• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan sistem perparkiran di gedung Patra Jasa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan sistem perparkiran di gedung Patra Jasa"

Copied!
161
0
0

Teks penuh

(1)

MOHAMMAD LUTHFI SYAMSIR

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

ii Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komputer (S.Kom.)

Oleh :

Mohammad Luthfi Syamsir

204093002654

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(3)

iii Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Sains dan Teknologi

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komputer (S.Kom.)

Oleh :

Mohammad Luthfi Syamsir

204093002654

Pembimbing I

Zainuddin Bey Fananie, M.Sc

Pembimbing II

Zulfiandri, S.Kom, MMSI NIP. 19700130 200501 1 003

Mengetahui,

Ketua Program Studi Sistem Informasi

(4)

iv

dinyatakan lulus dalam sidang Munaqosyah Fakultas Sains dan Teknologi,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal

19 Agustus 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) Program Studi Sistem Informasi.

Menyetujui :

Penguji I, Penguji II,

Zainul Arham, M.Si Qurrotul Aini, MT

NIP. 19740730 200710 1002 NIP. 197303252009012001

Pembimbing I Pembimbing II

Zainuddin Bey Fananie, M.Sc Zulfiandri, S.Kom, MMSI

NIP. 19700130 200501 1 003

Mengetahui :

Dekan

Fakultas Sains dan Teknologi Ketua Program Studi Sistem

Informasi

(5)

v

SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI

ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta, 19 Agustus 2010

Mohammad Luthfi Syamsir

(6)

vi

ZULFIANDRI).

Lahan perparkiran yang terdapat di Gedung Patra Jasa sebelumnya sudah menggunakan sistem yang terkomputerisasi, dalam menjalankan sistem perparkiran masih terdapat kekurangan yang menyebabkan pelanggan masih merasa kesulitan dalam mendapatkan lahan parkir sehingga mereka hanya berputar-putar saja di area lahan pakir tanpa adanya kepastian mendapatkan lahan parkir yang masih kosong. Dalam hal ini peneliti membuat aplikasi yang mudah untuk digunakan bagi Staf Parkir di Gedung Patra Jasa. Untuk menunjang aplikasi

tersebut peneliti menggunakan Microsoft Visual Basic 6.0 sebagai bahasa

pemrograman dan SQL Server 2005 sebagai database. Dalam mengembangkan

system perparkiran ini, peneliti menggunakan metode System Development Life

Cycle (SDLC). Sistem perparkiran yang dikembangkan oleh peneliti lebih mempermudah baik pelanggan maupun pekerja pada area lahan parkir tersebut, karena telah menggunakan pengurutan dalam penempatan parkir kendaraan. Dengan adanya suatu pengembangan sistem perparkiran tersebut, maka proses dalam mendapatkan lahan parkir menjadi lebih cepat.

Kata kunci : Sistem Perparkiran, Visual Basic, SDLC.

Referensi : 14 Buku (1999 – 2008)

(7)

vii

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

dan karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat selesai sebagaimana mestinya.

Shalawat dan salam kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan

para pengikutnya hingga akhir zaman nanti. Rasul yang melalui perjuangan dan

keikhlasannya membuat kita bisa memiliki agama yang sempurna ini. Semoga

kita bisa menjadi pengikutnya yang setia sampai akhir hayat.

Dengan selesainya penulisan laporan skripsi ini peneliti ingin mengucapkan

terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu, karena tanpa bantuan,

petunjuk, bimbingan dan saran-saran mungkin peneliti tidak akan dapat menyusun

laporan ini. Pada kesempatan ini, peneliti ingin mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada ;

1. Bapak DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis selaku Dekan Fakultas Sains dan

Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak A’ang Subiyakto, M.Kom selaku Ketua Program Studi Sistem

Informasi.

3. Ibu Nur Aeni Hidayah, MMSi selaku Sekretaris Program Studi Sistem

Informasi.

4. Bapak Zainuddin Bey Fananie, M.Scselaku dosen pembimbing I dan Bapak

Zulfiandri, S.Kom, MMSI selaku pembimbing II yang telah banyak

(8)

viii

6. Bapak Drs.Karsimin, selaku General Manager Koperasi di Gedung Patra

Jasa.

7. Bapak Melki, selaku Staff Perparkiran di Gedung Patra Jasa.

8. Orangtua, saudara dan Riana Sari yang begitu banyak memberikan do’a,

motivasi dan dukungan, baik material maupun spiritual.

9. Semua pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan

skripsi ini.

Dalam penulisan laporan skripsi ini peneliti menyadari bahwa penulisan

laporan ini masih belum mencapai kesempurnaan baik dari segi materi maupun

dari segi penyajian, untuk itu peneliti mengharapkan kritik dan saran untuk

membangun. Semoga dengan adanya laporan skripsi ini dapat berguna bagi

pembaca dan memberikan manfaat bagi pihak yang membutuhkannya.

Semoga segala bantuan yang telah diberikan kepada peneliti akan

mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT, Amin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Jakarta, 19 Agustus 2010

Mohammad Luthfi Syamsir

(9)

ix

Lembar Persetujuan Pembimbing... iii

Lembar Pengesahan Ujian... iv

Lembar Pernyataan... v

Abstrak... vi

Kata Pengantar... vii

Daftar Isi... ix

Daftar Tabel... xiii

Daftar Gambar ... xiv

Simbol Bagan Alir Sistem ... xvi

Daftar Lampiran ... xix

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1. Latar Belakang Masalah... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 2

1.3. Batasan Masalah ... 3

1.4. Tujuan Penelitian ... 3

1.5. Manfaat Penelitian ... 4

1.6. Metode Penelitian ... 5

(10)

x

2.3. Pengembagan Sistem ... 16

2.4. Metode Pengembangan Sistem ... 20

2.5. Sistem Informasi Perparkiran ... 22

2.6. Permasalahan Sistem ... 22

2.7. Diagram Arus Data (Data Flow Diagram) ... 27

2.7.1. Diagram Konteks ... 28

2.7.2. Diagram Nol ... 28

2.7.3. Diagram Rinci ... 29

2.8. Elemen Dasar dari Diagram Aliran Data ... 29

2.8.1. Kesatuan Luar (External Entity) ... 29

2.8.2. Arus Data (Data Flow) ... 30

2.8.3. Proses (Process) ... 30

2.8.4. Simpanan Data (Data Store) ... 31

2.8.5. Kamus Data ... 31

2.9. Diagram Hubungan Antara Entitas (Entity Relationship Diagram/ ERD) ... 33

2.10.Basis Data (Database) ... 34

2.11.Normalisasi ... 35

2.12.Pengujian Black Box ... 39

(11)

xi

BAB III METODE PENELITIAN ... 45

3.1. Metode Penelitian ... 45

3.1.1. Metode Pengumpulan Data ... 45

3.1.2. Metode Pengembangan Sistem ... 47

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM... 50

4.1. Gambaran Umum Koperasi Patra Jasa ... 50

4.1.1. Organisasi Kelembagaan Koperasi ... 50

4.1.2. Keanggotaan ... 51

4.1.3. Struktur Organisasi ... 51

4.2. Pengembangan Sistem ... 54

4.2.1. Analisis (Analysis) ... 54

4.2.2.1. Flowchart... 56

4.2.2.2. Diagram Konteks Sistem Perparkiran Berjalan ... 59

4.2.2.4. Pemecahan Masalah pada Sistem Berjalan ... 60

4.2.2. Desain (Design) ... 61

4.2.2.1. Data Flow Diagram ... 62

4.2.2.2. Entity Relationship Diagram (ERD) ... 76

(12)

xii

4.2.3.1. Perangkat Keras (Hardware)... 100

4.2.4.2. Perangkat Lunak (Software) ... 100

4.2.3.3. Pengujian Sistem ... 101

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 104

5.1. Kesimpulan... 104

5.2. Saran ... 104

DAFTAR PUSTAKA... 105

(13)

xiii

(14)

xiv

Gambar 2.2 Metode SDLC Sebagai Air Terjun ... 21

Gambar 2.3 External Entity ... 29

Gambar 2.4 Arus Data ... 30

Gambar 2.5 Proses ... 30

Gambar 2.6 Data Store ... ... 31

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Parkir Gedung Patra Jasa ... 52

Gambar 4.2 Flowchart Transaksi ... 56

Gambar 4.3 Flowchart Pendaftaran & Pencabutan Pelanggan ... 57

Gambar 4.4 Flowchart Laporan ... ... 58

Gambar 4.5 Diagram Konteks Sistem Berjalan ... 59

Gambar 4.6 Diagram Konteks Sistem Usulan ... 62

Gambar 4.7 DFD Level Nol Usulan ... 67

Gambar 4.8 DFD Level 1 Daftar Baru ... 72

Gambar 4.9 DFD Level 1 Cabut Daftar ... 74

Gambar 4.10 ERD Sistem Usulan ... 76

Gambar 4.11 Unnormalized Form ( Bentuk Tidak Normal) ... 78

Gambar 4.12 First Normal Form (1NF) ... ... 79

Gambar 4.13 Second Normal Form (2NF) ... 80

Gambar 4.14 Rancangan Form Menu Utama ... 82

(15)

xv

Gambar 4.19 Rancangan Form Transaksi Kendaraan Masuk ... 87

Gambar 4.20 Rancangan Form Transaksi Kendaraan Keluar ... 88

Gambar 4.21 Rancangan Printout Karcis Masuk... 89

Gambar 4.22 Rancangan Printout Karcis Keluar ... 90

Gambar 4.23 Rancangan Form View Lahan ... 91

Gambar 4.24 Rancangan Form Cetak Laporan Kendaraan ... 92

Gambar 4.25 Rancangan Form Cetak Laporan Lahan ... 93

Gambar 4.26 Rancangan Form Cetak Laporan Pelanggan ... 94

Gambar 4.27 Rancangan Form Cetak Laporan Transaksi ... 95

Gambar 4.28 Rancangan Form Laporan Data Kendaraan ... 96

Gambar 4.29 Rancangan Form Laporan Data Lahan Parkir ... 97

Gambar 4.30 Rancangan Form Laporan Data Pelanggan ... 98

(16)

xvi

Arus/flow

Menyatakan jalannya arus suatu proses

Communication link

Menyatakan bahwa adanya transisi suatu

data/informasi dari suatu lokasi ke lokasi lainnya

Connector

Menyatakan sambungan dari satu proses ke proses

lainnya dalam halaman/ lembar yang sama

Offline Connector,

Menyatakan sambungan dari satu proses ke proses

lainnya dalam halaman/ lembar yang berbeda

Offline Connector,

Menyatakan sambungan dari satu proses ke proses

lainnya dalam halaman/ lembar yang berbeda

Manual

Menyatakan suatu tindakan (proses) yang tidak

dilakukan oleh komputer

Decision/Logika

Untuk menunjukkan suatu kondisi tertentu yang akan

menghasilkan dua kemungkinan jawaban, ya/tidak

Predifined Proses

Untuk menyatakan penyediaan tempat penyimpanan

(17)

xvii

Untuk menyatakan segala jenis operasi yang diproses

dengan menggunakan suatu mesin yang mempunyai

keyboard

Off-Line Storage

Untuk menujukkan bahwa data dalam simbol ini

akan disimpan ke suatu media tertentu.

Manual input

Untuk memasukkan data secara manual dengan

menggunakan online keyboard.

Input-Output

Untuk menyatakan proses input dan outputnya tanpa

tergantung dengan jenis peralatannya.

Punched Card

Untuk menyatakan input berasal dari kartu atau

output ditulis ke kartu.

Magnetic-tape unit

Untuk menyatakan input berasal dari pita magnetic

atau output disimpan ke pita magnetic

Disk Storage

Untuk menyatakan input berasal dari disk atau output

disimpan ke disk

Document

(18)

xviii

Simbol

Penjelasan resmi

Arti Sebenarnya

Simbol hard disk Menunjukkan input/output

menggunakan hard disk..

Simbol diskette

Menunjukkan input/ output menggunakan diskette

Simbol drum magnetic

Menunjukkan input/ output menggunakan drum magnetik

Simbol pita kertas berlubang

Menunjukkan input/ output menggunakan pita kertas berlubang

Simbol keyboard

Menunjukkan input yang menggunakan on-line keyboard

Simbol garis alir

Menunjukkan arus dari proses

Simbol penghubung

(19)

xix

Lampiran 2 Tampilan Aplikasi ... L4

Lampiran 3 Kode Program ... L15

(20)

1 1.1 Latar Belakang

Sistem perparkiran yang ada pada saat ini sudah banyak yang dilakukan

secara terkomputerisasi, namun sistem perparkiran yang ada sekarang masih

kurang efektif dan efisien, dengan menggunakan sistem perparkiran yang ada

pada saat ini para pengguna lahan parkir masih belum bisa mendapatkan

pelayanan yang memadai. Banyak pengguna lahan parkir yang merasa tertipu

misalnya pada saat pengguna lahan parkir memasuki area gedung untuk mencari

lahan parkir, sedangkan lahan parkir yang tersedia sudah penuh. Mereka tidak

dapat mengetahuinya dan hanya berputar-putar di area gedung dengan tarif

tagihan yang terus berjalan. Dengan menggunakan sistem perparkiran yang

terkomputerisasi, dimana sistem yang ada akan memberitahukan bahwa masih ada

atau tidaknya lahan parkir yang tersedia maka petugas atau pengelola parkir bisa

menghemat waktu sehingga menjadi lebih efisien dan efektif.

Salah satu contoh kasus yang sering terjadi di tempat parkir perkantoran

adalah apabila parkir penuh, petugas yang memberi tiket parkir tidak mengetahui

apakah parkir yang ada sudah terisi semua atau belum, sehingga membuat

pengguna lahan parkir hanya berputar-putar saja tanpa mendapatkan tempat yang

kosong dengan durasi biaya parkir yang terus berjalan, ini sangat merugikan para

(21)

Berkaitan dengan hal di atas, peneliti mengambil studi kasus pada sistem

perparkiran yang ada di gedung Patra Jasa yang sudah terkomputerisasi dan

mengembangkannya, dengan melakukan keterlibatan secara langsung dalam

kegiatan yang berhubungan dengan studi kasus yang peneliti hadapi dan juga

melakukan pengumpulan data dan informasi dengan cara membaca buku-buku

atau artikel, referensi yang dapat dijadikan sebagai acuan pembahasan masalah

ini. Sehubungan dengan itu maka peneliti memilih judul: “Pengembangan

Sistem Perparkiran di Gedung Patra Jasa “.

1.2 Perumusan masalah

Dalam penyusunan penelitian tugas akhir ini ada beberapa masalah pokok

yang akan dibahas peneliti, di antaranya:

1. Bagaimana mempermudah pengguna lahan parkir dalam

menentukan tempat parkir yang telah disediakan oleh petugas atau

pengelola parkir dengan menggunakan sistem yang

terkomputerisasi.

2. Menentukan jalannya sistem perparkiran yang terkomputerisasi

dengan menggunakan pengurutan dalam penempatan parkir

kendaraan, dimana pengguna lahan parkir mempunyai kepastian

(22)

1.3 Batasan masalah

Sesuai dengan inti dari penulisan tugas akhir ini, maka peneliti akan

membatasi ruang lingkup pada proses Pengembangan Sistem Perparkiran, yaitu:

1. Pengembangan Sistem Perparkiran ini hanya dilakukan di gedung

Patra Jasa saja, dimana hanya pada pengembangan sistem

perparkiran mobil saja.

2. Bahasa pemrograman yang digunakan dalam Pengembangan Sistem

Perparkiran ini dengan menggunakan bahasa pemrograman VB6 .

3. Metode yang digunakan dalam Pengembangan Sistem Perparkiran

ini Metode SDLC (System Development Life Cycle).

4. Pengembangan sistem perparkiran ini dimulai dari entry data

kendaraan masuk, kendaraan keluar, pembuatan laporan seberapa

banyaknya kendaraan yang keluar masuk dan seberapa

maksimalnya tempat parkir yang digunakan dalam setahun serta

pendaftaran data karyawan untuk berlangganan dalam

menggunakan lahan parkir yang dilakukan oleh perusahaan dan juga

pengurutan penempatan kendaraan sesuai dengan nomor lahan

parkir yang telah disediakan pengelola lahan parkir.

1.4 Tujuan Penelitian

(23)

Tujuan Penelitian

1. Mengembangkan sistem perparkiran yang ada pada gedung

Patra Jasa agar dalam penempatan kendaraan di area lahan

parkir menggunakan system pengurutan penempatan kendaraan

sehingga pengguna lahan parkir tidak merasa tertipu oleh lahan

yang telah disediakan oleh pengelola parkir.

2. Pengguna lahan parkir menjadi lebih mudah dalam menemukan

tempat parkir yang telah disediakan dan petugas atau pengelola

lahan parkir menjadi lebih mudah dalam mengatur keluar

masuknya kendaraan sehingga pengguna lahan parkir tidak

perlu mencari lama-lama dimana dia akan menempatkan

kendaraannya.

1.5 Manfaat Penelitian

Peneliti mengharapkan penelitian ini dapat berguna bagi seluruh pihak

yang terkait, di antaranya:

1. Bagi peneliti kegunaan dari penulisan ini adalah untuk

memenuhi salah satu persyaratan untuk mencapai gelar

Pendidiksan S1 (Sarjana) Fakultas Sains dan Teknologi Jurusan

Sistem Informasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta. Menambah pengetahuan peneliti tentang sistem

informasi, khususnya yang berkaitan dengan Analisis Sistem

(24)

2. Bagi pembaca kegunaan dari penulisan ini adalah semoga

penulisan ini berguna bagi pihak lain atau pembaca sebagai

informasi, khususnya bagi pembaca yang mempunyai minat di

bidang Analisis Sistem Perparkiran.

1.6 Metode Penelitian

Metode yang digunakan peneliti dalam pengumpulan data untuk

menyelesaikan laporan tugas akhir ini, di antaranya:

1. Studi Lapangan: melakukan pengamatan langsung, dengan cara

mengamati secara langsung di gedung Patra Jasa, bagaimana sistem

yang sudah ada sebelumnya pada gedung tersebut dalam mengelola

perparkiran.

2. Studi Literatur Sejenis: mencari suatu masalah untuk diteliti. Dalam

arti bukti-bukti atau pernyataan bahwa masalah yang akan diteliti itu

belum terjawab atau belum terpecahkan secara memuaskan atau belum

pernah diteliti orang mengenai tujuan, data dan metode, analisa dan

hasil untuk waktu dan tempat yang sama.

3. Studi Pustaka: mencari data-data dan informasi dengan mempelajari

buku, makalah, browsing di internet ataupun hasil penelitian yang

(25)

1.7 Sistematika penulisan

Penulisan dan penyusunan laporan kerja praktek ini disusun berdasarkan

penulisan sistematika sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang, perumusan

masalah, pembatasan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, metode penelitian dan sistematika

penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Bab ini berisikan tentang konsep dasar dari sistem,

dimulai dari teori konsep sistem dan program serta

peralatan pendukung (tools system) yang digunakan

dalam pembuatan skripsi ini.

BAB III : METODE PELITIAN

Bab ini menguraikan secara rinci metode penelitian

yang digunakan dalam pengembangan sistem ini.

BAB IV : ANALISIS DAN PERANCANGAN

Pada bab ini berisikan rancangan proses yang

meliputi DFD usulan dan spesifikasi proses.

Rancangan basis data yang berisikan ERD,

normalisasi dan spesifikasi file. Dalam bab ini juga

membahas rancangan keluaran, masukan dan

(26)

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi tentang kesimpulan dari uraian pada

bab-bab yang dibahas serta saran untuk

(27)

8 2.1 Sistem Informasi

Sistem adalah kumpulan dari komponen atau elemen yang saling

berhubungan satu dengan lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai

tujuan tertentu (Jogiyanto, 2005:2).

Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang

berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini

atau mendatang (Al Fatta, 2007:10). Informasi dapat didefinisikan sebagai hasil

dari pengelolaan data dalam bentuk lebih berguna dan lebih berarti bagi

penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian yang nyata yang digunakan

untuk pengambilan keputusan. Informasi sebagai hasil dari pengolahan data dalam

suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang

menggambarkan suatu kejadian-kejadian (event) yang nyata (fact) yang digunakan

untuk mengambil keputusan (Jogiyanto, 2005:8).

2.1.1 Pengertian Sistem Informasi

Sistem Informasi dapat didefinisikan sebagai berikut

(Ladjamudin, 2005:13):

1. Suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari komponen-

komponen dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan yaitu

(28)

2. Sekumpulan prosedur organisasi yang pada saat dilaksanakan akan

memberikan informasi bagi pengambil keputusan dan/ atau untuk

mengendalikan organisasi.

3. Suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan

kebutuhan pengolahan transaksi, mendukung operasi, bersifat

manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan

menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang

diperlukan.

Selain itu, sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu

organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi

harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi

dari suatu dan menyediakan pihak luar tertentu dengan

laporan-laporan yang diperlukan (Jogiyanto, 1999:11).

2.1.2 Manfaat Sistem Informasi

Organisasi menggunakan sistem informasi untuk mengolah

transaksi-transaksi, mengurangi biaya dan menghasilkan pendapatan sebagai salah satu

produk atau pelayanan mereka.

Perusahaan menggunakan sistem informasi untuk mempertahankan

persediaan pada tingkat paling rendah agar konsisten dengan jenis barang yang

(29)

Software

(Perangkat

lunak)

DATA

Procedures

(Prosedur)

People

(Manusia)

Hardware

(Perangkat keras)

2.1.3 Komponen Sistem Informasi

Ada 5 komponen sistem informasi, kelima komponen tersebut dapat

diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Hardware dan Software yang berfungsi sebagai mesin.

2. People dan Procedures yang merupakan manusia dan tata cara menggunakan mesin.

3. Data merupakan jembatan penghubung antara manusia dan mesin

agar terjadi suatu proses pengolahan data.

Mesin Manusia

Gambar 2.1 Lima komponen Sistem Informasi (Ladjamudin, 2005:14)

2.1.3.1Hardware

Peralatan penyimpanan data

Disk merupakan salah satu perangkat penyimpanan data yang paling sering

digunakan. Disk diorganisasikan berupa silinder-silinder dengan tiap permukaan

terdapat head yang ditumpuk secara vertikal. Head terdiri dari beberapa Track.

Track terbagi menjadi sektor-sektor. Tiga faktor yang mempengaruhi waktu

(30)

1. Seek time (waktu menggerakkan lengan silinder), 2. Rotational delay (waktu sektor berputar ke head), 3. Transfer time.

2.1.3.2Software

Software merupakan kumpulan dari perintah/ fungsi yang ditulis dengan aturan tertentu untuk memerintahkan komputer melaksanakan tertentu

(Ladjamudin, 2005:20).

2.1.3.3 Data

Data merupakan komponen dasar dari informasi yang akan diproses lebih

lanjut untuk menghasilkan informasi. Himpunan data akan memiliki sifat yang

unik, antara lain sebagai berikut (Ladjamudin, 2005:20):

1. Saling berkaitan (Interrelated); data-data tersebut akan saling berkaitan/ terintegrasi dan tersimpan secara teroganisir didalam suatu media

penyimpanan.

2. Kebersamaan (Shared); data yang terintegrasi tersebut dapat diakses oleh

berbagai macam pengguna/ orang tetapi hanya satu yang dapat

merubahnya yaitu Database Administrator.

Sifat kebersamaan (Shared) dalam himpunan data tersebut akan

membutuhkan perubahan berupa cara berfikir pengguna yang terbiasa dengan pola

pemilikan data sendiri, dan cara penanganan dan manajemen data dalam

(31)

Data bersama (Sharing Data) merupakan data yang dapat digunakan secara bersama oleh beberapa pemakai pada lokasi yang sama ataupun berbeda.

Data bersama memiliki tiga tipe, yaitu:

1) Data bersama di antara unit fungsional.

2) Data bersama pada berbagai tingkatan pengguna.

3) Data bersama yang tersebar secara geografis.

3. Terkendali (Controlled); data yang terintegrasi tersebut hanya dapat

diubah oleh seorang Database Administrator.

2.1.3.4 Prosedur

Dokumentasi prosedur/ proses sistem, buku penuntun operasional dan

teknis. Prosedur menghubungkan berbagai perintah, dan aturan yang akan

menentukan rancangan dan penggunaan sistem informasi. User (pengguna/

pemakai) dari sistem yang akan mengatur dan merancang sistem informasi

berdasarkan prosedur-prosedur yang didokumentasikan. Dokumen tersebut berisi

tentang bagaimana cara menggunakan dan menjalankan suatu sistem

(Ladjamudin, 2005:21).

2.1.3.5 Manusia

Manusia adalah mereka yang terlibat dalam kegiatan sistem informasi

seperti operator, pemimpin sistem informasi dan sebagainya.

Database merupakan kumpulan file yang saling terintegrasi, namun

(32)

Gabungan Database dan software aplikasi tersebut yang dinamakan DBMS.

DBMS yang sudah ada dengan software aplikasi yang sangat canggih tidak akan

berfungsi dan bermanfaat bila tidak ada orang yang dapat mengakses dan

mendisainnya dengan baik. Orang yang dimaksud adalah People/ Pengguna.

People/ Pengguna akan berinteraksi dengan mesin (software dan hardware) melalui berbagai prosedur dan aturan-aturan formal yang berlaku. Kumpulan dari

DBMS dengan manusia yang akan mengaksesnya dinamakan Sistem Informasi,

sehingga kalau kita berbicara manusia dan data, maka tidak akan terlepas dari

Database dan DBMS (Ladjamudin, 2005:21).

2.1.4 Kegiatan Sistem Informasi

Kegiatan Sistem Informasi terdiri sebagai berikut (Ladjamudin, 2005: 22)

1. Input

Menggambarkan suatu kegiatan induk menyediakan data untuk

diproses.

2. Process

Menggambarkan bagaimana suatu data diproses untuk menghasilkan

suatu informasi yang bernilai tambah.

3. Output

Suatu kegiatan untuk menghasilkan laporan dari proses diatas tersebut.

4. Storage

(33)

5. Control

Suatu aktivitas untuk menjamin bahwa sistem informasi tersebut

berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

2.2 Metode Penelitian

Pada hakikatnya penelitian adalah suatu cara dari sekian cara yang pernah

ditempuh dilakukan dalam mencari kebenaran. Cara mendapat kebenaran itu

ditempuh melalui metode ilmiah. Jadi tidak berlebihan apabila metode disebut

sebagai strategi dalam penelitian ilmiah (Subana dan Sudrajat, 2005:17).

Metodologi adalah kesatuan metode-metode, prosedur-prosedur,

konsep-konsep pekerjaan, aturan-aturan yang digunakan oleh suatu ilmu pengetahuan,

seni atau disiplin lainnya. Penelitian pada hakikatnya adalah suatu cara dari sekian

cara yang pernah ditempuh dilakukan dalam mencari kebenaran, cara mencari

kebenaran itu ditempuh melalui metode ilmiah (Jogiyanto, 1999:59).

2.2.1 Pengumpulan Data

Dalam penyusunan skripsi ini, diperlukan data-data serta informasi yang

relatif lengkap sebagai bahan yang dapat mendukung kebenaran materi uraian dan

pembahasan. Oleh karena itu, sebelum penyusunan skripsi ini dilakukan, maka

dilakukan riset atau penelitian terlebih dahulu untuk menjaring data serta

informasi yang terkait.

(34)

2.2.1.1 Studi Lapangan

Dalam melakukan pengumpulan data, peneliti haruslah melihat langsung

apa-apa saja yang terjadi dilapangan atau tempat yang akan diteliti. Dalam

melakukan studi lapangan terdapat beberapa cara, yaitu:

1. Observasi

Pengumpulan data dengan observasi langsung adalah cara pengambilan

data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain

untuk keperluan tersebut (Nazir, 2005:25).

2. Wawancara

Wawancara merupakan proses memperoleh keterangan untuk tujuan

penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka. Walaupun

wawancara adalah proses percakapan yang berbentuk tanya jawab dengan

tatap muka, wawancara adalah suatu proses pengumpulan data untuk suatu

penelitian (Nazir, 2005:25).

3. Kuesioner

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang

pribadinya, atau hal-hal yang diketahui. Kuesioner dipakai untuk

menyebutkan metode maupun instrumen, jadi dalam menggunakan metode

angket atau kuesioner instrumen yang dipakai adalah angket atau

(35)

2.2.1.2 Studi Pustaka

Studi kepustakaan adalah segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk

menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang akan atau

sedang diteliti. Informasi itu dapat diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan

penelitian, karangan-karangan ilmiah, tesis dan disertasi, peraturan-peraturan,

ketetapan-ketetapan, buku tahunan, ensiklopedia dan sumber-sumber tertulis baik

tercetak maupun elektronik lain (Subana dan Sudrajat, 2005:20).

2.2.1.3 Studi Literatur

Studi literatur adalah, mencari suatu masalah untuk diteliti. Dalam arti

bukti-bukti atau pernyataan bahwa masalah yang akan diteliti itu belum terjawab

atau belum terpecahkan secara memuaskan atau belum pernah diteliti orang

mengenai tujuan, data dan metode, analisa dan hasil untuk waktu dan tempat yang

sama (Subana dan Sudrajat, 2005:24). Dalam mencari studi literatur, peneliti

mencari permasalahan yang sama yang dalam pengembangan sistem perparkiran.

2.3 Pengembangan Sistem1

Pengembangan sistem dapat berarti menyusun suatu sistem yang baru

untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki

sistem yang telah ada (Sutabri, 2004:35). Daur hidup pengembangan sistem/

SDLC berfungsi untuk menggambarkan tahapan-tahapan utama dan

1

(36)

langkah dari setiap tahapan yang secara garis besar terbagi dalam tiga kegiatan

utama, yaitu:

1. Analisis.

2. Desain.

3. Implementasi.

Setiap kegiatan dalam SDLC dapat dijelaskan melalui tujuan dan hasil

kegiatannya (Ladjamudin, 2005:38).

2.3.1 Analisis

Tahapan analisis digunakan oleh analis sistem untuk membuat keputusan.

Apabila sistem saat ini mempunyai masalah atau sudah tidak berfungsi dengan

baik, dan hasil analisisnya digunakan sebagai dasar untuk memperbaiki sistem.

Seorang analis perlu mengetahui ruang lingkup pekerjaan yang akan ditanganinya,

perlu memahami sistem yang sedang berjalan saat ini, dan dapat melakukan

identifikasi terhadap masalah yang muncul dan mencari solusinya dengan

profesional.

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap analisis ini adalah sebagai berikut

(Ladjamudin, 2005:38):

1. Deteksi masalah (Problem Detection).

2. Penelitian/ investigasi awal (Initial Investigation).

3. Analisa kebutuhan sistem (Requirement Analysis).

4. Mensortir kebutuhan sistem (Generation of System Alternatives).

(37)

2.3.2 Perancangan (Design)

Tahapan perancangan (Design) memiliki tujuan untuk mendesain sistem

baru yang dapat menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi perusahaan yang

diperoleh dari pemilihan alternatif sistem yang terbaik. Kegiatan yang dilakukan

dalam tahap perancangan ini meliputi perancangan output, input dan file

(Ladjamudin, 2005:39).

Dalam tahapan desain terdapat juga perancangan keluaran yang bertujuan

menentukan keluaran-keluaran yang akan digunakan oleh sistem. Keluaran

tersebut berupa tampilan-tampilan layar, dan juga format dan frekuensi laporan

yang diperlukan (Ladjamudin, 2005:39).

Perancangan masukan yang termasuk didalam tahapan desain bertujuan

menentukan data-data masukan, yang akan digunakan untuk mengoperasikan

sistem. Data-data masukan tersebut dapat berupa formulir-formulir faktur dan

lain-lain yang berfungsi memberikan data masukan bagi pemrosesan sistem. Pada

tahapan ini perlu juga ditentukan format data masukan agar sesuai dengan

kebutuhan sistem (Ladjamudin, 2005:39).

Dan perancangan file masuk dalam bagian perancangan basis data, yang

diawali dengan merancang diagram hubungan antara entitas. Seluruh file yang

telah lulus uji normalisasi yang harus dibuatkan spesifikasi datanya (Ladjamudin,

(38)

2.3.3 Implementasi

Tahap implementasi memiliki beberapa tujuan, yaitu untuk melakukan

kegiatan spesifikasi rancangan logikal ke dalam kegiatan yang sebenarnya dari

sistem informasi yang akan dibangun atau dikembangkan, lalu

mengimplementasikan sistem yang baru tersebut ke dalam salah satu bahasa

pemrograman yang paling sesuai. Pada tahap ini juga harus dijamin bahwa sistem

yang baru dapat berjalan secara optimal. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap

implementasi ini adalah pembuatan program dan tes data, pelatihan dan

pergantian sistem (Ladjamudin, 2005:40).

Pada tahap implementasi terdapat tahapan programming & testing. Pada

tahap ini dilakukan perancangan algoritma dengan menggunakan pseudocode/

terstruktur. Perancangan algoritma sebaiknya dilakukan dengan menggunakan

pendekatan top-down (pemrograman modular). Setelah selesai pembuatan

algoritma, maka dibuatkanlah program aplikasi dengan menggunakan salah satu

bahasa pemrograman terpilih.

Program yang telah selesai dibuat secara modular tersebut perlu dilakukan

tes data, dengan memasukan sejumlah data kedalam program tersebut dan dilihat

hasilnya, serta cara pemrosesan yang dilakukan oleh program yang baru dibuat

tersebut (Ladjamudin, 2005:40).

Setelah dilakukan programming & testing, maka dilakukanlah tahap

selanjutnya yaitu tahapan training. End user akan mengoperasikan sistem yang

baru tersebut perlu dilatih secara keseluruhan. Materi pelatihan bisa saja berupa

(39)

aplikasi yang baru, pengenalan syntax dasar dari bahasa pemrograman yang digunakan dalam aplikasi tersebut, dan dokumen-dokumen yang akan digunakan

dalam sistem yang baru tersebut (Ladjamudin, 2005:41).

Setelah seluruh sistem siap dioperasikan dan seluruh end user selesai

dilatih, maka pada tahap ini dilakukan pergantian sistem yang lama dengan sistem

yang baru. Teknik pergantiannya bisa secara perlahan/ bertahap atau secara

keseluruhan (Ladjamudin, 2005:41).

2.4 Metode Pengembangan Sistem

Metode pengembangan sistem informasi ini biasanya digunakan oleh tim

teknis internal dimana pelaksanaan pekerjaan ditinjau juga dari sisi internal

organisasi atau perusahaan pemilik sistem. Metode SDLC Waterfall ini terdiri dari

lima tahap pengembangan, meliputi: (Putra, 2006:198)

1. Perencanaan

2. Analisis

3. Desain

4. Penerapan

(40)

1. Perencanaan (Planning)

Tahap perencanaan adalah tahap awal pengembangan sistem yang

mendefinisikan perkiraan kebutuhan-kebutuhan sumber daya seperti

perangkat fisik, manusia, metode dan anggaran yang sifatnya masih

umum.

2. Analisis Sistem (Analysis)

Tahap analisis adalah tahap penelitian atas yang telah ada dengan tujuan

untuk merancang sistem yang baru atau diperbaharui.

3. Desain (Design)

Tahap desain sistem adalah setelah analisis sistem yang menentukan

proses dan data yang diperlukan oleh sistem baru.

Perencanaan

Analisis Sistem

Desain

Penerapan

Perawatan

(41)

4. Penerapan (Implementation)

Tahap implementasi adalah tahap dimana sistem dibentuk menjadi kode

yang siap untuk dioperasikan dan diuji atau di tes.

5. Perawatan (Maintenance)

Kegiatan ini merupakan fase terakhir dari metode pengembangan sistem.

Pada fase ini dilakukan perawatan terhadap sistem yang sudah dibangun.

Perawatan ini berupa backup data, pembuatan jadwal pengoperasian,

pengecekan keamanan sistem, dll.

2.5 Sistem Informasi Perparkiran

Sistem informasi perparkiran dapat dikatakan sebagai sebuah sistem

dengan komputerisasi yang memberikan dasar operasional interaktif dan berbasis

cerdas. Dengan adanya sistem perparkiran, maka dapat membantu mengelola

informasi, mendata dan mengatur penempatan lokasi parkir. Sistem yang

membantu dalam menyediakan informasi dengan lebih akurat, cepat dan mudah

diakses.2

2.6 Permasalahan Sistem

Semua sistem informasi akan mempunyai masalah, tanpa memperdulikan

seberapa baiknya sistem tersebut di desain. Beberapa hal yang menyebabkan

sistem informasi mempunyai masalah, antara lain sebagai berikut:

2

(42)

1. Waktu (Overtime).

2. Lingkungan sistem yang berubah.

3. Perubahan prosedur operasional.

Perbaikan masalah sistem informasi disebut maintenance programming,

yang meliputi tanggapan terhadap masalah sistem dan penambahan fungsi baru ke

sistem. Maintenance programming mencakup 60 (enam puluh) sampai 90

(sembilan puluh) persen dari programming budged dan menunjukkan apakah

sistem informasi yang memburuk perlu diganti atau dipertahankan dengan

melakukan perbaikan kecil (Ladjamudin, 2005:41).

Masalah sistem informasi berhubungan dengan karakteristik informasi,

yakni sebagai berikut:

1. Relevansi (Relevancy).

2. Keakuratan (Accuracy), yang meliputi faktor kelengkapan, kebenaran

dan keamanan.

3. Ketepatan waktu (Timeliness).

4. Ekonomi (Economy), yang meliputi faktor sumber daya dan biaya.

5. Efisiensi (Eficiency).

6. Dapat dipercaya (Reability).

(43)

2.6.1 Relevansi (Relevancy)

Hasil dari sistem informasi harus dapat digunakan untuk kegiatan

manajemen di tingkat profesional, taktis dan strategik. Jika tidak dapat digunakan,

informasi tersebut layak untuk tidak diperhatikan lagi (Ladjamudin, 2005:42).

Beberapa gejala dari informasi yang tidak lagi relevan, antara lain sebagai

berikut:

1. Laporan tidak digunakan oleh pihak yang menerimanya.

2. Permintaan informasi tidak tersedia dalam sistem informasi.

3. Banyak laporan yang isinya terlalu panjang.

2.6.2 Kelengkapan

Data tidak hanya dimasukkan secara benar, tetapi juga harus lengkap.

Apabila sebuah sistem informasi memiliki 95 (sembilan puluh lima) persen

keakuratan data, tetapi hanya 80 (delapan puluh) persen dari kebutuhan informasi,

maka sistem akan tidak efektif. Berikut beberapa gejala ketidaklengkapan

(Ladjamudin, 2005:42):

1. Sebagian data dikembalikan ke pemakai karena sumber dokumennya

atau isian formulirnya tidak lengkap.

2. Bagian pemasukan data menghubungi ke pemakai untuk

(44)

2.6.3 Kebenaran

Kebenaran biasanya dipikir sebagai keakuratan. Semua data dari field

harus dimasukkan secara benar. Berikut gejala dari ketidakbenaran (Ladjamudin,

2005:43):

1. Total kesalahan transaksi mengalami kenaikan dibandingkan

kualitasnya.

2. Masalah yang terjadi setelah akhir hari kerja normal mengalami

kenaikan.

2.6.4 Keamanan

Sering kali informasi dikirimkan ke setiap orang yang membutuhkannya.

Pengawasan keamanan adalah struktur pengecekan untuk memutuskan jika

informasi yang sensitif ditujukan kepada pemakai yang tidak sah (Ladjamudin,

2005:43).

2.6.5 Ketepatan Waktu (Timeliness)

Beberapa gejala yang menunjukan masalah ketepatan waktu diantaranya

sebagai berikut (Ladjamudin, 2005:43):

1. Tumpukan pemasukan data mengalami kenaikan.

2. Banyaknya keluhan dari pemakai tentang kesulitan dalam menghubungi

staf pemeliharaan program dan staf operasinya.

3. Waktu yang dibutuhkan untuk memperbaiki kesalahan program

(45)

2.6.6 Ekonomi (Economy)

Biaya sistem informasi akan mengalami kenaikan sesuai dengan

berjalannya waktu. Meskipun ada beberapa biaya yang mengalami penurunan dan

sebagian akan naik. Banyak hal yang menunjukan kenaikan biaya, seperti

konsultan pemeliharaan perangkat keras dan program atau perangkat lunak dan

lain sebagainya (Ladjamudin, 2005:43).

2.6.7 Efisiensi (Eficiency)

Efisiensi beberapa banyak produksi meningkat karena tambahan unit

sumber daya dalam proses produksinya. Berikut beberapa rasio yang dapat

dihitung dan dianalisis (Ladjamudin, 2005:44):

1. Keluaran atau nilai uang.

2. Transaksi tanpa kesalahan atau waktu.

3. Biaya kertas atau transaksi.

2.6.8 Dapat dipercaya (Reability)

Sebuah indikator penting dari sistem informasi adalah dengan

memperhatikan reabilitasnya. Beberapa gejala tentang masalah reabilitasnya,

antara lain sebagai berikut (Ladjamudin, 2005:44):

1. Biaya, yaitu tingginya varian rata-rata biaya setiap bulannya.

2. Tumpukan transaksi, yaitu jumlah transaksi yang tertunda atau ditolak.

3. Rata-rata kesalahan yang tidak dapat diprediksi, sehingga perlu

(46)

2.6.9 Kegunaan (Usability)

Tidak ada hal yang lebih baik dari sebuah sistem yang dirancang sesuai

dengan kriteria. Jika sistem sulit digunakan, berarti adalah masalah dalam sistem.

Beberapa gejala yang menunjukan sedikit kegunaan sistem, antara lain

sebagai berikut (Ladjamudin, 2005:44):

1. Lamanya waktu pelatihan bagi pemakai pemula.

2. Tingginya rata – rata kesalahan yang terjadi.

3. Naiknya kemangkiran dari sebagian pemakai komputer.

2.7 Diagram Arus Data (Data Flow Diagram)

Ada berbagai alat yang dapat dipakai oleh peneliti untuk melakukan

kegiatan analisis dan perancangan suatu sistem. Di antara alat-alat tersebut ada

yang berupa bagan arus yang selama ini sering digunakan, yaitu bagan arus

dokumen (Document Flowchart) dan bagan arus olah (System Flowchart).

Kebutuhan organisasi, baik dipandang dari sudut pemakaian sistem

maupun dari sudut perancangan sistem, telah menuntut adanya alat lain yang

dapat memperjelas, mempermudah dan dengan tingkat keterincian sesuai dengan

perhatian maupun kepentingan masing-masing user dan perancang.

Perkembangan dari kedua alat yang telah disebutkan di atas, yaitu munculnya dua

alat lain yakni yang dikenal dengan sebutan ICAM Definition Methode

(Integrated Computer Aided Manufacturing Definition Methode) dan Diagram

(47)

Model analisis harus dapat mencapai tiga sasaran utama, yaitu

menggambarkan apa yang dibutuhkan oleh pelanggan, membangun dasar bagi

pembuatan desain perangkat lunak, membatasi serangkaian persyaratan yang

dapat divalidasi begitu perangkat lunak dibangun.

Diagram aliran data merupakan model dari sistem untuk menggambarkan

pembagian sistem ke modul yang lebih kecil. Salah satu keuntungan

menggunakan diagram aliran data adalah memudahkan pemakai atau user yang

kurang menguasai bidang komputer untuk mengerti sistem yang akan dikerjakan

(Ladjamudin, 2005:60).

2.7.1 Diagram Konteks

Diagram konteks adalah diagram yang terdiri dari suatu proses dan

menggambarkan ruang lingkup suatu sistem. Diagram konteks merupakan level

tertinggi dari DFD yang menggambarkan seluruh input ke sistem atau output dari

sistem. Ia akan memberi gambaran tentang keseluruhan sistem. Sistem dibatasi

oleh boundary (dapat digambarkan dengan garis putus). Dalam diagram konteks

hanya ada satu proses. Tidak boleh ada store dalam diagram konteks

(Ladjamudin, 2005:64).

2.7.2 Diagram Nol (Overview Diagram)

Diagram nol adalah diagram yang menggambarkan proses dari data flow

(48)

ada, aliran data, dan external entity. Pada level ini sudah dimungkinkan adanya

atau di gambarkannya data store yang digunakan. Untuk proses yang tidak rinci

lagi pada level selanjutnya, simbol ‘*’ atau ‘P’ (functional primitive) dapat

ditambahkan pada akhir nomor proses. Keseimbangan input dan output

(balancing) antara diagram nol dengan diagram konteks yang terpelihara (Ladjamudin, 2005:64).

2.7.3 Diagram Rinci (Level Diagram)

Diagram rinci adalah diagram yang menguraikan proses apa yang ada

dalam diagram nol atau diagram level di atasnya. Di dalam satu level, biasanya

tidak terdapat lebih dari 7 (tujuh) buah proses dan maksimal 9 (sembilan), bila

lebih maka harus dilakukan dekomposisi (Ladjamudin, 2005:60).

2.8 Elemen Dasar Dari Diagram Aliran Data 2.8.1 Kesatuan Luar (External Entity)

Sesuatu yang berada di luar sistem, tetapi ia memberikan data kedalam

sistem atau memberikan data dari sistem, disimbolkan dengan suatu kotak notasi.

External entity tidak termasuk bagian dari sistem. Bila sistem informasi dirancang

untuk satu bagian maka bagian lain yang masih terkait menjadi external entity.

Gambar 2.3 External entity

(49)

2.8.2 Arus Data (Data Flow)

Arus data merupakan tempat mengalirnya informasi dan digambarkan

dengan garis yang menghubungkan komponen dari sistem. Arus data ditunjukan

dengan arah panah dan garis diberi nama atas arus data yang mengalir. Arus data

ini mengalir di antara proses, data store dan menunjukkan arus data dari data yang

berupa yang berupa masukan untuk sistem atau hasil proses sistem

Gambar 2.4 Arus Data

(Ladjamudin 2005:67)

2.8.3 Proses (Process)

Proses merupakan apa yang dikerjakan oleh sistem. Proses dapat

mengolah data aliran data masuk menjadi aliran data keluar. Proses berfungsi

mentransformasikan satu atau beberapa data masukan menjadi satu beberapa data

keluaran sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan. Setiap proses memiliki satu

atau beberapa satu atau beberapa masukan serta menghasilkan satu atau beberapa

data keluarkan. Proses sering pula disebut bubble (Ladjamudin, 2005:60).

Gambar 2.5 Proses

(50)

2.8.4 Simpanan Data (Data Store)

Simpanan data merupakan tempat penyimpanan data pengikat data yang

ada dalam sistem. Data store dapat disimbolkan dengan sepasang dua garis sejajar

atau dua garis dengan salah satu sisi samping terbuka. Proses dapat mengambil

data dari atau memberikan data ke database.

Data Store

Gambar 2.5 Data Store

(Ladjamudin 2005:70)

2.8.5 Kamus Data

Kamus data berfungsi membantu pelaku sistem untuk mengartikan

aplikasi secara detail dan mengorganisasikan semua elemen data yang digunakan

dalam sistem secara persis sehingga pemakai dan penganalisis sistem mempunyai

dasar pengertian yang sama tentang masukan, keluaran dan proses.

Kamus data sering disebut juga dengan sistem data dictionary adalah

katalog fakta tentang data dan kebutuhan-kebutuhan informasi dari suatu sistem

informasi. Dengan menggunakan kamus data, analisis sistem dapat

mendefinisikan data yang mengalir di sistem dengan lengkap. Pada tahap analisis,

kamus data digunakan sebagai alat komunikasi antara analisis sistem dengan

pemakai sistem tentang data yang mengalir di sistem, yaitu tentang data yang

masuk ke sistem informasi yang dibutuhkan oleh pemakai sistem.

Pada tahap perancangan sistem, kamus data digunakan untuk merancang

(51)

global, hanya ditujukan nama arus datanya saja. Keterangan lebih lanjut tentang

struktur dari suatu arus data di DAD secara lebih terperinci dapat dilihat di Kamus

Data. Kamus data memuat hal-hal sebagai berikut (Ladjamudin, 2005:70):

1. Nama Arus Data

Nama arus data harus dicatat pada kamus data, sehingga mereka yang

membaca DAD memerlukan penjelasan lebih lanjut tentang suatu arus data

tertentu dan dapat langsung mencarinya dengan mudah di kamus data.

2. Alias.

Alias atau nama lain dari data dapat ditulis bila. Untuk menyatakan nama

lain dari suatu data elemen atau data store yang sebenarnya sama dengan data elemen atau data store yang telah ada. Alias terjadi karena kurang koordinasi antara beberapa analis sistem, misalkan analis sistem yang satu menggunakan

EMPLOYEE, dan analis sistem yang lain menggunakan KARYAWAN. Namun keduanya memiliki pengertian yang sama.

3. Bentuk Data

Bentuk data perlu dicatat di Kamus Data, karena dapat dipergunakan untuk

mengelompokan kamus data ke dalam kegunaannya sewaktu perancangan sistem.

4. Arus Data

Arus data menunjukan dari mana data mengalir dan kemana data menuju.

Keterangan arus data ini perlu dicatat dikamus data untuk memudahkan mencari

(52)

5. Penjelasan

Untuk memperjelas tentang makna dari arus data yang dicatat di kamus

data, maka sebagian penjelasan dapat diisi dengan keterangan-keterangan tentang

arus data tersebut.

2.9 Diagram Hubungan Antara Entitas (Entity Relationship Diagram/ ERD)

ERD adalah suatu model jaringan yang menggunakan susunan data yang

disimpan dalam sistem secara abstrak. ERD berbeda dengan DFD yang

merupakan suatu model jaringan fungsi yang akan dilaksanakan oleh

sistem, sedangkan ERD merupakan model jaringan data yang menekankan

pada struktur-strukturnya dan relationship nya.

Diagram hubungan entitas atau yang lebih dikenal dengan sebutan E-R

Diagram, adalah notasi grafik dari sebuah model data atau sebuah model

jaringan yang menjelaskan tentang data yang tersimpan (storage data)

dalam sistem secara abstrak. Diagram hubungan entitas tidak menyatakan

bagaimana memanfaatkan data, membuat data, mengubah data dan

menghapus data (Ladjamudin, 2005:142).

2.9.1 Elemen-elemen Diagram Hubungan Entitas Entity

Pada E-R Diagram, entity digambarkan dengan sebuah bentuk persegi

(53)

abstrak dimana data tersimpan atau dimana terdapat data. Entitas diberi nama

dengan kata benda dan dapat dikelompokkan dalam empat (4) jenis nama, yaitu

orang, benda, lokasi, kejadian (terdapat waktu unsur di dalamnya).

2.10 Basis Data (Database)

Ada beberapa definisi basis data dari beberapa orang ahli basis data adalah

sebagai berikut (Ladjamudin, 2005:129):

1. Database adalah sekumpulan data store (bisa dalam jumlah yang

sangat besar) yang tersimpan dalam magnetik disk, optical disk,

magnetic drum atau media penyimpanan sekunder lainnya.

2. Database adalah sekumpulan program-program aplikasi umum yang

bersifat “batch” yang mengeksekusi dan memproses data secara

umum (seperti pencarian, peremajaan, penambahan dan penghapusan

terhadap data).

3. Database terdiri dari data yang akan digunakan atau diperuntukkan

terhadap banyak ‘user’, dimana masing-masing ‘user’ (baik

menggunakan teknik pemrosesan yang bersifat batch atau online)

akan menggunakan data tersebut sesuai dengan tugas dan fungsinya,

dan ‘user’ lain dapat juga menggunakan data tersebut dalam waktu

yang bersamaan.

4. Database adalah koleksi terpadu dari data-data yang saling berkaitan

(54)

2.11 Normalisasi

Ketika kita merancang suatu basis data untuk suatu sistem relasional,

prioritas utama dalam mengembangkan model data logical adalah dengan

merancang suatu representasi data yang tepat bagi relationship dan constrain

(batasannya). Kita harus mengidentifikasi suatu set relasi yang cocok, demi

mencapai tujuan di atas. Teknik yang dapat kita gunakan untuk membantu

mengidentifikasi relasi-relasi tersebut dinamakan Normalisasi.

Normalisasi sering dilakukan sebagai suatu uji coba pada suatu relasi

secara berkelanjutan untuk menentukan apakah relasi tersebut sudah baik atau

masih melanggar aturan-aturan standar yang diberlakukan pada suatu relasi yang

normal (sudah dapat dilakukan proses insert, update, delete dan modify pada satu

atau beberapa atribut tanpa mempengaruhi integritas data dalam relasi tersebut).

Proses normalisasi merupakan metode yang formal/standar dalam

mengidentifikasi dasar relasi bagi primary key-nya dan dependensi fungsional

diantara atribut-atribut dari relasi tersebut. Normalisasi akan membantu perancang

basis data dengan menyediakan suatu ujicoba yang berurut yang dapat

diimplementasikan pada hubungan individual, sehingga skema relasi dapat di

normalisasi kedalam bentuk yang lebih spesifik untuk menghindari terjadinya

error atau inkonsistensi data, bila dilakukan update terhadap relasi tersebut

(55)

2.11.1 Beberapa Definisi Normalisasi

Normalisasi terdiri dari beberapa definisi sebagai berikut (Ladjamudin,

2005:169):

1. Normalisasi adalah suatu proses memperbaiki/membangun dengan

model data relasional, dan secara umum lebih tepat di koneksikan

dengan model data logika.

2. Normalisasi adalah proses pengelompokan data kedalam bentuk tabel

atau relasi atau file untuk menyatakan entitas dan hubungan mereka

sehingga terwujud satu bentuk database yang mudah untuk

dimodifikasi.

3. Normalisasi adalah suatu bentuk proses untuk mengidentifikasi “tabel”

kelompok atribut yang memiliki ketergantungan yang sangat tinggi

antara satu atribut yang dengan atribut lainnya.

4. Normalisasi bisa disebut juga sebagai proses pengelompokan

atribut-atribut dari suatu relasi sehingga membentuk Well Structured Relation.

Well Structured Relation adalah sebuah relasi yang jumlah

kerangkapan datanya sedikit (Minimum Amount of Redundancy), serta

memberikan kemungkinan bagi user untuk melakukan Insert, Delete,

Modify terhadap baris-baris data pada relasi tersebut, yang tidak

berakibat terjadinya Error atau Inkonsistensi Data, yang disebabkan

(56)

2.11.2 Bentuk Normal Kesatu (First Normal Form/ 1NF)

Pada tahap ini dilakukan penghilangan beberapa grup elemen yang

berulang agar menjadi satu harga tunggal yang berinteraksi diantara setiap baris

pada suatu tabel dan setiap atribut harus mempunyai nilai data yang atomic

(bersifat atomic value). Atom adalah zat terkecil yang masih memiliki sifat

induknya, bila dipecah lagi maka ia tidak memiliki sifat induknya.

Syarat normal kesatu (1-NF) (Ladjamudin, 2005:178).

1. Setiap data dibentuk dalam flat file, data dibentuk dalam satu record

nilai dari field berupa “atomic value”.

2. Tidak ada set atribute yang berulang atau bernilai ganda.

3. Telah ditentukannya primery key untuk tabel/ relasi tersebut.

4. Tiap atribut hanya memiliki satu pengertian.

2.11.3 Bentuk Normal Kedua (Second Normal Form/ 2NF)

Bentuk normal kedua didasari atas konsep full function dependency

(keterangan tergantung fungsional sepenuhnya) yang dapat didefinisikan sebagai

berikut (Ladjamudin, 2005:179):

Jika A dan B atribut-atribut dari suatu relasi, B dikatakan full functional dependency (memiliki ketergantungan fungsional sepenuhnya) terhadap A, jika B adalah tergantung fungsional terhadap A, tetapi tidak secara tepat memiliki

ketergantungan fungsional dari subset (himpunan bagian) dari A.

(57)

Suatu ketergantungan fungsional A B adalah ketergantungan fungsional

sepenuhnya, jika perpindahan beberapa atribut dari A menghasilkan tepat satu

pasangan pada atribut dari B. Suatu ketergantungan fungsional A B adalah

ketergantungan fungsional sebagian, jika ada beberapa atribut yang dapat

dihilangkan dari A sementara ketergantungan tersebut tetap berlaku/ berfungsi.

Bentuk normal kedua memungkinkan suatu relasi memiliki composite key,

yaitu relasi dengan primary key yang terdiri dari dua atribut atau lebih atribut. Suatu relasi yang memiliki single atribut untuk primary key-nya secara otomatis pada akhirnya menjadi 2-NF.

Syarat normal kedua (2-NF):

1. Bentuk data telah memenuhi kriteria bentuk normal kesatu.

2. Atribute bukan (non-key) haruslah memiliki ketergantungan

fungsional sepenuhnya (fully functional dependency) pada kunci

utama/ primary key.

Sehingga untuk membentuk normal kedua haruslah sudah ditentukan

primary key-nya. Primary key tersebut haruslah lebih sederhana, lebih unik, dapat mewakili atribut lain yang menjadi anggotanya, dan lebih

sering digunakan pada tabel/ relasi tersebut.

2.11.4 Bentuk Normal Ketiga (Third Normal Form/ 3NF)

Walaupun relasi 2-NF memiliki redudansi yang lebih sedikit dari pada

relasi 1-NF, namun relasi tersebut masih mungkin mengalami kendala bila terjadi

(58)

Syarat normal ketiga (3-NF) (Ladjamudin, 2005:183):

1. Bentuk data telah memenuhi kriteria bentuk normal kedua.

2. Aribut buka kunci (non-key) haruslah tidak memiliki

ketergantungan transistif, dengan kata lain suatu atribut bukan

kunci (non-key) tidak boleh memiliki ketergantungan

fungsional terhadap atribut bukan kunci lainnya, seluruh

atribut bukan kunci pada suatu relasi hanya memiliki

ketergantungan fungsional terhadap primary key di relasi itu saja.

2.12 Pengujian Black-Box

Pengujian black-box berfokus pada persyaratan fungsional perangkat

lunak. Pengujian black-box memungkinkan perekayasa perangkat lunak

mendapatkan serangkaian kondisi input yang sepenuhnya menggunakan semua

persyaratan fungsional untuk satu program. Pengujian black-box berusaha

menemukan kesalahan dalam kategori sebagai berikut, (Ladjamudin, 2006:379):

1. Fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang,

2. Kesalahan interface,

3. Kesalahan dalam struktur data atau akses database external,

4. Kesalahan kinerja,

(59)

2.13 Visual Basic 6.0

Visual Basic adalah bahasa pemrograman untuk membuat program

aplikasi berbasis Windows. Visual basic sangat mudah dipelajari dan

dipergunakan. Program aplikasi dibuat dalam sebuah Integrated Development

Environtment (IDE). IDE memungkinkan programmer untuk membuat,

menjalankan dan men-debug program Visual Basic dengan mudah.

Visual Basic diturunkan dari bahasa pemrograman BASIC (Beginners All-Purposes Symbolic Instruction Code) yang berbasis DOS dan tidak mempunyai

kemampuan membuat aplikasi GUI berbasis Windows.

Bahasa Visual Basic cukup sederhana dan menggunakan kata-kata bahasa

inggris yang umum digunakan dan tidak perlu lagi menghafalkan sintaks-sintaks

maupun format-format bahasa yang bermacam-macam. Di dalam Visual Basic

semuanya sudah disediakan dalam pilihan-pilihan yang tinggal diambil sesuai

kebutuhan. Beberapa keistimewaan utama dari Visual Basic 6 ini diantaranya

seperti, menggunakan platform pembuatan program yang diberi nama Developer

Studio, yang memiliki tampilan dan sarana yang sama dengan Visual C++ dan Visual J++. Dengan begitu anda dapat bermigrasi atau belajar bahasa

pemrograman lainya dengan mudah dan cepat, tanpa harus belajar dari nol lagi.

Visual Basic 6.0 merupakan salah satu bahasa pemrograman visual basic.

Dengan Visual Basic 6.0, anda dapat dengan mudah membuat suatu program

aplikasi. Walaupun kemudahan diberikan dalam pembuatan program aplikasi,

tetapi program aplikasi yang dihasilkan juga baik. Ini karena dalam

(60)

Dalam membangun sebuah aplikasi database dengan Visual Basic 6.0, anda dapat melakukannya dengan mudah sesuai dengan keinginan anda. Dengan

adanya kontrol-kontrol ActiveX yang mudah untuk digunakan, membuat lebih

mudah lagi dalam membuat program aplikasi database (Mangkulo, 2003:1).

Selain itu Visual Basic bisa diartikan seperti (Mangkulo 2003:3):

1. BASIC (Beginners All Purpose Symbolic Intruction Code) adalah bahasa pemrograman yang awalnya banyak digunakan pada aplikasi

yang bersifat hobi di lingkungan Komputer Micro. Basic memberikan

kemudahan kepada Programmer untuk membuat aplikasidalam waktu

yang relatif singkat dengan struktur program yang sederhana.

2. Berbasis GUI (Graphical User Interface), interaksi antara pengguna

aplikasi dengan aplikasi dilakukan melalui antarmuka graphic.

3. Berbasis OOP (Object Oriented Programming), merupakan metode

pemrograman modern yang sering disebut pemrograman generasi

keempat (GL4) yang lebih banyak menguntungkan para programmer

dalam membuat aplikasi. Salah satu keuntungan OOP adalah

Reusability (kemampuan untuk digunakan kembali), yaitu komponen-komponen yang sudah pernah dibuat, baik dibuat sendiri maupun

dibuat oleh pihak lain dapat diintergrasikan kembali dalam aplikasi

(61)

2.14 SQL (Structured Query Language)

SQL (Structured Query Language) adalah bahasa standar yang meliputi

perintah-perintah untuk menyimpan, menerima, memelihara dan mengatur

akses-akses ke basis data serta digunakan untuk memanipulasi dan menampilkan data

dari RDBMS (Relational Database Management System). SQL membuat

programmer atau database administrator dapat melakukan hal-hal berikut ini (Sakti, 2000:6):

1. Memodifikasi struktur database.

2. Mengganti settingsystem security.

3. Menambah wewenang user pada database atau table.

4. Menampilkan informasi dari database.

5. Mengubah isi dari database.

6. Membuat keamanan data.

7. Menangani proses transaksi diantara aplikasi.

8. Mentransfer data antara database yang berbeda.

Selain itu, SQL adalah bahasa standar komputer untuk mengakses dan

memanipulasi database. Statement SQL digunakan untuk menerima, mengubah

dan menghapus data. SQL bekerja dengan berbagai sistem database antara lain

MS Access, DB2, Informix, MS SQL Server, Oracle, Sysbase dan lain-lain3.

3

(62)

2.15 Literatur Sejenis

Dalam mengembangkan sistem informasi perparkiran ini peneliti

mendapatkan literatur sejenis dari kasus yang sama yaitu sistem informasi

perparkiran yang terdapat pada suatu Mall. Pada contoh kasus tersebut maka

peneliti mencoba membandingkan sistem yang akan dikembangkan dengan sistem

yang telah dikembangkan pada Mall tersebut.

Pada pengembangan sistem perparkiran Mall tersebut terdapat latar

belakang yang menjadi penyebab kenapa sistem perparkiran pada Mall tersebut

harus dikembangkan lagi menjadi terkomputerisasi. Latar belakang yang terjadi

adalah kemudahan dalam pelayanan keamanan parkir kendaraan pemilik Mall dan

pelanggan sangat diharapkan. Cara yang biasa dilakukan pemilik Mall adalah

dengan memberikan karcis biasa kepada pelanggan tanpa menyimpan data nomor

plat pelanggan, sedangkan bagi pemilik Mall harus mengarahkan lahan yang

kosong untuk memarkirkan kendaraan milik pelanggan. Hal ini bukanlah cara

yang efektif dan efisien, mengingat pada saat ini perangkat lunak sangat pesat

perkembangannya.

Pada rumusan masalah yang ada pada pengembangan sistem perparkiran

Mall tersebut adalah bagaimana merancang dan mengimplementasikannya sistem

informasi perparkiran motor dan mobil pada suatu Mall berbasis Client Server.

Metode penelitian yang terdapat pada sistem informasi perparkiran Mall

tersebut adalah metode pengembangan perangkat lunak sebagai berikut, analisis

kebutuhan perangkat lunak, analisis dilakukan untuk mengolah data yang sudah

Gambar

Gambar 2.2 Metode SDLC Sebagai Air Terjun
Gambar 2.3 External entity
Gambar 2.4  Arus Data
Gambar 2.5 Data Store
+7

Referensi

Dokumen terkait

Jenis Infografis Penggunaan infografis harus sesuai dengan kebutuhan data yang akan disajikan sehingga pemilihan akan jenisnya menjadi hal yang penting untuk dilakukan karena

Penggunaan data panel dalam regresi spasial memiliki banyak keuntungan, namun pengujian spatial dependency dan estimasi parameter yang dihasilkan pada regresi spasial data

Pembahasan masalah yang akan dibahas adalah mengenai cara pembuatan website, dimulai dari penentuan struktur navigasi, pembuatan peta navigasi, pembuatan desain antarmuka,

Teknik dalam penelitian ini adalah teknik analisis kualitatifyaitu teknik yang berhubungan dengan kualitas kemampuan. Teknik yang digunakan peneliti sebagai berikut:

Mekanisme pelaksanaan uji hedo- nik yang telah dilakukan dapat dijelaskan sebagai berikut: (1) Memberikan penje- lasan tentang maksud dan tujuan peneli- tian dan

Penerapan pembelajaran pembelajaran pemecahan masalah model Polya untuk menyelesaikan soal-soal pemecahan masalah pada siswa kelas IX I SMP Negeri 1 Jember

Hasil dari penelitian ini adalah formula penentuan harga opsi menggunakan Aproksimasi Linear yang dapat mereduksi osilasi yang terjadi pada metode Shifted Poisson dan

Memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas semua kasih sayang yang tercurah begitu besar kepada penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini