RANCANG BANGUN APLIKASI MONITORING DAN EVALUASI PENCAPAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH DASAR BERBASIS WEB PADA LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN (LPMP) PROVINSI JAWA TIMUR
TUGAS AKHIR
Program Studi S1 Sistem Informasi
Oleh:
FIRMAN ANOM HERGANTORO 09.41010.0209
FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA
ix
ABSTRAK ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ... xxv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 3
1.3 Pembatasan Masalah... 3
1.4 Tujuan Penelitian ... 4
1.5 Sistematika Penulisan ... 4
BAB II LANDASAN TEORI ... 6
2.1 Monitoring ... 6
2.2 Evaluasi ... 7
2.3 Kepala Sekolah ... 9
2.4 Siklus Hidup Pengembangan Sistem ... 11
x
2.7.1 My SQL ... 16
2.7.2 Xampp ... 17
2.8 Website ... 18
2.9 PHP ... 19
2.9.1 Keunggulan PHP... 20
2.9.2 Skrip Dasar PHP ... 20
2.10Server ... 23
2.11Black Box Testing ... 25
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... 26
3.1 Analisis Sistem ... 26
3.1.1 Wawancara / Interview ... 27
3.1.2 Hasil Analisis ... 29
3.1.3 Analisis Kebutuhan Sistem ... 30
3.2 Perancangan Sistem ... 31
3.2.1 Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak (SKPL) ... 31
3.2.2 Desain Arsitektur Perangkat Lunak (DAPL) ... 38
BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ... 97
4.1 Kebutuhan Implementasi ... 98
xi
4.2.1 Halaman Login ... 99
4.2.2 Halaman Admin UPTD Kecamatan Pendidikan ... 100
4.2.3 Halaman Admin Tingkat Kabupaten ... 103
4.2.4 Halaman Admin Tingkat Provinsi ... 104
4.2.5 Halaman Transaksi Penilaian Kinerja... 106
4.2.6 Halaman Laporan ... 108
4.3 Hasil Uji Coba Sistem ... 111
4.4 Evaluasi Sistem... 169
BAB V PENUTUP... 179
5.1 Kesimpulan ... 179
5.2 Saran ... 179
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Jawa Timur berkedudukan sebagai unit pelaksana teknis Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 37 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan. LPMP mempunyai tugas melaksanakan penjaminan mutu baik pendidikan dasar, pendidikan menengah maupun pendidikan kesetaraan pendidikan dasar dan menengah di provinsi, berdasarkan kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Pelaksanaan penjaminan mutu pendidikan dasar salah satunya yaitu menjamin mutu kepala sekolah dasar. Hal ini diatur dalam Permendiknas Nomor 35 Tahun 2010 bahwa ada 6 kompetensi yang harus dimiliki untuk menjadi kepala sekolah yang profesional serta berkualitas dan berdampak pada peningkatan mutu sekolah yang dibinanya. Enam kompetensi yang akan dilaksanakan kepala sekolah nantinya akan dinilai setiap satu tahun oleh pengawas sekolah dan empat tahun oleh tim penilai yang ditunjuk yang sesuai dengan Permendiknas No 28 Tahun 2010. Enam kompetensi yang dimaksud antara lain Kepribadian dan Sosial, Kepemimpinan Pembelajaran, Pengembangan Sekolah, Manajemen Sumber Daya, dan Kewirausahaan.
Supervisi LPMP Jatim. Pengawasan pelaksanaan 6 kompetensi tersebut sebatas laporan dari tim penilai yang ditunjuk oleh LPMP Jatim untuk menilai kinerja kepala sekolah tiap 4 tahun sekali. Jika mendapati kepala sekolah dasar ada yang belum melaksanakan 6 kompetensi tersebut, tim penilai yang ditunjuk LPMP Jatim hanya menegur dan memberi peringatan agar kepala sekolah yang dinilainya segera memperbaiki 6 kompetensi kinerjanya untuk tahun depan. Tidak adanya pengawasan setiap tahap pelaksanaan 6 kompetensi tersebut berpotensi pada turunnya hasil penilaian kinerja kepala sekolah dasar tersebut.
Pihak Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Jawa Timur sebagai lembaga penjaminan mutu pendidikan, khususnya bagian Seksi Pemetaan Mutu dan Supervisi saat ini mengalami kesulitan untuk mengawasi pencapaian kinerja atau progress kepala sekolah dasar dalam melaksanakan 6 kompetensi, kesulitan untuk mengetahui hambatan-hambatan yang dialami kepala sekolah dasar dalam melaksanakan 6 kompetensi tersebut. Hambatan-hambatan tersebut akan di evaluasi yang nantinya digunakan sebagai penentu kebijakan. Tidak adanya monitoring pelaksanaan, maupun evaluasi dari hambatan-hambatan yang dialami kepala sekolah dasar dalam pelaksanaan 6 kompetensi tersebut, akan berdampak pada turunya hasil penilaian kinerja, kualitas kepala sekolah dasar tersebut, dan tentunya berpotensi menurunya mutu sekolah yang dibinanya.
Dalam pembuatan aplikasi ini menggunakan metode pengembangan Prototype Model. Output dari aplikasi ini yaitu informasi secara real time hasil kinerja kepala
sekolah, bukti kepala sekolah melaksanakan kinerja, informasi evaluasi berupa rekomendasi pelatihan yang harus dikuti kepala sekolah untuk mengikuti pelatihan se Jawa Timur. Informasi yang dihasilkan oleh sistem dapat digunakan untuk melakukan peningkatan mutu kepala sekolah antara lain memberikan gambaran Kepala Divisi Pemetaan Mutu dan Supervisi LPMP Jatim hasil kinerja kepala sekolah, dan memberikan pelatihan bagi kepala sekolah yang mengalami kesulitan dalam hal melaksanakan kinerja untuk menjadi kepala sekolah yang profesional dan berkualitas.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan di atas, maka perumusan masalah dalam Tugas Akhir ini adalah bagaimana membuat aplikasi Monitoring dan Evaluasi Pencapaian Kinerja Kepala Sekolah berbasis Web yang dapat : 1. Memonitor progres / pencapaian kinerja kepala sekolah dasar se Jawa Timur 2. Mengevaluasi hasil monitor pencapaian kinerja (Berupa rekomendasi) kepala
sekolah dasar se Jawa Timur
1.3 Pembatasan Masalah
Aplikasi ini hanya membahas sistem monitoring dan evaluasi pencapaian kinerja.
1. Data terkait yang digunakan sebatas data pendidikan tingkat kecamatan. 2. Bahasa pemrograman yang digunakan untuk membangun program adalah PHP
3. Aplikasi ini tidak membahas pendistribusian user name dan password kepada pihak terkait.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari pelaksanaan tugas akhir ini adalah merancang dan membangun aplikasi monitoring dan evaluasi pencapaian kinerja kepala sekolah dasar pada Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Propinsi Jawa Timur menggunakan metode SDLC dengan model Waterfall.
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan tugas akhir yang berjudul “Rancang Bangun
Aplikasi Monitoring dan Evaluasi Pencapaian Kiinerja Kepala Sekolah Dasar Berbasis Web pada Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Propinsi Jawa
Timur” sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, inti dari permasalahan disebutkan pada perumusan masalah, pembatasan masalah yang menjelaskan tentang batasan – batasan dari sistem yang dibuat sehingga tidak menyimpang dari ketentuan yang telah ditetapkan dan tujuan dari tujuan tugas akhir adalah merancang dan membangun aplikasi program, kemudian dilanjutkan dengan sistematika penulisan laporan Tugas Akhir.
BAB II : LANDASAN TEORI
BAB III : ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
Untuk merumuskan permaslahan pada Sistem Monitoring dan Evaluasi Pencapaian Kinerja Kepala Sekolah Dasar dibutuhkan analisis sistem yang terdiri dari perumusan masalah dan digambarkan pada blok diagram. Setelah itu dapat dibuatkan : SKPL (Sistem Kebutuhan Perangkat Lunak) dan DAPL (Desain Arsitektur Perangkat Lunak) yang terdiri dari System Flow, Context Diagram, Data Flow Diagram (DFD), Entity Relationship Diagram (ERD), struktur tabel, Desain Input/Output dan Desain Uji Coba, Desain Aristektur, Analisis.
BAB IV : IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Dalam bab ini menjelaskan tentang hasil implementasi Aplikasi. Dilengkapi dengan hasil perbaikan hasil yang dicapai dibandingkan dengan sistem yang lama, dan kendala-kendala yang ditemui selama penelitian.
BAB V : PENUTUP
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Monitoring
Keberhasilan sebuah program dapat dilihat dari apa yang direncanakan dengan apa yang dilakukan, apakah hasil yang diperoleh berkesesuaian dengan hasil perencanaan yang dilakukan. Untuk dapat memperoleh implementasi rencana yang sesuai dengan apa yang direncanakan manajemen harus menyiapkan sebuah program yaitu monitoring, monitoring ditujukan untuk memperoleh fakta, data dan informasi tentang pelaksanaan program, apakah proses pelaksanaan kegiatan dilakukan seusai dengan apa yang telah direncakan.
Menurut Mercy (2005) Monitoring didefinisikan sebagai siklus kegiatan yang mencakup pengumpulan, peninjauan ulang, pelaporan, dan tindakan atas informasi suatu proses yang sedang diimplementasikan. Selanjutnya temuan-temuan hasil monitoring adalah informasi untuk proses evaluasi sehingga hasilnya apakah program yang ditetapkan dan dilaksanakan memperoleh hasil yang berkesuaian atau tidak. Monitoring dan Evaluasi (ME) adalah dua kata yang memiliki aspek kegiatan yang berbeda yaitu kata Monitoring dan Evaluasi. Monitoring merupakan kegiatan untuk mengetahui apakah program yang dibuat itu berjalan dengan baik sebagaiman mestinya sesuai dengan yang direncanakan, adakah hambatan yang terjadi dan bagaiman para pelaksana program itu mengatasi hambatan tersebut. Monitoring terhadap sebuah hasil perencanaan yang sedang berlangsung menjadi alat pengendalian yang baik dalam seluruh proses implementasi.
Monitoring ditinjau dari hubungan terhadap manajemen kinerja adalah proses terintegrasi untuk memastikan bahwa proses berjalan sesuai rencana (on the track). Monitoring dapat memberikan informasi keberlangsungan proses untuk menetapkan langkah menuju ke arah perbaikan yang berkesinambungan. Pada pelaksanaannya, monitoring dilakukan ketika suatu proses sedang berlangsung. Level kajian sistem monitoring mengacu pada kegiatan per kegiatan dalam suatu bagian (Wrihatnolo, 2008), misalnya kegiatan pemesanan barang pada supplier oleh bagian purchasing. Indikator yang menjadi acuan monitoring adalah output per proses / per kegiatan.
Pada dasarnya, monitoring memiliki dua fungsi dasar yang berhubungan, yaitu compliance monitoring dan performance monitoring (Mercy, 2005). Compliance monitoring berfungsi untuk memastikan proses sesuai dengan harapan / rencana. Sedangkan, performance monitoring berfungsi untuk mengetahui perkembangan organisasi dalam pencapaian target yang diharapkan.
Umumnya, output monitoring berupa progress report proses. Output tersebut diukur secara deskriptif maupun non-deskriptif. Output monitoring bertujuan untuk mengetahui kesesuaian proses telah berjalan. Output monitoring berguna pada perbaikan mekanisme proses / kegiatan di mana monitoring dilakukan 2.2 Evaluasi
evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran .Sedangkan menurut istilah “evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu
obyek dengan menggunakan intsrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan. Menurut Arikunto (2010) evaluasi sebagai sebuah proses menentukan hasil yang telah dicapai beberapa kegiatan yang direncanakan utnuk mendukung tercapainya tujuan. Menurut Wirawan (2012) evaluasi adalah riset untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menyajikan informasi yang bermanfaat mengenai objek evaluasi, selanjutnya menilainya dan membandingkannya dengan indikator evaluasi dan hasilnya dipergunakan untuk mengambil keputusan mengenai objek evaluasi tersebut”.
Menurut Arifin (2010) menyatakan evaluasi adalah suatu proses bukan suatu hasil. Hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi adalah kualitas ,sesuatu, baik yang menyangkut tentang nilai atau arti, sedangkan kegiatan untuk sampai pada pemberian nilai dan arti itu adalah evaluasi. Dari pengertian-pengertian tentang evaluasi yang telah dikemukakan beberapa ahli diatas , dapat ditarik benang merah tentang evaluasi yakni evaluasi merupakan sebuah proses yang dilakukan oleh seseorang untuk melihat sejauh mana keberhasilan sebuah program. Keberhasilan program itu sendiri dapat dilihat dari dampak atau hasil yang dicapai oleh program tersebut. Karenanya, dalam keberhasilan ada dua konsep yang terdapat didalamnya yaitu efektifitas dan efisiensi. “Efektifitas merupakan
hal, pasti akan menilai apakah yang dilakukannya tersebut telah sesuai dengan keinginannya semula.
2.3 Kepala Sekolah
Wahjosumidjo (2005) mendefinisikan Kepala Sekolah sebagai seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid sebagai penerima pelajaran.
Dari definisi tersebut di atas, secara sederhana pengertian Kepala Sekolah adalah Seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakan proses belajar mengajar atau tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran. Dengan ini Kepala Sekolah dapat disebut sebagai pemimpin di satuan pendidikan yang tugasnya menjalankan menajemen satuan pendidikan yang dipimpinnya.
Sekolah memiliki peran yang berpengaruh terhadap jalannya sistem yang ada di sekolah.
Menurut Mulyasa (2007) pengertian kepala sekolah adalah salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Kepala Sekolah adalah penanggung jawab atas penyelenggaraan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga pendidikan lainnya, pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana juga sebagai supervisor pada sekolah yang dipimpinnya. Jika dilihat dari syarat guru untuk menjadi Kepala Sekolah, Kepala Sekolah bisa dikatakan sebagai jenjang karier dari jabatan fungsional guru. Apabila seorang guru memiliki kompetensi sebagai Kepala Sekolah dan telah memenuhi persyaratan atau tes tertentu maka guru tersebut dapat memperoleh jabatan Kepala Sekolah. Agar sekolah dapat mencapai tujuannya secara efektif dan efisien, maka kepala sekolah harus melaksanakan fungsi-fungsi manajerial seperti perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemberian motivasi, pelaksanaan, pengorganisasian pengendalian, evaluasi dan inovasi. Kepala Sekolah yang baik diharapkan akan membentuk pelaksanaan pembelajaran yang baik pula. Jika pembelajaran di sekolah baik tentunya akan menghasilkan prestasi yang baik.
tersebut harus didukung oleh sikap pola dan kemampuan Kepala Sekolah dalam memimpin lembaga pendidikan yang menjadi tanggung jawabnya.
Kepemimpinan Kepala Sekolah diharapkan dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan bagi lahirnya iklim kerja dan hubungan antar manusia yang harmonis dan kondusif. Hal ini berarti bahwa seluruh komponen pendidikan di sekolah harus dikembangkan secara terpadu dalam rangka meningkatkan relevansi atau kesesuaian dengan kualitas pendidikan.
2.4 Siklus Hidup Pengembangan Sistem
System Development Life Cycle (SDLC) adalah suatu kerangka yang
menggambarkan kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada setiap tahap pembuatan sebuah software (Al-Fatta, 2007). Terdapat banyak metode untuk mendeskipsikan SDLC ini, pada dasarnya setiap metode menggambarkan tahap-tahap sebagai berikut. :
1. Identifikasi, seleksi dan perencanaan
Tahap ini merupakan tahap preliminary dari pembuatan suatu software. Pada tahap ini, dikembangkan suatu rancang bangun dari suatu software. Langkah langkah yang dilakukan dalam tahap ini antara lain :
a. Mengidentifikasi kebutuhan user.
b. Menyeleksi kebutuhan user dari proses identifikasi diatas, dengan menyesuaikan dengan kapasitas teknologi yang tersedia serta efisiensi.
non-fungsional, kebutuhan user, kebutuhan sistem, kebutuhan dokumen dan perangkat lunak.
2. Analisis sistem
Tahap ini merupakan tahap penyempurnaan, yang bertujuan memperoleh kebutuhan software dan user secara lebih spesifik dan rinci. Tujuan dilakukan tahap ini adalah untuk mengetahui posisi dan peranan teknologi informasi yang paling sesuai dengan kebutuhan perusahaan yang bersangkutan, serta mempelajari fungsi-fungsi manajemen dan aspek-aspek bisnis terkait yang akan berpengaruh atau memiliki dampak tertentu terhadap proses desain, konstruksi dan implementasi software. Analisis sistem terbagi dua, yaitu.
a. Permodelan data, yang mencakup Entity Relationship Diagram (ERD), Conceptual Data Model CDM), dan Physical Data Model (PDM).
b. Permodelan proses, dengan Unified Modeling Language. 3. Desain sistem
Setelah melakukan identifikasi serta analisis sistem, tahap selanjutnya adalah menerjemahkan konsep-konsep tersebut kedalam suatu sistem yang berwujud. Tahap ini meliputi pembuatan dan pengembangan sebagai berikut.
a. Desain form dan laporan (reports). b. Desain antarmuka dan dialog (message). c. Desain basis data dan file (framework). d. Desain proses (process structure).
4. Implementasi sistem
Tahap implementasi sistem ini diawali dengan pengetesan software yang telah dikembangkan. Beberapa tahap pengetesan adalah sebagai berikut.
a. Developmental, yakni pengetesan error per module oleh programmer. b. Alpha testing, yakni error testing ketika software digabungkan dengan
antarmuka user.
c. Beta testing, yakni pengetesan dengan lingkungan dan data yang sebenarnya. Pada tahap berikutnya dilakukan konversi sistem, yaitu mengaplikasikan perangkat lunak pada lingkungan yang sebenarnya untuk digunakan oleh organisasi yang memesannya. Kemudian, dilakukan tahap dokumentasi, yaitu pencatatan informasi-informasi yang terkait dengan pembuatan sistem ini dan pelatihan, yaitu mengedukasi end user mengenai bagaimana cara menggunakan software yang bersangkutan. Pemberian pelatihan (training) harus diberikan kepada semua pihak yang terlibat sebelum tahap implementasi dimulai. Selain untuk mengurangi risiko kegagalan, pemberian pelatihan juga berguna untuk menanamkan rasa memiliki terhadap sistem baru yang akan diterapkan. Pada tahap ini akan dihasilkan sebuah dokumen berupa Test Plan. Dokumen Test Plan adalah sebuah dokumen yang digunakan memastikan dan memverifikasi antara rencana yang sudah dibuat dengan hasil yang dicapai., apakah sesuai dengan planning yang telah dibuat atau ada perubahan-perubahan dengan seiring pembuatan software.
5. Pemeliharaan sistem
Tahap pemeliharaan sistem adalah sebagai berikut:
b. Adaptif, yaitu memodifikasi sistem untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan.
c. Perfektif, yaitu melibatkan sistem untuk menyelesaikan masalah baru atau menambah fitur baru pada sistem yang telah ada.
d. Preventif, yaitu menjaga sistem dari kemungkinan masalah di masa yang akan datang.
2.5 Prototyping Model
Metode prototyping merupakan metode yang dipakai dalam membangun sistem baru atau perbaikan dari sistem. Karena metode tersebut menitik beratkan pada fase yang sangat krusial dalam membangun atau memperbaiki sistem yaitu fase analisa, rancangan, dan implementasi. Dari titik berat metode itu yang akan diulang terus menerus yang melibatkan kerjasama dengan pengguna akan menghasilkan prototype dari sistem yang akan dikaji ulang sebelum menuju ke implementasi sistem yang telah diinginkan oleh pengguna (Dennis,dkk, 2012) Sesuai dengan arti dari metode prototype itu yang merupakan model pengembangan system yang proses iterative dalam pengembangan sistem dimana requirement diubah ke dalam sistem yang bekerja (working system) yang secara terus menerus diperbaiki melalui kerjasama antara user dan analis. Prototype juga bisa dibangun melalui beberapa tool pengembangan untuk menyederhanakan proses.
2.6 Basis Data
terintegrasi dengan jumlah duplikasi yang minimum. Basis Data tidak lagi dipegang oleh satu departemen, tetapi dibagikan ke seluruh departemen pada perusahaan. Basis Data itu sendiri tidak hanya memegang data operasional organisasi tetapi juga penggambaran dari data tersebut (Connolly, 2010).
Basis data adalah kumpulan data store yang terintegrasi yang diatur dan di kontrol secara sentral. Sebuah basis data biasanya menyimpan ribuan class. Informasi yang disimpan termasuk class attribute dan relasi antar class. Basis data juga menyimpan informasi yang deksriptif seperti nama atribut, pemberian batasan suatu nilai, dan kontrol akses untuk data-data yang sensitif (Satzinger, 2005). Basis data juga diartikan sebagai sekumpulan file dikomputer yang saling terhubung. File file ini diatur sesuai kesamaan elemennya, sehingga data yang diinginka dapat dicari secara mudah .
Basis data adalah dua atau lebih simpanan data dengan elemen - elemen data penghubung, yang dapat diakses lebih dari satu cara. Basis data dinyatakan dengan tehnik-tehnik formal dan manajemen basis data. Dari definisi diatas, maka dapat dikatakan bahwa basis data merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya Basis data adalah dua atau lebih simpanan data dengan elemen-elemen data penghubung, yang dapat diakses lebih dari satu cara. Basis data dinyatakan dengan tehnik-tehnik formal dan manajemen basis data
Penggambaran dari data dikenal sebagai sistem katalog (atau kamus data atau metadata). Definisi data disini dibedakan dari program aplikasi, yang umumnya sama dengan pendekatan pengembangan modern perangkat lunak, dimana definisi internal dan eksternal dari sebuah objek dipisahkan. Salah satu keuntungan dari pendekatan tersebut adalah abstraksi data dimana kita dapat mengubah definisi internal dari sebuah objek tanpa mempengaruhi pengguna dari objek jika definisi eksternal objek tersebut tidak berubah.
2.7 Perangkat Lunak Yang Digunakan
2.7.1 My SQL
MySQL adalah sebuah sistem manajemen database relasi (relational database management system) yang bersifat open source. Menurut Arbie (2005) MySQL merupakan buah pikiran dari Michael “Monty” Widenius, David Axmark
dan Allan Larson yang di mulai tahun 1995. Mereka bertiga kemudian mendirikan perusahaan bernama MySQL AB di Swedia.
MySQL versi 1.0 di rilis pada Mei 1996 dan penggunaannya hanya terbatas di kalangan perusahaan saja. Barulah pada bulan Oktober 1996, MySQL versi 3.11.0 di rilis ke masyarakat luas. MySQL menggunakan bahasa standar SQL (Structure Query Language) sebagai bahasa interaktif dalam mengelola data. MySQL memiliki kinerja, kecepatan proses dan ketangguhan yang tidak kalah dibanding database-database besar lainnya yang komersil seperti ORACLE, Sybase, Unify dan sebagainya. MySQL dapat berjalan di atas banyak sistem operasi seperti Linux, Windows, Solaris, FreeBSD, Mac OS X, dan lain sebagainya. Table structure,MySQL memiliki struktur tabel yang lebih fleksibel dalam menangani ALTER TABLE ,dibandingkan database lainnya semacar PostgreSQL ataupun Oracle.
2.7.2 Xampp
Menurut Nugroho (2008) XAMPP adalah suatu bundel web server yang populer digunakan untuk coba-coba di Windows karena kemudahan instalasinya. Bundel program open source tersebut berisi antara lain server web Apache, interpreter PHP, dan basis data MySQL. Setelah menginstall XAMPP, kita bisa memulai pemrograman PHP di komputer sendiri maupun mencoba menginstall aplikasi-aplikasi web.
2.8 Website
Aplikasi yang paling popular di internet adalah e-mail, pesan instan, menjelajah situs di World Wide Web melalui fasilitas website. Melalui website kita dapat berpartisipasi dalam newsgroups dan ruang bincang atau chat rooms. Pesan e-mail internet biasanya tiba dalam beberapa detik atau beberapa menit di beberapa negara, dan dapat berupa file data, teks, fax, dan video. Software browser internet seerti netscape navigator dan internet explorer memungkinkan juataan pemakai untuk berselancar di World Wide Web dengan meng klik sumber informasi multimedia yang tersimpan di berbagai halaman bisnis, pemerintah, dan situs web lain yang saling berhubungan. Website merupakan salah satu wadah yang menawarkan informasi dan hiburan, serta situs transaksi e-commerce antara bisnis dan pemasok serta pelanggan (O'Brien, 2006)
Menurut Sardi (2004) website merupakan sekumpulan dokumen yang dipublikasikan melalui jaringan internet ataupun intranet sehingga dapat diakses oleh user melalui web browser.
Sebuah website atau situs web adalah sebutan bagi sekelompok halaman web (web page), yang umumnya merupakan bagian dari suatu nama domain
(domain name) atau subdomain di World Wide Web (WWW) di Internet. WWW terdiri dari seluruh situs web yang tersedia kepada publik. Halaman sebuah situs web diakses dari sebuah URL yang menjadi “akar” (root), yang disebut homepage
lain-lain. Halaman-halaman dari website akan bisa diakses melalui sebuah URL yang biasa disebut Homepage.
URL ini mengatur halaman-halaman situs untuk menjadi sebuah hirarki, meskipun, hyperlink-hyperlink yang ada dihalaman tersebuh mengatur para pembaca dan memberitahu mereka susunan keseluruhan dan bagaimana arus informasi ini berjalan.
Penemu website adalah Sir Timothy John “Tim Berners-Lee”, sedangkan website yang tersambung dengan jaringan, pertama kali muncul pada tahun 1991. Maksud dari Tim ketika membuat website adalah untuk mempermudah tukar menukar dan memperbarui informasi kepada sesama peneliti di tempat dia bekerja. Pada tanggal 30 April 1993, CERN (tempat dimana Tim bekerja) menginformasikan bahwa WWW dapat digunakan secara gratis oleh semua orang.
2.9 PHP
Menurut Saputra (2011) PHP atau yang memiliki kepanjangan PHP Hypertext Preprocessor merupakan suatu bahasa pemrograman yang difungsikan
untuk membangun suatu website dinamis. PHP menyatu dengan kode HTML, maksudnya adalah beda kondisi. HTML digunakan sebagai pembangun atau pondasi dari kerangka layout web, sedangkan PHP difungsikan sebagai prosesnya sehingga dengan adanya PHP tersebut, web akan sangat mudah di-maintenance.
PHP berjalan pada sisi server sehingga PHP disebut juga sebagai bahasa ServerSide Scripting. Artinya bahwa dalam setiap/untuk menjalankan PHP, wajib
PHP ini bersifat open source sehingga dapat dipakai secara cuma-cuma dan mampu lintas platform, yaitu dapat berjalan pada sistem operasi Windows maupun Linux. PHP juga dibangun sebagai modul pada web server apache dan sebagai binary yang dapat berjalan sebagai CGI.
2.9.1 Keunggulan PHP
Ada beberapa alasan yang menjadi dasar pertimbangan mengapa menggunakan PHP.
1. Mudah dipelajari, alasan tersebut menjadi salah satu alasan utama untuk menggunakan PHP, Pemula pun akan mampu untuk menjadi web master PHP. 2. Mampu Lintas Platform, artinya PHP dapat / mudah diaplikasikan ke berbagai platform OS(Operating Sytem) dan hampir semua browser juga mendukung PHP.
3. Free alias Gratis, bersifat Open Source. 4. PHP memiliki tingkat akses yang cepat.
5. Didukung oleh beberapa macam web server, PHP mendukung beberapa web server, seperti Apache, IIS, Lighttpd, Xitami.
6. Mendukung database, PHP mendukung beberapa database, baik yang gratis maupun yang berbayar, seperti MySQL, PostgreSQL, mSQL, Informix, SQL server, Oracle
2.9.2 Skrip Dasar PHP
PHP sebagai alternatif lain memberikan solusi sangat murah (karena gratis
dari Personal Home Page Tools. Skrip ini akan membuat suatu aplikasi dapat diintegrasikan ke dalam HTML sehingga suatu halaman web tidak lagi bersifat statis, namun menjadi bersifat dinamis. Sifat server side berarti pengerjaan skrip dilakukan di server, baru kemudian hasilnya di kirimkan ke browser.
Sintaks dasar PHP meliputi bagaimana cara memulai suatu struktur pemrograman PHP. Ada empat cara untuk memulai pemrograman PHP, diantaranya:
• <?php ... ?>
• <? ... ?>
• <script language=”php”> ... </script>
• <% ... %>
dari beberapa sintaks dasar tersebut, yang paling banyak digunakan adalah cara yang pertama dan yang kedua dari atas.
Cara penulisan skrip PHP ada dua macam, yaitu Embedded Script dan Non Embedded Script. Contohnya:
• Embedded Script <html>
<head> </head> <body> <?php
echo “Selamat Pagi Indonesia”;
</html>
• Non Embedded Script
<?php
echo “<html>”;
echo “<head>”;
echo “<title>Mengenal PHP</title>”;
echo “<head>”;
echo “<body>”;
echo “<p>Saya Suka PHP</p>”;
echo “</body>”;
echo “</html>”;
?>
Dari contoh menjelaskan bahwa skrip PHP dapat berupa embedded script yaitu meletakkan tag PHP diantara tag-tag HTML sedangkan non embedded script yaitu semua tag HTML diletakkan dalam tag PHP. Semua kode PHP menyerupai dengan kode bahasa C, walaupun tidak sepenuhnya sama.
Untuk menampilkan nilai suatu variabel ke layer dapat menggunakan perintah yaitu echo, print maupun printf. Contohnya:
• echo
echo “$data”;
echo “nilai”;
echo $data. “Mahasiswa Stikom Surabaya”; • print
print (“$data”); print ($data); print (“nilai”);
print ($data. “Mahasiswa Stikom Surabaya”);
• printf
$data=”devie”;
printf (“%s”,$data);
printf (“%s Dosen Binus”, $data);
Sebagai contoh untuk menampilkan kata “Halo” pada halaman web
menggunakan
PHP, maka sintaksnya sebagai berikut: <?PHP
Echo “Halo”;
?> 2.10 Server
terdapat didalamnya, seperti halnya berkas atau alat pencetak (printer), dan memberikan akses kepada workstation anggota jaringan. Adapun jenis dari server adalah sebagai berikut :
1. Server Aplikasi
Server yang digunakan untuk menyimpan berbagai macam aplikasi yang
dapat diakses oleh client, server data sendiri digunakan untuk menyimpan data baik yang digunakan client secara langsung maupun data yang diproses oleh server aplikasi.
2. Server Data
Berfungsi untuk mengatur lalu lintas di jaringan melalui pengaturan proxy. Orang awam lebih mengenal proxy server untuk mengkoneksikan komputer client ke Internet.
3. Server Proxy
2.11 Black Box Testing
Menurut Rizky (2011) pengertian dari black box testing adalah suatu tipe testing yang memperlakukan perangkat lunak yang tidak diketahui kinerja
internalnya. Berdasarkan hal tersebut, para tester memandang perangkat lunak seperti layaknya sebuah “kotak hitam” yang tidak penting dilihat isinya, tetapi
cukup dikenai proses testing bagian luarnya saja.
Black box testing hanya memandang perangkat lunak dari sisi spesifikasi dan
kebutuhan yang telah ditentukan pada saat awal perancangan. Keuntungan dari jenis testing ini antara lain:
1. Anggota tim tester tidak harus dari seseorang yang memiliki kemampuan teknis di bidang pemrograman.
2. Kesalahan dari perangkat lunak ataupun bug sering ditemukan oleh komponen tester yang berasal dari pengguna.
3. Hasil dari black box testing dapat memperjelas kontradiksi ataupun kerancuan yang mungkin timbul dari eksekusi sebuah perangkat lunak.
BAB III
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
3.1 Analisis Sistem
Metode yang digunakan dalam pembuatan aplikasi monitoring dan evaluasi penilaian kinerja menggunakan konsep System Development Life Cycle (SDLC) dengan metode Prototype Modeling. Metode ini berfungsi untuk menggambarkan tahapan di dalam proses pembuatan Rancang Bangun Aplikasi Monitoring dan Evaluasi Pencapaian Kinerja Kepala Sekolah Dasar Berbasis Web
pada LPMP Jatim. Tahapan metode Prototype Modeling dalam menyelesaikan Tugas Akhir dapat dilihat pada Gambar 3.1.
Analisis Sistem
Perancangan Sistem Implementasi
Sistem
Wawancara Proses Bisnis Saat Ini
Solusi Permasalahan Tabel Analisa Kebutuhan
SKPL DAPL Coding
Testing (Blackbox) Evaluasi Laporan Penilaian Kinerja
Laporan Rekomendasi
Gambar 3.1 Metode Pembuatan Aplikasi
3.1.1 Wawancara / Interview
Untuk melakukan identifikasi masalah maka dilakukan wawancara di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Propinsi Jawa Timur, dengan objek wawancara Bagian Pemetaan Mutu Dan Supervisi Bapak Istas Bintoro, S.T Adapun hasil dari wawancara adalah sebagai berikut :
1. Selama ini proses penilaian kinerja harus dilakukan secara manual oleh tim penilai yang ditunjuk lpmp untuk menilai kepala sekolah setiap 4 tahun sekali. 1 tim terdiri dari 6-7 orang untuk menilai kinerja kepala sekolah dasar se kabupaten. Laporan penilaian kinerja dalam bentuk dokumen fisik, sehingga mengalami keterlambatan dalam hal melakukan pelaporan kepada divisi Pemetaan Mutu dan Supervisi LPMP Jatim.
2. Dari keterlambatan pelaporan kinerja kepala sekolah tersebut, membuat waktu persiapan pelaporan kinerja yang dibuat oleh bagian divisi Pemeteaan Mutu dan Supervisi LPMP Jatim menjadi terhambat yang berdampak semakin lama waktu untuk mengumumkan hasil kinerja kepala sekolah se jawa timur.
4. Ketiga Hambatan-hambatan yang dialami LPMP tadi berakibat kurangnya pengawasan secara real time oleh pihak LPMP Jatim khususnya Divisi Pemetaan mutu dan Supervisi terhadap kepala sekolah tentang pelaksanaan kinerja kepala sekolah sehingga berpotensi pada turunya mutu Kepala Sekolah Itu sendiri.
Dari hasil wawancara diatas maka dapat digambarkan proses bisnis yang sedang berjalan saat ini. Kepala sekolah memberikan hasil dokumen kinerja kepada Tim penilai yang ditunjuk. Tim penilai yang ditunjuk oleh LPMP jatim melalukan penilaian kinerja Kepala Sekolah tiap 4 tahun sekali. Hasil dari penilaian kinerja tersebut berupa dokumen fisik hasil penilaian nanti akan diserahkan kepada pihak LPMP divisi Pemetaan Mutu dan Supervisi.
Gambar 3.2 Document Flow Proses Bisnis Penilaian Kinerja Saat Ini
3.1.2 Hasil Analisis
Dari permasalahan tersebut akan dibuat aplikasi monitoring dan evaluasi pencapaian kinerja kepala sekolah dasar untuk membantu kepala Divisi Pemetaaan Mutu dan Supervisi untuk memantau kinerja kepala sekolah dasar serta untuk mengetahui hambatan yang dialami kepala sekolah dalam pelaksanaan kinerjanya. Laporan yang dihasilkan dapat digunakan sebagai peningkatan mutu kepala sekolah dasar, antara lain memberikan rekomendasi berupa pelatihan atau diklat bagi kepala sekolah dasar yang mendapatkan nilai kinerja tidak sesuai yang ditentukan.
Kepala Sekolah Tim Penilai LPMP Jatim
Mulai
Kinerja + Nilai Kinerja Kinerja + Nilai
Kinerja
Rekap laporan penilaian kinerja
Dokumen Hasil Kinerja + Nilai
3.1.3 Analisis Kebutuhan Sistem
Aplikasi monitoring dan evaluasi pencapaian kinerja kepala sekolah yang akan dibangun membutuhkan kebutuhan sistem setiap stakeholder yang terkait. Dibawah ini merupakan tabel kebutuhan setiap stakeholder yang terkait bisa dilihat pada tabel 3.1
Tabel 3.1 Tabel Analisis Kebutuhan Sistem
STAKEHOLDER FUNGSI
Admin Uptd Pendidikan Kecamatan
1. Mendaftarkan data Pegawai Tingkat Kecamatan 2. Memasukan data Riwayat Pegawai Tingkat Kecamatan
3. Mendaftarkan data Sekolah Dasar Se Kecamatan 4. Memasukan data Penugasan Penempatan Pengawas 5. Memasukan data Penugasan Penilaian
Admin Dinas Pendidikan Kab /
Kota
1. Mendaftarkan data Pegawai Tingkat Kab/Kota 2. Memasukan data Riwayat Kerja Pegawai Tingkat Kab/Kota
Admin Divisi Pemetaan Mutu dan Supervisi LPMP Jatim
1. Mendaftarkan data Pegawai Tingkat Provinsi
2. Memasukan data Riwayat Pegawai Tingkat Provinsi 3. Memasukan data Kompetensi
4. Memasukan data Indikator Kompetensi 5. Memasukan data Rekomendasi
Pengawas Tingkat Kecamatan
1. Menilai Kinerja Kepala Sekolah Dasar
2. Melihat Laporan Kepala Sekolah Yang dibina Kepala Sekolah Melihat Laporan Kinerja dan Rekomendasi Kepala Uptd
Pendidikan Kecamatan
Melihat Laporan Tingkat Kecamatan Kepala Dinas
Pendidikan Kab/Kota Melihat Laporan Tingkat Kabupaten Kepala Divisi
Pemetaan Mutu dan Supervisi LPMP Jatim
3.2 Perancangan Sistem
3.2.1 Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak (SKPL)
Kebutuhan perangkat lunak merupakan langkah awal dalam membangun sebuah sistem atau aplikasi, hal ini dilakukan agar aplikasi yang dibangun sesuai dengan kebutuhan pengguna. Dalam melakukan identifikasi kebutuhan perangkat lunak, ada beberapa tahapan yang harus dilalui, yaitu:
A.Elisitasi Kebutuhan (Requirement Elicitation)
Elisitasi merupakan sekumpulan aktivitas yang ditunjukkan untuk menemukan kebutuhan suatu sistem melalui komunikasi dengan pelanggan, pengguna sistem dan pihak lain yang memiliki kepentingan dalam pengembangan sistem. Proses ini diawali dengan melakukan identifikasi terhadap stakeholder yang terkait dengan sistem. Berdasarkan hasil identifikasi pada saat melakukan wawancara maupun proses observasi, diperoleh data-data yang digunakan terkait dengan pengembangan perangkat lunak yang akan dibangun. Berikut ini merupakan data-data yang digunakan:
a. Data Kepala Sekolah Dasar di Jawa Timur
Berisi tentang daftar semua Kepala Sekolah Dasar yang terdaftar pada LPMP Jatim, akan yang akan dimasukan dalam sistem yang dibuat, berisi tentang informasi serta jabatan Kepala Sekolah tersebut.
b. Data Pengawas Kepala Sekolah Dasar di Jawa timur
c. Data Admin UPTD Pendidikan Kecamatan di Jawa Timur
Berisi tentang daftar semua admin yang berada di setiap uptd pendidikan tingkat kecamatan dan terdaftar pada LPMP Jatim, akan yang akan dimasukan dalam sistem yang dibuat, berisi tentang informasi serta jabatan Admin tersebut. d. Data Admin Dinas Pendidikan Kab/Kota di Jawa Timur
Berisi tentang daftar semua admin yang berada di setiap Dinas Pendidikan Kab/Kota dan terdaftar pada LPMP Jatim, akan yang akan dimasukan dalam sistem yang dibuat berisi tentang informasi serta jabatan admin tersebut.
e. Data Admin Divisi Pemetaan Mutu dan Supervisi LPMP Jawa Timur
Berisi tentang daftar admin yang berada di LPMP Jatim, yang akan dimasukan dalam sistem yang dibuat berisi tentang informasi serta jabatan admin tersebut. f. Data Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan di Jawa Timur
Berisi tentang daftar semua Kepala Uptd Pendidikan yang berada di setiap uptd pendidikan tingkat kecamatan dan terdaftar pada LPMP Jatim, akan yang akan dimasukan dalam sistem yang dibuat berisi tentang informasi serta jabatan Kepala Uptd Tersebut
g. Data Kepala Dinas Pendidikan Kab/Kota
Berisi tentang daftar semua Kepala Dinas Pendidikan di setiap Dinas Pendidikan Kab/Kota dan terdaftar pada LPMP Jatim, akan yang akan dimasukan dalam sistem yang dibuat.
h. Data Kepala Divisi Pemetaan Mutu dan Supervisi LPMP Jawa Timur
i. Data Sekolah Dasar di Jawa Timur
Berisi tentang daftar semua Sekolah Dasar di Jawa timur yang terdaftar pada LPMP Jatim yang akan dimasukan dalam sistem yang dibuat.
j. Data UPTD Pendidikan Kecamatan di Jawa Timur
Berisi tentang daftar semua UPTD pendidikan Tingkat kecamatan di Jawa Timur yang terdaftar pada LPMP Jatim yang akan dimasukan ke dalam sistem.
k. Data Kompetensi
Berisi tentang daftar kompetensi yang menjadi parameter penilaian kinerja kepala sekolah. Data Kompetensi berisi 6 sesuai permendiknas No 35 Tahun 2010 tentang penilaian kinerja kepala sekolah
l. Data Indikator Kompetensi
Isi dari tiap-tiap kompetensi yang berisi daftar indikator kompetensi yang digunakan sebagai parameter penilaian kinerja kepala sekolah dasar.
m.Data Rekomendasi
Berisi tentang data rekomendasi yang nantiya digunakan sebagai evaluasi penilaian kinerja kepala sekolah dasar
B.Kebutuhan Fungsional
Tabel 3.2 Kebutuhan Fungsional Sistem
STAKEHOLDER FUNGSI
Admin Uptd Pendidikan Kecamatan
1. Mendaftarkan data Pegawai Tingkat Kecamatan
2. Memasukan data Riwayat Pegawai Tingkat Kecamatan 3. Mendaftarkan data Sekolah Dasar Se Kecamatan 4. Memasukan data Penugasan Penempatan Pengawas 5. Memasukan data Penugasan Penilaian
Admin Dinas Pendidikan Kab /
Kota
1. Mendaftarkan data Pegawai Tingkat Kab/Kota 2. Memasukan data Riwayat Kerja Pegawai Tingkat Kab/Kota
Admin Divisi Pemetaan Mutu dan Supervisi LPMP Jatim
1. Mendaftarkan data Pegawai Tingkat Provinsi
2. Memasukan data Riwayat Pegawai Tingkat Provinsi 3. Memasukan data Kompetensi
4. Memasukan data Indikator Kompetensi 5. Memasukan data Rekomendasi
Pengawas Tingkat Kecamatan
1. Menilai Kinerja Kepala Sekolah Dasar
2. Melihat Laporan Kepala Sekolah Yang dibina Kepala Sekolah Melihat Laporan Kinerja dan Rekomendasi Kepala Uptd
Pendidikan Kecamatan
Melihat Laporan Tingkat Kecamatan Kepala Dinas
Pendidikan Kab/Kota
Melihat Laporan Tingkat Kabupaten Kepala Divisi
Pemetaan Mutu dan Supervisi LPMP Jatim
Melihat Laporan Tingkatt Provinsi
C.Kebutuhan Non Fungsional
Tabel 3.3 Kebutuhan Non Fungsional Sistem
STAKEHOLDER NAMA FUNGSI NON FUNGSIONAL
SISTEM
Admin Uptd Pendidikan Kecamatan
Mendaftarkan data Pegawai Tingkat Kecamatan
1. Keamanan 2. Kehandalan 3. Waktu Respon 4. Kebutuhan Storage 5. Tampilan
Antarmuka
6. Maintenance Ability
Memasukan data Riwayat Pegawai Tingkat
Kecamatan
1. Keamanan 2. Kehandalan 3. Waktu Respon 4. Kebutuhan Storage 5. Tampilan
Antarmuka
6. Maintenance Ability
Mendaftarkan data Sekolah Dasar Se Kecamatan
1. Keamanan 2. Kehandalan 3. Waktu Respon 4. Kebutuhan Storage 5. Tampilan
Antarmuka
6. Maintenance Ability
Memasukan data Penugasan Penempatan
Pengawas
1. Keamanan 2. Kehandalan 3. Waktu Respon 4. Kebutuhan Storage 5. Tampilan
Antarmuka
6. Maintenance Ability
Memasukan data Penugasan Penilaian
1. Keamanan 2. Kehandalan 3. Waktu Respon 4. Kebutuhan Storage 5. Tampilan
Antarmuka
6. Maintenance Ability Admin Dinas Pendidikan
Kab / Kota
Mendaftarkan data Pegawai Tingkat Kab/Kota
STAKEHOLDER NAMA FUNGSI NON FUNGSIONAL SISTEM 5. Tampilan Antarmuka
6. Maintenance Ability
Memasukan data Riwayat Kerja Pegawai Tingkat
Kab/Kota
1. Keamanan 2. Kehandalan 3. Waktu Respon 4. Kebutuhan Storage 5. Tampilan
Antarmuka
6. Maintenance Ability
Admin Divisi Pemetaan Mutu dan Supervisi LPMP
Jatim
Mendaftarkan data Pegawai Tingkat Provinsi
1. Keamanan 2. Kehandalan 3. Waktu Respon 4. Kebutuhan Storage 5. Tampilan
Antarmuka
6. Maintenance Ability
Memasukan data Riwayat Pegawai Tingkat Provinsi
1. Keamanan 2. Kehandalan 3. Waktu Respon 4. Kebutuhan Storage 5. Tampilan
Antarmuka
6. Maintenance Ability
Memasukan data Kompetensi
1. Keamanan 2. Kehandalan 3. Waktu Respon 4. Kebutuhan Storage 5. Tampilan
Antarmuka
6. Maintenance Ability
Memasukan data Indikator Kompetensi
1. Keamanan 2. Kehandalan 3. Waktu Respon 4. Kebutuhan Storage 5. Tampilan
Antarmuka
6. Maintenance Ability Memasukan data
Rekomendasi
STAKEHOLDER NAMA FUNGSI NON FUNGSIONAL SISTEM 3. Waktu Respon 4. Kebutuhan Storage 5. Tampilan
Antarmuka
6. Maintenance Ability
Pengawas Tingkat Kecamatan
Menilai Kinerja Kepala Sekolah Dasar
1. Keamanan 2. Kehandalan 3. Waktu Respon 4. Kebutuhan Storage 5. Tampilan
Antarmuka
6. Maintenance Ability Kepala Sekolah Pelaporan Kepada Kepala
Sekolah
1. Keamanan 2. Kehandalan Kepala Uptd Pendidikan
Kecamatan
Pelaporan Tingkat Kecamatan
1. Keamanan 2. Kehandalan Kepala Dinas Pendidikan
Kab/Kota
Pelaporan Tingkat Kabupaten
1. Keamanan 2. Kehandalan Kepala Divisi Pemetaan
Mutu dan Supervisi LPMP Jatim
Pelaporan Tingkat Provinsi
1. Keamanan 2. Kehandalan
3.2.2 Desain Arsitektur Perangkat Lunak (DAPL)
Desain arsitektur perangkat lunak merupakan kegiatan merancang atau mendesain perangkat lunak yang akan dibangun sesuai dengan kebutuhan pengguna. Proses desain pada tahap selanjutnya dilakukan berdasarkan hasil analisis kebutuhan yang telah dilakukan sebelumnya. Beberapa model perancangan perangkat lunak tersebut adalah sebagai berikut:
a. Alur Sistem (System Flow), b. Context Diagram,
c. Data Flow Diagram (DFD),
e. Struktur Basis Data, f. Desain Interface,
g. Desain Uji Coba Fungsional,
A. Alur Sistem (System Flow)
1. Admin UPTD Pendidikan Kecamatan
a. Sistem Flow Mendaftarkan data Pegawai Tingkat Kecamatan
Gambar 3.3 System Flow Mendaftarkan Pegawai Tingkat Kecamatan
b. Sistem Flow Memasukan data Riwayat Pegawai Tingkat Kecamatan
Gambar 3.4 System Flow Memasukan Riwayat Pegawai Kecamatan
maka sistem akan menyimpan data pegawai ke database riwayat pekerjaan., lalu sistem akan mengeluarkan notifikasi ke Admin bahwa data tersimpan.
c. Sistem Flow Mendaftarkan data Sekolah Dasar Se Kecamatan
Gambar 3.5 System Flow Mendaftarkan Sekolah Tingkat Kecamatan
d. Sistem Flow Memasukan data Penugasan Penempatan Pengawas
Gambar 3.6 System Flow Memasukan Data Penugasan Penempatan Pengawas
sistem akan memberikan notifikasi bahwa data tersimpan dan data tersimpan pada tabel penugasan.
e. Sistem Flow Memasukan data Penugasan Penilaian
Gambar 3.7 System Flow Memasukan Data Penugasan Penilaian
pada tabel sk penugasan, jika salah pengisian admin bisa kembali lagi mengubah data yang diinputkan.
2. Admin Dinas Pendidikan Kab/ Kota
a. Sistem Flow Mendaftarkan data Pegawai Tingkat Kabupaten
Gambar 3.8 System Flow Mendaftarkan Data Pegawai Kabupaten
maka sistem akan menyimpan data pegawai ke database pegawai, lalu sistem akan mengeluarkan notifikasi ke Admin bahwa data tersimpan.
b. Sistem Flow Memasukan data Riwayat Pegawai Tingkat Kabupaten
Gambar 3.9 System Flow Memasukan Data Riwayat Pegawai Kabupaten
dari tabel pegawai. Data riwayat pegawai dimasukan kedalam sistem, lalu sistem melakukan pemeriksaan data pegawai benar atau tidak, bila tidak benar maka sistem akan mengeluarkan notifikasi salah pada admin tersebut, dan bila benar maka sistem akan menyimpan data pegawai ke database riwayat pekerjaan., lalu sistem akan mengeluarkan notifikasi ke Admin bahwa data tersimpan.
3. Admin Divisi Pemetaan Mutu dan Supervisi LPMP Jatim a. Sistem Flow Mendaftarkan data Pegawai Tingkat Provinsi
Gambar 3.10 System Flow Mendaftarkan Data Pegawai Provinsi
maka sistem akan menyimpan data pegawai ke database pegawai, lalu sistem akan mengeluarkan notifikasi ke Admin bahwa data tersimpan.
b. Sistem Flow Memasukan data Riwayat Pegawai Tingkat Provinsi
Gambar 3.11 System Flow Memasukan data Riwayat Pegawai Provinsi
melakukan pemeriksaan data pegawai benar atau tidak, bila tidak benar maka sistem akan mengeluarkan notifikasi salah pada admin tersebut, dan bila benar maka sistem akan menyimpan data pegawai ke database riwayat pekerjaan., lalu sistem akan mengeluarkan notifikasi ke Admin bahwa data tersimpan
c. Sistem Flow Memasukan data Kompetensi
Gambar 3.12 System Flow Memasukan data Kompetensi
kompetensi ke database kompetensi, lalu sistem akan mengeluarkan notifikasi ke Admin bahwa data tersimpan
d. Sistem Flow Memasukan data Indikator Kompetensi
Gambar 3.13 System Flow Memasukan Data Indikator Kompetensi
ditampilkan oleh sistem, Admin LPMP memasukan indikator kompetensi dan disimpan pada tabel indikator kompetensi.
e. Sistem Flow Memasukan data Rekomendasi
Gambar 3.14 System Flow Memasukan data Rekomendasi
ditampilkan oleh sistem, Admin LPMP memasukan rekomendasi dan disimpan pada tabel rekomendasi.
4. Pengawas
a. Sistem Flow Menilai Kinerja Kepala Sekolah Dasar
Gambar 3.15 System Flow Menilai Kinerja Kepala Sekolah Dasar
dalam sistem dan memilih kepala sekolah yang akan dinilai. Selanjutnya pengawas memilih kompetensi mana yang akan diperiksa dan pengawas memeriksa dokumen dari kepala tersebut dan memasukan nilai pencapaian kinerja sesuai dengan bukti yang dilampirkan kepala sekolah dalam melaksanakan pencapaian kinerja. Sistem akan memproses nilai yang dimasukan pengawas dan menyimpan hasil penilian kinerja pada tabel detil penilian kinerja, dan setelah data penilaian tersimpan sistem akan memeriksa jika indikator kompetensi nilainya kurang dari sama dengan 2 maka sistem otomatis akan mengeluarkan rekomendasi dan menyimpan dalam tabel rekomendasi yang nantinya digunakan sebagai bahan evaluasi.
b. Sistem Flow Melihat Laporan Kepala Sekolah Yang dibina
Gambar 3.16 System Flow Melihat Laporan Kepala Sekolah Yang dibina
laporan yang diinginkan. Setelah itu sistem menampilkan jenis laporan yang akan dipilih. Laporan yang dipilih bisa dicetak atau tidak sesuai dengan keinginan user.
5. Kepala Sekolah
a. Sistem Flow Melihat Laporan Kinerja dan Rekomendasi
Gambar 3.17 System Flow Melihat Laporan Kinerja dan Rekomendasi
6. Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan
a. Sistem Flow Melihat Laporan Tingkat Kecamatan
Gambar 3.18 System Flow Melihat Laporan Tingkat Kecamatan
7. Kepala Dinas Pendidikan Kab/Kota
a. Sistem Flow Melihat Laporan Tingkat Kabupaten
Gambar 3.19 System Flow Melihat Laporan Tingkat Kabupaten
8. Kepala Divisi Pemetaan Mutu dan Supervisi a. Sistem Flow Melihat Laporan Tingkatt Provinsi
Gambar 3.20 System Flow Melihat Laporan Tingkatt Provinsi
B. Context Diagram
Berikut ini adalah desain context diagram untuk perangkat lunak yang akan dikembangkan. Pada context diagram terlibat 8 pengguna yang nantinya akan berinteraksi dengan sistem, hal ini tentu akan disesuaikan dengan stakeholder yang sudah diketahui pada tahap analisis, lebih lengkapnya dapat dilihat pada Gambar 3.21
Gambar 3.21 Context Diagram Aplikasi Penilaian Kinerja Kepala Sekolah
C. Data Flow Diagram 1. DFD Level 0
Gambar 3.22 DFD Level 0 Aplikasi Penilaian Kinerja Kepala Sekolah
2. DFD Level 1 Mengelola Data Master
kompetensi, mengelola data indikator kompetensi, dan mengelola data rekomendasi.
Gambar 3.23 DFD Level 1 Mengelola Data Master
3. DFD Level 1 Penilaian Kinerja dan Evaluasi
Gambar 3.24 DFD Level 1 Penilaian Kinerja Dan Evaluasi 4. DFD Level 1 Pembuatan Laporan
Gambar 3.25 DFD Level 1 Pembuatan Laporan
D. Entity Relationship Diagram (ERD)
Entity Relationship Diagram (ERD) menggambarkan basis data yang ada.
1. CDM (Conseptual Data Model)
2. PDM (Physical Data Model)
E. Struktur Basis Data
Dibawah ini merupakan tabel-tabel yang digunakan pada sistem yang telah dibuat ini sebagaimana yang terdapat pada Physical Data model yaitu :
1. Tabel Pegawai
Tabel pegawai digunakan untuk menyimpan data pegawai yang berkaitan dengan penilaian kinerja ini. Mempunyai primary key pada field nip dan foreign key 1 pada field id_kelurahan, dan foreign key 2 pada field id_jabatan, dan foreign key 3 pada field id_golongan. Srtruktur tabelnya dapat dilihat pada Tabel
3.4
Tabel 3.4 Pegawai
Field Nama Tipe Data Constraint
nip Varchar (50) Primary Key
id_kelurahan integer Foreign Key 1 id_jabatan Varchar (50) Foreign Key 2 id_golongan Varchar (50) Foreign Key 3
nuptk Varchar (50) -
nama_pegawai Varchar (50) - tempat_lahir Varchar (50) -
tgl_lahir Date -
jenis_kelamin Varchar (15) - pendidikan_terakhir Varchar (50) - program_keahlian Varchar (50) -
no_telp Varchar (20) -
email Varchar (50) -
pengangkatan_pns Date - masa_kerja Varchar (50) - habis_jabatan Varchar (100) -
2. Tabel Riwayat Pekerjaan
Tabel Riwayat Pekerjaan Bertujuan untuk menyimpan data riwayat pekerjaan pegawai dari pengangkatan pns pertama kali sampai jabatan saat ini. . Mempunyai primary key pada field id_riwayat_pekerjaan dan foreign key pada field nip. Srtruktur tabelnya dapat dilihat pada Tabel 3.5
Tabel 3.5 Riwayat Pekerjaan
Field Nama Tipe Data Constraint id_riwayat_pekerjaan Varchar (11) Primary Key
nip Varchar (50) Foreign Key
tahun Varchar (50) -
jabatan Varchar (50) -
tempat Varchar (50) -
sk Text -
3. Tabel Jabatan
Tabel Jabatan bertujuan untuk menyimpatan jabatan pegawai. Mempunyai primary key pada field id_jabatan. Srtruktur tabelnya dapat dilihat pada Tabel 3.6
Tabel 3.6 Jabatan
Field Nama Tipe Data Constraint id_jabatan Varchar (50) Primary Key nama_jabatan Varchar (50) -
4. Tabel Golongan
Tabel 3.7 Golongan
Field Nama Tipe Data Constraint id_golongan Varchar (50) Primary Key nama_golongan Varchar (50) -
kode_golongan Varchar (50) -
5. Tabel Kompetensi
Tabel Jabatan bertujuan untuk menyimpatan kompetensi yang nantinya akan digunakan sebagai parameter penilaian kinerja kepala sekolah. Mempunyai primary key pada field kode_kompetensi. Srtruktur tabelnya dapat dilihat pada
Tabel 3.8
Tabel 3.8 Kompetensi
Field Nama Tipe Data Constraint kode_kompetensi Varchar (2) Primary Key nama_kompetensi Varchar (50) -
6. Tabel Indikator Kompetensi
Tabel Indikator Kompetensi bertujuan untuk menyimpan sub dari tabel kompetensi. Mempunyai primary key pada field kode_indikator_kompetensi dan foreign key pada field kode_kompetensi. Srtruktur tabelnya dapat dilihat pada Tabel 3.9
Tabel 3.9 Indikator Kompetensi
Field Nama Tipe Data Constraint kode_indikator_kompetensi Varchar (10) Primary Key kode_kompetensi Varchar (2) Foreign Key nama_indikator_kompetensi Text -
7. Tabel Rekomendasi
tidak sesuai dengan peraturan yang ditetapkan. Mempunyai primary key pada field kode_rekomendasi foreign key pada field kode_indikator_kompetensi. Srtruktur tabelnya dapat dilihat pada Tabel 3.10
Tabel 3.10 Rekomendasi
Field Nama Tipe Data Constraint kode_rekomendasi Varchar (20) Primary Key kode_kompetensi Varchar (2) Foreign Key
nama_rekomendasi Text -
8. Tabel Sekolah
Tabel Sekolah digunakan untuk menyimpan data sekolah. Mempunyai primary key pada field nisn dan foreign key pada field id_kelurahan. Srtruktur tabelnya dapat dilihat pada Tabel 3.11.
Tabel 3.11 Sekolah
Field Nama Tipe Data Constraint
nisn Varchar (20) Primary Key
id_kelurahan Integer Foreign Key
nama_sekolah Varchar (50) - nama_kepala_sekolah Varchar (50) - status_sekolah Varchar (50) -
jalan Text -
no_telp Varchar (20) -
email Varchar (50) -
9. Tabel Uptd
Tabel 3.12 Uptd
Field Nama Tipe Data Constraint
id_uptd Integer Primary Key
id_kelurahan Integer Foreign Key
nama_dinas_uptd Varchar (50) - nama_kepala_uptd Varchar (50) -
jalan Text -
no_telp Varchar (20) -
email Varchar (50) -
10. Tabel Dispendik
Tabel Dispendik digunakan untuk menyimpan data dinas pendidikan kabupaten/kota. Mempunyai primary key pada field id_dispendik dan foreign key pada field id_kelurahan. Srtruktur tabelnya dapat dilihat pada Tabel 3.13
Tabel 3.13 Dispendik
Field Nama Tipe Data Constraint
id_dispendik Integer Primary Key
id_kelurahan Integer Foreign Key
nama_dinas_dispendik Varchar (50) - nama_kepala_dispendik Varchar (50) -
website Varchar (50) -
jalan Text -
no_telp Varchar (20) -
email Varchar (50) -
11. Tabel Riwayat Satuan Kerja Sekolah
Tabel 3.14 Riwayat Satuan Kerja Sekolah
Field Nama Tipe Data Constraint id_satuan_kerja_sekolah Integer Primary Key
nisn Varchar (20) Foreign Key 1
nip Varchar (50) Foreign Key 2
tgl_pengangkatan Date -
12. Tabel Riwayat Satuan Kerja Uptd
Tabel Riwayat Satuan Kerja Uptd digunakan untuk menyimpan data riwayat Uptd pendidikan kecamatan pernah dikepalai oleh seorang kepala uptd. Mempunyai primary key pada field id_satuan_kerja_uptd dan foreign key 1 pada field id_uptd serta foreign key 2 pada field nip. Srtruktur tabelnya dapat dilihat
pada Tabel 3.15
Tabel 3.15 Riwayat Satuan Kerja Uptd
Field Nama Tipe Data Constraint id_satuan_kerja_uptd Integer Primary Key
id_uptd Integer Foreign Key 1
nip Varchar (50) Foreign Key 2
tgl_pengangkatan Date -
13. Tabel Riwayat Satuan Kerja Dispendik
Tabel 3.16 Riwayat Satuan Kerja Dispendik
Field Nama Tipe Data Constraint id_satuan_kerja_dispendik Integer Primary Key
id_dispendik Integer Foreign Key 1
nip Varchar (50) Foreign Key 2
tgl_pengangkatan Date -
14. Tabel Kelurahan
Tabel Kelurahan digunakan untuk menyimpan data kelurahan. Mempunyai primary key pada field id_kelurahan dan foreign key pada field id_kecamatan. Struktur tabelnya dapat dilihat pada Tabel 3.17
Tabel 3.17 Kelurahan
Field Nama Tipe Data Constraint
id_kelurahan Integer Primary Key
id_kecamatan Integer Foreign Key
nama_kelurahan Varchar (50) -
15. Tabel Kecamatan
Tabel Kecamatan digunakan untuk menyimpan data kecamatan. Mempunyai primary key pada field id_kecamatan dan foreign key pada field id_kabupaten. Struktur tabelnya dapat dilihat pada Tabel 3.18
Tabel 3.18 Kecamatan
Field Nama Tipe Data Constraint
id_kecamatan Integer Primary Key
id_kabupaten Integer Foreign Key
nama_kecamatan Varchar (50) -
16. Tabel Kabupaten
Tabel 3.19 Kabupaten
Field Nama Tipe Data Constraint
id_kabupaten Integer Primary Key
id_provinsi Integer Foreign Key
nama_kabupaten Varchar (50) -
17. Tabel Provinsi
Tabel Provinsi digunakan untuk menyimpan data provinsi. Mempunyai primary key pada field id_provinsi. Struktur tabelnya dapat dilihat pada Tabel 3.20
Tabel 3.20 Provinsi
Field Nama Tipe Data Constraint
id_provinsi Integer Primary Key
nama_provinsi Varchar (50) - 18. Tabel SK Penugasan
Tabel SK penugasan digunakan untuk menyimpan data sk penugasan. Tabel ini nantinya akan digunakan dalam penugasan pegawai baik dalam penugasan penilaian kinerja dan pegawai ditempatkan di satuan kerja serta jabatanya. Mempunyai primary key pada field no_sk_penugasan dan foreign key pada field nip. Struktur tabelnya dapat dilihat pada Tabel 3.21
Tabel 3.21 SK Penugasan
Field Nama Tipe Data Constraint no_sk_penugasan Varchar (50) Primary Key
nip Varchar (50) Foreign Key
tanggal_sk Date -
tahun_ajaran Varchar (20) -
berlaku_sk Date -
19. Tabel Penilaian Kinerja
id_penilaian dan foreign key 1 pada field nip serta foreign key 2 pada field no_sk_penugasan. Struktur tabelnya dapat dilihat pada Tabel 3.22
Tabel 3.22 Penilaian Kinerja
Field Nama Tipe Data Constraint
id_penilaian Integer Primary Key
nip Varchar (50) Foreign Key 1
no_sk_penugasan Varchar (50) Foreign Key 2
deskripsi_kinerja Text -
20. Tabel Detil Penilaian
Tabel Detil Penilaian ini untuk menyimpan data detil dari penilaian kinerja. Didalamnya terdapat primary key dan foreign key 1 pada field kode_indikator_kompetensi dan primary key dan foreign key 2 pada field id_penilaian. Struktur tabelnya dapat dilihat pada Tabel 3.23
Tabel 3.23 Detil Penilaian
Field Nama Tipe Data Constraint kode_indikator_kompetensi Varchar (10) PK,fk1
id_penilaian Integer PK,fk2
21. Tabel User
Tabel user ini digunakan untuk menyimpan hak akses user. Didalamnya terdapat primary key pada field id_user dan foreign key pada field nip. Struktur tabelnya
dapat dilihat pada Tabel 3.24
Tabel 3.24 User
Field Nama Tipe Data Constraint
id_user Integer Primary Key
nip Varchar (50) Foreign Key
password Varchar (50) -
F. Desain Interface
Desain User Interface Halaman Login
Tampilan ini akan muncul sebagai halaman pertama saat Monitoring Penilaian Kinerja Kepala Sekolah Dasar di buka. Halaman ini digunakan oleh 8 jenis user, antara lain :
1. Admin UPTD Tingkat kecamatan 2. Admin Dinas Pendidikan Kab/Kota 3. Admin LPMP Jatim
4. Kepala Sekolah 5. Pengawas
6. Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan 7. Kepala Dinas Pendidikan Kab/Kota
8. Kepala Divisi Supervisi dan Pemetaan Mutu
Masing – masing pengguna memiliki peran berbeda. Setelah user berhasil login. Halaman akan diarahkan pada halaman sesuai dengan perannya masing – masing. Tampilannya halaman login ada pada Gambar. 3.28
Gambar 3.28 Desain User Interface Halaman Login Password
Username
Login
Apabila username atau password salah, maka akan muncul pesan kesalahan seperti pada Gambar 3.29
Gambar 3.29 Desain User Interface Halaman Login Salah Password
A. Desain User Interface Halaman Master Pegawai
Halaman ini digunakan untuk menambah, mengubah dan menghapus data pegawai tingkat kecamatan. Untuk menambah dapat menekan tombol tambah sedangkan apabila ingin mengubah dapat menekan tombol edit dan jika ingin menghapus dapat menekan tombol delete. Tampilan user interface halaman master pegawai dapat dilihat pada Gambar 3.30
Password Username
Login
Sign In
LOGO APLIKASI FOTO
Pegawai Jabatan Pangkat TTL
Jenis
Gambar 3.30 Desain User Interface Halaman Master Pegawai B. Desain User Interface Halaman Master Penugasan Pegawai
Halaman ini digunakan untuk menambah, mengubah dan menghapus data penugasan pengawas untuk mengawasi kepala sekolah yang dibina. Untuk menambah dapat menekan tombol tambah dan bisa dilihat pada Gambar 3.31
LOGO APLIKASI Nama User FOTO USER
Jabatan User
Form Penempatan Kepsek Nama Uptd
Nama Pengawas
Nama Pengawas Nama Kepala Sekolah Nama Sekolah Aksi
Gambar 3.31 Desain User Interface Halaman Penugasan Pegawai
C. Desain User Interface Halaman Master Penugasan Penilaian
Halaman ini berfungsi untuk menambah data penugasan penilaian. Data Penugasan penilaian ini berfungsi untuk dasar atau acuan pengawas melaksanakan penilaian kinerja kepala sekolah. Berisi No sk, periode berlaku sk dalam menilai kinerja kepala sekolah. Untuk menambah data Tugas Penilaian bisa dilihat pada Gambar 3.32
LOGO APLIKASI FOTO
USER Nama User
Jabatan User
Form SK Penugasan
No Sk Penugasan : Nama Penilai : Tanggal SK : Nip Penilai : Tahun Pelajaran : Berlaku SK :
Gambar 3.32 Desain User Interface Halaman Penugasan Penilaian
D. Desain User Interface Halaman Penilaian Kinerja Kepala Sekolah Halaman ini berfungsi untuk penilaian kinerja. Ada 6 button kompetensi untuk menilai kinerja kepala sekolah. Setelah di pilih salah satu kompetensi yang ingin dinilai maka pengawas memasukan nilai antara 1-4 dan disertakan bukti bahwa kepala sekolah telah melaksanakan kinerja dan file tersebut di upload kedalam sistem. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada Gambar 3.33
LOGO APLIKASI Nama User FOTO USER
Jabatan User
K1 K2 K3 K4 K5 K6
Data Sekolah Data Kepala Sekolah
NPSN/NSS Nama
Nama Sekolah NUPTK
Telp/Fax NIP
Desa/Kelurahan Tempat / Tgl Lahir
Kecamatan Pangkat/Golongan
Kabupaten
TMT sebagai Kepala Sekolah
Provinsi Masa Kerja
Jenis Kelamin
Gambar 3.33 Desain User Interface Halaman Penilaian Kinerja
E. Desain User Interface Halaman Laporan Penilaian Kinerja Kepala Sekolah