Rany Yunita Tamsar : Hubungan Antara Jenis Pekerjaan Dan Tingkat Pendidikan Orang Tua Terhadap Prestasi Anak Di Smp Bunda Mulia Saribudolok, 2008.
USU Repository © 2009
PRESTASI ANAK DI SMP BUNDA MULIA SARIBUDOLOK
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh gelar Ahli Madya
RANY YUNITA TAMSAR 052407014
DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2
HUBUNGAN ANTARA JENIS PEKERJAAN
DAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA TERHADAP
PRESTASI ANAK DI SMP BUNDA MULIA SARIBUDOLOK
TUGAS AKHIR
RANY YUNITA TAMSAR 052407014
DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERSETUJUAN
Judul : HUBUNGAN ANTARA JENIS PEKERJAAN DAN
TINGKAT PENDIDIKAN ORANGTUA TERHADAP PRESTASI ANAK DI SMP BUNDA MULIA SARIBUDOLOK
Kategori : TUGAS AKHIR
Nama : RANY YUNITA TAMSAR
Nomor Induk Mahasiswa : 052407014
Program Studi : D3 STATISTIKA
Departemen : MATEMATIKA
Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Diluluskan di Medan, Mei 2008
Diketahui/Disetujui oleh
Depertemen Matematika FMIPA USU
Ketua, Pembimbing
Dr. Saib Suwilo, M.Sc. Drs. Rachmad Sitepu, M.Si.
4
PERNYATAAN
HUBUNGAN ATARA JENIS PEKERJAAN DAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANGTUA TERHADAP TINGKAT PRESTASI ANAK DI SMP BUNDA MULIA SARIBUDOLOK
TUGAS AKHIR
Saya mengakui bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil; kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Medan, Juni 2006
RANY YUNITA TAMSAR 052407014
PENGHARGAAN
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah dan Penyayang, karena dengan kasih dan karunia-Nyalah, sehingga Tugas Akhir ini berhasil diselesaikan dengan waktu yang telah ditetapkan.
Tugas akhir ini yang berjudul “Hubungan antara Jenis Pekerjaan dan Tingkat Pendidikan Orangtua terhadap Prestasi Anak di SMP Bunda Mulia”. Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Pendidikan Diploma III Statistika Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
Pada kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan rasa hormat dan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Drs. Rahmacd Sitepu, M.Si selaku Dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam penulisan Tugas Akhir ini.
2. Bapak Dr. Eddy Marlianto, M.Sc selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Dr. Saib Suwilo, M.Sc selaku Ketua Departemen Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Dr. Swarno Ariswoyo, M.Si selaku dosen Pembimbing Akademik.
5. Orangtua tercinta yang telah memberikan kasih sayang, doa dan bantuan biaya.
6. Kakak dan Adik-adikku tercinta yang senantiasa memberikan kasih sayang dan doa yang tulus bagi penulis.
7. Bapak Kepala Sekolah, seluruh guru, dan pegawai SLTP Bunda Mulia Saribudolok yang telah membantu penulis untuk mengumpulkan data sebagai data untuk Tugas Akhir ini.
8. Sahabat-sahabatku ( Segel, Frimi, Helmy, Yosepha, Eka Marlina, Devi, Jhon Hendra, Iwan, Rizal dll) yang memberikan perhatian, saran-saran, dan motivasi kepada penulis.
9. Teman-teman PS Gloria KMK St. Albertus Magnus USU yang senantiasa mendukung dan mendoakan penulis.
6
11.Seluruh rekan-rekan mahasiswa Program Studi D3 Statistika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara, yang telah memberikan dorongan semangat dan membantu dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
Penulis juga menyadari bahwa dalam penulisan Tugas Akhir ini jauh dari sempurna dan tak luput dari sekian banyak kekurangan yang disebabkan oleh keterbatasan ilmu yang penulis miliki. Dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan tugas akhir ini. Akhir kata , penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Medan, Mei 2008
Penulis,
DAFTAR ISI
Daftar Gambar viii
Bab 1 Pendahuluan 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Identifikasi Masalah 5
1.3 Batasan Masalah 6
1.4 Maksud dan Tujuan 6
1.5 Metode Penelitian 6
1.6 Tinjauan pustaka 7
1.7 Sistematika Penulisan 10
Bab 2 Tinjauan Teoritis 12
2.1 Statistik Non Parametrik 12
2.2 Hipotesa 14
2.3 Analisa yang Digunakan 15
2.3.1 Analisa Univariat 15
2.3.2 Analisa Bivariat 16
2.4 Uji Chi-Kuadrat 16
Bab 3 Sejarah Singkat Tempat Riset 28
3.1 Sejarah Singkat 28
3.2 Susunan Organisasi 30
3.3 Visi dan Misi 30
Bab 4 Impementasi Sistem 32
4.1 Pengertian 32
4.2 Statistik dan Komputer 32
4.3 SPSS dan Komputer Statistik 33
4.4 Mengoperasikan SPSS 34
Bab 5 Analisa Dan Pembahasan 40
5.1 Analisa Univariat 42
5.1.1 Identitas Responden 42
5.2 Analisa Bivariat 43
8
Bab 6 Penutup 55
6.1 Kesimpulan 55
6.2 Saran 56
Daftar pustaka 57
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Daftar Kontingensi 23
Tabel 2.2 Daftar Kontingensi dari Frekuensi yang Diharapkan 24
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Rata-rata rapot 41
Tabel 5.2 Distribusi Tingkat Prestasi Anak 42
Tabel 5.3 Distribusi Jenis Pekerjaan Orangtua 42
Tabel 5.4 Distribusi Tingkat Pendidikan Orangtua 43 Tabel 5.5 Hubungan Jenis Pekerjaan Orangtua Dengan Prestasi Anak 43
Tabel 5.7 Daftar Frekuensi yang Diharapakan 45
Tabel 5.8 Penentuan Harga Chi-Kuadrat ( 2
x ) 45
Tabel 5.9 Hubungan Tingkat Pendidikan Orangtua Dengan Prestasi Anak.48
Tabel 5.1.0 Daftar Frekuensi yang Diharapkan 50
Tabel 5.1.1 Penentuan Harga Chi-Kuadrat ( 2
10
DAFTAR GAMBAR
Halaman
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Manusia sebagai homo saphien merupakan mahkluk individu dan mahkluk sosial.
Sebagai mahkluk yang berfikir dalam masyarakat keluarga ia mempunyai kebutuhan
individu dan kebutuhan sosial. Bagi mereka yang mempunyai anak, maka anak dari
seorang ibu dan bapak adalah merupakan bagian dari tubuh mereka. Anak tersebut
merupakan sebagai bagian dari hati mereka oleh karena itu mereka akan memelihara
mereka sebaik-baiknya yang merupakan kebutuhan individu dan kebutuhan sosial
bagi anak-anak mereka. Memelihara anak berarti dapat melanjutkan kelangsungan
hidup seorang ibu atau ayah dalam masyarakat keluarga tersebut. Manifestasi
memelihara anak itu dinyatakan dengan anak tersebut harus dididik, agar kebutuhan
jasmaniah dan rohaniah anak itu dapat berkembang sehingga cita-cita ayah dan ibu itu
dapat dicapainya.
Pendidikan merupakan salah satu faktor sangat penting bagi kehidupan kita.
Oleh sebab itu hubungan antara pendidikan dan masyarakat terasa penting sehingga
merupakan bidang studi tersendiri di dalam Ilmu Pendidikan.
Hubungan pendidikan dan masyarakat pada hakekatnya berfungsi untuk
12
maksimal ke arah tercapainya tujuan pendidikan yang dicita-citakan menyatakan
bahwa ada 3 faktor yang menyebabkan perlunya hubungan antara pendidikan dan
masyarakat, yaitu :
1. Faktor perubahan sifat, tujuan dan metode mengajar.
2. Faktor masyarakat yang menuntut adanya perubahan dalam pendidikan di
sekolah dan perlunya bantuan masyarakat terhadap sekolah.
3. Faktor perkembangan ide demokrasi di dalam masyarakat terhadap
pendidikan.
Sebagai mahkluk sosial manusia tidak bisa lepas dari orang lain. Artinya ia
akan menjadi pribadi yang sungguh-sungguh autentik apabila mempunyai hubungan
dengan orang lain secara memadai.maupun sebagai anggota masyarakat yang sehat
jasmani dan rohaninya, berilmu pengetahuan dan bermoral. Cara yang ditempuh
adalah dengan jalan memenuhi berbagai kebutuhan dan minat para anak didik serta
mempersiapkan mereka agar kelak menjadi orang-orang berguna bagi masyarakat.
Cara lain yang ditempuh yaitu dengan jalan mengaitkan mata pelajaran di sekolah
dengan kebutuhan dan persoalan kehidupan masyarakat unutk mencari alternatif.
Hubungan antara pendidikan dan masyarakat itu tersa penting sekali sehingga
merupakan bidang studi tersendiri. Hal itu tak lain merupakan akibat logis dari adanya
pengembangan tujuan pendidikan bagi setiap orang untuk membentuk dirinya menjadi
pribadi yang utuh baik sebagai individu.
Dalam rangka usaha untuk membangun Negara Republik Indonesia, maka
negara sangat membutuhkan generasi-generasi muda yang memiliki ilmu pengetahuan
Oleh sebab itu pemerintah menyadari akan pentingnya pendidikan bagi suatu negara
dan mengingat akan tujuan nasional yaitu yang terdapat di dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945 Alinea IV antara lain menyebutkan yaitu mencerdaskan
kehidupan bangsa, kemudian pada pasal 31 ayat 1 dan ayat 2 dicantumkan bahwa
tiap-tiap warga negara berhak untuk mendapatkan pengajaran juga di dalam ketetapan
MPR RI No. II/MPR/1988 tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara menyatakan
bahwa pendidikan nasional berdasarkan Pancasila bertujuan untuk meningkatkan
ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan dan keterampilan,
mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat
kebangsaan serta cinta tanah air dengan menumbuhkan manusia-manusia
pembangunan yang dapat membangun bangsa sendiri serta bersama-sama
bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.
Keluarga merupakan kelompok sosial pertama-tama dalam kehidupan dimana
ia belajar dan menyatakan diri sebagai manusia sosial di dalam hubungan interaksi
dengan kelompoknya. Keadaan sosial ekonomi keluarga tentunya mempunyai
hubungan erat dengan pekerjaan dan pendidikan orang tua mempunyai peranan yang
penting terhadap perkembangan anak-anak. Apabila kita pikirkan bahwa dengan
adanya perekonomian yang cukup, lingkungan materi yang dihadapi anak di dalam
keluarganya itu lebih luas, ia mendapat kesempatan yang lebih luas untuk
mengembangkan bermacam-macam kecakapan yang tidak dapat dikembangkan
apabila tidak ada faktor-faktor pendukungnya.
Tentunya status sosial ekonomi itu tidak merupakan mutlak dalam
14
bagaimana corak interaksi dalam keluarga itu. Walaupun status sosial ekonomi orang
tuanya memuaskan tetapi apabila mereka itu tidak memperhatikan pendidikan
anaknya atau senantiasa bercekcok, hal ini juga tidak menguntungkan perkembangan
sosial dari pada anak itu. Pada akhirnya, perkembangan sosial anak itu turut
ditentukan pula oleh sikap-sikap anak itu sendiri terhadap keadaan keluarganya.
Mungkin sekali status sosial ekonomi orang itu mencukupi, serta corak interaksi sosial
di rumah pun tidak kekurangan, namun anak itu berkembang secara tidak wajar.
Perkembangan sosial memang ditentukan oleh saling pengaruh dari banyak faktor di
luar dirinya sendiri, sehingga tidak mudah pula untuk menentukan faktor manakah
yang menyebabkan kesulitan dalam perkembangan sosial seseorang yang pada suatu
saat mengalami kegagalan di dalamnya.
Hal yang menentukan faktor-faktor yang dapat menguntungkan atau hal yang
dapat menghambat perkembangan telah diteliti secara intensif dan ekstensif oleh
sarjana-sarjana psikologi di berbagai negara di dunia yaitu dengan mengadakan
eksperimen-eksperimen kepada sejumlah orang yang cukup banyak.
Seorang penyelidik Jerman, Prestel telah membandingkan prestasi anak-anak
sekolah kelas pertama dari beberapa sekolah dasar di sebuah kota di Jerman. Ia
menghitung angka-angka raport kelas perama, anak-anak yang berasal dari statusnya
yang agak tinggi dibandingkan dengan angka rata-rata raport anak-anak yang berasal
dari status sosial ekonominya rendah. Yang menjadi kriteria rendah tingginya status
sosial ekonomi dalam percobaan ini antara lain : kondisi rumah, penghasilan kelurga,
dan beberapa kriteria lainnya mengenai kesejahteraan keluarga. Sebagai hasil dari
sosial ekonominya adalah pada akhir kelas pertama lebih tinggi dari pada prestasi
anak-anak dari keluarga status ekonominya yang mencukupi. Tetapi keunggulan itu
pada akhirnya di kelas dua bergeser, dan golongan anak dari keluarga yang status
ekonominya lebih tinggi telah mengejar kemajuan dari anak golongan rendah tadi,
sehingga menyamai.
Hasil eksperimen ini menyatakan adanya pengaruh tertentu yang
menguntungkan daripada latar belakang status sosial ekonomi yang tinggi yaitu
anak-anak lebih cepat menyesuaikan diri dengan sebuah tugas baru daripada anak-anak-anak-anak dari
latar belakang sosial ekonomi yang rendah.
Di sini penulis ingin menyelidiki apakah latar belakang sosial ekonomi (dalam
hal ini jenis pekerjaan dan tingkat pendidikan orang tua) mempengaruhi prestasi
anak-anak di SMP Bunda Mulia Saribudolok atau tidak.
1.2Identifikasi Masalah
Hubungan antara pendidikan dan persoalan-persoalan sosial terasa semakin penting
mengingat semakin rumitnya kehidupan masyarakat sebagai akibat dari
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh sebab itu, tanggung jawab kita
sebagai orang tua memberikan pendidikan yang terbaik untuk anak-anaknya. Salah
satunya adalah memiliki sekolah yang mempunyai fasilitas belajar yang lengkap.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terjadi saat ini
mendorong pihak sekolah dalam hal ini SMP Bunda Mulia Saribudolok untuk
16
untuk meningkatkan prestasi belajar siswa-siswinya. Salah satu contohnya adalah
melengkapi fasilitas belajar dan memberikan pelajaran sesuai kurikulum yang telah
ditentukan.
Dari beberapa masalah di atas, penulis mengangkat suatu permasalahan yang
akan dibahas dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara prestasi
anak terhadap jenis pekerjaan dan tingkat pendidikan orang tua di SMP Bunda Mulia
Saribudolok.
1.3Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka yang menjadi
permasalahan adalah apakah benar anggapan atau pendapat bahwa status sosial
ekonomi dalam hal ini jenis pekerjaan dan tingkat pendidikan orang tua siswa
berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa-siswi di SMP Bunda Mulia Saribudolok.
1.4Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana sebenarnya
pengaruh jenis pekerjaan dan tingkat pendidikan orang tua terhadap keberhasilan
pendidikan anak, khususnya siswa di SMP Bunda Mulia Saribudolok.
1.5 Metode Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di SMP Bunda Mulia Saribudolok yang beralamat di Jl.
Sutomo No.16 Saribudolok.
2. Penelitian Kepustakaan
Suatu cara penelitian yang digunakan untuk memperoleh data dan informasi
dari perpustakaan, yaitu dengan membaca buku-buku, referensi, dan
bahan-bahan yang bersifat teoritis yang mendukung penulisan tugas akhir ini.
3. Penelitian Lapangan
Suatu cara penelitian yang digunakan untuk memperoleh data dan informasi
dengan cara terjun langsung ke lapangan dan melihat keadaan yang
sesungguhnya. Data ini bersumber dari data sekunder yang diperoleh dari SMP
Bunda Mulia Saribudolok.
1.6 Tinjauan Pustaka
Dalam memproses data penelitian ini penulis menggunakan Test Statistik non
parametrik. Test Statistik non parameterik adalah test yang modelnya tidak
menetapkan syarat-syarat mengenai parameter-parameter yang merupakan induk
sample penelitiannya. Oleh karena itu observasi-observasi independen dan variabel
yang diteliti pada dasarnya memiliki kontinuitas.
Uji metode non parameterik atau bebas sebaran adalah prosedur pengujian
hipotesa yang tidak mengasumsikan pengetahuan apapun mengenai sebaran populasi
18
Dalam penelitian ini digunakan Analisa data kuantitatif (data yang berbentuk
bilangan) secara statistik, yaitu dengan menggunakan Chi-kuadrat (X2). Chi-kuadrat
merupakan salah satu prosedur non parametrik yang dapat digunakan dalam analisis
statistik Di dalam Chi-Kuadrat terdapat teknik analisa statistik untuk mengetahui
signifikan perbedaan antara proyeksi subjek dengan objek penelitian yang datanya
telah dikategorikan. Analisa kategori dapat dibagi kedalam dua macam kategori atau
lebih tergantung dari objek ataupun respon yang ingin diamati.
Chi-Kuadrat mempunyai fungsi statistik sebagai analisa data yang
dikelompokkan menjadi tiga bagian:
a. Chi-kuadrat sebagai alat estimasi ( perkiraan ), yaitu mengestimasi apakah
frekuensi dalam sampel yang diobservasi berbeda secara signifikan
terhadap frekuensi dan populasi.
b. Chi-kuadrat sebagai uji sampel yang terpisah (independent sample)
c. Chi-kuadrat sebagai alat pengetesan hipotesa penelitian untuk menguji
sampel yang berhubungan.
Rumus yang digunakan adalah :
(
)
f = Nilai pengamatan yang diperoleh
e
Dengan kriteria pengujian sebagai berikut :
adalah (b-k)(k-1), dalam hal yang lainnya kita terima hipotesis Ho.
Setelah mendapatkan harga Chi-kuadrat, biasanya kita menghitung harga
koefisien kontigensi yang diberi simbol C. Kegunaannya adalah untuk mencari atau
menghitung keeratan hubungan antara dua variabel yang mempunyai gejala ordinal
(kategori), paling tidak berjenis nominal. Rumus yang digunakan adalah :
N
x2 = Hasil perhitungan Chi-Kuadrat
N = Banyak data
Harga koefisien kontigensi maksimum dihitung dalam rumus sebagai berikut :
m
Dengan m harga minimum antara b dan k atau antara baris dan kolom.
Dengan membandingkan C dengan Cmaks maka keeratan hubungan variabel I dan II
20
nilai antara -1 dan 1. bila harga Q mendekati 1 maka hubungan tambah erat dan bila Q
menjauhi 1 maka hubungannya semakin kurang erat.
Q = ×100%
maks
C C
1.7 Sistematika Penulisan
Sistematika Penulisan diuraikan untuk memberikan kerangka atau gambaran dari
Tugas Akhir ini, yaitu sebagai berikut:
BAB 1 : PENDAHULUAN
Pada Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, identifikasi
masalah, batasan masalah, maksud dan tujuan, metode penelitian,
tinjauan pustaka, serta sistematika penulisan.
BAB 2 : TINJAUAN TEORITIS
Pada Bab ini berisi tentang suatu tinjauan teori untuk diaplikasikan
dalam pengolahan data yang didapat. Dalam hal ini menggunakan
Chi-Kuadrat.
BAB 3 : SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET
Pada Bab ini penulis memaparkan sejarah tempat riset yaitu SMP
BUNDA MULIA SARIBUDOLOK .
BAB 4 : IMPLEMENTASI SISTEM
Pada Bab ini berisi tentang program yang dipakai untuk memproses
BAB 5 : ANALISA DAN PEMBAHASAN
Pada Bab ini penulis menganalisa data yang diperlukan dalam
penyelesaian Tugas Akhir.
BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN
Pada Bab ini merupakan penutup yang berisi tentang kesimpulan yang
diambil dari pembahasan pada bab-bab sebelumnya dan penulis
mencoba memberikan saran yang mungkin dapat bermanfaat untuk
Rany Yunita Tamsar : Hubungan Antara Jenis Pekerjaan Dan Tingkat Pendidikan Orang Tua Terhadap Prestasi Anak Di Smp Bunda Mulia Saribudolok, 2008.
USU Repository © 2009
BAB 2
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Statistik Non paramertrik
Dalam memproses data penelitian ini penulis menggunakan Test Statistik non
Parametrik. Test Statistik non parameterik adalah test yang modelnya tidak
menetapkan syarat-syarat mengenai parameter-parameter yang merupakan induk
sampel penelitiannya. Oleh karena itu observasi-observasi independen dan variabel
yang diteliti pada dasarnya memiliki kontinuitas.
Uji metode non parameterik atau bebas sebaran adalah prosedur pengujian
hipotesa yang tidak mengasumsikan pengetahuan apapun mengenai sebaran populasi
yang mendasari kecuali kontinu.
Dalam kegiatan penelitian, biasanya lebih banyak menggunakan analisis
statistik parametrik daripada statistik non parametrik. Statistik parametrik digunakan
jika kita telah mengetahui model matematis daripada distribusi populasi dari suatu
data yang akan dianalisis. Jika kita tidak mengetahui suatu model distribusi populasi
suatu data dan data relatif kecil atau asumsi kenormalannya tidak selalu dapat dijamin
penuh, maka kita harus menggunakan statistik non parametrik (statistik bebas
Statistik non parametrik mempunyai keunggulan atau kelebihan yaitu
kebanyakan prosedur parametrik memerlukan asumsi dalam jumlah yang minimal
maka kemungkinan untuk beberapa prosedur non parametrik perhitungan-perhitungan
dapat dilakukan dengan cepat dan mudah, terutama bila terpaksa dilakukan dengan
manual. Jadi penggunaan prosedur-prosedur ini menghemat waktu yang diperlukan
untuk perhitungan dan ini merupakan bahan pertimbangan bila hasil penyajian harus
secara tersaji atau bila mesin hitung berkemampuan tinggi tidak tersedia. Dengan
statistik non parametrik para peneliti dengan dasar matematik dan statistik yang
kurang biasanya konsep dan metode prosedur non parametrik mudah dipahami.
Prosedur-prosedur non parametrik boleh diterapkan bila data telah diukur dengan
menggunakan skala pengukuran.
Sedang kelemahan dari statistik non parametrik adalah
perhitungan-perhitungan yang dibutuhkan untuk kebanyakan prosedur non parametrik cepat dan
sederhana, prosedur-prosedur ini kadang-kadang digunakan untuk kasus-kasus yang
lebih tepat bila ditangani prosedur-prosedur non parametrik sehingga cara seperti ini
sering menyebabkan pemborosan informasi.
Dalam implementasi, penggunaan prosedur yang tepat merupakan tujuan dari
peneliti. Beberapa parameter yang dapat digunakan sebagai dasar penggunaan statistik
non parametrik :
1. Hipotesis yang diuji tidak melibatkan parameter populasi
2. Skala yang digunakan lebih lemah dari skala prosedur parametrik
24
Banyak prosedur non parametrik yang dapat digunakan dalam analisis
statisktik, diantaranya :
1. Uji Chi-Kuadrat
2. Uji Binomial
3. Uji Run
4. Uji Kolmogorov Smirnov Satu Sampel
5. Uji Dua Sampel Independen
6. Uji Beberapa Sampel Independen
7. Uji Dua Sampel yang Berkaitan
8. Uji Beberapa Sampel yang Berkaitan
Dalam penelitian ini digunakan Analisa data kuantitatif (data yang berbentuk
bilangan) secara statistik, yaitu dengan menggunakan Chi-kuadrat (X2). Chi-kuadrat
merupakan salah satu prosedur non parametrik yang dapat digunakan dalam analisis
statistik Di dalam Chi-Kuadrat terdapat teknik analisa statistik untuk mengetahui
signifikan perbedaan antara proyeksi subjek dengan objek penelitian yang datanya
telah dikategorikan. Analisa kategori dapat dibagi kedalam dua macam kategori atau
lebih tegantung dari objek ataupun respon yang ingin diamati.
2.2 Hipotesa
Hipotesa secara etimologis dibentuk dari dua kata yaitu, kata hypo yang berarti kurang
dan thesis yang berarti pendapat. Jadi hipotesis artinya suatu kesimpulan yang masih
kurang, yang masih belum sempurna. Pengertian ini kemudian diperluas dengan
dengan membuktikan kebenaran hipotesa tersebut. Pembuktian itu hanya dapat
dilakukan dengan menguji hipotesis dengan data dilapangan.
Adapun sifat-sifat yang harus dimiliki untuk menentukan hipotesa adalah :
1. Hipotesis harus muncul dan hubungannya dengan teori serta masalah yang
diteliti.
2. Setiap hipotesis adalah kemungkinan jawaban terhadap persoalan yang diteliti.
3. Hipotesis harus dapat diuji atau terukur tersendiri untuk menetapkan hipotesis
yang besar kemungkinannya didukung oleh data empirik.
Perlu diingat, apapun syarat suatu hipotesis, yang jelas bahwa penampilan
setiap hipotesis adalah bentuk statement, yaitu pernyataan tentang sifat atau keadaan
hubungan dua atau lebih variabel yang akan diteliti.
Adapun jenis hipotesis yang mudah dimengerti adalah hipotesis nol (H0),
hipotesis alternatif (Ha), hipotesis kerja (Hk). Tetapi yang biasa adalah H0 yang
merupakan bentuk dasar atau memiliki statement yang menyatakan tidak ada
hubungan antara dua variabel x dan variabel y yang akan diteliti atau variabel
independen (x) tidak mempengaruhi variabel dependen (y).
2.3 Analisa yang Digunakan
2.3.1 Analisis Univariat
Dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dari masing-masing variabel
26
2.3.2 Analisa bivariat
Hipotesa yang diuji biasanya adalah kelompok itu berbeda dalam ciri khas tertentu,
dengan demikian perbedaan itu berhubungan dengan frekuensi relatif masuknya
anggota-anggota kelompok kedalam beberapa kategori.
Untuk menguji hipotesa ini kita menghitung banyak kasus dari masing-masing
kelompok yang termasuk dalam berbagai kategori dan membandingkan proporsi dari
kasus-kasus dari satu kelompok dalam berbagai kategori dengan proporsi kasus dari
kelompok yang lain. Dalam analisa ini digunakan hipotesa Chi-kuadrat.
2.4 Uji Chi-Kuadrat
Uji Chi-Kuadrat merupakan salah satu prosedur non parametrik yang dapat digunakan
dalam analisis statistik yang sering digunakan dalam praktek. Teknik Chi-Kuadrat
(Chi-Square; Chi dibaca: Kai; simbol dari huruf Yunani: x ) ditentukan oleh Helmet 2
pada tahun 1875, tetapi baru pada tahun 1900, pertama kali diperkenalkan kembali
oleh Karl Pearson.
Uji Chi-Kuadrat digunakan untuk menguji kebebasan antara dua sampel
(variabel) yang disusun dalam tabel baris kali kolom atau menguji keselarasan dimana
pengujian dilakukan untuk memeriksa ketergantungan dan homogenitas apakah data
sebuah sampel yang diambil menunjang hipotesis yang menyatakan bahwa populasi
uji ini dapat juga disebut uji keselarasan (goodness of fit test), karena untuk menguji
apakah sebuah sampel selaras dengan salah satu distribusi teoritis (seperti distribusi
normal, uniform, binomial dan lainnya).
Pada kedua prosedur tersebut selalu meliputi perbandingan frekuensi yang
teramati dengan frekuensi yang diharapkan bila hipotesis nol yang ditetapkan benar,
karena dalam penelitian yang dilakukan data yang diperoleh tidak selamanya berupa
data skala interval saja, melainkan juga data skala nominal, yaitu berupa penghitungan
frekuensi pemunculan tertentu.
Perhitungan frekuensi pemunculan juga sering dikaitkan dengan penghitungan
persentase, proporsi atau yang lain atau yang sejenis. Chi-Kuadrat adalah teknik
statistik yang dipergunakan untuk menguji probabilitas seperti itu, yang dilakukan
dengan cara mempertentangkan antara frekuensi yang benar-benar terjadi, frekuensi
yang diobservasi, observed frequencies ( disingkat F0 atau O) dengan frekuensi yang
diharapkan, expected frequencies (disingkat Fh atau E).
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan Chi-Kuadarat,
yaitu:
1. Chi-Kuadrat digunakan untuk menganalisa data yang berbentuk frekuensi.
2. Chi-Kuadrat tidak dapat digunakan untuk menentukan besar atau kecilnya
28
3. Chi-Kuadrat pada dasarnya belum dapat menghasilkan kesimpulan yang
memuaskan.
4. Chi-Kuadrat cocok digunakan untuk data kategorik, data diskrit atau data
nominal.
Cara memberikan interpretasi terhadap Chi-Kuadrat adalah dengan
menentukan df (degree of freedom) atau db (derajat bebas). Setelah itu berkonsultasi
tabel harga kritik Chi-Kuadrat. Selanjutnya membandingkan antara harga Chi-Kuadrat
dari hasil perhitungan dengan harga kritik Chi-Kuadrat, akhirnya mengambil
kesimpulan dengan ketentuan :
1. Bila harga Chi-Kuadrat (x²) sama atau lebih besar dari tabel Chi-Kuadrat maka
hipotesa nol (H0) ditolak dan hipotesa alternatif (Ha) diterima.
2. Bila harga Chi-Kuadrat (x²) lebih kecil dari tabel Chi-Kuadrat maka hipotesa
nol (H0) diterima dan hipotesa alternatif (Ha) ditolak.
Ada beberapa persoalan yang dapat diselesaikan dengan mengambil manfaat
dari Chi-Kuadrat diantaranya adalah :
1. Uji Independen antara Dua Faktor
Banyak data hasil pengamatan yang dapat digolongkan ke dalam beberapa
faktor, karakteristik atau atribut terdiri dengan tiap faktor atau atribut
terdiri dari beberapa klasifikasi, kategori, golongan atau mungkin
tingkatan. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap fenomena demikian
akan diselidiki mengenai asosiasi atau hubungan atau kaitan antara
bebas, tepatnya bebas statistik. Selain daripada itu akan diselidiki ada atau
tidaknya pengaruh mengenai beberapa taraf atau tingkatan sesuatu faktor
terhadap kejadian fenomena.
Secara umum untuk menguji independen antara dua faktor dapat
dijelaskan sebagai berikut : misalkan diambil sebuah sampel acak
berukuran n, dan tiap pengamatan tunggal diduga terjadi karena adanya
dua macam faktor I dan II. Faktor I terbagi atas b taraf atau tingkatan dan
faktor II terbagi atas k taraf. Banyak pengamatan yang tejadi karena taraf
ke-i faktor ke I (i = 1,2,…,b) dan taraf ke-j faktor ke II ( j = 1,2,…,k) akan
dinyatakan dengan Oij. Hasilnya dapat dicatat dalam sebuah daftar
kontingensi b × k. Pasangan hipotesis yang akan diuji berdasarkan data
dengan memakai penyesuaian persyaratan data yang diuji sebagai berikut:
H0 : Kedua faktor bebas statistik
H1 : Kedua faktor tidak bebas statistik
Tabel yang disajikan akan dianalisis untuk setiap sel yang diperlukan
kemudian dibentuk tabel kontingensi. Data tabel tersebut di atas agar dapat
dicari hubungan antara faktor-faktor dengan menggunakan statistik uji
Chi-Kuadrat.
Pengujian eksak sukar digunakan, karena di sini hanya akan dijelaskan
pengujian yang bersifat pendekatan. Untuk ini diperlukan frekuensi teoritik
atau banyak gejala yang diharapkan terjadi yang di sini akan dinyatakan
30
Rumusnya adalah sebagai berikut:
(
n n)
nEij = io× oj /
Dengan :
Eij = Banyak data teoritik (banyak gejala yang diharapkan terjadi)
nio = jumlah baris ke-i
noj = jumlah kolom ke-i
n = total jumlah data
Dengan demikian misalnya didapat nilai dari teoritik masing-masing
data:
E11 = (n10 x n01)/n ; E12 = (n10 x n02)/n
E21 = (n20 x n01)/n ; E22 = (n20 x n02)/n
dan seterusnya….
Jelas bahwa n = n10 + n20 + … + nbo = n01 + n02 +… + nok
Sehingga nilai statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis di atas
adalah:
Oij adalah jumlah observasi untuk kasus-kasus yang dikategorikan dalam
baris ke-i dalam kolom ke-j
Eij adalah banyak kasus yang diharapkan untuk dikategorikan dalam baris
ke-i dan kolom ke-j
Tolak H0 jika x2hitung ≥x2tabel
Terima H0 jika x2hitung < x2tabel
Dalam taraf nyata α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) untuk distribusi
Chi-Kuadrat adalah (b-1)(k-1), dalam hal lainnya kita terima hipotesis H0.
2. Koefisien Kontingensi
Kegunaan teknik koefisien kontingensi yang diberi simbol C, adalah untuk
mencari atau menghitung karena hubungan antara dua variabel yang
mempunyai gejala ordinal (kategori), paling tidak berjenis nominal.
Cara kerja atau perhitungan koefisien kontingensi sangatlah mudah jika
nilai Chi-Kuadrat sudah diketahui. Oleh karena itu biasanya para peneliti
menghitung harga koefisien kontingensi setelah menemukan harga
Chi-Kuadrat. Fleksibilitas rumusan ini adalah, tidak terbatas pada berapa
banyaknya kategori-kategori sel-sel petak atau tabel Chi-Kuadrat. Tes
signifikansi yang digunakan tetap menggunakan tabel kritik Chi-Kuadrat,
derajat kebebasan (db) sama dengan jumlah kolom dikurangi satu
dikalikan dengan jumlah baris dikurangi satu (b-1)(k-1). Rumus untuk
menghitung koefisien kontingensi adalah :
N
x2 = Hasil perhitungan Chi-Kuadrat
32
3. Metode Analisa
Dalam penelitian ini dilakukan metode analisis kuantitatif dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
Langkah 1:
Pengumpulan data yang dilakukan penulis dengan mengadakan
penelitian pada siswa yang ada di SMP Bunda Mulia
Langkah 2:
Dari data yang dianalisis, lalu disusun dalam tabel distribusi frekuensi.
Dalam menyusun distribusi frekuensi terlebih dahulu ditentukan :
a. Rentang : yaitu data terbesar – data terkecil
b. Tentukan banyak kelas interval
c. Tentukan panjang kelas interval : yaitu
tan
ren g p
banyak kelas =
d. Pilih ujung bawah kelas interval pertama, bisa diambil data terkecil
menjadi ujung bawah dari kelas interval pertama, bisa juga dari
data terkecil tapi selisihnya tidak lebih besar dari rentang.
Langkah 3:
Dari data yang dianalisis maka dapat dibentuk daftar kontingensi
Tabel 2.1 Daftar Kontingensi
Dimana : faktor I dan faktor II adalah faktor-faktor yang membentuk
daftar kontingensi dengan b baris dan k kolom. nij adalah frekuensi
yang diamati.
Tentukan frekuensi yang diharapkan dari frekuensi yang diamati
dengan rumus:
(
n n)
n Eij = io× oj /Dengan :
Eij adalah frekuensi yang diharapkan
34
Dari rumus di atas dapat disusun tabel kontingensi dari frekuensi yang
diharapkan seperti pada tabel 2.2 di bawah ini:
Tabel 2.2 Daftar Kontingensi dari Frekuensi yang Diharapkan
FAKTOR II
Dengan terbentuknya daftar frekuensi yang diamati dan daftar
frekuensi yang diharapkan maka dapat ditentukan maka dapat ditentukan harga
x2.
Langkah 5:
Untuk menghitung harga Chi-Kuadrat, perlu perhatikan kriteria sebagai
berikut :
1. Tidak boleh menggunakan data kurang dari 20
2. Frekuensi teoritis (Eij) minimum harus 5 setiap kotak, sebab x2
hanya berlaku apabila Eij ≥ 5, dengan kata lain apabila Eij < 5 maka
terhadap data tidak dapat dipertanggungjawabkan. Untuk tabel dua
baris dan dua kolom dan untuk table lebih dari 2 x 2 sebelum
dalam tabel. Jika syarat tidak dipenuhi maka beberapa kolom atau
baris perlu digabung.
3. Setiap kotak tidak boleh mempunyai frekuensi kurang dari 1.
Setelah kriteria-kriteria di atas dipenuhi maka harga x2 dapat dihitung
dengan rumus :
Untuk menguji apakah harga x2 dianggap berarti pada suatu level of
signifikan tertentu harus diketahui nilai kritis dari x2 dengan menggunakan
daftar pencarian harga Chi-Kuadrat yang dibandingkan dengan nilai yang
diperoleh dari hasil perhitungan. Dengan membaca nilai ini Chi-Kuadrat yang
tepat harus terlebih dahulu dipilih confidence coefficient yang akan dipakai
dan degree of freedomnya. Untuk hal yang umum degree of freedom ini adalah
sama dengan perkalian (k-1) dan (b-1) atau baris dikalikan kolom.
Degree of freedom = (k-1) (b-1)
Langkah 6 :
Hipotesa yang diajukan adalah seperti di bawah ini ;
H0 : Tidak ada hubungan antara jenis pekerjaan dan tingkat
pendapatan orang tua terhadap prestasi anak.
H1 : Ada hubungan antara jenis pekerjaan dan tingkat pendidikan
36
Maka kriteria penerimaan dan penolakan hipotesa adalah sebagai
berikut:
Tolak H0 jika x2hitung ≥x2tabel
Terima H0 jika x2hitung < x2tabel
Langkah 7 :
Selanjutnya akan ditentukan keofisien kontingensi (C) dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
N
x2 = Hasil perhitungan Chi-Kuadrat
N = Banyak data
Harga C dipakai untuk nilai derajat asosiasi antar faktor-faktornya
adalah dengan membandingkan harga C dengan koefisien kontingensi
maksimum. Adapun harga koefisien kontingensi maksimum dihitung
dengan rumus sebagai berikut:
m m Cmaks = −1
Dengan m harga minimum antara b dan k atau antara jumlah baris dan kolom.
Langkah 8 :
Dengan membandingkan C dengan Cmaks maka keeratan hubungan
variabel ini disimbolkan dengan Q dan mempunyai nilai antara –1 dan
1. bilamana harga Q mendekati 1 maka hubungan tambah erat dan bila
Q menjauhi 1 maka hubungan kedua variabel itu semakin kurang erat.
Q = ×100%
maks
C C
Simbol Q : untuk menyatakan persentase derajat hubungan antara
variabel I dan Variabel II
C : koefisien kontingensi
Cmaks : koefisien kontingensi maksimum
Dengan ketentuan-ketentuan Davis (1971) sebagai berikut :
1. Sangat erat jika Q 0,70
2. Erat jika Q antara 0,50 dan 0,69
3. Cukup erat jika Q antara 0,30 dan 0,49
4. Kurang erat jika Q antara 0,10 dan 0,29
5. Dapat diabaikan jika Q antara 0,01 dan 0,09
6. Tidak ada jika Q = 0,0
Rany Yunita Tamsar : Hubungan Antara Jenis Pekerjaan Dan Tingkat Pendidikan Orang Tua Terhadap Prestasi Anak Di Smp Bunda Mulia Saribudolok, 2008.
USU Repository © 2009
BAB 3
SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET
Dalam penulisan tugas akhir ini penulis memperoleh data dengan terlebih dahulu
melakukan riset yang berhubungan dengan judul tugas akhir ini. Adapun yang
menjadi tempat risetnya yaitu SMP Bunda Mulia Saribudolok. Judul tugas akhir ini
adalah Hubungan Antara Jenis Perkerjaan dan Tingkat Pendidikan terhadap Tingkat
Prestasi Anak di SMP Bunda Mulia Saribudolok. Sehingga di dalam bab ini penulis
akan memaparkan sejarah singkat SMP Bunda Mulia Saribudolok.
3.1 Sejarah Singkat
Sebelum menjadi SMP Bunda Mulia nama sekolah ini adalah Sekolah Kesejahteraan
Keluarga Pertama Bunda Mulia Saribudolok. Sekolah ini memiliki kemiripan dengan
sekolah kejuruan sekarang ini. Tetapi sekolah ini di khususkan untuk perempuan saja.
Sekolah ini terdiri dari 3 kelas yaitu kelas 1, kelas 2 dan kelas 3. dan memiliki
beberapa jurusan seperti: menjahit, tata boga, guru dan lain-lain.
Sekolah ini didirikan oleh Yayasan Setia Medan pada tanggal 1 Agustus 1958
yang terletak di Jl. Sutomo No. 16 Saribudolok. Lahan tempat berdirinya sekolah ini
Sekolah ini bertujuan untuk mensejahterakan keluarga dan agar siswa yang
telah tamat dari sekolah ini kelak dapat mandiri.
Sekolah ini bernama Sekolah Kesejahteraan Keluarga Pertama (SKKP) dari
tahun 1958 sampai tahun 1976. Karena tidak menerima siswa lagi maka sekolah ini
diganti namanya menjadi Sekolah Menengah Pertama (SMP) Bunda Mulia. Akte
notaris oleh Linda Herawati, SH. No.10 tahun 1990 dengan status diakui.
Pada tahun 1979 SMP Bunda Mulia diserahkan ke Yayasan Cinta Rakyat
Pematang Siantar yang beralamat di Jl. Sibolga P. Siantar dan didampingi oleh Pastor
Paroki sampai Juli 1996.
Pada Juli 1996 Yayasan Cinta Rakyat menyerahkan SMP Bunda Mulia ke
Yayasan St. Yoseph yang beralamat di Jl. Pemuda No.3A Medan. Dan Yayasan St.
Yoseph lah yang memegang sampai sekarang.
Adapun kepala sekolah yang pernah menjabat di Sekolah Kesejahteraan
Keluarga Pertama adalah sebagai berikut :
1. Suster Antonetta tahun 1958 – 1971
2. Antonius P. Saragih tahun 1971 – 1976
Dan kepala sekolah yang pernah menjabat di SMP Bunda Mulia adalah
sebagai berikut :
1. Suster Ignasia Haloho tahun 1976 – 1978
2. M. Manik tahun 1978 – 1983
40
4. D.J. Sihotang tahun 1987 – 2001
5. Drs. F.X. Purba tahun 2001 sampai sekarang
3.2 Susunan Organisasi
Organ pengurus YPK St. Yoseph Medan Periode 2007–2012 sesuai
SK.No.259/YD/KA/2007.
Ketua : Jadiaman Sihombing,SE
Sekretaris : Robinhot Gultom, SE.,M.Si
Bendahara : I. Effendy Trendradjaja, SE
Anggota : Rossuin Wijaya
Anggota : Pastor Hartaja Toto Budyardja
Pelindung Yayasan adalah Uskup Mgr. A.G. Pius Datubara, OFM. Cap
Struktur Organisasi di SMP Bunda Mulia Saribudolok adalah sebagai berikut :
- Kepala sekolah
- Wakil Pembantu Kurikulum Siswa I Drs. Antonius Sinaga
- Wakil Pembantu Kurikulum Siswa II Drs. Jamai Purba
- Ditambah dengan para guru dan Pegawai sebanyak 29 orang.
3.3 Visi dan Misi
Visi
• Menjadi institusi pendidikan yang unggul dalam pencerdasan, pelayanan, dan
Misi
• Menigkatkan kualitas guru
• Meningkatkan kualitas tenaga kependidikan
• Mencerdaskan dan membudayakan peserta didik
• Meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan
• Meningkatkan kesejahteraan guru dan karyawan • Menerapkan manajemen pendidikan partisipatif
• Mewujudkan pelayanan pendidikan berlandaskan iman Katolik • Menggunakan teknologi informasi dalam proses pembelajaran
• Meningkatkan partisipasi aktif masyarakat dalam proses pendidikan
Motto : Non Scholae Sed Vitae Discimus
Artinya : Sekolah bukan untuk nilai tetapi untuk hidup
Rany Yunita Tamsar : Hubungan Antara Jenis Pekerjaan Dan Tingkat Pendidikan Orang Tua Terhadap Prestasi Anak Di Smp Bunda Mulia Saribudolok, 2008.
USU Repository © 2009
BAB 4
IMPLEMENTASI SISTEM
4.1Pengertian
Implementasi sistem adalah prosedur yang dilakukan untuk menyelesaikan desain
sistem yang ada dalam desain yang disetujui, menginstal dan memulai sistem baru
atau sistem yang diperbaiki.
Tahapan implementasi merupakan tahapan penerapan hasil desain tertulis ke
dalam programming. Dalam pengolahan data pada karya tulis ini penulis
menggunakan perangkat lunak (software) sebagai implementasi sistem yaitu SPSS
15.0 for windows dalam masalah memperoleh perhitungan.
4.2Statistik dan Komputer
Komputer berasal dari kata “computare” dalam bahasa yunani yang berarti
menghitung (bandingkan dengan kata “to compute” dalam bahasa Inggris) dengan
demikian komputer memang dibuat untuk melakukan pengolahan data yang
didasarkan pada operasi matematika seperti (x, /, +,- )dengan operasi logika (>,<,=).
Perkembangan teknologi komputer pada intinya berusaha untuk semakin
komputer atau CPU (Central Preocessing Unit), dari mulai teknologi XT yang sudah
usang sampai teknologi Pentium IV dewasa ini.
Di sisi lain, ilmu statistik baik itu statistik deskriptif maupun statistik inferensi,
pada dasarnya ilmu yang ‘penuh’ pula dengan operasi perhitungan matematika.
Statistik berasal dari kata ‘statistik’ yang dapat didefinisikan sebagai data yang telah
terolah yang kemudian mengalami proses pengolahan data. Tentunya proses tersebut
dapat berlangsung hanya dengan didasarkan pada pengolahan data yang berbasis
perhitungan matematika, sesuatu yang dapat dikerjakan dengan cepat oleh komputer.
Jadi, jika statistik menyediakan cara/metode pengolahan data yang ada, maka
komputer menyediakan sarana pengolahan datanya. Dengan bantuan komputer,
pengolahan data statistik hingga dihasilkan imformasi yang relevan menjadi lebih
cepat dan lebih akurat.
Dalam pengolahan data, komputer mempunyai tiga keunggulan utama
dibandingkan manusia yaitu kecepatan, ketepatan dan keandalan yang membuat
komputer sangat dibutuhkan dalam mengolah data-data statistik. Selain mempunyai
kecepatan yang sangat tinggi dalam mengolah data-data statistik, serta menghasilkan
output yang mempunyai presisi (ketepatan) tinggi, komputer juga mempunyai daya
tahan kerja yang tinggi.
4.3SPSS dan Komputer Statistik
Saat ini banyak beredar berbagai paket program komputer statistik dari yang ‘kuno’
44
SAS, Statistika dan lainnya. Dari berbagai software khusus statistik yang beredar
sekarang, SPSS adalah yang paling populer dan paling banyak digunakan pemakai di
seluruh dunia.
SPSS sebagai software statistik, pertama kali dibuat tahun1968 oleh tiga
mahasiswa Standford University, yang dioperasikan pada komputer mainframe. Pada
tahun 1984, SSPS pertama kali muncul dengan versi PC (dapat dipakai untuk
komputer desktop) dengan nama SPSS/PC+ dan sejalan dengan mulai populernya
sistem operasi Windows, SPSS pada tahun 1992 juga mengeluarkan versi Windows.
Hal ini membuat SPSS yang tadinya ditujukan bagi pengolahan data statistik
untuk ilmu sosial (SPSS saat itu adalah singkatan dari Statistical Package for the
Social Sciences), sekarang diperluas untuk melayani berbagai jenis user, seperti untuk
proses produksi di pabrik, riset ilmu-ilmu sains dan lainnya. Sehingga sekarang
kepanjangan SPSS adalah Statistical Product and Service Solutions.
4.4Mengoperasikan SPSS
Secara umum ada tiga tahapan yang harus dilakukan dalam mengoperasikan SPSS
supaya hasil yang diperoleh berdayaguna yaitu: tahap Penyiapan Data yang mencakup
Pemasukan (input) data, Penyuntingan (editing) data, Penyimpanan Data, tahap Proses
Adapun langkah-langkah pengolahan data dengan menggunakan program
SPSS adalah :
1. Aktifkan program SPSS pada windows dengan perintah
Start lalu all program pilih SPSS 15.0 for windows, atau dapat dilihat seperti
gambar 4.1 di bawah ini:
Gambar 4.1 Tampilan saat membuka SPSS pada Windows
2. Pemasukan data ke SPSS
Langkah-langkahnya sebagai berikut :
Buka lembar kerja baru dari menu file, pilih menu new, lalu klik data.
Menamai variable dan property yang diperlukan.
Pengisian
46
2. Type. Pilih string jika dalam bentuk huruf dan pilih numeric jika dam
bentuk angka
3. Width. Untuk keseragaman, ketik 8
4. Decimals. Oleh karena type data numeric dengan kode, maka ketik 0 yang
berarti tidak ada desimal
5. Label. Sesuai kasus, letakkan kursor di bawah label, klik kemudian ketik
keterangan dari responden menjadi pendidikan anak
6. Values. Pilihan ini untuk proses pemberian kode. Klik mouse pada sel
values, dan memberikan coding pada data yang diproses, misalkan :
Value. Ketik 1 lalu value label ketik SD
Value. Ketik 2 lalu value label ketik SMP
Value. Ketik 3 lalu value label ketik SMU
Value. Ketik 4 lalu value label ketik PT
Demikian juga pada sel ke 2 lakukan pengisian dengan cara:
1. Name. Klik ganda pada sel tersebut, dan ketik jnspkrjn
2. Type. Pilih string jika dalam bentuk huruf dan pilih numeric jika dam
bentuk angka
3. Width. Untuk keseragaman, ketik 8
4. Decimals. Oleh karena type data numeric dengan kode, maka ketik 0 yang
berarti tidak ada desimal
5. Label. Sesuai kasus, letakkan kursor di bawah label, klik kemudian ketik
keterangan dari responden menjadi jenis pekerjaan.
6. Values. Pilihan ini untuk proses pemberian kode. Klik mouse pada sel
Value. Ketik 1 lalu value label ketik PNS
Value. Ketik 2 lalu value label ketik PEG. SWASTA
Value. Ketik 3 lalu value label ketik WIRASWASTA
Value. Ketik 4 lalu value label ketik BERTANI
Demikian juga pada sel ke-3 dan ke-4 masukkan datanya yang akan diolah
seperti diatas.
Variabel view dapat dilihat seperti gambar 4.2 di bawah ini:
Gambar 4.2 Tampilan pada pengisian variable view
3. Menyimpan data
Data yang diisi dalam SPSS disimpan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Klik menu file, klik save data lalu tulis nama file yang hendak disimpan, klik Ok
48
4. Pemrosesan data
Frequencies
Dari menu SPSS, pilih menu analize kemudian sub menu Descriptive Statistic,
lalu pilih frequencies. Seperti gambar 4.3 di bawah ini:
Crosstab
Dari menu SPSS, pilih menu analize kemudian sub menu Descriptive Statistics,
lalu pilih crosstab. Seperti gambar 4.4 di bawah ini:
Gambar 4.4 Tampilan pada saat menu analyze pada SPSS
a. Pada kotak crosstab akan ditampilkan variabel-variabel yang akan diuji
b. Pindahkan variabel jenis pekerjaan pada baris (row) dan variabel pendidikan
anak pada kolom (column) yang tersedia
c. Kemudian klik statistic pilih Chi-Square, coefficient
d. Dilanjutkan dengan mengklik cells pilih observed, dan expected
e. Kemudian klik continue dan akhiri dengan mengklik OK. Maka hasilnya akan
Rany Yunita Tamsar : Hubungan Antara Jenis Pekerjaan Dan Tingkat Pendidikan Orang Tua Terhadap Prestasi Anak Di Smp Bunda Mulia Saribudolok, 2008.
USU Repository © 2009
BAB 5
ANALISA DAN PEMBAHASAN
Dalam pengambilan data ini, peneliti mengambil populasi SMP Swasta Bunda Mulia
Saribudolok dengan sampel data seluruh siswa kelas VIII Tahun Ajaran 2006/2007.
jumlah siswa yang diteliti sebanyak 160 siswa, lalu para siswa tersebut dibagi menjadi
4 kelas berdasarkan nilai rata-rata rapot para siswa.
Keempat kelas tersebut itu adalah : sangat baik, baik, cukup baik, dan kurang baik.
Pembagian didasarkan pada distribusi frekuensi yang tertera di bawah ini :
1. Rentang yaitu : Data terbesar – Data terkecil
Dalam hal ini data terbesar = 89, dan data terkecil = 65 maka rentangnya 89-65
= 24
2. Kelas yang diperlukan sebanyak 4 kelas yaitu : sangat baik, baik, cukup baik,
dan kurang baik.
3. Panjang kelas interval = 6
4. Ujung bawah kelas data yaitu : 65
5. Dengan kelas initerval kelas = 6 maka kelas I adalah 65 – 71, kelas II adalah
Setelah itu disusun dalam Distribusi Frekue nsi seperti tabel 5 di bawah ini:
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Rata-rata rapot
Nilai rata-rata rapot Frekuensi
65 – 71
Selanjutnya dilakukan pengolahan data menurut jenis pekerjaan orang tua dan
tingkat pendidikan orang tua.
Jenis pekerjaan orang tua dibagi menjadi 4 :
1. PNS ; termasuk di dalamnya adalah : pegawai negeri, polri.
2. Pegawai swasta ; termasuk di dalamnya adalah yang berkerja di perusahaan
atau badan apapun yang dikelola oleh swasta.
3. Wiraswasta ; yang termasuk di dalamnya adalah yang membuka usaha sendiri
pedagang
4. Bertani ; termasuk di dalamnya adalah para petani.
Tingkat pendidikan orang tua dibagi dalam 4 jenjang yaitu :
1. SD (Sekolah Dasar)
2. SMP (Sekolah Menengah Pertama)
3. SMU ; termasuk di dalamnya tamatan SMTA, SMEA, STM, SLTA.
4. PT ; termasuk di dalamnya tamatan SPG, D1, D2, D3, S1.
52
5.1 Analisa Univariat
5.1.1 Identitas Responden
Tabel 5.2 Distribusi Tingkat Prestasi Anak
No Jenjang Frekuensi (F) Proporsi (%)
1 Sangat Baik 16 10
2 Baik 51 31,875
3 Cukup 74 46,25
4 Kurang 19 11,875
JUMLAH 160 100
Dari tabel 5.2 di atas diperoleh bahwa tingkat prestasi siswa paling besar adalah siswa
yang berprestasi cukup baik yaitu sebesar 46,25%, kemudian prestasi yang baik
sebesar 31,875%, kemudian prstasi kurang baik sebesar 11,875%, dan yang paling
serdikit adalah prestasi sangat baik sebesar 10%.
Tabel 5.3 Distribusi Jenis Pekerjaan Orangtua
No Jenis Pekerjaan Frekuensi (F) Proporsi (%)
1 PNS 20 12,5
2 Pegawai Swasta 5 3,125
3 Wiraswasta 24 15
4 Bertani 111 69,375
JUMLAH 160 100
Dari tabel 5.3 di atas dapat dilihat bahwa pekerjaan yang paling banyak dari 160
responden adalah pekerjaan bertani yaitu sebesar 69,375%, kemudian wiraswasta
sebesar 15%, kemudian PNS sebesar 12,5%, dan pekerjaan yang paling sedikit adalah
Tabel 5.4 Distribusi Tingkat Pendidikan Orangtua
No Tingkat Pendidikan Frekuensi (F) Proporsi (%)
1 SD 17 10,625
2 SMP 24 15
3 SMA 81 50,625
4 PT 38 23,75
JUMLAH 160 100
Dari tabel 5.4 di atas dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan orangtua yang paling
banyak adalah SMA sebesar 50,625%, kemudian lulusan PT sebesar 23,75%, lulusan
SMP sebesar 15%, dan yang paling sedikit adalah lulusan SD sebesar 10,625%.
Tabel 5.5 Hubungan Jenis Pekerjaan Orangtua Dengan Prestasi Anak
No Prestasi Jenis Pekerjaan Jumlah
PNS Peg. Swasta Wiraswasta Bertani
1 Sangat baik 2 2 6 6 16
Dari tabel 5.5 di atas dapat di lihat bahwa dari 160 siswa yang diteliti terdapat,
69,375% siswa yang orangtuanya bertani, 15% siswa yang orangtuanya wiraswasta,
12,5% orangtuanya PNS, dan 3,125% siswa yang orangtuanya pegawai swasta.
5.2 Analisa Bivariat
Untuk mengetahui apakah ada hubungan jenis pekerjaan orangtua terhadap prestasi
anak, maka kita dapat melakukan uji Chi-Kuadrat (x ) yaitu dengan cara mengamati 2
jumlah frekuensi yang diharapkan dari frekuensi yang diamati yang dapat ditentukan
54
(
n n)
n Eij = io× oj /Dengan :
Eij = Banyak data teoritik (banyak gejala yang diharapkan terjadi)
nio = jumlah baris ke-i
noj = jumlah kolom ke-i
n = total jumlah data
Dapat dicari jumlah frekuensi yang diharapakan dari jumlah frekuensi yang
diamati, sebagai berikut :
E11 = (20 x 16) / 160 = 2
E12 = (5 X 16) / 160 = 0,5
E13 = (24 x 16) / 160 = 2,4
E14 = (111 x 16) / 160 = 11,1
E21 = (20 x 51) / 160 = 6,375
E22 = (5 x 51) / 160 = 1,59375
E23 = (24 x 51) / 160 = 7,65
E24 = (111 x 51) / 160 = 35,38125
E31 = (20 x 74) / 160 = 9,25
E32 = (5 x 74) / 160 = 2,3125
E33 = (24 x 74) / 160 = 11,1
E41 = (20 x 19) / 160 = 2,375
E42 = (5 x 19) / 160 = 0,59375
E43 = (24 x 19) / 160 = 2,85
E44 = (111 x 19) / 160 = 13,18125
Dari koefisien di atas dapat dibentuk daftar kontingensi dari frekuensi yang
diharapkan yang dapat dilihat pada tabel 5.6 di bawah ini :
Tabel 5.6 Daftar Frekuensi yang Diharapakan
No Prestasi
Dari jumlah yang diamati dan jumlah frekuensi yang diharapakan dapat ditentukan
pada setiap item kejadian yang berlaku, diamati perbedaan antara nij dan Eij ada tidaknya hubungan antara faktor I dan faktor II dan jumlah beda = 0 dengan
penggabungan tabel 5.5 dan tabel 5.6 dapat ditentukan harga x seperti tabel 5.7 di 2
bawah ini:
Tabel 5.7 Penentuan Harga Chi-Kuadrat (x ) 2
56
7 9 7.65 1.35 1.8225 0.238235294
8 29 35.38125 -6.38125 40.72035156 1.150902005
9 7 9.25 -2.25 5.0625 0.547297297
16 17 13.18125 3.81875 14.58285156 1.106332978
Jumlah 160 160 0 197.8635938 25.5007243
Dari tabel 5.7 data di atas dibulatkan menjadi dua desimal, maka hasil
pembulatannya dapat dilihat seperti pada tabel 5.8 di bawah ini :
Tabel 5.8 Penentuan Harga Chi-Kuadrat (x ) 2
No Oij Eij (Oij-Eij) (Oij-Eij)2 (Oij-Eij)2/ Eij
Jadi dari tabel 5.8 penentuan harga Chi-Kuadrat diperoleh :
Dengan Hipotesa sebagai berikut :
H0 : Tidak ada hubungan antara jenis pekerjaan orang tua terhadap prestasi anak
di SMP Bunda Mulia Saribudolok.
H1 : Ada hubungan antara pekerjaan orangtua terhadap prestasi anak di SMP
Bunda Mulia Saribudolok.
Harga x yang terdapat di dalam tabel dengan dk (derajat kebebasan) = (b-1) 2
(k-1) = (3) (3) = 9 dan α = 0,05 diperoleh harga dari tabel x2(0,05) (9) = 16,919,
ternyata x2hit > x2tabel yakni 25,50 > 16,919 jadi H0 ditolak maka H1 diterima, artinya
ada hubungan antara jenis pekerjaan orangtua dengan tingkat prestasi anak.
Untuk mengetahui derajat hubungan antara jenis pekerjaan orangtua terhadap
prestasi anak maka ditentukan koefisien kontingensi C (derajat hubungan) sebagai
berikut :
Maka derajat hubungan antara jenis pekerjaan orangtua terhadap prestasi anak
adalah 0,37.
Untuk menentukan derajat asosiasi antara jenis pekerjaan orangtua dengan
58
Dengan membandingkan harga C dengan harga Cmaks sebagai berikut :
Q = ×100%
Berdasarkan ketentuan-ketentuan Davis (1971) nilai Q berada antara 0,30 dan
0,49, maka dapat diketahui bahwa derajat hubungan antara jenis pekerjaan orangtua
dengan prestasi anak cukup erat. Hubungan tingkat pendidikan orangtua dengan
prestasi anakdapat di lihat seperti tabel 5.9 di bawah ini :
Tabel 5.9 Hubungan Tingkat Pendidikan Orangtua dengan Prestasi Anak.
No Prestasi Tingkat Pendidikan Jumlah
SD SMP SMA PT
6 Persentase 10,625 %
Dari tabel 5.9 di atas dapat kita lihat bahwa dari 160 siswa yang diteliti terdapat
50,625% orangtuanya berpendidikan SMA, 23,75% berpendidikan Perguruan Tinggi,
15% berpendidikan SMP, dan 10,625% berpendidikan SD.
Untuk mengetahui apakah ada hubungan tingkat pendidikan orangtua terhadap
prestasi anak maka jumlah frekuensi yang diharapkan dari jumlah frekuensi yang
diamati dapat ditentuka dengan rumus :
(
n n)
n Eij = io× oj /Dengan :
Eij = Banyak data teoritik (banyak gejala yang diharapkan terjadi)
nio = jumlah baris ke-i
noj = jumlah kolom ke-i
n = total jumlah data
E11 = (17 x 16) / 160 = 1,7
E12 = (24 x 16) / 160 = 2,4
E13 = (81 x 16) / 160 = 8,1
E14 = (38 x 16) / 160 = 3,8
E21 = (17 x 51) / 160 = 15,41875
E22 = (24 x 51) / 160 = 7,65
E23 = (81 x 51) / 160 = 25,81875
E24 = (38 x 51) / 160 = 12,1125
E31 = (17 x 74) / 160 = 17,8625
60
Tabel 5.1.0 Daftar Frekuensi yang Diharapkan
No Prestasi Tingkat Pendidikan Jumlah
SD SMP SMA PT
Dari jumlah yang diamati dan jumlah frekuensi yang diharapakan dapat ditentukan
pada setiap item kejadian yang berlaku, diamati perbedaan antara nij dan Eij ada tidaknya hubungan antara faktor I dan faktor II dan jumlah beda = 0 dengan
penggabungan tabel 5.9 dan tabel 5.1.0 dapat ditentukan harga x seperti tabel 5.1.1 2
di bawah ini :
Tabel 5.1.1 Penentuan Harga Chi-Kuadrat
7 25 25.81875 -0.82 0.67 0.03
Dari tabel 5.1.1 data diatas dibulatkan menjadi dua desimal, maka hasil
pembulatannya seperti tabel 5.1.2 di bawah ini :
Tabel 5.1.2 Penentuan Harga Chi-Kuadrat (x ) 2
No Oij Eij (Oij-Eij)2 (Oij-Eij)2 (Oij-Eij)2/ Eij
Jadi dari tabel 5.1.2 penentuan harga Chi-Kuadrat diperoleh :
62
2
x hit = 29,38
Dengan Hipotesa sebagai berikut :
H0 : Tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan orang tua terhadap prestasi
anak di SMP Bunda Mulia Saribudolok.
H1 : Ada hubungan antara tingkat pendidikan orangtua terhadap prestasi anak di
SMP Bunda Mulia Saribudolok.
Harga 2
x yang terdapat di dalam tabel dengan dk (derajat kebebasan) = (b-1)
(k-1) = (3) (3) = 9 dan α= 0,05 diperoleh harga dari tabel 2
x (0,05) (9) = 16,919 ,
ternyata x2hit > x2tabel yakni 29,38 > 16,919 jadi H0 ditolak maka H1 diterima, artinya
ada hubungan antara tingkat pendapatan orangtua terhadap pendidikan anak.
Untuk mengetahui derajat hubungan antara tingkat pendidikan orang tua
terhadap prestasi anak maka ditentukan koefisien kontigensi C (derajat hubungan)
Maka derajat hubungan antara jenis pekerjaan orangtua terhadap prestasi anak
adalah 0,39. Untuk menentukan derajat asosiasi antara jenis pekerjaan orangtua
dengan prestrasi anak maka harga C tersebut dibandingkan dengan harga C maks .
m
Dengan membandingkan harga C dengan harga Cmaks sebagai berikut :
Q = ×100%
Berdasarkan ketentuan-ketentuan Davis (1971) nilai Q berada antara 0,30 dan
0,49, maka dapat diketahui bahwa derajat hubungan antara jenis pekerjaan orangtua
terhadap prestasi anak cukup erat.
5.3 Evaluasi
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SMP Bunda Mulia terhadap 160 siswa.
Dari hasil perhitungan Chi-Kuadrat untuk jenis pekerjaan orangtua mempunyai
hubungan yang signifikan dengan prestasi anak . Ini dapat dibuktikan dengan
memperhatikan bahwa dengan df = 9, α = 0,05 mempunyai 2
64
sebesar 25,50 > 16,919. Begitu juga dengan hasil perhitungan Chi-Kuadrat untuk
tingkat pendidikan orangtua juga mempunyai hubungan yang signifikan dengan
prestasi anak. Ini dapat dibuktikan dengan memperhatikan bahwa df = 9, α = 0,05
mempunyai x2hit > x2tabel yaitu sebesar 29,38 > 16,919.
Dari hasil perhitungan nilai koefisisen kontingensi yang menunjukkan keeratan
atau besar hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat, besar hubungan
jenis pekerjaan orangtua terhadap prestasi anak dapat dilihat dengan membandingkan
harga C dan Cmaks yaitu C = 0,37, C maks = 0,866 dan Q = 42,73% dan besar hubungan
tingkat pendidikan terhadap prestasi anak dapat dilihat dengan membandingkan harga
C dan harga Cmaka yaitu C = 0,39, C maks = 0,866 dan Q = 45,03%, sehingga dapat
disimpulkan bahwa hubungan antara jenis pekerjaan dan tingkat pendidikan orangtua
BAB 6
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisa dan evaluasi, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai
berikut :
1. Ada hubungan antara jenis pekerjaan dan tingkat pendidikan orangtua terhadap
prestasi anak di SMP Bunda Mulia Saribudolok yaitu hubungan yang
signifikan, dan hubungan antara keduanya dapat dikatakan cukup erat dengan
cara membandingkan masing-masing harga C dengan harga Cmaks nya.
2. Dari 160 siswa terdapat 16 siswa (10%) yang berprestasi sangat baik, 51 siswa
(31,875%) yang berprestasi baik sebesar, 74 siswa (46,25%) yang berprestasi
cukup baik dan 19 siswa (11,875%) yang berprestasi kurang baik.
3. Dari 160 siswa dapat dilihat bahwa jenis pekerjaan orangtua yang paling
banyak adalah pekerjaan bertani yaitu sebesar 69,375%, kemudian wiraswasta
sebesar 15%, kemudian PNS sebesar 12,5%, dan pekerjaan yang paling sedikit
adalah pegawai swasta sebesar 3,125%.
4. Dari 160 siswa dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan orang tua yang paling
banyak adalah SMA sebesar 50,625%, kemudian lulusan PT sebesar 23,75%,
lulusan SMP sebesar 15%, dan yang paling sedikit adalah lulusan SD sebesar
66
6.2 Saran
1. Apabila ada penelitian seperti penelitian ini sebaiknya digunakan beberapa
metode untuk dapat dilihat dan dapat dibandingkan antara metode yang satu
dengan metode yang lainnya.
2. Untuk mengetahui hubungan antara jenis pekerjaan dan tingkat pendidikan
orangtua terhadap prestasi anak yang lebih teliti sebaiknya digunakan sampel
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Syani. 1995. Pengantar Metode Statistik Non Parametrik. Jakarta: Pustaka Jaya.
Bambang Supomo. 1997. Statistik Terapan Dalam Ilmu-ilmu Sosial dan Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.
Purnawan Junadi. 1995. Pengantar Analisa Data. Jakarta: Rineka Cipta.
Sidney Siegel. 1992. Statistik Non Parametrik. Jakarta.
Singgih Santoso. 2003. Mengatasi Berbagai Masalah Statistik Dengan SPSS Versi
11.5. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia.
Sudjana. 1992. Metode Statistik II. Bandung: Tarsito.
Syamsuddin. Pendidikan dan Masyarakat. Yogyakarta: Bina Usaha.
Wahid Sulaiman. 2003. Statistik Non Parametrik Contoh Kasus dan Pemecahannya
68
L
A
M
DAFTAR JENIS PEKERJAAN, TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA DAN TINGKAT PRESTASI SISWA-SISWI SMP SW. BUNDA MULIA
SARIBUDOLOK JENIS PEKERJAAN
ORANG TUA TAMATAN
72
Jumlah siswa : 160 siswa
Sumber : Buku Induk SMP Bunda Mulia Saribudolok Kelas IX
Diketahui,
Kepala SMP Bunda Mulia Saribudolok
SURAT KETERANGAN
Hasil Uji Program Tugas AkhirYang bertanda tangan di bawah ini, menerangkan bahwa Mahasiswa Tugas Akhir Program Diploma III Ilmu Komputer/ Statistika :
Nama : Rany Yunita Tamsar
NIM : 052407014
Prog. Studi : Statistika DIII
Judul Tugas Akhir : Hubungan antara Jenis Pekerjaan dan Tingkat
Pendidikan Orangtua terhadap Prestasi Anak Di SMP Bunda Mulia Saribudolok.
Telah melaksanakan test program Tugas Akhir tersebut di atas pada tanggal, Juni 2008.
Dengan Hasil : Sukses/Gagal
Demikian diterangkan untuk melengkapi syarat pendaftaran Ujian Meja Hijau Tugas Akhir Mahasiswa Bersangkutan di Jurusan Matematika FMIPA USU Medan.
Medan, Juni 2008
Dosen Pembimbing,