dengan jiwa, semangat kelompok, kegembiraan, dan
kegiatan. Semangat kerja sangat penting bagi organisasi karena semangat
kerja yang tinggi tentu dapat mengurangi angka absensi atau tidak bekerja
hati-hati dan teliti sehingga bekerja sesuai dengan prosedur yang ada (Tohardi,
2002:55)
e. Disiplin Kerja
Disiplin adalah sikap kewajiban dari seseorang atau sekelompok orang
yang senantiasa mau mengikuti atau mematuhi peraturan yang telah
ditetapkan dan disiplin juga dapat dikembangkan melalui suatu latihan
antara lain dengan bekerja, menghargai waktu dan biaya.
2.2 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Produktivitas Kerja
Produktivitas karyawan banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang
berhubungan dengan karyawan itu sendiri, maupun faktor-faktor lainnya.
Sehubungan dengan itu, Menurut Sedarmayanti (2001:72-76) dalam manajemen
sumber daya manusia dan produktivitas faktor-faktor yang mempengaruhi
produktivitas kerja adalah:
1. Sikap mental berupa :
a. Motivasi kerja
Pada umumnya orang mempunyai motivasi kerja yang tinggi akan
bekerja lebih rajin, giat sehingga dengan begitu dia akan dapat
mencapai prestasi kerja yang tinggi sehingga produktivitas pun
meningkat
b. Disiplin kerja
Orang yang memiliki disiplin kerja yang tinggi akan bertanggung
jawab terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya hal ini akan
terwujudnya tujuan perusahaan/instansi dan produktivitas pun akan
meningkat.
c. Etika kerja
Pada umumnya orang yang memiliki etika yang baik akan kelihatan
dalam penampilan kerja sehari-hari berupa kerja sama, kehadiran,
antusias, inisiatif, tanggung jawab terhadap pekerjaan dan kreatifitas.
Wujud kerja tersebut sangat mempengaruhi produktivitas kerja
2. Pendidikan
Pada umumnya orang yang memiliki pendikan yang tinggi akan
mempunyai wawasan yang lebih luas terutama dalam penghayatan
produktivitas. Pendidikan tersebut dapat berupa informal ataupun formal
3. Keterampilan
Pada aspek tertentu apabila pegawai semakin terampil maka pegawai
lebih mampu bekerja serta menggunakan fasilitas kerja dengan baik.
Pegawai akan lebih terampil apabila mempunyai kecakapan dan
pengalaman yang cukup
4. Manajemen
Pengertian manajemen disini dapat berkaitan dengan system yang
diterapkan oleh pimpinan untuk mengelolah atau memimpin serta
mengendalikan bawahannya. Apabila manajemennya tepat akan
menimbulkan semangat kerja dan mempengaruhi produktivitas kerja.
5. Tingkat penghasilan
Apabila tingkat penghasilan memadai dapat menimbulkan kosentrasi kerja
6. Lingkungan dan iklim kerja
Lingkungan dan iklim kerja yang baik akan mendorong pegawai senang
bekerja dan meningkatkan rasa tanggung jawab dalam melaksanakan tugas
dengan lebih baik dan menuju ke arah peningkatan produktivitas kerja
7. Teknologi
Apabila teknologi yang dipakai tepat dan lebih maju tingkatannya maka
akan memungkinkan:
a. Tepat waktu dalam mengerjakan proses produksi/tugas
b. Jumlah produksi baik berupa barang dan jasa lebih banyak dan
bermutu
c. Memperkecil terjadinya pemborosan bahan sisa.
8. Kesempatan berprestasi
Apabila ada kesempatan untuk berprestasi, maka akan ada dorongan
psikologis untuk meningkatkan dedikasi serta pemanfaatan potensi yang
dimiliki untuk meningkatkan produktivitas kerja.
Selain faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja, Siagian
(2002:10-29) menyatakan bahwa ada beberapa faktor-faktor penentu keberhasilan
upaya peningkatan produktivitas yaitu:
1. Adanya perbaikan secara terus-menerus
Dalam hal ini pentingnya etos kerja ini terlihat dengan lebih jelas apabila
diingat bahwa suatu organisasi selalu dihadapkan kepada tuntutan yang
terus menerus berubah, baik secara internal maupun eksternal. Secara
internal, contoh-contoh perubahan yang harus ditanggapi adalah
dalam pemanfaatan teknologi serta perubahan dalam praktek-praktek
sumber daya manusia sebagai akibat diterbitkanya peraturan
perundang-undangan baru oleh pemerintah dan berbagai faktor lain yang tertuang
dalam berbagai keputusan manajemen. Sedangkan tuntutan perubahan
yang terjadi secara eksternal adalah perubahan dibidang politik, bidang
ekonomi, bidang pendidikan dan perubahan di bidang sosial budaya.
2. Peningkatan mutu hasil pekerjaan
Berkaitan erat dengan upaya melakukan perbaikan secara terus- menerus
ialah peningkatan mutu hasil pekerjaan oleh semua orang dan segala
komponen organisasi. Jika secara tradisional ditekankan pentingnya
orientasi hasil kerja dengan mutu yang semakin tinggi. Hal ini perlu
ditekankan karena “ kearifan konvensional”(convensional wisdom) dalam
dunia manajemen hanya menekankan pentingnya mutu produk yang
dihasilkan. Padahal , mutu tidak hanya berkaitan dengan produk yang di
hasilkan dan dipasarkan, baik berupa barang maupun jasa, akan tetapi
menyangkut segala jenis kegiatan dimana organisasi tersebut terlibat.
3. Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Memberdayakan sumber daya manusia mengandung berbagai kiat seperti
berikut ini:
a. Mengakui harkat dan martabat manusia
b. Manusia mempunyai hak-hak yang bersifat asasi dan tidak ada
manusia lain-termasuk manajemen yang dibenarkan untuk melanggar
hak-hak tersebut
4. Filsafat organisasi
Dalam hal ini berfokus pada kepuasan pelanggan, pemupukan loyalitas,
serta perhatian pada budaya organisasi.
2.3 Pengaruh Pengawasan Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai
Produktivitas kerja merupakan kemampuan seseorang atau sekelompok orang
untuk menghasilkan barang dan jasa dalam jangka waktu tertentu yang telah
ditentukan atau sesuai dengan rencana. Untuk dapat meningkatkan kerja pegawai,
pengawasan adalah suatu bentuk tindakan yang sangat perlu dilakukan.
Pengawasan dalam hal ini adalah sebagai upaya yang sistematik untuk mengamati
atau memantau apakah berbagai fungsi , aktivitas serta kegiatan dalam suatu
organisasi tersebut terlaksana sesuai dengan waktunya. Jika dalam pelaksanaan
tugas-tugasnya seorang pegawai didapati adanya penyimpangan maka tindakan
yang sebaiknya diambil adalah tindakan korektif atau koreksi, dengan adanya
tindakan koreksi tersebut pegawai tersebut dapat kembali bakerja sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan selama ini. Dengan kata lain pengawasan adalah
suatu fungsi yang membandingkan isi rencana dengan kinerja nyata.
Dalam melaksanakan pengawasan, pengawasan adalah suatu instrument untuk
mengubah perilaku disfungsional atau menyimpang, bukan juga hanya untuk
memberikan sanksi atau hukuman ketika terjadi kesalahan tetapi untuk membantu
yang bersangkutan mengubah perilakunya serta bersikap seperti seharusnya
sebagai seorang pegawai dalam memberikan pelayanan yang terbaik kepada
masyarakat. Apapun teknik yang dilakukan dalam pengawasan, sasaran utamanya
dan kegiatan dalam suatu organisasi dan bukan mencari siapa yang salah. Secara
implisit pengawasan merupakan suatu bentuk tindakan yang tepat dan ampuh
dalam meningkatkan produktivitas.
F.HIPOTESIS
Hipotesis merupakan jawaban sementara dari penelitian yang akan
dilaksanakan, yang sama kebenarannya perlu untuk di uji serta dibuktikan melalui
penelitian. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan
pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang
diperoleh melalui pengumpulan data. Dengan kata lain hipotesis dapat juga
dikatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum
jawaban empiris (Sugiyono, 2005:70).
Berdasarkan pada perumusan masalah dan kerangka teori yang telah
dipaparkan diatas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:
Ha : Ada pengaruh Pengawasan terhadap Produktivitas Kerja Pegawai pada
Kantor Dinas Tata Ruang Perumahan dan Permukiman.
Ho : Tidak ada pengaruh antara pengawasan terhadap produktivitas kerja
pegawai pada Kantor Dinas Tata Ruang Perumahan dan Permukiman.
G. DEFENISI KONSEP
Defenisi Konsep adalah istilah atau defenisi yang digunakan untuk
menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang
menjadi pusat perhatian ilmu sosial. Konsep teoritis diajukan untuk menjawab
Untuk mendapatkan batasan yang jelas dari masing-masing konsep yang
diteliti, dalam penelitian ini penulis mengemukakan defenisi konsep yang
digunakan yaitu:
1. Pengawasan adalah merupakan kegiatan yang dapat dilakukan setiap saat.
Kegiatan pengawasan dimaksudkan untuk mencegah atau memperbaiki
kesalahan, penyimpangan, ketidaksesuaian, penyelewengan dan lainnya
yang tidak sesuai dengan tugas dan wewenang yang telah ditentukan.
dengan demikian pengawasan bukan mencari kesalahan tetapi mencari
kebenaran terhadap hasil pelaksanaan pekerjaannya.
2. Produktivitas Kerja adalah hubungan antara keluaran atau hasil organisasi
dengan yang diperlukan. Produktivitas dapat dikuantifikasi dengan
membagi keluaran dengan masukan. Menaikkan produktivitas dapat
diakukan dengan memperbaiki rasio produktivitas, dengan menghasilkan
lebih banyak keluaran atau output yang lebih baik dengan tingkat masukan
sumber daya tertentu.
H. DEFENISI OPERASIONAL
Menurut Singarimbun (1995:46) defenisi operasional adalah unsur
penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel.
Defenisi operasional merupakan uraian dari konsep yang sudah dirumuskan dalam
bentuk indikator-indikator agar lebih memudahkan operasional dari suatu
penelitian adalah :
Variabel Bebas adalah variabel yang akan mempengaruhi variabel terikat.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Pengawasan (X), adapun indikator
dalam pengawasan adalah:
1. Pemantauan
Yaitu memeriksa langsung perihal atau orangnya sendiri ditempat
dimana peristiwa terjadi dan dimana bawahan bertugas.
2. Pemeriksaan
Yaitu pengawasan yang dilakukan melalui pengamatan, pencatatan,
penyelidikan dan penelaahan secara cermat dan sistematis serta
melalui penilaian terhadap segala yang ada kaitannya dengan
pekerjaan.
3. Bimbingan dan Pengarahan
Yaitu segala kegiatan yang dilakukan pimpinan dalam memberikan
saran terhadap pelaksanaan tugas.
4. Tindakan Disiplin
Yaitu segala usaha yang dilakukan pimpinan terhadap bawahan dalam
rangka memberikan sanksi bagi yang melanggar ketentuan yang
berlaku.
Yaitu terhadap peraturan orgnanisasi, memperhatikan dan
melaksanakan segala tugas dan apa yang dianjurkan atau
diperintahkan oleh atasan.
2.Variabel Terikat (Y)
Variabel Terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh Variabel bebas.
Dalam penelitian ini variabel Terikat (Y) adalah Variabel Produktivitas Kerja,
indikator Produktivitas Kerja yaitu:
1. Sikap mental berupa :
a. Motivasi kerja
Pada umumnya orang mempunyai motivasi kerja yang tinggi akan
bekerja lebih rajin, giat sehingga dengan begitu dia akan dapat
mencapai prestasi kerja yang tinggi sehingga produktivitas pun
meningkat
b. Disiplin kerja
Orang yang memiliki disiplin kerja yang tinggi akan bertanggung
jawab terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya hal ini akan
mendorong gairah kerja, semangat kerja dan akan mendorong
terwujudnya tujuan perusahaan/instansi dan produktivitas pun akan
meningkat.
c. Etika kerja
Pada umumnya orang yang memiliki etika yang baik akan kelihatan
dalam penampilan kerja sehari-hari berupa kerja sama, kehadiran,
antusias, inisiatif, tanggung jawab terhadap pekerjaan dan kreatifitas.
2. Pendidikan
Pada umumnya orang yang memiliki pendidikan yang tinggi akan
mempunyai wawasan yang lebih luas terutama dalam penghayatan
produktivitas. Pendidikan tersebut dapat berupa informal ataupun
formal
3. Keterampilan
Pada aspek tertentu apabila pegawai semakin terampil maka pegawai
lebih mampu bekerja serta menggunakan fasilitas kerja dengan baik.
Pegawai akan lebih terampil apabila mempunyai kecakapan dan
pengalaman yang cukup
4. Manajemen
Pengertian manajemen disini dapat berkaitan dengan system yang
diterapkan oleh pimpinan untuk mengelolah atau memimpin serta
mengendalikan bawahannya. Apabila manajemennya tepat akan
menimbulkan semangat kerja dan mempengaruhi produktivitas kerja.
5. Tingkat penghasilan
Apabila tingkat penghasilan memadai dapat menimbulkan kosentrasi
kerja dan kemampuan yang dimiliki dapat meningkatkan produktivitas
kerja.
6. Lingkungan dan iklim kerja
Lingkungan dan iklim kerja yang baik akan mendorong pegawai
senang bekerja dan meningkatkan rasa tanggung jawab dalam
melaksanakan tugas dengan lebih baik dan menuju kearah peningkatan
7. Teknologi
Apabila teknologi yang dipakai tepat dan lebih maju tingkatannya
maka akan memungkinkan:
-Tepat waktu dalam mengerjakan proses produksi/tugas
-Jumlah peroduksi baik berupa barang dan jasa lebih banyak dan
bermutu
-Memperkecil terjadinya pemborosan bahan sisa.
8. Kesempatan berprestasi
Apabila ada kesempatan untuk berprestasi, maka akan ada dorongan
psikologis untuk meningkatkan dedikasi serta pemanfaatan potensi
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
A.Bentuk Penelitian
Bentuk yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriftif
dengan analisa kuantitatif yang menggunakan rumus statistik untuk membantu
menganalisa data dan fakta yang diperoleh selama penelitian. Penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui berapa besar atau adakah hubungan antara variabel
bebas dengan variabel terikat.
B.Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di kantor Dinas Tata Ruang, Perumahan
dan Permukiman kota Binjai, Jalan Cut Nyak Dien no 43 Binjai.
C.Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Sugiyono(2005:90) populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai yang
bekerja di DinasTata Ruang, Perumahan dan Permukiman Kota Binjai yang
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi. Menurut Arikunto (dalam Sugiyono 2005:90) apabila subyeknya kurang
dari 100 orang, lebih baik diambil semuanya sehingga penelitiannya merupakan
penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah populasi lebih dari 100 orang, maka
diambil diantara 10-15% atau 20-25% atau lebih.
Dalam penelitian ini model sampel yang digunakan adalah Cluster random
sampling. Menurut Soeadji (2012:56) Model sampel ini mengambil sampel secara
acak pada setiap bagian yang terdapat di dalam populasi. Jumlah sampel yang
diambil pada kantor Dinas Tata Ruang, Perumahan dan Permukiman kota Binjai
sebanyak 40 orang.
D.Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data, informasi dan keterangan-keterangan yang dapat
mendukung dalam penelitian ini, dalam penelitian ini penulis menggunakan 2
(dua) macam data menurut klasifikasi jenis dan sumbernya, yaitu:
1. Pengumpulan data primer, adalah pengumpulan data yang dilakukan
secara langsung pada lokasi penelitian. Pengumpulan data primer tersebut
dilakukan dengan instrument sebagai berikut:
a. Metode angket (kuesioner), yaitu pemberian daftar pertanyaan secara
tertutup kepada responden
b. Metode observasi, yaitu melakukan pengamatan secara langsung
2. Pengumpulan data sekunder, yaitu kegiatan penelitian yang dilakukan
dengan cara menelaah sejumlah buku, karya ilmiah, dan dokumen/arsip
yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
E.Teknik Penentuan Skor
Melalui penyebaran angket yang berisikan beberapa pertanyaan maka
ditentukan skor dari setiap jawaban sehingga menjadi data yang bersifat
kuantitatif. Teknik pengukuran skor atau nilai yang digunakan dalam penelitian
ini adalah memakai skala Likert untuk menilai jawaban kuesioner
(Sugiyono,2005:107). Adapun skor setiap pertanyaan yang ditentukan adalah
sebagai berikut:
• Untuk jawaban alternatif “a” diberi poin 5
• Untuk jawaban alternatif “b”diberi poin 4
• Untuk jawaban alternatif “c” diberi poin 3
• Untuk jawaban alternatif “d” diberi poin 2
• Untuk jawaban alternatif “e” diberi poin 1
Kemudian untuk menentukan kategori jawaban respon terhadap
masing-masing alternatif jawaban apakah tergolong sangat tinggi,sedang,rendah,
terlebih dahulu menentukan interval dengan cara sebagai berikut:
Skor tertinggi- skor terendah
Interval =
5- 1
Maka diperoleh : = 0,80
5
Dengan interval 0,80 maka kategori jawaban respon dapat diklasifikasikan dengan
urutan sebagai berikut:
a. Skor untuk kategori sangat tinggi : 4,2 – 5,0
b. Skor untuk kategori tinggi :3.3 – 4,1
c. Skor untuk kategori sedang :2,4 – 3,2
d. Skor untuk kategori rendah : 1,5 – 2,3
e. Skor untuuk kategori sangat rendah :0,8 – 1,4
F. Teknik Analisa Data
1. Koefisien Korelasi Pearson Product Moment
Untuk menguji hubungan antar variabel dengan menggunakan perhitungan
statistik dengan metode pengujian Koefisien Korelasi Product Moment. Metode
ini digunakan untuk mengetahui besar kecilnya dan ada atau tidaknya hubungan
atau pengaruh antar variabel.
Korelasi sederhana untuk mengukur besarnya hubungan (pengaruh)
variabel bebas/ indevenden (X) dengan variabel terikat/dependen (Y) adalah
Penggunaan teknik korelasi seperti ini didasarkan atas sumber data yang
diperoleh penulis serta interval data yang berguna untuk melihat apakah jawaban
respon tergolong tinggi, sedang atau rendah.
Adapun rumusnya:
Rumus :
r
xyKeterangan :
rxy = angka Indeks Korelasi “r” Pearson Product Moment
n =Populasi
∑xy =Jumlah perkalian antara skor x dan y
∑x =Jumlah skor x
∑y =Jumlah skor y
Untuk melihat hubungan kedua variabel tersebut maka dapat dirumuskan sebagai
berikut:
a. Nilai r yang positif menunjukkan hubungan kedua variabel positif, artinya
b. Nilai r yang negative menunjukkan hubungan kedua variabel negative
artinya menurunnya nilai variabel yang satu diikuti dengan meningkatnya
nilai variabel yang lain.
c. Nilai r yang sama dengan nol menunjukkan kedua variabel tidak
menunjukkan hubungan, artinya variabel yang satu tetap meskipun yang
lainnya berubah.
Untuk mengetahui adanya hubungan yang tinggi atau rendah antara kedua
variabel berdasarkan nilai r (koefisien korelasi), digunakan penafsiran
interprestasi angka yang dikemukakan oleh Sugiyono (2005:149), yaitu sebagai
berikut:
Tabel 1 : Pedoman Untuk memberikan Interprestasi Koefisien Korelasi
Interprestasi Koefisien Tingkat hubungan
0,00 – 0,199
0,20 -0,399
0,40 – 0,599
0,60 – 0,799
0,80 – 1,000
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat tinggi
2.Koefisien Determinan
Teknik ini digunakan untuk mengetahui berapa persen pengaruh variabel
dilakukan dengan mengkuadratkan nilai koefisien korelasi pearson product
moment (Rxy) x 100%.
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
D = (Rxy)2 x 100%Keterangan:
D = Koefisien determinan
BAB III
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
A. Letak Geografis
Dinas Tata Ruang, Perumahan dan Permukiman Kota Binjai adalah
penggabungan Dinas Tata Kota Binjai dan Kantor Perumahan dan Permukiman.
Dasar hukum terbentuknya Dinas Tata Kota Binjai adalah “Peraturan Daerah Kota
Binjai no 7 tahun 2003 tentang perubahan kedua peraturan daerah Kota Binjai
Nomor 7 tahun 2001 tentang organisasi Dinas-dinas daerah pemerintahan Kota
Binjai.
Sedangkan kantor perumahan dan permukiman Kota Binjai terbentuk sesuai
peraturan daerah Kota Binjai No.8 tahun 2003 tentang struktur organisasi kantor
Perumahan dan permukiman kota Binjai. Dasar hukum terbentuknya dinas Tata
Ruang, Perumahan dan permukiman kota Binjai adalah Implementasi dari
peraturan pemerintah nomor 41 tahun 2007 tentang organisasi perangkat Daerah
dan peraturan daerah Kota Binjai Nomor 18 tahun 2007 tentang organisasi
Dinas-dinas Daerah pemerintah Kota Binjai, yang merupakan merger antara Dinas Tata
Kota Binjai dengan kantor Perumahan dan Permukiman Kota Binjai.
Secara geografis dinas tata ruang perumahan dan Permukiman kota Binjai
terletak di jalan Jalan Cut Nyak Dien no 43 Binjai. Kantor dinas Tata Ruang
perumahan dan permukiman kota binjai berada di daerah lingkungan masyarakat,
ini ditandai dengan susunan perhubungan yang dapat dilalui berbagai kendaraan
perumahan kota binjai melayani wilayah kota Binjai sebelah Utara, sebelah
Selatan, sebelah Timur dan sebelah Barat.
B. Visi, Misi, dan Tujuan dinas Tata Ruang Perumahan dan Permukiman kota Binjai
1. Visi
Untuk menggambarkan yang ingin dicapai atau identitas/keberadaan
organisasi dalam rangka mengemban tugas pokok dan fungsi organisasi yang
memandu setiap kegiatan organisasi secara berencana dan berkelanjutan, dan
untuk memenuhi kebutuhan pelayanan terhadap masyarakat dalam menyongsong
Visi dan Misi pemerintahan Kota Binjai maka dirumuskan Visi Dinas Tata Ruang,
Perumahan dan Permukiman kota Binjai yaitu:
“TERWUJUDNYA BINJAI YANG SEJAHTERA MELALUI PENATAAN KOTA YANG BERKESINAMBUNGAN SEHINGGA TERCIPTANYA PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN YANG LAYAK DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN”
Untuk kejelasan tentang pernyataan visi tersebut diatas Dinas Tata Ruang,
Perumahan dan Permukiman Kota Binjai dalam mengemban tugas-tugas pokok
dan fungsinya yang diemban adalah:
1. Binjai
Adalah kata dalam arti fisik, masyarakat, pemerintah dan wilayah.
Adalah terpenuhinya kebutuhan rasa aman, damai, sehat bercukupan lahir
batin, beriman bertaqwa dan berpendidikan.
3. Penataan Kota
Adalah terwujudnya aktifitas/kegiatan pemanfaatan ruang dan pendirian
bangunan kota baik oleh pemerintah, masyarakat maupun oleh swasta
yang tertib dan teratur.
4. Berkesinambungan
Setiap kebijaksanaan disusun dengan saling berkaitan dan selaras serta
dilakukan berkelanjutan dan konsisten serta mencakup kesinambungan
berbagai sektor pembangunan.
5. Perumahan dan Permukiman yang layak dan berwawasan lingkungan
Terciptanya perumahan dan permukiman yang memenuhi standar
kesehatan dan mempertimbangkan pentingnya faktor lingkungan.
2. Misi
Untuk merealisasikan visi yang telah ditetapkan, maka misi Dinas Tata
Ruang, perumahan dan permukiman kota Binjai adalah sebagai berikut:
1. Mengembangkan sumber daya manusia aparaturbdan program kerja yang
berkelanjutan.
2. Memberikan pelayanan prima dalam pemanfaatan ruang kota.
3. Mengembangkan dan mengevaluasi rencana dan kebijaksanaan penataan
kota dan penataan bangunan secara berkelanjutan dengan melibatkan
stakeholder.
4. Mengendalikan kebijaksanaan penataan kota dan penataan bangunan
5. Mengembangkan dan menetapkan tata cara pendataan dan informasi
dalam permasalahan perumahan dan permukiman.
C. Sarana dan Prasarana Dinas Tata Ruang, Perumahan dan Permukiman Kota Binjai
Sarana dan Prasarana yang tersedia di Dinas Tata Ruang, Perumahan Kota Binjai
adalah tersedianya perlengkapan gedung kantor yang berupa Meja, kursi dan
Lemari. tersedianya Meubeleur, tersedianya Mobil patroli dan kendaraan roda dua
Dinas Tata Ruang Perumahan dan Permukiman. Tersedianya Air Conditioner
(AC), telepon, mesin fotocopy, komputer, printer dan internet.
D. Tujuan, sasaran Strategis dan Program kerja dinas Tata Ruang Perumahan dan Permukiman kota Binjai.
Penetapan tujuan dan sasaran strategis Dinas tata Ruang, perumahan dan
Permukiman kota Binjai adalah berdasarkan visi, misi dan faktor-faktor kunci
keberhasilan. Sasran strategis organisasi dirumuskan untuk masing-masing tujuan
yang telah ditetapkan. Tujuan dan sasaran strategis yang ditetapkan dapat
diuraikan, sebagai berikut:
Tujuan 1
Meningkatnya produktivitas organisasi dan kualitas sumber daya
No Program No Sasaran
1 Pelayanan Administrasi
Perkantoran
2 Tersedianya jasa komunikasi,
sumber daya air dan listrik
3 Tersedianya jasa Administrasi
keuangan
4 Tersedianya jasa kebersihan
kantor
5 Tersedianya alat tulis kantor
6 Tersedianya barang dan cetakan
7 Tersedianya komponen instalansi
listrik/penerangan bangunan
kantor
8 Tersedianya bahan bacaan dan
peraturan perundang-undangan
9 Tersedianya makanan dan
minuman
10 Rapat-rapat kordinasi dan
konsultasi ke luar daerah
11 Tersedianya jasa petugas
lapangan
2 Peningkatan sarana dan Prasarana Aparatur
1 Tersedianya perlengkapan
gedung kantor
3 Tersedianya pemeliharaan
rutin/berkala kendaraan
dinas/operasional
4 Tersedianya pemeliharaan
rutin/berkala peralatan kantor
5 Adanya penyewaan gedung
kantor
3 Peningkatan disiplin Aparatur 1 Tersedianya pakaian dinas beserta perlengkapannya
2 Tersedianya pakaian Batik
4 Peningkatan kapasitas sumber daya Aparatur
1 Adanya bimbingan teknis
implementasi peraturan
perundang-undangan
5 Peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan
1 Penyusunan laporan
akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah (LAKIP)
6 Pameran pembangunan 1 Pameran pembangunan dan peringatan HUT RI
Tujuan 2
Meningkatnya pendapatan asli daerah dari pelayanan IMB dan retribusi
No Program No Sasaran
ruang perizinan mendirikan bangunan
IMB dan IPR
2 Penerimaan PAD dari pelayanan
izin pemanfaatan Ruang
3 Penerimaan PAD dari retribusi
jasa usaha PKD/ Rumah Dinas
Tujuan 3
Tersedianya rencana Tata Ruang, Perumahan dan Permukiman dan tata
bangunan serta pemanfaatan ruang yang berkualitas dan berkesinambungan
No Program No Sasaran
1 Perencanaan Tata Ruang 1 Adanya studi relokasi permukiman program pinggiran
sungai/atas air kota Binjai
2 Adanya penyusunan rencana
detail Tata Ruang kawasan
kecamatan Binjai Barat
3 Tersedianya penyusunan
rencana detail tata ruang
kawasan kecamatan Binjai
selatan
Ruang kota
2 Kajian kapasitas Ruang
pusat-pusat perdagangan di kota Binjai
Tujuan 4
Terwujudnya penerapan pengendalian rencana Tata Ruang Kota
No Program Sasaran
1 Pengendalian pemanfaatan
Ruang
1 Adanya pengawasan
pemanfaatan Ruang
2 Monitoring , evaluasi dan
pelaporan izin mendirikan
bangunan.
Tujuan 5
Terwujudnya lingkungan masyarakat lebih baik melalui program sarana dan
prasarana lingkungan.
No Program Sasaran
1 Tercapainya lingkungan yang
sehat, tertib, teratur dan
lancarnya arus lalulintas guna
meningkatkan kesehatan dan
perekonomian masyarakat
2 Pengembangan perumahan 1 Pembangunan sistem informasi
sarana permukiman kota Binjai
E. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi operasional
Tentang uraian tugas pokok, fungsi Dinas Tata Ruang Perumahan dan
Permukiman kota Binjai tertulis pada peraturan Walikota Kota Binjai Nomor
:180, 342-510 tahun 2008.
Susunan organisasi Dinas Tata Ruang, Perumahan dan Permukiman adalah:
a. Kepala Dinas
b. Sekretariat
c. Bidang perencanaan Tata Ruang Kota
d. Bidang perumahan dan Permukiman
e. Bidang Perizinan bangunan dan pemanfaatan Ruang
f. Bidang pengendalian, pengawasan dan evaluasi
g. Kelompok Jabatan Fungsional
Pasal 3
(1) Dinas Tata ruang, perumahan dan permukiman dipimpin oleh seorang
kepala dinas yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada
(2) Kepala dinas tata Ruang, perumahan dan Permukiman mempunyai tugas
membantu walikota dalam melaksanakan urusan pemerintah daerah di
bidang tata ruang, perumahan dan permukiman, antara lain menyangkut
bina lingkungan, pembangunan, pemeliharaan dan pengelolaan bangunan,
bina teknik dan pemberdayaan masyarakat.
Pasal 7
(1) Sekretariat terdiri dari :
a. Sub Bagian Umum
b. Sub Bagian kepegawaian
c. Sub Bagian keuangan
(2) Setiap Sub Bagian dipimpin oleh seorang kepala Sub Bagian yang dalam
melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggungjawab kepada
Sekretaris.
Pasal 8
(1) Kepala Sub bagian Umum mempunyai tugas:
a. Menyusun dan melaksanakan rencana kegiatan
b. Membantu sekretaris dalam rangka menghimpun dan mengumpul data
untuk bahan penyusunan renstra, lakip dan program kerja
c. Mengelolah ketatausahaan dan surat-menyurat
d. Melaksanakan pembuatan registrasi dalam pelayanan izin
e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh sekretaris sesuai dengan
bidang tugasnya.
a. Menyusun dan melaksanakan rencana kegiatan
b. Mengelolah administrasi kepegawaian
c. Menyelenggarakan penegakan disiplin pegawai
d. Melaksanakan peningkatan kesejahteraan pegawai dengan
mengusulkan naik pangkat, kenaikan gaji berkala
e. Mengelolah urusan perpindahan, mutasi dan pensiun
f. Membuat laporan secara berkala dan mempertanggungjawabkan hasil
pekerjaan kepada sekretaris
g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh sekretaris sesuai dengan
bidang tugasnya.
(3) Kepala Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas :
a. Menyusun dan melaksanakan rencana kegiatan
b. Melaksanakan urusan keuangan, pembukuan keuangan, laporan
keuangan dan pertanggungjawaban keuangan daerah
c. Menyusun dan mengajukan anggaran belanja pegawai, anggaran
belanja rutin, dan anggaran belanja lainnya
d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai bidang
tugasnya
Bagian kedua
(1) Bidang Perencanaan Tata Ruang Kota dipimpin oleh seorang kepala
bidang yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah bertanggung
jawab kepada Kepala Dinas
(2) Kepala Bidang Perencanaan Tata Ruang Kota mempunyai tugas
membantu sebagian tugas Kepala Dinas Tata Ruang, Perumahan dan
Permukiman dalam melakukan survey dan pemetaan, perencanaan tata
ruang serta pemanfaatan/pengendalian rencana tata ruang.
Pasal 10
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada pasal 9, kepala bidang
perencanaan tata ruang kota, mempunyai fungsi :
a. Menyusun rencana dan program kerja
b. Penyempurnaan dan penyusunan standar-standar pelaksanaan kewenangan
daerah Kota dan standar pelaksanaan tugas-tugas dinas dalam melakukan
survey dan pemetaan, perencanaan tata ruang dan
pemanfaatan/pengendalian rencana tata ruang
c. Pelaksanaan , pengendalian, koordinasi, dan kerja sama dalam
penyelenggaraan survey dan pemetaan, perencanaan tata ruang dan
pemanfaatan/ pengendalian rencana tata ruang dalam rangka keterpaduan
program, sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan
1. Seksi Penyusunan Rencana Tata Ruang Kota
2. Seksi Survey dan Pemetaan
3. Seksi Penyusunan Program
(2) Setiap seksi dipimpin oleh seorang kepala Seksi yang dalam melaksanakan
tugasnya berada dibawah dan bertanggungjawab kepada kepala Bidang
Bagian ketiga
BIDANG PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN Pasal 13
(1) Bidang perumahan dan permukiman kota dipimpin oleh Seorang kepala
bidang yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan
bertanggung jawab kepada kepala dinas
(2) Kepala bidang perumahan dan permukiman mempunyai tugas membantu
sebagian tugas kepala dinas tata ruang, perumahan dan permukiman di
dalam bidang perumahan dan permukiman
Pasal 14
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada pasal 13, kepala bidang
perumahan dan permukiman mempunyai fungsi:
a. Menyusun program dan rencana kerja
b. Melaksanakan dan mengkoordinasikan pemeliharaan/ rehabilitas prasarana
dasar dikawasan perumahan dan permukiman
c. Melaksanakan dan mengkoordinasikan pembangunan sarana lingkungan
d. Melaksanakan dan mengkoordinasikan pembangunan sarana lingkungan
e. Melaksanakan dan mengkoordinasikan pembangunan prasarana dasar dan
menyiapkan kawasan-kawasan dan lingkungan-lingkungan untuk
dijadikan lokasi Kasiba dan Lisiba sesuai dengan ketentuan yang berlaku
f. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas sesuai dengan
bidang tugasnya
Pasal 15
(1) Bidang Perumahan dan Permukiman terdiri dari :
a. Seksi Bina Pengembangan perumahan
b. Seksi Bina permukiman dan penyehatan lingkungan
c. Seksi Evaluasi dan pelaporan
(2) Setiap seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam
melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggungjawab kepada
kepala Bidang
Bagian keempat
BIDANG PERIJINAN DAN BANGUNAN DAN PEMANFAATAN RUANG
Pasal 17
(1) Bidang perijinan bangunan pemanfaatan ruang dipimpin oleh seorang
kepala bidang yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan
bertanggungjawab kepada kepala dinas
(2) membantu sebgaian tugas kepala dinas tata ruang, perumahan dan
permukiman di dalam bidang perizinan bangunan dan pemanfaatan ruang.