• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Penentuan Rugi-Rugi Motor Arus Searah Penguatan Kompon Pendek Dengan Menggunakan Metode Perlambatan (Retardation Test) ( Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Studi Penentuan Rugi-Rugi Motor Arus Searah Penguatan Kompon Pendek Dengan Menggunakan Metode Perlambatan (Retardation Test) ( Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU )"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI PENENTUAN RUGI-RUGI MOTOR ARUS SEARAH

PENGUATAN KOMPON PENDEK DENGAN MENGGUNAKAN

METODE PERLAMBATAN (RETARDATION TEST)

( Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU )

Oleh :

Nama Mahasiswa

: Kaban Jaya

NIM

: 070402026

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan

rahmat dan karunianya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir

ini, yang merupakan persyaratan untuk menyelesaikan studi di Departemen Teknik

Elektro Fakultas Teknik USU. Dalam penulisan Tugas Akhir ini, penulis mengambil

judul :

” STUDI PENENTUAN RUGI-RUGI MOTOR ARUS SEARAH PENGUATAN KOMPON PENDEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE

PERLAMBATAN (RETARDATION TEST)”

( Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU )

Penulis menyadari bahwa tulisan ini tidak akan selesai tanpa adanya bantuan

dan dukungan dari berbagai pihak.

Pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang

tulus dan sebesar-besarnya kepada:

1. Kedua orang tua penulis, J. siahaan dan S. Siregar serta abang dan kakak

penulis yang tidak pernah berhenti memberi dukungan, semangat dan doanya

kepada saya dengan segala pengorbanan dan kasih sayang yang tidak ternilai

besarnya.

2. Bapak Ir. Surya Tarmizi Kasim, M.Si selaku Ketua Departemen Teknik

Elektro Fakultas Teknik USU.

(3)

4. Bapak Ir. Eddy Warman, sebagai Dosen Pembimbing Tugas Akhir penulis

yang sangat besar bantuannya bagi penulis dalam menyelesaikan Tugas

Akhir ini.

5. Bapak Ir. Bonggas L Tobing, selaku Dosen Wali Penulis yang telah banyak

membimbing dan membantu selama masa kuliah sampai penyusunan Tugas

Akhir ini.

6. Bapak Ir. Satria Ginting sebagai Kepala Laboratorium Konversi Energi

Listrik Fakultas Teknik USU yang telah memberi izin riset di Laboratorium

Konversi Energi Listrik.

7. Kepada Ferry Bukit selaku asisten Konversi yang telah bersedia meluangkan

waktunya untuk saya dalam pengambilan data.

8. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada teman saya Rumonda

Sitepu yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan tugas

akhir ini, dan juga ucapan terima kasih saya ucapkan kepada teman saya

fransisco yang baik hati dan teman-teman yang lain ramseis, harapan, roki,

haguaro, niko, kendri, yosua, setia, yoakim, mario, ramli, leo h, leo s, ivan

dan lain-lain yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

9. Seluruh mahasiswa Teknik Elektro USU.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih memiliki banyak kekurangan, oleh

karena itu saran dan kritik sangat diperlukan dalam mengembangkan isi dari Tugas

Akhir ini.

Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis pribadi dan juga

(4)

ABSTRAK

Kinerja suatu motor DC dikatakan baik jika efisiensi motor tersebut tinggi.

Untuk mendapatkan efisiensi yang tinggi maka suatu motor DC haruslah mempunyai

rugi-rugi yang kecil. Mengetahui.rugi-rugi suatu motor DC sangatlah penting. Ada

beberapa metode yang dapat digunakan untuk menghitung rugi-rugi motor DC. Salah

satu metode yang digunakan adalah metode Perlambatan (retardation test). Metode

Perlambatan digunakan untuk mencari rugi-rugi mekanis dan besi. Dalam tugas akhir

efisiensi terbaik motor DC kompon pendek didapat pada saat motor dalam kondisi

(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

ABSTRAK ... iii

DAFTAR ISI ... iv BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang ... 1

I.2 Tujuan dan Manfaat Penulisan... 2

I.3 Batasan Masalah ... 2

I.4 Metode Penulisan ... 3

I.5 Sistematika Penulisan ... 3

BAB II MOTOR ARUS SEARAH II.1 Umum ... 5

II.2 Konstruksi Motor Arus Searah ... 7

II.3 Prinsip Kerja Motor Arus Searah ... 12

II.4 Reaksi Jangkar ... 16

II.4.1 Pergeseran Sikat (brush shifting) ... 21

II.4.2 Penambahan Kutup Bantu (interpole) ... 22

II.4.3 Belitan Kompensasi (Compensating Windings) ... 23

II.5 GGL Lawan Pada Motor Arus Searah ... 23

II.6 Jenis-Jenis Motor Arus Searah ... 24

(6)

II.6.2.1 Motor Arus Searah Penguatan Shunt ... 26

II.6.2.2 Motor Arus Searah Penguatan Seri ... 27

II.6.2.3 Motor Arus Searah Penguatan Kompond... 28

II.7 Karakteristik Motor Arus Searah ... 29

BAB III UJI RETARDATION III.1 Umum ... 33

III.2 Menentukan dw/dt ... 34

III.3 Menentukan Momen Inersia ... 36

III.3.1 Metode Dengan Menghitung Momen Inersia ... 36

III.3.2 Metode Dengan Mengeliminasi Momen Inersia... 37

BAB IV MENENTUKAN RUGI-RUGI MOTOR ARUS SEARAH KOMPONDNPENDEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE RETARDATION IV.1 Metode Retardasi Dalam Menentukan Rugi-Rugi dan Efisiensi MotorDC kompond Pendek ... 49

IV.1.1 Prinsip Dasar Metode Retardasi ... 49

IV.1.2 Metode Pengukuran Momen Inersia Pada Jangkar Motor DC Kompond Pendek ... 41

IV.1.3 Spesifikasi Motor DC Kompond Pendek ... 42

IV.1.4 Peralatan Pengujian ... 43

IV.1.5 Prosedur Pengujian ... 44

(7)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

V.I Kesimpulan ... 64 V.2 Saran ... 64

(8)

ABSTRAK

Kinerja suatu motor DC dikatakan baik jika efisiensi motor tersebut tinggi.

Untuk mendapatkan efisiensi yang tinggi maka suatu motor DC haruslah mempunyai

rugi-rugi yang kecil. Mengetahui.rugi-rugi suatu motor DC sangatlah penting. Ada

beberapa metode yang dapat digunakan untuk menghitung rugi-rugi motor DC. Salah

satu metode yang digunakan adalah metode Perlambatan (retardation test). Metode

Perlambatan digunakan untuk mencari rugi-rugi mekanis dan besi. Dalam tugas akhir

efisiensi terbaik motor DC kompon pendek didapat pada saat motor dalam kondisi

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Pada saat motor DC menerima daya masukan berupa energi listrik dan

menghasilkan daya keluaran berupa energi mekanis, tidak seluruh daya masukan ke

motor diubah menjadi daya keluaran yang berguna, selalu ada energi yang hilang

selama proses pengkonversian energi tersebut. Energi yang hilang tersebut

dinamakan rugi-rugi yang pada motor dc kompon pendek terdiri dari rugi besi,

tembaga dan rugi mekanis. Mengetahui rugi-rugi suatu motor dc sangatlah penting

karena kinerja suatu motor dc dikatakan baik jika motor tersebut mempunyai

rugi-rugi yang kecil. Untuk mengetahui rugi-rugi-rugi-rugi motor dc ada berbagai cara yang dapat

dilakukan. Salah satu cara yaitu mengunakan metode Perlambatan (retardation teat).

Pada metode retardation test, rugi-rugi yang dapat dicari yaitu rugi besi dan

rugi mekanis, metode retardation dilakukan dengan cara memutar motor dc dengan

kecepatan yang lebih tinggi dari kecepatan normalnya, setelah itu catu daya diputus

sambil tetap menjaga penguatan kumparan medannya. Dalam tugas akhir ini akan

dilakukan studi mengenai pengujian rugi-rugi motor dc kompon pendek dengan

(10)

I.2 Tujuan dan Manfaat Penulisan

Adapun tujuan penulisan tugas akhir ini adalah untuk mengetahui besarnya rugi-rugi suatu motor DC kompon pendek dan mengetahui besarnya nilai momen

inersia motor tersebut dengan menggunakan metode retardation test

Manfaat penelitian ini adalah mendapatkan pengertian dan penjelasan

mengenai metode retardation test dan memberikan kesempatan bagi mahasiswa lain

untuk mempelajari lebih lanjut.

I.3 Batasan Masalah

Agar tujuan penulisan tugas akhir ini sesuai dengan yang diharapkan serta

terfokus pada judul dan bidang yang telah disebutkan di atas, maka penulis

membatasi permasalahan yang akan dibahas sebagai berikut :

1. Motor yang digunakan adalah motor DC kompon pendek

2. Tidak membahas gangguan yang terjadi pada motor DC kompon

pendek

3. Motor DC kompon pendek beroperasi sendiri

4. Beban yang digunakan adalah beban Resistif

5. Pengatur tegangan yang digunakan dalam percobaan adalah pengatur

tegangan bolak – balik (PTAC) yang akan disearahkan dengan

dioda 3 phasa gelombang penuh sehingga menjadi tegangan DC

sesuai yang dibutuhkan Motor DC Kompond Pendek.

(11)

7. Analisis perhitungan berdasarkan peralatan yang tersedia di

Laboratorium Konversi Energi Listrik

I.4 Metode Penulisan

Untuk dapat menyelesaikan tugas akhir ini maka penulis menerapkan beberapa

metode studi diantaranya :

1. Studi literatur yaitu dengan membaca teori-teori yang berkaitan

dengan topik tugas akhir ini dari buku-buku referensi baik yang

dimiliki oleh penulis atau di perpustakaan dan juga dari artikel-artikel,

jurnal, internet dan lain-lain.

2. Studi lapangan yaitu dengan melaksanakan percobaan di Laboratorium

Konversi Energi Listrik FT USU.

3. Studi bimbingan yaitu dengan melakukan diskusi tentang topik tugas

akhir ini dengan dosen pembimbing yang telah ditunjuk oleh pihak

departemen Teknik Elektro USU, dengan dosen-dosen bidang

Konversi Energi Listrik, asisten Laboratorium Konversi Energi Listrik

dan teman-teman sesama mahasiswa.

I.5 Sistematika Penulisan

Tugas akhir ini disusun berdasarkan sistematika penulisan sebagai

(12)

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar belakang

masalah, tujuan dan manfaat penulisan, batasan masalah, metode

dan sistematika penulisan.

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

Bab ini membahas tentang motor DC, konstruksi, jenis motor DC,

Reaksi Jangkar, GGL Lawan, prinsip kerja, Karakteristik Motor

Arus Searah

BAB III PENGUJIAN RETARDATION

Pada bab ini menjelaskan bagaimana cara dan peralatan yang

dibutuhkan untuk menggunakan metode retardation

BAB IV MENENTUKAN RUGI-RUGI MOTOR ARUS SEARAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE RETARDATION .

Bab ini menghitung rugi-rugi motor arus searah dengan

menggunakan metode retardation.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini membahas tentang hal-hal yang dianggap penting didalam

tulisan yang dirangkum sebagai kesimpulan dan saran dari hasil

(13)

BAB II

MOTOR ARUS SEARAH

II.1 Umum

Motor arus searah (motor DC) adalah mesin yang merubah energi listrik arus

searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Hampir pada semua prinsip

pengoperasiannya, motor arus searah sangat identik dengan generator arus searah.

Kenyataannya mesin yang bekerja baik sebagai generator DC akan bekerja baik pula

sebagai motor DC. Oleh sebab itu sebuah mesin arus searah dapat digunakan baik

sebagai motor arus searah maupun generator arus searah.

Motor listrik merupakan perangkat elektromagnetis yang mengubah energy

listrik menjadi energy mekanik. Energy mekanik ini digunakan untuk, misalnya

memutar impeller pompa, fan atau blower, menggerakkan kompresor, mengangkat

bahan , dan lain lain. Motor listrik digunakan juga dirumah (mixer, bor listrik, fan

angin) dan industry. Motor listrik kadangkala disebut “kuda kerja” nya industri sebab

diperkirakan bahwa motor-motor menggunakan sekitar 70% beban listrik total di

industri.

Motor arus searah memerlukan suplai tegangan yang searah pada kumparan

energi medan untuk diubah menjadi mekanik. Kumparan medan pada motor arus

searah disebut stator (bagian yang tidak berputar), dan kumparan jangkar disebut

(14)

setiap setengah putaran, sehingga merupakan tegangan bolak balik. Prinsip kerja dari

generator arus searah adalah membalik phasa tegangan dari gelombang yang

mempunyai nilai positif dengan menggunakan komutator, dengan demikian arus yang

berbalik arah dengan kumparan jangkaryang berputar dalam medan magnet. Bentuk

motor paling sederhana memiliki kumparan satu lilitan yang bisa berputar bebas

diantara kutub-kutub magnet permanen.

Gambar 2.1 Motor DC Sederhana

Catu tegangan DC dari baterai menuju kelilitan melalui sikat yang menyentuh

komutator, dua segmen yang terhubung dengan dua ujung lilitan. Kumparan satu

lilitan pada gambar di atas disebut angker dinamo. Angker dinamo adalah sebutan

(15)

II.2 Konstruksi Motor Arus Searah

Gambar di bawah ini merupakan konstruksi motor arus searah.

Gambar 2.2 (a) Konstruksi Motor Arus Searah

Gambar 2.2 (b) Konstruksi Motor Arus Searah Bagian Stator

(16)

Keterangan dari gambar di atas adalah:

1. Badan motar (Rangka)

Rangka (frame atau yoke) mesin arus searah seperti juga mesin-mesin listrik

lainnya secara umum memiliki dua fungsi, yaitu:

i. Merupakan sarana pendukung mekanik untuk mesin secara

keseluruhan.

ii. Untuk membawa fluks magnetic yang dihasilkan oleh kutub-kutub

magnet.

Untuk mesin kecil, dipertimbangan harga lebih dominan dari pada beratnya,

biasanya rangkanya terbuat dari besi tuang (cast iron), tetapi untuk mesin-mesin besar

umumnya terbuat dari baja tuang (cast steel) atau lembaran baja (rolled steel). Rangka

ini pada bagian dalam dilaminasi untuk mengurangi rugi-rugi inti, selain itu rangka

ini juga harus memiliki permeabilitas yang tinggi, disamping kuat secara mekanik.

Biasanya pada motor terdapat papan nama (name plate) yang bertuliskan

spesifikasi umum atau data-data teknik dari mesin, juga terdapat kotak ujung yang

merupakan tempat-tempat ujung-ujung belitan penguat medan dan lilitan jangkar.

2. Kutub

Medan penguat atau magnet medan terdiri atas inti kutub dan sepatu kutub

(17)

Gambar 2.3 Konstruksi Kutub dan Penempatannya Adapun fungsi dari sepatu kutub adalah:

• Menyebarkan fluks pada celah udara dan juga karena merupakan bidang lebar

maka akan mengurangi reluktansi jalur magnet.

• Sebagai pendukung secara mekanik untuk kumparan penguat atau kumparan

medan.

Inti kutub terbuat lembaran-lembaran besi tuang atau baja tuang. Sepatu kutub

dilaminasi dan dibuat atau dikeling (rivet) ke rangka mesin. Sebagaimana diketahui

bahwa fluks magnet yang terdapat pada motor arus searah dihasilkan oleh

kutub-kutub magnet buatan dengan prinsip elektromagnetik. Kumparan penguat atau

kumparan kutub terbuat dari kawat tembaga (berbentuk bulat atau strip/persegi) yang

dililitkan sedemikian rupa dengan ukuran tertentu. Kumparan penguat medan

berfungsi untuk mengalirkan arus listrik untuk terjadinya proses elektromagnetik.

3. Inti Jangkar

Inti jangkar yang umum digunakan dalam motor arus searah adalah berbentuk

(18)

kumparan-ferromagnetik, dengan meksud agar komponen-komponen (lilitan jangkar) terletak

dalam daerah yang induksi magnetnya besar, supaya ggl induksi dapat bertambah

besar. Seperti halnya inti kutub magnet maka jangkar dibuat dari bahan berlapis- lapis

tipis untuk mengurangi panas yang terbentuk karena adanya arus linier ditunjukkan

pada gambar 2.4

Gambar 2.4 Inti Jangkar Yang Berlapis-Lapis

Bahan yang digunakan untuk jangkar ini sejenis campuran baja silikon. Pada

umumnya alur tidak hanya diisi satu kumparan yang tersusun secara berlapis.

4. Kumparan Jangkar

Kumparan jangkar pada motor arus searah berfungsi tempat terbentuknya ggl

induksi.

5. Kumparan Medan

Fungsi kumparan medan ini adalah untuk membangkitkan fluksi yang akan

(19)

6. komutator

Fungsi komutator untuk fasilitas penghubung arus dari konduktor jangkar,

sebagai penyearah mekanik, yang bersama-sama dengan sikat membuat sesuatu

kerjasama yang disebut komutasi. Agar menghasilkan penyearah yang lebih baik,

maka komutator yang digunakan hendaknya dalam jumlah yang besar. Dalam hal ini

setiap bahan (segmen) komutator tidak lagi merupakan bentuk separoh cincin, tetapi

sudah berbentuk lempengan-lempengan (segmen komutator) terdapat bahan isolasi

(gambar 2.5)

Gambar 2.5 Komutator 7. Sikat-Sikat

Sikat-sikat ini berfungsi sebagai jembatan bagi aliran arus ke kumparan

jangkar. Dimana permukaan sikat ditekan ke permukaan segmen komutator untuk

menyalurkan arus listrik. Besarnya tekanan pegas dapat diatur sesuai dengan

keinginan.

Disamping itu sikat memegang peranan penting untuk terjadinya komutasi.

(20)

rugi-rugi listrik. Agar gesekan antar komutator-komutator dan sikat tidak

mengakibatkan arusnya komutator. Maka sikat harus lebih lunak dari pada komutator.

II.3 Prinsip Kerja Motor Arus Searah

Sebuah konduktor yang dialiri arus mempunyai medan magnet

disekelilingnya. Pada saat konduktor yang dialiri arus listrik yang ditempatkan pada

suatu medan magnet maka konduktor akan mengalami gaya mekanik, separti

diperlihatkan pada gambar:

(a) (b) (c)

Gambar 2.6 Pengaruh Penempatan Konduktor Berarus Dalam Medan Magnet

Pada gambar 2.6.(a) menggambarkan sebuah konduktor yang dialiri arus

listrik menghasilkan medan magnet disekelilingnya. Arah medan magnet yang

dihasilkan oleh konduktor dapat diperoleh dengan menggunakan kaidah tangan

kanan.

Kuat medan tergantung pada besarnya arus yang mengalir pada konduktor.

(21)

kutub-kutub magnet utara dan selatan. Arah medan magnet adalah dari kutub utara

menuju kutub selatan.

Pada saat konduktor dengan arah arus menjauhi pembaca ditempatkan

didalam medan magnet seragam, maka medan gabungannya akan seperti yang

ditunjukkan pada gambar 2.6.(c) daerah di atas konduktor, medan yang ditimbulkan

konduktor adalah dari kiri ke kanan, atau pada arah yang sama dengan medan utama.

Hasilnya adalah memperkuat medan atau menambah kerapatan fluksi di atas

konduktor dan melemahkan medan atau mengurangi kerapatan fluksi di bawah

konduktor.

Dalam keadaan ini, fluksi di daerah di atas konduktor yang kerapatannya

bertambah akan mengusahakan gaya ke bawah kepada konduktor, untuk mengurangi

kerapatannya. Hal ini menyebabkan konduktor mengalami gaya berupa dorongan ke

arah bawah. Begitu juga halnya jika arah arus dalam konduktor dibalik. Kerapatan

fluksi yang berada di bawah konduktor akan bertambah sedangkan kerapatan fluksi di

atas konduktor berkurang. Sehingga konduktor akan mendapatkan gaya tolak kea rah

atas.

Konduktor yang mengalirkan arus dalam medan magnet cenderung bergerak

tegak lurus terhadap medan.

Prinsip kerja sebuah motor arus searah dapat dijelaskan dengan gambar

(22)

Gambar 2.7 Prinsip Perputaran Motor DC

Pada saat kumparan medan dihubungkan dengan sumber tegangan, mengalir

arus medan pada kumparan medan karena rangkaian tertutup sehingga

menghasilkan fluksi magnet yang arahnya dari kutup utara menuju kutup selatan.

Selanjutnya ketika kumparan jangkar dihubungkan kesumber tegangan, pada

kumparan jangkar mengalir arus jangkar . Arus yang mengalir pada

konduktor-konduktor kumparan jangkar menimbulkan fluksi magnet yang melingkar. Fluksi

jangkar ini memotong fluksi dari kutub medan, sehingga menyebabkan perubahan

kerapatan fluksi dari medan utama. Hal ini menyebabkan jangkar mengalami gaya

sehingga menimbulkan torsi.

Gaya yang dihasilkan pada setiap konduktor dari sebuah jangkar, merupakan

akibat aksi gabungan medan utama dan medan disekeliling konduktor. Gaya yang

dihasilkan berbanding lurus dengan besar fluksi medan utama dan kuat medan di

sekeliling konduktor. medan di sekeliling masing-masing konduktor jangkar

tergantung pada besarnya arus jangkar yang mengalir pada konduktor tersebut. Arah

(23)

Gambar 2.8. Aturan Tangan Kiri Untuk Prinsip Kerja Motor dc.

Jika arus jangkar (I) tegak lurus dengan arah induksi magnetik (B) maka

besar gaya yang dihasilkan oleh arus yang mengalir pada konduktor jangkar yang

ditempatkan dalam suatu medan magnet adalah :

F = B . I . l newton... (2.1)

Dimana :

F = Gaya lorenz (Newton)

I = Arus yang mengalir pada konduktor jangkar (Ampere)

B = Kerapatan fluksi (Weber/m2)

l = Panjang konduktor jangkar (m)

Sedangkan torsi yang dihasilkan motor dapat ditentukan dengan:

T = F.r ... (2.2)

Bila torsi yang dihasilkan motor lebih besar dari pada torsi beban maka motor

akan berputar. Besarnya torsi beban dapat dituliskan dengan:

(24)

……….(2.4)

Dimana :

T = torsi (N-m)

r = jari-jari rotor (m)

K = konstanta (bergantung pada ukuran fisik motor)

= fluksi setiap kutub

= arus jangkar (A)

P = jumlah kutub

z = jumlah konduktor

a = cabang pararel

II..4 Reaksi Jangkar

Reaksi jangkar merupakan pengaruh medan magnet yang disebabkan oleh

mengalirnya arus pada jangkar, di mana jangkar tersebut berada di dalam medan

magnet. Reaksi jangkar menyebabkan terjadinya 2 hal, yaitu :

1. Demagnetisasi atau penurunan kerapatan fluksi medan utama.

2. Magnetisasi silang.

Apabila kumparan medan dialiri oleh arus tetapi kumparan jangkar tidak

dialiri oleh arus, maka dengan mengabaikan pengaruh celah udara, jalur fluksi ideal

untuk kutub utama dari motor arus searah dua kutub, berasal dari kutub utara menuju

(25)

Gambar 2.9 Fluksi Yang Dihasilkan Oleh Kumparan Medan Dari gambar 2.9 dapat dijelaskan bahwa :

 Fluksi didistribusikan simetris terhadap bidang netral magnetis.

 Sikat ditempatkan bertepatan dengan bidang netral magnetis.

Bidang netral magnetis didefinisikan sebagai bidang di dalam motor di mana

konduktor bergerak sejajar dengan garis gaya magnet sehingga gaya gerak listrik

induksi konduktor pada bidang tersebut adalah nol. Seperti yang terlihat dari gambar

2.11 sikat selalu ditempatkan di sepanjang bidang netral magnetis. Oleh karena itu,

bidang netral magnetis juga disebut sebagai sumbu komutasi karena pembalikan arah

arus jangkar berada pada bidang tersebut. Vektor OFM mewakili besar dan arah dari

fluksi medan utama, di mana vektor ini tegak lurus terhadap bidang netral magnetis.

Sewaktu hanya konduktor jangkar saja yang dialiri oleh arus listrik sementara

kumparan medan tidak dieksitasi, maka disekeliling konduktor jangkar timbul ggm

atau fluksi. Gambaran arah garis gaya magnet ditunjukkan pada gambar 2.10 berikut

ini :

U

S

O M

Bidang Netral Magnetis

Sikat

(26)

Gambar 2.10 Fluksi Yang Dihasilkan Oleh Kumparan Jangkar

Penentuan arah dari garis gaya magnet yang diakibatkan oleh arus jangkar

ditentukan dengan aturan putaran sekrup (cork-screw rule). Besar dan arah garis gaya

magnet tersebut diwakili oleh vektor OFA yang sejajar dengan bidang netral

magnetis. Pada prakteknya, sewaktu mesin beroperasi maka konduktor jangkar dan

konduktor medan sama- sama dialiri oleh arus listrik, distribusi fluksi resultan

diperoleh dari menggabungkan kedua fluksi tersebut. Oleh karena itu distribusi fluksi

medan utama yang melalui jangkar tidak lagi simetris tetapi sudah mengalami

pembelokan saat mendekati konduktor yang dialiri arus tersebut. Hal tersebut

dikarenakan pengaruh fluksi jangkar yang dapat dilihat dari gambar 2.11 berikut ini

U

S

Gambar 2.11 Hasil Kombinasi Antara Fluksi Medan dan Fluksi Jangkar

Fluksi yang dihasilkan oleh gaya gerak magnet (ggm) jangkar menentang

U

S

Bidang Netral Magnetis

O

(27)

fluksi medan utama pada setengah bagian yang lain. Hal ini jelas akan menyebabkan

penurunan kerapatan fluksi pada setengah bagian dari salah satu kutubnya dan terjadi

kenaikan pada setengah bagian yang lain di kutub yang sama. Efek dari intensitas

medan magnet atau lintasan fluksi pada jangkar yang memotong lintasan fluksi

medan utama ini disebut sebagai reaksi jangkar magnetisasi-silang (

cross-magnetization).

Magnetisasi-silang ini juga menyebabkan pergeseran bidang netral. Pada

Gambar 2.11 terlihat bahwa vektor OFr merupakan resultan vektor OFA dan OFM,

serta posisi bidang netral magnetis yang baru, di mana selalu tegak lurus terhadap

vektor OFr. Bidang netral magnetis motor yang baru bergeser sejauh β karena posisi

bidang netral magnetis ini selalu tegak lurus terhadap vektor OF. Dengan pergeseran

bidang netral ini maka sikat juga akan bergeser sejauh pergeseran bidang netral

magnetis. Hal ini dapat menimbulkan bunga api di segmen komutator dekat sikat.

Kebanyakan mesin listrik bekerja pada kerapatan fluksi yang dekat dengan

titik jenuhnya, sehingga dapat menimbulkan kejenuhan magnetik. Pengaruh

kejenuhan magnetik terhadap fluksi medan utama dapat dijelaskan dengan bantuan

(28)

Gambar 2.12 Kurva Pemagnetan Saat Terjadi Reaksi Jangkar

Misalkan fluks sebesar Ox adalah fluksi dihasilkan medan utama tanpa

dipengaruh reaksi jangkar. Misalkan pula dengan adanya reaksi jangkar

pertambahan-pengurangan kuat medan magnet (ggm) yang terjadi pada kutub medan sebesar B

ampere-lilitan. Pada lokasi di permukaan kutub di mana gaya gerak magnet (ggm)

rotor menambahkan ggm kutub terjadi penambahan kerapatan fluks sebesar xy.

Sedangkan pada lokasi permukaan kutub di mana ggm rotor mengeliminir ggm kutub

terjadi penurunan kerapatan fluksi sebesar xz, di mana harga xz lebih besar dari pada

xy. Oleh karena itu, penjumlahan rata-rata kerapatan fluks yang terjadi adalah

kerapatan fluks kutub yang semakin berkurang. Hal inilah yang disebut sebagai efek

demagnetisasi reaksi jangkar dan perlu dicatat bahwa demagnetisasi timbul hanya

karena adanya saturasi magnetik. Untuk mengatasi reaksi jangkar ada tiga cara yang O

Φ

gg z

x y

(29)

II.4.1 Pergeseran Sikat (Brush Shifting)

Ide dasarnya adalah dengan memindahkan sikat seirama dengan perpindahan

bidang netral untuk menghindari percikan bunga api yang timbul. Namun dalam

penerapannya hal ini cukup sulit karena jarak perpindahan bidang netralnya sangat

ditentukan oleh besarnya beban yang dipikul, maka jarak perpindahan bidang

netralnya pun berpindah, sehingga sikat harus juga diubah setiap saat, seirama dengan

perubahan jarak perpindahan bidang netral. Selain itu pergeseran sikat akan

memperburuk melemahnya fluks akibat reaksi jangkar mesin, selain dengan metode

ini mesin arus searah tidak dimungkinkan untuk bekerja sebagai generator (akan

menimbulkan percikan api yang lebih besar), dan sangat tidak ekonomis terutama

untuk mesin-mesin berukuran kecil.

Adapun efek diperburuknya fluks akibat reaksi jangkar dapat dilihat pada

Gambar 2.13 berikut ini. Pada gambar 2.13 (a) diperlihatkan kondisi ketika bidang

netral mesin bergeser (lihat gambar segitiga ggm-nya), sedangkan pada gambar 2.13

(b) terlihat bidang netral yang bergeser disertai dengan bergesernya sikat mesin.

Akibat pergeseran tersebut (lihat gambar segitiga ggm-nya), terlihat ggm resultannya

(30)

Γ Γ

Γ

kutub resultan

rotor Γresultan Γrotor

Γkutub

(a) (b)

Gambar 2.13 Pelemahan Ggm Akibat Pergeseran Bidang Netral

II.4.2 Penambahan kutub bantu (interpole)

Ide dasar penambahan kutub bantu (interpole) yaitu jika tegangan pada

kawat-kawat yang sedang melakukan proses komutasi penyearahan dibuat nol, maka tidak

akan terdapat percikan bunga api pada sikat-sikat mesin tersebut. Untuk itu,

kutub-kutub kecil yang disebut kutub-kutub komutasi ditempatkan ditengah-tengah diantara

kutub-kutub utama. Interpole ini dihubungkan seri terhadap kumparan rotor.

Sehingga dengan adanya fluks dari interpole ini akan dapat mencegah/mengurangi

adanya tegangan yang muncul pada kawat-kawat yang sedang melakukan proses

komutasi.

Ketika beban yang dipikul mesin meningkat dan arus rotor pun meningkat,

besarnya perubahan/ pergeseran bidang netral meningkat pula. Hal tersebut akan

menyebabkan timbulnya tegangan pada konduktor-konduktor yang sedang

melakukan komutasi. Pada saat itu fluks interpole juga meningkat, menghasilkan

tegangan pada konduktor-konduktor tersebut dan berlawanan dengan tegangan yang

(31)

Jangkar

U S

-+

IA

IA

VT

Gambar 2.14 Motor DC yang Dilengkapi Dengan Kutub Bantu

II.4.3 Belitan Kompensasi (Compensating Windings)

Belitan kompensasi ini dihubungkan seri terhadap kumparan, rotor belitan ini

bertujuan untuk mengurangi penyimpangan yang timbul akibat reaksi jangkar. Fluks

yang ditimbulkan oleh reaksi jangkar diimbangi oleh fluks yang ditimbulkan oleh

belitan kompensasi yang besarnya sama dan berlawanan. Ketika beban berubah,

maka reaksi jangkar yang berubah akan selalu diimbangi oleh fluks belitan

kompensasi, sehingga bidang netralnya tidak bergeser.

Teknik ini memiliki kelemahan karena mahal harganya, dan juga masih

memerlukan interpole untuk mengatasi tegangan yang tidak dapat diatasi oleh belitan

kompensasi. Karenanya teknik ini digunakan untuk motor-motor yang bekerja ekstra

berat, dimana pelemahan fluks akan menjadi masalah yang serius.

II.5 GGL Lawan Pada Motor Arus Searah

(32)

medan magnetik maka pada konduktor tersebut akan timbul GGL induksi yang

diinduksikan pada konduktor tersebut dimana arahnya berlawanan dengan tegangan

yang diberikan pada motor. Karena arahnya melawan, maka hal tersebut disebut GGL

lawan.

Besarnya tegangan yang diinduksikan tersebut sesuai dengan persamaan berikut:

...(2.5)

Persamaan tegangan secara umum dapat ditulis sebagai berikut:

...(2.6)

Dimana:

...(2.7)

II.6 Jenis-Jenis Motor Arus Searah

Jenis-jenis motor arus searah dapat dibedakan berdasarkan jenis penguatannya,

yaitu hubungan rangkaian kumparan medan dengan kumparan jangkar. Sehingga

motor arus searah dibedakan menjadi :

II.6.1 Motor Arus Searah Penguatan Bebas

Motor arus searah penguatan bebas adalah motor arus searah yang sumber

tegangan penguatannya berasal dari luar motor. Di mana kumparan medan disuplai

(33)

Rangkaian ekivalen motor arus searah penguatan bebas

Gambar 2.15 Motor Arus Searah Penguatan Bebas Persaman umum motor arus searah penguatan bebas

... (2.8)

...(2.9)

Dimana:

= tegangan terminal jangkar motor arus searah (volt)

= arus jangkar (Amp)

= tahanan jangkar (ohm)

= arus medan penguatan bebas (amp)

= tahanan medan penguatan bebas (ohm)

= tegangan terminal medan penguatan bebas (volt)

= gaya gerak listrik motor arus searah (volt)

Umumnya jatuh tegangan pada sikat relatif kecil sehingga besarnya dapat diabaikan.

(34)

II.6.2 Motor Arus Searah Penguatan Sendiri

Motor arus searah penguatan sendiri dibagi atas tiga yaitu:

II.6.2.1 Motor Arus Searah Penguatan Shunt

Rangkaian ekivalen motor arus searah penguatan shunt

Gambar 2.16 Motor Arus Searah Penguatan Shunt

Persamaan umum motor arus searah penguatan shunt

...(2.10)

...(2.11)

...(2.12)

Dimana :

= arus kumparan medan shunt (ohm)

= tegangan terminal medan motor arus searah (volt)

= tahanan medan shunt (ohm)

(35)

II.6.2.2 Motor Arus Searah Penguatan Seri

Rangkaian ekivalen motor arus searah penguatan seri

Gambar 2.17 Motor Arus Searah Penguatan Seri

Persamaan umum motor arus searah penguatan seri:

...(2.13)

...(2.14)

...(2.15)

Dimana:

= arus kumparan medan seri (amp)

(36)

II.6.2.3 Motor Arus Searah Penguatan Kompond

II.6.2.3.1 Motor Arus Searah Penguatan Kompond Pendek

Rangkaian ekivalen motor arus searah penguatan kompond pendek

Gambar 2.18 Motor Arus Searah Penguatan Kompond Pendek

Persamaan umum motor arus searah penguatan kompond pendek:

...(2.16)

...(2.17)

...(2.18)

= tegangan jatuh pada kumparan seri

= rugi daya pada kumparan seri

= tegangan jatuh pada kumparan armatur

(37)

II.6.2.3.2 Motor Arus Searah Penguatan Kompond Panjang

Rangkaian ekivalen motor arus searah penguatan kompond panjang

Gambar 2.19 Motor Arus Searah Penguatan Bebas

Persamaan umum motor arus searah penguatan kompond panjang:

...(2.19)

...(2.20)

...(2.21)

...(2.22)

= tegangan jatuh pada kumparan seri

= rugi daya pada kumparan seri

= rugi daya pada kumparan shunt

= rugi daya armatur

II.7 Karakteristik Motor Arus Searah

Untuk motor DC penguatan seri dan shunt hanya memiliki satu komponen

(38)

Berikut ini tiga karakteristik dari sebuah motor DC penguatan kompond panjang:

1. Karakteristik Torsi (

Dengan pertambahan arus jangkar ( ) sehingga ( ) bertambah dan torsi (T)

juga besar. Dari persamaan (2.3) yakni:

dimana

). ...(2.23)

Jika fluksi medan shunt lebih besar dibandingkan medan seri maka bentuk

karakteristik torsi dan arus seperti kurva1. Sedangkan jika fluksi medan seri lebih

besar dibandingkan dengan medan shunt maka bentuk karakteristik torsi dan arus

seperti kurva 2. Gambar karakteristik untuk torsi dan arus dapat dilihat seperti berikut

ini:

(39)

2. Karakteristik Putaran

Untuk motor kompond panjang:

...(2.24)

...(2.25)

...(2.26)

Jadi: ...(2.27)

Dengan pertambahan arus jangkar ( ), f;uks ( ) juga akan bertambah dan

berkurang. Dengan pertambahan arus jangkar maka kecepatan

jatuh pada motor kompond lebih cepat dibandingkan dengan motor arus shunt.

Karakteristik dari kecepatan dengan arus jamgkar dapat digambatkan seperti berikut

ini:

(40)

3. Karakteristik Mekanis (T = T(n)).V

Ini merupakan kurva antara kecepatan (n) dan torsi(T) dari motor DC. Jika torsi

T =k. bertambah, maka nilai ( ) bertambah, sedangkan fluks ( ) tetap. Dengan

bertambahnya torsi (T) maka kecepatan (n) akan menurun, maka kurva motor

kompond ini sama dengan motor shunt. Untuk medan shunt karakteristik kecepatan

dan torsi ini mendekati kemotor shunt separti kurva 1. Sedangkan untuk medan seri

karakteristik kecepatan dan torsi mendekati kemotor seri seperti pada kurva 2.

Gambar dari karakteristik kecepatan dan torsi dapat dilihat seperti berikut:

(41)

BAB III

UJI RETARDATION

III.1 Umum

Metode (uji retardation) ini diterapkan untuk motor atau generator arus searah

pararel, unuk mencari rugi-rugi butanya. Sedangkan rugi tembaga jangkar dan medan

pararel pada saat arus beban mengalir dapat diketahui, sehingga efisiensinya dapat

dihitung.

Mesin yang diuji diputar kecepatanya sedikit lebih tinggi dari pada kecepatan

normalnya, setelah itu catu daya diputus dari kumparan jangkar sambil tetap menjaga

penguatan kumparan medannya.maka putaran rotor akan melemah dan energy

kinetiknya digunakan untuk mendapatkan data rugi-rugiputaran (rugi-rugi gesekan,

angin dan besi).

Rugi besi termasuk dalam rugi-rugi putaran dikarenakan pada saat putaran

rotor melemah, penguatan medannya masih ada (tetap dijaga). Jika putaran kumparan

jangkar diperlambat tanpa adanya penguatan maka energy jangkar digunakan untuk

mengatasi rugi mekanis saja, tidak terdapat rugi besinya karena tidak adanya fluks.

Besarnya energi kinetik dari putaran jangkar atau rotor (rugi-rugi putaran)

(42)

Maka di dalam metode retardasi ini, laju perubahan energi kinetik dianggap untuk

mengatasi rugi – rugi rotasi motor. Jika laju perubahan energi kinetik ini disimbolkan

dengan ∆w, maka

III.2 Menentukan dw/dt

Pada pengujian dengan menggunakan metode ini digunakan rangkaian seperti

gambar 3.1 dibawah

Gambar 3.1 Rangkaian Uji Perlambatan Mesin Arus Searah

Seperti terlihat pada gambar 3.1 diatas sebuah Voltmeter Vdihubungkan dengan

(43)

Ketika catu daya diputus, kecepatan putar jangkar menurun dan juga tegangan

yang ditunjukkan oleh Voltmeter menurun. Dengan memperhatikan jumlah yang

berada dari tegangan yang jatuh (menurun) pada lamanya waktu yang berbeda,

sebuah kurva digambarkan antara waktu dan kecepatan (didapat dari nilai

tegangannya).

Gambar 3.2 Kurva Hasil Uji Perlambatan Arus Searah.

Dari gambar P yang dihubungkan ke kecepatan normal, sudut tegangan AB

digambar, kemudian:

(44)

III.3 Menentukan Momen Inersia

III.3.1 Metode Dengan Menghitung Momen Inersia

Pertama-tama kurva penurunan (retardasi) digambar dengan jangkar saja.

Kemudian roda gila-dari momen inersia dikunci pada poros dan kurva penurunan

digambar kembali. Tentu saja waktu perlambatan akan lebih lama karena adanya

kombinasi peningkatan momen inersia. Untuk tiap kecepatan yang diberikan,

dan , ditentukan seperti sebelumnya.

Perlu dicatat bahwa rugi-rugi pada kedua kasus hampir sama, karena penambahan

roda-gila tidak banyak membuat perbedaan pada rugi-rugi.

Karena dari persamaan (B) di atas:

Pada kasus pertama,

Pada kasus kedua,

(45)

III.3.2 Metode Dengan Mengeliminasi Momen Inersia

Pada metode ini, pertama-tama waktu diambil untuk memperlambat,

katakanlah 5%, dicatat dengan jangkar saja. Berikutnya, kopel perlambatan mekanis

atau elektris dipasok ke jangkar dan waktu dicatat lagi. Metode menggunakan kopel

elektris diperlihatkan pada gambar 3.1 saklar ganda S ketika memutus jangkar dari

catu dayanya, secara otomatis menghubungkannya dengan resistansi.

Daya yang ditarik oleh resistansi ini berlaku sebagai kopel perlambatan pada

jangkar, dengan cara demikian membuatnya menjadi lambat secara cepat.

Rugi-rugi tambahan =

Dimana : arus rata-rata melalui R; V = tegangan rata-rata di R. Ambil sebagai

daya ini. Kemudian, dari persamaan (4.1) :

(46)

Dimana :

dN/ kisar perubahan kecepatan tanpa beban tambahan.

(47)

BAB IV

MENENTUKAN RUGI-RUGI MOTOR ARUS SEARAH KOMPOND PENDEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE RETARDATION

IV.1 Metode Retardasi Dalam Menentukan Rugi – Rugi dan Efisiensi Motor DC Kompond Pendek

IV.1.1 Prinsip Dasar Metode Retardasi

Metode ini merupakan metode yang paling baik dan sederhana untuk

menentukan rugi – rugi konstan mesin DC yang beroperasi dengan kecepatan konstan

yaitu motor atau generator DC kompon pendek. Dengan menjalankan metode ini

maka akan dapat diketahui rugi – rugi rotasi meliputi rugi – rugi besi dan mekanis

(gesek dan angin) dari mesin yang diuji. Selanjutnya dengan mengetahui rugi – rugi

tembaga kumparan pada saat berbeban, efisiensi mesin dapat dihitung pada saat

pembebanan tersebut.

Anggap suatu motor DC kompon pendek bekerja pada saat tanpa beban.

1. Jika suplai ke jangkar dilepas tetapi medan tetap dieksitasi normal, motor

tersebut mulai melambat secara bertahap dan akhirnya berhenti. Energi

kinetik jangkar digunakan untuk mengatasi rugi – rugi gesek dan angin dan

rugi – rugi besi.

2. Jika suplai jangkar dan medan shunt dilepas bersamaan, motor juga akan

melambat dan akhirnya berhenti. Sekarang juga energi kinetik jangkar

(48)

Dengan menjalankan pengujian yang pertama, kita akan mendapatkan nilai

rugi – rugi gesek, angin dan besi. Namun demikian, jika kita juga menjalankan

pengujian yang kedua, kita dapat memisahkan antara rugi – rugi gesek dan angin

dengan rugi – rugi besi.

Energi kinetik jangkar ditentukan dengan persamaan :

2

Maka di dalam metode retardasi ini, laju perubahan energi kinetik dianggap untuk

mengatasi rugi – rugi rotasi motor. Jika laju perubahan energi kinetik ini disimbolkan

(49)

Dengan mengetahui nilai momen inersia jangkar (J) dan nilai perubahan kecepatan

dari percobaan, maka perhitungan rugi – rugi rotasi pada Motor DC

Kompond Pendek dapat ditentukan. Setelah rugi – rugi rotasi diketahui maka rugi –

rugi konstan Wc motor DC Kompon Pendek dapat diketahui yaitu:

Wc = Wrot + Wsh...(4.3)

Dimana : Wsh = (Ish)2 x (Rsh + Rfsh)

Rfsh = Tahanan Luar yang dihubungkan secara seri ke Medan Penguatan

Shunt untuk mengatur Ish motor.

IV.1.2 Metode Pengukuran Momen Inersia Pada Jangkar Motor DC Kompnd pendek

Di dalam uji retardasi, rugi – rugi rotasi diberikan dengan persamaan (4.2)

[B.L.Theraja hal 744] :

W = Watt

Untuk mendapatkan nilai w, nilai J harus diketahui terlebih dahulu. Tentunya sulit

untuk menentukan J secara langsung atau dengan perhitungan. Oleh karena itu, perlu

dilaksanakan percobaan yang lain sebagai perbandingan untuk mendapatkan nilai

inersia jangkar motor tersebut. Percobaan ini disebut dengan metode roda pejal. Mula

– mula, pengujian retardasi dilakukan dengan rotor sendiri dan nilai dn/dt1 diukur dan

dicatat. Selanjutnya, sebuah roda pejal yang diketahui momen inersianya (J1)

(50)

dicatat. Karena penambahan roda pejal tidak mempengaruhi rugi-rugi rotasi secara

materialnya dari kedua kasus maka,

Untuk kasus pertama, W =

rotasi (W) dapat ditentukan.

IV.1.3 Spesifikasi Motor DC Kompond Pendek

Pengujian rugi – rugi dan efisiensi motor DC dengan metode retardasi

dilaksanakan di laboratorium Konversi Energi Listrik FT USU diterapkan pada :

Motor DC kompon pendek dengan rating sebagai berikut :

(51)

Ish = 0.64 A

n = 1500 rpm

Tahanan medan shunt (J-K) = 333,33 Ω

Tahanan Medan Seri (E-F) = 0,48 Ω

Tahanan Jangkar (GA-HB) = `1,5 Ω

Karena pada percobaan pembebanan Motor DC Kompond pendek adalah

pembebanan listrik, dimana beban listrik tersebut berupa tahanan geser yang akan

dihubungkan dengan generator DC, maka kita harus mengetahui juga spesifikasi dari

generator DC tersebut. Generator DC yang digunakan dalam percobaan ini adalah

generator DC penguatan bebas dengan rating sebagai berikut :

P = 1,2 kW

IL = 7,1 A

Ish = 0.177 A

n = 1400 rpm

Tahanan medan shunt (J-K) = 1,257 kΩ

Tahanan Jangkar (GA-HB) = 3,8 Ω

IV.1.4 Peralatan pengujian

Peralatan yang dipergunakan dalam pengujian ini terdiri dari :

a. Roda Pejal dengan massa 6,5 kg, diameter 26 cm.

b. Rangkaian kontrol terdiri dari Magnetic Contactor, Push Button ON/OFF dan

(52)

c. Instrumen Pengukuran terdiri dari amperemeter, voltmeter, tachometer, dan

stopwatch

d. Power Suplai terdiri dari PTAC Tiga phasa, PTDC dan Penyearah Dioda Tiga

Phasa Gelombang Penuh

e. Generator Arus Searah AEG 1,2 kW

f. Resistor Variabel.

Gambar 4.1 Roda Pejal

IV.1.5 Prosedur Pengujian

Di dalam ujian retardasi ini, dilakukan beberapa pengujian diantaranya :

1. Uji retardasi dengan rotor sendiri tanpa eksitasi

2. Uji retardasi dengan roda pejal tanpa eksitasi

3. Uji retardasi dengan rotor sendiri eksitasi penuh

4. Uji retardasi dengan roda pejal eksitasi penuh

5. Uji retardasi dengan pembebanan listrik

Selain pengujian di atas dilakukan juga pengujian lainnya yaitu :

1) Pengukuran tahanan jangkar motor

(53)

Rangkaian kontrol dalam uji retardasi ini ditunjukkan pada gambar berikut :

N N ON OFF

Gambar 4.2 Rangkaian Kontrol

Adapun prosedur pengujian – pengujian diatas dilaksanakan sebagai berikut:

IV.1.5.1 Uji Retardasi dengan Rotor Sendiri tanpa Eksitasi. 1) Rangkaian percobaan disusun seperti gambar berikut.

Gambar 4.3 Rangkaian Percobaan Uji Retardasi Dengan Rotor Sendiri Tanpa Eksitasi

2) Posisi power supply dalam keadaan minimum dan saklar S ditutup lalu tombol

ON ditekan.

3) Tegangan terminal motor dinaikkan dengan mengatur PTAC hingga pembacaan

voltmeter V sebesar 220 volt dan amperemeter A2 sebesar 0,64 Ampere.

4) Atur tahanan Rfsh hingga putaran motor mencapai nominal 1450 rpm.

(54)

Setelah tombol OFF ditekan, maka suplai tegangan motor akan terlepas dari

motor akan mulai mengalami perlambatan. Waktu penurunan kecepatan motor

dari 1550 rpm sampai 1450 diukur dengan stopwatch. Kemudian pembacaan

waktu stopwatch dicatat. Percobaan diulang kembali seperti pada poin 2 sampai

poin 5 sebanyak 10 kali.

IV.1.5.2 Uji Retardasi dengan Roda Pejal tanpa Eksitasi.

1) Rangkaian percobaan disusun seperti gambar dibawah ini. Roda pejal dipasang ke

ujung poros rotor lalu dikunci.

Gambar 4.4 Rangkaian Percobaan Uji Retardasi Dengan Roda Pejal Tanpa Eksitasi 2) Sama seperti prosedur percobaan uji retardasi dengan rotor sendiri tanpa eksitasi

(55)

IV.1.5.3 Uji Retardasi dengan Rotor Sendiri Eksitasi Penuh 1) Rangkaian percobaan disusun seperti gambar berikut.

Gambar 4.5 Rangkaian Percobaan Uji Retardasi Dengan Rotor Sendiri Eksitasi Penuh

2) Posisi power supply dalam keadaan minimum dan saklar S ditutup lalu tombol

ON ditekan.

3) Tegangan terminal motor dinaikkan dengan mengatur PTAC hingga pembacaan

voltmeter V sebesar 220 volt dan amperemeter A2 sebesar 0,64 Ampere.

4) Atur tahanan Rfsh hingga putaran motor mencapai nominal 1550 rpm.

5) Motor dibiarkan berputar dengan kecepatan 1550 rpm dalam beberapa saat, lalu

bersiap – siap menekan tombol OFF dan menjalankan stopwatch bersamaan.

Setelah tombol OFF ditekan, maka suplai tegangan ke jangkar motor akan

terlepas sedangkan suplai medan tetap dipertahankan, maka motor akan

mengalami perlambatan. Waktu penurunan kecepatan motor dari 1550 rpm

sampai 1450 diukur dengan stopwatch. Kemudian pembacaan waktu stopwatch

dicatat. Percobaan diulang kembali seperti pada poin 2 sampai poin 5 sebanyak 10

(56)

IV.1.5.4 Uji Retardasi dengan Roda Pejal Eksitasi Penuh

1) Rangkaian percobaan disusun seperti gambar dibawah ini. Roda pejal dipasang ke

ujung poros rotor lalu dikunci.

Gambar 4.6 Rangkaian Percobaan Uji Retardasi Dengan Roda Pejal Eksitasi Penuh

2) Sama seperti prosedur percobaan uji retardasi dengan rotor sendiri eksitasi penuh

sampai langkah 5.

IV.1.5.5 Pengukuran Tahanan Jangkar Motor

1) Rangkaian percobaan disusun seperti gambar di bawah ini.

2) Power suplai dalam posisi minimum.

3) Saklar S ditutup, lalu tegangan PTDC dinaikkan sampai pembacaan amperemeter

menunjukkan arus nominal jangkar 6 Ampere

4) Kemudian pembacaan voltmeter dan amperemeter dicatat. Lalu nilai tahanan

jangkar dihitung dengan membagi nilai tegangan dengan arus dari hasil

(57)

P

T

D

C

M

+

-v A

GA

HB

Gambar 4.7 Rangkaian Percobaan Pengukuran Tahanan Jangkar

IV.1.5.6 Pengukuran Tahanan Medan Shunt Motor 1) Rangkaian percobaan disusun seperti gambar di bawah ini.

2) Power suplai dalam posisi minimum.

3) Saklar S ditutup, lalu tegangan PTAC dinaikkan sampai pembacaan amperemeter

menunjukkan arus nominal medan 0.64 Ampere

4) Kemudian pembacaan voltmeter dan amperemeter dicatat. Lalu nilai tahanan

jangkar dihitung dengan membagi nilai tegangan dengan arus dari hasil

percobaan.

(58)

IV.1.5.7 Pengujian Pembebanan Motor DC Kompon Pendek Pada Metode Retardasi

1) Rangkaian percobaan disusun seperti gambar di atas ini. Semua power suplai

dalam posisi minimum.

2) Saklar S1 ditutup lalu tegangan PTAC dinaikkan perlahan – lahan hingga

tegangan motor V1 mencapai nominal 220 volt dan Ish 0,64 Ampere. Dengan

mempertahankan tegangan nominal V1 sebesar 220 Volt kemudian atur tahanan

luar medan Rfsh sehingga motor mencapai putaran nominalnya yaitu 1500 rpm.

Catat nilai Ish motor (dimana nilai Ish harus sesuai dengan Ish pada saat percobaan

beban nol). Ingat, Pada saat kita menaikkan tegangan kita harus memperhatikan

Ish motor jangan sampai melewati nominalnya.

3) Saklar S2 ditutup lalu arus medan generator dinaikkan dengan PTDC sampai

nominal 0,177 Ampere. Dimana tahanan variable RL dalam kondisi maksimum.

4) Saklar S3 ditutup kemudianbeban generator diatur bervariasi mulai dari ¼ beban

penuh sampai mendekati beban penuh dengan menggeser tahanan variabel RL.

Jaga nilai V1 dan Ish motor agar tetap konstan dengan mengatur tahanan luar Rfsh.

5) Pembacaan voltmeter V1,amperemeter A1,A2 dan A3 serta putaran motor dicatat

pada kondisi pembebanan tersebut sehingga diperoleh data pembebanan untuk

(59)

Gambar 4.9 Rangkaian percobaan pembebanan motor DC Kompon Pendek Dengan Metode Retardasi

IV.1.6 Data Hasil Pengujian

Dari hasil pengujian di atas diperoleh data hasil percobaan sebagai berikut.

a) Uji Retardasi dengan Rotor Sendiri tanpa Eksitasi (dn=1550 - 1450 rpm)

No. Perc dt1 (s) No. Perc dt1 (s)

I 0.78 VI 0.89

II 0.83 VII 0.89

III 0.83 VIII 0.89

IV 0.89 IX 0.94

V 0.91 X 0.91

dt1 rata – rata = 0.876 s

(60)

b) Uji Retardasi dengan Roda Pejal tanpa Eksitasi (dn = 1550 - 1450 rpm) No. Perc dt2 (s) No. Perc dt2 (s)

I 2.70 VI 2.69

II 2.69 VII 2.71

III 2.73 VIII 2.69

IV 2.71 IX 2.71

V 2.70 X 2.72

dt1 rata – rata = 2.705 s

Tabel 4.2 Uji Retardasi dengan Roda Pejal tanpa Eksitasi

c) Uji Retardasi dengan Rotor sendiri Eksitasi penuh (dn =1550 – 1450 rpm) No. Perc dt3 (s) No. Perc dt3 (s)

I 0.28 VI 0.29

II 0.30 VII 0.30

III 0.29 VIII 0.30

IV 0.31 IX 0.31

V 0.29 X 0.29

dt1 rata – rata = 0.296 s

(61)

d) Uji Retardasi dengan Roda Pejal Eksitasi penuh (dn = 1550 – 1450 rpm) No. Perc dt4 (s) No. Perc dt4 (s)

I 0.86 VI 0.87

II 0.89 VII 0.99

III 0.92 VIII 0.98

IV 0.93 IX 0.90

V 0.85 X 0.86

dt1 rata – rata = 0.905 s

Tabel 4.4 Uji Retardasi dengan Roda Pejal Eksitasi penuh

e) Pengukuran Tahanan Jangkar Motor

V (volt) I (Ampere) R = I V

(ohm)

9 6 1.5

Tabel 4.5 Pengukuran Tahanan Jangkar Motor

f) Pengukuran Tahanan Medan Seri Motor

V (volt) I (Ampere) R = I V

(ohm)

2 4.11 0,48

(62)

g) Pengukuran Tahanan Medan Shunt Motor

Tabel 4.7 Pengukuran Tahanan Medan Shunt Motor

h) Data Hasil Pengujian Berbeban Motor DC Kompon Pendek pada Metode Retardasi

(63)

i) Data Hasil Pengujian Berbeban Generator DC pada Metode Retardasi

Tabel 4.8 Data Hasil Pengujian Berbeban Generator DC pada Metode Retardasi

IV.1.7 Analisa Data Pengujian IV.1.7.1 Umum

Dari data hasil pengukuran tahanan kumparan motor pada tabel data

percobaan 4.5 dan 4.6 diketahui besarnya tahanan jangkar motor sebesar 1,5 Ω,

tahanan kumparan medan serinya sebeser 0,48 Ω dan tahanan kumparan medan shunt

sebesar 333,33 Ω. Untuk menjaga I sh nominal motor DC kompond pendek maka

digunakan tahanan Rfsh yang diserikan pada kumparan medan Rsh dimana Rfsh yang

digunakan sebesar 240 Ohm tetapi sesuai kebutuhannya untuk mengatur Ish yang

konstan tahanan Rfsh yang digunakan dapat berkurang atau tetap ketika motor dalam

kondisi berbeban. Sedangkan tahanan variabel RL yang digunakan sebesar 120 Ohm.

Dimana untuk mencapai beban penuh motor nilai RL akan terus berubah.

(64)

IL motor. Nilai IL nominal motor yaitu 9,1 Ampere dimana nilai IL ini akan dibagi

menjadi 4 bagian sesuai kebutuhan dalam pengujian. Maka untuk ¼ beban penuh

nilai IL harus mencapai ± 2,3 A, ½ beban penuh ± 4,5 A, ¾ beban penuh ± 6,8 A dan

beban penuh ± 9,1 A.

IV.1.7.2 Perhitungan Momen Inersia Motor DC Kompond Pendek

Data hasil pengujian yang diperoleh dapat dianalisa sebagai berikut. Dari data tabel 4.1 dan tabel 4.2 dapat ditentukan besarnya nilai momen inersia jangkar

motor. Sebagaimana telah dijelaskan dalam sub bab sebelumnya bahwa inersia

jangkar motor dapat dihitung dengan persamaan:

J1 =

J2 = Momen Inersia roda pejal yang dihitung dengan persamaan :

J = 2 2 1

Mr (Kgm2)

t1 = selang waktu yang dibutuhkan untuk penurunan kecepatan jangkar

motor dengan rotor sendiri dalam kondisi tanpa eksitasi (detik)

t2 = selang waktu yang dibutuhkan untuk penurunan kecepatan jangkar

motor dengan roda pejal dalam kondisi tanpa eksitasi (detik)

Dari data perhitungan diketahui J2 = 0,055 Kgm2 dan dari data pengamatan diperoleh

(65)

Jadi, momen inersia jangkar motor DC kompond pendek tersebut adalah 0,0263

Kgm2.

IV.1.7.3 Perhitungan Rugi – Rugi dan Efisiensi Motor DC Kompon Pendek Dengan diketahuinya momen inersia jangkar motor maka rugi – rugi rotasi motor dapat dihitung sebagai berikut.

Dari data percobaan pada tabel 4.1 atau 4.2 dapat diketahui rugi – rugi gesek dan

angin motor yaitu :

Wg+a = 0,011 x J1 x n x

Dari hasil perhitungan diatas diperoleh nilai rugi gesek angin motor rata – rata 49,53 Watt. Selanjutnya dari tabel data percobaan 4.3 dan table 4.4 dapat diketahui besarnya rugi – rugi rotasi rotasi untuk kecepatan nominal 1500 rpm sebagai berikut :

(66)

Dari hasil perhitungan diatas diperoleh nilai rugi rotasi motor rata – rata 147,42 Watt. Kemudian dari hasil perhitungan rugi – rugi rotasi diatas dapat ditentukan nilai rugi –

rugi inti di dalam motor untuk rating putaran 1500 rpm dan arus medan shunt 0.40

Ampere yaitu :

Winti = Wrot – Wg+a = 147,42 – 49,53 = 97,89 Watt Sedangkan rugi – rugi kumparan medan shunt Wsh adalah :

Wsh = (Ish)2 x (Rsh + Rfsh)

= (0,40)2 x (333,33 + 240)

= 91,73 Watt

Maka rugi – rugi konstan Wc adalah sebesar :

Wc = Wrot + Wsh

= ( 147,42 + 91,73 ) Watt

= 239,15 Watt

Maka dari data percobaan pembebanan motor dapat dihitung efisiensi motor pada saat

berbeban sebagai berikut :

1) Perhitungan Rugi – rugi dan Efisiensi Motor DC Kompo Pendek Pada Saat ¼ Beban Penuh ( IL = ± 2,41 Ampere )

Data – data motor DC kompon pendek pada kondisi ¼ beban penuh adalah

sebagai berikut :

Vt : 220 Volt

IL : 2,41 Ampere

(67)

n : 1475 rpm

Maka dari data – data tersebut di atas kita dapat menghitung rugi – rugi pada

motor DC kompon pendek pada kondisi ¼ beban penuh yaitu :

 Pin = Vt . IL = 220 x 2,41 = 530,2 Watt

 Wc = Wrot + Wsh = 239,15 Watt

 Wa = Ia2.Ra = (2,01)2 x 1,5 = 6,06 Watt

 Watt

 Wbd = 2.Ia = 2 x 2,01 = 4,02 Watt

Maka,Rugi – rugi total pada Motor DC kompon pendek pada saat ¼ Beban Penuh :

Σ W = Wc + Wa + Wbd +

Σ W = (239,15 + 6,06 + 4,02 + 2,73) Watt

= 251,96 Watt

Sehingga efisiensi Motor DC kompon pendek pada saat ¼ Beban Penuh :

ηm =

2) Perhitungan Rugi – rugi dan Efisiensi Motor DC kompon pendek Pada Saat ½ Beban Penuh ( IL = ± 4,99 Ampere )

(68)

Vt : 220 Volt

motor DC kompon pendek pada kondisi ½ beban penuh yaitu :

 Pin = Vt . IL = 220 x 4,99 = 1097,8 Watt

 Wc = Wrot + Wsh = 239,15 Watt

 Wa = Ia2.Ra = (4,59)2 x 1,5 = 31,6 Watt

 Watt

 Wbd = 2.Ia = 2 x 4,59 = 9,18 Watt

Maka,Rugi – rugi total pada Motor DC kompon pendek pada saat ½ Beban Penuh :

Σ W = Wc + Wa + Wbd +

Σ W = (239,15 + 31,6 + 9,18 + 11,7) Watt

= 291,63 Watt

Sehingga efisiensi Motor DC kompon pendek pada saat ½ Beban Penuh :

(69)

3) Perhitungan Rugi – rugi dan Efisiensi Motor DC Kompon Pendek Pada Saat

motor DC kompon pendek pada kondisi ¾ beban penuh yaitu :

 Pin = Vt . IL = 220 x 6,56 = 1443,2 Watt

 Wc = Wrot + Wsh = 239,15 Watt

 Wa = Ia2.Ra = (6,16)2 x 1,5 = 56,92 Watt

 Watt

 Wbd = 2.Ia = 2 x 6,16 = 12,32 Watt

Maka,Rugi – rugi total pada Motor DC kompon pendek pada saat ¾ Beban Penuh :

Σ W = Wc + Wa + Wbd +

Σ W = (239,15 + 56,92 + 12,32 + 20,23) Watt

= 328,62 Watt

Sehingga efisiensi Motor DC kompon pendek pada saat ¾ Beban Penuh :

(70)

= x 100 %

= 77,23 %

4) Perhitungan Rugi – rugi dan Efisiensi Motor DC Kompon Pendek Pada Saat Beban Penuh ( IL = ± 8,97 Ampere )

Data – data motor DC kompon pendek pada kondisi beban penuh adalah sebagai

berikut :

Vt : 220 Volt

IL : 8,97 Ampere

Ia : 8,57 Ampere

Ish : 0,40 Ampere

n : 1400 rpm

Maka dari data – data tersebut di atas kita dapat menghitung rugi – rugi pada

motor DC kompon pendek pada kondisi beban penuh yaitu :

 Pin = Vt . IL = 220 x 8,97 = 1973,4 Watt

 Wc = Wrot + Wsh = 239,15 Watt

 Wa = Ia2.Ra = (8,57)2 x 1,5 = 110,17 Watt

 Watt

 Wbd = 2.Ia = 2 x 8,57 = 17,14 Watt

Maka,Rugi – rugi total pada Motor DC kompon pendek pada saat Beban Penuh :

Σ W = Wc + Wa + Wbd +

(71)

Sehingga efisiensi Motor DC kompon pendek pada saat Beban Penuh :

Dari hasil analisa data rugi – rugi dan efisiensi motor DC Kompond Pendek dengan

beban bervariasi metode retardasi dapat disusun tabel 4.9 sebagai berikut :

Beban

Tabel 4.9 Data Rugi – rugi dan Efisiensi Motor DC Kompond Pendek dengan beban bervariasi pada Metode Retardasi

Dari hasil pengujian berbeban Motor DC Kompond Pendek dengan metode retardasi

dapat disimpulkan efisiensi terbaik motor didapat pada saat motor dalam kondisi

beban penuh yaitu 79,51 % (dalam hal ini syarat efisiensi terbaik motor yaitu rugi

konstan = rugi tembaga dimana dalam pengujian ini nilai rugi tembaga motor

(72)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan

Dari hasil percobaan diatas dapat disimpulkan :

a. Dari hasil pengujian berbeban Motor DC Kompond Pendek dengan metode

retardasi dapat disimpulkan efisiensi terbaik motor didapat pada saat motor

dalam kondisi beban penuh yaitu 79,51 % (dalam hal ini syarat efisiensi

terbaik motor yaitu rugi konstan = rugi tembaga dimana dalam pengujian ini

nilai rugi tembaga motor mendekati nilai rugi konstan motor )

b. Dari hasil perhitungan didapat besarnya momen inersia motor kompond

pendek adalah 0.0263 Kg

V.2 Saran

a. disarankan untuk penelitian selanjutnya agar meneliti motor yang digunakan motor kompon panjang

b. disarankan untuk penelitian selanjutnya agar menggunakan rangkaian control

yang mampu mempadukan penurunan putaran yang kita inginkan dengan

(73)

DAFTAR PUSTAKA

1.

Chapman, stephen J, ”Electric Machinery Fundamentals,Mc Graw-hill Intarnational Edition, 1999

2.

Dubey,Gopal K, ”Power Semiconductor Controlled Driver”,Prentice Hall, Englewood Cliffs, New Jersey,1989.

3 P.S. Bimbra, “Electrical Machinery”, Khana Publisher,1990.

4. Sumanto, ”Mesin Arus Searah”, Andi Offset, Yogyakarta, 1991.

5. Rijono,yon, “Dasar Teknik Tenaga Listrik”, Jakarta,1997.

6.

Theraja, B.L, “A Text Book Of Electrical Technology”, Nurja Constuction & Development, New Delhi, 1989

7. Wijaya,Mochtar, “Dasar-Dasar Mesin Listrik”,djambatan,Jakarta,2001.

8. Zuhal,”Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika daya”,Gramedia Pustaka

Gambar

Gambar 2.13 Pelemahan Ggm Akibat Pergeseran Bidang Netral
Gambar 2.14 Motor DC yang Dilengkapi Dengan Kutub Bantu
Gambar 2.15 Motor Arus Searah Penguatan Bebas
Gambar 2.16 Motor Arus Searah Penguatan Shunt
+7

Referensi

Dokumen terkait

LAPORAN REALISASI SEMESTER PERTAMA APBD DAN PROGNOSIS 6 (ENAM) BULAN BERIKUTNYA PEMERINTAH KABUPATEN PESISIR SELATAN. Semester Pertama Semester Pertama Prognosis

Aplikasi ini dapat digunakan siswa sebagai media pembelajaran dan tolak ukur dalam memahami program linier, karena dalam aplikasi ini disediakan materi dan soal-soal latihan yang

Berdasarkan perubahan dan uraian baru perjanjian fasilitas pinjaman dengan PT Bank Mizuho Indonesia tertanggal 28 Juni 2013 yang merupakan bagian dari perjanjian kredit tertanggal

Pada tulisan ilmiah ini penulis membuat website penjualan tanaman hias menggunakan PHP dan MySQL.Dengan tampilan website yang sederhana tetapi menarik, penulis berharap tidak

LAPORAN REALISASI SEMESTER PERTAMA APBD DAN PROGNOSIS 6 (ENAM) BULAN BERIKUTNYA PEMERINTAH KABUPATEN PESISIR SELATAN. Semester Pertama Semester Pertama Prognosis

Bagi Penyedia Barang/Jasa yang lulus pada tahap ini, akan dilakukan Evaluasi Dokumen Kualifikasi dan Pembuktian Kualifikasi.. Demikian Berita Acara Evaluasi ini dibuat

Immediately after ending PCPA treatment we found increased intracellular S-100 b immunoreactivity in glial cells, reduced 5HT immunolabelling, reduced density of 5HT-T, Nf-200 and

Berdasarkan hasil analisis data tersebut, diperoleh simpulan penelitian yaitu: penerapan Pembelajaran Kooperatif Model TSTS terbukti dapat meningkatkan hasil