• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis pengaruh perilaku konsumen, kinerja karyawan dan kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan serta dampaknya terhadap keputusan pembelian : studi kasus pt. fif cabang pamulang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis pengaruh perilaku konsumen, kinerja karyawan dan kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan serta dampaknya terhadap keputusan pembelian : studi kasus pt. fif cabang pamulang"

Copied!
213
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH PERILAKU KONSUMEN, KINERJA KARYAWAN DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN

PELANGGAN SERTA DAMPAKNYA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

(Studi kasus PT. FIF cabang Pamulang)

Oleh :

Stevany Filla Delvia Nim: 105081002495

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengarauh perilaku konsumen, kinerja karyawan dan kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan serta dampaknya terhadap keputusan pembelian. Penelitian ini menggunakan non probability sampling dengan metode convenience sampling. Data diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada 100 responden dan mengambil data sekunder dari perusahaan untuk mendukung penelitian ini. Penelitian menunjukkan bahwa F tes dan F tabel untuk perilaku konsumen, kinerja karyawan dan kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan. Dan untuk keputusan pembelian, yang berpengaruh signifikan adalah kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan. Nilai koefisien determinasi (R Square) substruktur 1, mengindikasikan bahwa pengaruh perilaku konsumen, kinerja karyawan dan kualitas pelayanan adalah 0,417 terhadap kepuasan pelanggan. Nilai koefisien determinasi (R Square) substruktur 2, mengindikasikan bahwa pengaruh kepuasan pelanggan terhadap keputusan pembelian adalah sebesar 0,290, dan pengaruh residu oleh faktor yang tidak diketahui dan tidak termasuk dalam analisis path ini.

(6)

ABSTRACT

This research purpose to know the influence of customer behavior,

employee performance and , service quality toward customer satisfaction and the

effect to purchase decision. This research use non probability sampling by

convenience sampling method. The data is obtained by spreading the

questionnaire to the 100 customers and take secondary data from company to

support this research. The result of research show that F test and F table for

customer behavior, employee performance and , service quality toward customer

satisfaction and the effect to purchase decision. And for purchase decision, have

significant influence of service quality and customer satisfaction. Determination

coefficient value (R Square) substructure 1, it indicates that the influences of

customer behavior, employee performance, and service quality are 0.417 to

customer satisfaction. Determination coefficient value (R Square) substructure 2,

it indicates that the influences of purchase decision is 0.290, and residue influence

by other factor that unknown and not include in this path analysis.

Keyword : customer behavior, employee performance, and service quality toward

(7)

DAFTYAR RIWAYAT HIDUP

I. Data Pribadi

Nama : Stevany Filla Delvia

Tempat/ Tanggal lahir : Jakarta, 21 Februari 1987

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Jl. H Usman No.63 RT 004

RW 06 Kel : Rempoa Kec: Ciputat Jakarta

Selatan 15412

No Telepon : (021) 97726091

II. Riwayat Pendidikan

1. SDN 09 Pagi (1993-1999)

2. MTsN 3 (1999-2002)

3. MAN 4 (2002-2005)

4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2005-2010)

III. Pengalaman Organisasi

1. Anggota Paskibra (2003)

2. Magang di PT. Federal Internasional Finance (2008)

Jakarta,

(8)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur selalu terpencar ka hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Memiliki seluruh alam semesta, semoga rahmat dan hidayah-Nya akan selalu tercurah kepada kita semua. Atas izin dan limpahan berkah-Nyalah pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang menjadi tugas akhir dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Sholawat dan Salam selalu tercurah kepada kekasih Allah SWT, Nabi Muhammad SAW, yang dengan kesabaran dan kecerdasannyalah sehingga dapat memberikan cahaya begitu indah seperti yang kita rasakan saat ini.

Dengan kerendahan hati, penulis haturkan ribuan terima kasih kepada :

1. Mama dan Bapak tercinta, yang dengan tulus dan ikhlas memberikan dukungan agar tetap melanjutkan skripsi ini, tanpa mengenal pamrih dan untuk semua adik-adikku tersayang.

2. Suamiku tercinta M Robbie Azhari, yang dengan tulus dan ikhlas memberikan dukungan materil maupun moril yang selalu memberikan semangat kepada penulis. Terimakasih y yah. .

3. Anakku Syibilla Aufa Haliza yang selalu memberikan senyum dan tawa disaat pikiran sedang penat. Love u billa ku sayang. .

4. Bapak Dr. Yahya Hamza, MM selaku dosen pembimbing I, yang telah memberikan waktu dan ilmunya dan pengarahan kepada penulis.

5. Ibu Cut Erika AF, SE, MBA selaku dosen pembimbing II, yang telah memberikan semangat, waktu, dan ilmunya kepada penulis.

(9)

7. Bapak Indoyama Nasarudin, SE, MAB selaku ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

8. Kepada seluruh tenaga pengajar dan karyawan di lingkungan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. yang telah dengan ikhlas memberikan ilmu yang tidak ternilai kepada penulis.

9. Bapak Donny Jacob yang telah mengizinkan penulis melakukan penelitian di PT. FIF cabang Pamulang.

10. PT. FIF dan PKPU yang telah memberikan beasiswa tugas akhir kepada penulis yang menjadikan motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

11. Teman-teman seperjuangan di Manajemen C angkatan 2005 yang selalu membantu kesulitan penulis … LOVE U ALL.

12. Teman-teman sesama penerima beasiswa tugas akhir yang saling memberikan semangat.

Akhirnya, Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh Karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk pencapaian yang lebih baik.

(10)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI…..………..…………...……i

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ………...………..1

B. Perumusan Masalah…………..………..…………...………7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ………..………...8

1. Tujuan penelitian ……..……….………...8

2. Manfaat Penelitian…………..………...…………...9

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Manajemen pemasaran ………..……...11

B. Konsep Pemasaran Holistik………12

1. Pemasaran Relasi………13

2. Pemasaran Terpadu……….13

3. Pemasaran Internal………..14

4. Pemasaran yang Bertanggung jawab Sosial………14

C. Konsep Perilaku konsumen……….………15

1. Pengertian Perilaku konsumen………...….15

2. Model Perilaku konsumen………..…………...16

3. Faktor-faktor utama yang mempengaruhi perilaku Konsumen………..………....18

D. Kinerja Karyawan………..……….21

1. Pengertian Kinerja.………….…………...21

(11)

3. Pengertian Penilaian Prestasi Pegawai………..…24

E. Kualitas Pelayanan………..………26

1. Pengertian Kualitas Pelayanan………..…….26

2. Dimensi Kualitas Pelayanan………..………….27

3. Mengukur Kualitas pelayanan………….………..………...30

4. Manfaat Kualitas pelayanan…………..………32

F. KepuasanPelanggan……….………...………32

1. Pengertian Pelanggan …….………..………….…....32

2. Pengertian Kepuasan Pelanggan………..………..34

3. Tingkat Kepuasan Pelaanggan……….……….………..37

4. Faktor- faktor yang mempengaruhi Kepuasan Pelanggan..…40

5. Manfaat Kepuasan Pelanggan………..…...41

G. Keputusan Pembelian………...42

1. Pengertian Keputusan Pembelian………...…..42

2. Konsep keputusan pembelian………..….…48

3. Proses Pengambilan keputusan………..…...48

H. Penelitian Terdahulu………..………...51

I. Kerangka Pemikiran Penelitian ……… …....54

J. Hipotesis……….…………...……55

BAB III : METODELOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian……….………...….……57

B. Metode Penentuan Sampel ………..…….……..……57

C. Metode Pengumpulan Data………..………...57

(12)

1. Metode Analisis………..………59

2. Uji Validitas………..……...…...61

3. Uji Reliabilitas………..……...…...62

4. Uji Hipotesis……….…..……….62

E. Operasional Variabel penelitian ……….………....67

BAB IV: PENEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum dan Objek Penelitian………...76

B. Uji Validitas dan Reliabilitas………..………83

C. Penemuan dan Pembahasan……..………..88

BAB V: KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan ……….……….……….…172

B. implikasi………..………..…173

C. Saran………..………174

(13)

DAFTAR TABEL

No Keterangan Hal

3.1 Skala likert 68

3.2 Operasional variabel 69

4.1 Uji validitas item pertanyaan perilaku konsumen 84

4.2 Uji validitas item pertanyaan kinerja karyawan 85

4.3 Uji validitas item pertanyaan kualitas pelayanan 86

4.4 Uji validitas item pertanyaan kepuasan pelanggan 87

4.5 Uji validitas item pertanyaan keputusan pembelian 88

4.6 Profil responden berdasarkan jenis kelamin 89

4.7 Profil responden berdasarkan usia 90

4.8 Profil responden berdasarkan 92

4.10 Membeli jasa PT. FIF karena kemajuan teknologi 93

4.11 Membeli jasa PT. FIF karena kondisi wilayah geografis 94

4.12 Membeli jasa PT. FIF sesuai dengan pendapatan 95

4.13 Membeli jasa PT. FIF karena dorongan kelompok 96

4.14 Membeli jasa PT. FIF karena dorongan dari keluarga 97

(14)

4.16 Membeli jasa PT. FIF karena usia sudah mencukupi 99

4.17 Membeli jasa PT. FIF karena tuntutan pekerjaan 100

4.18 Membeli jasa PT. FIF karena mengikuti gaya hidup 101

4.19 Membeli jasa PT.FIF sesuai dengan kepribadian 102

4.20 Membeli jasa PT. FIF motivasi dari dalam diri sendiri 103

4.21 Membeli karena persepsi diri sendiri 104

4.22 Membeli karena pengetahuan yang saya peroleh dari pengalaman orang lain 105

4.23 Membeli jasa karena keyakinan diri sendiri bahwa saya mampu membeli 106

4.24 Kemampuan untuk membuat keputusan bijaksana dalam keadaan biasa maupun dalam keadaan gawat 107

4.25 Mempunyai keterampilan yang sangat baik di bidang tugasnya 108

4.26 Mempunyai pengalaman yang luas dibidang tugasnya dan dibidang yang berhubungan dengan tugasnya 109

4.27 Mempunyai kemampuan memecahkan masalah , mengumpulkan dan menilai fakta-fakta serta mengemukakan secara efektif 110

4.28 Berani memikul resiko dari keputusan yang diambil atau tindakan yang dilakukan 111

(15)

4.31 Yakin dalam mengambil keputusan 114

4.32 Berpenampilan rapi dan menarik 115

4.33 Ruang kantor nyaman 116

4.34 Brosur dan fasilitas layanan lain tertata rapi 117

4.35 Ruangan bersih dan rapi 118

4.36 Lokasi kantor strategis 119

4.37 Melayani sesuai yang dijanjikan perusahaan 120

4.38 Jam buka layanan sesuai dengan yang diinformasikan 121

4.39 Layanan yang diberikan konsisten dari waktu ke waktu 122

4.40 Jenis layanan yang diberikan sesuai dengan yang ditawarkan 123

4.41 Memiliki ketanggapan dalam menanggapi kebutuhan pelanggan 124

4.42 Cepat membantu jika pelanggan mengalami kesulitan 125

4.43 Ramah dan cekatan 126

4.44 Menguasai produk dan informasi yang terkait dengan layanan 127

4.45 Menjaga reputasi bisnis di mata pelanggan 128

4.46 Memberikan perhatian kepada pelanggan 129

4.47 Menyediakan kotak saran sebagai sarana untuk mendapatkan suara pelanggan 130

(16)

4.49 Perusahaan mempunyai citra yang positif 132

4.50 Konsumen bangga kredit di PT. FIF 133

4.51 Harga produk yang ditawarkan untuk setiap produknya murah dan

terjangkau 134

4.52 Harga produk sesuai dengan jasa dan kualitas 135

4.53 Bunga yang dikenakan untuk setiap produknya rendah 136

4.54 Memberikan kemudahan bagi konsumennya dalam membayar

angsuran

138

4.56 Konsumen butuh akan jasa pelayanan sepeda motor Honda 139

4.57 Konsumen memperoleh informasi jasa dari pihak lain, seperti keluarga, teman,

iklan dan pameran 140

4.58 Konsumen melakukan pertimbangan yang matang sebelum membeli dan

menggunakan jasa PT. FIF seperti merek mudah diingat, kualitas tinggi,

terpercaya, DP ringan, harga terjangkau 141

4.59 Konsumen memutuskan membeli berdasarkan: pendapatan, harga,

kebutuhan 142

4.60 Konsumen puas terhadap produk dan pelayanan 143

4.61 Komplen jika produk atau pelayanan tidak sesuai dengan yang

(17)

DAFTAR GAMBAR

No Keterangan Hal

2.1 Model perilaku konsumen 17

2.2 Faktor-faktor utama yang mempengaruhi perilaku konsumen 18

2.3 Tingkat kepuasan pelanggan 39

2.4 Tahap-tahap dalam proses pembelian 43

2.5 Model sederhana perilaku konsumen 47

2.6 Model pengambilan keputusan 50

2.7 Kerangka pemikiran 55

(18)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di tengah persaingan usaha yang semakin kompetitif dan kemajuan

teknologi informasi yang cepat membuat konsumen memiliki banyak pilihan

dari suatu produk untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya.

Pada dasarnya setiap konsumen memiliki kemampuan yang berbeda di

saat mengambil keputusan pembelian, semakin terbatas kemampuan yang

dimiliki setiap konsumen, maka makin hati-hati pula ia memutuskan produk

yang layak ia beli untuk mencapai kepuasan.

Menurut Husein umar (2000:49) (dalam Daya kurniawan dan

Bayas’ud, 2006) : “Perilaku konsumen merupakan tindakan yang langsung

mendapatkan, mengkonsumsi serta menghasilkan produk dan jasa termasuk

proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan tersebut”.

Peran karyawan terutama karyawan front-stage sangat penting

menunjang keberhasilan setiap perusahaan terutama perusahaan yang

bergerak di sektor jasa. Alasannya karena karyawan memiliki kemampuan

untuk mempengaruhi persepsi pembeli. Karyawan merupakan bagian dari

jasa itu sendiri, sehingga bagi pelanggan, karyawan berfungsi sebagai

komunikator sekaligus wakil dari citra perusahaan. Kegagalan karyawan

menyampaikan citra yang baik kepada pelanggan, hanya akan memberikan

(19)

Kinerja karyawan ditunjukkan melalui kualitas layanan yang

diberikan kepada pelanggan sehingga perusahaan berdasarkan persepsi

pelanggannya dapat mengevaluasi kualitas layanan karyawan. Seperti yang

dinyatakan oleh Handoko dan Darmawan (2004, 39-44) bahwa indikasi

keberhasilan armada penjualan dari semua wiraniaga secara simultan dapat

dilihat dari tinggkat pertumbuhan pelanggan, sedangkan secara parsial

dinilai melalui kinerja masing-masing wiraniaga.

Responden menilai sejauh mana kinerja karyawan ikut menentukan

tingkat kepuasan mereka. Para pengecer mempercayakan citra mereka

kepada karyawan sehingga pelanggan dapat menilai melalui kinerja

karyawan. Semakin baik kinerja karyawan, maka semakin besar pelanggan

untuk puas. Menurut Aaker (1996) (dalam, S. Pantja Djati dan Didit

Darmawan, 2005 : 55) kepuasan adalah ukuran sebenarnya tentang

bagaimana penerimaan dan kesesuaian konsumen terhadap suatu merek, dan

kepuasan adalah ukuran sebenarnya untuk bisnis jasa, selain kesetiaan

pelanggan yang berdasarkan pengalaman menyenangkan. Para pengecer

produk elektronik dan kendaraan bermotor (sepeda motor dan mobil),

persepsi konsumen tertuju pada kinerja para wiraniaga.

Optimalnya kinerja karyawan dipengaruhi oleh kepuasan kerja

karyawan, kepuasan karyawan berpengaruh terhadap komitmen karyawan,

serta prestasi karyawan (Djati dan Khusaini, 2003) (dalam S. Pantja Djati

dan Didit Darmawan, 2005 : 55). Selain itu, karyawan yang puas sangat

menguntungkan perusahaan sehingga mereka harus diberikan

(20)

dalam bekerja. Karyawan yang tidak puas akan menyebabkan kekecewaan,

hilangnya motivasi kerja, penurunan prestasi kerja atau berujung pada

karyawan meninggalkan pekerjaannya. Dampaknya perusahaan diharuskan

mengeluarkan biaya untuk melakukan proses rekruitmen karyawan baru.

Kepuasan karyawan dan kepuasan pelanggan berawal dari komitmen

perusahaan memperlakukan karyawannya secara baik.

Perkembangan dan peningkatan jasa pelayanan dari tahun ketahun

semakin menjadi perhatian pelanggan. Hal ini dapat dilihat dari ketatnya

persaingan diantara sekian banyak perusahaan pembiayaan.

Sebagaimana diketahui, PT. Federal Internasional Finance (FIF)

merupakan satu diantara perusahaan pembiayaan sepeda motor yang

terkemuka, dan merupakan leader di bidangnya. Dimana perusahaan saling

bersaing untuk memasarkan produknya. Munculnya berbagai macam

perusahaan pembiayaan semakin meramaikan persaingan. Hal tersebut

menggambarkan untuk saat ini dan juga untuk masa-masa yang akan datang

betapa persaingan antar perusahaan semakin ketat, dan apabila perusahaan

tidak mampu menghadapi pesaing-pesaingnya tersebut, maka kehancuran,

kemunduran usaha, kehilangan pelanggan, lambat laun perusahaan tersebut

akan mengalami kebangkrutan.

Perusahaan pembiayaan juga dituntut untuk mengembangkan

pelayanan yang lebih baik, dengan memudahkan konsumen dalam

melakukan pengajuan kredit dan pembayaran angsuran yang lebih efisien.

PT. Federal Internasional Finance (FIF) pun telah melakukan pengembangan

(21)

yang berkualitas seperti New Motor Cycle (NMC), Used Motor Cycle

(UMC), SPEKTRA dan pembiayaan Syariah. Untuk menarik minat

konsumen perusahaan juga mengeluarkan promosi – promosi seperti DP

murah, angsuran ringan, bunga rendah. Dalam melakukan pembayaran

angsuran konsumen juga diberikan kemudahan. Konsumen dapat

melakukannya seperti di kantor FIF, kantor pos, bank-bank atau ATM

seperti BRI, PERMATA, DANAMON, dan Alfamart tertentu.

Beberapa produsen menyadari bahwa produk pembiayaan yang baik

tidaklah cukup menarik konsumen atau terlebih lagi konsumen kembali

melakukan pembiayaan atas barang yang diinginkannya. Dalam hal ini

kualitas pelayanan pun memberikan poin yang penting agar konsumen

merasa puas terhadap produknya.

Jika kualitas pelayanan yang diberikan tidak memberikan kepuasan

konsumen tentunya akan merugikan perusahaan, karena konsumen akan

berkurang. Sebaliknya, konsumen akan bersedia membeli berapapun jika

kualitas pelayanan, dan kemudahan yang ditawarkan maupun memenuhi

selera dan kepuasan konsumen. Untuk dapat memuaskan pelanggan perlu

perbaikan-perbaikan terutama melalui mutu, pelayanan dan nilai. Bagi

pelanggan sendiri kepuasan dapat dirasakan dari apa yang diperoleh dengan

apa yang pelanggan harapkan.

Menurut Fornell, 1992; Croninet al., 2000) (dalam Selmi Dedy, 2007)

menyatakan bahwa faktor penentu utama dari keseluruhan kepuasan

(22)

Perusahaan akan selalu memberikan yang terbaik bagi pelanggannya,

dan akan melakukan penyempurnaan terhadap produk yang akan dihasilkan,

sehingga akan timbul kepuasan bagi konsumen. Perusahaan pembiayaan

yang ada di Indonesia kini mengalami persaingan yang sangat ketat. Hal ini

terbukti dengan berbagai macam merek produk yang di hasilkan dari

berbagai produsen sepeda motor seperti Yamaha, Suzuki, Kawasaki, bahkan

produsen dari China. Perusahaan pembiayaan (FIF) juga memiliki pesaing

seperti ADIRA, Wahana Oto Multiartha (WOM), OTO, Busan Auto Finance

(BAF) dll.

Semua produk yang disediakan oleh setiap perusahaan pembiayaan

pada dasarnya akan saling bersaing untuk mempertahankan pelanggan dan

menarik perhatian konsumen baru mulai dari DP, bunga, sampai

angsurannya. Setiap perusahaan harus selalu berusaha melakukan

penyempurnaan secara terus menerus agar konsumen memiliki kepuasan

setelah menggunakan produk dan jasa dari perusahaan pembiayaan tersebut.

Perusahaan yang berhasil memberikan nilai dan kepuasan pelanggan

yang tinggi akan menyebabkan pembelian yang berulang yang tinggi dan

profitabilitas yang tinggi pula. Salah satu nilai utama yang diharapkan

pelanggan dari para pemasok adalah kualitas produk dan pelayanan yang

tinggi (Philip Kotler, 2000: 48).

Konsumen dalam menjatuhkan pilihannya pada suatu merek tidaklah

mudah, harus melalui serangkaian proses pertimbangan yang rasional saat

pengambilan keputusan pembelian. Proses ini mulai dari kondisi unware

(23)

tersebut), lalu beranjak ke aware (keadaan dimana terdapat informasi yang

menarik dari konsumen) sehingga dapat berlanjut ke minat yang pada

taraf-taraf tertentu di tindak lanjuti dengan proses pencarian dan upaya mencoba.

Bila informasi yang diterima dari proses mencoba, dan sesuai yang

dibutuhkan konsumen akan terjadi pengulangan pembelian dan pada

akhirnya konsumen akan mengadopsi dan akan menjadikannya sebagai

konsumsi tetap.

Namun tidak hanya sampai disitu, konsumen yang akan melakukan

pembelian produk melalui cara kredit maka inilah saatnya bagi perusahaan

yang bergiliran melakukan serangkaiaan proses pertimbangan yang rasional

saat menyetujui minat konsumen. Suatu perusahaan pembiayaan harus

melakukan survey terlebih dahulu, dan jika konsumen dianggap sanggup

untuk melakukan pembayaran berikutnya maka keinginan konsumen

membeli sepeda motor Honda akan disetujui.

Konsumen yang telah menjadi pelanggan tidak menjamin dirinya akan

tetap setia. Mereka cenderung mencoba dan menggunakan berbagai merek

yang memiliki keunggulan tersendiri untuk dapat memperoleh kepuasan.

Hal tersebut mendorong PT. Federal Internasional Finance sebagai salah

satu perusahaan pembiayaan untuk lebih meningkatkan kinerja

pemasarannya dengan baik, agar dapat mempengaruhi perilaku konsumen

dalam memilih produk dan pelayanan yang berkualitas untuk mencapai

kepuasan dalam pengambilan keputusan.

Schiffman dan Kanuk (2007), Tatik Suryani (2008 : 6) bahwa perilaku

(24)

keputusan membelanjakan sumber daya yang tersedia dan dimiliki (waktu,

uang, dan usaha) untuk mendapatkan barang atau jasa yang nantinya akan

dikonsumsi.

Oleh karena itu peneliti tertarik meneliti permasalahan ini, sehingga di

ketahui bahwa kepuasan pelanggan dan keputusan pembelian pada

perusahaan pembiayaan sangat bergantung terhadap perilaku konsumen,

kinerja karyawan dan pelayanan yang baik di mata konsumen pada PT.

Federal International Finance ke dalam sebuah skripsi yang berjudul:

Analisis Pengaruh Perilaku Konsumen, Kinerja Karyawan, dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Serta Dampaknya Terhadap Keputusan Pembelian (Studi kasus pada PT. Federal International Finance (FIF) cabang Pamulang)“.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah, identifikasi masalah dan

pembatasan masalah di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat

dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh perilaku konsumen, kinerja karyawan dan

kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan serta dampaknya

terhadap keputusan pembelian?

2. Bagaimana pengaruh perilaku konsumen terhadap kepuasan pelanggan

(25)

3. Bagaimana pengaruh kinerja karyawan terhadap kepuasan pelanggan

serta dampaknya terhadap keputusan pembelian?

4. Bagaimana pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan

serta dampaknya terhadap keputusan pembelian?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah:

a. Menganalisis pengaruh perilaku konsumen, kinerja karyawan dan kualitas

pelayanan terhadap kepuasan pelanggan serta dampaknya terhadap

keputusan pembelian.

b. Menganalis pengaruh perilaku konsumen terhadap kepuasan pelanggan

serta dampaknya terhadap keputusan pembelian.

c. Menganalis pengaruh kinerja karyawan terhadap kepuasan pelanggan

serta dampaknya terhadap keputusan pembelian.

d. Menganalisis pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan

(26)

2. Manfaat penelitian

Kegunaan penelitian yang diharapkan dari hasil penelitian ini, antara

lain:

a. Bagi peneliti

Sebagai sarana untuk menambah wawasan pengetahuan mengenai

pengaruh perilaku konsumen, kinerja karyawan dan kualitas

pelayanan terhadap kepuasan pelanggan serta dampaknya terhadap

keputusan pembelian.

b. Bagi program studi manajemen jurusan pemasaran

Sebagai masukan dalam proses belajar mengajar mengenai pengaruh

perilaku konsumen, kinerja karyawan dan kualitas pelayanan terhadap

kepuasan pelanggan serta dampaknya terhadap keputusan pembelian.

c. Bagi Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Sebagai masukan dan tambahan wawasan mengenai pengaruh

perilaku konsumen, kinerja karyawan dan kualitas pelayanan terhadap

kepuasan pelanggan serta dampaknya terhadap keputusan pembelian.

d. Bagi PT Federal Internasional Finance (FIF)

Sebagai sumber referensi dalam rangka meningkatkan dan

mengembangkan kreatifitas perusahaan dalam upaya peningkatan

perilaku konsumen, kinerja karyawan dan kualitas pelayanan terhadap

(27)

e. Bagi Perpustakaan

Sebagai bahan masukan informasi dan menambah referensi untuk

penelitian-penelitian selanjutnya mengenai pengaruh perilaku

konsumen, kinerja karyawan dan kualitas Pelayanan terhadap

(28)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

B. Pengertian Manajemen Pemasaran

Pemasaran di kembangkan dari kata pasar yang berarti sarana , tempat

berkumpulnya orang-orang yang terlibat dalam pemasaran. Dalam

pengertian abstrak manajemen pemasaran sebagai seni dan ilmu memilih

pasar sasaran dan mendapatkan, menjaga dan menumbuhkan pelanggan

dengan menciptakan, menyerahkan dan mengkomunikasikan nilai pelanggan

yang unggul. (Philip Kotler dan Keller, 2007 : 6)

Definisi ini menyadari bahwa manajemen pemasaran adalah proses

yang mencakup analisis, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan juga

mencakup barang, jasa serta gagasan; berdasarkan pertukaran dan tujuannya

adalah memberikan kepuasan bagi pihak yang terlibat.

Diantara para ahli pemasaran, seperti (Philip Kotler dan Keller, 2007 :

6) mendefinisikan pemasaran sebagai suatu proses social yang didalamnya

individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan

inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas menukarkan

produk yang bernilai dengan pihak lain.

Definisi bertumpu pada konsep produk yang di peroleh melalui

penciptaan pertukaran yang dapat memenuhi kebutuhan, keinginan dan

permintaan seseorang atas kelompok. Menurut Boyd dalam manajemen

(29)

menyesuaikan individu dan perusahaan mendapatkan apa yang mereka

butuhkan dan inginkan melalui pertukaran dengan pihak lain untuk

mengembangkan pertukaran, sedangkan menurut (William j. Stanton,

2001:68). Pemasaran adalah system keseluruhan dari kegiatan usaha yang

ditunjukkan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan

mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan kepada

pembeli.

B. Konsep pemasaran Holistik

Keseluruhan perangkat kekuatan yang tampak dalam dasawarsa

terakhir menuntut praktik pemasaran dan bisnis baru. Perusahaan memiliki

kapabilitas baru yang dapat mengubah cara mereka melakukan pemasaran.

Perusahaan membutuhkan pemikiran segar tentang bagaimana beroprasi dan

bersaing dalam lingkungan pemasaran baru. Para pemasar dalam abad

ke-duapuluh satu semakin menyadari kebutuhan untuk memiliki satu

pendekatan kohesif yang lebih lengkap yang melampaui aplikasi tradisional

atas konsep pemasaran.

Konsep pemasaran holistik di dasarkan pada pengembangan,

perancangan, dan implementasi program pemasaran, proses pemasaran, dan

kegiatan-kegiatan pemasaran yang mengakui bahwa “segala sesuatu bisa

terjadi” pada pemasaran dan bahwa pemasaran perspektif yang luas dan

terpadu sering dibutuhkan. Empat komponen dari pemasaran holistic adalah

pemasaran hubungan, pemasaran terpadu, pemasaran internal, dan

(30)

Dengan demikian pemasaran holistik merupakan satu pendekatan

terhadap pemasaran yang mencoba mengakui dan mendamaikan lingkup dan

komleksitas kegiatan pemasaran.

1. Pemasaran Relasi

Tujuan utama pemasaran relasi adalah mengembangkan hubungan agar

bertahan lama dan mendalam dengan semua orang atau organisasi yang

dapat secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi keberhasilan

kegiatan pemasaran perusahaan. Pemasaran relasi mempunyai tujuan

membangun hubungan jangka panjang yang saling memuaskan dengan

pihak-pihak yang memiliki kepentingan utama pelanggan, pemasok,

distributor dalam rangka mendapatkan serta mempertahankan preferensi dan

kelangsungan bisnis jangka panjang mereka.

2. Pemasaran Terpadu

Tugas pemasaran adalah merencanakan kegiatan pemasaran dan

merakit program pemasaran yang sepenuhnya terpadu untuk menciptakan,

mengkomunikasi dan menyerahkan nilai bagi konsumen. Program pemasarn

terdiri dari sejumlah keputusan tentang kegiatan pemasaran yang meningkat

nilai untuk digunakan. Kegiatan-kegiatan pemasaran tampil dalam semua

bentuk. Satu lukisan tradisional tentang kegiatan pemasaran adalah dari segi

bauran pemasaran, yang telah didefinisikan sebagai perangkat alat

pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mengejar tujuan

(31)

kelompok besar, yang disebut empat P tentang pemasaran: produk

(product), harga (price), tempat (place), dan promosi (promotion).

3. Pemasaran Internal

Pemasaran holistik menggabungkan pemasaran internal, memastikan

bahwa setiap orang dalam organisasi mengnut prinsip pemasaran memadai,

khususnya manajemen senior. Tugas pemasaran internal adalah merekrut,

melatih, dan memotivasi karyawan yang mampu untuk melayani pelanggan

dengan baik. Pemasar yang cerdas mengakui bahwa kegiatan pemasaran

dalam perusahaan dapat menjadi sama pentingnya, atau bahkan lebih dari

pada perusahaan yang diarahkan ke luar perusahaan. Itu tidak berarti

menjanjikan layanan unggul sebelum staf perusahaan siap untuk

memberikannya.

Pemasaran internal harus berlangsung pada dua level. Pada level satu,

berbagai fungsi pemasaran tenaga penjual, iklan, layanan pelanggan,

manajemen produk, riset pemasaran harus bekerja bersama. Terlalu sering

tenaga penjualan berpikir bahwa para manajer produk menetapkan harga

atau kuota penjualan “terlalu tinggi”, atau direktur periklanan dan manajer

merek tidak sepakan dengan kampanye iklan. Semua fungsi pemasaran itu

harus dikoordinasikan dari sudut pelanggan.

4. Pemasaran Yang Bertanggung Jawab Sosial

Pemasaran holistic menggabungkan pemasaran yang bertanggung

jawab social dan pemahaman masalah-masalah yang lebih luas serta konteks

(32)

pemasaran. Sebab dan efek dari pemasaran jelas merentang melampaui

perusahaan dan konsumen mencapai masyarakat sebagai keseluruhan.

Tanggung jawab social juga menuntut para pemasar untuk secara cermat

mempertimbangkan peran yang dapat mereka mainkan dari segi

kesejahteraan sosial.

C. Konsep Perilaku konsumen

1. Pengertian Perilaku konsumen

Menurut Schiffman dan Kanuk (2007) bahwa perilaku konsumen

merupakan studi yang mengkaji bagaimana individu membuat keputusan

membelanjakan sumberdaya yang tersedia dan dimiliki (waktu, uang, dan

usaha) untuk mendapatkan barang atau jasa yang nantinya akan dikonsumsi.

Menurut Loudon dan Bitta (1995) menjelaskan bahwa perilaku

konsumen mencakup proses pengambilan keputusan dan kegiatan yang

dilakukan konsumen secara fisik dalam pengevaluasian, perolehan

penggunaan atau mendapatkan barang dan jasa. Jadi di dalam menganalisis

perilaku konsumen tidak hanya menyangkut factor-faktor yang

mempengaruhi pengambilan keputusan kegiatan saat pembelian, akan tetapi

juga meliputi prroses pengambilan keputusan yang disertai pembelian.

Sedangkan menurut J. Paul Peter dan Jerry C. Oslo adalah interaksi

dinamis antara pengaruh dan kognisi, perilaku dan kejadian di sekitar kota di

mana manusia melakukan aspek pertukaran dalam hidup mereka. Sedangkan

(33)

terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan

jasa termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusul tindakan ini

(Rangkuti, 2003:58). Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat

disimpulkan bahwa perilaku konsumen merupakan suatu tindakan individu

dalam menggunakan barang atau jasa sebagai proses pengambilan

keputusan.

Strategi pemasaran yang baik pada hakekatnya didasarkan pada apa

yang diinginkan dan dibutuhkan konsumennya. Perusahaan yang mampu

memahami perilaku konsumen akan mendapatkan keuntungan yang cukup

besar karena dapat menyusun strategi pemasaran yang tepat yang dapat

memberikan kepuasan yang lebih baik dibandingkan pesaing.

4. Model Perilaku konsumen

Dalam usaha memahami perilaku konsumen ini ada beberapa model

yang dapat digunakan sebagai acuan. Kotler dan Armstrong (2006:129)

mengemukakan model perilaku konsumen seperti ditunjukkan pada gambar

(34)

Gambar 2.1

Characteristic Brand Choice

Dealer Choice

Purchase timing

Purchase amount

Sumber Suryani, Tatik (2008), Perilaku Konsumen, Graha Ilmu

Model tersebut menunjukkan bahwa stimuli dari luar akan masuk ke

dalam kotak hitam pembeli dan menghasilkan respon tertentu pada

konsumen. Stimuli dari luar terdiri atas dua macam yaitu stimuli pemasaran

dan stimuli lain-lain. Stimuli pemasaran meliputi empat unsure bauran

pemasaran yaitu : produk, harga, ekonomi, teknologi, politik dan

kebudayaan. Kotak hitam pembeli ini terdiri atas dua komponen, bagian

pertama adalah karakteristik pembeli yang meliputi factor budaya, social

personal dan psychological yang mempunyai pengaruh utama bagaimana

seorang pembeli bereaksi terhadap rangsangan tersebut dan bagian kedua

adalah proses yang mempengaruhi hasil keputusan. Proses pengambilan

keputusan meliputi aktivitas pengenalan masalah, pencarian informasi,

(35)

3. Faktor-faktor utama yang mempengaruhi perilaku Konsumen

Gambar 2.2

Faktor-faktor utama yang mempengeruhi perilaku konsumen

Motivasi

Sumber: Kotler dan Keller,Manajemen Pemasaran, Indeks, Jakarta, 2007.

Para konsumen membuat keputusan tidak dalam sebuah tempat yang

terisolasi dari lingkungan sekitar. Perilaku pembelian mereka dipengaruhi

oleh faktor-faktor kebudayaan, sosial, pribadi, dan psikologis Kotler dan

Keller (2007:214).

a. Faktor Budaya

Faktor budaya yang memiliki pengaruh luas dan mendalam terhadap

perilaku budaya ini terdiri dari beberapa komponen :

(36)

Jika makhluk yang lebih rendah perilakunya sebagian besar diatur oleh

naluri, maka perilaku manusia sebagian besar muncul dari pembelajaran.

2) Sub budaya : setiap budaya terdiri dari sub budaya yang lebih kecil yang

memberikan lebih banyak ciri-ciri dan sosialisasi khusus

anggota-anggotanya. Sub budaya terdiri dari bangsa, agama, kelompok, ras dan

daerah geografis. Banyak sub budaya yang membentuk segmen pasar

penting dan pemasar sering merancang produk dan program pemasaran

yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka.

3) Kelas sosial adalah sebuah kelompok yang relative lebih homogen dan

bertahan lama dalam sebuah masyarakat, yang tersusun dalam sebuah

urutan herarki. Para anggota dalam setiap jenjang tersebut memiliki nilai,

minat dan tingkah laku yang sama.

b. Faktor sosial

Perilaku seorang konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial,

seperti :

1) Kelompok acuan seseorang terdiri dari semua kelompok yang memiliki

pengaruh langsung (melalui tatap muka) atau tidak langsung terhadap

sikap atau perilaku orang tersebut.

2) Keluarga adalah organisasi (kelompok kecil pembeli) yang paling penting

dalam masyarakat. Anggota keluarga merupakan kelompok acuan primer

yang paling berpengaruh.

3) Peran dan status. Peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan

(37)

c. Faktor pribadi

Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi yang

meliputi :

1) Usia dan tahap siklus hidup. Orang membeli barang dan jasa yang berbeda

sepanjang hidupnya. Konsumen ini juga dibentuk oleh siklus hidup

keluarga.

2) Pekerjaan. Pekerjan seseorang mempengaruhi pola konsumsinya. Sebuah

perusahaan bahkan dapat mengkhususkan produknya untuk kelompok

pekerjaan tertentu.

3) Gaya hidup seseorang adalah pola hidup seseorang yang diekspresikan

dalam aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan

keseluruhan diri seseorang yang berinteraksi dengan lingkungannya.

4) Kepribadian dan konsep diri. Setiap orang memiliki kepribadian yang

berbeda yang mempengaruhi perilaku pembeliannya.

d. Faktor psikologis

Pilihan seseorang untuk membeli dipengaruhi oleh empat faktor

psikologis utama yaitu:

1) Motivasi merupakan alasan yang mendasari seseorang untuk melakukan

suatu tindakan.

2) Persepsi adalah proses bagaimana individu memilih, mengorganisasikan,

dan menginterpretasikan masukan serta informasi untuk menciptakan

gambaran dunia yang memiliki arti.

(38)

menggambarkan perilaku seseorang individu perubahan yang bersumber

dari pengalaman.

4) Keyakinan dan sikap. Keyakinan adalah pemikiran deskriptif tentang

suatu hal yang dianut oleh seseorang. Sedangkan sikap adalah evaluasi,

perasaan emosional, dan kecenderungan tindakan atas beberapa objekatau

gagasan (Rangkuti, 2003:60-63).

Dalam memilih produk yang disukainya konsumen

mempertimbangkan faktor-faktor tertentu yang menjadi pendorong baginya

(motif pembelian). Motif pembelian (the consumer buying motive)

berpengaruh terhadap konsumen dalammenyukai suatu barang yang

ditawarkan.

D. Kinerja Karyawan 1. Pengertian Kinerja

Pengertian Kinerja dalam organisasi merupakan jawaban dari berhasil

atau tidaknya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Para atasan atau

manajer sering tidak memperhatikan kecuali sudah amat buruk atau segala

sesuatu jadi serba salah. Terlalu sering manajer tidak mengetahui betapa

buruknya kinerja telah merosot sehingga perusahaan / instansi menghadapi

krisis yang serius. Kesan – kesan buruk organisasi yang mendalam berakibat

dan mengabaikan tanda – tanda peringatan adanya kinerja yang merosot.

Kinerja menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2000 : 67) “Kinerja (

(39)

oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan

tanggung jawab yang diberikan kepadanya”.

Menurut Veizal Rivai ( 2004 : 309) mengemukakan kinerja adalah :

“merupakan perilaku yang nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai

prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam

perusahaan”.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja (Prestasi Kerja)

Faktor yang mempengaruhi pencapaian kerja adalah factor

kemampuan (ability) dan factor motivasi (motivation) Anwar Prabu

Mangkunegara (2008:67). Hal ini sesuai dengan pendapat Keith Davis,

(1964:484) yang merumuskan bahwa:

Human Performance = Ability + Motivation

Motivation = Attitude + Situation

Ability = Knowladge + Skill

a. Faktor Kemampuan

Secara psikologis, kemampuan (ability) pegawai terdiri dari

kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge + skill).

Artinya pegawai yang memiliki IQ di atas rata-rata (IQ 110-120) dengan

pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam

mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka ia akan lebih mudah mencapai

(40)

pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya (the right man in the right man

on the right job).

b. Faktor Motivasi

Motivasi terbebtuk dari sikap (attitude) seorang pegawai dalam

menghadapi situasi (situation) kerja. Motivasi merupakan kondisi yang

menggerakkan diri pegawai yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi

(tujuan kerja).

Sikap mental merupakan kondisi mental yang mendorong berdiri

pegawai untuk berusaha mencapai prestasi kerja secara maksimal.

Sikap mental seorang pegawai harus sikap mental yang siap secara

psikofisik (siap secara mental, fisik, tujuan, dan situasi). Artinya, seorang

pegawai harus siap mental, maupun secara fisik, memahami tujuan utama

dan target kerja yang akan dicapai, mampu memanfaatkan, dan menciptakan

situasi kerja.

David C. McClelland (1987) berpendapat bahwa “ada hubungan yang

positif antara motif berprestasi dengan pencapaian kerja”.

Motif berprestasi adalah suatu dorongan dalam diri pegawai untuk

melakukan suatu kegiatan atau tugas dengan sebaik-baiknya agar mampu

mencapai prestasi kerja (kinerja) dengan predikat terpuji.

Selanjutnya, McClellend mengemukakan 6 karakteristik dari pegawai

(41)

jawab pribadi yang tinggi. Kedua, berani mengambil resiko. Ketiga,

memiliki tujuan yang realistis. Keempat, memiliki rencana kerja yang

menyeluruh dan berjuang untuk merealisasi tujuannya. Kelima,

memanfaatkan umpan balik (feed back) yang konkret dalam seluruh

kegiatan kerja yang dilakukannya. Keenam, mencari kesempatan untuk

merealisasikan rencana yang telah diprogramkan.

Berdasarkan pendapat McClelland tersebut, pegawai akan mampu

mencapai kinerja maksimal jika ia memiliki motif berprestasi tinggi. Motif

berprestasi yang perlu dimiliki oleh pegawai harus ditumbuhkan dari dalam

diri sendiri selain dari lingkungan kerja. Hal ini karena motif berprestasi

yang tumbuh dari dalam diri sendiri akan membentuk suatu kekuatan diri

dan jika situasi lingkungan kerja turut menunjang maka pencapaian kinerja

akan lebih mudah. Oleh karena itu kembangkanlah motif berprestasi dalam

diri dan manfaatkan serta ciptakan situasi yang ada pada lingkungan kerja

guna mencapai kinerja maksimal.

3. Pengertian Penilaian Prestasi Pegawai

Penilaian prestasi pegawai dikenal dengan istilah “Performance

rating, performance appraisal, personnel assessment, employee evaluation,

merit rating, efficiency rating, service rating.”

Leon C Megginson (1981:310) mengemukakan bahwa “performance

appraisal is the process an employer uses to determine whether an employee

(42)

proses yang digunakan majikan untuk menentukan apakah seorang pegawai

melakukan pekerjaannya sesuai yang dimaksudkan).

Adrew E. Sikula (1981:205) menjelaskan bahwa penilaian pegawai

merupakan evaluasi yang sistematis dari pekerjaan pegawai dan potensi

yang dapat dikembangkan. Penilaian adalah proses penaksiran atau

penentuan nilai, kualitas, atau status dari beberapa objek, orang ataupun

sesuatu).

Berdasarkan pendapat di atas, penilaian prestasi pegawai adalah suatu

proses penilaian prestasi kerja pegawai yang dilakukan pemimpin

perusahaan secara sistematik berdasarkan pekerjaan yang ditugaskan

kepadanya.

Pemimpin kerja yang menilai prestasi kerja karyawan, yaitu atasan

pegawai langsung, dan atasan tak langsung. Di samping itu pula kepala

bagian personalia berhak pula memberikan penilaian prestasi terhadap

(43)

E. Kualitas Pelayanan (Service Quality) 1. Pengertian Kualitas Pelayanan

Kualitas pelayanan dapat diketahui dengan membandingkan antara

persepsi para pelanggan atas pelayanan yang sebenarnya mereka terima/

peroleh dengan pelayanan yang sesungguhnya mereka harapkan/inginkan.

Budi (1991: 18) (dalam Alfian Ibrahim & Said Hussein,1999 : 78).

Pada prinsipnya, definisi kualitas pelayanan berfokus pada upaya

pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan, serta ketepatan

penyampaiannya untuk mengimbangi harapan pelanggan. Berdasarkan

definisi diatas, kualitas jasa bisa diwujudkan melalui pemenuhan kebutuhan

dan keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaiaannya untuk

mengimbangi harapan pelanggan. Oleh karena itu, baik tidaknya kualitas

tergantung pada kemampuan penyediaan jasa dalam memenuhi harapan

pelanggannya secara konsisten.

Kualitas dipandang secara luas tidak hanya aspek jasa yang di

tekankan, melainkan juga meliputi proses, lingkungan, dan manusia.

Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan

produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi

harapan pelanggan (Fandy Tjiptono, 2001: 51).

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa harapan pelanggan

diyakini mempunyai peranan yang besar dalam menentukan kualitas produk

(barang dan jasa) dan kepuasan pelanggan. Pada dasarnya ada hubungan

(44)

2. Dimensi Kualitas Pelayanan

Apabila layanan yang diharapkan pelanggan lebih besar dari layanan

yang nyata-nyata diterima pelanggan maka dapat dikatakan bahwa layanan

tidak bermutu, sedangkan jika layanan yang diharapkan pelanggan lebih

rendah dari layanan yang nyata-nyata diterima pelanggan, maka dapat

dikatakan bahwa layanan bermutu, dan apabila layanan yang diterima sama

dengan layanan yang diharapkan maka layanan tersebut dikatakan

memuaskan. Fitzsimmons & Fitzsimmons, (dalam Salamatun A, 2005:

130). Selanjutnya (Parasuraman, 1991: 16) (dalam Alfian Ibrahim & Said Hussein, 1999:78) dalam Marketing Services terdapat lima unsur yang

menentukan kualitas pelayanan yaitu:

1. Bukti langsung (tangibility)

kemampuan untuk memberikan fasilitas, perlengkapan yang baik,

pegawai yang tangkas dan professional, serta produk yang menarik

yang berkaitan dengan pelayanan.

2. Kehandalan (Reliability)

kemampuan untuk memberikan pelayanan sesuai dengan yang telah

dijanjikan.

3. Daya tangkap (Responsiveness)

keinginan untuk memn akan bantu para pelanggan dan memberikan

(45)

4. Keyakinan (Assurance)

pengetahuan dan kesopan santunan para pegawai perusahaan serta

kemampuan mereka untuk menumbuhkan rasa percaya pelanggan pada

perusahaan.

5. Empati (Empathy)

perhatian yang tulus yang diberikan kepada para pelanggan.

Dimensi kualitas pelayanan yang dikemukakan oleh Parasuraman,

Zeithmal, and Berry tersebut berpengaruh pada harapan pelanggan dan

kenyataan yang mereka terima. Jika kenyataannya pelanggan menerima

pelayanan melebihi harapannya, maka pelanggan akan mengatakan

pelayanannya berkualitas dan jika kenyataannya pelanggan menerima

pelayanan kurang atau sama dari harapannya, maka pelanggan akan

menyatakan pelayanannya tidak berkualitas atau tidak memuaskan.

Sedangkan Indoyama Nasarudin (2006:24) mengemukakan konsep

kualitas pelayanan ada 6 dimensi, yaitu:

1. Complience (Pemenuhan)

pemenuhan terhadap apa yang telah dijanjikan atau ketetapan yang

dibuat organisasi atau perusahaan atau yang tertera dalam kontrak.

2. Assurance (Jaminan)

adalah pengetahuan, kesopanan petugas serta sifatnya yang dapat

(46)

3. Reliability (Keandalan)

adalah kemampuan untuk melakukan pelayanan sesuai yang dijanjikan

dengan segera, akurat dan memuaskan.

4. Tangibles (Bukti Langsung)

meliputi fasilitas pendukung, perlengkapan karyawan dan sarana

komunikasi.

5. Empathy (Empati)

adalah rasa peduli untuk memberikan perhatian secara individual

kepada pelanggan, memahami kebutuhan pelanggan serta kemudahan

untuk dihubungi.

6. Responsiveness (Ketanggapan)

adalah kemampuan untuk menolong pelanggan dan ketersediaan untuk

melayani pelanggan dengan baik.

Dimensi kualitas diatas dapat dijadikan dasar bagi pelaku bisnis untuk

mengetahui apakah ada kesenjangan ( gap ) atau perbedaan antara harapan

pelanggan dan kenyataan yang mereka terima. Harapan pelanggan sama

dengan keinginan pelanggan yang ditentukan oleh informasi yang mereka

(47)

3. Mengukur Kualitas pelayanan

Kualitas pelayanan dapat diukur dengan menggunakan beberapa

model. Pemilihan terhadap model yang digunakan tergantung pada tujuan

pengukuran, jenis perusahaan, serta situasi pasar (Tjiptono, 2004).

Penelitian mengenai customer perceived quality pada industri jasa

oleh L. Berry, A. Parasuraman, Zeithmal (dalam Freddy Rangkuti, 2006:22),

mengidentifikasikan lima kesenjangan (gap) yang menyebabkan kegagalan

penyampaian jasa, yaitu :

a. Kesenjangan tingkat kepentingan konsumen dan persepsi manajemen.

Pada kenyataannya pihak manajemen suatu perusahaan tidak selalu

dapat merasakan atau memahami secara tepat apa yang diinginkan oleh

para pelanggannya. Akibatnya manajemen tidak tahu bagaimana

produk jasa seharusnya didesain dan jasa-jasa pendukung apa saja

yang diinginkan konsumen.

b. Kesenjangan tingkat kepentingan konsumen dan persepsi manajemen

terhadap tingkat kepentingan konsumen dan spesifikasi kualitas jasa.

Kadangkala manajemen mengetahui secara tepat apa yang diinginkan

oleh pelanggan, tapi mereka tidak menyusun standar kinerja yang jelas.

Hal ini terjadi karena tiga faktor yaitu tidak adanya komitmen total

manajemen terhadap kualitas jasa, kurangnya sumber daya dan adanya

kelebihan permintaan.

c. Kesenjangan antara spesifikasi kualitas jasa dan penyampaian jasa.

(48)

beban kerja yang melampaui batas, ketidakmampuan memenuhi

standar kinerja, atau bahkan ketidakmauan memenuhi standar kinerja.

d. Kesenjangan antara penyampaian jasa komunikasi eksternal. Seringkali

terjadi tingkat kepentingan pelanggan dipengaruhi oleh iklan dan

pernyataan atau janji yang dibuat oleh perusahaan. Resiko yang

dihadapi oleh perusahaan adalah apabila janji yang diberikan ternyata

tidak dipenuhi, yang menyebabkan terjadinya persepsi negatif terhadap

kualitas jasa perusahaan.

e. Kesenjangan antara jasa yang dirasakan dan jasa yang diharapkan.

Kesenjangan ini terjadi apabila pelanggan mengukur kinerja atau

prestasi perusahaan dengan cara yang berbeda, atau apabila pelanggan

keliru mempersepsikan kualitas jasa tersebut.

Cronin dan Taylor (dalam Salamatun A, 2005) menggunakan

pengukuran berdasarkan alternatif sebagai berikut :

1). Skor kualitas pelayanan = (skor kinerja - skor harapan)

Kualitas pelayanan dipersepsikan baik, apabila kinerja jasa sesuai

sesuai dengan harapan pelangan.

2). Skor kualitas pelayanan = skor derajat kepentingan X (skor kinerja –

skor harapan)

Kualitas dipersepsikan semakin baik, apabila hasil perkalian derajat

kepentingan dengan selisih kinerja atas harapan pelanggan semakin

(49)

3) Skor kualitas pelayanan = (skor kinerja)

Kualitas pelayanan dipersepsikan baik, apabila sesuai dengan kinerja

jasa yang dihasilkan.

4) Skor kualitas pelayanan = (skor derajat kepentingan X skor kinerja)

Kualitas pelayanan dipersepsikan semakin baik, apabila hasil perkalian

antara derajat kepentingan dengan kinerja jasa semakin tinggi.

4. Manfaat Kualitas Pelayanan

Perusahaan yang menawarkan barang dan jasa (pelayanan) berkualitas

superior bakal mengalahkan pesaing yang kualitasnya lebih inferior. Berikut

adalah manfaat kualitas superior menurut Lovelock (2005) meliputi :

a. Loyalitas pelanggan lebih besar.

b. pangsa pasar lebih besar.

c. harga saham lebih tinggi.

d. Harga jual produk atau jasa lebih tinggi.

e. Produktivitas lebih besar.

F. Kepuasan Pelanggan

1. Pengertian Pelanggan

Menurut Herawan Kertajaya (1997) (dalam Sadeli, 1999 : 63)

pelanggan adalah orang yang melakukan pembelian secara berulang.

Menurut manajemen Perusahaan L.L. Bean, Freeport, Maine (dalam

(50)

• Pelanggan adalah orang yang tidak tergantung pada kita, tetapi kita

tergantung padanya.

• Pelanggan adalah orang yang membawa kita kepada keinginannya.

• Pelanggan adalah orang yang teramat penting yang harus dipuaskan.

Meskipun demikian pelanggan merupakan orang yang selalu tidak

terpuaskan. Produk yang memberikan kepuasan pelanggan pada saat ini

belum tentu dapat memberikan kepuasan untuk masa yang akan datang.

Untuk itu perusahaan dituntut untuk selalu melakukan perbaikan-perbaikan

baik dari value yang tinggi bagi pelanggan, sehingga apa yang menjadi

harapan dan tuntutan pelanggan terpenuhi.

Konsep kepuasan akan selalu terkait dengan konsep pemasaran.

Karena apabila perusahaan hanya mencari profit saja tanpa memikirkan

kepuasan pelanggan, maka usaha yang dilakukan tidak akan bertahan lama,

karena apabila ada perusahaan yang bisa memuaskan pelanggan, maka

pelanggan tersebut akan berpindah ke produk lain.

Untuk dapat memuaskan pelanggan perlu perbaikan-perbaikan

terutama melalui mutu, pelayanan dan nilai. Bagi pelanggan sendiri

kepuasan dapat dirasakan dari apa yang pelanggan harapkan. Konsep

kepuasan akhirnya akan bermuara pada tujuan akhir perusahaan, yakni

(51)

2. Pengertian Kepuasan Pelanggan

Kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan

kinerja/ hasil yang dirasakan dengan harapannya (Oliver , 1990). Jadi,

tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja yang

dirasakan dengan harapan. Apabila kinerja di bawah harapan, maka

pelanggan akan kecewa. Bila kinerja sesuai dengan harapan, pelanggan akan

puas. Sedangkan bila kinerja melebihi harapan, pelanggan akan sangat puas.

Harapan pelanggan akan dibentuk oleh pengalaman masa lampau, komentar

dari kerabatnya serta janji akan informasi pemasar dan saingannya.

Pelanggan yang puas akan setia lebih lama, kurang sensitif terhadap harga

dan memberi komentar yang baik tertang perusahaan (dalam Alfian Ibrahim

& Said Hussein, 1999 : 75).

Adapun beberapa pengertian kepuasan pelanggan menurut para

peneliti adalah sebagai berikut:

Menurut Kotler (2004:17) definisi kepuasan adalah:“Satisfaction is a

person’s feeling of pleasure or disappointment resulting from comparing a

product,s perceived performance ( or outcome ) in relation to his or her

expectation”.

Kepuasan pelanggan adalah sejauh mana tanggapan kinerja produk

memenuhi harapan pembeli. Bila kinerja produk lebih rendah ketimbang

harapan pelanggan, maka pembelinya tidak puas. Bila prestasi sesuai atau

(52)

Untuk menciptakan kepuasan pelanggan, perusahaan harus

menciptakan dan mengelola suatu system untuk memperoleh pelanggan

yang yang lebih banyak dan kemampuan untuk mempertahankan pelanggan.

Karena kepuasan pelanggan sangat tergantung pada persepsi dan

ekspektasi, mutu sangat pentingbagi perusahaan untuk mengetahui

factor-faktor yang mempengaruhi persepsi dan ekspektasi.

Menurut Vincent Gaspertz (1997), faktor-faktor yang mempengaruhi

persepsi dan ekspektasi pelanggan adalah:

1. Kebutuhan dan keinginan yang berkaitan dengan hal-hal yang

dirasakan pelanggan ketika ia sedangkan mencoba melakukan

transaksi dengan produsen / pemasok produk (perusahaan) jika pada

saat itu kebutuhan dan keinginannya besar, harapan dan ekspektasi

pelanggan akan tinggi, demikian pula sebaliknya.

2. Pengalaman masa lalu (terdahulu) ketika mengkonsumsi produk dari

perusahaan maupun pesaing-pesaingnya.

3. Pengalaman dari teman-teman, dimana mereka menceritakan kualitas

produk yang akan dibeli oleh pelanggan itu. Hal ini jelas

mempengaruhi persepsi pelanggan terutama pada produk-produk yang

dirasakan beresiko tinggi.

4. Komunikasi melalui Iklan dan pemasaran juga mempengaruhi persepsi

pelanggan.

Menurut (Kotler, 2002 : 20) kepuasan konsumen diciptakan melalui

(53)

a. Kualitas

Kualitas mempunyai hubungan yang erat dengan kepuasan pelanggan.

Kualitas akan mendorong konsumen untuk menjalin hubungan yang erat

dengan perusahaan. Dalam jangka panjang, ikatan ini memungkinkan

perusahaan untuk memahami harapan dan kebutuhan konsumen. Kepuasan

pelanggan pada akhirnya akan menciptakan pembelian ulang.

b. Pelayanan konsumen

Pelayanan konsumen tidak hanya sekedar menjawab pertanyaan dan

keluhan konsumen mengenai suatu produk atau jasa yang tidak memuaskan

mereka, namun lebih dari pemecahan yang timbul setelah pembelian.

Menurut Kotler ( 2000:50 ), hubungan dengan konsumen dapat dibedakan

menjadi lima tingkat, yaitu:

1) Pemasaran dasar ( Basic marketing )

Wiraniaga menjual produk namun tidak menghubungi pelanggan lagi.

2) Pemasaran bertanggung jawab ( Accountable marketing )

Wiraniaga menghubungi pelanggan segera setelah penjualan untuk

menanyakan apakah produk memenuhi harapan pelanggan. Wiraniaga

juga menanyakan saran perbaikan produk dan kekecewaan pelanggan

secara terperinci.

3) Pemasaran reaktif ( Reactive marketing )

Wiraniaga menjual produk dan meminta pelanggan menghubungi bila

(54)

4) Pemasaran Proaktif ( Proactive marketing )

Wiraniaga menghubungi pelanggan dari waktu ke waktu dengan saran

untuk peningkatan penggunaan produk atau produk baru yang berguna.

5) Pemasaran kemitraan ( Partnership marketing )

Perusahaan terus bekerja sama dengan pelanggan untuk mencapai

penghematan bagi pelanggan atau membantu pelanggan dengan baik.

c. Nilai

Nilai yang dirasakan pelanggan adalah selisih antara jumlah nilai

pelanggan dengan jumlah biaya pelanggan. Jumlah nilai pelanggan adalah

sekelompok manfaat yang diharapkan dari produk dan jasa. Jumlah biaya

pelanggan adalah sekelompok biaya yang digunakan dalam menilai,

mendapatkan, menggunakan dan membuang produk atau jasa.

Kepuasan pelanggan adalah sebuah peningkatan kepuasan yang dapat

diuraikan sebagai suatu kesesuaian pilihan produk dengan pemanfaatannya.

Kepuasan pelanggan adalah suatu fenomena yang multidensial, yang

menghubungkan hulu dan hili konstruk hipotesis, seperti perceived quality

atas jasa dalam mempertahankan pelanggan.

3. Tingkat Kepuasan Pelaanggan

Pada dasarnya pengertian kepuasan pelanggan mencakup perbedaan

antara tingkat kepentingan dan kinerja atau hasil yang dirasakan. Engel

(55)

bahwa pengertian tersebut dapat diterapkan dalam penilaian kepuasan atau

ketidakpuasan terhadap mutu perusahaan tersebut, karena keduanya

berkaitan erat dengan konsep kepuasan pelanggan, sebagaimana dilihat pada

gambar berikut ini (Freddy Rangkuti, 2003:24).

Untuk mempertahankan pelanggan, perusahaan harus membuat

pelanggan tersebut puas. Evaluasi terhadap pelanggan harus rutin dilakukan,

hal ini diperlukan untuk mengetahui lebih dini hilangnya pelanggan.

Sehingga perusahaan dapat mengambil langkah untuk menguranginya.

Ada empat langkah untuk mengevaluasi tingkat hilangnya pelanggan (

Kotler, Opcit) (dalam Sadeli, 1999 : 69) yaitu:

1. Perusahaan perlu mempertahankan dan mengukur tingkat bertahannya

pelanggan.

2. Perusahaan harus membedakan berbagai penyebab hilangnya

pelanggan dan menentukan penyebab mana yang bisa dikelola dengan

baik.

3. Perusahaan harus memperbaiki hilangnya keuntungan dari pelanggan

yang hilang secara tidak perlu.

4. Perusahaan perlu menghitung berapa biaya untuk mengurangi tingkat

(56)

Gambar 2.3

Tingkat kepuasan Pelanggan

Tujuan

Perusahaan

Produk

Nilai produk bagi pelanggan

Harapan pelanggan terhadap produk

Tingkat kepuasan pelanggan

Kebutuhan dan keinginan pelanggan

Sumber Rangkuti, Freddy (2003), Measuring Customer Satisfaction, PT Gramedia Pustaka Utama

Konsumen dalam menggunakan produk atau jasa yang ditawarkan

akan menghasilkan tingkat kepuasan tertentu. Kepuasan tersebut terletak

dalam hubungan antara harapan konsumen ( expectation ) dan kemampuan

produk tersebut ( perceived performance ). Jika kemampuan produk tersebut

jauh dibawah harapan konsumen, maka ia akan kecewa atau tidak puas. Jika

produk tersebut memenuhi harapannya, maka konsumen akan merasa puas

dan jika kemampuan produk tersebut melebihi harapan konsumen maka

(57)

4. Faktor- faktor yang mempengaruhi Kepuasan Pelanggan

Menurut Handi Irawan, (2003) dalam Rina, (2009) Lima faktor yang

menentukan kepuasan pelanggan adalah:

a. Kualitas Produk : Konsumen atau pelanggan akan merasa puas bila hasil evaluasi menunjukkan bahwa produk yang mereka gunakan

berkualitas. Beberapa dimensi yang berpengaruh dalam membentuk

kualitas produk adalah performance, reliability, conformance,

durability, feature, dan lain.

b. Kualitas pelayanan: Komponen pembentuk kepuasan pelanggan ini terutama untuk industri jasa. Pelanggan akan merasa puas apabila

mereka mendapatkan pelayanan yang baik atau yang sesuai dengan

yang diharapkan. Dimensi kualitas ini dikonsepkan oleh SERVQUAL

yang meliputi lima dimensi yaitu reliability, responsiveness,

assurance, emphaty, dan tangible.

c. Faktor Emosional: Konsumen yang merasa bangga dan mendapatkan keyakinan bahwa orang lain akan kagum terhadap dia bila

menggunakan produk dengan merk tertentu akan cenderung

mempunyai tingkat kepuasan yang lebih tinggi. Kepuasannya bukan

dari kualitas produk tersebut tetapi self esteem atau social value yang

(58)

d. Harga: Produk yang mempunyai kualitas yang sama tetapi menetapkan harga yang relatif murah akan memberikan value yang lebih tinggi

kepada pelanggannya.

e. Biaya dan kemudahan: Pelanggan yang tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau tidak perlu membuang waktu untuk mendapatkan

suatu produk atau jasa akan cenderung puas terhadap produk atau jasa

tersebut.

5. Manfaat Kepuasan Pelanggan

Menurut Lovelock dan Wright (2005:105), kepuasan pelanggan

memberikan manfaat bagi perusahaan dan tingkat kepuasan pelanggan yang

makin tinggi akan menghasilkan pembelian ulang bagi konsumen. Berikut

manfaat kepuasan pelanggan, yaitu:

a. Mengisolasi pelanggan dari persaingan

b. Menciptakan keunggulan yang berkelanjutan

c. Mendorong pelanggan kembali

d. Meningkatkan/ mempromosikan cerita positif dari mulut ke mulut.

(59)

G. Keputusan Pembelian

1. Pengertian Keputusan Pembelian

Pengambilan keputusan oleh konsumen untuk melakukan pembelian

suatu produk diawali oleh adanya kesadaran atas pemenuhan kebutuhan dan

keinginan. Setelah menyadari adanya kebutuhan dan keinginan, maka

konsumen akan mencari informasi mengenai keberadaan produk yang

diinginkan. Proses pencarian informasi ini akan dilakukan dengan

mengumpulkan semua informasi yang berhubungan dengan produk yang

diinginkan. Dari berbagai informasi yang diperoleh konsumen melakukan

seleksi atas alternative-alternatif yang tersedia. Proses seleksi inilah yang

disebut sebagai tahap evaluasi informasi. Dengan menggunakan berbagai

criteria yang ada dibenak konsumen, salah satu merek produk dipilih untuk

dibeli. Dengan membeli merek produk tertentu, proses evaluasi belum

berakhir karena konsumen akan melakukan pasca pembelian. Proses

evaluasi ini akan menentukan apakah konsumen merasa puas atau tidak puas

atas keputusan pembeliannya seandainya konsumen merasa puas maka

kemungkinan untuk melakukan pembelian terhadap masa yang akan dating

akan terjadi, sementara itu jika konsumen tidak puas atas keputusan

pembeliannya dia akan mencari kembali berbagai informasi produk yang

dibutuhkannya. Proses ini akan berulang sampai konsumen merasa

(60)

Gambar 2.4

Sumber Kotler, Philip dan Kevin lane Keller (2007), Manajemen Pemasaran, Indeks

Proses ini diawali dengan pengenalan kebutuhan oleh konsumen,

diikuti dengan pencarian informasi, evaluasi alternatif dan keputusan

membeli dan evaluasi setelah membeli Philip Kotler dan Keller (2007:235).

Berikut proses tersebut.

1) Mengenali kebutuhan. Pada tahap ini konsumen merasakan bahwa ada hal yang dirasakan kurang dan menuntut untuk dipenuhi.

Konsumen menyadari bahwa terdapat perbedaan antara apa yang

dialaminya dengan yang diharapkan. Kesadaran akan perlunya

memenuhi kebutuhan ini terjadi karena adanya rangsangan dari dalam

maupun dari luar.

2) Mencari informasi. Apa yang terbaik yang harus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut, pertanyaan ini akan muncul pada

konsumen. Supaya dirinya dapat memenuhi kebutuhan dengan cara

terbaik, maka konsumen berusaha untuk mencari informasi. Pencarian

informasi ini akan berbeda tingkatannya tergantung pada persepsi

konsumen atas risiko dari produk yang akan dibelinya. Produk yang

Gambar

Gambar 2.1 Model Perilaku Konsumen
Gambar 2.2 Faktor-faktor utama yang mempengeruhi perilaku konsumen
gambar berikut ini (Freddy Rangkuti, 2003:24).
Gambar 2.3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari perhJtungan metode pendekatan biaya dan metode pendekatan pendapatan, dilakukan rekonsiliasi indikasi nilai properti dengan melakukan pembobotan sehingga

Jenis yang lain adalah penggurdi pistol pemotong pusat (jenis konvensional), digunakan untuk penggurdian lubang yang sangat dalam, misalnya menggurdi lubang buntu yang tidak dapat

Ketepatan penaksiran berat badan lahir, akan mempengaruhi ketepatan penatalaksanaan persalinan dan hasilnya sehingga diharapkan dapat mengurangi kematian dan kesakitan pada

Seiring dengan kebutuhan jagung yang cukup tinggi, maka akan bertambah pula limbah yang dihasilkan dari industri pangan dan pakan berbahan baku jagung.Tanaman jagung termasuk jenis

Obat tradisional yang dapat digunakan untuk terapi analgetik adalah daun kelor (Moringae folium), sedangkan obat sintetik yang digunakan dalam terapi analgetik

Pada tulisan ini dibahas tentang pembuatan Aplikasi Latihan tentang psikotes yang dapat mengetahui IQ seseorang pada saat mengerjakan soal soal dalam aplikasi elearning. Aplikasi

Sebagai tindak lanjut dari kegiatan tersebut, bersama ini kami sampaikan pengumuman nama-nama guru peserta PLPG tahap I – tahap II yang dinyatakan (a) LULUS, (b) MENGIKUTI

Proses pembuatan Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) yang masih menggunakan sistem manual banyak mengalami kendala antara lain sering terjadi kesalahan ketik identitas