• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat Pengatahuan Masyarakat Kota Medan Tentang Visum Et Repertum (VER)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Tingkat Pengatahuan Masyarakat Kota Medan Tentang Visum Et Repertum (VER)"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

Tingkat Pengetahuan Masyarakat Kota Medan tentang Visum Et Repertum (VER)

Oleh :

ANGGI RIZKI UTAMI NST 080100176

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

Tingkat Pengetahuan Masyarakat Kota Medan tentang Visum Et Repertum (VER)

KARYA TULIS ILMIAH

Karya tulis ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan sarjana kedokteran

Oleh :

ANGGI RIZKI UTAMI NST 080100176

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Penulisan : Tingkat Pengatahuan Masyarakat Kota Medan Tentang Visum Et Repertum (VER)

Nama : Anggi Rizki utami NST

Nim : 080100176

Pembimbing I Penguji I

(dr. Mistar Ritonga, SpF) (dr. Jessy Cherstella, SpPA)

Penguji II

(dr. Isti Ilmiati Fujiati, MSc.CM-FM,MPd.Ked)

Medan, Desember 2011 Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara

(4)

ABSTRAK

Visum Et Repertum (VER) mempunyai peran penting dalam perkembangan ilmu dan praktek kedokteran, namun angka dilakukannya VER mulai menurun. Kendala yang sering di hadapi di lapangan oleh penyidik untuk mendapatkan bukti yang lebih jelas dalam mengungkapkan suatu kasus sering menjadi tidak lengkap karena tingkat pengetahuan masyarakat yang masih kurang mengenai VER.

Penelitian ini adalah penelitian survey dimana disain penelitian berbantuk deskriptif cross sectional. Popilasi pada penelitian ini adalah masyarakat Medan Selayang sejumlah 378 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Instrument yang digunakan adalah kuesioner. data yang di peroleh diolah menggunakan program SPSS 17.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat Medan Selayang tentang pentingnya VERserta penghambatnya.

Tingkat pengetahuan masyarakat kecamatan kota Medan Selayang tentang pengetahuan VER sebesar 74,1 %.

(5)

ABSTRACT

Visum Et Repertum has an important role in the development of science and practice of medicine, but the figures do Visum Et Repertum began to decline. constraints are often in the face in the field by investigators to obtain evidence which reveals more clearly in a case often be incomplete because of the level of public knowledge are still lacking regarding the Visum Et Repertum.

This study is a survey research design in which the form of a descriptive cross sectional study. Population in this study is the Medan Selayang some 378 people. Sampling techniques using simple random sampling. Instrument used was a questionnaire. data that was obtained is processed using SPSS 17.

This study aims to determine the level of public knowledge about the importance of Medan Selayang Visum Et Repertum and inhibiting.

Sub-district level of public knowledge about the knowledge of Medan Selayang visum Et Repertum of 74.1%.

(6)

KATA PENGANTAR

Pertama tama saya ucapkan puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas selesainya Penulisan Proposal Penelitian ini untuk membuat karya tulis ilmiah yang merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di fakultas kedokteran.

Dalam penulisan proposal ini saya telah banyak mendapat bimbingan,

pengarahan, saran saran dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan

kerendahan hati saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. dr. Mistar Ritonga, Sp.F selaku guru pembimbing saya yang telah

menyediakan waktu, tenaga dan pemikiranya dalam penyelesaian hasil karya tulis ilmiah ini.

2. dr. Milahayati, sebagai dosen pembimbing akademik dan seluruh staf

pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara yang telah mendidik dan membimbing saya

3. Rasa cinta dan terima kasih yang tidak terhingga saya persembahkan kepada

kedua orang tua saya, ayahanda KOMPOL Safar Nasution, SH dan ibunda Siti Aisyah Siregar, SH, dan abanda Aulia Perdana H NST atas doa, perhatian, dan dukungan yang tak putus-putusnya sebagai bentuk kasih sayang kepada saya. dan terima kasih buat Ade Kurniadi, Shella Novita, Rizki Fadhila yang selalu membantu dan memberi dukungan dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini.

4. Seluruh teman-teman 2008 yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu

Medan,9 mei 2011 Penulis

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

ABSTRAK ... iv

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

2.2.5. Manfaat Visum Et Repertum ……….11

2.2.6. Jenis-jenis Visum Et Repertum ……….11

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ………….14

3.1. Kerangka Konsep Penelitian ………...14

3.2. Definisi Operasional ………...14

BAB 4 METODE PENELITIAN ………..16

(8)

4.5. Uji Validitas dan Reabilitas ………18

4.6. Teknik Pengumpulan Data ………..18

4.7. Pengolahan dan Analisa Data ………..20

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……….22

5.1. Hasil Penelitian ………...22

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ………..22

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden ………...23

5.1.3. Pengetahuan ………..24

5.2. Pembahasan ……….27

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ………...29

6.1. Kesimpulan ……….29

6.2. Saran ………30

(9)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Kuesioner 18 Tabel 5.1 Distribusi Karakteristik Responden di Kecamatan

Medan Selayang.

23

(10)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 1 Kerangka Konsep

Penelitian

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Lampiran 2 KUESIONER

Lampiran 3 LEMBAR PENJELASAN

Lampiran 4 INFORM CONSENT

Lampiran 5 UJI VALIDITAS DAN REABILITAS

Lampiran 6 FREKUENSI KARAKTERISTIK RESPONDEN

Lampiran 7 FREKUENSI PENGETAHUAN

Lampiran 8 SURAT IZIN PENELITIAN dan SURAT SELESAI PENILITIAN

Lampiran 9 ETHICAL CLEARANCE

(12)

ABSTRAK

Visum Et Repertum (VER) mempunyai peran penting dalam perkembangan ilmu dan praktek kedokteran, namun angka dilakukannya VER mulai menurun. Kendala yang sering di hadapi di lapangan oleh penyidik untuk mendapatkan bukti yang lebih jelas dalam mengungkapkan suatu kasus sering menjadi tidak lengkap karena tingkat pengetahuan masyarakat yang masih kurang mengenai VER.

Penelitian ini adalah penelitian survey dimana disain penelitian berbantuk deskriptif cross sectional. Popilasi pada penelitian ini adalah masyarakat Medan Selayang sejumlah 378 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Instrument yang digunakan adalah kuesioner. data yang di peroleh diolah menggunakan program SPSS 17.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat Medan Selayang tentang pentingnya VERserta penghambatnya.

Tingkat pengetahuan masyarakat kecamatan kota Medan Selayang tentang pengetahuan VER sebesar 74,1 %.

(13)

ABSTRACT

Visum Et Repertum has an important role in the development of science and practice of medicine, but the figures do Visum Et Repertum began to decline. constraints are often in the face in the field by investigators to obtain evidence which reveals more clearly in a case often be incomplete because of the level of public knowledge are still lacking regarding the Visum Et Repertum.

This study is a survey research design in which the form of a descriptive cross sectional study. Population in this study is the Medan Selayang some 378 people. Sampling techniques using simple random sampling. Instrument used was a questionnaire. data that was obtained is processed using SPSS 17.

This study aims to determine the level of public knowledge about the importance of Medan Selayang Visum Et Repertum and inhibiting.

Sub-district level of public knowledge about the knowledge of Medan Selayang visum Et Repertum of 74.1%.

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Negara Indonesia adalah negara hukum tidak hanya berdasarkan pada kekuasaan belaka, selain itu juga berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945. Hal ini berarti Negara Indonesia menjunjung tinggi hak asasi manusia dan menjamin segala warga negaranya bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan

pemerintahan, serta wajib menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan itu tanpa ada kecualinya. Pernyataan bahwa Indonesia merupakan negara hukum juga mempunyai konsekuensi, bahwa Negara Indonesia menerapkan hukum sebagai idiologi untuk menciptakan ketertiban, keamanan, keadilan serta kesejahteraan bagi warga negara,

sehingga hukum itu bersifat mengikat bagi setiap tindakan yang dilakukan oleh warga negaranya. (Pratiwi, 2010)

Dasar-dasar hukum di Indonesia yang menyangkut tentang peranan keterangan ahli (pakar) itu bagi kelengkapan alat bukti dalam berkas perkara Pro Yustisia dan pemeriksaan di sidang pengadilan, amat membantu dalam usaha untuk menambah keyakinan Hakim dalam pengambilan keputusan. Pasal-pasal yang menyangkut keterangan ahli atau dokter (ahli) tersebut terdapat dalam pasal 186, pasal KUHP yang mengatakan keterangan ahli adalah apa yang seorang ahli nyatakan disisdang, ini merupakan pasal yang berlaku bagi seorang ahli (Soeparmono, 2002)

(15)

Tidak terlepas dari ilmu kedokteran forensik atau kedokteran kehakiman. Ilmu kedokteran forensik adalah ilmu kedokteran yang berperan aktif dalam membantu pihak kepolisian .(Hisar, 2007)

Masyarakat hidup dengan norma-norma yang sangat berpengaruh di dalam menentukan perilaku anggota masyarakat tersebut demi ketertiban dan keserasian di dalam kehidupan bersama, dan di antara norma-norma tersebut terdapat norma hukum. (Amir, 1995)

Visum et repertum merupakan suatu alat bukti yang sah tentang pembuktian

dalam proses pemeriksaan disidang pengadilan menjadi lebih lengkap, Visum et

repertum juga berguna untuk kelengkapan alat bukti dalam berkas pemeriksaan

sidang pengadilan, amat membantu dalam usaha untuk menambah keyakinan hakim dalam hal pengambilan keputusan, (Soeparmono, 2002)

Visum et repertum merupakan tidakan pembuktian terhadap suatu kasus yang

ada. Visum et repertum bukanlah bahasa umum ini merupakan bahas kedokteran yang banyak mengakibatkan kurangnya pengetahuan masyarakat dan sejauh mana peranan visum et repertum dalam tingkat hukum peradilan untuk mencari bukti dalam suatu

kasus. Bahkan visum et repertum tidak dicantumkan dalam KUHP, namun tertulis keterangan ahli. Di dalam KUHAP Pasal 184 ayat (1)terdapat lima alat bukti yang sah yaitu: Keterangan Saksi, KeteranganAhli, Surat, Petunjuk, Keterangan Terdakwa. (Hisar, 2007)

(16)

kemudian dapat diusut dalam waktu yang lain. Dokumen yang dimaksudkan tidak lain adalah “Visum Et Repertum”. (Afif, 2010)

Visum Et Repertum juga dapat menjadi bukti keterangan ahli berdasar

ketentuan pemerintah tanggal 22 Mei 1937 dalam Lembaran Negara 1937 (Staatsblad 1937 No. 350) Pasal 1 menyatakan bahwa: “Visum Et Repertum dari dokter-dokter, yang dibuat atas sumpah jabatan yang diikrarkan pada waktu menyelesaikan pelajaran kedokteran di negeri Belanda atau Indonesia atau sumpah khusus, sebagai dimaksud Pasal 2, mempunyai daya bukti dalam perkara-perkara pidana, sejauh itu mengandung keterangan tentang apa yang dilihat oleh dokter pada benda yang

diperiksa”. Dalam Pasal 186 KUHAP dan Lembaran Negara 1937 (Staatsblad 1937 No. 350) Pasal 1, sama-sama menerangkan bahwa sebelum dokter (ahli) memberikan keterangan harus mengucap sumpah didepan hakim. (Afandi, 2008)

Bantuan dokter kepada kalangan hakim yang paling sering dan sangat

diperlukan adalah pemeriksaan korban untuk pembuatan visum et repertum (Amir, 1995)

Penjabaran mengenai visum et repertum yang tertera di atas dapat dijadikan sebagai alasan mengapa peneliti mengambil judul ini, dikarenakan pentingnya visum et repertum itu sendiri tetapi karena kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai

hal ini, dapat menjadi penghambat terlaksananya pembuatan visum et repertum. Kepentingan pelaksanaan visum et repertum ini tidak hanya untuk peradilan semata tetapi juga untuk masyarakat itu sendiri sebagai pembuktian terhadap suatu kasus yang terjadi.

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimanakah tingkat pengetahuan masyarakat kota medan tentang visum et repertum

(17)

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat kota Medan tentang Visum Et Repertum

1.3.2. Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:

Untuk mengetahui faktor-faktor penghambat dilakukanya Visum Et Repertum oleh masyarakat di kota medan diantaranya:

1. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat kota Medan mengenai Visum Et Repertum berdasarkan karakteristik responden

2. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat kota Medan mengenai

Visum Et Repertum

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk:

1. Menjadi masukan bagi pelaku penyuluhan, lembaga swadaya

masyarakat(LSM), pekerja medis dibawah naungan Departemen Kesehatan RI ataupun swasta tentang pentingnya visum et repertum itu sendiri

2. Menjadi masukan atau pertimbangan bagi penyuluh hukum 3. Meningkatkan pengetahuan masayarakat kota medan

(18)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan

2.1.1. Definisi

Pengetahuan adalah hasil ‘tahu’, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindaraan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera: pengelihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.

Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior) (notoadmodjo, 2003)

2.1.2. Proses Pengetahuan

Suatu prilaku yang didasarkan oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada prilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Hasil penelitian Rogers (1974) dalam notoadmojo (2003), mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi prilaku baru (berprilaku baru), didalam diri orang tersebut menjadi proses berurutan, yakni:

1. Awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).

2. Interest (merasa tertarik), dimana orang merasa tertarik terhadap stimulus

atau objek tersebut. Disini sikap subjek sudah mulai timbul.

3. Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulus

tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden lebih baik lagi.

4. Trial, diaman subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa

yang dikehendaki oleh stimulus

(19)

2.1.3. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat, yakni (notoadmojo, 2003)

1. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk pengetahuan dalam tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang

dipelajari atau rangasangan yang telah diteriam. Oleh sebab itu, ‘tahu’ ini merupakan tingkat pengetahuan paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang di pelajari antara lain: menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatakan dan sebagainya. Contoh: dapat

menyebutkan tanda-tanda kekurangan kalori dan protein pada anak balita.

2. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang di ketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang diplajari. Misalnya dapat menjelaskan mengapa harus makan-makanan yang bergizi.

3. Aplikasi (application)

(20)

hasil penelitian, dapat menggunakan prinsip prinsip siklus pemecahan masalah (problem solving cycle) dalam pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang di berikan.

4. Analisis (analysis)

Analisa adalah siatu kemampuan untuk menjabarkan suatu materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut, dam masi ada kaitanya satu sama lain. Kemampuan analisa dapat dilihat dari penggunaan kata kata kerja: dapat menggambarkan

(membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokan dan sebagainya.

5. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukan pada suatu kemampuan untuk meletakan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formasi-formasi yang ada. Misalnya: dapat menyusun, merencanakan, dapat meringkas, dapat menyesuaikan, dan sebagainya, terhadap suatu teori atau rumusan rumusan yang telah ada.

6. Evaluasi (evaluation)

(21)

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalam pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkat tingkat tersebut.

2.2. Visum Et Repertum

2.2.1. Definisi

Visum et repertum adalah laporan tertulis untuk peradilan yang dibuat dokter

berdasarkan sumpah/janji yang diucapkan pada waktu menerima jabatan dokter, memuat berita tentang segala hal yang dilihat dan ditemukan pada barang bukti berupa tubuh manusia/benda yang berasal dari tubuh manusia yang diperiksa sesuai pengetahuan dengan sebaik-baiknya atas permintaan penyidik untuk kepentingan

peradilan. (Amir, 1995)

Visum et repertum merupakan pengganti barang bukti,Oleh karena barang

bukti tersebut berhubungan dengan tubuh manusia (luka, mayat atau bagian tubuh). KUHAP tidak mencantum kata visum et repertum. Namun visum et repertum adalah alat bukti yang sah. Bantuan dokter pada penyidik : Pemeriksaan Tempat Kejadian Perkara (TKP), pemeriksaan korban hidup, pemeriksaan korban mati. Penggalian mayat, menentukan umur seorang korban / terdakwa, pemeriksaan jiwa seorang terdakwa, pemeriksaan barang bukti lain (trace evidence). (Idries, 1997)

Yang berhak meminta visum et repertum adalah : 1. Penyidik

2. Hakim pidana 3. Hakim perdata 4. Hakim agama

Yang berhak membuat visum et repertum.(KUHAP Pasal 133 ayat 1) : 1. Ahli kedokteran kehakiman

(22)

2.2.2. Prosedur Permintaan Visum Et Repertum

Tata cara permintaan visum et repertum sesuai peraturan perundang undang adalah diminta oleh penyidik, permintaan tertulis, dijelaskan pemeriksaan untuk apa, diantar langsung oleh penyidik, mayat dibuat label, tidak dibenarkan visum et repertum diminta tanggal yang lalu. (Idries, 1997)

Seperti yang telah di cantumkan dalam pasal 133 KUHP ayat 1 Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban baik luka,

keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang merupakan tindak pidana, ia berwenang mengajukan permintaan keterangan ahli kedokteran kehakiman atau dokter dan atau ahli lainnya. Ayat 2 Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan secara tertulis, yang dalam surat itu disebutkan

dengan tegas untuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat. Ayat 3 Mayat yang dikirim kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter pada rumah sakit harus diperlakukan secara baik dengan penuh penghormatan terhadap mayat tersebut dan diberi label yang memuat identitas mayat, dilakukan dengan diberi cap jabatan yang diletakkan pada ibu jari atau bagian lain badan mayat. (Idries, 1997)

2.2.3 Bentuk dan Isi Visum Et Repertum

Bentuk dan isi visum et repertum ( Idries, 1997)

1. Pro justisia, pada bagian atas, untuk memenuhi persyaratan yuridis,

pengganti materai.

2. Visum et repertum, menyatakan jenis dari barang bukti atau pengganti barang bukti

(23)

dilakukanya pemeriksaan dan identitas barang bukti (manusia), sesuai dengan identitas yang tertera di dalam surat permintaan visum et repertum dari pihak penyidik dan lebel atau segel

4. Pemberitaan atau hasil pemeriksaan, memuat segala sesuatu yang di lihat

dan ditemukan pada barang bukti yang di periksa oleh dokter, dengan atau tanpa pemeriksaan lanjutan (pemeriksaan laboratorium), yakni bila dianggap perlu, sesuai dengan kasus dan ada tidaknya indikasi untuk itu 5. Kesimpulan, memuat inti sari dari bagian pemberitaan atau hasil

pemeriksaan, yang disertai dengan pendapat dokter yang bersangkutan

sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya

6. Penutup, yang memuat pernyataan bahwasanya visum et repertum tersebut dibuat atas sumpah dokter dan menurut pengetahuan yang sebaik-baiknya dan sebenar-benarnya

2.2.4. Peranan dan Fungsi Visum Et Repertum

Peranan dan fungsi visum et repertum adalah salah satu alat bukti yang sah sebagaimana tertulis dalam pasal 184 KUHP. Visum et repertum turut berperan dalam proses pembuktian suatu perkara pidana terhadap kesehatan dan jiwa manusia, dimana visum et repertum menguraikan segala sesuatu tentang hasil pemeriksaan medik yang tertuang di dalam bagian pemberitaan, yang karenanya dapat dianggap sebagai pengganti barang bukti. Visum et repertum juga memuat keterangan atau pendapat dokter mengenai hasil pemeriksaan medik tersebut yang tertuang di dalam bagian kesimpulan. Dengan demikian visum et repertum secara utuh telah menjembatani ilmu kedokteran dengan ilmu hukum sehingga dengan membaca visum et repertum, dapat diketahui dengan jelas apa yang telah terjadi pada seseorang, dan

(24)

Apabila visum et repertum belum dapat menjernihkan duduk persoalan di sidang pengadilan, maka hakim dapat meminta keterangan ahli atau diajukannya bahan baru, seperti yang tercantum dalam KUHAP, yang memungkinkan dilakukannya pemeriksaan atau penelitian ulang atas barang bukti, apabila timbul keberatan yang beralasan dari terdakwa atau penasehat hukumnya terhadap suatu hasil pemeriksaan. Hal ini sesuai dengan pasal 180 KUHP.( Afif, 2010)

Bagi penyidik (Polisi/Polisi Militer) visum et repertum berguna untuk

mengungkapkan perkara. Bagi Penuntut Umum (Jaksa) keterangan itu berguna untuk menentukan pasal yang akan didakwakan, sedangkan bagi hakim sebagai alat bukti

formal untuk menjatuhkan pidana atau membebaskan seseorang dari tuntutan hukum. Untuk itu perlu dibuat suatu Standar Prosedur Operasional Prosedur (SPO) pada suatu Rumah Sakit tentang tata laksana pengadaan visum et repertum.( Histar Situmorang, 2007)

2.2.5 Manfaat Visum Et Repertum

Manfaat dari visum et repertum ini adalah untuk menjernihkan suatu perkara pidana, bagi proses penyidikan dapat bermanfaat untuk pengungkapan kasus kejahatan yang terhambat dan belum mungkin diselesaikan secara tuntas. (Soeparmono, 2002)

Visum et repertum juga berguna untuk membantu pihak tersangka atau

terdakwa berhak untuk mengusahakan dan mengajukan saksi ahli dan atau seseorang yang memiliki keahlian khusus untuk memberikan keterangn yang meringankan atau menguatkan bagi dirinya yaitu saksi ahli. (Soeparmono, 2002)

Visum et repertum ini juga dapat bermanfaat sebagai petunjuk, dimana

(25)

2.2.6 Jenis-jenis Visum Et Repertum

Jenis visum et repertum pada orang hidup terdiri dari (Idries, 2009)

1. Visum seketika adalah visum yang dibuat seketika oleh karena korban tidak

memerlukan tindakan khusus atau perawatan dengan perkataan lain korban mengalami luka - luka ringan

2. Visum sementara adalah visum yang dibuat untuk sementara berhubung korban memerlukan tindakan khusus atau perawatan. Dalam hal ini dokter

membuat visum tentang apa yang dijumpai pada waktu itu agar penyidik dapat melakukan penyidikan walaupun visum akhir menyusul kemudian 3. Visum lanjutan adalah visum yang dibuat setelah berakhir masa perawatan

dari korban oleh dokter yang merawatnya yang sebelumnya telah dibuat

visum sementara untuk awal penyidikan. Visum tersebut dapat lebih dari satu visum tergantung dari dokter atau rumah sakit yang merawat korban.

Seperti yang telah kita ketahui permintaan visum et repertum orang hidup lebih banyak dari pada permintaan pada mayat, karena mayat masih banyak diperdebatkan oleh karena pihak keluarga yang tidaka mengizinkan (Amir, 2005)

Visum et repertum orang hidup dapat terdiri dari luka (Abdussalam, 2006)

1. Luka yang paling banyak terjadi adalah luka mekanis, biasanya luka ini bisa Karena

a. Luka benda tumpul b. Luka benda tajam

c. Luka tembakan senjata api

(26)

3. Luka akibat zat kimia terdiri dari

a. Luka akibat asam kuat b. Akibat basa kuat

Semua luka yang tertera diatas dapat diperiksa sesuai lokalisasi, ukuran, jenis kekerasan yang menjadi penyebab luka. Sehingga dapat digunakan untuk pembuktian pada suatu kasus.

Jenis visum et repertum pada orang mati atau mayat

1. Pemeriksaan luar adalah dapat diminta oleh penyidik tanpa pemeriksaan dalam atau otopsi berdasarkan KUHP pasal 133.

2. Pemeriksaan luar dan dalam adalah jenazah : sesuai dengan KUHAP pasal 134 ayat 1 Dalam hal sangat diperlukan dimana untuk keperluan pembuktian bedah mayat tidak mungkin lagi dihindari, penyidik wajib memberitahukan

(27)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPRASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian

3.2. Definisi Oprasional

1. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui masyarakat mengenai

Visum Et Repertum, meliputi definisi, prosedur, bentuk dan isi, fungsi

serta jenis dari Visum Et Repertum.

2. Visum Et Repertum adalah keterangan tertulis dari seorang dokter atas

sumpah jabatanya atas keterangan tertulis dari pihak berwenang, mengenai apa yang dilihat dan / atau apa yang ditemukan pada barang bukti baik orang hidup atau mati untuk kepentingan pradialan

3. Alat ukur dalam penelitian adalah kuesioner dengan 15 pertanyaan yaitu

15 pertanyaan untuk pengetahuan

4. Cara ukurnya yaitu kuesioner yang memiliki skor 1 untuk pertanyaan

yang dijawab benar, skor 0 untuk pertanyaan yang dijawab salah. Dikatagorikan menjadi 3 klompok yaitu (Arikunto, 2007)

1. Baik : jika total nilai yang diperoleh > 76% 2. Sedang : jika total nilai yang diperoleh 56-75%

Tingkat

Pengetahuan

Masyarakat

(28)

3. kurang : jika total nilai yang diperoleh < 55 %

(29)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian survey dimana design penelitian adalah cross sectional dalam bentuk deskriptif untuk mengetahui gambaran pengetahuan

masyarakat kota medan tentang visum et repertum.

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukann di Kecamatan Medan Selayang. Waktu pelaksanaan dilakukan pada bulan Juli sampai dengan Oktober 2011

4.3. Populasi dan sampel penelitian

4.3.1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat Kecamatan Medan Selayang yaitu 77.783 yang berdasarkan kriteria ekslusi dan inklusi

1. Kriteria inklusi :

1.1. Laki-laki dan perempuan 18 tahun – 60 tahun 1.2. Bersedia menjadi responden

1.3. Bisa membaca dan menulis

2. Kriteria ekslusi :

2.1. Umur kurang dari 18 tahun

(30)

2.3. Belum memasuki jenjang SMA

4.3.2. Sampel Penelitian

Teknik dalam pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan simple random sampling, yaitu pengambilan sampel anggota populasi yang dilakukan

secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada.

Untuk menentukan besar sampel minimal yang diperlukan digunakan rumus berikut

(notoadmojo, 2005):

d = z

Dimana :

d = penyimpangan terhadap populasi atau drajat ketepatan yang diinginkan, biasanya 0,05 atau 0,001

z = standar deviasi normal, biasanya ditentukan pada 1,95 atau 2,0 yang sesuai dengan drajat kemaknaan 95 %

p = proporsi untuk sifat tertentu yang diperkirakan terjadi pada populasi. Apabila tidak diketahui proporsi atau sifat tertentu tersebut maka p = 0,5

q = 1,0 – p

N = besarnya populasi n = besarnya sampel

0,05 = 1,95

(31)

4.4. Pertimbangan Etik

Karena peneliti menggunakan manusia sebagai subjek penelitian, maka sebagai manusia harus di lindungi dengan memperlihatkan prinsip-prinsip dalam pertimbangan etik yaitu: responden mempunyai hak untuk memutuskan apakah ia bersedia untuk menjadi subjek atau tidak tanpa sanksi apapun, dalam hal ini peneliti juga harus memberikan penjelasan dan informasi secara lengkap dan rinci serta bertanggung jawab jika ada sesuatu yang terjadi pada responden, responden juga harus diperlakukan secara baik sebelum, selama dan sesudah penelitian, serta

responden juga tidak boleh dideskriminasi jika menolak untuk tidak melanjutkan menjadi subjek penelitian. Responden juga mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang diberikan harus di rahasiakan, untuk itu perlu adanya anonimity (tanpa nama) dan cofidentiality.

4.5. Uji Validitas dan Relibilitas

Instrumen penelitian yang di pergunakan dalam penelitian ini telah diuji validitas dan relibilitas dengan menggunakan teknik korelasi “product moment” dan uji cronbach (cronbuch alpha) dengan menggunakan program Statistic Package For Social Science (SPSS) 17.0

Uji validitas dan relibilitas ini dilakuakan dengan melibatkan 30 sampel yang memiliki karakteristik sama dengan sampel penelitian tetapi dilakukan pada wilayah yang berbeda dengan sampel penelitian. Hasil uji validitas dan rebilitas dapat dilihat pada tabel 4.1

Variabel Nomor Total Status Alpha Status Prtanyaan Pearson

(32)

Tingkat Penetahua 1

untuk jumlah responden 15 berdasarkan tabel, derajat kemaknaan > 0,05, maka alat ukur atau kuesioner tersebut reliabel.

4.6. Teknik Pengumpulan Data

Ada beberapa prosedur yang dilaksanakan dalam pengumpulan data yaitu : pertama permohonan izin kepada Kepala Kecamatan di Medan Selayang. Setelah

(33)

nomor-nomor yang tertera pada gulungan kertas itulah yang menjadi sampel penelitian. (Notoadmojo, 2010)

Peneliti juga melakukan pendekatan kepada calon responden dan menjelaskan tujuan dan prosedur penelitian. Peneliti menanyakan kesediaan responden untuk menjadi subjek dalam penelitian. Setelah itu peneliti membagikan kuesioner kepada responden dan menunggu sampai responden selesai mengisi kuesioner (kira-kira kurang dari 15 menit). Lalu peneliti mengecek kelengkapan kuesioner yang diberikan apakah sudah diisi dengan lengkap oleh responden. Bila semua data yang dibutuhkan

peneliti telah dikumpulakan, selanjutnya peneliti akan menganalisa data. Kuesioner yang akan diberikan kepada responden akan melewati uji validitas dan uji rebilitas terlebih dahulu. Validitas adalah suatu indeks yang menunjukan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur. Dalam uji validitas peneliti akan menggunakan

teknik korelasi Product moment yang rumusnya sebagai berikut :

N (Ʃ X Y ) – (Ʃ X Ʃ Y )a R=

√ { N Ʃ X² - (Ʃ X ²)} { N Ʃ Y ² - (Ʃ Y) ² }

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukan sejauh mana hasil pengukuran tersebut tetap konsisten jika dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama. Mebggunakan uji cronbach (cronbach alpha) dengan rumus sebagai berikut :

k . r

α =

(34)

4.7 Pengolahan dan Analisa Data

Setelah semua data terkumpul maka dilakukan analisa data melalui beberapa tahapan, antara lain tahap pertama editing yaitu mengecek nama dan kelengkapan identitas maupun data responden serta memastikan bahwa semua jawaban telah diisi sesuai petunjuk, tahap kedua coding yaitu memberi tanda atau angka tertentu pada kuesioner untuk mempermudah waktu mengadakan tabulasi dan analisa, tahap ketiga processing yaitu memasukan data dari kuesioner kedalam program komputer dengan

menggunakan program SPSS versi 17.0 tahap keempat adalah melakukan cleaning

(35)

BAB 5

HASIL PENELITIAN 5.1. Hasil Penelitian

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Kota Medan merupakan daerah tingkat II yang berstatus kotamadya yang merupakan ibukota provinsi Sumatra Utara. Medan adalah pimtu gerbang wilayah Indonesia bagaian barat dan juga sebagai gerbang masuknya wisatawan baik asing

maupun domistik. Kota Medan memiliki luas 26.510 hektar atau 3,6% dari keseluruhan wilayah Sumatra Utara. Dengan demikian, bila dibandingkan dengan kota/kabupaten lainya, medan memiliki luas wilayah yang relative kecil dengan jumlah penduduk yang relative besar.

Secara administratife, wilayah Medan berbatasan dengan kabupaten Deli Serdang di sebelah barat, selatan dan timur, sedanagkan dibagian Utara berbatasan dengan Selat Malaka, yang merupakan salah satu jalur lintas terpadat di dunia. Jumlah penduduk kota Medan sebesar 2.036.018 jiwa dengan jumlah wanita lebih banyak yaitu 1.010.174 sedangkan jumlah lelaki 995.968 jiwa. Jumlah ini merupakan jumlah penduduk tetap, sedangkan penduduk tidak tetap mencapai 500.000 jiwa. Selanjutnya dilihat dari struktur umur penduduk, Medan dihuni lebih kurang 1.377.751 jiwa usia produktif (15-59 tahun). Slanjutnya dari tingkat pendidikan rata-rata lama sekolah penduduk mencapai 10,5 tahun.

Penelitian dilakukan di Kecamatan Medan Selayang, yang berbatasan dengan medan sunggal disebelah barat, medan johor dan medan polonia disebelah timur, medan tuntungan diselatan, dan medan sunggal dan medan baru di utara

(36)

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden

Tabel 5.1 Distribusi Karakteristik Responden Di Kecamatan Medan Selayang.

Umur berdasarkan

kategori pada responden Frekuensi Persentasi

18-30 298 78,8

31-60 80 21,2

Total 378 100,0

Jenis kelamin responden Frekuensi Persentasi

laki-laki 215 56,9

perempuan 163 43,1

Total 378 100,0

Pendidikan responden Frekuensi Persentasi

mahasiswa 259 68,5

SMA 119 31,5

Total 378 100,0

Dari tabel Deskripsi karakteristik responden di atas diketahui bahwa terdapat 78,8%

(37)

5.1.3. Pengetahuan

Tabel 5.2 Distribusi pengetahuan Responden Di Kecamatan Medan Selayang.

No. Visum Et

Repertum

frekuensi persentasi Frekuensi Persentasi

Benar Salah Benar salah

(38)
(39)
(40)

untuk

Tingkat pengetahuan masyarakat kecamatan kota Medan Selayang tentang pengetahuan Visum Et Repertum sebesar 74,1 % (sedang) dan sebesar 25,9% (buruk).

5.2 Pembahasan

Jumlah responden pada penelitian ini adalah 378 orang. Tingkat pengetauan masyarakat kecamatan kota Medan Selayang tentang pengetahuan Visum Et Repertum sebesar 74,1 % (sedang) dan sebesar 25,9%

(buruk).

(41)

% (sedang) dan sebesar 34,7% (buruk), pada pertanyaan kedua sebesar 67,2% (sedang) dan sebesar 32,8% (buruk), dan pada pertanyaan ketiga sebesar 68,5% (sedang) dan sebesar 31,2% (buruk).

Tingkat pengetahuan berdasarkan permintaan Visum Et Repertum yang terdidi dari dua pertanyaan, pada pertanyaan pertama sebesar 68,8% (sedang) dan sebesar 31,2% (buruk), dan pada pertanyaan kedua sebesar 63,2% (sedang) dan sebesar 36,8% (buruk).

Tingkat pengetahuan berdasarkan bantuk dan isi Visum Et Repertum terdiri dari dua pertanyaan, pada pertanyaan pertama sebesar 65,6% (sedang) dan sebesar

34,4% (buruk), dan pada pertanyaan kedua sebesar 66,7% (sedang) dan sebesar 33,3% (buruk).

Tingkat pengetahuan berdasarkan peranan dan fungsi Visum Et Repertum terdiri dari tiga pertanyaan pada pertanyaan pertama sebesar 66,1% (sedang) dan

sebesar 33,9% (buruk), pada pertanyaan kedua sebesar 66,4% (sedang) dan sebesar 33,6% (buruk) dan pada pertanyaan ketiga sebesar 66,1% (sedang) dan sebesar 33,9% (buruk).

Tingkat pengetahuan berdasarkan manfaat Visum Et Repertum terdiri dari dua pertanyaan, pada pertanyaan pertama sebesar 66,9% (sedang) dan sebesar 33,1% (buruk), dan pada pertanyaan kedua sebesar 66,8% (sedang) dan sebesar 31% (buruk).

Tingkat pengetahuan berdasarkan jenis-jenis Visum Et Repertum terdiri dari dua pertanyaan, pada pertanyaan pertama sebesar 59% (sedang) dan sebesar 41% (buruk), dan pada pertanyaan kedua sebesar 70,1% (sedang) dan sebesar 29,9% (buruk).

Dari hasil penelitian lain tentang pengetahuan Visum Et Repertum (Dirwan S dan Eki S, 2009) yaitu 27,4 % yang berarti berpengetahuan buruk.

Visum et repertum bukanlah bahasa umum, ini merupakan bahasa kedokteran

(42)

kurang memahami atau mengetahui apa sebenarnya pengertian dan sejauh mana peran Visum Et Reperum dalam tindakan pidana (Hisar Sitomorang,2007).

(43)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. KESIMPULAN

Berdasarkan tujuan dan hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Tingkat pengetahuan masyarakat Kecamatan Kota Medan Selayang berdasarkan karakteristik responden adalah terdapat 78,8% responden yang berusia 18-30 tahun, dan 21.2% yang berusia 31-60 tahun. Untuk karakteristik jenis kelamin

diketahui 56,9% berjenis kelamin laki laki, dan 43,1% berjenis kelamin perempuan. untuk karakteristik pendidikan terakhir responden diketahui bahwaterdapat 68,5% dengan pendidikam SMA, dan 31,5% dengan pendidikan mahasiswa.

2. Tingkat pengetahuan masyarakat Kecamatan Kota Medan Selayang tentang pengetahuan Visum Et Repertum sebesar 74,1 % (sedang) dan sebesar 25,9% (buruk).

6.2. SARAN

1. Peningkatan program-program sosialisasi kepada masyarakat tentang

pentingnya Visum Et Repertum oleh pemerintah agar tidak terjadinya penurunan tingkat pelaksanaan Visum Et Repertum.

(44)

DAFTAR PUSTAKA

Abdussalam, 2006. Forensik. Jakarta: Restu Agung.

Afandi, D, 2008. Visum Et Repertum pada Orang Mati. Skripsi, Universitas Sumatra Utara.

Afif, F, 2010, Fungsi Visum Et Repertum dalam Proses Penyidikan Kasus Tindakan PidanaPenganiayaan. Skripsi, Universitas Andalas.

Amir, A, 1995. Rangkaian Ilmu Kedokteran Forensic. Medan: Ramadhan.

Aikunto,S, 2007. Analisa Data Penelitian Deskroptif. Dalam: Arikunto, S., ed.

Menajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, 262-296

Soularto, Dirwan Suryo dan Eka Siwi Dwi Cahyanti,2009. Analisis Kualitas Visum et Repertum Beberapa Dokter Spesialis pada Korban Kekerasan Seksual di

RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Available from :

http://jurnal.umy.ac.id/index.php/mutiaramedika/article/view/1410.

Hamzah, A, 1996. Hukum Acara Pidana Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika.

Idries, AM, 2009. Pedoman Praktis Ilmu Kedokteran Forensik Bagi Praktisi Hukum Jakarta: Sagung Seto.

Idris, AM, 1997. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik Edisi Pertama. Jakarta: Binarupa Aksara.

(45)

Notoadmodjo, S, 2005. Promosi Kesehatan dan Ilmu Prilaku. Jakarta : Rineka cipta.

Notoadmodjo, S, 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Pratiwi, T, 2010. Penerpan Sanksi Pidana yang Dilakukan Secara Berlajut Dipengadilan Negri Karanganya. Skripsi, Universitas Sebelas Maret.

Sastroasmoro, S. & Ismael, sofyan, 1995. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: Binarupa Aksara.

Situmorang, H, 2007. Peranan Visum Et Repertum dalam Tindakan Pidana Penganiayaan yang Mengakibatkan Kematian. Skripsi , Universitas Sumatra

Utara.

(46)

Lampiran 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Anggi Rizki Utami NST

Tempat/tanggal lahir : Tembilahan, 07 oktober 1990

Agama : Muslim

Alamat : Jln. Prof. T. Zulkarnain No.7 Nomor telpon/HP : 081371148139

Orang Tua : Safar Nasution, SH : Siti Aisyah Siregar,SH

Riwayat Pendidikan : 1. Taman kanak-kanak An-nur, Pekanbaru

Thn 1995-1996

2. Sekolah Dasar Negri 001, Pekanbaru

Thn 1996-2002

3. Sekolah Menengah Pertama Babussalam, Pekanbaru

Thn 2002-2005

4. Sekolah Menengah Atas Babussalam, Pekanbaru

Thn 2005-2008

Riwayat Organisasi : Anggota HMI

(47)

Lampiran 2

KUESIONER

GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT KOTA MEDAN TENTANG

VISUM ET REPERTUM

Nama :

Umur : tahun Jenis Kelamin :

Agama : Suku : Alamat : Pendidikan : Pekerjaan :

1. Apakah anda pernah mendengar tentang visum et repertum? a. Pernah

b. Tidak pernah

Pengertian visum et repertum

2. Visum et repertum adalah keterangan yang dibuat oleh dokter mengenai hasil

pemeriksaan terhadap manusia, baik hidup ataupun mati a. Benar

b. Salah

3. Penyidik, hakim pidana, hakim perdata, hakim agama, berhak meminta visum

et repertum a. Benar

(48)

4. Ahli kedokteran kehakiman dan dokter ahli atau dokter lainya berhak

membuat visum et repertum a. Benar

b. Salah

Permintaan visum et repertum

5. Visum et repertum boleh diminta oleh penyidik untuk kepentingan peradilan a. Benar

b. Salah

6. Yang berwenang meminta visum et repertum adalah penyidik (polisi) a. Benar

b. Salah

Bentuk dan isi visum et repertum

7. Isi visum et repertum terdiri dari pro justisia, visum et reprtum, pendahuluan,

pemberitaan atau hasil pemeriksaan, kesimpulan, penutup a. Benar

b. Salah

8. Penutup dari visum et repertum memuat pernyataan bahwasanya visum et

repertum di buat atas sumpah dokter dan berdasarkan pada pengetahuan yang

sebaik baiknya a. Benar b. Salah

Peranan dan fungsi visum et repertum

9. Visum et repertum dapat membantu penegakan hukum a. Benar

b. Salah

10. Visum et repertum adalah salah satu alat bukti yang sah yang turut berperan dalam proses pembuktian suatu perkara pidana terhadap kesehatan maupun kematian

(49)

b. Salah

11. Salah satu fungsi visum et repertum adalah untuk mengetahui adanya tindak pidana atau tidak

a. Benar b. Salah

Manfaat visum et repertum

12. Manfaat visum et repertum ini adalah untuk menjernihkan suatu perkara pidana

a. Benar b. Salah

13. Visum et repertum dapat bermanfaat bagi proses penyidikan untuk pengungkapan kasus kejahatan

a. Benar b. Salah

Jenis-jenis visum et repertum

14. Visum et repertum orang hidup terdiri dari visum seketika dan visum

sementara c. Benar d. Salah

15. Visum et repertum orang mati/mayat terdiri dari pemeriksaan luar dan

pemeriksaan luar dan dalam a. Benar

(50)

Lampiran 3

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

Assalamualaikum Wr Wb/Salam Sejahtera

Dengan hormat,

Nama saya Anggi Rizki Utami NST, sedang menjalani pendidikan kedokteran do program S1 ilmu Kedokteran FK USU. Saya sedang melakukan penelitian yang berjudul “Gambaran Pengetahuan Masyarakat Kota Medan tentang Visum Et

Repertum”

Visum et repertum adalah Laporan tertulis untuk peradilan yang dibuat dokter berdasarkan sumpah/janji yang diucapkan pada waktu menerima jabatan dokter,

memuat berita tentang segala hal yang dilihat dan ditemukan pada barang bukti berupa tubuh manusia/benda yang berasal dari tubuh manusia yang diperiksa sesuai pengetahuan dengan sebaik-baiknya atas permintaan penyidik untuk kepentingan peradilan Hisar Situmorang, 2009)

Tujuan penelitiana ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat kota medan terhadap pentingnya visum et repertum . adapun manfaat dari penelitian ini adalah Menjadi masukan bagi pelaku penyuluhan, lembaga swadaya masyarakat(LSM), pekerja medis dibawah naungan Departemen Kesehatan RI ataupun swasta tentang pentingnya visum et repertum itu sendiri, menjadi masukan atau pertimbangan bagi penyuluh hokum, meningkatka pengetahuan masayarakat kota medan, mengetahui pentingnya visum et repertum untuk penegakan hokum, meningkatkan edukasi mengenai pentingnya visum et repertum.

(51)

a. Data demografi seperti nama, umur, agama, suku, alamat, pendidikan,

pekerjaan

b. Pengetahuan tentang pentingnya visum et repertum

Wawancara akan kami lakukan sekitar 15 menit. Petugas wawancara adalah mahasiswa/i Fakultas Kedokteran USU bersama peneliti.

Partisipasi Bapak/ibu/sdra/sdri birsifat sukarela dan tanpa paksaan, setiap data yang ada dalam penelitian ini akan dirahasiakan dan digunakaan untuk kepentingan

penelitian. Untuk penelitian ini Bapak/ibu/Sdra/Sdri tidak akan dikenakan biaya apapun. Bila Bapak/Ibu/sdra/sdri membutuhkan penjelasan, maka hubungi Saya: Nama : Anggi Rizki Utami NST

Alamat : Jl. Prof T. Zulkarnain NO.7 Medan

No. HP :081371148139

Trima kasih saya ucapakan kepada Bapak/Ibu/Sdra/sdri yang telah ikut berpartisipasi pada penelitian ini. Keikutsertaan Bapak/Ibu/Sdra/Sdri dalam penelitian ini akan menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi ilmu pengetahuan.

Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini diharapkan Bapaka/Ibu/Sdra/Sdri bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah kami persiapkan.

Medan,...2011 Peneliti

(52)

Lampiran 4

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP) (INFORMED CONSENT)

Saya yang bertandatangan dibawah ini :

Nama : Umur : Alamat : Telp/HP :

Setelah mendapat penjelasan dari peneliti tentang “Gambaran Pengetahuan

Masyarakat Kota Medan tentang Visum Et Repertum” maka dengan ini saya secara

sukarela dan tanpa pemaksaan menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian

tersebut.

Demikian surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Medan,...2011

(53)

Lampiran 6

FREKUENSI KARAKTERISTIK RESPONDEN

Umur

Frekuensi Persentasi Valid Persentasi Kumulatif Persentasi

Valid 18-30 298 78.8 78.8 78.8

31-60 80 21.2 21.2 100.0

Jumlah 378 100.0 100.0

Jenis Kelamin Responden

Frekuensi Persentasi Valid Pesentasi Kumulatif Persentasi

Valid laki-laki 215 56.9 56.9 56.9

perempuan 163 43.1 43.1 100.0

Jumlah 378 100.0 100.0

Pendidikan Responden

Frekuensi Persentasi Valid Persentasi kumulatif Persentasi

Valid Mahasiswa 259 68.5 68.5 68.5

SMA 119 31.5 31.5 100.0

(54)

Lampiran 7

FREKUENSI PENGETAHUAN

Pertanyaan 2

Frekuensi Persentasi Valid Persentasi Kumulatif Persentasi

Valid Benar 247 65.3 65.3 65.3

Salah 131 34.7 34.7 100.0

Jumlah 378 100.0 100.0

Pertanyaan 1

Frekuensi Persentasi Valid Persentasi kumulatif Persentasi

Valid Benar 280 74.1 74.1 74.1

Salah 98 25.9 25.9 100.0

Jumlah 378 100.0 100.0

Pertanyaan 3

Frekuensi Persentasi Valid Persentasi Kumulatif Persentasi

Valid Benar 254 67.2 67.2 67.2

Salah 124 32.8 32.8 100.0

(55)

Pertanyaa 4

Frekuensi Persentasi Valid Persentasi Kumulatif Persentasi

Valid benar 260 68.8 68.8 68.8

salah 118 31.2 31.2 100.0

Jumlah 378 100.0 100.0

Pertanyaan 5

Frekuensi Persentasi Valid Persentasi Kumulatif Persentasi

Valid benar 260 68.8 68.8 68.8

salah 118 31.2 31.2 100.0

Jumlah 378 100.0 100.0

Pertanyaan 6

Frekuensi Persentasi

Valid

Persentasi Kumulatif Persentasi

Valid benar 239 63.2 63.2 63.2

salah 139 36.8 36.8 100.0

Jumlah 378 100.0 100.0

Pertanyaan 7

Frekuensi Persentasi Valid Persentasi Kumulatif Persentasi

Valid benar 248 65.6 65.6 65.6

salah 130 34.4 34.4 100.0

(56)

Pertanyaan 8

Frekuensi Persentasi Valid Persentasi Kumulatif Persentasi

Valid benar 252 66.7 66.7 66.7

salah 126 33.3 33.3 100.0

Jumlah 378 100.0 100.0

Pertanyaan 9

Frekuensi Persentasi Valid Persentasi Kumulatif Persentasi

Valid benar 250 66.1 66.1 66.1

salah 128 33.9 33.9 100.0

Jumlah 378 100.0 100.0

Pertanyaan 10

Frekuensi Persentasi

Valid

Persentasi Kumulatif Persentasi

Valid benar 251 66.4 66.4 66.4

salah 127 33.6 33.6 100.0

(57)

Pertanyaan 11

Frekuensi Persentasi Valid Persentasi Kumulatif Persentasi

Valid benar 250 66.1 66.1 66.1

salah 128 33.9 33.9 100.0

Jumlah 378 100.0 100.0

Pertanyaan 12

Frekuensi Persentasi Valid Persentasi Kumulatif Persentasi

Valid benar 253 66.9 66.9 66.9

salah 125 33.1 33.1 100.0

Jumlah 378 100.0 100.0

Pertanyaan 13

Frekuensi Persentasi Valid Persentasi Kumulatif Persentasi

Valid benar 260 68.8 68.8 68.8

salah 118 31.2 31.2 100.0

(58)

Pertanyaan 14

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid benar 223 59.0 59.0 59.0

salah 155 41.0 41.0 100.0

Jumlah 378 100.0 100.0

Pertanyaan 15

Frekuensi Persentasi Valid Persentasi Kumulatif Persentasi

Valid benar 265 70.1 70.1 70.1

salah 113 29.9 29.9 100.0

Gambar

Tabel 5.1 Distribusi Karakteristik Responden Di Kecamatan Medan Selayang.
Tabel 5.2 Distribusi pengetahuan Responden Di Kecamatan Medan Selayang.

Referensi

Dokumen terkait

Pembelajaran literasi bermuatan anti kekerasan berbasis gender (KBG) berfokus pada dua hal yaitu (1) mengembangkan modul literasi fungsional bermuatan anti kekerasan yang

Kesimpulan penelitian bahwa penambahan vitamin A sampai dengan 1500 IU dalam ransum mampu meningkatkan ketahanan tubuh berdasarkan jumlah leukosit,

Walaupun interaksi antara ruang, frekuensi, dan volume penyiraman tidak memberikan pengaruh terhadap tinggi tanaman, tetapi dengan uji Tukey (taraf 5%) menunjukkan bahwa pada

Kanazawa et a1 .(1992) mencatat bahwa kandungan vitamin C dihati benih ikan ekor kuning yang diberi pakan dengan suplementasi L-askorbil-2-phosphate magnesium lebih

Dikhawatirkan usaha yang ada akan kalah bersaing dengan UKM di daerah lain yang mana pemerintah daerahnya telah memiliki database pusat- pusat informasi

prototype dari sistem pemantauan yang berfungsi untuk memonitor keadaan power house secara otomatis. Hal ini memudahkan pengawas

11; Diingatkan pula bahwa orang yang sakit sebaiknya berkeyakinan bahwa penyakit yang diberikan Allah SWT kepadanya merupakan rahmat yang besar. Dengan pikiran yang jernih, insya

Suhu reaksi cukup berpengaruh terhadap pembentukan bilangan oksiran pada epoksi yang dihasilkan, semakin tinggi suhu reaksi, maka semakin besar pula nilai oks iran