• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Umum Obesitas pada Penderita Nyeri Punggung Bawah (NPB) di Poliklinik Saraf RSUP. H. Adam Malik pada Tanggal 1 Agustus – 31 Agustus 2010.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Gambaran Umum Obesitas pada Penderita Nyeri Punggung Bawah (NPB) di Poliklinik Saraf RSUP. H. Adam Malik pada Tanggal 1 Agustus – 31 Agustus 2010."

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

Gambaran Umum Obesitas pada Penderita Nyeri Punggung

Bawah (NPB) di Poliklinik Saraf RSUP. H. Adam Malik pada

Tanggal 1 Agustus – 31 Agustus 2010

Oleh:

SEPTI NMG

070100126

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

Gambaran Umum Obesitas pada Penderita Nyeri Punggung Bawah (NPB) di Poliklinik Saraf RSUP. H. Adam Malik pada Tanggal 1 Agustus – 31 Agustus

2010

Karya Tulis Ilmiah Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Kelulusan Sarjana Kedokteran

Oleh:

SEPTI NMG

070100126

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Gambaran Umum Obesitas pada Penderita Nyeri Punggung Bawah (NPB) di

Poliklinik Saraf RSUP. H. Adam Malik pada Tanggal 1 Agustus – 31 Agustus

2010

Nama : SEPTI NMG

NIM : 070100126

Pembimbing Penguji I

(dr. Cut Aria Arina, Sp.S) (dr. H. Soekimin, Sp.PA)

NIP : 197710202002122001 NIP:194808011980031002

Penguji II

(dr. Yahwardiah Siregar, Ph.D)

(4)

ABSTRAK

Obesitas telah mencapai proporsi epidemi global, dengan lebih dari satu miliar orang dewasa kelebihan berat badan; setidaknya 300 juta di antaranya secara klinis didiagnosa obesitas. Kajian epidemiologis telah memperlihatkan peningkatan beberapa penyakit kronis berkaitan dengan obesitas, dimana salah satunya yaitu Nyeri Punggung Bawah (NPB).

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan studi cross-sectional yang bertujuan untuk mengetahui gambaran umum obesitas pada penderita NPB di Rumah Sakit H. Adam Malik Medan tahun 2010. Jumlah sampel sebanyak 66 orang dengan menggunakan teknik total sampling. Sampel penelitian ini adalah seluruh pasien yang datang berobat ke Poliklinik Saraf RSUP.H.Adam Malik Medan pada tanggal 1 Agustus – 31 Agustus 2010 yang masuk dalam kriteria penelitian. Pengumpulan data dilakukan secara primer dengan pengukuran langsung pada sampel penelitian, dianalisis secara deskriptif, kemudian hasil analisa data disajikan dalam tabel distribusi frekuensi dan persentase dengan bantuan SPSS.

Dari analisis hasil penelitian maka didapati penderita Nyeri Punggung Bawah (NPB) yang termasuk kategori obes I (BMI 25.00-29.99 kg/m2) sebesar 40,9%, obes II (BMI ≥30 kg/m2) sebesar 30,3%, pre-obes (BMI 23.00-24.99 kg/m2) sebesar 19,7%, dan normal (BMI 18,5 -22,99 kg/m2) sebesar 9,1%. Pada penelitian ini juga didapati wanita lebih dominan untuk terkena NPB yaitu sebesar 68,2% dan umur terbanyak yang terkena yaitu 45-65 tahun dengan persentase sebesar 56,1%. Insidensi NPB didapati sebesar 13,98%.

(5)

ABSTRACT

Obesity has achieved the proportion of the global epidemic, with more than one billion adults diagnosed as overweight ; at least 300 million among them clinically diagnosed as obesity. The epidemiological study shows the increase in some chronic illness linked with obesity. One of them is Low Back Pain (LBP).

This is a descriptive research type with cross-sectional approach that aimed to know the distribution of obesity in patient with LBP in the RSUP H. Adam Malik Medan in Agustus 2010. The total samples are 66 people by using the total sampling technique. The sample of this research was all the patient who came to the Polyclinic of Neurology Department of H.Adam Malik Public Hospital Medan in 1st August – 31st August 2010 and agreed to be included in research’s criteria. The collection of the data was carried out in a primary manner with the direct grating to the sample of the research, then was analysed descriptively. Afterwards, results of the analysis of the data are presented in the distribution table of the frequency and the percentage with SPSS.

From the analysis of the research is found that patient with Low Back Pain (LBP) that include in the category of obes I (BMI 25,00-29,99 kg/m2) is 40,9%, obes II (BMI 30 kg/m2) is 30,3%, pre-obes (BMI 23,00-24,99 kg/m2) is 19,7%, and normal (BMI 18.5 -22,99 kg/m2) is 9,1%.. In this research is also found that women is more dominant to sufferers from LBP with 68,2% and the most group of age that suffers from LBP is 45-65 years percentage of 56,1%.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan

kasih dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah

ini dengan judul Gambaran Umum Obesitas pada Penderita Nyeri Punggung

Bawah (NPB) di Poliklinik Saraf RSUP. H. Adam Malik pada Bulan Agustus

2010 sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S.

Ked) pada Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Proses penelitian Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari bimbingan,

bantuan, dukungan dan doa dari berbagai pihak, dalam kehormatan ini ucapan

terima kasih yang tidak terhingga saya sampaikan kepada:

1. Prof. Dr. Gontar A. Siregar, Sp. PD-KGEH, Dekan Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara.

2. Dr. Cut Aria Arina, Sp.S selaku pembimbing Karya Tulis Ilmiah yang

selalu memberikan waktu untuk membimbing dan memberikan saran

kepada penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

3. Seluruh staf pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

yang telah memberikan pengajaran kepada penulis selama mengikuti

pendidikan.

4. Seluruh staf bagian Litbang dan Tata Usaha di RSUP H. Adam Malik

Medan yang telah memberikan ijin dalam pengambilan data penelitian.

5. Seluruh staf dan kakak koas yang berada pada bagian Poliklinik Saraf

RSUP H. Adam Malik Medan pada saat penelitian ini dilakukan karena

telah membantu dalam pengambilan data penilitian.

6. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Kedokteran Sumatera Utara angkatan

2007.

7. Keluarga yang tercinta, orangtua penulis Jenda Malem Sitepu, B.A serta

saudara/i yang telah memberikan dukugan doa, semangat dan materil

selama penulis menjalani pendidikan.

8. Teman-teman penulis (Todung, Silvia, Margareth, Katerin, Benjamin,

Petrus, Wen Pau Min, Kamal, Axel, Sarah) yang telah membantu penulis

(7)

9. Seluruh pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah

memberikan bantuan bagi penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis

Ilmiah ini.

Penulis sadar bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak

terdapat kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik sangat diharapkan. Akhir

kata, penulis ucapkan terima kasih atas semua dan apapun yang telah diberikan

kepada penulis. Semoga Tuhan selalu membalas semua kebaikan yang selama ini

diberikan kepada penulis dan melimpahkan rahmat-Nya.

Medan, 30 November 2010

Penulis,

(Septi NMG)

(8)
(9)

2.2.7. Patofisiologi Nyeri pada NPB ... 10

2.2.8. Diagnosis Klinis ... 11

2.3. Peran Obesitas pada Nyeri Punggung Bawah ... 13

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL... 14

3.1. Kerangka Konsep Penelitian ... 14

3.2. Definisi Operasional ... 14

BAB 4 METODE PENELITIAN... 17

4.1. Jenis Penelitian ... 17

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 17

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 17

4.4. Metode Pengumpulan Data ... 18

4.5. Metode Analisis Data ... 18

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 19

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 19

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Sampel ... 19

5.1.3. Gambaran Umum Obesitas pada Penderita NPB ... 20

5.2. Pembahasan ... 21

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan ... 25

6.2. Saran ... 25

DAFTAR PUSTAKA ... 27

(10)

DAFTAR SINGKATAN

BB : Berat Badan BMI : Body Mass Index

COPORD : Community Oriented Program For Controle of Rheumatic

Disease

Depkes : Departemen Kesehatan IMT : Indeks Massa Tubuh

OECD : Organization for Economic Co-operation and Development PERDOSSI : Persatuan Dokter Saraf Seluruh Indonesia

Riskesdas : Riset Kesehatan Dasar

RSCM : Rumah Sakit Umum Cipto Mangunkusumo S1 : Sakralis pertama

(11)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1

Tabel 3.1

Tabel 5.1

Tabel 5.2

Tabel 5.3

Klasifikasi Obesitas...

Interpretasi Perhitungan...

Distribusi sampel yang menderita NPB berdasarkan Umur...

Distribusi sampel yang menderita NPB berdasarkan jenis kelamin...

Gambaran Umum Obesitas pada Penderita NPB...

6

15

20

20

(12)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Riwayat hidup

Lampiran 2 Lembar Persetujuan (Informed Consent)

Lampiran 3 Surat ijin penelitian

Lampiran 4 Ethical clearance

(14)

ABSTRAK

Obesitas telah mencapai proporsi epidemi global, dengan lebih dari satu miliar orang dewasa kelebihan berat badan; setidaknya 300 juta di antaranya secara klinis didiagnosa obesitas. Kajian epidemiologis telah memperlihatkan peningkatan beberapa penyakit kronis berkaitan dengan obesitas, dimana salah satunya yaitu Nyeri Punggung Bawah (NPB).

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan studi cross-sectional yang bertujuan untuk mengetahui gambaran umum obesitas pada penderita NPB di Rumah Sakit H. Adam Malik Medan tahun 2010. Jumlah sampel sebanyak 66 orang dengan menggunakan teknik total sampling. Sampel penelitian ini adalah seluruh pasien yang datang berobat ke Poliklinik Saraf RSUP.H.Adam Malik Medan pada tanggal 1 Agustus – 31 Agustus 2010 yang masuk dalam kriteria penelitian. Pengumpulan data dilakukan secara primer dengan pengukuran langsung pada sampel penelitian, dianalisis secara deskriptif, kemudian hasil analisa data disajikan dalam tabel distribusi frekuensi dan persentase dengan bantuan SPSS.

Dari analisis hasil penelitian maka didapati penderita Nyeri Punggung Bawah (NPB) yang termasuk kategori obes I (BMI 25.00-29.99 kg/m2) sebesar 40,9%, obes II (BMI ≥30 kg/m2) sebesar 30,3%, pre-obes (BMI 23.00-24.99 kg/m2) sebesar 19,7%, dan normal (BMI 18,5 -22,99 kg/m2) sebesar 9,1%. Pada penelitian ini juga didapati wanita lebih dominan untuk terkena NPB yaitu sebesar 68,2% dan umur terbanyak yang terkena yaitu 45-65 tahun dengan persentase sebesar 56,1%. Insidensi NPB didapati sebesar 13,98%.

(15)

ABSTRACT

Obesity has achieved the proportion of the global epidemic, with more than one billion adults diagnosed as overweight ; at least 300 million among them clinically diagnosed as obesity. The epidemiological study shows the increase in some chronic illness linked with obesity. One of them is Low Back Pain (LBP).

This is a descriptive research type with cross-sectional approach that aimed to know the distribution of obesity in patient with LBP in the RSUP H. Adam Malik Medan in Agustus 2010. The total samples are 66 people by using the total sampling technique. The sample of this research was all the patient who came to the Polyclinic of Neurology Department of H.Adam Malik Public Hospital Medan in 1st August – 31st August 2010 and agreed to be included in research’s criteria. The collection of the data was carried out in a primary manner with the direct grating to the sample of the research, then was analysed descriptively. Afterwards, results of the analysis of the data are presented in the distribution table of the frequency and the percentage with SPSS.

From the analysis of the research is found that patient with Low Back Pain (LBP) that include in the category of obes I (BMI 25,00-29,99 kg/m2) is 40,9%, obes II (BMI 30 kg/m2) is 30,3%, pre-obes (BMI 23,00-24,99 kg/m2) is 19,7%, and normal (BMI 18.5 -22,99 kg/m2) is 9,1%.. In this research is also found that women is more dominant to sufferers from LBP with 68,2% and the most group of age that suffers from LBP is 45-65 years percentage of 56,1%.

(16)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Obesitas telah mencapai proporsi epidemi global, dengan lebih dari satu

miliar orang dewasa kelebihan berat badan; setidaknya 300 juta di antaranya

secara klinis didiagnosa obesitas.

Obesitas diartikan sebagai akumulasi lemak berlebih dan abnormal yang

dapat menyebabkan gangguan kesehatan (WHO,2006).

Sebagai perbandingan, data prevalensi kombinasi overweight dan obesitas

pada orang dewasa di negara tetangga Malaysia tahun 2002 misalnya, berkisar

antara 26% – 53% (rerata 39%). Data ini menggambarkan prevalensi obesitas

yang cukup tinggi di regional ASEAN. Penelitian tersebut berkaitan dengan

berbagai penyakit yang mungkin dapat ditimbulkannya, seperti diabetes tipe-2,

Negara dengan prevalensi obesitas tinggi di dunia antara lain Amerika

Serikat dengan penduduk obesitas 30,6%, Meksiko 24,2%, Inggris 23%, Slovakia

22,4%, Yunani 21,9%, dan Australia 21,7% (OECD Data Kesehatan, 2005). Saat

ini, sekitar 1,6 miliar orang dewasa di seluruh dunia mengalami berat badan

berlebih, dan sekurang-kurangnya 400 juta diantaranya mengalami obesitas. Pada

tahun 2015, diperkirakan 2,3 miliar orang dewasa akan mengalami berat badan

berlebih dan 700 juta di antaranya adalah obesitas.

Di Indonesia sendiri, menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)

tahun 2007, prevalensi nasional obesitas umum pada penduduk berusia ≥ 15 tahun

adalah 10,3%. Sedangkan prevalensi berat badan berlebih anak-anak usia 6-14

tahun pada laki-laki 9,5% dan pada perempuan 6,4%. Angka ini hampir sama

dengan estimasi WHO sebesar 10% pada anak usia 5-17 tahun (Depkes RI, 2009).

Lebih lanjut, studi epidemiologis oleh Indonesian Society for the Study of

Obesity (ISSO, HISOBI) pada tujuh kota besar di Indonesia termasuk Medan

melibatkan 6318 subjek pria dan wanita usia 20 tahun ke atas dari berbagai suku

memperlihatkan prevalensi kumulatif overweight (menggunakan batasan IMT

(17)

dislipidemia, sindrom metabolik, hipertensi, penyakit kardiovaskular, maupun low

back pain yang akan kita bicarakan lebih lanjut pada penelitian ini (Damanik,

2009).

Pada kajian epidemiologis didapati terjadinya peningkatan angka kejadian

beberapa penyakit kronis yang dihubungkan dengan obesitas. Salah satunya yaitu

nyeri punggung bawah dan obesitas (Janke et al, 2007).

Warih Widodo (2009) dan Vismara.L. (2010) menyatakan hubungan

keduanya disebabkan beban yang lebih pada lumbosacral pada mereka yang

obesitas. Beban lebih ini akan menyebabkan pembentukan kurva lumbal yang

abnormal pada area tersebut. Akibat pembentukan kurva lumbal yang abnormal

ini maka akan merusak pembungkus saraf pada regio ini. Akibat rangsangan yang

terus menerus dan dengan intensitas yang rendah pada medula spinalis di regio ini,

kornu dorsalis akan menjadi lebih sensitif. Proses ini akan menghasilkan

hiperalgesia sekunder pada neuron di sekitar lesi pada regio lumbosakralis yang

dikeluhkan pasien sebagai Nyeri Punggung Bawah (NPB).

Insidensi NPB di Amerika Serikat dan Kanada tinggi dimana didapati ±

80% orang dewasa pernah memiliki satu kali episode nyeri punggung bawah

dalam hidupnya. Kebanyakan nyeri punggung bawah tidak membutuhkan

pengobatan dan akan hilang dalam dua minggu (50%) hingga enam minggu

(90%), tetapi bagaimanapun juga hal ini mengganggu kehidupan pasien. Nyeri

Punggung Bawah (NPB) ini secara garis besar juga mempengaruhi anggaran

pengeluaran suatu negara secara signifikan (Mirtz dan Greene, 2009).

Hasil penelitian yang dilakukan PERDOSSI (Persatuan Dokter Saraf

Seluruh Indonesia) di Poliklinik Neurologi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo

(RSCM) (2002) ditemukan prevalensi penderita NPB sebanyak 15,6%. Angka ini

berada pada urutan kedua tertinggi sesudah sefalgia dan migren yang mencapai

34,8%. Studi populasi pada daerah pantai utara Jawa Indonesia ditemukan

insidensi 8,2% pada pria dan 13,6% pada wanita. Di rumah sakit Jakarta,

Yogyakarta dan Semarang ditemukan insidensinya sekitar 5,4 – 5,8% dengan

(18)

Dari hasil penelitian secara nasional yang dilakukan di 14 kota di

Indonesia juga oleh kelompok studi Nyeri PERDOSSI tahun 2002 ditemukan

18,13% merupakan penderita nyeri punggung bawah (DexaMedica, 2009).

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dibuat suatu penelitian gambaran

umum obesitas pada penderita nyeri punggung bawah (NPB) di Poliklinik Saraf

RSUP. H. Adam Malik pada tanggal 1 Agustus - 31 Agustus 2010.

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui gambaran umum obesitas pada penderita NPB di Poliklinik

Saraf Rumah Sakit H. Adam Malik Medan pada tanggal 1 Agustus - 31 Agustus

2010.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui insidensi nyeri punggung bawah di RSHAM pada

tanggal 1 Agustus - 31 Agustus 2010.

2. Untuk mengetahui insidensi obesitas pada penderita NPB di RSHAM

pada tanggal 1 Agustus - 31Agustus 2010.

3. Untuk mengetahui tingkatan umur pada mereka yang menderita NPB di

RSHAM pada tanggal 1 Agustus - 31Agustus 2010.

4. Untuk mengetahui insidensi NPB berdasarkan jenis kelamin pada mereka

yang menderita NPB di RSHAM pada tanggal 1 Agustus - 31Agustus

2010.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan informasi tambahan mengenai faktor resiko nyeri

(19)

2. Sebagai bahan informasi sebagai pertimbangan dalam melakukan

tindakan pencegahan terhadap nyeri punggung bawah sehingga

mengurangi biaya kesehatan yang dapat dikeluarkan.

3. Sebagai bahan bacaan dan acuan bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara dalam pembuatan penelitian.

4. Sebagai tambahan wawasan baru bagi peneliti dalam mendeskripsikan

dan menganalisa obesitas dengan NPB.

5. Sebagai masukan pada pihak lain yang akan melanjutkan penelitian ini

(20)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Obesitas

2.1.1 Definisi

Obesitas atau kegemukan mempunyai pengertian yang berbeda-beda bagi

setiap orang. Pada kebanyakan wanita dan pria, obesitas berarti kelebihan berat

badan (BB) jauh melebihi berat yang diinginkan. Terkadang kita sering dibuat

bingung dengan pengertian obesitas dan overweight, padahal kedua istilah

tersebut mempunyai pengertian yang berbeda.

Obesitas adalah peningkatan berat badan melebihi batas kebutuhan

skeletal dan fisik sebagai akibat akumulasi lemak berlebihan dalam tubuh

(Dorland, 2002).

Obesitas (kegemukan) adalah suatu keadaan dimana terjadi penumpukan

lemak tubuh yang berlebih, sehingga BB seseorang jauh di atas normal dan dapat

membahayakan kesehatan. Sementara overweight (kelebihan berat badan) adalah

keadaan dimana BB seseorang melebihi BB normal. Obesitas terjadi karena

ketidakseimbangan antara energi yang masuk dengan energi yang keluar.

Overweight dan obesitas diartikan sebagai akumulasi lemak berlebih dan

abnormal yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan (WHO,2006).

2.1.2. Cara Perhitungan Obesitas

Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI) adalah

perhitungan mudah menggunakan berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) yang

sering digunakan dan telah diakui sebagai metoda yang paling praktis untuk

mengklasifikasikan kelebihan berat badan dan obesitas pada populasi dewasa atau

individual. Perhitungan digunakan dengan membagi BB dalam kilogram dengan

TB yang dikuadratkan dalam meter (kg/m2 ) (Soegih, 2009).

(21)

BMI menyediakan populasi yang paling berguna dengan perhitungan level

dari kelebihan berat badan dan obesitas yang sama pada kedua jenis kelamin dan

untuk segala usia. Bagaimanapun juga, hal ini harus dipertimbangkan sebagai

panduan kasar karena perhitungan ini kemungkinan menyampaikan tingkat

kegemukan yang sama pada individu berbeda (WHO, 2006).

2.1.3. Interpretasi Hasil Perhitungan

WHO (World Health Organization) menyatakan normal jika BMI

18,5-22,99, overweight sama dengan atau lebih dari 23, dan obesitas sama dengan atau

lebih dari 25. Pembagian perhitungan ini menyediakan penilaian tersendiri

terhadap masing-masing individu, tetapi terdapat kejadian resiko penyakit kronik

pada populasi yang meningkat BMInya secara progresif dari nilai 21.

Interpretasi perhitungan dari BMI dimana :

Tabel 2.1 Klasifikasi Obesitas

Intrepretasi BMI

Normal 18,5-22,99 kg/m2

Dewasa overweight ≥23.0 kg/m2

Pre-obese 23.00-24.99 kg/m2

Obese I 25.00-29.99 kg/m2

Obese II ≥ 30 kg/m2

(WHO, 2006)

2.1.4. Epidemiologi

Terdapat fakta mengenai kelebihan berat badan dan obesitas yang didapati

pada proyek WHO terakhir yang mengindikasikan secara global pada tahun 2005:

a. Diperkirakan 1,6 miliar orang dewasa (usia lebih dari 15 tahun) adalah

kelebihan berat badan.

b. Sekurangnya 400 juta orang dewasa obesitas.

Proyek mendatang dari WHO dikatakan pada tahun 2015, diperkirakan 2.3 miliar

(22)

Setidaknya 20 juta anak dibawah usia 5 tahun mengalami kelebihan berat badan

secara global pada tahun 2005.

Indonesia belum memiliki data yang lengkap untuk menggambarkan

prevalensi obesitas, namun penelitian yang dilakukan pada tahun 2004 pada 6318

orang pengunjung suatu laboratorium dari berbagai daerah, pekerjaan, dan

kelompok umur dapat menjadi gambaran dari jumlah penderita obesitas di

Indonesia. Berdasarkan penelitian tersebut terdapat 9,16% pria dan 11,02% wanita

penderita obesitas (Soegih, 2009).

2.1.5. Komplikasi Obesitas

Kelebihan berat badan dan obesitas menghasilkan konsekuensi kesehatan yang

serius. Peningkatan resiko secara progresif seiring dengan peningkatan BMI.

Peningkatan BMI merupakan resiko terbesar untuk penyakit kronik seperti:

a. Penyakit kardiovaskular sistem (utamanya: penyakit jantung dan

stroke)- sudah menjadi penyebab kematian yang pertama, membunuh

17 juta orang setiap tahunnya.

b. Diabetes- yang telah menjadi epidemik global. Proyek WHO dimana

kematian diabetes akan meningkat 50% di seluruh dunia pada 10 tahun

mendatang.

c. Penyakit muskuloskeletal- khususnya osteoartritis yang berkaitan

dengan Low Back Pain.

d. Beberapa kanker (endometrium, payudara, dan kolon)(WHO, 2006).

2.2. Nyeri Punggung Bawah

2.2.1 Definisi Nyeri Punggung Bawah

Nyeri adalah suatu sensasi, sakit atau, rasa tak enak yang kurang lebih

terlokalisasi akibat rangsangan pada ujung-ujung saraf khusus. Nyeri berfungsi

sebagai mekanisme perlindungan karena membuat kita menarik diri atau menjauhi

sumbernya (Dorland, 2000).

Sedangkan istilah Nyeri Punggung Bawah (NPB) diartikan sebagai sensasi

(23)

dari vertebra lumbalis pertama hingga vertebra sakralis pertama. Ini merupakan

area spinalis dimana kurva lordotic terbentuk. Sisi yang paling sering terkena

adalah pada segmen lumbalis keempat dan kelima (Kravitz dan Andrews, 2005).

Jadi, dapat kita simpulkan NPB adalah nyeri pada area belakang yang

dapat berhubungan dengan spinal lumbalis, diskus di antara vertebra, ligamen

yang mengelilingi spinalis dan diskus, medula spinalis dan saraf, otot dari

punggung bawah, organ dalam dari pelvik dan abdomen, atau kulit yang menutupi

area lumbalis (Webster's New World Medical Dictionary ,2002).

2.2.2. Epidemiologi

Prevalensi penderita NPB di Amerika Serikat diperkirakan 15-20% dan

Eropa 25-45%. Sekurangnya 2% pekerja Amerika memiliki masalah dengan

gangguan punggung setiap tahunnya (Wheeler, 2009).

Di Indonesia sendiri, penelitian yang dilakukan oleh Community Oriented

Program for Controle of Rheumatic Disease ( COPORD ) menunjukkan

prevalensi nyeri punggung 18,2 % pada laki-laki dan 13,6 % pada wanita

(Rumiyati, 2009).

2.2.3. Faktor Resiko dan Etiologi

Faktor resiko terjadinya nyeri punggung bawah antara lain karena

tegangnya postur tubuh, obesitas, kehamilan, faktor psikologi dan beberapa

aktivitas yang dilakukan dengan tidak benar seperti mengangkat barang yang

berat dan duduk yang lama. Faktor genetik dan ras tidak terlalu jelas.

Laki-laki dan perempuan memiliki faktor resiko sama, tetapi pada usia

lebih dari 60 tahun dilaporkan wanita lebih tinggi angka kejadiannya. Usia

merupakan faktor yang memperberat terjadinya nyeri punggung bawah dimana

berhubungan dengan penurunan fungsi-fungsi tubuh terutama tulang sehingga

tidak lagi elastis seperti saat muda.

Data epidemiologi menyatakan faktor risiko memegang peranan penting

(24)

2.2.4. Klasifikasi Nyeri Punggung Bawah (NPB)

Berdasarkan durasinya, NPB dapat dibagi atas akut jika hilang dalam 2-8

minggu, subakut 2-8 minggu hingga 12 minggu, dan kronik lebih dari 12 minggu,

dengan kronik LBP paling erat kaitannya dengan kecacatan (Duss, 1996).

2.2.5. Anatomi vertebra

Kolumna vertebralis terdiri dari 33 vertebra, yaitu 7 vertebra servikalis, 12

vertebra torakalis, 5 vertebra lumbalis, 5 vertebra sakralis yang bersatu

membentuk os sakrum, dan 4 vertebra koksigeus (tiga vertebra di bawah

umumnya bersatu).

Struktur kolumna ini fleksibel, karena kolumna ini bersegmen-segmen dan

tersusun atas vertebra, sendi-sendi, dan bantalan fibrokartilago yang disebut

diskus intervertebralis (Snell, 2006).

Vertebra lumbalis lebih berat dan besar dibandingkan dengan vertebra

lainnya sesuai dengan peran utamanya menyangga berat badan. Korpusnya yang

berbentuk ginjal berdiameter transversa lebih besar dari anteroposterior.

Setiap vertebra lumbal dapat dibagi atas 3 set elemen fungsional, yaitu :

a. Elemen anterior terdiri dari korpus vertebra, berfungsi mempertahankan diri

dari beban kompresi yang tiba pada kolumna vertebra bukan saja dari berat

badan tetapi juga dari kontraksi otot-otot punggung.

b. Elemen posterior yang mengatur kekuatan pasif dan aktif yang mengenai

kolumna vertebra dan juga mengontrol gerakan.

c. Elemen tengah yaitu pedikel yang berfungsi menghubungkan elemen posterior

dan anterior, memindahkan kekuatan yang mengontrol dari elemen posterior

ke anterior.

Ujung-ujung saraf dijumpai pada nukleus, tetapi pemeriksaan

neurofisiologis belum dapat membuktikannya. Sedangkan diskus dikatakan

merupakan jaringan tidak sensitif terhadap nyeri. Tetapi pada diskus yang telah

mengalami degenerasi sehingga menyebabkan fragmentasi annulus dengan

nukleus yang dehidrasi, meningkatkan tekanan intradiskal yang menyebabkan

(25)

prokain, tidak ada sensasi nyeri, sehingga dapat diasumsikan bahwa iritasi

ligamentum longitudinale posterior dengan meningkatnya tekanan intradiskal

yang telah berdegenerasi adalah mekanisme penghasil nyeri (Meliala, 2002).

2.2.6. Fisiologi Nyeri

Sebelum membahas lebih lanjut, sebaiknya kita membahas mengenai

proses rangsangan nyeri secara fisiologis. Nyeri merupakan mekanisme

pertahanan tubuh; rangsangan nyeri timbul bila ada jaringan rusak, dan hal ini

menyebabkan individu bereaksi dengan cara menghindar terhadap stimulus nyeri

Berbeda dengan nyeri yang menyertai cedera perifer, yang berfungsi

sebagai mekanisme protektif normal untuk memberi peringatan mengenai

kerusakan yang sudah atau akan terjadi pada tubuh, keadaan nyeri kronik

abnormal diperkirakan disebabkan oleh kerusakan pada jalur-jalur nyeri,

walaupun tidak terdapat cedera perifer atau rangsangan nyeri (Sherwood, 2001).

Lokalisasi nyeri baru dapat ditentukan bila nyeri disertai dengan rangsangan taktil.

Impuls nyeri yang berada dari nosiseptor disalurkan ke SSP melalui salah

satu dari dua jenis serat aferen. Sinyal-sinyal yang berasal dari nosiseptor mekanis

dan termal disalurkan melalui serat A-delta yang berukuran besar dan bermielin

dengan kecepatan sampai 30 meter/detik (jalur nyeri cepat). Impuls dari

nosiseptor polimodal diangkut oleh serabut C yang kecil dan tidak bermielin

dengan kecepatan yang jauh lebih lambat sekitar 12 meter/detik (jalur nyeri

lambat) (Guyton, 1997).

2.2.7 Patofisiologi Nyeri pada NPB

Berbagai jaringan peka nyeri terdapat di punggung bawah, yaitu

periosteum, 1/3 bagian luar anulus fibrosus, ligamentum, kapsula artikularis, fasia,

dan otot. Reseptor nyeri tersebut sebenarnya berfungsi sebagai proteksi yang

bertujuan mencegah pergerakan untuk memungkinkan berlangsungnya

penyembuhan. Salah satu mekanisme pencegahan adalah dengan spasme otot

(26)

nyeri. Pembungkus saraf juga kaya akan nosiseptor yang berperan sebagai sumber

nyeri nosiseptif inflamasi terutama nyeri yang dalam dan sulit terlokalisasi.

Pada penderita NPB terjadi hiperalgesia skunder (hiperalgesia di sekitar

lesi di jaringan yang sehat yang hanya dapat dibangkitkan dengan stimulasi

mekanikal). Hiperalgesia adalah respon berlebihan terhadap stimulus yang secara

normal menimbulkan nyeri yang diakibatkan sensitisasi dari nosiseptor.

Terjadinya hiperalgesia skunder disebabkan adanya kemampuan neuron di

kornu dorsal medula spinalis memodulasi transmisi impuls neuronal. Proses

modulasi ini terjadi karena impuls yang terus menerus menstimulasi medula

spinalis yang berasal dari daerah lesi sehingga neuron di kornu dorsalis menjadi

lebih sensitif (Meliala, 2002).

2.2.8. Diagnosis Klinis

Anamnese dan pemeriksaan fisik merupakan bagian pokok pada tahap

awal sehingga dapat memisahkan kelompok penderita NPB dengan penyebab

yang serius.

Diagnosis klinis meliputi:

1. Anamnesis

2. Pemeriksaan Fisik

a. Pemeriksaan Fisik Umum

b. Pemeriksaan Neurologis

3. Pemeriksaan Penunjang

Anamnesa ini harus ditanyakan mengenai keluhan utama, anamnese

keluarga, penyakit-penyakit sebelumnya, keadaan sosial, penilaian organ tubuh,

dan penyakit saat ini. Pada keluhan utama kita juga perhatikan perjalanan

penyakit dimana pada NPB biasanya timbulnya mendadak dan berhubungan

dengan pekerjaan yang posisinya secara mekanis tidak menguntungkan. Lama dan

frekuensi serangan umumnya berlangsung beberapa hari sampai beberapa bulan.

Pemeriksaan fisik umum untuk menyingkirkan penyebab lain seperti

demam, TBC, tumor, ataupun penyakit sistemik lainnya. Pada pemeriksaan

(27)

ischiadicus yaitu L4,L5,S1) dimana pasien dalam posisi berbaring. Dikatakan

positif bila pada pengangkatan lebih 700

a. L3 : nyeri, kemungkinan parestesia pada dermatom L3; paresis otot kuadrisep

femoris; refleks tendon kuadriseps (refleks platela) menurun atau menghilang. kaki terdapat nyeri radikular.

Pemeriksaan penunjang memberikan petunjuk-petunjuk yang penting

untuk diferensial diagnosa dan membutuhkan biaya mahal dengan sensitivitas

tinggi (Partoatmodjo, 2002).

Penyempitan foramen mungkin terbatas pada individual, atau dapat

melibatkan beberapa foramaen unilateral atau bilateral dengan berbagai derajat.

Keadaan ini merupakan alasan mengapa seseorang dapat mengalami sindrom

radikular monosegmental atau plurisegmental. Sindrom ini biasanya terdiri dari

iritasi radikular yang menghasilkan parestesia dan nyeri dalam pola distribusi

segmental.

Nyeri radikular menjalar secara tegas, terbatas pada dermatomnya dan

sifat nyerinya lebih keras dan terasa pada permukaan tubuh (Sidharta, 2008).

Kerusakan yang lebih berat dapat menyebabkan hilangnya sensorik dan motorik

radikularis yang berhubungan dengan refleks abnormal.

Sindrom lesi yang terbatas pada masing-masing radiks lumbalis:

b. L4 : nyeri, kemungkinan parestesia atau hipalgesia pada dermatom L4; paresis

otot kuadriseps dan tibialis anterior; refleks platela berkurang.

c. L5 : nyeri, kemungkinan parestesia atau hipalgesia pada dermatom L5; paresis

otot ekstensor halusis longus, seperti juga otot ekstensor digitorum brevis;

tidak ada refleks tibialis posterior.

d. S1 : nyeri, kemungkinan parestesia atau hipalgesia pada dermatom S1; paresis

otot peronealis dan triseps surae; hilangnya refleks triseps surae (tendon

Achiles).

Nyeri skiatik dari iritasi radikular dapat menghilang secara tiba-tiba dan

digantikan oleh paresis motorik atau hilangnya sensorik, ini menandakan bahwa

serat radikularis tidak dapat berkonduksi lagi. Diindikasikan terapi bedah segera

(28)

2.3. Peran Obesitas pada Nyeri Punggung Bawah (NPB)

Menurut Warih Widodo (2009) dan Vismara.L. (2010), terjadi

peningkatan insidensi NPB seiring dengan peningkatan BMI. Peningkatan ini

terjadi disebabkan terjadinya peningkatan beban pada mereka yang obesitas yang

menghasilkan kurva abnormal pada daerah lumbosakralis. Area ini merupakan

penyokong utama berat badan tubuh kita.

Akibat pembentukan kurva abnormal yang disebut kurva lordotic ini maka

akan terjadi kerusakan pada otot pada sekitar area yang menghasilkan lesi kronik..

Lesi kronik tersebut lama kelamaan akan merusak pembungkus saraf pada regio

ini akan mengalami kerusakan pada selubungnya. Selain itu, lesi kronik tersebut

juga akan menghasilkan peningkatan kepadatan akhiran saraf bebas. Kerusakan

pada selubung dan peningkatan kepadatan akhiran saraf pada area lesi kronik ini

mengakibatkan rangsangan rendah, yang tidak mengaktifkan reseptor nyeri, akan

menghasilkan respon nyeri pada area lumbosakralis.

Kerusakan selubung mielin berkaitan dengan beban berlebih bukan

merupakan nyeri yang tajam, melainkan nyeri dengan intensitas rendah. Nyeri

dengan intensitas rendah tetapi dengan waktu yang terus menerus akan

menghasilkan reaksi berlebihan pada saraf yang disebut hipersensitivitas..

Hipersensitivitas pada daerah lumbosakralis inilah yang biasa dikeluhkan pasien

(29)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep

Pada penelitian ini kerangka konsep tentang gambaran umun obesitas pada

penderita Nyeri Punggung Bawah (NPB).

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Obesitas pada penderita NPB

3.2Definisi Operasional

3.2.1. Obesitas

Obesitas diartikan sebagai akumulasi lemak berlebih dan abnormal yang

dapat menyebabkan gangguan kesehatan (WHO,2006). Dalam penelitian ini,

pasien akan digolongkan dalam 4 kategori yaitu normal, pre-obes, obes I, dan

obes II. Pengkategorian pasien ditentukan berdasarkan perhitungan BMI menurut

Asia.

Cara Ukur : observasional.

Alat Ukur : kriteria diagnosa berdasarkan BMI.

Hasil Ukur : Normal, pre-obes, obes I, dan obes II.

Skala Pengukuran : ordinal

3.2.2. BMI

Body Mass Index (BMI) adalah perhitungan mudah menggunakan berat

badan (BB) dan tinggi badan (TB) yang sering digunakan dan telah diakui sebagai Nyeri Punggung Bawah -Tinggi badan

Obesitas

(30)

metode yang paling praktis untuk mengklasifikasikan obesitas pada populasi

dewasa atau individual (WHO,2006).

Pengukuran BB dan TB diperiksa dengan menggunakan timbangan tinggi

badan dengan merk Smic. Perhitungan dilakukan dengan memasukkan data yang

didapat dalam rumus:

BMI = Berat Badan (dalam kg) / Tinggi Badan (TB x TB dalam m2)

Dimana berat badan dalam kilogram dibagi tinggi badan yang dikuadratkan (m2

Interpretasi

).

Pengklasifikasian untuk Asia ditentukan berdasarkan hasil perhitungan dimana:

Tabel 3.1 Interpretasi Perhitungan

BMI

Normal 18,5-22,99 kg/m2

Dewasa overweight ≥23.0 kg/m2

Pre-obese 23.00-24.99 kg/m2

Obes I 25.00-29.99 kg/m2

Obes II ≥ 30 kg/m2

(WHO, 2006)

Cara Ukur : observasional.

Alat Ukur : kriteria diagnosa berdasarkan BMI.

Hasil Ukur : Normal, pre-obes, obes I, dan obes II.

Skala Pengukuran : ordinal.

3.2.3. Nyeri Punggung Bawah

Nyeri Punggung Bawah adalah nyeri pada area belakang yang dapat

berhubungan dengan spinal lumbalis, diskus di antara vertebra, ligament yang

mengelilingi spinalis dan diskus, medula spinalis dan saraf, otot dari punggung

bawah, organ dalam dari pelvik dan abdomen, atau kulit yang menutupi area

(31)

Cara Ukur : observasional.

Alat Ukur : kriteria diagnosa berdasarkan keluhan pasien.

Hasil Ukur : NPB dan bukan NPB.

(32)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan desain

cross-sectional. Penelitian ini memberikan gambaran umum obesitas pada penderita

Nyeri Punggung Bawah (NPB) yang datang berobat ke Poliklinik Saraf RSHAM

pada tanggal 1 Agustus - 31 Agustus 2010.

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah Poliklinik Saraf Rumah Sakit Haji Adam

Malik (RSHAM) pada tanggal 1 Agustus - 31 Agustus 2010. Adapun alasan

dipilihnya tempat ini sebagai lokasi penelitian adalah karena rumah sakit ini

merupakan rumah sakit rujukan.

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian

4.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien yang datang berobat

ke Poliklinik RSHAM.

4.3.2 Sampel

Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah semua pasien yang

datang berobat ke Poliklinik Saraf RSHAM dengan keluhan nyeri punggung

bawah (NPB) dalam 1 bulan (pada tanggal 1 Agustus – 31 Agustus 2010) dan

memenuhi kriteria sebagai berikut:

Kriteria inklusi yaitu :

1) Pasien yang datang berobat ke Poliklinik Saraf RSHAM.

2) Pasien yang bersedia ikut dalam penelitian.

Kriteria eksklusi yaitu pasien yang mengalami infeksi.

(33)

4.4. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data secara primer dimana data langsung diambil dari subjek

penelitian dengan cara melakukan pengukuran langsung terhadap pasien yang

berobat ke Poliklinik Saraf RSHAM.

4.5. Metode Analisis Data

Pada penelitian ini variabel bebas yaitu obesitas berupa data kuantitatif

(skor hasil perhitungan yang kemudian diubah menjadi data kualitatif).

Pengolahan data telah dilakukan dengan bantuan program computer Statistical

(34)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSUP Haji Adam Malik Medan yang berlokasi

di Jalan Bunga Lau no. 17, kelurahan Kemenangan Tani, kecamatan Medan

Tuntungan. Rumah sakit tersebut merupakan rumah sakit kelas A sesuai dengan

SK Menkes No. 355/ Menkes/ SK/ VII/ 1990. Dengan predikat rumah sakit kelas

A, RSUP Haji Adam Malik Medan telah meiliki fasilitas kesehatan yang

memenuhi standar dan tenaga kesehatan yang kompeten. Selain itu, RSUP Haji

Adam Malik Medan juga merupakan rumah sakit rujukan untuk wilayah

pembangunan A yang meliputi Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat dan Riau

sehingga dapat dijumpai pasien dengan latar belakang yang sangat bervariasi.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 502/ Menkes/ IX/ 1991tanggal

6 September 1991, RSUP Haji Adam Malik Medan ditetapkan sebagai rumah

sakit pendidikan bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

RSUP Haji Adam Malik Medan memiliki instalasi rawat jalan untuk

bagian neurologi, yaitu Poliklinik Neurologi yang berada di lantai dua Poliklinik

RSUP.H.Adam Malik.

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Sampel

Sampel yang diperoleh merupakan pasien yang datang berobat ke

Poliklinik Saraf RSUP. H. Adam Malik Medan dengan keluhan NPB selama

kurun waktu pada tanggal 1 Agustus – 31 Agustus 2010 yang telah masuk dalam

kriteria yang telah ditetapkan. Sampel yang didapat sebesar 66 sampel dengan

keseluruhan pasien yang datang berobat ke Poliklinik Saraf yaitu sebesar 472

(35)

Table 5.1. Distribusi sampel yang menderita NPB berdasarkan umur

No. Umur Frekuensi Persentase

1. <45 tahun 8 12,1

2. 45-65 tahun 37 56,1

3. >65 tahun 21 31,8

Jumlah 66 100

Dari table 5.1 didapati umur rata-rata sampel yang menderita NPB pada

penelitian ini adalah 58,48 ± 12,906 tahun, dimana umur sampel yang paling tua

adalah 75 tahun dan yang paling muda adalah 21 tahun. Sampel yang menderita

NPB dan berumur <45 tahun dijumpai sebanyak 8 sampel (12,1%), yang berumur

45-65 tahun sebanyak 37 orang (56,1%) dan yang berumur >65 tahun sebanyak

21 orang (31,8%). Distribusi terbanyak penderita NPB yang diteliti adalah pada

kelompok 45-65 tahun, yaitu sebanyak 37 orang (56,1%).

Table 5.2. Distribusi sampel yang menderita NPB berdasarkan jenis kelamin

No. Jenis kelamin Frekuensi Persentase

1. Laki-laki 21 31,8

2. Perempuan 45 68,2

Jumlah 66 100

Dari table 5.2, menurut jenis kelaminnya, dijumpai sampel yang menderita

NPB yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 21 sampel (31,8%) dan perempuan

sebanyak 45 sampel (68,2%).

5.1.3. Gambaran Umum Obesitas pada Penderita NPB

Berdasarkan intrepretasi hasil perhitungan BMI maka didapati penderita

NPB yang terbanyak termasuk ke dalam kategori obesitas I yaitu sebanyak 27

(36)

13 sampel (19,7%),dan normal yaitu 6 sampel (9,1%). Sebanyak 47 sampel

(71,2%) yang menderita NPB masuk dalam kategori obesitas..

Table 5.3 Gambaran Umum Obesitas pada Penderita NPB

No. Gambaran

Pada penelitian ini, didapati penderita NPB yang termasuk kategori normal

yaitu 6 orang (9,1%), pre-obes 13 orang (19,7%), obes I, 27 orang (40,9%), dan

obes II, 20 orang (30,3%). Kondisi yang hampir serupa ditemukan dalam

penelitian yang dilakukan oleh Amy Janke, Allison Collins, dan Andrea.T.Kozak

(2007), dimana dikatakan terjadi peningkatan insidensi NPB bersamaan dengan

peningkatan BMI mereka, dimana pada pasien normal dan pre-obes dengan resiko

minimal, obesitas I dengan resiko sedang, dan obesitas II dengan resiko sangat

tinggi.

Hasil yang serupa juga terjadi pada penelitian yang dilakukan oleh

Timothy.A.Mirtz dan Leone Green (2005) didapati baik pada pria dan wanita

yang obesitas memiliki kemungkinan 2 kali lebih rentan terkena NPB daripada

yang tidak. Sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Warih Widodo (2009)

dan Vismara. L. (2010) didapatkan kejadian NPB terus meningkat seiring dengan

(37)

Shiri, dkk (2010) melakukan penelitian secara sistematis pada data

Medline (National Library of Medicine, Bethesda, Maryland dan Embase Elsevier,

Amsterdam, the Netherlands) hingga bulan Mei 2009 dan didapati pada penelitian

yang dilakukan secara cross-sectional maka terjadi peningkatan insidensi NPB

seiring dengan peningkatan BMI mereka. Sedangkan pada penelitian secara

cohort didapati pada mereka yang obesitas memiliki durasi NPB yang lebih lama

dibandingkan dengan yang tidak.

Berdasarkan jenis kelamin, dijumpai jenis kelamin perempuan lebih

dominan dibandingkan dengan laki-laki dengan perbandingan 68,2% berbanding

31,8%. Kondisi yang hampir serupa ditemukan pada penelitian yang dilakukan

oleh Departemen Neurologi di Oslo University Hospital (2010) dimana

perbandingan jenis kelamin laki-laki dan perempuan yang menderita NPB adalah

20,9% berbanding 29,3%.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Eleni Solidaki dkk (2010) didapati

hanya sedikit perbedaan antara perempuan dengan laki-laki dengan persentase

perempuan 65% dan laki-laki 63%. Sedangkan pada penelitian yang dilakukan

oleh Scott Master dan Rahel Lind (2009) juga mendukung hasil ini dimana

didapati jenis kelamin terbanyak yang menderita NPB adalah perempuan sebesar

62%.

Menurut Scott Master dan Rahel Lind (2009) insidensi NPB lebih

meningkat pada perempuan disebabkan faktor psikologis dari perempuan yang

akan menghasilkan efek dan persepsi yang lebih kuat. Akibat peningkatan

persepsi ini akan menghasilkan efek imunitas-faktor stresor yang lebih kuat. Efek

imunitas-faktor stresor yang lebih kuat akan menghasilkan persepsi sakit yang

lebih lagi. Mekanisme ini berhubungan dengan sistem kerja hipotalamus yang

langsung berhubungan dengan nosiseptif dari perifer.

Bagaimanapun juga, kecenderungan perempuan untuk lebih terkena masih

belum dapat dipastikan mekanismenya. Terdapat berbagai faktor yang mungkin

berkaitan dengan hal ini seperti beberapa aktivitas pekerjaan rumah tangga yang

(38)

dengan posisi yang salah, faktor demografi pasien yang berobat, latar belakang,

dll.

Umur terbanyak yang menderita NPB didapati pada umur 45-65 tahun

dengan 37 orang (56,1%) dengan rata-rata usia 58,48 ± 12,906 tahun. Pada

penelitian yang dilakukan oleh Jan Purba dan Aswin M (2006) di Poliklinik

Neurologi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo didapati 80% penderita NPB

berada pada rentan usia 30-59 tahun dengan rata-rata (50 ± 15.55).

Penelitian terdahulu oleh Scott Master dan Rahel Lind (2009) juga

mendukung dengan umur terbanyak yaitu 12-85 tahun dengan rata-rata usia 55

tahun. Kondisi yang hampir serupa ditemukan pada penelitian yang dilakukan

Persatuan Dokter Saraf di Seluruh Indonesia (PERDOSSI, 2002) dimana didapati

umur terbanyak yang menderita NPB yaitu pada usia 45-60 tahun.

Kecenderungan hal ini berhubungan dengan faktor usia dimana semakin

tua seseorang akan semakin rentan untuk terkena NPB. Menurut Wheeler (2009),

hal ini disebabkan penurunan fungsi-fungsi tubuh seiring bertambahnya usia

sebagai akibat proses degenerasi sel.

Pada penelitian didapati penderita NPB yang datang berobat ke Poliklinik

Saraf RSUP.H.Adam Malik adalah sebesar 66 orang dengan jumlah keseluruhan

yang datang berobat adalah sebesar 472. Maka didapati insidensi NPB pada

Poliklinik Saraf RSUP.H.Adam Malik adalah sebesar 13,98%. Kondisi yang

serupa didapati pada penelitian yang dilakukan oleh Persatuan Dokter Saraf

Seluruh Indonesia (PERDOSSI, 2002) dimana didapati insidensi NPB bervariasi

antara 7,6-37%.

Penelitian lain mengenai insidensi Nyeri Punggung Bawah juga dilakukan

oleh Scott Master dan Rahel Lind (2009) di Caloundra Spinal dan Sport Centre

dimana Scott dan Rahel ingin melihat insidensi LBP bila dibandingkan dengan

nyeri pada regio yang lain selain kepala. Pada penelitian ini didapati insidensi

terbanyak pada NPB sebesar 31%, diikuti nyeri pada regio bahu 15% dan leher

10%.

Penelitian di Indonesia yang mendukung hal ini dilakukan oleh Jan Purba

(39)

pada bulan Mei 2002 didapati kejadian pada 472 pasien yang datang, 258 pasien

(40)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah:

1. Penderita Nyeri Punggung Bawah yang datang berobat ke Poliklinik

RSUP.H.Adam Malik yang termasuk dalam kategori normal (9,1%), pre

obes (19,7%), obes I (40,9%), obes II (30,3%).

2. Penderita NPB yang datang berobat ke Poliklinik RSUP.H.Adam Malik

sebagian besar berumur 45-65 tahun (56,1%).

3. Penderita NPB yang datang berobat ke Poliklinik Saraf RSUP.H.Adam

Malik sebagian besar adalah berjenis kelamin perempuan (68,2%).

4. Insidensi penderita NPB yang datang berobat ke Poliklinik Saraf

RSUP.H.Adam Malik Medan adalah sebesar 13,98%.

6.2. SARAN

Dari seluruh proses penelitian yang telah dijalani oleh penulis dalam

menyelesaikan penelitian ini, maka dapat diungkapkan beberapa saran yang

mungkin dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berperan dalam penelitian ini.

Adapun saran tersebut, yaitu:

1. Terdapat berbagai kekurangan dilihat dari sudut pandang mereka yang

obesitas, untuk melihat faktor resiko yang dimiliki mereka yang obesitas

untuk menderita NPB, yang tak dapat ditinjau pada penelitian ini akibat

sedikitnya waktu. Diharapkan ini dapat menjadi masukan untuk penelitian

selanjutnya.

2. Kriteria eksklusi pada penelitian ini tidak terdapat riwayat trauma yang

merupakan salah satu faktor resiko NPB. Hal ini diharapkan menjadi

masukan pada penelitian selanjutnya untuk mempertimbangkannya.

3. Diharapkan pada Poliklinik Saraf RSUP. H. Adam Malik dapat

mencantumkan perhitungan berat badan dan tinggi badan pasien NPB

(41)

4. Diharapkan agar rumah sakit tempat penelitian dilakukan dapat

melengkapi data.

5. Diharapkan agar penelitian selanjutnya, dilakukan dengan rentang waktu

(42)

DAFTAR PUSTAKA

Damanik, H. A., 2009. Pidato Guru Besar Mengenai Potensi Tempe Kedelai

dalam Terapi Nutrisi Medik pada Obesitas Dewasa dengan Komorbid.

Universitas Sumatera Utara. Available

from:

Depkes RI, 2009. Obesitas dan Kurangnya Aktivitas Fisik Menyumbang 30%

Kanker. Avalaible

from:

Dexamedica, 2009. Nyeri Punggung Bawah: Patofisiologi, Terapi Farmakologi,

dan Non-Farmakologi Akupunktur. Available from:

April 2010 ].

Duss, P., 1996. Diagnosis Topik Neurologi Anatomi, Fisiologi, Tanda, dan Gejala. Jakarta : EGC.

Dorland, W.A. N., 2005. Kamus Kedokteran Dorland. 29th

Janke, Amy et al., 2007. Overview of the relationship between pain and obesity: What do we know?Where do we go next?, Journal of Rehabilitaton

Research and Development. Available from:

ed. Jakarta: EGC.

Guyton, A. M.D. dan Hall, J.E., 1997. Buku Ajar: Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.

Kravitz, Len and Andrews, R., 2005. Fitness and Low Back Pain. Available from: April 2010 ].

Master, Scott dan Rahel .L .,2009. Musculoskeletal pain: Presentations to general

practice. Available

from: http://proquest.umi.com/pqdweb?index=13&did=2060439191&Src hMode=1&sid=1&Fmt=3&VInst=PROD&VType=PQD&RQT=309&VN ame=PQD&TS=1290588513&clientId=63928

(43)

Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI) , Jakarta: 17-28.

Mitz,Timothy dan Green, L., 2005. Is obesity a risk factor for low back pain? An

example of using the evidence to answer a clinical question, University of

Kansas. Available

fro

Notoatmodjo, S., 2005. Metode Penelitian Kesehatan. Ed Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.

Organization for Economic Co-operation and Development, 2005. Health

Statistic: Obesity (Most Recent) by Country. Available

from:

[Accesed 11 March 2010].

Partoatmodjo, L., 2002. Diagnosis Klinis Nyeri Punggung Bawah. Dalam: Meliala dkk (eds). 2002. Nyeri Punggung Bawah. Kelompok Studi Nyeri Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI), Jakarta: 51-72.

Purba, J.S., dkk. 2006. Nyeri Punggung Bawah: Studi Epidemiologi, Patofisiologi,

dan Penanggulangan. Available

from:

Rumiyati,W. B., 2009. Perbedaan Pengaruh Intervensi Short Wave Diathermy dan back Exercise dengan Ultrasonik dan Back Exercise terhadap Penurunan Nyeri pada Nyeri Punggung Bawah Non Spesifik. Available from 2010].

Sherwood, L., 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta: EGC.

Shiri R, dkk. 2010. The association between obesity and low back pain: a

meta-analysis. Available

from:

(44)

Snell, R. S., 2006. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran Ed. 6. huriawati Hartanto, dkk (ed). Jakarta : EGC. Hal: 880-885.

Soegih, R. R. dan Wiramihardja, K. K,. 2009. Obesitas Permasalahan dan Terapi

Klinis. Jakarta : Sagung Seto.

Solidaki, E dkk. 2010. Work Realated and psychological determinants of multisite

musculoskeletal pain. Available

from: 2010].

Vismara .L., dkk. 2010. Effect of obesity and low back pain on spinal mobility: a

cross sectional study in women. Available

from:

Webster's New World Medical Dictionary ,2002.Defenition of Low Back Pain. Available

from:

[Accesed 2 April 2010].

Wheeler, A., 2009. Chronic Low Back Pain. Available

fro

3 April 2010].

Widodo, S.W., 2009. Korelasi Kegemukan dengan Peningkatan Kurva Bidang

Sagital. Available

from:

World Health Organization, 2006. Obesity and Overweight. Available

from

(45)

Lampiran 1

Daftar Riwayat Hidup

Nama : Septi NMG

Tempat/ Tanggal Lahir : P. Siantar/ 4 September 1989

Pekerjaan : Mahasiswi

Agama : Kristen Protestan

Alamat : Jl. Sembada XIV no. 4 Padang

Bulan Medan

Nomor Telepon : (061) 8213490

Orang Tua : (Alm) Ir. Kumpul Ginting (Bapak)

Jenda Malem Sitepu, BA (Ibu)

RIWAYAT PENDIDIKAN:

SD Sw. F.Tandean Tebing Tinggi tahun 1995-2001

SMP Sw. F.Tandean Tebing Tinggi tahun 2001-2004

SMA Santo Thomas 1 Medan tahun 2004-2007

(46)

Lampiran 2

LEMBAR PENJELASAN

Gambaran Umum Obesitas pada Penderita Nyeri Punggung Bawah (NPB) pada bulan Agustus tahun 2010 di Poliklinik Neurologi di RSHAM Medan

Bapak/Ibu/Saudara/Saudari yang terhormat, Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Salam sejahtera bagi kita semua,

Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Septi NMG

NIM : 070100126

Alamat : Jl. Sembada XIV no. 4 Medan Hp/Telp: 08196042062 / 061 (8213490)

adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang akan melaksanakan penelitian dengan judul Gambaran Umum Obesitas pada Penderita Nyeri Punggung Bawah (NPB) pada bulan Agustus tahun 2010 di Poliklinik Neurologi di RSHAM Medan.

Obesitas telah mencapai proporsi epidemic global, dengan lebih dari 300 juta secara klinis didiagnosa mengalaminya. Obesitas diartikan sebagai akumulasi lemak berlebih dan abnormal yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan (WHO, 2006).

Nyeri Punggung Bawah diartikan sebagai sensasi nyeri yang dirasakan pada area lumbosakral dari spinalis yang meliputi cakupan dari vertebra lumbalis pertama hingga vertebra sakralis pertama. Indonesia sendiri memiliki angka prevalensi NPB dalam urutan kedua teratas setelah sefalgia dan migren.

Obesitas menjadi salah satu faktor resiko terjadinya NPB dimana dikatakan pada mereka yang mengalami obesitas maka tulang belakang dipaksa untuk mengasimilasi beban, yang dapat menyebabkan kompresi dan kerusakan structural. Hal ini dapat memperburuk atau meningkatkan angka kekambuhan NPB.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran umum obesitas pada Penderita Nyeri Punggung Bawah (NPB) pada bulan Agustus tahun 2010 di Poliklinik Neurologi di RSHAM Medan. Informasi yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan pada pihak – pihak yang berkepentingan. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil berat badan dan tinggi badan dari pasien dengan menggunakan timbangan tinggi badan Smec. Pengambilan data pasien akan dilakukan sekitar 15 menit. Pengambilan data akan dilakukan oleh peneliti sendiri.

Partisipasi Bapak/ Ibu/ Sdr/ Sdri bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Setiap data yang ada dalam penelitian ini akan dirahasiakan dan digunakan untuk penelitian. Untuk penelitian ini Bapak/ Ibu/ Sdr/ Sdri tidak akan dikenakan biaya apa pun. Bila Bapak/ Ibu/ Sdr/ Sdri membutuhkan peneliti.

(47)

Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini diharapkan Bapak/ Ibu/ Sdr/ Sdri bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah kami persiapkan.

Peneliti,

(48)

SURAT PERSETUJUAN

(Informed Consent)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Alamat :

Menyatakan bersedia untuk ikut serta dalam penelitian ini tanpa adanya paksaan

dari pihak manapun.

Medan, 2010

(49)

LEMBAR DATA PASIEN

Gambar

Tabel 2.1 Klasifikasi Obesitas
Gambar 3.1
Table 5.1. Distribusi sampel yang menderita NPB berdasarkan umur

Referensi

Dokumen terkait

[r]

However ELNUSA remained confident that projections by the end of 2015, ELNUSA would posted net profit of not less than Rp325 billion and net profit margin grows 15% compared to the

[r]

One of the important and strategic investments made this year, the company is investing in Division of DOS (Drilling &amp; Oilfield Services) in the form of

[r]

Diabetes merupakan keadaan yang timbul karena ketidakmampuan tubuh mengolah karbohidrat/ glukosa akibat kurangnya jumlah insulin atau insulin tidak berfungsi

ELSA-8 is the first eco-green Accommodation Work Barge (AWB) in Indonesia, owned by ELNUSA and will work for Total E &amp; P Indonesie (TEPI) in the Mahakam Delta, East

Jakarta, 22 nd April 2015 – PT Elnusa Tbk (Elnusa), one of the leading national company providing energy services, reported the Company's performance of first quarter in 2015 with