• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Karakteristik Pasien Tumor Otak di Rumah Sakit Haji Adam Malik Tahun 2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Gambaran Karakteristik Pasien Tumor Otak di Rumah Sakit Haji Adam Malik Tahun 2010"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN KARAKTERISTIK PASIEN TUMOR OTAK

DI RUMAH SAKIT HAJI ADAM MALIK

TAHUN 2010

Oleh :

RAVINDERJIT SINGH

080100287

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

GAMBARAN KARAKTERISTIK PASIEN TUMOR OTAK

DI RUMAH SAKIT HAJI ADAM MALIK

TAHUN 2010

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran

Oleh :

RAVINDERJIT SINGH

080100287

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Gambaran Karakteristik Pasien Tumor Otak di Rumah Sakit Haji Adam Malik Tahun 2010

Nama : Ravinderjit Singh NIM : 080100287

Medan, Desember 2011 Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

( Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD – KGEH ) NIP: 19540220 198011 1 001

Pembimbing

( dr. Aldy S. Rambe, Sp.S(k))

Penguji I

( dr. Rina Amelia, MARS)

Penguji II

(4)

ABSTRAK

Tumor otak atau adalah sekelompok tumor yang timbul dalam sistem saraf pusat. Apabila sel-sel tumor berasal dari jaringan otak itu sendiri, disebut tumor otak primer dan bila berasal dari organ-organ lain, disebut tumor otak metastase.

Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat gambaran karateristik penderita tumor otak di RSUP HAM, Medan dari Januari hingga Desember 2010.

Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif retrospektif dengan pendekatan cross sectional. Jenis sampel yang digunakan adalah total sampling. Populasi yang diambil adalah seluruh penderita tumor otak yang berobat di RSUP HAM, Medan dari Januari hingga Desember 2010.

Terdapat sebanyak 53 penderita tumor otak dari bulan Januari sampai Desember 2010 di RSUP HAM dengan jumlah laki-laki sebanyak 35 kasus (66%), kelompok umur yang terbanyak menderita tumor otak adalah kelompok umur <40 tahun (43,4%), sebanyak 24,5% penderita tidak bekerja, pensiun atau tidak sekolah. Gejala klinis yang tertinggi adalah nyeri kepala (73,6%), proporsi tertinggi tumor otak dijumpai pada bahagian cerebellum (20,8%) dan terapi yang terbanyak dijalankan adalah pembedahan (60,4%).

(5)

ABSTRACT

Brain tumors is a group of tumors that arise in the central nervous system. When tumor cells derived from brain tissue itself, are called primary brain tumors

and when derived from other organs, brain tumors called metastases. The purpose of this study was to see the characteristic of brain tumor

patients in RSUP HAM, Medan from January to December 2010.

This research was conducted by the method of descriptive retrospective cross sectional approach. Type of sample used is total sampling. Population is taken throughout the brain tumor patients who seek treatment in RSUP HAM, Medan from January to December 2010.

There are as many as 53 patients with brain tumors from January to December 2010 in the RSUP HAM which the number of men were 35 cases (66%), the largest age group suffering from brain tumors is the age group <40 years (43.4%), as many as 24,5% of patients not working, retired or not in school. The main complaint is head pain (73.6%), the highest proportion of brain tumors found in the cerebellum portion (20.8%) and most runs therapy is surgery (60.4%).

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan pemilik semesta alam dan sumber segala pengetahuan atas bimbingan dan penyeraan-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul “Gambaran Karakteristik Pasien Tumor Otak di RSUP.H. Adam Malik, Medan Dari Periode 1 Januari 2010- 31 Desember 2010 ”.

Penyusunan karya tulis ini dimaksudkan untuk mengembangkan pola pemikiran baru bagi meningkatkan ilmu penduduk Indonesia mengenai tumor otak dan juga penatalaksanaannya. Saya sangat menyadari karya tulis ini masih jauh dari kesempuranaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun saya sangat harapakan untuk kesempurnaan dari kekurangan-kekurangan yang ada, sehingga karya tulis ini bisa bermanfaat.

Akhir kata, saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu kami dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, terkhusus kepada :

1. Dr. Aldy Safruddin Rambe, Sp.S sebagai pembimbing saya dalam pelaksanaan Karya Tulis Ilmiah ini.

2. Rekan-rekan Mahasiswa Angkatan 2008 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dan semua pihak yang membantu penyusun dalam menyelesaikan karya tulis ini.

(7)

DAFTAR ISI

1.4. Manfaat Penelitian ... ..3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA……… 4

2.1. Definisi Tumor Otak ... 4

2.2. Etiologi Tumor Otak ... 4

2.3. Epidemiologi ... 5

2.4. Klasifikasi ... 6

2.5 Gejala Spesifik Tumor Otak……….. 8

2.6 Pemeriksaan……… 9

2.7 Terapi……… 10

2.8 Prognosa………... 10

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL………11

3.1. Kerangka Konsep Penelitian………. 11

3.2. Defenisi Operasional………. 11

BAB 4 METODE PENELITIAN……… 14

4.1. Rancangan Penelitian ... 14

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian... 14

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 14

4.4. Metode Pengumpulan Data ... 15

4.5. Metode Analisis Data... 15

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………. 16

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN………24

(8)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

2.1. Klasifikasi Histogenik………. 6

2.2. Klasifikasi Tumor Otak Dari Segi Klinis………. 7 5.1.Distribusi Frekuensi Penderita Tumor Otak

Bedasarkan Umur…... 17 5.2 Distribusi Frekuensi Penderita Tumor Otak

Berdasarkan Jenis Kelamin………... 17 5.3 Distribusi Frekuensi Penderita Tumor Otak

Berdasarkan Pekerjaan……….. 18 5.4 Distribusi Frekuensi Penderita Tumor Otak

Bedasarkan Gejala Klinis………19 5.5 Distribusi Frekuensi Penderita Tumor Otak

Bedasarkan Lokasi……….19 5.6 Distribusi Frekuensi Penderita Tumor Otak

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

(10)

ABSTRAK

Tumor otak atau adalah sekelompok tumor yang timbul dalam sistem saraf pusat. Apabila sel-sel tumor berasal dari jaringan otak itu sendiri, disebut tumor otak primer dan bila berasal dari organ-organ lain, disebut tumor otak metastase.

Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat gambaran karateristik penderita tumor otak di RSUP HAM, Medan dari Januari hingga Desember 2010.

Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif retrospektif dengan pendekatan cross sectional. Jenis sampel yang digunakan adalah total sampling. Populasi yang diambil adalah seluruh penderita tumor otak yang berobat di RSUP HAM, Medan dari Januari hingga Desember 2010.

Terdapat sebanyak 53 penderita tumor otak dari bulan Januari sampai Desember 2010 di RSUP HAM dengan jumlah laki-laki sebanyak 35 kasus (66%), kelompok umur yang terbanyak menderita tumor otak adalah kelompok umur <40 tahun (43,4%), sebanyak 24,5% penderita tidak bekerja, pensiun atau tidak sekolah. Gejala klinis yang tertinggi adalah nyeri kepala (73,6%), proporsi tertinggi tumor otak dijumpai pada bahagian cerebellum (20,8%) dan terapi yang terbanyak dijalankan adalah pembedahan (60,4%).

(11)

ABSTRACT

Brain tumors is a group of tumors that arise in the central nervous system. When tumor cells derived from brain tissue itself, are called primary brain tumors

and when derived from other organs, brain tumors called metastases. The purpose of this study was to see the characteristic of brain tumor

patients in RSUP HAM, Medan from January to December 2010.

This research was conducted by the method of descriptive retrospective cross sectional approach. Type of sample used is total sampling. Population is taken throughout the brain tumor patients who seek treatment in RSUP HAM, Medan from January to December 2010.

There are as many as 53 patients with brain tumors from January to December 2010 in the RSUP HAM which the number of men were 35 cases (66%), the largest age group suffering from brain tumors is the age group <40 years (43.4%), as many as 24,5% of patients not working, retired or not in school. The main complaint is head pain (73.6%), the highest proportion of brain tumors found in the cerebellum portion (20.8%) and most runs therapy is surgery (60.4%).

(12)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tumor susunan saraf pusat (SSP) ditemukan sebanyak ± 10% dari neoplasma seluruh tubuh. Menurut Bertolone, SJ (1982) dalam penelitian Iskandar Japardi, Amerika Serikat di dapat 35.000 kasus baru dari tumor otak setiap tahun (Japardi,2002).

Tumor ganas primer dari sistem saraf pusat terjadi pada 16.500 individu dan diperkirakan 13.000 kematian di Amerika Serikat, tingkat mortilitas adalah sebesar 6 per 100.000. Data ini didapati hampir sama di dunia (Fauci, 2008). Data yang lain menunjukan angka kejadian tahunan tumor otak primer adalah 7-19,1 kasus per 100.000 penduduk. tumor metastatik ke otak lebih umum dengan lebih dari 100.000 pasien per tahun di Amerika Serikat sekarat dengan gejala metastasis intrakranial. (Huff, 2009)

Tumor primer (SSP) dijumpai 10% dari seluruh penyakit neurologi yang ditemukan di Rumah Sakit Umum. Selain itu, didapati 80% tumor otak terletak pada intrakranial dan 20% di dalam kanalis spinalis (Japardi, 2002). Lokasi tumor terbanyak berada di lobus parietalis (18,2%), sedangkan tumor-tumor lainnya tersebar di beberapa lobus otak, suprasellar, medullaspinalis, cerebellum, brainstem dan cerebellopontine angle dan multiple. Dari hasil pemeriksaan Patologi Anatomi (PA), jenis tumor terbanyak yang dijumpai adalah Meningioma (39,26 persen), sisanya terdiri dari berbagai jenis tumor dan lain-lain yang tak dapat ditentukan (Hakim, 2005).

(13)

Bedasarkan satu penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Haji Adam Malik dan Rumah Sakit Haji Medan tahun 2003-2004 didapati 89,59% dilakukan tindakan operasi dan 10,41% tidak dilakukan operasi (Hakim, 2005). Selain itu, selepas primary survey dilakukan di Rumah Sakit Haji Adam Malik didapati 76 orang penderita tumor otak pada tahun 2010 yaitu 12% dari semua kasus yang ada di rawat inap Departemen Neurologi. Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui gambaran karakteristik pasien tumor otak di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.

(14)

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimanakah gambaran karakteristik pasien tumor otak di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUP HAM) Medan dari 1 Januari hingga Desember 2010?

1.3.Tujuan penelitian

1.31. Tujuan umum

Untuk mengetahui gambaran karakteristik pasien tumor otak di RSUP

HAM Medan dari 1 Januari hingga 31 Desember 2010.

1.32. Tujuan Khusus:

1) Mengetahui distribusi umur terhadap pasien tumor otak di RSUP HAM.

2) Mengetahui distribusi jenis kelamin pasien tumor otak di RSUP HAM.

3) Mengetahui distribusi jenis pekerjaan pasien tumor otak di RSUP HAM.

4) Mengetahui gejala klinis pada pasien tumor otak di RSUP HAM. 5) Mengetahui letak tumor pada pasien tumor otak di RSUP HAM. 6) Mengetahui penatalaksanaan pasien tumor otak di RSUP HAM.

1.4. Manfaat penelitian

1) Meluaskan wawasan penulis terhadap tumor otak.

2) Penelitian ini dapat digunakan untuk data penelitian yang selanjutnya.

(15)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi tumor otak

Tumor otak atau glioma adalah sekelompok tumor yang timbul dalam sistem saraf pusat dan dapat dijumpai beberapa derajat diferensiasi glia. (Liau, 2001). Apabila sel-sel tumor berasal dari jaringan otak itu sendiri, disebut tumor otak primer dan bila berasal dari organ-organ lain, disebut tumor otak metastase. (Huff, 2009).

2.2. Etiologi dan Faktor Risiko

Sebenarnya, penyebab tumor otak masih belum diketahui tetapi masih ada faktor-faktor yang perlu ditinjau yaitu:

• Herediter

Sindrom herediter seperti von Recklinghausen’s Disease, tuberous sclerosis, retinoblastoma, multiple endocrine neoplasma bisa meningkatkan resiko tumor otak. Gen yang terlibat bisa dibahagikan pada dua kelas iaitu tumor –suppressor genes dan oncogens. Selain itu, sindroma seperti Turcot dapat menimbulkan kecenderungan genetik untuk glioma tetapi hanya 2%. ( Mehta, 2011)

• Radiasi

Radiasi jenis ionizing radiation bisa menyebabkan tumor otak jenis neuroepithelial tumors, meningiomas dan nerve sheath tumors. Selain itu, paparan therhadap sinar X juga dapat meningkatkan risiko tumor otak.( Keating, 2001)

• Substansi-substansi Karsinogenik

Penyelidikan tentang substansi karsinogen sudah lama dan luas dilakukan.

Kini telah diakui bahwa ada substansi yang karsinogenik seperti nitrosamides dan nitrosoureas yang bisa menyebabkan tumor system saraf pusatet al., 2003., Mardjono, 2000)

• Virus

(16)

• Gaya Hidup

penelitian telah menunjukkan bahwa makanan seperti makanan yang diawetkan, daging asap atau acar tampaknya berkorelasi dengan peningkatan risiko tumor otak. Di samping itu, risiko tumor otak menurun ketika individu makan lebih banyak buah dan sayuran. (Stark-Vance, et al., 2011)

2.3. Epidemiologi

Berdasarkan data-data dari Central Brain Tumor Registry of the United State (CBTRUS) dari tahun 2004-2005 dijumpai 23.62 per 100,000 orang- tahun ( umur 20+). Kadar mortilitas di Amerika Utara, Western Europe dan Australia dijumpai 4-7 per 100,000 orang per tahun pada pria dan 3-5 per 100,000 orang per tahun pada wanita. Selain itu telah dilaporkan bahawa meningioma merupakan jenis tumor yang paling sering dijumpai yaitu 33.4% diikuti dengan glioblastoma yaitu 17.6%

Di Medan data-data lengkap tentang penyakit tumor otak belum ada, namun dari observasi yang dilakukan tahun 2005 terhadap 48 penderita tumor otak yang dirawat di beberapa rumah sakit; RSUP.H.Adam Malik, RS Haji medan diperoleh hasil sebagai berikut:

(17)

2.4. Klasifikasi

Pembagian tumor otak menurut WHO berdasarkan klasifikasi histogenetik:

Tabel: 2.1. Klasifikasi Histogenik

1. Tumor-tumor jaringan Neuroepithelial:

A. Astrocytic tumor, terdiri dari; • Pilocytic astrocytoma (grade I) • Diffuse astrocytoma (grade II) • Anaplastic astrocytoma (grade III)

• Glioblastoma multiforme (grade IV)

B. Oligo dendrodial tumor, terdiri dari;

• Oligodendroglioma (grade II) • Anaplastic oligoastrocytoma (gradeIII)

C. Mixed gliomas terdiri dari; • Oligoastrocytoma (grade II) • Anaplastic oligoastrocytoma (gradeIII)

2. Tumor-tumor Ependymal 3. Tumor-tumor Choroid plexus 4. Tumor-tumor Pineal parenchymal

5. Tumor-tumor Embryonal terdiri dari;

• Medulloblastoma

• Primitive neuroectodermal tumor (PNET)

6. Tumor-tumor meningeal terdiri dari;

• Meningioma

(18)

Yang berikut merupakan ,klasifikasi tumor otak yang penting dari segi klinis:

Tabel: 2.2. Klasifikasi Tumor Otak Dari Segi Klinis

Primary brain tumor:

Histologically benign or malformative Mengioma

Pituitary adenoma Acustic neuroma Craniopharyngima Pilocytic astrocytoma Hemangioblastoma Histologically malignant Glioma

• Anaplastic Astrocytoma • Glioblastoma multiforme Ependymoma

Medulloblastoma Oligodendroglioma Pineal cell tumor

Choroid plexus carcinoma

Primitive neuroectodermal tumors

Metastatic brain tumors:

(19)

2.5. Gejala spesifik tumor otak yang berhubungan dengan lokasi:

Secara umum pasien tumor otak bisa memiliki gejala seperti perubahan perilaku contohnya, pasien mungkin mudah lelah atau kurang konsentrasi. Selain itu, gejala hipertensi intracranial seperti sakit kepala, mual, vertigo. Serangan epilepsi juga sering dijumpai pada pasien tumor otak. (Rohkamm, 2004)

1. Lobus frontal

• Menimbulkan gejala perubahan kepribadian seperti depresi.

• Menimbulkan masalah psychiatric.

• Bila jaras motorik ditekan oleh tumor hemiparese kontra lateral,

kejang fokal dapat timbul. Gejala kejang biasanya ditemukan pada stadium lanjut

• Bila menekan permukaan media dapat menyebabkan inkontinentia.

• Pada lobus dominan menimbulkan gejala afasia.

2. Lobus temporal

• Dapat menimbulkan gejala hemianopsia.

• Gejala neuropsychiatric seperti amnesia, hypergraphia dan Déjà vu

juga dapat timbul.

• Lesi pada lopus yang dominan bisa menyebabkan aphasia.

3. Lobus parietalis

• Akan menimbulkan gangguan sensori dan motor yang kontralateral.

• Gejala homonymous hemianopia juga bisa timbul.

• Bila ada lesi pada lobus yang dominant gejala disfasia.

• Lesi yang tidak dominan bisa menimbulkan geographic agnosia dan

dressing apraxia. 4. Lobus oksipital

• Menimbulkan homonymous hemianopia yang kontralateral

• Gangguan penglihatan yang berkembang menjadi object agnosia.

(20)

5. Tumor di cerebello pontin angle

• Tersering berasal dari N VIII yaitu acustic neurinoma.

• Dapat dibedakan karena gejala awalnya berupa gangguan fungsi pendengaran.

7. Glioma batang otak

• Biasanya menimbulkan neuropati cranial dengan gejala-gejala seperti

diplopia, facialweakness dan dysarthria. 8. Tumor di cerebelum

• Didapati gangguan berjalan dan gejala tekanan intrakranial yang tinggi

seperti mual, muntah dan nyeri kepala. Hal ini juga disebabkan oleh odem yang terbentuk.

• Nyeri kepala khas didaerah oksipital yang menjalar ke leher dan

spasme dari otot-otot servikal

2.6. Pemeriksaan

Pemeriksaan neuroradiologis yang dilakukan bertujuan untuk mengidentifikasi ada tidaknya kelainan intra kranial, adalah dengan:

1. Rontgen foto (X-ray) kepala; lebih banyak sebagai screening test, jika ada tanda-tanda peninggian tekanan intra kranial, akan memperkuat indikasi perlunya dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

2. Angiografi; suatu pemeriksaan dengan menyuntikkan bahan kontras ke dalam pembuluh darah leher agar dapat melihat gambaran peredaran darah (vaskularisasi) otak

3. Computerized Tomography (CT-Scan kepala) dapat memberikan informasi tentang lokasi tumor tetapi MRI telah menjadi pilihan untuk kebanyakan karena gambaran jaringan lunak yang lebih jelas (Schober, 2010)

(21)

2.7 Terapi

• Gulcocorticoid biasanya diberikan untuk memberringankan gejala edema.

• Terapi radiasi jenis Whole Brain Radiation Therapi merupakan terapi yang utama untuk tumor otak yang malignant. Cara diberikan dengan 30-37.5 Gy dalam 10-15 fraction. Selain itu, stereotaxic radiosurgery biasanya digunakan pada pasien dengan kadar meatastasis yang lebih kurang. Terapi ini hanya memperlambatkan kambuhnya tumor otak dan tidak memperpanjangkan survival.

• Pembedahan juga merupakan pilihan terapi yang hanya dilakukan pada

tumor yang jinak. Pembedahan lebih sukar dilakukan pada tumor otak yang ganas karena adanya metastase ke organ yang lain. Terapi radiasi juga diberikan selepas pembedahan untuk hasil yang lebih baik.

• Kemoterapi merupakan terapi yang diberikan pada tumor otak jenis

metastase dan pada tumor opak yang tidak dapat disembuhkan dangan pembedahan. Pada tumor-tumor tertentu seperti meduloblastoma dan astrositoma stadium tinggi yang meluas ke batang otak, kemoterapi dapat membantu sebagai terapi paliatif.

• Jika terapi-terapi diatas tidak membantu, terapi piliatif diberikan untuk

memperingankan gejala-gjala yang dialami oleh pasien (Fauci,et al., 2008).

2.8. Prognosa

Prognosa penderita tumor otak didapati bahawa tanpa terapi radiasi, harapan hidup rata-rata pasien dengan metastase otak adalah 1 bulan. Selain itu, Resectability Tumor, lokasi tumor, usia pasien, dan histologi tumor adalah penentu utama kelangsungan hidup. Pasien dengan kejang sekunder ke tumor otak umumnya mengalami kerusakan neurologis yang jelas selama kursus 6 bulan. Kebanyakan pasien dengan metastase otak mati dari perkembangan keganasan utama mereka bukan dari kerusakan otak (Huff, 2009).

(22)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep

3.2. Definisi Operasional

a.Umur penderita seperti yang tercatat di kartu status yang ada di rekam medik yang dikategorikan berdasarkan aturan

Cara ukur : rekam medis

Alat ukur : Melalui pembacaan data rekam medis subjek penelitian Hasil ukur : 1. < 40 tahun

2. 40-60 tahun 3. >60 tahun Skala pengukuran : Ordinal

b. Jenis kelamin adalah jenis kelamin penderita seperti yang tercatat di kartu status yang ada di rekam medik yaitu:

Cara ukur : rekam medis

Alat ukur : Melalui pembacaan data rekam medis subjek penelitian Hasil ukur : 1. Laki-laki

2. Perempuan Skala pengukuran : Nominal

Pasien Tumor Otak Karakteristik

• Umur

• Jenis Kelamin

• Pekerjaan

• Gejala Klinis

• Letak Tumor

(23)

c. Pekerjaan adalah kegiatan utama yang dilakukan pasien untuk memenuhi

kebutuhan hidup keluarga ataupun tidak seperti yang tercatat dalam kartu status yang ada di rekam medik, yaitu:

d. Gejala klinis adalah keluhan yang membuat pasien datang ke rumah sakit : Cara ukur : rekam medis

e. Letak tumor otak adalah kondisi dimana ditemukan seperti yang tercatat di kartu status yang ada di rekam medik yaitu:

Cara ukur : rekam medis

Alat ukur : Melalui pembacaan data rekam medis subjek penelitian Hasil ukur : 1. Lobus frontalis

(24)

6. Batang otak

7. Cerebellopontine angle 8. Falx cerebri

9. Multiple Skala pengukuran : Nominal

f. Penatalaksanaan medis yang didapatkan pasien adalah usaha yang dilakukan terhadap pasien sehubungan dengan tindakan penyembuhan seperti yang tercatat pada kartu status yang ada di rekam medik yaitu:

cara ukur : rekam medis

Alat ukur : Melalui pembacaan data rekam medis subjek penelitian Hasil ukur : 1. Bedah

2. Kemoterapi

(25)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Rancangan Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah suatu penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional study. Deskriptif adalah studi yang ditujukan untuk menentukan jumlah atau frekuensi serta distribusi penyakit berdasarkan variabel orang, tempat dan waktu.

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSUP Haji Adam Malik (RSUP HAM) , Medan. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan dengan pertimbangan bahwa RSUP HAM merupakan RS Rujukan untuk wilayah regional Sumatera Utara dan rumah sakit ini memiliki data rekam medis yang sangat baik. Waktu penelitian mulai dari bulan Juni hingga November 2011.

4.3. Populasi dan Sampel

4.3.1. Populasi

Polulasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien tumor otak yang dirawat inap di Department Neurologi RSUP HAM pada tahun 2010 yang jumlahnya 76 kasus.

4.3.2. Sampel

(26)

4.4. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data sekunder yang

diperoleh dari kartu status penderita dari rekam medis RSUP HAM dari satu Januari 2010 hingga 31 Desember 2010. Kartu status penderita tumor

otak yang dipilih sebagai sampel, dikumpul dan dilakukan pencatatan tabulasi sesuai dengan variabel yang diteliti.

4.5. Metode Analisa Data

4.5.1. Pengolahan data

Maksud pengolahan data ialah seluruh data yang diterima dapat diolah dengan baik sehingga pengolahan data dapat menghasilkan out put yang merupakan gambaran jawaban terhadap penelitian. Pada tahap ini peneliti memeriksa setiap instrumen berkaitan dengan kelengkapan pengisian, konsistensi jawaban dan kejelasan hasil pengisian.

4.5.2 Analisa Data

Analisa data dilakukan dengan memasukkan data ke dalam program komputer dan menggunakan SPSS ( Statistical Product and Service Solution for Wimdows) versi 17.0.

(27)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Rumah Sakti Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUP HAM) Medan merupakan rumah sakit kelas A dengan SK Menkes No.335/Menkes/SK/VII/1990 dan juga sebagai Rumah Sakit Pendidikan sesuai dengan SK Menkes No.502/Menkes/SK/IX/1991 yang memiliki visi sebagai pusat unggulan pelayanan kesehatan dan pendidikan juga merupakan pusat rujukan kesehatan untuk wilayah pembangunan A yang meliputi Provinsi Sumatera Utara,Aceh,Sumatera Barat dan Riau. Lokasinya dibangun di atas tanah seluas kurang lebih 10 Ha dan terletak di Jalan Bunga Lau No.17 Km 12,Kecamatan Medan Tuntungan Kotamadya Medan Provinsi Sumatera Utara.

Dalam rangka melayani kesehatan masyarakat umum, RSUP HAM Medan didukung oleh 1.995 orang tenaga yang terdiri dari 790 orang tenaga medis dari berbagai spesialisasi dan sub spesialisasi, 604 orang paramedis perawatan, 298 orang paramedik non perawatan dan 263 orang tenaga non medis serta ditambah dengan Dokter Brigade Siaga Bencana (BSB) sebanyak 8 orang.

(28)

5.1.2. Gambaran Karateristik Penderita Tumor Otak

Berikut ini dapat diketahui distribusi proporsi karakteristik penderita tumor otak di Departemen Neurologi RSUP. H. Adam Malik. Terdapat sebanyak 53 penderita tumor otak yang berobat mulai bulan Januari sampai Desember 2010.

5.1.3. Distribusi Frekuensi Penderita Tumor Otak Berdasarkan Umur.

Pada penelitian ini, distribusi frekuensi penderita tumotr otak berdasarkan umur diuraikan di tabel 5.1.

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Penderita Tumor Otak Bedasarkan Umur

Umur N %

Dari tabel 5.1. dapat dilihat bahwa kelompok umur yang tertinggi penderita tumor otak adalah <40 tahun yaitu sebanyak 23 orang (43,4%) diikuti dengan kelompok umur 40-60 tahun yaitu sebanyak 20 orang (37,7%). Kelompok umur yang terendah adalah >60 tahun yaitu sebanyak 10 orang (18,9%).

5.1.4. Distribusi Frekuensi Penderita Tumor Otak Berdasarkan Jenis Kelamin.

Pada penelitian ini, distribusi frekuensi penderita tumor otak berdasarkan jenis kelamin diuraikan di tabel 5.2.

(29)

5.1.5. Distribusi Frekuensi Penderita Tumor Otak Berdasarkan Pekerjaan .

Pada penelitian ini, distribusi frekuensi penderita tumor otak berdasarkan keluhan utama diuraikan di tabel 5.3.

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Penderita Tumor Otak Berdasarkan Pekerjaan

Dari tabel 5.3 dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penderita tumor otak dijumpai pada pekerjaan lain-lain yaitu yang sudah pensiun, tidak bekerja dan yang tidak sekolah yaitu sebanyak 13 orang (24,5%) diikuti dengan ibu rumah tangga yaitu sebanyak 10 orang (18,9%). Kemudian diikuti dengan pelajar yaitu sebanyak 9 orang (17%), pegawai negeri yaitu sebanyak 8 orang (15,1%), wiraswasta yaitu sebanyak 6 orang (11,3%) dan yang terendah adalah petani yaitu 5 orang (9.4%). Data yang tidak dicantum pada rekam medis adalah 2 orang (3,8%).

5.1.6. Distribusi Frekuensi Penderita Tumor Otak Bedasarkan Gejala Klinis

(30)

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Penderita Tumor Otak Bedasarkan Gejala Klinis

Dari tabel 5.4. dapat dilihat bahwa sebagian besar penderita mengeluh nyeri kepala yaitu sebanyak 39 orang (73,6%). Selain itu, kebanyakan penderita tidak mengeluh muntah yaitu sebanyak 38 orang (71,7%). Dari table diatas, didapati sebagian besar penderita mengalami kejang yaitu sebanyak 43 orang (81,1%). Dan juga sebagian besar penderita tidak mengalami penurunan kesadaran yaitu sebanyak 32 orang (60,4%).

5.1.7 Distribusi Frekuensi Penderita Tumor Otak BedasarkanLokasi

Pada penelitian ini, distribusi frekuensi penderita tumor otak bedasarkan lokasi diuraikan di tabel 5.8.

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Penderita Tumor Otak Bedasarkan Lokasi

Lokasi n %

Muntah Kejang Penurunan

Kesadaran

N % N % n % n %

Ya 39 73,6 15 28,3 10 18,9 21 39,6

Tidak 14 26,4 38 71,7 43 81,1 32 60,4

(31)

Dari tabel 5.8 dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi tumor otak dijumpai pada cerebellum yaitu sebanyak 11 orang (20.8%). Kemudian diikuti dengan cerebellopontine angle yaitu sebanyak 10 orang (18.9%), lobus parietalis yaitu sebanyak 9 orang (17%), multiple yaitu sebanyak 6 orang (11.3%), lobus temporalis yaitu sebanyak 5 orang (9,4%). Proporsi terendah dijumpai pada lobus frontalis yaitu sebanyak 4 orang (7,5%). Data yang tidak dicantum pada rekam medis adalah 4 orang (7,5%).

5.1.8. Distribusi Frekuensi Penderita Tumor Otak Bedasarkan Terapi

Pada penelitian ini, distribusi frekuensi penderita tumor otak bedasarkan terapi diuraikan di tabel 5.9.

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Penderita Tumor Otak Bedasarkan Terapi

Terapi N %

(32)

5.2. Pembahasan

5.2.1. Gambaran Distribusi Karateristik Penderita Tumor Otak Berdasarkan Kelompk Umur.

Pada penelitian ini, usia penderita tumor otak didapati penderita terbanyak pada

kelompok umur <40 tahun (43.4%) dan diikuti dengan 40 – 60 tahun (37,7%). Hal ini

hampir sama dengan Mahyuddin (2006) yang mendapatkan kelompok umur 1 – 10

tahun (42.8%) dan 41-50 tahun (28,5%). Sihotang (2007) di Medan mendapatkan

insiden tertinggi tumor otak pada kelompok umur 50-59 tahun (36,4%). Menutut

Hakim (2005) yang mendapat kelompok tertinggi pada kelompok umur 51-60 tahun.

Hal ini berbeda mungkin karena penelitian ini hanya dilakukan di RSUP.H.Adam

Malik dan kelompok umur yang terbanyak yang ke rumah sakit mungkin berbeda

mengikut lokasinya.

5.2.2. Gambaran Distribusi Karateristik Penderita Tumor Otak

Berdasarkan Jenis Kelamin.

Laki – laki lebih tinggi proporsinya dibanding perempuan dimana laki – laki berjumlah 35 orang (66%) orang sedangkan perempuan 18 orang (34%) orang. Sihotang (2007) di Medan, mendapati kasus yang lebih tinggi pada laki- laki yaitu 17 orang (77.3% ) dibanding perempuan sebanyak 5 orang (22.7%). Hal ini hampir sama dengan Mahyuddin (2006) yang mendapat laki-laki 57% dan perempuan 43% daripada penderita tumor otak. Sobirin (2001) meneliti 34 orang penderita tumor otak mendapat 21 orang (61,78%) pria dan 13 orang (38,24%) perempuan. Sedang Musfiroh S (1988) di Yogyakarta menemukan penderita tumor otak laki-laki 27 orang (61,3%) penderita perampuan 17 orang (38,7%). Idrem B (1986) dalam penelitiannya di Jakarta mendapatkan laki-laki 47,4% dan wanita 52,6%. Hal ini, menunjukan persamaan dengan teori dimana penderita laki-laki lebih banyak daripada perempuan.

(33)

5.2.3. Gambaran Distribusi Karateristik Penderita Tumor Otak Berdasarkan Pekerjaan

Dari distribusi data didapati lain-lain (24.5%) yaitu penderita yang tidak bekerja, tidak sekolah atau pensiun paling banyak menderita tumor otak diikuti oleh ibu rumah tangga (18,9%) dan pelajar (17,0%). Menurut Sihotang (2007), petani merupakan pekerjaan yang terbanyak menderita tumor otak yaitu 14 orang (63,8%). Hal ini berbeda mungkin karena, penelitian ini dilakukan pada tempoh maktu yang berbeda jadi populasi yang ke rumah sakit mungkin berbeda.

5.2.4. Gambaran Distribusi Karateristik Penderita Tumor Otak Bedasarkan Gejala Klinis

Dalam penelitian ini 39 orang (73,6%) mengeluh nyeri kepala dan keluhan ini

merupakan keluhan utama yang tertinggi. Hal ini adalah sama dengan Sobirin (2001)

dimana ditemukan pada 26 orang (76,47%). Musfiroh S (1988) di Yogyakarta

mendapat 86.4% menderita nyeri kepala. Hal ini karena tumor otak akan

menyebabkan peningkatan tekanan intracranial yang menyebabkan nyeri kepala.

muntah dijumpai pada 15 orang (28.3%). Hal ini hampir sama dengan Sobirin (2001)

dimana 29,41% penderita mengeluh gejala muntah. Musfiroh (1988) menemukan

muntah pada 38,6% penderita. Selain itu, Adikusumo (1990) mendapatkan muntah

pada 46% penderita tumor otak. Hal ini karena tumor otak menimbulkan odeme

dalam jaringan otak yang akan menyebabkan gejala muntah. Pada penelitian ini, 21

orang (39,6%) penderita mengalami penurunan kesadaran. Pada Mahyuddin (2006)

hanya 3,3% penderita mengalami penurunan kesadaran. Pada penelitian ini, kejang

ditemukan pada 10 orang (18,9%). Hal ini hampir sama dengan Sobirin (2001)

dimana didapati 23,52% penderita tumor otak mengeluh kejang. Baker (1985)

mendapatkan kejang pada 30% penderita. Idrem (1986) menemukan kejang pada

17% penderita. Musfiroh (1988) mendapatkan kejang pada 22,7% penderita tumor

otak. Hl ini karena kejang biasanya ditemukan pada penderita tumor otak stadium

lanjut dan mungkin kasus penderita tumor otak stadium lanjut adalah kurang di

(34)

5.2.8. Gambaran Distribusi Karateristik Penderita Tumor Otak Bedasarkan Lokasi

Pada penelitian ini, didapati lokasi tumor terbanyak dijumpai pada cerebellum yaitu 11 orang (20,8%) diikuti dengan cerebellopontine angle yaitu 10 orang (18,9%) dan lokasi yang terandah dijumpai pada lobus frontalis dan occipitalis yaitu 4 orang (7,5%) . Hal ini hamper sama dengan penelitian Hakim (2005) dimana tumor terbanyak dijumpai pada cerebellum yaitu 20,83% diikuti dengan lobus parietalis yaitu 7 orang (14,58%) dan setelah itu lobus frontalis dan cerebellopontine angle yaitu 8,33% masing-masing. Hal ini menunjukan persamaan dengan tinjauan pustaka dimana cerebellum merupakan lokasi yang paling tinggi tumor otak dijumpai.

5.2.9. Gambaran Distribusi Karateristik Penderita Tumor Otak Bedasarkan Terapi

(35)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian pada penderita tumor otak mulai 1 Januari sampai 31 Desember 2010 didapatkan 53 orang penderita, dapat diambil kesimpulan seperti berikut:

1. Distribusi frekuensi penderita tumor otak menurut kelompok umur yang tertinggi terdapat pada kelompok umur <40 tahun sebanyak 23 orang (43.4%) manakala terendah pada kelompok umur di bawah >60 tahun sebanyak 10 orang (18,9%).

2. Distribusi frekuensi penderita tumor otak menurut kelompok umur yang tertinggi terdapat pada kelompok umur <40 tahun sebanyak 23 orang (43.4%) manakala terendah pada kelompok umur di bawah >60 tahun sebanyak 10 orang (18,9%).

3. Distribusi frekuensi penderita tumor otak menurut jenis kelamin yang tertinggi terdapat pada laki-laki sebanyak 35 orang (66%). manakala terendah pada kelompok perempuan sebanyak 18 orang (34%).

4. Didapati pekerjaan tertinggi penderita tumor otak adalah dalam kategori lain-lain yaitu sebanyak 13 orang (24,5%). Manakala yang terendah adalah petani yaitu 5 orang (9,4%) .

5. Distribusi penderita tumor otak dengan nyeri kepala adalah sebanyak 59 orang (73,6%).

6. Distribusi penderita tumor otak dengan muntah adalah sebanyak 15 orang (28,3%) dan yang tanpa muntah adalah sebanyak 38 orang (71,7%).

7. Proporsi penderita tumor otak dengan kejang adalah sebanyak 10 orang (18,9%) dan yang tanpa kejang adalah sebanyak 43 orang (81,1%).

(36)

9. Proporsi tertinggi tumor otak dijumpai pada cerebellum yaitu sebanyak 11 orang (20.8%).

10. Didapati kebanyakan penderita tumor otak yaitu sebanyak 32 orang (60,4%) telah manjalani pembedahan.

6.2. Saran

1. Rumah sakit, dinas kesehatan serta institusi – institusi kesehatan yang terkait perlu memberikan penyuluhan tentang tumor otak agar dapat deteksi dini dan berobat awal.

(37)

DAFTAR PUSTAKA

Adikusumo., 1990. Gambaran Nyeri Kepala Gejala Dan Tanda Sebagai Diagnosis Topik Tumor intracranial. Dalam: Sobirin., 2001. Hubungan Letak Dan Ukuran Tumor Otak Dengan Abnormalitas ,Elektroensefalogram,

Universitas Diponegoro. Deperoleh dari:

Nopember 2011]

Harrison's Principles of Internal Medicine, Volume 2. 17th ed. USA: McGraw-Hill.

Freedman. J., 2009. Brain Cancer : Current and Emerging Trends In Detection and Treatment. 1st ed. New York: Rosen

Hakim, A.A., 2005. Kasus-Kasus Tumor Otak di RSUP H. Adam Malik dan RSUP H. Medan Tahun 2003 dan 2004, Majalah Kedokteran Nusantara

Vol.38,No3

Huff, Ropper, JS., 2009. Neoplasm, Brain. Available from:

May 2011].

Idrem, B., 1990. Penelitian klinis, sken otak, patologi anatomi pada neoplasma otak primer dan selaputnya. Dalam: Sobirin., 2001. Hubungan Letak Dan Ukuran Tumor Otak Dengan Abnormalitas,Elektroensefalogram, Universitas Diponegoro. Deperoleh dari:

(38)

Japardi, I., 2002. Gambaran CT Scan Pada Tumor Otak Benigna, Fakultas Kedokteran Bagian Bedah Universitas Sumatera Utara.

Kauffman, T.L., 2007.Geriatric Rehabilitation Manual. 2nd ed. Philadelphia: Elsevier

Keating, R.F., 2001. Tumors Of The Pediatric Central Nervous System. New York: Thieme

Liau, L.M., 2001. Brain Tumor Immunotherapy. New Jersey: Human Press

Mahyuddin, H., Setiawan, A.B., 2006. Karakteristik Tumor Infratentorial dan Tatalaksana Operasi di Departmen Bedah Saraf Fakultas Kedokteran

UI/RSUPN Cipto Mangunkusmo Tahun 2001-2005, Universitas Indonesia.

Diperolah dari :

[Diaksess:30 Nopember 2011]

Mardjono, M., Sidharta Neurologi Klinis Dasar. Jakarta: Dian Rakyat

Mehta, M.P., 2011. Principle And Practice Of Neuro-Oncology. USA: Demos medical.

Musfiroh, S., 1988. Aspek neurologic tumor intracranial. Dalam: Sobirin., 2001. Hubungan Letak Dan Ukuran Tumor Otak Dengan Abnormalitas

Elektroensefalogram, Universitas Diponegoro. Deperoleh dari:

(39)

. Combined Modality Therapy of Central Nervous System Tumor. New York: Springer

Quan, E., 2010. Primary Brain tumor. In: Seth, K.A., ed. Dx/ Rx Brain Tumors, USA: Jones and Bartlett

Rohkamm, R., 2004. Color Atlas of Neurology, 2nd ed . New York: Thieme

Ropper, A.H., Samuels, M.A., 2002. Adams & Victors Principles of Neurology, 7th Edition, New York: McGraw-Hill

Ilmu Bedah Saraf, Edisi Keempat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Schiff, D., 2008. Neurological complications of Primary Brain tumors. In: Kesari, S., ed. Cancer neurology in clinical practice: neurologic complications of cancer and its treatment, New York: Springer

Schober, O., Heindel, W., 2010. W., PET-CT Hybrid Imaging. Texas: Thieme

Sihotang, Z.B., 2007. Ototoksisitas Cisplatin Pada Kemoterapi Tumor Ganas Kepala Dan Leher Di RSUP HAM Medan, Universitas Sumatera Utara.

Diperoleh dari:

[ Diakses 30 Nopember 2011]

Stark-Vance, V., Dubay, M.L., 2010. 100 Question & Answer About Brain Tumor, 2nd Edition .USA: Jones and Bartlett

(40)

Frequency Table

umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid < 40 23 43.4 43.4 43.4

40-60 20 37.7 37.7 81.1

>6o 10 18.9 18.9 100.0

Total 53 100.0 100.0

sex

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid laki-laki 35 66.0 66.0 66.0

perempuan 18 34.0 34.0 100.0

Total 53 100.0 100.0

n.kepala

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid ya 39 73.6 73.6 73.6

tidak 14 26.4 26.4 100.0

(41)

muntah

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid ya 15 28.3 28.3 28.3

tidak 38 71.7 71.7 100.0

Total 53 100.0 100.0

kejang

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid ya 10 18.9 18.9 18.9

tidak 43 81.1 81.1 100.0

Total 53 100.0 100.0

pen.kesadaran

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid ya 21 39.6 39.6 39.6

tidak 32 60.4 60.4 100.0

(42)

lokasi

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak ada data 4 7.5 7.5 7.5

L.frontalis 4 7.5 7.5 15.1

L.temporalis 5 9.4 9.4 24.5

L.parietalis 9 17.0 17.0 41.5

L.occipitalis 4 7.5 7.5 49.1

cerebellum 11 20.8 20.8 69.8

cerebellopontine

angle

10 18.9 18.9 88.7

multiple 6 11.3 11.3 100.0

Total 53 100.0 100.0

terapi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak ada data 6 11.3 11.3 11.3

bedah 32 60.4 60.4 71.7

kemoterapi 8 15.1 15.1 86.8

bedah+kemoterapi 7 13.2 13.2 100.0

(43)

Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid PNS/TNI/POLRI 8 15.1 15.1 15.1

Wiraswasta 6 11.3 11.3 26.4

Pelajar 9 17.0 17.0 43.4

IRT 10 18.9 18.9 62.3

Petani 5 9.4 9.4 71.7

Lain-Lain 13 24.5 24.5 96.2

Tidak ada data 2 3.8 3.8 100.0

Gambar

Tabel: 2.1. Klasifikasi Histogenik
Tabel: 2.2. Klasifikasi Tumor Otak Dari Segi Klinis
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Penderita Tumor Otak Bedasarkan Umur
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Penderita Tumor Otak Berdasarkan
+3

Referensi

Dokumen terkait

Azhari, Thahir, 1992, Negara Hukum, Suatu Studi Tentang Prinsip-prinsipnya Dilihat Dari Segi Hukum Islam, Implikasinya Pada Periode Negara Madinah dan Masa Kini, Bulan

 Dengan kegiatan membaca teks, siswa mampu menceritakan kembali informasi dalam bentuk tulisan mengenai Gajah Mada menggunakan kosakata baku dengan tepat dan percaya diri.. 

Sejatinya, kedua kalimat tersebut memiliki koherensi yang kuat dimana hak perdata dari seorang ayah hanya dapat diterima oleh anak sah atau anak yang lahir sebagai akibat

Gambar proses Penetapan Kadar Protein pada Biskuit Bayi dan Balita.

kerja akan sah dengan syarat berupa: adanya kesepakatan antar para pihak, adanya kecakapan atas para pihak. Dalam konteks ini penulis memahami kecapakapan yaitu kecakapan pekerja

Pengembangan penelitian secara garis besar dapat dilihat pada Gambar 2 yang mengilustra- sikan sistem penyelenggaraan jalan tol yang terdiri dari tiga elemen untuk

Definisi dan Fungsi Sensor Efek Hall [online], http://elektronika- dasar.web.id/definisi-dan-fungsi-sensor-efek-hall/ , diakses tanggal 14 Februari 2017.. Karakteristik

Specifically, this research looks at the level of variability among the suite of terrestrial remote sensing instruments used to derive LAI and canopy cover metrics in