• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Yuridis Akta Restrukturisasi Perjanjian Al-Murabahah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Kajian Yuridis Akta Restrukturisasi Perjanjian Al-Murabahah"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

KAJI AN YURI DI S AKTA RESTRUKTURI SASI

PER JAN JI AN AL- M U BAR AKAH

(STUDI PADA BANK MUAMALAT CABANG MEDAN)

TESIS

Oleh :

NURHABIBI

037011061 / MKn

SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2006

(2)

K a j i a n Y u r i d i s A k t a R e s t r u k t u r i s a s i

Perjanjian Al-Murabahah

(Studi Pada Bank Muamalat Cabang Medan)

N u r h a b i b i * T a n K a m e l l o * *

D j a i d i r * * Runtung Sitepu**

INTISARI

Pembangunan Nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat makmur, adil dan sejahtera yang merata baik materiil dan spiritual. Dalam perbankan Islam landasan hukum yang utama adalah Al-Qur’an dan Hadits. Penyaluran dana oleh bank syari’ah diberikan dalam bentuk pembiayaan yang bersifat kemitraan, sehingga dalam bank syari’ah tidak dikenal istilah debitur dan kreditur. Pembiayaan yang bersumber dari dana masyarakat harus diberikan dengan memperhatikan prinsip kehati-hatian (prudential principle). Bank Muamalat Indonesia adalah bank yang menjalankan usaha dengan prinsip syari’ah. Salah satu fasilitas pembiayaan dalam Bank Muamalat adalah pembiayaan Al-Murabahah dengan pembagian keuntungan secara margin. Dalam upaya mengatasi terjadinya kredit atau pembiayaan bermasalah, Bank Indonesia telah mengeluarkan ketentuan mengenai Restrukturisasi Kredit melalui Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 31/150/KEP/DIR tertanggal 12 Nopember 1998. Restrukturisasi kredit atau pembiayaan sebagai langkah untuk menyelamatkan pembiayaan dan mengupayakan agar nasabah dapat memenuhi kewajiban-kewajibannya pada bank melalui pemberian kelonggaran-kelonggaran tertentu. Dengan melakukan pemeriksaan secara menyeluruh (due diligence), dan dilanjutkan dengan penandatanganan kesepakatan restrukturisasi oleh kedua belah pihak yaitu nasabah dan bank.

Permasalahan yang dibahas mengenai akibat hukum bila terjadi kredit atau pembiayaan bermasalah, bagaimana proses restrukturisasi kredit atau pembiayaan dilakukan dan bagaimana fungsi akta restrukturisasi kredit terhadap perjanjian kredit atau pembiayaan tersebut.

Untuk mengkaji permasalahan tersebut dilakukan penelitian yang bersifat deskriptif analitis. Metode yang dilakukan dengan pendekatan yuridis normatif. Penelitian dilakukan pada Bank Muamalat Cabang Medan.

*Mahasiswa Program Magister Kenotariatan Sekolah Pascasarjana, Universitas Sumatera Utara

**Dosen Program Magister Kenotariatan Sekolah Pascasarjana, Universitas Sumatera Utara

(3)

Penelitian ini dilakukan dengan pengumpulan data yaitu dari data sekunder. Data sekunder dimaksud meliputi bahan hukum primer, sekunder dan bahan hukum tertier.

Untuk memperdalam data dan informasi yang dibutuhkan dilakukan wawancara terhadap narasumber yang ditentukan. Penarikan kesimpulan menggunakan metode berfikir induktif dan deduktif. Wawancara dilakukan tatap muka dengan kru Bank Muamalat Cabang Medan. Tujuannya untuk mendapatkan data yang mendalam, utuh dan lengkap, sehingga dapat dipakai untuk membantu dalam menjawab permasalahan.

Hasil penelitian diperoleh gambaran, bahwa kredit atau pembiayaan dapat diselamatkan dengan melakukan restrukturisasi perjanjian Al-Murabahah. Restrukturisasi dapat dilakukan dengan syarat bahwa usaha nasabah masih memiliki prospek yang baik dan nasabah dinilai bank empunyai itikad yang baik untuk menyelesaikan perjanjian pembiayaan tersebut. Langkah restrukturisasi yang dilakukan biasanya dengan membuat jadwal pembayaran yang baru, seperti perpanjangan jangka waktu, penambahan fasilitas pembiayaan, atau dengan kombinasi dari keduanya. Sedangkan fungsi dari akta restrukturisasi adalah sebagai addendum atau tambahan saja, bukan merupakan perjanjian pembiayaan yang baru.

Perjanjian restrukturisasi atau addendum tersebut merupakan bagian dari perjanjian pembiayaan pokoknya yang merupakan satu kesatuan.

Kata Kunci :

- Akta

- Restrukturisasi - Perjanjian

- Pembiayaan Al-Murabahah

(4)

Judicial Review On Restructurization Deed

Of Al-Murabahah Agreement

(Study On Muamalat Bank, Branch Of Medan)

N u r h a b i b i * T a n K a m e l i o * *

D j a i d i r * * Runtung Sitepu**

ABSTRACT

National development aims to realize the prosperious, justice and wealth society that distributed evenly either materially or spiritually. In Islam banking system, the main law base is Al-Qur’an and Hadits. Distribution of fund by syari’ah bank is provided in the form of partnership fading in which there is not debitor or creditor in syari’ah bank. Financing collected from the society or customer fund must be distributied based on prudential principle. Bank Muamalat Indonesia is a bank that operated based on syari’ah. On of financial facility in Muamalat Bank is Al-Murabahah financing by the distribution of profit marginally. In order to avoid bad credit or bad financing, Bank Indonesia issues a provision concerning to credit restructurization by the Decree of Direction of Bank Indonesia No. 31/150/KEP/DIR on 12 November 1998. Credit or financing Restructurization as an effort to save the financing and to ask the customer fulfil their liabilities to the bank with any allowaces. By the due deligency assessment and signing of restructurization agreement by both of parties, i.e. customer and bank.

The discussed problem is the law effect in bad credit or financing, how credit or financing restructurization process will be implemented and what the function of credit restructurization deed to the credit or financing agreement.

In order to study these problem, an analytic descriptive research had be conducted at Muamalat Bank branch of Medan. This study is conducted by data collecting supplied by secondary data. The secondary data are primary law, secondary and tertiary law matter.

In order to collect required data and information, the interview was hold o the respondents. Conclusion are drawn by inductive and deductive method. Interview is hold in face to face method to the staff of Muamalat Bank, branch of Medan in order to obtain the detailed, complete and perfect data used in problem solving.

* Student of Notary Magister Program, Postgraduate School of North Sumatera University ** Lecturer of Notary Magister Program, Postgraduate School of North Sumatera University

(5)

The results of study indicates that credit or financing can be saved by structurization of Al-Murabahah agreement. This restructurization is conducted by a requirement that the customer’s business has a good prospect and the customer has a good will to settle the financing agreement. The restructurization is conducted by the scheduling of the new payment or in a combination method. While function of restructurization deed is an addedum or supplement and it is not as a new agreement.

Restructurization agreement or addendum is integral pait of the main financing agreement.

Keywords :

- Deed

- Restructurization - Agreement

- Al-Murabahah Agreement

Referensi

Dokumen terkait

Fokus persoalan perlindungan nasabah tertuju pada ketentuan peraturan perundang-undangan serta ketentuan perjanjian yang mengatur hubungan antara bank dan nasabahnya, hubungan

Berdasarkan penelitian diperoleh bahwa pengakomodasian asas itikad baik dalam arti subjektif pada perjanjian kredit di Bank Rakyat Indonesia Unit Ngemplak ini lebih ke

Berdasarkan penelitian diperoleh bahwa pengakomodasian asas itikad baik dalam arti subjektif pada perjanjian kredit di Bank Rakyat Indonesia Unit Ngemplak ini lebih ke

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya skripsi yang berjudul “KAJIAN HUKUM ASAS ITIKAD BAIK DALAM PERJANJIAN JUAL BELI BENDA BERGERAK” adalah benar-benar

Perjanjian adalah hal yang seringkali ditemui didalam kehidupan sehari-hari baik secara tertulis maupun secara lisan, Jika menbahas mengenai suatu perjanjian

Perlu dianalisis dalam penelitian yaitu apakah perjanjian waralaba nira tela fried cassava telah memenuhi asas kebebasan berkontrak dan asas itikad baik, serta bagaimana

Darmo Green Land dan Ronawati Wongso telah tidak memenuhi salah satu syarat sahnya perjanjian yakni suatu sebab yang halal dimana perjanjian tersebut dilarang oleh

Berarti nasabah tidak amanah dan betanggungjawab terhadap dana yang telah diberikan dalam artian melakukan penipuan dan nasabah tidak memahami surat perjanjian sewaktu akad sehingga