• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENENTUAN KADAR NITROGEN (N) PADA PUPUK NPK DENGAN METODE KJELDAHL DI PT. SUCOFINDO MEDAN TUGAS AKHIR DIPPOS PARDAMEAN PURBA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENENTUAN KADAR NITROGEN (N) PADA PUPUK NPK DENGAN METODE KJELDAHL DI PT. SUCOFINDO MEDAN TUGAS AKHIR DIPPOS PARDAMEAN PURBA"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

DIPPOS PARDAMEAN PURBA 162401069

PROGRAM STUDI D-3 KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2019

(2)

PENENTUAN KADAR NITROGEN (N) PADA PUPUK NPK DENGAN METODE KJELDAHL DI PT. SUCOFINDO MEDAN

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh

gelar Ahli Madya

DIPPOS PARDAMEAN PURBA 162401069

PROGRAM STUDI D-3 KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2019

(3)

Judul : Penentuan Kadar Nitrogen (N) pada Pupuk NPK Dengan Metode Kjedahl di PT.SUCOFINDO Medan

Kategori : Tugas Akhir

Nama : Dippos Pardamean Purba

Nomor Induk Mahasiswa : 162401069

Program Studi : Diploma 3 Kimia

Fakultas : MIPA - Universitas Sumatera Utara

Disetujui di Medan, 27 Juni 2019

Ketua Program Studi D3 Kimia Pembimbing, FMIPA USU

Dr. Minto Supeno,M.S Dr. Muhammad Taufik,M.Si

NIP. 196105091987031002 NIP 197702092018011001

(4)

DENGAN METODE KJELDAHL DI PT. SUCOFINDO MEDAN

ABSTRAK

Pupuk NPK merupakan bagian dari pupuk anorganik yang berdasarkan unsur haranya termasuk kedalam pupuk majemuk. Pupuk majemuk adalah pupuk campuran yang dibuat oleh pabrik dengan cara mencampurkan dua atau lebih unsur hara. Pupuk ini sebenarnya sudah lama dibuat dengan cara mencampurkan pupuk- pupuk tunggal. Contohnya, pupuk nitrogen dicampurkan dengan pupuk fosfat menjadi pupuk NP, kemudian dicampurkan lagi dengan pupuk kalium menjadi NPK.

Nitrogen berperan dalam merangsang pertumbuhan vegetatif dari tanaman.

Pertumbuhan tanaman akan tumbuh dengan pesat, sel-sel membesar dan tahan terhadap penyakit. Unsur nitrogen juga sangat mempengaruhi pada pembentukan daun. Analisa kadar Nitrogen pada pupuk NPK telah dilakukan di PT. SUCOFINDO Medan.Kadar nitrogen dianalisis dengan menggunakan metode kjeldhal melalui tahapan destruksi, destilasi, dan titrasi. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, diperoleh kadar nitrogen total sekitar 0,80% - 0,90%.Hal analisa ini menunjukkan bahwa kadar nitrogen pada pupuk NPK sesaui dengan standard mutu yang ditetapkan oleh PT. SUCOFINDO ( SNI 02-2803-2012).

Kata kunci : NPK, Kjeldahl, Nitrogen, Analisis, Destruksi

(5)

PT. MEDAN SUCOFINDO

ABSTRACT

NPK fertilizers are part of inorganic materials various are based on their nutrient elements including various fertilizers. Compound fertilizer is a mixture of fertilizers made by factories two or more nutrients in laboratories. This fertilizer has actually been made for a long time by mixing single fertilizers. For example, nitrogen fertilizer is mixed with phosphate fertilizer into NP fertilizer, then mixed again with potassium fertilizer into NPK. Nitrogen plays a role in stimulating the vegetative growth of plants. Plant growth will grow rapidly, cells grow and are resistant to disease. The nitrogen element also greatly affects the formation of leaves Nitrogen in NPK fertilizer was analized at PT. SUCOFINDO Medan. Nitrogen content was analyzed using the kjeldhal method through stages: destruction, distillation, and titration.In this work, nitrogen was determined about 0,80% - 0,90% it is known that NPK fertilizer accordance with fertilizer Standard (SNI 02-2803-2012).

Keywords: NPK, Kjeldahl, Nitrogen, Analysis, Destruction

(6)

PERNYATAAN

PENENTUAN KADAR NITROGEN (N) PADA PUPUK NPK DENGAN METODE KJELDAHL DI PT. SUCOFINDO MEDAN

TUGAS AKHIR

Saya menyatakan bahwa tugas akhir ini adalah hasil karya saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, 27 Juni 2019

DIPPOS PARDAMEAN PURBA 162401069

(7)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha pemurah dan maha penyayang, dengan limpah karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan tugas akhir ini dengan judul “PENENTUAN KADAR NITROGEN (N) PADA PUPUK NPK DENGAN METODE KJEDAHL DI PT.

SUCOFINDO MEDAN”.

Terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Dr.Muhammad Taufik, M.Si selaku pembimbing yang telah meluangkan waktunya selama penyusunan tugas akhir ini. Terima kasih kepada Bapak Dr. Minto Supeno, M.S Selaku Ketua Program Studi D3 Kimia FMIPA USU Medan dan Ibu Dra. Nurhaida Pasaribu, M.Si Selaku Sekretaris Program Studi D3 Kimia FMIPA USU Medan, Dekan dan Wakil Dekan FMIPA USU, Seluruh Staf dan Dosen Program Studi FMIPA USU, Pegawai FMIPA USU dan rekan – rekan kuliah. Akhirnya tidak terlupakan kepada Bapak Banje Purba dan Ibu Nurli Capah dan keluarga yang selama ini memberikan bantuan dan dorongan yang diperlukan. Semoga Tuhan Yang Maha Esa akan membalasnya.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini jauh dari kesempurnaan, karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan tugas akhir ini dan semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.

Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membangun hingga selesainya tugas akhir ini.

Medan, 27 Mei 2019 Penulis,

Dippos Pardamean Purba

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR i

ABSTRAK ii

ABSTRACT iii

PERYATAAN iv

PENGHARGAAN v

DAFTAR ISI vi

BAB 1 PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Permasalahan 4

1.3 Tujuan 4

1.4 Manfaat 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 6

2.1 Sejarah Perusahaan 6

2.2 Sejarah Pupuk 10

2.3 Defenisi Pupuk 11

2.4 Klasifikasi Pupuk 12

2.4.1 Pupuk Organik 12

2.4.2 Jenis-Jenis Pupuk Organik 13

2.4.3 Pupuk Anorganik 14

2.4.4 Jenis-Jenis Pupuk Anorganik 15

2.5 Manfaat Pupuk 16

2.6 Nitrogen 17

2.7 Fosfor 19 2.8 Kalium 20 2.9 Metode Analisa Kandungan Nitrogen 20

2.9.1 Metode Lowry 20

2.9.2 Metode Biuret 20

2.9.3 Metode Spektrofotometer UV 21

2.9.4 Metode Turbidimeter atau Kekeruhan 21

2.9.5 Metode Kjeldahl 21

BAB 3 METODE PERCOBAAN 25

3.1 Alat-alat 25

3.2 Bahan 25

3.3 Prosedur Percobaan 26

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 28

4.1 Hasil dan Data 28

4.2 Perhitungan 28

4.3 Pembasahan 30

(9)

BAB 5 KESIMPULAN 32

5.1 Kesimpulan 32

5.2 Saran 32

DAFTAR PUSTAKA 33

(10)

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pemupukan akan memberikan hasil yang mendekati optimum jika dalam pelaksanaannya memperhatikan empat kunci tepat yaitu tepat jenis, tepat dosis, tepat waktu, dan tepat cara pemberian. Mengingat hasil pemupukan pada jenis tanaman yang sama tidak selalu memberikan hasil sama baik maka ada hal lain yang perlu diperhatikan untuk mendapatkan produksi lebih baik, yaitu sifat tanah seperti tingkat kesuburan, reaksi tanah, kadar air, sifat pupuk yang diberikan, pengolahan tanah, penyiangan, dan pemilihan bibit yang baik (Musnamar, 2005).

Berkembangnya usaha pertanian yang membuka areal hutan secara besar- besaran menyebabkan proses penghanyutan dan pencucian unsur hara semakin besar akibatnya persediaan unsur hara di dalam tanah semakin lama semakin menipis. Apalagi banyak unsur hara yang hilang tidak di kembalikan lagi ke tanah karena terangkut bersama bagian tanaman (Isnaini, 2006).

Pupuk NPK merupakan pupuk majemuk yang tidak hanya mengandung dua unsur, tetapi tiga unsur sekaligus yang tidak lain dari gabungan pupuk tunggal N,P dan K. Itulah sebabnya belakangan ini petani sangat menggemarinya. Namun ada kebiasaan jelek dari petani saat membeli pupuk NPK ini, yaitu hanya menyebutkan NPK saja. Padahal merek dan kadar NPK-nya sangat beragam. Cara terbaik saat membeli pupuk NPK adalah dengan menyebut merek yang di kehendaki ataupun kadar unsur yang dikandung.

NPK yang akan dipilih sesuai tanah dan tanaman memiliki tingkat kesulit yang sangat. dalam hal ini belum ada aturannya. Namun, ada sumber yang menyebutkan patokan pemakaian atau pemlihan NPK tergantung pada kadar N- nya, yaitu dipilih dengan kadar N tinggi ( Lingga, 2008).

(11)

Tanah Pupuk-pupuk anorganik (buatan) pada umumnya tidak banyak berpengaruh terhadap sifat-sifat biologis tanah. Sifat biologis tanah dimaksud ialah segala aktivitas kegiatan jasad-jasad mikro (mikro organisme) tanah. Pupuk yang banyak pengaruhnya terhadap sifat biologi tanah ialah pupuk-pupuk organik.

Bahan organik merupakan sumber energi dari jasad-jasad mikro tanah. Semakin tinggi kandungan bahan organik tanah semakin besar aktifitas dan perkembangan mikroorganisme di dalam tanah. Aktifitas mikroorganisme ini sangat penting dalam hal perombakan bahan organis, pelapukan protein menjadi asam-asam amino, proses nitrifikasi yang pada akhirnya membebaskan unsur hara seperti N, P dan S serta unsur-unsur mikro.

Pengaruh pupuk terutama pupuk organik sangat berpengaruh Terhadap sifat-sifat biologi tanah seperti pengaruhnya terhadap aktivitaS organisme tanah, jumlah dan perkembangannya baik makroorganisme dan mikroorganisme.

Mikroorganisme juga membutuhkan unsur hara untuk kehidupannya, banyak membutuhkan unsur hara N, P, K dan Ca dan membutuhkan pH sekitar 6.

Berdasarkan hal-hal diatas pupuk dapat mempengaruhi aktivitas dan perkembangan jasad-jasad hidup tanah seperti bakteri, fungi, dan aktoinomicetes.

Di dalam tanah terdapat mikroorganisme yakni bakteri Rhizobium yang bersimbiosa dengan akar tanaman Leguminosae membentuk bintil akar yang dapat mengikat Nitrogen dari udara tanah Mikroorganisme ini dapat menambah kandungan N tanah secara alami. Selain bakteri pengikat N yang bersimbiose ada pula bakteri yang tidak bersimbiose dengan akar tanaman, yakni bakteri Clostridium pasteuriamum dan bakteri Azotobacter. Bakteri-bakteri tersebut

dibawah kondisi lingkungan yang baik dapat juga mengikat N dari udara.

Di dalam tanah banyak juga dijumpai bakteri dari golongan, famili, species dan genus dari mikroorganisme yang penting dalam proses perombakan bahan organik dan perubahan untuk senyawa unsur-unsur hara agar dapat diserap oleh tanaman, misalnya dalam proses amonifikasi, yakni bakteri Nitrobacter dan Nitrococcus sebagai bakter pengubah amonia menjadi nitrit, bakteri Nitrobacter sebagai bakteri pengubah nitrit menjadi nitrat.

(12)

Kehidupan jasad-jasad makro juga dipengaruhi oleh penambahan pupuk- pupuk organik. Misalnya cacing tanah, populasinya semakin banyak dengan meningkatnya kadar bahan organik di dalam tanah. Cacing tanah dapat memperbaiki porositas tanah dan meningkatkan kadar P-tersedia di dalam tanah.

Kandungan hara P pada kotoran cacing tanah jauh lebih tinggi daripada tanah disekitarnya, jadi secara tidak langsung dapat menyuburkan tanah (Damanik,M.

2010).

Metode Kjeldahl atau Kjeldahl digestion dalam analisis kimia berarti sebuah metode yang dipakai dalam melihat nilai kuantitaif determinasi dari nitrogen yang dikembangkan oleh Jhon Kjeldahl pada tahun 1883. Cara Kjeldahl digunakan untuk menganalisis kadar nitrogen Metode ini terdiri dari tiga cara yaitu; proses destruksi, destilasi dan titrasi. Dalam metode kjeldahl nitrogen dalam contoh diubah menjadi ammonium melalui proses digestion dengan asam sulfat pekat yang berisi bahan- bahan lain yang membantu perubahan tersebut. Amonium yang terbentuk didestilasi dengan menambahkan alkali dan NH3 yang terdestilasi ditangkap oleh asam dan ditentukan jumlahnya melalui titrasi. Bahan-bahan yang membantu perubahan N menjadi NH4+

adalah garam-garam biasanya K2SO4,NaSO4, atau H2SO4 yang bertujuan untuk meningkatkan suhu. (Rinsema, W.T., 1993).

Analisa Nitrogen cara Kjeldahl pada dasarnya dapat dibagi menjadi tiga tahapan yaitu di PT.SUCOFINDO Medan (Suriadikarta, D. A., 2006) :

1. Tahap destruksi

Pada tahapan ini sampel dipanaskan dalam asam sulfat pekat sehingga terjadi destruksi menjadi unsur-unsurnya. Elemen karbon, hidrogen teroksidasi menjadi CO, CO2 dan H2O. Sedangkan nitrogennya (N) akan berubah menjadi (NH4)2SO4. Untuk mempercepat proses destruksi sering ditambahkan katalisator berupa campuran menggunakan K2SO4 atau CuSO4. Dengan penambahan katalisator tersebut titik didih asam sulfat akan dipertinggi sehingga destruksi berjalan lebih cepat. Selain katalisator yang telah disebutkan tadi, kadang-kadang juga diberikan Selenium.

Selenium dapat mempercepat proses oksidasi karena zat tersebut selain menaikkan titik didih juga mudah mengadakan perubahan dari valensi tinggi ke valensi rendah atau sebaliknya.

(13)

2. Tahap destilasi

Pada tahap destilasi, ammonium sulfat dipecah menjadi ammonia (NH3) dengan penambahan NaOH sampai alkalis dan dipanaskan. Agar supaya selama destilasi tidak terjadi superheating ataupun pemercikan cairan atau timbulnya gelembung gas yang besar maka dapat ditambahkan logam zink (Zn). Ammonia yang dibebaskan selanjutnya akan ditangkap oleh asam khlorida atau asam borat 4 % dalam jumlah yang berlebihan. Agar supaya kontak antara asam dan ammonia lebih baik maka diusahakan ujung tabung destilasi tercelup sedalam mungkin dalam asam. Untuk mengetahui asam dalam keadaan berlebihan maka diberi indikator misalnya BCG + MR atau PP.

3. Tahap titrasi

Apabila penampung destilat digunakan asam khlorida maka sisa asam khorida yang bereaksi dengan ammonia dititrasi dengan NaOH standar (0,1 N). Akhir titrasi ditandai dengan tepat perubahan warna larutan menjadi merah muda dan tidak hilang selama 30 detik bila menggunakan indikator PP.

%N = × N. NaOH × 14,008 × 100%

Apabila penampung destilasi digunakan asam borat maka banyaknya asam borat yang bereaksi dengan ammonia dapat diketahui dengan titrasi menggunakan asam khlorida 0,1 N dengan indikator (BCG + MR). Akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna larutan dari biru menjadi merah muda.

%N = × N.HCl × 14,008 × 100 %

Setelah diperoleh %N, selanjutnya dihitung kadar proteinnya dengan mengalikan suatu faktor. Besarnya faktor perkalian N menjadi protein ini tergantung pada persentase N yang menyusun protein dalam suatu bahan. (Suriadikarta, D. A., 2006).

1.2. Permasalahan

Apakah kadar nitrogen pada pupuk NPK sudah sesuai dengan standart mutu pupuk NPK pada PT.SUCOFINDO ( SNI 02-2803-2012).

1.3. Tujuan

Untuk menentukan kadar nitrogen yang terdapat pada pupuk NPK dengan menggunakan metode Kjedhal (SNI 02-2803-2012).

(14)

1.4 . Manfaat

- Memberikan informasi tentang cara menganalisa kadar nitrogen dalam pupuk NPK dengan menggunakan metode kjedhal.

- Dapat mengetahui kadar nitrogen pada sampel pupuk apakah sesuai dengan baku mutu pupuk NPK yang telah diterapkan oleh (SNI 02-2803- 2012).

(15)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sejarah Perusahaan

Pada tahun 50-an kegiatan-kegiatan survey (terutama cargo survey) di indonesia dilakukan oleh perusahaan swasta, diantaranya Sociate General de Surveilance SA (SGS) lewat keagenannya di Indonesia Pada tahun 1956 Menteri Perekonomian RI, Burhanuddin Harahap menyetujui pembentukan satu perusahaan patungan antara PT JADO (mewakili pemerintah RI) dan SGS yang memang sudah terkenal dan jaringannya di dalam negeri maupun dimancanegara dapat dimanfaatkan untuk kepentingan Indonesia, dengan demikian pesanan- pesanan luar negeri misalnya, dalam rangka bantuan dari Amerika Serikat yang banyak dapat diperiksa dan dikontrol distribusinya oleh suatu perusahaan yang bertindak sebagai pihak ketiga yang independen (impartial third party).

Maka berdasarkan surat keputusan Menteri Perekonoman RI tertanggal 20 September 1956 No 11.460 A/M, berdirilah perusahaan patungan itu berbentuk perseroan terbatas dengan nama Superitending Company Of Indonesia (SUCOFINDO). Pendirian perusahaan itu menjadi sah secara hukum berdasarkan akta notaris Johan Arifin St. Arifin nomor 42 tanggal 22 oktober 1956. Itulah hari kelahiran SUCOFINDO yang setiap tahun diperingati.

SUCOFINDO adalah perusahaan patungan antara pemerintah RI dengan Society General de Surveillance SA (SGS), salah satu perusahaan superintending terbesar di dunia yang berpusat di Jenewa Swiss. Perbandingan kepemilikan saham pada awal pendirian adalah 50:50, tetapi saat ini pemerintah RI menguasai 95% saham SUCOFINDO, sisanya dimiliki oleh SGS. SUCOFINDO adalah perusahaan inspeksi yang pertama di Indonesia. Pengalaman di bidang inspeksi, Survei, pengkajian dan pengujian menjadi modal utama dalam pengembangan usaha menjadi perusahaan surveyor nasional terbesar di Indonesia Pelayanan dilakukan melalui jaringan cabang tersebar di semua Propinsi di Indonesia.

Lokasi pertama kantor SUCOFINDO adalah di Jl. Ambon kawasan Pelabuhan Tanjung Priok. Jumlah karyawannya tidak lebih dari 25 orang, baik

(16)

yang administrasi maupun operasional. Jenis kegiatan utama ketika itu memang asli komersial, yaitu pemeriksaan komoditi (cargo survey) baik yang bersifat DO (Domestic Order) maupun yang FO (Foreign Order). Pengetahuan, pemahaman dan keterampilan di bidang superitending ini tidak diperoieh melalui pelatihan- pelatihan formal dan sistematis seperti sekarang (basic superindence) melainkan sambil kerja (on job-trainin) dibawah bimbingan tenaga SGS, antara lain Mr.

Kock, Penguasaan Bahasa Inggris merupakan keharusan, karena kebanyakan pelanggan jasa SUCOFINDO adalah perusahaan kapal asing. Bank-bank asing, dan kedutaan-kedutaan asing di Jakarta.

Kegiatan SUCOFINDO di kota lainnya seperti Medan, Ujung Pandang, dsb dilakukan oleh perusahaan menjadi agen SUCOFINDO, misalnya PT. Aduma Niaga di Medan. Setelah itu, pada tahun 1961 PT. SUCOFINDO mulai beroperasi.

Operasi dilakukan pada saat itu adalah dengan melakukan kerja sama dengan keagenan dengan Bapak Alm. Teuku Muslimin Ahmad Muchtar. Jenis aktivitas jasa yang dilakukan saat itu merupakan pekerjaan jasa Survey Cargo Superitending dan Inspection (CS) dengan jenis jasanya antara lain:

1) Pemeriksaan mutu karet kopi dan tembakau 2) Penimbunan minyak kelapa sawit

Dengan pimpinan keagenan Bapak TMA Mochtar dan jumlah pegawainya sebanyak 3 orang dan berkantor di Jl. Kebudayaan, Medan. Pada tahun 1964 terjadilah perpindahan alamat kantor di Jl. Kesawan No. 72 dengan jumlah pegawai bertambah menjadi 6 orang pegawai. Dengan perkembangan pekerjaan jasa yang dilakukan dan peningkatan jumlah pegawai menjadi 8 orang, maka pada tahun 1966 kantor PT. SUCOFINDO dipindahkan ke Jl. Ahmad Yani No. 70.

Adapun pelaksanaan pekerjaan pada masa itu meliputi jenis jasa:

1) Pemeriksaan seluruh barang yang dimuat ke yang diageni oleh Djakarta liyod and Like Lines kapal

2) Pemeriksaan minyak nilam (ASTM) 3) Pemeriksaan mutu karet dan perkebunan 4) Penimbunan sawit

(17)

Pada tahun 1967 dengan dikeluarkannya surat keputusan bersama tiga menteri yaitu Menteri Perdagangan, Menteri Perindustrian dan Menteri Keuangan yang berisi pokok seluruh barang-barang ekspor-impor Singapore dan Hongkong wajib dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu oleh PT. SUCOFINDO. Di akhir tahun 1968 kantor SUCOFINDO dipindahkan lagi ke Jl. Geriliya no. I4. Polonia Medan dengan jumlah pegawai 17 orang dan penambahan jasa pemeriksann atau analisis laboratorium, sehingga kantor dipindahkan lagi ke Jl. Teuku Umar no 10- D dengan jumlah pegawai 33 orang, karena bertambahnya volume kegiatan dari waktu ke waktu maka kantor di Jl Ambon dipergunakan untuk kegiatan operasional saja.

Dalam perkembangan selanjutnya dilakukan berbagai upaya diverifikasi usaha antara lain membangun laboratorium sendiri, membangun jasa Fumigation and Industrial Hygiene Service (FIHS), membangun jasa teknik serta Werehousing dan Frieght forwarding. Bertahun-tahun SUCOFINDO hidup prihatin namun tetap peka terhadap setiap peluang bisnis. Terbitnya inpres no 4 tahun 1985 seolah menguak rezeki baru.

Pada tahun 1984 PT. SUCOFINDO mendapat tugas baru untuk penugasan khusus dari pemerintah meliputi pemeriksaan terhadap barang-barang yang dapat di ekspor. Jenis jasa ini dikenal dengan sebutan ATE (Aplikasi Tata Niaga Ekspor), oleh kantor pusat pada tahun 1988 pekerjaan ATE berkantor di Jl Mengkubumi no. 4 Medan yang menempati bangunan kecil di samping Departemen Perdagangan Sumatera Utara.

Pada tanggal 1987, resmi kerjasama keagenan beralih menjadi SUCOFINDO dengan melalui surat keputusan Direksi (SKD) NO 029/org/1987 tanggal 11 Maret 1987 dilakukan pemberhentian kerjasama keagenan Bapak TMA Mochtar, selanjutnya pada tanggal yang sama dibentuk kantor PT. SUCOFINDO (Persero) Cabang Madya Medan yang berkedudukan di Jl. Mengkubumi no. 4 Medan. Sejak tanggal 15 Maret 1987 seluruh kegiatan PT. SUCOFINDO Medan dikonsolidasikan menjadi dua lokasi kantor, yaitu:

1) Di Jl Mangkubumi no. 1-k, medan yang dipimpin kepala cabang meliputi kegiatan JKU, JPS, laboratorium PsDM dan umum serta keuangan dan akuntasi.

(18)

2) Di Jl. Mangkubumi no. 4 Medan yang diperuntukan bagi Aplikasi Tata Negara Ekspor (ATE) dan jasa tekhnik (Gastek) Berkat kerasama dan kerja keras seluruh pimpinan dan pegawai sesuai dengan adanya perkembangan di bidang teknologi, industri dan didukung dengan erangkatnya selalu cukup pesat maka semua pelaku bisnis meningkatkan kemampuan untuk mencakup pasar luar negeri sehingga sektor jasa yang ada ikut meningkat. Bertepatan dengan itu pemerintah akhirnya mempercayakan kepada PT Sucofindo untuk melakukan pengawasan barang-barang ekspor dalam usaha meningkatkan devisa negara sekaligus merangsang para eksportir untuk lebih meningkatkan sektor non migas.

Pelaksanaan kegiatan PT. SUCOFINDO Medan berlangsung hingga pada tahun 1990. Pada tahun ini pula PT. SUCOFINDO Medan berupaya untuk memperoleh bangunan kantor yang berada di Jl. Jend. Gatot Subroto km 5.5 Medan yang sekarang ditempati. Seiring dengan bertambah besarnya pekerjaan yang dilaksanakan bangunan yang sudah ada tidak dapat lagi menampung semua kegiatan, untuk itu dilakukan beberapa kali renovasi bangunan, sehingga pada tanggal 31 Maret 1991 bangunan kantor cabang Medan diresmikan oleh Gubernur Sumut oleh Raja Inal Siregar. Sejak itu resmilah PT. SUCOFINDO (Persero) Cabang Madya Medan berkantor di Jl. Jend Gatot Subroto km 5,5 No. 105 Medan sampai saat ini.

PT. SUCOFINDO ini juga membuka unit pelayanan kantor operasi utama pada tahun 1997 menjadi kantor cabang pembantu-1. Pada tanggal 1 Desember 2000 dioperasikan laboratorium mini di campe-1 Belawan untuk melayani analisis minyak sawit dan turunannya untuk 4 parameter yaitu asam lemak bebas, kombinasi kadar air dan kotoran, bilangan iodine dan colour. Dengan adanya laboratorium di Belawan ini mempercepat penerbitan laporan pra-pengapalan dari yang semula sekitar 24 jam menjadi 12 jam sejak selesainya sampling. Hal ini mendapat tanggapan positif dari para eksportir.

(19)

2.2 Sejarah Pupuk

Dalam sejarah perkembangan kehidupan manusia, pada zamarn dahulu kala manusia belum mengenal cara-cara bercocok tanam. Pada waktu itu, kehidupan mereka tergantung kepada alam yakni hidup dari hasil berburu binatang dan mengumpulkan hasil-hasil hutan untuk makanan, serta hidup berpindah- pindah (nomaden). Kemudian dengan pergantian tahun dan zaman, pola kehidupan berpindah-pindah dan hidup dari hasil perburuan binatang tidak dapat dipertahankan, dan mereka mulai menetap pada suatu tempat. Mereka hidup berkeluarga dan berkelompok-kelompok dan membangun kampung yang semakin lama semakin berkembang. Bersamaan dengan perkembangan ini mereka mulai berusaha dengan bercocok tanam. Dalam usaha bercocok tanam itu pada awalnya mereka memperolch hasil yang memuaskan, tapi lama kelamaan hasil panennya semakin merosot. Mungkin pada saat itulah merupakan awal daripada manusia menggunakan pupuk. Penggunaan pupuk pada saat itu terbatas pada pupuk-pupuk organik seperti pupuk kandang. Tetapi bagaimana dan kapan saja dimulainya pemberian pupuk organik itu hingga kini belum.

Xenophon (434 355 SM) melaporka bahwa suatu usaha perkebunan akan mengalami kegagalan kalau dalam usaha pertaniannya sama sekali tidak diberikan pupuk kandang. Thephrastus (372 -287 SM) menganjurkan penggunaan kompos untuk memupuk tanah yang tipis. Beliau juga menganjurkan penggunaan perlunya pembuatan lobang-lobang penampung kotoran dan air seni binatang yang jika disimpan lambat laun bahan ini meningkat mutunya.

Bagaimana pentingnya nilai pupuk hijau, terutama leguminosa telah mulai kenal orang. Thephrastus mencatat bahwa sisa-sisa tanaman kacangan telah dibenamkan orang ke dalam tanah ketika pengolahan tanah berlangsung yang dilakukan oleh petani-petani Makedonia dan Thessaly.

Manfaat dari "Napal" (bahan yang mengandung kapur) telah pula dikenal orang di Aegina di Yunani dan dianggap pertama sekali menggunakan bahan kapur untuk lahan-lahan pertanian.

Sendawa atau KNO, telah diutarakan oleh Pliny (62 113 M), sebagai bahan yang berguna untuk memupuk tanaman. Pada waktu itu, diketahui tanaman palma

(20)

membutuhkan garam-garam dalam jumlah yang banyak. Petani-petani melakukan itu juga menggunakan air garam pekat yang disiram batang pohon-pohonan.

Pada pertengahan abad ke 19 adalah awal dari pembuatan pupuk-pupuk buatan (pupuk komersil), hal ini didukung oleh pesatnya kemajuan-kemajuan ilmiah dalam ilmu nutrisi tanaman. Pada waktu itu telah diguanakan Sendawa Chili (NaNO3) dari Chili dan pupuk superfosfat dari tambang fosfat untuk pertama kalinya digunakan di Eropa dan di AmerikaSerikat (Damanik, M 2009).

2.3 Defenisi Pupuk

Pupuk di defenisikan sebagai material yang ditambahkan ke tanah atau tajuk tanaman dengan tujuan untuk melengkapi ketersediaan unsur hara. Bahan pupuk yang paling awal digunakan adalah kotoran hewan, sisa pelapukan tanaman, dan arang kayu.pemakain pupupk kimia kemudian berkembang seiring dengan ditemukannya deposit garam kalsium di jerman pada tahun 1839.

Pengetahuan awal tentang unsur hara dan unsur kimia dalam pertanian modern ditemukan pada tahun 1840 oleh Justus Von Leibig. Setiap unsur hara yang mempunyai reaksi berbeda pada berbagai jenis tanah (Novizan, 2005).

Pupuk bagi tanaman sama seperti makanan pada manusia. Oleh tanaman, pupuk digunakan untuk hidup, tumbuh, dan berkembang. Jika dalam makanan manusia dikenal ada istilah gizi maka dalam pupuk yang beredar saat ini terdiri dari bermacam-macam jenis, bentuk, warna, dan merek. Namun, berdasarkan cara aplikasinya hanya ada dua jenis pupuk akar dan pupuk daun. Manfaat pupuk adalah menyediakan unsur hara yang kurang atau bahkan tidak tersedia di tanah untuk mendukung pertumbuhan tanaman. Namun, secara lebih terinci manfaat pupuk ini dapat dibagi dalam dua macam, yaitu yang berkaitan dengan perbaikan sifat fisik dan kimia tanah (Marsono, 2005).

Pupuk yang mengandung nitrogen biasanya mempunyai daya larut yang tinggi. Daya larut adalah sifat yang penting untuk pupuk daun daun. Pupuk daun yang berkualitas memliki daya larut yang tinggi sehingga akan memudahkan dalam aplikasi pupuk, terutama tidak perlu terlalu lama mengaduk. Pupuk berdaya larut tinggi memungkinkan seluruh unsur hara yang dikandung oleh pupuk daun dapat sampai dan diserap oleh permukaan daun. Jika dalam campuran pupuk dan

(21)

air masih terdapat endapan, bahan yang mengendap tersebut tidak dapat digunakan oleh tanaman (Novizan,2005).

Dengan munculnya kemajuan-kemajuan baru yang berasal dari lembaga penelitian umum dan swasta dalam bidang produksi tanaman, terdapat alasan untuk meyakini bahwa target produksi tertinggi akan terus dipecahkan dan persediaan pangan akan terus dapat memenuhi kebutuhan populasi dunia. Oleh karena prospek untuk mengembangakan lahan tanaman secara nyata sangat terbatas, bagian terbesar peningkatan produksi pangan akan dilakukan melalui peningkatan hasil yang dimungkinkan oleh perbaikan di bidang nutrisi tanaman.

Dengan meningkatnya pertumbuhan populasi, kebutuhan terhadap sumber lahan dan pupuk komersial juga meningkat.Pupuk pada pokoknya merupakan pengganti lahan yang merupakan faktor makin penting dengan semakin langkanya lahan yang tersedia untuk produksi pangan. Jika peranan pupuk dalam produksi pertanian dunia selama ini cukup besar, pupuk akan memainkan peranan yang lebih besar lagi jika luas lahan kita yang terbatas dituntut untuk dapat menyediakan produksi panganyang dibutuhkan. (Engelstad, 1997).

2.4 Klasifikasi Pupuk 2.4.1 Pupuk Organik

Pupuk organik disebut juga pupuk alam karena seluruh atau sebagian besar pupuk ini berasal dari berasal dari alam. Kotoran hewan, sisa tanaman, limbah rumah tangga dan batu – batuan merupakan bahan dasar pupuk organik. Ada pupuk organik yang masih benar – benar alami tanpa sentuhan teknologi tetapi tidak sedikit pula pupuk organik yang telah diproses dengan teknologi modern sehingga muncul dalam bentuk, rupa, dan warna yang jauh berbeda dengan bahan dasarnya.Kelebihan dari pupuk organik, yang tidak dapat ditandingi jenis pupuk lain, yaitu :

1. Mengubah sturuktur tanah menjadi lebih baik sehingga pertumbuhan akar tanaman lebih baik pula Pupuk organik juga dapat bertindak sebagai perekat sehingga struktur tanah menjadi lebih mantap.

(22)

2. Meningkatkan daya serap dan daya pegang tanah terhadap air sehingga tersedia bagi tanaman dengan demikian, pupuk organik sangat berperan dalam mengatasi kekuragan air pada musim kering.

3. Memperbaiki kehidupan organisme tanah, semakin baik kehidupan dalam tanah ini semakin baik pula pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman dan tanah itu sendiri

2.4.2 Jenis-jenis Pupuk Organik

Pupuk organik dibagi beradasrkan asal terbentuknya sebagai berikut:

a. Pupuk kandang

Pupuk kandang adalah campuran anatara kotoran (feses) hewan dengan sisa makanan dan alas tidur hewan. Selain itu pupuk kandang yang berasal dari air kencing (urine) hewan.

b. Kompos

Pupuk merupakan hasil dari pelapukan yang cukup dengan dicirikan warna sudah berbeda dengan warna pembentukannya, tidak berbau, kadar air rendah dan mempunyai suhu ruang

c. Pupuk hijau

Pupuk hiaju adalah pupuk yang berasal dari tanaman atau bagian tanaman tertentu yang masih segar yang dibenamkan kedalam tanah untuk menambah bahan organik tanah dan unsur hara, khusus nitrogen (Sutejo,2002).

d. Pupuk Bokashi

Bokashi adalah pupuk kompos yang dibuat dengan proses peragian bahan organik dengan teknologi EM4 (Effective Microorganisme 4 ) atau disebut dengan hasil fermentasi.

EM4 (Effective Microorganisme 4) mengandung ragi, bakteri fotosintetik, jamur pengurai, selulosa azotobacter sp. Dan Lactobacillus sp. Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan bokashi dapat diperoleh dengan mudah di sekitar lahan pertanian seperti jerami, sekam (kulit padi), dan seterusnya. Tetapi yang paling baik digunakan sebagai bahan pokok adalah dedak (bekatul) karena

(23)

kandungan zat gizinya sangat baik untuk mikro-organisme. Ada beberapa jenis pupuk bokashi yaitu :

1. Bokashi Jerami dan Bokashi Pupuk Kandang

Bokashi jerami sangat baik digunakan untuk melanjutkan proses pelapukan mulsa dan bahan organik lainnya di lahan pertanian.

Bokashi jerami juga sesuai untuk diaplikasikan di lahan sawah 2. Bokashi Pupuk Kandang Ditambah Arang

Pembuatan Bokashi model ini sangat mudah dilakukan di lingkungan pertanian dan peternakan. Jadi, mudah untuk mendapatkan bahan yaitu kotoran hewan (pupuk kandang) dan sekam (kulit gabah beras), dimana untuk sekam diarangkan terlebih dahulu.

3. Bokashi Pupuk Kandang Ditambah Tanah

Bokashi pupuk kandang tanah dipergunakan di dalam pembuatan tanaman. Dalam hal ini tersebut bokashi pupuk kandang cukup dicampur dengan tanah pada perbandingan 1:1.

4. Bokashi Pupuk Kandang Ekspres (24 jam)

Bokashi ekspres sangat baik untuk dijadikan mulsa pada pertanaman sayuran dan buah-buahan (Marsono,2005).

2.4.3 Pupuk Anorganik

Pupuk anorganik atau pupuk buatan adalah jenis pupuk yang dibuat oleh pabrik dengan cara mencampurkan berbagai bahan kimia sehingga memiliki persentase, misalnya, pupuk urea berkadar nitrogen 45-46%, (setiap 100 kg urea terdapat 45-46 kg hara nitrogen). Jenis-jenis pupuk anorganik menurut unsur hara yang dikandungnya dapat dibagi menjadi dua yaitu, pupuk tunggal dan pupuk majemuk.

(24)

2.4.4 Jenis-Jenis Pupuk Anorganik a. Ammonium nitrat

Kandungan nitratnya membuat pupuk ini cocok untuk daerah dingin dan daerah panas. Amonium nitrat bersifat hidroskopis sehingga tidak dapat di simpan terlalu lama.

b. Ammonium sulfat (NH4)2SO4

Pupuk ini dikenal dengan nama pupuk ZA. Mengandung 21% nitrogen dan 26% sulfur (S), berbentuk kristal dan bersifat kurang higroskopis.

c. Kalsium nitrat

Pupuk ini berbentuk butiran, berwarna putih, sangat cepat larut dalam air, dan sebagai sumber kalsium yang baik karena mengandung 19% Ca. Sifat lainnya adalah bereaksi basa dan hidroskopis.

d. Pupuk tunggal

Dikatakan pupuk tunggal karena hara yang dikandungnya hanya satu. Ke dalam kelompok pupuk tunggal ini ada tiga macam pupuk yang dikenal dan banyak beredar di pasaran, yaitu pupuk yang berisi hara utama nitrogen (N), hara utama fosfor (P), dan hara utama kalium (K). Selain itu, ada pula pupuk yang berisi hara utama magnesium (Mg)

e. Pupuk majemuk

Pupuk majemuk merupakan pupuk campuran yang sengaja dibuat oleh pabrik dengan cara mencampurkan dua atau lebih unsur hara. Misalnya, pupuk Nitrogen dicampurkan dengan Phospat menjadi pupuk NP, dan dicampur lagi dengan Kalium menjadi pupuk NPK. Kandungan hara dari pupuk ini lebih lengkap dibandingkan dengan pupuk tunggal.

(25)

2.5 Manfaat Pupuk

Secara umun dapat dikatakan bahwa manfaat pupuk adalah menyediakan unsur hara yang kurang atau bahkan tidak tersedia di tanah untuk mendukung pertumbuhan tanaman.Namun, secara lebih terinci manfaat pupuk itu dapat dibagi dalam dua macam, yaitu yang berkaitan dengan sifat fisika dan kimia tanah.

1. Manfaat berkaitan dengan sifat fisika tanah

Manfaat utama dari pupuk yang berkaitan dengan sifat fisika tanah, yaitu memperbaiki struktur tanah dari padat menjadi gembur.Pemberian pupuk organik, terutama dapat memperbaiki struktur tanah dengan menyediakan ruang pada tanah untuk udara dan air. Ruangan dalam yang berisi udara akan mendukung pertumbuhan bakteri aerob yang berada diakar. Sementara air yang tersimpan di dalam ruangan tanah menjadi persediaan yang menjadi sangat berharga bagi tanaman. Tanah dengan struktur yang lemah juga memudahkan dalam pengolahan sehingga akan mengurangi biaya pengolahan.

Struktur tanah yang amat lepas, seperti tanah berpasir, juga dapat diperbaiki dengan penambahan pupuk, terutama pupuk organik. Bahan organik akan mengikat butiran-butiran tanah sehingga lebih padat dan tidak cepat hancur. Kondisi tanah yang demikian akan menunjang pertumbuhan tanaman.

Manfaat lain pemberian pupuk adalah mengurangi erosi pada permukaan tanah.

Dalam hal ini pupuk berfungsi sebagai penutup tanah dan memperkuat struktur tanah dibagian permukaan.

Dengan demikian, tanah tidak mudah tergerus oleh aliran air, tetapi masih cukup gembur untuk dapat ditembus perakaran dan masih mudah diolah.

2. Manfaat yang berkaitan dengan sifat kimia tanah

Ada beberapa manfaat pupuk yang berkaitan dengan sifat kimia tanah.Manfaat pupuk yang paling banyak dirasakan penggunaanya adalah menyediakan unsur hara yang diperlukan bagi tanaman. Pada awalnya unsur hara makro (N,P dan K) yang diutamakan dalam penambahan pupuk, tetapi kemudian disadari bahwa unsur mikro ternyata juga mulai berkurang dan dimulailah penambahan unsur mikro dalam bentuk pupuk.

(26)

Selain menyediakan unsur hara, pemupukan juga membantu mencegah kehilangan unsur hara yang cepat hilang, seperti N,P dan K yang mudah hilang oleh penguapan atau oleh air perkolasi. Bahan organik dalam pupuk dapat mengikat unsur-unsur hara yang mudah hilang dan menyediakannya bagi tanaman.Efesiensi pemupukan menjadi lebih tinggi dan pada tanah yang miskin hara kehilangan unsur akibat pengolahan dapat ditekan.

Pemberian pupuk juga membantu penyerapan unsur hara.Pupuk kimia yang ditambahkan perlu dipecah terlebih dahulu sebelum dapat digunakan tanaman.Pemecahaan unsur kimia pupuk dapat dibantu dengan mengusahakan pH yang optimum dan pemberian pupuk, terutama pupuk organik.Unsur hara makro dapat menjadi tidak tersedia bila tanah memiliki pH yang rendah dan penggunaan kapur dapat memperbaiki keadaan tersebut.

Manfaat lain dari pupuk, yaitu memperbaiki keasaman tanah. Tanah yang asam dapat ditingkatkan pH-nya menjadi pH optimum dengan pemberian kapur dan pupuk organik.Sebaliknya, tanah yang bersifat basa dapat diturunkan pH- nya dengan pupuk sulfat dan pupuk organik.Keasaam telah merupakan faktor yang sangat penting dalam kebersihan pemupukan dan pertumbuhan tanaman.

Kondisi biologis tanah dapat ditingkatkan dengan pemberiaan pupuk.Pemupukan juga dapat menambah mikroorganisme tanah, seperti penggunaan pupuk hijau, dan mengusahakan kondisi yang optimum bagi biologis tanah.Semakin baik kondisi biologis tanah maka semakin baik juga kondisi tanaman yang tumbuh diatasnya. (Marsono,2005).

2.6 Nitrogen

Nitrogen yang berasal dari udara merupakan komponen utama dalam pembuatan pupuk dan telah banyak membantu intesifikasi produk bahan makanan di seluruh dunia pengembangan proses fiksasi nitrogen telahtelah berhasil memperjelas berbagai asas proses kimia dan proses tekanan tinggi, serta ikut dalam pengembangan bidang kimia teknik. Sebelum adanya proses fiksasi nitrogen secara sintetik, sumber utama nitrogen untuk keperluan pertanian hanyalah bahan limbah dan kotoran hewan, hasil-hasil dekomposisi bahan-bahan tersebut (Austin.t,1996).

(27)

Nitrogen memiliki peran penting bagi tanaman, unsur nitrogen ini mampu medorong pertumbuhan tanaman menjadi cepat dan memperbaiki tingkat hasil panen pada tanaman. Tanaman yang kekurangan nitrogen fase vegetatifnya akan terhambat, warna daun pada tanamn akan kekuning-kuningan dan lama kelamaan akan mati. Sedangkan jika nitrogen diberikan berlebih tanaman tidak akan mampu menghasilkan bunga dan buah, tanamn tidak akan mengalami fase generatif.

Peningkatan penyediaan nitrogen tanah untuk tanaman terutama dari meningkatnya jumlah nitrogen secara biologis atau dengan penambahan pupuk baik sintesis maupun non sitesis. Hal ini seolah olah bertentangan, dimana unsur hara yang diabsorsi dari tanah dalam jumlah terbesar dari tanaman adalah unsur hara yang sebagian besar sangat terbatas penyediaannya. Adanya penambahan kesuburan alami dengan pupuk- pupuk komersil merupakan praktik pertanian moderen (Kemas, 2005).

Diantara berbagai macam unsur hara yang dibutuhkan tanaman nitrogen merupakan salah satu diantara unsur hara makro tersebut yang sangat besar peranannya bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Nitrogen memberikan pengaruh besar terhadap perkembangan pertumbuhan. Diantara tiga unsur yang biasa mengandung pupuk buatan yaitu kalium, fosfat, dan nitrogen, rupanya nitrogen mempunyai efek paling menonjol. Sebagian besar nitrogen dalam tanah didapatkan dalam bentuk organik. Secara relatif hanya sebagian kecil dari nitrogen tanah terdapat dalam bentuk amonium dan nitrat yang merupakan bentuk nitrogen yang tersedia bagi tanaman (Dewi, dkk. 2013).

Nitrogen dalam tanah berasal dari bahan organik tanah (bahan organik halus, N tinggi, L/N rendah, dan bahan organik kasar, N rendah rasio c/n tinggi. Lalu faktor lainnya yaitu peningkatan mikroorganisme dan N udara. Simbiosis dengan senyawa legum yaitu bakteri bintil akar atau rhizobium. Faktor lainnya yaitu pupuk dan air hujan. Fungsi unsur N adalah untuk memperbaiki pertumbuhan vegetatif dan pembentukan protein. Jika tanaman kekurangan N maka tanaman akan kerdil, pertumbuhan akar terbatas dan daun kuning. Jika tanaman kelebihan N maka akan menyebabkan tanaman lambat dalam proses pematangan. Nitrogen dalam tanah dalam berbagai bentuk yaitu protein, senyawa-senyawa amino, amonium, dan nitrat (Patti, dkk. 2013).

(28)

Faktor-faktor yang mempengaruhi ketersediaan N adalah kegiatan jasad renik, baik yang hidup bebas maupun yang bersimbiose dengan tanaman.

Pertambahan lain dari nitrogen tanah adalah akibat loncatan suatu listrik di udara.

Nitrogen dapat masuk melalui air hujan dalam bentuk nitrat. Jumlah ini sangat tergantung pada tempat dan iklim. Cara utama nitrogen masuk ke dalam tanah adalah akibat kegiatan jasad renik, baik yang hidup bebas maupun yang bersimbiose dengan tanaman. Dalam hal yang terakhir nitrogen yang diikat digunakan dalam sintesa amino dan protein oleh tanaman inang. Jika tanaman atau jasad renik pengikat nitrogen bebas, maka bakteri pembusuk membebaskan asam amino dari protein, bakteri amonifikasi membebaskan amonium dari grup amino, yang kemudian dilarutkan dalam larutan tanah. Penerapan jumlah protein dilakuakan dengan penentuan jumlah nitrogen yang terkandung oleh suatu bahan N-total bahan diukur dengan menggunakan metode mikro-Kjeldahl. Prinsip dari metode ini adalah oksidasi senyawa organik oleh asam sulfat untuk membentuk CO2 dan dalam bentuk ammonia yaitu penentuan protein berdasarkan jumlah N (Ginting, dkk. 2013).

2.7 Fosfor

Pupuk yang mengandung fosfor adalah sebagai berikut :

a. SP36

Mengandung 36% fosfor dalam bentuk P2O5. Pupuk ini terbuat dari fosfat alam dan sulfat. Berbentuk btiran dan berwarna abu-abu. Sifatnya agak sulit larut di dalam air dan bereaksi lambat sehingga selalu digunakan sebagai pupuk dasar. Reaksi kimianya tergolong netral, tidak higroskopis, dan tidak bersifat membakar.

b. Amonium phosphat

Pupuk ini umumnya digunakan untuk merangsang pertumbuhan awal tanaman (starter fertilizer). Bentuknya berupa butiran berwarna coklat kekuningan. Reaksinya termasuk alkalis dan mudah larut di dalam air.

(29)

2.8 Kalium

Pupuk yang mengandung kalium adalah sebagai berikut : a. Kalium klorida (KCL)

Mengandung 45% K2O dan khlor, bereaksi agak asam, dan bersifat higroskopis. Khlor berpengaruh negatif pada tanaman yang tidak membutuhkannya, misalnya kentang, wortel , dan tembakau.

b. Kalium sulfat (K2SO4)

Pupuk ini lebih dikenal dengan nama ZK. Kadar K2O-nya sekitar 4852%.Bentuknya berupa tepung putih yang larut di dalam air, sifatnya agak mengasamkan tanah. Dapat digunakan untuk pupuk dasar sesudah tanam.

c. Kalium nitrat (KNO3)

Mengandung 13% N dan 44% K2O. Berbentuk butiran berwarna putih yang tidak bersifat higroskopis dengan reaksi yang netral.

2.9 Metode Analisa Kandungan Nitrogen

Ada beberapa metode analisa kandungan nitrogen pada pupuk yaitu : 2.9.1 Metode Lowry

Nitrogen dengan asam fosfotungstat-fosfomolibdat pada suasana alkalis akan memberikan warna biru yang intensitasnya bergantung pada konsentrasi protein yang ditera. Konsentrasi protein diukur berdasarkan optikal density pada panjang gelombang 600 mm. Larutan lowry ada dua macam yaitu larutan A yang terdiri dari fosfotungstat-fosfomolibdat(1:1) dan larutan B yang terdiri dari Nakarbonat 2%, dalam NaOH 0,1 N, kupri sulfat dan Na-K-tartrat 2%.

2.9.2 Metode Biuret

Larutan Nitrogen dibuat alkalis dengan NaOH kemudian ditambahkan larutan CuSO4 encer. Uji ini untuk menunjukkan adanya senyawa-senyawa yang mengandung gugus arnida asam (CONH2) yang berada bersama gugus arnida

(30)

asam yang lain gugus yang lain. Penentuan protein secara Biuret adalah dengan mengukur optical density pada panjang gelombang 560-580 nm.

2.9.3 Metode Spektrofotometer UV

Kebanyakan nitrogen mengabsorbsi sinar ultraviolet maximum pada 280 nm. Hal ini terutama oleh adanya asam amino tirosin triptophan dan fenilanin yang ada pada protein tersebut. Pengukuran protein berdasarkan absorbsi sinar U adalah cepat, mudah dan tidak merusak bahan.

2.9.4 Metode Turbidimeter atau Kekeruhan

Kekeruhan akan terbentuk dalam larutan yang mengandung nitrogen apabila ditambahkan bahan pengendap protein misalnya Tri Chloro Acetic acid (TCA). Tingkat kekeruhan diukur dengan alat Turbidimeter.

2.9.6 Metode Kjedahl

Metode kjedahl merupakan metode yang digunakan untuk menentukan kadar nitrogen. Pada dasarnya analisa nitrogen cara kjeldahl dapat dibagi menjadi tiga tahapan yaitu tahap destruksi, destilasi, dan titrasi.

a. Prinsip Dasar

Metode Kjedahl berdasarkan pada destruksi basah pada sampel, yakni dengan memanaskan sampel dengan asam sulfat pekat dengan menggunakan suatu katalis dimana hasil destruksi yang diperoleh dibasakan terlebih dahulu, lalu didestilasi. Amonia yang dibebaskan ditamung dalam suatu larutan asam sulfat 0,25 N. Jumlah amonia diketahui dengan cara menitrasi destilat tersbut dengan suatu larutan basa dengan menggunakan indikator campuran (merah metil+ metil biru). Cara Kjeldahl umumnya dapat dibedakan atas dua cara, yaitu cara makro dan cara semimikro. Cara makro digunakan untuk contoh yang sukar dihomogenisasi dan berukuran besar, sedang cara semimikro dirancang untuk sampel yang berukuran kecil yaitu kurang dari 300 mg dari bahan yang homogen.

b. Prosedur Kjedahl

Metode ini pada dasarnya dibagi atas tiga tahapan, yaitu :

(31)

 Tahap destruksi

Pada tahap ini sampel dipanaskan dalam asam sulfat pekat sehingga terjadi destruksi menjadi unsur-unsurnya. Elemen karbon, hidrogen teroksidasi menjadi CO,CO2. Dan H2O sedangkan nitrogennya berubah menjadi ammonium sulfat, (NH4)SO4. Asam sulfat yang digunakan 25 ml. Sampel yang dianalisa sebanyak 5 gram. Suhu destruksi berkisar antara 370-410oC. Proses destruksi sudah selesai apabila larutan menjadi jernih atau tidak berwarna. Agar analisa lebih tepat maka pada tahap destruksi ini dilakukan pula perlakuan blanko yaitu untuk koreksi adanya senyawa N yang berasal dari reagen yang digunakan.

Berikut alat destruksi pada gambar 2.1 sebagai berikut :

Gambar 2.1 Alat destruksi Keterangan:

1 dan 2 = Statif klem 3 = labu Kjeldahl 4 = pemanas

(Sumber : ejournal.andiksha.ac.id)

(32)

 Tahap destilasi

Pada tahap ini, ammonium sulfat dipecah menjadi amonia (NH3) dengan penambahan NaOH 40% sampai alkalis lalu dipanaskan. Agar selama destilasi tidak terjadi superheating ataupun pemercikan cairan atau timbulnya gelembung gas yang besar maka dapat ditambahkan logam Zinkum (Zn). Amonia yang dibebaskan selanjutnya ditangkap oleh larutan standar asam. Asam standar yang dapat digunakan adalah asam sulfat 0,25 N dalam jumlah lebih. Untuk mengtahui jika asam dalam keadaan berlebih maka diberi indikator campuran (merah metil + metil biru ). Destilasi diakhiri bila semua amonia sudah terdestilasi sempurna yang ditandai destilat tidak lagi basa.

Berikut alat destilasi pada gambar 2.2 sebagai berikut

Gambar 2.2 Alat destilasi Keterangan:

1 dan 2 = statif klem 3 = labu Kjeldahl 4 = pemanas 5 = labu alas bulat 6 = kondensor liebig 7 = pipa bengkok 8 = erlenmeyer

(Sumber : ejournal.andiksha.ac.id)

(33)

 Tahap titrasi

Apabila penampung destilasi digunakan asam sulfat 0,25 maka sisa asam yang tidak bereaksi dengan ammonia dititrasi dengan NaOH standar. Selisih jumlah titrasi blanko dan sampel merupakan jumlah ekuivalen nitrogen. Apabila penampung destilasi digunakan asam borat maka banyaknya asam borat yang

bereaksi dengan ammonia dapat diketahui dengan titrasi menggunakan asam. Selisih jumlah titrasi sampel dan blanko merupakan jumlah ekuivalen nitrogen (Sudarmadji,1989).

Berikut alat titrasi pada gambar 2.3 sebagai berikut :

Gambar 2.3 Alat titrasi Keterangan:

1 dan 2 = statif klem 3 = buret

3 = erlenmeyer

(Sumber : ejournal.andiksha.ac.id)

(34)

BAB 3

METODOLOGI PERCOBAAN 3.1 Alat

- Neraca analitik - Labu ukur 250 mL - Corong Plastik

- Kertas saring Whatmann 41 - Pipet volumetrik 25 mL - Beaker glass panjang 200 mL.

- Hot plate - Spektrometer - Spatula

- Corong Plastik - Alat Destilasi - Labu Takar 250 mL - Labu Destilasi - Erlenmeyer 250 mL - Labu kjedhal 3.2 Bahan

- Pereaksi Molibdatvanadat (Reagen Phospat) - Asam klorida (HCI) 36%

- Asam nitrat (HNO3) 65%

- Larutan asam sulfat (H2SO4) 98%

- Larutan asam sulfat (H2SO4) 0,1 N - Larutan natrium hidroksida (NaOH) 30%

- Indikator Metil Red - Aquadest

- Batu didih - Tablet Kjehdal

- Larutan Natrium hidroksida (NaOH) 0,1

(35)

3.3 Prosedur Kerja

(36)
(37)

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil dan Data

Adapun hasil data analisa dapat dilihat pada sebagai berikut : Tabel 4.1

No.

Jenis Sampel

Pupuk

Berat Sampel

(g)

Faktor Pengenceran

Volume Titran NaOH 0,0996 N (ml)

Kadar Nitrogen

Total (mg)

Blanko 26

1 P041 2,0814 10 24,80 0,80

2 P042 2,0765 10 24,76 0,83

3 P043 2,0076 10 24,70 0,90

4 P044 2,0086 10 24,73 0,88

5 P045 2,0056 10 24,75 0,86

4.2 Perhitungan

Nitrogen Total (%) = ( )

x 100 Keterangan:

Vs = Volume Titrasi Sampel (mL) Vb = Volume Titrasi Blanko (mL) N = Normalitas Larutan Standar NaOH Fp = Faktor Pengenceran

W = Berat Contoh

(38)

P041 Total (%) = ( )

x 100%

= ( )

x 100%

= 0,80 %

P042 Total (%) = ( )

x 100%

= ( )

x 100%

= 0,83 %

P043 Total (%) = ( )

x 100%

= ( )

x 100%

= 0,90 %

P044 Total (%) = ( )

x 100%

= ( )

x 100%

= 0,88%

P045 Total (%) = ( )

x 100%

= ( )

x 100%

= 0,8%

Gambar

Gambar 2.1 Alat destruksi   Keterangan:
Gambar 2.2 Alat destilasi  Keterangan:
Gambar 2.3 Alat titrasi  Keterangan:

Referensi

Dokumen terkait

Dengan cara yang sama diperoleh kadar protein untuk sampel nomor 2 sampai nomor 6 dan perhitungan yang sama untuk penetapan kadar protein murni juga untuk perhitungan hasil

Dari hasil perhitungan sampel diperoleh %Nitrogen pada minggu pertama yaitu 16,64%, pada minggu kedua yaitu 16,46%, pada minggu ketiga yaitu 16,65% dan pada minggu keempat

Prinsip dari penentuan kadar protein dengan metode Kjedahl adalah menentukan jumlah nitrogen (N) total yang terkandung oleh suatu bahan dengan cara mendegradasi protein

Penentuan kadar protein pada tauco dilakukan dengan metode kjeldahl yang meliputi tiga tahap yaitu Tahap Destruksi, Destilasi dan Titrasi.. Kadar protein pada

Pemberian pupuk organik bukanlah bertujuan untuk menambah unsur hara, karena kandungan haranya rendah, tapi bila ditinjau dari pengaruhnya terhadap sifat kimiawi tanah, pupuk

Tugas Akhir ini bertujuan untuk memperoleh ketrampilan budidaya sawi caisim secara konvensional, mengetahui pengaruh penggunaan pupuk daun dan pupuk NPK pada

Penentuan kadar kalium (K) dalam pupuk NPK dengan menggunakan metode spektrofotometri serapan atom (SSA) pada panjang gelombang 766,5 nm telah dilakukan.. Dari

Penentuan kadar MgSO 4 pada pupuk kieserite secara kualitatif dan kuantitatif telah dilakukan dari sampel pupuk kieserite alam, kieserite olahan, esta kieserite,