PENENTUAN KADAR NITROGEN PADA PUPUK UREA
DI PT. PUPUK ISKANDAR MUDA
TUGAS AKHIR
ARFANDY TAMPUBOLON
052409018
PROGRAM STUDI D-III KIMIA INDUSTRI
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
PENENTUAN KADAR NITROGEN PADA PUPUK UREA
DI PT. PUPUK ISKANDAR MUDA
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya
ARFANDY TAMPUBOLON
052409018
PROGRAM STUDI D3 KIMIA INDUSTRI
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
PERSETUJUAN
Judul : PENENTUAN KADAR NITROGEN PADA PUPUK
UREA DI PT. PUPUK ISKANDAR MUDA
Kategori : TUGAS AKHIR
Nama : ARFANDY TAMPUBOLON
Nomor Induk Mahasiswa : 052409018
Program Studi : DIPLOMA III KIMIA INDUSTRI
Departemen : KIMIA
Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Diluluskan di Medan, Juni 2008
Diketahui :
Program Studi D-3 Kimia Industri FMIPA USU
Ketua, Dosen Pembimbing
( Dr. Harry Agusnar, M.Sc., M.phil ) ( Dr. Albert Pasaribu, MSc )
NIP : 131 273 466 NIP : 134 945 357
Departemen Kimia FMIPA USU Ketua,
DETERMINE NITROGEN CONTENT AT UREA FERTILIZER IN PT. PUPUK ISKANDAR MUDA
ABSTRACT
In order to know the content of nitrogen in urea fertilizer teh contant oh H2O must be determined (% H2O) wellas the percentape of biuret (% Biuret). Og biuret content the determination of nitrogen content is conducted using the calculation % N = ( 100 - % H2O - % Biuret) x 0.4665 + (% Biuret x 0.4077 ).
ABSTRAK
DAFTAR ISI Halaman Persetujuan ii Pernyataan iii Penghargaan iv Abstrak vi Abstract vii
Daftar Isi viii
BAB 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Permasalahaan 2
1.3 Tujuan 2
1.4 Manfaat 3
BAB 2 Tinjauan Pustaka
2.1 Nitrogen 4
2.1.1 Sumber Nitrogen 6
2.1.2 Peranan Nitrogen 7
2.2 Jenis Pupuk Yang Mengandung Nitrogen 9
2.2.1 Urea Prill 10
2.2.2 Urea Super Granule (USG) 10
2.2.3 Urea Ball Fertilizer 11
2.2.4 Urea Briket 11
2.2.5 Urea Tablet 12
2.3 Proses Pembuatan Pupuk Urea 12
2.3.1 Pabrik Utility 13
2.3.2 Pabrik Ammoniak 13
2.3.2.1 Proses Pembuatan Amoniak 13
2.3.3 Pabrik Urea 15
2.3.3.1 Proses Pembuatan Urea 16
BAB 3 Metode Percobaan
3.1 Penetapan Total Nitrogen 19
3.2 Penetapan Kadar Air Pada Nitrogen 19
3.2.1 Alat 19
3.2.2 Bahan 19
3.2.3 Prosedur Kerja 20
3.2.4 Perhitungan 21
3.3 Penetapan Kadar Air Pada Nitrogen 21
3.3.1 Alat 21
BAB 4 Hasil Analisis Dan Pembahasan
4.1 Data Hasil Analisis 23
4.2 Perhitungan 24
4.3 Pembahasan 24
BAB 5 Kesimpulan Dan Saran
5.1 Kesimpulan 25
5.2 Saran 25
DETERMINE NITROGEN CONTENT AT UREA FERTILIZER IN PT. PUPUK ISKANDAR MUDA
ABSTRACT
In order to know the content of nitrogen in urea fertilizer teh contant oh H2O must be determined (% H2O) wellas the percentape of biuret (% Biuret). Og biuret content the determination of nitrogen content is conducted using the calculation % N = ( 100 - % H2O - % Biuret) x 0.4665 + (% Biuret x 0.4077 ).
ABSTRAK
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
PT. Pupuk Iskandar Muda (Persero) merupakan sebuah perusahaan industri yang menghasilkan pupuk buatan PT. Pupuk Iskandar Muda (Persero) secara resmi didirikan pada tanggal 24 Februari 1982 yang di rintis oleh PT. PUSRI Palembang. PT. Pupuk Inskandar Muda (Persero) adalah sebuah pabrik yang menghasilkan butiran pupuk urea sebagai produk utama di samping produk samping lainnya berupa ammonia cair, gas O2, CO2cair, CO2 padat.
Untuk memenuhi permintaan pasar, baik di luar negeri dan sebagian besar dipasarkan di dalam negeri yang pemasarannya di bantu oleh PT. PUSRI. Pada proses pembuatan pabrik ini dibagi dalam 3 bagian yaitu :
1. Proses Pengolahan Utilitas 2. Proses Pengolahan Ammonia 3. Proses Pembuatan Urea
alam dan hasil hutan sebagai bahan baku industri kecil, maupun industri industri yang berkaitan serta industri hilir.
Pupuk urea merupakan salah satu produk strategis yang sangat penting peranannya dalam menunjang produksi pertaniaan. Pupuk urea yang baik adalah jika komposisi kimia yang terkandung di dalamnya telah di tentukan menurut Standart Nasional Indonesia (SNI) dan Internasional Standart Organization (ISO). Berdasarkan analisa yang dilakukan untuk mengetahui mutu dari pupuk urea yang diproduksi oleh PT. PIM berupa Total Nitrogen, kadar biuret, moisture dan ukuran butiran, terbukti bahwa pupuk urea prill yang diproduksi oleh PT. Pupuk Iskandar Muda sesuai dengan syarat mutu pupuk urea (SNI-2801-1992) sehingga pupuk urea tersebut sangat baik dan aman untuk digunakan sebagai pupuk penyubur tanaman.
Dari uraian tersebut penulis tertarik mengenai PENENTUAN KADAR NITROGEN PADA PUPUK UREA DI PT. PUPUK ISKANDAR MUDA .
1.2. Permasalahan
1.3. Tujuan
Untuk menentukan kualitas Nitrogen yang dibutuhkan pada proses pembuatan pupuk urea sehingga diperoleh hasil yang optimal.
1.4Manfaat
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Nitrogen
dalam medium pertumbuhan juga tercermin dalam kadar protein kasar dari biji dan dalam hijauan. Di antara unsur-unsur mineral esensial untuk pertumbuhan dan reproduksi tanaman-tanaman hijau tingkat tinggi, terdapat lebih banyak atom (sekitar tiga kali lipat) N dalam bahan organik kering dari pada tiap unsur lainnya yang berasal dari tanah (tidak dari air atau atmosfer). Berdasarkan massa, N dalam bahan tanaman sering dijumpai dalam jumlah yang lebih banyak dari pada masing-masing unsur yang lainnya. Walaupun konsentrasi K berkemungkinan lebih tinggi dalam sebagian bahan tanaman, N melebihi jumlah total semua unsur mineral esensial lainnya yang berasal dari tanah dalam biji tanaman pertanian yang umum dibudidayakan.
Dengan mengingat berlimpahnya N dalam tanaman, peranan sentralnya dalam fungsi tanaman dan reaktivitasnya dalam biosfer, tidaklah mengherankan jika unsur ini merupakan yang paling universal kahat untuk produksi tanaman yang optimum.(O.P. Engelstad, 1997).
Syarat mutu pupuk urea sesuai dengan tabel berikut ini :
No. Uraian Peryaratan
1 Bentuk butiran
1.1 Kadar nitrogen Min. 46%
1.2 Kadar air Maks. 0.5 %
1.3 Kadar biuret Maks. 1 %
No. Uraian Peryaratan
2 Bentuk glitiran
2.1 Kadar nitrogen Min. 46%
2.2 Kadar air Maks. 0.5 %
2.3 Kadar biuret Maks. 2 %
Sumber : SNI-02-2801, 1992
2.1.1 Sumber Nitrogen
hampir netral. Satu yang perlu mendapat perhatian bahwa pupuk ini bersifat mudah meledak.
Amonium sulfat nitrat, 2NH4NO3(NH4)2S04, bersifat agak higroskopis, reaksi dalam tanah dua kali lebih asam dari urea, nilainya sebagai pupuk hampir sama dengan ZA, tetapi kadar N-nya lebih tinggi serta lebih mudah diserap tanaman karena 0,25 bagiannya terurai menjadi nitrat. nilai equivalent acciditynya 93.
Amonium sulfat, (NH4)2SO3 disebut juga ZA, zwavelzure amoniak, pada masa awalnya pupuk ZA banyak digunakan untuk pertanian dengan kandungan 20-21%, berbentuk kristal putih, abu-abu, biru kebiru-biruan, atau agak kuning, bersifat larut air dan kurang higroskopis (M. Isnaini 2006 ). Di dalam tanah pupuk ini terurai menjadi ion amonium dan ion sulfat. Dibuat dari hasil ikatan pembuatan kokas yang menghasilkan amoniak, kemudian dimasukkan air, selanjutnya diberi kapur tohor, teknik se-lanjutnya ditambah sulfat 5-10%(M. Isnaini 2006 ). Setelah amonium sulfat.
2.1.2 Peranan Nitrogen
Nitrogen (N), yang diperlukan untuk pertumbuhan vegetatif (pertumbuhan daun dan batang), meningkatkan kadar protein tanaman, juga untuk berkembangnya mikroorganisme dalam tanah. Nitrogen diserap akar tanaman dalam bentuk nitrat atau amonium, yang berpengaruh mempercepat sintesis karbohidrat diubah menjadi protein. Nitrogen memang banyak terdapat di udara yaita sekitar 78%, tetapi untuk dapat diserap tanaman harus dalam bentuk nitrat dan amoniak. Misalnya: dari udara yang mengandung nitrogen bereaksi dengan sambaran petir yang kemudian larut dalam air hujan bahan organik yang diuraikan oleh bakteri atau dengan penambahan pupuk buatan (misalnya urea dan ZA).
Kekurangan nitrogen menyebabkan daun tanaman menjadi hijau muda dan mudah menguning, terutama daun yang lebih tua. Jika kelebihan maka daun menjadi lebih besar, batang menjadi lunak dan berair sehingga mudah sakit, juga menunda pembentukan bunga, termasuk pematangan buah menjadi terlambat. (M. Isnaini, 2006 )
2.2 Jenis Pupuk Urea Yang Mengandung Nitrogen
mengurangi kekurangan bentuk prill, urea kemudian dibuat dalam bentuk bola-bola, kotak-kotak, dan tablet sehingga lebih sukar larut. Bentuk-bentuk urea tersebut sebenarnya hanya pemadatan dari bentuk prill dan kandungan haranya sama. Cara lainnya adalah melapisi urea dengan bahan yang tidak tembus air atau bahan kimia. Pelindung ini diberi lubang-lubang kecil sehingga urea dapat larut sedikit-sedikit.
Pupuk nitrogen (N) termasuk pupuk kimia buatan tunggal. Jenis pupuk ini termasuk pupuk makro. Sesuai dengan namanya, pupuk-pupuk dalam kelompok ini didominasi oleh unsur nitrogen (N). Adanya unsur lain di dalamnya lebih bersifat sebagai pengikat atau juga sebagai katalisator.
2.2.1 Urea Prill
Urea prill merupakan urea yang berbentuk butiran halus berwarna putih. Dibandingkan dengan bentuk lainnya, urea prill mempunyai beberapa kelebihan berikut.
a. Dikenal luas di kalangan petani sehingga menjadi prioritas utama pemupukan.
b. Mudah didapatkan di KUD, pengecer pupuk, kios tani, tempat lain. c. Harga terjangkau petani.
e. Dapat digunakan untuk keperluan lain, seperti memupuk tambak, untuk campuran ransum atau pakan ternak, campuran lem pada industri kayu, dan dapat untuk campuran bahan prosessing kain pada industri sandang.
2.2.2 Urea Super Granule (USG)
Bentuk USG hampir sama dengan urea prill hanya ukuran butirannya sedikit lebih besar. Dari hasil penelitian, USG mampu meningkatkan produksi tanaman (padi) 3,4 - 20,4% lebih tinggi dibandingkan dengan penggunaan urea prill. Biaya proses pembuatannya masih terlalu mahal sehingga pupuk bentuk ini tidak komersial. Oleh karenanya. USG belum layak untuk dilem-par ke pasaran dalam jumlah besar.
2.2.3 Urea Ball Fertilizer
2.2.4 Urea Briket
Urea briket dihasilkan dari proses pemadatan urea. Penyempurnaan urea super granule. Bentuknya pipih seperti cakram, bersifat rapuh, mudah pecah. dan cepat lengket. Sifat-sifat kimia urea briket tidak jauh berbeda dengan urea prill dan urea super granule. Kelebihan urea briket, yaitu mudah larut dan unsur hara cepat tersedia. Sementara kekurangan urea ini di antaranya rapuh, lengket, dan harganya relatif mahal.
2.2.5 Urea Tablet
Urea tablet juga berbahan dasar dari urea prill dengan proses pengempaan bertekanan tinggi, urea prill berubah bentuk menjadi tablet. Bila dibandingkan dengan urea prill, urea tablet lebih banyak memiliki keunggulan seperti efisien, meningkatkan produksi tanaman, mengurangi atau menekan tumbuhnya gulma, mengurangi terjadinya pencemaran, dan menciptakan usaha baru bagi usahawan pupuk. Efisiensi yang didapatkan dari penggunaan tablet, yaitu dalam, bentuk jumlah pupuk, tenaga pemupukan. Efisiensi ini akan didapatkan bila diaplikasikan secara benar dan biasanya dibantu dengan aplikator urea tablet.
kepercayaan petani terhadap menggunakan urea prill belum dapat digoyahkan. Kekurangan lain dari penggunaan urea tablet adalah reaksi terhadap tanaman tidak secepat urea prill dan sulit diaplikasikan pada lahan yang kekurangan air. Kesulitan dalam hal pendistribusian, pengadaan, dan penampungannya keseragaman produk belum merata dan harga yang lebih tinggi dari urea prill merupakan faktor penghambat lain dalam penggunaan urea tablet. (Marsono dan Paulus Sigit, 2001)
2.3 Proses Produksi Pembuatan Pupuk Urea
Proses produksi pengolahan bahan baku menjadi pupuk urea di PT. Pupuk Iskandar Muda dibagi menjadi tiga unit, yaitu :
1. Pabrik Utility 2. Pabrik Ammonia 3. Pabrik Urea
2.3.1 Pabrik Utility
Pabrik utilitas ialah pabrik yang menghasilkan bahan-bahan pembantu maupun energi yang dibutuhkan oleh pabrik amoniak dan urea. Produk yang dihasilkan dari pabrik utilitas ini antara lain sebagai berikut :
1. Steam 2. Listrik 3. Demin water 4. Cooling water
2.3.2 Pabrik Amoniak
Pabrik amoniak ialah pabrik yang menghasilkan amoniak sebagai hasil utama dan Cabon Dioksida sebagai hasil sampingan yang keduanya merupakan bahan baku pabrik urea.
2.3.2.1 Proses Pembuatan Amoniak
Bahan baku pembuatan amoniak adalah gas bumi yang diperoleh dari Pertamina dengan komposisi utama Methane (CH4) sekitar 70 % dan Carbon Dioksida (CO2) sekitar 10 %. Steam atau uap air diperoleh dari air sungai Musi setelah mengalami suatu Proses Pengolahan tertentu di Pabrik Utility. Sedangkan udara diperoleh dari lingkungan, dimana sebelum udara ini digunakan sebagai udara proses, ditekan terlebih dahulu oleh kompressor udara. Secara garis besar Proses dibagi menjadi 4 Unit, dengan urutan sebagai berikut :
1. Feed Treating Unit 2. Reforming Unit
3. Purification & Methanasi
4. Compression Synloop & Refrigeration Unit.
1. Feed Treating Unit
menghilangkan senyawa belerang yang terkandung dalam gas alam, maka gas alam tersebut dilewatkan dalam suatu bejana yang disebut Desulfurizer. Gas alam yang bebas sulfur ini selanjutnya dikirim ke Reforming Unit.
2. Reforming Unit
Di Reforming Unit gas alam yang sudah bersih dicampur dengan uap air, dipanaskan, kemudian direaksikan di Primary Reformer, hasil reaksi yang berupa gas-gas Hydrogen dan Carbon Dioksida dikirim ke Secondary Reformer dan direaksikan dengan udara sehingga dihasilkan gas-gas sebagai berikut :
1. Hidrogen 2. Nitrogen
3. Karbon Dioksida
Gas-gas hasil reaksi ini dikirim ke Unit Purifikasi dan Methanasi untuk dipisahkan gas karbon dioksidanya.
3. Purification & Methanasi
Gas proses yang keluar dari Methanator dengan perbandingan Gas Hidrogen dan Nitrogen = 3 : 1, ditekan atau dimampatkan untuk mencapai tekanan yang diinginkan oleh Ammonia Converter agar terjadi reaksi pembentukan, uap ini kemudian masuk ke Unit Refrigerasi sehingga didapatkan amoniak dalam fasa cair yang selanjutnya digunakan sebagai bahan baku pembuatan urea.Gambar diagram proses pembuatan ammoniak dapat di lihat pada lampiran I.
2.3.3 Pabrik Urea
Unit Urea di PT. Pupuk Iskandar Muda dirancang untuk memproduksi urea prill sebanyak 1725 ton/hari dan apabila dilakukan optimalisasi meningkat menjadi 1983 ton/hari. Proses yang dipakai adalah proses Mitsui Toatsu Total Recycle C Improved .Proses ini dipilih karena mempunyai beberapa kelebihan, antara lain ; murah ongkos pembangunan, mudah pengoperasiannya dan dapat menghasilkan produksi yang tinggi. Unit urea dapat dibagi menjadi empat seksi, yaitu:
2.3.3.1 Proses Pembuatan Urea
Bahan baku : Gas CO2 dan Liquid NH3 yang di supply dari Pabrik Amoniak. Proses pembuata Urea di bagi menjadi 6 Unit yaitu :
1. Sintesa Unit
2. Purifikasi Unit
3. Kristaliser Unit
5. Recovery Unit
6. Proses Kondensat Treatment Unit
Gambar diagram proses pembuatan pupuk urea dapat di lihat pada lampiran II.
1. Sintesa Unit
Unit ini merupakan bagian terpenting dari pabrik Urea, untuk mensintesa dengan mereaksikan Liquid NH3 dan gas CO2didalam Urea Reaktor dan kedalam reaktor ini dimasukkan juga larutan Recycle karbamat yang berasal dari bagian Recovery. Tekanan operasi disintesa adalah 175 Kg/Cm2 G. Hasil Sintesa Urea dikirim ke bagian Purifikasi untuk dipisahkan Ammonium Karbamat dan kelebihan amonianya setelah dilakukan Stripping oleh C
2. Purifikasi Unit
Amonium Karbamat yang tidak terkonversi dan kelebihan Ammonia di Unit Sintesa diuraikan dan dipisahkan dengan cara penurunan tekanan dan pemanasan dengan 2 step penurunan tekanan, yaitu pada 17 Kg/Cm2 G. dan 22,2 Kg/Cm2G. Hasil peruraian berupa gas CO2 dan NH3 dikirim kebagian recovery, sedangkan larutan Ureanya dikirim ke bagian Kristaliser.
menguap-kan air diambil dari panas Sensibel Larutan Urea, maupun panas kristalisasi Urea dan panas yang diambil dari sirkulasi Urea Slurry ke HP Absorber dari Recovery.
4. Prilling Unit
Kristal Urea keluaran Centrifuge dikeringkan sampai menjadi 99,8 % berat dengan udara panas, kemudian dikirimkan kebagian atas prilling tower untuk dilelehkan dan didistribusikan merata ke distributor, dan dari distributor dijatuhkan kebawah sambil didinginkan oleh udara dari bawah dan menghasilkan produk Urea butiran (prill). Produk Urea dikirim ke Bulk Storage dengan Belt Conveyor.
5.Recovery Unit
Gas Ammonia dan Gas CO2 yang dipisahkan dibagian Purifikasi diambil kembali dengan 2 Step absorbasi dengan enggunakan Mother Liquor sebagai absorben, kemudian direcycle kembali ke bagian Sintesa.
6. Proses Kondensat Treatment Unit
BAB 3
METODE PERCOBAAN
Untuk mengetahui total nitrogen yang terkandung dalam pupuk urea di PT. Pupuk Iskandar Muda, terlebih dahulu harus mengetahui kadar air dan biuret yang terkandung dalam pupuk urea terebut.
3.1 Penetapan Total Nitrogen Dalam Urea
Total Nitrogen, % = (100-C-D) x 0.4665 + (D x 0.4077 )
Dimana C =Kadar Air, %
D = Kadar Biuret, %
3.2 Penetapan Kadar Air Dalam Butiran Urea
3.2.1 Alat
1. Karl-Fisger Titrator Model KF MKS 150 2. Timbangan Analitik
3.2.2 Bahan
1. Hidupkan power dengan menekan switch power di belakang alat ( sebelah kiri )
2. Masukan larutan metanol secukupnya dengan menggunakan tombol solvent pada magnetic stirrer (sampai electrode terendam), dan buang larutan metanol apabila pengukuran sudah 4 ( empat) kali atau sudah jenuh dengan menggunakan Tombol Drain pada Magnetic Stirrer
3. Tekan tombol Methode 2, Arahkan ke file methode pada pengukuran sample dengan menggunakan cursor () dan fungsikan methode tersebut dengan menekan tombol ENTER ( ).
4. Tekan tombol pre titr, biarkan titrasi berlangsung sampai muncul pada layar perintah "Sample in & Press (Start) Key
5. Timbang berat sample beserta wadah, catat sebagai Wt 1
6. Tekan tombol sample, ENTER ( ) ENTER masukan no. sampel dan konfirmasi dengan menggunakan tombol ENTER ( ).
7. Arahkan crusor () ke Wt1 dengan tombol kebawah () dan masukkan data sesuai dengan langkah no.4 dan ke Konfirmasi dengan menggunakan tombol ENTER ( ).
8. Tekan tombol stirrer untuk menghentikan pengadukan, buka tutup tabung reaksi dan masukan sample, kemudian tutup kembali lalu timbang wadah sample kosong dan masukan berat tersebut pada Wt2, ENTER ( ).
9. Tekan tombol stirrer untuk memulai pengadukan sampai sample larut. 10. Tekan tombol start untuk memulai pengukuran, tunggu beberapa saat
11. Tekan reset dan matikan power bila sudah selesai.
3.2.4 Perhitungan
V x F x 100 H2O, % =
---W x 1000
Dimana : V = Volume Titran (Iodine) F = Faktor Kalibrasi Alat W = Berat sample, gr
3.3 Penetapan Biuret Dalam Butiran Urea
3.3.1 Alat
1. Spektrofotometer 2. Labu ukur 50 ml 3. Pipet gondok 50 ml 4. Timbangan analitis
3.3.2 Bahan
1. Larutan standar Biuret 4000 ppm ( 1 ml = 4 mg Biuret ): ilarutkan 1 g Biuret murni yg telah dipanaskan pada suhu 105°C selama 3 jam dengan air demin ( aquades ) kemudian diencerkan sampai 250 ml
2. Pereaksi Biuret.
a. Dilarutkan 8 gr NaOH dalam 1 liter air demin ( aquades ) Larutan A
3. Kalibrasi
a. Dibuat variasi konsentrasi larutan standar biuret kedalam 6 buah labu ukur 50 ml dengan memipet 0, 2, 4, 6, 8, 10 ml larutan standar biuret 4000 ppm ( masing-masing mengadung 0, 8 , 12 , 16 dan 20 mg Biuret ).
b. Tambahkan ke masing - masing labu ukur 20 ml pereaksi Biuret sedikit demi sedikit sambil dikocok kuat - kuat, impitkan dengan air demin ( aquades ) hingga tanda batas dan biarkan 30 menit untuk pengembangan warna sambil sekali - kali dikocok.
c. Ukur Absorbansinya pada panjang gelombang 540, cell = 20 ml d. Buat kurva kalibrasi dan hitung faktornya
3.3.3 Prosedur Kerja
1. Dilarutkan 1- 4 gr Urea dalam labu ukur 50 ml dengan air demin (
aquades ).
2. Tambahkan 20 ml larutan Biuret sedikit demi sedikit sambil dikocok kuat-kuat, impitkan dengan air demin hingga tanda batas dan biarkan 30 menit untuk pengembangan warna sambil sekali - kali dikocok.
3. Ukur absorbansinya pada panjang gelombang 540, cell = 20 ml
3.3.4 Perhitungan
Abs x F Biuret, % =
BAB 4
DATA HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Berikut adalah data hasil pengamatan kandungan nitrogen Pupuk Urea bulk yang di produksi PT. Pupuk Iskandar Muda yang di analisa pada Januari 2008.
4.1. Data Hasil Analisis
Kadar Air Moisture ( % H2O )
Analisa
Sampel Ml Tirt KF Gram sample (WT1) % H2O
I 1.11 2.13 0.23
II 1.04 2.00 0.23
II 1.22 2.31 0.24
Rata rata 0,2333
% Biuret
Analisa
Sampel Abs x F = mg (C)ppm Gram sample % Biuret
I 13.13 2.56 0.51
II 10.48 2.10 0.49
III 11.78 2.37 0.49
Rata rata 0.4966
4.2 Perhitungan
Untuk menetukan total nitrogen yang terkandung di pupuk urea terlebih dahulu harus mengetahui % biuret dan % moisture. Dimana :
- % H2O Kadar Air = 0.233 %
% Total Nitrogen = (100 - % H2O - % Biuret ) x 0.4665 + ( % Biuret x 0.4077 )
= (100 0.2333 0.4966 ) x 0.4665 + ( 0.4966 x 0.4077 )
= 99.270 x 0.4665 + 0.202 = 46.309 + 0.202
% Total Nitrogen = 46.5 %
Dari hasil analisa diperoleh hasil sebagai berikut : 1. % Kadar Biuret = 0.4966 % 2. % H2O Kadar Air = 0.233 % 3. % Total Nitrogen N2 = 46.5 %
4.3. Pembahasan
Data di atas diperoleh kadar air dalam pupuk urea prill. Dari tiga sampel urea yang akan ditentukan kadar air (% H2O), diketahui bahwa kadar air yang terkandung didalamnya adalah :
a. Sampel 1, kadar air yang terkandung = 0,23 % b. Sampel 2, kadar air yang terkandung = 0,23 % c. Sampel 3, kadar air yang terkandung = 0,24 %
ditentukan % biuret, diketahui bahwa % biuret yang terkandung didalamnya adalah :
a. Sampel 1, % biuret yang terkandung = 0,51 % b. Sampel 2, % biuret yang terkandung = 0,51 % c. Sampel 3, % biuret yang terkandung = 0,49 %
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Untuk mengetahui kadar nitrogen yang terkandung dalam pupuk urea harus terlebih dahulu diketahui kadar air / moisture ( % H2O ) dan kadar biuret ( % Biuret )
2. Dari hasil analisis diperoleh bahwa kadar biuret ( % Biuret ) 0,4966 %, kadar air ( % H2O ) 0,233 %, dan kadar nitrogen ( % N2) 46,5 %.
3. Dari kadar nitrogen ( % N2 ) yang diperoleh sebesar 46,5 % menunjukkan bahwa nilai kadar nitrogen pada pupuk urea bermutu baik sesuai dengan nilai yang ditetapkan oleh Standar Nasional Indonesia ( SNI )-02-2801, 1992.
5.2 Saran
1. Disarankan agar setelah 3 kali perlakuan titrasi, reagen Karl Fischer diganti, untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Tisdale., S.L., 1975. Soil Fertility And Fertilizers. Third Edition, Macmilan Publishing Co. New York
Isnaini., M., 2006. Pertanian Organik. Untuk Keuntungan Ekonomi dan Keselstarian Bumi. Yogyakarta
Sigit Paulus & Marsono., 2001. Pupuk Akar Jenis dan Aplikasinya. Jakarta
Technical Book, Analysis Manual, TEC JOB No. 7341, Volume I, Toyo Engineer Corporation, Tokyo.
BLOK DIAGRAM PABRIK AMONIAK
UAP AIR
STEAM
DRUM
REFORMING
UNIT
PURIFICATI
ON &
METHANATI
ON UNIT
COMPRESS
UNIT
CARBON
DIOKSIDA
SYNLOOP
REFRIGERATI
ON UNIT
BLOK DIAGRAM PABRIK UREA
KRISTALIZER
UNIT
PURIFIKASI
UNIT
RECOVERY
UNIT
KONDENSAT
PROSES
SINTESA
UNIT
KARBON
DIOKSIDA
AMMONIA
PROCESS
CONDENSATE
TREATMET