• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Perbandingan Efisiensi Perbankan Di Indonesia : Pendekatan Technical, Cost Dan Profit Efficiency

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Perbandingan Efisiensi Perbankan Di Indonesia : Pendekatan Technical, Cost Dan Profit Efficiency"

Copied!
260
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PERBANDINGAN EFISIENSI PERBANKAN DI INDONESIA : PENDEKATAN TECHNICAL, COST DAN PROFIT EFFICIENCY

Oleh :

ALFADO AGUSTIO

NIM : 109046100183

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)
(3)
(4)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya sendiri yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya sendiri atau merupakan hasil jiplakan dari karya hasil orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 18 November 2013

ALFADO AGUSTIO

(5)

i

ABSTRAKSI

Alfado Agustio. Analisis Perbandingan Efisiensi Perbankan di Indonesia : Pendekatan Technical, Cost, dan Profit Efficiency. Skripsi, Program Studi Muamalat, Konsentrasi Perbankan Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan skor efisiensi perbankan di Indonesia dalam kurun waktu 2007-2012 . Sample yang dipergunakan sebanyak 6 bank yang terdiri dari Bank Mandiri, Bank DKI, Hongkong Shanghai Banking Corporate, The Development Banking Corporate, Bank Bisnis International dan Bank Mega Syariah. Metode yang digunakan ialah pendekatan technical, cost dan profit dengan pengukuran efisiensi menggunakan Stochastic Frontier Approach (SFA) dan Uji Statistik terhadap model regresi. Hasil dari penelitian ini ialah Bank Mandiri sebagai bank terbanyak yang mendapat skor efisiensi terbaik dengan pendekatan technical dalam kurun waktu 2007-2012. Bank Bisnis International sebagai bank yang terbanyak mendapat skor efisiensi terbaik dengan pendekatan cost dalam kurun waktu 2007-2012 serta Hongkong Shanghai Banking Corporate sebagai bank terbanyak yang mendapat skor efisiensi terbaik dengan pendekatan profit dalam kurun waktu 2007-2012

Keyword : technical efficiency, cost efficiency, profit efficiency, and SFA

(6)

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur dipanjatkan kepada rabb semesta alam Allah SWT yang telah memberikan nikmat yang tak terhitung hingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam tak lupa tercurah pada junjungan Baginda Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan ajaran ilahi untuk membawa manusia dari zaman kegelapan menuju zaman yang lebih baik.

Skripsi yang berjudul “ Analisis Perbandingan Efisiensi Perbankan Di Indonesia :

Pendekatan Technical, Cost dan Profit Efficiency.” merupakan hasil karya penulis yang diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta mendapat gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy).

Selama proses penulisan skripsi ini, tidak lepas dari segala bantuan baik berupa bimbingan maupun motivasi dari orang-orang sekitar penulis. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma. SH. MA. MM, selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta.

2. Dr. Euis Amalia, M.Ag, Selaku Ketua Program Studi Muamalat, dan Bapak Mu’min Roup S.Ag., MA selaku Sekretaris Program Studi Muamalat.

3. Ir. M. Nadratuzzaman Hosen, M.Sc, M.Ec, Ph.D selaku pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu, pikiran dan tenaga kepada penulis dalam penyusunan penelitian ini. Penulis doakan semoga Allah Swt selalu memberikan kesehatan dan keberkahan kepada bapak. Amin.

(7)

iii

5. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda Prof. Dr. H. Azmi Dhalimi dan Ibunda Gusni Endina A.Md Kebidanan yang telah tulus mendidik penulis, selalu mendoakan yang terbaik, memberikan kasih sayang yang tidak bisa ditulis dengan kata-kata dan dukungan serta motivasi dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis mendoakan selalu yang terbaik untuk kalian dan Allah memberikan balasan berupa Surga Firdaus. Amin, Amin, Amin ya Allah ya Rabbal Alamin.

6. Kepada para kakak Aria Maresta ST, Ardi Rio Nanda ST dan dr Adhitya Ariesta yang juga selalu memberikan dukungan dan doa kepada penulis, semoga Allah SWT selalu memberikan kemudahan dalam setiap urusan dan diberkahi Allah SWT.

7. Teman-Teman Lisensi UIN Jakarta, terima kasih atas semua dukungan, kerjasama, serta doa kalian sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini. Semoga kalian selalu diberi keberkahan oleh Allah SWT.

8. Teman-teman PS E semuanya, terima kasih pada kalian semua karena telah memberikan warna tersendiri bagi penulis selama masa perkuliahan. Semoga silaturahmi kita tetap erat sampai kapan pun dan segala kenangan bersama kalian tidak akan terlupakan.

9. Teman-Teman KKN “Soskom 2012”, terima kasih pada kalian semua telah berbagi kebersamaan. Semoga kalian selalu diberi rahmat dan keberkahan oleh Allah SWT.

10. Kepada Aan, Lukman, Bang Lutfi, Babeh, Mas Agung dan teman-teman kosan lainnya, terima kasih atas hiburan dan semangat kalian semua.

(8)

iv

Akhirnya, penulis mengucapkan banyak-banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan dalam penyelesaian tugas akhir ini. Semoga kita selalu berada lindungan dan keberkahan Allah SWT.

Jakarta, 18 November 2013

(9)

v

H. Sistematika Penulisan ... 19

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Efisiensi 1. Pengertian Efisiensi ... 21

2. Efisiensi Dalam Perbankan a. Technical Efficiency ... 24

b. Cost Efficiency ... 27

c. Profit Efficiency ... 31

3. Pengukuran Efisiensi ... 38

B. Bank 1. Pengertian Bank ... 42

2. Pembagian Jenis Bank ... 42

3. Fungsi Bank ... 43

4. Jasa dan Usaha Bank ... 45

BAB III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel ... 46

(10)

vi

C. Teknik Pengumpulan Data ... 47

D. Variabel Independen dan Variabel Dependen ... 47

E. Definisi Operasional ...48

F. Metode Analisis ...51

G. Hipotesis ... 54

BAB IV. HASIL & PEMBAHASAN A. Technical Efficiency 1. Analisis Perbandingan Efisiensi Pendekatan Technical Efficiency... 55

2. Analisis Model Regresi ... 65

3. Uji Asumsi Klasik dan Uji Statistik ... 74

B. Cost Efficiency 1. Analisis Perbandingan Efisiensi Pendekatan Cost Efficiency ... 99

2. Analisis Model Regresi ... 107

3. Uji Asumsi Klasik dan Uji Statistik... 117

C. Profit Efficiency 1. Analisis Perbandingan Efisiensi Pendekatan Profit Efficiency... 142

2. Analisis Model Regresi... 153

3. Uji Asumsi Klasik dan Uji Statistik... 164

BAB V. KESIMPULAN & SARAN A. Kesimpulan ... 190

B. Saran ... 199

Daftar Pustaka ... 203

(11)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Data Perkembangan Jumlah Perbankan di Indonesia ... 2

Tabel 1.2. Data Perkembangan DPK Perbankan di Indonesia ... 3

Tabel 1.3. Data Perbandingan ROA Perbankan di Indonesia ...5

Tabel 1.4. Data Perbandingan BOPO Perbankan di Indonesia ... 5

Tabel 3.5. Data Sampel Bank ... 46

Tabel 4.6. Skor Efisiensi Teknis Masing-Masing Bank Periode 2007-2012 ... 55

Tabel 4.7. Nilai Koefisien Regresi Bank Mandiri ... 65

Tabel 4.8. Nilai Koefisien Regresi Bank DKI ... 66

Tabel 4.9. Nilai Koefisien Regresi Bank HSBC ... 68

Tabel 4.10. Nilai Koefisien Regresi Bank DBS ... .69

Tabel 4.11. Nilai Koefisien Regresi Bank Bisnis International ...71

Tabel 4.12. Nilai Koefisien Regresi Bank Mega Syariah ... 72

Tabel 4.13. Hasil Uji Autokorelasi Bank Mandiri ... 75

Tabel 4.14. Hasil Uji Multikolinieritas Bank Mandiri ... 76

Tabel 4.15. Hasil Uji F Bank Mandiri ... 76

Tabel 4.16. Hasil Uji t Bank Mandiri ... 77

Tabel 4.17. Hasil Uji Autokorelasi Bank DKI ... 79

Tabel 4.18. Hasil Uji Multikolinieritas Bank DKI ... 80

Tabel 4.19. Hasil Uji F Bank DKI ... 80

Tabel 4.20. Hasil Uji t Bank DKI ... 81

Tabel 4.21. Hasil Uji Autokorelasi Bank HSBC ... 83

Tabel 4.22. Hasil Uji Multikolinieritas Bank HSBC ... 84

Tabel 4.23. Hasil Uji F Bank HSBC ... 84

(12)

viii

Tabel 4.25. Hasil Uji Autokorelasi Bank DBS ... 88

Tabel 4.26. Hasil Uji Multikolinieritas Bank DBS ... 88

Tabel 4.27. Hasil Uji F Bank DBS ... 89

Tabel 4.28. Hasil Uji t Bank DBS ... 89

Tabel 4.29. Hasil Uji Autokorelasi Bank Bisnis ... 92

Tabel 4.30. Hasil Uji Multikolinieritas Bank Bisnis ... 92

Tabel 4.31. Hasil Uji F Bank Bisnis ... 93

Tabel 4.32. Hasil Uji t Bank Bisnis ... 93

Tabel 4.33. Hasil Uji Autokorelasi Bank Mega Syariah ... 96

Tabel 4.34. Hasil Uji Multikolinieritas Bank Mega Syariah ... 96

Tabel 4.35. Hasil Uji F Bank Mega Syariah ... 97

Tabel 4.36. Hasil Uji t Bank Mega Syariah ... 97

Tabel 4.37. Skor Efisiensi biaya Masing-Masing Bank periode 2007-2012 ... 99

Tabel 4.38. Nilai Koefisien Regresi Bank Mandiri ... 107

Tabel 4.39. Nilai Koefisien Regresi Bank DKI ... 109

Tabel 4.40. Nilai Koefisien Regresi Bank HSBC ... 110

Tabel 4.41. Nilai Koefisien Regresi Bank DBS ... 112

Tabel 4.42. Nilai Koefisien Regresi Bank Bisnis International ... 114

Tabel 4.43. Nilai Koefisien Regresi Bank Mega Syariah ... 115

Tabel 4.44. Uji Autokorelasi Bank Mandiri ... 118

Tabel 4.45. Uji Multikolinieritas Bank Mandiri ... 118

Tabel 4.46. Uji F Bank Mandiri ... 119

Tabel 4.47. Uji t Bank Mandiri ... 119

Tabel 4.48. Uji Autokorelasi Bank DKI ... 122

Tabel 4.49. Uji Multikolinieritas Bank DKI ... 122

Tabel 4.50. Uji F Bank DKI ... 123

(13)

ix

Tabel 4.52. Uji Autokorelasi Bank HSBC ... 126

Tabel 4.53. Uji Multikolinieritas Bank HSBC ... 126

Tabel 4.54. Uji F Bank HSBC ... 127

Tabel 4.55. Uji t Bank HSBC ... 127

Tabel 4.56. Uji Autokorelasi Bank DBS ... 130

Tabel 4.57. Uji Multikolineritas Bank DBS ... 131

Tabel 4.58. Uji F Bank DBS ... 131

Tabel 4.59. Uji t Bank DBS ... 132

Tabel 4.60. Uji Autokorelasi Bank Bisnis ... 135

Tabel 4.61. Uji Multikolinieritas Bank Bisnis ... 135

Tabel 4.62. Uji F Bank Bisnis ... 136

Tabel 4.63. Uji t Bank Bisnis ... 136

Tabel 4.64. Uji Autokorelasi Bank Mega Syariah ... 139

Tabel 4.65. Uji Multikolinieritas Bank Mega Syariah ... 139

Tabel 4.66. Uji F Bank Mega Syariah ... 140

Tabel 4.67. Uji t Bank Mega Syariah ... 140

Tabel 4.68. Skor Efisiensi keuntungan Masing-Masing Periode 2007-2012 ... 142

Tabel 4.69. Nilai Koefisien Regresi Bank Mandiri ... 153

Tabel 4.70. Nilai Koefisien Regresi Bank DKI ... 155

Tabel 4.71. Nilai Koefisien Regresi Bank HSBC ... 157

Tabel 4.72. Nilai Koefisien Regresi Bank DBS ... 158

Tabel 4.73. Nilai Koefisien Regresi Bank Bisnis ... 160

Tabel 4.74. Nilai Koefisien Regresi Bank Mega Syariah ... 162

Tabel 4.75. Uji Autokorelasi Bank Mandiri ... 165

Tabel 4.76. Uji Multikolinieritas Bank Mandiri ... 165

Tabel 4.77. Uji F Bank Mandiri ... 166

(14)

x

Tabel 4.79. Uji Autokorelasi Bank DKI ... 169

Tabel 4.80. Uji Multikolinieritas Bank DKI ... 169

Tabel 4.81. Uji F Bank DKI ... 170

Tabel 4.82. Uji t Bank DKI ... 170

Tabel 4.83. Uji Autokorelasi Bank HSBC ... 173

Tabel 4.84. Uji Multikolinieritas Bank HSBC ... 173

Tabel 4.85. Uji F Bank HSBC ... 174

Tabel 4.86. Uji t Bank HSBC ... 174

Tabel 4.87. Uji Autokorelasi Bank DBS ... 177

Tabel 4.88. Uji Multikolinieritas Bank DBS ... 178

Tabel 4.89. Uji F Bank DBS ... 178

Tabel 4.90. Uji t Bank DBS ... 179

Tabel 4.91. Uji Autokorelasi Bank Bisnis ... 182

Tabel 4.92. Uji Multikolinieritas Bank Bisnis ... 182

Tabel 4.93. Uji F Bank Bisnis ... 183

Tabel 4.94. Uji t Bank Bisnis ... 183

Tabel 4.95. Uji Autokorelasi Bank Mega Syariah ... 186

Tabel 4.96. Uji Multikolinieritas Bank Mega Syariah ... 186

Tabel 4.97. Uji F Bank Mega Syariah ... 187

(15)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Pengukuran Technical Efficiency... 25

Gambar 2.2. Pengukuran Cost Efficiency ... 29

Gambar 2.3. Pengukuran Profit Efficiency ... 33

Gambar 4.4. Uji Normalitas Bank Mandiri ... 74

Gambar 4.5. Uji Heteroskedastisitas Bank Mandiri ... 75

Gambar 4.6. Uji Normalitas Bank DKI ... 78

Gambar 4.7. Uji Heteroskedastisitas Bank DKI ... 79

Gambar 4.8. Uji Normalitas Bank HSBC ... 82

Gambar 4.9. Uji Heteroskedastisitas Bank HSBC ... 83

Gambar 4.10. Uji Normalitas Bank DBS ... 87

Gambar 4.11. Uji Heteroskedastisitas Bank DBS ... 87

Gambar 4.12. Uji Normalitas Bank Bisnis ... 91

Gambar 4.13. Uji Heteroskedastisitas Bank Bisnis ... 91

Gambar 4.14. Uji Normalitas Bank Mega Syariah ... 95

Gambar 4.15. Uji Heteroskedastisitas Bank Mega Syariah ... 95

Gambar 4.16. Uji Normalitas Bank Mandiri ... 117

Gambar 4.17. Uji Heteroskedastisitas Bank Mandiri ... 117

Gambar 4.18. Uji Normalitas Bank DKI ... 121

Gambar 4.19. Uji Heteroskedastisitas Bank DKI ... 121

Gambar 4.20. Uji Normalitas Bank HSBC ... 125

Gambar 4.21. Uji Heteroskedastisitas HSBC ... 125

Gambar 4.22. Uji Normalitas Bank DBS ... 129

Gambar 4.23. Uji Heteroskedastisitas DBS ... 130

(16)

xii

Gambar 4.25. Uji Heteroskedastisitas Bank Bisnis ... 134

Gambar 4.26. Uji Normalitas Bank Mega Syariah ... 138

Gambar 4.27. Uji Heteroskedastisitas Bank Mega Syariah ... 138

Gambar 4.28 Uji Normalitas Bank Mandiri ... 164

Gambar 4.29. Uji Heteroskedastisitas Bank Mandiri ...,... 164

Gambar 4.30. Uji Normalitas Bank DKI ... 168

Gambar 4.31. Uji Heteroskedastisitas Bank DKI ... 168

Gambar 4.32. Uji Normalitas Bank HSBC ... 172

Gambar 4.33. Uji Heteroskedastisitas Bank HSBC... 172

Gambar 4.34. Uji Normalitas Bank DBS ... 176

Gambar 4.35. Uji Heteroskedastisitas Bank DBS ... 177

Gambar 4.36. Uji Normalitas Bank Bisnis ... 181

Gambar 4.37. Uji Heteroskedastisitas Bank Bisnis ... 181

Gambar 4.38. Uji Normalitas Bank Mega Syariah ... 185

Gambar 4.39. Uji Heteroskedastisitas Bank Mega Syariah ... 185

Daftar Grafik Grafik 4.1. Pergerakan Skor Efisiensi Bank Pendekatan Technical Efficiency... 64

Grafik 4.2. Pergerakan Skor Efisiensi Bank Pendekatan Cost Efficiency ... 107

(17)
(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar belakang

Perbankan merupakan lembaga keuangan yang memiliki peranan penting untuk mendukung aktivitas ekonomi. Salah satu diantaranya adalah sebagai fungsi intermediasi yaitu menghubungkan antara kalangan yang memiliki dana dengan kalangan yang kekurangan atau tidak memiliki dana. Oleh karena itu, bank memiliki peranan penting dalam mendukung pertumbuhan bisnis suatu negara.

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki pergerakan aktivitas ekonomi cukup tinggi. Dengan luas geografis yang mencapai 1,9 juta Km2 serta jumlah masyarakat mencapai 237 juta lebih1, membuat aktivitas ekonomi terus berkembang. Kondisi ini memperlihatkan bahwa kebutuhan kehadiran lembaga bank sebagai lembaga pendukung aktivas ekonomi masyarakat cukup besar.

Menurut UU No 10 tahun 1998 tentang Pokok Perbankan, Bank di Indonesia dapat dibagi dari jenis kepemilikannya. Berdasarkan hal ini, jumlah bank di Indonesia dapat dibagi menjadi 6 kategori. 6 kategori tersebut ialah Bank Umum Persero, Bank Umum Swasta Nasional Devisa, Bank Umum Swasta Nasional non-Devisa, Bank Campuran, Bank Asing serta Bank Pembangunan Daerah.

Data statistik Bank Indonesia per Agustus 2013 menunjukkan perkembangan jumlah bank-bank tersebut.

1

(19)

2

Data diatas memperlihatkan semua bank mengalami stagnasi dalam hal perkembangan jumlah. Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) Devisa di urutan teratas dengan jumlah 36 bank. Diikuti Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) Non-Devisa dengan jumlah 30 bank. Bank Pembangunan Daerah (BPD) berada di posisi ketiga dengan jumlah 26 bank. Bank Campuran di posisi keempat dengan jumlah 14 bank, lalu Bank Asing di posisi kelima dengan jumlah 10 bank dan terakhir Bank Persero dengan jumlah 4 bank.

Jumlah bank yang cukup banyak di Indonesia, membuat persaingan yang selalu dihadapi oleh setiap bank di mana pun ialah dalam menjaring dana masyarakat yang jumlahnya relatif besar. Hal ini terjadi karena terbatasnya modal internal bank dalam mendukung ekspansi usaha. Oleh karena itu, umumnya pihak bank akan menjaring dana masyarakat melalui Dana Pihak Ketiga (DPK) guna mengatasi masalah tersebut. Strategi bank-bank dalam menghadapi persaingan ini

Maret ‘12 Agustus ‘12 Des’12 Maret’13 Agustus 13

Bank Persero 4 4 4 4 4

BUSN Devisa 36 36 36 36 36

BUSN Non-Devisa 30 30 30 30 30

BPD 26 26 26 26 26

Bank Campuran 14 14 14 14 14

Bank Asing 10 10 10 10 10

(20)

3

biasanya dengan menawarkan bunga tinggi, hadiah undian dan fasilitas yang menarik dengan harapan para calon nasabah mau menanamkan dananya di bank tertentu. Persaingan antar bank tersebut dapat dilihat dari total DPK yang berhasil dihimpun oleh masing-masing bank, seperti terlihat pada tabel di bawah ini.

Des 2010 Des 2011 Des 2012 Agst 2013

Bank Persero 898.405 1.039.253 1.201.284 1.244.245

BUSN Devisa 975.308 1.173.297 1.353.149 1.444.523

BUSN Non-Devisa 58.950 83.095 104.346 111.550

BPD 183.624 235.348 278.535 332.124

Bank Campuran 98.161 112.541 132.454 150.472

Bank Asing 124.376 141.491 155.430 167.293

Data diatas memperlihatkan Bank Swasta dan Bank Persero (Pemerintah) bersaing dalam menghimpun DPK. Hal ini karena bank tersebut didukung oleh banyaknya kantor cabang yang dimiliki serta fasilitas menarik yang ditawarkan kepada calon nasabah, sehingga banyak calon nasabah mau menyimpan dananya di bank tersebut. Secara berurut pengumpulan total DPK yang terbanyak berikutnya adalah bank campuran, disusul bank asing dan terakhir BPD.

Terhadap DPK yang berhasil dihimpun, bank-bank akan mulai menyusun strategi pengelolaan dana tersebut untuk disalurkan kepada pos-pos yang berpeluang menghasilkan keuntungan yang tinggi.

(21)

4

Ketatnya persaingan menghimpun DPK maupun penyaluran dana tersebut dalam bentuk kredit, dapat menjadi permasalahan tersendiri bagi pihak bank dalam mendukung lancarnya kegiatan bisnis perbankan. Implikasi dari hal tersebut dapat mengakibatkan terhambatnya intermediasi perbankan serta akan mempengaruhi keuntungan yang maksimal yang diraih bank. Jika tidak segera diatasi maka berpotensi menjadikan neraca keuangan bank menjadi kurang sehat karena tingkat biaya operasionalnya dapat lebih besar dari tingkat pendapatan.

Untuk mengatasi hal tersebut, bank-bank di Indonesia sangat memperhatikan faktor efisiensi dalam menjalankan kegiatannya. Efisiensi di sini dapat mencakup dengan input yang terbatas mampu meraih output yang maksimal. Secara umum Parameter tingkat efisiensi suatu bank bisa dilihat dari beberapa aspek, diantaranya Return On Asset (ROA) dan Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO). ROA merupakan rasio yang memperlihatkan perbandingan profit yang didapat dengan total aset yang dimiliki oleh bank. BOPO adalah perbandingan tingkat pendapatan yang diterima dengan biaya operasional yang dikeluarkan oleh bank.

(22)

5

April 2013 Mei 2013 Juni 2013 Juli 2013 Agts 2013

Bank persero 3,63 3,62 3,7 3,69 3,68

BUSN Devisa 2,28 2,41 2,45 2,48 2,50

BUSN Non-Devisa 3,22 3,31 3,35 3,36 3,36

BPD 3,49 3,42 3,44 3,25 3,27

Bank Campuran 2,66 2,56 2,39 2,31 2,36

Bank Asing 3,71 2,64 2,42 2,42 2,71

Tingkat efisiensi menjadi salah satu perhatian yang penting, baik bagi regulator, investor dan nasabah maupun pemerintah dalam melihat perkembangan suatu bank. Jika tingkat efisiensi suatu bank bagus, maka bank tersebut mampu mengelola dana dengan tepat. Artinya manajemen bank mampu menghasilkan keuntungan maksimal dan ini merupakan citra positif bagi para stakeholder.

Apr 2013 Mei 2013 Jun 2013 Jul 2013 Agts 2013

Bank persero 71,08 70,89 70,86 67,31 66,77

BUSN Devisa 77,68 76,67 76,35 76,65 77,00

BUSN Non-Devisa 78,96 78,51 78,32 78,38 78,40

BPD 70,04 70,36 69,87 71,71 71,66

Bank Campuran 78,13 77,39 79,98 81,78 80,42

Bank Asing 83,42 83,26 85,28 86,40 85,58

Tabel 3 : Perbandingan ROA Jan-Mei 2013 (%)

Tabel 4 : Perbandingan BOPO Jan-Mei 2013 (%)

(23)

6

Sebaliknya jika bank mengalami inefisiensi, maka manajemen bank tersebut dapat dikatakan kurang tepat dalam pengelolaan dana yang mengakibatkan bank tersebut masuk kategori bank tidak sehat dan memberikan citra negatif bagi para stakeholder. Maka dari itu penelitian tentang efisiensi perbankan sangat penting untuk mengetahui perkembangan bank tersebut apa semakin baik atau semakin buruk.

Dalam kerangka teoritis menurut Farell (1957), efisiensi terdiri dari dua komponen, yaitu:

a. Efisiensi teknis (technical efficiency) menggambarkan kemampuan suatu unit bisnis untuk memaksimalkan output dari sejumlah input yang tersedia.

b. Efisiensi alokatif (allocative efficiency) menggambarkan kemampuan suatu unit bisnis untuk memanfaatkan input dalam proporsi optimal berdasarkan harga mereka.

Ketika dua jenis efisiensi digabungkan, maka akan menghasilkan efisiensi ekonomi atau economic efficiency. Perusahaan dianggap efisien secara ekonomis jika dapat meminimalkan biaya produksi untuk menghasilkan output tertentu dalam tingkat teknologi yang sama dan tingkat harga pasar.

(24)

7

ditingkatkan tanpa mengurangi output dari barang lain. Pada penelitian efisiensi perbankan, konsep ini digunakan untuk meneliti efisiensi teknis (technical efficiency) dari suatu bank.

Pendekatan selanjutnya yaitu allocative efficiency. Pendekatan ini dapat merefleksikan kemampuan perusahaan dalam mengoptimalkan penggunaan inputnya dengan struktur harga dan teknologinya. Ini artinya, apabila input dialokasikan untuk memproduksi output yang tidak dapat digunakan atau diinginkan konsumen, hal ini berarti input tersebut tidak digunakan secara efisien. Pada penelitian efisiensi perbankan, konsep ini dipakai untuk meneliti efisiensi biaya (cost efficiency) dari suatu bank.

Pendekatan terakhir yaitu economic efficiency. Pada pendekatan tersebut merefleksikan kombinasi antara efisiensi teknis dan efisiensi alokatif. Efisiensi ekonomis secara implisit merupakan konsep least cost production. Untuk tingkat output tertentu, suatu perusahaan produksinya dikatakan efisien secara ekonomi jika perusahaan tersebut menggunakan biaya dimana biaya per unit dari output adalah yang paling minimal. Dengan kata lain, untuk tingkat output tertentu, suatu proses produksi dikatakan efisien secara ekonomi jika tidak ada proses lainnya yang dapat digunakan untuk memproduksi tingkat output tersebut pada biaya per unit paling kecil. Pada penelitian efisiensi perbankan, konsep ini dipakai untuk meneliti efisiensi keuntungan (profit efficiency) dari suatu bank.

(25)

8

harga input pada perhitungannya sedangkan pada pendekatan keuntungan sudah memasukkan harga input pada perhitungannya.

Pengukuran tingkat efisiensi dikenal dengan dua metode perhitungan yaitu traditional approach dan frontier approach. Perhitungan efisiensi dengan pendekatan traditional approach yaitu dengan cara membandingkan rasio-rasio keuangan bank, sedangkan untuk pendekatan frontier approach dilakukan dengan cara menggunakan kombinasi input dan output dalam sebuah ukuran tertentu.

Iqbal dan Molyneux (2005) menemukan bahwa pendekatan frontier (frontier approach) memiliki keunggulan dalam standar analisis rasio keuangan karena mereka menggunakan pemrograman atau teknik statistik yang menghapus efek dari perbedaan harga input dan output dan variabel eksogen pasar lainnya yang mempengaruhi kinerja standar perusahaan.

Pada traditional approach pengukuran tingkat efisiensi lebih mengacu pada perbandingan rasio, seperti Return On Asset (ROA), Return On Investment

(ROI), Capital Adequacy Ratio (CAR) dan lain-lain. Sementara itu pada frontier approach, perhitungan tingkat efisiensi dapat dilakukan dengan dua metode yaitu metode non-parametrik dan parametrik. Perhitungan non-parametrik dilakukan dengan menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA) dan Free Disposal Hull

(FDH). Pada perhitungan ini akan menghasilkan kesimpulan yang tidak dapat dianalisis secara statistika serta dapat menyebabkan kesalahan dalam pengukuran outliners. Sedangkan perhitungan dengan metode parametrik menggunakan

(26)

9

cost frontier yang memperhitungkan random error dan menghasilkan kesimpulan sementara secara statistika2.

Pada pengukuran tingkat nilai efisiensi perbankan, skala yang digunakan ialah 0-1 ( nol hingga satu). Perhitungan skor efisiensi pada pendekatan teknis dan keuntungan, jika nilai yang dihasilkan mendekati angka 1 atau 100% maka nilai efisiensi bank semakin bagus. Sedangkan jika mendekati angka 0 atau 0% maka nilai efisiensi bank tersebut semakin rendah. Pada pendekatan biaya, jika nilai yang dihasilkan mendekati angka 0 atau 0% maka nilai efisiensi bank semakin bagus. Sedangkan jika mendekati angka 1 atau 100% maka nilai efisiensi bank tersebut semakin rendah.

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik melakukan penelitian tentang perbandingan tingkat efisiensi perbankan di Indonesia dengan pendekatan

technical, cost dan profit efficiency menggunakan pendekatan parametrik dengan metode SFA. Alasannya menggunakan pendekatan parametrik khususnya metode

Stochastic Frontier Approach (SFA) karena sudah banyak digunakan para peneliti sebelumnya. Hal ini akan memudahkan penulis untuk melakukan penelitian dengan mereview penelitian-penelitan yang sudah ada. Dengan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka penulis penelitian dengan judul :“Analisis Perbandingan Efisiensi Perbankan di Indonesia : Pendekatan Technical

Efficiency, Cost Efficiency dan Profit Efficiecy

2Rah a ati, Rafika, Efisiensi Pengelolaan Dana Bank Syariah di Indonesia (Pendekatan

(27)

10

B.Identifikasi Masalah

Penelitian tentang efisiensi sangat penting sebagai informasi bagi bank agar mengetahui tingkat efisiensi bank. Selain itu bank dapat mengambil langkah tepat jika bank tersebut ternyata tidak efisien. Penelitian ini akan meneliti tentang tingkat efisiensi dengan mengidentifikasi masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana perbandingan tingkat efisiensi perbankan di Indonesia dengan pendekatan technical, cost dan profit efficiency?

2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat efisiensi tersebut?

3. Apa pengaruh tingkat efisiensi perbankan terhadap iklim keuangan nasional?

C.Pembatasan masalah

Permasalahan tingkat efisiensi perbankan di Indonesia sangat beragam dan komplek dalam pemecahannya, maka sesuai dengan judul di atas. Dalam pembahasan substansi dibatasi pada perbandingan tingkat efisiensi perbankan di Indonesia dan faktor-faktor apa yang mempengaruhinya.

D.Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang dikemukakan pada penelitian ini ialah :

1. Bagaimana perbandingan tingkat efisiensi perbankan di Indonesia dengan pendekatan technical,cost dan profit efficiency?

2. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi tingkat efisiensi bank-bank tersebut ?

E.Tujuan Penelitian

(28)

11

1. Mengetahui perbandingan tingkat efisiensi perbankan di Indonesia berdasarkan pendekatan technical, cost dan profit efficiency.

2. Mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi tingkat efisiensi bank-bank tersebut.

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi akademisi

a. Diharapkan hasil penelitian ini dapat berguna bagi para dosen sebagai pelengkap bahan pengajaran dan memperluas pengetahuan mengenai topik penelitian tersebut.

b. Semoga hasil penelitian ini dapat menjadi bahan diskusi kawan-kawan mahasiswa dalam proses pembelajaran di kampus.

2. Bagi praktisi

a. Hasil penelitian ini bisa menjadi informasi bagi para bankir tentang tingkat efisiensi perbankan di Indonesia.

b. Diharapkan hasil penelitian ini bisa menjadi landasan bagi para praktisi, khususnya peneliti Bank Indonesia dapat dijadikan bahan pemikiran untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang tingkat efisiensi.

3. Bagi Bank Indonesia

a. Hasil penelitian ini bisa bermanfaat sebagai masukan untuk Bank Indonesia tentang perbandingan tingkat efisien perbankan di Indonesia.

(29)

12 4. Bagi masyarakat.

a. Hasil penelitian ini bisa menjadi bahan edukasi, sehingga masyarakat bisa menjadi lebih mengerti tentang efisiensi perbankan.

b. Hasil penelitian ini bisa memberikan gambaran dan wawasan tentang fakta yang terjadi di lapangan tentang efisiensi perbankan di Indonesia.

G. Review Study Terdahulu

Penelitian berjudul “Measurement of Technical Efficiency and Its

Sources: An Experience of Indian Banking Sectoroleh Suparn Sharma, Dalip Rainaand Surender Singh diterbitkan dalam International Journal of Economics and Management Vol 6 tahun 2012,

Penelitian bertujuan untuk meneliti efisiensi teknis bank di India periode 2005 hingga 2010 menggunakan metode parametrik dengan alat analisis yaitu

Stochastic Frontier Approach (SFA). Penelitian ini membandingkan Bank-bank di India dengan jumlah sample 74 bank serta dibagi menjadi 3 kategori yaitu Bank Pemerintah yang terdiri dari Bank Negara India dan Bank Nasional, Bank Swasta dan Bank Asing di India.

Variabel independen yang ditentukan pada penelitian ini ialah DPK, aktiva tetap, pinjaman dari bank lain, biaya tenaga kerja, kredit, piutang dan pinjaman jangka panjang yang dijamin dengan aktiva berwujud atau oleh Bank Pemerintah dengan variabel dependen penelitian ini yaitu tingkat efisiensi teknis bank.

(30)

13

Nasional dengan skor rata-rata efisiensi teknis sebesar 88,9%. Posisi ketiga ditempati Bank swasta dengan skor efisiensi teknis rata-rata sebesar 85,6% dan posisi terakhir ditempati Bank Asing yang memiliki skor efisiensi teknis rata-rata sebesar 71.5%.

Secara keseluruhan jika bank tersebut semua digabung memiliki skor efisiensi teknis rata-rata 82,5%. Hal ini memperlihatkan bahwa bank milik pemerintah baik memiliki tingkat skor efisiensi teknis yang lebih tinggi dari pada Bank Swasta dan Bank Asing di India.

Penelitian berjudul “Cost Efficiency of Banks in Transition: Evidence

from 289 banks in 15 post-communist countriesoleh Steven Fries and Anita Taci dalam Working PaperEuropean Bank No 86 tahun 2004.

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti perbandingan tingkat efisiensi biaya dari bank-bank di kawasan eropa dalam kurun waktu 1994 hingga 2001 dengan menggunakan metode parametrik dengan alat analisis yaitu Stochastic Frontier Approach (SFA). Sample yang digunakan oleh peneliti ialah bank yang terdapat di Eropa Timur. Jumlah bank yang ditetapkan ialah 289 bank di 15 negara.

(31)

14

Hasil penelitian ini membagi hasil dengan kategori memasukkan variabel negara atau tidak. Pada penelitian efisiensi yang memasukkan variabel negara, skor efisiensi rata-rata terbaik dimiliki oleh bank yang berada di negara Republik Ceko dengan nilai sebesar 47%. Sedangkan skor efisiensi rata-rata terburuk dimiliki oleh bank yang berada di negara Estonia dengan nilai sebesar 85%.

Penelitian efisiensi dengan kategori tidak memasukkan variabel negara, skor efisiensi rata-rata terbaik dimiliki oleh bank di negara Bulgaria dan Republik Ceko dengan skor efisiensi 42%. Sedangkan skor efisiensi rata-rata terburuk dimiliki oleh bank yang berada di negara Estonia.

Dari hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa bank yang berada di negara Republik Ceko memiliki skor efisiensi biaya rata-rata yang paling baik. Sementara itu bank di negara Estonia memiliki skor efisiensi rata-rata yang paling buruk.

Penelitian berjudul “Profit and cost efficiency in the Italian banking

industry (2006-2011)” oleh Aiello Fransesco dan Bonanno Graziella diterbitkan dalam Munich Personal RePEc Archive(MPRA) No 48490 tahun 2013.

(32)

15

digunakan ialah 648 bank. Pada tahun terakhir yaitu 2011, jumlah bank yang digunakan yaitu 631 bank.

Variabel independen yang digunakan pada penelitian ini adalah sama, namun berbeda dalam variabel dependen. Variabel independen diantaranya surat berharga, kredit, pendapatan komisi, modal, biaya tenaga kerja dan total simpanan. Variabel dependen pada pendekatan biaya adalah tingkat efisiensi biaya bank. Pada pendekatan keuntungan, variabel dependen adalah tingkat efisiensi

keuntungan bank.

Hasil penelitian ini menunjukkan pada tahun 2006, skor efisiensi rata-rata dengan pendekatan biaya sebesar 8,44%. Sedangkan pada pendekatan keuntungan didapat skor efisiensi rata-rata sebesar 91,90%. Pada tahun 2007, skor efisiensi rata-rata dengan pendekatan biaya yaitu 10,45%. Sementara pada pendekatan keuntungan, skor efisiensi rata-rata yang berhasil didapat yaitu 89,33%.

Tahun 2008, skor efisiensi rata-rata yang didapatkan dengan pendekatan biaya yaitu 12,34%. Pada pendekatan keuntungan, skor efisiensi yang berhasil didapat sebesar 88,14%. Tahun 2009, skor efisiensi rata-rata pada pendekatan biaya sebesar 9,92%. Sedangkan pada pendekatan keuntungan, skor efisiensi yang berhasil didapatkan yaitu 91,02%.

(33)

16

Jika dilihat lebih jauh, saat skor efisiensi rata-rata dengan pendekatan biayanaik, maka skor efisiensi rata-rata pada pendekatan keuntungan akan turun. Sebaliknya, jika skor efisiensi rata-rata pada pendekatan biaya turun maka, skor efisiensi rata-rata pada pendekatan keuntungan akan naik.

Penelitian yang berjudul Efficiency of Conventional versus Islamic Banks: International Evidence using the Stochastic Frontier Approach

(SFA)”oleh Shamsher Mohamad, Taufiq Hassan dan Mohamed Khaled I. Bader diterbitkan dalam Journal of Islamic Economics, Banking and Finance tahun 2007.

Penelitian ini meneliti tentang perbandingan efisiensi antara bank konvensional dan bank syariah dengan menggunakan metode parametrik dengan alat analisis yaitu Stochastic Frontier Approach (SFA). Sampel yang digunakan 80 bank yang terdapat pada 21 negara Organisasi Konferensi Islam (OKI) yang terdiri dari 37 Bank Konvensional dan 43 Bank Syariah serta menggunakan data periode 1990 hingga 2005.

(34)

17

keuntungan bank. Pada pendekatan biaya, variabel dependen adalah tingkat efisiensi biaya bank.

Hasil dari penelitian tersebut memperlihatkan nilai efisiensi dari sisi biaya (cost efficiency) Bank Konvensional sebesar 29,3 % lebih rendah Bank Syariah yang memiliki nilai efisiensi sebesar 31,8%. Sedangkan pengukuran dari sisi keuntungan (profit efficiency) menghasilkan nilai yang sebaliknya. Nilai efisiensi Bank Konvensional lebih besar yaitu 75,4 % lebih besar dari Bank Syariah yang hanya sebesar 75,1 %. Hal ini mengidikasikan bahwa Bank Konvensional memiliki skor efisiensi yang lebih baik dari Bank Syariah baik dari pendekatan efisiensi biaya ataupun efisiensi keuntungan.

Penelitian yang berjudul A Comparative Technical, Cost and Profit Efficiency Analysis of Australian, Canadian and UK banks: Feasible Efficiency

Improvements in The Context of Controllable and Uncontrollable Factors” oleh

Dong Xiang, Abul Shamsuddin and Andrew C. Worthington disampaikan pada

Discusion Paper FinanceGriffith Business School tahun 2011

Penelitian ini bertujuan mengkomparasi efisiensi antar perbankan di Australia, Kanada dan Inggris dengan 3 pendekatan yaitu pendekatan teknis, pendekatan biaya dan pendekatan keuntungan. Sampel yang digunakan peneliti ialah 10 bank yang ada di Australia, 8 bank di Kanada dan 5 bank di Inggris. Penelitian tersebut menggunakan periode data 1988 hingga 2008 dengan metode parametrik menggunakan alat analisis yaitu Stochastic Frontier Approach (SFA).

(35)

18

dependen ialah tingkat tingkat efisiensi teknis bank. Pada pendekatan biaya, variabel independen yang digunakan biaya tenaga kerja, beban bunga, biaya operasional. kredit dan pendapatan non-bunga dengan variabel dependen yaitu tingkat efisiensi biaya bank. Pada pendekatan keuntungan, variabel independen yang digunakan sama dengan pendekatan biaya, namun variabel dependen yang digunakan berbeda yaitu tingkat efisiensi keuntungan bank

Penelitian tersebut mengungkapkan tentang perbandingan skor efisiensi bank di masing masing negara dengan 3 pendekatan tersebut. Pada pendekatan teknis, bank di negara Australia memiliki skor efisiensi rata-rata yang paling tinggi yaitu 88 %. Sedangkan bank di negara Kanada hanya memiliki skor efisiensi rata-rata yaitu 77% dan bank di negara Inggris memiliki skor efisiensi rata-rata yaitu 75,7%.

Pada penelitian efisiensi dengan pendekatan biaya, diketahui bank di negara Kanada memiliki skor efisiensi rata-rata paling rendah yaitu 56,7%. Selanjutnya skor efisiensi rata rata terendah kedua yaitu bank di negara Inggris dengan skor 60,6% dan yang terakhir yang memiliki skor efisiensi rata-rata paling tinggi adalah bank di negara Australia dengan skor 64,1%.

Penelitian efisiensi terakhir yaitu dengan pendekatan keuntungan. Skor efisiensi rata-rata tertinggi diraih oleh bank di negara Australia dengan skor 94,5%, lalu diikuti oleh bank di negara Kanada dengan skor efisiensi rata-rata yaitu 93,5% dan yang terakhir ialah bank di negara Inggris dengan skor efisiensi rata-rata 92%.

(36)

19

BAB 1 : PENDAHULUAN

Pada bab ini terdiri dari latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan review study terdahulu.

BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini terdiri dari konsep efisiensi, pengukuran efisiensi termasuk contoh-contoh penelitian tentang efisiensi, pengertian bank, pembagian kategori bank, tugas serta fungsi bank, jasa dan usaha bank dan sebagainya.

BAB 3 : METODE PENELITIAN

Bab ini terdiri dari populasi dan sampel, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, variabel independen dan variabel dependen, definisi operasional, metode analisis dan hipotesis.

BAB 4 : HASIL & PEMBAHASAN

Bab ini terdiri dari analisis perbandingan efisiensi perbankan di Indonesia per tahun dengan 3 pendekatan berbeda, melakukan analisis model regresi, serta uji asumsi klasik dan uji statistik.

BAB 5 : KESIMPULAN & SARAN

(37)

20

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Efisiensi

1. Pengertian Efisiensi

Kata "Efisien" berasal dari bahasa latin efficere yang berarti menghasilkan, mengadakan, menjadikan. Secara istilah, Efisiensi berarti jumlah output maksimum yang dapat diproduksi dari setiap jumlah input tertentu. Hal ini mengacu pada efisiensi perusahaan yang mengalokasikan sumber daya sedemikian rupa untuk menghasilkan jumlah output maksimum3.

Dalam ekonomi pasar, di mana pasar menjalankan kekuasaan pada perilaku perusahaan dan individu. Mereka diharapkan untuk mencapai maksimum baik dalam produksi atau konsumsi. Kegagalan perusahaan untuk berproduksi pada "best-practice" atau yang dapat disebut sebagai inefisiensi produksi.

Efisiensi dalam hal ini berhubungan dengan kemampuan untuk menghasilkan hasil dengan usaha atau sumber daya minimal. Hal tersebut untuk mengukur seberapa dekat unit produksi sampai ke batas kemungkinan produksi, yaitu terdiri dari set poin yang optimal menggabungkan input untuk menghasilkan satu unit output4.

Menurut Farell (1957), efisiensi terdiri dari dua komponen, yaitu:

3

Haron, sudin dan Izah. Mohd, tahir. Technical efficiency of the Malaysian commercial banks: a stochastic frontier approach. Journal bank and banking system, vol.3, no.4 (2008) : h.65. 4 Kablan, Sandrine. Banking Efficiency and financial development in sub-sahara africa.

(38)

21

a. Efisiensi teknis (technical efficiency) menggambarkan kemampuan suatu unit bisnis untuk memaksimalkan output dengan jumlah input yang tersedia.

b. Efisiensi alokatif (allocative efficiency) menggambarkan kemampuan suatu unit bisnis untuk memanfaatkan input dalam proporsi optimal berdasarkan harga mereka.

Gabungan dari 2 jenis efisiensi menghasilkan efisiensi ekonomi atau

economic efficiency. Perusahaan dianggap efisien secara ekonomis jika dapat meminimalkan biaya produksi untuk menghasilkan output tertentu dalam tingkat teknologi yang sama dan tingkat harga pasar. Dalam rangka mencapai efisiensi ekonomi perusahaan harus menghasilkan output maksimum dengan jumlah input tertentu (efisiensi teknis) dan menghasilkan output dengan kombinasi yang tepat dalam tingkat harga tertentu (efisiensi alokatif).

2. Efisiensi dalam Perbankan

Saat ini sektor perbankan telah menerima banyak perhatian dari akademisi, praktisi, dan regulator karena kontribusi kunci perbankan dalam menjaga stabilitas sistem keuangan dan pertumbuhan ekonomi di suatu negara5. Sistem perbankan yang efisien akan berdampak pada memudahkan intermediasi keuangan dan berkontribusi terhadap alokasi optimal sumber daya keuangan yang optimal di sektor riil6.

Dengan adanya fungsi kompetitif dan efisien sistem perbankan juga dapat membantu mengurangi kesenjangan antara daerah yang maju dengan daerah yang

5

Dong, Xiang, dkk. A Co parati e Te h i al, Cost a d Profit Effi ie A al sis of Australian,

Ca adia a d UK a ks , Discussion Paper Finance, Griffith Business School, (2011) : h.2. 6

(39)

22

relatif terbelakang7. Berdasarkan hal tersebut diperlukan penelitian tentang efisiensi perbankan yang suistanable guna mengetahui perkembangan efisiensi bank di suatu negara.

Analisis mengenai efisiensi bank penting, baik dari perspektif mikroekonomi dan perspektif makroekonomi (Berger dan Mester, 1997). Dari perspektif mikroekonomi, efisiensi bank sangat penting disebabkan peningkatan kompetisi karena masuknya bank-bank asing dan peningkatan kerangka kelembagaan, regulasi dan pengawasan (Koutsomanoli-Filippaki sa,2009). Hal ini karena sistem perbankan merupakan komponen utama dalam kerangka perbankan secara keseluruhan dan telah mengalami mutasi besar dalam tingkat struktur kepemilikan saham, sebagai akibat dari privatisasi disebabkan oleh liberalisasi pasar dan perubahan legislatif dan peningkatan kompetisi yaitu masuknya bank asing (Alin Marius & Vasile Cocri,2010).

Dari perspektif makroekonomi, efisiensi sistem perbankan mempengaruhi biaya intermediasi keuangan dan stabilitas seluruh sistem keuangan (Rossi dkk., 2005). Bank yang beroperasi dengan tingkat efisiensi yang rendah memiliki biaya lebih tinggi terutama disebabkan kredit yang tidak memadai dan pengendalian efisiensi biaya operasional. Selain itu, terjadi penurunan biaya dan pendapatan yang akan menyebabkan peningkatan risiko bank dari sisi Kredit, Operasional dll.8

7

Yiwei, Fang, dkk. Bank efficiency in transition economies: recent evidence from South-Eastern Europe Research Discussion Papers, Bank of Finland, (Mei 2011) : h.10.

8Franco, Fiordelisi, dkk. Efficiency and Risk In European Banking

(40)

23

Manajemen bank selalu berada di bawah tekanan untuk meningkatkan efisiensi perbankan karena jika terjadi inefisiensi secara berkala maka dapat berakibat terjadinya krisis perbankan. Jika manajemen tidak mampu mengontrol operasional perusahaan dengan baik, implikasinya bank mungkin bangkrut ketika menghadapi kesulitan keuangan9. Langkah-langkah yang dapat ditempuh oleh kalangan legislatif ataupun Bank Sentral guna membantu kalangan perbankan agar mencapai tingkat efisiensi yang baik seperti kebijakan regulasi dan intervensi pengawasan dalam sistem keuangan10.

Dari sisi regulasi, kalangan legislatif dapat mengatur kegiatan perbankan melalui undang-undang dalam menjalankan kegiatannya intermediasinya. Tentunya pembuat kebijakan harus membuat peraturan yang benar dan tegas agar krisis perbankan tidak terjadi di suatu negara. Seperti yang diketahui, perubahan dalam regulasi dapat mempengaruhi efisiensi perbankan.11

Sementara itu dari sisi intervensi pengawasan dalam sistem keuangan, Bank Sentral mengarahkan perbankan agar memperbaiki asimetri informasi antara peminjam dan pemberi pinjaman termasuk kemampuan mereka untuk mengelola risiko. Kemampuan ini merupakan bagian integral komponen output perbankan

9

Chunxia, Jiang dan Shujie, Yao. Banking Reform and Efficiency in China: 1995-2008 , Research Paper, Research Paper Series China and the World Economy, (2010-2011) : h.8.

10Estelle, Bra k da Ra o a, Ji orea . The Cost Effi ie of Fre h Ba ks , Mu i h Perso a; RePEC Archive, Munich University, (April 2009) : h.4.

11

Klaus, Schaeck dan Martin, Čihák. Ho Does Co petitio Affe t Effi ie A d “ou d ess In

(41)

24

dan mempengaruhi insentif manajerial untuk menghasilkan jasa keuangan yang

prudent dan efisien12

a. Technical Efficiency

Konsep efisiensi teknis tersebut merujuk pada teori konsep yang dikemukakan oleh Farrel (1957). Efisiensi teknis didefinisikan kemampuan perusahaan untuk mencapai level output yang optimal dengan menggunakan tingkat input tertentu13. Dengan kata lain, suatu proses produksi dikatakan efisien secara teknis apabila output dari suatu barang tidak dapat lagi ditingkatkan tanpa mengurangi output dari barang lain. Technical efficiency adalah salah satu komponen penting dari economic efficiency secara keseluruhan. Agar suatu perusahaan dapat efisien secara ekonomi, maka perusahaan tersebut terlebih dahulu efisien secara teknis (Kumbhakar & Lovel, 2000).

Efisiensi dengan pendekatan ini dipergunakan untuk mengukur proses produksi dalam menghasilkan sejumlah output tertentu dengan menggunakan input seminimal mungkin. Sebuah bank dikatakan tidak efisien secara teknis jika output aktual lebih rendah dari tingkat output maksimum dengan sumber daya yang tersedia14.

Wheelock dan Wilson (1995) menemukan bahwa bank-bank tidak efisien secara teknis lebih mungkin untuk gagal daripada bank yang efisien secara teknis.

12

Joseph, Hughes dan J, Loretta, Mester. Efficiency in Banking: Theory, Practice, and Evidence ,

Working Paper Research Departement, Federal Reserve Bank Of Philadephia, (2008) : h.3. 13“aid, Ali.

Evaluating the Overall Technical Efficiency of Islamic Banks Operating in the MENA Region During the Financial Crisis , International Journal of Economics and Financial Issues, vol.3, no.2 (2013) : h.429.

14Bhatta har a, Aditti a d “ude s a, Pal.

(42)

25

Mereka menyimpulkan bahwa langkah-langkah efisiensi teknis memberikan informasi yang berguna tentang kegagalan bank yang tidak ditangkap oleh rasio keuangan konvensional dan menyarankan kemungkinan menggunakan analisis efisiensi tersebut untuk memprediksi kegagalan bank.

Efisiensi dengan pendekatan teknis, lebih cenderung pada sisi output. Alasannya karena pendekatan tersebut menjawab berapa banyak kuantitas output dapat ditingkatkan secara proporsional dengan kuantitas input yang sama.

Pada gambar diatas, diasumsikan sebuah perusahaan dengan 2 jenis output Y1 dan Y2 dan 1 jenis input yaitu X1. Pada gambar diatas, kurva Z to Z’ adalah

kurva kemungkinan produksi, sedangkan D tot D’ adalah garis isorevenue yang

menunjukkan rasio harga kedua output. Titik B adalah titik yang efisien secara teknis sedangkan titik A tidak efisien.

Jarak AB adalah besarnya potential improvment yang mungkin dilakukan perusahaan pada titik A untuk menjadi perusahaan yang efisien secara teknis.

Potential improvment pada titik C memiliki arti bahwa di titik B masih dapat Y2/x

Y1/x 0

Z

)’ D

D’ B’

C

B A

(43)

26

meningkatkan pendapatannya dengan berproduksi di titik efisien secara teknis dan

alokatif yaitu di titik B’.

Dalam kasus satu output, pengukuran output technical efficiency (TE) berorientasi pada rasio output diamati dan tingkat maksimum output (Kumbhakar &Lovel, 2000) :

TE = y0 / ymax

Dimana, y0 diamati sebagai output dan ymax adalah tingkat maksimum output. Technical efficiency juga dapat diukur dengan rumus lain yaitu15 :

TE=

Dimana, y adalah output diamati dan y / μ * adalah output maksimum.

Skala perhitungan skor efisiensi teknis adalah antara 0 dan 1. Jika skor efisiensi pada pendekatan ini mendekati angka 1 atau 100% maka efisiensi bank tersebut semakin baik. Sebaliknya, jika skor efisiensi mendekati angka 0 atau 0% maka skor efisiensi bank tersebut semakin buruk. Maka dari itu penelitian efisiensi dengan teknis memiliki kegunaan yaitu menjelaskan faktor-faktor mengapa suatu perusahaan terjadi inefisiensi16.

Technical efficiency dengan pendekatan output dapat digambarkan dalam bentuk stochastic cost frontier sebagai berikut17:

y

i= f (

x

i; β)exp (vi) exp (−ui), i = 1, 2, ...,

n

. Aharro Nacional u Servicios Financieros Snc. (July 2003) : h.2.

17

Porcelli, Fransesco. Measurement of Technical Efficiency A brief survey on parametric and non-parametric techniques Ja uar 9 : h. .

y

(44)

27

Dimana

x

i adalah input dari produsen i,

y

i adalah output tunggal produsen i, f (xi,

β) adalah komponen deterministik fungsi produksi, di mana β adalah vektor

teknologi parameter, exp (vi) adalah komponen stochastic fungsi produksi yang dalam proses produksi.

Maka estimasi fungsi technical efficiency sebagai berikut :

e

i = = exp(−ui), i = 1, 2, ...,

n

Dimana,

e

i ∈ {0,1}, dan nilai menunjukkan produser sepenuhnya efisien.

b. Cost Efficiency

Pendekatan cost efficiency (efisiensi biaya) merujuk kepada konsep yang dikemukakan oleh Farrel (1957) yaitu konsep allocative efficiency. Efisiensi biaya didefinisikan oleh rasio biaya minimum dan biaya aktual produksi, yang dihitung dengan fungsi biaya dengan diberikan harga input, jumlah output tertentu, dan kesalahan acak (Berger dan Mester, 1997). Efisiensi biaya memberikan ukuran seberapa besar biaya bank dalam melakukan kegiatan terbaik bank (best-practice bank's) akan untuk memproduksi jumlah output yang sama dalam kondisi

lingkungan yang sama18.

Setidaknya ada tiga alasan mengapa penelitian efisiensi biaya bank penting dan sebagai indikasi kemajuan bagi bank. Pertama, efisiensi biaya terkait dengan perubahan insentif dan kendala dalam perbankan terkait dengan reformasi struktural dan institusional.

18

Raoudha, Béjaoui dan Rouissi, Houssam, Bouzgarrou. Cost Efficiency of French Commercial Banks: Domestic Versus Foreign Banks , The International Journal of Business and Finance Research, vol.6,no.4 (2012) : h.103.

sf yi

[ f ((

x

i; β)exp(vi)]

(45)

28

Kedua, keuntungan efisiensi biaya mengurangi sumber daya yang terkait dengan pengoperasian pembayaran dengan intermediasi tabungan ke investasi seperti peningkatan produktivitas di sektor-sektor ekonomi lainnya. Sektor perbankan yang memiliki efisiensi biaya yang baik memberikan kontribusi langsung terhadap pembangunan ekonomi secara keseluruhan.

Ketiga, efisiensi biaya dapat berhubungan dengan dimensi lain dari sebuah kinerja bank yang berkontribusi terhadap pembangunan secara keseluruhan seperti membuat pinjaman lebih produktif, tapi itu tidak dapat diukur secara langsung dengan tingkat data bank yang tersedia. Hubungan ini dapat terjadi jika faktor-faktor yang berkontribusi terhadap efisiensi biaya, lebih besar dan meningkatkan kemampuan dari aspek lain dalam kinerja perbankan19.

Skala perhitungan skor efisiensi biaya adalah antara 0 dan 1. Jika skor efisiensi pada pendekatan cost efficiency mendekati angka 0 atau 0% maka efisiensi bank tersebut semakin baik. Sebaliknya, jika skor efisiensi mendekati angka 1 atau 100% maka skor efisiensi bank tersebut semakin buruk.

Skor efisiensi adalah ukuran relatif kinerja, maksudnya cost frontier yang diperkirakan memungkinkan untuk melihat perbandingan masing-masing perusahaan ke perusahaan praktek terbaik. Ini kemudian langsung memberikan ukuran relatif dari kinerja perusahaan.20

Pendekatan efisiensi biaya ini digunakan untuk merefleksikan kemampuan perusahaan dalam mengoptimalkan penggunaan inputnya dengan

19

Fries, steven dan Anita, Taci. Cost efficiency of banks in transition: Evidence from 289 banks in 15 post-communist countries , the working paper series, European Bank, no.68 (April 2004): h.2. 20Weill, Laure t. Cost Efficiency of Belgian Banks During The 90S ,

(46)

29

struktur harga dan teknologinya. Jika kondisi pasar sudah mengalami tingkat

“jenuh” maka perusahaan perlu mengetahui tingkat efisiensi dari sumber daya

yang ada saat ini. Selain itu, kegunaan pendekatan ini juga berguna untuk menjawab berapa banyak kuantitas input dapat dikurangi secara proporsional untuk memproduksi kuantitas output yang sama.

Berdasarkan kurva diatas, menunjukkan bahwa kurva S to S’ adalah kurva

isoquat yang merupakan titik-titik unit bisnis atau perusahaan yang paling efisien dalam kumpulan unit bisnis. Unit bisnis yang berada pada titik P adalah unit bisnis yang tergolong kurang efisien. Unit bisnis ini dapat menjadi unit bisnis yang lebih efisien jika ia dapat mengurangi kedua jenis inputnya X1 dan X2 untuk memproduksi 1 unit output sehingga unit bisnis tersebut berada di titik Q.

Jarak PQ disebut potential improvment, yaitu berapa banyak kuantitas input dapat dikurangi secara proporsional untuk memproduksi kuantitas output yang sama. Garis A-A’ adalah garis isocost yang menunjukkan rasio harga antara input 2 terhadap input 1. RQ menunjukkan pengurangan biaya produksi yang akan

X2/Y

X1/Y 0

S

A’ A

R Q

Q’

“’ P

(47)

30

terjadi jika produksi dilakukan pada titik efisien baik secara teknis maupun

alokatif yaitu Q’

Dalam mengestimasi fungsi biaya dari sisi perbankan adalah penting untuk membedakan antara input dan output perusahaan karena peran penting perbankan dalam fungsi intermediasi di suatu negara21. Misalkan fungsi biaya dengan bentuk persamaan umum (log) berikut:

In C = f (w,y)

Menggunakan persamaan stochastic cost frontier, maka persamaan biaya dapat ditulis berikut :

In C = f (w,y) + In u + In v + €

Dimana C = total biaya suatu bank, w = vektor harga input, y = vektor

kuantitas output, € = error term dimana € = u+v. Dimana u = controllable factor

yang merefleksikan faktor inefficiency sehingga dapat meningkatkan biaya suatu bank diatas best practice bank’s cost. Sedangkan v merupakan uncontrollable

(random) factor atau noise term. Berdasarkan estimasi bentuk f, efisiensi biaya (efficiency cost) adalah diukur sebagai rasio antara biaya minimum (minimum cost) yang diperlukan untuk menghasilkan vektor keluaran dan biaya yang terjadi (C) dengan rumus sebagai berikut:

Cmin exp [f (y,w) exp [In v]

EC = = = exp [-In u]

C exp [ f (y,w) exp [In u] exp [In v]

Langkah-langkah efisiensi biaya yang berasal dari fungsi keuntungan dapat berbeda dari fungsi biaya yang diperoleh dari jumlah output (diambil seperti

21

(48)

31

yang diberikan dalam fungsi biaya) yang observasional konsisten dengan maksimalisasi keuntungan, sehingga terjadi inefisiensi pendapatan22.

Dari sini dapat disimpulkan bahwa fungsi biaya hanya berkaitan dengan inefisiensi dalam penggunaan input sementara fungsi keuntungan berkaitan dengan inefisiensi dalam penggunaan variabel input dan output.

c. Profit Efficiency

Pendekatan profit efficiency (efisiensi keuntungan) merujuk pada konsep yang dikemukakan oleh Farrel (1957) yaitu konsep economic efficiency. Efisiensi keuntungan didefinisikan oleh rasio aktual laba yang diamati untuk mencapai keuntungan semaksimal mungkin. Pendekatan ini menunjukkan seberapa baik sebuah bank dalam meraih keuntungan dengan bank lainnya pada periode yang sama untuk memproduksi set yang sama output23.

Efisiensi keuntungan adalah sebuah konsep yang lebih luas daripada efisiensi biaya karena memperhitungkan efek baik pada biaya dan pendapatan dari pilihan vektor produksi tertentu24

. Maka dari itu Pengukuran efisiensi dengan pendekatan ini sangat penting karena hal ini berhubungan dengan usaha bank dalam mencapai profitabilitas maksimum.

22

Lozano, Ana Vivas. “Profit efficiency for Spanish savings banks European Journal of Operational Research,El Sevier, (1997) : h.382.

23

Muhammad, shamser, dkk. Efficiency of Conventional versus Islamic Banks: International Evidence using the Stochastic Frontier Approach (SFA) , Journal of Islamic Economics Banking and Finance, University Putra Malaysia : h.110.

24

(49)

32

Secara keseluruhan efisiensi dengan pendekatan ini menyiratkan bahwa manajer perusahaan seharusnya tidak hanya memperhatikan untuk mengurangi variabel biaya, tetapi juga meningkatkan variabel pendapatan.25

Di sisi lain, konsep efisiensi keuntungan juga merupakan suatu konsep yang terintegrasi baik dengan efisiensi biaya maupun efisiensi pendapatan. Maka dari itu pendekatan efisiensi keuntungan merupakan parameter unggul untuk indikator kinerja keuangan suatu perusahaan atau bank26.

Alasan yang mendukung argumentasi keunggulan tersebut diantaranya, pertama, efisiensi keuntungan merupakan konsep terpadu dari kedua jenis efisiensi yaitu efisiensi teknis dan efisiensi alokatif. Oleh karena itu, menyediakan ukuran yang lebih seimbang daripada langkah-langkah perhitungan efisiensi biaya dan pendapatan (Berger dan Mester, 1997; Maudos dan Pastor, 2003).

Kedua, efisiensi keuntungan dapat dianggap sebagai 'efisiensi total', karena mencakup efisiensi teknis dan alokatif serta efisiensi skala produksi. Artinya, jika perusahaan ataupun bank bertujuan mencapai efisien secara keuntungan, maka perusahaan harus efisien secara teknis dan alokatif (Fitzpatrick dan McQuinn,2008). Ketiga, efisiensi keuntungan lebih konsisten dengan tujuan ekonomi yaitu memaksimalkan tingkat keuntungan.

25

Isik, Ihsan dan Kabir, Hassa . Cost and Profit Efficiency of the Turkish Banking Industri: An Empirical Investigation ,The Financial Review, Eastern Finance Association, (2002) : h.259.

26

(50)

33

Pengukuran efisiensi keuntungan dapat dijelaskan dengan gambar sebagai berikut27

Dalam gambar, kurva OQ menunjukkan pengukuran efisiensi keuntungan dengan pendekatan produksi. Kombinasi sebenarnya input-output Bank A adalah (xa,ya) yang ditunjukkan oleh titik A. Lalu keuntungan maksimum yang diperoleh oleh Bank A dapat dipresentasikan

π =

r

a

y

a

- w

a

x

a

Himpunan (x,y) yang melalui garis A menunjukkan keuntungan yang normal (π) ditunjukkan oleh garis CD. Tujuan dari Bank A adalah untuk mencapai garis isoprofit tertinggi sejajar dengan garis CD yang dapat dicapai pada setiap titik atau di bawah kurva OQ. Garis isoprofit tertinggi diraih saat berada di titik B yang bersinggungan dengan garis isoprofit EF dengan pendekatan produksi. Sementara itu sample lain yaitu Bank B dengan klasifikasi variabel input dan

27

Kumar, Sunil. Off-Balance Sheet Activities and Profit Efficiency of Indian Banks: An Empirical Investigation , A paper submitted for presentation in the 13th Annual Conference on Money and Finance in the Indian Economy, 25-26th February 2011, (Mumbai : Indira Gandhi Institute of Development Research, 2010).h.10.

(51)

34

output yang sama, Bank B akan meraih keuntungan normal (π*) saat berada di garis EF. Bank A akan mencapai keuntungan maksimum seperti yang diproyeksikan pada isoprofit kurva EF (A*), ketika keuntungan maksimum bank B sama yaitu

π=

q

a

y

a

- w

a

x

a

= q

b

y

b

- w

b

x

b

Dengan demikian, efisiensi keuntungan bagi Bank A akan diberikan oleh rasio sebenarnya untuk keuntungan maksimal yaitu efisiensi keuntungan Bank A (PEA) = π/π*.

Dalam literatur kontemporer mengenai efisiensi perbankan, terdapat dua pendekatan dalam profit efficiency didasarkan apakah ada atau tidak adanya kekuatan pasar (market power) yaitu standard profit function dan alternative profit function.

Standard profit efficiency mengukur seberapa dekat bank untuk memproduksi keuntungan maksimum yang mungkin diberikan harga input dan harga output serta variabel lainnya pada tingkat tertentu. Ini dapat diinterpretasikan variabel laba memungkinkan untuk mempertimbangkan pendapatan yang dapat diperoleh dengan memvariasikan output serta input. Harga output diambil sebagai variabel eksogen, memungkinkan untuk inefisiensi dalam pilihan output dari fungsi keuntungan28.

Standard profit efficiency dikaitkan dengan suatu kondisi pasar persaingan sempurna dimana harga input dan harga output ditentukan oleh pasar. Dengan

28

Berger, Allen & Loretta, Mester. Inside the Black Box: What Explains Differences in the Efficiencies of Financial Institutions , Journal of Banking and Finance, Wharton Financial Institution Centre (1997) :hal.8.

*

(52)

35

kata lain, tidak ada satupun bank yang dapat menentukkan harga input (p) maupun harga output (w) sehingga bank bertindak sebagai price-taking agent. Mengingat vektor harga input dan output (p) dan(w), bank memaksimalkan keuntungan dengan menyesuaikan jumlah input dan output. Dengan demikian, fungsi keuntungan dapat dinyatakan sebagai :

π=π (w, p,v,u)

fungsi standard profit efficiency dalam natural logaritma dinyatakan sebagai berikut :

In O = f (w,p) + In u + In v

Standard profit efficiency sebagai rasio dari keuntungan sebenarnya dapat memprediksi keuntungan maksimal yang bisa diperoleh jika bank adalah efisien sebagai bank terbaik dalam sampel (best practice banks), setelah dikurangi kesalahan acak, atau proporsi keuntungan maksimal yang benar-benar diterima. Maka dari itu fungsi standart profit efficiency dapat dipresentasikan sebagai berikut :

{ exp [ f ( wb, pb, zb, vb) ] x exp [ In uxb ] } - O Std EFFb = =

max

{ exp [ f ( wb, pb, zb, vb) ] x exp [ In uxmax] - O

Selain dengan pendekatan standard profit efficiency, pengukuran efisiensi juga dapat dilakukan dengan pendekatan alternative profit function. Pendekatan

alternative profit function adalah Sebuah perkembangan baru yang menarik dalam analisis efisiensi yang dikembangkan oleh humprey dan pulley (1997). Konsep

(53)

36

pendekatan ini memiliki tujuan yang sama dengan konsep standard profit function

yaitu memaksimalkan keuntungan. Dalam dunia bisnis, konsep alternative profit function dianggap sebagai konsep minimalisasi biaya29.

Pada standard profit function yang ditentukan dalam hal harga input dan harga output, sedangkan pada alternative profit function yang ditentukan dalam hal harga input dan jumlah output30. Konsep alternative profit function, merupakan konsep yang membantu ketika beberapa asumsi yang mendasari efisiensi biaya dan efisiensi keuntungan standar tidak terpenuhi. Efisiensi di sini diukur dengan seberapa dekat bank mencapai keuntungan maksimal berdasarkan tingkat produksinya daripada harga outputnya.

Alternative profit function mempekerjakan variabel dependen sama dengan fungsi keuntungan standar dan variabel eksogen yang sama sebagai fungsi biaya. Sehingga inefisiensi bukan menghitung penyimpangan dari output yang optimal, seperti dalam standard profit function. Variabel output tetap konstan seperti dalam fungsi biaya, sementara harga output bebas untuk bervariasi dan mempengaruhi keuntungan.

alternative profit function dalam bentuk log dipresentasikan sebagai berikut :

In O = f (w,p) + In

u

a + In € a

Seperti hal standard profit function, alternative profit function adalah rasio diprediksi keuntungan sebenarnya untuk keuntungan maksimum diperkirakan

29

Berger, Allen & Loretta, Mester. What Explains the Dramatic Changes in Cost and Profit Performance of the U.S. Banking Industry , Journal of Banking and Finance, Wharton Financial Institution Centre (1999) : h.18.

30 Hassan, Ka ir. The X-Efficiency in Islamic Banks ,

(54)

37

untuk sebuah bank praktek terbaik (best practice banks), maka fungsi logaritma sebagai berikut :

a { exp [ f ( wb, pb, zb, vb) ] x exp [ In ua b] } - O alt EFF b =

a max { exp [ f ( wb, pb, zb, vb) ] x exp [ In ua max] - O.

Pendekatan standard profit efficiency akan tepat mengukur seberapa baik perusahaan telah memproduksi output dengan menggunakan input terbatas dengan perusahaan dengan praktek terbaik (best practice banks). Akan tetapi, Berger dan Mester (1997) menyatakan bahwa pendekatan alternative profit function memiliki keunggulan tersendiri yaitu dapat memberikan informasi yang berguna ketika satu atau lebih dalam kondisi berikut :

a. Ada perbedaan substansial yang terukur dalam kualitas layanan perbankan.

b. Output tidak sepenuhnya variabel, sehingga bank tidak dapat mencapai setiap skala output dan produk.

c. Pasar output tidak sempurna kompetitif, sehingga bank memiliki beberapa kekuatan pasar selama harga yang mereka tetapkan.

d. Harga output tidak diukur secara akurat, sehingga mereka tidak memberikan panduan akurat untuk memperoleh pendapatan dan keuntungan dalam fungsi keuntungan standar

Gambar

Gambar 1 : pengukuran technical efficiency
Tabel 5 :  Kategori dan jenis bank yang diteliti
Grafik 1 : pergerakan nilai  efisiensi masing-masing bank selama 2007 -2012 (%)
Gambar 4  : Uji Normalitas Bank Mandiri
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian berdasarkan hasil kuesioner dan hasil wawancara tersebut di atas, dapatlah dipahami bahwa guru Madrasah Aliyah Al-Hidayah Kota Makassar pada umumnya dalam

Pada penelitian ini variabel sarana prasarana (X 1 ) dan implementasi standar proses (X 2 ) sebagai variabel bebas yang akan dikaji hubungannya dengan mutu hasil

[r]

Tujuan dari kampanye ILM Sikantun (Sikap Kata Santun) adalah mengajak anak untuk membudayakan berperilaku dan berkata santun pada lingkungan sekitar serta

Oleh karena itu, sering kali terdapat makna yang dituangkan dalam ragam tersebut, misalnya dalam motif tumbuhan yang terbentuk dari alam, seperti flora yang salah satu motif

Dari hasil Uji t yang dilakukan untuk melihat perbedaan persepsi antara petani di kabupaten Jombang dan peta- ni di Kabupaten Deli Serdang diperoleh nilai t

Melalui e-learning tidak hanya memudahkan siswa untuk dapat belajar secara mandiri kapanpun dan dimanapun namun memudahkan dosen dalam melakukan kegiatan monitoring

Viskositas merupakan ukuran kekentalan zat cair. Nilai viskositas mutlak dibutuhkan dalam penentuan sifat fisik cairan. Secara konvensional, nilai viskositas dapat