• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Motivasi dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT. Reza Fiska Pratama Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Motivasi dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT. Reza Fiska Pratama Medan"

Copied!
109
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. REZA FISKA PRATAMA

MEDAN

OLEH :

MUCHLIYANTY ASRIL 080521176

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh motivasi dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. Reza Fiska Pratama, Medan. Motivasi yang dipakai adalah Metode Motivasi Dua Faktor – Herzberg.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Populasi penelitian ini adalah pembaca meter di PT. Reza Fiska Pratama sebanyak 200 responden. Karena jumlah populasi berjumlah lebih dari 100 orang, maka dengan menggunakan rumus Slovin diketahui jumlah sampel yang diteliti yaitu sebanyak 67 responden. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner, studi dokumentasi dan wawancara. Data diproses dengan menggunakan SPSS 17.0 for windows. Metode analisis data menggunakan metode deskriptif dan metode kuantitatif yaitu dengan Analisis Regresi Linier Berganda.

Hasil penelitian berdasarkan analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa variabel motivasi dan disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel kinerja karyawan PT. Reza Fiska Pratama Medan. Hasil pengujian koefisien determinasi (r2) menunjukkan bahwa hubungan antara motivasi dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan sebesar 65,4%. Artinya hubungannya erat.

(3)

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine and analyze the influence of motivation and discipline to the performance of employees working in PT. Reza Fiska Pratama, Medan. The method used is the motivation Motivation Factor Two - Herzberg.

The data used in this study is the primary data and secondary data. The study population was a Pembaca Meter at PT. Reza Fiska Pratama of 200 respondents. Because the number of population of more than 100 people, then using the Slovin formula unknown number of samples studied by 67 respondents. Methods of data collection in this study is a questionnaire, documentation study and interviews. Data are processed using SPSS 17.0 for windows. Methods of data analysis using descriptive method and quantitative method is by Multiple Linear Regression Analysis.

The results based on multiple linear regression analysis showed that the variables of work motivation and discipline have a positive and significant impact on employee performance variables PT. Reza Fiska Pratama Medan. The results of testing the coefficient of determination (r 2) indicates that the relationship between motivation and discipline of employees working on the performance of 65.4%. This means that close relationship.

(4)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala berkat dan rahmat

dan ridho-Nya khususnya bagi peneliti sehingga dapat menyelesaikan penelitian

ini. Dalam penelitian skripsi ini peneliti mengangkat judul “Pengaruh Motivasi

dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT. Reza Fiska Pratama Medan”.

Peneliti mengucapkan terima kasih yang tulus, ikhlas dan tak terhingga

kepada kedua orang tua yaitu (alm) H. Asril Chan dan Hj. Muchlida Munaf. Pada

kesempatan ini peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE., ME selaku Ketua Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si selaku Sekretaris Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Drs. Chairuddin Nasution selaku Dosen Pembimbing yang telah

bersedia memberikan waktu, saran, tenaga dan pemikirannya untuk membantu

peneliti di dalam penyempurnaan skripsi ini.

6. Ibu Dra. Setri Hiyanti Srg selaku Dosen Penguji I.

(5)

8. Seluruh staf pegawai Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas

Sumatera Utara.

9. Kepada segenap manajemen, staff dan pembaca meter di PT. Reza Fiska

Pratama Medan, yang telah membantu peneliti dalam upaya menyelesaikan

penelitian ini.

10. Kepada keluarga besar tercinta yang telah mendoakan peneliti hingga saat ini.

11. Kepada teman-teman yang telah mendukung peneliti, terima kasih atas

motivasi dan perhatian yang diberikan kepada peneliti.

Akhirnya peneliti mengucapkan terima kasih atas semuanya yang telah

membantu peneliti hingga dapat menyelesaikan skripsi ini, dan kepada Allah

SWT peneliti mohon ampun atas segala kesalahan dan kekhilafan selama

membuat skripsi ini. Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan karuniaNya

kepada kita semua khususnya kepada peneliti.

Medan, Januari 2011

Peneliti

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motivasi ... 9

2.1.1 Pengertian Motivasi ... 9

2.1.2 Tujuan Motivasi ...10

2.1.3 Manfaat Motivasi ...10

2.1.4 Jenis - jenis Motivasi ...11

2.1.5 Metode Motivasi ...11

2.1.6 Teori Motivasi “Dua Faktor Frederick Herzberg” ...12

2.2 Disiplin Kerja ...16

2.2.1 Pengertian Disiplin Kerja ...16

2.2.2 Tujuan Disiplin Kerja ...17

2.2.3 Indikator dari Disiplin Kerja ...18

2.2.4 Jenis – jenis Disiplin Kerja ...19

2.3 Kinerja Karyawan ...20

2.3.1 Pengertian Kinerja ...20

2.3.2 Jenis – jenis Kriteria Kinerja ...20

2.3.3 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan ...21

2.4 Penelitian Terdahulu ...22

2.5 Kerangka Konseptual ...23

2.6 Hipotesis...26

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian...27

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ...27

3.3 Batasan Operasional ...28

3.4 Definisi Operasional ...28

(7)

3.6 Populasi dan Sampel ...30

3.7 Metode Pengumpulan Data ...31

3.8 Jenis Data ...32

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas ...33

3.10 Teknis Analisis ...35

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian ...41

4.1.1 Sejarah Singkat PT. Reza Fiska Pratama ...41

4.1.2 Struktur Organisasi ...42

4.2 Teknik Analisis ...44

4.2.1 Analisis Deskriptif ...44

4.2.2 Uji Asumsi Klasik ...53

4.2.3 Analisis Regresi Linier Berganda ...58

4.3 Pembahasan ...64

4.3.1 Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan ...64

4.3.2 Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan ...66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ...69

5.2 Saran ...69

(8)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1 Absensi Rapat Cater PT.RFP Tahun 2010 ... 4

1.2 Laporan Kinerja Baca Meter PT. RFP Tahun 2010 ... 6

2.1 Teori Motivasi “Dua Faktor Frederick Herzberg” ... 13

3.1 Definisi Operasional Variabel ... 29

3.2 Instrumen Skala Likert ... 30

3.3 Jumlah Pembaca Meter PT.RFP ... 30

3.4 Validitas Butir Pertanyaan ... 33

3.5 Reliabilitas Kuesioner ... 35

3.6 Tabel Hubungan Antar Variabel ... 39

4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 45

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Status ... 45

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 46

4.4 Pendapat Responden Terhadap Variabel Motivasi ... 47

4.5 Pendapat Responden Terhadap Variabel Disiplin Kerja ... 49

4.6 Pendapat Responden Terhadap Variabel Kinerja Karyawan ... 51

4.7 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 56

4.8 Uji Nilai Tolerance dan VIF ... 58

4.9 Variable Entered / Removed ... 59

4.10 Identifikasi Determinan ... 59

4.11 Hasil Uji-F... 61

(9)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1. Kerangka Konseptual ... 25

4.1 Struktur Organisasi Perusahaan ... 43

4.2 Histogram Uji Normalitas ... 54

4.3 Normal P-P Plot ... 55

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

No Lampiran Judul Halaman

1 Kuesioner Sebelum Uji Validitas dan Reliabilitas ... 73

2 Kuesioner Setelah Uji Validitas dan Reliabilitas ... 77

3 Jawaban Kuesioner Uji Validitas dan Reliabilitas ... 81

4 Tabel Hasil Kuesioner Uji Sampel ... 83

5 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 86

6 Hasil Analisis Frekuensi ... 88

7 Hasil Crosstab Data Responden ... 95

8 Charts ... 97

(11)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh motivasi dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. Reza Fiska Pratama, Medan. Motivasi yang dipakai adalah Metode Motivasi Dua Faktor – Herzberg.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Populasi penelitian ini adalah pembaca meter di PT. Reza Fiska Pratama sebanyak 200 responden. Karena jumlah populasi berjumlah lebih dari 100 orang, maka dengan menggunakan rumus Slovin diketahui jumlah sampel yang diteliti yaitu sebanyak 67 responden. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner, studi dokumentasi dan wawancara. Data diproses dengan menggunakan SPSS 17.0 for windows. Metode analisis data menggunakan metode deskriptif dan metode kuantitatif yaitu dengan Analisis Regresi Linier Berganda.

Hasil penelitian berdasarkan analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa variabel motivasi dan disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel kinerja karyawan PT. Reza Fiska Pratama Medan. Hasil pengujian koefisien determinasi (r2) menunjukkan bahwa hubungan antara motivasi dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan sebesar 65,4%. Artinya hubungannya erat.

(12)

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine and analyze the influence of motivation and discipline to the performance of employees working in PT. Reza Fiska Pratama, Medan. The method used is the motivation Motivation Factor Two - Herzberg.

The data used in this study is the primary data and secondary data. The study population was a Pembaca Meter at PT. Reza Fiska Pratama of 200 respondents. Because the number of population of more than 100 people, then using the Slovin formula unknown number of samples studied by 67 respondents. Methods of data collection in this study is a questionnaire, documentation study and interviews. Data are processed using SPSS 17.0 for windows. Methods of data analysis using descriptive method and quantitative method is by Multiple Linear Regression Analysis.

The results based on multiple linear regression analysis showed that the variables of work motivation and discipline have a positive and significant impact on employee performance variables PT. Reza Fiska Pratama Medan. The results of testing the coefficient of determination (r 2) indicates that the relationship between motivation and discipline of employees working on the performance of 65.4%. This means that close relationship.

(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam persaingan global saat ini, dunia kerja sangat membutuhkan orang

yang biasa berfikir untuk maju, cerdas, inovatif dan mampu berkarya dengan

semangat tinggi dalam menghadapi kemajuan zaman. Berbagai organisasi,

berusaha meningkatkan kinerja dari seluruh elemen yang ada dalam organisasi

dengan tujuan mencapai kelangsungan hidup organisasi.

Sumber daya manusia yang dalam hal ini adalah para karyawan pada

sebuah organisasi, tentunya berusaha bekerja dengan kemampuan yang mereka

miliki agar dapat mencapai kinerja yang diinginkan. Rasa aman akan suasana

kerja yang mampu mendorong karyawan untuk lebih berdedikasi tinggi dalam

menyelesaikan tugas yang diberikan oleh pimpinan baik suasana aman sebelum

kerja, saat kerja maupun setelah kerja. Kondisi kerja yang aman semacam ini,

serta didukung rekan kerja yang dapat diajak untuk bekerja sama dalam berbagai

aktifitas merupakan keinginan dari setiap karyawan di suatu organisasi. Dengan

situasi semacam itu diharapkan para karyawan dapat bekerja secara maksimal dan

senang terhadap pekerjaan yang dilakukannya.

Karyawan tidak hanya secara formalitas bekerja dikantor, tetapi harus

mampu merasakan dan menikmati pekerjaannya, sehingga ia tidak akan merasa

(14)

bekerja apabila didukung oleh berbagai situasi yang kondusif, sehingga dapat

mengembangkan keterampilan yang dimilikinya.

Secara teori berbagai definisi tentang motivasi biasanya terkandung

keinginan, harapan, kebutuhan, tujuan, sasaran, dorongan dan insentif. Para

karyawan bekerja dengan harapan akan memperoleh upah/gaji yang dapat untuk

memenuhi kebutuhan tersebut. Dorongan seseorang untuk bekerja dipengaruhi

adanya kebutuhan yang harus dipenuhi dan tingkat kebutuhan yang berbeda pada

setiap karyawan, sehingga dapat terjadi perbedaan motivasi dalam berprestasi.

Selain itu, pemenuhan kebutuhan dari para karyawan akan pelayanan dan

penghargaan oleh atasan terhadap prestasi kerja yang dihasilkannya yang sesuai

dengan prinsip keadilan dapat memotivasi kerja mereka. Dari organisasi sendiri

juga berperan dalam mengelola karyawan agar mematuhi segala peraturan, norma

yang telah ditetapkan oleh organisasi sehingga para karyawan bekerja dengan

disiplin dan efektif.

Selain itu, berbagai aturan/norma yang ditetapkan oleh suatu perusahaan

memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan kedisiplinan agar para

karyawan dapat mematuhi dan melaksanakan peraturan tersebut. Aturan / norma

itu biasanya diikuti sanksi yang diberikan bila terjadi pelanggaran. Sanksi tersebut

bisa berupa teguran baik lisan/tertulis, skorsing, penurunan pangkat bahkan

sampai pemecatan kerja tergantung dari besarnya pelanggaran yang dilakukan

oleh karyawan.

Hal itu dimaksudkan agar para karyawan bekerja dengan disiplin dan

(15)

yang tinggi,diharapkan akan mampu menyelesaikan tugas dengan cepat dan tepat

sehingga kinerja yang dihasilkan akan baik.

Selain disiplin, karyawan juga harus diberikan motivasi dalam bekerja agar

dapat menjalankan kinerjanya dengan dengan baik pula. Dengan adanya motivasi

dari pimpinan, perusahaan sangat mengharapkan setiap individu dalam

perusahaan dapat menciptakan disiplin kerja yang tinggi demi kemajuan

perusahaan dan pencapaian tujuan perusahaan yang efektif dan efisien.

Namun ternyata masih cukup banyak terjadi kesenjangan yang kurang

sesuai dengan idealisme, masih ada beberapa kelemahan yang masih ditunjukkan

oleh karyawan dimana mereka kurang termotivasi dengan pekerjaannya. Ada

yang tidak tepat waktu saat masuk kantor, menunda tugas kantor, kurang disiplin ,

tidak bisa memanfaatkan sarana kantor dengan baik dan masih adanya sebagian

karyawan yang meninggalkan tugas pada jam kerja tanpa keterangan yang sah.

PT. Reza Fiska Pratama merupakan perusahaan jasa outsourching baca

meteran listrik yang berdiri sudah 24 tahun adalah sebuah perusahaan jasa yang

dikontrak dari PLN dalam hal menangani pembacaan meteran listrik kepada

pelanggan. Pekerjaan pembacaan meteran ini di lakukan di ( 6 ) Enam wilayah

Medan yaitu Belawan, Medan Selatan, Medan Baru, Medan Kota, Medan Timur,

Labuhan.

Dengan adanya motivasi dari pimpinan, perusahaan sangat mengharapkan

setiap individu dalam perusahaan dapat menciptakan disiplin kerja yang tinggi

(16)

efisien. Motivasi dan disiplin kerja yang baik dapat meningkatkan kinerja cater

(pembaca meter) di dalam perusahaan.

Berdasarkan hasil pra survei yang dilakukan oleh penulis pada PT. Reza

Fiska Pratama, terdapat beberapa karyawan khususnya cater (pembaca meter)

yang tidak mengikuti peraturan salah satunya adalah cater yang tidak hadir dalam

rapat yang diadakan sekali dalam sebulan. Hal ini dapat dilihat pada banyaknya

karyawan yang absen, sakit dan izin. Data tersebut dapat dilihat pada tabel 1.1

yang merupakan tabel jumlah cater yang tidak hadir rapat yang diadakan setiap

bulan oleh pimpinan PT. Reza Fiska Pratama dari bulan Januari – Desember 2010.

Tabel 1.1

Absensi Rapat Cater PT. Reza Fiska Pratama Bulan Januari – Desember 2010

Bulan Jumlah Cater (orang) Keterangan Total

MK MT MB MS LBH BLW Total Absen Sakit Izin Hadir

Jan 51 50 32 40 29 30 232 8 2 5 217

Feb 51 50 32 40 30 30 233 9 3 4 217

Maret 51 50 32 40 31 30 234 8 0 2 224

April 51 51 32 40 30 30 234 5 3 4 222

Mei 51 51 32 40 30 30 234 7 0 2 225

Juni 51 50 32 40 30 29 232 6 2 5 219

Juli 51 50 32 40 29 30 232 9 0 3 220

Agsts 51 50 32 40 30 30 233 4 2 3 224

Sept 51 50 32 40 29 30 232 9 0 5 218

Okt 51 50 32 40 29 30 232 3 1 4 224

Nov 51 50 32 40 29 30 232 7 1 6 218

Des 51 50 32 40 29 30 232 8 0 2 222

Sumber : Personalia PT.Reza Fiska Pratama(2011), diolah Keterangan :

(17)

Tabel 1.1 menunjukkan tingkat ketidakhadiran rapat cater periode Januari –

Desember 2010 dengan alasan absen (tanpa keterangan) adalah sebanyak 83

orang, dimana dapat dikatakan bahwa menurunnya kinerja karyawan adalah

akibat dari banyaknya ketidakhadiran karyawan yang tidak beralasan pada saat

rapat .

Kondisi di atas menimbulkan permasalahan bagi pimpinan untuk

memberikan motivasi dan disiplin bagi karyawan guna dapat melaksanakan

pekerjaan secara maksimal. Bagaimana mungkin bila untuk mencapai tujuan yang

diharapkan oleh perusahaan banyak karyawan yang kurang peduli dengan apa

yang harus dikerjakan dan sudah menjadi tanggungjawabnya itu. Tentunya

banyak faktor yang menjadikan suatu perusahaan berupaya keras memberikan

solusi dari kekurangan yang ada. Salah satunya dengan seringnya mengadakan

komunikasi yang efektif, memotivasi karyawan untuk mengetahui permasalahan

yang di hadapi selama ini.

Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan kinerja baca cater PT. Reza

(18)

Tabel 1.2

Laporan Kinerja Baca Meter Cater Periode Januari – Desember 2010

PELANGGAN MK PELANGGAN MT PELANGGAN MB

BLN Jlh. Tidak Dibaca Jlh. Tidak Dibaca Jlh. Tidak Dibaca

Pel Dibaca Pel Dibaca Pel Dibaca

Jan 79.101 899 78.202 80.059 1.233 78.826 50.746 843 49.903 Feb 79.101 927 78.174 80.059 1.367 78.692 50.747 852 49.895 Maret 79.284 878 78.406 80.426 1.242 79.184 50.851 884 49.967 April 79.284 912 78.372 80.426 1.232 79.194 50.851 933 49.918 Mei 79.397 988 78.409 80.620 1.272 79.348 50.934 907 50.027 Juni 79.385 970 78.415 80.612 1.234 79.378 51.041 895 50.146 Juli 79.510 1.036 78.474 80.646 1.195 79.451 51.239 902 50.337 Agsts 79.559 1.052 78.507 80.657 1.276 79.381 51.315 918 50.397 Sept 79.617 1.199 78.418 80.655 1.200 79.455 51.408 902 50.506 Okt 79.617 1.172 78.445 80.655 1.443 79.212 51.408 973 50.435 Nov 79.993 1.255 78.738 81.011 1.396 79.615 52.028 992 51.036 Des 80.117 1.233 78.884 81.622 1.315 80.307 52.190 960 51.230

BLN PELANGGAN MS PELANGGAN BLW PELANGGAN LBH

Jlh. Tidak Dibaca Jlh. Tidak Dibaca Jlh. Tidak Dibaca

Pel Dibaca Pel Dibaca Pel Dibaca

Jan 64.218 796 63.422 46.868 730 46.138 48.299 303 47.996 Feb 64.218 890 63.328 46.868 665 46.203 48.299 433 47.866 Maret 64.454 913 63.541 47.104 646 46.458 48.746 292 48.454 April 64.452 912 63.540 47.104 641 46.463 48.746 312 48.434 Mei 64.556 948 63.608 47.309 636 46.673 48.895 314 48.581 Juni 64.656 911 63.745 47.389 666 46.723 48.987 320 48.667 Juli 64.751 975 63.776 47.471 681 46.790 49.099 361 48.738 Agsts 64.984 973 64.011 47.597 669 46.928 49.197 332 48.865 Sept 65.029 1.038 63.991 47.703 726 46.977 49.338 353 48.985 Okt 65.029 1.101 63.928 47.703 709 46.994 49.338 389 48.949 Nov 65.573 1.071 64.502 48.066 732 47.334 50.306 314 49.992 Des 65.886 1.046 64.840 48.803 571 48.232 50.859 266 50.593 Sumber : data Koordinator (2011), diolah

Keterangan :

Rayon MK : Medan Kota Ranting BLW : Belawan Rayon MT : Medan Timur Ranting LBH : Labuhan Rayon MB : Medan Baru

(19)

Tabel 1.2 menunjukkan kinerja baca meter pelanggan yang dilakukan oleh

masing – masing cater pada 6 rayon dan 2 ranting dengan daerah baca yang telah

ditetapkan oleh perusahaan. Pada tabel di atas menunjukkan jumlah pelanggan

keseluruhan yang seharusnya dibaca, pelanggan yang tidak dapat dibaca dan

pelanggan yg dapat dibaca (Jumlah pelanggan dapat dibaca = Jumlah pelanggan

seluruhnya – pelanggan yang tidak dapat dibaca). Ada beberapa kategori kode

masalah yang menyebabkan meteran pelanggan tidak dapat dibaca, yaitu rumah

kunci isi, alamat tidak jumpa, pelanggan tanpa meter, KWH tinggi, KWH dalam

rumah, rumah bongkar, KWH buram,dan lain – lain.

Berdasarkan permasalahan pada latar belakang tersebut maka penulis

melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Motivasi Dan Disiplin Kerja

Terhadap Kinerja Karyawan PT. Reza Fiska Pratama Medan”.

1.2 Perumusan Masalah

Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah: “Apakah

motivasi dan disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

karyawan pada PT. Reza Fiska Pratama Medan”.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh motivasi dan

disiplin kerja karyawan yang terjadi di PT. Reza Fiska Pratama Medan terhadap

(20)

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Bagi Pihak Perusahaan

Memberikan masukan untuk PT. Reza Fiska Pratama dan bagi perusahaan

lainnya tentang pengaruh motivasi dan disiplin kerja terhadap kinerja

karyawan.

2. Bagi pihak lain

Sebagai bahan masukan serta sumbangan pemikiran kepada peneliti

berikutnya.

3. Bagi penulis

Penelitian ini merupakan suatu kesempatan bagi penulis untuk menerapkan

teori – teori yang diperoleh di perkuliahan, dan mencoba membandingkannya

dengan praktik yang ada di lapangan. Dengan demikian akan menambah

pemahaman penulis dalam bidang manajemen khususnya di bidang sumber

(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Motivasi

2.1.1. Pengertian Motivasi

Motif seringkali diistilahkan sebagai dorongan. Dorongan atau tenaga

tersebut merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat. Motivasi merupakan

salah satu hal yang sangat penting diperhatikandalam perusahaan, karena hal ini

sangat mempengaruhi kinerja karyawan yang ada di lingkungan perusahaan

tersebut.

Menurut Hasibuan (2003 : 92) motivasi berasal dari kata latin movere yang

berarti “dorongan atau daya penggerak”. Motivasi ini hanya diberikan kepada

manusia, khususnya kepada para bawahan atau pengikut. Motivasi penting karena

dengan motivasi ini diharapkan setiap individu karyawan mau bekerja keras dan

antusias untuk mencapai produktivitas kerja yang tinggi.

Motivasi adalah keinginan yang terdapat pada seorang individu yang

merangsang untuk melakukan tindakan (Winardi, 2000 : 312). Sedangkan

pendapat lain mengatakan bahwa motivasi adalah suatu keahlian, dalam

mengarahkan pegawai dan organisasi agar mau bekerja secara berhasil, sehingga

keinginan para pegawai dan tujuan organisasi sekaligus tercapai (Flippo, 2002).

Dari berbagai pendapat diatas, dapat disimpulkan yaitu motivasi merupakan

dorongan/ daya yang timbul dari diri, tanpa ada paksaan dari siapapun untuk

(22)

2.1.2 Tujuan Motivasi

Adapun tujuan Motivasi menurut Hasibuan (2000:145) adalah sebagai

berikut :

1. Meningkatkan moral dan kepuassan kerja karyawan

2. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan

3. Meningkatkan kedisiplinan karyawan

4. Mempertahankan kestabilan karyawan perusahaan

5. Mengefektifkan pengadaan karyawan

6. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik

7. Meningkatkan loyalitas, kreativitas dan partisipasi karyawan

8. Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan

9. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas –

tugasnya

10. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat – alat dan bahan baku

2.1.3 Manfaat Motivasi

Menurut Ishak Arep (2003:16) manfaat motivasi yang utama adalah

menciptakan gairah kerja, sehingga produktivitas kerja meningkat. Sementara itu,

manfaat yang diperoleh karena bekerja dengan orang – orang yang termotivasi

adalah pekerjaan dapat diselesaikan dengan tepat. Artinya, pekerjaan diselesaikan

sesuai standart yang benar dan dalam skala waktu yang sudah ditentukan, serta

orang akan senang melakukan pekerjaannya. Sesuatu yang dikerjakan karena ada

(23)

2.1.4 Jenis – jenis Motivasi

Apabila kita meninjau motivasi dalam suatu organisasi dilihat dari

perannya ada 2 macam, yaitu positif dan negatif.

a. Motivasi positif,

Adalah motivasi yang menimbulkan harapan dan mempunyai sifat

menguntungkan/menggembirakan bagi individu, misalnya: gaji, fasilitas,

karier, jaminan hari tua, jaminan kesehatan.

b. Motivasi negatif

Adalah motivasi yang menimbulkan rasa takut, misalnya: ancaman, tekanan,

dan lain-lain.

2.1.5 Metode Motivasi

Menurut Hasibuan (2000:148), metode motivasi dapat dijelaskan sebagai

berikut :

a) Metode langsung

Merupakan motivasi materiil atau non materiil yang diberikan secara langsung

kepada seseorang untuk pemenuhan kebutuhan dan kepuasannya. Motivasi ini

dapat diwujudkan misalnya dengan memberikan pujian, penghargaan, bonus

dan piagam.

b) Metode tidak langsung

Merupakan motivasi yang berupa fasilitas dengan maksud untuk mendukung

(24)

pemberian ruangan kerja yang nyaman, penciptaan suasana dan kondisi kerja

yang baik.

2.1.6 Teori Motivasi “Dua Faktor Frederick Herzberg”

Teori motivasi telah dibahas oleh beberapa pakar berdasarkan kebutuhan

manusia yang dikaitkan dengan berbagai cara pemuasannya. Teori motivasi dua

faktor dikemukakan oleh Frederick Herzberg, seorang psikolog pada tahun 1966

yang merupakan pengembangan dari teori hirarki kebutuhan menurut Maslow.

Teori ini lebih eksplisit dari teori hirarki kebutuhan Maslow, khususnya mengenai

hubungan antara kebutuhan dalam performa pekerjaan (Leicker dan Hall dalam

Timpe, 2004 : 55). Teori Herzberg memberikan dua kontribusi penting bagi

pimpinan organisasi dalam memotivasi karyawan.

Untuk memahami motivasi karyawan dalam penelitian ini digunakan teori

motivasi dua faktor yang dikemukakan oleh Herzberg. Adapun pertimbangan

penulis adalah :

1. Teori yang dikembangkan oleh Herzberg berlaku mikro yaitu untuk

karyawan di tempat ia bekerja saja. Sementara teori motivasi Maslow

misalnya berlaku makro yaitu untuk manusia pada umumnya

2. Teori Herzberg lebih eksplisit dari teori hirarki kebutuhan Maslow,

khususnya mengenai hubungan antara kebutuhan dengan performa

pekerjaan.

Menurut Herzberg ada dua faktor yang mempengaruhi kondisi pekerjaan

(25)

masing – masing orang dan motivasi ekstrinsik yaitu daya dorong yang datang

dari luar diri seseorang terutama dari organisasi tempatnya bekerja.

Menurut Hasibuan (2000:157), ada 3 hal penting yang harus diperhatikan

dalam memotivasi bawahan, antara lain sebagai berikut :

1. Hal – hal yang mendorong karyawan adalah pekerjaan yang menantang

yang mencakup perasaan berprestasi, bertanggung jawab, kemajuan, dapat

menikmati pekerjaan itu sendiri , dan adanya pengakuan atas semuanya.

2. Hal – hal yang mengecewakan karyawan adalah terutama faktor yang

bersifat embel – embel saja pada pekerjaan, peraturan pekerjaan,

penerangan, istirahat, sebutan jabatan, hak, gaji, tunjangan, dan lain – lain.

3. Karyawan akan kecewa apabila peluang untuk berprestasi terbatas.

Berikut teori motivasi “dua faktor” menurut Herzberg yang dapat dapat

dijadikan sebagai acuan guna mengukur motivasi yang dikutip oleh Siagian (2004

: 164) adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1

Teori Motivasi “Dua Faktor Frederick Herzberg” Faktor Ekstrinsik Faktor Intrinsik

1. Kebijaksanaan dan Administrasi

2. Supervisi

3. Gaji / Upah

4. Hubungan antar pribadi

5. Kondisi Kerja

1. Keberhasilan

2. Pengakuan / Penghargaan

3. Pekerjaan itu sendiri

4. Tanggung jawab

5. Pengembangan

(26)

Herzberg memandang bahwa kepuasan kerja berasal dari keberadaan

motivator intrinsik dan bawa ketidakpuasan kerja berasal dari ketidakberadaan

faktor-faktor ekstrinsik. Dengan demikian seseorang yang terdorong secara

intrinsik akan menyenangi pekerjaannya, memungkinkan menggunakan kreatifitas

dan inovasi dan tidak perlu diawasi dengan ketat. Kepuasan disini tidak dikaitkan

dengan perolehan hal – hal yang bersifat materi. Sebaliknya, mereka yang

terdorong oleh faktor – faktor ekstrinsik cenderung melihat kepada apa yang

diberikan oleh organisasi kepada mereka dan kinerjanya diarahkan kepada

perolehan hal – hal yang diinginkannya dari organisasi. Menurut herzberg faktor

ekstrinsik tidak akan mendorong para karyawan untuk berforma baik, akan tetapi

jika faktor – faktor ini dianggap tidak memuaskan dalam berbagai hal seperti gaji

tidak memadai, kondisi kerja tidak menyenangkan, hal tersebut dapat menjadi

sumber ketidakpuasan potensial. Jadi Herzberg berpendapat bahwa apabila

pimpinan ingin memberi motivasi pada para bawahannya yang perlu ditekankan

adalah faktor – faktor yang menimbulkan rasa puas yaitu dengan mengutamakan

faktor – faktor motivasional yang sifatnya intrinsik yaitu :

1. Keberhasilan

Agar seorang bawahan dapat berhasil melaksanakan pekerjaannya, maka

pimpinan harus memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mencapai

hasil. Pimpinan juga harus memberi semangat kepada bawahan agar bawahan

dapat mengerjakan sesuatu yang dianggapnya tidak dikuasainya. Apabila dia

(27)

keberhasilannya. Hal ini akan menimbulkan sikap positif dan keinginan selalu

ingin melakukan pekerjaan yang penuh tantangan.

2. Pengakuan

Adanya pengakuan dari pimpinan atas keberhasilan bawahan. Pengakuan

dapat dilakukan melalui berbagai cara, misalnya dengan menyatakan

keberhasilannya langsung di tempat kerja, memberikan surat penghargaan,

hadiah berupa uang tunai, medali, kenaikan pangkat atau promosi.

3. Pekerjaan itu sendiri

Pimpinan membuat usaha – usaha yang nyata dan meyakinkan sehingga

bawahan mengerti akan pentingnya pekerjaan yang dilakukannya, harus

menciptakan kondisi untuk menghindari kebosanan yang mungkin muncul

dalam pekerjaan serta menempatkan karyawan sesuai dengan bidangnya.

4. Tanggung Jawab

Untuk dapat menumbuhkan sikap tanggung jawab terhadap bawahan, maka

pimpinan harus menghindari pengawasan yang ketat, dengan memberikan

kesempatan kepada bawahan untuk bekerja sendiri sepanjang pekerjaan itu

memungkinkan dan menumbuhkan partisipasi. Penerapan partisipasi akan

membuat bawahan terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan.

5. Pengembangan

Pengembangan dapat menjadi motivator yang kuat bagi bawahan. Pimpinan

dapat memulainya dengan memberi bawahan suatu pekerjaan yang lebih

menantang, tidak hanya jenis pekerjaan yang berbeda tetapi juga posisi yang

(28)

rekomendasi tentang bawahan yang akan mendapat promosi / menaikkan

pangkatnya atau yang memperoleh kesempatan untuk mengikuti pendidikan

dan pelatihan lebih lanjut.

2.2 Disiplin Kerja

2.2.1 Pengertian Disiplin Kerja

Secara etimologi, disiplin berasal dari bahasa latin “disipel” yang berarti

pengikut. Seiring dengan perkembangan zaman, kata tersebut mengalami

perubahan menjadi “disipline” yang artinya kepatuhan atau yang menyangkut tata

tertib. Disiplin kerja adalah kegiatan manajemen untuk menjalankan standar –

standar organisasional (Handoko 2004 : 208). Disiplin merupakan suatu kekuatan

yang berkembang di dalam tubuh pekerja sendiri yang menyebabkan dia dapat

menyesuaikan diri dengan sukarela kepada keputusan-keputusan,

peraturan-peraturan, dan nilai-nilai tinggi dari pekerjaan dan tingkah laku (Asmiarsih

2006:23).

Kedisiplinan adalah kesadaran dan ketaatan seseorang terhadap peraturan

perusahaan / lembaga dan norma sosial yang berlaku. (Hasibuan, 2001 : 193).

Dari beberapa pendapat itu dapat disimpulkan bahwa disiplin kerja adalah sikap

ketaatan dan kesetiaan seseorang / sekelompok orang terhadap peraturan tertulis /

tidak tertulis yang tercermin dalam bentuk tingkah laku dan perbuatan pada suatu

organisasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Tujuan disiplin baik kolektif maupun perorangan yang sebenarnya adalah

(29)

kondisi tersebut, terlebih dahulu harus di wujudkan keselerasan antara hak dan

kewajiban karyawan.

2.2.2 Tujuan Disiplin Kerja

Tujuan utama disiplin kerja adalah demi kelangsungan organisasi atau

perusahaan sesuai dengan motif organisasi atau perusahaan yang bersangkutan

baik hari ini maupun hari esok. Menurut Sastrohadiwiryo (2003:292) secara

khusus tujuan disiplin kerja para pegawai, antara lain :

1. Agar para pegawai menepati segala peraturan dan kebijakan ketenagakerjaan

maupun peraturan dan kebijakan organisasi yang berlaku, baik tertulis maupun

tidak tertulis, serta melaksanakan perintah manajemen dengan baik.

2. Pegawai dapat melaksanakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya serta mampu

memberikan pelayanan yang maksimum kepada pihak tertentu yang

berkepentingan dengan organisasi sesuai dengan bidang pekerjaan yang

diberikan kepadanya.

3. Pegawai dapat menggunakan dan memelihara sarana dan prasarana, barang dan

jasa organisasi dengan sebaik-baiknya.

4. Para pegawai dapat bertindak dan berpartisipasi sesuai dengan norma-norma

yang berlaku pada organisasi.

5. Pegawai mampu menghasilkan produktivitas yang tinggi sesuai dengan harapan

(30)

2.2.3 Indikator dari Disiplin Kerja

Umumnya disiplin kerja dapat terlihat apabila karyawan datang ke kantor

teratur dan tepat waktu, jika mereka berpakaian rapi ditempat kerja, jika mereka

menggunakan perlengkapan kantor dengan hati-hati, jika mereka menghasilkan

jumlah dan kualitas pekerjaan yang memuaskan dengan mengikuti cara kerja yang

telah ditentukan oleh perusahaan.

Adapun indikator – indikator dari disiplin kerja menurut Sugiono (2002 :

67) yaitu :

a. Ketepatan waktu.

Para pegawai datang ke kantor tepat waktu, tertib dan teratur, dengan begitu

dapat dikatakan disiplin kerja baik.

b. Menggunakan peralatan kantor dengan baik.

Sikap hati- hati dalam menggunakan peralatan kantor, dapat menunjukkan

bahwa seseorang memiliki disiplin kerja yang baik, sehingga peralatan kantor

dapat terhindar dari kerusakan

c. Tanggungjawab yang tinggi.

Pegawai yang senantiasa menyelesaikan tugas yang dibebankan kepadanya

sesuai dengan prosedur dan bertanggungjawab atas hasil kerja, dapat pula

dikatakan memiliki disiplin kerja yang baik.

d. Ketaatan terhadap aturan kantor.

Pegawai memakai seragam kantor, menggunakan kartu tanda pengenal /

identitas, membuat ijin bila tidak masuk kantor, juga merupakan cerminan dari

(31)

2.2.4. Jenis- jenis Disiplin Kerja.

Menurut Luthans (2006:218), disiplin kerja dapat timbul dari diri sendiri

dan dari perintah, antara lain :

1. Self dicipline

Disiplin ini timbul karena seseorang merasa terpenuhi kebutuhannya dan telah

menjadi bagian dari organisasi, sehingga orang akan tergugah hatinya untuk

sadar dan secara sukarela mematuhi segala peraturan yang berlaku.

2. Command dicipline

Dalam setiap organisasi, yang diinginkan pastilah jenis disiplin yang pertama,

yaitu datang karena kesadaran dan keinsyafan. Akan tetapi kenyataan selalu

menunjukkan bahwa disiplin itu lebih banyak di sebabakan oleh adanya

semacam paksaan dari luar.

Untuk mengetahui ada atau tidaknya disiplin kerja seorang karyawan dapat

dilihat dari:

a. Kepatuhan karyawan terhadap peraturan yang berlaku, termasuk tepat waktu

dan tanggung jawab terhadap pekerjaannya.

b. Bekerja sesuai prosedur yang ada.

(32)

2.3. Kinerja karyawan 2.3.1. Pengertian Kinerja

Defenisi kinerja yang dikemukakan para ahli (Tika, 2006:121) terdapat

beberapa defenisi, yaitu mengemukakan bahwa kinerja adalah fungsi dari

motivasi, kecakapan, dan presepsi peranan.

Secara umum, pengertian kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan

kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam kemampuan melaksanakan

tugas-tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan oleh atasan kepadanya.

Selain itu, kinerja juga dapat diartikan sebagai suatu hasil dan usaha seseorang

yang dicapai dengan adanya kemampuan dan perbuatan dalam situasi tertentu.

Pengertian kinerja karyawan menunjuk pada kemampuan karyawan dalam

melaksanakan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Tugas-tugas tersebut

biasanya berdasarkan indikator-indikator keberhasilan yang sudah ditetapkan.

Sebagai hasilnya akan diketahui bahwa seseorang karyawan masuk dalam

tingkatan kinerja tertentu.

2.3.2. Jenis-jenis Kriteria Kinerja.

Sedangkan menurut Robbins (2002:155) mengatakan hampir semua cara

pengukuran kinerja mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut.

1. Kuantitas, yaitu jumlah yang harus diselesaikan atau dicapai. Pengukuran

kuantitatif melibatkan perhitungan keluaran dari proses atau pelaksanaan

(33)

2. Kualitas, yaitu mutu yang harus dihasilkan (baik tidaknya). Pengukuran

kualitatif keluaran mencerminkan pengukuran ”tingkat kepuasan”, yaitu

seberapa baik penyelesaiannya. Ini berkaitan dengan bentuk keluaran.

3. Ketepatan waktu, yaitu sesuai tidaknya dengan waktu yang direncanakan.

Pengukuran ketepatan waktu merupakan jenis khusus dari pengukuran

kuantitatif yang menentukan ketepatan waktu penyelesaian suatu kegiatan.

Ketiga jenis kriteria di atas dapat dijadikan sebagai acuan guna mengukur kinerja.

2.3.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan

Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja antara lain efektifitas dan

efisiensi, otoritas, disiplin, dan inisiatif menurut (Tika,2006:121).

1) Efektivitas dan Efisiensi.

Bila suatu tujuan tertentu akhirnya bisa dicapai, kita boleh mengatakan

bahwa kegiatan tersebut efektif tetapi apabila akibat-akibat yang tidak dicari

kegiatan mempunyai nilai yang penting dari hasil yang dicapai sehingga

mengakibatkan ketidakpuasan walaupun efektif dinamakan tidak efisien.

Sebaliknya bila akibat yang dicari-cari tidak penting atau remeh maka kegiatan

tersebut efisien.

2) Otoritas (wewenang).

Arti otoritas adalah sifat dari suatu komunikasi atau perintah dalam

organisasi formal yang dimiliki (diterima) oleh seorang anggota organisasi kepada

(34)

kontribusinya (sumbangan tenaganya). Perintah tersebut menyatakan apa yang

boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan dalam organisasi tersebut.

3) Disiplin

Disiplin kegiatan karyawan yang bersangkutan dalam menghormati perjanjian

kerja dengan organisasi dimana dia kerja.

4) Inisiatif.

Berkaitan dengan daya dan kreativitas dalam bentuk ide untuk merencanakan

sesuatu yang berkaitan dengan tujuan organisasi. Jadi, inisiatif adalah gaya dorong

kemajuan yang bertujuan untuk mempengaruhi kinerja organisasi.

2.4. Penelitian Terdahulu

Eva Flora Ginting (2009) melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh

disiplin kerja terhadap prestasi kerja karyawan pada PT. Bank Rakyat Indonesia

(persero) Tbk Cabang Medan Putri Hijau”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

disiplin kerja berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap prestasi kerja

karyawan pada PT. Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk Cabang Medan Putri

Hijau.

Akhmad Sukran (2010) melakukan penelitian yang berjudul “ Pengaruh

pemberian motivasi kerja terhadap peningkatan prestasi kerja karyawan PT.

Carefour Medan Fair Medan”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi

kerja berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja karyawan pada PT. Carefour

(35)

2.5. Kerangka Konseptual

Dalam suatu organisasi, sumber daya manusia dalam hal ini adalah para

karyawan yang bekerja harus memiliki motivasi yang tinggi. Pegawai dapat

mengaktulisasikan diri sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya untuk lebih

berperan dalam organisasi. Mereka memerlukan kondisi yang mendukung baik

dari dalam diri karyawan, berupa motivasi agar dapat bekerja dengan baik. Faktor

lain yang juga turut mempengaruhi terhadap kinerja karyawan adalah disiplin

kerja. Perusahaan membuat peraturan yang intinya untuk dipatuhi dan

dilaksanakan oleh seluruh karyawan dengan tujuan agar para karyawan

melakukan pekerjaan dengan baik sesuai dengan keahliannya masing- masing.

1. Hubungan Motivasi dengan Kinerja Karyawan

Mangkunegara (2005:67) menyatakan faktor yang mempengaruhi kinerja

adalah faktor kemampuan dan faktor motivasi. Seorang karyawan yang bekerja

dalam suatu perusahaan, tentu dilandasi dengan keinginan untuk mencukupi

kebutuhannya, baik kebutuhan akan sandang, pangan, papan. Selain itu, mereka

juga memerlukan pemenuhan kebutuhan akan rasa aman dalam bekerja,

mendapatkan pengakuan atas pekerjaan yang dilakukan, serta dapat

mengaktualisasikan diri dalam lingkungan kerja. Dengan motivasi yang dimiliki

oleh para karyawan tersebut, ia akan bekerja dengan seoptimal mungkin untuk

mencapai kinerja dalam melaksanakan pekerjaannnya dan tidak semata-mata

untuk memenuhi kebutuhan saja. Begitu besar pengaruh motivasi dalam suatu

pekerjaan, sehingga menjadi salah satu faktor yang harus di pertimbangkan oleh

(36)

Suatu pekerjaan yang tidak dilandasi oleh motivasi kerja,maka akan menimbulkan

hasil kerja yang tidak maksimal.

2. Hubungan Disiplin Kerja dengan Kinerja Karyawan

Pada sebuah perusahaan, karyawan merupakan tonggak utama dalam

menjalankan perusahaan tersebut. Maju tidaknya perusahaan tergantung

bagaimana karyawan tersebut berusaha agar perusahaan tempat karyawan bekerja

dapat mencapai tujuannya. Kinerja karyawan yang tinggi tercermin dalam disiplin

kerja yang tinggi.

Kinerja dipengaruhi oleh berbagai faktor baik yang berhubungan dengan

tenaga kerja itu sendiri maupun faktor-faktor lain. Faktor-faktor tersebut antara

lain disiplin kerja. Kinerja yang tinggi dapat dicapai jika didukung oleh para

karyawan yang mempunyai semangat disiplin kerja yang tinggi dalam

melaksanakan tugas dan kewajibannya.

Disiplin kerja juga diartikan sebagai sikap ketaatan seseorang terhadap

suatu aturan / ketentuan yang berlaku dalam organisasi yaitu menggabungkan diri

dalam organisasi itu atas dasar adanya kesadaran dan keinsyafan bukan karena

adanya unsur paksaan. Disiplin kerja dapat menumbuhkan kemampuan kerja dan

bekerja sama, maka secara tidak langsung akan meningkatkan kinerja. Jadi

apabila suatu perusahaan mampu meningkatkan disiplin kerja, maka mereka akan

memperoleh banyak keuntungan, karena pekerjaan akan terselesaikan dengan

(37)

Menurut pernyataan Sinungan (2007:148) “disiplin mendorong kinerja

atau disiplin merupakan sarana penting untuk mencapai kinerja“. Dalam kondisi

ini maka tindakan yang seharusnya perusahaan lakukan meningkatkan kualitas

perusahaan misalnya adalah dengan peningkatan kinerja karyawan yaitu disiplin

kerja. Kinerja karyawan dapat dilihat dari disiplin kerja yang dilakukan

sehari-hari. Selain itu, dengan disiplin kerja yang tinggi dari karyawan, maka akan dapat

merasakan hasil kerja yang selama ini ditekuni, dan akan mampu mencapai

kinerja yang diharapkan perusahaan.

Secara sederhana kerangka konseptual dapat digunakan sebagai berikut :

[image:37.595.114.456.375.602.2]

Gambar 2.1 : Kerangka Konseptual.

Sumber : Siagian(2004 : 164), Hasibuan (2001:193) dan Robbins (2002:155)data diolah 2011

Motivasi (X1)

- Keberhasilan

- Pengakuan/Penghargaan - Pekerjaan itu sendiri

- Tanggung Jawab

- Pengembangan

Disiplin kerja (X2)

- Ketepatan waktu - Pemanfaatan sarana - Tanggungjawab kerja - Ketaatan

Kinerja (Y)

- Kualitas kerja

- Kuantitas kerja

(38)

2.6. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban yang sifatnya sementara terhadap rumusan

masalah penelitian. Oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun

dalam bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2006:306).

Berdasarkan perumusan masalah yang telah ditetapkan maka dirumuskan

hipotesis sebagai berikut ada pengaruh yang signifikan antara motivasi dan

(39)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian adalah eksplanasi, sedangkan sifat penelitian adalah survei.

Penelitian survei merupakan penelitian yang mengambil sampel dan satu populasi

dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan yang pokok. Informasi

dari penelitian survei dapat dikumpulkan dari seluruh populasi dan dapat pula

hanya sebagian dari populasi. Survei yang dilakukan kepada semua populasi

dinamakan penelitian sensus, sedangkan jika pengumpulan data hanya dilakukan

pada sebagian dari populasi disebut sebagai survei sampel.

Berdasarkan tingkat eksplanasinya penelitian ini adalah penelitian

asosiatif. Penelitian asosiatif, yakni penelitian yang menghubungkan dua variabel

atau lebih, misalnya melihat pengaruh faktor motivasi dan disiplin kerja terhadap

kinerja karyawan.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di PT. REZA FISKA PRATAMA yang berlokasi di

Jalan Bukit Siguntang No. 35 Medan. Waktu Penelitian terhitung dari bulan

(40)

3.3 Batasan Operasional

Penelitian ini memiliki variabel X1 berupa motivasi, variabel X2 berupa disiplin kerja dan Variabel Y berupa kinerja karyawan.

3.4 Definisi Operasional

Definisi operasional dari masing-masing variabel digunakan untuk

menjelaskan variabel yang diidentifikasi sebagai upaya pemahaman dalam

penelitian. Dalam penelitian ini definisi operasional variabel adalah sebagai

berikut:

1. Variabel bebas (X1) yaitu Motivasi

Motivasi merupakan dorongan atau daya yang timbul dari diri, tanpa ada

paksaan dari siapapun untuk melakukan suatu pekerjaan.

2. Variabel bebas (X2) yaitu Disiplin Kerja

Disiplin kerja adalah sikap ketaatan dan kesetiaan karyawan terhadap

peraturan tertulis / tidak tertulis yang tercermin dalam bentuk tingkah laku dan

perbuatan pada perusahaan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

3. Variabel tidak bebas (Y) yaitu Kinerja Karyawan

Kinerja karyawan adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh karyawan dalam

(41)
[image:41.595.115.514.151.575.2]

Tabel 3.1

Definisi Operasional Variabel

Variabel Defenisi Operasional Indikator

Skala Pengukuran

Motivasi (X1)

Motivasi merupakan dorongan atau daya yang timbul dari diri, tanpa ada paksaan dari siapapun untuk melakukan suatu pekerjaan.

1. Keberhasilan 2. Pengakuan /

Penghargaan 3. Pekerjaan itu

sendiri 4. Tanggung

Jawab

5. Pengembangan

Likert

Disiplin Kerja

(X2)

Disiplin kerja adalah sikap ketaatan dan kesetiaan karyawan terhadap peraturan tertulis / tidak tertulis yang tercermin dalam bentuk tingkah laku dan perbuatan pada perusahaan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

1. Ketepatan Waktu

2. Pemanfaatan

sarana

3. Tanggung Jawab kerja 4. Ketaatan Likert Kinerja Karyawan (Y)

Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh karyawan dalam rangka melakanakan tugas dan tanggung jawab perusahaan.

1. Kuantitas kerja

2. Kualitas kerja

3. Pemanfaatan

waktu

Likert

Sumber: Siagian(2004 : 164), Hasibuan (2001:193), Robbins (2002:155) (data diolah).

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran variabel yang dipergunakan penelitian ini adalah dengan

menggunakan Skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat dan persepsi seseorang / kelompok tentang fenomena sosial (Sugiyono,

(42)

Dalam melakukan penelitian terhadap variabel-variabel yang akan diuji, pada

[image:42.595.155.477.174.313.2]

setiap jawaban akan diberi skor. Skor yang diberikan adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2

Instrumen Skala Likert

NO PERNYATAAN SKOR

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Kurang Setuju (KS) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Sumber : Sugiyono (2006 : 86)

3.6 Populasi dan Sampel a. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pembaca meter (cater) pada

PT. Reza Fiska Pratama Medan yang berjumlah 200 orang dengan lokasi daerah

kerja di Rayon Kota, Rayon Timur. Rayon Baru, Rayon Selatan, Ranting Belawan

dan Ranting Labuhan.

Tabel 3.3

Jumlah Pembaca Meter PT. Reza Fiska Pratama Unit Kerja Jumlah Cater

Rayon Kota 40 orang

Rayon Timur 45 orang

Rayon Baru 30 orang

Rayon Selatan 35 orang

Ranting Belawan 25 orang

Ranting Labuhan 25 orang

Total 200 orang

[image:42.595.186.441.522.697.2]
(43)

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2008 : 115). Berdasarkan populasi tersebut, ditentukan

jumlah sampel dengan menggunakan rumus Slovin (Umar,2002:78) yaitu:

n = 2

1 Ne

N

+

Keterangan : n = Ukuran Sampel

N = Ukuran Populasi

e = Standard error (10%)

Diketahui jumlah populasi sebanyak 200 orang, maka perhitungan jumlah

sampelnya adalah sebagai berikut :

n =

2 1 Ne

N

+ = 2

%) 10 ( 200 1

200

+ = 66,6 = 67 orang

Jumlah sampel yang diharapkan dengan populasi sebesar 200 orang

pembaca meter adalah 67 orang dengan taraf kesalahan 10 %.

3.7 Metode Pengumpulan Data

1. Metode Kuesioner / angket.

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

menyebarkan daftar pertanyaan kepada karyawan cater pada PT. Reza Fiska

(44)

2. Wawancara

Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti

untuk mendapatkan informasi dengan melakukan tanya jawab secara lisan

dan tatap muka dengan responden.

3. Metode dokumentasi

Studi dokumentasi dilakukan dengan cara meninjau catatan-catatan serta

dokumen-dokumen yang ada misalnya sejarah perusahaan, struktur organisasi

dan jumlah karyawan. Studi dokumentasi juga dilakukan dengan cara

meninjau data literatur, jurnal, internet, majalah dan sumber-sumber lain

yang mendukung penelitian.

3.8 Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini menurut cara memperolehnya

berupa:

a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh dari responden dengan memberikan

kuesioner/daftar pertanyaan kepada karyawan cater pada PT. Reza Fiska

Pratama, Medan.

b. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen dan

laporan-laporan tertulis perusahaan, literatur-literatur yang ada di

perusahaan dan bagian bahan-bahan atau tulisan lain yang ada

(45)

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan oleh peneliti untuk mengukur data yang telah

didapat setelah penelitian yang merupakan data yang valid dengan alat ukur yang

digunakan yaitu kuesioner. Uji validitas dilakukan pada PT. Reza Fiska Pratama

dengan memberikan kuesioner kepada 30 orang cater. Pengujian validitas

dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0 for windows , dengan kriteria

sebagai berikut:

a) Jika rhitung > rtabel maka pertanyaan tersebut valid

[image:45.595.171.451.410.747.2]

b) Jika rhitung < rtabel maka pertanyaan tersebut tidak valid

Tabel 3.4

Validitas Butir Pertanyaan Corrected Item-Total

Correlation R - Tabel Keputusan

Q1 .525 .361 Valid

Q2 .416 .361 Valid

Q3 .401 .361 Valid

Q4 .476 .361 Valid

Q5 .687 .361 Valid

Q6 .530 .361 Valid

Q7 .396 .361 Valid

Q8 .408 .361 Valid

Q9 .422 .361 Valid

Q11 .539 .361 Valid

Q12 .616 .361 Valid

Q13 .478 .361 Valid

Q15 .406 .361 Valid

Q16 .504 .361 Valid

(46)

Q18 .392 .361 Valid

Q19 .692 .361 Valid

Q20 .527 .361 Valid

Q21 .380 .361 Valid

Q23

Q24

.544

.523

.361

.361

Valid

Valid

Sumber : Hasil Perhitungan SPSS

Berdasarkan data Tabel 3.4 diketahui bahwa r-hitung untuk seluruh butir

pertanyaan dari variabel motivasi dan disiplin kerja adalah positif dan nilainya

diatas 0,361 (r-tabel). Karena r-hitung > r-tabel maka disimpulkan semua

pertanyaan dari motivasi dan disiplin kerja adalah valid sehingga dapat digunakan

untuk memperoleh data penelitian.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan tingkat keandalan suatu instrumen penelitian.

Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang apabila digunakan berulang kali

untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono,

2005:110). Uji reliabilitas akan dapat menunjukkan konsistensi dari

jawaban-jawaban responden yang terdapat pada kuesioner. Uji ini dilakukan setelah uji

validitas dan yang diuji merupakan pertanyaan yang sudah valid. Pengujian

dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0 for windows terhadap 30

orang cater PT. Reza Fiska Pratama dengan kriteria sebagai berikut:

a. Jika nilai Cronbach’s Alpha > 0,60 maka variabel atau konstruk tersebut

dinyatakan reliabel.

b. Jika nilai Cronbach’s Alpha < 0,60 maka variabel atau konstruk tersebut

(47)
[image:47.595.206.413.159.212.2]

Tabel 3.5 Reliabilitas Kuesioner

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.888 21

Sumber : Hasil Perhitungan SPSS

Tabel 3.5 menunjukkan bahwa hasil pengujian reliabilitas pada instrumen

motivasi dan disiplin kerja dengan nilai Cronbach Alpha atau r-alpha sebesar

0,888. Hal ini membuktikan bahwa instrumen motivasi dan disiplin kerja adalah

reliabel karena r-alpha bernilai 0,888 lebih besar dan positif dari r-tabel yang

bernilai 0,60. Reliabilitas suatu konstruk variabel dikatakan baik jika memiliki

Cronbach Alpha > dari 0,60. Ini menunjukkan semua butir pertanyaan dari

variabel motivasi dan disiplin kerja tersebut dapat digunakan untuk memperoleh

data penelitian.

3.10 Teknis Analisis

Teknis analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Analisis deskriptif

Yaitu suatu metode dimana data yang telah diperoleh, disusun,

dikelompokkan, dianalisis kemudian diinterpretasikan sehingga diperoleh

gambaran tentang masalah yang dihadapi dan untuk menjelaskan hasil

perhitungan. Data diperoleh dari data primer berupa kuesioner yang telah diisi

(48)

b. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Data

Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi sebuah

data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan

bentuk lonceng. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti

distribusi normal, yakni distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau

menceng ke kanan. Uji normalitas juga dapat dilihat dari hasil perhitungan SPSS

melalui gambar kurva uji normal P-P plot yang menunjukkan sebaran data

penelitian. Dari kurva P-P plot ini dapat disimpulkan bahwa data penelitian

mempunyai distribusi normal karena sebaran data yang menyebar ke semua

daerah kurva normal (Situmorang et al, 2008: 62).

2. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas berarti varians variabel independen adalah konstan

atau sama untuk setiap nilai tertentu variabel independen (homokedastisitas).

Model regresi yang memenuhi persyaratan adalah di mana terdapat kesamaan

varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap atau disebut

homoskedastisitas. Deteksi heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan metode

scatter plot dengan memplotkan nilai ZPRED (nilai prediksi) dengan SRESID

(nilai residualnya). Model yang baik didapatkan jika tidak terdapat pola tertentu

pada grafik, seperti mengumpul di tengah, menyempit kemudian melebar atau

(49)

3. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas variabel independen yang satu dengan yang lain

dalam model regresi berganda tidak saling berhubungan secara sempurna atau

mendekati sempurna. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas

dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor)

melalui program SPSS.

Tolerance mengukur variabelitas variabel terpilih yang tidak dijelaskan

oleh variabel independen lainnya. Nilai umumnya yang biasa dipakai adalah nilai

Tolerance > 0,1 atau nilai VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinearitas

(Situmorang et al, 2008: 104).

c. Analisis Regresi Linier Berganda

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis

Statistik Regresi Linear Berganda. Metode analisis regresi linear berganda yaitu

untuk memprediksi nilai dari variabel terikat yaitu kinerja karyawan (Y) dengan

ikut memperhitungkan nilai-nilai variabel bebas yaitu motivasi (X1) dan disiplin kerja (X2) sehingga dapat diketahui pengaruh positif atau negatifnya. Analisis regresi linear berganda dalam penelitian ini menggunakan bantuan aplikasi

Software SPSS 17.0 for Windows.

Adapun model persamaan yang digunakan adalah menurut Sugiyono

(50)

Y = a + b1X1 + b2X2 + e

Dimana:

Y = Kinerja Karyawan

a = Konstanta

b1, b2 = Koefisien regresi

X1 = Variabel Motivasi X2 = Variabel Disiplin Kerja e = Standar error

d. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis berdasarkan model regresi yang sudah memenuhi

syarat asumsi klasik, kemudian dianalisis dengan cara sebagai berikut:

1. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Koefisien

determinasi berkisar antara nol sampai dengan satu ( 0 ≤ R 2 ≥ 1 ). Jika R2 semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas

yaitu Motivasi (X1) dan Disiplin Kerja (X2) adalah besar terhadap variabel terikat yaitu Kinerja Karyawan (Y).

Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan

pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. Jika R2 semakin kecil (mendekati nol), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas yaitu

(51)

Untuk memastikan tipe hubungan antara variabel dapat dilihat pada tabel

[image:51.595.204.429.169.329.2]

sebagai berikut ini :

Tabel 3.6

Tabel Hubungan antar Variabel Nilai Interpretasi

0,0 - 0,19 Sangat Tidak erat

0,2 - 0,39 Tidak Erat

0,4 - 0,59 Cukup Erat

0,6 - 0,79 Erat

0,8 - 0,99 Sangat Erat

2. Uji Signifikan Simultan/ Uji Serentak (Uji–F)

Uji–F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang

dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh bersama-sama terhadap variabel

terikat. Uji – F digunakan untuk melihat secara bersama-sama variabel bebas

yaitu Motivasi (X1) dan Disiplin Kerja (X2) terhadap variabel terikat yaitu Kinerja Karyawan (Y).

Adapun Uji–F menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

• H0 : b1 = b2 = b3 = b4 = 0, artinya secara bersama-sama tidak terdapat

pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas yaitu Motivasi (X1) dan Disiplin Kerja (X2) terhadap variabel terikat yaitu Kinerja Karyawan (Y).

• Ha : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ 0, artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh

(52)

Kriteria pengambilan keputusan :

H0 diterima atau Ha ditolak, jika F hitung < F tabelpada α = 10% H0 ditolak atau Ha diterima, jika F hitung > F tabel pada α = 10%

3. Uji Signifikan Individual/ Uji Parsial (Uji–t)

Uji–t menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel bebas secara

individual terhadap variabel terikat. Adapun Uji–t menggunakan langkah-langkah

sebagai berikut:

• H0 : b1 = 0

Artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari

variabel bebas yaitu Motivasi (X1) dan Disiplin Kerja (X2) terhadap variabel terikat yaitu Kinerja Karyawan (Y).

• Ha : b1 ≠ 0

Artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari

variabel bebas yaitu Motivasi (X1) dan Disiplin Kerja (X2) terhadap variabel terikat yaitu Kinerja Karyawan (Y).

Kriteria pengambilan keputusan :

(53)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Objek Penelitian

4.1.1. Sejarah Singkat PT. Reza Fiska Pratama Medan

Perjalanan berdirinya PT. Reza Fiska Pratama diawali dari hasil kerja

keras Bapak H. Darwis Lubis selaku pemilik perusahaan jasa kontraktor borongan

ini. Diawali dengan pemikiran yang pada saat itu, PT. PLN (Persero) hanya

menggunakan pembacaan meter listrik dilakukan pada pihak PT. PLN (Persero)

saja kepada pelanggan tanpa perantara perusahaan jasa outsourching kemudian

timbullah keinginan Bapak H. Darwis Lubis mengajukan permohonan kontrak

kerja sama jasa borongan pembacaan stand Kwh meter listrik kepada pihak PT.

PLN (Persero) yang pada saat perusahaan itu bernama CV. PADAT KARYA.

CV. Padat Karya adalah perusahaan jasa borongan kontraktor yang

pertama di Indonesia yang bekerja sama dengan pihak PT. PLN (Persero) dalam

menangani pembacaan meter listrik dari konsumen yang menggunakan jasa listrik

PT. PLN (Persero). Seiring dengan berjalannya waktu dan tetap menjunjung

norma agama Islam, maka dengan penuh pertimbangan, kerja keras dan dukungan

dari berbagai pihak maka bergantinya perusahaan CV. Padat Karya menjadi PT.

Reza Fiska Pratama. Yang sehingga sampai saat ini, 24 tahun perusahaan ini

berkembang dan masih tetap dipercayakan pihak PT. PLN (Persero) dalam

menangani hal kontrak kerjasama jasa pemborongan pembacaan meter listrik PT.

(54)

Beralamatkan di Jalan Bukit Siguntang No. 35 Medan ini sangat strategis,

karena berada di daerah yang mudah dijangkau para karyawan pembaca meter dan

berada di daerah yang dekat dengan sektor wilayah Medan Belawan, Medan

Labuhan, Medan Baru, Medan Kota, Medan Timur dan Medan Selatan yang

apabila saat pembacaan meter listrik dapat dijangkau dengan tepat waktu agar

dapat memberikan hasil laporannya kepada koordinator wilayah masing – masing

secara cepat dan akurat.

Dalam melakukan pembacaan meter listrik ini, PT. Reza Fiska Pratama

tidak hanya melayani pencatatan meteran listrik saja, ada juga borongan kerja

masalah pembongkaran dan pemutusan arus listrik bagi konsumen yang telah

lama menunggak pembayaran tagihan listrik, ada juga yang menerima keluhan,

kritik dan saran dari pelanggan yang memakai jasa penggunaan listrik PT. PLN

(Persero) yang dilayani, serta loket pembayaran tagihan rekening listik.

Pembacaan meteran listrik ini biasanya dilakukan pada minggu ketiga tiap

bulannya yang berdasarkan surat keputusan dari PT. PLN (Persero) dalam

menetapkan tanggal mulai pembacaan meter listrik.

4.1.2. Struktur Organisasi

Struktur jabatan fungsional di lingkungan perusahaan PT. Reza Fiska

Pratama mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional

(55)

STRUKTUR ORGANISASI PT. REZA FISKA PRATAMA

Gambar 4.1

Struktur Organisasi Perusahaan Sumber : Data Internal Perusahaan

Adapun uraian Tugas dan fungsi dalam struktur organisasi PT. Reza Fiska

Pratama adalah :

1. Sub Bagian Administrasi mempunyai tugas melakukan tata usaha

kepegawaian, perlengkapan dan rumah tangga perusahaan serta

penyusunan laporan setiap bulan.

DIREKTUR UTAMA

GENERAL MANAGER

MANAGER

SUPERVISOR UNIT

IT PERSONALIA

& ADM

STAFF ADM & KEUANGAN

KORDINATOR CATER

VERIFIKATOR STAFF

VERIFIKATOR

[image:55.595.91.569.136.536.2]
(56)

2. Seksi maintenance mempunyai tugas melakukan penyusunan rencana,

program dan anggaran, pelaksanaan evaluasi dan laporan di bidang server

atau jaringan dalam pengembangan pembacaan meter listrik.

3. Seksi verifikator dan publikasi mempunyai tugas melakukan publikasi

hasil pengkajian dan pengembangan dalam bidang hubungan pelayanan,

keluhan, kritikan dan saran terhadap pelanggan atau konsumen.

4. Seksi koordinator mempunyai tugas melakukan kegiatan pengecekan entry

data – data yang masuk hasil dari pembacaan meter listrik dari tiap – tiap

wilayah.

5. Seksi keuangan mempunyai tugas melakukan urusan pemasukkan dan

pengeluaran keuangan di dalam anggaran rumah tangga perusahaan.

6. Pembaca Meter mempunyai tugas melakukan pencatatan Kwh meter listrik

pelanggan PT. PLN (Persero), pemutusan aliran listrik pelanggan yang

bermasalah.

4.2 Teknik Analisis 4.2.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dalam penelitian ini akan mendeskriptifkan data

karakteristik responden berdasarkan usia, status dan pendidikan terakhir. Analisis

deskriptif juga dilakukan untuk mengetahui tanggapan responden terhadap nilai

variabel penelitian. Pengungkapan analisis deskriptif dalam bentuk data

(57)
[image:57.595.151.462.143.270.2]

1. Responden Berdasarkan Usia

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Usia Jumlah Karyawan Persentase

<20 3 4,48

21 – 30 34 50,75

31 – 40 20 29,85

41 – 50 10 14,92

Total 67 100

Sumber: data primer diolah

Karakteristik responden berdasarkan usia responden dapat diketahui

sebanyak 4,48% berada pada usia <20 tahun, 50,75% berusia antara 21 – 30

tahun, 29,85% berusia antara 31 – 40 tahun, dan sisanya sebanyak 14,92% berada

pada usia 41 - 50 tahun. Seperti yang dilihat dari tabel 4.1 di atas dapat diketahui

bahwa jumlah pembaca meter terbanyak berada pada usia antara 21 – 30 tahun.

2. Responden Berdasarkan Status

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Status Status Jumlah Karyawan Persentase

Menikah 43 64,18

Belum Menikah 24 35,82

Gambar

Tabel 1.1 Absensi Rapat Cater PT. Reza Fiska Pratama
Tabel 1.2 Laporan Kinerja Baca Meter Cater Periode Januari – Desember 2010
Tabel 2.1 Teori Motivasi “Dua Faktor Frederick Herzberg”
Gambar 2.1 : Kerangka Konseptual. Sumber : Siagian(2004 : 164), Hasibuan (2001:193) dan Robbins (2002:155)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pengolahan data food quality dan model Kano, diperoleh 13 atribut kebutuhan pelanggan terhadap produk keripik kentang Cumelly yang perlu ditingkatkan, yaitu

Hasil analisis menunjukkan bahwa galur terung yang memiliki potensi hasil yang paling tinggi adalah galur ‘Bandung’, kandungan vitamin C buah tertinggi pada galur

Data tersebut diperoleh dari hasil observasi kegiatan guru dan aktivitas belajar siswa, serta dari angket respon guru dan siswa yang menggambarkan keterlaksanaan

Pilkada Karanganyar periode 2013-2018 salah satu pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Juliyatmono dan Rohadi (YURO) diterpa isu. Penelitian dengan metode kualitatif ini

Berdasarkan korelasi antar sumur dan interpretasi seismik, distribusi sedimen Formasi Talang Akar lebih menebal dan mendalam pada sisi barat dengan tinggian yang berada

PEMISAHAN DAN PEMURNIAN SENYAWA METIL PIPERAT DARI EKSTRAK METANOL TUMBUHAN CABE JAWA (Piper retrofractum Vahl. ) ASAL JAWA BARAT.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Untuk pengukuran variabel daya tanggap digunakan pendapat responden mengenai daya tanggap mempengaruhi pelanggan dalam mendapatkan rasa kepuasan terhadap perusahaan. Untuk

• Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada siswa tentang mengurutkan dan menuliskan urutan peristiwa pada teks (Bahasa Indonesia KD 3.8 dan 4.8) serta