• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis efektifitas media promosi produk herbal pada outlet PT. Prima Agitech Nusantara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis efektifitas media promosi produk herbal pada outlet PT. Prima Agitech Nusantara"

Copied!
162
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS EFEKTIVITAS MEDIA PROMOSI PRODUK HERBAL PADA OUTLET PT. PRIMA AGRITECH NUSANTARA

ANINAH

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2010 M /1431 H

ANALISIS EFEKTIVITAS MEDIA PROMOSI PRODUK HERBAL PADA OUTLET PT. PRIMA AGRITECH NUSANTARA

(2)

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian pada Program Studi Agribisnis

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2010 M /1431 H PENGESAHAN UJIAN

Skripsi berjudul “Analisis Efektivitas Media Promosi Produk Herbal Pada Outlet PT. Prima Agritech Nusantara”, yang ditulis oleh Aninah NIM 104092002892 telah diuji dan dinyatakan lulus dalam Sidang Munaqosah Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 06 September 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Program Studi Agribisnis.

Menyetujui,

Penguji I Penguji II

Dr. Nunuk Adiarni, MM Dr. U. Maman, M.Si Pembimbing I Pembimbing II

Ir. Mudatsir Najamuddin, MM Bintan Humeira, M.Si Mengetahui,

Dekan Ketua

(3)

Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis Ir. Lilis Imamah Ichdayati,M.Si NIP. 19680117 200112 1 001 NIP. 19620617 198903 2 003

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta, 06 September 2010

Aninah

104092002892

BIOGRAFI PENULIS Nama : Aninah

NIM : 104092002892

TTD : Jakarta, 27 Oktober 1986

Alamat : Jl. Gatot Subroto Rt.006/Rw.02 No.25, Jakarta Selatan 12710

Telp/Hp : (021) 91303034/ 085697897392 E-mail : nina_assabil@yahoo.com

(4)

2001 – 2004 SMA. Fatahillah Jakarta Selatan.

2004 – 2010 Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Strata Satu (S1) Fakultas Sains dan Teknologi, Program Studi Agribisnis.

1. Pengurus BEMJ Agribisnis (Badan Eksekutif Mahasiswa Jurusan Agribisnis). Jabatan sebagai anggota divisi Dana dan Usaha periode 2005 – 2006.

PENGALAMAN ORGANISASI

2. Pengurus BEMF Sains dan Teknologi (Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi). Jabatan sebagai Sekretaris divisi Informasi dan Komunikasi periode 2006-2007.

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrahim Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji Syukur kita panjatkan Kehadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat dan KaruniaNya sehingga penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan oleh penulis. Shalawat serta Salam tidak lupa disampaikan kepada Junjungan Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya.

Skripsi yang berjudul ANALISIS EFEKTIVITAS MEDIA PROMOSI

PRODUK HERBAL PADA OUTLET PT. PRIMA AGRITECH

NUSANTARA merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang mendalam kepada seluruh pihak yang membantu dalam penyusunan skripsi ini, terutama kepada:

(5)

tetap optimis dan berjuang pantang menyerah untuk menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Si selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ketua Program Studi Agribisnis, Ibu Ir. Lilis Imamah Ichdayati, M.Si atas segala bimbingan dan arahan yang telah diberikan.

4. Bapak Ir. Mudatsir Najamuddin, MM dan Ibu Bintan Humeira, M.Si selaku pembimbing skripsi yang telah memberikan arahan dan motivasi kepada penulis.

5. Ibu Dr. Nunuk Adiarni, MM dan Bapak Dr. U. Maman, M.Si selaku penguji skripsi yang telah memberikan arahan dan saran mengenai skripsi penulis.

6. Bapak Ir. Edi Junaedi selaku Manager Pemasaran dan seluruh staf karyawan PT. Prima Agritech Nusantara yang telah membantu dalam memberikan data informasi perusahaan yang penulis sangat butuhkan.

7. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Agribisnis yang telah banyak memberikan ilmu yang sangat bermanfaat kepada penulis.

8. Para staf dan karyawan Akademik Fakultas Sains dan Teknologi dan Program Studi Agribisnis yang telah membantu penulis dalam kemudahan akademik.

9. Para staf dan karyawan Perpustakaan Fakultas Sains dan Teknologi atas penyediaan buku-buku yang sangat bermanfaat untuk penulis.

10. Temen-temen Agribisnis Angkatan 2004 yang telah memberikan support dan doanya untuk penulis, khususnya para sahabatku (Sinta Isdriani, Annisa Rika Rachmita, Vidya Retnodewi, dan Reinna Elly Suhartanti).

(6)

mendukung baik berupa doa, moril dan materil, semangat, saran, dan kritik yang sangat berarti untuk penulis.

12. Dan, untuk seluruh rekanku yang belum disebutkan, terima kasih atas segala dukungan moril maupun materil, doa dan semangatnya untuk penulis.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca. Amin. Wassalamu ‘alaikum Wr.Wb

Jakarta, September 2010

Penulis

RINGKASAN

ANINAH. Analisis Efektivitas Media Promosi Produk Herbal Pada Outlet PT. Prima Agritech Nusantara. (Di bawah bimbingan MUDATSIR NAJAMUDDIN dan BINTAN HUMEIRA).

(7)

perusahaan melakukan kegiatan penjualan pada gerai (outlet) yang berlokasi di Depok Town Square, Depok, Jawa Barat. Promosi dijadikan perusahaan sebagai bentuk komunikasi pemasaran. Bentuk-bentuk kegiatan promosinya berupa periklanan dengan media promosi yang digunakan adalah brosur dan x-banner, serta penjualan pribadi dengan media promosi yang digunakan adalah tenaga penjual. Efektif atau tidaknya kegiatan media promosi yang telah dilakukan dapat diketahui dengan mengukur tingkat efektivitasnya. Efektivitas media promosi yang berkaitan dengan pengingatan dan persuasi dapat diketahui melalui riset EPIC Model, sedangkan efektivitas media promosi yang berkaitan dengan penjualan dapat diketahui melalui riset dampak penjualan.

Tujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui kegiatan media promosi produk herbal pada outlet PT. Prima Agritech Nusantara. (2) Menganalisis efektivitas media promosi produk herbal pada outlet PT. Prima Agritech Nusantara berdasarkan EPIC Model. (3) Menganalisis efektivitas media promosi produk herbal pada outlet PT. Prima Agritech Nusantara berdasarkan dampak penjualan.

Penelitian dilakukan pada outlet PT. Prima Agritech Nusantara yang berlokasi di Depok Town Square LG. 016, Depok, Jawa Barat. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Pengolahan data menggunakan analisis EPIC Model (Empathy, Persuation, Impact, Communication) dan analisis Regresi Linear Berganda untuk mengetahui hubungan antara biaya media promosi dengan volume penjualan,

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan media promosi produk herbal pada outlet PT. Prima Agritech Nusantara adalah periklanan dan penjualan pribadi. Kegiatan periklanan berupa penyebaran brosur dan pemasangan x-banner, sedangkan kegiatan penjualan pribadi dilakukan oleh tenaga penjual

Hasil analisis tingkat efektivitas media promosi produk herbal pada outlet PT. Prima Agritech Nusantara berdasarkan EPIC Model menunjukkan bahwa kegiatan media promosi melalui brosur, x-banner, dan penjualan pribadi yang dilakukan tenaga penjual mencapai tingkat efektif dalam menstimulasi terjadinya kesadaran (awareness), ketertarikan (interest), dan berakhir dengan tindakan pembelian (purchase) yang dilakukan oleh target konsumen terhadap produk dan jasa perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh nilai X (rata-rata) dari dimensi empati, persuasi, dampak, dan komunikasi yang dihasilkan berada dalam rentang skala efektif 3,41 – 4,20.

(8)

terikat (volume penjualan) sebesar 69,2%, sedangkan sisanya sebesar 30,8% dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini. Uji hipotesis yang dilakukan secara bersama-sama (uji F) menunjukkan Fhitung sebesar 15,738 dan Ftabel sebesar 3,072 dengan nilai

signifikansi 0,000 (F hitung > F tabel) sehingga H0 ditolak. Hal ini berarti terdapat

hubungan yang kuat antara penyebaran brosur dan pemasangan x-banner dengan penjualan pribadi yang dilakukan tenaga penjual sehingga secara bersama-sama berdampak signifikan terhadap volume penjualan. Uji T yang dilakukan menunjukkan bahwa variabel yang memiliki pengaruh paling dominan adalah penjualan pribadi oleh tenaga penjual yaitu 2,188 > 2,080 dengan tingkat signifikansi 0,040, maka H0 ditolak (thitung > ttabel; Sig < α).

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xv

(9)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 5

1.3. Tujuan Penelitian ... 6

1.4. Manfaat Penelitian ... 6

1.5. Ruang Lingkup Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Agribisnis Obat Tradisional ... 7

2.2. Konsep Pemasaran ... 9

2.3. Bauran Pemasaran ... 10

2.4. Promosi ... 12

2.5 Bauran Promosi ... 14

2.5.1. Periklanan ... 16

2.5.1.1. Brosur ... 19

2.5.1.2. X-Banner ... 20

2.5.2. Penjualan Pribadi ... 21

2.6. Evaluasi Efektivitas Media Promosi ... 24

2.7. Hubungan Media Promosi dengan Volume Penjualan ... 32

2.8. Hasil Penelitian Terdahulu ... 33

2.9. Kerangka Pemikiran Konseptual ... 36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 39

3.2. Jenis dan Sumber Data ... 39

3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 40

3.4. Teknik Penentuan Sampel ... 40

(10)

3.5.2. Uji Reliabilitas ... 44

3.5.3. EPIC Model ... 44

3.5.4. Analisis Regresi Linear Berganda ... 47

3.6. Definisi Operasional... 50

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 4.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan ... 52

4.2 Lokasi Perusahaan ... 53

4.3 Visi dan Misi Perusahaan ... 53

4.4 Struktur Organisasi ... 53

4.5 Produksi Produk Herbal PT. Prima Agritech Nusantara ... 55

4.5.1. Penyediaan Bahan Baku ... 55

4.5.2. Proses Produksi ... 56

4.6 Kegiatan Bauran Pemasaran PT. Prima Agritech Nusantara ... 58

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Kegiatan Media Promosi Produk Herbal Pada Outlet PT. Prima Agritech Nusantara ... 62

5.1.1. Periklanan ... 62

5.1.2. Penjualan Pribadi ... 67

5.2. Anggaran Biaya Media Promosi ... 69

5.3. Volume Penjualan Pada Bulan Mei 2009 ... 72

5.4. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 72

5.5. Karakteristik Responden ... 74

5.6. Analisis Efektivitas Media Promosi Berdasarkan EPIC Model..82

5.6.1. Brosur ... 82

5.6.2. X-Banner ... 91

5.6.3. Penjualan Pribadi oleh Tenaga Penjual ... 98

5.6.4. Perbandingan Tingkat Efektivitas Media Promosi ... 105

5.7. Analisis Efektivitas Media Promosi Berdasarkan Dampak Penjualan ... 114

5.7.1. Analisis Determinasi (R2) ... 116

(11)

BAB VI PENUTUP

6.1.Kesimpulan ... 121 6.2.Saran ... 122

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

(12)

5. Rincian Biaya X-Banner ... 70

6. Rincian Biaya Tenaga Penjual ... 71

7. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 74

8. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 75

9. Karakteristik Responden Berdasarkan Daerah Asal ... 75

10. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 76

11. Karakteritik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan ... 76

12. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pengeluaran/Bulan ... 77

13. Karakteristik Responden Berdasarkan Pernah Tidaknya Mengkonsumsi Produk Herbal ... 78

14. Karakteristik Responden Berdasarkan Pernah Tidaknya Mengkonsumsi Produk Herbal PT. PAN ... 78

15. Karakteristik Responden Berdasarkan Produk Herbal PT. PAN yang Sudah Pernah di Konsumsi ... 79

16. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Produk Herbal PT. PAN yang Sudah di Konsumsi ... 80

17. Karakteristik Responden Berdasarkan Manfaat Produk Herbal PT. PAN yang Sudah di Rasakan ... 80

18. Karaktersitik Responden Berdasarkan Informasi Produk Herbal PT. PAN melalui Bentuk Promosi ... 81

19. Karakteristik Responden Berdasarkan Pengetahuan Produk Herbal PT. PAN ... 82

20. Dimensi Empati Media Promosi Brosur ... 83

21. Dimensi Persuasi Media Promosi Brosur ... 85

22. Dimensi Dampak Media Promosi Brosur ... 86

(13)

24. Dimensi Empati Media Promosi X-Banner ... 91

25. Dimensi Persuasi Media Promosi X-Banner ... 92

26. Dimensi Dampak Media Promosi X-Banner ... 94

27. Dimensi Komunikasi Media Promosi X-Banner ... 95

28. Dimensi Empati Media Promosi Tenaga Penjual ... 98

29. Dimensi Persuasi Media Promosi Tenaga Penjual ... 100

30. Dimensi Dampak Media Promosi Tenaga Penjual ... 101

31. Dimensi Komunikasi Media Promosi Tenaga Penjual ... 103

32. Perbandingan Skor Rata-Rata dari Tiga Media Promosi Berdasarkan EPIC Model ... 106

33. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ... 114

34. Hasil Analisis Determinasi (R2) ... 116

35. Hasil Uji F ... 117

DAFTAR GAMBAR 1. Elemen-Elemen Dalam Proses Komunikasi ... 13

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

(15)

5. Tabel Perhitungan Uji Validitas ... 137 6. Struktur Organisasi ... 140 7. Alur Proses Pembuatan Produk Herbal dalam Kemasan Kapsul ... 141 8. Contoh Tiga Media Promosi Pada Outlet PT. Prima Agritech Nusantara 142 9. Volume Penjualan Produk Herbal PT. Prima Agritech Nusantara Pada Bulan Mei 2009 ... 143 10. Hasil Uji Validitas Media Promosi Menggunakan Teknik Korelasi

Kendall’s Tau Dengan Bantuan SPSS 15.0 ... 144 11. Hasil Uji Reliabilitas Media Promosi Menggunakan Teknik

Koefisien Alpha Cronbach ... 147 12. Rincian Biaya Promosi dan Tingkat Penjualan Produk Herbal

(16)

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Kecenderungan masyarakat dunia untuk kembali ke alam membawa perubahan pada pola konsumsi obat yang terbuat dari bahan alami. Menurut WHO, sekitar 80% penduduk dunia dalam perawatan kesehatannya memanfaatkan obat tradisional yang berasal dari ekstrak tumbuhan (herbal). Meningkatnya kebutuhan akan produk herbal dilatarbelakangi oleh perubahan lingkungan, pola hidup manusia, dan perkembangan pola penyakit. Banyak yang meyakini, produk herbal tidak memberikan dampak negatif pada kesehatan karena tidak mengandung bahan kimia (Litbang Depkes, 2007:1).

Ketua Bidang Industri Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia (GPKI), Soetikno dalam BPPT (2008:1) mengatakan bahwa pertumbuhan pasar obat herbal pada awal abad ke-21 (tahun 2000) mengalami peningkatan signifikan di Asia (RRC, Korea, India, Thailand, dan Malaysia) dan Eropa Barat. Pasar obat herbal di Indonesia juga mengalami peningkatan. Tahun 2003, mencapai Rp 2 triliun, kemudian pada tahun 2005 mengalami peningkatan menjadi Rp 2,9 triliun. Perkiraan pada tahun 2010, pasar obat herbal di Indonesia mencapai Rp 7,2 triliun.

(17)

Agroindustri dan Bioteknologi, Wahono Sumaryono mengatakan bahwa pada tahun 2002, jumlah industri obat herbal mencapai 1.012 buah, 907 diantaranya merupakan industri kecil atau industri rumah tangga dan 105 industri menengah ke atas. Tahun 2004, jumlah industri meningkat menjadi 1.166 yang terdiri 129 industri menengah dan besar, serta 1.037 industri kecil dan rumah tangga.

Semakin meningkatnya produsen herbal menimbulkan persaingan ketat dalam industri ini. Perusahaan dituntut untuk mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, serta memperluas daerah pemasaran guna mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Adapun salah satu cara yang dapat ditempuh oleh perusahaan untuk menghadapi persaingan tersebut adalah dengan melakukan kegiatan penjualan produk kepada konsumen sasaran pada gerai (outlet). Gerai (outlet) dalam segala bentuknya berfungsi sebagai tempat pembelian barang dan jasa (Ma’ruf, 2005:71).

(18)

pribadi, promosi penjualan, publisitas, dan pemasaran langsung (Tjiptono, 2001:222).

Bauran promosi dikaitkan dengan penyampaian pesan tentang barang, jasa, layanan, pengalaman, kegiatan, orang, tempat, kepemilikan, organisasi, informasi, dan gagasan. Bentuk penyampaian informasi tentang apa yang ditawarkan oleh perusahaan pada konsumen tidak terlepas dari penetapan bentuk media penyaluran pesan atau biasa disebut media promosi. Media promosi adalah segenap perangkat yang dapat memuat atau membawa pesan-pesan penjualan kepada para target konsumen. Kehadiran media promosi dalam memenuhi keinginan industri sangat diperlukan untuk meraih pasar sasaran yang sebesar-besarnya (Angipora, 2002:346).

Media promosi dapat dikatakan efektif apabila hasil yang didapat sesuai dengan tujuan perusahaan yang ingin dicapai. Tujuan media promosi disusun untuk menstimulasi terjadinya kesadaran (awareness), ketertarikan (interest), dan berakhir dengan tindakan pembelian (purchase) yang dilakukan oleh pelanggan terhadap produk atau jasa perusahaan yang selanjutnya memberi pengaruh meningkatnya penjualan. Efektif atau tidaknya media promosi, dapat diketahui dengan mengukur tingkat efektivitasnya yaitu pengukuran keberhasilan dalam pencapaian tujuan-tujuan yang ditentukan (Fauzi, 2007:1).

(19)

dikembangkan oleh AC. Nielsen, salah satu perusahaan peneliti pemasaran terkemuka di dunia yang mencakup empat dimensi kritis, yaitu Empathy, Persuation, Impact, and Communication). Model ini digunakan untuk mengevaluasi kekuatan media promosi yang berkaitan dengan kemampuan untuk mendapatkan perhatian, mudah tidaknya dipahami, kemampuan untuk menggugah perasaan, dan kemampuan untuk mempengaruhi perilaku. Berbeda dengan efektivitas media promosi yang berkaitan dengan penjualan dapat diketahui melalui riset dampak penjualan yang diukur berdasarkan sejauh mana media promosi mempengaruhi tingkat penjualan sebuah produk.

(20)

Periklanan adalah komunikasi tidak langsung untuk menyampaikan pesan-pesan penjualan tentang keunggulan atau keuntungan produk herbal PT. Prima Agritech Nusantara dengan media promosi yang digunakan adalah brosur dan x-banner, sedangkan penjualan pribadi adalah komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual dan konsumen sasaran dengan media promosi yang digunakan adalah tenaga penjual.

Kegiatan media promosi tersebut diharapkan dapat menarik perhatian konsumen sasaran sehingga mendapat respon positif dalam membantu perusahaan mencapai visi dan misi. Dengan demikian, diperlukan pengukuran tingkat efektivitas media promosi produk herbal pada outlet PT. Prima Agritech Nusantara. Berdasarkan pembahasan di atas, Penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Analisis Efektivitas Media Promosi Produk Herbal Pada Outlet PT. Prima Agritech Nusantara.

1.2.Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apa saja kegiatan media promosi produk herbal pada outlet PT. Prima

Agritech Nusantara?

2. Bagaimana efektivitas media promosi produk herbal pada outlet PT. Prima Agritech Nusantara berdasarkan EPIC Model?

(21)

1.3.Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengetahui kegiatan media promosi produk herbal pada outlet PT. Prima

Agritech Nusantara.

2. Menganalisis efektivitas media promosi produk herbal pada outlet PT. Prima Agritech Nusantara berdasarkan EPIC Model.

3. Menganalisis efektivitas media promosi produk herbal pada outlet PT. Prima Agritech Nusantara berdasarkan dampak penjualan.

1.4.Manfaat Penelitian

Manfaat dari Penelitian ini adalah:

1. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan yang bermanfaat untuk mengetahui kinerja media promosi.

2. Bagi masyarakat, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi bagi penelitian selanjutnya.

3. Bagi penulis, hasil penelitian ini merupakan penerapan ilmu yang di peroleh selama masa perkuliahan.

1.5.Ruang Lingkup Penelitian

(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Agribisnis Obat Tradisional

Definisi obat tradisional berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Ed.4 adalah obat yang diramu dari berbagai macam akar, kulit pohon, batang, bunga, buah, dan daun untuk berbagai macam penyakit (Departemen Pendidikan Nasional, 2008:974). Menurut Ensiklopedia Indonesia adalah obat-obatan yang diolah secara tradisional, turun-temurun, berdasarkan resep nenek moyang, adat-istiadat, kepercayaan, atau kebiasaan setempat, baik bersifat magic maupun pengetahuan tradisional (Wikipedia, 2009:1).

Berdasarkan Peraturan Kepala BPOM RI Nomor HK.00.05.41.1384 Pasal 1 dalam BPOM RI (2005:2) menyebutkan bahwa obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dan bahan-bahan tersebut, yang secara tradisional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman.

Obat tradisional dapat diklasifikasikan menjadi tiga kategori sediaan obat alami sebagai berikut:

1. Jamu

(23)

2. Obat herbal terstandar

Sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan bahan bakunya telah di standarisasi. 3. Fitofarmaka

Sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan uji klinik, bahan baku dan produk jadinya telah di standarisasi.

Menurut Direktorat Jenderal Hortikultura divisi Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka Departemen Pertanian (2009:1) menyatakan bahwa agribisnis obat tradisional terdiri dari lima sub sistem sebagai berikut:

1. Subsistem Agribisnis Hulu

Industri yang menghasilkan barang-barang modal yang meliputi industri pembenihan atau pembibitan, industri agrokimia (pupuk, pestisida), industri mesin, industri peralatan, dan industri pendukungnya.

2. Subsistem Usaha Tani

Kegiatan produksi yang menggunakan barang-barang modal dan sumber daya dan alam yang digunakan untuk menghasilkan produk primer.

3. Subsistem Pengolahan

(24)

4. Subsistem Pemasaran

Kegiatan untuk memperlancar pemasaran komoditas obat tradisional untuk memenuhi kebutuhan di dalam dan di luar negeri. Kegiatan ini meliputi kegiatan distribusi untuk memperlancar arus komoditi dari sentra produksi ke sentra konsumsi, promosi, informasi pasar, serta intelijen pasar.

5. Subsistem Jasa

Menyediakan jasa bagi subsistem agribisnis hulu, subsistem usaha tani, dan subsistem agribisnis hilir. Jasa yang termasuk ke dalam subsistem ini adalah penelitian dan pengembangan, perkreditan dan asuransi, transportasi, dan dukungan kebijaksanaan pemerintah (mikro ekonomi, tata ruang, makro ekonomi).

2.2. Konsep Pemasaran

(25)

orang-orang yang tepat pada tempat dan waktu serta harga yang tepat dengan promosi dan komunikasi yang tepat (Assauri, 2007:5).

Kotler (2005:22) menyatakan bahwa kunci untuk mencapai sasaran organisasi dalam konsep pemasaran adalah perusahaan harus menjadi lebih efektif dibandingkan para pesaing dalam menciptakan, menyerahkan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan kepada pasar sasaran yang terpilih. Menurut Assauri (2007:81), konsep pemasaran adalah suatu falsafah manajemen dalam bidang pemasaran yang berorientasi kepada kebutuhan dan keinginan konsumen dengan didukung oleh kegiatan pemasaran terpadu yang diarahkan untuk memberikan kepuasan konsumen sebagai kunci keberhasilan organisasi dalam usahanya mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian, ada empat unsur pokok yang terdapat dalam konsep pemasaran inti, yaitu orientasi pada konsumen (kebutuhan dan keinginan konsumen), kegiatan pemasaran terpadu, kepuasan konsumen/langganan, dan tujuan pemasaran jangka panjang.

2.3. Bauran Pemasaran

(26)

Arti bauran pemasaran juga dikemukakan oleh Kotler (2005:17) yaitu seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran. McCarthy dalam Kotler (2005:17) mengklasifikasikan alat-alat itu menjadi empat kelompok yang luas yang disebut empat P pemasaran, terdiri dari:

1. Produk (Product)

Kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan oleh seseorang atau lembaga untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar.

2. Harga (Price)

Jumlah uang yang harus dibayarkan konsumen untuk mendapatkan suatu produk guna memenuhi kebutuhan dan keinginan yang belum terpuaskan. 3. Distribusi (Place)

Kegiatan yang dilakukan oleh produsen untuk menjadikan suatu produk yang dihasilkan dapat diperoleh dan tersedia bagi konsumen pada waktu dan tempat yang tepat dimana pun berada.

4. Promosi (Promotion)

(27)

2.4. Promosi

Kotler (2003:22) menyatakan bahwa promosi bagian dari komunikasi yang terdiri dari pesan-pesan perusahaan yang didesain untuk menstimulasi terjadinya kesadaran (awareness), ketertarikan (interest), dan berakhir dengan tindakan pembelian (purchase) yang dilakukan oleh pelanggan terhadap produk atau jasa perusahaan. Menurut Suthiar (2006:28), yang dimaksud dengan promosi adalah suatu komunikasi yang memberi penjelasan yang meyakinkan calon konsumen tentang barang dan jasa. Promosi pada hakekatnya adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran dengan cara menyebar informasi, mempengaruhi/membujuk, dan mengingatkan pasar sasaran dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan (Tjiptono, 2001:219).

Menurut Alma (2002:137), tujuan promosi adalah memberi informasi, menarik perhatian, dan selanjutnya memberi pengaruh meningkatnya penjualan. Rossiter dan Percy dalam Tjiptono (2001:222) menyebutkan tujuan utama promosi sebagai efek komunikasi, yaitu:

1. Menumbuhkan persepsi pelanggan terhadap kebutuhan.

2. Memperkenalkan dan memberikan pemahaman produk kepada konsumen. 3. Mendorong pemilihan terhadap produk.

4. Membujuk pelanggan untuk membeli produk.

(28)

Demi menciptakan komunikasi yang efektif dalam berpromosi, setiap pemasaran terlebih dahulu memahami proses komunikasi secara umum. Chandra (2002:169) mengambarkan sebuah model komunikasi dengan sembilan elemen sebagai berikut:

Media

Encoding Decoding

Pengirim Pesan Penerima

Gangguan

Umpan Balik

Respon

Gambar 1. Elemen-Elemen dalam Proses Komunikasi Sumber: Chandra (2002:169)

Ada tiga unsur pokok dalam struktur proses komunikasi sebagaimana yang tergambar pada Gambar 1.

1. Pelaku Komunikasi

Pelaku komunikasi terdiri dari pengirim (sender) atau komunikator yang menyampaikan pesan dan penerima (receiver) atau komunikan pesan. Dalam konteks ini, komunikatornya adalah produsen/perusahaan, sedangkan komunikannya adalah masyarakat umum.

2. Material Komunikasi

(29)

b. Media, yaitu pembawa pesan komunikasi. Pilihan media komunikasi pemasaran bisa bersifat personal maupun non personal.

c. Respon, yaitu reaksi pemahaman atas pesan yang diterima oleh penerima.

d. Umpan balik (feed-back), yaitu pesan umpan balik dari sebagian atau keseluruhan respon yang dikirim oleh penerima.

e. Gangguan (noise), yaitu segala sesuatu yang dapat menghambat kelancaran proses komunikasi, seperti gangguan fisik, masalah semantik/bahasa, perbedaan budaya, efek status, dan sebagainya.

3. Proses Komunikasi

Proses penyampaian pesan memerlukan dua kegiatan, yaitu: encoding adalah proses merancang atau mengubah gagasan secara simbolik menjadi suatu pesan untuk disampaikan kepada penerima, dan decoding adalah proses menguraikan atau mengartikan simbol sehingga pesan yang diterima dapat dipahami.

2.5. Bauran Promosi

(30)

Assauri (2007:240) juga menyatakan bahwa bauran promosi adalah kombinasi dari unsur-unsur promosi yang digunakan perusahaan untuk membujuk para calon pembeli dan langganan untuk melakukan pembelian atas produk yang dipasarkan. Variabel-variabel yang ada dalam bauran promosi terdiri dari:

1. Periklanan

Suatu bentuk presentasi dan promosi gagasan, barang atau jasa yang dibayar oleh sponsor yang teridentifikasi.

2. Promosi Penjualan

Berbagai macam insentif jangka pendek yang dimaksudkan untuk mendorong percobaan atau pembelian produk atau jasa.

3. Publisitas

Berbagai macam program yang dirancang untuk mempromosikan atau melindungi citra perusahaan atau produk individualnya.

4. Penjualan Pribadi

Tatap muka dengan satu atau lebih calon pembeli untuk melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan mendapatkan pesanan.

5. Pemasaran Langsung

(31)

2.5.1. Periklanan

Iklan adalah bentuk komunikasi tidak langsung yang didasari informasi tentang keunggulan atau keuntungan suatu produk yang disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa menyenangkan yang akan mengubah pikiran seseorang untuk melakukan pembelian (Tjiptono, 2001:226). Menurut Burke dalam Alma (2002:138) menyatakan bahwa periklanan adalah proses menyampaikan pesan-pesan penjualan yang diarahkan kepada masyarakat melalui cara-cara yang persuasif yang bertujuan menjual barang, jasa, atau ide. Definisi periklanan juga dikemukakan oleh Durianto dkk. (2003:2) adalah semua bentuk penyajian non personal, promosi, dan ide tentang barang atau jasa.

Kotler dan Susanto (2001:707-798) menyatakan bahwa sifat-sifat periklanan sebagai berikut:

1. Presentasi Publik

Iklan adalah cara komunikasi yang sangat umum. Sifat umumnya mengesankan produk yang standar.

2. Pervasiveness

Iklan dapat mengulang suatu pesan berkali-kali. 3. Memperkuat Ekspresi

Iklan dapat mendramatisir produk melalui seni cetak, suara, dan warna. 4. Tidak Bersifat Pribadi (Personal)

(32)

Tujuan periklanan menurut Durianto dkk. (2003:12) sebagai berikut: 1. Menciptakan kesadaran pada suatu merek dibenak konsumen.

2. Mengkomunikasikan informasi kepada konsumen mengenai atribut dan manfaat suatu merek.

3. Mengembangkan atau mengubah citra atau personalitas suatu merek. 4. Mengasosiasikan suatu merek dengan perasaan serta emosi.

5. Mengarahkan konsumen untuk membeli produknya dan mempertahankan market power perusahaan.

6. Pengembangan sikap positif calon konsumen yang diharapkan menjadi pembeli yang potensial di masa yang akan datang.

Chandra (2002:185) menyatakan bahwa efek periklanan dapat dikelompokkan menjadi tiga tahap yang dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Efek Periklanan Pada Berbagai Tahap Respon

TAHAP EFEK SPESIFIK

1. Tahap Kognitif Eksposur terhadap pesan Ingatan terhadap pesan

Kesadaran/pengenalan terhadap produk

Pengetahuan tentang atribut dan penggunaan produk 2. Tahap Afektif Kesediaan untuk mencari lebih banyak informasi

Minat pada atribut produk

Evaluasi produk atau merek yang positif Minat untuk mencoba atau membeli 3. Tahap Perilaku Percobaan produk

(33)

Menurut Tjiptono (2001:240), media periklanan adalah saluran penyampaian pesan komersial kepada khalayak sasaran. Jefkins (1997:84) menyatakan bahwa media periklanan adalah segenap perangkat yang dapat memuat atau membawa pesan-pesan penjualan kepada para calon pembeli. Definisi media periklanan juga dikemukakan oleh Angipora (2002:346) adalah segala sarana komunikasi yang dipakai untuk mengantarkan dan menyebar luaskan pesan–pesan iklan.

Tjiptono (2001:243-247) menyatakan bahwa secara umum media periklanan yang tersedia dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1. Media Cetak

Media yang statis dan mengutamakan pesan-pesan dengan jumlah kata, gambar, atau foto, baik dalam tata warna maupun hitam putih. Visualisasi yang kuat sangat penting untuk meningkatkan daya tarik konsumen sasaran. Jenis-jenis media cetak terdiri dari brosur, selebaran, dan lain-lain. 2. Media Elektronik

Media dengan teknologi elektronik dan hanya bisa digunakan bila ada jasa transmisi siaran. Iklan media ini berupa sponsorship, iklan partisipasi. Jenis-jenis media elektronik terdiri dari televisi, radio, dan lain-lain.

3. Media Luar Ruangan

(34)

2.5.1.1. Brosur

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Ed.4, brosur adalah selebaran cetakan yang berisi informasi tertulis mengenai suatu masalah yang disusun secara bersistem, berisi keterangan singkat tetapi lengkap tentang perusahaan (Departemen Pendidikan Nasional, 2008:210). Menurut In ziro (2008:1), brosur adalah lembaran cetakan yang menjelaskan dan mempromosikan barang tertentu, diselenggarakan dengan cara disebarkan dengan ketentuan tidak untuk ditempelkan, dilekatkan, dipasang, digantungkan pada suatu benda lain.

Menurut Ensiklopedia Indonesia, brosur adalah terbitan tidak berkala yang terdiri dari satu hingga sejumlah kecil halaman. Memuat informasi tentang suatu produk, layanan, profil perusahaan sebagai sarana beriklan. Informasi dalam brosur ditulis dalam bahasa yang ringkas, dan dimaksudkan mudah dipahami dalam waktu singkat (Wikipedia, 2009:1).

Kennedy dan Soemanagara (2006:101) menjelaskan bahwa karakteristik media cetak brosur antara lain:

Kekuatan Brosur

1.Informasi yang diberikan spesifik 2.Langsung ditujukan pada personal 3.Daya jangkau dan raihan luas 4.Biaya murah

(35)

Kelemahan Brosur

1.Cenderung diabaikan jika isinya tidak menarik atau tidak berhubungan dengan kebutuhan.

2. Informasi bersifat umum (standar).

2.5.1.2. X-Banner

Berdasarkan Kamus Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Ed.4, media promosi ini seperti layaknya poster yang dipasang di tempat umum berupa pengumuman atau iklan (Departemen Pendidikan Nasional, 2008:1096). X-Banner biasanya diletakkan didepan outlet dan mempunyai rangka sendiri untuk berdiri (In ziro, 2008:1). Menurut Ensiklopedia Indonesia, x-banner adalah sebuah karya seni atau desain grafis yang memuat komposisi gambar dan huruf di atas bahan berukuran besar dengan sifat mencari perhatian mata sekuat mungkin yang dibuat dengan warna-warna kontras dan kuat, terdapat tulang penyangga dibelakangnya yang berbentuk seperti huruf X (Wikipedia, 2009:1).

Kennedy dan Soemanagara (2006:101) menjelaskan karakteristik media luar ruangan x-banner antara lain:

Kekuatan X-Banner

1. Daya jangkau dan raihan cukup besar.

(36)

Kelemahan X-Banner 1.Daya rangsang rendah. 2.Kurang fleksibel.

3.Informasi yang ditampilkan terbatas. 4.Biaya pajak dan perizinan tinggi 5.Informasi bersifat umum (standar)

6.Jika posisi tidak strategis, segmentasi yang dituju tidak tercapai.

2.5.2. Penjualan Pribadi

Penjualan Pribadi adalah komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga mereka kemudian akan mencoba dan membelinya (Tjiptono, 2001:224). Menurut Assauri (2007:277), penjualan pribadi dapat diartikan sebagai hubungan antara dua atau lebih secara bertatap muka untuk menimbulkan hubungan timbal-balik dalam rangka membuat, mengubah, menggunakan, dan atau membina hubungan komunikasi antara produsen dengan konsumen.

(37)

1. Hubungan langsung secara personal confrontation, yaitu adanya hubungan yang hidup, langsung, dan interaktif antara 2 orang atau lebih.

2. Hubungan akrab secara cultivation, yaitu sifat yang memungkinkan berkembangnya segala macam hubungan, mulai dari sekedar hubungan jual beli sampai dengan suatu hubungan yang lebih akrab.

3. Adanya tanggapan (response), yaitu situasi yang seolah-olah mengharuskan pelanggan untuk mendengar, memperhatikan, dan menanggapi.

Kennedy dan Soemanagara (2006:35) menyatakan bahwa kelemahan penjualan pribadi dibandingkan dengan kegiatan pemasaran lainnya adalah:

1. Pesan sering tidak konsisten sehingga dapat menyebabkan kerancuan dan kesalahpahaman tentang spesifikasi produk.

2. Biaya tinggi.

3. Jangkauan raihan dan frekuensi yang rendah.

4. Konflik dalam manajemen atau tenaga penjualan menyebabkan kegiatan penjualan tidak berfungsi.

(38)

Tjiptono (2001:224) menyatakan bahwa aktivitas penjualan pribadi memiliki beberapa tahap yang terdiri dari:

1. Prospecting, yaitu mencari pembeli dan menjalin hubungan dengan mereka.

2. Communicating, yaitu memberi informasi mengenai produk perusahaan kepada pelanggan.

3. Selling, yaitu mendekati, mempresentasikan dan mendemonstrasikan, mengatasi penolakan, serta menjual produk kepada pelanggan.

4. Servicing, yaitu memberikan berbagai jasa dan pelayanan kepada pelanggan.

5. Information gathering, yaitu melakukan riset dan intelijen pasar. 6. Allocating, yaitu menentukan pelanggan yang akan dituju.

Tjiptono (2001:224) menyatakan bahwa seorang penjual yang ditugaskan untuk melakukan penjualan pribadi harus memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut:

1. Salesmanship

Penjual memiliki pengetahuan tentang produk dan menguasai seni menjual, seperti cara mengatasi penolakan dan mendorong pembelian. 2. Negotiating

Penjual mempunyai kemampuan bernegosiasi tentang syarat penjualan. 3. Relations Marketing

(39)

2.6. Evaluasi Efektivitas Media Promosi

Efektivitas menunjukkan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran yang telah ditetapkan. Hasil yang semakin mendekati sasaran berarti derajat efektivitasnya semakin tinggi. Kriteria efektivitas adalah sebagai berikut: (1) Sebuah prestasi kerja, (2) Tercapainya sasaran, tujuan atau keberhasilan, (3) Menggunakan cara kerja yang baik dan benar, (4) Hasil berdasarkan penggunaan sumber daya-sumber daya yang ada, dan (5) Produktivitas dalam bentuk materi atau jasa/pelayanan (Saragih dalam Rahmawati, 2008:36).

Berbagai model telah diciptakan untuk mengukur efektivitas media promosi. Menurut Raymond dalam Durianto dkk. (2003:15), Model adalah penyederhanaan dari sesuatu yang mampu mewakili sejumlah objek atau aktivitas. Secara umum, dikenal tiga kriteria yang dapat digunakan untuk mengukur efektivitas media promosi, yaitu pengingatan, persuasi, dan penjualan. Efektivitas media promosi yang berkaitan dengan pengingatan dan persuasi dapat diukur melalui EPIC Model yang dikembangkan oleh AC. Nielsen, salah satu perusahaan peneliti pemasaran terkemuka di dunia, yang mencakup empat dimensi kritis, yaitu: empati, persuasi, dampak, dan komunikasi (Empathy, Persuation, Impact, and Communication) dalam Durianto dkk. (2003:86). Berikut ini dimensi-dimensi dalam EPIC Model adalah sebagai berikut:

1. Dimensi Empati (Empathy)

(40)

orang lain (Mulyana dan Rakhmat, 2005: 87). Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Ed.4, arti empati adalah keadaan mental yang membuat seseorang merasa atau mengidentifikasi dirinya atau merasa dirinya pada keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan orang atau kelompok lain (Departemen Pendidikan Nasional, 2008:369). Menurut Ensiklopedia Indonesia, empati dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk mengenali, mempersepsi, dan merasakan perasaan orang lain (Wikipedia, 2010:1).

(41)

Peter dan Olson (1999) dalam Durianto dkk. (2003:86-87) menyatakan bahwa empati melibatkan afeksi (affect) dan kognisi (cognition) konsumen. Afeksi dan kognisi mengacu pada dua tipe tanggapan internal psikologis yang dimiliki konsumen terhadap rangsangan lingkungan dan kejadian yang berlangsung. Afeksi melibatkan perasaan, sementara kognisi melibatkan pemikiran. Variasi tanggapan afektif dapat berupa penilaian positif, negatif, menyenangkan atau tidak menyenangkan. Konsumen dapat merasakan empat jenis tanggapan afektif, yaitu emosi, perasaan khusus, suasana hati, dan evaluasi yang berbeda dalam tingkat intensitas dan daya improvisasinya. Suka-tidak suka adalah respons yang muncul pada tahap perubahan afeksi.

Kognisi mengacu pada proses mental dan struktur pengetahuan yang dilibatkan dalam tanggapan seseorang terhadap lingkungannya. Termasuk juga pengetahuan yang diperoleh seseorang dari pengalaman, serta yang tertanam dalam ingatan mereka. Proses psikologis berkaitan dengan pemberian perhatian pada aspek-aspek lingkungan, pemahaman terhadap aspek-aspek lingkungan, memori di masa lalu, pembentukan evaluasi dan pembuatan keputusan pembelian. Aspek kognisi meliputi proses berpikir sadar, tak sadar, dan otomatis.

2. Dimensi Persuasi (Persuation)

(42)

adalah ajakan kepada seseorang dengan cara memberikan alasan dan prospek baik yang meyakinkannya (Departemen Pendidikan Nasional, 2008:1062).

Kata persuasi berasal dari bahasa latin “per sua dere” berarti menggerakkan seseorang melakukan sesuatu dengan senang hati dengan kehendak sendiri tanpa merasa dipaksa oleh orang lain. Persuasi merupakan salah satu metode komunikasi sosial dan dalam penerapannya menggunakan teknik atau cara tertentu sehingga dapat menyebabkan orang bersedia melakukan sesuatu dengan senang hati, dengan sukarela dan tanpa merasa dipaksa oleh siapapun. Kesediaan itu timbul dari dalam dirinya sebagai akibat terdapatnya dorongan atau rangsangan tertentu yang menyenangkan (Sastropoetro, 2008:246).

(43)

tetapi pada perangsang “periferal”, seperti selebriti atau musik yang popular dan menarik.

Menurut Aristoteles dalam Cangara (2009: 91) untuk mencapai komunikasi yang mengena, seorang komunikator harus memiliki kredibilitas (kepercayaan) dan daya tarik. Kredibilitas adalah seperangkat persepsi tentang kelebihan-kelebihan yang dimiliki sumber sehingga diterima atau diikuti oleh khalayak. Kredibilitas dapat diperoleh jika seorang komunikator memiliki ethos, pathos, dan logos. Ethos adalah kekuatan yang dimiliki pembicara dari karakter pribadinya, seperti kepribadian yang hangat, bersahabat, percaya diri, sikap toleran terhadap prinsip, dan dinamis sehingga upacan-upacannya dapat dipercaya. Pathos adalah kekuatan yang dimiliki seorang pembicara dalam mengendalikan emosi pendengarnya, dan logos adalah kekuatan yang dimiliki komunikator melalui argumentasinya. Miil dan Anderson dalam Cangara (2009:94) menemukan dalam penelitiannya bahwa komunikator yang memiliki fisik yang menarik, dikenal baik, disukai, dan adanya kesamaan demografis seperti bahasa, agama, suku, dan daerah asal dapat lebih mudah menggugah pendapat dan sikap seseorang.

(44)

sama dengan tujuan (T) yang diinginkan oleh komunikator (P=T). Pengaruh (P) sangat ditentukan oleh sumber, pesan, media, dan penerima. Pengaruh bisa terjadi dalam bentuk perubahan pengetahuan (knowledge), sikap (attitude), dan perilaku (behavior).

Pada tingkat pengetahuan, pengaruh bisa terjadi dalam bentuk perubahan persepsi dan perubahan pendapat. Khalayak yang terpapar pada pesan promosi akan melakukan tindakan setelah melalui tahap awareness, dimana khalayak telah menyadari keberadaan sebuah produk dan layanan, serta memperoleh informasi penting mengenai kelebihan dan fungsi sebuah produk dan layanan. Menurut Durianto dkk. (2003:88-89), dampak (impact) promosi yang diinginkan dari tingkat pengetahuan adalah jumlah pengetahuan produk (product knowledge) yang dicapai konsumen melalui tingkat keterlibatan (involvement) konsumen dengan produk dan atau proses pemilihan. Konsumen dapat memiliki tiga jenis pengetahuan produk, yaitu pengetahuan tentang ciri atau karakter produk, konsekuensi atau manfaat positif menggunakan produk, dan nilai yang akan dipuaskan atau dicapai suatu produk. Keterlibataan (involvement) mengacu pada persepsi konsumen tentang pentingnya atau relevansi personal suatu objek, kejadian, atau aktivitas.

(45)

yang diharapkan adalah terjadinya sebuah pembelian yang merupakan hasil dari perubahan perilaku dan pencapaian sebuah loyalitas terhadap produk dan layanan. Menurut Cangara (2009:167), dampak dari media non personal cenderung lebih banyak mempengaruhi pengetahuan dan tingkat kesadaran seseorang, sedangkan dampak dari media antar pribadi (personal) cenderung berpengaruh pada sikap dan perilaku seseorang.

4. Dimensi Komunikasi (Communication)

Prisgunanto (2006:1) menyatakan bahwa komunikasi adalah proses transfer pesan dalam penyaluran informasi atau message melalui sarana atau saluran komunikasi kepada komunikan yang tertuju. Menurut Ensiklopedia Indonesia, arti komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya. Pada umumnya, komunikasi dilakukan dengan menggunakan bahasa verbal (kata-kata lisan), dan bahasa non verbal seperti tersenyum, menggelengkan kepala, dan sebagainya (Wikipedia, 2009:1). Komunikasi terjadi jika kedua pihak sama-sama dapat mengolah dengan baik simbol yang disampaikan. Simbol itu dapat disebut pesan, dimana proses penyampaiannya dilakukan dengan media, dan terjadi perubahan atau respon terhadap pesan yang disampaikan (Kennedy dan Soemanagara, 2006:2).

(46)

memberikan empat pedoman untuk menyusun pesan dalam bentuk tulisan: (1) Subjek dan tujuan harus jelas, (2) Informasi harus menunjukkan adanya hubungan antara subjek pesan dengan tujuan penyampaian pesan, (3) Gagasan pesan dikelompokkan dan ditampilkan secara logis, dan (4) Seluruh tulisan harus mencakup informasi yang akan disampaikan.

Menurut Kennedy dan Soemanagara (2006:125) bahwa pesan yang ditujukan pada khalayak dipengaruhi oleh intensitas yang dihasilkannya. Jika memiliki daya tarik besar, objek atau stimulus itu dapat langsung memasuki pikiran khalayak melalui berbagai jalan (pancaindera). Kebutuhan, nilai-nilai, dan ekspektasi merupakan langkah berikut, ketika sebuah stimulus diseleksi dan memasuki pikiran. Dari pengolahan inilah akan dihasilkan respon berupa perubahan atau penguatan sikap suka-tidak suka, setuju-tidak setuju, dan lakukan-hindari. Intensitas adalah kemampuan pesan dalam menghasilkan perhatian yang besar terhadap objek. Kennedy dan Soemanagara (2006:127) juga menyatakan bahwa intensitas yang cukup tinggi dalam pemaparan informasi dengan penggunaan efek warna, teks, dan figur dalam promosi dapat menarik perhatian besar dari khalayak.

(47)

Tabel 2. Pembagian Warna Berdasarkan Kepribadian

Warna Kepribadian Biru Komando hormat, Kewenangan.

Kuning Hati-hati, Kebaruan, Sementara, Kehangatan. Hijau Aman, Alami, Rileks atau Santai, Makhluk Hidup. Merah Humoris, Menarik, Panas, Bersemangat, Kuat. Jingga Kuat, Terjangkau, Informal.

Coklat Informal dan Santai, Maskulin, Alam.

Putih Kebaikan, Kemurnian, Kebersihan, Kelezatan, Perbaikan, Formalitas.

Hitam Kecanggihan, Kekuasaan, Otoritas, Misteri. Perak,Emas,

Platinum

Agung, Kekayaan, Megah.

Sumber: Schiffman dan Kanuk dalam Kennedy dan Soemanagara (2006:142)

2.7. Hubungan Media Promosi dengan Volume Penjualan

Konsep penjualan yaitu suatu orientasi manajemen yang menganggap konsumen akan melakukan atau tidak melakukan pembelian produk-produk organisasi/perusahaan didasarkan atas pertimbangan usaha-usaha nyata yang dilakukan untuk menggugah atau mendorong minat akan produk tersebut melalui kegiatan penjualan dan promosi yang gencar (Assauri, 2007:76)

(48)

Kennedy dan Soemanagara (2006:158) menyatakan bahwa dalam penetapan anggaran biaya promosi, item yang harus tersedia sebagai berikut:

1. Personal

Penentuan anggaran personal meliputi gaji yang diperhitungkan dalam jangka waktu tertentu berdasarkan struktur yang dimiliki oleh departemen promosi.

2. Kegiatan

Berbagai jenis kegiatan yang dibiayai meliputi kegiatan pameran, pemasaran langsung, periklanan, dan penjualan pribadi.

3. Media

Penyusunan anggaran media promosi meliputi biaya produksi dan distribusi.

2.8. Hasil Penelitian Terdahulu

(49)

sampling terhadap 100 responden. Langkah awal, data di uji validitas dan reliabilitasnya selanjutnya diolah secara statistik deskriptif menggunakan Microsoft Excell dan SPSS 12. Proses pengolahan data menggunakan EPIC Model (Empathy, Persuation, Impact, and Communication).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Bauran promosi yang digunakan adalah dengan iklan media cetak seperti koran dan penyebaran mailer (catalog); berbagai insentif jangka pendek seperti diskon, kupon potongan harga, voucher, dan lain-lain; humas yang membangun corporate image perusahaan sesuai dengan slogan “Giant Tempat Belanja Termurah”; penjualan personal dengan menempatkan berbagai armada penjualan termasuk didalamnya wiraniaga, kasir, dan customer service. (2) Dari hasil analisis EPIC Model (Empathy, Persuation, Impact, and Communication) menunjukkan bahwa promosi yang dilakukan oleh Giant Hypermarket Botani Square efektif dari segi dimensi empati, persuasi, dan komunikasi. Hal ini ditunjukan oleh nilai X dari dimensi empati, persuasi dan komunikasi yang dihasilkan berada dalam rentang skala efektif. Sementara dari dimensi dampak, promosi yang dilakukan dalam rentang skala cukup efektif. Nilai EPIC Rate yang dihasilkan menunjukan bahwa promosi yang dilakukan efektif.

(50)

dengan volume penjualan. Penelitian dilaksanakan dalam kurun waktu Maret 2003 sampai dengan April 2003 bertempat di lingkungan CV. Langgeng Jaya di Mojokerto. Penelitian ini menggunakan data biaya promosi penjualan, biaya personal selling, biaya periklanan, dan volume penjualan. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan wawancara dan studi pustaka. Metode analisis data yang digunakan adalah dengan Regresi Linear Berganda.

(51)

2.9. Kerangka Pemikiran Konseptual

PT. Prima Agritech Nusantara merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang pengolahan produk herbal yang memiliki visi menjadi perusahaan yang terpercaya dibidang agribisnis, dan menjadi produsen hasil olahan produk pertanian dengan kualitas terstandar. Adapun misi yang dimiliki yaitu menghasilkan dan mendistribusikan produk pertanian dan olahan pertanian yang berkualitas tinggi, dengan dukungan teknologi pertanian agar mampu memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen. Visi dan misi tersebut diwujudkan melalui kegiatan penjualan pada gerai (outlet). Persaingan yang semakin ketat membuat perusahaan harus menyusun strategi bauran pemasaran yang tepat.

Promosi adalah salah satu bauran pemasaran yang memegang peranan sangat penting. Promosi bagian dari komunikasi yang terdiri dari pesan-pesan perusahaan yang didesain untuk menstimulasi terjadinya kesadaran (awareness), ketertarikan (interest), dan berakhir dengan tindakan pembelian (purchase) yang berpengaruh terhadap peningkatan penjualan. Demi mencapai target dan tujuan yang diharapkan, perlu adanya strategi kreatif dan pemilihan media promosi yang tepat.

(52)
(53)

Visi dan Misi

PT. Prima Agritech Nusantara

Ket:

Bauran Pemasaran

Periklanan Penjualan Pribadi

Pengukuran Kinerja Media Promosi

EPIC Model Empathy Persuation

Impact Communication Hubungan

Biaya Media Promosi Terhadap Volume Penjualan

Tingkat Efektivitas Media Promosi Produk Herbal Pada Outlet PT. Prima Agritech Nusantara

Promosi

Kegiatan Penjualan Pada Gerai (Outlet)

Tenaga Penjual X-Banner

Brosur

(54)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksplanatif. Penelitian eksplanatif dilakukan untuk menemukan penjelasan tentang mengapa suatu kejadian atau gejala terjadi. Hasil akhir penelitian ini adalah gambaran mengenai hubungan sebab akibat (Prasetyo dan Jannah, 2006:43). Penelitian ini dilaksanakan pada Outlet PT. Prima Agritech Nusantara berlokasi di Depok Town Square LG. 016, Depok, Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa outlet tersebut adalah satu-satunya lokasi yang dimiliki perusahaan untuk melakukan kegiatan penjualan kepada konsumen sasaran, dan promosi dijadikan sebagai bentuk kegiatan komunikasi pemasaran melalui media promosi. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei 2009.

3.2. Jenis dan Sumber Data

(55)

3.3. Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan pihak perusahaan yang terkait dengan pelaksanaan promosi, yaitu Manager Pemasaran PT. Prima Agritech Nusantara. Hasil wawancara dapat dilihat pada Lampiran 1.

2. Observasi

Observasi dilakukan dengan mengamati secara langsung kegiatan promosi produk herbal pada outlet PT. Prima Agritech Nusantara yang berada di Depok Town Square (DETOS), Jawa Barat. Hasil observasi dapat dilihat pada Lampiran 2.

3. Kuesioner

Kuesioner disebarkan kepada responden yaitu pengunjung yang datang ke gerai atau outlet PT. Prima Agritech Nusantara. Lembar kuesioner penelitian dapat dilihat pada Lampiran 3.

3.4. Teknik Penentuan Sampel

(56)

Keterangan: n = Jumlah sampel N = Ukuran populasi

e = Persentase kelonggaran (10%) N

n =

1 + Ne2

Pada penelitian ini populasi yang digunakan adalah pengunjung yang datang ke outlet PT. Prima Agritech Nusantara dengan jumlah rata-rata 50 orang/hari, diperoleh dari data perusahaan pada bulan April 2009. Berarti jumlah populasi pengunjung selama 25 hari yaitu 1250 pengunjung.

Jadi, 1250 n =

1+ 1250 (10%)2

= 92,59 ≈ 100 orang

Berdasarkan rumus Slovin maka didapatkan jumlah responden dalam penelitian sebanyak 100 orang.

3.5. Teknik Analisis Data

(57)

3.5.1. Uji Validitas

Menurut Muhidin dan Abdurahman (2007:30-32) menyatakan bahwa suatu instrumen pengukuran dikatakan valid jika instrumen dapat mengukur sesuatu dengan tepat apa yang hendak diukur. Langkah-langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur validitas instrumen penelitian adalah:

1. Mendefinisikan secara operasional konsep yang akan diukur

Pada penelitian ini, konsep efektivitas media promosi dioperasionalisasikan berlandaskan teori mengenai komunikasi, kemudian untuk mematangkan definisi dan rumusan tersebut, peneliti mendiskusikannya dengan para dosen pembimbing sehingga menghasilkan bentuk rumusan yang operasional yang akan dijadikan indikator-indikator pada instrumen. Alur operasionalisasi konsep penelitian efektivitas media promosi produk herbal pada outlet PT. Prima Agritech Nusantara dapat dilihat pada Lampiran 4.

2. Melakukan uji coba instrumen kepada 30 responden. Pengukuran variabel instrumen dinyatakan dalam bentuk skala likert (skala ordinal) yaitu pernyataan yang sistematis untuk menunjukkan sikap seorang responden terhadap pernyataan. Pemberian bobotnya adalah:

1 = Sangat Tidak Setuju (STS) 2 = Tidak Setuju (TS)

3 = Cukup (C) 4 = Setuju (S)

(58)

3. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen, kemudian memeriksa kelengkapan data baik lembaran data maupun kelengkapan pengisian item angket.

4. Membuat tabel tabulasi jawaban yang dapat dilihat pada Lampiran 5. 5. Menghitung korelasi antar masing-masing pernyataan instrumen penelitian

dengan menggunakan teknik korelasi Kendall’s Tau. Menurut Sugiyono (2002:237), Korelasi Kendall’s Tau digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis asosiatif (hubungan antara dua variabel atau lebih) dengan data berbentuk ordinal dan sampel dalam jumlah besar (lebih dari 10 sampel). Rumus yang digunakan adalah:

Keterangan:

τ = Korelasi Kendall’s Tau Σ A = Jumlah ranking atas

Σ A - ΣB τ =

½ N (N – 1)

Σ B = Jumlah ranking bawah N = Jumlah sampel

Hipotesis statistik:

Ho: ρ = 0 (Tidak ada hubungan antara efektivitas media promosi dengan empati, persuasi, dampak, dan komunikasi).

Ha: ρ≠ 0 (Ada hubungan antara efektivitas media promosi dengan empati, persuasi, dampak, dan komunikasi).

Kriteria pengujian:

H0 : diterima, jika α hitung > 5%

(59)

3.5.2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Pada penelitian ini, skalanya berupa skala ordinal 1-5, sehingga teknik uji reliabilitas instrumen yang digunakan adalah Teknik Koefisien Alpha Cronbach. Umar (2000:207) menyatakan bahwa teknik Koefisien Alpha Croncabh adalah reliabilitas instrumen yang skornya bukan 0-1, tetapi merupakan rentangan antara beberapa nilai atau bentuk skala 1-3, 1-5, 1-7, dan seterusnya. Menurut sekaran dalam Priyatno (2008:26), nilai Cronbach’s Alpha kurang dari 0,6 dinyatakan kurang baik, nilai 0,7 dinyatakan dapat diterima, dan nilai lebih dari 0,8 adalah baik. Rumus Teknik Koefisien Alpha Cronbach adalah:

Keterangan:

( k ) ( 1 _ ∑σb2 )

r11 =

k-1 σt2

r11 = Reabilitas instrumen/koefisien alfa

k = Banyak butir pertanyaan ∑σb2 = Jumlah varians butir

σt2 = Varians total

3.5.3. EPIC Model

(60)

1. Dimensi Empati

Dimensi empati menginformasikan apakah konsumen menyukai suatu promosi dan menggambarkan bagaimana konsumen melihat hubungan antara promosi dengan pribadi mereka. Dimensi empati memberikan informasi yang berharga tentang daya tarik suatu produk.

2. Dimensi Persuasi

Dimensi persuasi menginformasikan apa yang dapat diberikan suatu promosi untuk penguatan karakter produk, sehingga pemasar memperoleh pemahaman tentang dampak promosi terhadap keinginan konsumen untuk membeli serta memperoleh gambaran kemampuan suatu promosi dalam mengembangkan daya tarik produk.

3. Dimensi Dampak

Dimensi dampak (impact) menunjukkan apakah suatu promosi mampu melibatkan konsumen dalam pesan yang disampaikan. Dampak yang diinginkan dari hasil promosi adalah jumlah pengetahuan produk (product knowledge) yang dicapai konsumen melalui tingkat keterlibatan (involvement) konsumen dengan produk, dan untuk mengetahui dampak kegiatan promosi terhadap keputusan melakukan pembelian produk.

4. Dimensi Komunikasi

(61)

Kemudian dari keempat dimensi tersebut, data dianalisis dengan menggunakan skor rata-rata berbobot yaitu setiap jawaban responden diberikan bobot. Cara menghitung skor adalah menjumlahkan seluruh hasil kali nilai masing-masing bobotnya dibagi dengan jumlah total frekuensi (Durianto dkk, 2003:96).

Keterangan:

X = rata-rata berbobot ƒi = Frekuensi

wi = bobot

Langkah selanjutnya adalah menggunakan rentang skala. Penilaian untuk menentukan posisi tanggapan responden dengan menggunakan nilai skor setiap variabel. Bobot alternatif jawaban yang terbentuk dari teknik skala peringkat dengan menggunakan skala antara 1 hingga 5 yang menggambarkan posisi sangat negatif ke posisi yang sangat positif. Rentang skala dihitung dengan rumus sebagai berikut (Durianto dkk, 2003:97).

∑ƒi . wi

Skala yang digunakan adalah skala likert, yaitu skala 1 hingga 5, maka rentang skala penilaiannya adalah sebesar 0,8. Hal ini didapatkan dari hasil rumus berikut:

(62)

Rentang skala (Rs) tersebut kemudian digunakan ke dalam rentang skala keputusan sebagai bahan pengambilan keputusan dari hasil analisis EPIC Model. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Rentang Skala Keputusan EPIC Model

Kriteria Rentang Skala

Sangat Tidak Efektif 1,00 – 1,80 Tidak Efektif 1,81 – 2,60 Cukup Efektif 2,61 – 3,40 Efektif 3,41 – 4,20 Sangat Efektif 4,21 – 5,00 Sumber: Durianto dkk, (2003:97)

Langkah terakhir adalah menentukan nilai EPIC Rate dengan rumus sebagai berikut (Durianto dkk., 2003:97).

XEmpati + XPersuasi + XDampak + XKomunikasi

EPIC Rate =

N

3.5.4. Analisis Regresi Linear Berganda

Efektivitas media promosi dari dampak penjualan dapat diketahui dengan cara menganalisis pengaruh biaya media promosi, seperti biaya brosur, biaya x-banner, dan biaya tenaga penjual terhadap volume penjualan produk herbal PT. PAN. Metode analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda. Menurut Priyatno (2008:73), analisis regresi linear berganda adalah hubungan secara linear antara dua atau lebih variabel bebas (X1,X2,…,Xn) dengan variabel terikat (Y).

(63)

Menurut Hasan (2008:259), jika sebuah variabel terikat dihubungkan dengan tiga variabel bebas maka persamaan regresi linear bergandanya dituliskan:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3

Keterangan :

Y = Variabel Terikat (Volume Penjualan)

X1,X2, X3 = Variabel Bebas (Biaya Brosur, Biaya X-Banner, Biaya

Tenaga Penjual)

a, b1, b2, b3 = Koefisien regresi linear berganda

a = Nilai Y, apabila X1 = X2 = X3 = 0

b1 = Besarnya kenaikan/penurunan Y dalam satuan, jika X1

naik/turun satu satuan dan X2 dan X3 konstan.

b2 = Besarnya kenaikan/penurunan Y dalam satuan, jika X2

naik/turun satu satuan dan X1 dan X3 konstan.

b3 = Besarnya kenaikan/penurunan Y dalam satuan, jika X3

naik/turun satu satuan dan X1 dan X2 konstan.

+ atau - = Tanda yang menunjukkan arah hubungan antara Y dan X1

atau X2 atau X3.

Priyatno (2008:79-83) menyatakan bahwas untuk memperoleh hasil regresi terbaik, maka harus memenuhi kriteria statistik sebagai berikut:

a. Analisis Determinasi (R2)

Analisis determinasi digunakan untuk mengetahui persentase sumbangan pengaruh variabel bebas (X1, X2,…,Xn) secara serentak terhadap variabel

(64)

sumbangan pengaruh yang diberikan variabel bebas terhadap variabel terikat. Sebaliknya R2 sama dengan 1, maka persentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel bebas terhadap terikat adalah sempurna. b. Uji Koefisien Regresi Secara Bersama-sama (Uji F)

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas (X1,X2,…,Xn)

secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat (Y).

Hipotesis Penelitian:

H0 : b1=b2=b3= 0, artinya biaya brosur, biaya x-banner, dan biaya tenaga

penjual secara bersama-sama tidak berpengaruh secara signifikan terhadap volume penjualan.

Ha : b1≠b2≠b3≠ 0, artinya biaya brosur, biaya x-banner, dan biaya tenaga

penjual secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap volume penjualan.

Kriteria pengujian:

H0 : ditolak, jika Fhitung > Ftabel, derajat bebas (df = n-k-1) atau Sig < α

H0 : diterima, jika Fhitung < Ftabel, derajat bebas (df = n-k-1) atau Sig > α

c. Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t )

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel bebas (X1, X2,…, Xn) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap

(65)

Hipotesis Penelitian:

H0 : bi = 0, artinya variabel bebas (biaya brosur, x-banner, dan tenaga

penjual) secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat (volume penjualan).

Ha : bi ≠ 0, artinya variabel bebas (biaya brosur, x-banner, dan tenaga

penjual) secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat (volume penjualan).

Kriteria Pengujian:

H0 : ditolak, jika thitung > ttabel, derajat bebas (df = n-k-1) atau Sig < α

H0 : diterima, jika thitung < ttabel, derajat bebas (df = n-k-1) atau Sig > α

3.6. Definisi Operasional

1. Efektivitas media promosi adalah pengukuran keberhasilan media promosi dalam mengkomunikasikan pesan-pesan perusahaan untuk menstimuli terjadinya kesadaran (awareness), ketertarikan (interest), dan berakhir dengan tindakan pembelian (purchase) yang dilakukan oleh target konsumen terhadap produk herbal PT. Prima Agritech Nusantara yang selanjutnya memberi pengaruh pada peningkatan penjualan.

(66)

3. Dimensi persuasi (persuation) adalah kemampuan media promosi untuk mendorong target konsumen agar merubah kepercayaan, sikap, dan keinginan berperilaku.

4. Dimensi dampak (impact) adalah perubahan yang terjadi pada target konsumen, baik perubahan pengetahuan (knowledge), sikap (attitude), maupun perilaku (behavior).

5. Dimensi komunikasi (communication) adalah kemampuan konsumen mengingat pesan utama yang disampaikan, pemahaman konsumen, serta kekuatan kesan yang ditinggalkan pesan pada media promosi tersebut.

6. Biaya media promosi adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dengan satuan uang untuk mengkomunikasikan pesan-pesan perusahaan dengan tujuan memberi informasi, menarik perhatian, dan selanjutnya memberi pengaruh meningkatnya penjualan.

(67)

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

4.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

PT. Prima Agritech Nusantara didirikan pada tanggal 9 Maret 2005 yang diilhami oleh pemikiran sederhana dari para pendirinya yang merupakan sekelompok mahasiswa lulusan pertanian. Konsep pemikiran mereka yaitu menginginkan adanya sebuah terobosan baru di dunia pertanian khususnya di bidang pengolahan produk hasil pertanian. Prima Agritech Nusantara mengandung makna sebagai sebuah usaha di bidang pertanian dengan mengedepankan kualitas prima atau unggul melalui penerapan teknologi yang terstandard dan terukur. Semua hal tersebut ditujukan untuk kemajuan dunia pertanian di bumi Nusantara.

(68)

4.2. Lokasi Perusahaan

Kantor Pusat PT. Prima Agritech Nusantara berlokasi di Jalan Nusantara No. 36, Komp HanKam, Kelapa Dua-Depok, Jawa Barat. Lokasi ini dijadikan sebagai tempat produksi sekaligus menjalin mitra bisnis dengan distributor atau perusahaan lain yang ingin memasarkan produk herbal ini. Perusahaan juga membuka sebuah outlet yang berada di dalam kawasan Depok Town Square (DETOS) LG 016, Depok, Jawa Barat.

4.3. Visi dan Misi Perusahaan

Adapun visi dan misi PT. Prima Agritech Nusantara, yaitu: 1. Visi

Menjadi perusahaan yang terpercaya dibidang agribisnis, dan menjadi produsen hasil olahan produk pertanian dengan kualitas terstandar.

2. Misi

Menghasilkan dan mendistribusikan produk pertanian dan olahan pertanian yang berkualitas tinggi, dengan dukungan teknologi pertanian agar mampu memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen.

4.4. Struktur Organisasi

(69)

terdapat pada Lampiran 6. Adapun tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian, yaitu:

1. Komisaris Utama

Bertanggung jawab untuk mengawasi, mengarahkan, serta berkoordinasi dengan direktur utama dalam menjalankan perusahaan.

2. Direktur Utama

Bertanggung jawab untuk memimpin atas seluruh kegiatan operasional perusahaan.

3. Manager Produksi

Bertanggung jawab atas divisi perencanaan dan pengendalian produksi, mitra tani, serta penelitian dan pengembangan (R&D). Fungsi dari divisi ini adalah mengkoordinasikan proses produksi dan bahan mentah, melakukan mitrausaha dengan para petani dalam mendapatkan bahan baku, serta melakukan penelitian dan pengembangan baik bahan baku maupun proses produksi agar diperoleh produk akhir yang berkualitas dan terstandard. 4. Manager Pemasaran

(70)

5. Manager HRD (Human Resources and Development)

Bertanggung jawab atas divisi Sumber Daya Manusia (HRD). Divisi ini berfungsi untuk mengkoordinasi, merencanakan, dan mengawasi kegiatan pengelolaan sumber daya manusia untuk menjamin peningkatan produktivitas dan mutu pekerja.

6. Manager Keuangan

Bertanggung jawab untuk mengawasi dan mengendalikan aspek finansial perusahaan.

4.5. Produksi Produk Herbal PT. Prima Agritech Nusantara

Perusahaan memproduksi berbagai jenis produk herbal, baik dalam bentuk kapsul, serbuk, simplisia, madu, maupun minuman kesehatan. Produk herbal yang banyak di produksi oleh perusahaan adalah serbuk herbal dalam kemasan kapsul. Berikut ini akan dijelaskan secara rinci proses pembuatan serbuk herbal dalam kemasan kapsul.

4.5.1. Penyediaan Bahan Baku

Bahan baku produk herbal ini adalah simplisia (tanaman herbal kering) berupa akar, rimpang, dan daun kering. Simplisia yang digunakan cukup banyak dan beraneka ragam. Komposisi pemakaiannya sangat ditentukan oleh jenis obat herbal yang akan dihasilkan.

Gambar

Tabel 1. Efek Periklanan Pada Berbagai Tahap Respon
gambar, atau foto, baik dalam tata warna maupun hitam putih. Visualisasi
Tabel 2. Pembagian Warna Berdasarkan Kepribadian
Gambar 2. Kerangka Pemikiran Konseptual
+7

Referensi

Dokumen terkait

Investor tertarik terhadap portofolio yang berada pada kurva efisien frontier (portofolio yang memberikan risiko paling rendah pada tingkat keuntungan

Bidang Perencanaan dan Pengembangan mempunyai tugas melaksanakan perencanaan, penyusunan, dan pengembangan program dan kurikulum, serta penyiapan dan

Latar Belakang Anak Pemulung Putus Sekolah Banyak anak-anak pemulung yang meninggalkan bangku sekolah yang disebabkan karena faktor ekonomi keluarganya dan ditambah lagi dengan

Dalam proses pelaksanaan program KBU menjahit, sarana prasarana yang mendukung program tersebut disediakan oleh PKBM Assolahiyah Karawang guna membantu warga

Metode Liquid Penetrant Test merupakan metode NDT yang paling sederhana. Metode ini digunakan untuk menemukan cacat di permukaan terbuka dari komponen solid,

Deputy State Secretary (MANAGEMENT), Level 2, Bangunan Perak Darul Ridzuan, Jalan Panglima Bukit Gantang Wahab, 30000 IPOH. Deputy State Secretary (DEVELOPMENT), Level1,

Penelitian yang dilakukan oleh Buchory dan Widayat (2009) dalam reaksi perengkahan minyak jelantah menggunakan katalis zeolit alam aktif menunjukkan komposisi

Metode ini melakukan analisa teknis dan investasi pembangunan Plaza dengan melakukan studi kasus pada Sadira Plaza Pekanbaru, sehingga diperoleh hubungan antara