• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rencana Strategis Departemen Kesehatan Tahun 2005-2009 - [BUKU]

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Rencana Strategis Departemen Kesehatan Tahun 2005-2009 - [BUKU]"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

. AFP . AKB . AKI . APBD . APBN . APFP . ART . ASEAN . ASI . Askeskin ' Bapelkes . Bimtek . BLU . B S B . BUMN . CDR . CFR . CPNS . DBD . DVI . EWORS . GAKY . Gakin . Gudosin . HaKI . HIViAIDS ' Iptek . JPK . Juklak . Juknis . K 4

. Kesmas . KEP . KIA . KIE . KKN . KLB . KN2 . KTI

Acute Flaccid ParalYsis Angka Kematian BaYt Angka Kematian lbu

Anlgaran Pendapatan dan Belanja Daerah Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara-Apiiat Pengarvasan Fungsional Pemerintah Antiretroviral TeraPi

Association South East Asian Nation Air Susu Ibu

Asuransi Kesehatan Penduduk Miskin Balai Pelatihan Kesehatan

Bimbingan Teknis Badan LaYanan Umum Brigade Siaga Bencana Badan Usaha Milik Negara Case Detection Rate Case FatalitY Rate

Calon Pengawai Negari SiPil Demam Berdarah Dengue Disaster Victims Identihcation

Early Warning Outbreak Recognition System Gangguan Akibat Kekurangan Yodium Keluarsa Miskin

Guru dosen dan Instruktur Hak atas KekaYaan Intelektual

Human Immunodeficiency Virus/ Acquired Immune DeficiencY SYndrome

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Jaminan PembiaYaan Kesehatan Petunjuk Pelaksanaan

Petunjuk Teknis

Kunjungan Pemeriksaan Ibu Hamil yang Ke-4 Kesehatan MasYarakat

Kurang Energi Protein Kesehatan Ibu dan Anak

Komunikasi, Informasi, dan Edukasi K o r u p s i . K o l u s i . d a n N e P o t i s m e Keiadian Luar Biasa

Kunjungan Neonatus ke-2 K a w a s a n T i m u r I n d o n e s i a

(2)

. Labkes . LAKIP ' LEID . LHPAPFP . Litbangkes . LSM . NAPZA . ODI{A. n FBM . PD3I ' PDB . PHBS . PKK . PKMD . PNS " P N B P . PONEK . P P . PP-FL ' PPSDM " PPSDMK . PTT ' PUPNS ' Rakorpim " Rakorstaf , Renja ' Renja-KI . Renstra . Renstra-Kl ' Rinbinakes ' Risbin iptekdok . RKA-KL ' RPJM-N . R S ' S C . SDKI . Sf)M . SIK . SIMKA ' SIMRS ' SJI(N . SI(D

RENCANA STRATIGIS DEPARTEMEN KESEHATAN 2005-2009

E

Laboratorium Kesehatan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Laboratory Emerging Infectious Diseases

Laporan Hasil Pemeriksaan Aparat Pengawasan Fungsional Pemerintah

Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Lembaga Swadaya Masyarakat

Narkotika, Psikotropika. dan Zat Aditif Orang Dengan HIV/AIDS

Proses tselajar Meugajar

Penyakit-penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi Product Domestic Bruto

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Pemberdayaan dan Kesej ahteraan Keluarga Pemban gunan Kesehatan Masyarakat Desa Pegawai Negeri Sipil

Pendapatan Negara Bukan Pajak

Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Komprehensif

Peraturan Pemerintah

Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumberdaya Manusia Pengembangan dan Pemberdayaan Sumberdaya Manusia Kesehatan

Pegawai Tidak'Ietap

Pendataan Umum Pegawai Negeri Sipil Rapat Koordinasi Pimpinan

Rapat Koordinasi Staf Rencana Kerja

Rencana Kerj a KementeriarVlembaga Rencana Strategis

Rencana Strategis KementeriarVlembaga Riset Pembinaan Tenaga Kesehatan Riset Pembinaan Iptek Kedokteran

Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/ Lembaga Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Rumah Sakit

Safe Community

Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia Sumberdaya lvlanusia

Sistem Informasi Kesehatan

Sistem lnformasi Manajemen Kepegawaian Sistem Informasi dan Manajemen Rumah Sakit Sistem Jaminan Kesehatan Nasional

(3)

. SKK

. SKN

. SKP

. SKPG . SOP . SPGDT

. SPM

. TAP MPR

. TBC . TKHI . TOGA . TOT . TTU . UCI . UHH . UKBM . UPT . USD . UURI . ITUD

. wHo

Sistem Kesehatan KabupateilKota Sistem Kesehatan Nasional Sistem Kesehatan Provinsi

Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi Standar Operasional Prosedur

Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu Standar Pelayanan Minirnal

Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Tuberkulosis

Tim Kesehatan Haji Indonesra Tanaman Obat Keluarga Training of Trainers Tempat-tempat Umum Universal Child Immunization Umur Harapan Hidup

Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat Unit Pelaksana Teknis

US Dollar

Undang-Undang Republik Indonesia Undang-llndang Dasar

World Health Orsan ization

(4)

BAB VII

PENUTUP

engan ridho dan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Renstra Depaftemen Kesehatan Tahun 2005-2009 dapat disusun. Renstra Depkes ini

merupakan penyesuaian dari Renstra Depkes yang telah ditetapkan pada 17

Agustus 2006. Renstra dimaksud disusun dan ditetapkan untuk menjawab dan memfokuskan upaya Departemen Kesehatan menghadapi tantangan

pembangunan kesehatan yang makin kompleks, berlangsung pesat, dan tidak

menentu.

Renstra Departemen Kesehatan ini diharapkan dapat digunakan sebagai

acuan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian upaya Departemen

Kesehatan dalam kurun waktu lima tahun (2005-2009). Penyusunan Renstra

ini dilakukan sedemikian rupa sehingga hasil pencapaiannya dapat diukur dan

dipergunakan sebagai bahan penyusunan laporan kinerja tahunan Departemen

Kesehatan. Semoga upaya Departemen Kesehatan sampai dengan tahun 2009

dapat lebih terarah dan terukur.

Kepada semua pihak yang terkait dalam penyusunan Renstra ini disampaikan

penghargaan yang setinggi-tingginya. Tentunya Renstra Departemen

Kesehatan Tahun 2005-2009 ini dapat dilaksanakan dan mencapai tujuannya,

bila dilakukan dengan dedikasi yang tinggi dan kerja keras dari segenap aparatur kesehatan di lingkungan Departemen Kesehatan. Penerapan nilai-nilai yang dianut dan dijunjung tinggi oleh Departemen Kesehatan, diharapakan dapat memacu semangat aparat Departemen Kesehatan dalam pelaksanaan Renstra ini.

hatan Republik Indonesia

Dr. dr. SITI FADILAH SUPARI, Sp.JP(K)

#*R

w

(5)

BAB VI

PENYELENGGARAAN

DAN PENILAIAN

A. PENYELENGGARAAN DAN KEBUTUHAN DANA

INDIfi.A^TIF

1. Penyelenggara/pelaku Renstra Depafiemen Kesehatan ini adalah

semua unit utama/struktural Departemen Kesehatan, termasuk Unit

Pelaksana Teknis (UPT) di daerah. Penyelenggaraan Renstra Departemen Kesehatan memerlukan komitmen yang tinggi dan dukungan serta kerjasama yang baik antara para pelakunya, yang

ditunjang oleh tata penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang

batk (good governance).

2. Penyelenggaraan Renstra Departemen Kesehatan dilakukan

melalui siklus perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian, serta

pengawasan dan pertanggungj awaban.

3. Renstra Departemen Kesehatan ini adalah acuan utama dalam penyusunan Rencana Kerja (Renja) Departemen Kesehatan serta Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA-KL)

Departemen Kesehatan Tahun 2007, 2008, dan 2009.

4. Dalam pelaksanaan program-program pembangunan kesehatan, D e p a r t e m e n K e s e h a t a n a k a n m e n g u t a m a k a n k e g i a t a n pembangunan kesehatan pada upaya kesehatan promotif dan

preventif, yang dilaksanakan secara serasi dengan upaya kuratifdan

rehabilitati f. Prioritas tinggi akan diberik an pada penyelenggaraan pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin, penanggulangan penyakit menular, dan gizi buruk (termasuk ke giatan surveilans dan

kewaspadaan dini), promosi kesehatan, penanggulangan masalah

kesehatan akibat bencana, dan pembangunan kesehatan di daerah

terpencil, daerah terlinggal, dan daerah perbatasan. Pendayagunaan

tenaga kesehatan yang merata sesuai kebutuhan pelayanan kesehatan di daerah, jugu akan mendapatkan prioritas/ pengutamaan.

(6)

Dalam penyusunan RKA-KL Deparlemen Kesehatan, rencana alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (ApBN) akan

mendahulukan pada kegiatan-kegiatan dekonsentrasi.

Untuk acuan yang lebih rinci, perlu disusun RencanaAksi Unit-unit Utama Departemen Kesehatan. Penyusunan Rencana Aksi Unit-unit Utama dimaksud harus berpedoman pada Renstra Departemen Kesehatan, dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional, utamanya di bidang kesehatan.

Program-program yang termuat dalam Renstra Departemen

Kesehatan, dalam pelaksanaannya dapat dilakukan oleh lebih dari

satu unit struktural di Departemen Kesehatan. Oleh karenanya dalam penyusunan rencana tahunannya (Renja-KL) dari unit-unit dimaksud, harus menerapkan prinsip koordinasi, integrasi,

sinkronisasi. dan sinergisme.

Sekretariat Jenderal (c.q. Biro Perencanaan dan Anggaran)

bertindak sebagai koordinator dalam rnenyelaraskan penyusunan

Renja-KL dan RKA-KL Depafiemen Kesehatan.

Dalam Renstra Depaftemen Kesehatan termuat pula

sasaran-sasaran pembangunan kesehatan yang bersifat kcluaran (ouefi),

yang hanya dapat dicapai dengan kontribusi para pelaku pembangunan kesehatan lainnya, utamanya daerah. Oleh karenanya Renstra ini perlu disosialisasikan, utamanya kepada daerah, agar dapat diwujudkan keserasian, sinkronisasi, dan sinergisme, melalui penyusunan, dan pelaksanaan Rcncana

Strategis Satuan Kerja Pemerintah Daerah (Dinas Kesehatan). baik

provin si, maupun kabupaten/kota.

Dalam mendukung penyelenggaraan Renstra Departemen

Kesehatan Tahun 2005-2009, diperlukan dana sebagai berikut:

5 .

6 .

8 .

7 .

(7)

N O P R O G R A M T A H U N

2 0 0 5 2 0 0 6 2007 2 0 0 8 2 0 0 8 Promosi Kesehatan dan

Pemberdaraan NlasYarakal 5().0{)0 I l i . ( x t 0 r 9 1 . 1 i 8 l . ( ) ( ) 0 r: I .o(x) 2. L i n s k u n s a n S e h a t t , I 151.i.001) 6,1.:l.0rl{) I i 0 l t , ( x x l

l . Upa!a Keschatan \Iasyarakat l.0ri0.Ll0i) .-i00.00i-) lg5.t)ilt) 5.105.000 5 . E 60u(

f-oar a Kesehatan Pcr0rangan .5(X) (l0i) l . r 5 l ) 0 0 ( ) 9ti).0(l{) a.t-i) 0t)0 6.(0r()00 Pencegahan dan Pemberantasan t i 0 0 ( ) l ) I rt)0 0{10

l 1 5 . 0 0 0 I I f r l 0 { ) ( l t . + 5 0 . 0 0 (

b . Perbalkan (;rzr lvlasl arakat - \ 9 ( i . l l 0 0 9 l 6 . 0 r J U 9+fr.lx)r-r L U I( iu(_l Sumberdava Kesehatan :txl.u00 .0r U.(xlr) t . : l ) . ( f x l (l( xl U . t 0 ( ) . ( ) 0 0 6 r r l . 0 ( l l ) , 0 \ | { ) 9 0 . ( ) ( r I 00(l

9 . Kcbijakan dan \'Ianaiemen

Pembansunan Kesehatan l. l alo.0()il l . l 0 ( r . ( I .150. -i00.000 t . " 5 ( ) . 0 1 ) 0 10. Penelitian dan Pengembangan

Kcschatan 1 0 0 . 0 0 0 I ta.0t)0 i.(|(]0 r 6 0 . ( n t )

l l I 5.00(l I r . 0 ( l ( l l u . l ) ( r 0 i-i.o0r ) r-i 01)0

1 2 Pcningkatan Pengawasan dan

Akuntabilitas Aparatur \egara 20.01 I :0.01r{ I -i.00( :60.000 Pcngolaan Sumberda] a Ilanusia

Aparatur I 2.000 - ( , l f i 000 -10 0(t0 65.000 1 1 . Pcnlelenggaraan Pimpinan

Kenegaraan dan Keoemerintahan r)(1i1.000 L I 00.000 L100.000 r .550.000 .6{10.000 JLNILAH 8.r,11.000 1.1.9,12.000 I 9.:9.1.000 t . l l L 0 0 0 16.117.00(l

KEBUTUHAN DANA INDIKATIF RENSTRA DEPARTEMEN KESEHATAN

TAHUN 2005-2009 D a l a m j u t a a n r u p i a h

B. PENILAIAN

Penilaian Renstra Departemen Kesehatan bertujr,ran untuk rnenilai

keberhasilan penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang

dilakukan oleh Departemen Kesehatan.

Penilaian akhir Renstra Depafiemen Kesehatan Tahun 2005 2009.

dilakukan pada tahun 2010 dengan menilai pencapaian indikator

keberhasilan Renstra yang berupa sasaran Departemen Kesehatan,

sasaran keluaran dan sasaran darnpak pembangunan kcsehatan pada

tahun 2009.

Penilaian juga dilakukan terhadap hasil pelaksanaan berbagai

kegiatan pokok dan kegiatan indikatif dari masing-masing program

pembangunan kesehatan yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan.

Agar penilaian Renstra Deparlemen Kesehatan ini dapat dilakukan

dengan sebaik-baiknya, maka perlu dikembangkan sistem pelaporan

pelaksanaan, yang dipadukan dengan pengembangan sistem informasi kesehatan.

Penilaian hasil pelaksanaan tahunan dari Renstra Departemen Kesehatan ini dilakukan dalam bentuk pcnyusllnan laporan kinerja tahunan Deparlemen Kcschatan.

1 .

2 .

- 1 .

(8)

BAB V

PROGRAM.PROGRAM

erdasarkan Visi, Misi, Tujuan, Strategi, dan Sasaran Utama sebagaimana diuraikan dalam Bab IV maka disusunlah program-program Depademen Kesehatan untuk kurun waktu 2005-2009 sebagai berikut:

A . P R O G R A M P R O M O S I K E S E H A T A N D A N

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

l. Tujuan

Program ini berlujuan memberdayakan individu, keluarga, dan

masyarakat agar mampu menumbuhkan Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat (PHBS) serta mengembangkan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat(UKBM).

2. Sasaran

a . T e r w u j u d n y a k o m i t m e n s e m u a t n s u r l s t a k e h o l d e r s pembangunan kesehatan di semua tingkat akan pentingnya

promosi kesehatan dan pemberdayaan masy arakat.

b. Terselenggaranya promosi kesehatan berskala nasional dalam

rangka pemberdayaan masyarakat untuk pengembangan PHBS.

c. Meningkatnya persentase rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat menjadi60'/o.

3. KebijakanPelaksanaan:

a. Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat diarahkan

untuk meningkatkan kepedulian para pengambil kebijakan,

tokoh masy arakat dan masyarakat untuk mengembangkan Desa

Siaga, Puskesmas dan jaringannya, serta sarana kesehatan lainnya.

b. Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat diarahkan

untuk mengembangkan UKBM.

c. Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat diarahkan

untuk meningkatkan kesadaran masyarakat ber-PHBS dan gizi

(keluarga sadar gizi), sefta memanfaatkan pelayanan kesehatan

(9)

yang bermutu.

d. Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat diarahkan

untuk mendukung KIA, Pengendalian Penyakit dan Penyehatan

Lingkungan, serta Pemeliharaan Kesehatan.

e. Promosi Kesehatan dan Pcmberdayaan Masyarakat diarahkan

untuk memberdayakan masyarakat dalam kesiap-siagaan dan

penanganan masalah darurat kesehatan.

f. Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat diarahkan

untuk mengembangkan jejaring promosi kesehatan bagi petugas kesehatan dan masyarakat tentang sediaan farmasi,

makanan, dan perbekalan kesehatan yang memenuhi syarat.

g. Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat diarahkan

untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat di bidang

kesehatan ibu dan anak, pencegahan penyakit, dan kesehatan

lingkungan.

h. Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat diarahkan

untuk mengembangkan kemitraan dalam upaya kesehatan.

i . P r o m o s i k e s e h a t a n d a n P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t dilaksanakan dengan strategi pemberdayaan/ penggerakkan

masyarakat yang didukung oleh bina suasana dan advokasi.

4. Kegiatan pokok dan kegiatan indikatif dari program ini meliputi:

a. Pengembungan media promosi kesehatan dun teknologi Komunikusi, Informasi, dun Edukusi (KIE): (l) Mengembangkan media dan sarana promosi kesehatan; (2)

Mengembangkan pendekatan/rnetode dan teknologi promosi

kesehatan; dan (3) Mengembangkan model promosi kesehatan

spesifik (daerah terpencil, perbatasan, kepulauan, dan lain-lain).

b. Pengembangun upq,a kesehatun berbasis masyurukat, dan generasi muda: ( 1) Mengembangkan dan menyusun kerangka dan materi kebijakan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat; (2) Mengembangkan komitmen dan dukungan Stakeholders terhadap upaya promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat; (3) Meningkatkan pemberdayaan masyarakat melalui konseling individu dan keluarga serta penggerakan masyarakat untuk menciptakan Desa Siaga; (4) Menumbuh-kembangkan kemitraan dan public partnership dalam upaya kesehatan.

(10)

c. Peningkatan pendidikan kesehutsn kepuda musyarakat: (l) Meningkatkan kapasitas tenaga pengelola program promosi kesehatan; (2) Mengembangkan kemitraan dengan lintas program, sektor, LSM, swasta, dan kelompok potensial; (3) Menyelenggarakan penyebarluasan informasi kesehatan melalui berbagai saluran media; (4) Menyusun dan mengembangkan petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis dan pedoman promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat; dan (5) Meningkatkan dukungan administrasi, perencanaan, dan evaluasi promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat.

B. PROGRAM LINGKUNGAN SEHAT

1. Tujuan

Program ini bertujuan mewujudkan mutu lingkungan hidup yang

lebih sehat melalui pengembangan sistem kesehatan kewilayahan

untuk menggerakkan pembangunan betwawasan kesehatan.

2. Sasaran

a. Meningkatnya persentase keluarga menghuni rumah yang

memenuhi syarat kesehatan menjadi 75%0, persentase keluarga

menggunakan air bersih menjadi 85%0, persentase keluarga

menggunakan jamban memenuhi syarat kesehatan menjadi 800/0, dan persentase Tempat-tempat Umum (TTU) yang

memenuhi syarat kesehatan menjadi 80%.

b. Tersedianya dan tersosialisasikannya kebijakan dan pedoman,

serta hukum yang rnenunjang program lingkungan sehat yang terdistribusi hingga ke desa.

c. Terselenggaranya sistem surveilans, sistem kewaspadaan dini

faktor risiko, dan sistem penanggulangan Kejadian Luar Biasa

(KLB)/wabah secara berj enj ang hingga ke desa.

d. Tersedianya alat, bahan, dan reagen untuk pengendalian faktor

risiko dan pendukung penyelenggaraan Program Lingkungan

Sehat.

(11)

3. KebijakanPelaksanaan:

a. Pengendalian lingkungan sehat diarahkan untuk mendorong peran, membangun komitmen, dan menjadi bagian integral pembangunan kesehatan dalam mewujudkan manusla Indonesia yang sehat dan roduktif terutama bagi masyarakat rentan dan rniskin hingga ke desa.

b. Pengendalian lingkungan sehat diselenggarakan melalui peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat dari masyarakat, sertapengendalian faktor risiko baik di perkotaan dan di perdesaan.

c . P e n g e n d a l i a n l i n g k u n g a n s e h a t d i a r a h k a n u n t u k mengembangkan dan memperkuat jejaring surveilans e p i d e m i o l o g i f a k t o r r i s i k o d e n g a n f o k u s pemantauan wilayah setempat dan kewaspadaan dini dengan keterlibatan semua stakeholders termasuk partisipasi

masyarakat di desa.

d . P e n g e n d a l i a n l i n g k u n g a n s e h a t d i a r a h k a n u n t u k mengembangkan sentra rujukan kesehatan lingkungan, sentra

pelatihan penanggulangan faktor risiko, sentra regional untuk

k e s i a p s i a g a a n p e n a n g g u l a n g a n f a k t o r r i s i k o KlB/wabah dan bencana termasuk peningkatan kemampuan

petugas dan masyarakat melalui klinik sanitasi di Puskesmas.

e. Pengendalian lingkungan sehat diarahkan untuk memantapkan

jejaring lintas program, lintas sektor, serla kemitraan dengan masyarakat termasuk swasta dalam percepatan program lingkungan sehat melalui pertukaran informasi, pelatihan, pemanfaatan teknologi tepat guna, dan pemanfaatan

sumbcrdaya lainnya.

f. Pengendalian lingkungan sehat dilakukan melalui penyusunan,

review dan sosialisasi, serta advokasi produk hukum, baik di pusat maupun di daerah.

g. Pengendalian lingkungan sehat diarahkan untuk meningkatkan

profesionalisme sumberdaya manusia di bidang kesehatan

lingkungan yang secara fungsional merupakan sumberdaya inti

dalampengelolaan dan penyelenggaraan program lingkungan

sehat.

h. Pengendalian lingkungan sehat diarahkan untuk menyiapkan, pengadaan, dan distribusi kebutuhan alat, bahan, dan reagen untuk pengendalian faktor risiko guna mendukung

penyelenggaraan program lingkungan sehat hingga ke desa.

(12)

Pengendalian lingkungan sehat diarahkan untuk meninskatkan cakupan, jangkauan, dan pemerataan pengendaliari faktor

risiko secara berkualitas hingga ke desa.

4. Kegiatan pokok dan kegiatan indikatif dari program ini meliputi:

a. Penyediaan sarana air bersih dun sanitssi dussr: (1)

Melakukan penwsunan, reviev,, revitalisasi, adopsi, adaptasi,

dan implementasi kebijakan, peraturan, standar, dan juklak/juknis penyediaan sarana airberih dan sanitasi dasar; (2) Advokasi dan sosialisasi kebijakan, peraturan, standar, dan juklak/juknis penyediaan sarana air berih dan sanitasi dasar kepada stakeholders, baik sebagai model maupun pemenuhan kebutuhan secara menyeluruh; (3) Membangun/memantapkan jejaring kerja penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar d a n m e l a k u k a n k o o r d i n a s i s e c a r a berjenjang dan berkesinambungan; (4) Melakukan pemantauan, penilaian, pencatatan, pelaporan, bimbingan teknis, dan monitoring kegiatan penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar; (5) Memfasilitasi pendidikan dan pelatihan petugas meliputi aspek teknis, manajemen, dan administrasi yang bersifat TOT atau sangat spesifik/teknis penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar melalui kerjasama dengan institusi terkait untuk mendorong dan menyiapkan kemampuan petugas dan

masyarakat dalam melakukan pengendalian faktor risiko secara

berjenjang hingga ke desa; (6) Melakukan penyusunan

perencanaan dan penganggaran untuk kebutuhan penyediaan

sarana air bersih dan sanitasi dasar hingga kesiapan masyarakat

di desa untuk mampu berpartisipasi mencegah dan menanggulangi faktor risiko; (7) Meningkatkan dukungan administrasi dan operasional penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar; dan (8) Meningkatkan dan memantapkan kesiapan Desa Siaga dalam penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar melalui berbagai kegiatan, yaitu: melakukan

review, revitalisasi, pembinaan, dan evaluasi secara berjenjang

dengan sasaran prioritas Pustu, polindes/poskesdes dan kegiatan yang dikelola oleh masyarakat.

(13)

Pemeliharaan dan pengawssan kualitus lingkungan; (l)

Melakukan pen)'usunan, rev i ew, revitalisasi, adopsi, adaptasi,

dan implementasi kebijakan, peraturan, standar, dan juklak/juknis pemeliharaan dan pengawasan kualitas

lingkungan; (2) Advokasi dan sosialisasi kebijakan, peraturan,

standar, dan juklak/juknis pemeliharaan dan pengawasan kualitas lingkungan kepada stakeholders, baik sebagai model maupun pemenuhan kebutuhan secara menyeluruh; (3) Membangun/memantapkan jejaring kerja dan melakukan koordinasi secara berjenjang dan berkesinambungan; (4) Melakukan pemantauan, penilaian, pencatatan, pelaporan, bimbingan teknis, dan monitoring; (5) Memfasilitasi pendidikan dan pelatihan petugas meliputi aspek teknis, manajemen, dan administrasi yang bersifat TOT atau sangat spesifik/teknis pemeliharaan dan pengawasan kualitas lingkungan melalui kerjasama dengan institusi terkait untuk mendorong dan menyiapkan kemampuan petugas dan

masyarakat dalam melakukan pengendalian faktor risiko secara

berjenjang hingga ke desa; (6) Melakukan penyusunan

perencanaan dan penganggaran untuk kebutuhan pemeliharaan

dan pengawasan kualitas lingkungan hingga kesiapan masyarakat di desa untuk mampu berpartisipasi dalam mencegah dan menanggulangi faktor risiko; (7) Meningkatkan dukungan administrasi dan operasional pemeliharaan dan pengawasan kualitas lingkungan; (8) Meningkatkan dan memantapkan kesiapan Desa Siaga dalam pemeliharaan dan pengawasan kualitas lingkungan melalui berbagai kegiatan, yaitu: melakukan review, revitalisasi, pembinaan, dan evaluasi secara berjenjang dengan sasaran prioritas Pustu, Polindes/

Poskesdes dan kegiatan yang dikelola oleh masyarakat; dan (9)

Menyelenggarakan bantuan teknis untuk kesiapsiagaan dan penanggulangan perrnasalahan kesehatan lingkungan pada situasi darurat (KLB/wabah, keracunan, bencana, dan pengungsian).

Pengendalian dampak risiko pencemaran lingkungun: (l) Melakukan penyusunan, rev i ew, revitalisasi, adopsi, adaptasi, dan implementasi kebijakan, peraturan, standar, dan juklak/juknis pengendalian dampak risiko pencemaran

lingkungan; (2) Advokasi dan sosialisasi kebijakan, peraturan,

b .

c .

(14)

standar, dan juklaVjuknis pengendalian dampak risiko

p e n c e m a r a n lingkungan kepada stakeholders; (3)

Membangun/memantapkan

jejaring kerja dan melakukan

koordinasi secara berjenjang dan berkesinambungan;

(4)

Melakukan pemantauan, penilaian, pencatatan, pelaporan,

bimbingan teknis, dan monitoring; (5) Memfasilitasi

pendidikan dan pelatihan petugas meliputi aspek teknis,

manajemen,

dan administrasi yang bersifat TOT atau sangat

spesifik/teknis pengendalian dampak risiko pencemaran

lingkungan melalui kerjasama dengan institusi terkait untuk

mendorong dan menyiapkan kemampuan petugas dan

masyarakat

dalam melakukan

pengendalian

faktor risiko secara

berjenjang hingga ke desa; (6) Melakukan penyusunan

perencanaan

dan pengan

ggaranuntuk

kebutuhan

pengendalian

dampak risiko pencemaran lingkungan hingga kesiapan

masyarakat di desa untuk mampu berpartisipasi dalam

mencegah

dan menanggulangi

faktor risiko; (7) Meningkatkan

dukungan administrasi dan operasional

pengendalian

dampak

risiko pencemaran lingkungan; dan (8) Meningkatkan dan

memantapkan

kesiapan Desa Siaga dalam pengendalian

dampak risiko pencemaran lingkungan melalui berbagai

kegiatan

yaitu: melakukan

review,revitalisasi,

pembinaan,

dan

evaluasi secara berjenjang dengan sasaran prioritas pustu,

Polindes/Poskesdes

dan kegiatan yang dikelola oletr

masyarakat.

d. Pengembangan

wilayah sehat: (l). Melakukan pen;rusunan,

review, revitalisasi, adopsi, adaptasi, dan irnpiementasi

kebijakan,

peraturan,

standar,

dan juklak/juknis pengembangan

wilayah sehat; (2) Advokasi dan sosialisasi kebijakan,

peraturan, standar, dan juklak/juknis pengembangan

wilayah

sehat kepada stakeholders; (3) Membangurlmemantapkan

jejaring kerja pengembangan

wilayah sehat dan melakukan

koordinasi secara berjenjang dan berkesinambungan;

(4)

Melakukan pemantauan, penilaian, pencatatan, pelaporan,

bimbingan teknis, dan monitoring kegiatan pengembangan

wilayah sehat dalam pelaksanaan dan pencapaian

program/kegiatan;

(5) Memfasilitasi pendidikan dan pelatihan

petugas meliputi aspek teknis, manajemen, dan administrasi

yang bersifat TOT atau sangat spesifik/teknis pengernbangan

wilayah sehat melalui kerjasama

dengan

institusi terkait untuk

(15)

mendorong dan menyiapkan kemampuan petugas dan

masyarakat

dalam melakukan

pengendalian

faktor risiko secara

berjenjang hingga ke desa; (6) Melalcukan penyusunan

p e r e n c a n a a n d a n p e n g a n g g a r a n u n t u k k e b u t u h a n

pengembangan

wilayah sehat hingga kesiapan masyarakat

di

desa untuk mampu berpartisipasi dalam mencegah dan

menanggulangi faktor risiko; (7) Meningkatkan dukungan

administrasi

dan operasional

pengembangan

wilayatr sehat;

dan

(8) Meningkatkarr dan memantapkan kesiapan Desa Siaga

dalam pengembangan

wilayah sehat

melalui berbagai

kegiatan,

yaitu : melakuk

an revi ew, revitalisasi,

pembinaan,

dan evaluasi

secara berjenjang dengan sasaran

prioritas Pustu, Polindes/

Poskesdes

dan kegiatan

yang dikelola oleh masyarakat.

C. PROGRAM UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT

1..

'Iujuan

Program ini berfujuan meningkatkan jumlah, pemerataan,

dan

kualitas pelayanan

kesehatan

melalui Puskesmas

dan jaringannya

meliputi Prr rkesmas

Pernbantu,

Puskesmas

Keliling, dan Bidan di

llesa.

2. Sasaran

Cakupan

rawat jalan sebesar

1 5%.

Meningkatnya cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga

kesehatan

menjadi 90%.

c. Meningkatnya cakupan pelayanan antenatal (K4) 90o ,

cakupan

kunjungan

neonatus

(KN2) menjadi 90o/o,

dancakupan

kunjungan

bayi menjadi 90%.

d. Terselenggaranya

pelayanan

kesehatan

dasar

bagi Gakin secara

cuma-cuma

di Puskesmas

sebesar

100%.

e. Meningkatnya

persentasi

Posyandu

Pumama Mandiri menjadi

40%.

f. Tersedia

dan beroperasinya

Pos Kesehatan

Desa

di 36.000

desa.

Kebij akan Pelaksanaan

:

a. Upaya kesehatan

masyarakat

diarahkan untuk meningkatkan

fisik, kinerja, dan fungsi Puskesmas

serta jaringannya sebagai

penanggungj

awab kesehatan

di wiiayah kerj anya.

a .

b .

(16)

b. Upaya kesehatan masvarakat diarahkan untuk meningkatkan

mana1cmen dan pemanfaatan data Puskesmas sefia fasilitas

pelayanan kesehatan ntasyarakat la inn1.a.

c. Upaya kesehatan masyarakat diarahkarr untuk menyediakan

pelayanan kesehatan dasar yang komprehensif. terintegrasi dan

bermutu ten-rtama bagi bayi. anak. ibu hamil. kelompok masyarakat risiko tinggi termasuk pekerja rentan, dan usia lanjut.

d. Upaya kesehatan masyarakat diarahkan untuk meninskatkan

d a n r n e m b e r d a y a k a n P u s k c s m a s d a n j a r i n g a n n v a d a l a m

pelayanan kesehatan luar gedung.

e. Upaya kesehatan masyarakat diarahkan untuk membina dan

meningkatkan UKBM sebagaibagian dari Desa Siaga.

f. Upaya kesehatan masyarakat diarahkan untuk meningkatkan

sistem rujukan upa.va kesehatan masyarakat.

g. Upaya kesehatan masyarakat diarahkan untuk meningkatkan

kewaspadaan dini dalarn upaya kesehatan ibu dan anak oleh

masyarakat dan petugas kesehatan.

h. Upaya kesehatan masyarakat diarahkan untuk meningkatkan

pelayanan kesehatan bagi rnas-r-arakat miskin di puskesmas dan

ianngannya.

i. Upaya kesehatan masyarakat diarahkan untuk meningkatkan

pelayanan kesehatan Puskesmas di daerah terpencil. teninggal.

dan perbatasan.

j Upaya kesehatan masvarakat diarahkan untuk mcningkatkan

kesehatan kerja utamanya pada sektor informal.

4. Kegiatan pokok dan kegiatan indikatif dari program ini meliputi:

a. Pelayanan kesehstan penduduk miskin di Puskesmas dan jaringannya: ( 1) Menyusun pedoman pelaksanaan dan

petunjuk teknis pelavanan kesehatan yang dijamin pemerintah

ba-ei penduduk miskin di Puskesrnas dan jaringannya; (2)

Melakukan fasilitasi penyediaan pembiayaan pelayanan

kesehatan yang ditanggung pemerintah bagi pendudr.rk miskin

d i P u s k e s r n a s d a n j a r i n g a n n y a ; d a n ( 3 ) N { e l a k u k a n penggerakan, pemantauan. pengendalian dan er.aluasi.

termasuk penanganan keluhan masyarakat dalam pelayanan

kesehatan penduduk miskin di Puskesmas dan jaringanuya.

(17)

Pengadaan, peningkutan, dan perbaikan ssrana dsn prasarsns Puskesmas dan jaringsnnya: ( l) Menyusun

kebijakan peningkatarupengadaan/perbaikan dan standarisasi

Puskesmas dan jaringannya serta UPT Kesehatan Masyarakat;

(2) Melakukan fasilitasi penyediaan sarana dan prasarana Puskesmas dan jaringannya; (3) Melaksanakan pengadaan

sarana dan prasarana UPT Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat;

dan (4) Melaksanakan fasilitasi pengadaan sarana dan prasarana UPT Kesehatan Masyarakat milik Dinas Kesehatan

Provinsi, dan Kabupaten/Kota.

Pengadaan peralatan dan perbekalun kesehatan termasuk

obat generik esensiul: ( 1) Menyusun standarisasi peralatan dan

perbekalan kesehatan termasuk obat generik esensial bagi

Puskesmas dan jaringannya sefta UPT Kesmas termasuk dalam

keadaan bencana; (2) Melakukan fasilitasi pengadaan peralatan

dan perbekalan kesehatan bagi Puskesmas dan jaringannya

serla UPT Kesmas termasuk dalam keadaan bencana; dan (3) Melakukan fasilitasi dan bantuan pengadaan peralatan kesehatan bagi Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM), utamanya dalam revitalisasi Posyandu dan

penyelenggaraan Pos Kesehatan Desa.

Peningkatan pelayunun kesehatan dasar yong mencakup sekurang-kursngnyil promosi kesehatan, kesehutan ibu dan anak, keluarga berencana, perbaikan gizi, kesehatan lingkungan, pemberantssan penyakit menular, dan pengobatun dasar: ( 1) Menyusun kebijakan teknis

pengembangan upaya kesehatan ibu, kesehatan anak, kesehatan

komunitas, kesehatan kerja, dan penanggulangan masalah kesehatan masyarakat; (2) Menyiapkan materi dan menyusun p e r a t u r a n d a n p e r u n d a n g a n s e r t a p e t u n j u k pelaksanaan/petunjuk teknis/pedoman upaya kesehatan ibu, kesehatan anak, kesehatan komunitas, kesehatan kerja, dan p e n a n g g u l a n g a n m a s a l a h k e s e h a t a n m a s y a r a k a t ; ( 3 ) Melakukan fasilitasi, pemantauan, dan pembinaan tJpaya

kesehatan ibu, kesehatan anak, kesehatan komunitas, kesehatan

kerja, dan penanggulangan masalah kesehatan masyarakat (4)

Meningkatkan kemampuan tenaga kesehatan di bidang upaya

kesehatan ibu, kesehatan anak, kesehatan komunitas, kesehatan

kerja, dan penanggulangan masalah kesehatan masyarakat; dan

D ,

c .

- l

u .

(18)

(5) X4engenrbangkan kcschatan urasl'arakat cli claerali terpencil. perbatasan, kepulauan. clan tcrtinggal.

Pertyedicttrn biayo operusionul dan pemeliharaan'. (l )

Menyelcnggarakan drrkungan aclnrinistrasi. rnana.jernen, dan

sumbcrclaya progrilnt upaya kesehatan ntasyarakat; clan (2)

N4endukung opcrasionalisasi Puske srnas. tlP I Kesmas,

I.JKBM terrrasuk Pos Kesehatan Desa c'lan inovasi pelayanan

k e s e h a t a n r - - , r a s v a r ; r k a t ( c l a e r a h l c r p e n c i l . p c r b a t a s a n , kcpulauan. dan tcrtingga I ).

D. PROCRAM UPA}A KESEHATAN PF]RORANGAN

l. T'ujuan

Progrant ini bertrrlLrau rleniugkiitkan akscs. keterjangkanan. clan

k r-ra I i ta s p c 1 aya n a n k e s e h ata n p c ro ra n *qa 11 .

2" Sasaran

a. C'akupan rail-at inap scbe -sar I "5'1 i,.

b. Jumlah runrah sakit yang rtrclalisanakan pc:layanan garval

darurat sebesar 90?i,..luntlah runrah sakit y;rng rnelaksanakan

Pclayanan Obstetri dan Neonatal Emergcnsi Komprehensif

(PONEK) sebesar 75ot'o. dan jumlah rurnah sakit yang

terakreditasi sebanvak 7596.

c. Tcrselen-qgaranva irclal'anan kcsehatan bagi Gakin di kelas III

rumah sakit sebesar I 0f)91,.

3. Kebijakan Pelaksanaan:

?. Lipaya kesehatan peroranqan diarahkan Lrntuk meningkatkan

s i s t e m r u . j u k a n L l p a v a k e s c h a t a . n p c r o r a n g a n d a n

nrengcntbangkan RS Kahupatenr'Kota sehasai pusat rujukan

. \ ( l f t ' ( - ' ( | D t t I I t r | | i l . t ' .

i1. Upa-va kesehatan per()raltgan diarahkan untuk mcnvcdiakan

sarana dan prasarana pclavanan tleclik yang ntenladar ilan merata tcrrasuk daerah terpcncil cian perlratasan.

c. LJpay'a kesehatan perorarrgan cliarahkan untuk mcngctn-bangkan pelayanan rned ik rnol-'' i litas berbasi s rumah sakit.

d. Upaya keschatan pcroransan diarahkan untLrk

mengcnrbang-kan dan pelingkatan Pe la.vanan Obstetrik Neonatal Erncrgcnsi

Komprehensif (PONEK) di f{S KabLrpateniKota

(19)

l .

Upaya kesehatan perorangan diarahkan untuk

mengembang-kan RS Sayang Ibu dan Sayang Bayi di seluruh rumah sakit.

Upaya kcsehatan pcrorangan diarahkan untuk

mengcmbang-kan dan penerapan standar pelayanan kedokteran, keperawatan

dan penunjang medik lainnya di sarana kesehatan lainnya.

Upaya kesehatan perorangan diarahkan untuk menerapkan

akreditasi RS dan sarana kesehatan lainnya.

Upaya kesehatan perorangan diarahkan untuk

mengembang-kan pclayanan mcdik sub-spcsialistik di RS Pendidikan.

Upaya kesehatan perorangan diarahkan untuk mengembang-kan EWORS dan Lubot'atorv Energing ltt/bctiotts Diseases (LEID) di runah sakit.

Upaya kesehatan perorangan diarahkan untuk meningkatkan

efisiensi dan efektivitas pernbiayaan pelayanan kesehatan di

rumah sakit.

Upaya kesehatan perorangan diarahkan untuk mengembangkan

jaminarr kesclamatan pasien (pcrtient .sa/bty osstrrance) di rumah sakit.

Upaya kesehatan perorangan di arahkan untttk mengembangkan

SIMRS sampai kabupaten/kota dengan menggunak an v, eb s i te.

I

4. Kegiatan pokok dan kegiatan indikatif program ini meliputi:

a. Pelayanun kesehatan bagi penduduk miskin kelus III RS: (.1) Menyusun kerangka kebijakan dan standar pelayanan

kcschatan bagi penduduk rniskin di kelas Ill RS; (2) Menl'usun

dan sosialisasi standar, pedoman, dan prosedur pentarif'an bagi penduduk miskin di kelas III RS; (3) Bimbingan teknis dan penanganan kasus hukum dalam pelaksanaan pelayanan terhadap pasien Gakin di kelas III RS; (1) Sosialisasi,

monitoring, dan evaluasi pelayanan dan penanganan pasien

Gakin, termasuk KLB dan kegawat-daruratan medik/bcncana

di RS; dan (5) OperasionalYanke s Gakin di rawat jalan & rawat

inap kelas III RS.

b. Pembangunan Sarana dan Prasarsna RS di Daeruh tertinggal secara selektiJ': (l) Menyusun kerangka kebijakan

sarana dan prasarana kesehatan RS termasuk SPGDT di daerah

tetpencil, perbatasan. kepulauan dan pemekaran; (2) Menyusun

e .

h.

k .

(20)

kerangka kebijakan, standar dan pedonran pendirian RS di

daerah terpencil, perbatasan, kepulauan, dan pemekaran; (3)

Sosialisasi kebijakan, pedoman dan standar pembangunan sarana dan prasarana RS di daerah terpencil, perbatasan kepulauan, dan pemekaran; (4) Melakukan birnbingan teknis dan monev pembangunan sarana dan prasarana RS di daerah

tcrpcncil, pcrbatasan kcpulauan. dan pemekaran; (5) Fasilitasi

pembangunan sarana dan prasarana RS di daerah terlinggal.

c. Perbaikan Sarana dan Prasarana Rumolt Sakit: ( 1)

Menyusun kebijakan pemeliharaan dan perbaikan peralatan

kesehatan; (2) Pemutakhiran data sarana, prasarana, dan alat

medik sefta non medik di RS. SPGDT pra-RS & RS; (3)

Perbaikan sarana dan prasarana RS/UPT Vertikal: (4) Fasilitasi

Perbaikan sarana dan prasarana RS Dacrah khususnya RS Pendidikan termasuk RS Pendidikan Afiliasi dan RS Pendidikan Satelit, RS Non Pendidikan dalam rangka

memenuhi standar kelas RS; (5) Bimbingan teknis sarana dan

prasarana RS serta sarana Gawat Darurat Pra-RS dan RS; dan

(6) Monitoring dan evaluasi perbaikan sarana dan prasarana RS.

Pengadaan obat dan perbekulun RS; (l) Pengadaan pcralatan

kesehatan dan penunjang untuk RS Vertikal, serta laboratorium

kesehatan; (2) Fasilitasi pengadaan peralatan RS Daerah: dan

(3) Bimtek pengadaan peralatan di RS.

Peningkutan Pelayanan Kesehatun Ru.iukan: (1) Menyusun kebijakan peningkatan pelayanan kcsehatan rujukan Upaya Kesehatan Perorangan di RS dan Labkes; (2) Menyusun

standar, pedoman dan peta/pola pelayanan kesehatan rujukan:

(3) Menyusun Grand Design Salb Comrnuni4, (SC); (a) Meningkatkan upaya jangkauan kualitas dan citra pelayanan kesehatan rr"rjukan di fasilitas pelayanan kesehatan; (5) Menyusun sistem rujukan dalarn peningkatan jejaring pelayanan medik termasuk jejaring rujukan rnedik pada kegawatdaruratan; (6) Peningkatan pelayanan, kualitas dan jejaring Labkes; (7) Peningkatan mutu pelayanan kesehatan rujukan melalui sosialisasi dan advokasi akreditasi RS dan

sarana kesehatan lainnya; (8) Pengembangan dan pemenuhan

sumberdaya manusia termasuk pendidikan dokter spesialis d.

(21)

b e r b a s i s k o m p e t e n s i ; ( 9 ) P e n a p i s a n t e k n o l o g i d a n p e n g e m b a n g a n p e l a y a n a n u n g g u l a n s e r t a p e l a y a n a n kedokteran komplementer dan alternatif; (10) Bimbingan

teknis dan pelatihan tenaga kesehatan di sarana kesehatan dan

pengembangan sistem pelayanan darah; ( I 1) Bimbingan teknis,

monitoring, dan evaluasi pelayanan gawat darurat pra-RS dan R S , P e d o m a n k e r j a B r i g a d e S i a g a B e n c a n a ( B S B ) , pengembangan model Safb Communie, Disaster Victims

Identification (DVI), penatalaksanaan DBD, penyakit tropik

dan infeksi serta hospital disaster preparedness: (12)

Pengembangan pelayanan gawat darurat (saJb comntltniry) di

desa; (13) Pemberian dukungan psikososial dan penguatan kapasitas organisasi kemasyarakatan dalam pelayanan kesehatan jiwa di desa; (14) Monitoring dan evaluasi pelaksanaan rencana induk rekam medis dan manajemen

informasi kesehatan di RS; (15) Bimbingan teknis, monitoring,

dan evaluasi peningkatan pelayanan kesehatan rujukan

termasukpelayanan PONEK; ( l6) Bimbingan teknis, 4drq\.Si,

sosialisasi, _in&qg!lke5hataryRs, SPGDT/SC, Humas dan

pelaksanaan pelayanan medik dan Gigi Dasar; dan ( 17)

Pengembangan sistem Informasi RS secara elektronik.

Pengembangan pelayonan kedoktersn keluurga: (l) Menyusun kebijakan praktik kedokteran keluarga; (2)

Menyusun pedoman pengembangan kedokteran keluarga; (3)

Menyusun standar akreditasi kedokteran keluarga; (4) Bimbingan teknis, monitoring, dan evaluasi penerapan kebijakan praktik kedokteran keluarga; dan (5) Advokasi,

sosialisasi, dan uji coba pengembangan Pelayanan Dokter

Keluarga.

Penyediaan Biaya Operasional dan Pemeliharaan: (l) Mcnlusun rencana jangka panjang, jangka menengah. dan

rencana kerj a tahunan upaya kesehatan perorangan I pelay anan

medik; (2) Menyusun dan sosialisasi kebijakan pemberlakuan

perundang-undangan di bidang pelayanan medik dan kegiatan

penunjangnyalmanajemen; (3) Menyusun perencanaan dan perhitungan anggaran UPT pelayanan medik; (4) Asistensi pelaksanaan anggaran subsidi; (5) Peningkatan kemampuan tenaga di bidang manajemen pelayanan medik; (6) Evaluasi f.

g D '

(22)

k i n e r j a p r o g r a m d a n k e u a n g a n u p a y a k e s e h a t a n

perorangan lpelayanan medik; (7) Implementasi sistem

akuntansi keuangan RS; (8) Penyusunan laporan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program pelayanan kesehatan perorangan; (9) Menyusun dan sosialisasi berbagai pedoman manajemen upaya kesehatan peroranganlpelayanan medik; (10) Penataan organisasi RS dan UPT pelayanan kesehatan perorangan; dan (11) Dukungan operasional dan administrasi kantor pusat, RS, dan UPT Vertikal.

h. Peningkatan Peran Sertu Sektor Swasta dslum UKP: (l) Menyusun kebijakan peningkatan peran serta sektor swasta

dalam penyelenggaraan RS dan sarana pelayanan medik dasar

serta spesialistik; (2) Menyusun kebijakan dan bimbingan

teknis sefta sosialisasi peran serta swasta pada SPGDT/SC dan

kewaspadaan dini serta penanggulangan bencana; (3) Menyusun pedoman kerja sama perumahsakitan; dan (4) Sosialisasi pedoman kemitraan Humas dengan LSM dalam

pe1 ayanan kesehatan perorangan.

E. PROGRAM PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN

PENYAKIT

l. Tujuan

Program ini bertujuan menurunkan angka kesakitan, kematian, dan

kecacatan akibat penyakit menular dan tidak menular.

I Penyakit menular yang diprioritaskan dalam program ini adalah: malaria, demam berdarah dengue, tuberkulosis paru, HIV/AIDS, diare, polio, fiaria, kusta, pneumonia, dan penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3l), termasuk penyakit karantina dan risiko masalah kesehatan masyarakat yang memperoleh perhatian dunia

internasional (public health risk oJ'international concern).

r Penyakit tidak menular yang diutamakan adalah: penyakit jantung, kanker, diabetes mellitus dan penyakit metabolik, penyakit kronis dan degeneratif, serta gangguan akibat

kecelakaan dan cedera.

(23)

Sasaran

a. Persentase desa yang mencapai Universal Child Immunizatiort

(UCI) sebesar 980%.

b. Angka Case Detection Rate penyakit TB sebesar 70o/o dan

angka keberhasilan pengobatan TB di atas 85%.

c. AngkaAcute Flaccid Paralysis (AFP) diharapkan > 2/100.000 anak usiakurang dari I 5 tahun.

d. Penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) yang ditangani

sebesar 80%o.

e. Penderitamalariayangdiobati sebesar 100%.

f, CFR diarepada saat KLB adalah<1,2o/o

g. ODHA (Orang Dengan HIV AIDS) mendapat pengobatan ART

sebanyak 100%.

h. Tersedianya dan tersosialisasikannya kebijakan dan pedoman,

sefia hukum kesehatan penunjang program yang terdistribusi hingga ke desa.

i. Terselenggarunya sistem surveilans dan kewaspadaan dini serla

penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KlB)/wabah secara

berjenjang hingga ke desa.

Kebij akan Pelaksanaan :

a. Pencegahan dan pemberantasan penyakit diarahkan untuk mendorong peran, membangun komitmen, dan menjadi bagian

integral pembangunan kesehatan dalam mewujudkan manusia

Indonesia yang sehat dan produktif terutama bagi masyarakat rentan dan miskin hingga ke desa.

b. Pencegahan dan pemberantasan penyakit diselenggarakan melalui penatalaksanaan kasus secara cepat dan tepat, imunisasi, peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat, serta

pengendalian faktor risiko baik di perkotaan dan di perdesaan.

c. Pencegahan dan pemberantasan penyakit diarahkan untuk mengembangkan dan memperkuat jejaring surveilans

epidemiologi dengan fokus pemantauan wilayah setempat dan

kewaspadaan dini, guna mengantisipasi ancaman penyebaran

penyakit antar daerah maupun antar negara yang melibatkan

masyarakat hingga ke desa.

d. Pencegahan dan pemberantasan penyakit diarahkan untuk mengembangkan sentra rujukan penyakit, sentra pelatihan

penanggulangan penyakit, sentra regional untuk kesiapsiagaan

)

3 .

(24)

penanggulangan

KlB/wabah dan bencana

maupun kesehatan

matra, serta kemampuan

untuk melakukan rapid assessement

danrapid respons.

e. Pencegahan

dan pemberantasan

penyakit diarahkan untuk

memantapkan

jejaring lintas program, lintas sektor, serta

kemitraan dengan masyarakat termasuk swasta untuk

percepatan

program pencegahan

dan pemberantasan

penyakit

menular melalui perfukaran

informasi, pelatihan,

pemanfaatan

teknologi tepat guna, dan pemanfaatan

sumberdaya

lainnya.

f. Pencegahan

dan pemberantasan

penyakit diarahkan untuk

dilakukan melalui penyusunan,

review, sosialiasi,

dan

advo-kasi produk hukum penyelenggaraan

program pencegahan

dan

pemberantasan

penyakit di tingkatpusat

hingga desa.

g. Pencegahan

dan pemberantasan

penyakit diarahkan untuk

meningkatkan

profesionalisme

sumberdaya

manusia

di bidang

pencegahan

dan pemberantasan

penyakit sehingga mampu

menggerakkandan

meningkatkan partisipasi masyarakat

secara

berjenjang

hingga ke desa.

h. Pencegahan

dan pemberantasan

penyakit diarahkan untuk

menyi rpkan, mengadakan

dan mendistribusikan

bahan-bahan

yang ,sensial untuk mendukung penyelenggaraan

program

pencegahan

dan pemberantasan

penyakit hingga ke desa.

i. Pencegahan

dan pemberantasan

penyakit diarahkan untuk

meningkatkan

cakupan,

jangkauan,

dan pemer ataan pelayanan

penatalaksanaan

kasus penyakit secara berkualitas hingga ke

desa.

4. Kegiatan pokok dan kegiatan indikatif program ini meliputi:

a. Pencegahan dan penanggulangan faktor risiko: (l)

Melakukan

penpsunan, revi ew, revitalisasi,

adopsi,

adaptasi,

dan implementasi kebijakan, peraturan, standar, dan

juklak/juknis pencegahan

dan penanggulangan

faktor risiko

hingga di desa; (2) Advokasi dan sosialisasi kebijakan,

peraturan, standar, dan juklak/juknis pencegahan dan

penanggulangan

faktor risiko penyakit kepada stakeholders

secara berjenjang hingga ke desa; (3) Membangun/

memantapkan

jejaring kerja pencegahan

dan penanggulangan

faktor risiko serta melakukan

koordinasi secara

berjenjang

dan

berkesinambungan

mulai dari pusat hingga ke desa termasuk

kerjasama dengan luar negeri; (4) Melakukan pemantauan,

(25)

penilaian, pencatatan, pelaporan, bimbingan teknis, dan monitoring pelaksanaan pencegahan dan penanggulangan faktor risiko secara berjenjang hingga ke desa; (5) Memfasilitasi pendidikan dan pelatihan petugas meliputi aspek teknis, manajemen, dan administrasi yang sifatnya TOT atau

sangat spesifik'teknis pencegahan dan penanggulangan faktor

risiko melalui kerjasama dengan institusi terkait untuk mendorong dan men;viapkan kemampuan petugas dan masyarakat secara berjenjang hingga ke desa; (6) Melakukan penyusunan perencanaan dan penganggaran untuk kebufuhan

pencegahan dan penanggulangan faktor risiko hingga tercapai

kondisi kesiapan masyarakat di desa; (7) Meningkatkan dukungan administrasi dan operasional pencegahan dan

penanggulangan l-aktor risiko, termasuk melakukan

kegiatan-kegiatan inovasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku; dan (8) Meningkatkan dan memantapkan kesiapan Desa Siaga dalam Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit melalui berbagai ke giatan, yaitu : meiaktkan rev i e w, revitali sasi, pembinaan, dan evaluasi secara berjenjang dengan sasaran prioritas Pustu, Polindes, Poskesdes, dan kegiatan yang dikelola oleh masyarakat.

b. Peningkatan iwunisusi; (1) Melakukan penplsunan, revierv, revitalisasi, a<ic;psi, iiclaptasi, clan implemeniasi kehijakan, peraiuran, stanciar, dan juklak{uknis penrngkatan imunisisi hingga di desa; (2) Advokasi dan sosialisasi kebija.kan, peraturan, standar, dan juklak{r.rknis peningkatan imunisasi penyakit kepada s t ake h o I de r,s sec ara berj enj ang hingga ke desa; (3) Membangun/inemantapkan jejaring kerja peningkatan imunisasi serta melakukan koordinasi secara berjenjang dan

berkesinambungan mulai dari pusat hingga ke desa termasuk

kerjasama dengan luar negeri; (4) Melakukan pemantauan, penilaian, pencatatan, pelaporan, bimbingan teknis, dan monitoring pelaksanaan peningkatan imunisasi secara berienjang hingga ke desa; (5) Memfasilitasi pendidikan dan pelatihan petugas meliputi aspek teknis, manajemen, dan administrasi yang sifatnya TOT atau sangat spesifik/teknis peningkatan imunisasi melalui kerjasama dengan institusi terkait untuk mendorong dan menyiapkan kemampuan petugas dan masyarakat secara berjenjang hingga ke desa; (6)

(26)

Melakukan penyusunan perencanaan dan penganggaran untuk kebutuhan peningkatan imunisasi hingga tercapai kondisi kesiapan masyarakat di desa; dan (7) Meningkatkan dukungan administrasi dan operasional peningkatan imunisasi termasuk

melakukan kegiatan-kegiatan inovasi sesuai dengan ketentuan

yang berlaku;

Penemuan dan tatalaksuna penderita: (1) Melakukan penyusunan, review, revitalisasi, adopsi, adaptasi, dan implementasi kebij akan, peraturan, standar, dan juklak/juknis penemuan dan tatalaksana penderita hingga di desa; (2) Advokasi dan sosialisasi kebijakan, peraturan, standar, dan juklak/juknis penemuan dan tatalaksana penderita penyakit kepada stakeholders secara berjenjang hingga ke desa; (3)

Membangun/memantapkan jejaring kerja penemuan dan

tatalaksana penderita sefta melakukan koordinasi secara

berjenjang dan berkesinambungan mulai dari pusat hingga ke

desa termasuk kerjasarna dengan luar negeri; (4) Melakukan pemantauan, penilaian, pencatatan, pelaporan, bimbingan

teknis, dan monitoring pelaksanaan penemuan dan tatalaksana

penderita secara berjenjang hingga ke desa; (5) Memfasilitasi pendidikan dan pelatihan petugas meliputi aspek teknis, manajemen, dan administrasi yang sifatnya TOT atau sangat spesifik/teknis penemuan dan tatalaksana penderita melalui kerjasama dengan institusi terkait untuk mendorong dan menyiapkan kemampuan petugas dan masyarakat secara berjenjang hingga ke desa; (6) Melakukan penyusunan perencanaan dan penganggaran untuk kebutuhan penemuan dan tatalaksana penderita hingga tercapai kondisi kesiapan masyarakat di desa; dan (7) Meningkatkan dukungan administrasi dan operasional penemuan dan tatalaksana penderita, termasuk melakukan kegiatan-kegiatan inovasi

sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Peningkatan surveilans epidemiologi dan penanggulangan wabah: (l) Melakukan penyusunan, review, revitalisasi, adopsi, adaptasi, dan implementasi kebijakan, peraturan,

standar, dan juklak/juknis peningkatan surveilans epidemiologi

dan penanggulangan wabah hingga di desa; (2) Advokasi dan

sosialisasi kebijakan, peraturan, standaq dan juklak/juknis d,

(27)

peningkatan surveilans epidemiologi dan penanggulangan

wabah penyakit

kepada

stakeholders

secara

berjenjang

hingga

ke desa; (3) Membangunimemantapkan

jejaring kerja

peningkatan surveilans epidemiologi darr penanggulangan

wabah sefia melakukan koordinasi secara berjenjang dan

berkesinambungan

mulai dari pusat hingga ke desa termasuk

kerjasama

dengan luar negeri; (4) Melakukan pemantauan,

penilaian, pencatatan, pelaporan, bimbingan teknis, dan

monitoring peiaksanaan

peningkatan

surveilans

epidemiologi

dan penanggulangan

wabah secara

berjenjang

hingga ke desa;

(5) Memfasilitasi

pendidikan

dan pelatihan

petugas

meliputi

aspek

teknis, manajemen,

dan administrasi

yang sifatnya

TOT

a t a u s a n g a t s p e s i f i k / t e k n i s p e n i n g k a t a n surveilans

epidemiologi

dan penanggulangan

wabah melalui kerjasama

dengan institusi terkait untuk mendorong dan menyiapkan

kemampuan

petugas

dan rnasyarakat

secara

berjenjang

hingga

ke desa; (6) N{elakukan penyusunan perencanaan dan

penganggaran untuk kebutuhan peningkatan surveilans

epidemiologi dan penanggulangan

wabah hingga tercapai

kondisi kesiapan

masyarakat

di desa; dan (7) Meningkatkan

dukungan

administrasi

dan operasional

peningkatan

surveilans

epidemiologi

dan penanggulangan

wabah tennasuk

melakukan

kegiatan-kegiatan inovasi sesuai dengan ketentuan yang

berlaku.

Peningkatan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE)

pencegahan dan pemberantasan

penyakit: (l) Melakukan

penyusunan,

revierv, revitaiisasi, adopsi, adaptasi, dan

implementasi

kebij akan, peraturan,

standar,

dan juklak/juknis

peningkatan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KlE)

pencegahan

dan pemberantasan

penyakit hingga di desa; (2)

Advokasi dan sosialisasi

kebijakan, peraturan,

standar,

dan

juklak/juknis

peningkatan

Komunikasi,

Informasi,

dan Edukasi

(KIE) pencegahan

dan pemberantasan

penyakit penyakit

kepada stakeholders

secara

berjenjang

hingga ke desa; (3)

Membangun/memantapkan

jejaring kerja peningkatan

Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) pencegahan

dan

pemberantasan

penyakit serta melakukan koordinasi secara

berjenjang

dan berkesinambungan

mulai dari pusat hingga ke

desa termasuk

kerjasama

dengan luar negeri; (4) Melakukan

(28)

pemantauan, penilaian, pencatatan, pelaporan, bimbingan

teknis, dan monitoring pelaksanaan peningkatan Komunikasi,

Informasi, dan Edukasi (KIE) pencegahan dan pernberantasan

penyakit secara berjenjang hingga ke desa; (5) Memfasilitasi pendidikan dan pelatihan petugas meliputi aspek teknis, manajemen, dan administrasi yang sifatnya TOT atau sangat spesifik/teknis peningkatan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) pencegahan dan pemberantasan penyakit melalui kerjasama dengan institusi terkait untuk mendorong dan menyiapkan kemampuan petugas dan masyarakat secara berjenjang hingga ke desa; (6) Melakukan pen),usunan perencanaan dan penganggaran untuk kebutuhan peningkatan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) pencegahan dan pemberantasan penyakit hingga tercapai kondisi kesiapan masyarakat di desa; dan (.7) Meningkatkan dukungan administrasi dan operasional peningkatan Komunikasi,

Informasi, dan Edukasi (KIE) pencegahan dan pemberantasan

penyakit, termasuk melakukan kegiatan-kegiatan inovasi

sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

PROGRAM PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT

l. Tujuan

Program ini ber-tujuan meningkatkan kesadaran gizi keluarga dalam

upaya meningkatkan status gizi masyarakat terutama pada ibu hamil, bayi dan Balita, sefia usia produktif.

2. Sasaran

a. Mencegah meningkatnya prevalensi kegemukan pada Balita menjadi setinggi-tingginya 5oh, pada anak sekolah dan orang dewasa menj adi setinggi -tingginy a | 0o/o.

b. Meningkatnya cakupan ibu hamil yang mendapatkan tablet Fe menjadi 80%.

c. Menurunnya prevalensi anemia gizi besi pada ibu hamil dan ibu nifas menjadi40%.

d. MeningkatnyacakupanASl eksklusifmenjadi 80%.

e. Meningkatnya cakupan Balita yang mendapatkan Mt A menj adi

80%.

(29)

3 .

Kebij akan Pelaksanaan :

a. Perbaikan gizi masyarakat diarahkan untuk

pclaksanaan gerakan keluarga sadar gizi.

b. Perbaikan gizi rnasyarakat diarahkan untuk promosiASl eksklusif.

c. Perbaikan gizi masyarakat diarahkan untuk s u p l e r n e n t a s i z a t g i z i .

d. Perbaikan gizi masyarakat diarahkan untuk memantapkan dan

menerapkan sistem kewaspadaan dini dan kejadian luar biasa

masalah gizi secara berhasil-guna dan berdaya-guna.

4. Kegiatan pokok dan kegiatan indikatif program ini meliputi:

b .

Peningkatan pendidikan gizi: (1) Melaksanakan pembinaan dan peningkatan kemampuan petugas dalam program

perbaikan gizi ; (2) Melaksanakan pen gembangan sumberdaya

tenaga gizi; (3) Mer.ryiapkan kerangka kebijakan dan menlttsun

pedoman penir-rgkatan pemberian ASI; (a) Menyiapkan materi

dan menyusun perencanaan kebutuhan upaya peningkatan pemberianASI.

Penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP), unemia gi4i besi, Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY), kurang vitsmin A, dan kekurungan z,at gizi mikro lainnya: (I) Mcnyusun kerangka kebijakan perbaikan gizi masyarakat; (2) Menyiapkan rnateri dan menyusun petunjuk teknis dan

pedoman penanggulangan gizi kurang; (3) Melaksanakan

pemberian makanan tambahan kelompok rawan gizi; (4) M e l a k s a n a k a n s u p l e m e n t a s i o b a t p r o g r a m g i z i ; ( 5 ) Memfasilitasi pemantauan dan promosi perlurnbuhan Balita;

(6) Mengernbangkan program gizi rnikro; (7) Mengembangkan

standar pelayanan gizi klinis; dan (8) Meningkatkan dukungan

administrasi dan operasional program.

Penanggulangan gizi lebih: (l) Menyusun strategi nasional dan melaksanakan sosialisasi peningkatan gizi seimbang, aktivitas fisik dan kesehatan; (2) Menyusun pedoman

penerapan gizi seimbang. aktivitas fisik, dan kesehatan; dan (3)

Mengembangkan perangkat lunak standar dan materi konseling

sizi.

meningkatkan

meningkatkan

menyediakan

6 .

(30)

P e ni n gkatan s u rveilan s gizi : ( I ) Nl crrg..n, bi; ; g i,an 1 r. j ari n r: den

melaksanakan pemantauan status gizi; (2) Mengernbangkan

dan meningkatkan surveilans gizi: (3) Mengembangkan jejaring informasi gizi; dan ("1) Mr:ngailakan materi dan

m e n y e l e n g g a r a k a n a d v o k a s i r l a n s e t s i a l i s a s i S i s t e m

Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG).

P em be rdayaan musya rukat u n t u k p e n t: * trt * i un lte lu t rgu s sdur gizi: ( l) Memfasilitasi upa),.a revitali:,asi posyandu dan pengembangan Poskesdes dalarn Llpays pc-rbaikan gizi masyarakat desa; (2) Mernfasilitasi upays pemberdayaan

keluarga; dan (3) Melaksanakan kampanye keluarga sadar gizi.

G PROGRAM SUMBERDAYA KESTI]IIATAI\

1. Tujuan

Program ini bertujuan me'ingkatkan jrimlalr. ieriis, rnLrtu dan

penyebaran tenaga kesehatan termasuk SDI\4 keschatan lainnya,

serta pemberdayaan profesi kcsehatan, scsuai dengan kebutuhan

pembangunan kesehatan.

2. Sasaran

Tersedianya SDM kesehatan yang didisrrihusiliail secara adrl clan

merata, serta dimanfaatkan secara berhasil-guna dari berdaya-guna.

. Rasiodokterdenganpenduduk24 : 100.000

. Rasio bidan dengan penduduk 40 : 100.000 . Rasio perawat dengan penduduk 158 : 100.000

. Puskesmas yang merniliki tenaga dokter: 8091

. Rasio apoteker dengan pendnduk 9 : I 00"(100

. Rasio sarjanakesmas dengan penduduk 35 : l00.r.r0U

. Tersedianya satu orang tenaga bidan. di setiap de:;a si:lg;i.

3. KebijakanPelaksanaan:

a. Pengembangan sumberdaya lre schatan diarahkan untuk menyiapkan kcbijakan, pedornan, dari peruridang-undangan

yang berkaitan dengan PPSDM Kesehatan.

b. Pengembangan sumberdaya kesehatan diarahkan untuk

advokasi dan sosialisasi kebijakan, pedoman, dan peraruran

p e r u n d a n g - u n d a n g a n y a n g b e r k a i t a n d e n g a n p p S D M Kesehatarr.

d .

(31)

Pengembangan sumberdaya kesehatan diarahkan untuk merencanakan, mengadakan, dan mendayagunakan SDM Kesehatan yang kompeten sesuai kebutuhan termasuk di desa siaga.

Pengembangan sumberdaya kesehatan diarahkan untuk mengembangkan sistem perencanaan dan pendayagunaan SDMKesehatan.

Pengembangan sumberdaya kesehatan diarahkan untuk mengembangkan kemitraan dengan lembaga pemerintah, lembaga non pemerintah termasuk swasta dalam PPSDM Kesehatan.

f. Pengembangan sumberdaya kesehatan diarahkan untuk

mengembangkan sistem pemberdayaan profesi kesehatan.

Pengembangan sumberdaya kesehatan diarahkan untuk mengembangkan sistem informasi pendidikan dan pelatihan serta manajemen SDM Kesehatan.

Pengembangan sumberdaya kesehatan diarahkan untuk

meningkatkan kualitas Bapelkes nasional dan daerah, termasuk

pembentukan Bapelkes regional dalam pcngelolaan pendidikan

dan pc;'tihan SDM Kesehatan.

Penger bangan sumberdaya kesehatan diarahkan untuk

meningkatkan manajemen PPSDM Kesehatan.

4. Kegiatan pokok dan kegiatan indikatif program ini meliputi:

a. Perencanaan kebutuhun tenaga keseltatanl (1) Menyusun petunjuk/pedoman penyusunan rencana kebutuhan SDM kesehatan; (2) Melaksanakan perencanaan kebutuhan SDM Kesehatan; (3) Pengembangan dan pemanfaatan tenaga kesehatan; (4) Melaksanakan penyusunan perencanaan

program, monitoring dan evaluasi, dan pengembangan sistem

informasi PPSDMK; (5) Menyusun kerangka kebijakan pengembangan SDM Kesehatan; dan (6) Penyelenggaraan a d m i n i s t r a s i d a n d u k u n g a n o p e r a s i o n a l p r o g r a m

pendayagunaan tenaga kesehatan.

b. Peningkatan keterampilan don profesionalisme tenaga kesehatsn melalui pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan; (1) Pengembangan SDM Kesehatan dalam pelatihan tenaga kesehatan; (2) Pengembangan manajemen d.

h .

(32)

pelatihan; (3) Pengembangan metode dan teknologi pelatihan; (4) Pengendalian mutu pelatihan; (5) Pengembangan

sumberdaya pelatihan; (6) Penyelenggaraan pelatihan di

Bapelkes: (7) Pengembangan manajemen pendidikan tenaga

kesehatan; (8) Pengembangan kurikulum dan sistem proses

belajar mengajar (PBM) pendidikan tenaga kesehatan; (9) Peningkatan sarana dan prasarana pendidikan tenaga kesehatan; ( l0) Pengendalian mutu pendidikan tenaga

kesehatan; (1 1) Penyelenggaraan pendidikan tenaga kesehatan

di institusi penyelenggara pcndidikan tcnaga kesehatan; (12)

Pengembangan dan pemberdayaan SDM pendidikan tenaga

kesehatan; dan (13) Penyelenggaraan administrasi dan

dukungan operasional program pendidikan tenaga kesehatan,

serta pelatihan

P e m bin usn tenaga ke s e h utan term us uk p en g emb ang sn karir tenaga kesehatan; (l) Pemenuhan kebutuhan tenaga

kesehatan, terutama untuk pelayanan kesehatan di Puskesmas

dan jaringannya, sefta rumah sakit kabupaten/kota; (2) Pengendalian mutu dan standarisasi kompetensi tenaga kesehatan; (3) Melaksanakan pembinaan dan pengelolaan sistem karir tenaga kesehatan; dan (4) Penyelenggaraan administrasi dan dukungan operasional program PPSDM Kesehatan"

Penyusunan standsr kompetensi dun regulasi profesi kesehatan: ( I ) Peningkatan kemandirian organisasi profesi; (2)

Pemberdayaan tenaga kesehatan Indonesia ke luar negeri; (3)

Memfasilitasi pembentukan dan pembinaan konsil tenaga

kesehatan; dan (4) Penyelenggaraan administrasi dan dukungan

operasional program pemberdayaan profesi dan tenaga

kesehatan luarnegeri.

H. PROGRAM OBAT DAN PERBEKAI,AN KESEHATAN

1. Tujuan

Program

ini bertujuan

menjamin

ketersediaan,

pemerataan,

mutu,

keterjangkauan

obat dan perbekalan

kesehatan

termasuk obat

tradisional,

perbekalan

kesehatan

rumah

tangga,

dan kosmetika.

d .

(33)

2. Sasaran

a. Ketersediaan obat esensial-generik di sarana pelayanan

kesehatan meniadi 95%.

b. Anggaran untuk obat esensial generik di sektor dengan 2 U SD/kapita/tahun.

setara

Kebij akan Pelaksanaan :

a. Pengendalian obat dan meningkatkan kualitas tingkat dcsa.

perbekalan kesehatan diarahkan untuk sarana pelayanan kefarmasian sampai

Pengendalian obat dan perbekalan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kualitas sarana produksi dan distribusi sediaan farmasi dan alat kesehatan.

Pengendalian obat dan perbekalan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan penyediaan obat dan perbekalan kesehatan, khususnya di sektor publik yang lengkap jenis, jumlah cukup dan mudah diperoleh setiap saat dengan harga terjangkau dan kualitas terjamin.

Pengendalian obat dan perbekalan kesehatan diarahkan untuk

melaksanak an perizinan dalam rangka perlindungan terhadap

penggunaan obat dan perbekalan kesehatan yang tidak

memenuhi standar mutu, keamanan, dan kemanfaatan.

Pengendalian obat dan perbekalan kesehatan diarahkan untuk

menyelenggarakan pelayanan farmasi yang berkualitas melalui

penerapan jabatan fungsional apoteker dan asisten apoteker

serta pelaksanaan pendidikan berkelanj utan.

Pengendalian obat dan perbekalan kesehatan diarahkan untuk

menyelenggarakan pembinaan, advokasi, dan promosi

penggunaan obat rasional.

Pengendalian obat dan perbekalan kesehatan diarahkan untuk

meningkatkan pelaksanaan harmonisasi standar bidang kefarmasian dan alat kesehatan dengan standar regional

maupun internasional.

4. Kegiatan pokok dan kegiatan indikatif program ini meliputi:

a. Peningkatan ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan hurga obut dun perbekalan kesehatan; (1) Menyusun, menerapkan, dan memutakhirkan kebijakan peningkatan ketersediaan, pemerataan dan keterjangkauan obat dan

3 .

b .

d.

o

D '

(34)

perbekalan kesehatan; {2) Meningkatkan kemampuan

sumberdaya manusia dalam manajemen suplai dan pengelolaan

obat dan perbekalan kesehatan sektor publik di pelayanan kesehatan dasar; (3) Menjamin akses terhadap obat esLnsial sebagai hak asasi manusia; (4) Mengintegrasikan obat tradisional/komplementer dan alternatif yang memcnuhi persyaratan, ke dalam sistem pelayanan kesehatan nasional; (5) Meningkatkan ketersediaan dan keterjangkauan obat tradisional/komplementer dan alternatif; (6) Meningkatkan pemerataan obat esensial, termasuk obat-obat untuk HIV/AIDS, malaia, TBC, penyakit anak dan penyakit tidak menular; (7) Meningkatkan dana publik untuk obat sejalan dengan mekanisme sadar biaya (cost co,tcrinment ntecltarism); (8) Meningkatkan pemerataan obat; (9) Nlenyusun kebijakan harga obat dan informasi perubahan harga obat; (10) Memfasilitasi dan memantau pelaksanaan kebijakan obat generik; (l 1) Mendorong pengembangan produksi dalarn negeri; (12) Meningkatkan cara pengadaan obat yang baik (good procurement practices) dan efisiensi pengadaan obat;

(13) Menjamin ketersediaan dan mencegah penyalahgunaan

narkotik dan psikotropik; (14) Melaksanakan dan memoniror

regulasi di bidang obat dan perbekalan kesehatan secara efektif;

dan (15) Meningkatkan sistem manajemen dan pefiukaran informasi di bidang obat dan perbekalan kesehatan.

b. Menjamin obat dan perbekalan kesehatan memenuhi persyaratsn mutlt, keamanun don kemunfaotun; ( I ) Menyusun, menerapkan, dan memutakhirkan kebijakan peningkatan mutu, keamanan dan kemanfaatan obat dan perbekalan kesehatan; (2) Melindungi aspek kesehatan m a s y a r a k a t d e n g a n m e m p e r t i m b a n g k a n kesepakatan intemasional, regional, dan bilateral; (3) Meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia dalam bidang produksi dan distribusi obat dan perbekalan kesehatan; (4) Meningkatkan sistem jaminan mutu di bidang obat dan perbekalan kesehatan; (5) Melaksanakan post-marketing surveillanc,e mengenai keamanan obat dan perbekalan; (6) Memantau dan mencegah peredaran obat-obat substandar dan obat palsu; dan (l) Memonitor dan meningkatkan harmonisasi regulasi, serta mengembangkan netw*orking dalam peningkatan muru,

keamanan, dan kemanfaatan obat dan perbekalan kesehatan.

(35)

Peningkatan mutu pelayanan farmasi komunitcts clan Jarmasi

rumuh sakit: (.1) Menyusun, menerapkan, dan rnemutakhirkan

kebijakan peningkatan mutu pelayanan f-armasi komunitas dan

farmasi rumah sakit; (.2) Melindungi aspek kesehatan m a s y a r a k a t d e n g a n m e m p e r t i m b a n g k a n k e s e p a k a t a n intemasional, regional, clan bilateral; (3) Meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia kefarmasian melalui

pelaksanaan jabatan fr-rngsional apoteker dan asisten apoteker;

(4) Menjamin akses terhadap obat cscnsial sebagai hak asasi r n a n u s i a ; ( 5 ) M e n e r a p k a n e t i k p r o f e s i d a n mengimplementasikan praktik anti-korupsi dalam sektor k e f a r m a s i a n ; ( 6 ) M e n g i n t e g r a s i k a n o b a t t r a d i s i o n a l /

komplementer dan alternatif yang memenuhi syarat ke dalam

pelayanan farmasi komunitas dan rumah sakit: (7) Menyusun

dan memperbaharui norma, standar, dan pedoman pelayanan

kefarmasian di komunitas dan rumah sakit; (8) Melaksanakan

dan memonitor regulasi di bidang pclayanan kefarmasian secara efektif; (9) Meningkatkan sistem manajemen dan pertukaran infonnasi; (10) Memonitor dan meningkatkan

harmonisasi regulasi, scfta mengembangkan nehtorking dalam

pelayanan kefarmasian komunitas dan rutnah sakit; dan (11)

Menyelenggarakan pelatihan tentang pelayanan kefarmasian

komunitas dan rurnah sakit.

Peningkatan kerusionalan penggunaan obat dan perhekalan kesehutan; ( 1) Mcnyusun, lrenerapkan, dan memutakhirkan kebijakan kerasionalan penggunaan obat dan perbekalan

kesehatan; (2) Melindungi aspek kesehatan masyarakat dengan

mempeftimbangkan kesepakatan intemasional, regional, dan

bilateral; (3) Melakukan advokasi kerasionalan penggunaan

obat oleh profesi kesehatan dan konsumen; (4) Menyusun dan

mendesiminasikan dafta

Referensi

Dokumen terkait

Setiap bagian/unit kerja di rumah sakit melaporkan semua kejadian terkait dengan keselamatan pasien (KPC, KNC, KTD dan kejadian Sentinel) kepada KKPRS-Ciremai

Sedangkan definisi dari kata efektif adalah suatu pencapaian tujuan secara tepat atau memilih tujuan-tujuan yang tepat dari serangkaian alternatif atau pilihan

Wahai ananda mustika bunda Jujur dan adil hendaklah dibela.. Peliharalah dengan segenap daya Supaya hidupmu

Ornamen yang terdapat pada tabir masjid di atas merupakan ornamen floralis berbentuk tunas bambu yang baru tumbuh yang diukir dengan ornamen motif simetris, ornamen ini

[r]

Tujuan penelitian ini adalah menerapkan model pembelajaran ICARE untuk melihat peningkatan kemapuan memahami. Berikut rincian tujuan peneltian ini : 1) mengetahui

Persamaan regresi nilai prediksi fungsi paru dari rentang tangan belum bisa dikatakan akurat untuk diaplikasikan pada anak- anak di Indonesia dengan riwayat asma

Tujuan website ini merupakan salah satu media promosi, komunikasi antar pecinta alam khususnya para penggemar Hiking dan sebagai media untuk merekrut para pecinta alam sebagai