• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar untuk meningkatkan aktivitas belajar dan penguasaan konsep oleh siswa pada materi pokok ekosistem

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar untuk meningkatkan aktivitas belajar dan penguasaan konsep oleh siswa pada materi pokok ekosistem"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

ii

Hesti Yudhiastuti

ABSTRAK

PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR

DAN PENGUASAAN KONSEP OLEH SISWA PADA MATERI POKOK EKOSISTEM

(Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 1 Seputih Banyak Tahun Pelajaran 2013/2014)

Oleh

HESTI YUDHIASTUTI

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar untuk meningkatkan aktivitas belajar dan penguasaan konsep oleh siswa pada materi pokok ekosistem.

(2)

iii

Hesti Yudhiastuti

kemenarikan penggunaan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar yang dianalisis secara deskriptif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar berpengaruh secara signifikan untuk meningkatkan hasil belajar (aspek kognitif). Pada kelas dengan memanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar (N-gain0,71) lebih tinggi dan berbeda nyata daripada kelas yang pembelajarannya menggunakan metode diskusi (N-gain0,44). Selain itu rata-rata peningkatan indikator hasil belajar siswa untuk setiap indikator yang diamati pada kelas eksperimen (57,90) lebih tinggi daripada kelas kontrol (37,93). Berdasarkan rata-rata indikator penguasaan konsep oleh siswa pada kelas eksperimen

mengalami peningkatan 19,97% lebih tinggi daripada kelompok kontrol.

Aktivitas belajar siswa yang memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar menunjukan interpretasi tinggi, sedangkan pada kelas kontrol tanpa memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar menunjukkan interpretasi sedang. Selain itu, sebagian besar siswa memberikan tanggapan positif terhadap pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar. Dengan demikian pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar mampu

neningkatkan aktivitas belajar dan penguasaan konsep oleh siswa pada materi pokok Ekosistem.

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Sido Binangun, Kecamatan Way Seputih, Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung pada tanggal 03 Januari 1992, merupakan anak pertama dari dua bersaudara pasangan Bapak Sri Haryanto dan Ibu Mariyem. No Hp/E-mail:

081214555910/ phestiyudhi@yahoo.com

Pendidikan yang ditempuh penulis adalah TK Al-Qur’an Tanjung Harapan, Kec. Seputih Banyak, Kab. Lam-Teng (1996-1998). SD Negeri 4 Sido Binangun, Kec. Way Seputih, Kab. Lam-Teng (1998-2004), SMP Negeri 1 Seputih Banyak, Kec. Seputih Banyak, Kab. Lam-Teng (2004-2007), SMA Negeri 1 Seputih Banyak, Kec. Seputih Banyak, Kab. Lam-Teng (2007-2010). Pada tahun 2010, penulis terdaftar sebagai mahasiswi Pendidikan Biologi FKIP Unila melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Universitas Lampung.

(8)

Dengan Menyebut Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

PERSEMBAHAN

Segala puji hanya milik Allah SWT, atas rahmat dan nikmat yang tak terhitung Sholawat serta salam selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW

Kupersembahkan karya ini sebagai tanda bakti dan cinta kasihku kepada:

Ibuku (Mariyem) dan Bapakku (Sri Haryanto, S.Pd.), yang telah mendidik dan membesarkan ku dengan segala doa terbaik mereka, kesabaran dan limpahan kasih sayang

yang selalu menguatkanku, mendukung segala langkah ku menuju kesuksesan dan kebahagian.

Adikku tersayang (Trisna Asih Nur Azizah) yang membuatku semangat untuk selalu menjadi kakak terbaik untuknya, serta keluarga besar yang selalu memotivasi ku dan menyayangiku.

Sahabat-sahabat terbaikku (Cincin Bertasari, Ni Wayan Nila Sri Lestari, Ika Rahmawati, Hotmauli Situmorang, Veronika Boru Hutagaul, dan Kartika Ayu Wulandari). Eka widi

Susanti, Preswanti, Ni Made Wira Wati, Indri, beserta sahabat-sahabat lama dan seluruh penghuni asrama Angansaka yang selalu berusaha membuat aku tetap

tersenyum, menyemangatiku, membantuku dalam kesulitan, menghilangkan rasa sedih yang ada, pendengar setia setiap kegundahanku.

Kekeluargaan dan kebersamaan kalian merupakan kesempatan paling berharga bagi ku untuk

bisa berjuang bersama kalian.

Pak Cik (Rahmat Saleh) yang selalu memberi dukungan dan nasehat-nasehatnya, serta KSS (Kelompok Study Seni) yang telah memberi semangat baru untuk ku.

Seseorang (calon imamku) yang tak hentinya mengajarkan ku tentang ketulusan, kesabaran, dan kasih sayang.

Teman-teman sejatiku (Mahasiswa Pendidikan Biologi Angkatan 2010 Unila) Untuk kesannya selama aku menempuh pendidikan S1.

(9)

Moto

Sabar memiliki dua sisi .. sisi yang satu adalah sabar, sisi yang lain

adalah bersyukur kepada Allah SWT ..

(

Ibnu Mas ud)

Tidak akan ada sesuatu yang susah pabila masih ada keluarga

yang berdiri disamping kita

(

Hesti Yudhiastuti)

Ketika kamu percaya dan kamu yakin maka dengan usaha dan do a

tak ada yang tak mungkin

(

Hesti Yudhiastuti)

Belajarlah dari kesalahan di masa lalu, mencoba dengan cara yang

berbeda, dan selalu berharap untuk sebuah kesuksesan di masa depan,..

(10)

xi

SANWACANA

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA, FKIP Unila. Skripsi ini berjudul “PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN KONSEP OLEH SISWA PADA MATERI POKOK EKOSISTEM.”

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung; 2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung; 3. Pramudiyanti, S.Si, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi; 4. Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Pembimbing I atas segala bimbingan dan

saran perbaikannya;

5. Rini Rita T. Marpaung, S.Pd, M.Pd., selaku Pembimbing II sekaligus pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan dan motivasi hingga skripsi ini dapat selesai;

(11)

xii

7. Sunarko, S.Pd., selaku guru mitra yang telah memberikan izin dan bantuan selama penelitian serta motivasi yang sangat berharga;

8. Seluruh dewan guru, staf, dan siswa-siswi kelas VIIBdan VIICSMP Negeri 1 Seputih Banyak atas kerjasama yang baik selama penelitian berlangsung; 9. Teman-teman seperjuangan (Pendidikan Biologi 2010), kakak dan adik tingkat

Pendidikan Biologi FKIP UNILA, terima kasih atas motivasi dan kebersamaan selama ini;

10. Temanku Aji Kurnia Irawan, kak Yudi Saputra, kak Fitriadi, dan semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini;

11. Almamater tercintaku, Universitas Lampung;

Bandar Lampung, November 2014 Penulis

(12)

xiii DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xviii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 7

F. Kerangka Pikir ... 7

G. Hipotesis... 10

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Lingkungan Sekolah sebagai Sumber Belajaran ... 11

B. Aktivitas Belajar... 17

C. Penguasaan Konsep………... 19

III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 24

B. Populasi dan Sampel ... 24

C. Desain Penelitian ... 24

D. Prosedur penelitian... 25

E. Jenis Data dan Teknik Pengambilan Data... 32

F. Teknik Analisis Data ... 34

G. Pengolahan Data Angket Tanggapan Siswa ... 39

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 43

B. Pembahasan ... 48

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 54

(13)

xiv

DAFTAR PUSTAKA ... 56

LAMPIRAN 1. Silabus ... 57

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 59

3. Lembar Kerja Siswa ... 67

4. Rubrik Lembar Kerja Siswa ... 74

5. Kisi-KisiPretesdanPostes... 76

7. SoalPretesdanPostes... 80

8. Rubrik Test ... 82

9. Data-Data Hasil Penelitian ... 84

(14)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. KriteriaN-Gainyang diperoleh dari siswa ... 34

2. Lembar observasi aktivitas siswa ... 38

3. Klasifikasi Indeks Aktivitas Siswa ... ... 39

4. Pernyataan angket tanggapan siswa ... ... 39

5. Skor tipe pernyataan tanggapan siswa ... 40

6. Penskoran angket tanggapan siswa ... 41

7. Tabulasi data angket tanggapan siswa ... 41

8. Tafsiran Presentase Jawaban ... ... 42

9. Hasil analisis data pretes,postes, danN-gainpenguasaan konsep oleh siswa pada kelas eksperimen dan kontrol ... ... 43

10. Hasil analisis rata-rataN-gainsetiap indikator hasil belajar kognitif pada penguasaan konsep oleh siswa kelas eksperimen dan kontrol .. 44

11. Data persentase penguasaan konsep oleh siswa pada kelas eksperimen dan kontrol ... 45

12. Aktivitas belajar siswa kelompok eksperimen dan kontrol ... 46

13. Data nilaipretes, postesdanN-gainkelas kelas eksperimen ... 84

14. Nilai kognitif siswa perindikator soalpreteskelas kontrol ... 85

(15)

xvi

16. Analisis perindikator penguasaan konsep oleh siswa pada soal

pretesdanposteskelas eksperimen ... 89 17. Analisis data angket tanggapan siswa ... 91 18. Analisis data Hasil Lembar Observasi Aktivitas Siswa dalam

(16)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat ... 9

2. DesainPretes-Posteskelompok non-ekuivalen... 25

3. Tanggapan siswa terhadap penggunaan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar . ... 47

4. contoh soal LKS dengan jawaban yang diberikan oleh siswa untuk ranah kognitif C1 (Ingatan)... 52

5. Contoh soal LKS dengan jawaban yang diberikan oleh siswa untuk ranah kognitif C2 (Pemahaman) ... 52

6. Contoh soal LKS dengan jawaban yang diberikan oleh siswa untuk ranah kognitif C3 (Penerapan) ... 53

7. Contoh soal LKS dengan jawaban yang diberikan oleh siswa untuk ranah kognitif C4 (Analisis)... 53

8. Guru memberikanpretesdiawal pertemuan ... 94

9. Guru memberi apresepsi dan motivasi ... 94

10. Siswa melakukan pengamatan dihalaman sekolah. ... 95

11. Siswa melakukan pengamatan di ladang singkong ... 95

12. Siswa melakukan pengamatan disawah ... 96

13. Guru memberi pengarahan dalam mengerjakan LKS ... 96

14. Siswa mengerjakan LKS setelah pengamatan... 97

15. Siswa mempresentasikan LKS hasil diskusi kelompok ... 97

16. Guru memberikanpostes ... 98

(17)

xix

(18)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu investasi yang sangat berharga bagi suatu negara. Apabila pendidikan dikelola dengan benar, maka hasil (output) juga kan bagus. Undang-Undang Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) Nomor20 tahun 2003 pasal 1 ayat satu mengemukakan, “Pendidikan adalah

usaha bawah sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Pendidikan merupakan salah satu indikator keberhasilan penyelenggaraan kegiatan suatu negara. Pelaksanaan pendidikan yang baik diharapkan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia suatu negara sehingga kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat negara tersebut dapat ikut berkembang sejalan dengan berkembangnya penyelenggaraan pendidikan.

(19)

2

Satuan Pendidikan, menjelaskan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) termasuk Biologi berkaitan dengan cara memahami alam secara sistematis, sehingga bukan hanya sebatas penguasaan kumpulan pengetahuan (produk ilmu) yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja, tetapi lebih sebagai proses penemuan. Pembelajaran IPA termasuk Biologi diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan lingkungannya, serta prospek pengembangan lebih lanjut dengan menerapkannya pada kehidupan sehari-hari. Proses pembelajaran IPA termasuk Biologi hendaknya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi menjelajahi dan memahami alam secara ilmiah.

Materi pembelajaran merupakan bahan ajar utama minimal yang harus dipelajari oleh siswa untuk menguasai kompetensi dasar yang sudah dirumuskan dalam kurikulum (Muhammad, 2003:17). Dengan materi pembelajaran memungkinkan siswa dapat mempelajari suatu kompetensi atau kompetensi dasar secara runtut dan sistematis, sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu. Materi pembelajaran merupakan informasi, alat, dan teks yang diperlukan guru untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran (Awaluddin, 2010:1).

(20)

3

cenderung menggunakan metode ceramah saja. Hal ini menimbulkan kemampuan siswa secara intelektual, manual dan sosial menjadi kurang berkembang. Subiantoro (2009: 105) menyatakan bahwa penyampaian informasi yang sarat dan dominan satu arah dari guru dan ceramah, menyebabkan sedikitnya kesempatan dan ruang bagi siswa untuk

berinteraksi dengan objek kajian Biologi secara langsung. Oleh karena itu, mata pelajaran Biologi sering diidentikkan dengan mata pelajaran hafalan saja sehingga siswa menjadi jenuh dan akhirnya mengalami kesulitan dalam memahami konsep-konsep atau teori Biologi.

Salah satu proses pembelajaran yang dapat diterapkan oleh seorang guru guna menjawab permasalahan-permasalahan pembelajaran tersebut untuk lebih mengaktifkan siswa dalam pembelajaran adalah dengan

memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar guna

meningkatkan penguasaan konsep oleh siswa. Pembelajaran dilaksanakan secara terintegrasi menggunakan berbagai sumber belajar, salah satunya yaitu lingkungan sekolah, sehingga pengetahuan peserta didik menyeluruh, tidak terpisah-pisah dalam tiap bidang studi.

(21)

4

dikarenakan kurang tepatnya metode atau pendekatan pembelajaran, pembelajaran masih berpusat pada guru, siswa kurang berperan aktif dalam proses pembelajaran untuk membangun dan menemukan sendiri

pengetahuannya, sehingga siswa hanya menghafal fakta-fakta dari buku sehingga siswa kurang dapat dapat menguasai konsep dari materi yang diberikan. Dari observasi tempat yang telah dilakukan, SMP Negeri 1 Seputih Banyak terletak di daerah yang sedikit agak jauh dari pemukiman warga, dikelilingi persawahan, ladang, dan kebun milik warga. Suasana yang asri dilingkungan sekolah tersebut sangat menunjang untuk

dimanfaatkan sebagai sumber belajar yang efektif untuk siswa kelas VII untuk materi pokok Ekosistem.

Banyak penelitian yang menunjukkan keberhasilan dalam pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber balajar. Salah satunya dilakukan oleh Maryam (2013: 30) dengan analisis data menunjukkan bahwa terjadi keberhasilan siswa dalam meningkatkan nilai postes pada pembelajaran Biologi yang mencapai nilai≥ 70 hingga 82,86%. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Khanifah, dkk. (2012: 84-85) pembelajaran dengan pemanfaatan lingkungan sekolah menunjukkan adanya peningkatan aktivitas belajar siswa.

Konsep akan lebih mudah dipahami siswa apabila siswa memiliki

(22)

5

siswa dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan penguasaan konsep oleh siswa.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi pokok Ekosistem?

2. Apakah pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar dapat meningkatkan penguasaan konsep oleh siswa pada materi pokok Ekosistem?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Peningkatan aktivitas belajar siswa pada materi pokok Ekosistem dengan pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar.

(23)

6

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Peneliti

Memberikan pengalaman yang nyata bagi peneliti untuk dapat merancang dan melaksanakan pembelajaran yang efektif serta dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sebagai calon guru dalam membelajarkan siswa dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar untuk meningkatkan aktivitas belajar dan penguasaan konsep oleh siswa. 2. Bagi siswa

Memberikan sumber belajar yang bervariasi dan pengalaman langsung kepada siswa agar terbiasa membangun pengetahuan sehingga mampu menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep.

3. Bagi Guru

Memberikan sumbangan pemikiran dan alternatif bagi guru guna

meningkatkan penguasaan konsep oleh siswa pada meteri pokok ekosistem dengan memanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar.

4. Bagi Sekolah

Memberikan sumbangan pemikiran untuk meningkatkan proses

(24)

7

E. Ruang Lingkup Penelitian

Agar tujuan penelitian ini tercapai sesuai dengan rumusan masalah maka penulis membatasi ruang lingkup penelitian sebagai berikut :

1. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIIBdan VIICsemester genap di SMP Negeri 1 Seputih Banyak tahun pelajaran 2013/2014.

2. Materi pokok dalam penelitian ini adalah ekosistem dengan

kompetensi dasar menentukan ekosistem dan saling hubungan antara komponen ekosistem.

3. Lingkungan sekolah yang dimanfaatkan sebagai sumber belajar

meliputi halaman sekolah, sawah, dan kebun atau pekarangan disekitar sekolah.

4. Penguasaan konsep yang diperoleh dari hasilpretestdanpostestpada materi pokok Ekositem

5. Aspek yang diamati yaitu aktivitas siswa melakukan kegiatan observasi atau pengamatan, bekerjasama dengan teman, menjawab lembar LKS, dan mempresentasikan hasil diskusi kelompok dari lembar LKS yang telah diberikan.

F. Kerangka Pikir

(25)

8

realita kehidupan dan pengalaman siswa. Disamping itu, hendaknya guru membelajarkan siswa memahami konsep-konsep secara aktif, kreatif, efektif, interkatif dan menyenangkan bagi siswa sehingga konsep mudah dipahami dan bertahan lama dalam struktur kognitif siswa.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian

pengalaman langsung untuk mengembangkan potensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih dalam untuk alam sekitar.

Penguasaan konsep merupakan hasil belajar dari ranah kognitif. Penguasaan merupakan kemampuan menyerap arti dari materi suatu bahan yang

dipelajari. Untuk mencapai penguasaan konsep dalam pembelajaran tidak cukup dengan hanya membaca ataupun mendengarkan saja, tetapi perlu dilakukan pembelajaran kreatif dengan pemecahan suatu masalah.

Penguasaan konsep pelajaran oleh siswa dapat diukur melalui evaluasi yang dilaksanakan setelah pelajaran berlangsung.

(26)

9

sekolah memiliki beberapa keuntungan lain diantaranya adalah memberikan pengalaman yang riil kepada siswa. Pemanfaatan lingkungan sekolah adalah salah satu inivasi pendekatan pembelajaran Biologi dan merupakan kajian ilmu lain yang bercirikan memanfaatkan alam sekitar dan simulasinya sebagai sumber belajar melalui kerja ilmiah, serta diikuti pelaksanaan belajar yang berpusat pada peserta didik. Belajar adalah kegiatan aktif peserta didik dalam membangun pemahaman atau makna.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu yang menggunakan dua

kelas. Pada penelitian ini dilakukan pengujian untuk membandingkan

penguasaankonsep melalui pemanfaatan lingkungan sekolah pada kelas eksperimen, sedangkan untuk kelas kontrol menggunakan metode diskusi.

Penelitian ini mempunyai dua variabel yaitu variabel bebas (X) yakni

pemanfaatan lingkungan sekolah dan variabel terikat (Y1) aktivitas belajar,

(Y2)penguasaankonsep oleh siswa.

Hubungan antara variabel tersebut di gambarkan dalam diagram berikut ini:

Keterangan : X = pemanfaatan lingkungan sekolah Y1= aktivitas belajar

Y2=penguasaankonsep

Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat Y1

X

(27)

10

G. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

1. Ho = Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar tidak berpengaruh

secara signifikan terhadappenguasaankonsep oleh siswa pada materi pokok ekosistem.

H1 = Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar berpengaruh

secara signifikan terhadappenguasaankonsep oleh siswa pada materi pokok ekosistem.

2. Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar berpengaruh terhadap

(28)

11

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar

Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknelogi menyebabkan sekolah sebagai lembaga formal, khususnya SMP untuk dapat melaksanakan proses pembelajaran secara optimal dalam semua mata pelajaran termasuk didalamnya biologi. Pemilihan strategi dalam kegiatan pembelajaran diperlukan untuk memperoleh hasil pembelajaran yang optimal. Disinilah guru di tuntut mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif.

Belajar pada hakikatnya adalah suatu interaksi antara individu dan lingkungan. Lingkungan menyediakan rangsangan (stimulus) terhadap individu dan

sebaliknya individu memberikan respon terhadap lingkungan. Dalam proses interaksi itu dapat terjadi perubahan pada diri individu berupa perubahan tingkah laku. Dapat juga terjadi, individu menyebabkan terjadinya perubahan pada lingkungan, baik yang positif atau bersifat negatif. Hal ini menunjukkan, bahwa fungsi lingkungan merupakan faktor yang penting dalam proses belajar mengajar.

(29)

12

konsep pendidikan dan pengajaran. Misalnya Rousseau dengan teorinya

“Kembali ke Alam” menunjukkan betapa pentingnya pengaruh alam terhadap

perkembangan anak didik. Karena itu pendidikan anak harus dilaksanakan di lingkungan alam yang bersih, tenang, suasana menyenangkan, dan segar, sehingga sang anak tumbuh sebagai manusia yang baik.

Ligthart terkenal dengan “Pengajaran Alam Sekitar”. Menurut tokoh ini

pendidikan sebaiknya disesuaikan dengan keadaan alam sekitar. Alam sekitar (Milleu) adalah segala sesuatu yang ada di sekitar kita. Pengajaran berdasarkan alam sekitar akan membantu anak didik untuk menyesuaikan dirinya dengan

keadaan sekitarnya. Decroly dikenal dengan teorinya, bahwa “Sekolah adalah

dari kehidupan dan untuk kehidupan” (Ecole pour la par lavie). Dikemukakan,

bahwa “bawalah kehidupan ke dalam sekolah agar kelak anak didik dapat

hidup di masyarakat”. Pandangan ketiga tokoh pendidikan tersebut sedikit

banyak menggambarkan, bahwa lingkungan merupakan dasar pendidikan/pengajaran yang penting, bahkan dengan dasar ini dapat

dikembangkan suatu model persekolahan yang berorientasi pada lingkungan masyarakat (Hamalik, 2001:194-195).

Selanjutnya, Hamalik (2001:195) menjelaskan bahwa:

(30)

13

Menurut Rohani (1997:102), pengertian sumber belajar yaitu:

Sumber belajar (learning resources) adalah segala macam sumber yang ada di luar diri seseorang (peserta didik) dan yang

memungkinkan (memudahkan) terjadinya proses belajar. Kita belajar berbagai pengetahuan, keterampilan, sikap atau norma-norma tertentu dari lingkungan sekitar kita dari guru, dosen, teman sekelas, buku, laboratorium, perpustakaan, dan lain-lain. Sumber-sumber belajar itulah yang memungkinkan kita berubah dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dan dari tidak terampil menjadi terampil.

Biologi merupakan ilmu yang tidak hanya berisikan teori dan konsep, namun perlu adanya pengembangan pemahaman melalui proses untuk di aplikasikan sehingga dapat siswa mampu menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep dari biologi itu sendiri. Pembelajaran biologi menekankan pada pengalaman belajar secara langsung untuk dapat memahami konsep dan proses sains. Pemberian pengalaman secara langsung dilakukan dengan mengembangkan keterampilan proses sains. Keterampilan proses sains dalam belajar mengajar dapat membantu siswa dalam mengembangkan pengetahuan, sikap, nilai, serta keterampilan. Semakin aktif siswa secara intelektual, mental, dan sosial maka pengalaman belajar siswa akan semakin bermakna (Rustaman,dkk. 2005:72)

(31)

14

kegiatan praktik belajar mengajar serta memiliki peranan penting dalam proses pembelajaran biologi (Rustaman,dkk. 2005: 73), karena biologi mengkaji berbagai persoalan yang berkaitan dengan fenomena kehidupan makhluk hidup pada berbagai tingkat organisasi kehidupan dan interaksinya dengan faktor lingkungan.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA

diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan potensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.

Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih dalam untuk alam sekitar.

Selain perpustakaan, kita pun dapat menggunakan keberadaan masyarakat sekitar sekolah atau lingkungan sekolah sebagai sumber balajar.

(32)

15

Lingkungan tempat tinggal dan sekolah merupakan bagian yang tak

terpisahkan dari aktivitas keseharian siswa. Oleh sebab itu, lingkungan dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk mengembangkan

kemampuan-kemampuan siswa dalam proses pembelajaran seperti mengamati, mengklasifikasikan, menggolongkan, menurunkan, meramaikan, memprediksi, mengukur, menafsirkan, mengkomunikasikan, membuat definisi, merumuskan pertanyaan-pertanyaan dan hipotesis, melakukan eksperimen, dan sebagainya. Dengan metode diatas siswa di ajak untuk berfikir secara ilmiah, bebas, menghargai pendapat orang lain, dan bekerja sama dengan temannya. Dengan demikian siswa akan belajar untuk

memecahkan persoalan-persoalan tentang lingkungan kemasyarakatan serta lingkungan fisiknya. Konsep-konsep yang abstrak abstrak akan lebih mudah dipahami oleh siswa jika siswa mengalaminya secara langsung.

Menurut Gagne (Dahar, 1989: 105)

lingkungan mempunyai peranan yang penting dalam pembentukan konsep, karena peranannya sebagai stimulus untuk terjadinya suatu respon. Dengan kata lain, pembentukan sikap dan pengembangan

keterampilan siswa ditentukan pula oleh interaksinya dengan lingkungan. Menurut Kolb (Satrawijaya, 1988: 56)

pengembangan model belajar untuk memperoleh informasi dan keterampilan belajar terdiri dari empat cara yaitu :

a) Pengalaman konkret. Hal ini menyangkut pengalaman baru yang langsung dialami sendiri.

b) Pengalaman reflektif. Mengamati apa yang dilakukan orang lain kemudian berusaha belajar dari pengalaman itu. Atau

mengembangkan pengamatan tentang pengalaman sendiri dalam situasi lingkungan belajar.

c) Pengonsepan abstrak. Menciptakan konsep dan teori yang dapat menjelaskan pengamatan alam sekitar.

(33)

16

Makna yang terkandung dalam konsep belajar di atas adalah “membelajarkan

bagaimana siswa belajar”. Sehingga konsep belajar di atas memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar dan mempelajari sendiri peristiwa-peristiwa sosial dan kenegaraan melalui pendekatan para ilmuan untuk belajar pemecahan masalah dengan melakukan penelitiannya.

Adapun topik-topik pembelajaran yang dipilih berdasarkan penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar, mengandung kriteria yaitupertama, memiliki kesesuaian dengan pokok bahasan/topik;kedua,dimunculkan berdasarkan minat dan kebutuhan anak;ketiga,masalah yang dimunculkan berada di lingkungan sekitar siswa;keempat,menggunakan keterampilan proses berpikir melalui pengalaman belajarnya; kelima,erat hubungannya dengan lingkungan siswa (Komalasari, 2013: 139-140)

Menekankan pada kegiatan pembelajaran yang dikaitkan dengan situasi nyata, sehingga selain dapat membuka wawasan berpikir yang beragam dari seluruh peserta didik, pendekatan ini memungkinkan peserta didik dapat mempelajari berbagai konsep dan cara mengkaitkannya dengan kehidupan nyata sehingga hasil belajaranya lebih berdaya guna bagi kehidupannya, kehidupannya sebagai mahkluk Tuhan, makluk sosial dan intergritas dirinya.

(34)

17

mengajar. Kegiatan belajar lebih menarik dan tidak membosankan siswa duduk di kelas berjam-jam sehingga motivasi belajar siswa akan lebih tinggi. Hakekat belajar akan lebih bermakna sebab siswa dihadapkan langsung dengan situasi dan keadaan yang sebenarnya atau bersifat alami. Sumber belajar menjadi lebih kaya sebab lingkungan yang dapat dipelajari bisa beraneka ragam seperti lingkungan sosial, lingkungan alam, lingkungan buatan, dan lain-lain, dan siswa dapat memahami dan menghayati aspek-aspek kehidupan yang ada di lingkungannya, sehingga dapat membentuk pribadi yang tidak asing dengan kehidupan di sekitarnya, serta dapat memupuk rasa cinta akan lingkungan (Ahmad dan Sudjana, 2009:114).

B. Aktivitas Belajar

Menurut pandangan beberapa ahli ilmu jiwa lama, dalam proses belajar mengajar guru akan senantiasa mendominasi kegiatan. Hal tersebut didasarkan pada pendapat dua ahli yakni John locke dengan konsep

tabularasanya dan Hebert dengan hokum asosiasinya. Namun sejalan dengan berkembangnya zaman para ilmu jiwa modern mulai menerjemahkan jiwa manusia sebagai sesuatu yang dinamis, memiliki potensi dan energi sendiri. Oleh karena itu secara alami peserta didik juga bisa menjadi aktif karena adanya motivasi dan didorong oleh berbagai kebutuhan (Sadirman, 2008: 98).

Tugas pendidik adalah membimbing dan menyediakan kondisi agar anak didik dapat mengembangkan bakat dan potensinya. Dalam hal ini, anaklah yang beraktivitas, berbuat dan harus aktif sendiri. Guru bertugas

(35)

18

siswa sesuai dengan bakat, kemampuan, dan latar belakang masing-masing. Yang dimaksud aktivitas belajar adalah aktivitas dalam kegiatan

pembelajaran yang bersifat fisik maupun mental (Sadirman, 2008:100).

Aktivitas fisik adalah peserta didik giat-aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain ataupun bekerja, dia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Peserta didik yang memiliki aktivitas psikis

(mental) adalah, jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi dalam rangka pengajaran. Kegiatan/keaktifaan jasmani fisik sebagai kegiatan yang tampak, yaitu saat peserta didik melakukan percobaan, membuat konstruksi model, dan lain-lain. Sedangkan kegitan psikis tampak bila peserta didik sedang mengamati dengan teliti, memecahkan persoalan, dan mengambil keputusan dan sebagainya (Rohani, 2004:7)

Menurut Whipple (dalam Hamalik, 2010:174) salah satu jenis aktifitas yang dilakukan siswa yakni mempelajari masalah-masalah yang ditunjukkan oleh berbagai aktivitas berikut:

a. Mencari informasi dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan penting b. Mempelajari ensiklopedi dan referensi

c. Membawa buku-buku dari rumah dan perpustakaan umdum untuk melengkapi seleksi sekolah

d. Mengirim surat kepada badan-badan bisnis untuk memperoleh informasi dan bahan-bahan

(36)

19

f. Membuat catatan-catatan sebagai persiapan diskusi dan laporan g. Menafsirkan peta, menentukan lokasi-lokasi

h. Menilai informasi dari berbagai sumber, menentukan kebenaran atas pertanyaan-pertanyaan yang bertentangan

i. Mengorganisasi bahan bacaan sebagai persiapan diskusi atau laporan lisan j. Mempersiapkan dan memberikan laporan-laporan lisan yang menarik dan

bersifat informatif

C. Penguasaan konsep

Suatu konsep adalah suatu kelas atau kategori stimuli yang memiliki ciri-ciri umum. Stimuli adalah subjek-subjek atau orang(person). Kita menyatakan suatu konsep dengan menyebut “nama” misalnya buku, perang, siswa, wanita

cantik, guru-guru yang berdedikasi, dan sebagainya. Semua konsep tersebut menunjuk ke kelas/kategori stimuli. Ada beberapa stimuli yang sebenarnya bukan konsep, misalnya lampu merah, Ibu Farida (guru taman kanak-kanak), perang Iran-Irak, dan sebagainya. Contoh-contoh tersebut menunjuk pada stimuli, orang, dan peristiwa tertentu yang kusus. Konsep bukan stimulus kusus, melainkan kelas stimuli. Perbedaannya misalnya antara wanita cantik yang meliputi semua wanita cantik, dan tidak meliputi yang tidak cantik.

(37)

20

menunjukkan ciri-ciri umum mengenai wanita yang bagaimana yang dikatakan cantik itu (Hamalik Oemar, 2001: 27).

Materi pembelajaran merupakan bahan ajar utama minimal yang harus dipelajari oleh siswa untuk menguasai kompetensi dasar yang sudah dirumuskan dalam kurikulum (Muhammad, 2003:17). Dengan materi

pembelajaran memungkinkan siswa dapat mempelajari suatu kompetensi atau kompetensi dasar secara runtut dan sistematis, sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu. Materi pembelajaran merupakan informasi, alat, dan teks yang diperlukan guru untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran (Awaluddin, 2010:1).

Penguasaan merupakan kemampuan menyerap arti dari materi suatu bahan yang dipelajari. Penguasaan bukan hanya sekedar mengingat mengenai apa yang pernah dipelajari tetapi menguasai lebih dari itu, yakni melibatkan berbagai proses kegiatan mental sehingga lebih bersifat dinamis (Arikunto, 2001:115).

(38)

21

atau dipelajari dengan cara mendengarkan orang lain dan dengan jalan membaca. Semuanya itu penting untuk memperoleh konsep-konsep. Selanjutnya, konsep-konsep itu penting untuk membentuk prinsip-prinsip. Kemudian prinsip-prinsip itu penting di dalam pemecahan masalah atau di dalam kreativitas (Slameto, 2001:131).

Berdasarkan rumusan Bloom (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2004:23-28) ranah kognitif terdiri dari 6 jenis perilaku sebagai berikut : (1) Pengetahuan, mencakup ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan, (2) Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna hal yang dipelajari, (3) Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru, (4) Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik, (5) Sintesis, mencakup kemampuan menbentuk suatu pola baru, dan (6)

Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu.

Penguasaan konsep pelajaran oleh siswa dapat diukur dengan mengadakan evaluasi.

Menurut Thoha (1994:1) :

(39)

22

Menurut Arikunto (2001:53) :

Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk

mengetahui atau mengukur sesuatu dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.

Tes untuk mengukur berapa banyak atau berapa persen tujuan pembelajaran dicapai setelah satu kali mengajar atau satu kali pertemuan adalah postest atau tes akhir. Disebut tes akhir karena sebelum memulai pelajaran guru

mengadakan tes awal atau pretest. Kegunaan tes ini ialah terutama untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam memperbaiki rencana pembelajaran. Dalam hal ini, hasil tes tersebut dijadikan umpan balik dalam meningkatkan mutu pembelajaran (Daryanto, 1999:195-196).

Bila seorang dapat menghadapi benda atau peristaiwa sebagai suatu kelompok, golongan, kelas, atau kategori, maka ia telah belajar konsep. Konsep yang konkrit serupa ini dapat ditunjukkan bendanya, jadi diperoleh melaluipengamatan. Pada taraf yang lebih tinggi diperoleh konsep yang abstrak, yaitu konsep menurut definisi seperti konsep “berat jenis”, ‘kalori”,

dan sebagainya.

Manfaat konsep ialah membebaskan individu dan pengaruh stimulus yang spesifik dan dapat menggunakannya dalam segala macam situasi dan

stimulus yang mengandung konsep itu. Konsep sangat penting bagi manusia, karna digunakan dalam komunikasi dengan orang lain, dalam berfikir, dalam belajar, membaca, dan lain-lain.

(40)

23

memahami beberapa konsep, yang kemudian dapat digunakan dalam situasi yang tak terbatas banyaknya dalam pengalamannya selama hidup. Ia tidak terikat oleh stimulus perantaraan instruksi verbal yang disajikan secara lisan atau tulisan. Ia dapat berkomunikasi dengan perantaraan konsep yang menimbulkan konsep yang sama dengan pendengarnya.

Tiap konsep menunjuk kepada sesuatu dalam dunia realitas. Akan tetapi dapat timbul bahaya anak-anak mempelajari konse-konsep tanpa mengetahui referensinya dalam dunia nyata. Maka timbullah bahayaverbalisme, yang harus dicegah dengan menggunakan alat peraga, pekerja dalam laboratorium, melakukan karyawisata, dan lain-lain, sehingga dapat dicegah anak

(41)

24

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April semester genap tahun pelajaran 2013/2014, di SMP Negeri 1 Seputih Banyak.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII semester genap SMP Negeri 1 Seputih Banyak tahun pelajaran 2013/2014 sebanyak 225 siswa yang terdistribusi dalam tujuh kelas. Pengambilan sampel menggunakan teknikPurpossive Sampling,yaitu dua kelas yang dijadikan sampel dipilih dari populasi yang telah ditentukan sendiri oleh peneliti dengan alasan kelas

tersebut sesuai dengan kriteria yang diperlukan dalam penelitian tersebut dan memiliki nilai rata-rata hampir sama atau tidak jauh berbeda yaitu siswa kelas VIIB yang berjumlah 33 siswa sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas VIIC yang berjumlah 32 siswa sebagai kelas kontrol.

C. Desain Penelitian

(42)

25

memanfaatkan lingkungan sekolah, sedangkan kelompok kontrol memperoleh perlakuan berupa pembelajaran konvensional. Kedua kelompok tersebut diberipretesdi awal pembelajaran danpostesdi akhir pembelajaran. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat

membandingkan antara keadaan sebelum dan sesudah diberi perlakuan.

Struktur desain ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Keterangan : I = Kelas eksperimen II = Kelas kontrol O1 = Pretest O2= Posttest

X = Perlakuan pemanfaatan lingkungan sekolah C = Perlakuan tanpa pemanfaatan lingkungan sekolah

Gambar 2. Desain pretes-postes kelompok non-ekuivalen (dimodifikasi dari Riyanto, 2001:43)

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri atas dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu sebagai berikut:

1. Prapenelitian

Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian adalah sebagai berikut : a. Menetapkan waktu penelitian;

b. Mengurus surat penelitian pendahuluan (observasi) ke fakultas untuk sekolah;

I O1 X O2

(43)

26

c. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan diteliti; d. Menetapkan sampel penelitian untuk kelas eksperimen dan kelas

kontrol;

e. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS); f. Membuat instrumen evaluasi yaitu soal pretes/postes untuk setiap

pertemuan untuk mengukur keterampilan berpikir kritis siswa.

2. Pelaksanaan Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian ini peneliti mengadakan kegiatan pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sekolah untuk kelas eksperimen dan metode diskusi untuk kelas kontrol. Penelitian ini

direncanakan sebanyak tiga kali pertemuan, pertemuan pertama membahas tentang satuan-satuan dalam ekosistem dan komponen penyusun

ekosistem, pertemuan kedua tentang aliran energi dalam ekosistem, dan pertemuan ketiga tentang pola interaksi antarorganisme.

Langkah-langkah pembelajaran kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sebagai berikut:

a. Kelas eksperimen (pembelajaran dengan pemanfaatan lingkungan sekolah sebagi sumber belajar)

Pendahuluan

(44)

27

ekosistem, aliran energi dalam ekosistem, dan pola interaksi antarorganisme.

2) Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan pertanyaan : Pertemuan I : “Disebut apakah lingkungan beserta makhluk hidup

yang saling berinteraksi tersebut?”

Pertemuan II : “Apa yang akan terjadi bila di dalam suatu sawah

terdapat padi, belalang, kodok, ular, dan elang?”

Pertemuan III : “Disebut apakah hubungan antara benalu dengan

tumbuhan lain sebagai inangnya?”

3) Guru memberikan motivasi kepada siswa dengan cara:

Pertemuan I : “Dengan mempelajari materi ini kita dapat mengetahui satuan-satuan dalam ekosistem dan komponen penyusun ekosistem, contoh seperti halnya tanaman yang membutuhkan cahaya matahari untuk fotosintesis, apabila tidak terjadi interaksi antarkomponen-komponen tersebut maka

kelangsungan hidup organisme akan terganggu dimana kita hidup di lingkungan bersama organisme-organisme lain yang saling

membutuhkan dan mempengaruhi.”

(45)

28

kita harus mengetahui tentang predator alami untuk mengendalikan hama tersebut, sehingga meminimalisir dampak yang

ditimbulkan.”

Pertemuan III : “Dengan mempelajari materi ini kita dapat mengetahui pola interaksi antarorganisme, contohnya tumbuhan benalu merupakan tumbuhan yang hidup menumpang pada tumbuhan lainnya, benalu tidak dapat membuat makanan sendiri

sehingga mengambil sari makanan dari tumbuhan inang.”

Kegiatan inti

1) Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok secara heterogen, masing-masing kelompok terdiri dari 5-6 orang.

2) Guru memberikan masalah dalam bentuk LKS pada siswa. Guru membagikan LKS kepada tiap kelompok dengan topik yang berbeda pada tiap pertemuannya dan harus didiskusikan bersama anggota kelompoknya.

LKS 1 untuk pertemuan I dengan topik: satuan-satuan dalam

ekosistem dan komponen penyusun ekosistem.

LKS 2 untuk pertemuan II dengan topik: aliran energi dalam

ekosistem.

LKS 3 untuk pertemuan III dengan topik: pola interaksi antarorganisme.

(46)

29

Pertemuan I : Siswa melakukan pengamatan tentang satuan-satuan dalam ekosistem dan komponen penyusun ekosistem di sekitar halaman sekolah dan menjawab soal-soal yang ada dalam LKS 1.

Pertemuan II : Siswa melakukan pengamatan di sawah dan kebun singkong mengenai aliran energi dalam ekosistem dan menjawab soal-soal yang ada dalam LKS 2.

Pertemuan III : Siswa melakukan pengamatan tentang pola

interaksi antarorganisme di sekitar halaman sekolah dan menjawab soal-soal yang ada dalam LKS 3.

4) Guru membimbing setiap kelompok dalam mengerjakan LKS. 5) Setelah masing-masing kelompok selesai mengerjakan LKS, guru

meminta siswa mengumpulkan LKS.

6) Guru meminta setiap kelompok untuk membacakan hasil diskusi kelompoknya dan kelompok lain dapat memberikan tanggapan. 7) Guru memberikan penguatan dengan menjelaskan materi yang

belum dipahami oleh siswa.

8) Guru membimbing siswa untuk memberikan kesimpulan dari materi yang telah dipelajari.

Kegiatan penutup

1) Melakukan evaluasi dengan memberikan postes yang sama dengan soal pretes pada pertemuan III.

(47)

30

b. Kelas kontrol (pembelajaran dengan pemanfaatan lingkungan sekolah sebagi sumber belajar)

Pendahuluan

1) Guru memberikan pretes pada pertemuan I berupa soal uraian mengenai satuan- satuan dalam ekosistem dan komponen penyusun ekosistem, aliran energi dalam ekosistem, dan pola interaksi

antarorganisme.

2) Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan pertanyaan : Pertemuan I : “Disebut apakah lingkungan beserta makhluk hidup

yang saling berinteraksi tersebut?”

Pertemuan II :“Apa yang akan terjadi bila di dalam suatu sawah terdapat padi, belalang, kodok, ular, dan elang?”

Pertemuan III : “Disebut apakah hubungan antara benalu dengan

tumbuhan lain sebagai inangnya?”

3) Guru memberikan motivasi kepada siswa dengan cara : PertemuanI : “Dengan mempelajari materi ini kita dapat mengetahui satuan-satuan dalam ekosistem dan komponen penyusun ekosistem, contoh seperti halnya tanaman yang membutuhkan cahaya matahari untuk fotosintesis, apabila tidak terjadi interaksi antarkomponen-komponen tersebut maka

kelangsungan hidup organisme akan terganggu dimana kita hidup di lingkungan bersama organisme-organisme lain yang saling

(48)

31

Pertemuan II : “Dengan mempelajari materi ini kita dapat mengetahui aliran energi yang terjadi dalam suatu ekosistem, misalnya, ketika musim panen, biasanya akan banyak hama tikus yang menyerang tanaman padi. Petani banyak yang menggunakan pestisida untuk mengendalikan hama, padahal pestisida tersebut berbahaya bagi organisme lain dan lingkungan. Oleh karena itu, kita harus mengetahui tentang predator alami untuk mengendalika

hama tersebut, sehingga meminimalisir dampak yang ditimbulkan.”

Pertemuan III : “Dengan mempelajari materi ini kita dapat mengetahui pola interaksi antarorganisme, contohnya tumbuhan benalu merupakan tumbuhan yang hidup menumpang pada tumbuhan lainnya, benalu tidak dapat membuat makanan sendiri

sehingga mengambil sari makanan dari tumbuhan inang.”

Kegiatan inti

1) Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok secara heterogen, masing-masing kelompok terdiri dari 5-6 orang.

2) Guru membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) mengenai satuan-satuan makhluk hidup dalam ekosistem dan komponen penyusun ekosistem (pertemuan I), aliran energi dalam ekosistem (pertemuan II), dan pola interaksi antarorganisme (pertemuan III).

3) Guru membimbing setiap kelompok dalam mengerjakan LKS dengan cara berkeliling.

(49)

32

5) Guru meminta setiap kelompok untuk membacakan hasil diskusi di depan kelas. Setiap kelompok melakukan presentasi hasil diskusi mereka dan kelompok lain dapat memberikan tanggapan.

6) Guru memberikan penguatan dengan menjelaskan materi yang belum dipahami oleh siswa.

7) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah berlangsung dan memberi informasi tentang materi untuk pertemuan

selanjutnya.

Kegiatan penutup

1) Melakukan evaluasi dengan memberikan postes yang sama dengan soal pretes pada pertemuan III.

2) Guru menutup kegiatan pembelajaran.

E. Jenis Data dan Teknik Pengambilan Data 1. Jenis Data

Jenis data pada penelitian ini adalah: a. Data Kuantitatif

Data kuantitatif yaitu berupa data penguasaan konsep oleh siswa pada materi pokok ekosistem yang diperoleh dari nilai pretes dan postes.

b. Data Kualitatif

(50)

33

2. Teknik Pengambilan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut: a) Pretes dan Postes

Data penguasaan konsep oleh siswa berupa nilai pretes dan postes. Nilai pretes diambil di awal pembelajaran baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol, sedangkan nilai postes diambil di akhir

pembelajaran baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Bentuk soal yang diberikan berupa soal uraian.

Teknik penskoran nilai pretes dan postes yaitu :

= 100

Keterangan :

S= Nilai yang diharapkan (dicari);

R= jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar; N= jumlah skor maksimum dari tes tersebut

(Purwanto, 2008:112).

b) Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Lembar observasi aktivitas siswa berisi semua aspek kegiatan yang diamati pada saat proses pembelajaran. Setiap siswa diamati poin kegiatan yang dilakukan dengan cara memberi tanda (√ ) pada lembar observasi sesuai dengan aspek yang telah ditentukan. Aspek yang diamati yaitu aktivitas siswa dalam mengungkapkan ide atau gagasan, memberikan pertanyaan, bekerjasama dengan teman, bertukar

(51)

34

c) Angket Tanggapan Siswa

Angket tanggapan siswa berisi tentang semua pendapat siswa terhadap pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar. Angket ini berupa 10 pernyataan, terdiri atas 5 pernyataan positif dan 5 pernyataan negatif. Angket ini memiliki 4 pilihan jawaban yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju.

F. Teknik Analisis Data a) Penguasaan Konsep

Data penelitian berupa nilai pretes, postes, dan skor N-gain. Untuk mendapatkan skor N-gainmenggunakan rumus Hake (modifikasi dalam Loranz, 2008:3) sebagai berikut:

100

Keterangan : = Nilai rata-rata postes = Nilai rata-rata pretes Z= Skor maksimum

Sedangkan untuk mengukur persen (%) peningkatan (%gain) hasil belajar siswa digunakan rumus sebagai berikut :

Tabel 6. Kriteria persentase peningkatan hasil belajar oleh siswa

Tabel 1. Kriteria N-gainyang diperoleh dari siswa

% Peningkatan Kriteria Sumber; Hake (dalam Loranz, 2008:3)

skor akhir skor awal skor maksimum skor awal

(52)

35

Data penelitian yang berupa nilai pretes, postes, dan skor N-gainpada kelompok kontrol dan eksperimen dianalisis menggunakan uji t dengan bantuprogram SPSS versi 17, yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat berupa:

1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilakukan menggunakan ujiLillieforsdengan program SPSS versi 17.

a) Hipotesis

Ho : Sampel berdistribusi normal H1: Sampel tidak berdistribusi normal b) Kriteria Pengujian

Terima Ho jika Lhitung< Ltabelatau p-value > 0,05, tolak Ho untuk harga yang lainnya (Pratisto, 2004:10).

2. Uji Homogenitas Data

Apabila masing-masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji kesamaan dua varians dengan menggunakan program SPSS versi 17.

a) Hipotesis

Ho : Kedua sampel mempunyai varians sama H1: Kedua sampel mempunyai varians berbeda b) Kriteria Uji

(53)

36

3. Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis digunakan uji kesamaan dua rata-rata dan uji perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan program SPSS versi 17.

a) Uji Kesamaan Dua Rata-rata 1) Hipotesis

Ho= Rata-rata N-gainkedua sampel sama H1= Rata-rata N-gainkedua sampel tidak sama 2) Kriteria Uji

- Jika–ttabel< thitung< ttabel, maka Ho diterima

- Jika thitung< -ttabelatau thitung>ttabel,maka Ho ditolak (Pratisto, 2004:13).

b) Uji Perbedan Dua Rata-rata 1) Hipotesis

H0= rata-rata N-gainpada kelompok eksperimen sama dengan kelompok kontrol.

H1= rata-rata N-gainpada kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol.

2) Kriteria Uji

- Jika–ttabel< thitung< ttabel, maka Ho diterima

- Jika thitung< -ttabelatau thitung> ttabel, maka Ho ditolak (Pratisto, 2004:10).

(54)

37

1) Hipotesis

H0= Rata-rata N-gainkedua sampel sama H1= Rata-rata N-gainkedua sampel tidak sama

2) Kriteria Uji

- Jika–Ztabel< Zhitung< Ztabelatau p-value> 0,05, maka Ho diterima

- Jika Zhitung< -Ztabelatau Zhitung> Ztabelatau p-value< 0,05, maka Ho ditolak (Martono, 2010: 158).

b) Pengolahan Data Aktivitas Siswa

Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan data yang diambil melalui observasi. Data tersebut dianalisis dengan

menggunakan indeks aktivitas siswa. Langkah-langkah yang dilakukan yaitu: 1) Menghitung rata-rata skor aktivitas dengan menggunakan rumus berikut :

X = Xi

Keterangan: X = Rata-rata skor aktivitas siswa; ∑xi = Jumlah skor yang diperoleh;

n = Jumlah skor maksimun; (dimodifikasi dari Sudjana, 2002:67).

Data tersebut dianalisis menggunakan persentase aktivitas siswa. Langkah-langkah yang dilakukan yaitu :

1) Menghitung persentase aktivitas menggunakan rumus :

Persentase = x 100%

(55)

38

Tabel 2. Lembar observasi aktivitas siswa

No. Nama

Catatan: Berilah tandachecklist(√) pada setiap item yang sesuai (Carolina, 2010:29)

Keterangan kriteria penilaian aktivitas siswa: A. Mengungkapkan ide atau gagasan

1. Tidak mengungkapkan ide atau gagasan.

2. Mengungkapkan ide atau gagasan namun tidak sesuai dengan permasalahan.

3. Mengungkapkan ide atau gagasan sesuai dengan permasalahan. B. Memberikan pertanyaan

1. Tidak mengemukakan pertanyaan

2. Mengajukan pertanyaan tetapi tidak mengarah kepada permasalahan

3. Mengajukan pertanyaan yang mengarah dan sesuai dengan permasalahan

C. Bekerjasama dengan teman

1. Tidak bekerjasama dengan teman (diam saja).

2. Bekerjasama tetapi tidak sesuai dengan permasalahan. 3. Bekerjasama baik dengan teman.

D. Bertukar informasi

1. Tidak bertukar informasi.

2. Bertukar informasi tetapi tidak sesuai dengan sesuai dengan permasalahan.

3. Bertukar informasi sesuai dengan permasalahan. E. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok

1. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok dengan cara yang kurang sistematis, dan tidak dapat menjawab pertanyaan.

2. Siswa dapat mempresentasikan hasil diskusi kelompok dengan cara yang kurang sistematis, tetapi dapat menjawab pertanyaan dengan benar.

3. Siswa dapat mempresentasikan hasil diskusi kelompok dengan sistematis dan dapat menjawab pertanyaan dengan benar.

(56)

39

Tabel 3. Klasifikasi indeks aktivitas siswa Kategori Indeks Aktivitas

Siswa (%) Interpretasi

0,00 - 29,99 Sangat Rendah

30,00 - 54,99 Rendah

55,00 - 74,99 Sedang

75,00 - 89,99 Tinggi

90,00 - 100,00 Sangat Tinggi Sumber: Hake (dalam Coletta dan Phillips, 2005:5)

G. Pengolahan Data Angket Tanggapan Siswa

Data tanggapan siswa terhadap pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar dikumpulkan melalui penyebaran angket. Angket berisi 10 pernyataan yang terdiri dari 5 pernyataan positif dan 5 pernyataan negatif. Pernyataan disajikan sebagai berikut.

1. Membuat pernyataan angket tanggapan siswa

Tabel 4. Pernyataan angket tanggapan siswa terhadap pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar

No Pernyataan-pernyataan SS S TS STS

1.

Saya senang mempelajari materi pokok ekosistem dengan memanfaatkan lingkungan sekitar sekolah.

2.

Saya lebih mudah memahami materi yang dipelajari dengan memanfaatkan lingkungan sekitar sekolah.

3.

Saya bingung dalam menyelesaikan masalah dengan memanfaatkan lingkungan sekitar sekolah.

4.

(57)

40

5.

Saya merasa bosan dalam proses belajar dengan memanfaatkan lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber belajar.

6.

memanfaatkan lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber belajar dengan yang

diterapkan kepada saya tidak meningkatkan penguasaan konsep saya.

7.

Saya belajar menggunakan kemampuan sendiri dengan memanfaatkan lingkungan sekitar sekolah.

8. Saya merasa sulit berinteraksi dengan teman dalam proses pembelajaran yang berlangsung. 9. Saya merasa sulit mengerjakan tugas dengan

memanfaatkan lingkungan sekitar sekolah.

10.

Saya dapat mengarahkan sendiri cara belajar saya dengan memanfaatkan lingkungan sekitar sekolah.

2. Membuat skor angket tanggapan siswa

Tabel 5. Skor tipe pernyataan tanggapan siswa terhadap pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar

No. Soal

Sifat Pernyataan

Skor Per Soal Angket

3 2 1 0

(58)

41

3. Melakukan penskoran angket tanggapan siswa pada pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber belajar

Tabel 6. Penskoran angket tanggapan siswa pada pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber belajar No.

Respon-den (siswa)

Skor Angket Per Item Soal Skor Total

Menghitung persentase skor angket dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Xin= x 100%

Keterangan: Xin= Persentase jawaban siswa; S= Jumlah skor jawaban; Smaks= Skor maksimum yang diharapkan (30) (Sudjana, 2002:69).

4. Melakukan tabulasi data temuan pada angket berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan untuk memberikan gambaran kriteria presentasi dan kecenderungan dari setiap jawaban berdasarkan pernyataan angket Tabel 7. Tabulasi data angket tanggapan siswa terhadap pemanfaatan

(59)

42

5. Menafsirkan persentase angket untuk mengetahui tanggapan siswa yang pembelajarannya dengan memanfaatkan lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber belajar

Tabel 8. Tafsiran persentase jawaban

Persentase Kriteria

75,1% - 100% 50,1% - 75% 25,1% - 50% 0,0% - 25%

(60)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar

dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi pokok Ekosistem. 2. Pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar dapat

meningkatkan penguasaan konsep oleh siswa pada materi pokok Ekosistem.

B. SARAN

Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan sebagai berikut. 1. Pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber

(61)

55

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad dan Sudjana. 2009.Media Pembelajaran. PT. Widyadara. Jakarta. Arikunto, S. 2001.Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bina Aksara. Jakarta. Awaluddin, A. 2008. Materi Ajar. http// andhysastera.blogspot.com(22 desember

2013): 22.35 WIB.

Carolina, H.S. 2010.Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri

Terpimpin Pada Materi Pokok Ekosistem Terhadap kemampuan Berpikir Kritis Siswa. Skripsi Universitas Lampung. Bandarlampung.

Colleta, V.P. dan J.A Phillips. 2005.Interpreting FCI scores: Normalized gain, preinstruction scores, and scientific reasoning ability. Department of Physics, Loyola Marymount University. California.

Dahar, R.W. 1989.Teori-teori Belajar. Erlangga. Jakarta. Daryanto. 1999.Evaluasi Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta.

Dimyati dan Mujiono. 2004.Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Hamalik, O. 2001.Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta.

2010.Kurikulum dan Pembelajaran.Jakarta;Bumi Aksara. Khanifah, S.K.P., Kripinus, dan R.Sukaesih. 2012. Pemanfaatan Lingkungan

Sekolah Sebagai Sumber Belajar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Unnes Journal Of Biology Education. Semarang.

Komalasari, K. 2013.Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. PT. Refika Aditama. Bandung.

Loranz, D. 2008. Gain Score. Online.http://www.tmcc.edu/vp/acstu/

assessment/downloads/documents/reports/archives/discipline/0708/SLO

APHYS DisciplinRep0708.pdf.

(62)

56

Maryam. 2013.Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X-3 MAN Binjai Pada Pembelajaran Biologi.Jurnal Penelitian Tindakan Kelas 2013. Unimed. Medan.

Muhammad, H. 2003.Pengembangan Khusus Pengembangan silabus berbasis Kompetensi.http:// www. Google.com.(1 Januari 2014): 20.55 WIB. Nasution S. 1982. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar & Mengajar. Bumi

Aksara. Bandung.

Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi. 2006. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Pratisto, A. 2004.Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan dengan SPSS 12. Gramedia. Jakarta.

Purwanto, N. 2008.Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Rahayu. 2010.Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Script dengan Picture and Picture untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 6 Malang.

http://karya-ilmiah.ac.id/index.php/biologi/article/view/6272. (21 februari 2014): 15.23 WIB.

Rohani, A. 1997.Media Instruksional Edukatif. PT Rineka Cipta. Jakarta. 2004.Pengelolaan Pengajaran. Rineka Cipta. Jakarta.

Rustaman, N., D. Soendjojo., A. Sudarsono., Y. Achmad., R. Subekti., D.

Rochniawati., M. dan Nurjani. 2005.Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: UM

Sardiman. 2008.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Sastrawijaya, T. S. 1988.Belajar Mengajar Kimia. Depdikbud Dirjen Dikti Proyek Pengembangan LPTK. Jakarta.

Slameto. 2001.Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Kredit Semester. Bumi Aksara. Jakarta.

Subiantoro, A. 2009.Karakteristik Individu, Karakteristik Pekerjaan,

Karakteristik Organisasi Dan Kepuasan Yang dimediasi Oleh Motivasi Kerja,Jurnal Aplikasi Manajemen, 11(1), 11-19.

Sudjana. 2002.Metode Statistika Edisi Keenam. PT. Tarsito. Bandung. 2005. Statistik Dasar. Tarsito. Bandung.

Gambar

Gambar 1.Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat
Tabel 1. Kriteria N-gain yang diperoleh dari siswa
Tabel 2. Lembar observasi aktivitas siswa
Tabel 3. Klasifikasi indeks aktivitas siswa
+4

Referensi

Dokumen terkait

Apabila Lulus/Memenuhi Syarat dalam Klarifikasi dan Pembuktian Kualifikasi, maka akan dilanjutkan Negosiasi Teknis dan Harga oleh Pokja Pembangunan Sarana Dan

[r]

Kadar Glukosa Darah Sebelum dan Sesudah Pemberian Ekstrak Kulit Batang Saga Telik (Dosis 2,0g/KgBB) (Kelompok E3) ... Kadar Glukosa Darah Sebelum dan Sesudah Pemberian

BAB III METODE PENELITIAN A.. HasilPenelitianPuisi “Les Yeuxd’Elsa” .... Lampiran 2: Transkrip Fonetik Puisi “Les Yeux d’Elsa” .... Penelitian menggunakan pendekatan

Undang-undang Nomor 35 Tahun 2000 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2001 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 250, Tambahan

Runtuhnya komunisme yang kadang juga dimaknai sebagai kekalahan sosialisme yang pada kurun modern berdiri sebagai pesaing politik utamanya di tingkat global maupun domestik

BMRI lebih baik dari produk layanan bank lainnya, adanya harapan ( confirmattion of expectation ) akan pelayanan yang berkualitas telah di dapat dari pelayanan

Cuando necesite hacer referencia a una fuente cuyo autor no ha podido identificar con precisión, cite las primeras dos o tres palabras del título, seguido por el año.. en el