DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR... i
DAFTAR ISI... v
DAFTAR TABEL... viii
DAFTAR GAMBAR... x
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1
1.2 Rumusan Masalah... 7
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian... 8
1.3.1 Tujuan Penelitian... 8
1.3.2 Manfaat Penelitian... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka... 10
2.1.1 Konsep Usaha Mikro... 10
2.1.2 Struktur Pasar... 14
2.1.3 Konsep Pendapatan... 22
2.1.4 Konsep Perilaku Kewirausahaan... 27
2.1.4.1 Konsep Perilaku... 27
2.1.4.2 Konsep Kewirausahaan... 28
2.1.4.3 Ciri-Ciri Kewirausahaan……… 31
2.1.5 Konsep Diferensiasi Produk... 40
2.1.5.1 Pengertian Diferensiasi Produk... 40
2.1.5.2 Ruang Lingkup Diferensiasi Produk... 43
2.1.6 Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu... 47
2.2 Kerangka Pemikiran... 48
BAB III METODE PENELITIAN
3.4 Operasional Variabel... 57
3.5 Tekhnik Pengumpulan Data... 59
3.6 Tekhnik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis... 63
3.6.1 Tekhnik Analisis Data... 63
3.6.2 Pengujian Hipotesis... 65
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian... 69
4.2 Analisis Instrument Penelitian ... 71
4.3 Deskripsi Karakteristik Responden... 73
4.3.1 Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 74
4.3.2 Gambaran Responden Berdasarkan Usia... 75
4.3.3 Gambaran Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan 76 4.4 Gambaran Umum Variabel Penelitian... 77
4.4.1 Pendapatan... 77
4.4.2 Perilaku Kewirausahaan... 78
4.4.3 Diferensiasi Produk………..………. 84
4.7.1 Pengaruh Perilaku Kewirausahaan Terhadap Pendapatan. 97
4.8 Implikasi Pendidikan... 103
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan... 106
5.2 Saran... 107
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) memiliki kontribusi yang cukup penting didalam pembangunan nasional. Kemampuannya untuk tetap bertahan dimasa krisis ekonomi merupakan bukti bahwa sektor UMKM ini merupakan bagian dari industri yang kuat. Keberhasilan pembangunan ditunjukkan oleh nilai tambah, kesempatan kerja dan pemerataan kesempatan berusaha, sehingga industri makin efektif menjadi penggerak utama dalam pembangunan.
Saat ini UMKM menjadi suatu fenomena perekonomian tersendiri ketika terjadi kenaikan harga pangan dan bahan baku sehingga banyak usaha besar mengalami kesulitan dalam usahanya, UMKM mampu mempertahankan usahanya di tengah krisis ekonomi. Peranan UMKM juga sering dikaitkan dengan upaya-upaya pemerintah untuk mengurangi pengangguran, memerangi kemiskinan, dan pemerataan pendapatan. Oleh karena itu, kebijakan pengembangan UMKM di Indonesia sering dianggap sebagai kebijakan penciptaan kesempatan kerja.
gulung tikar karena tidak mampu menghadapi tekanan crisis. Akibatnya terjadi
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang menyebabkan angka pengangguran
semakin banyak. Dengan terjadinya PHK banyak masyarakat yang kehilangan
pekerjaan sedangkan kebutuhan hidupnya semakin menghimpit. Dengan kondisi
tersebut para pengusaha kecil menengah justru lebih mampu bertahan menghadapi
badai krisis dibandingkan dengan usaha-usaha berskala besar.
Tabel 1.1
Jumlah Unit UMKM dan Industri Besar di Indonesia
2009-2010
No Skala Usaha Tahun 2009 Tahun 2010 Perkembangan
usaha mikro sebesar 50.697.659 unit, usaha kecil 520.221unit dan usaha menengah 39.657 unit. Dari jumlah tersebut maka usaha mikro memang layak disebut sebagai tulang punggung ekonomi Indonesia.
Oleh karena itu, industri kecil memiliki andil yang sangat besar terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini mengingat potensi yang terkandung dari industri kecil yaitu :
1. Menciptakan lapangan kerja
2. Memelihara dan membentuk modal sektor usaha
3. Penyebaran kekuatan ekonomi, pertahanan dan keamanan 4. Peningkatan keterampilan dan kesadaran kewirausahaan 5. Penggunaan sumber daya alam bagi produksi
Masih banyak masalah yang terjadi pada industri-industri. Seperti halnya salah satu industri kecil di Kota Cimahi yang merupakan salah satu home industry keripik singkong pedas. Keripik singkong pedas merupakan salah satu produk unggulan Kota Cimahi.
memberikan kontribusi pada perekonomian sebesar 5.82 persen. Semakin banyaknya pelaku usaha kecil dan mikro diharapkan dapat meningkatkan daya beli masyarakat Cimahi.
Terdapat sektor perdagangan yang memberikan kontribusi bagi Poduk Domestik Bruto dan penyerapan tenaga kerja. Salah satu usaha perdagangan yang dalam Usaha Kecil dan menengah ini adalah Usaha home industry keripik singkong sebagai usaha kecil yang ada di Kota Cimahi.
Di Kota Cimahi, khususnya di Desa Kademangan pojok tengah tumbuh usaha pembuatan keripik singkong. Terdapat 60 home industry keripik singkong. hampir semua rumah disana memproduksinya. Usaha industri keripik singkong ini termasuk ke dalam sektor perdagangan dan memberikan peluang usaha bagi masyarakat di Desa Kademangan dan di pojok tengah sehingga akan mengurangi angka pengangguran di desa tersebut. Semakin besar pendapatan yang di dapatkan oleh usaha tersebut maka akan menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat. Begitupun sebaliknya, semakin kecil pendapatan yang di dapatkan,maka kesejahteraan masyarakat pun akan menurun. Oleh karena itu, dengan adanya home industry keripik singkong ini, dapat menunjang kesejahteraan masyarakat. Sebagian besar usaha ini telah menjadi mata pencaharian masyarakat di sana. Akan tetapi saat ini pendapatan pada usaha home industry keripik singkong mengalami penurunan.
pendapatan yang diperoleh pada periode Juli 2011- November 2011 cenderung mengalami penurunan. Hal tersebut dapat kita lihat di dalam tabel di bawah ini.
Tabel 1.2
Rata-Rata Perkembangan Pendapatan Home Industry keripik singkong di Kota Cimahi Periode bulan Juli-November 2011
Bulan Pendapatan (Rp) Pertumbuhan(%)
Juli 33.278.689 -
Agustus 27.836.066 -19,5%
September 27.475.410 -1,3%
Oktober 28.098.361 2,2%
November 30.426.230 7,6%
Sumber : Pra penelitian diolah
Dari data di atas dapat dilihat dengan jelas bahwa permasalahan yang dihadapi oleh home industry keripik singkong adalah pendapatan yang cenderung mengalami penurunan. Pada bulan Juli pendapatan home industry keripik singkong sebesar Rp. 33.278.689 kemudian pada bulan Agustus pendapatannya mengalami penurunan sebesar 19,5 %, lalu pada bulan September mengalami penurunan kembali yaitu sebesar 1,3 %. Tetapi pada bulan Oktober pendapatan usaha home industri keripik singkong mengalami kenaikan. Meskipun pada bulan Oktober sempat mengalami kenaikan sebesar 2,2 %, Pada bulan berikutnya yaitu bulan November mengalami kenaikan kembali yaitu sebesar 7,6 %.
Gambar 1.1
Perkembangan Pendapatan Home Industry Keripik Singkong Periode bulan
Juli 2011 - November 2011
Berdasarkan grafik di atas, perolehan pendapatan pada home industry keripik singkong di Kota Cimahi mengalami fluktuasi. Pada bulan juli 2011, diketahui jumlah pendapatan sebesar Rp.33.278.689 sedangkan pada bulan Agustus dan September mengalami penurunan yaitu menjadi Rp.27.836.066 dan Rp.27.475.410. Lalu pada bulan Oktober pendapatannya naik menjadi Rp.28.098.361. Tetapi pada bulan November pendapatannya mengalami kenaikan sehingga menjadi sebesar Rp. 30.426.230.
Pada dasarnya semua pengusaha ingin meningkatkan pendapatan maksimum yang biasanya dilakukan melalui penjualan produknya. Banyak faktor yang menyebabkan turunnya pendapatan usaha diantaranya menurut Indra Budi (2010: 2) faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pendapatan diantaranya biaya
0 5.000.000 10.000.000 15.000.000 20.000.000 25.000.000 30.000.000 35.000.000
promosi, persaingan, lokasi usaha, kurangnya kreativitas dan diferenssiasi. Selain itu menurut hasil wawancara dengan pengusaha Home Industry keripik singkong tersebut faktor yang diduga mempengaruhi penurunan pendapatan adalah akibat kurangnya memiliki sikap kreatif dan inovatif pada pengembangan produknya.
Dengan adanya pengembangan produk yang bervariatif akan membuat harapan terhadap minat konsumen. Ketertarikan konsumen terhadap produk yang bervariatif akan sangat mempengaruhi volume penjualan. Oleh karena itu dengan kurangnya kreativitas pengusaha dalam diferensiasi produknya menyebabkan industri ini lemah dalam variasi produk yang ditawarkannya.
Berdasarkan uraian di atas penulis memandang penting untuk mengadakan penelitian dengan judul ”Pengaruh Perilaku Kewirausahaan dan Diferensiasi
Produk Terhadap Pendapatan Home Industry Keripik Singkong.” (Studi
Kasus pada Home Industry Keripik Singkong di Kota Cimahi).
1.2 Rumusan Masalah
Dari berbagai faktor yang mempengaruhi pendapatan usaha di atas, penulis membatasi beberapa permasalahan yang akan diteliti, diantaranya yaitu perilaku kewirausahaan dan diferensiasi produk. Berdasarkan uraian tersebut maka penulis mengemukakan perumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran perilaku kewirausahaan, diferensiasi produk dan pendapatan home industry keripik singkong di Kota Cimahi?
2. Bagaimana pengaruh perilaku kewirausahaan terhadap pendapatan home industry keripik singkong di Kota Cimahi?
3. Bagaimana pengaruh difrensiasi produk terhadap pendapatan home industry keripik singkong di Kota Cimahi?
4. Bagaimana pengaruh perilaku kewirausahaan dan diferensiasi produk terhadap pendapatan home industry keripik singkong di Kota Cimahi?
1.2 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
1.2.1 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui gambaran perilaku kewirausahaan, diferensiasi produk dan pendapatan home industry keripik singkong di Kota Cimahi
2. Untuk mengetahui pengaruh perilaku kewirausahaan terhadap pendapatan home industry keripik singkong di Kota Cimahi.
4. Untuk mengetahui pengaruh perilaku kewirausahaan dan diferensiasi produk terhadap pendapatan home industry keripik singkong di Kota Cimahi.
1.2.2 Manfaat Penelitian
Manfaat dalam penelitian ini adalah : 1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dari penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dan memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan ilmu ekonomi mikro terkait dengan pendapatan usaha. 2. Manfaat Praktis
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini yaitu Home Industry keripik singkong di Kota Cimahi Kabupaten Bandung. Sedangkan variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas meliputi perilaku kewirausahaan (X1), dan diferensiasi produk (X2), sedaangkan variabel terikat yaitu pendapatan (Y).
3.2 Metode Penelitian
Metode merupakan cara yang dilakukan atau yang diambil oleh peneliti untuk mengkaji masalah yang dihadapi. Agar masalah tersebut dapat dipecahkan dengan tepat, sebuah penelitian harus memilih satu metode penelitian yang sesuai. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik. Metode deskriptif analitik yaitu metode penelitian yang menggambarkan dan membahas objek yang diteliti kemudian berdasarkan faktor yang ada, kegiatannya meliputi pengumpulan data, pengolahan data dan informasi data serta menarik kesimpulan.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
penelitian ini adalah para pengusaha home industry keripik singkong di Kota Cimahi sebanyak 60 home industry.
3.3.2 Sampel
Menurut Suharsimi Arikunto (2006), sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sedangkan menurut Sugiyono (2006: 90), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.
Dalam penelitian ini mempergunakan pengambilan sampel dengan teknik sampling jenuh. Teknik ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Riduwan (2007: 248), sampling jenuh adalah teknik pengambilan sampel apabila semua populasi digunakan sebagai sampel. Karena populasi kurang dari 100 maka teknik sampling yang diambil adalah semua anggota populasi sebanyak 60 orang pengusaha dan biasa di sebut dengan sampling jenuh atau sensus.
3.4 Operasionalisasi Variabel
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Dimensi Indikator Skala
Variabel Terikat (Y)
Jumlah rata-rata hasil seluruh penerimaan atau pendapatan yang diterima oleh pengusaha
Menueut Geoffrey G.Meredith dalam Suryana (2006: 24) aspeknya meliputi :
a. Suatu perilaku yang mangalami proses untuk menciptakan nilai tambah dalam mengerjakan sesuatu yang baru (kreatif),
b. kemampuan menerapkan sikap inovatif dari berbagai ide kreatif responden tentang perilaku kewirausahaan nya dalam : mencari jejaring pasar (agen/ distributor) yang dilakukan dalam mengembangkan usaha
Kepemimpinan
-Kemampuan
berkomunikasi dengan karyawan dan pelanggan dengan baik.
-Kemampuan dalam mengamati pasar
-Terbuka terhadap kritik dan saran
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara dan alat yang dipakai dalam memperoleh informasi / keterangan mengenai objek penelitian. Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :
1. Wawancara, pengumpulan data yang dilakukan untuk memperoleh informasi secara langsung dengan cara tanya jawab lisan kepada para responden yang dipergunakan sebagai pelengkap data.
2. Studi observasi yaitu dengan meninjau dan mengamati secara langsung objek yang diteliti. Dalam hal ini, peneliti dalam melakukan pengumpulan data menyatakan terus terang kepada sumber data, bahwa ia sedang
sampai akhir tentang aktivitas peneliti. Tetapi suatu saat peneliti juga tidak terus terang atau tersamar dalam observasi, hal ini untuk menghindari jika suatu data yang dicari masih dirahasiakan, karena kemungkinan jika dilakukan dengan terus terang, maka peneliti tidak akan diizinkan untuk melakukan observasi. Sugiyono (2006: 228).
3. Angket, yaitu pengumpulan data yang dilakukan melalui penggunaan daftar pertanyaan yang telah disusun dan disebar kepada responden agar diperoleh data yang dibutuhkan.
4. Studi literature, yaitu dengan cara memperoleh atau mengumpulkan data-data dari buku-buku, internet dan media cetak lainnya yang berhubungan dengan konsep dan permasalahan yang diteliti.
Peneliti menggunakan pengujian terhadap alat ukur yang digunakan penelitian agar tidak diragukan lagi kebenaranya, diantaranya :
1. Tes Validitas
Tes validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan dan kesahihan sesuatu instrumen. Dikatakan valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sebenarnya. Cara menguji validitas adalah:
a. Mendefinisikan secara operasional konsep yang akan diukur
b. Melakukan uji coba skala pengukur tersebut pada sejumlah responden c. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban
rxy = koefisien korelasi butir
∑X = jumlah skor tiap item
∑Y = jumlah skor total item
∑X2
= jumlah skor-skor X yang dikuadratkan
∑Y2
= jumlah skor-skor Y yang dikuadratkan
∑XY = jumlah perkalian X dan Y
Koefisien korelasi yang diperoleh akan dibandingkan dengan t tabel, korelasi nilai r dengan derajat kebebasan n-2, dimana n adalah jumlah responden dan angka 2 adalah banyaknya variabel bebas. Dalam penelitian ini taraf
2. Tes Reliabilitas
Tes reliabilitas digunakan sebagai alat pengumpul data yang dapat dipercaya karena instrumen sudah baik. Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu.
Uji reabilitas ini menggunakan rumus alpha karena data berupa skor dari 1-5. Rumus mencari reliabilitas instrumen adalah:
r11 = Reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
2Untuk menghitung reliabilitas, penulis juga menggunakan bantuan microsoft excel 2007 yang kemudian diinterpretasikan.
Tabel 3.2
Interpretasi Besarnya Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Korelasi Tingkat Hubungan
Antara 0,800 – 1,000 Reliabilitas sangat tinggi Antara 0,600 – 0,800 Reliabilitas tinggi Antara 0,400 – 0,600 Reliabilitas cukup Antara 0,200 – 0,400 Reliabilitas rendah Antara 0,000 – 0,200 Reliabilitas sangat rendah
Sedangkan untuk mencari nilai varians per-item digunakan rumus varians sebagai berikut:
Sebaliknya jika ri≤ r 0,05→ tidak reliabel
3.6 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
3.6.1 Teknik Analisis Data
Langkah-langkah Methods of Succesive Interval (MSI) adalah sebagai berikut :
1) Perhatikan setiap butir jawaban responden dari angket yang disebar. 2) Pada setiap butir, tentukan berapa banyak responden yang mendapat
skor 1, 2, 3, 4, dan 5 yang disebut frekuensi.
3) Setiap frekunsi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya disebut proporsi (P).
4) Tentukan nilai Proporsi Kumulatif (PK) dengan menjumlahkan nilai proporsi secara berurutan perkolom skor.
5) Dengan menggunakan tabel distribusi normal, tentukan nilai Z untuk setiap proporsi kumulatif yang telah diperoleh.
6) Tentukan nilai densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh (dengan menggunakan tabel tinggi densitas)
7) Tentukan nilai skala dengan menggunakan rumus :
NS = density at lower limit − (density at upper limit )
area below upper limit − (area below lower limit )
8) Tentukan nilai transformasi dengan rumus : Y = NS + [1 + |NSmin|]
Y = β0+ β1 X1+ β2 X2 + µ
(Gujarati, 2001: 91) Dimana:
Y = Pendapatan Pedagang
β0 = Konstanta (Intersep)
β1–β2 = Koefisien Regresi
X1 = Perilaku Kewirausahaan X2 = Diferensiasi Produk
μ = Error Variabel
3.6.2 Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis maka penulis menggunakan uji statistik berupa uji parsial (uji t), uji simultan (uji f) dan uji koefisien determinasi majemuk (R2).
3.6.2.1Uji t (Pengujian Koefisien Regresi Secara Parsial)
Pengujian secara parsial dilakukan untuk menguji rumusan hipotesis dengan langkah sebagai berikut :
1. Membuat hipotesis melalui uji satu sisi
H0: β1 =0, artinya masing-masing variabel Xi tidak memiliki pengaruh terhadap variabel Y, dimana i =1,2,3
Ha : β1 > 0, artinya masing-masing variabel Xi memiliki pengaruh terhadap variabel Y, dimana i =1,2,3
t =β1−β1 se β1
(Gujarati, 2001: 78)
3. Setelah diperoleh t statistik atau t hitung, selanjutnya bandingkan dengan t
tabel dengan disesuaikan.
4. Kriteria uji t:
Ho diterima jika t statistik < t tabel, df [k;(n-k)] Ho ditolak jika t statistik t tabel, df [k;(n-k)]
Artinya : apabila t statistik t tabel maka koefisien korelasi parsial tersebut signifikan dan menunjukkan adanya pengaruh secara parsial antara variabel terikat (dependent) dengan variabel bebas (independent), atau sebaliknya jika t statistik < t tabel maka koefisien korelasi parsial tersebut tidak signifikan dan menunjukkan tidak ada pengaruh secara parsial antara variabel terikat (dependent) dengan variabel bebas (independent). Dalam pengujian hipotesis melalui uji t derajat kesalahan yang digunakan adalah 5% atau 0,05 pada taraf signifikasi 95%.
3.6.2.2Uji F (Pengujian Koefisien Regresi Secara Simultan)
Pengujian hipotesis secara keseluruhan merupakan penggabungan variabel X terhadap variabel terikat Y untuk diketahui seberapa besar pengaruhnya. Pengujian dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut :
F = β2 yix2i+β3 yix3i ∕2
ui2∕ n−3 =
ESS∕df RSS∕df
(Gudjarati, 2001: 121)
2. Setelah diperoleh F hitung, selanjutnya bandingkan dengan F tabel berdasarkan besarnya dan df dimana besarnya ditentukan oleh numerator (k-1) dan df untuk denominator (n-k).
3. Kriteria Uji F
Jika Fhitung < Ftabel maka H0 diterima dan Ha ditolak (keseluruhan
variabel bebas X tidak berpengaruh terhadap variabel terikat Y).
Jika Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak dan Ha diterima (keseluruhan
variabel bebas X berpengaruh terhadap variabel terikat Y).
3.6.2.3Uji R2 (Pengujian Koefisien Determinasi)
Menurut Gujarati (2001: 98) dijelaskan bahwa koefisien determinasi (R2) yaitu angka yang menunjukkan besarnya derajat kemampuan menerangkan variabel bebas terhadap variabel terikat dari fungsi tersebut. Koefisien determinasi sebagai alat ukur kebaikan dari persamaan regresi yaitu memberikan proporsi atau presentase variasi total dalam variabel tidak bebas Y yang dijelaskan oleh variabel bebas X. Rumus yang digunakan adalah:
R2 =β2 yix2i +β3 yix3i yi2
Nilai R2 berkisar antara 0 dan 1 (0 < R2 < 1), dengan ketentuan sebagai berikut :
- Jika nilai semakin mendekati angka 1, maka hubungan antara variabel semakin erat atau baik
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka penulis dapat menarik kesimpulan tentang pengaruh perilaku kewirausahaan dan diferensiasi produk terhadap pendapatan usaha melalui suatu kasus pada Home Industry keripik singkong di Kota Cimahi Kabupaten Bandung sebagai berikut :
1. Dari hasil penelitian diketahui bahwa gambaran umum perilaku kewirausahaan, diferensiasi produk dan pendapatan berada pada kategori tinggi. Hal tersebut dapat dilihat pada banyaknya pengusaha yang memiliki sikap kewirausahaan dan melakukan diferensiasi produknya sehingga pendapatan yang didapatkanpun semakin meningkat.
akan meningkatkan pendapatan usaha Home Industry keripik singkong di Kota Cimahi.
3. Diferensiasi produk berpengaruh positif terhadap pendapatan usaha Home Industry keripik singkong di Kota Cimahi. Artinya dengan banyaknya pengusaha melakukan diferensiasi produk, maka pendapatan yang diperolehpun akan semakin meningkat.
4. Perilaku kewirausahaan dan diferensiasi produk berpengaruh positif terhadap pendapatan usaha Home Industry keripik singkong di Kota Cimahi. Jadi secara simultan, semakin tinggi dan meningkatnya perilaku kewirausahaan dan tingginya diferensiasi produk para pengusaha , maka akan meningkatkan pendapatan usaha Home Industry keripik singkong di Kota Cimahi.
5.2 Saran
Adapun saran-saran yang dapat penulis uraikan diantaranya sebagai berikut :
1. Untuk meningkatkan kreativitas, pengusaha harus menciptakan jenis produk yang beragam yang terbuat dari bahan baku yang sama seperti selain keripik, singkong juga dapat diolah menjadi selondok, pengusaha harus mencari distributor untuk memasarkan produknya dan harus bisa mengembangkan kualitas pelayanan yang lebih baik dari pesaing.
harus mencari informasi baik dari internet, Televisi, majalah untuk mendapatkan ide-ide yang kreatif. Apabila ada kesempatan, para pedagang dapat mengikuti pendidikan informal seperti diklat, pelatihan, yang berhubungan dengan dunia usaha guna memperluas wawasan. Selain itu, pengusaha harus bisa membuat produk dengan rasa-rasa yang berbeda.
Untuk meningkatkan jiwa kepemimpinan yang dimiliki, pengusaha dapat berkomunikasi dengan karyawan maupun konsumen dengan baik dan dapat menerima kritik dan saran. Selain itu pengusaha harus memberi kesempatan kepada karyawan dan konsumen apabila ada saran mengenai produknya. Untuk meningkatkan keberanian mengambil resiko, maka para pengusaha harus menjalin hubungan baik dengan pihak yang terkait seperti bank dan konsumen. Selain itu, pengusaha juga harus menghitung kemungkinan keuntungan dan kerugian yang akan muncul dalam setiap pekerjaan, dengan begitu pengusaha akan lebih percaya diri dan berani menghadapi risiko. 2. Upaya untuk meningkatkan tingkat diferensiasi produk para pengusaha Home
mempengaruhi rasanya. Biasanya jika bahan baku atau singkong yang memiliki kualitas rendah rasanyapun pahit. Berbeda dengan singkong yang berkualitas tinggi rasanyapun enak. Pengusaha juga harus dapat membedakan produknya dengan pesaing yaitu dengan cara mengemas produknya kedalam plastik yang lebih tebal dan memberikan label nama produknya sehingga konsumen lebih tertarik.
3. Para pengusaha Home Industry keripik singkong di Kota Cimahi harus dapat memahami faktor-faktor yang mempengaruhi besar atau kecilnya pendapatan yang diterima, baik dari faktor perilaku kewirausahaan dan diferensiasi produk yang dimiliki ataupun faktor-faktor lain yang diduga dapat mempengaruhi pendapatan usaha pedagang, guna mempertahankan kelangsungan usaha dan memperoleh pendapatan yang tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
A Samuelson. Paul & William D Nordhaus (1997). Mikroekonomi. Jakarta: Erlangga.
Bachtiar Hasan. (2003). Manajemen Industri. Bandung:PustakaRamadhan.
Boediono. (1992). Teori Pertumbuhan Ekonomi, Seri Sinopsis Pengantar Ilmu ekonomi, Edisi 1, Cetakan Ke 5. Yogyakarta : BPFE.
Buchari, Alma. (2003). Kewirausahaan Edisi Revisi; Bandung : Alfabeta Case and Fair. (2007). Prinsip-Prinsip Ekonomi Mikro. Jakarta: PT Prehailindo. Damodar Gujarati. (2001). Ekonometrika Dasar. New York: McGraw-Hill Higher
Education.
Eeng, Ahman dan Yana Rohmana. (2007). Pengantar Ekonomi Mikro. Bandung:Laboratorium Pendidikan Ekonomi dan Koperasi.
Kotler, Philip. (1997). Manajemen Pemasaran Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Kontrol. Jakarta : Prenhallindo
Lipsey, RG & Steiner PO. (2003). Pengantar Mikro ekonomi. Edisi Kesepuluh Terjemahan A. Jaka Wasana & Kibrandoko. Jakarta: Binarupa Aksara. Moh. Nazir. (2003). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.
Porter, Michael. E. (2008). Keunggulan Bersaing Menciptakan Dan Mempertahankan Kinerja Unggul. Jakarta:Bina Aksara.
Rambat Lupiyoadi. (2007). Entrepreneurship : From Mindset to Strategy. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Riduwan. (2007). Rumus dan Data Dalam Analisis Statistik. Bandung: CV. Alfabeta
Sadono Sukirno. (2005). Pengantar Teori Mikro Ekonomi Edisi Ketiga. Jakarta: Rajawali Pers.
Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Bisnis. Bandung : CV. Alfabeta.
Suryana. (2006). Kewirausahaan Pedoman Praktis : Kiat dan Proses menuju Sukses. Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat.
Tulus Tambunan. (1999). Perkembangan Industri Skala Kecil di Indonesia. Jakarta: Mutiara Sumber Widya.
Vincent Gasperz. (2001). Ekonomi Manajerial. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Winardi. (1992). Manajemen Perilaku Organisasi. Bandung: Citra Aditya Bakti.
SKRIPSI
Dinda Rupanda ( 2011) Pengaruh Kemampuan Manajerial dan Diferensiasi Produk terhadap Laba pada Industri Kecil Tape Ketan di Kabupaten
Kuningan. Skripsi UPI tidak diterbitkan.
Farida Hadi. (2011). Pengaruh Perilaku Kewirausahaan terhadap Keberhasilan Usaha Pengelasan Besi (Studi kasus Pada Usaha
Pengelasan Besi di Jalan Bogor, Kelurahan Kacapiring, Kecamatan Batu
Nunggal). Skripsi UPI tidak diterbitkan.
Fitra Dilla Lestari. (2011). Pengaruh Perilaku Kewirausahaan dan Persaingan Terhadap Pendapatan Pedagang di Daerah Wisata Pantai Pangandaran.
Skripsi UPI tidak diterbitkan.
Riska Pasha Sulistio. (2009). Pengaruh Harga Jual dan Diferensiasi Produk Terhadap Pengusaha Café se - Kota Bandung. Skripsi Sarjana pada FPIPS UPI: tidak diterbitkan.
Sri Haryani. (2010). Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pada Sentra Industri Paving Blok Nanjung (Suatu kasus Pada Sentra
industri Paving Blok Desa Nanjung Kecamatan Margaasih Kabupaten
Bandung). Skripsi UPI tidak diterbitkan.
Edi Noerrsasongko. (2005). Analisis Pengaruh Karakteristik Individu, Kewirausahaan Dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kemampuan Usaha
Serta Keberhasilan Usaha Pada Usaha Kecil Batik Di Jawa Tengah.
Indra Budi Wijaya. (2010). Pengaruh Variasi Produk dan Biaya Promosi Terhadap Volume Penjualan Sepatu LEAGUE Pada Showroom Sportindo
Tunjungan Plaza 2 Surabaya : Tidak diterbitkan.
Sumber lain
Leaflet Biro Perencanaan Kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia. (2009). Jumlah Unit UMKM dan Industri Besar 2009-2010. Jakarta : Kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia. SK Menteri Keuangan No.40/KMK.06/2003
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha