Oleh:
Nama : ARIF BUDIMAN SANTOSO
NIM : 08.41010.0089 Program : S1 (Strata Satu) Jurusan : Sistem Informasi
SEKOLAH TINGGI
MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA
2013
STIKOM
vi
Dalam upaya untuk menaikkan kapasitas produksinya PKIS Sekar Tanjung harus memiliki informasi tentang kinerja mesin yang dimilikinya. informasi tersebut sampai saat ini belum dapat diperoleh karena keterbatasan pencatatan data yang belum memadai. Akibatnya, informasi yang dihasilkan tidak dapat memonitor dan mengevaluasi kinerja masing-masing mesin, serta tidak dapat dilihat secara langsung oleh manajer.
Berdasarkan permasalahan diatas penulis mengusulkan Sistem Informasi
Monitoring & Evaluasi Kinerja mesin. Penulis menggunakan metode Capacity Utilization Time & Efficiency (CUTE) untuk mengolah data kinerja mesin yang
berasal dari inputan logsheet operator. Data yang sudah dioleh akan menjadi sumber data untuk membuat laporan monitoring dan evaluasi kinerja mesin.
Dengan adanya Sistem Informasi Monitoring dan Evaluasi Kinerja Mesin ini, manajer dapat lebih mudah dalam memonitor dan mengevaluasi kinerja masing-masing mesin. Sistem ini menghasilkan laporan tentang evaluasi kinerja mesin, laporan output product, laporan problem, dan monitoring kinerja masing-masing mesin yang berupa grafik dan tabel yang dapat di drilldown ke level yang lebih spesifik. Dengan demikian manajer dapat mengidentifikasi permasalah mesin secara tepat dan lebih terarah.
Kata Kunci : Kinerja Mesin, Sistem Informasi, Monitoring, Evaluasi, CUTE.
STIKOM
ix
ABSTRAK ...vi
KATA PENGANTAR ...vii
DAFTAR ISI ...ix
DAFTAR GAMBAR ...xiii
DAFTAR TABEL ...xvii
DAFTAR RUMUS ... xx
DAFTAR LAMPIRAN ... xxi
BAB I PENDAHULUAN ...1
1.1 Latar Belakang Masalah ...1
1.2 Perumusan Masalah ...2
1.3 Pembatasan Masalah ...3
1.4 Tujuan ...3
1.5 Sistematika Penulisan ...4
BAB II LANDASAN TEORI ...6
2.1 Mesin Filling ...6
2.1.1 Tetra Pack A3/CompactFlex ...6
2.1.2 Tetra Pack A3/Flex...7
2.2 Capacity Utilization Time & Efficiency (CUTE) ...7
2.3 Sistem Informasi ...10
2.4 Monitoring ...12
2.4.1 Efektifitas Monitoring ...13
STIKOM
x
2.5 Evaluasi ...15
2.5.1 Tujuan Evaluasi ...16
2.5.2 Fungsi Evaluasi ...16
2.5.3 Manfaat Evaluasi ...16
2.6 Grafik ...17
2.7 Hypertext Preprocessor (PHP) ...18
2.8 Apache ...19
2.9 My Structure Query Language (MySQL) ...20
2.10 Framework ...20
2.11 Codeigniter ...21
2.12 Testing dan Implementasi Sistem ...23
2.12.1 White Box Testing ...24
2.12.2 Black Box Testing ...24
2.12.3 Testing Aplikasi Berbasis Web ...25
2.13 System Development Life Cycle (SDLC) ...29
2.13.1 Identifikasi Masalah ...29
2.13.2 Menentukan Kebutuhan Informasi ...30
2.13.3 Analisis Sistem ...31
2.13.4 Perancangan Sistem ...31
2.13.5 Implementasi Sistem ...32
2.13.6 Perawatan dan Pengembangan Sistem ...32
STIKOM
xi
3.1.1 Identifikasi Masalah ...33
3.1.2 Analisis Kebutuhan Sistem ...35
3.2 Perancangan Sistem ...36
3.2.1 Model Pengembangan ...37
3.2.2 System Flow ...38
3.2.3 Data Flow Diagram (DFD) ...40
3.2.4 Entity Relationship Diagram (ERD) ...45
3.2.5 Struktur Basis Data ...46
3.2.6 Design Input Output ...50
3.3 Perancangan Evaluasi Sistem ...73
3.3.1 Perancangan Uji Coba Sistem ...73
BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ...77
4.1 Implementasi Sistem ...77
4.1.1 Kebutuhan Implementasi...77
4.2 Uji Coba ...101
4.2.1 Uji Coba Sistem ...102
4.2.2 Evaluasi Hasil ...111
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...120
5.1 Kesimpulan ...120
5.2 Saran ...120
DAFTAR PUSTAKA ... 122
STIKOM
xii
STIKOM
xiii
Gambar 2.1 Tetra Pack A3/CompactFlex ...6
Gambar 2.2 Tetra Pack A3/Flex ...7
Gambar 2.3 Klasifikasi Waktu CUTE ...8
Gambar 2.4 Model Sistem Informasi ...10
Gambar 2.5 Model S.I Dengan Penyimpanan Data ...11
Gambar 3.1 Proses Pembuatan Informasi Kinerja Mesin ...34
Gambar 3.2 Blog Diagram S.I Monitoring & Evaluasi Kinerja Mesin ...37
Gambar 3.3 System Flow S.I Monitoring & Evaluasi Kinerja Mesin ...39
Gambar 3.4 Context Diagram S.I Monitoring & Evaluasi Kinerja Mesin ...41
Gambar 3.5 DFD Lvl 0 S.I Monitoring & Evaluasi Kinerja Mesin ...42
Gambar 3.6 DFD Lvl 1 Sub-sistem Mengolah Report ...43
Gambar 3.7 DFD Lvl 1 Sub-sistem Mengolah Master ...44
Gambar 3.8 DFD Lvl 2 Sub-sistem Mengolah G.P. Machine ...44
Gambar 3.9 Conceptual Data Model (CDM) ...45
Gambar 3.10 Physical Data Model (PDM) ...46
Gambar 3.11 Desain Form Login Administrator ...50
Gambar 3.12 Desain Form Halaman Utama Administrator ...51
Gambar 3.13 Desain Form Machine ...52
Gambar 3.14 Desain Form Plan Machine Performance ...53
Gambar 3.15 Desain Form Category ...54
Gambar 3.16 Desain Form Problem ...55
STIKOM
xiv
Gambar 3.19 Desain Form User ...58
Gambar 3.20 Desain Form Activity ...60
Gambar 3.21 Desain Form Problem Activity ...61
Gambar 3.22 Desain Form Time Utilisation (TU) ...62
Gambar 3.23 Desain Form Graph Time Utilisation (TU) ...63
Gambar 3.24 Desain Form Detail Time Utilisation (TU) ...64
Gambar 3.25 Desain Form Production Time Utilisation (PTU) ...65
Gambar 3.26 Desain Form Graph Production Time Utilisation (PTU) ...66
Gambar 3.27 Desain Form Detail Production Time Utilisation (PTU) ...67
Gambar 3.28 Desain Form Total Capacity Utilisation (TCU) ...68
Gambar 3.29 Desain Form Graph Total Capacity Utilisation (TCU) ...69
Gambar 3.30 Desain Form Detail Total Capacity Utilisation (TCU) ...70
Gambar 3.31 Desain Form Evaluation of Performance Machine ...71
Gambar 3.32 Desain Form Report Evaluation of Performance Machine ...72
Gambar 4.1 Arsitektur S.I. Monitoring dan Evaluasi Kinerja Mesin ...78
Gambar 4.2 Halaman Login ...80
Gambar 4.3 Halaman Master Category ...81
Gambar 4.4 Halaman Master Problem ...81
Gambar 4.5 Halaman Master Machine ...82
Gambar 4.6 Halaman Master Plan Performance Machine ...83
Gambar 4.7 Halaman Master Team ...83
STIKOM
xv
Gambar 4.10 Halaman Add Activity ...86
Gambar 4.11 Halaman Add Problem Activity ...87
Gambar 4.12 Halaman Report Time Utilisation (TU) ...88
Gambar 4.13 Halaman Report Graph Time Utilisation (TU) ...88
Gambar 4.14 Halaman Report Detail Time Utilisation (TU) ...89
Gambar 4.15 Halaman Report Production Time Utilisation (PTU) ...90
Gambar 4.16 Halaman Report Graph Production Time Utilisation (PTU) ...91
Gambar 4.17 Halaman Report Detail Production Time Utilisation (PTU) ...92
Gambar 4.18 Halaman Report Total Capacity Utilisation (TCU) ...93
Gambar 4.19 Halaman Report Graph Total Capacity Utilisation (TCU) ...93
Gambar 4.20 Halaman Report Detail Total Capacity Utilisation (TCU) ...94
Gambar 4.21 Halaman Report Output Product...95
Gambar 4.22 Halaman Report Graph Output Product ...95
Gambar 4.23 Halaman Report PDF Output Product ...96
Gambar 4.24 Halaman Report Problem ...97
Gambar 4.25 Halaman Report Graph Problem ...98
Gambar 4.26 Halaman Report PDF Problem ...99
Gambar 4.27 Halaman Evaluasion of Performance Machine ...100
Gambar 4.28 Halaman Report PDF Evaluasion of Performance Machine ...101
Gambar 4.29 Login Berhasil ...102
Gambar 4.30 Pesan Error Saat Proses Login ...103
STIKOM
xvi
Gambar 4.33 Halaman Error Ketika Field Angka Diisi Huruf ...105
Gambar 4.34 Halaman View Data Activity ...106
Gambar 4.35 Halaman Error Ketika Kolom Inputan Tidak Diisi ...107
Gambar 4.36 Halaman Error Ketika Field Angka Diisi Huruf ...107
Gambar 4.37 Halaman Laporan Kinerja Mesin ...109
Gambar 4.38 Laporan Kinerja Mesin Dalam Bentuk Grafik & Tabel ...109
Gambar 4.39 Laporan Kinerja Mesin Dalam Bentuk PDF ...110
Gambar 4.40 Output Laporan TU Dari Aplikasi ...113
Gambar 4.41 Output Laporan PTU Dari Aplikasi ...116
Gambar 4.41 Output Laporan TCU Dari Aplikasi ...119
STIKOM
xvii
Tabel 3.1 Tabel Analisa Kebutuhan Sistem ...35
Tabel 3.2 Tabel Functional & Non Functional S.I Monitoring & Evaluasi ....36
Tabel 3.3 Tabel Machine...47
Tabel 3.4 Tabel Team ...47
Tabel 3.5 Tabel Category ...47
Tabel 3.6 Tabel Standard ...48
Tabel 3.7 Tabel Problem ...48
Tabel 3.8 Tabel User ...48
Tabel 3.9 Tabel DetailTeam ...49
Tabel 3.10 Tabel DetailProblem ...49
Tabel 3.11 Tabel Activities ...49
Tabel 3.12 Fungsi Obyek Desain Form Login Administrator ...51
Tabel 3.13 Fungsi Obyek Desain Form Machine ...52
Tabel 3.14 Fungsi Obyek Desain Form Plan Performance Machine ...53
Tabel 3.15 Fungsi Obyek Desain Form Category ...54
Tabel 3.16 Fungsi Obyek Desain Form Problem ...55
Tabel 3.17 Fungsi Obyek Desain Form Detail Team ...57
Tabel 3.18 Fungsi Obyek Desain Form Team ...58
Tabel 3.19 Fungsi Obyek Desain Form User ...59
Tabel 3.20 Fungsi Obyek Desain Form Activity ...60
Tabel 3.21 Fungsi Obyek Desain Form Add Problem Activity ...61
STIKOM
xviii
Tabel 3.24 Fungsi Obyek Desain Form Production Time Utilization (PTU) ...65
Tabel 3.25 Fungsi Obyek Desain Form Graph Production Time Utilization ....66
Tabel 3.26 Fungsi Obyek Desain Form Total Capacity Utilization (TCU) ...68
Tabel 3.27 Fungsi Obyek Desain Form Graph Total Capacity Utilization ...69
Tabel 3.28 Fungsi Obyek Desain Form Evaluation of Performance Machine...71
Tabel 3.29 Data Uji Coba Login ...73
Tabel 3.30 Rancangan Data Uji Coba Login ...73
Tabel 3.31 Data Uji Coba Form Tambah Data Machine ...74
Tabel 3.32 Rancangan Data Uji Coba Form Tambah Data Machine ...74
Tabel 3.33 Data Uji Coba Form Activity ...75
Tabel 3.34 Rancangan Data Uji Coba Form Activity ...75
Tabel 3.35 Data Uji Coba Form Laporan Kinerja Mesin ...76
Tabel 3.36 Rancangan Data Uji Coba Form Laporan Kinerja Mesin ...76
Tabel 4.1 Kebutuhan Perangkat Keras Server ...78
Tabel 4.2 Kebutuhan Perangkat Keras Client ...79
Tabel 4.3 Kebutuhan Perangkat lunak ...79
Tabel 4.4 Hasil Uji Coba Form Login ...103
Tabel 4.5 Hasil Uji Coba Form Tambah Machine ...105
Tabel 4.6 Hasil Uji Coba Form Activity...108
Tabel 4.7 Hasil Uji Coba Form Laporan Kinerja Mesin ...110
Tabel 4.8 Data Uji Coba Perhitungan Time Utilization (TU) ...111
STIKOM
xix
STIKOM
xx
Rumus 2.1 Rumus Time Utilization (TU) ...9 Rumus 2.2 Rumus Production Time Utilization (PTU) ...10 Rumus 2.3 Rumus Total Capacity Utilization (TCU) ...10
STIKOM
xxi
Lampiran 1 Biodata Penulis ...124 Lampiran 2 Logsheet Operator ...125 Lampiran 3 Source Code ...127
STIKOM
1 1.1 Latar Belakang Masalah
Koperasi Industri Susu (PKIS) Sekar Tanjung adalah perusahaan swasta nasional yang bergerak dibidang industri manufaktur pengelolaan susu Ultra High
Temperature (UHT). Perusahaan ini merencanakan menaikkan kapasitas
produksinya. Dalam upaya untuk memenuhi target kapasitas produksinya pihak perusahaan harus memiliki informasi tentang kinerja mesin yang dimilikinya. Namun, dalam melakukan pencatatan data masih menggunakan aplikasi sederhana, sehingga dalam pencatatannya terdapat ketidak-sesuaian antara data rekap problem dengan data perhitungan kinerja mesin sehingga kinerja mesin tidak konsisten. Kemudian informasi yang dihasilkan oleh aplikasi sederhana ini belum dapat memberikan informasi yang dibutuhkan oleh PKIS Sekar Tanjung dikarenakan keterbatasan pencatatan data yang belum memadai, seperti tidak adanya informasi tentang hasil produksi, informasi tentang kinerja masing-masing mesin, dan evaluasi kinerja masing-masing mesin. Akibatnya, informasi yang dihasilkan tidak dapat memonitor dan mengevaluasi kinerja masing-masing mesin, serta informasi tersebut tidak dapat dilihat secara langsung oleh manajer
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka PKIS Sekar Tanjung membutuhkan sebuah Sistem Informasi Monitoring dan Evaluasi Kinerja Mesin dengan menggunakan metode Capacity Utilization Time & Efficiency (CUTE), sehingga dapat membantu pihak perusahaan dalam memonitor dan mengevaluasi
STIKOM
kinerja masing-masing mesin yang dimilikinya. CUTE adalah metode yang digunakan untuk mengukur seberapa bagus mesin berproduksi. Metode ini memiliki indikator dalam mengukur kinerja mesin, yaitu Time Utilization (TU),
Production Time Utilization (PTU), dan Total Capacity Utilization (TCU).
Dengan demikian pihak perusahaan dapat mengidentifikasi permasalahan mesin secara tepat dan lebih terarah.
Dengan adanya Sistem Informasi Monitoring dan Evaluasi Kinerja Mesin Pada PKIS Sekar Tanjung ini dapat membantu pihak perusahaan dalam memonitor kinerja masing-masing mesin dan memberikan informasi tentang laporan evaluasi kinerja masing mesin, laporan output product masing-masing mesin, dan laporan problem yang terjadi pada masing-masing-masing-masing mesin. Informasi tersebut dibutuhkan oleh manajer untuk dapat meningkatkan kinerja mesin yang dimilikinya.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka perumusan masalahnya adalah bagaimana membuat sebuah aplikasi sistem informasi yang dapat memonitor dan mengevaluasi kinerja masing-masing mesin pada PKIS Sekar Tanjung?
STIKOM
1.3 Pembatasan Masalah
Adapun yang menjadi batasan-batasan masalah dalam perangkat lunak ini yaitu:
1. Penelitian ini hanya meneliti satu lini produksi yaitu bagian Filling. 2. Pengamatan yang dilakukan pada mesin kemasan Tetra Pack.
3. Data kinerja mesin berasal dari logsheet operator.
4. Menggunakan metode Capacity Utilization Time & Efficiency (CUTE) yang
sudah disesuaikan dengan PKIS Sekar Tanjung.
5. Indeks indikator yang digunakan adalah Time Utilization (TU), Production Time Utilization (PTU), dan Total Capacity Utilization (TCU).
6. Category problem yang digunakan adalah operational, organizational, technical, technological, dan planned non operation time.
7. Sistem ini tidak membahas tentang perhitungan biaya.
8. Sistem ini tidak membahas tentang cara perbaikan mesin.
9. Sistem ini tidak membahas tentang penjadwalan maintenance.
1.4 Tujuan
Sesuai dengan permasalahan yang ada maka tujuan dari dibuatnya perangkat lunak ini adalah menghasilkan sistem informasi yang dapat memonitor dan mengevaluasi kinerja masing-masing mesin pada PKIS Sekar Tanjung.
STIKOM
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika dalam penyusunan Tugas Akhir ini akan dijabarkan dalam setiap bab dengan pembagian sebagai berikut:
Bab I PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dibahas latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian serta sistematika penulisan laporan tugas akhir yang berisi penjelasan singkat pada masing-masing bab.
Bab II LANDASAN TEORI
Pada bab ini dijelaskan secara singkat teori-teori yang berhubungan dan mendukung dalam permbuatan tugas akhir ini, yaitu mesin
filling yang digunakan oleh PKIS Sekar Tanjung, Capacity Utilization Time & Efficiency (CUTE), Sistem Informasi,
Monitoring, Evaluasi, Hypertext Preprocessor (PHP), Apache, My Structure Query Language (MySQL), Framework, CodeIgniter (CI), Testing dan Implementasi Sistem, dan System Development Life Cycle (SDLC).
Bab III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
Pada bab ini membahas tentang tahap-tahap yang dikerjakan dalam penyelesaian sistem terdiri dari analisis masalah dan perancangan sistem, yaitu Blog Diagram, System Flow, Document Flow Diagram (DFD), Entity Relationship Diagram (ERD) baik Conceptual Data
STIKOM
Model (CDM) maupun Physical Data Model (PDM), Struktur tabel, Design Input Output, dan Perancangan Uji Coba Sistem.
Bab IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Pada bab ini akan dibahas tentang cara pengggunaan sistem yaitu merupakan hasil rancangan dengan menggunakan data yang dibutuhkan dan pengujian dari program yang telah dibuat. Pengujian akan dilakukan untuk memastikan apakah program yang dibuat sudah sesuai dengan yang dikehendaki.
Bab V PENUTUP
Pada bab ini dibahas tentang kesimpulan dan saran dari penggunaan program aplikasi dan saran pengembangan selanjutnya.
STIKOM
6 BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Mesin Filling
PKIS Sekar Tanjung untuk pengemasan susu UHT menggunakan lima mesin filling milik Tetra Pack yang terdiri dari tiga mesin Tetra Pack
A3/CompactFlex, dua mesin Tetra Pack A3/Flex Di bawah ini terdapat sub-bagian
yang akan menjelaskan tentang mesin-mesin yang telah disebutkan di atas.
2.1.1 Tetra Pack A3/CompactFlex
Menurut Tetra Pack (2012), Tetra Pack A3/CompactFlex adalah sistem yang benar-benar masih baru yang dikhususkan untuk kemasan-kemasan porsi. Dengan 20 kemasan Tetra Brik Aseptic dan Tetra Prisma Aseptic, Tetra Pack
A3/CompactFlex mempunyai variasi kemasan porsi yang paling banyak di pasaran
saat ini. Tetra Pack A3/CompactFlex memiliki kapasitas 9.000 kemasan/jam.
Gambar 2.1 Tetra Pack A3/CompactFlex.
STIKOM
2.1.2 Tetra Pack A3/Flex
Menurut Tetra Pack (2012), Tetra Pack A3/Flex adalah mesin pengemasan untuk kemasan-kemasan Tetra Brik Aseptic, Tetra Prisma Aseptic dan Tetra
Gemina Aseptic. Alat ini dirancang agar fleksibel dan dapat diganti dengan mudah
antara volume dan bentuk kemasan yang berbeda-beda. Tetra Pack A3/Flex memproduksi kemasan-kemasan TBA, TGA, TPA mulai dari ukuran 100 sampai 2000 ml, dengan kapasitas 7.500 kemasan/jam.
Gambar 2.2 Tetra Pack A3/Flex.
2.2 Capacity Utilization Time & Efficiency (CUTE)
Capacity Utilization Time & efficiency (CUTE) adalah metode yang
digunakan untuk mengukur seberapa bagus mesin berproduksi atau metode yang memberikan petunjuk untuk menyamakan persepsi tentang definisi dan kontrol terhadapat utilisasi dan pemakaian mesin.
STIKOM
Gambar 2.3 Klasifikasi Waktu CUTE.
Gambar 2.3 digunakan sebagai panduan untuk menghitung Time
Utilization (TU), Production Time Utilization (PTU), dan Total Capacity Utilization (TCU). Keakuratan data adalah hal terpenting untuk memastikan
indikator terukur dengan benar.
Penjelasan dari klasifikasi waktu CUTE, adalah sebagai berikut: a. Calender Time adalah maksimum waktu dalam periode pelaporan.
b. Available Time adalah waktu dimana mesin dapat berproduksi sesuai dengan
peraturan industri dan kesepakatan kerja.
c. Unavailable Time adalah waktu dimana pabrik tidak beroperasi karena
terbentur peraturan pemerintah atau tradisi.
d. Disposable Time adalah waktu ketika mesin digunakan untuk kepentingan
produksi atau engineering, baik mesin dalam keadaan berproduksi atau tidak.
C
Calendar TimeA
Available time Unavailable TimeD
Disposable TimeAvailable Unused Time
O
Operational TimePlanned non Operational Time
P
Production TimeRoutine Production Activities
NP
NetProduction Time
Unexpected Stoppages
STIKOM
e. Available Unused Time adalah waktu dimana mesin siap dan ada operator
tetapi tidak ada jadwal produksi.
f. Operational Time adalah waktu dimana mesin dijadwalkan untuk
berproduksi.
g. Planned Non Operational Time adalah waktu dimana mesin tidak produksi
terkait dengan kegiatan yang sudah direncangkan.
h. Production Time adalah maksimum waktu yang diharapkan mesin
berproduksi secara efektif dan menghasilkan finish product.
i. Routine Production Activities adalah waktu yang dibutuhkan untuk
melakukan kegiatan operasional untuk memastikan mesin dapat berproduksi. j. Net Production Time adalah teoritikal waktu yang dibutuhkan mesin untuk
menghasilkan finish product, jika mesin berjalan sesuai dengan nominal
speed-nya.
k. Unexpected Stoppages adalah waktu dimana mesin berhenti berproduksi
karena problem yang terjadi.
Indikator-indikator kinerja mesin yang digunakan oleh metode Capacity
Utilization Time & efficiency (CUTE), sebagai berikut:
a. Time Utilization (TU) adalah indikator yang digunakan untuk mengukur
seberapa efisien mesin dioperasikan oleh produksi, engineering dan quality ketika mesin dijadwalkan untuk berproduksi.
= ( � � )/( � � � � )……….. (2.1)
STIKOM
b. Production Time Utilization (PTU) adalah indikator yang digunakan untuk
mengukur seberapa efektif mesin dioperasikan oleh bagian filling dalam kurun waktu dibawah kontrol produksi.
= ( � � )/( � � ) ..……… (2.2)
c. Total Capacity Utilization (TCU) adalah indikator yang digunakan untuk
mengukur seberapa baik mesin terutilisasi dalam periode calendar time.
� = ( � � � � )/(�� � � )……… (2.3)
2.3 Sistem Informasi
Menurut Hartono (1999), sistem informasi (SI) adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan. Informasi merupakan hal yang penting bagi manajemen di dalam pengambilan keputusan.
Model dasar pengolahan sistem informasi berguna dalam memahami bukan hanya keseluruhan pengolahan informasi, tetapi juga penerapan pengolahan informasi secara tersendiri. Setiap penerapan dapat dianalisis menjadi masukan, penyimpanan, pengolahan, proses, dan keluaran.
Data Pengolahan Informasi
Gambar 2.4 Model Sistem Informasi.
STIKOM
Data Pengolahan Informasi Penyimpanan
Data
Gambar 2.5 Model SI Dengan Penyimpanan Data.
Sistem informasi yang dibuat oleh manusia, yang terdiri dari komponen-komponen dalam suatu organisasi untuk mencapai suatu tujuan yaitu menyajikan informasi. Untuk dapat berguna, maka suatu sistem informasi harus didukung oleh empat pilar yaitu:
Lengkap (complete)
Tepat nilainya / akurat (accurate)
Tepat orangnya / relevan (relevance) Tepat waktu (timelines)
Sistem informasi adalah suatu sistem yang memberikan informasi bagi penerimanya dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau mendatang. Kualitas informasi didasarkan pada kelengkapan, keakuratan, ketelitian, ketepatan makna, ketepatan waktu, kejelasan dan fleksibilitas. Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut blok bangunan, yaitu blok masukan, blok model, blok keluaran, blok teknologi, blok basis data dan blok kendali. Sebagai suatu sistem, keenam blok tersebut saling berinteraksi dengan yang lainnya membentuk suatu kesatuan untuk mencapai sasaran.
STIKOM
Alasan utama untuk mendapatkan informasi adalah mengurangi rasa ketidak-pastian. Oleh karena itu, penting sekali bagi kita untuk menentukan kegunaan suatu informasi sebelum membentuk suatu informasi dan menentukan metode pengolahan data untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dimana informasi ini nantinya akan sangat berguna untuk proses pengambilan keputusan.
2.4 Monitoring
Menurut Mercy Corps (2005), Monitoring adalah siklus kegiatan yang mencakup pengumpulan, peninjauan ulang, pelaporan, dan tindakan atas informasi suatu proses yang sedang diimplementasikan. Umumnya, monitoring digunakan dalam checking antara kinerja dan target yang telah ditentukan.
Monitoring ditinjau dari hubungan terhadap manajemen kinerja adalah
proses terintegrasi untuk memastikan bahwa proses berjalan sesuai rencana (on
the track). Monitoring dapat memberikan informasi keberlangsungan proses untuk
menetapkan langkah menuju ke arah perbaikan yang berkesinambungan. Pada pelaksanaannya, monitoring dilakukan ketika suatu proses sedang berlangsung.
Menurut Mercy Corps (2005), monitoring memiliki 2 (dua) fungsi dasar yang berhubungan, yaitu compliance monitoring dan performance monitoring.
Compliance monitoring berfungsi untuk memastikan proses sesuai dengan
harapan/rencana. Sedangkan, performance monitoring berfungsi untuk mengetahui perkembangan organisasi dalam pencapaian target yang diharapkan.
Umumnya, output monitoring berupa progress report proses. Output tersebut diukur secara deskriptif maupun non-deskriptif. Output monitoring
STIKOM
bertujuan untuk mengetahui kesesuaian proses telah berjalan. Output monitoring berguna pada perbaikan mekanisme proses/kegiatan dimana monitoring dilakukan.
2.4.1 Efektifitas Monitoring
Menurut Mercy Corps (2005), monitoring akan memberikan dampak yang
baik bila dirancang dan dilakukan secara efektif. Berikut kriteria sistem
monitoring yang efektif:
a. Sederhana dan mudah dimengerti (user friendly). Monitoring harus dirancang
dengan sederhana namun tepat sasaran. Konsep yang digunakan adalah
singkat, jelas, dan padat. Singkat berarti sederhana, jelas berarti mudah
dimengerti, dan padat berarti bermakna (berbobot).
b. Fokus pada beberapa indikator utama. Indikator diartikan sebagai titik kritis
dari suatu scope tertentu. Banyaknya indikator membuat pelaku dan obyek
monitoring tidak fokus. Hal ini berdampak pada pelaksanaan sistem tidak
terarah. Maka itu, fokus diarahkan pada indikator utama yang benar-benar
mewakili bagian yang dipantau.
c. Perencanaan matang terhadap aspek-aspek teknis. Tujuan perancangan sistem adalah aplikasi teknis yang terarah dan terstruktur. Maka itu, perencanaan
aspek teknis terkait harus dipersiapkan secara matang. Aspek teknis dapat
menggunakan pedoman 5W1H, meliputi apa, mengapa, siapa, kapan, di mana
dan bagaimana pelaksanaan sistem monitoring.
STIKOM
d. Prosedur pengumpulan dan penggalian data. Selain itu, data yang didapatkan dalam pelaksanaan monitoring pada on-going process harus memiliki prosedur tepat dan sesuai. Hal ini ditujukan untuk kemudahan pelaksanaan proses masuk dan keluarnya data. Prosedur yang tepat akan menghindari proses input dan output data yang salah (tidak akurat).
2.4.2 Tujuan Monitoring
Menurut Amsler, dkk (2009), Tujuan monitoring dapat ditinjau dari beberapa segi, misalnya segi obyek dan subyek yang dipantau, serta hasil dari proses monitoring itu sendiri. Adapun beberapa tujuan dari monitoring yaitu:
a. Memastikan suatu proses dilakukan sesuai prosedur yang berlaku. Sehingga, proses berjalan sesuai jalur yang disediakan (on the track).
b. Menyediakan probabilitas tinggi akan keakuratan data bagi pelaku
monitoring.
c. Mengidentifikasi hasil yang tidak diinginkan pada suatu proses dengan cepat (tanpa menunggu proses selesai).
d. Menumbuh kembangkan motivasi dan kebiasaan positif pekeja.
2.4.3 Bentuk-Bentuk Monitoring
Monitoring dapat dilakukan dengan berbagai bentuk/metode implementasi.
Bentuk implementasi monitoring tidak memiliki acuan baku, sehingga pelaksanaan sistem mengacu ke arah improvisasi individu dengan penggabungan
STIKOM
beberapa bentuk. Penggunaan bentuk monitoring disesuaikan dengan situasi dan kondisi organisasi. Situasi dan kondisi dapat berupa tujuan organisasi, ukuran dan sifat proses bisnis perusahaan, serta budaya/etos kerja.
Yukl dalam Williams (1998), mengemukakan tujuh bentuk aktifitas dari
monitoring, yaitu:
a. Observasi proses kerja, misalnya dengan melakukan visit pada fasilitas kerja, pemantauan kantor, lantai produksi, maupun karyawan yang sedang bekerja. b. Membaca dokumentasi laporan, berupa ringkasan kinerja dan progress
report.
c. Melihat display data kinerja lewat layar komputer.
d. Melakukan inspeksi sampel kualitas dari suatu proses kerja.
e. Melakukan rapat pembahasan perkembangan secara individual maupun
group.
f. Melakukan survei klien/konsumen untuk menilai kepuasan akan produk atau layanan jasa suatu organisasi.
g. Melakukan survei pasar untuk menilai kebutuhan konsumen sebagai pedoman dalam tindak lanjut perbaikan.
2.5 Evaluasi
Menurut Mehrens & Lehmann (1991), evaluasi adalah penilaian yang sistematik tentang manfaat atau kegunaan suatu objek. Dalam melakukan evaluasi terdapat judgement untuk menentukan nilai suatu objek yang sedikit banyak mengandung unsur subjektif. Evaluasi memerlukan data hasil pengukuran dan
STIKOM
informasi hasil penilaian yang memiliki banyak dimensi, seperti kemampuan objek dan sebagainya.
2.5.1 Tujuan Evaluasi
Sebagaimana diuraikan pada bagian terdahulu bahwa evaluasi dilaksanakan dengan berbagai tujuan. Khusus terkait dengan kinerja mesin, evaluasi dilaksanakan dengan tujuan:
a. Mendeskripsikan kemampuan mesin.
b. Menentukan tidak lanjut hasil penilaian kinerja mesin. c. Memberikan pertanggung jawaban (accountability).
2.5.2 Fungsi Evaluasi
Sejalan dengan tujuan evaluasi di atas, evaluasi yang dilakukan juga memiliki banayak fungsi, diantaranya adalah fungsi:
a. Selektif b. Diagnostik c. Penempatan
d. Pengukuran keberhasilan
2.5.3 Manfaat Evaluasi
Secara umum manfaat yang dapat diambil dari kegiatan evaluasi dalam kinerja mesin, yaitu:
STIKOM
a. Membuat keputusan.
b. Memahami sesuatu (kondisi mesin). c. Meningkatkan kualitas mesin.
2.6 Grafik
Menurut Kochhar (2008), grafik adalah gambar datar yang menggunakan titik, garis, atau gambar untuk menunjukkan angka dan data statistik, yang digunakan untuk memperlihatkan statistik atau hubungan. Grafik dibuat menurut spesifikasinya yang pasti, dan menggambarkan secara khusus data kuantitatif untuk analisis, interpretasi, atau perbandingan.
Grafik adalah alat bantu pembelajaran yang efektif untuk membuat perbandingan dan pembedaan. Penggunaan perbandingan secara visual untuk ide yang abstrak akan membantu klarifikasi dan ingatan.
Menurut Santoso (1994), ada beberapa tipe grafik atau diagram yang dapat digunakan untuk menampilkan gambaran informasi supaya lebih jelas, antara lain: a. Diagram garis, digunakan untuk menunjukan perubahan nilai dari sederatan data relatif terhadap waktu, karena diagram garis biasanya digunakan untuk menunjukkan suatu kecenderungan atau trend.
b. Diagram batang, digunakan untuk menyajikan nilai relatif terhadap data yang lain.
c. Diagram roti (pie), digunakan untuk menggambarkan besarnya prosentase data.
STIKOM
2.7 Hypertext Preprocessor (PHP)
Menurut Welling (2001), Hypertext Preprocessor (PHP) adalah Server
side scripting envirotment yang dapat digunakan untuk membuat dan menjalankan
aplikasi-aplikasi di web Server agar lebih interaktif dan programmble. Dengan PHP aplikasi-aplikasi yang ada di web Server benar-benar di web Server tanpa mengharuskan adanya tambahan atau syarat tertentu untuk sisi client (web
browser). PHP biasanya dijadikan sebagai module dalam suatu web agar bisa
mengeksekusi file-file PHP yang tersedia di web Server. PHP dapat berjalan di hamper seluruh platform, open source dan berlicensi GNU Public license (GPL).
PHP pada mulanya di tulis sebagai sebuah kumpulan dari CGI dengan menggunakan bahasa pemrograman C oleh programmer bernama Rasmus Lerdorf. Programmer asal Greenland ini membuat PHP pada tahun 1994 untuk mengantikan sebagian kecil kumpulan script dengan Perl yang digunakan untuk
maintenance halaman web milikinya. Lerdorf mengawali menciptakan PHP untuk
menampilkan resume miliknya dan mengumpulkan beberapa data, seperti berapa banyak lalu lintas data yang diterima dalam halaman web miliknya.
Setelah mengalami perkembangan oleh suatu kelompok open source (termasuk Rasmus) maka mulai versi 3 php menampakan keunggulan sebagai salah satu bahasa Server yang handal. Melalui perkembangan yang pesat ini banyak fasilitas yang ditambahkan oleh kelompok ini, maka jadilah PHP disebut sebagai Hypertext Preprocessor. Sintak yang digunakan berasal dari bahasa C,
java maupun Perl.
STIKOM
Aplikasi yang dibangun dengan PHP memiliki kelebihan tersendiri. Beberapa kelebihan yang dimiliki PHP antara lain:
a. Software ini disebarkan dan dilicensikan sebagai perangkat lunak yang open source, maksudnya pendistribusian oker programnya disertakan juga kode
programnya dan biasanya secara gratis.
b. Dengan menggunakan PHP script maka maintenance suatu situs web menjadi lebih mudah. Proses update data dapat dilakukan dengan menggunakan aplikasi yang dibuat dengan menggunakan script PHP.
c. Penulisan script PHP dapat menyatu dengan dokumen HTML, sehingga memudahkan pembuatannya. Untuk membedakan dengan sintak HTML dan PHP maka dibuatlah kesepakatan tag yang digunakan oleh PHP.
d. Kemampuan PHP yang paling diandalkan dan signifikan adalah dukungan kepada banyak database. Membuat halaman web yang digunakan data dari
database dapat sangat mudah untuk dilakukan. Database yang didukung oleh
PHP antara lain: D, dBase, Empress, IBM DB2, Infomix, Ingers, Interbase,
Frontbase, file pro (read only), SQL Server, MySQL, Oracle, ODBC, PostgresSQL, Solid, Sysbase, Velocis, dan unix DBM.
2.8 Apache
Menurut Apache dalam Wibowo (2010), Apache adalah web-Server yang mendukung bahasa PHP sehingga dapat dipakai untuk implementasi aplikasi berbasis PHP. Web-Server akan menerjemahkan bahasa PHP yang dipakai pada aplikasi score online untuk ditampilkan secara visual pada browser.
STIKOM
2.9 My Structure Query Language (MySQL)
Menurut Anhar (2010), My Structure Query Language (MySQL) adalah sebuah perangkat lunak sistem, manajeman basis data SQL atau DBMS dari sekian banyak DBMS, seperti Oracle, MS SQL, Postagre SQL, dan lain-lain. MySQL merupakan DBMS yang Multithread, multi-user yang bersifat gratis di bawah lisensi GNU General Public Licence (GPL).
Menurut Anhar (2010), beberapa kelebihan MySQL, antara lain:
a. MySQL dapat berjalan dengan stabil pada berbagai sistem operasi, seperti Windows, Linux, FreeBSD, Mac Os X Server, Solaris, dan banyak lagi. b. Bersifat open source, MySQL didistribusikan secara open source (gratis), di
bawah lisensi GNU Gerenal Public Licence (GPL).
c. Bersifat Multiuser, MySQL dapat digunakan oleh beberapa user dalam waktu yang bersamaan tanpa mengalami masalah.
d. MySQL memiliki kecepatan yang baik dalam menangani query (perintah SQL). Dengan kata lain, dapat memproses lebih banyak SQL per satuan waktu.
e. Dari segi security atau keamanan data, MySQL memiliki beberapa lapisan
security, seperti level subnet mask, nama host, dan izin akses user dengan
sistem perijinan yang mendetail serta password yang terenkripsi.
2.10 Framework
Menurut Lukmanul Hakim (2010), framework adalah koleksi atau kumpulan potongan-potongan program yang disusun atau diorganisasikan
STIKOM
sedemikian rupa, sehingga dapat digunakan untuk membantu membuat aplikasi utuh tanpa harus membuat semua kodenya dari awal.
Menurut Daqiqil (2011), keuntungan yang didapat dalam penggunaan
framework adalah:
a. Menghemat waktu pengembangan, dengan struktur dan library yang telah disediakan oleh framework maka tidak perlu lagi memikirkan hal-hal tersebut.
b. Reuse of code, dengan menggunakan framework maka perkerjaan kita akan
memiliki struktur yang baku.
c. Bantuan Komunitas, ada komunitas-komunitas yang siap membantu jika ada permasalahan.
d. Kumpulan best practice, sebuah framework merupakan kumpulan best
practice yang sudah teruji.
2.11 Codeigniter
Menurut Lukmanul Hakim (2010), Codeigniter adalah sebuah framework PHP yang dapat membantu mempercepat developer dalam pengembangan aplikasi web berbasis PHP dibandingkan jika menulis semua kode program dari awal. Codeigniter menyediakan banyak library untuk mengerjakan tugas-tugas yang umumnya ada pada sebuah aplikasi yang anda buat menjadi semakin teratur dan rapi.
Menurut Lukmanul Hakim (2010), Adapun beberapa keuntungan menggunakan codeigniter, diantaranya:
STIKOM
a. Gratis
Codeigniter berlisensi dibawah Apache/BSD open source, jadi anda bisa
menggunakan secara bebas. b. Ditulis menggunakan PHP 4
Meskipun codeigniter dapat berjalan pada PHP 5, namun samapai saat ini
kode program codeigniter masih dibuat dengan menggunakan PHP 4.
c. Berukuran kecil
Ukuran codeigniter yang kecil merupakan keunggulan tersendiri disbanding
framework lain yang berukuran besar. Pada codeigniter, bisa diatur agar system me-load library yang dibutuhkan saja sehingga sistem dapat berjalan
ringan dan cepat.
d. Menggunakan konsep M-V-C
Codeigniter menggunakan konsep M-V-C (Model-View-Controller) yang
memungkinkan pemisahan antara layer application-logic dan presentation. e. URL yang sederhana
Secara default, URL yang dihasilkan codeigniter sangat bersih (clean) dan
Search Engine Friendly (SEF).
f. Memiliki paket library yang lengkap
Codeigniter memiliki library yang lengkap untuk mengerjakan
operasi-operasi yang umum dibutuhkan oleh sebuah aplikasi berbasis web, misalnya mengakses database, mengirim email, memvalidasi form, menangani session dan sebagainya.
STIKOM
g. Extensible
Sistem dapat dikembangkan jauh lebih mudah dengan menggunakan plugin dan helper, atau dengan menggunakan hooks.
h. Tidak memerlukan template engine
Meskipun codeigniter dilengkapi dengan template parser sederhana yang dapat anda gunakan, tetapi hal ini mengharuskan anda untuk menggunakannya. Penggunaan Template Engine dapat mengurangi
performance dari sistem.
i. Dokumentasi lengkap dan jelas
Dari sekian banyak framework, codeigniter adalah satu-satunya framework dengan dokumentasi yang lengkap dan jelas.
2.12 Testing dan Implementasi Sistem
Menurut Standard ANSI/IEEE 1059 dalam Wibowo (2010), testing adalah proses menganalisa suatu entitas software untuk mendeteksi perbedaan antara kondisi yang ada dengan kondisi yang diinginkan (defects/error/bugs) dan mengevaluasi fitur-fitur dari entitas software.
Menurut Romeo (2003), testing software adalah proses mengoperasikan
software dalam suatu kondisi yang dikendalikan untuk verifikasi, mendeteksi error, dan validasi.
Menurut Romeo (2003), test case merupakan tes yang dilakukan berdasarkan pada suatu inisialisasi, masukan, kondisi ataupun hasil yang telah
STIKOM
ditentukan sebelumnya. Metode testing ini dibagi menjadi dua, yaitu white box
testing dan black box testing.
2.12.1 White Box Testing
White box testing atau glass box testing atau clear box testing adalah suatu metode desain test case yang menggunakan struktur kendali dari desain prosedural. Metode desain test case ini dapat menjamin:
a. Semua jalur (path) yang independen/terpisah dapat dites setidaknya sekali tes b. Semua logika keputusan dapat dites dengan jalur yang salah atau jalur yang
benar.
c. Semua loop dapat dites terhadap batasannya dan ikatan operasionalnya. d. Semua struktur internal data dapat dites untuk memastikan validasinya.
2.12.2 Black Box Testing
Black box testing atau behavioral testing atau specification-based testing, input/output testing atau functional testing dilakukan tanpa sepengetahuan detil
struktur internal dari sistem atau komponen yang dites. Black box testing berfokus pada kebutuhan fungsional pada software, berdasarkan spesifikasi kebutuhan dari
software.
Menggunakan black box testing, perekayasa software dapat menggunakan sekumpulan kondisi masukan yang dapat secara penuh memeriksa keseluruhan
STIKOM
kebutuhan fungsional pada suatu program. Kategori error dapat diketahui melalui
black box testing, antara lain:
a. Fungsi yang hilang atau tidak benar. b. Error dari antar-muka.
c. Error dari struktur data atau akses eksternal database.
d. Error dari kinerja atau tingkah laku.
e. Error dari inisialisasi dan terminasi.
2.12.3 Testing Aplikasi Berbasis Web
Menurut Romeo (2003), dengan adanya perkembangan teknologi internet, berkembanglah kebutuhan aplikasi berbasis web, baik untuk keperluan internet organisasi. Terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan kualitas aplikasi berbasis
web, antara lain:
a. Komplesitas Aplikasi
Web merupakan aplikasi yang paling berkembang saat ini, baik dari segi
kompleksitas, manajemen query pada database yang sangat besar, atau metode searching yang ada. Website lebih kompleks dari yang terlihat, karena
website menggunakan teknologi GUI, Network Connectivity dan Database Acces. Beberapa pengamat menyatakan bahwa teknologi client/server akan
digantikan oleh internet, tapi kenyataan yang berkembang adalah teknologi gabungan dari keduannya. Inilah alasan mengapa client/server testing yang dibahas sebelumnya juga berkaitan dengan sub-bab ini.
STIKOM
b. Keterbatasan Alat Bantu
Hala yang tidak dapat dibantah adalah alat bantu pengembangan aplikasi berbasis web saat ini masih memiliki keterbatasan yang sangat menggangu. Aplikasi web dibangun dengan alat bantu standar yang menghasilkan pages statis, sehingga pengguna tidak dapat dengan mudah men-download data ke
desktop analysis tool seperti excel spreadsheet, pdf, dan lain-lainnya.
Produk web merupakan aplikasi yang paling cocok mengalami penambahan versi oleh karena itu manajamen tes yang diperlukan juga harus handal, karena hal ini berhubungan dengan kualitas dari aplikasi itu sendiri.
c. Kompatibilitas
Web pages akan terlihat berbeda jika dilihat dari web browser yang berbeda,
karena perbedaan implementasi dari HTML standard.
Web pages dapat diakses dari beberapa platform yang berbeda, seperti Win
NT, Win 95, OS/2, Mac dan lain-lain. Ini artinya testing perlu dilakukan pada berbagai platform dan konfigurasi yang berbeda.
d. Performansi
Hal yang paling sulit untuk dites adalah pengukuran kecepatan akses.
Response time dari web, karena hal ini bukan hal yang mudah untul
dipecahkan dengan biaya yang murah.
Banyak faktor yang menjadi penyebab seperti loads yang tidak dapat diprediksi, web yang menjadi favorit bisa menerima ribuan penggunjung per-hari bandingkan denga web biasa yang pengunjungnya hanya ratusan.
STIKOM
e. Kegunaan
Beberapa pengguna mungkin punya harapan sendiri-sendiri tentang bagaimana website yang menarik. Seperti contohnya web pages harus dapat mudah untuk disimpan. Oleh karena itu web pages harus terlihat atraktif agar menarik perhatian dari pengguna. Ada beberapa pengguna yang sangat sensitif dan terganggu jika keluar kata masuk dari suatu web pages tanpa suatu permission atau awareness.
f. Keamanan
Sistem keamanan merupakan hal yang sangat penting dalam aplikasi berbasis
web, karena aplikasi ini dibangun untuk dapat diakses oleh pengguna atau
aplikasi yang baik itu dalam suatu intranet ataupun extranet dengan sama baiknya. Hak akses eksternal memang dibatasi tapi tidak menutup kemungkinan terjadinya hacking terhadapat aplikasi.
g. Organisasional
Telah dijelaskan diatas bahwa teknologi ini merupakan inovasi yang sangat fenomenal. Oleh karena itu, mungkin dalam perkembangannya yang kurang diperhatikan adalah kendali kualitas dan standar testing yang baik. Yang terjadi pada pengembangan intranet yang mengambil alih semua proses pembangunan dari suatu aplikasi web mulai dari desain hingga proses testing. Dalam beberapa organisasi intranet membuat kekacuan karena kurangnya koordinasi. Setiap orang mempunyai web internal pribadi. Setiap orang punya ide sendiri-sendiri bagaimana membuat web-nya, apa isinya, dan bagaimana harus berjalan. Sehingga terjadi kekacauan pada kepemilikan dan hak akses
STIKOM
informasi juga pertanyaan siapa yang bertanggung jawab atas kualitas dari informasi dan maintenance dari aplikasi itu sendiri.
Tipe-tipe testing pada aplikasi berbasis web, antara lain:
a. Content dan funcionality testing. Testing terhadap isi dan filtur seperti yang
terdapat pada website umunya, pastikan sudah lengkap dan berjalan sesuai dengan yang diinginkan.
b. Feature interaction testing. Banyak pengguna yang secara simultan
mengakses satu site yang sama dan tidak boleh terjadi interfrensi antara mereka.
c. Usability testing. Melakukan testing apakan website sudah user friendly.
d. Database testing. Memastikan database dapat diakses dari website yang
mempunyai kendali integritas dan kecukupan data.
e. Security dan control testing. Memastikan site ini aman, termasuk account setup, billing, dan dari unauthorized acces.
f. Connectivity testing. Pastikan website dapat melakukan connection atau disconnection.
g. Interoperability testing. Pastikan semua web browser dari semua versi ada
jenis komputer yang berbeda dapat berjalan dengan baik pada aplikasi ini. h. Cross platform dan configuration testing. Pastikan perilaku dari sistem
kompatibel dalam platform dan konfigurasi yang berbeda.
i. Performance dan stress testing. Ukur kemampuan, response time dan semua
proses yang terjadi dalam keadaan workloads diatas rata-rata atau dibawah rata-rata.
STIKOM
j. Internazionalization testing. Pastikan site tidak membingungkan atau
menyerang pengguna.
k. Beta testing. Undang beberapa pengguna terpilih untuk melakukan
eksperimen pada site anda dan mintalah feedback pada mereka sebelum
website itu diluncurkan.
l. Standard compliance testing. Pastikan website itu kompetibel dengan internet
standar. Apakah terlihat sama meskipun menggunakan browser atau search
engines yang berbeda.
2.13 System Development Life Cycle (SDLC)
Menurut Kendall & Kendall (2006), System Development Life Cycle (SDLC) adalah pendekatan bertahap untuk melakukan analisa dan membangun rancangan sistem dengan menggunakan siklus yang spesifik terhadap kegiatan pengguna dalam membangun sistem informasi. Dalam sebuah siklus SDLC, terdapat enam langkah yaitu identifikasi masalah, menentukan kebutuhan informasi, analisis kebutuhan sistem, perancangan sistem, implementasi sistem, perawatan dan pengembangan sistem.
2.13.1 Identifikasi Masalah
Pada kegiatan pertama ini, Seluruh kebutuhan software harus bisa didapatkan analis sistem, termasuk di dalamnya kegunaan software yang diharapkan pengguna dan batasan software. Mengidentifikasi tujuan merupakan
STIKOM
salah satu komponen yang penting karena analis sistem harus mengetahui apa yang ingin dicapai oleh perusahaan tersebut. Selain itu, analis sistem juga harus mengetahui bila ada aspek-aspek aplikasi sistem informasi yang dapat digunakan untuk membantu mencapai tujuan perusahaan dengan merumuskan masalah yang spesifik. Keluaran dari tahap ini adalah informasi kelayakan yang berisikan definisi masalah dan rangkuman dari tujuan.
2.13.2 Menentukan Kebutuhan Informasi
Pada tahap selanjutnya menentukan informasi apa saja yang dibutuhkan. Cara-cara yang digunakan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan adalah seperti wawancara, membuat sampel dan menginvestigasi hard data, dan kuesioner. Orang-orang yang ikut serta dalam tahap ini adalah analisis sistem dan pengguna (manajer operasi dan pegawai). Analis sistem harus mengetahui detail dari sistem yang sudah berjalan sekarang, siapa saja orang yang terlibat, apa jenis aktivitas bisnisnya, dimana pekerjaan ini akan dilakukan, waktunya, dan bagaimana prosedur yang sekarang dijalankan. Inti dalam fase ini adalah analis sistem harus bisa mengetahui bagaimana fungsi bisnis yang sudah berjalan dan mempunya informasi yang lengkap atas orang, tujuan, data, dan prosedur yang bersangkutan.
STIKOM
2.13.3 Analisis Sistem
Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai pengguna dari suatu sistem informasi yang utuh kedalam bagian-bagian komponen dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikan. Tahap ini merupakan tahap yang kritis dan penting karena kesalahan pada tahap ini akan menyebabkan kesalahan pada tahap berikutnya. Langkah-langkah dasar yang harus dilaksanakan oleh analis sistem yaitu:
1. Memahami sistem dan membatasinya.
2. Alternatif-alternatif apa saja yang ada untuk mencapai sasaran dan untuk memodifikasi atau mengubah sistem.
a. Pilih satu dari alternatif yang telah diidentifikasikan pada tahap sebelumnya. b. Implementasikan alternatif yang dipilih.
c. Evaluasi masalah dari perubahan yang kita buat dalam sistem.
2.13.4 Perancangan Sistem
Alternatif yang telah dipilih dalam langkah analisa sistem merupakan dasar dari perancangan sistem. Rancangan sistem menentukan bagaimana suatu sistem akan menyelesaikan apa yang harus diselesaikan. Tahap ini menyangkut konfigurasi dari komponen-komponen perangkat keras dan perangkat lunak sistem sehingga setelah menginstalasi sistem akan benar-benar akan memuaskan spesifikasi sistem yang telah ditetapkan pada akhir analisa sistem.
STIKOM
2.13.5 Implementasi Sistem
Aplikasi yang telah selesai dibuat oleh programmer harus diuji dan siap diimplementasikan kedalam sistem pengguna. Tahap dari implementasi sistem adalah sebagai berikut:
1. Membangun dan menguji jaringan database 2. Membangun dan menguji program
3. Instalasi dan menguji sistem yang baru 4. Penyerahan sistem yang telah dibuat
2.13.6 Perawatan dan Pengembangan Sistem
Diperlukan adanya kegiatan tambahan setelah sistem yang baru dijalankan, seperti merawat dan menjaga agar sistem tetap berjalan sesuai dengan apa yang dikehendaki. Perlu juga diperhatikan akibat adanya kebijaksanaan yang baru yaitu perubahan-perubahan prosedur, agar sistem tetap menjalankan fungsinya sehingga pengembangan sistem diperlukan.
STIKOM
33
Pembuatan aplikasi ini menerapkan konsep System Development Life
Cycle (SDLC) atau yang disebut juga Siklus Hidup Pengembang Sistem yang
berfungsi untuk menggambarkan tahapan-tahapan utama dan langkah-langkah dari setiap tahapan. Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam pembuatan Sistem Informasi Monitoring dan Evaluasi Kinerja Mesin sebagai berikut:
3.1 Analisis Sistem
Analisis sistem untuk memonitor dan mengevaluasi kinerja mesin yang dilakukan pada PKIS Sekar Tanjung meliputi identifikasi masalah dan analisis kebutuhan.
3.1.1 Identifikasi Masalah
Bagian filling merupakan bagian yang berperan penting dalam proses pengemasan produk. Untuk menjalankan perannya tersebut, bagian filling melakukan aktifitas seperti memonitor dan mengevaluasi kinerja mesin kemasan. Memonitor dan mengevaluasi kinerja mesin ini digunakan untuk mengetahui produktifitas mesin kemasan dalam pencapaian output dan tingkat kualitas produksi.
STIKOM
Saat ini bagian filling dalam melakukan pencatatan data masih menggunakan aplikasi sederhana dan tidak memiliki aplikasi khusus untuk mendukung dan mempermudah dalam melakukan aktifitasnya. kekurangan dari aplikasi sederhana yang digunakan oleh perusahaan ini, yaitu tidak adanya informasi tentang hasil produksi, informasi tentang kinerja masing-masing mesin, dan evaluasi kinerja masing-masing mesin. Akibatnya, informasi yang dihasilkan tidak dapat memonitor dan mengevaluasi kinerja masing-masing mesin.
Selain itu, informasi tersebut tidak dapat dilihat secara langsung oleh manajer dikarenakan menunggu logsheet dari operator mesin kemasan yang diberikan kepada admin dalam kurung waktu satu hari. Proses tersebut dapat dilihat pada gambar 3.1.
LogSheet Admin Manajer
1 Hari
Gambar 3.1 Proses Pembuatan Informasi Kinerja Mesin.
Dalam pembuatan informasi tersebut, admin membutuhan data kinerja mesin yang diperoleh dari logsheet yang dicatat oleh operator setiap shift-nya dalam waktu sehari. Kemudian admin mengolah data tersebut menjadi laporan kinerja mesin yang akan diberikan kepada manajer tiap hari, minggu, dan bulan.
Berdasarkan permasalahan tersebut maka dibuatlah aplikasi Sistem Informasi Monitoring dan Evaluasi Kinerja Mesin. Dengan adanya aplikasi ini dapat membantu manajer dalam memonitor dan evaluasi kinerja masing-masing
STIKOM
mesin yang dimilikinya. Dengan demikian pihak manajer dapat mengidentifikasi permasalah mesin secara tepat dan lebih terarah.
3.1.2 Analisis Kebutuhan Sistem
Aplikasi sistem informasi monitoring dan evaluasi kinerja mesin yang akan dibangun membutuhkan data kinerja mesin sebagai data utama yang digunakan untuk menghasilkan informasi ke manajer yang ada di PKIS Sekar Tanjung. Data kinerja mesin ini sebagai acuan untuk mencatat berbagai aktifitas mesin yang ada di PKIS Sekar Tanjung. Data kinerja mesin ini didapat dari
logsheet operator kemasan yang di isi setiap satu jam sekali.
Aplikasi sistem informasi monitoring dan evaluasi kinerja mesin ini nantinya dapat membantu manajer dalam memonitor dan mengevaluasi kinerja masing-masing mesin.
Tabel 3.1 Tabel Analisa Kebutuhan Sistem
No Pengguna Kebutuhan Laporan Yang dihasilkan
1 Manajer
Mampu mengakses laporan
performance machine yang terdiri dari TU, PTU, dan TCU. Mampu mengakses
laporan output product, problem,
dan evaluation performance machine.
Performance Machine meliputi:
1. Time Utilization (TU).
2. Production Time Utilization
(PTU).
3. Total Capacity Utilization
(TCU). Output Product.
Problem.
Evaluation of Performance Machine.
STIKOM
No Pengguna Kebutuhan Laporan Yang dihasilkan
2 Admin
Mampu mengolah data master yang terdiri atas machine,
plan performance machine, category, problem, detail team, team, dan user.
Maintenance Master meliputi:
1. Machine
2. Plan Performance Machine
3. Category
4. Problem
5. Detail Team
6. Team
7. User
3 Operator
Mampu mengakses
activity yang digunakan untuk menginputkan data aktifitas kinerja mesin
Activity meliputi :
1. Data Team. 2. Data Shift. 3. Data Machine. 4. Data Product.
5. Data Scheduled Time. 6. Data Output Product. 7. Data Problem Activity.
Tabel 3.2 Functional dan Non Functional Sistem Informasi Monitoring & Evaluasi Kinerja Mesin
Functional Non Functional
Sistem harus menyediakan program yang memungkinkan penggunannya mendapat laporan kinerja mesin.
Sistem harus dapat mencatat, mengubah, dan menghapus aktifitas kinerja mesin dan data-data pendukung
Sistem harus dapat memastikan bahwa data yang digunakan dalam sistem harus terlindung dari akses yang tidak berwenang.
Sistem harus menyertakan sebuah prosedur otorisasi diaman penggunanya harus mengidentifikasi diri dengan sebuah username dan password.
3.2 Perancangan Sistem
Sebelum membuat program aplikasi ini, terlebih dahulu dilakukan proses perancangan sistem. Hal ini dilakukan dengan tujuan program aplikasi yang
STIKOM
dibuat dapat berfungsi sesuai dengan yang diharapkan, yaitu dapat memonitor dan mengevaluasi kinerja masing-masing mesin.
Dalam perancangan sistem ini ada beberapa tahapan yang harus dilakukan, yaitu pembuatan Model Pengembangan, System Flow, Data Flow
Diagram (DFD), Entity Relationship Diagram (ERD), Struktur Database, dan Design Input dan Output dari program aplikasi ini.
3.2.1 Model Pengembangan
Model pengembangan yang disarankan dalam tugas akhir ini yaitu berupa rancang bangun dengan mengumpulkan data machine, data plan performance
machine, data problem, data team, data shift, data scheduled time, data product,
[image:52.595.41.539.162.724.2]data output product sebagai inputan dalam sistem ini. Selanjutnya data tersebut diproses dan dianalisa sesuai dengan informasi yang dihasilkan. Model pengembangan dapat digambarkan dengan menggunakan blok diagram seperti pada gambar 3.2.
Gambar 3.2 Blok Diagram S.I Monitoring dan Evaluasi Kinerja Mesin. Data Scheduled
Time
Data Output Product
Data Team Data Shift Data Product Data Problem Data Machine Data Plan Performance Machine Monitoring Kinerja Mesin Evaluasi Kinerja Mesin Perhitungan Kinerja Mesin Menggunakan Metode CUTE Time Utilization (TU) Production Time Utilization (PTU) Total Capacity
Utilization (TCU) Output Product Problem
Pada gambar 3.2 menjelaskan tentang blok diagram sistem informasi
monitoring dan evaluasi kinerja mesin pada PKIS Sekar Tanjung. Sistem
informasi ini membutuhkan data-data seperti data machine, data plan performance
machine, data team, data shift, data scheduled time, data product, data output product, data problem. Setelah data-data tersebut didapat maka akan dilakukan
proses perhitungan kinerja mesin dengan menggunakan metode CUTE. hasil dari perhitungan tersesbut digunakan sebagai proses monitoring dan evaluasi kinerja masing-masing mesin yang ada disana. Pada proses monitoring digunakan untuk memonitor kinerja mesin yang berdasarkan Time Utilization (TU), Production
Time Utilization (PTU), Total Capacity Utilization (TCU), sedangkan pada proses
evaluasi kinerja mesin menghasilkan informasi tentang output product, problem, dan evaluasi kinerja masing-masing mesin berdasarkan Time Utilization (TU),
Production Time Utilization (PTU), dan Total Capacity Utilization (TCU).
3.2.2 System Flow
System flow merupakan suatu sistem yang simbol-simbol yang saling
berhubungan. System flow ini digunakan untuk menunjukkan jalannya program aplikasi sistem informasi monitoring dan evaluasi kinerja mesin pada PKIS Sekar Tanjung, Terdiri atas 4 (empat) entitas, yaitu operator, system, admin, dan manajer. Proses yang terdapat dalam sistem ini adalah maintenance master,
activity, dan report kinerja mesin sebagaimana terlihat pada gambar 3.3.
STIKOM
System Flow Kinerja Mesin
System Admin Manajer Operator
Logsheet Harian Kinerja Mesin
Terisi
Input Data Kinerja Mesin Activity Activities Problem Team Machine Standart Report Detail Problem Start 1 Jam? Tidak Ya Problem Output Product Evaluation of Performance Machine Maintenance Master User Detail Team Category 1 2 3
1 2 3
Time Utilization (TU) Total Capacity Utilization (TCU) Production Time Utilization (PTU) End
Gambar 3.3 System Flow S.I Monitoring dan Evaluasi Kinerja Mesin.
Pada gambar 3.3 terlihat pertama-tama admin menginputkan data master yang tediri dari machine, plan performance machine, category, problem, detail
team, team, dan user. selanjutanya operator mencatat kinerja mesin dalam logsheet masing-masing mesin kurung waktu satu hari. Pencatatan logsheet
tersebut dilakukan setiap satu jam sekali oleh operator, setelah itu, operator menginputkan data logsheet kedalam aplikasi untuk mengukur kinerja mesin. Kemudian hasil pengukuran kinerja mesin disimpan kedalam database yang bernama activities. Setelah itu, sistem membuat report yang terdiri atas Time
Utilization (TU), Production Time Utilization (PTU), Total Capacity Utilization
STIKOM
(TCU), output product, problem, dan evaluation of performance machine. Report tersebut berdasarkan dari database activities, database standart dan database
detail problem sehingga hasil kinerja mesin dapat dipantau oleh manajer.
3.2.3 Data Flow Diagram (DFD)
Data Flow Diagram (DFD) merupakan perangkat yang digunakan pada
metodologi pengembangan sistem yang terstuktur. DFD dapat digambarkan seluruh kegiatan yang terdapat pada sistem secara jelas. Selain itu DFD juga mampu menggambarkan komponen yang terdapat pada sistem yang dikembangkan. Untuk membuat DFD dapat digunakan perangkat lunak power
designer process analyst.
Penggambaran sistem menggukan DFD dimulai dari context diagram seperti dapat dilihat pada gambar 3.4 dari context diagram dapat didekomposisi lagi menjadi level yang lebih rendah untuk menggambarkan sistem lebih rinci. Pada context diagram tersebut, terdapat 3 (tiga) entitas luar, yaitu: operator,
admin, dan manajer dan satu proses (Sistem Informasi Monitoring & Evaluasi
Kinerja Mesin). Setelah context diagram didekomposisi akan didapat DFD level 0 seperti yang terlihat pada gambar 3.5 yang terdiri atas 3 (tiga) proses, yaitu mengolah master, mengolah activity, dan mengolah report. Pada proses mengolah
master didekomposisi akan didapat DFD level 1 seperti pada gambar 3.6 yang
terdiri atas 7 (tujuh) proses, yaitu mengolah machine, mengolah team, mengolah
detail team, mengolah user, mengolah problem, mengolah category, dan
mengolah plan performance machine. Pada proses mengolah report
STIKOM
didekomposisi akan didapat DFD level 1 seperti pada gambar 3.7 yang terdiri atas 4 (empat) proses, yaitu mengolah performance machine, mengolah output
product, mengolah problem, dan mengolah evaluation of performance machine.
Pada proses mengolah performance machine didekomposisi akan didapat DFD level 2 seperti pada gambar 3.8 yang terdiri atas 3 (tiga) proses, yaitu mengolah
Time Utilization (TU), mengolah Production Time Utilization (PTU), dan
mengolah Total Capacity Utilization (TCU).
User Detail Team
Req uest M achine Output Product Req est Machine Problem Req uest M achine TCU
Req uest M achine PTU Req uest M achine TU
Report Problem
Report Output Product
Req uest Periode Problem
Req ust Periode Output Product Volume
Speed
Req uest Periode TCU
Req uest Periode PTU Standard
Nama Product
Report Evaluasi Kinerja Mesin Report TCU
Req uest Periode Evaluasi Kinerja M esin Categ ory Problem
Report PTU
Req uest Periode TU Time Action Nama Problem Bad Product Good Product Scheduled Time
Nama M achine Tang g al
Problem
Team Machine
Report TU 0
Sistem Informasi M onitoring dan Evaluasi Kinerja Mesin
+
Operator
[image:56.595.50.537.172.725.2]Manajer Admin
Gambar 3.4 Context Diagram S.I Monitoring dan Evaluasi Kinerja Mesin.
STIKOM
Data Standard Data User Data User Data DetailTeam Data Karyawan Data DetailTeam Data Team User Detail Team
Request Machine Output Product
Reqest Machine Problem Request Machine PTU
Request Machine TU Request Machine TCU
Report Problem Report Output Product Requst Periode Output Product
Request Periode Problem
Volume Speed
Request Periode TCU Request Periode PTU Data Standard
Standard
Nama Product
Data Product
Request Periode Evaluasi Kinerja Mesin