• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Antara Jenis Pekerjaan Dan Tingkat Pendidikan Orang Tua Terhadap Prestasi Anak Di Smp Bunda Mulia Saribudolok

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Hubungan Antara Jenis Pekerjaan Dan Tingkat Pendidikan Orang Tua Terhadap Prestasi Anak Di Smp Bunda Mulia Saribudolok"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

Rany Yunita Tamsar : Hubungan Antara Jenis Pekerjaan Dan Tingkat Pendidikan Orang Tua Terhadap Prestasi Anak Di Smp Bunda Mulia Saribudolok, 2008.

USU Repository © 2009

PRESTASI ANAK DI SMP BUNDA MULIA SARIBUDOLOK

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh gelar Ahli Madya

RANY YUNITA TAMSAR 052407014

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

2

HUBUNGAN ANTARA JENIS PEKERJAAN

DAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA TERHADAP

PRESTASI ANAK DI SMP BUNDA MULIA SARIBUDOLOK

TUGAS AKHIR

RANY YUNITA TAMSAR 052407014

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

PERSETUJUAN

Judul : HUBUNGAN ANTARA JENIS PEKERJAAN DAN

TINGKAT PENDIDIKAN ORANGTUA TERHADAP PRESTASI ANAK DI SMP BUNDA MULIA SARIBUDOLOK

Kategori : TUGAS AKHIR

Nama : RANY YUNITA TAMSAR

Nomor Induk Mahasiswa : 052407014

Program Studi : D3 STATISTIKA

Departemen : MATEMATIKA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Diluluskan di Medan, Mei 2008

Diketahui/Disetujui oleh

Depertemen Matematika FMIPA USU

Ketua, Pembimbing

Dr. Saib Suwilo, M.Sc. Drs. Rachmad Sitepu, M.Si.

(4)

4

PERNYATAAN

HUBUNGAN ATARA JENIS PEKERJAAN DAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANGTUA TERHADAP TINGKAT PRESTASI ANAK DI SMP BUNDA MULIA SARIBUDOLOK

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil; kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juni 2006

RANY YUNITA TAMSAR 052407014

(5)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah dan Penyayang, karena dengan kasih dan karunia-Nyalah, sehingga Tugas Akhir ini berhasil diselesaikan dengan waktu yang telah ditetapkan.

Tugas akhir ini yang berjudul “Hubungan antara Jenis Pekerjaan dan Tingkat Pendidikan Orangtua terhadap Prestasi Anak di SMP Bunda Mulia”. Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Pendidikan Diploma III Statistika Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan rasa hormat dan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Drs. Rahmacd Sitepu, M.Si selaku Dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam penulisan Tugas Akhir ini.

2. Bapak Dr. Eddy Marlianto, M.Sc selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Dr. Saib Suwilo, M.Sc selaku Ketua Departemen Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Dr. Swarno Ariswoyo, M.Si selaku dosen Pembimbing Akademik.

5. Orangtua tercinta yang telah memberikan kasih sayang, doa dan bantuan biaya.

6. Kakak dan Adik-adikku tercinta yang senantiasa memberikan kasih sayang dan doa yang tulus bagi penulis.

7. Bapak Kepala Sekolah, seluruh guru, dan pegawai SLTP Bunda Mulia Saribudolok yang telah membantu penulis untuk mengumpulkan data sebagai data untuk Tugas Akhir ini.

8. Sahabat-sahabatku ( Segel, Frimi, Helmy, Yosepha, Eka Marlina, Devi, Jhon Hendra, Iwan, Rizal dll) yang memberikan perhatian, saran-saran, dan motivasi kepada penulis.

9. Teman-teman PS Gloria KMK St. Albertus Magnus USU yang senantiasa mendukung dan mendoakan penulis.

(6)

6

11.Seluruh rekan-rekan mahasiswa Program Studi D3 Statistika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara, yang telah memberikan dorongan semangat dan membantu dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

Penulis juga menyadari bahwa dalam penulisan Tugas Akhir ini jauh dari sempurna dan tak luput dari sekian banyak kekurangan yang disebabkan oleh keterbatasan ilmu yang penulis miliki. Dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan tugas akhir ini. Akhir kata , penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Mei 2008

Penulis,

(7)

DAFTAR ISI

Daftar Gambar viii

Bab 1 Pendahuluan 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Identifikasi Masalah 5

1.3 Batasan Masalah 6

1.4 Maksud dan Tujuan 6

1.5 Metode Penelitian 6

1.6 Tinjauan pustaka 7

1.7 Sistematika Penulisan 10

Bab 2 Tinjauan Teoritis 12

2.1 Statistik Non Parametrik 12

2.2 Hipotesa 14

2.3 Analisa yang Digunakan 15

2.3.1 Analisa Univariat 15

2.3.2 Analisa Bivariat 16

2.4 Uji Chi-Kuadrat 16

Bab 3 Sejarah Singkat Tempat Riset 28

3.1 Sejarah Singkat 28

3.2 Susunan Organisasi 30

3.3 Visi dan Misi 30

Bab 4 Impementasi Sistem 32

4.1 Pengertian 32

4.2 Statistik dan Komputer 32

4.3 SPSS dan Komputer Statistik 33

4.4 Mengoperasikan SPSS 34

Bab 5 Analisa Dan Pembahasan 40

5.1 Analisa Univariat 42

5.1.1 Identitas Responden 42

5.2 Analisa Bivariat 43

(8)

8

Bab 6 Penutup 55

6.1 Kesimpulan 55

6.2 Saran 56

Daftar pustaka 57

(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Daftar Kontingensi 23

Tabel 2.2 Daftar Kontingensi dari Frekuensi yang Diharapkan 24

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Rata-rata rapot 41

Tabel 5.2 Distribusi Tingkat Prestasi Anak 42

Tabel 5.3 Distribusi Jenis Pekerjaan Orangtua 42

Tabel 5.4 Distribusi Tingkat Pendidikan Orangtua 43 Tabel 5.5 Hubungan Jenis Pekerjaan Orangtua Dengan Prestasi Anak 43

Tabel 5.7 Daftar Frekuensi yang Diharapakan 45

Tabel 5.8 Penentuan Harga Chi-Kuadrat ( 2

x ) 45

Tabel 5.9 Hubungan Tingkat Pendidikan Orangtua Dengan Prestasi Anak.48

Tabel 5.1.0 Daftar Frekuensi yang Diharapkan 50

Tabel 5.1.1 Penentuan Harga Chi-Kuadrat ( 2

(10)

10

DAFTAR GAMBAR

Halaman

(11)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Manusia sebagai homo saphien merupakan mahkluk individu dan mahkluk sosial.

Sebagai mahkluk yang berfikir dalam masyarakat keluarga ia mempunyai kebutuhan

individu dan kebutuhan sosial. Bagi mereka yang mempunyai anak, maka anak dari

seorang ibu dan bapak adalah merupakan bagian dari tubuh mereka. Anak tersebut

merupakan sebagai bagian dari hati mereka oleh karena itu mereka akan memelihara

mereka sebaik-baiknya yang merupakan kebutuhan individu dan kebutuhan sosial

bagi anak-anak mereka. Memelihara anak berarti dapat melanjutkan kelangsungan

hidup seorang ibu atau ayah dalam masyarakat keluarga tersebut. Manifestasi

memelihara anak itu dinyatakan dengan anak tersebut harus dididik, agar kebutuhan

jasmaniah dan rohaniah anak itu dapat berkembang sehingga cita-cita ayah dan ibu itu

dapat dicapainya.

Pendidikan merupakan salah satu faktor sangat penting bagi kehidupan kita.

Oleh sebab itu hubungan antara pendidikan dan masyarakat terasa penting sehingga

merupakan bidang studi tersendiri di dalam Ilmu Pendidikan.

Hubungan pendidikan dan masyarakat pada hakekatnya berfungsi untuk

(12)

12

maksimal ke arah tercapainya tujuan pendidikan yang dicita-citakan menyatakan

bahwa ada 3 faktor yang menyebabkan perlunya hubungan antara pendidikan dan

masyarakat, yaitu :

1. Faktor perubahan sifat, tujuan dan metode mengajar.

2. Faktor masyarakat yang menuntut adanya perubahan dalam pendidikan di

sekolah dan perlunya bantuan masyarakat terhadap sekolah.

3. Faktor perkembangan ide demokrasi di dalam masyarakat terhadap

pendidikan.

Sebagai mahkluk sosial manusia tidak bisa lepas dari orang lain. Artinya ia

akan menjadi pribadi yang sungguh-sungguh autentik apabila mempunyai hubungan

dengan orang lain secara memadai.maupun sebagai anggota masyarakat yang sehat

jasmani dan rohaninya, berilmu pengetahuan dan bermoral. Cara yang ditempuh

adalah dengan jalan memenuhi berbagai kebutuhan dan minat para anak didik serta

mempersiapkan mereka agar kelak menjadi orang-orang berguna bagi masyarakat.

Cara lain yang ditempuh yaitu dengan jalan mengaitkan mata pelajaran di sekolah

dengan kebutuhan dan persoalan kehidupan masyarakat unutk mencari alternatif.

Hubungan antara pendidikan dan masyarakat itu tersa penting sekali sehingga

merupakan bidang studi tersendiri. Hal itu tak lain merupakan akibat logis dari adanya

pengembangan tujuan pendidikan bagi setiap orang untuk membentuk dirinya menjadi

pribadi yang utuh baik sebagai individu.

Dalam rangka usaha untuk membangun Negara Republik Indonesia, maka

negara sangat membutuhkan generasi-generasi muda yang memiliki ilmu pengetahuan

(13)

Oleh sebab itu pemerintah menyadari akan pentingnya pendidikan bagi suatu negara

dan mengingat akan tujuan nasional yaitu yang terdapat di dalam Pembukaan

Undang-Undang Dasar 1945 Alinea IV antara lain menyebutkan yaitu mencerdaskan

kehidupan bangsa, kemudian pada pasal 31 ayat 1 dan ayat 2 dicantumkan bahwa

tiap-tiap warga negara berhak untuk mendapatkan pengajaran juga di dalam ketetapan

MPR RI No. II/MPR/1988 tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara menyatakan

bahwa pendidikan nasional berdasarkan Pancasila bertujuan untuk meningkatkan

ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan dan keterampilan,

mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat

kebangsaan serta cinta tanah air dengan menumbuhkan manusia-manusia

pembangunan yang dapat membangun bangsa sendiri serta bersama-sama

bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.

Keluarga merupakan kelompok sosial pertama-tama dalam kehidupan dimana

ia belajar dan menyatakan diri sebagai manusia sosial di dalam hubungan interaksi

dengan kelompoknya. Keadaan sosial ekonomi keluarga tentunya mempunyai

hubungan erat dengan pekerjaan dan pendidikan orang tua mempunyai peranan yang

penting terhadap perkembangan anak-anak. Apabila kita pikirkan bahwa dengan

adanya perekonomian yang cukup, lingkungan materi yang dihadapi anak di dalam

keluarganya itu lebih luas, ia mendapat kesempatan yang lebih luas untuk

mengembangkan bermacam-macam kecakapan yang tidak dapat dikembangkan

apabila tidak ada faktor-faktor pendukungnya.

Tentunya status sosial ekonomi itu tidak merupakan mutlak dalam

(14)

14

bagaimana corak interaksi dalam keluarga itu. Walaupun status sosial ekonomi orang

tuanya memuaskan tetapi apabila mereka itu tidak memperhatikan pendidikan

anaknya atau senantiasa bercekcok, hal ini juga tidak menguntungkan perkembangan

sosial dari pada anak itu. Pada akhirnya, perkembangan sosial anak itu turut

ditentukan pula oleh sikap-sikap anak itu sendiri terhadap keadaan keluarganya.

Mungkin sekali status sosial ekonomi orang itu mencukupi, serta corak interaksi sosial

di rumah pun tidak kekurangan, namun anak itu berkembang secara tidak wajar.

Perkembangan sosial memang ditentukan oleh saling pengaruh dari banyak faktor di

luar dirinya sendiri, sehingga tidak mudah pula untuk menentukan faktor manakah

yang menyebabkan kesulitan dalam perkembangan sosial seseorang yang pada suatu

saat mengalami kegagalan di dalamnya.

Hal yang menentukan faktor-faktor yang dapat menguntungkan atau hal yang

dapat menghambat perkembangan telah diteliti secara intensif dan ekstensif oleh

sarjana-sarjana psikologi di berbagai negara di dunia yaitu dengan mengadakan

eksperimen-eksperimen kepada sejumlah orang yang cukup banyak.

Seorang penyelidik Jerman, Prestel telah membandingkan prestasi anak-anak

sekolah kelas pertama dari beberapa sekolah dasar di sebuah kota di Jerman. Ia

menghitung angka-angka raport kelas perama, anak-anak yang berasal dari statusnya

yang agak tinggi dibandingkan dengan angka rata-rata raport anak-anak yang berasal

dari status sosial ekonominya rendah. Yang menjadi kriteria rendah tingginya status

sosial ekonomi dalam percobaan ini antara lain : kondisi rumah, penghasilan kelurga,

dan beberapa kriteria lainnya mengenai kesejahteraan keluarga. Sebagai hasil dari

(15)

sosial ekonominya adalah pada akhir kelas pertama lebih tinggi dari pada prestasi

anak-anak dari keluarga status ekonominya yang mencukupi. Tetapi keunggulan itu

pada akhirnya di kelas dua bergeser, dan golongan anak dari keluarga yang status

ekonominya lebih tinggi telah mengejar kemajuan dari anak golongan rendah tadi,

sehingga menyamai.

Hasil eksperimen ini menyatakan adanya pengaruh tertentu yang

menguntungkan daripada latar belakang status sosial ekonomi yang tinggi yaitu

anak-anak lebih cepat menyesuaikan diri dengan sebuah tugas baru daripada anak-anak-anak-anak dari

latar belakang sosial ekonomi yang rendah.

Di sini penulis ingin menyelidiki apakah latar belakang sosial ekonomi (dalam

hal ini jenis pekerjaan dan tingkat pendidikan orang tua) mempengaruhi prestasi

anak-anak di SMP Bunda Mulia Saribudolok atau tidak.

1.2Identifikasi Masalah

Hubungan antara pendidikan dan persoalan-persoalan sosial terasa semakin penting

mengingat semakin rumitnya kehidupan masyarakat sebagai akibat dari

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh sebab itu, tanggung jawab kita

sebagai orang tua memberikan pendidikan yang terbaik untuk anak-anaknya. Salah

satunya adalah memiliki sekolah yang mempunyai fasilitas belajar yang lengkap.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terjadi saat ini

mendorong pihak sekolah dalam hal ini SMP Bunda Mulia Saribudolok untuk

(16)

16

untuk meningkatkan prestasi belajar siswa-siswinya. Salah satu contohnya adalah

melengkapi fasilitas belajar dan memberikan pelajaran sesuai kurikulum yang telah

ditentukan.

Dari beberapa masalah di atas, penulis mengangkat suatu permasalahan yang

akan dibahas dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara prestasi

anak terhadap jenis pekerjaan dan tingkat pendidikan orang tua di SMP Bunda Mulia

Saribudolok.

1.3Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka yang menjadi

permasalahan adalah apakah benar anggapan atau pendapat bahwa status sosial

ekonomi dalam hal ini jenis pekerjaan dan tingkat pendidikan orang tua siswa

berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa-siswi di SMP Bunda Mulia Saribudolok.

1.4Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana sebenarnya

pengaruh jenis pekerjaan dan tingkat pendidikan orang tua terhadap keberhasilan

pendidikan anak, khususnya siswa di SMP Bunda Mulia Saribudolok.

1.5 Metode Penelitian

(17)

1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di SMP Bunda Mulia Saribudolok yang beralamat di Jl.

Sutomo No.16 Saribudolok.

2. Penelitian Kepustakaan

Suatu cara penelitian yang digunakan untuk memperoleh data dan informasi

dari perpustakaan, yaitu dengan membaca buku-buku, referensi, dan

bahan-bahan yang bersifat teoritis yang mendukung penulisan tugas akhir ini.

3. Penelitian Lapangan

Suatu cara penelitian yang digunakan untuk memperoleh data dan informasi

dengan cara terjun langsung ke lapangan dan melihat keadaan yang

sesungguhnya. Data ini bersumber dari data sekunder yang diperoleh dari SMP

Bunda Mulia Saribudolok.

1.6 Tinjauan Pustaka

Dalam memproses data penelitian ini penulis menggunakan Test Statistik non

parametrik. Test Statistik non parameterik adalah test yang modelnya tidak

menetapkan syarat-syarat mengenai parameter-parameter yang merupakan induk

sample penelitiannya. Oleh karena itu observasi-observasi independen dan variabel

yang diteliti pada dasarnya memiliki kontinuitas.

Uji metode non parameterik atau bebas sebaran adalah prosedur pengujian

hipotesa yang tidak mengasumsikan pengetahuan apapun mengenai sebaran populasi

(18)

18

Dalam penelitian ini digunakan Analisa data kuantitatif (data yang berbentuk

bilangan) secara statistik, yaitu dengan menggunakan Chi-kuadrat (X2). Chi-kuadrat

merupakan salah satu prosedur non parametrik yang dapat digunakan dalam analisis

statistik Di dalam Chi-Kuadrat terdapat teknik analisa statistik untuk mengetahui

signifikan perbedaan antara proyeksi subjek dengan objek penelitian yang datanya

telah dikategorikan. Analisa kategori dapat dibagi kedalam dua macam kategori atau

lebih tergantung dari objek ataupun respon yang ingin diamati.

Chi-Kuadrat mempunyai fungsi statistik sebagai analisa data yang

dikelompokkan menjadi tiga bagian:

a. Chi-kuadrat sebagai alat estimasi ( perkiraan ), yaitu mengestimasi apakah

frekuensi dalam sampel yang diobservasi berbeda secara signifikan

terhadap frekuensi dan populasi.

b. Chi-kuadrat sebagai uji sampel yang terpisah (independent sample)

c. Chi-kuadrat sebagai alat pengetesan hipotesa penelitian untuk menguji

sampel yang berhubungan.

Rumus yang digunakan adalah :

(

)

f = Nilai pengamatan yang diperoleh

e

(19)

Dengan kriteria pengujian sebagai berikut :

adalah (b-k)(k-1), dalam hal yang lainnya kita terima hipotesis Ho.

Setelah mendapatkan harga Chi-kuadrat, biasanya kita menghitung harga

koefisien kontigensi yang diberi simbol C. Kegunaannya adalah untuk mencari atau

menghitung keeratan hubungan antara dua variabel yang mempunyai gejala ordinal

(kategori), paling tidak berjenis nominal. Rumus yang digunakan adalah :

N

x2 = Hasil perhitungan Chi-Kuadrat

N = Banyak data

Harga koefisien kontigensi maksimum dihitung dalam rumus sebagai berikut :

m

Dengan m harga minimum antara b dan k atau antara baris dan kolom.

Dengan membandingkan C dengan Cmaks maka keeratan hubungan variabel I dan II

(20)

20

nilai antara -1 dan 1. bila harga Q mendekati 1 maka hubungan tambah erat dan bila Q

menjauhi 1 maka hubungannya semakin kurang erat.

Q = ×100%

maks

C C

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika Penulisan diuraikan untuk memberikan kerangka atau gambaran dari

Tugas Akhir ini, yaitu sebagai berikut:

BAB 1 : PENDAHULUAN

Pada Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, identifikasi

masalah, batasan masalah, maksud dan tujuan, metode penelitian,

tinjauan pustaka, serta sistematika penulisan.

BAB 2 : TINJAUAN TEORITIS

Pada Bab ini berisi tentang suatu tinjauan teori untuk diaplikasikan

dalam pengolahan data yang didapat. Dalam hal ini menggunakan

Chi-Kuadrat.

BAB 3 : SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET

Pada Bab ini penulis memaparkan sejarah tempat riset yaitu SMP

BUNDA MULIA SARIBUDOLOK .

BAB 4 : IMPLEMENTASI SISTEM

Pada Bab ini berisi tentang program yang dipakai untuk memproses

(21)

BAB 5 : ANALISA DAN PEMBAHASAN

Pada Bab ini penulis menganalisa data yang diperlukan dalam

penyelesaian Tugas Akhir.

BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN

Pada Bab ini merupakan penutup yang berisi tentang kesimpulan yang

diambil dari pembahasan pada bab-bab sebelumnya dan penulis

mencoba memberikan saran yang mungkin dapat bermanfaat untuk

(22)

Rany Yunita Tamsar : Hubungan Antara Jenis Pekerjaan Dan Tingkat Pendidikan Orang Tua Terhadap Prestasi Anak Di Smp Bunda Mulia Saribudolok, 2008.

USU Repository © 2009

BAB 2

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Statistik Non paramertrik

Dalam memproses data penelitian ini penulis menggunakan Test Statistik non

Parametrik. Test Statistik non parameterik adalah test yang modelnya tidak

menetapkan syarat-syarat mengenai parameter-parameter yang merupakan induk

sampel penelitiannya. Oleh karena itu observasi-observasi independen dan variabel

yang diteliti pada dasarnya memiliki kontinuitas.

Uji metode non parameterik atau bebas sebaran adalah prosedur pengujian

hipotesa yang tidak mengasumsikan pengetahuan apapun mengenai sebaran populasi

yang mendasari kecuali kontinu.

Dalam kegiatan penelitian, biasanya lebih banyak menggunakan analisis

statistik parametrik daripada statistik non parametrik. Statistik parametrik digunakan

jika kita telah mengetahui model matematis daripada distribusi populasi dari suatu

data yang akan dianalisis. Jika kita tidak mengetahui suatu model distribusi populasi

suatu data dan data relatif kecil atau asumsi kenormalannya tidak selalu dapat dijamin

penuh, maka kita harus menggunakan statistik non parametrik (statistik bebas

(23)

Statistik non parametrik mempunyai keunggulan atau kelebihan yaitu

kebanyakan prosedur parametrik memerlukan asumsi dalam jumlah yang minimal

maka kemungkinan untuk beberapa prosedur non parametrik perhitungan-perhitungan

dapat dilakukan dengan cepat dan mudah, terutama bila terpaksa dilakukan dengan

manual. Jadi penggunaan prosedur-prosedur ini menghemat waktu yang diperlukan

untuk perhitungan dan ini merupakan bahan pertimbangan bila hasil penyajian harus

secara tersaji atau bila mesin hitung berkemampuan tinggi tidak tersedia. Dengan

statistik non parametrik para peneliti dengan dasar matematik dan statistik yang

kurang biasanya konsep dan metode prosedur non parametrik mudah dipahami.

Prosedur-prosedur non parametrik boleh diterapkan bila data telah diukur dengan

menggunakan skala pengukuran.

Sedang kelemahan dari statistik non parametrik adalah

perhitungan-perhitungan yang dibutuhkan untuk kebanyakan prosedur non parametrik cepat dan

sederhana, prosedur-prosedur ini kadang-kadang digunakan untuk kasus-kasus yang

lebih tepat bila ditangani prosedur-prosedur non parametrik sehingga cara seperti ini

sering menyebabkan pemborosan informasi.

Dalam implementasi, penggunaan prosedur yang tepat merupakan tujuan dari

peneliti. Beberapa parameter yang dapat digunakan sebagai dasar penggunaan statistik

non parametrik :

1. Hipotesis yang diuji tidak melibatkan parameter populasi

2. Skala yang digunakan lebih lemah dari skala prosedur parametrik

(24)

24

Banyak prosedur non parametrik yang dapat digunakan dalam analisis

statisktik, diantaranya :

1. Uji Chi-Kuadrat

2. Uji Binomial

3. Uji Run

4. Uji Kolmogorov Smirnov Satu Sampel

5. Uji Dua Sampel Independen

6. Uji Beberapa Sampel Independen

7. Uji Dua Sampel yang Berkaitan

8. Uji Beberapa Sampel yang Berkaitan

Dalam penelitian ini digunakan Analisa data kuantitatif (data yang berbentuk

bilangan) secara statistik, yaitu dengan menggunakan Chi-kuadrat (X2). Chi-kuadrat

merupakan salah satu prosedur non parametrik yang dapat digunakan dalam analisis

statistik Di dalam Chi-Kuadrat terdapat teknik analisa statistik untuk mengetahui

signifikan perbedaan antara proyeksi subjek dengan objek penelitian yang datanya

telah dikategorikan. Analisa kategori dapat dibagi kedalam dua macam kategori atau

lebih tegantung dari objek ataupun respon yang ingin diamati.

2.2 Hipotesa

Hipotesa secara etimologis dibentuk dari dua kata yaitu, kata hypo yang berarti kurang

dan thesis yang berarti pendapat. Jadi hipotesis artinya suatu kesimpulan yang masih

kurang, yang masih belum sempurna. Pengertian ini kemudian diperluas dengan

(25)

dengan membuktikan kebenaran hipotesa tersebut. Pembuktian itu hanya dapat

dilakukan dengan menguji hipotesis dengan data dilapangan.

Adapun sifat-sifat yang harus dimiliki untuk menentukan hipotesa adalah :

1. Hipotesis harus muncul dan hubungannya dengan teori serta masalah yang

diteliti.

2. Setiap hipotesis adalah kemungkinan jawaban terhadap persoalan yang diteliti.

3. Hipotesis harus dapat diuji atau terukur tersendiri untuk menetapkan hipotesis

yang besar kemungkinannya didukung oleh data empirik.

Perlu diingat, apapun syarat suatu hipotesis, yang jelas bahwa penampilan

setiap hipotesis adalah bentuk statement, yaitu pernyataan tentang sifat atau keadaan

hubungan dua atau lebih variabel yang akan diteliti.

Adapun jenis hipotesis yang mudah dimengerti adalah hipotesis nol (H0),

hipotesis alternatif (Ha), hipotesis kerja (Hk). Tetapi yang biasa adalah H0 yang

merupakan bentuk dasar atau memiliki statement yang menyatakan tidak ada

hubungan antara dua variabel x dan variabel y yang akan diteliti atau variabel

independen (x) tidak mempengaruhi variabel dependen (y).

2.3 Analisa yang Digunakan

2.3.1 Analisis Univariat

Dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dari masing-masing variabel

(26)

26

2.3.2 Analisa bivariat

Hipotesa yang diuji biasanya adalah kelompok itu berbeda dalam ciri khas tertentu,

dengan demikian perbedaan itu berhubungan dengan frekuensi relatif masuknya

anggota-anggota kelompok kedalam beberapa kategori.

Untuk menguji hipotesa ini kita menghitung banyak kasus dari masing-masing

kelompok yang termasuk dalam berbagai kategori dan membandingkan proporsi dari

kasus-kasus dari satu kelompok dalam berbagai kategori dengan proporsi kasus dari

kelompok yang lain. Dalam analisa ini digunakan hipotesa Chi-kuadrat.

2.4 Uji Chi-Kuadrat

Uji Chi-Kuadrat merupakan salah satu prosedur non parametrik yang dapat digunakan

dalam analisis statistik yang sering digunakan dalam praktek. Teknik Chi-Kuadrat

(Chi-Square; Chi dibaca: Kai; simbol dari huruf Yunani: x ) ditentukan oleh Helmet 2

pada tahun 1875, tetapi baru pada tahun 1900, pertama kali diperkenalkan kembali

oleh Karl Pearson.

Uji Chi-Kuadrat digunakan untuk menguji kebebasan antara dua sampel

(variabel) yang disusun dalam tabel baris kali kolom atau menguji keselarasan dimana

pengujian dilakukan untuk memeriksa ketergantungan dan homogenitas apakah data

sebuah sampel yang diambil menunjang hipotesis yang menyatakan bahwa populasi

(27)

uji ini dapat juga disebut uji keselarasan (goodness of fit test), karena untuk menguji

apakah sebuah sampel selaras dengan salah satu distribusi teoritis (seperti distribusi

normal, uniform, binomial dan lainnya).

Pada kedua prosedur tersebut selalu meliputi perbandingan frekuensi yang

teramati dengan frekuensi yang diharapkan bila hipotesis nol yang ditetapkan benar,

karena dalam penelitian yang dilakukan data yang diperoleh tidak selamanya berupa

data skala interval saja, melainkan juga data skala nominal, yaitu berupa penghitungan

frekuensi pemunculan tertentu.

Perhitungan frekuensi pemunculan juga sering dikaitkan dengan penghitungan

persentase, proporsi atau yang lain atau yang sejenis. Chi-Kuadrat adalah teknik

statistik yang dipergunakan untuk menguji probabilitas seperti itu, yang dilakukan

dengan cara mempertentangkan antara frekuensi yang benar-benar terjadi, frekuensi

yang diobservasi, observed frequencies ( disingkat F0 atau O) dengan frekuensi yang

diharapkan, expected frequencies (disingkat Fh atau E).

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan Chi-Kuadarat,

yaitu:

1. Chi-Kuadrat digunakan untuk menganalisa data yang berbentuk frekuensi.

2. Chi-Kuadrat tidak dapat digunakan untuk menentukan besar atau kecilnya

(28)

28

3. Chi-Kuadrat pada dasarnya belum dapat menghasilkan kesimpulan yang

memuaskan.

4. Chi-Kuadrat cocok digunakan untuk data kategorik, data diskrit atau data

nominal.

Cara memberikan interpretasi terhadap Chi-Kuadrat adalah dengan

menentukan df (degree of freedom) atau db (derajat bebas). Setelah itu berkonsultasi

tabel harga kritik Chi-Kuadrat. Selanjutnya membandingkan antara harga Chi-Kuadrat

dari hasil perhitungan dengan harga kritik Chi-Kuadrat, akhirnya mengambil

kesimpulan dengan ketentuan :

1. Bila harga Chi-Kuadrat (x²) sama atau lebih besar dari tabel Chi-Kuadrat maka

hipotesa nol (H0) ditolak dan hipotesa alternatif (Ha) diterima.

2. Bila harga Chi-Kuadrat (x²) lebih kecil dari tabel Chi-Kuadrat maka hipotesa

nol (H0) diterima dan hipotesa alternatif (Ha) ditolak.

Ada beberapa persoalan yang dapat diselesaikan dengan mengambil manfaat

dari Chi-Kuadrat diantaranya adalah :

1. Uji Independen antara Dua Faktor

Banyak data hasil pengamatan yang dapat digolongkan ke dalam beberapa

faktor, karakteristik atau atribut terdiri dengan tiap faktor atau atribut

terdiri dari beberapa klasifikasi, kategori, golongan atau mungkin

tingkatan. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap fenomena demikian

akan diselidiki mengenai asosiasi atau hubungan atau kaitan antara

(29)

bebas, tepatnya bebas statistik. Selain daripada itu akan diselidiki ada atau

tidaknya pengaruh mengenai beberapa taraf atau tingkatan sesuatu faktor

terhadap kejadian fenomena.

Secara umum untuk menguji independen antara dua faktor dapat

dijelaskan sebagai berikut : misalkan diambil sebuah sampel acak

berukuran n, dan tiap pengamatan tunggal diduga terjadi karena adanya

dua macam faktor I dan II. Faktor I terbagi atas b taraf atau tingkatan dan

faktor II terbagi atas k taraf. Banyak pengamatan yang tejadi karena taraf

ke-i faktor ke I (i = 1,2,…,b) dan taraf ke-j faktor ke II ( j = 1,2,…,k) akan

dinyatakan dengan Oij. Hasilnya dapat dicatat dalam sebuah daftar

kontingensi b × k. Pasangan hipotesis yang akan diuji berdasarkan data

dengan memakai penyesuaian persyaratan data yang diuji sebagai berikut:

H0 : Kedua faktor bebas statistik

H1 : Kedua faktor tidak bebas statistik

Tabel yang disajikan akan dianalisis untuk setiap sel yang diperlukan

kemudian dibentuk tabel kontingensi. Data tabel tersebut di atas agar dapat

dicari hubungan antara faktor-faktor dengan menggunakan statistik uji

Chi-Kuadrat.

Pengujian eksak sukar digunakan, karena di sini hanya akan dijelaskan

pengujian yang bersifat pendekatan. Untuk ini diperlukan frekuensi teoritik

atau banyak gejala yang diharapkan terjadi yang di sini akan dinyatakan

(30)

30

Rumusnya adalah sebagai berikut:

(

n n

)

n

Eij = io× oj /

Dengan :

Eij = Banyak data teoritik (banyak gejala yang diharapkan terjadi)

nio = jumlah baris ke-i

noj = jumlah kolom ke-i

n = total jumlah data

Dengan demikian misalnya didapat nilai dari teoritik masing-masing

data:

E11 = (n10 x n01)/n ; E12 = (n10 x n02)/n

E21 = (n20 x n01)/n ; E22 = (n20 x n02)/n

dan seterusnya….

Jelas bahwa n = n10 + n20 + … + nbo = n01 + n02 +… + nok

Sehingga nilai statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis di atas

adalah:

Oij adalah jumlah observasi untuk kasus-kasus yang dikategorikan dalam

baris ke-i dalam kolom ke-j

Eij adalah banyak kasus yang diharapkan untuk dikategorikan dalam baris

ke-i dan kolom ke-j

(31)

Tolak H0 jika x2hitungx2tabel

Terima H0 jika x2hitung < x2tabel

Dalam taraf nyata α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) untuk distribusi

Chi-Kuadrat adalah (b-1)(k-1), dalam hal lainnya kita terima hipotesis H0.

2. Koefisien Kontingensi

Kegunaan teknik koefisien kontingensi yang diberi simbol C, adalah untuk

mencari atau menghitung karena hubungan antara dua variabel yang

mempunyai gejala ordinal (kategori), paling tidak berjenis nominal.

Cara kerja atau perhitungan koefisien kontingensi sangatlah mudah jika

nilai Chi-Kuadrat sudah diketahui. Oleh karena itu biasanya para peneliti

menghitung harga koefisien kontingensi setelah menemukan harga

Chi-Kuadrat. Fleksibilitas rumusan ini adalah, tidak terbatas pada berapa

banyaknya kategori-kategori sel-sel petak atau tabel Chi-Kuadrat. Tes

signifikansi yang digunakan tetap menggunakan tabel kritik Chi-Kuadrat,

derajat kebebasan (db) sama dengan jumlah kolom dikurangi satu

dikalikan dengan jumlah baris dikurangi satu (b-1)(k-1). Rumus untuk

menghitung koefisien kontingensi adalah :

N

x2 = Hasil perhitungan Chi-Kuadrat

(32)

32

3. Metode Analisa

Dalam penelitian ini dilakukan metode analisis kuantitatif dengan

langkah-langkah sebagai berikut :

Langkah 1:

Pengumpulan data yang dilakukan penulis dengan mengadakan

penelitian pada siswa yang ada di SMP Bunda Mulia

Langkah 2:

Dari data yang dianalisis, lalu disusun dalam tabel distribusi frekuensi.

Dalam menyusun distribusi frekuensi terlebih dahulu ditentukan :

a. Rentang : yaitu data terbesar – data terkecil

b. Tentukan banyak kelas interval

c. Tentukan panjang kelas interval : yaitu

tan

ren g p

banyak kelas =

d. Pilih ujung bawah kelas interval pertama, bisa diambil data terkecil

menjadi ujung bawah dari kelas interval pertama, bisa juga dari

data terkecil tapi selisihnya tidak lebih besar dari rentang.

Langkah 3:

Dari data yang dianalisis maka dapat dibentuk daftar kontingensi

(33)

Tabel 2.1 Daftar Kontingensi

Dimana : faktor I dan faktor II adalah faktor-faktor yang membentuk

daftar kontingensi dengan b baris dan k kolom. nij adalah frekuensi

yang diamati.

Tentukan frekuensi yang diharapkan dari frekuensi yang diamati

dengan rumus:

(

n n

)

n Eij = io× oj /

Dengan :

Eij adalah frekuensi yang diharapkan

(34)

34

Dari rumus di atas dapat disusun tabel kontingensi dari frekuensi yang

diharapkan seperti pada tabel 2.2 di bawah ini:

Tabel 2.2 Daftar Kontingensi dari Frekuensi yang Diharapkan

FAKTOR II

Dengan terbentuknya daftar frekuensi yang diamati dan daftar

frekuensi yang diharapkan maka dapat ditentukan maka dapat ditentukan harga

x2.

Langkah 5:

Untuk menghitung harga Chi-Kuadrat, perlu perhatikan kriteria sebagai

berikut :

1. Tidak boleh menggunakan data kurang dari 20

2. Frekuensi teoritis (Eij) minimum harus 5 setiap kotak, sebab x2

hanya berlaku apabila Eij ≥ 5, dengan kata lain apabila Eij < 5 maka

terhadap data tidak dapat dipertanggungjawabkan. Untuk tabel dua

baris dan dua kolom dan untuk table lebih dari 2 x 2 sebelum

(35)

dalam tabel. Jika syarat tidak dipenuhi maka beberapa kolom atau

baris perlu digabung.

3. Setiap kotak tidak boleh mempunyai frekuensi kurang dari 1.

Setelah kriteria-kriteria di atas dipenuhi maka harga x2 dapat dihitung

dengan rumus :

Untuk menguji apakah harga x2 dianggap berarti pada suatu level of

signifikan tertentu harus diketahui nilai kritis dari x2 dengan menggunakan

daftar pencarian harga Chi-Kuadrat yang dibandingkan dengan nilai yang

diperoleh dari hasil perhitungan. Dengan membaca nilai ini Chi-Kuadrat yang

tepat harus terlebih dahulu dipilih confidence coefficient yang akan dipakai

dan degree of freedomnya. Untuk hal yang umum degree of freedom ini adalah

sama dengan perkalian (k-1) dan (b-1) atau baris dikalikan kolom.

Degree of freedom = (k-1) (b-1)

Langkah 6 :

Hipotesa yang diajukan adalah seperti di bawah ini ;

H0 : Tidak ada hubungan antara jenis pekerjaan dan tingkat

pendapatan orang tua terhadap prestasi anak.

H1 : Ada hubungan antara jenis pekerjaan dan tingkat pendidikan

(36)

36

Maka kriteria penerimaan dan penolakan hipotesa adalah sebagai

berikut:

Tolak H0 jika x2hitungx2tabel

Terima H0 jika x2hitung < x2tabel

Langkah 7 :

Selanjutnya akan ditentukan keofisien kontingensi (C) dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

N

x2 = Hasil perhitungan Chi-Kuadrat

N = Banyak data

Harga C dipakai untuk nilai derajat asosiasi antar faktor-faktornya

adalah dengan membandingkan harga C dengan koefisien kontingensi

maksimum. Adapun harga koefisien kontingensi maksimum dihitung

dengan rumus sebagai berikut:

m m Cmaks = −1

Dengan m harga minimum antara b dan k atau antara jumlah baris dan kolom.

Langkah 8 :

Dengan membandingkan C dengan Cmaks maka keeratan hubungan

(37)

variabel ini disimbolkan dengan Q dan mempunyai nilai antara –1 dan

1. bilamana harga Q mendekati 1 maka hubungan tambah erat dan bila

Q menjauhi 1 maka hubungan kedua variabel itu semakin kurang erat.

Q = ×100%

maks

C C

Simbol Q : untuk menyatakan persentase derajat hubungan antara

variabel I dan Variabel II

C : koefisien kontingensi

Cmaks : koefisien kontingensi maksimum

Dengan ketentuan-ketentuan Davis (1971) sebagai berikut :

1. Sangat erat jika Q 0,70

2. Erat jika Q antara 0,50 dan 0,69

3. Cukup erat jika Q antara 0,30 dan 0,49

4. Kurang erat jika Q antara 0,10 dan 0,29

5. Dapat diabaikan jika Q antara 0,01 dan 0,09

6. Tidak ada jika Q = 0,0

(38)

Rany Yunita Tamsar : Hubungan Antara Jenis Pekerjaan Dan Tingkat Pendidikan Orang Tua Terhadap Prestasi Anak Di Smp Bunda Mulia Saribudolok, 2008.

USU Repository © 2009

BAB 3

SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET

Dalam penulisan tugas akhir ini penulis memperoleh data dengan terlebih dahulu

melakukan riset yang berhubungan dengan judul tugas akhir ini. Adapun yang

menjadi tempat risetnya yaitu SMP Bunda Mulia Saribudolok. Judul tugas akhir ini

adalah Hubungan Antara Jenis Perkerjaan dan Tingkat Pendidikan terhadap Tingkat

Prestasi Anak di SMP Bunda Mulia Saribudolok. Sehingga di dalam bab ini penulis

akan memaparkan sejarah singkat SMP Bunda Mulia Saribudolok.

3.1 Sejarah Singkat

Sebelum menjadi SMP Bunda Mulia nama sekolah ini adalah Sekolah Kesejahteraan

Keluarga Pertama Bunda Mulia Saribudolok. Sekolah ini memiliki kemiripan dengan

sekolah kejuruan sekarang ini. Tetapi sekolah ini di khususkan untuk perempuan saja.

Sekolah ini terdiri dari 3 kelas yaitu kelas 1, kelas 2 dan kelas 3. dan memiliki

beberapa jurusan seperti: menjahit, tata boga, guru dan lain-lain.

Sekolah ini didirikan oleh Yayasan Setia Medan pada tanggal 1 Agustus 1958

yang terletak di Jl. Sutomo No. 16 Saribudolok. Lahan tempat berdirinya sekolah ini

(39)

Sekolah ini bertujuan untuk mensejahterakan keluarga dan agar siswa yang

telah tamat dari sekolah ini kelak dapat mandiri.

Sekolah ini bernama Sekolah Kesejahteraan Keluarga Pertama (SKKP) dari

tahun 1958 sampai tahun 1976. Karena tidak menerima siswa lagi maka sekolah ini

diganti namanya menjadi Sekolah Menengah Pertama (SMP) Bunda Mulia. Akte

notaris oleh Linda Herawati, SH. No.10 tahun 1990 dengan status diakui.

Pada tahun 1979 SMP Bunda Mulia diserahkan ke Yayasan Cinta Rakyat

Pematang Siantar yang beralamat di Jl. Sibolga P. Siantar dan didampingi oleh Pastor

Paroki sampai Juli 1996.

Pada Juli 1996 Yayasan Cinta Rakyat menyerahkan SMP Bunda Mulia ke

Yayasan St. Yoseph yang beralamat di Jl. Pemuda No.3A Medan. Dan Yayasan St.

Yoseph lah yang memegang sampai sekarang.

Adapun kepala sekolah yang pernah menjabat di Sekolah Kesejahteraan

Keluarga Pertama adalah sebagai berikut :

1. Suster Antonetta tahun 1958 – 1971

2. Antonius P. Saragih tahun 1971 – 1976

Dan kepala sekolah yang pernah menjabat di SMP Bunda Mulia adalah

sebagai berikut :

1. Suster Ignasia Haloho tahun 1976 – 1978

2. M. Manik tahun 1978 – 1983

(40)

40

4. D.J. Sihotang tahun 1987 – 2001

5. Drs. F.X. Purba tahun 2001 sampai sekarang

3.2 Susunan Organisasi

Organ pengurus YPK St. Yoseph Medan Periode 2007–2012 sesuai

SK.No.259/YD/KA/2007.

Ketua : Jadiaman Sihombing,SE

Sekretaris : Robinhot Gultom, SE.,M.Si

Bendahara : I. Effendy Trendradjaja, SE

Anggota : Rossuin Wijaya

Anggota : Pastor Hartaja Toto Budyardja

Pelindung Yayasan adalah Uskup Mgr. A.G. Pius Datubara, OFM. Cap

Struktur Organisasi di SMP Bunda Mulia Saribudolok adalah sebagai berikut :

- Kepala sekolah

- Wakil Pembantu Kurikulum Siswa I Drs. Antonius Sinaga

- Wakil Pembantu Kurikulum Siswa II Drs. Jamai Purba

- Ditambah dengan para guru dan Pegawai sebanyak 29 orang.

3.3 Visi dan Misi

Visi

• Menjadi institusi pendidikan yang unggul dalam pencerdasan, pelayanan, dan

(41)

Misi

• Menigkatkan kualitas guru

• Meningkatkan kualitas tenaga kependidikan

• Mencerdaskan dan membudayakan peserta didik

• Meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan

• Meningkatkan kesejahteraan guru dan karyawan • Menerapkan manajemen pendidikan partisipatif

• Mewujudkan pelayanan pendidikan berlandaskan iman Katolik • Menggunakan teknologi informasi dalam proses pembelajaran

• Meningkatkan partisipasi aktif masyarakat dalam proses pendidikan

Motto : Non Scholae Sed Vitae Discimus

Artinya : Sekolah bukan untuk nilai tetapi untuk hidup

(42)

Rany Yunita Tamsar : Hubungan Antara Jenis Pekerjaan Dan Tingkat Pendidikan Orang Tua Terhadap Prestasi Anak Di Smp Bunda Mulia Saribudolok, 2008.

USU Repository © 2009

BAB 4

IMPLEMENTASI SISTEM

4.1Pengertian

Implementasi sistem adalah prosedur yang dilakukan untuk menyelesaikan desain

sistem yang ada dalam desain yang disetujui, menginstal dan memulai sistem baru

atau sistem yang diperbaiki.

Tahapan implementasi merupakan tahapan penerapan hasil desain tertulis ke

dalam programming. Dalam pengolahan data pada karya tulis ini penulis

menggunakan perangkat lunak (software) sebagai implementasi sistem yaitu SPSS

15.0 for windows dalam masalah memperoleh perhitungan.

4.2Statistik dan Komputer

Komputer berasal dari kata “computare” dalam bahasa yunani yang berarti

menghitung (bandingkan dengan kata “to compute” dalam bahasa Inggris) dengan

demikian komputer memang dibuat untuk melakukan pengolahan data yang

didasarkan pada operasi matematika seperti (x, /, +,- )dengan operasi logika (>,<,=).

Perkembangan teknologi komputer pada intinya berusaha untuk semakin

(43)

komputer atau CPU (Central Preocessing Unit), dari mulai teknologi XT yang sudah

usang sampai teknologi Pentium IV dewasa ini.

Di sisi lain, ilmu statistik baik itu statistik deskriptif maupun statistik inferensi,

pada dasarnya ilmu yang ‘penuh’ pula dengan operasi perhitungan matematika.

Statistik berasal dari kata ‘statistik’ yang dapat didefinisikan sebagai data yang telah

terolah yang kemudian mengalami proses pengolahan data. Tentunya proses tersebut

dapat berlangsung hanya dengan didasarkan pada pengolahan data yang berbasis

perhitungan matematika, sesuatu yang dapat dikerjakan dengan cepat oleh komputer.

Jadi, jika statistik menyediakan cara/metode pengolahan data yang ada, maka

komputer menyediakan sarana pengolahan datanya. Dengan bantuan komputer,

pengolahan data statistik hingga dihasilkan imformasi yang relevan menjadi lebih

cepat dan lebih akurat.

Dalam pengolahan data, komputer mempunyai tiga keunggulan utama

dibandingkan manusia yaitu kecepatan, ketepatan dan keandalan yang membuat

komputer sangat dibutuhkan dalam mengolah data-data statistik. Selain mempunyai

kecepatan yang sangat tinggi dalam mengolah data-data statistik, serta menghasilkan

output yang mempunyai presisi (ketepatan) tinggi, komputer juga mempunyai daya

tahan kerja yang tinggi.

4.3SPSS dan Komputer Statistik

Saat ini banyak beredar berbagai paket program komputer statistik dari yang ‘kuno’

(44)

44

SAS, Statistika dan lainnya. Dari berbagai software khusus statistik yang beredar

sekarang, SPSS adalah yang paling populer dan paling banyak digunakan pemakai di

seluruh dunia.

SPSS sebagai software statistik, pertama kali dibuat tahun1968 oleh tiga

mahasiswa Standford University, yang dioperasikan pada komputer mainframe. Pada

tahun 1984, SSPS pertama kali muncul dengan versi PC (dapat dipakai untuk

komputer desktop) dengan nama SPSS/PC+ dan sejalan dengan mulai populernya

sistem operasi Windows, SPSS pada tahun 1992 juga mengeluarkan versi Windows.

Hal ini membuat SPSS yang tadinya ditujukan bagi pengolahan data statistik

untuk ilmu sosial (SPSS saat itu adalah singkatan dari Statistical Package for the

Social Sciences), sekarang diperluas untuk melayani berbagai jenis user, seperti untuk

proses produksi di pabrik, riset ilmu-ilmu sains dan lainnya. Sehingga sekarang

kepanjangan SPSS adalah Statistical Product and Service Solutions.

4.4Mengoperasikan SPSS

Secara umum ada tiga tahapan yang harus dilakukan dalam mengoperasikan SPSS

supaya hasil yang diperoleh berdayaguna yaitu: tahap Penyiapan Data yang mencakup

Pemasukan (input) data, Penyuntingan (editing) data, Penyimpanan Data, tahap Proses

(45)

Adapun langkah-langkah pengolahan data dengan menggunakan program

SPSS adalah :

1. Aktifkan program SPSS pada windows dengan perintah

Start lalu all program pilih SPSS 15.0 for windows, atau dapat dilihat seperti

gambar 4.1 di bawah ini:

Gambar 4.1 Tampilan saat membuka SPSS pada Windows

2. Pemasukan data ke SPSS

Langkah-langkahnya sebagai berikut :

Buka lembar kerja baru dari menu file, pilih menu new, lalu klik data.

Menamai variable dan property yang diperlukan.

Pengisian

(46)

46

2. Type. Pilih string jika dalam bentuk huruf dan pilih numeric jika dam

bentuk angka

3. Width. Untuk keseragaman, ketik 8

4. Decimals. Oleh karena type data numeric dengan kode, maka ketik 0 yang

berarti tidak ada desimal

5. Label. Sesuai kasus, letakkan kursor di bawah label, klik kemudian ketik

keterangan dari responden menjadi pendidikan anak

6. Values. Pilihan ini untuk proses pemberian kode. Klik mouse pada sel

values, dan memberikan coding pada data yang diproses, misalkan :

Value. Ketik 1 lalu value label ketik SD

Value. Ketik 2 lalu value label ketik SMP

Value. Ketik 3 lalu value label ketik SMU

Value. Ketik 4 lalu value label ketik PT

Demikian juga pada sel ke 2 lakukan pengisian dengan cara:

1. Name. Klik ganda pada sel tersebut, dan ketik jnspkrjn

2. Type. Pilih string jika dalam bentuk huruf dan pilih numeric jika dam

bentuk angka

3. Width. Untuk keseragaman, ketik 8

4. Decimals. Oleh karena type data numeric dengan kode, maka ketik 0 yang

berarti tidak ada desimal

5. Label. Sesuai kasus, letakkan kursor di bawah label, klik kemudian ketik

keterangan dari responden menjadi jenis pekerjaan.

6. Values. Pilihan ini untuk proses pemberian kode. Klik mouse pada sel

(47)

Value. Ketik 1 lalu value label ketik PNS

Value. Ketik 2 lalu value label ketik PEG. SWASTA

Value. Ketik 3 lalu value label ketik WIRASWASTA

Value. Ketik 4 lalu value label ketik BERTANI

Demikian juga pada sel ke-3 dan ke-4 masukkan datanya yang akan diolah

seperti diatas.

Variabel view dapat dilihat seperti gambar 4.2 di bawah ini:

Gambar 4.2 Tampilan pada pengisian variable view

3. Menyimpan data

Data yang diisi dalam SPSS disimpan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Klik menu file, klik save data lalu tulis nama file yang hendak disimpan, klik Ok

(48)

48

4. Pemrosesan data

Frequencies

Dari menu SPSS, pilih menu analize kemudian sub menu Descriptive Statistic,

lalu pilih frequencies. Seperti gambar 4.3 di bawah ini:

(49)

Crosstab

Dari menu SPSS, pilih menu analize kemudian sub menu Descriptive Statistics,

lalu pilih crosstab. Seperti gambar 4.4 di bawah ini:

Gambar 4.4 Tampilan pada saat menu analyze pada SPSS

a. Pada kotak crosstab akan ditampilkan variabel-variabel yang akan diuji

b. Pindahkan variabel jenis pekerjaan pada baris (row) dan variabel pendidikan

anak pada kolom (column) yang tersedia

c. Kemudian klik statistic pilih Chi-Square, coefficient

d. Dilanjutkan dengan mengklik cells pilih observed, dan expected

e. Kemudian klik continue dan akhiri dengan mengklik OK. Maka hasilnya akan

(50)

Rany Yunita Tamsar : Hubungan Antara Jenis Pekerjaan Dan Tingkat Pendidikan Orang Tua Terhadap Prestasi Anak Di Smp Bunda Mulia Saribudolok, 2008.

USU Repository © 2009

BAB 5

ANALISA DAN PEMBAHASAN

Dalam pengambilan data ini, peneliti mengambil populasi SMP Swasta Bunda Mulia

Saribudolok dengan sampel data seluruh siswa kelas VIII Tahun Ajaran 2006/2007.

jumlah siswa yang diteliti sebanyak 160 siswa, lalu para siswa tersebut dibagi menjadi

4 kelas berdasarkan nilai rata-rata rapot para siswa.

Keempat kelas tersebut itu adalah : sangat baik, baik, cukup baik, dan kurang baik.

Pembagian didasarkan pada distribusi frekuensi yang tertera di bawah ini :

1. Rentang yaitu : Data terbesar – Data terkecil

Dalam hal ini data terbesar = 89, dan data terkecil = 65 maka rentangnya 89-65

= 24

2. Kelas yang diperlukan sebanyak 4 kelas yaitu : sangat baik, baik, cukup baik,

dan kurang baik.

3. Panjang kelas interval = 6

4. Ujung bawah kelas data yaitu : 65

5. Dengan kelas initerval kelas = 6 maka kelas I adalah 65 – 71, kelas II adalah

(51)

Setelah itu disusun dalam Distribusi Frekue nsi seperti tabel 5 di bawah ini:

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Rata-rata rapot

Nilai rata-rata rapot Frekuensi

65 – 71

Selanjutnya dilakukan pengolahan data menurut jenis pekerjaan orang tua dan

tingkat pendidikan orang tua.

Jenis pekerjaan orang tua dibagi menjadi 4 :

1. PNS ; termasuk di dalamnya adalah : pegawai negeri, polri.

2. Pegawai swasta ; termasuk di dalamnya adalah yang berkerja di perusahaan

atau badan apapun yang dikelola oleh swasta.

3. Wiraswasta ; yang termasuk di dalamnya adalah yang membuka usaha sendiri

pedagang

4. Bertani ; termasuk di dalamnya adalah para petani.

Tingkat pendidikan orang tua dibagi dalam 4 jenjang yaitu :

1. SD (Sekolah Dasar)

2. SMP (Sekolah Menengah Pertama)

3. SMU ; termasuk di dalamnya tamatan SMTA, SMEA, STM, SLTA.

4. PT ; termasuk di dalamnya tamatan SPG, D1, D2, D3, S1.

(52)

52

5.1 Analisa Univariat

5.1.1 Identitas Responden

Tabel 5.2 Distribusi Tingkat Prestasi Anak

No Jenjang Frekuensi (F) Proporsi (%)

1 Sangat Baik 16 10

2 Baik 51 31,875

3 Cukup 74 46,25

4 Kurang 19 11,875

JUMLAH 160 100

Dari tabel 5.2 di atas diperoleh bahwa tingkat prestasi siswa paling besar adalah siswa

yang berprestasi cukup baik yaitu sebesar 46,25%, kemudian prestasi yang baik

sebesar 31,875%, kemudian prstasi kurang baik sebesar 11,875%, dan yang paling

serdikit adalah prestasi sangat baik sebesar 10%.

Tabel 5.3 Distribusi Jenis Pekerjaan Orangtua

No Jenis Pekerjaan Frekuensi (F) Proporsi (%)

1 PNS 20 12,5

2 Pegawai Swasta 5 3,125

3 Wiraswasta 24 15

4 Bertani 111 69,375

JUMLAH 160 100

Dari tabel 5.3 di atas dapat dilihat bahwa pekerjaan yang paling banyak dari 160

responden adalah pekerjaan bertani yaitu sebesar 69,375%, kemudian wiraswasta

sebesar 15%, kemudian PNS sebesar 12,5%, dan pekerjaan yang paling sedikit adalah

(53)

Tabel 5.4 Distribusi Tingkat Pendidikan Orangtua

No Tingkat Pendidikan Frekuensi (F) Proporsi (%)

1 SD 17 10,625

2 SMP 24 15

3 SMA 81 50,625

4 PT 38 23,75

JUMLAH 160 100

Dari tabel 5.4 di atas dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan orangtua yang paling

banyak adalah SMA sebesar 50,625%, kemudian lulusan PT sebesar 23,75%, lulusan

SMP sebesar 15%, dan yang paling sedikit adalah lulusan SD sebesar 10,625%.

Tabel 5.5 Hubungan Jenis Pekerjaan Orangtua Dengan Prestasi Anak

No Prestasi Jenis Pekerjaan Jumlah

PNS Peg. Swasta Wiraswasta Bertani

1 Sangat baik 2 2 6 6 16

Dari tabel 5.5 di atas dapat di lihat bahwa dari 160 siswa yang diteliti terdapat,

69,375% siswa yang orangtuanya bertani, 15% siswa yang orangtuanya wiraswasta,

12,5% orangtuanya PNS, dan 3,125% siswa yang orangtuanya pegawai swasta.

5.2 Analisa Bivariat

Untuk mengetahui apakah ada hubungan jenis pekerjaan orangtua terhadap prestasi

anak, maka kita dapat melakukan uji Chi-Kuadrat (x ) yaitu dengan cara mengamati 2

jumlah frekuensi yang diharapkan dari frekuensi yang diamati yang dapat ditentukan

(54)

54

(

n n

)

n Eij = io× oj /

Dengan :

Eij = Banyak data teoritik (banyak gejala yang diharapkan terjadi)

nio = jumlah baris ke-i

noj = jumlah kolom ke-i

n = total jumlah data

Dapat dicari jumlah frekuensi yang diharapakan dari jumlah frekuensi yang

diamati, sebagai berikut :

E11 = (20 x 16) / 160 = 2

E12 = (5 X 16) / 160 = 0,5

E13 = (24 x 16) / 160 = 2,4

E14 = (111 x 16) / 160 = 11,1

E21 = (20 x 51) / 160 = 6,375

E22 = (5 x 51) / 160 = 1,59375

E23 = (24 x 51) / 160 = 7,65

E24 = (111 x 51) / 160 = 35,38125

E31 = (20 x 74) / 160 = 9,25

E32 = (5 x 74) / 160 = 2,3125

E33 = (24 x 74) / 160 = 11,1

(55)

E41 = (20 x 19) / 160 = 2,375

E42 = (5 x 19) / 160 = 0,59375

E43 = (24 x 19) / 160 = 2,85

E44 = (111 x 19) / 160 = 13,18125

Dari koefisien di atas dapat dibentuk daftar kontingensi dari frekuensi yang

diharapkan yang dapat dilihat pada tabel 5.6 di bawah ini :

Tabel 5.6 Daftar Frekuensi yang Diharapakan

No Prestasi

Dari jumlah yang diamati dan jumlah frekuensi yang diharapakan dapat ditentukan

pada setiap item kejadian yang berlaku, diamati perbedaan antara nij dan Eij ada tidaknya hubungan antara faktor I dan faktor II dan jumlah beda = 0 dengan

penggabungan tabel 5.5 dan tabel 5.6 dapat ditentukan harga x seperti tabel 5.7 di 2

bawah ini:

Tabel 5.7 Penentuan Harga Chi-Kuadrat (x ) 2

(56)

56

7 9 7.65 1.35 1.8225 0.238235294

8 29 35.38125 -6.38125 40.72035156 1.150902005

9 7 9.25 -2.25 5.0625 0.547297297

16 17 13.18125 3.81875 14.58285156 1.106332978

Jumlah 160 160 0 197.8635938 25.5007243

Dari tabel 5.7 data di atas dibulatkan menjadi dua desimal, maka hasil

pembulatannya dapat dilihat seperti pada tabel 5.8 di bawah ini :

Tabel 5.8 Penentuan Harga Chi-Kuadrat (x ) 2

No Oij Eij (Oij-Eij) (Oij-Eij)2 (Oij-Eij)2/ Eij

Jadi dari tabel 5.8 penentuan harga Chi-Kuadrat diperoleh :

(57)

Dengan Hipotesa sebagai berikut :

H0 : Tidak ada hubungan antara jenis pekerjaan orang tua terhadap prestasi anak

di SMP Bunda Mulia Saribudolok.

H1 : Ada hubungan antara pekerjaan orangtua terhadap prestasi anak di SMP

Bunda Mulia Saribudolok.

Harga x yang terdapat di dalam tabel dengan dk (derajat kebebasan) = (b-1) 2

(k-1) = (3) (3) = 9 dan α = 0,05 diperoleh harga dari tabel x2(0,05) (9) = 16,919,

ternyata x2hit > x2tabel yakni 25,50 > 16,919 jadi H0 ditolak maka H1 diterima, artinya

ada hubungan antara jenis pekerjaan orangtua dengan tingkat prestasi anak.

Untuk mengetahui derajat hubungan antara jenis pekerjaan orangtua terhadap

prestasi anak maka ditentukan koefisien kontingensi C (derajat hubungan) sebagai

berikut :

Maka derajat hubungan antara jenis pekerjaan orangtua terhadap prestasi anak

adalah 0,37.

Untuk menentukan derajat asosiasi antara jenis pekerjaan orangtua dengan

(58)

58

Dengan membandingkan harga C dengan harga Cmaks sebagai berikut :

Q = ×100%

Berdasarkan ketentuan-ketentuan Davis (1971) nilai Q berada antara 0,30 dan

0,49, maka dapat diketahui bahwa derajat hubungan antara jenis pekerjaan orangtua

dengan prestasi anak cukup erat. Hubungan tingkat pendidikan orangtua dengan

prestasi anakdapat di lihat seperti tabel 5.9 di bawah ini :

Tabel 5.9 Hubungan Tingkat Pendidikan Orangtua dengan Prestasi Anak.

No Prestasi Tingkat Pendidikan Jumlah

SD SMP SMA PT

6 Persentase 10,625 %

(59)

Dari tabel 5.9 di atas dapat kita lihat bahwa dari 160 siswa yang diteliti terdapat

50,625% orangtuanya berpendidikan SMA, 23,75% berpendidikan Perguruan Tinggi,

15% berpendidikan SMP, dan 10,625% berpendidikan SD.

Untuk mengetahui apakah ada hubungan tingkat pendidikan orangtua terhadap

prestasi anak maka jumlah frekuensi yang diharapkan dari jumlah frekuensi yang

diamati dapat ditentuka dengan rumus :

(

n n

)

n Eij = io× oj /

Dengan :

Eij = Banyak data teoritik (banyak gejala yang diharapkan terjadi)

nio = jumlah baris ke-i

noj = jumlah kolom ke-i

n = total jumlah data

E11 = (17 x 16) / 160 = 1,7

E12 = (24 x 16) / 160 = 2,4

E13 = (81 x 16) / 160 = 8,1

E14 = (38 x 16) / 160 = 3,8

E21 = (17 x 51) / 160 = 15,41875

E22 = (24 x 51) / 160 = 7,65

E23 = (81 x 51) / 160 = 25,81875

E24 = (38 x 51) / 160 = 12,1125

E31 = (17 x 74) / 160 = 17,8625

(60)

60

Tabel 5.1.0 Daftar Frekuensi yang Diharapkan

No Prestasi Tingkat Pendidikan Jumlah

SD SMP SMA PT

Dari jumlah yang diamati dan jumlah frekuensi yang diharapakan dapat ditentukan

pada setiap item kejadian yang berlaku, diamati perbedaan antara nij dan Eij ada tidaknya hubungan antara faktor I dan faktor II dan jumlah beda = 0 dengan

penggabungan tabel 5.9 dan tabel 5.1.0 dapat ditentukan harga x seperti tabel 5.1.1 2

di bawah ini :

Tabel 5.1.1 Penentuan Harga Chi-Kuadrat

(61)

7 25 25.81875 -0.82 0.67 0.03

Dari tabel 5.1.1 data diatas dibulatkan menjadi dua desimal, maka hasil

pembulatannya seperti tabel 5.1.2 di bawah ini :

Tabel 5.1.2 Penentuan Harga Chi-Kuadrat (x ) 2

No Oij Eij (Oij-Eij)2 (Oij-Eij)2 (Oij-Eij)2/ Eij

Jadi dari tabel 5.1.2 penentuan harga Chi-Kuadrat diperoleh :

(62)

62

2

x hit = 29,38

Dengan Hipotesa sebagai berikut :

H0 : Tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan orang tua terhadap prestasi

anak di SMP Bunda Mulia Saribudolok.

H1 : Ada hubungan antara tingkat pendidikan orangtua terhadap prestasi anak di

SMP Bunda Mulia Saribudolok.

Harga 2

x yang terdapat di dalam tabel dengan dk (derajat kebebasan) = (b-1)

(k-1) = (3) (3) = 9 dan α= 0,05 diperoleh harga dari tabel 2

x (0,05) (9) = 16,919 ,

ternyata x2hit > x2tabel yakni 29,38 > 16,919 jadi H0 ditolak maka H1 diterima, artinya

ada hubungan antara tingkat pendapatan orangtua terhadap pendidikan anak.

Untuk mengetahui derajat hubungan antara tingkat pendidikan orang tua

terhadap prestasi anak maka ditentukan koefisien kontigensi C (derajat hubungan)

(63)

Maka derajat hubungan antara jenis pekerjaan orangtua terhadap prestasi anak

adalah 0,39. Untuk menentukan derajat asosiasi antara jenis pekerjaan orangtua

dengan prestrasi anak maka harga C tersebut dibandingkan dengan harga C maks .

m

Dengan membandingkan harga C dengan harga Cmaks sebagai berikut :

Q = ×100%

Berdasarkan ketentuan-ketentuan Davis (1971) nilai Q berada antara 0,30 dan

0,49, maka dapat diketahui bahwa derajat hubungan antara jenis pekerjaan orangtua

terhadap prestasi anak cukup erat.

5.3 Evaluasi

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SMP Bunda Mulia terhadap 160 siswa.

Dari hasil perhitungan Chi-Kuadrat untuk jenis pekerjaan orangtua mempunyai

hubungan yang signifikan dengan prestasi anak . Ini dapat dibuktikan dengan

memperhatikan bahwa dengan df = 9, α = 0,05 mempunyai 2

(64)

64

sebesar 25,50 > 16,919. Begitu juga dengan hasil perhitungan Chi-Kuadrat untuk

tingkat pendidikan orangtua juga mempunyai hubungan yang signifikan dengan

prestasi anak. Ini dapat dibuktikan dengan memperhatikan bahwa df = 9, α = 0,05

mempunyai x2hit > x2tabel yaitu sebesar 29,38 > 16,919.

Dari hasil perhitungan nilai koefisisen kontingensi yang menunjukkan keeratan

atau besar hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat, besar hubungan

jenis pekerjaan orangtua terhadap prestasi anak dapat dilihat dengan membandingkan

harga C dan Cmaks yaitu C = 0,37, C maks = 0,866 dan Q = 42,73% dan besar hubungan

tingkat pendidikan terhadap prestasi anak dapat dilihat dengan membandingkan harga

C dan harga Cmaka yaitu C = 0,39, C maks = 0,866 dan Q = 45,03%, sehingga dapat

disimpulkan bahwa hubungan antara jenis pekerjaan dan tingkat pendidikan orangtua

(65)

BAB 6

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisa dan evaluasi, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai

berikut :

1. Ada hubungan antara jenis pekerjaan dan tingkat pendidikan orangtua terhadap

prestasi anak di SMP Bunda Mulia Saribudolok yaitu hubungan yang

signifikan, dan hubungan antara keduanya dapat dikatakan cukup erat dengan

cara membandingkan masing-masing harga C dengan harga Cmaks nya.

2. Dari 160 siswa terdapat 16 siswa (10%) yang berprestasi sangat baik, 51 siswa

(31,875%) yang berprestasi baik sebesar, 74 siswa (46,25%) yang berprestasi

cukup baik dan 19 siswa (11,875%) yang berprestasi kurang baik.

3. Dari 160 siswa dapat dilihat bahwa jenis pekerjaan orangtua yang paling

banyak adalah pekerjaan bertani yaitu sebesar 69,375%, kemudian wiraswasta

sebesar 15%, kemudian PNS sebesar 12,5%, dan pekerjaan yang paling sedikit

adalah pegawai swasta sebesar 3,125%.

4. Dari 160 siswa dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan orang tua yang paling

banyak adalah SMA sebesar 50,625%, kemudian lulusan PT sebesar 23,75%,

lulusan SMP sebesar 15%, dan yang paling sedikit adalah lulusan SD sebesar

(66)

66

6.2 Saran

1. Apabila ada penelitian seperti penelitian ini sebaiknya digunakan beberapa

metode untuk dapat dilihat dan dapat dibandingkan antara metode yang satu

dengan metode yang lainnya.

2. Untuk mengetahui hubungan antara jenis pekerjaan dan tingkat pendidikan

orangtua terhadap prestasi anak yang lebih teliti sebaiknya digunakan sampel

(67)

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Syani. 1995. Pengantar Metode Statistik Non Parametrik. Jakarta: Pustaka Jaya.

Bambang Supomo. 1997. Statistik Terapan Dalam Ilmu-ilmu Sosial dan Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.

Purnawan Junadi. 1995. Pengantar Analisa Data. Jakarta: Rineka Cipta.

Sidney Siegel. 1992. Statistik Non Parametrik. Jakarta.

Singgih Santoso. 2003. Mengatasi Berbagai Masalah Statistik Dengan SPSS Versi

11.5. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia.

Sudjana. 1992. Metode Statistik II. Bandung: Tarsito.

Syamsuddin. Pendidikan dan Masyarakat. Yogyakarta: Bina Usaha.

Wahid Sulaiman. 2003. Statistik Non Parametrik Contoh Kasus dan Pemecahannya

(68)

68

L

A

M

(69)

DAFTAR JENIS PEKERJAAN, TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA DAN TINGKAT PRESTASI SISWA-SISWI SMP SW. BUNDA MULIA

SARIBUDOLOK JENIS PEKERJAAN

ORANG TUA TAMATAN

(70)
(71)
(72)

72

Jumlah siswa : 160 siswa

Sumber : Buku Induk SMP Bunda Mulia Saribudolok Kelas IX

Diketahui,

Kepala SMP Bunda Mulia Saribudolok

(73)

SURAT KETERANGAN

Hasil Uji Program Tugas Akhir

Yang bertanda tangan di bawah ini, menerangkan bahwa Mahasiswa Tugas Akhir Program Diploma III Ilmu Komputer/ Statistika :

Nama : Rany Yunita Tamsar

NIM : 052407014

Prog. Studi : Statistika DIII

Judul Tugas Akhir : Hubungan antara Jenis Pekerjaan dan Tingkat

Pendidikan Orangtua terhadap Prestasi Anak Di SMP Bunda Mulia Saribudolok.

Telah melaksanakan test program Tugas Akhir tersebut di atas pada tanggal, Juni 2008.

Dengan Hasil : Sukses/Gagal

Demikian diterangkan untuk melengkapi syarat pendaftaran Ujian Meja Hijau Tugas Akhir Mahasiswa Bersangkutan di Jurusan Matematika FMIPA USU Medan.

Medan, Juni 2008

Dosen Pembimbing,

Gambar

Gambar 4.1 Tampilan saat membuka SPSS pada Windows Gambar 4.2 Tampilan pada pengisian variable view Gambar 4.3 Tampilan pada saat menu analyze pada SPSS Gambar 4.4 Tampilan pada saat menu analyze pada SPSS
Tabel 2.1 Daftar  Kontingensi
Tabel 2.2 Daftar Kontingensi dari Frekuensi yang Diharapkan
Gambar 4.1 Tampilan saat membuka SPSS pada Windows
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan program perkuliahan Zoologi Invertebrata berbasis inkuiri laboratorium yang dapat meningkatkan motivasi, sikap ilmiah,

Pada penelitian ini akan dibuat arang aktif dari tongkol jagung dan diaktivasi secara fisika dan kimia dengan aktivator KOH dimana KOH adalah agen yang paling efektif

Untuk menghitung objek orang yang ada pada citra, terlebih dahulu mengklik tombol ekstraksi fitur untuk mendapatkan model training yang kemudian citra di input

Peserta yang telah mengikuti uji kompetensi ini diharapkan mampu memperdalam dasar-dasar gerak senam yang dimilikinya, mampu menguasai musik, hitungan atau beat,

DBSCAN (SEQDBSCAN) DENGAN JARAK SIMILARITAS S 3 M ……….………325 (M.4) KLUSTERING DATA SPASIAL MULTIVARIAT DENGAN MODEL BASED CLUSTERING ..335 (M.5) PENERAPAN ANALISIS

[r]

Kartu kredit merupakan kartu plastik yang dikeluarkan oleh bank atau lembaga pembiayaan lainnya yang diberikan kepada nasabah untuk dapat dipergunakan sebagai

Keputusan Walikota Semarang Nomor 875.1/2 Tahun 2011 tentang Pendelegasian Wewenang Penandatanganan Perijinan dan Non Perijinan kepada Kepala Badan Pelayanan.. Perijinan Terpadu