i
(1 SEPTEMBER 2014 – 30 SEPTEMBER 2015)
ANALYSIS OF THE INFLUENCE OF THE VOLUME OF STOCK TRADING, THE EXCHANGE RATE OF RUPIAH/DOLLAR, THE BI RATE TO THE COMPOSITE
STOCK PRICE INDEX LISTED ON THE INDONESIAN STOCK EXCHANGE PERIOD 2014 – 2015
(1 SEPTEMBER 2014 – 30 SEPTEMBER 2015)
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pada Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Oleh :
Mega Barokatul Fajri 20120410359
FAKULTAS EKONOMI
i
PERIODE 2014 – 2015
(1 SEPTEMBER 2014 – 30 SEPTEMBER 2015)
ANALYSIS OF THE INFLUENCE OF THE VOLUME OF STOCK TRADING, THE EXCHANGE RATE OF RUPIAH/DOLLAR, THE BI RATE TO THE COMPOSITE STOCK PRICE INDEX LISTED ON THE INDONESIAN STOCK
EXCHANGE PERIOD 2014 – 2015 (1 SEPTEMBER 2014 – 30 SEPTEMBER 2015)
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pada Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Oleh :
Mega Barokatul Fajri 20120410359
FAKULTAS EKONOMI
ii Nomor Mahasiswa : 20120410359
Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul “ ANALISIS PENGARUH VOLUME
PERDAGANGAN SAHAM, NILAI KURS RUPIAH/DOLLAR, TINGKAT SUKU
BUNGA BI RATE TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG)
YANG TERDAFTAR PADA BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2014-2015” tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar Kesarjanaan di suatu Perguruan
Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini
dan disebutkan dalam Dafar Pustaka. Apabila ternyata dalam skripsi ini diketahui terdapat
karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia
karya tersebut dibatalkan.
Yogyakarta, 1 September 2016
iii
" ان صق ا نلا انليبس ءاع لا انؤافك دا لا "
“ Dengan bersungguh-sungguh adalah usaha kita, dan dengan doa adalah jalan kita
dan kesuksesan adalah harapan kita”
“ Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, maka apabila engkau telah selesai
(dari suatu urusan), tetaplah bekerja kera (untuk urusan yang lain). Dan hanya kepada
Tuhanmulah engkau berharap”. (Al-Insyirah 6-8)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan untuk...
Kedua Orang Tua saya tercinta dan tersayang yang selalu mendukung saya, bekerja
keras untuk saya, mendoakan saya dan selalu di samping saya dalam keadaan suka
maupun duka.
Kakak saya yang tercinta Raditiya Rahma Fatih yang selalu mendukung dan
mendoakan saya sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi hingga akhir ini.
Tante Oktavia Sulvana dan Om Zulmahendra yang tak hentinya mendoakan
keponakannya yang jauh dari rumah.
Seluruh keluarga besar saya yang selalu menyelipkan nama saya di dalam doanya.
Ucapan Terima Kasih Saya Sampaikan Untuk...
Bapak Wihandaru selaku dosen pembimbing saya yang paling baik hati yang selalu
membimbing saya sampai selesai, dan rela membantu saya selama proses penelitian
dan yang selalu mendukukung sampai proses ujian pendadaran. Dan saya sangat
iv
besarnya untuk bimbingannya dan didikannya selama ini .
Kak udi yang setia menemani jadi tempat diskusi, teman suka dan duka , teman yang
setia memberikan semangat serta dukungan kepada saya.
Terima kasih buat Ayun Yunia Saputri yang mau aku repotin dan mau ngajarin aku
eviews sampai bisa
Terima kasih buat Fella Lestesia Vina yang selalu ngebawelin dan nyemangatin saya
untuk cepat menyelesaikan skripsi saya.
Teman-teman yang selalu menanyakan sudah sampai mana perjalanan skripsinya
Terima kasih untuk staff direktorat pascasarjana UMY, Bu Ani, Pak Moko, Pak
Bambang, Fella, Mas Alvian yang sering saya tinggal-tinggal di kantor kabur sana
sini buat ngurusin skripsi
Serta semua pihak yang terlibat yang gak bisa saya sebutkan satu-satu terimakasih
v
HALAMAN PENGESAHAN... iii
HALAMAN PERNYATAAN... iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN... v
INTISARI... vii
ABSTRAK... viii
KATA PENGANTAR... ix
DAFTAR ISI... xi
DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... BAB I PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang... 1
B. Batasan Masalah... 18
C. Rumusan Masalah... 18
D. Tujuan Penelitian... 19
E. Manfaat Penelitian... 19
BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 21
A. Landasan Teori... 21
1. Teori Analisis Fundamental... 21
2. Saham... 23
3. Volume Perdagangan Saham... 28
4. Nilai Tukar Uang (Kurs)... 30
5. Suku Bunga BI RATE... 33
6. Indeks Harga Saham Gabungan... 37
B. Penelitian Terdahulu... 39
C. Kerangka Pemikiran Dan Penurunan Hipotesis... 50
vi
D. Teknik Pengumpulan Data... 62
E. Definisi Operasional Variabel... 62
F. Teknik Analisis Data... 67
G. Uji Asumsi Klasik... 67
H. Uji Hipotesis Dan Analisis Data... 73
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA... 76
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian... 76
B. Uji Kualitas Instrumen Data... 79
C. Hasil Penelitian (Uji Hipotesis)... 89
D. Pembahasan Hasil Penelitian... 94
BAB V KESIMPULAN, SARAN &KETERBATAS MASALAH.. 101
A. Kesimpulan... 101
B. Saran... 103
C. Keterbatasan Masalah... 103
DAFTAR PUSTAKA
vii
1.2 Research Gap……….14
2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu………..42
3.1 Definisi Operasional Variabel………...62
4.1 Hasil Analisis Deskriptif Data………...74
4.2 Kolmogrov Smirnov……….77
4.3 Hasil Uji Multikoleniaritas………79
4.4 Uji Durbin-Watson (Out Layer)……….80
4.5 Uji Durbin-Watson………..82
4.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas (Out Layer)………..83
4.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas………..84
4.8 Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi……….85
4.9 Hasil Uji F (Anova)………..86
4.10 Hasil Perhitungan Regresi Parsial………87
viii
4.1 Grafik Histogram………...78
4.2 Normal Probability Plot……….78
4.3 Gambar Scatterplot………84
v
"ان صق ا نلا انليبس ءاع لا انؤافك دا لا "
“ Dengan bersungguh-sungguh adalah usaha kita, dan dengan doa adalah jalan kita dan
kesuksesan adalah harapan kita”
“ Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, maka apabila engkau telah selesai
(dari suatu urusan), tetaplah bekerja kera (untuk urusan yang lain). Dan hanya kepada
Tuhanmulah engkau berharap”. (Al-Insyirah 6-8)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan untuk...
Kedua Orang Tua saya tercinta dan tersayang yang selalu mendukung saya, bekerja keras
untuk saya, mendoakan saya dan selalu di samping saya dalam keadaan suka maupun duka.
Kakak saya yang tercinta Raditiya Rahma Fatih yang selalu mendukung dan mendoakan
saya sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi hingga akhir ini.
Tante Oktavia Sulvana dan Om Zulmahendra yang tak hentinya mendoakan keponakannya
yang jauh dari rumah.
Seluruh keluarga besar saya yang selalu menyelipkan nama saya di dalam doanya.
Ucapan Terima Kasih Saya Sampaikan Untuk...
Bapak Wihandaru selaku dosen pembimbing saya yang paling baik hati yang selalu
vi
MAUBISA (Mahasiswa Wirausaha Bina Desa), Pembimbing PKM DIKPORA,
Pembimbing PHBD (Program Hibah Bina Desa) . Terima kasih yang sebesar-besarnya
untuk bimbingannya dan didikannya selama ini .
Kak udi yang setia menemani jadi tempat diskusi, teman suka dan duka , teman yang setia
memberikan semangat serta dukungan kepada saya.
Terima kasih buat Ayun Yunia Saputri yang mau aku repotin dan mau ngajarin aku eviews
sampai bisa
Terima kasih buat Fella Lestesia Vina yang selalu ngebawelin dan nyemangatin saya untuk
cepat menyelesaikan skripsi saya.
Teman-teman yang selalu menanyakan sudah sampai mana perjalanan skripsinya
Terima kasih untuk staff direktorat pascasarjana UMY, Bu Ani, Pak Moko, Pak Bambang,
Fella, Mas Alvian yang sering saya tinggal-tinggal di kantor kabur sana sini buat ngurusin
skripsi
Serta semua pihak yang terlibat yang gak bisa saya sebutkan satu-satu terimakasih atas
vii
Bursa Efek Indonesia. Obyek dari penelitian ini terdapat pada Bursa Efek Indonesia dan Bank Indonesia. Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data time series dan jumlah sampel yang digunakan berjumlah 269 data dari volume perdagangan saham,nilai kurs dan suku bunga BI Rate. Dalam menentukan sampel teknik yang cocok digunakan dengan menggunakan metode purposive sampling. Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah model regresi berganda.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa volume perdagangan saham dan suku bunga BI Rate tidak berpengaruh pada indeks harga saham gabungan, sedangkan nilai kurs berpengaruh negative terhadap indeks harga saham gabungan yang terdapat pada Bursa Efek Indonesia.
viii
on the Indonesian stock exchange. This of exchange to a research contained in Indonesian stock exchange and Indonesian bank. In this research the data used time series data and the amount of sample used 269 data from the volume of stock trading, exchange rates and BI Rates interest. The correct of determinant used technique by purpose sampling. In this research the method of analysis data used a multiple regression model.
Based on the analysis has been done, show that the volume of stock trade and the BI Rate has no effect on the composite stock price index, while exchange rates negative effect to the composite stock price index listed on the Indonesian stock exchange.
ix
beserta salam semoga senantiasa terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW,
kepada keluarganya, sahabatnya, hingga pada umatnya sampai akhir zaman ini dan karena
beliaulah yang telah membawa kita dari zaman yang katanya bumi bulat sampai sekarang
terbukti bahwa bumi itu datar. Dan beliaulah yang telah membawa kita dari zaman
jahiliyah menuju zaman yang terang benderang seperti saat ini.
Penulisan Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh
gelar sarjana pada Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta. Judul yang penulis ajukan adalah “ Analisis Pengaruh
Volume Perdagangan Saham, Nilai Kurs, dan Suku Bunga BI Rate Terhadap Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG) Yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2015”.
Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan
serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam hal ini penulis dengan senang
hati menyampaikan Kata Terima Kasih yang sebesar-besarnya kepada;
1. Bapak Drs. Wihandaru Sotya Pamungkas, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang
dengan senang hati dan sabar mendampingi penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini.
2. Ibu Dr. Arni Surwanti, M.Si dan Ibu Alien Akmalia, S.E., M.Sc selaku Dosen
Penguji yang telah memberikan masukan, dan menggali lebih dalam mengenai
x ini.
4. Saudara sekaligus teman diskusi, teman berbagi pengalaman di lingkungan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta antara lain kakak dan adik-adik Ikatan
Mahasiswa Muhammadiyah Fakultas Ekonomi.
5. Sahabat yang senantiasa membantu dan mendukung penulis baik pra pengerjaan
skripsi ini maupun pasca pengerjaan skripsi ini, Fella, Ayun,Qiwil, giska, evan,
teman-teman KP, Staff Direktorat Pascasarjana UMY dan Kak Udi yang setia
mendampingi
Penulis menyadari skripsi ini tidaklah luput dari kekurangan, hal itu merupakan
keterbatasan, kemampuan serta kesempatan yang peneliti miliki. Namun besar harapan
agar skripsi ini dapat bermanfaat untuk siapa saja yang membutuhkan, karena pada
hakikatnya sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain.
Yogyakarta, 06 Agustus 2016
xi
HALAMAN PENGESAHAN... iii
HALAMAN PERNYATAAN... iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN... v
INTISARI... vii
ABSTRAK... viii
KATA PENGANTAR... ix
DAFTAR ISI... xi
DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... BAB I PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang... 1
B. Batasan Masalah... 18
C. Rumusan Masalah... 18
D. Tujuan Penelitian... 19
E. Manfaat Penelitian... 19
BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 21
A. Landasan Teori... 21
1. Teori Analisis Fundamental... 21
2. Saham... 23
3. Volume Perdagangan Saham... 28
4. Nilai Tukar Uang (Kurs)... 30
5. Suku Bunga BI RATE... 33
6. Indeks Harga Saham Gabungan... 37
B. Penelitian Terdahulu... 39
C. Kerangka Pemikiran Dan Penurunan Hipotesis... 50
xii
D. Teknik Pengumpulan Data... 62
E. Definisi Operasional Variabel... 62
F. Teknik Analisis Data... 67
G. Uji Asumsi Klasik... 67
H. Uji Hipotesis Dan Analisis Data... 73
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA... 76
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian... 76
B. Uji Kualitas Instrumen Data... 79
C. Hasil Penelitian (Uji Hipotesis)... 89
D. Pembahasan Hasil Penelitian... 94
BAB V KESIMPULAN, SARAN &KETERBATAS MASALAH.. 101
A. Kesimpulan... 101
B. Saran... 103
C. Keterbatasan Masalah... 103
DAFTAR PUSTAKA
xiii
1.2 Research Gap……….14
2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu………..42
3.1 Definisi Operasional Variabel………...62
4.1 Hasil Analisis Deskriptif Data………...74
4.2 Kolmogrov Smirnov……….77
4.3 Hasil Uji Multikoleniaritas………79
4.4 Uji Durbin-Watson (Out Layer)……….80
4.5 Uji Durbin-Watson………..82
4.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas (Out Layer)………..83
4.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas………..84
4.8 Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi……….85
4.9 Hasil Uji F (Anova)………..86
4.10 Hasil Perhitungan Regresi Parsial………87
xiv
4.1 Grafik Histogram………...78
4.2 Normal Probability Plot……….78
4.3 Gambar Scatterplot………84
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perusahaan melakukan kegiatan usahanya dengan tujuan untuk memperoleh
keuntungan atau laba. Laba tersebut merupakan salah satu sumber daya perusahaan
yang sangat penting untuk mempertahankan kelangsungan usaha perusahaan. Untuk
meningkatkan laba, cara yang ditempuh perusahaan dengan ekspansi. Salah satu dana
yang dapat digunakan untuk melakukan ekspansi adalah laba ditahan yang dimiliki
perusahaan. Namun ada kalanya dana intern perusahaan tidak mencukupi untuk
membiayai ekspansi perusahaan, sehingga mengharuskan perusahaan untuk
menghimpun dana eksternal yang berasal dari masyarakat maupun dari badan usaha
lainnya atau alternatif pembiayaan melalui lembaga intermediasi keuangan seperti
perbankan atau lembaga non bank. Untuk menghimpun kekurangan dana tersebut,
dalam dunia usaha terdapat suatu wadah penghimpun dana yang disebut pasar modal.
Pasar modal memberikan kemudahan bagi perusahaan dalam menghimpun dana untuk
membiayai usahanya (Jogiyanto, 2010).
Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan (atau
sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang
maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities,
maupun perusahaan swasta(Husnan,1998). Pasar modal dibangun dengan tujuan
menggerakkan perekonomian suatu negara melalui kekuatan swasta dan mengurangi
perekonomian tetapi tidak harus memiliki perusahaan sendiri (Samsul, 2006). Selain
itu, bagi perusahaan pasar modal merupakan sarana untuk mencari tambahan modal
dari pendanaan eksternal dan sebagai wahana bagi masyarakat untuk bisa berinvestasi.
Dengan adanya pasar modal dapat memperbanyak pilihan sumber dana untuk bisa
melakukan investasi khususnya sumber dana untuk jangka panjang.
Pada hakikatnya perekonomian didalam suatu Negara dapat dikatakan baik
atau buruk dapat dilihat berdasarkan perkembangan pasar modalnya. Pasar modal
disuatu Negara dapat menunjang perkembangan perekonomian di Negara tersebut,
karena dengan adanya pasar modal maka perusahaan-perusahaan yang akan go public
makin bertambah sehingga dapat mengakibatkan pemerataan pendapatan. Pasar modal
memiliki peranan penting dalam kegiatan ekonomi. Di banyak Negara, terutama di
Negara-negara yang menganut sistem ekonomi pasar, pasar modal telah menjadi salah
satu sumber kemajuan ekonomi, sebab pasar modal dapat menjadi sumber dana
alternative bagi perusahaan-perusahaan yang membutuhkan dana untuk pembiayaan
perusahaan. Perusahaan tersebut merupakan salah satu agen produksi yang secara
nasional akan membentuk Gross Domestic Product (GDP). Perkembangan pasar
modal juga akan menunjang peningkatan GDP. Dengan kata lain, berkembangnya
pasar modal akan mendorong kemajuan perekonomian suatu negara.
Di zaman yang semakin modern ini perkembangan akan bentuk pendanaan
pada pasar modal khususnya begitu pesat, karena pasar modal memiliki banyak
instrument yang dapat dipilih oleh para investor yang sesuai dengan kebutuhan
obligasi, reksadana dan saham. Tetapi pada penelitian ini kami hanya meneliti salah
satu bentuk instrument yang terdapat pada pasar modal yaitu terkait saham.
Secara umum terdapat dua fungsi dari pasar modal itu sendiri yaitu fungsi
ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena
dipasar modal telah menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua
kepentingan yaitu bertemunya antara pihak yang memiliki kelebihan dana (investor)
dengan pihak yang memerlukan dana (emiten). Dengan adanya pasar modal maka
pihak yang memiliki kelebihan dana dapat menginvestasikan dana tersebut dengan
harapan bahwa dana yang diinvestasikan dapat memperoleh keuntungan atau imbal
hasil dari investasi tersebut. Sedangkan dari pihak emiten dapat memanfaatkan dana
tersebut untuk kepentingan investasi. Selain itu pasar modal juga merupakan sarana
pemerataan pendapatan. Disini yang dimaksud dengan pemerataan pendapatan adalah
ketika investor akan menanamkan saham, setelah jangka waktu tertentu maka
saham-saham yang telah dibeli akan memberikan deviden kepada penanam saham-saham. Pasar
modal dapat dikatakan memiliki fungsi keuangan karena didalam pasar modal itu
sendiri merupakan sarana penambah modal bagi orang yang memerlukan dana, disini
perusahaan dapat memperoleh dana atau modal dengan cara memperjual belikan
saham ke pasar modal selain itu pasar modal juga memberikan kemungkinan dan
kesempatan memperoleh imbal hasil bagi pemilik dana, sesuai dengan karakteristik
investasi yang dipilih. Karena kedua fungsi yang dijalankan tersebut, maka semakin
jelas bahwa pasar modal memiliki peran yang besar bagi perekonomian suatu negara.
Dengan adanya pasar modal maka aktivitas perekonomian suatu negara akan
pendanaan bagi perusahaan, sehingga perusahaan tersebut dapat beroperasi dengan
skala yang lebih besar, dan selain itu juga akan meningkatkan pendapatan perushaan
dan kemakmuran masyarakat (Darmadji, 2006).
Perkembangan pasar modal dapat ditunjukkan oleh perubahan harga saham
yang diperdagangkan dan volume perdagangan saham itu sendiri. Pergerakan saham
dapat memberikan petunjuk tentang peningkatan dan penurunan aktivitas pasar modal
dalam hal ini pemodal akan melakukan transaksi jual beli saham. Ketika pergerakan
harga saham mengalami peningkatan dapat diambil kesimpulan bahwa saham pada
saat itu banyak diminati oleh para investor begitu pun sebaliknya ketika pergerakan
harga saham mengalami penurunan maka saham pada saat itu tidak diminati oleh
investor. Jadi harga saham merupakan salah satu aspek yang paling sering menjadi
bahan perbincangan bagi semua investor. Karena dengan harga saham para investor
dapat megambil keputusan untuk melakukan transaksi jual beli saham didalam pasar
modal.
Seluruh konsep dasar dari evaluasi harga saham tersebut berlandaskan atas
kepercayaan bahwa semua efek ekuitas mempunyai nilai intrinsik yang merupakan
nilai suatu aktiva yang terdapat pada pemikiran investor tertentu dan nilai ini
dibenarkan oleh fakta dan dapat berbeda dari harga pasar aktiva saat ini. Dengan
mengetahui nilai intrinsik sebagai harga teoritis dari suatu saham maka akan
memberikan jawaban kepada investor tentang apa yang dibeli dengan cara menentukan
harga yang seharusnya dari suatu saham. Sehingga seorang investor tentunya akan
membeli suatu saham yang harga pasarnya tidak melebihi nilai intrinsiknya (Husnan,
Pasar modal merupakan salah satu sumber dana sektor swasta yang
diharapkan pemerintah untuk meningkatkan investasi dan pertumbuhan
ekonomi. Sebagai suatu instrument ekonomi, pasar modal tidak lepas dari
berbagai pengaruh lingkungan secara mikro maupun secara makro. Pengaruh
lingkungan ekonomi mikro seperti kinerja perusahaan, perubahan strategi
perusahaan, pengumuman laporan keuangan atau deviden perusahaan selalu
mendapat tanggapan dari pelaku pasar di pasar modal. Selain itu perubahan
lingkungan ekonomi secara makro yang terjadi seperti perubahan suku bunga
tabungan dan deposito, kurs valuta asing, inflasi serta berbagai regulasi dan
deregulasi ekonomi yang dikeluarkan pemerintah turut berpengaruh pada
fluktuasi harga dan volume perdagangan di pasar modal.
Secara empiris faktor makro ekonomi merupakan faktor yang berada
diluar perusahaan, tetapi mempunyai pengaruh terhadap kenaikan ataupun
penurunan kinerja perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Namun, harga saham akan terpengaruh dengan seketika oleh perubahan faktor
makro ekonomi tersebut karena investor lebih cepat bereaksi. Ketika perubahan
faktor makro ekonomi ini terjadi, investor akan mengkalkulasi dampaknya,
baik yang positif maupun negatif terhadap kinerja perusahaan beberapa tahun
kedepan, kemudian mengambil keputusan membeli atau menjual saham yang
bersangkutan. Oleh karena itu, harga saham lebih cepat menyesuaikan diri dari
Adapun faktor makro ekonomi yang terbukti memiliki pengaruh
terhadap perkembangan perekonomian di beberapa Negara adalah kurs (nilai
tukar uang). Kurs valuta asing atau kurs mata uang asing menunjukkan harga
atau nilai mata uang satu Negara dinyatakan dalam nilai mata uang Negara lain.
Indikator kurs merupakan gambaran dari stabilitas perekonomian suatu
Negara. Negara dengan stabilitas perekonomian yang bagus biasanya memiliki
mata uang yang stabil pula pergerakannya. Negara dengan stabilitas ekonomi
yang buruk, mata uangnya cenderung bergerak tidak menentu dan cenderung
melemah (Bappebti.com)
Menurut (Nashir & Mirza) nilai tukar suatu mata uang merupakan hasil
interaksi antara kekuatan permintaan dan penawaran yang terjadi di pasar
valuta asing. Penentuan kurs rupiah terhadap valuta asing merupakan hal yang
penting bagi pelaku pasar modal di Indonesia. Karena kurs valas sangat
mempengaruhi jumlah biaya yang harus dikeluarkan, dan besarnya biaya yang
akan diperoleh dalam transaksi saham dan surat berharga di bursa pasar modal.
Fluktuasi kurs yang tidak stabil akan dapat mengurangi tingkat
kepercayaan investor asing terhadap perekonomian Indonesia. Ini tentu akan
menimbulkan dampak negatif terhadap perdagangan saham di pasar modal,
bagi investor asing akan cenderung melakukan penarikan modal sehingga
saham. Jika harga saham menurun maka hal ini akan mengakibatkan tingkat
return yang akan dibagikan juga akan menurun.
Selain kurs, faktor yang mempengaruhi indeks harga saham gabungan
adalah volume perdagangan saham. Volume perdagangan saham merupakan
jumlah lembar saham yang diperjual belikan di pasar modal. Volume
perdagangan yang tinggi mengindikasikan bahwa saham tersebut diminati oleh
investor (Fuadi, 2009). Nilai suatu saham merupakan fungsi permintaan dan
penawaran, perkembangan harga saham dan volume perdagangan saham di
pasar modal merupakan suatu indikator penting untuk mempelajari tingkah laku
investor, karena bagi investor volume perdagangan saham menggambarkan
kondisi efek yang diperjual belikan di pasar modal yang mampu berdampak
pada harga saham. Karena ketika jumlah lembar saham yang diperdagangkan
pada hari transaksi meningkat berarti saham tersebut banyak diminati oleh
banyak investor hal ini dapat mempengaruhi harga saham akan mengalami
kenaikan begitu pun sebaliknya ketika jumlah lembar saham yang
diperdagangkan pada hari transaksi menurun berarti saham tersebut kurang
diminati oleh para investor hal ini dapat mempengaruhi menurunnya harga
saham. Dengan demikian sesuai dengan logika bahwa pada dasarnya volume
perdagangan saham akan berdampak positif terhadap indeks harga saham
gabungan.
Selain nilai kurs dan volume perdagangan saham, faktor lain yang dapat
Rate. Suku bunga merupakan jumlah uang yang dibayarkan sebagai imbalan atas penggunaan utang yang dipinjam. Bagi bank, bunga merupakan komponen
pendapatan yang paling tinggi (Dornbusch, 2004). Naiknya suku bunga BI Rate
akan berdampak terhadap perekonomian, sektor rill dan pertumbuhan ekonomi
akan melambat. Disisi lain, kenaikan BI Rate akan mengakibatkan kenaikan suku bunga perbankan. Bank bisa menaikan suku bunga simpanan ataupun
pinjaman. Kenaikan suku bunga simpanan akan mendorong masyarakat untuk
menunda kegiatan konsumsi karena memilih menyimpan dananya ke dalam
bank karena dengan menyimpan dana kedalam bank akan memberikan
keuntungan pada konsumen tersebut. Namun disisi investasi dengan
meningkatnya suku bunga BI Rate akan merasa terhambat karena para investor
akan mempertimbangkan lagi untuk melakukan investasi pada pasar modal
khususnya pada saham. Karena pada saat itu BI Rate mengalami kenaikan maka
para investor akan cenderung memilih pasar uang atas tabungan sebagai tempat
untuk melakukan investasi dibandingkan melakukan investasi pada pasar
modal. Selain itu dampak yang akan diterima oleh perusahaan dengan
meningkatnya suku bunga BI Rate adalah kenaikan pada biaya modal yang dibutuhkan oleh perusahaan karena pada saat modal yang seharusnya didapat
oleh perusahaan dari transaksi dalam pasar modal akan beralih pada pasar uang,
hal ini mengakibatkan perusahaan akan mengalami persaingan dalam
untuk melakukan investasi kedalam pasar uang dalam arti menabung, dan akan
memilih pasar modal sebagai tempat untuk melakukan investasi. Dengan
demikian secara logis suku bunga akan berdampak negative terhadap harga
saham.
Gambar 1.1
Pergerakan Harga Saham IHSG
Bulan September - Desember
Gambar 1.2
Pergerakan Harga Saham IHSG
Bulan Januari-September
Periode 2015
Kenaikan atau penurunan harga saham di pasar modal akan berpengaruh
terhadap Capital Gain yang diperoleh investor. Hal ini dikarenakan investor membeli sejumlah saham saat ini dengan harapan memperoleh keuntungan dari
kenaikan harga saham di masa yang akan datang (Tandelilin,2010).
Berdasarkan gambar 1.1 dapat dilihat bahwa Kondisi pasar modal pada bulan
September 2014 hingga akhir bulan Desember 2014 mengalami fluktuasi. Hal
ini membuktikan bahwa harga saham pada periode 2014 yang dimulai dari
bulan September hingga Desember terdapat pada zona hijau hal ini dibuktikan
dengan indeks pasar IHSG ditutup pada level 5.226,95. Indeks juga tercatat
menembus level tertinggi dengan mencapai level 5.246,48 (08 September
2014). Meskipun IHSG sempat menurun seiring meningkatnya tekanan
kekhawatiran investor global, IHSG menguat kembali dan akhirnya ditutup di
zona hijau (www.idx.co.id).
Namun sebaliknya pada tahun 2015 yang dimulai dari bulan Januari
hingga September harga saham mengalami penurunan. Dimulai dari bulan
Januari 2015 yang rata-rata harga saham sebesar 5.220,81, bulan februari
sebesar 5.360,02, bulan Maret 5.441,70, bulan April 5.416,65, bulan Mei
5.227,40, bulan Juni 4.983,62, bulan Juli 4.862,22, bulan Agustus 4.548,30 dan
pada bulan September sebesar 4.328,53. Setiap bulan harga saham mengalami
fluktuasi dimulai dari bulan januari sampai bulan Maret mengalami kenaikan
dan pada bulan April dan Mei harga saham mengalami penurunan, sedangkan
pada bulan Juni harga saham kembali mengalami kenaikan dan akhirnya pada
bulan Juli hingga September harga saham mengalami penurunan sebesar
4.328,53. Hal ini disebabkan karena melambatnya perekonomian Indonesia dan
menurunnya kinerja laporan keuangan
Penelitian ini didasarkan karena adanya fenomena perubahan
perekonomian di Indonesia saat ini yaitu pada nilai kurs dari tahun 2014 sampai
tahun 2015 selalu mengalami depresiasi, hal ini sangat mempengaruhi semua
kegiatan perekonomian suatu negara apalagi negara Indonesia masih dalam
kategori negara berkembang yang mana perekonomiannya belum stabil. Selain
itu adanya fluktuasi pada volume perdagangan saham yang salah satu pemicu
Begitupun pada harga saham gabungan yang setiap bulan selalu mengalami
fluktuasi akibat faktor mikro dan faktor makro yang bisa mempengaruhi
perekonomian suatu negara. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat fenomena
perekonomian yang ditunjukkan dengan data rata-rata suku bunga (BI Rate),
kurs, volume perdagangan saham dan harga saham dari tanggal 1 september
2014 sampai 30 September 2015.
Tabel 1.1
Data Rata-Rata Suku Bunga (BI Rate), Kurs, Volume Perdagangan
Saham, Dan Harga Saham dari tanggal 1 September 2014 – 30
September 2015
Bulan Tahun Variabel
Januari 2015 7,75 % 12.579 9,7133 5220,7214
Februari 7,50 % 12.749 9,6184 5360,7381
Maret 7,50 % 13.060 9,6435 5443,5173
April 7,50 % 12.947 9,6199 5398,4524
Mei 7,50 % 13.140 9,5954 5232,3757
Juni 7,50 % 13.313 9,5005 4967,9579
Juli 7,50 % 13.375 9,5104 4856,7010
Agustus 7,50 % 13.781 9,5421 4540,9164
September 7,50 % 14.396 9,5148 4326,6061
Sumber : data BI dan Indeks BEI yang diolah
Dari gambar tabel 1.1 diatas dapat dilihat bahwasanya selama kurun
waktu satu tahun dimulai dari bulan September 2014 hingga akhir September
2015. Rata-Rata BI Rate berada pada titik yang stabil hanya saja pada bulan November 2014 hingga Januari 2015 mengalami kenaikan dan pada bulan
selanjutnya BI Rate kembali menurun. Ketika BI Rate mengalami kenaikan pada saat itu juga harga saham mengalami kenaikan dan jika harga saham
mengalami kenaikan maka akan mengakibatkan volume perdagangan saham
juga ikut meningkat. Hal ini dibuktikan pada bulan November rata-rata BI Rate
sebesar 7,75% ,pada saat itu juga rata-rata harga saham sebesar 5078,4253 dan
diikuti juga dengan meningkatnya volume perdagangan saham sebesar 9,6023
mengalami penurunan akibat menurunnya suku bunga BI Rate akan berdampak
pada menurunnya volume perdagangan saham akan tetapi pada bulan ini harga
saham mengalami peningkatan karena mungkin pada saat itu harga saham tidak
begitu banyak dipengaruhi oleh suku bunga BI Rate yang menurun, akan tetapi
dipengaruhi oleh faktor makro maupun mikro yang lain yang mengakibatkan
harga saham tetap tinggi dibandingkan dengan volume perdagangan saham
yang menurun.
Kurs rupiah terhadap dollar dari bulan September 2014 hingga akhir
bulan Desember 2014 terus mengalami depresiasi dari angka 11.891 pada bulan
September 2014 sampai angka 12.438 pada bulan Desember 2014. Pada bulan
selanjutnya dan ditahun yang baru rupiah terus mengalami depresiasi, namun
rupiah sempat kembali menguat pada bulan April 2015 dengan nilai kurs tengah
sebesar 12.947 jika dibandingkan kurs tengah pada bulan sebelumnya.
Melemahnya nilai kurs rupiah disebabkan oleh banyak faktor yaitu faktor
eksternal dan internal dan contohnya seperti melemahnya rupiah pada Triwulan
II pada tahun 2015 rata-rata rupiah melemah sebesar 2,47% hal ini dipengaruhi
oleh antisipasi investor atas rencana kenaikan suku bunga AS (FFR) dan
quantitative easing ECB serta dinamika negosiasi fiscal yunani (www.bi.go.id).
Selain itu faktor yang mempengaruhi melemahnya nilai kurs rupiah adalah
kekhawatiran terhadap melambatnya ekonomi domestik. Rata-rata harga saham
gabungan dari bulan September 2014 hingga Septemeber 2015 cenderung
perdagangan sebesar 9,5532 dan pada bulan September 2015 rata-rata volume
perdagangan sebesar 9,5148 menurunya volume perdagangan ini disebabkan
karena melemahnya nilai tukar rupiah, melambatnya perekonomian Indonesia,
dan memburuknya laporan kinerja keuangan emiten.
Selain fenomena gap diatas, terdapat beberapa penelitian yang membuktikan bahwa terdapat perbedaan penelitian satu dengan penelitian yang
lainnya (Research gap). Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan beberapa
penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti dan menunjukkan hasil
penelitian yang berbeda-beda. Negative Aditya Novianato,
Tidak berpengaruh Suramaya Suci Kewal (2012) 2 Nilai tukar terhadap
IHSG Tidak Signifikan Linna Ismawati,
Beni Hermawaan Positif Signifikan Kadek Tias Raka
Putri (2015), Achmad Thobarry
(2009) 3 Volume perdagangan
saham terhadap IHSG
positif Fikri Mutakif & Andini Nurwulandari, Donna Menina
(2009)
Table 1.2 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil penelitian
diantara penelitian yang telah dilakukan. Penelitian yang dilakukan oleh
Meryanne (2009) mengenai pengaruh suku bunga BI Rate mempunyai pengaruh negative terhadap harga saham. Hal ini didukung oleh hasil penelitian
dengan penelitian yang dilakukan oleh Mardiyati & Rosalina (2013) bahwa
suku bunga BI Rate memiliki pengaruh positive terhadap harga saham gabungan. Dan pada penelitian yang dilakukan oleh kewal bahwa suku bunga
BI Rate tidak berpengaruuh terhadap harga saham gabungan.
Penelitian yang dilakukan oleh kewal (2012) mengenai pengaruh nilai
kurs mempunyai pengaruh yang negative terhadap harga saham gabungan. Hal
ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Meryanne (2009) yang
menyatakan bahwa nilai kurs rupiah mempunyai pengaruh negative signifikan
terhadap harga saham. Hal ini berkebalikan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Putri (2015) yang menyatakan bahwa nilai kurs memiliki pengaruh yang
positif dan signifikan terhadap harga saham.
Penelitian yang dilakukan oleh Meryanne (2009) mengenai volume
perdagangan saham mempunyai pengaruh positif terhadap harga saham
gabungan. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Mutakkif dan
Wulandari yang menyatakan bahwa volume perdagangan saham memiliki
pengaruh positif terhadap harga saham gabungan.
Di latar belakang oleh adanya fenomena gap dan research gap diatas
maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “ Analisis
Pengaruh Volume Perdagangan Saham, Nilai Tukar Rupiah/Dollar, dan
Pada Bursa Efek Indonesia”. Dalam hal ini penulis akan menilai apakah faktor
makro yang telah di paparkan di atas dapat mempengaruhi harga saham
gabungan yang terdaftar pada bursa efek Indonesia.
B. Batasan Masalah
Pada penelitian ini kami membatasi data yang kita ambil, dan data yang kita
ambil adalah data harian dari tahun 2014-2015 dan dimulai dari 1 September
2014 sampai 30 Semptember 2015. Selain itu kami juga membatasi variabel
independent yang diteliti dari faktor makro yaitu perubahan nilai kurs,dan suku
bunga (BI Rate).
C. Rumusan Masalah
Latar belakang penelitian diketahui bahwa beberapa variabel yang
diduga berpengaruh terhadap Harga Saham Gabungan antara lain nilai tukar
rupiah,suku bunga (BI Rate), volume perdagangan saham. Namun demikian
hasil dari penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pengaruh
variabel-variabel tersebut terhadap harga saham gabungan dari waktu ke waktu
belum konsisten. Berdasarkan hal tersebut muncul permasalahan untuk diteliti
lebih lanjut terkait faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham gabungan itu
sendiri.
Maka berdasarkan masalah-masalah tersebut dapat disimpulkan :
1) Apakah terdapat pengaruh volume perdagangan saham terhadap harga
2) Apakah terdapat pengaruh nilai kurs terhadap harga saham gabungan yang
terdaftar pada bursa efek indonesia?
3) Apakah terdapat pengaruh tingkat suku bunga (BI Rate) terhadap harga
saham gabungan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia?
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan penelitian akan dijelaskan
sebagai berikut ini:
1) Untuk menganalisis pengaruh volume perdagangan saham terhadap harga
saham gabungan yang terdaftar di bursa efek Indonesia
2) Untuk menganalisis pengaruh nilai tukar terhadap harga saham gabungan
yang terdaftar di bursa efek Indonesia
3) Untuk menganalisis pengaruh tingkat suku bunga terhadap harga saham
gabungan yang terdaftar di bursa efek Indonesia
E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang bisa diambil dari penelitian ini :
1) Bagi Praktisi
a. Investor : Harapan peneliti agar hasil penelitian ini dapat dijadikan
rujukan oleh para investor dalam mempertimbangkan pengambilan
keputusan terkait investasi.
b. Emiten : harapan peneliti, agar hal ini dapat dijadikan rujukan oleh
dengan mengamati perkembangan dari dua faktor ekonomi yaitu faktor
mikro dan faktor makro yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan.
2) Bagi Akademisi
a. Harapannya agar hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi pada penelitian
selanjutnya terkait pengaruh nilai kurs rupiah terhadap dollar, suku bunga
(BI Rate), volume perdagangan saham terhadap harga saham gabungan.
b. Harapan saya penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi
saya terkait materi ini.
c. Harapan saya penelitian ini dapat memberikan saya pengalaman dalam hal
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Teori Analisis Fundamental
Analisis fundamental mencoba memperkirakan harga saham di masa
yang akan datang dengan mengestimasi nilai factor-faktor fundamental
yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang, dan
menerapkan hubungan variable-variabel tersebut sehingga diperoleh
taksiran harga saham. Model ini sering disebut sebagai share price forecasting model, dan sering dipergunakan dalam berbagai pelatihan analisis sekuritas (Husnan,1998).
Menurut Jogiyanto (2010) analisis fundamental adalah analisis untuk
menghitung nilai intrinsik saham dengan menggunakan data keuangan
perusahaan. Pendekatan ini didasarkan pada suatu anggapan bahwa setiap
saham memiliki nilai intrinsik. Nilai intrinsik inilah yang diestimasi oleh
para pemodal atau analis. Nilai intrinsik merupakan suatu fungsi dari
variabel-variabel perusahaan yang dikombinasikan untuk menghasilkan
suatu return yang diharapkan dan suatu resiko yang melekat pada saham
tersebut. Hasil estimasi nilai intrinsik kemudian dibandingkan dengan harga
nilai intrinsiknya (Sunariyah, 2001). Menurut Sunariyah (2001), ada dua
pendekatan fundamental yang umumnya digunakan dalam melakukan
penilaian saham yaitu
a. Pendekatan laba (price earning ratio)
Pendekatan ini banyak digunakan oleh para pemodal dan analisis
sekuritas.Pendekatan ini didasarkan hasil yang diharapkan pada perkiraan
laba persaham di masa akan datang, sehingga dapat diketahui bearapa lama
investasi saham akan kembali.
b. Pendekatan nilai sekarang ( Present value)
Dalam pendekatan ini nilai suatu saham diestimasi dengan
mengkapitaliasasipendapatan, oleh sebab itu disebut capitalization income
method. Karena melibatkan proses kapitalisasi nilai-nilai masa depan yang didiskontokan menjadi nilai sekarang (Jogiyanto,2010). Nilai sekarang
suatu saham adalah sama dengan nilai sekarang dari arus kas di masa yang
akan datang yang pemodal harapkan diterima dari investasi pada saham
tersebut. Jika investor percaya bahwa nilai perusahaan tergantung dari
prospek perusahaan tersebut di masa mendatang dan prospek ini merupakan
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan aliran kas di masa depan,
maka nilai perusahaan tersebut dapat ditentukan dengan mendiskontokan
nilai-nilai arus kas (cash flow) di masa depan mejadi nilai sekarang
2. Saham
Menurut Samsul (2006) saham adalah tanda bukti memiliki perusahaan
di mana pemiliknya disebut juga sebagai pemegang saham (shareholder
atau stockholder). Bukti bahwa seseorang atau suatu pihak dapat dianggap sebagai pemegang saham adalah apabila mereka sudah tercatat sebagai
pemegang saham dalam buku yang disebut Daftar Pemegang Saham
(DPS).
Suatu perusahaan dapat menjual hak kepemilikannya dalam bentuk
saham (stock). Jika perusahaan hanya menegeluarkan satu kelas saham
saja, saham ini disebut dengan saham biasa (Common Stock). Untuk menarik investor potensial lainnya, suatu perusahaan mengkin jyga
mengeluarkan kelas lain dari saham, yaitu yang disebut dengan saham
prefer (preferred stock). Saham prefern mempunyai hak-hak prioritas dari
saham biasa. Hak-hak prioritas dari saham prefer yaitu ha katas dividen
yang tetap dan hak terhadap aktiva jika terjadi likuidasi. Akan tetapi, saham
prefer umumnya tidak mempunyai hak veto seperti yang dimiliki oleh
saham biasa (Jogiyanto,2010)
Menurut Jogiyanto saham memiliki 3 jenis yaitu :
a. Saham Preferen
1) Definisi Saham Preferen
Saham preferen mempunyai sifat gabungan (hybrid) antara obligasi
pinjaman, saham preferen juga memberikan hasil yang tetap berupa
dividen preferen. Seperti saham biasa, dalam hal likuidasi, klaim pemegang
saham preferen dibawah klaim pemegang obligasi (bond). Dibandingkan
dengan saham biasa, saham preferen mempunyai beberapa hak yaitu hak
atas dividen tetap dan hak pembayaran terlebih dahulu jika terjadi likuidasi.
Oleh karena itu saham preferen dianggap mempunyai karakteristik
ditengah-tengah antara bond dan saham biasa (Jogiyanto,2010).
Menurut (Tandelilin,2010) Saham Preferen (preferred stock)
merupakan satu jenis sekuritas ekuitas yang berbeda dalam beberapa hal
dengan saham biasa. Dividen pada saham preferen biasanya dibayarkan
dalam jumlah tetap dan tidak pernah berubah dari waktu ke waktu. Seperti
yang disebut dengan istilah preferred (dilebihkan), pembagian dividen kepada pemegang saham preferen lebih didahulukan sebelum diberikan
kepada pemegang saham biasa. Saham preferen adalah serupa dengan
saham biasa karena merupakan ekuitas yang menyatakan
kepemilikan,membayar dividen,dan diterbitkan tanpa tanggal jatuh tempo.
Disisi lain,saham preferen juga serupa dengan obligasi karena merupakan
sekuritas yang menghasilkan pendapatan tetap dari dividen tetapnya.
2) Karakteristik Saham Preferen
Beberapa Karakteristik dari saham preferen menurut Jogiyanto (2010)
adalah sebagai berikut ini :
1) Pemegang saham preferen mempunyai hak untuk menerima dividen
terlebih dahulu dibandingkan dengan pemegang saham biasa.
2) Saham preferen juga umumnya memberikan hak dividen kumulatif,
yaitu memberikan hak kepada pemegangnya untuk menerima dividen
tahun-tahun sebelumnya yang belum dibayarkan sebelum pemegang
saham biasa menerima dividennya. Jika saham prefer disebutkan
memberikan hak dividen kumulatif, maka dividen-dividen tahun
sebelumnya yang belum dibayarkan disebut dengan dividends in arrears
b) Hak Preferen Pada Waktu Likuidasi
Saham preferen mempunyai hak terlebih dahulu atas aktiva perusahaan
dibandingkan dengan hak yang dimiliki oleh saham biasa pada saat
terjadi likuidasi adalah. Besarnya hak atas aktiva pada saat likuidasi
adalah sebesar nilai nominal saham preferennya termasuk semua dividen
yang belum dibayar jika bersifat kumulatif. Karena karakteristik ini,
investor umumnya menganggap saham preferen lebih kecil resikonya
dibandingkan dengan saham biasa. Akan tetapi jika dibandingkan dengan
bond,saham preferen dianggap lebih beresiko, karena klaim dari
pemegang saham preferen dibawah klaim dari pemegang bond.
3) Macam-Macam Saham Preferen
Beberapa Macam-Macam dari saham preferen menurut Jogiyanto (2010)
a) Convertible Preferred Stock
Saham preferen ini memungkinkan pemegangnya untuk menukar
saham ini dengan saham biasa dengan rasio penukaran yang sudah
ditentukan. Misalnya suatu perusahaan mengeluarkan sebanyak 10.000
lembar saham preferen dengan nilai nominalnya adalah sebesar Rp.
10.000,-. Selembar saham dapat dikonversikan menjadi 5 lembar saham
biasa yang nominalnya sebesar Rp.1000,-.
b) Callable Preferred Stock
Saham preferen ini adalah memberikan hak kepada perusahaan yang
mengeluarkan saham untuk membeli kembali saham dari pemegang
saham pada tanggal tertentu di masa mendatang dengan nilai yang
tertentu. Harga tebusan ini biasanya lebih tinggi dari nilai nominal
sahamnya.
c) Floating atau Adjustable-Rate Preferred Stock (ARP)
Saham preferen ini tidak membayar dividen secara tetap, tetapi
tingkat dividen yang dibayar tergantung dari tingkat return dari sekuritas treasury bill.
b. Saham Biasa
1) Definisi Saham Biasa
Jika perusahaan hanya mengeluarkan satu kelas saham saja, saham
adalah pemilik dari perusahaan yang mewakilkan kepada manajemen
untuk menjalankan operasi perusahaan (Jogiyanto,2010).
Menurut Tandelilin (2010) saham biasa adalah sertifikat yang
menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan. Dan Menurut Husnan
(1998) saham biasa adalah bukti tanda kepemilikan atas suatu perusahaan.
Keuntungan yang dinikmati oleh pemegang saham berasal dari
pembayaran dividend dan kenaikan harga saham.
2) Karakteristik Saham Biasa
Beberapa Karakteristik dari saham biasa menurut Jogiyanto (2010) adalah
sebagai berikut ini :
a) Hak Kontrol
Pemegang saham biasa mempunyai hak untuk memilih dewan direksi.
Ini berarti bahwa pemegang saham mempunyai hak untuk mengontrol
siapa yang akan memimpin perusahaannya. Pemegang saham dapat
melakukan hak kontrolnya dalam bentuk memveto dalam pemilihan
direksi di rapat tahunan pemegang saham atau memveto pada
tindakan-tindakan yang membutuhkan persetujuan pemegang saham.
b) Hak Menerima Pembagian Keuntungan
Hak pemegang saham biasa untuk mendapatkan bagian dari keuntungan
c) Hak Preemptive
Hak untuk mendapatkan presentasi kepemilikan yang sama jika
perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham untuk tujuan
melindungi hak control dari pemegang saham lama dan memlindungi
harga saham lama dari kemrosotan nilai.
c. Saham Treasuri (Treasury Stock)
Saham milik perusahaan yang sudah pernah dikeluarkan dan beredar
yang kemudian dibeli kembali oleh perusahaan untuk tidak disimpan
sebagai treasuri yang nantinya dapat dijual kembali (Jogiyanto,2010).
3. Volume Perdagangan Saham
Volume perdagangan merupakan jumlah lembar saham yang diperjual
belikan di pasar modal. Volume perdagangan saham merupakan hal penting
bagi investor, karena bagi investor volume perdagangan saham
menggambarkan kondisi efek yang diperjual belikan dipasar modal yang
mampu berdampak pada harga saham (Ferdhani,2014).
Volume perdagangan saham dipergunakan untuk mengukur apakah
para pemodal individu mengetahui informasi yang dikeluarkan perusahaan
dan menggunakannya dalam pembelian atau penjualan saham sehingga
akan mendapatkan keuntungan diatas normal. Saham yang dimaksud
adalah saham biasa yang diperdagangkan di pasar modal Indonesia
Volume perdagangan merupakan suatu indicator likuiditas saham atas
suatu informasi yang ada dalam pasar modal. Kegiatan perdagangan saham
diukur dengan menggunakan indicator Trading Volume Activity (aktivitas volume perdagangan). Menurut Husnan (1998) aktivitas volume
perdagangan digunakan untuk melihat apakah investor individual menilai
informasi tertentu mampu membuat keputusan perdagangan diatas
keputusan perdagangan yang normal. Ukuran tersebut tidak memisahkan
keputusan pembelian dengan keputusan penjualan.
Menurut Husnan (1998) volume perdagangan merupakan fungsi
supplay and demand serta dapat digunakan sebagai tanda perubahan menguat dan melemahnya pasar. Volume perdagangan di pasar modal dapat
dijadikan indicator penting bagi investor. Naiknya volume perdagangan
saham merupakan kenaikan aktivitas jual beli oleh para investor di pasar
modal.
Kegiatan volume perdagangan yang sangat tinggi di bursa akan
ditafsirkan sebagai tanda pasar akan membaik. Peningkatan volume
perdagangan diikuti dengan peningkatan harga saham merupakan gejala
yang semakin kuat akan kondisi bullish (Husnan,1998)
4. Nilai Tukar Uang (Kurs)
Nilai Tukar sebenarnya merupakan semacam “harga” didalam
berbeda,maka akan terdapat perbandingan nilai/harga antara kedua mata
uang tersebut (Nopirin,1999).
Menurut Dornbusch,et al (2004), system nilai tukar dibedakan menjadi
nilai tukar tetap dan nilai tukar fleksibel atau nilai tukar mengambang.
Dalam system nilai tukar tetap (fixed exchange rate system) bank sentral
luar negri tiap membeli dan menjual mata uang mereka dalam harga dollar
tetap. Dalam system ini, bank sentral harus menyiapkan berapa pun jumlah
valuta asing yang dibutuhkan untuk menutupi ke tidakseimbangan
pembayaran financial. Sebaliknya dalam system nilai tukar fleksibel
(flexible exchange rate system), bank sentral menyesuaikan nilai tukar
permintaan dan penawaran valuta asing seimbang.
Dalam system mengambang bebas (clean floating), bank sentral
sepenuhnya berdiam diri dan membiarkan nilai tukar dengan bebas
ditentukan oleh pasar valuta asing. Karena bank sentral tidak bias ikut serta
dalam mengintervensi pasar valuta asing, maka transaksi cadangan resmi
dengan itu nol. Ini berarti neraca pembayaran dalam system mengambang
bebas adalah nol.
Nilai tukar atau lazim disebut kurs valuta dalam berbagai transaksi
ataupun jual beli valuta asing, dikenal ada empat jenis yakni (Dornbusch
dan Fischer,2004) :
b. Middle Rate (Kurs Tengah), adalah kurs tengah antara kurs jual dan kurs beli valuta asing terhadap mata uang nasional, yang ditetapkan
oleh bank central pada suatu saat tertentu
c. Buying Rate (Kurs Beli), adalah kurs yang ditentykan oleh suatu bank untuk pembelian valuta asing tertentu pada saat tertentu.
d. Flat Rate (kurs flat), adalah kurs yang berlaku dalam transaksi jual beli bank notes dan traveller chaque, dimana dalam kurs tersebut
sudah diperhitungkan promosi dan biaya-biaya lainnya.
Nilai tukar mata uang atau sering disebut kurs merupakan harga mata
uang terhadap mata uang lainnya. Kurs merupakan salah satu harga yang
terpenting dalam perekonomian terbuka mengingat pengaruh yang
demikian besar bagi neraca transaksi berjalan maupun variable-variabel
makro ekonomi lainnya. Terdapat dua pendekatan yang digunakan untuk
menetukan nilai tukar mata uang yaitu pendekatan moneter dan pendekatan
pasar. Dalam pendekatan moneter, nilai tukar mata uang didefinisikan
sebagai harga dimana mata uang asing diperjual belikan terhadap mata uang
domestic dan harga tersebut berhubungan dengan penawaran dan
permintaan uang.
Menurut Dornbusch,Fischer (2004), naik turunnya kurs (nilai tukar)
mata uang atau kurs valuta asing bias terjadi dengan berbagai cara, yakni
bisa dengan cara dilakukan secara resmi oleh pemerintah suatu Negara yang
tarik menariknya kekuatan-kekuatan penawaran dan permintaan didalam
pasar (market mechanism) dan lazimnya perubahan kurs (nilai tukar) mata
uang tersebut bisa terjadi karena empat hal, yaitu :
a. Depresiasi (depreciation), adalah penurunan harga mata uang
nasional terhadap berbagai mata uang asing lainnya, yang terjadi
karena tarik menariknya kekuatan-kekuatan supply dan demand di dalam pasar (market mechanism).
b. Apresiasi (appreciation), adalah peningkatan harga mata uang
nasional terhadap berbagai mata uang asing lainnya, yang terjadi
karena tarik-menariknya kekuatan-kekuatan supply dan demand di
dalam pasar (market mechanism).
c. Devaluasi (devaluation), adalah penurunan harga mata uang
nasional terhadap berbagai mata uang asing lainnya yang dilakukan
secara resmi oleh peemrintah suatu Negara.
d. Revaluasi (revaluation), adalah peningkatan harga mata uang
nasional terhadap berbagai mata uang asing lainnya yang dilakukan
secara resmi oleh pemerintah suatu Negara.
5. Suku Bunga (BI Rate)
Bi Rate menurut Bank Indonesia adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh
bank Indonesia dan diumumkan kepada publik. Bi Rate diumumkan oleh
dan diimplementasikan pada operasi moneter yang dilakukan Bank
Indonesia melalui pengelolaan likuiditas di pasar uang untuk mencapai
sasaran operasional kebijakan moneter. Sasaran operasional kebijakan
moneter dicerminkan pada perkembangan suku bunga pasar uang antar
bank overnight (PUAB ON).
Menurut (Herman,2003) Pengertian dari suku bunga adalah harga dari
penggunaan uang untuk jangka waktu tertentu atau harga dari penggunaan
uang yang dipergunakan pada saat ini dan akan dikembalikan pada saat
mendatang. Menurut Laksmono (2001), nilai suku bunga domestik di
Indonesia sangat terkait dengan tingkat suku bunga internasional. Hal ini
disebabkan oleh akses pasar keuangan domestic terhadap pasar keuangan
internasional serta kebijakan nilai tukar mata uang yang kurang fleksibel.
Selain suku bunga internasional, tingkat diskonto suku bunga Indonesia
(SBI) juga merupakan factor penting dalam penentuan suku bunga di
Indonesia. Menurut Boediono (1985) berpendapat bahwa tingkat suku
bunga ditentukan oleh permintaan dan penawaran uang. Dalam menentukan
tingkat suku bunga berlaku hukum permintaan dan penawaran. Apabila
penawaran uang tetap, semaking tinggi pendapatan nasional semakin tinggi
tingkat suku bunga.
Tingkat suku bunga atau interest rate merupakan rasio pengembalian sejumlah investasi sebagai bentuk imbalan yang diberikan kepada investor.
dalam memberikan tingkat pengembalian kepada kreditur. Tingkat suku
bunga tersebut dapat menjadi salah satu pedoman investor dalam
pengambilan keputusan investasi pada pasar modal. Sebagai wahana
alternative investasi, pasar modal menawarkan suatu tingkat pengembalian
(Return) pada tingkat resiko tertentu. Dengan membandingkan tingkat
keuntungan dan resiko pada pasar modal dengan tingkat suku bunga yang
ditawarkan sector keuangan, investor dapat memutuskan bentuk investasi
yang mampu menghasilkan keuntungan yang optimal. Tingkat suku bunga
sector keuangan yang lazim digunakan sebagai panduan investor disebut
juga tingkat suku bunfa bebas resiko (risk free), yaitu meliputi tingkat suku
bunga bank sentral dan tingkat suku bunga deposito. Di Indonesia tingkat
suku bunga bank sentral di proxykan pada tingkat suku bunga sertifikat
bank Indonesia atau SBI (Husnan,1998).
Suku bunga merupakan salah satu variable yang paling banyak diamati
dalam perekonomian. Hal ini disebabkan oleh suku bunga yang langsung
mempengaruhi kesehatan perekonomian. Suku bunga dapat mempengaruhi
keputusan pribadi, seperti memutuskan untuk dikonsumsi atau ditabung,
membeli obligasi atau berinvestasi (Miskhin,2008). Suku bunga menurut
Miskhin (2008), dibedakan menjadi suku bunga nominal dan suku bunga
rill. Suku bunga nominal (nominal interest rate) adalah suku bunga yang
tidak memperhitungkan inflasi. Sedangkan suku bunga rill (real interest
yang diharapkan dalam tingkat harga (inflasi) sehingga lebih akurat untuk
mencerminkan biaya peminjaman sesunguhnya.
Perubahan-perubahan yang terjadi pada suku bunga dipengaruhi oleh
permintaan dan penawaran akan uang. Apabila permintaan lebih besar dari
penawaran, maka uang akan menjadi langka dan tingkat bunga akan
bergerak naik. Hubungan dari permintaan dan penawaran uang terhadap
suku bunga akan mengakibatkan fluktuasi investasi pada pasar saham.
Secara teoritis dapat dikatakan, bahwa investor mau melakukan
investasi karena menginginkan keuntungan atau pertambahan modalnya
tanpa menanggung resiko, perubahan suku bunga bank dapat
mempengaruhi harga saham melalui tiga cara yaitu :
a. Perubahan suku bunga mempengaruhi kondisi perusahaan secara
umum dan profitabilitas perusahaan yakni dividend dan harga
saham biasa.
b. Perubahan suku bunga mempengaruhi hubungan antara perolehan
dari obligasi dan perolehan dividen dari saham-saham dan oleh
karena itu terdapat daya tarik yang relative antara saham dan
obligasi.
c. Perubahan suku bunga mempengaruhi psikologi para investor
sehubungan dengan investasi kekayaan sehingga mempengaruhi
Apabila tingkat suku bunga mengalami kenaikan maka hal tersebut akan
membuat para investor akan menarik dananya dan menginvestasikannya ke
tempat yang mempunyai resiko relative kecil misalnya menginvestasikan
ke dalam deposito. Sedangkan bila tingkat suku bunga mengalami
penurunan maka dana yang ditanamkan tersebut akan ditarik dan para
investor akan menginvestasikan dana tersebut ke aspek yang lebih
menguntungkan lainnya seperti kedalam pasar modal dengan membeli
saham. Dengan banyaknya investor yang mengalihkan dananya dari
deposito ke pasar modal maka dengan sendirinya akan menyebabkan harga
saham di pasar modal akan terdongkrak naik (Fuadi,2009).
6. Indeks Harga Saham Gabungan
Indeks harga saham gabungan (composite stock price index) merupakan
indeks gabungan dari seluruh jenis saham yang tercatat dibursa efek. Indeks
harga saham gabungan diterbitkan oleh bursa efek. Sementara itu, pihak
diluar bursa efek tidak tertarik menerbitkan IHSG karena indeks tersebut
masih kalah manfaatnya dengan indeks harga saham parsial, seperti untuk
kepentingan hedging. Indeks harga saham gabungan (IHSG) berbah setiap
hari karena pertama; perubahan harga pasar yang terjadi setiap hari dan dua: terdapat saham tambahan(Samsul, 2006).
Perubahan harga saham individu di pasar terjadi karena faktor
mempengaruhi permintaan dan penawaran baik pengaruh rasional seperti
tingkat bunga, tingkat inflasi,kurs valuta asing maupun pengaruh irrasional
seperti mencakup rumor dipasar,dan permainan harga. Pada umumnya
kenaikan dan penurunan harga dapat terjadi secara bersama-sama, oleh
karena itu jika kenaikan atau penurunan harga berlangsung secara terus
menerus maka hal itu akan diikuti oleh arus balik (reversal). Hal ini
membuktikan bahwa dalam kenaikan ataupun penurunan selalu ada
kesalahan yang dinamakan overreaction atau mispriced. Jika harga terus naik,maka akan di ikuti dengan penurunan harga pada periode berikutnta
(Samsul, 2006).
Indeks harga saham gabungan (IHSG) atau composite stock price index
menggunakan seluruh saham tercatat sebagai komponen penghitungan
indeks. Masing-masing pasar modal memiliki indeks yang dibentuk
berdasarkan saham-saham yang dipakai sebagai dasar perhitungan indeks
harga (Tandelilin,2010).
Indeks harga saham gabungan merupakan gabungan dari sejumlah
sector yaitu pertanian, pertambangan, industry kimia dasar, aneka industry,
industry barang konsumsi, property, dan real estate, transportasi dan
infrastruktur, keuangan, perdagangan jasa dan investasi (Rahayu,2005).
Indeks ini mencakup seluruh pergerakan harga saham biasa maupun saham
IHSG merupakan cerminan aktivitas pasar modal. Besar kecilnya indeks ini
dipengaruhi oleh variable ekonomi dan non ekonomi (Divianto,2013).
Naik turunnya harga saham di pasar modal dapat tercermin dalam
indeks harga saham gabungan (IHSG) atau composite stock price indeks. Menurut Jogiyanto (2010) suatu indeks diperlukan sebagai sebuah indikator
untuk mengamati pergerakan harga saham. IHSG menggunakan semua
saham yang tercatat sebagai komponen perhitungan indeks. Angka IHSG
dapat berubah setiap saat selama perdagangan berlangsung. Samsul (2006)
menyebutkan bahwa IHSG berubah setiap hari karena perubahan harga
pasar setiap hari dan adanya saham tambahan. Bila IHSG mengalami
kenaikan, menandakan bahwa pasar dalam keadaan bergairah (bullish). Jika
IHSG mengalami penurunan, menandakan pasar dalam keadaan lesu
(bearish). Pergerakan indeks menjadi acuan untuk para investor untuk
menjual,membeli maupun menahan suatu saham (Lailia,dkk, 2014).
B. Penelitian Terdahulu
Beberapa peneliti telah melakukan penelitian tentang volume
perdagangan saham, tingkat suku bunga (BI Rate) dan nilai tukar rupiah
atas dollar terhadap indeks harga saham gabungan. Hasil dari penelitian
akan digunakan sebagai bahan referensi dan perbandingan dalam penelitian
ini, antara lain adalah sebagai berikut :
Penelitian yang dilakukan oleh Suramaya Suci Kewal dengan judul
terhadap indeks harga saham gabungan”. Alat analisis yang digunakan
adalah analisis regresi berganda. Hasil penelitian menemukan bahwa hanya
kurs yang berpengaruh secara signifikan terhadap IHSG, sedangkan tingkat
inflasi, suku bunga SBI dan pertumbuhan PDB tidak berpengaruh terhadap
IHSG.
Penelitian yang dilakukan oleh Renny Wijaya dengan judul penelitian
“pengaruh fundamental ekonomi makro terhadap indeks harga
saham gabungan pada bursa efek indonesia”. Alat analisis yang
digunakan adalah analisis regresi berganda. Hasil penelitian menemukan
bahwa variabel makro secara simultan memberikan pengaruh signifikan
terhadap IHSG. Secara parsial, inflasi, suku bunga, serta jumlah uang
beredar (M2) tidak berpengaruh signifikan pada IHSG. Nilai tukar
berpengaruh negative signifikan terhadap IHSG.
Penelitian yang dilakukan oleh Robin dengan judul penelitian
“pengaruh volume perdagangan dan kinerja keuangan terhadap
harga saham”. Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi
berganda. Hasil penelitian menemukan bahwa variabel independent yang
berpengaruh terhadap harga saham secara parsial adalah CR,DER,EPS dan
PER. Sedangkan variabel volume perdagangan tidak berpengaruh terhadap
harga saham.
Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Zuhdi Amin dengan judul
indeks dow jones terhadap pergerakan indeks harga saham gabungan
di bursa efek indonesia”. Alat analisis yang digunakan adalah analisis
regresi berganda. Hasil penelitian menemukan bahwa secara simultan
semua variabel independent tersebut berpengaruh terhadap indeks harga
saham gabungan. Sedangkan secara parsial, tingkat inflasi tidak
berpengaruh terhadap IHSG, tingkat suku bunga SBI berpengaruh positif
terhadap IHSG, nilai kurs berpengaruh negative terhadap IHSG dan indeks
dow jones berpengaruh positif terhadap IHSG
Penelitian yang dilakukan oleh Donna Menina Della Maryanne dengan
judul penelitian “pengaruh nilai tukar rupiah, suku bunga SBI, volume
perdagangan saham, inflasi dan beta saham terhadap harga saham”.
Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Hasil
penelitian menemukan bahwa tidak ada pengaruh signifikan antara nilai
tukar rupiah, inflasi terhadap harga saham. Dan variabel yang berpengaruh
negative terhadap harga saham adlaah suku bunga SBI. Sedangkan variabel
yang berpengaruh positif terhadap harga saham adalah volume
perdagangan saham dan beta saham.
Penelitian yang dilakukan oleh Suryanto dengan judul penelitian
“pengaruh inflasi, suku bunga BI Rate dan nilai tukar rupiah terhadap
harga saham perusahaan sektor properti dan real estate di bursa efek
indonesia”. Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda.