• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN STAKEHOLDERS DALAM KONSERVASI PENYU DI PEKON MUARA TEMBULIH KECAMATAN NGAMBUR KABUPATEN LAMPUNG BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERAN STAKEHOLDERS DALAM KONSERVASI PENYU DI PEKON MUARA TEMBULIH KECAMATAN NGAMBUR KABUPATEN LAMPUNG BARAT"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

THE ROLE OF STAKEHOLDERS IN THE TURTLE CONSERVATION IN VILLAGE OF MUARA TEMBULIH, NGAMBUR SUB-DISTRICT,

WEST LAMPUNG DISTRICT By

Azwan Feri

The are many species of turtle that live in the sea. Among the green turtle (Chelonia mydas), hawksbill turtle (Eretmochelys imbricata), Olive ridley turtle (Lepidochelys olivacea), leatherback turtle (Dermochelys coriacea), Flatback flat (Natator depressus), and Loggerhead turtle (Caretta caretta). Almost all species of sea turtles belong to the list of protected animals because it was feared would become extinct due to sea turtle hunting has long been a target man, ranging adult female turtles that crawled toward the coast, its eggs in the nest until the adult turtles that are in high seas. Generally, the main reason of this animal hunting is because of the economic value of wildlife. Consumption of eggs and meat are growing by day and beautiful and expensive handicrafts of carapace. These condition must be distressing for stakeholders and any one who felt partially responsible for the preservation of natural resources.

The experiment was conducted at village of Muara Tembulih, Ngambur sub-district, West Lampung sub-district, Lampung Province. This research was conducted in March until April 2010. The sampling method in this study is bysnowball samplingfor official and agency, while the community wasrandom sampling. The results there are 6 of stakeholders that play a role in turtle conservation in Village of Muara Tembulih, they are Department of Marine and Fisheries (DKP) of West Lampung, Department of Tourism of West Lampung, The environment Bentala, Sukamaju Turtle Captive Group, and Community Aboutt Captive Turtles.

(2)

ABSTRAK

PERAN STAKEHOLDERS DALAM KONSERVASI PENYU DI PEKON MUARA TEMBULIH KECAMATAN NGAMBUR KABUPATEN

LAMPUNG BARAT

Oleh Azwan Feri

Ada beberapa jenis (species) penyu laut yang hidup di perairan. Diantaranya penyu hijau (Chelonia mydas), penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu lekang (Lepidochelys olivacea), penyu belimbing (Dermochelys coriacea), penyu pipih (Natator depressus) dan penyu tempayan (Caretta caretta). Hampir semua jenis penyu termasuk ke dalam daftar hewan yang dilindungi karena

dikhawatirkan akan punah disebabkan penyu laut telah lama menjadi sasaran perburuan manusia, mulai penyu betina dewasa yang merayap menuju pantai, telur-telurnya yang ada di dalam sarang sampai penyu dewasa yang berada di laut lepas. Alasan utama kegiatan perburuan satwa ini pada umumnya karena nilai ekonomis satwa tersebut. Konsumsi telur dan daging semakin hari semakin meningkat dan hasil kerajinan karapas yang indah dan mahal harganya. Kondisi tersebut tentu sangat menyedihkan bagi stakeholders dan siapa saja yang merasa ikut bertanggung jawab terhadap kelestarian sumber daya alam.

Penelitian dilaksanakan di Pekon Muara Tembulih, Kecamatan Ngambur, Kabupaten Lampung Barat, Propinsi Lampung. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Maret sampai dengan Bulan April 2010. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan carasnowball samplinguntuk dinas dan instansi, sedangkan masyarakat dilakukan secara acak ataurandom sampling. Hasil penelitian terdapat 6 stakeholders yang berperan dalam konservasi penyu di Pekon Muara Tembulih yaitu Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Lampung Barat, Dinas Perhubungan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Lampung Barat, Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan, dan Pertamanan

Kabupaten Lampung Barat, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Mitra Bentala, Kelompok Penangkaran Penyu Sukamaju, Masyarakat Sekitar Penangkaran Penyu.

(3)

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari penelitian yang dilakukan di Pekon Muara Tembulih maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Stakeholdersyang berperan dalam Konservasi Penyu di Pekon Muara Tembulih adalah :

a. Pemerintah daerah yaitu Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP)

Lampung Barat, Dinas Pariwisata Lampung Barat, Badan Lingkungan Hidup Lampung Barat.

b. Lembaga Swadaya Masyarakat yaitu Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Mitra Bentala.

c. Masyarakat yaitu Kelompok Penangkaran Penyu Sukamaju yang didukung Masyarakat di Pekon Muara Tembulih.

2. Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Lampung Barat adalah yang paling berperan (leading sector) dalam konservasi penyu, yaitu sebagai pengawas dan pengendali kegiatan di Kawasan Konservasi Laut Daerah Daerah (KKLD) Penyu. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Mitra Bentala sebagai penyampai aspirasi dari kelompok pelestari penyu kepada dinas dan instansi yang terkait dan melakukan penyuluhan dan pendampingan ke masyarakat.

(4)

61

Dari hasil pengamatan di lapangan masih banyaknya kekurangan maka dengan ini penulis menyarankan kepada :

1. DKP Lampung Barat sebaiknya mengembangkan teknologi di

penangkaran penyu, sehingga suatu saat penyu dapat dikembang biakkan di penangkaran, tidak terbatas hanya penetasan telur saja.

2. Badan Lingkungan Hidup Lampung Barat seharusnya memberikan usulan kepada DKP Lampung Barat untuk membentuk kelompok pelestari penyu untuk di daerah Pekon Gedung Cahya Kuningan dan Pekon Sukanegara. 3. Dinas Pariwisata Lampung Barat dalam pengelolaan wisata penyu harus

berorientasi pada perlindungan Sumberdaya Alam Hayati dalam artian setiap yang berkunjung agar tidak memberikan dampak negatif terhadap lingkungan.

4. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Mitra Bentala dalam pelestarian penyu sebaiknya mengkampanyekan kegiatan-kegiatan konservasi penyu kepada masyarakat sekitar KKLD dan di Lampung Barat.

(5)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyu adalah kura-kura laut. Penyu ditemukan di semua samudra di dunia. Menurut para ilmuwan, penyu sudah ada sejak akhir zaman purba (145 - 208 juta tahun yang lalu) atau seusia dengan dinosaurus. Pada masa ituArchelon, yang berukuran panjang badan 6 meter, danCimochelystelah berenang di laut purba seperti penyu masa kini (Wikipedia, 2007).

Ada beberapa jenis (species) penyu laut yang hidup di perairan. Jenis penyu laut diantaranya penyu hijau atau dikenal dengan namaGreen turtle(Chelonia mydas), penyu sisik atau dikenal dengan namaHawksbill turtle(Eretmochelys imbricata), penyu lekang atau dikenal dengan namaOlive ridley turtle

(Lepidochelys olivacea), penyu belimbing atau dikenal dengan nama

Leatherback turtle(Dermochelys coriacea), penyu pipih atau dikenal dengan namaFlatback turtle(Natator depressus) dan penyu tempayan atau dikenal dengan namaLoggerhead turtle(Caretta caretta). Jenis Penyu Belimbing ini adalah penyu terbesar dengan ukuran mencapai 2 meter dengan berat 600 900 kg. Yang terkecil adalah penyu lekang dengan ukuran paling besar sekitar 50 kg (Kasim, 2006).

(6)

2

Hal ini dikarenakan penyu laut telah lama menjadi sasaran perburuan manusia, mulai penyu betina dewasa yang merayap menuju pantai, telur-telurnya yang ada di dalam sarang sampai penyu dewasa yang berada di laut lepas. Alasan utama kegiatan perburuan satwa ini pada umumnya karena nilai ekonomis satwa tersebut. Konsumsi telur dan daging semakin hari semakin meningkat dan hasil kerajinan karapas yang indah dan mahal harganya. Kondisi tersebut tentu sangat menyedihkan bagi para ilmuwan, pencinta alam dan siapa saja yang merasa ikut bertanggung jawab terhadap kelestarian sumber daya alam (Priyono, 1989).

Penyelamatan terhadap satwa ini tentu membutuhkan suatu bentuk

pengelolaan yang tepat dan integral, dimana selain didukung dengan peraturan perundangan, juga perlu didukung dengan upaya peningkatan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kelestarian sumberdaya alam. Bentuk-bentuk upaya penyelamatan tersebut berupa pengelolaan yang tepat terhadap pantai dan sarang, penangan dan pemindahan sarang, serta pelepasan tukik ke laut (Priyono, 1989).

Ditetapkanya Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD) yang berlokasi di Pantai Muara Tembulih di Kecamatan Ngambur dengan luasnya mencapai 741,32 hektare. KKLD tersebut ditetapkan sejak akhir 2007. Kawasan

(7)

3

penangkaran yang telah berjalan sejak 2006 oleh kelompok masyarakat Sukamaju.

B. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi peran serta stakeholders dalam upaya konservasi penyu di Pekon Muara Tembulih Kecamatan Ngambur Kabupaten Lampung Barat.

C. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai bahan masukan dan informasi bagi instansi dan dinas terkait serta masyarakat dalam pelestarian penyu di Pekon Muara Tembulih.

D. Kerangka Penelitian

Penyu salah satu satwa yang dilindungi karena jumlahnya semakin sedikit akibat tekanan dari manusia yaitu perburuan, diambil telurnya, dan habitatnya dirusak. Dengan semakin sedikitnya jumlah populasi penyu maka diperlukan kesadaran kita dan tindakan yang positif untuk melestarikan penyu. Kegiatan tersebut melalui kegiatan konservasi penyu. Upaya konservasi dan

perlindungan harusnya bukan hanya di atas kertas saja namun lebih kearah praktek pemeliharaan yang rill guna menjaga kelangsungan hidup dan lingkungan alami hewan ini.

Menurut UU No 5 Tahun 1990, kegiatan konservasi dilakukan melalui tiga kegiatan yaitu:

(8)

4

proses ekologi yang menunjang kelangsungan hidup untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan untuk kehidupan manusia).

2. Pelestarian keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa (Konservasi eksitu dan insitu).

3. Pemanfaatan secara lestari sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya (kegiatan pengendalian/pembatasan dalam pemanfaatan SDAH dan

ekosistemnya sehingga dapat dimanfaatkan secara terus menerus pada masa mendatang).

Konservasi penyu ini diperlukan peranstakeholdersyang berkaitan dengan kegiatan konservasi penyu. Megetahui peran masing-masing stakeholders tersebut dilakukan dengan wawancara langsung ke stakeholders dan observasi langsung ke lapangan. Lebih jelasnya kerangka penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1

(9)
[image:9.595.166.498.84.397.2]

5

Gambar 1. Kerangka penelitian

Perlindungan Pelestarian Pemanfaatan

secara lestari

Stakeholders

Bagaimana Peran masing-masingstakeholders

Wawancara dan observasi Pengumpulan data sekunder

Gambar

Gambar 1.  Kerangka penelitian

Referensi

Dokumen terkait

WP Sintetik untuk mengendalikan penyakit busuk daun (Phytophtora infestans) pada tanaman Tomat dan antraknosa pada Cabai. VIDI 722SL Propamokarb

Peraturan daerah yang bermuatan syariat (Perda Syariat) tidak memenuhi atau melanggar ketentuan asas formal pembentukan peraturan perundang-undangan, khususnya asas

Disimpulkan bahwa kehadiran dan wacana yang dibicarakan dalam Kitab Hikayat Nur Muhammad, baik langsung ataupun tidak langsung telah memberikan pengaruh yang kuat terhadap

Diberitahukan dengan hormat, bahwa skripsi saudara : Iip Kuswandi, NIM : 211010 dengan judul “ Hak Waris Orang Tua Bersama Anak (Studi Komparasi Hukum Islam

Setelah perhitungan luas seperti di atas, selanjutnya diurutkan dari ukuran terkecil sampai ukuran yang terbesar ( ascending ). Sebagai contoh studi kasus, diambil

Dengan demikian, sosiologi sastra disini objek kajian utamanya adalah sastra, yang berupa karya sastra, sedangkan sosiologi berguna sebagai ilmu untuk memahami gejala sosial yang

Karena sudah terlalu malam kami pun memberanikan diri untuk pulang saat itu hujan juga sudah mulai.. reda walaupun

Pada kesempatan yang berbagia ini, penulis ingin menghaturkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat dan anugerah- Nya yang besarlah, penulis