• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peramalan Jumlah Pelanggan Energi Gas Pada PT Perusahaan Gas Negara (PERSERO) Cabang Medan Tahun 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Peramalan Jumlah Pelanggan Energi Gas Pada PT Perusahaan Gas Negara (PERSERO) Cabang Medan Tahun 2012"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

PERAMALAN JUMLAH PELANGGAN ENERGI GAS PADA PT

PERUSAHAAN GAS NEGARA (PERSERO) CABANG MEDAN

TAHUN 2012

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya

ARFIANDA SIMANJUNTAK

082407091

PROGRAM STUDI DIPLOMA III STATISTIKA

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PERAMALAN JUMLAH PELANGGAN ENERGI GAS PADA PT

PERUSAHAAN GAS NEGARA (PERSERO) CABANG MEDAN

TAHUN 2012

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya

ARFIANDA SIMANJUNTAK

082407091

PROGRAM STUDI DIPLOMA III STATISTIKA

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

PERSETUJUAN

Judul : PERAMALAN JUMLAH PELANGGAN ENERGI GAS PADA PT PERUSAHAAN GAS NEGARA (PERSERO) CABANG MEDAN TAHUN 2012

Kategori : TUGAS AKHIR

Nama : ARFIANDA SIMANJUNTAK

Nomor Induk Mahasiswa : 082407091

Program Studi : DIPLOMA III STATISTIKA

Departemen : MATEMATIKA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Diluluskan di Medan, Juni 2011

Diketahui, Disetujui,

Ketua Departemen Matematika Dosen Pembimbing

(4)

PERNYATAAN

PERAMALAN JUMLAH PELANGGAN ENERGI GAS PADA PT PERUSAHAAN GAS NEGARA (PERSERO) CABANG MEDAN TAHUN 2012

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa Tugas Akhir ini adalah karya saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing – masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juni 2011

(5)

PENGHARGAAN

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan berkat serta petunjuk Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Tugas Akhir ini penulis persembahkan kepada kedua orang tua tercinta Ayah dan Ibu atas doa dan restunya yang tidak terhingga, beserta dukungan yang diberikan baik secara moral maupun materil, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis juga menghaturkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada Dekan FMIPA USU Dr. Sutarman, Msc yang telah memberikan fasilitas perkuliahan selama perkuliahan hingga selesainya Tugas Akhir ini, dan kepada Bapak Ketua Departemen Matematika Prof. Dr. Tulus, Msi. Terkhusus kepada Bapak Drs. Pangarapen Bangun, M.si selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan motivasi dengan penuh perhatian dan kesabaran, kepada penulis selama mengerjakan Tugas Akhir ini. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak dan Ibu Dosen yang mengajar di Jurusan Statistika FMIPA USU yang telah mendidik penulis selama masa pendidikan. Serta tidak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada teman – teman yang selalu mendukung saya Ryan, Rudi, dan Sahat dan teman- teman lain di kelas Stat A, B, C Stat ’08.

(6)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Identifikasi Masalah

1.3 Batasan Masalah

1.4 Maksud dan Tujuan

1.5 Metodologi Penelitian

1.6 Sistematika Penulisan

BAB II TINJAUAN TEORITIS

2.1 Pengertian Peramalan

2.2 Kegunaan Peramalan

2.3 Jenis - Jenis Peramalan

2.4 Metode Peramalan

2.4.1 Analisa Deret Berkala

2.4.2 Pemilihan Teknik dan Metode Peramalan

2.4.3 Penentuan Pola Data

2.5 Metode Pemulusan (Smoothing)

2.5.1 Metode yang Digunakan

2.6 Ketepatan Ramalan

2.7 Penentuan Koefisien Autokorelasi

BAB III SEJARAH DAN STRUKTUR BPS

3.1 Sejarah Badan Pusat Statistik (BPS)

3.1.1 Masa Pemerintahan Hindia Belanda

3.1.2 Masa Pemerintahan Jepang

3.1.3 Masa Kemerdekaan Republik

3.1.4 Masa Orde Baru Sampai Sekarang

3.2 Visi dan Misi Badan Pusat Statistik

3.3 Struktur Organisasi Badan Pusat Statistik 3.4 Tugas dan Wewenang Masing - Masing Bagian di BPS

3.4.1 Bidang Tata Usaha

3.4.2 Bidang Statistik Produksi

(7)

3.4.4 Bidang Pengolahan Data

3.4.5 Bidang Statistik Kependudukan

3.4.6 Bidang Neraca Wilayah dan Analisa BAB IV ANALISIS DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Data yang Dibutuhkan

4.2 Metode Smoothing Eksponensial Linear

Satu Parameter dari Brown

4.2.1 Penaksiran Model Peramalan

4.2.2 Penentuan Bentuk Persamaan Peramalan

4.3 Peramalan Jumlah Pelanggan Gas

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

5.1 Pengertian Implementasi Sistem

5.2 Microsoft Excel

5.3 Langkah - Langkah Memulai Pengolahan Data dengan Excel

5.4 Menghitung Ketepatan Peramalan

5.5 Grafik dalam Microsoft Excel

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

6.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Data Jumlah Pelanggan Energi Gas Pada PT. Perusahaan Gas Negara

(PERSERO) Cabang Medan

Tabel 4.2 Menentukan Nilai MSE dengan Menggunakan α = 0,1 Tabel 4.3 Menentukan Nilai MSE dengan Menggunakan α = 0,2 Tabel 4.4 Menentukan Nilai MSE dengan Menggunakan α = 0,3 Tabel 4.5 Menentukan Nilai MSE dengan Menggunakan α = 0,4 Tabel 4.6 Menentukan Nilai MSE dengan Menggunakan α = 0,5 Tabel 4.7 Menentukan Nilai MSE dengan Menggunakan α = 0,6 Tabel 4.8 Menentukan Nilai MSE dengan Menggunakan α = 0,7 Tabel 4.9 Menentukan Nilai MSE dengan Menggunakan α = 0,8 Tabel 4.10 Menentukan Nilai MSE dengan Menggunakan α = 0,9 Tabel 4.11 Perbandingan Ukuran Ketepatan Metode Peramalan Tabel 4.12 Aplikasi Pemulusan (Smoothing) Eksponensial Linear

Satu Parameter dari Brown Menggunakan α = 0,8 Pada Data Jumlah

Pelanggan Energi Gas

Tabel 4.13 Peramalan Jumlah Pelanggan Energi Gas Pada PT Perusahaan Gas Negara (PERSERO) Cabang Medan

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Plot Data Jumlah Pelnggan Gas dari Tahun 2000-2009 Gambar 4.2 Plot Pemulusan Peramalan dengan α = 0,8 Gambar 5.1 Langkah - Langkah Membuka Microsoft Office Excel 2007 Gambar 5.2 Tampilan Worksheet Microsoft Office Excel 2007 Gambar 5.3 Pengisian Data Pada Microsoft Office Excel 2007 Gambar 5.4 Aplikasi Pemulusan Eksponensial Linear Satu Parameter dari Brown

Menggunakan α = 0,8 Pada Microsoft Office Excel 2007

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Manusia sebagai konsumen selalu berusaha mendapatkan pemenuhan kebutuhan

primer maupun sekundernya. Sumber Daya Alam (SDA) adalah segala sesuatu yang

ada di alam bumi ini yang dapat dipergunakan untuk pemenuhan hidup manusia.

Dengan adanya sumber daya alam sebagai alat pemuas kebutuhan manusia, maka

manusia dapat memanfaatkannya untuk berbagai pemenuhan kebutuhan seperti

penggunaan air, tumbuh – tumbuhan, tanah, hingga pemanfaatan gas alam serta

minyak bumi. Tetapi sumber daya alam tidak semuanya dapat dimanfaatkan secara

terus – menerus. Karena itu, sumber daya alam dapat dibedakan menjadi beberapa

jenis menurut kemampuan perbaharuannya yaitu :

1. Sumber daya alam yang dapat dipulihkan atau diperbaharui (renewable

resources). Contohnya yaitu: tanah, air, vegetasi.

2. Sumber daya alam yang tidak dapat dipulihkan atau diperbaharui (non

renewable resources). Contohnya barang tambang fosil (batu bara, minyak

(11)

3. Sumber daya alam yang dapat digunakan secara terus menerus, contohnya

yaitu energi matahari, pasang surut air laut, udara.

Salah satu sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui yaitu sumber daya

dari pertambangan, sebenarnya bukan tidak dapat diperbaharui, namun untuk

perbaharuan barang tambang pada umumnya membutuhkan waktu yang sangat lama

yang tidak sesuai dengan jangkauan umur manusia. Perbaharuan barang tambang

memerlukan waktu hingga jutaan tahun, sehingga termasuk dalam kategori sumber

daya yang tidak dapat diperbarui. Pertambangan adalah rangkaian kegiatan dalam

rangka upaya pencarian, penambangan (penggalian), pengolahan, pemanfaatan dan

penjualan bahan galian (mineral, batubara, panas bumi, minyak dan gas). Salah satu

dari sekian banyak barang dan produksi pertambangan yaitu gas alam (Nature Gas).

Gas alam yang sering juga disebut sebagai gas bumi atau gas rawa merupakan

salah satu barang tambang berbentuk gas yang terdiri dari metana (CH4). Ditemukan

di ladang minyak bersama minyak bumi, ladang gas bumi dan juga tambang batu bara.

Gas bumi atau gas alam bukan saja merupakan gas bakar yang paling penting, tetapi

juga merupakan bahan baku utama untuk berbagai sintesis kimia. Produk dari gas

bumi yang terutama misalnya berbagai hidrokarbon dan LPG (liquified petroleum

gas).

Secara garis besar pemanfaatan gas alam dibagi atas 3 kelompok yaitu :

1. Gas alam sebagai bahan bakar

Antara lain sebagai bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Gas/Uap, bahan

(12)

sebagai gas kota untuk kebutuhan rumah tangga hotel, restoran dan

sebagainya.

2. Gas alam sebagai bahan baku

Antara lain bahan baku pabrik pupuk, petrokimia, metanol, pengawet

makanan, pengelasan, dan sebagainya.

3. Gas alam sebagai komoditas energi untuk ekspor

Gas alam yang paling besar digunakan untuk komoditas ekspor di dunia yaitu

LNG (Liquified Natural Gas) atau gas alam cair.

Gas alam sebagai bahan bakar dalam rumah tangga merupakan produk gas

yang disalurkan dan dikemas dalam tabung (yang lebih banyak mengadung senyawa

propana). PT Perusahaan Gas Negara merupakan saluran pendistribusian gas yang

diterima dari PT Pertamina. Dengan semakin naiknya nilai minyak bumi, maka proses

pemulihan hasil gas makin ditingkatkan.

Melihat gas alam saat ini telah menjadi sumber energi alternatif yang banyak

digunakan oleh masyarakat untuk berbagai keperluan, baik untuk perumahan,

komersial maupun industri dan penggunaan gas alam selalu meningkat dari tahun ke

tahun, sehingga penulis tertarik untuk mengetahui banyaknya jumlah pelanggan energi

gas yang diperoleh dari PT Perusahaan Gas Negara (PERSERO) Cabang Medan.

Oleh karena berbagai alasan di atas itulah maka penulis mencoba untuk

(13)

(PERSERO) Cabang Medan untuk tahun 2012. Untuk mencapai tujuan yang

diinginkan tersebut di atas, maka penulis mencoba membuat sebuah Tugas Akhir yang

berjudul “PERAMALAN JUMLAH PELANGGAN ENERGI GAS PADA PT PERUSAHAAN GAS NEGARA (PERSERO) CABANG MEDAN TAHUN 2012”.

1.2Identifikasi Masalah

Saat ini, gas alam telah menjadi sumber daya alam yang banyak dimanfaatkan dalam

kehidupan manusia. PT Perusahaan Gas Negara merupakan sumber pendistribusian

gas yang disalurkan dari Pertamina (dalam tekanan yang cukup tinggi) yang kemudian

disalurkan kepada pelanggannya untuk berbagai kebutuhan yang semakin meningkat.

Adapun yang menjadi masalah dalam tulisan ini adalah bagaimana peramalan jumlah

pelanggan energi gas pada PT Perusahaan Gas Negara (PERSERO) Cabang Medan

tahun 2012.

1.3Batasan Masalah

Agar penelitian ini tepat pada sasaran yang dituju, maka penulis menetapkan

pembatasan ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas yaitu berdasarkan data

jumlah pelanggan energi gas pada PT Perusahaan Gas Negara (PERSERO) Cabang

(14)

1.4Maksud dan Tujuan

Maksud dari penelitian ini adalah untuk meramalkan jumlah pelanggan energi gas

pada PT Perusahaan Gas Negara (PERSERO) Cabang Medan tahun 2012 berdasarkan

data dari tahun 2000-2009. Adapun tujuannya adalah untuk mengetahui peramalan

jumlah pelanggan energi gas di masa yang akan datang sehingga dapat menjadi

masukan bagi pembaca maupun PT Perusahaan Gas Negara (PERSERO) dalam

mengambil keputusan.

1.5Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian dalam penyusunan Tugas Akhir ini adalah :

1. Metode Penelitian Kepustakaan (Studi Literatur)

Dalam hal ini pengumpulan data dilakukan dengan membaca buku – buku ataupun

literatur yang berhubungan dengan energi gas, pelajaran – pelajaran yang didapat

melalui perkuliahan serta sumber informasi lainnya yang berhubungan dengan

objek yang diteliti.

2. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan penulis disini diperoleh melalui riset

(pengambilan data) dengan menggunakan data sekunder dari kantor Badan Pusat

Statistik (BPS) Sumatera Utara Jl. Kapten Muslim No.71, Medan. Data yang

(15)

tujuan untuk mendapatkan gambaran yang jelas dari sekumpulan data yang

diperoleh.

3. Pengolahan Data

Pengolahan data untuk meramalkan jumlah pelanggan energi gas pada PT

Perusahaan Gas Negara (PERSERO) Cabang Medan adalah dengan menggunakan

Metode Smoothing Eksponensial Ganda Satu Parameter dari Brown.

Persamaan yang dipakai dalam Metode Pemulusan (Smoothing) Eksponensial

Ganda Satu Parameter dari Brown adalah sebagai berikut :

S't = αXt + (1 - α) S't – 1

S't = nilai pemulusan eksponensial tunggal (single eksponensial smoothing value)

S"t = nilai pemulusan eksponensial ganda (double eksponensial smoothing value) α = parameter pemulusan eksponensial dengan besar 0 < α < 1

at, , bt = konstanta pemulusan

Ft+m = hasil peramalan untuk m periode ke depan yang diramalkan

(16)

Sistematika penulisan diuraikan untuk memberikan kerangka atau gambaran dari

Tugas Akhir ini, yaitu sebagai berikut :

BAB 1 : PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah,

batasan masalah, maksud dan tujuan, metodologi penelitian,

dan sistematika penulisan.

BAB 2 : TINJAUAN TEORITIS

Bab ini menguraikan tentang segala sesuatu yang menyangkut

terhadap penyelesaian masalah yang dihadapi, sesuai dengan

judul yang diutarakan.

BAB 3 : SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET

Bab ini menjelaskan/menceritakan tentang sejarah singkat

berdirinya Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara.

BAB 4 : ANALISIS DAN PENGOLAHAN DATA

Bab ini menguraikan tentang data yang telah diamati beserta

analisisnya

BAB 5 : IMPLEMENTASI SISTEM

Bab ini menguraikan tentang program atau software yang

dipakai sebagai analisis terhadap data yang diperoleh yaitu

(17)

BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menguraikan tentang kesimpulan dan saran dari

(18)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Pengertian Peramalan

Kegiatan manusia senantiasa diarahkan pada kondisi pada waktu yang akan datang,

yang keberadaannya tidak dapat diketahui secara pasti. Usaha untuk meminimalkan

ketidakpastian tersebut lazim dilakukan dengan metode atau teknik peramalan tertentu

(teknik merupakan bagian dari metode). Peramalan adalah kegiatan untuk

memperkirakan apa yang akan terjadi atau kapan suatu peristiwa akan terjadi/timbul,

sehingga tindakan atau keputusan yang tepat dapat dilakukan. Dalam peramalan

didasarkan pada bermacam – macam cara yaitu Metode Perataan (Average), Metode

Pemulusan (Smoothing) Eksponensial, dan Metode Box Jenkins.

Disamping itu, melalui metode atau teknik peramalan diharapkan dapat

diidentifikasikan model yang akan digunakan untuk meramalkan kondisi pada waktu

yang akan datang. Model peramalan itu secara umum dapat dikemukakan sebagai :

Yt = pola + error. Jadi, data dibedakan menjadi komponen yang dapat diidentifikasi

(19)

peramalan adalah untuk mengidentifikasikan suatu model peramalan sedemikian rupa

sehingga error-nya menjadi seminimal mungkin.

Penggunaan teknik peramalan diawali dengan pengeksplorasian kondisi (pola

data) pada waktu – waktu yang lalu guna mengembangkan model yang sesuai dengan

pola data dengan menggunakan asumsi bahwa pola data pada waktu yang lalu itu akan

berulang lagi pada waktu yang akan datang. Selanjutnya, model itu digunakan untuk

meramalkan kondisi – kondisi pada waktu – waktu yang akan datang. Bila uraian

mengenai kegiatan peramalan tersebut diamati, ada dua dimensi waktu yang tercakup,

yaitu waktu yang lalu dimana data tersedia dan waktu yang akan datang dimana data

tidak tersedia.

Kegiatan penerapan model yang telah dikembangkan pada waktu lalu

dinamakan proyeksi, sedangkan kegiatan penerapan model yang telah dikembangkan

pada waktu yang akan datang dinamakan peramalan. Penggunaan metode atau teknik

peramalan dengan model yang diidentifikasikan secara tepat juga didukung oleh baik

tidaknya data maupun informasi yang digunakan. Selama data maupun informasi yang

digunakan tidak dapat meyakinkan seperti sumber dari data atau informasi yang tidak

jelas, maka hasil peramalan yang disusun juga akan sulit dipercaya akan ketepatan dan

(20)

2.2 Kegunaan Peramalan

Sering terdapat senjang waktu (time lag) antara kesadaran akan peristiwa atau

kebutuhan mendatang dengan peristiwa itu sendiri. Adanya waktu tenggang (lead

time) ini merupakan alasan utama bagi perencanaan dan peramalan. Jika waktu

tenggang ini nol atau sangat kecil, maka perencanaan tidak diperlukan. Jika waktu

tenggang ini panjang dan hasil peristiwa akhir bergantung pada faktor – faktor yang

dapat diketahui, maka perencanaan dapat memegang peranan penting.

Dalam sebuah instansi pemerintah maupun swasta, perencanaan sangat

dibutuhkan untuk pengambilan keputusan untuk beberapa waktu kedepan. Peramalan

merupakan alat bantu yang penting dalam perencanaan yang efektif dan efisien.

Apalagi saat ini, telah terjadi kemajuan yang pesat dalam bidang peramalan. Beberapa

kegunaan peramalan dalam bagian organisasi yaitu :

1. Penjadwalan sumber daya yang tersedia.

Penggunaan sumber daya yang efisien memerlukan penjadwalan produksi,

transportasi, kas, personalia, dan sebagainya. Input yang penting untuk

penjadwalan seperti itu adalah ramalan tingkat permintaan untuk produk, bahan,

tenaga kerja, finansial, atau jasa pelayanan.

2. Penyediaan sumber daya tambahan.

Waktu tenggang (lead time) untuk memperoleh bahan baku, menerima pekerja

baru, atau membeli mesin dan peralatan dapat berkisar antara beberapa hari

sampai beberapa tahun. Peramalan diperlukan untuk menentukan kebutuhan

(21)

3. Penentuan sumber daya yang diinginkan.

Setiap organisasi harus menentukan sumber daya yang ingin dimiliki dalam jangka

panjang. Keputusan semacam itu bergantung pada kesempatan pasar, faktor –

faktor lingkungan, dan pengembangan internal dari sumber daya finansial,

manusia, produk, dan teknologis. Semua penentuan ini memerlukan ramalan yang

baik dan manajer yang dapat menafsirkan pendugaan serta membuat keputusan

yang tepat.

Tiga kelompok di atas merupakan bentuk khas dari keperluan peramalan

jangka pendek, menengah, dan panjang dari organisasi saat ini selain bidang lainnya.

Organisasi dalam membangun suatu sistem peramalan perlu memiliki pengetahuan

dan keterampilan yang meliputi paling sedikit empat bidang : identifikasi dan definisi

masalah peramalan ; aplikasi serangkaian metode peramalan ; prosedur pemilihan

metode yang tepat untuk situasi tertentu ; dan dukungan organisasi untuk menerapkan

dan menggunakan metode peramalan secara formal.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dikatakan bahwa metode peramalan

sangat dibutuhkan dan berguna untuk menganalisis data masa lalu untuk keperluan

waktu yang akan datang. Sehingga, dengan metode peramalan akan diperoleh

(22)

2.3 Jenis – Jenis Peramalan

Berdasarkan sifat penyusunannya, teknik peramalan dapat dibagi dalam dua kategori

utama yaitu :

1. Peramalan yang subjektif

Peramalan yang subjektif adalah yang didasarkan atas perasaan atau intuisi dari

orang yang menyusunnya. Dalam hal ini pandangan dari orang yang menyusunnya

sangat menentukan baik tidaknya hasil ramalan tersebut.

2. Peramalan yang objektif

Peramalan yang objektif adalah peramalan yang didasarkan atas data yang relevan

pada masa lalu, dengan menggunakan teknik – teknik dan metode – metode dalam

penganalisaan data tersebut.

Berdasarkan jangka waktu disusun, maka peramalan dapat dibedakan atas dua

kategori utama yaitu :

1. Peramalan Jangka Panjang

Peramalan jangka panjang adalah peramalan yang dilakukan untuk penyusunan

hasil ramalan yang jangka waktunya lebih dari satu setengah tahun. Misalnya,

diperlukan penyusunan rencana pembangunan suatu negara atau daerah dan lain

sebagainya.

2. Peramalan Jangka Pendek

Peramalan jangka pendek adalah peramalan yang dilakukan untuk penyusunan

(23)

peramalan penyusunan rencana produksi, rencana penjualan, rencana persediaan,

dan lain sebagainya.

Berdasarkan sifat ramalan yang telah disusun, maka peramalan dapat dibedakan atas

dua kategori utama yaitu :

1. Peramalan yang Kualitatif atau Teknologis

Peramalan kualitatif adalah peramalan yang didasarkan atas data kualitatif pada

masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat sangat bergantung pada orang yang

menyusunnya. Hal ini sangat penting karena hasil peramalan tersebut ditentukan

berdasarkan pemikiran yang bersifat intuisi, pendapat, dan pengetahuan dari orang

yang menyusunnya. Metode kualitatif dapat dibagi menjadi dua yaitu metode

eksploratoris dan normatif.

2. Peramalan Kuantitatif

Peramalan kuantitatif merupakan peramalan yang didasarkan atas data kuantitatif

pada masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat sangat bergantung kepada metode

yang dipergunakan dalam peramalan tersebut. Dengan metode yang berbeda akan

diperoleh hasil peramalan yang berbeda pula. Baik tidaknya metode yang

digunakan ditentukan oleh perbedaan atau penyimpangan hasil ramalan dengan

kenyataan yang tejadi. Semakin kecil penyimpangan antara hasil dengan

kenyataan yang terjadi berarti metode yang dipergunakan semakin baik. Metode

kuantitatif dapat dibagi dalam deret berkala (time series) dan metode kausal.

Saat ini telah dikembangkan beberapa metode atau teknik – teknik peramalan

(24)

penulis membatasi bahwa metode peramalan yang akan digunakan dalam penyusunan

Tugas Akhir ini adalah cara memperkirakan sesuatu yang akan terjadi di masa depan

secara kuantitatif. Oleh karena itu, dalam pembahasan selanjutnya akan ditekankan

pada peramalan kuantitatif. Pada dasarnya metode peramalan kuantitatif ini dibedakan

atas :

1. Metode peramalan yang didasarkan atas penggunaan analisa pola hubungan antar

variabel yang akan diperkirakan dengan variabel waktu, yang merupakan deret

waktu (time series).

2. Metode peramalan yang didasarkan atas penggunaan analisa pola hubungan antara

variabel yang akan diperkirakan dengan variabel lain yang mempengaruhinya,

bukan waktu, yang disebut dengan metode korelasi atau sebab akibat (causal

methods).

Dalam penulisan Tugas Akhir ini, digunakan metode peramalan yang pertama,

yaitu peramalan dengan menggunakan variabel waktu atau yang dikenal dengan “time

series”.

Peramalan kuantitatif dapat digunakan bila terdapat tiga kondisi yaitu :

1. Adanya informasi tentang masa lalu

2. Informasi tersebut dapat dikuantitatifkan dalam bentuk data

3. Informasi tersebut dapat diasumsikan bahwa beberapa aspek pola masa lalu akan

(25)

Kondisi yang terakhir ini dibuat sebagai asumsi yang berkesinambungan

(assumtion of mend continuity). Asumsi ini merupakan modal yang mendasari dari

semua metode peramalan kuantitatif dan banyak metode peramalan teknologis,

terlepas dari bagaimana canggihnya metode tersebut.

2.4 Metode Peramalan

Metode – metode peramalan dengan analisa deret waktu yaitu :

1. Metode Pemulusan Eksponensial dan Rata – Rata Bergerak

Sering digunakan untuk jangka pendek dan jarang dipakai untuk peramalan jangka

panjang.

2. Metode Regresi

Metode ini bisa digunakan untuk ramalan jangka menengah dan jangka panjang.

3. Metode Box-Jenkins

Jarang dipakai, namun baik untuk ramalan jangka pendek, menengah dan jangka

panjang.

2.4.1 Analisa Deret Berkala

Data berkala (time series) adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu untuk

(26)

Analisis data berkala memungkinkan untuk mengetahui perkembangan suatu atau

beberapa kejadian serta hubungannya dengan kejadian lain.

Metode time series merupakan metode peramalan kuantitatif didasarkan atas

penggunaan analisis pola hubungan antar variabel yang akan diperkirakan dengan

variabel waktu. Tujuan time series ini mencakup meneliti pola data yang digunakan

untuk meramalkan apakah data tersebut stasioner atau tidak dan ekstrapolasi ke masa

yang akan datang. Stasioner itu sendiri berarti bahwa tidak dapat pertumbuhan atau

penurunan data. Data secara kasar harus horizontal sepanjang waktu, dengan kata lain

fluktuasi data tetap konstan setiap waktu.

2.4.2 Pemilihan Teknik dan Metode Peramalan

Dalam pemilihan teknik dan metode peramalan, pertama – tama perlu diketahui ciri –

ciri penting yang perlu diperhatikan bagi pengambilan keputusan dan analisa keadaan

dalam mempersiapkan peramalan.

Ada enam faktor utama yang diidentifikasikan sebagai teknik dan metode

peramalan, yaitu :

1. Horizon Waktu

Ada dua aspek dari horizon waktu yang berhubungan dengan masing – masing

metode peramalan. Pertama adalah cakupan waktu di masa yang akan datang.

(27)

2. Pola Data

Dasar utama dari metode peramalan adalah anggapan bahwa macam dari pola

yang didapati di dalam data yang diramalkan akan berkelanjutan.

3. Jenis dari Model

Model – model merupakan suatu deret dimana waktu digambarkan sebagai unsur

yang penting untuk menentukan perubahan – perubahan dalam pola. Model –

model perlu diperhatikan karena masing – masing model mempunyai kemampuan

yang berbeda dalam analisa keadaan untuk pengambilan keputusan.

4. Biaya yang Dibutuhkan

Umumnya ada empat unsur biaya yang tercakup dalam penggunaan suatu prosedur

peramalan. Yakni biaya – biaya pengembangan, penyimpanan (storage) data,

operasi pelaksanaan, dan kesempatan dalam penggunaan teknik – teknik dan

metode peramalan.

5. Ketepatan Metode Peramalan

Tingkat ketepatan yang dibutuhkan sangat erat kaitannya dengan tingkat perincian

yang dibutuhkan dalam suatu peramalan.

6. Kemudahan dalam Penerapan

Metode – metode yang dapat dimengerti dan mudah dialokasikan sudah

(28)

2.4.3 Penentuan Pola Data

Hal penting harus diperhatikan dalam metode deret berkala adalah menentukan jenis

pola data historisnya. Sehingga pola data yang tepat dengan pola data historis tersebut

dapat diuji, dimana pola data umumnya dapat dibedakan sebagai berikut :

1. Pola Data Horizontal

Pola ini terjadi bila berfluktuasi di sekitar nilai rata – rata yang konstan.

2. Pola Data Musiman (Seosonal)

Pola yang menunjukkan perubahan yang berulang – ulang secara periodik dalam

deret waktu. Pola yang ini terjadi bila suatu deret dipengaruhi oleh faktor

musiman, misalnya : kuartal tahun tertentu, bulanan, atau hari – hari pada minggu

tertentu.

3. Pola Siklis (Cyclical)

Pola data yang menunjukkan gerakan naik turun dalam jangka panjang dari suatu

kurva trend. Terjadi bila datanya dipengaruhi oleh fluktuasi ekonomi jangka

panjang seperti yang berhubungan dengan siklis bisnis.

4. Pola Data Trend

(29)

2.5 Metode Pemulusan (Smoothing)

Metode pemulusan (smoothing) adalah metode peramalan dengan mengadakan

penghalusan terhadap masa lalu, yaitu dengan mengambil rata – rata dari nilai

beberapa tahun lalu untuk menaksir nilai pada beberapa tahun ke depan. Secara umum

metode smoothing diklasifikasikan menjadi dua bagian :

1. Metode Rata - Rata

Metode rata – rata dibagi atas empat bagian :

a.Nilai tengah (mean)

b. Rata – rata bergerak tunggal (single moving average)

c. Rata – rata bergerak ganda (double moving average)

d. Kombinasi rata – rata bergerak lainnya.

Metode rata – rata tujuannya adalah untuk memanfaatkan data masa lalu untuk

mengembangkan suatu sistem peramalan pada periode mendatang.

2. Metode Pemulusan Eksponensial

Bentuk umum dari metode pemulusan eksponensial :

Ft+1= α Xt + (1-α) Ft

Dimana :

Ft+1 = ramalan suatu periode ke depan

Xt = data aktual pada periode ke-t

(30)

Bila bentuk umum tersebut diperluas maka akan berubah menjadi :

Dari pemulusan bentuk umum di atas dapatlah dikatakan bahwa metode

eksponensial smoothing merupakan sekelompok metode yang menunjukkan

pembobotan menurun secara eksponensial terhadap nilai observasi yang lebih tua atau

dengan kata lain observasi yang baru diberikan bobot yang relatif lebih besar dengan

nilai observasi yang lebih tua. Metode ini terdiri atas :

1. Metode Smoothing Eksponensial Tunggal

a. Satu Parameter (One Parameter)

b. Pendekatan Aditif

Digunakan untuk data yang bersifat stasioner dan tidak menunjukkan pola

data atau trend.

2. Metode Smoothing Eksponensial Ganda

a. Metode Linear Satu Parameter dari Brown

b. Metode Dua Parameter dari Holt

3. Metode Smoothing Eksponensial Triple

a. Metode Kuadratik Satu Parameter dari Brown

Digunakan untuk pola data kuadratik, kubik, atau orde yang lebih tinggi.

b. Metode Kecendrungan dan Musim Tiga Parameter dari Winter

(31)

4. Metode Smoothing Eksponensial Menurut Klasifikasi Pegels.

2.5.1 Metode yang Digunakan

Untuk mendapatkan hasil ramalan yang baik, maka harus diketahui cara peramalan

yang tepat. Maka metode peramalan deret berkala yang digunakan untuk meramalkan

jumlah pelanggan energi gas pada pemecahan masalah ini adalah dengan

menggunakan Metode Pemulusan (Smoothing) Eksponensial Ganda Satu Parameter

dari Brown.

Metode ini merupakan metode linear yang dikemukakan oleh Brown. Dasar

pemikiran dari Metode Smoothing Eksponensial Linear Satu Parameter dari Brown

adalah serupa dengan rata - rata bergerak linear, karena kedua nilai pemulusan tunggal

dan ganda ketinggalan dari data sebenarnya. Bila terdapat unsur trend, perbedaan nilai

pemulusan tunggal dan ganda dapat ditambahkan kepada pemulusan ganda dan

disesuaikan untuk trend.

Persamaan yang dipakai dalam pelaksanaan Smoothing Ekponensial Linear

Satu Parameter dari Brown adalah sebagai berikut :

S't = αXt + (1 - α) S't – 1

S"t = αS't + (1 - α) S"t – 1

(32)

bt =

S't = nilai pemulusan eksponensial tunggal (single eksponensial smoothing value)

S"t = nilai pemulusan eksponensial ganda (double eksponensial smoothing value) α = parameter pemulusan eksponensial dengan besar 0 < α < 1

at, , bt = konstanta pemulusan

Ft+m = hasil peramalan untuk m periode ke depan yang diramalkan

2.6 Ketepatan Ramalan

Ketepatan ramalan adalah suatu hal yang mendasar dalam peramalan yaitu bagaimana

mengukur kesesuaian suatu metode peramalan tertentu untuk suatu kumpulan data

yang diberikan. Ketepatan dipandang sebagai kriteria penolakan untuk memilih suatu

metode peramalan. Dalam pemodelan deret berkala (time series) dari data masa lalu

dapat diramalkan situasi yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Maka untuk

menguji kebenaran ramalan digunakan kriteria ketepatan ramalan.

Beberapa kriteria yang digunakan untuk menguji ketepatan ramalan adalah :

(33)

2. MSE (Mean Square Error) / Nilai Tengah Kesalahan Kuadrat

3. MAE (Mean Absolute Error) / Nilai Tengah Kesalahan Absolut

MAE =

4. MAPE (Mean Absolute Percentage Error) / Nilai Tengah Kesalahan Persentase

Absolut

5. MPE (Mean Percentage Error) / Nilai Tengah Kesalahan Persentase

MPE =

100 (kesalahan persentase pada periode ke-t)

(34)

N = banyaknya periode waktu

Metode peramalan yang dipilih adalah metode yang memberikan nilai MSE

(35)

BAB III

SEJARAH DAN STRUKTUR BPS

3.1 Sejarah Badan Pusat Statistik (BPS)

Badan Pusat Statistik (BPS) adalah Lembaga Negara Non Departemen. Badan Pusat

Statistik melakukan kegiatan yang ditugaskan oleh pemerintah antara lain pada bidang

pertanian, agraria, pertambangan, kependudukan, sosial, ketenagakerjaan, keuangan,

pendapatan, dan keagamaan. Selain hal - hal tersebut Badan Pusat Statistik juga

bertugas untuk melaksanakan koordinasi di lapangan, kegiatan statistik dari segenap

instansi baik di pusat maupun daerah dengan tujuan mencegah dilakukannya

pekerjaan yang serupa oleh dua atau lebih instansi, memajukan keseragaman dalam

penggunaan definisi, klasifikasi, dan ukuran - ukuran lainnya. Berikut ini beberapa

masa peralihan di BPS yaitu :

3.1.1 Masa Pemerintahan Hindia Belanda

Pada bulan Februari 1920, Kantor Statistik pertama kali didirikan oleh Direktur

(36)

Handel), dan berkedudukan di Bogor. Kantor ini ditugaskan untuk mengelola dan

mempublikasikan data statistik.

Pada bulan Maret 1923, dibentuk suatu Komisi untuk statistik yang

anggotanya merupakan tiap – tiap Departemen. Komisi tersebut diberi tugas

merencanakan tindakan yang mengarah sejauh mungkin untuk mencapai kesatuan

dalam kegiatan di bidang statistik di Indonesia.

Pada tanggal 24 September 1924, nama lembaga tersebut diganti dengan nama

Central Kantor Vor de Statistik (CKS) atau Kantor Statistik dan dipindahkan ke

Jakarta. Bersama dengan itu, beralih juga pekerjaan mekanisme statistik perdagangan

yang semula dilakukan oleh Kantor Invoer Uitvoer en Accijnsen (IUA) yang disebut

sekarang Kantor Bea dan Cukai.

3.1.2 Masa Pemerintahan Jepang

Pada bulan Juni 1944, pemerintahan Jepang baru mengaktifkan kembali kegiatan

statistik yang utamanya diarahkan untuk memenuhi kebutuhan perang atau militer.

(37)

3.1.3 Masa Kemerdekaan Republik

Setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945,

kegiatan statistik ditangani oleh lembaga atau instansi baru sesuai dengan suasana

kemerdekaan yaitu KPPURI (Kantor Penyelidikan Perangkaan Umum Republik

Indonesia). Tahun 1946, kantor KPPURI dipindahkan ke Yogyakarta sebagai hasil

dari perjanjian Linggarjati. Sementara itu, pemerintahan Belanda (NICA) di Jakarta

mengaktifkan kembali CKS.

Dengan surat Menteri Perekonomian tanggal 1 Maret 1952 No. P/44, lembaga

KPS berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Perekonomian.

Selanjutnya, keputusan Menteri Perekonomian tanggal 24 September 1953 No.

18.009/M KPS dibagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu bagian research yang disebut

Afdeling A dan bagian penyelenggaraan tata usaha yang disebut Afdeling B.

Dengan Keputusan Presiden RI No. 131 tahun 1957, kementerian

perekonomian dipecah menjadi kementerian perdagangan dan kementerian

perindustrian. Untuk selanjutnya, Keputusan Presiden RI No. 172 tahun 1957,

terhitung mulai tanggal 1 Juni 1957 KPS diubah menjadi Biro Pusat Statistik.

3.1.4 Masa Orde Baru Sampai Sekarang

Pada pemerintahan Orde Baru, khususnya untuk memenuhi kebutuhan dalam

(38)

handal, lengkap, tepat, akurat, dan terpercaya mulai diadakan pembenahan Organisasi

Biro Pusat Statistik.

Dalam masa orde baru ini BPS telah mengalami empatkali perubahan Struktur

Organisasi yaitu :

1. Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 1968 tentang Organisasi BPS.

2. Peraturan Pemerintah No. 6 tahun 1980 tantang Organisasi BPS.

3. Peraturan Pemerintah No. 2 tahun 1992 tentang kedudukan, tugas, fungsi,

suasana, dan tata kerja BPS.

4. Undang – Undang No. 16 tahun 1997 tentang Statistik.

5. Keputusan Presiden RI No. 86 tahun 1998 tentang BPS.

6. Keputusan Kepala BPS No. 100 tahun 1998 tentang organisasi dan tata kerja

BPS.

7. PP 51 tahun 1999 tentang penyelenggaraan statistik.

Tahun 1968, ditetapkan Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 1968 yaitu yang

mengatur organisasi dan tata kerja di pusat dan di daerah. Tahun 1980, Peraturan

Pemerintah No. 6 tahun 1980 tentang organisasi sebagai pengganti Peraturan

Pemerintah No. 16 tahun 1968 di tiap Propinsi dan di Kabupaten atau Kotamadya

terdapat cabang perwakilan Badan Pusat Statistik. Pada tanggal 19 Mei 1997

menetapkan tentang statistik sebagai pengganti Undang - Undang Nomor : 6 dan 7

tentang sensus dan statistik. Pada tanggal 17 Juni 1998 dengan Keputusan RI No. 86

tahun 1998 ditetapkan Biro Pusat Statistik sekaligus mengatur tata kerja dan struktur

(39)

3.2 Visi dan Misi Badan Pusat Statistik

a. Visi Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik mempunyai visi menjadikan informasi statistik sebagai tulang

punggung informasi pembangunan nasional dan regional, didukung sumber daya

manusia yang berkualitas, ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang mutakhir.

b. Misi Badan Pusat Statistik

Dalam perjuangan pembangunan nasional, Badan Pusat Statistik mengembangkan

misi mengarahkan pembangunan statistik pada penyajian data statistik yang bermutu

handal, efektif, dan efisien, peningkatan kesadaran masyarakat akan arti dan kegunaan

statistik dan pengembangan ilmu pengetahuan statistik.

3.3 Struktur Organisasi Badan Pusat Statistik

Organisasi merupakan suatu fungsi manajemen yang mempunyai peranan dan

kegiatan langsung dengan instansi sosial yang terjadi di antara individu - individu

dalam rangka kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Struktur

organisasi perusahaan merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi

tingkat keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai suatu tujuan yang ditetapkan.

Dengan adanya struktur organisasi maka akan jelaslah pemisahan tugas dari para

(40)

Struktur organisasi yang ditetapkan di Kantor Badan Pusat Statistik adalah

struktur organisasi ini dan staf. Struktur ini mengandung unsur - unsur spesialisasi

kerja, standardisasi kegiatan, sentralisasi dan desentralisasi dalam pembuatan

keputusan dan ukuran satuan yang menunjukkan lokasi kekuasaan, pembuatan

keputusan, dan ukuran satuan yang menunjukkan suatu kelompok kerja.

Adapun tujuan dari struktur organisasi ini dan staf di Kantor Badan Pusat

Statistik (BPS) Propinsi Sumatera Utara adalah :

a. Pengkoordinasian yaitu yang memungkinkan komunikasi integrasi berbagai

departemen dan kegiatan - kegiatan yang saling berhubungan satu sama lain.

b. Pemberian saran yaitu memberikan saran atau membuat rekomendasi bagi

manajemen.

c. Pembuatan keputusan yaitu membuat keputusan - keputusan dan mengamati

bagaimana pelaksanaan dari keputusan tersebut.

Adapun bagan struktur organisasi Badan Pusat Statistik Propinsi Sumatera

Utara adalah sebagai berikut :

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor : 86 tahun 1998 ditetapkan Badan

Pusat Statistik sebagaimana lampiran dalam organisasi Kantor Badan Pusat Statistik

Propinsi Sumatera Utara dipimpin oleh seorang Kepala Kantor.

Kepala Kantor dibantu tata usaha yang terdiri dari :

a. Sub Bagian Urusan Dalam

b. Sub Bagian Perlengkapan

c. Sub Bagian Keuangan

(41)

e. Sub Bagian Bina Potensi/Bina Program

Sedangkan Bidang Penunjang Statistik terdiri dari 5(lima) bidang yaitu :

1. Bidang Statistik Produksi

Bidang Statistik Produksi mempunyai tugas untuk melaksanakan kegiatan statistik

pertanian, industri, konstruksi pertambangan dan energi.

2. Bidang Statistik Distibusi

Bidang Statistik Distribusi mempunyai tugas melaksanakan kegiatan statistik

konsumen, perdagangan besar, statistik keuangan dan harga produsen serta niaga

dan jasa.

3. Bidang Statistik Kependudukan

Bidang BPS Kependudukan mempunyai tugas melaksanakan kegiatan statistik

demografi dan rumah tangga, statistik tenaga kerja, serta statistik kesejahteran.

4. Bidang Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik (IPDS)

Bidang IPDS mempunyai tugas untuk penyiapan data, penyusunan sistem, dan

program serta operasional pengolahan data dengan program komputer.

5. Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik

Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik mempunyai tugas untuk

penyusunan neraca produksi, neraca konsumsi, dan akumulasi penyajian analisis

(42)

3.4 Tugas dan Wewenang Masing - Masing Bagian di Badan Pusat Statistik

3.4.1 Bidang Tata Usaha

1. Menyusun program kerja tahunan bidang.

2. Mengatur dan melaksanakan perhimpunan dan penyusunan program kerja

tahunan, baik rutin maupun proyek kantor BPS propinsi dan menyampaikan ke

BPS.

3. Mengatur dan melaksanakan urusan dalam yang meliputi surat - surat

penggandaan atau percetakan, kearsipan, rumah tangga, pemeliharaan gedung,

keamanan dan ketertiban lingkungan serta perjalanan dinas dalam dan luar

negeri.

4. Mengatur dan melaksanakan urusan perlengkapan dan pembekalan yang

meliputi penyusunan rencana kebutuhan, penyaluran, dan pengemasan

penyimpanan pergudangan, iventarisasi, penghapusan serta pemeliharaan

peralatan dan perlengkapan.

5. Mengatur dan melaksanakan urusan keuangan yang meliputi tata usaha

keuangan, pembendaharaan, verifikasi, dan pembukuan.

6. Mengatur dan melaksanakan urusan dan mutasi pegawai, pembinaan pegawai,

kesejahteraan pegawai, administrasi jabatan fungsional, hukum, organisasi tata

laksana serta penyajian.

7. Menyusun laporan kegiatan sevara berkala dan sewaktu - waktu.

8. Mengatur dan melaksanakan urusan penyelenggaraan berbagai pelatihan teknis

(43)

3.4.2 Bidang Statistik Produksi

1. Menyusun program kerja tahunan bidang yang meliputi kegiatan statistik

pertanian, industri, konstruksi energi, dan statistik produksi lainnya yang

ditemukan.

2. Mengatur keikutsertaan program latihan yang diselenggarakan oleh pusat

bidang statistik produksi.

3. Membantu kepala kantor BPS atau pimpinan proyek atau bagian proyek untuk

menyiapkan program petugas bagian lapangan.

4. Mengatur dan mengkoordinasi penyelenggaraan pelatihan petugas lapangan di

pusat pelatihan serta mengatur penjatahan pelatihan.

5. Mengatur dan melaksanakan penjatahan dan pengawasan lapangan terhadap

pelaksanaan lapangan produksi.

6. Mengatur dan melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan dokumen hasil

pengumpulan data statistik produksi.

7. Bersama - sama dengan bidang pengolahan data, mengatur dan menyiapkan

data statistik produksi melalui komputer sesuai yang diterapkan.

8. Mengatur dan melaksanakan evaluasi hasil kerja kegiatan statistik produksi.

9. Mengatur dan menyiapkan hasil pengolahan statistik produksi yang akan

dikirim ke pusat melalui komputer sesuai dengan jadwal yang ditentukan.

10.Membantu Kepala Kantor Badan Pusat Statistik melakukan pembinaan secara

teratur petugas pencacah, pengawas, dan pemeriksaan pengumpulan data

(44)

3.4.3 Bidang Statistik Ditribusi

1. Menyusun program kerja tahunan bidang yang meliputi kegiatan statistik

pertanian, industri, konstruksi energi, dan statistik produksi lainnya yang

ditemukan.

2. Mengatur keikutsertaan program pelatihan yang diselenggarakan oleh pusat di

bidang statistik ditribusi.

3. Membantu kepala kantor BPS propinsi atau pimpinan proyek untuk

menyiapkan program tugas lapangan.

4. Mengatur dan mengkoordinasi penyelenggaraan pelatihan petugas lapangan di

pusat pelatihan serta mengatur penjatahan pelatihannya.

5. Mengatur dan melaksanakan penjatahan dan pengawasan lapangan terhadap

pelaksanaan lapangan statistik distribusi.

3.4.4 Bidang Pengolahan Data

1. Menyusun program kerja tahunan bidang.

2. Meneliti jenis data yang diolah melalui komputer dan bersama - sama dengan

bidang yang bersangkutan serta menentukan sistem pengolahan dengan

komputer.

3. Mengatur pembuatan sistem dan program pelaksanaan penyiapan data dan

operasi pengolahannya.

4. Mengatur dan melaksanakan penerimaan dokumen yang diolah dengan

(45)

5. Mengatur dan melaksanakan tugas yang langsung diberikan atasan.

3.4.5 Bidang Statistik Kependudukan

1. Menyusun program kerja tahunan bidang.

2. Melaksanakan kegiatan statistik demografi dan rumah tangga,

ketenagakerjaan, kesejahteraan rakyat dan statistik kependudukan lainnya yang

ditentukan.

3. Mengatur dan melaksanakan penjatahan dokumen yang diperlukan untuk

pelaksanaan lapangan.

4. Melakukan pembinaan, pengamatan lanjut dan pengawasan lapangan terhadap

pelaksanaan kegiatan statistik kependudukan.

5. Mengatur dan menyiapkan dokumen dan hasil pengolahan statistik

kependudukan melalui komputer sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.

3.4.6 Bidang Neraca Wilayah dan Analisa

1. Menyusun program kerja tahunan.

2. Menyusun dan melaksanakan penerangan kegiatan statistik kepada

(46)

BAB IV

ANALISIS DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Data yang Dibutuhkan

Tabel 4.1 Data Jumlah Pelanggan Energi Gas Pada PT. Perushaan Gas Negara (PERSERO) Cabang Medan

NO Tahun Jumlah Pelanggan

1 2000 11.221

2 2001 12.134

3 2002 12.683

4 2003 14.400

5 2004 17.060

6 2005 17.715

7 2006 18.628

8 2007 19.245

9 2008 19.094

10 2009 19.201

(47)

Gambar 4.1 Plot Data Jumlah Pelanggan Gas dari Tahun 2000 - 2009

4.2 Metode Smoothing Eksponensial Linear Satu Parameter dari Brown

4.2.1 Penaksiran Model Peramalan

Dalam pengolahan dan penganalisaan data, penulis mengaplikasikan data (tabel 4.1)

dengan metode peramalan (forecasting) berdasarkan metode smoothing eksponensial

linear satu parameter dari Brown.

Untuk memenuhi perhitungan smoothing eksponensial ganda, tunggal, dan

ramalan yang akan datang maka terlebih dahulu penulis akan menentukan parameter

nilai α yang biasanya dihitung secara trial and error (coba dan salah). Suatu nilai α

dipilih yang besarnya 0<α<1, dihitung Mean Square Error (MSE) yang merupakan

(48)

kesalahan untuk masing - masing item dalam sebuah susunan data dan kemudian

dicoba nilai α yang lain.

Untuk menghitung MSE pertama kali dicari error terlebih dahulu, yang

merupakan hasil dari data asli dikurangi hasil ramalan. Lalu tiap error dikuadratkan

dan dibagi dengan banyaknya error. Secara sistematik rumus MSE (Mean Square

Error) sebagai berikut :

MSE =

N e

N

t t

(49)

Tabel 4.2 Menentukan Nilai MSE dengan Menggunakan α = 0,1

Xt S't S"t at bt Ft+m e e2

11.221,00 11.221,00 11.221,00

12.134,00 11.312,30 11.230,13 11.394,47 9,13

12.683,00 11.449,37 11.252,05 11.646,69 21,92 11.403,60 1.279,40 1.636.864,36

14.400,00 11.744,43 11.301,29 12.187,57 49,24 11.668,61 2.731,39 7.460.491,33 17.060,00 12.275,99 11.398,76 13.153,22 97,47 12.236,81 4.823,19 23.263.142,48 17.715,00 12.819,89 11.540,87 14.098,91 142,11 13.250,69 4.464,31 19.930.086,10 18.628,00 13.400,70 11.726,86 15.074,55 185,98 14.241,02 4.386,98 19.245.595,45 19.245,00 13.985,13 11.952,68 16.017,58 225,83 15.260,53 3.984,47 15.876.011,31

19.094,00 14.496,02 12.207,02 16.785,02 254,33 16.243,41 2.850,59 8.125.887,92 19.201,00 14.966,52 12.482,97 17.450,07 275,95 17.039,35 2.161,65 4.672.722,20

(50)

Tabel 4.3 Menentukan Nilai MSE dengan Menggunakan α = 0,2

Xt S't S"t at bt Ft+m e e2

11.221,00 11.221,00 11.221,00

12.134,00 11.403,60 11.257,52 11.549,68 36,52

12.683,00 11.659,48 11.337,91 11.981,05 80,39 11.586,20 1096,80 1.202.970,24

14.400,00 12.207,58 11.511,85 12.903,32 173,93 12.061,44 2.338,56 5.468.862,87 17.060,00 13.178,07 11.845,09 14.511,04 333,24 13.077,26 3.982,74 15.862.249,77 17.715,00 14.085,45 12.293,16 15.877,74 448,07 14.844,29 2.870,71 8.240.987,39 18.628,00 14.993,96 12.833,32 17.154,60 540,16 16.325,82 2.302,18 5.300.046,75 19.245,00 15.844,17 13.435,49 18.252,85 602,17 17.694,76 1.550,24 2.403.235,33

19.094,00 16.494,14 14.047,22 18.941,05 611,73 18.855,02 238,98 57.112,56

19.201,00 17.035,51 14.644,88 19.426,14 597,66 19.552,78 -351,78 123.749,20

(51)

Tabel 4.4 Menentukan Nilai MSE dengan Menggunakan α = 0,3

Xt S't S"t at bt Ft+m e e2

11.221,00 11.221,00 11.221,00

12.134,00 11.494,90 11.303,17 11.686,63 82,17

12.683,00 11.851,33 11.467,62 12.235,04 164,45 11.768,80 914,20 835.761,64

14.400,00 12.615,93 11.812,11 13.419,75 344,49 12.399,49 2.000,51 4.002.040,26 17.060,00 13.949,15 12.453,22 15.445,08 641,11 13.764,24 3.295,76 10.862.007,61 17.715,00 15.078,91 13.240,93 16.916,88 787,70 16.086,19 1.628,81 2.653.017,13

18.628,00 16.143,63 14.111,74 18.175,53 870,81 17.704,59 923,41 852.688,72

19.245,00 17.074,04 15.000,43 19.147,66 888,69 19.046,34 198,66 39.465,75

19.094,00 17.680,03 15.804,31 19.555,75 803,88 20.036,35 -942,35 888.019,35

19.201,00 18.136,32 16.503,91 19.768,73 699,60 20.359,63 -1.158,63 1.342.424,03

(52)

Tabel 4.5 Menentukan Nilai MSE dengan Menggunakan α = 0,4

Xt S't S"t at bt Ft+m e e2

11.221,00 11.221,00 11.221,00

12.134,00 11.586,20 11.367,08 11.805,32 146,08

12.683,00 12.024,92 11.630,22 12.419,62 263,14 11.951,40 731,60 535.238,56

14.400,00 12.974,95 12.168,11 13.781,79 537,89 12.682,76 1.717,24 2.948.913,22 17.060,00 14.608,97 13.144,45 16.073,49 976,34 14.319,69 2.740,31 7.509.309,86 17.715,00 15.851,38 14.227,23 17.475,54 1.082,77 17.049,83 665,17 442.448,47

18.628,00 16.962,03 15.321,15 18.602,91 1.093,92 18.558,31 69,69 4.856,60

19.245,00 17.875,22 16.342,78 19.407,66 1.021,63 19.696,83 -451,83 204.153,37

19.094,00 18.362,73 17.150,76 19.574,70 807,98 20.429,29 -1.335,29 1.782.994,45 19.201,00 18.698,04 17.769,67 19.626,41 618,91 20.382,69 -1.181,69 1.396.381,28

(53)

Tabel 4.6 Menentukan Nilai MSE dengan Menggunakan α = 0,5

Xt S't S"t at bt Ft+m e e

2

11.221,00 11.221,00 11.221,00

12.134,00 11.677,50 11.449,25 11.905,75 228,25

12.683,00 12.180,25 11.814,75 12.545,75 365,50 12.134,00 549,00 301.401,00

14.400,00 13.290,13 12.552,44 14.027,81 737,69 12.911,25 1,488,75 2.216.376,56 17.060,00 15.175,06 13.863,75 16.486,38 1.311,31 14.765,50 2,294,50 5.264.730,25

17.715,00 16.445,03 15.154,39 17.735,67 1.290,64 17.797,69 -82,69 6.837,22

18.628,00 17.536,52 16.345,45 18.727,58 1.191,06 19.026,31 -398,31 158.652,85 19.245,00 18.390,76 17.368,11 19.413,41 1.022,65 19.918,64 -673,64 453.791,69

19.094,00 18.742,38 18.055,24 19.429,52 687,14 20.436,06 -1.342,06 1.801.131,75

19.201,00 18.971,69 18.513,47 19.429,91 458,22 20.116,65 -915,65 838.419,21

(54)

Tabel 4.7 Menentukan Nilai MSE dengan Menggunakan α = 0,6

Xt S't S"t at bt Ft+m e e2

11.221,00 11.221,00 11.221,00

12.134,00 11.768,80 11.549,68 11.987,92 328,68

12.683,00 12.317,32 12.010,26 12.624,38 460,58 12.316,60 366,40 134.248,96

14.400,00 13.566,93 12.944,26 14.189,59 934,00 13.084,96 1.315,04 1.729.330,20 17.060,00 15.662,77 14.575,37 16.750,17 1.631,11 15.123,59 1.936,41 3.749.675,94 17.715,00 16.894,11 15.966,61 17.821,60 1.391,24 18.381,28 -666,28 443.929,04 18.628,00 17.934,44 17.147,31 18.721,58 1.180,70 19.212,85 -584,85 342.048,68

19.245,00 18.720,78 18.091,39 19.350,16 944,08 19.902,27 -657,27 432.009,93

19.094,00 18.944,71 18.603,38 19.286,04 511,99 20.294,24 -1.200,24 1.440.585,21

19.201,00 19.098,48 18.900,44 19.296,52 297,06 19.798,03 -597,03 356.446,15

(55)

Tabel 4.8 Menentukan Nilai MSE dengan Menggunakan α = 0,7

Xt S't S"t at bt Ft+m e e2

11.221,00 11.221,00 11.221,00

12.134,00 11.860,10 11.668,37 12.051,83 447,37

12.683,00 12.436,13 12.205,80 12.666,46 537,43 12.499,20 183,80 33.782,44

14.400,00 13.810,84 13.329,33 14.292,35 1.123,53 13.203,89 1.196,11 1.430.679,13 17.060,00 16.085,25 15.258,47 16.912,03 1.929,15 15.415,88 1.644,12 2.703.143,73 17.715,00 17.226,08 16.635,80 17.816,36 1.377,32 18.841,18 -1.126,18 1.268.271,26 18.628,00 18.207,42 17.735,93 18.678,91 1.100,14 19.193,68 -565,68 319.989,86

19.245,00 18.933,73 18.574,39 19.293,06 838,45 19.779,05 -534,05 285.209,49

19.094,00 19.045,92 18.904,46 19.187,38 330,07 20.131,52 -1.037,52 1.076.446,02

19.201,00 19.154,48 19.079,47 19.229,48 175,01 19.517,45 -316,45 100.138,70

(56)

Tabel 4.9 Menentukan Nilai MSE dengan Menggunakan α = 0,8

Xt S't S"t at bt Ft+m e e2

11,221.00 11.221,00 11.221,00

12,134.00 11.951,40 11.805,32 12.097,48 584,32

12,683.00 12.536,68 12.390,41 12.682,95 585,09 12.681,80 1,20 1,44

14,400.00 14.027,34 13.699,95 14.354,72 1.309,54 13.268,04 1.131,96 1.281.333,44 17,060.00 16.453,47 15.902,76 17.004,17 2.202,81 15.664,26 1.395,74 1.948.078,98 17,715.00 17.462,69 17.150,71 17.774,68 1.247,94 19.206,98 -1.491,98 2.226.016,26

18,628.00 18.394,94 18.146,09 18.643,78 995,38 19.022,62 -394,62 155.727,34

19,245.00 19.074,99 18.889,21 19.260,77 743,12 19.639,17 -394,17 155.369,88

19,094.00 19.090,20 19.050,00 19.130,40 160,79 20.003,88 -909,88 827.887,11

19,201.00 19.178,84 19.153,07 19.204,61 103,07 19.291,19 -90,19 8.133,59

(57)

Tabel 4.10 Menentukan Nilai MSE Menggunakan α = 0,9

Xt S't S"t at bt Ft+m e e2

11.221,00 11,221,00 11.221,00

12.134,00 12,042,70 11.960,53 12.124,87 739,53

12.683,00 12,618,97 12.553,13 12.684,81 592,60 12.864,40 -181,40 32.905,96

14.400,00 14,221,90 14.055,02 14.388,77 1.501,89 13.277,41 1.122,59 1.260.208,31 17.060,00 16,776,19 16.504,07 17.048,31 2.449,05 15.890,67 1.169,33 1.367.337,33 17.715,00 17,621,12 17.509,41 17.732,82 1.005,34 19.497,36 -1.782,36 3.176.805,39

18.628,00 18,527,31 18.425,52 18.629,10 916,11 18.738,17 -110,17 12.136,38

19.245,00 19,173,23 19.098,46 19.248,00 672,94 19.545,21 -300,21 90.125,71

19.094,00 19,101,92 19.101,58 19.102,27 3,12 19.920,94 -826,94 683.830,16

19.201,00 19,191,09 19.182,14 19.200,04 80,56 19.105,39 95,61 9.142,05

(58)

Kemudian salah satu nilai MSE tersebut dibandingkan untuk menentukan nilai α yang

memberikan nilai MSE yang terkecil / minimum. Perbandingan ukuran ketepatan

metode peramalan peningkatan Jumlah Pelnggan energi gas pada PT Perusahaan Gas

Negara (PERSERO) Cabang Medan dengan melihat MSE sebagai berikut :

Tabel 4.11 Perbandingan Ukuran Ketepatan Metode Peramalan

α 2

e MSE

0,1 100.210.801,15 10.021.080,11

0,2 38.659.214,11 3.865.921,41

0,3 21.475.424,49 2.147.542,45

0,4 14.824.295,81 2.482.429,58

0,5 11.041.340,54 1.104.134.05

0,6 8.628.274,12 862.827,41

0,7 7.217.660,62 721.766,06

0,8 6.602.548,04 660.254,80

0,9 6.632.491,27 663.249,13

Sumber : Perhitungan

Dari Tabel 4.11 di atas, dapat dilihat bahwa yang menghasilkan nilai MSE yang

(59)

Tabel 4.12 Aplikasi Pemulusan (Smoothing) Eksponensial Linear Satu Parameter dari Brown

Menggunakan α = 0,8 pada Data Jumlah Pelanggan Energi Gas

Periode Tahun Xt S't S"t at bt Ft+m e abs e e2

1 2000 11.221,00 11.221,00 11.221,00

2 2001 12.134,00 11.951,40 11.805,32 12.097,48 584,32

3 2002 12.683,00 12.536,68 12.390,41 12.682,95 585,09 12.681,80 1,20 1,20 1,44 4 2003 14.400,00 14.027,34 13.699,95 14.354,72 1.309,54 13.268,04 1.131,96 1.131,96 1.281.333,44

5 2004 17.060,00 16.453,47 15.902,76 17.004,17 2.202,81 15.664,26 1.395,74 1.395,74 1.948.078,98 6 2005 17.715,00 17.462,69 17.150,71 17.774,68 1.247,94 19.206,98 -1.491,98 1.491,98 2.226.016,26 7 2006 18.628,00 18.394,94 18.146,09 18.643,78 995,38 19.022,62 -394,62 394,62 155.727,34 8 2007 19.245,00 19.074,99 18.889,21 19.260,77 743,12 19.639,17 -394,17 394,17 155.369,88 9 2008 19.094,00 19.090,20 19.050,00 19.130,40 160,79 20.003,88 -909,88 909,88 827.887,11

10 2009 19.201,00 19.178,84 19.153,07 19.204,61 103,07 19.291,19 -90,19 90,19 8.133,59

Total -751.95 5,809.74 6,602,548.04

(60)

Ukuran ketepatan Metode Peramalan dengan α = 0,8 :

2. MSE (Mean Square Error) / Nilai Tengah Kesalahan Kuadrat

MSE =

3. MAE (Mean Absolute Error) / Nilai Tengah Kesalahan Absolut

(61)

4. MAPE (Mean Absolute Percentage Error) / Nilai Tengah Kesalahan Persentase

5. MPE (Mean Percentage Error) / Nilai Tengah Kesalahan Persentase

MPE =

4.3.2 Penentuan Bentuk Persamaan Peramalan

Setelah ditentukan harga parameter smoothing eksponensial yang besarnya 0<α<1

dengan cara trial and error didapat perhitungan peramalan smoothing eksponensial

(62)

Perhitungan pada tabel 4.12 di atas didasarkan pada α = 0,8 dan ramalan untuk

satu periode ke depan yaitu dalam perhitungan periode ke-11, serta gambar smoothing

eksponensial linear satu parameter dari Brown.

Gambar 4.2 Plot Pemulusan Peramalan dengan α = 0,8

Seperti yang sudah dijelaskan pada bab 2 (tinjauan teoritis) persamaan yang

dipakai dalam perhitungan peramalan ini sebagai berikut :

S't = αXt + (1 - α) S't – 1

Berdasarkan data terakhir dapat dibuat peramalan untuk satuan tahun

berikutnya dengan bentuk persamaan peramalan :

Ft+m = 19.204,61 + (103,07) (m)

(63)

4.4 Peramalan Jumlah Pelnggan Gas

Setelah diketahui bahwa error yang didapat pada model peramalan bersifat random

maka dilakukan peramalan Jumlah Pelanggan gas untuk tahun 2010-2012 dengan

menggunakan persamaan :

Ft+m = 19.204,61 + (103,07) (m)

Setelah diperoleh model peramalan Jumlah Pelanggan gas maka dapat dihitung

untuk 3 periode ke depan, yaitu untuk tahun 2010-2012 seperti yang tertera di bawah

ini :

a. Untuk Periode 11 (tahun 2010)

Ft+m = 19.204,61 + 103,07 (m)

F10+1 = 19.204,61 + (103,07) (1)

F11 = 19.307,68

b. Untuk Periode 12 (tahun 2011)

Ft+m = 19.204,61 + (103,07) (m)

F10+2 = 19.204,61 + (103,07) (2)

F12 = 19.410,75

c. Untuk Periode 13 (tahun 2012)

(64)

F10+3 = 19.204,61 + (103,07) (3)

F13 = 19.513,82

Tabel 4.13 Peramalan Jumlah Pelanggan Energi Gas Pada PT Perusahaan Gas Negara (PERSERO) Cabang Medan

Tahun Periode Peramalan (Forecasting)

2010 11 19.307,68

2011 12 19.410,75

2012 13 19.513,82

(65)

BAB V

IMPLEMENTASI SISTEM

5.1 Pengertian Implementasi Sistem

Implementasi sistem adalah prosedur yang dilakukan untuk menyelesaikam desain

sistem yang ada dalam desain sistem yang telah disetujui, menginstal, dan memulai

sistem baru yang diperbaiki.

Tujuan dari implementasi sistem adalah sebagai berikut :

1. Menyelesaikan desain sistem yang ada dalam dokumen sistem yang disetujui.

2. Menulis, menguji, dan mendokumentasikan program - program dan prosedur -

prosedur yang diperlukan oleh dokumen desain sistem yang disetujui.

3. Memastikan bahwa personal dapat mengoperasikan sistem baru.

4. Memperhitungkan bahwa sistem memenuhi permintaan pemakai.

5. Memastikan bahwa konveksi ke sistem yang baru berjalan dengan benar.

Implementasi yang sudah selesai harus diuji coba kehandalannya sehingga dapat

diketahui kehandalannya dari sistem yang ada dan telah sesuai dengan apa yang

(66)

perangkat lunak sebagai implementasi sistem yaitu program Excel dalam masalah

memperoleh hasil perhitungan.

Microsoft Excel

Microsoft Excel merupakan program aplikasi lembar kerja elektronik (spread sheet)

dari program paket Microsoft Office. Excel merupakan salah satu software pengolah

angka yang cukup banyak digunakan di dunia. Excel merupakan program unggulan

dari Microsoft Corporation yang banyak berperan dalam pengelolaan informasi

khususnya data yang berbentuk angka, dihitung, diproyeksikan, dianalisis dan

dipresentasikan data pada lembar kerja. Microsoft telah mengeluarkan Excel dalam

berbagai versi mulai dari versi 4, versi 5, versi 97, versi 2000, versi 2002, versi 2003,

dan versi 2007.

Sheet atau lembar kerja Excel terdiri dari 256 kolom dan 65.536 baris. Kolom

diberi nama dengan huruf mulai dari A, B, C, … , Z kemudian dilanjutkan AA, AB,

AC, … , sampai kolom IV. Sedangkan baris ditandai dengan angka mulai 1, 2, 3, … ,

65.536.

5.3 Langkah - Langkah Memulai Pengolahan Data dengan Excel

Sebelum mengoperasikan software ini, pastikan bahwa pada komputer terpasang

(67)

a. Klik tombol start

b. Pilih All Program dan klik Microsoft office, kemudian klik Microsoft Office Excel

2007 seperti di bawah ini :

Gambar 5.1 Langkah - Langkah Membuka Microsoft Office Excel 2007

(68)

Gambar 5.2 Tampilan Worksheet Microsoft Office Excel 2007

Pengisian data tiap tahun pada 3 kolom pertama :

a. Pada kolom ke-1 (kolom A) diisi dengan periode.

b. Pada kolom ke-2 (kolom B) diisi dengan tahun.

c. Pada kolom ke-3 (kolom C) diisi dengan data jumlah pelanggan gas pada

PT.Perusahaan Gas Negara (PERSERO) Cabang Medan.

Maka muncul tampilan seperti di bawah ini :

Gambar 5.3 Pengisian Data Pada Microsoft Office Excel 2007

Dari data di atas, kita dapat menentukan besarnya ramalan dengan α = 0,8.

Dan untuk setiap perhitungan akan diberi nama tiap kolom sebagai berikut :

1. Pada kolom ke-4, ditulis keterangan dengan S't

2. Pada kolom ke-5, ditulis keterangan dengan S"t

3. Pada kolom ke-6, ditulis keterangan dengan at

4. Pada kolom ke-7, ditulis keterangan dengan bt

5. Pada kolom ke-8, ditulis keterangan dengan Ft+m (Forecast/ramalan)

(69)

7. Pada kolom ke-10, ditulis keterangan dengan e atau absolute error

8. Pada kolom ke-11, ditulis keterangan dengan e2 atau square error

Maka perhitungan masing - masing pemulusan pertama (S't), pemulusan kedua

(S"t), konstanta (at), slope (bt), forecast (Ft+m), error (e), absolute error (e), dan

square error (e2) adalah sebagai berikut :

1. Pemulusan Pertama

Untuk tahun pertama yaitu tahun 2000 ditentukan sebesar periode pertama dari

data historisnya, sehingga rumus yang tertera pada sel D6 adalah : =C6

Sedangkan untuk periode kedua yaitu untuk tahun 2001 dapat menggunakan

rumus =0,8*C7+(1-0,8)*D6

Untuk periode ketiga sampai periode kesepuluh kita hanya menyalin rumus pada

sel D7.

2. Pemulusan Kedua

Untuk periode pertama ditentukan sebesar periode pertama dari data historisnya.

Sehingga rumus yang tertera pada sel E6 adalah : =D6

Sedangkan untuk rumus periode kedua dapat dihitung dengan menggunakan

rumus =0,8*D7+(1-0,8)*E6

Untuk periode ketiga sampai periode kesepuluh kita hanya menyalin rumus pada

sel E7.

3. Konstanta

(70)

Rumus yang dapat kita gunakan untuk sel F7 adalah =(2*D7)-E7

Untuk tahun - tahun berikutnya kita hanya menyalin rumus pada sel F7.

4. Slope

Nilai bt baru bisa dicari pada tahun kedua yaitu 2001.

Rumus yang kita gunakan untuk sel G7 adalah =(0,8/(1-0,8))*(D7-E7)

Untuk tahun - tahun berikutnya kita hanya menyalin rumus pada sel G7.

5. Forecast

Nilai Ft+m baru bisa dicari pada periode ketiga yaitu pada tahun 2002.

Rumus yang kita gunakan untuk sel H8 adalah =F7+G7

Untuk tahun - tahun berikutnya kita hanya menyalin rumus pada sel H8.

6. Error

Untuk periode ketiga yaitu pada sel I8 dapat dicari dengan menggunakan rumus

C8-H8

Untuk tahun - tahun berikutnya kita hanya menyalin rumus pada sel I8.

7. Absolute Error

Menunjukkan kesalahan meramal, tanpa menghiraukan tanda positif maupun

negatif. Sehingga pada sel J8 pada periode ketiga dapat dihitung dengan

menggunakan rumus =ABS(I8)

Untuk tahun - tahun berikutnya kita hanya menyalin rumus pada sel J8.

(71)

Menunjukkan kuadrat dari kesalahan meramal, sehingga rumus yang digunakan

pada sel K8 adalah =I8^2

Untuk tahun - tahun berikutnya kita hanya menyalin rumus pada sel K8.

5.4 Menghitung Ketepatan Peramalan

1. Jumlah error, absolute error, dan square error dengan rumus :

a. Untuk jumlah error dapat digunakan rumus =SUM(I8:I15)

Maka hasilnya adalah : -751,95.

b. Untuk jumlah absolute error dapat digunakan rumus =SUM(J8:J15)

Maka hasilnya adalah : 5.809,74

c. Untuk jumlah square error dapat digunakan rumus =SUM(K8:K15)

Maka hasilnya adalah : 6.602.548,04.

2. Menghitung Mean Error (ME), Mean Absolute Error (MAE), dan Mean Square

Error (MSE)

a. Menghitung ME dapat menggunakan rumus =I16/10

Maka hasilnya adalah -75,19.

b. Menghitung MAE dapat menggunakan rumus =J16/10

Gambar

Tabel 4.1 Data Jumlah Pelanggan Energi Gas Pada PT. Perushaan Gas Negara
Gambar 4.1 Plot Data Jumlah Pelanggan Gas dari Tahun 2000 - 2009
Tabel 4.2 Menentukan Nilai MSE dengan Menggunakan  α = 0,1
Tabel 4.3 Menentukan Nilai MSE dengan Menggunakan  α = 0,2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil pengolahan data tahun 1996 sampai 2009 untuk nilai penjualan energi listrik PT PLN (Persero) Cabang Medan dalam satuan giga watt dengan menggunakan metode

Maka metode peramalan deret berkala yang digunakan untuk meramalkan nilai penjualan energi gas pada pemecahan masalah ini adalah dengan menggunakan Metode Pemulusan

Metode peramalan adalah suatu cara memperkirakan atau mengestimasi secara kuantitatif maupun kualitatif apa yang akan terjadi pada masa depan, berdasarkan data yang relevan pada

Informasi tersebut dapat diasumsikan bahwa beberapa aspek pola masa lalu akan terus berlanjut di masa yang akan datang dan kondisi ini disebut dengan kondisi yang konstan

akan datang diperlukan data yang akurat dimasa lalu, sehingga dapat dilihat suatu.. situasi dan kondisi dimasa yang

Jadi kita sejak beberapa tahun yang lalu kita sudah buatkan konsepnya, bahwa kita juga siap mengambil alih kalau ada Perusahaan lain seperti PERTAGAS.. Supaya kegiatan itu bisa

terjadi pada masa yang akan datang dengan dasar data yang relevan pada masa lalu.. Dengan kata lain, metode peramalan ini digunakan dalam peramalan yang

parameter dari Brown, yaitu metode peramalan yang digunakan penulis untuk. mendapatkan