PENGARUH KEBIJAKAN PENDANAAN,
RISK BASED
CAPITAL
DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP NILAI
PERUSAHAAN ASURANSI DENGAN
LABA PERUSAHAAN SEBAGAI
VARIABEL MODERATING
TESIS
Oleh :
TENG SAUH HWEE 127017018/Akt
MAGISTER AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2015
PENGARUH KEBIJAKAN PENDANAAN,
RISK BASED
CAPITAL
LABA PERUSAHAAN SEBAGAI
VARIABEL MODERATING
TESIS
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains dalam Program Studi Magister Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara
OLEH :
TENG SAUH HWEE 127017018/Akt
MAGISTER AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Judul Penelitian : PENGARUH KEBIJAKAN PENDANAAN, RISK BASED CAPITAL DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN ASURANSI DENGAN LABA PERUSAHAAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING Nama Mahasiswa : TENG SAUH HWEE
Nomor Pokok : 127017018 Program Studi : Akuntansi
Menyetujui Komisi Pembimbing,
Tanggal Lulus : 2 Februari 2015
Telah Diuji Pada
Tanggal : 2 Februari 2015
(Dr. Ir. Tavi Supriana, M.Si) (Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si,Ak) Ketua Anggota
Ketua Program Studi
(Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA)
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
PANITIA PENGUJI TESIS :
Ketua : Dr. Ir. Tavi Supriana, M.Si
Anggota : 1. Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si,Ak
2. Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA 3. Prof. Dr. Ramli, MS
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
senantiasa memberikan berkah, nikmat dan kemudahanNya, kepada penulis sehingga
mampu menyelesaikan tesis yang berjudul “Pengaruh Kebijakan Pendanaan, Risk Based Capital dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan Asuransi
dengan Laba Perusahaan sebagai Variabel Moderating.”
Selama proses penyusunan tesis ini, penulis telah banyak mendapatkan
bimbingan, pengarahan, bantuan, dukungan serta doa dari berbagai pihak. Maka pada
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada pihak pihak yang telah
banyak memberikan bantuan, terutama kepada :
1. Bapak Prof.Dr.dr. Syahril Pasaribu, DTM & H,M.Sc (CTM), Sp.A (K) selaku
Rektor Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Prof.Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA selaku Ketua Program Studi
Magister Ilmu Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara,
selaku dosen pembanding yang telah memberikan kritikan, saran dan masukan
kepada penulis dalam penyempurnaan tesis ini.
4. Ibu Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak.CA selaku sekretaris Program Studi
Magister Ilmu Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara
sekaligus dosen pembanding yang telah memberikan kritikan, saran dan masukan
kepada penulis dalam penyempurnaan tesis ini.
5. Ibu Dr.Ir. Tavi Supriana, M.Si, dosen pembimbing pertama yang telah banyak
memberikan motivasi, bimbingan serta perhatiannya dengan ketulusan dan penuh
6. Bapak Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si,Ak, selaku dosen pembimbing kedua yang
telah banyak memberikan motivasi, bimbingan serta perhatiannya dengan ketulusan
dan penuh kesabaran sehingga penulis mampu menyelesaikan tesis ini.
7. Bapak Prof. Dr. Ramli,MS, selaku dosen pembanding yang telah memberikan
kritikan, saran dan masukan kepada penulis dalam penyempurnaan tesis ini.
8. Seluruh Dosen dan Staf pada Program Magister Ilmu Akuntansi Universitas
Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu pengetahuan, dukungan dan perhatian
kepada penulis selama mengikuti perkuliahan.
9. Teristimewa untuk suami, adik dan putra-putri yang sangat penulis cintai
Terimakasih untuk semua kasih sayang, do’a, pengorbanan dan dukungan yang
sangat berarti. Semoga penulis dapat memberikan yang terbaik untuk kehidupan
ini.
10.Rekan-rekan seperjuangan di Program Magister Akuntansi USU angkatan 2012
khususnya Arthur Simanjuntak, Mahmuddin, Junarso Lie, Dede Setiawati,
Munawarah, Aslan Anwar Daulay, Imelda Novita, Wenny Anggresia Ginting,
Melina dan lain-lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah
mendukung dan memberikan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan
pendidikan ini.
Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari kata sempurna karena
keterbatasan kemampuan penulis, karenanya penulis mengharapkan saran dan kritik
yang bersifat membangun dari pembaca. Akhir kata, penulis berharap agar penelitian
ini bermanfaat bagi para pembaca.
Medan, Januari 2015 Penulis,
PERNYATAAN Judul Tesis
PENGARUH KEBIJAKAN PENDANAAN, RISK BASED CAPITAL, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN ASURANSI
DENGAN LABA PERUSAHAAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING
Dengan ini peneliti menyatakan bahwa tesis ini disusun sebagai syarat untuk
memperoleh gelar Magister Sains dalam Program Studi Magister Akuntansi pada
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara adalah benar hasil karya
peneliti sendiri. Pengutipan-pengutipan yang dilakukan peneliti telah peneliti
cantumkan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan
ilmiah.
Apabila dikemudian hari ternyata ditemukan seluruh atau sebagian tesis ini
bukan hasil karya peneliti sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu,
peneliti bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang penulis sandang dan
sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Medan, 02 Februari 2015 Yang membuat pernyataan,
RIWAYAT HIDUP
1. Nama : Teng Sauh Hwee
2. Tempat/Tgl Lahir : Medan, 26 Agustus 1966
3. Alamat : Jl Tilak No. 127-D Medan
4. No. Telepon : 085270123519
5. Agama : Buddha
6. Jenis Kelamin : Perempuan
7. Orang Tua : 1. Alm. Lim Chien Yean
2. Alm. Teng Siaw Mei
8. Pendidikan :
1. SD Jend. Sudirman Medan, Lulus Tahun 1977
2. SMP Jend. Sudirman Medan, Lulus Tahun 1981
3. SMA Jend. Sudirman Medan, Lulus Tahun 1984
PENGARUH KEBIJAKAN PENDANAAN, RISK BASED CAPITAL, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN ASURANSI
DENGAN LABA PERUSAHAAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis pengaruh kebijakan pendanaan, risk based capital, ukuran perusahaan dan laba perusahaan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari
Populasi dalam penelitian ini berjumlah 11 perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2007 – 2013. Tehnik yang digunakan adalah metode purposive sampling. Data diolah dengan menggunakan regresi liniear berganda. Hasil penelitian membuktikan bahwa secara simultan kebijakan pendanaan,
risk based capital, ukuran perusahaan dan laba perusahaan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Secara parsial risk basedcapital, ukuran perusahaan dan laba perusahaan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, sedangkan kebijakan pendanaan berpengaruh tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Dan dari hasil uji interaksi menunjukkan bahwa laba perusahaan tidak dapat memoderasi pengaruh kebijakan pendanaan, risk based capital dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan.
THE INFLUENCE OF FINANCING POLICY, RISK BASED CAPITAL, AND COMPANY SIZE ON THE VALUE OF INSURANCE
COMPANY WITH COMPANY PROFIT AS MODERATING VARIABLE
ABSTRACT
The objective of the study was to examine and to analyze the influence of financing policy, risk based capital, company size, and company profile on the value in insurance companies listed in the Indonesia Stock Exchange. The study used secondary data. The population was 11 insurance companies listed in the Indonesia Stock Exchange in period of 2007 – 2013. The samples were taken by using purposive sampling technique. The data were processed by using multiple linear regression analysis. The result of the research showed that, simultaneously, financing policy, risk based capital, company size, and company profit had significant influence on the company value. Partially, risk based capital, company size, and company profit had significant influence on company value, while financing policy did not have any significant influence on company value. The result of interaction test showed that company profit did not moderate financing policy, risk based capital, company size on company value.
DAFTAR ISI
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka Konsep ... 25
3.2 Hipotesis Penelitian ... 28
b. Uji Parsial (Uji t) ... 38
c. Koefisien Determinasi ... 39
2. Hipotesis Kedua ... 39
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Deskriptif Data Penelitian ... 41
5.2 Pengujian Asumsi Klasik ... 42
5.2.1 Uji Normalitas ... 43
5.2.2 Uji Multikolinieritas ... 47
5.2.3 Uji Heteroskedastisitas ... 49
5.2.4 Uji Autokorelasi... 51
5.3 Pengujian Hipotesis ... 52
5.3.1 Hasil Pengujian Hipotesis Pertama ... 52
a. Uji Simultan (Uji F) ... 57
b. Uji Parsial (Uji t) ... 58
c. Koefisien Determinasi ... 62
5.3.2 Hasil Pengujian Hipotesis Kedua ... 63
5.4 Pembahasan Hasil Pengujian Hipotesis ... 69
5.4.1 Pembahasan Hipotesis Pertama ... 69
5.4.2 Pembahasan Hipotesis Kedua ... 73
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 74
6.2 Keterbatasan Penelitian ... 74
6.3 Saran ... 75
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
2.1 Review Penelitian Terdahulu ... 25
4.1 Jumlah Populasi dan Sampel ... 31
4.2 Definisi Operasional Variabel ... 33
4.3 Kriteria Uji Durbin Watson ... 36
5.1 Deskriptif Data Penelitian... 41
5.2 Uji Normalitas Data One-Sample Kolmogorov Smirnov Test ... 45
5.3 Data One-Sample Kolmogorov Smirnov Test Setelah Transform . 48 5.4 Hasil Uji Multikolonieritas Setelah Transform ... 48
5.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas Setelah Transform ... 50
5.6 Hasil Uji Autokorelasi Setelah Transform ... 51
5.7 Hasil Analisis Regresi Hipotesis Pertama ... 52
5.8 Uji Statistik F Hipotesis Pertama ... 54
5.9 Uji Statistik t Hipotesis Pertama ... 55
5.10 Koefisien Determinasi ... 56
5.11 Hasil Analisis Regresi Hipotesis Pertama Setelah Transform ... 57
5.12 Uji Statistik F Hipotesis Pertama Setelah Transform ... 59
5.13 Uji Statistik t Hipotesis Pertama Setelah Transform ... 60
5.14 Koefisien Determinasi Setelah Transform... 62
5.15 Hasil Analisis Regresi Hipotesis Kedua ... 63
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
1.1 Grafik PER Perusahaan Asuransi ... 6
3.1 Kerangka Konseptual ... 25
5.1 Normal P-P Plot ... 43
5.2 Grafik Histogram... 45
5.3 Normal P-P Plot Setelah Transform ... 45
5.4 Grafik Histogram Setelah Transform ... 47
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
1 Proses Penentuan Sampel ... 81 2 Daftar Sampel Perusahaan Asuransi Tahun 2007-2013 ... 82 3 Daftar Kebijakan pendanan (DER), RBC dan Total Aset (TA),
pada perusahaan asuransi tahun 2007-2013 ... 83 4 Daftar Laba perusahaan asuransi
Tahun 2007-2013 ... 85 5 Daftar Nilai perusahaan asuransi
PENGARUH KEBIJAKAN PENDANAAN, RISK BASED CAPITAL, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN ASURANSI
DENGAN LABA PERUSAHAAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis pengaruh kebijakan pendanaan, risk based capital, ukuran perusahaan dan laba perusahaan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari
Populasi dalam penelitian ini berjumlah 11 perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2007 – 2013. Tehnik yang digunakan adalah metode purposive sampling. Data diolah dengan menggunakan regresi liniear berganda. Hasil penelitian membuktikan bahwa secara simultan kebijakan pendanaan,
risk based capital, ukuran perusahaan dan laba perusahaan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Secara parsial risk basedcapital, ukuran perusahaan dan laba perusahaan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, sedangkan kebijakan pendanaan berpengaruh tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Dan dari hasil uji interaksi menunjukkan bahwa laba perusahaan tidak dapat memoderasi pengaruh kebijakan pendanaan, risk based capital dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan.
THE INFLUENCE OF FINANCING POLICY, RISK BASED CAPITAL, AND COMPANY SIZE ON THE VALUE OF INSURANCE
COMPANY WITH COMPANY PROFIT AS MODERATING VARIABLE
ABSTRACT
The objective of the study was to examine and to analyze the influence of financing policy, risk based capital, company size, and company profile on the value in insurance companies listed in the Indonesia Stock Exchange. The study used secondary data. The population was 11 insurance companies listed in the Indonesia Stock Exchange in period of 2007 – 2013. The samples were taken by using purposive sampling technique. The data were processed by using multiple linear regression analysis. The result of the research showed that, simultaneously, financing policy, risk based capital, company size, and company profit had significant influence on the company value. Partially, risk based capital, company size, and company profit had significant influence on company value, while financing policy did not have any significant influence on company value. The result of interaction test showed that company profit did not moderate financing policy, risk based capital, company size on company value.
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Seiring dengan perkembangan pasar modal yang demikian pesat, terutama
negara Indonesia, menyebabkan banyak orang yang bersedia menginvestasikan uangnya
di pasar modal dan perusahaan - perusahaan dapat dengan mudah memperoleh modal kerja. Pada umumnya investor menginvestasikan uang di perusahaan yang memiliki
nilai perusahaan yang dapat berkembang dengan cepat agar para investor dapat
memperoleh return yang tinggi. Sedangkan perusahaan merupakan kesatuan bisnis dengan tujuan utama untuk mencapai keuntungan. Dalam mengelola kegiatan usaha,
sebuah perusahaan akan mempercayakannya kepada manajer untuk menentukan
keputusan apa yang dilakukan berkaitan dengan peningkatan keuntungan perusahaan.
Bagi perseroan terbatas, tujuan manajemen adalah memaksimalkan kekayaan pemegang
saham, yang artinya memaksimalkan nilai perusahaan.
Suatu perusahaan akan dikatakan memiliki nilai jika mampu menghasilkan laba yang
terus menerus meningkat. Perusahaan dengan laba yang tinggi akan mudah dalam
menentukan keputusan penting yang berkaitan dengan keberlangsungan hidup
perusahaan diantaranya keputusan investasi, keputusan pendanaan dan pembayaran
dividen. Investasi meningkat dapat dilihat dari meningkatnya aset perusahaan. Semakin
besar perusahaan semakin tinggi pula biaya operasionalnya sehingga dibutuhkan
kebijakan pendanaan yang tepat untuk membiayainya. Semakin tinggi pembayaran
deviden kepada para pemegang saham tentu akan menambah keyakinan tersendiri bagi
pemegang saham untuk tetap berinvestasi diperusahaan tersebut, yang pada akhirnya
akan meningkatkan harga saham perusahaan.
masalah pendanaan, kebijakan pendanaan yang tidak tepat dapat menimbulkan
penurunan nilai saham perusahaan, sehingga pihak manajemen perusahaan harus
berhati-hati dalam menetapkan kebijakan pendanaan. Penelitian terdahulu masih
menunjukkan ketidakpastian hubungan antara kebijakan pendanaan dengan nilai
perusahaan. Menurut Rizqia et. al..(2013) dalam Gayatri dan Mustanda, kebijakan pendanaan memiliki hubungan positif dengan nilai perusahaan. Sedangkan menurut
Artini dan Anik(2011) dalam Gayatri dan Mustanda, dimana kebijakan pendanaan
berpengaruh tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.
Perusahaan yang diteliti dalam penelitian ini adalah perusahaan asuransi, dan
umumnya khusus untuk perusahaan asuransi ada ketetapan dari pemerintah mengenai
rasio resiko dengan modal dari perusahaan asuransi yaitu Risk Based Capital (RBC).
Risk Based Capital (RBC) adalah merupakan rasio antara resiko yang ditanggung dengan modal dari perusahaan asuransi. RBC merupakan rasio yang ditetapkan oleh
pemerintah dan harus dipatuhi oleh perusahaan asuransi karena usaha asuransi adalah
usaha pengalihan resiko dari pihak lain sehingga perusahaan asuransi menjadi padat
resiko jika tidak dikelola dengan baik. Asuransi di ibaratkan seperti sebuah payung yang
bisa memberi perlindungan keuangan atas resiko yang mungkin terjadi dalam kehidupan
ini. Industri asuransi juga merupakan lembaga keuangan karena memiliki beberapa
fungsi yaitu menarik uang dari dan menyalurkan kepada masyarakat (Wijaya 2003
dalam Fitriani,2009).
Asuransi dalam UU No. 2 Th 1992 adalah perjanjian antara kedua belah pihak
atau lebih, dengan nama pihak penanggung mengikatkan diri kepada pihak tertanggung,
dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung
karena kerugian,kerusakan atau kehilangan keuntungan yang di harapkan atau tanggung
suatu peristiwa yang tidak pasti, atau memberikan suatu pembayaran yang didasrkan
atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.
Hasil penelitian Neny (2004) menunjukkan pentingnya pengawasan kinerja
terhadap perusahaan-perusahaan dalam industri asuransi. Alasan utama pengawasan
tersebut adalah adanya fakta bahwa seluruh nilai (value) dari janji (promise) yang di jual kepada masyarakat oleh perusahaan asuransi adalah terletak pada kondisi
perusahaan di masa yang akan datang, sehingga perlu kinerja dan peningkatan nilai
perusahaan dalam industri asuransi agar dapat memberikan rasa aman kepada
masyarakat. Nilai perusahaan merupakan persepsi atau gambaran kepercayaan investor
terhadap perusahaan, dan merupakan indikator pasar menilai perusahaan secara
keseluruhan(Nurlela dan Ishaluddin, 2008 dalam Kusumadilaga, 2010). Nilai
Perusahaan merupakan cerminan dari harga saham perusahaan, semakin tinggi harga
saham sebuah perusahaan, maka semakin tinggi Nilai Perusahaan tersebut.
Faktor lain yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan adalah ukuran
perusahaan. Ukuran perusahaan akan berpengaruh terhadap kemudahan perusahaan
dalam memperoleh pendanaan, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Penelitian
yang dilakukan oleh Rachmawati, et.al (2007) ukuran perusahaan dinyatakan berhubungan positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Namun ukuran
perusahaan mempunyai nilai negatif dan signifikan oleh Siallagan dan Mas’ud (2006).
Laba merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan
melalui semua kegiatan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal dan
jumlah karyawan. Semua perusahaan akan berusaha meningkatkan laba karena kondisi
roda perekonomian selalu mengalami perubahan sehingga akan mendorong persaingan
bisnis yang semakin kompetitif. Laba dapat dijadikan sebagai suatu alat pengendalian
budget, koordinasi, serta evaluasi hasil pelaksanaan operasional perusahaan dan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan.
Manajer harus berupaya meningkatkan laba perusahaannya dengan melakukan
ekspansi besar-besaran terhadap usahanya. Perusahaan harus tetap tumbuh agar
senantiasa dapat memberikan kemakmuran yang lebih tinggi bagi para pemilik saham.
Oleh karena itu perusahaan akan senantiasa membutuhkan dana dengan jumlah yang
sangat besar untuk mendorong meningkatnya laba di perusahaan tersebut.Kebutuhan
dana dapat berasal dari sumber internal maupun eksternal perusahaan.
Pada umumnya perusahaan lebih memilih menggunakan sumber pendanaan
ektsernalnya melalui utang. Hal ini disebabkan karena dengan menggunakan utang
maka akan timbul bunga yang berfungsi sebagai tax deductible (pengurang pajak). Sehingga laba yang diperoleh perusahaan akan tergerus akibat pengaruh bunga, dan
pajak yang dikenakan atas laba perusahaan akan menjadi lebih kecil dibandingkan
dengan menggunakan ekuitas (saham). Namun yang menjadi perhatian adalah
bagaimana manajemen mampu mengelola utang sehingga memberikan keuntungan bagi
perusahaan, sebaliknya jika penggunaan dana tidak optimal akan terjadi resiko
kebangkrutan karena perusahaan tidak mampu membayar utang-utang tersebut.
Berdasarkan studi literatur diatas, masih banyak terdapat ketidak konsistenan
hasil penelitian. Hal ini mendorong peneliti untuk menguji kembali utang sebagai salah
satu keputusan pendanaan dapat mempengaruhi pencapaian profitabilitas perusahaan.
Berdasarkan penelitian terdahulu ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi Nilai
Perusahaan, antara lain : Kebijakan Pendanaan, Kebijakan Dividen, Kebijakan
Investasi, Struktur Modal, Pertumbuhan Perusahaan, Kinerja Perusahaan dan Ukuran
Perusahaan. Perusahaan asuransi adalah lembaga keuangan non-bank yang berperan
menghimpun dana dari masyarakat melalui pengumpulan premi asuransi dan
kemungkinan timbulnya kerugian karena suatu peristiwa uang tidak pasti atau terhadap
hidup atau meninggalnya seseorang, sehingga dalam hal ini penelitian terhadap
keputusan pendanaan, ukuran perusahaan dan Risk Based Capital (RBC) terhadap dana yang terhimpun adalah sangat penting, mengingat dana tersebut adalah dana yang dapat
memberikan perlindungan kepada masyarakat pemakai jasa asuransi.
Beberapa faktor tersebut memilki pengaruh dan hubungan yang tidak konsisten
terhadap Nilai Perusahaan, seperti :
1. Kebijakan pendanaan berhubungan dengan alternatif pendanaan yang dilakukan
oleh perusahaan. Sudana (2011) menyatakan bahwa,”Kebijakan pendanaan berkaitan
dengan proses pemilihan sumber dana yang dipakai untuk membelanjai investasi
yang direncanakan dengan berbagai alternatif sumber dana yang tersedia, sehingga
diperoleh suatu kombinasi pembelanjaan yang paling efektif.” Alternatif pendanaan
yang dilakukan oleh perusahaan dapat berasal dari beberapa sumber, seperti yang
dijelaskan Keown et al.(2011) pembiayaan datang dari dua sumber utama: hutang (kewajiban-kewajiban) dan ekuitas. Hutang adalah uang yang telah dipinjam dan
harus dibayar kembali pada tanggal yang telah ditentukan.” Hal ini menjadi bahan
pertimbangan nilai perusahaan, karena dengan keputusan pendanaan yang baik dan
benar, maka akan menghasilkan nilai perusahaan yang baik.
2. Dalam Keputusan Menteri Keuangan No. 424/kmk,06/2003 tanggal 30 September
2003 tentang Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi
yang merupakan pengganti Keputusan Menteri Keuangan No. 481/KMK.017.1999.
Tujuan utama penerapan peraturan tersebut adalah dalam rangka menghadapi dan
mengantisipasi perkembangan yang terjadi dalam industri perasuransian agar dapat
diandalkan dan kompetitif dalam perekonomian nasional serta melindungi pemegang
polis agar setiap klaim yang diajukan akan selalu dapat dibayar sepanjang klaim
(RBC) yang semakin tinggi dapat diartikan bahwa kemampuan perusahaan asuransi
dalam memenuhi klaim menjadi lebih tinggi dan konsumen lebih terlindungi.
3. Ukuran perusahaan mampu mempengaruhi nilai perusahaan. Karena semakin besar
ukuran atau skala perusahaan maka akan semakin mudah pula perusahaan
memperoleh sumber pendanaan baik yang bersifat internal maupun eksternal.
Penelitian yang dilakukan oleh Rachmawati,dkk (2007) ukuran perusahaan
dinyatakan berhubungan positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Namun
ukuran perusahaan mempunyai nilai negatif dan signifikan oleh Siallagan dan
Mas’ud (2006).
4. Penelitian yang dilakukan oleh Siallagan (2009), menyatakan bahwa laba perusahan
berpengaruh secara positif terhadap nilai perusahaan, hal ini menunjukkan bahwa
pelaporan laba perusahaan dapat merefleksikan nilai perusahaan, jika perusahaan
mengalami kerugian akan dapat menurunkan nilai perusahaan.
Gambar 1,1 Grafik PER perusahaan asuransi
Terlihat perbedaan nilai perusahaan yang cukup signifikan baik antar perusahaan tersebut, maupun antar industri asuransi, seperti pada PT.Asuransi Bina Dana Arta Tbk
ratio kebijakan pendanaan (DER), ukuran perusahaan (TA), laba perusahaan (PR) pada
tahun 2008 mengalami peningkatan. Sedangkan nilai saham perusahaan (PER) dan risk based capital (RBC) mengalami penurunan dan nilai perusahaan mengalami peningkatan yang signifikan pada tahun 2013 dengan penurunan pada DER dan
peningkatan pada ukuran perusahaan, RBC perusahaan dan laba perusahaan.
PT.Asuransi Harta Aman Pratama Tbk dapat dilihat ukuran perusahaan (TA)
dan nilai perusahaan (PER) dan laba perusahaan (PR) tahun 2011 mengalami
peningkatan, akan tetapi kebijakan pendanaan (DER) dan risk based capital (RBC) mengalami penurunan dan nilai perusahaan mengalami penurunan yang signikan dari
tahun 2007 ke tahun - tahun berikutnya akan tetapi tidak diikuti dengan penurunan DER, RBC yang signifikan.
PT. Paninvest Tbk dapat di lihat bahwa ukuran perusahaan (TA), laba
perusahaan(PR) dan nilai perusahaan (PER) di tahun 2013 mengalami peningkatan,
akan tetapi debt to equity ratio (DER), risk based capital (RBC) mengalami penurunan, nilai perusahaan hanya mengalami penurunan yang relatif tidak berbeda jauh disertai
dengan penurunan DER, RBC.
Berdasarkan fenomena tersebut diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
1.2. Rumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah kebijakan pendanaan, risk based capital (RBC), ukuran perusahaan, dan laba perusahan berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap nilai perusahaan pada
perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
2. Apakah laba perusahaan dapat memoderasi hubungan antara kebijakan pendanaan,
risk based capital (RBC), ukuran perusahaan, dengan nilai perusahaan baik secara parsial maupun simultan pada perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia?
1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan:
1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh kebijakan pendanaan, risk based capital
(RBC), ukuran perusahaan, dan laba perusahaan secara simultan dan secara parsial
terhadap nilai Perusahaan pada perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
2. Untuk menguji dan menganalisis laba perusahaan dapat memoderasi hubungan
1.4. Manfaat penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut
1. Bagi emiten perusahaan asuransi, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
alat bagi perusahaan asuransi untuk meningkatkan kinerja dan nilai perusahaan
asuransi.
2. Bagi investor, hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan gambaran yang jelas
bagi masyarakat terhadap perusahaan asuransi, sehingga masyarakat dapat lebih
mengerti dan memahami dalam investasi diperusahaan asuransi.
3. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan ataupun
referensi bagi peneliti selanjutnya tentang pengaruh kebijakan pendanaan, risk based capital (RBC), dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan dengan laba perusahaan sebagai variable moderating.
4. Bagi peneliti, menambah wawasan pengetahuan tentang kebijakan pendanaan, risk based capital (RBC), dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan dengan laba perusahaan sebagai variable moderating.
1.5. Originalitas Penelitian
Penelitian ini dikembangkan dari penelitian Indri Fany Lestari, Taufeni Taufik dan
Yusralaini (2012) yang berjudul “ Pengaruh kebijakan dividen, kebijakan hutang,
keputusan investasi dan kepemilikan insider terhadap nilai perusahaan”. Peneliti dalam hal ini lebih menfokuskan penelitian terhadap perusahaan asuransi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia, mengingat sedemikian berkembangnya perusahaan asuransi di
Indonsesia sehingga masyarakat perlu lebih memahami dan mengerti dalam berinvestasi
melindungi masyarakat agar tidak dirugikan. Perbedaan penelitian ini dengan peneliti
sebelumnya adalah :
1. Jenis Perusahaan, peneliti Indri Fany Lestari, Taufeni Taufik dan Yuralaini
(2012) meneliti seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia,
sedangkan peneliti menfokuskan penelitian terhadap perusahaan asuransi yang telah
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1. Tahun penelitian, peneliti Indri Fany Lestari, Taufeni Taufik dan Yusralaini
(2012) melakukan penelitian dari tahun 2008-2011, sedangkan peneliti dalam
penelitian ini meneliti dari tahun 2007-2013.
2. Variabel independen, peneliti Indri Fany Lestari, Taufeni Taufik dan Yusralaini
(2012) menggunakan variabel kebijakan dividen, kebijakan hutang, keputusan
investasi dan kepemilikan insider, sedangkan peneliti dalam penelitian ini menggunakan variabel kebijakan pendanaan, ukuran perusahaan dan risk based capital sebagai variabel independen dan laba perusahaan sebagai variable moderating, karena kebijakan pendanaan, ukuran perusahaan dan risk based Capital
(RBC), dan laba perusahaan dalam perusahaan asuransi adalah merupakan kebijakan
yang penting mengingat perusahaan asuransi adalah perusahaan yang menghimpun
dana dan memberikan perlindungan kepada masyarakat pemegang polis sehingga
kebijakan pendanaan atas penggunaan sumber dana perlu diperhatikan, ukuran
sebuah perusahaan asuransi juga menjadi patokan bagi masyarakat untuk membeli
polis asuransi, risk based capital (RBC) merupakan peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah yang harus ditaati perusahaan asuransi. Perusahaan asuransi yang
dapat memperoleh laba dari tahun ke tahun akan memberikan nilai lebih bagi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori
2.1.1. Nilai Perusahaan
Suatu perusahaan dikatakan mempunyai nilai yang baik jika kinerja perusahaan
juga baik. Dengan kinerja yang baik akan dapat menghasilkan laba yang lebih tinggi,
dan dapat meningkatkan kemakmuran pemilik dan pemegang saham sehingga akan
dapat meningkatkan nilai perusahaan. Nilai Perusahaan merupakan suatu variabel yang
sangat penting , karena semakin tinggi nilai perusahaan semakin tinggi kemakmuran
pemegang saham (Gapens, 1996)
Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan dan sering
sekali dikaitkan dengan harga saham. Harga saham tinggi, nilai perusahaan juga tinggi.
Menurut Fama(1978) dalam Untung Wahyudi et al. Nilai perusahaan akan tercermin
dari harga sahamnnya. Harga pasar dari saham perusahaan yang terbentuk antara
pembeli dan penjual disaat terjadi transaksi disebut nilai pasar perusahaan karena harga
pasar saham dianggap cerminan dari nilai perusahaan sesungguhnya. Nilai saham yang
di bentuk dari indikator nilai pasar saham sangat dipengaruhi oleh peluang-peluang
investasi. Bagi perusahaan yang telah mempunyai saham (go public), nilai perusahaan dapat dinilai dari nilai sahamnya. Jogiyanto (2010) menjelaskan bahwa “Terdapat
beberapa nilai yang berhubungan dengan saham, yaitu nilai buku (book value), nilai pasar (market value), dan nilai intrinsik (intrinsic value).”
Menurut Husnan (2006) Pengertian Nilai perusahaan adalah sebagai berikut :
“Nilai Perusahaan merupakan nilai yang di butuhkan investor untuk mengambil
barSaham
Penilaian prestasi suatu perusahaan dapat dilihat dari kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan laba. Laba perusahaan selain merupakan indikator kemampuan
perusahaan memenuhi kewajiban bagi para penyandang dananya juga merupakan
elemen dalam penciptaan nilai perusahaan yang menunjukkan prospek perusahaan di
masa yang akan datang.
perusahaan di antaranya yang di lakukan oleh Ulupui (2007), Makaryawati (2002),
Carlson dan Bathala (1997). Teori yang mendasari penelitian-penelitian tersebut adalah
semakin tinggi kinerja keuangan yang biasanya di proksikan dengan rasio keuangan,
maka semakin tinggi pula nilai perusahaan. Melalui rasio-rasio keuangan tersebut dapat
di lihat seberapa berhasilnya manajemen perusahaan mengelola aset dan modal yang
dimiliknya untuk memaksimalkan nilai perusahaan.
Pengukuran terhadap nilai perusahaan diantaranya adalah :
1. Price Earning Ratio (PER) yaitu rasio yang mengukur seberapa besar perbandingan antara harga saham perusahaan dengan keuntungan yang
diperoleh para pemegang saham. Mohammad Usman, (2001) dalam Malla
Bahagia, (2008). Rumus yang digunakan adalah :
PER
Faktor-faktor yang mempengaruhi PER adalah :
* Tingkat pertumbuhan laba
* Dividend Payout Ratio
* Tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh pemodal.
Menurut Basuki Yusuf, (2005 dalam Malla Bahagia, 2008), hubungan factor - faktor
tersebut terhadap PER dapat dijelaskan sebagai berikut : Semakin tinggi Pertumbuhan
laba semakin tinggi PER nya, dengan kata lain hubungan antara pertumbuhan laba
dengan PER nya bersifat positif. Hal ini dikarenakan bahwa prospek perusahaan dimasa
yang akan datang dilihat dari pertumbuhan laba, dengan laba perusahaan yang tinggi
menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengelola biaya yang dikeluarkan secara
efisien. Laba bersih yang tinggi menunjukkan earning per share yang tinggi yang berarti perusahaan mempunyai tingkat profitabilitas yang baik, dengan tingkat
profitabilitas yang tinggi dapat meningkatkan kepercayaan pemodal untuk berinvestasi
pada perusahaan tersebut, sehingga saham-saham dari perusahaan yang memiliki tingkat
profitabilitas dan pertumbuhan laba yang tinggi akan memiliki PER yang tinggi pula,
karena saham-saham akan lebih diminati di bursa sehingga kecenderungan harganya
meningkat lebih besar. Semakin tinggi required rate of return (r) semakin rendah PER, r merupakan tingkat keuntungan yang dianggap layak bagi investasi saham, atau disebut
juga investasi tersebut ternyata lebih kecil dari tingkat keuntungan yang disyaratkan,
berarti hal ini menunjukkan investasi tersebut kurang menarik, sehingga dapat
menyebabkan turunnya harga saham tersebut dan sebaliknya. Dengan begitu r memiliki
hubungan yang negatif dengan PER, semakin tinggi tingkat keuntungan yang
diisyaratkan semakin rendah nilai PER nya. PER adalah fungsi dari perubahan
kemampuan laba yang diharapkan di masa yang akan datang. Semakin besar PER, maka
semakin besar pula kemungkinan perusahaan untuk tumbuh sehingga dapat
aSaham
Rasio ini mengukur nilai yang diberikan pasar keuangan kepada manajemen
danorganisasi perusahaan sebagai sebuah perusahaan yang terus tumbuh (Brigham,
1996)., yang diproksikan dengan :
PBV
Menurut Aris (2006) Tujuan Utama Perusahaan adalah sebagai berikut : “Tujuan
Perusahaan adalah untuk meningkatkan Nilai Perusahaan melalui peningkatan
kemakmuran pemilik atau para pemegang saham.”
Dalam penelitian ini, nilai perusahaan dipandang dari sudut pandang investor, dimana
investor akan menilai suatu perusahaan dengan melihat pada harga saham atau harga
pasar (market price) perusahaan tersebut. Hal ini diperkuat dengan pendapat Sudana (2011) yang menyatakan bahwa “bagi perusahaan yang sudah go public, memaksimalkan nilai pasar perusahaan sama dengan memaksimalkan harga pasar
saham”. Nilai perusahaan dalam penelitian ini diwakili oleh variabel PER (Price Earning Ratio).
2.1.2. Kebijakan Pendanaan
Setiap emiten akan berusaha untuk memaksimumkan nilai perusahaan agar dapat
memakmurkan investornya. cara yang diterapkan adalah dengan menetapkan berbagai
kebijakan, kebijakan perusahaan adalah merupakan keputusan - keputusan ataupun pilihan - pilihan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Menurut Moeljadi (2006) “Agar tujuan perusahaan untuk memaksimalkan kekayaan pemegang saham
dapat tercapai, maka perlu diambil berbagai kebijakan (financial decision) yang relevan dan mempunyai pengaruh bagi peningkatan nilai perusahaan. Kebijakan-kebijakan
(1)Kebijakan investasi (investment decision);
(2) Kebijakan pendanaan (financing decision); dan
(3) Kebijakan dividen (dividend decision)”.
Pengambilan keputusan atau kebijakan dalam perusahaan merupakan salah satu
tugas dari manajer keuangan perusahaan. Menurut Hanafi (2008), “ Tugas manajer
keuangan adalah mengambil keputusan investasi, pendanaan, dan likuiditas dengan
tujuan memaksimumkan kemakmuran pemegang saham (nilai saham)”. Jadi, keputusan
pendanaan termasuk faktor penting bagi manajer perusahaan dalam memaksimumkan
nilai perusahaan. Keputusan pendanaan berhubungan dengan alternatif pendanaan yang
dilakukan oleh perusahaan. Sudana (2011) menyatakan bahwa, “Keputusan pendanaan
berkaitan dengan proses pemilihan sumber dana yang dipakai untuk membelanjai
investasi yang direncanakan dengan berbagai alternatif sumber dana yang tersedia,
sehingga diperoleh suatu kombinasi pembelanjaan yang paling efektif.” Alternatif
pendanaan yang dilakukan oleh perusahaan dapat berasal dari beberapa sumber, seperti
yang dijelaskan oleh Keown et al. (2011) “Pembiayaan datang dari dua sumber utama : hutang (kewajiban - kewajiban) dan ekuitas. Hutang adalah uang yang telah dipinjam
dan harus dibayar kembali pada tanggal yang telah ditentukan. Ekuitas, disisi lain,
menunjukkan investasi pemegang saham dalam perusahaan.” Hal ini yang menjadi
bahan pertimbangan nilai perusahaan, karena dengan keputusan pendanaan yang baik
dan benar, maka akan menghasilkan nilai perusahaan yang baik.
“Keputusan pendanaan adalah keputusan keuangan tentang asal dana untuk
membeli aktiva. Ada dua macam sumber dana :
1. Dana pinjaman, seperti utang bank dan obligasi.
Dana pinjaman dan saham, merupakan sumber dana yang berasal dari luar
perusahaan, sedangkan laba ditahan merupakan sumber dana yang berasal dari dalam
perusahaan.” (Sudana, 2011) Menurut Modigliani dan Miller (1963) dalam Haruman
(2007) menyatakan bahwa pendanaan dapat meningkatkan nilai perusahaan.Apabila
pendanaan didanai melalui hutang, peningkatan tersebut terjadi akibat dari efek tax deductible. Artinya, perusahaan yang memiliki hutang akan membayar bunga pinjaman yang dapat mengurangi penghasilan kena pajak, yang dapat memberi manfaat bagi
pemegang saham. Selain iru, penggunaan dana eksternal akan menambah pendapatan
perusahaan yang nantinya akan digunakan untuk kegiatan investasi yang
menguntungkan bagi perusahaan, sehingga akan meningkatkan nilai perusahaan.
Menurut Myers dalam Kartika (2009) perusahaan lebih menyukai penggunaan
pendanaan dari modal internal, yaitu dana yang berasal dari aliran kas dan laba ditahan.
as TotalEkuit
g TotalHutan
=
Dana internal lebih disukai karena memungkinkan perusahaan untuk tidak
memperoleh sorotan dari publik akibat penerbitan saham baru (Kartika, 2009).Dana
eksternal lebih disukai dalam bentuk hutang daripada modal sendiri karena dua alasan
yaitu pertimbangan biaya emisi, dimana biaya emisi obligasi lebih murah dibandingkan
biaya emisi saham baru. Hal ini disebabkan karena penerbitan saham baru akan
menurunkan harga saham lama. Alasan kedua adalah adanya kekhawatiran manajer
bahwa penerbitan saham baru dapat ditafsirkan sebagai kabar buruk oleh pemodal.
Pemilihan sumber pendanaan yang telah dilakukan oleh manajer keuangan perusahaan,
baik menggunakan utang ataupun menggunakan modal sendiri akan tercermin dalam
kolom neraca keuangan. “Hasil dari keputusan pembelanjaan tampak pada neraca sisi
pasiva, yaitu berupa utang lancar, utang jangka panjang, dan modal” (Sudana, 2011).
Berdasarkan penjelasan diatas, maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan
variabel Debt to Equity Ratio (DER) untuk menilai keputusan atau kebijakan pendanaan yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2007 – 2013.
Kebijakan pendanaan didefinisikan sebagai keputusan yang menyangkut
komposisi pendanaan yang dipilih oleh perusahaan (Hasnawati,2005). Kebijakan
pedanaan dalam penelitian ini diproksi,
Debt to equity ratio (DER). Rasio ini menunjukkan perbandingan antara pembiayaan dan pendanaan melalui hutang dengan pendanaan melalui ekuitas (Brigham dan
Houston, 2011).
DER
menjelaskan bahwa debt to equity ratio adalah “ Rasio yang menggambarkan perbandingan utang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan
kemampuan modal sendiri tersebut untuk memenuhi seluruh kewajibannya.”
Menurut Robert Ang (1997) DER dapat digunakan untuk melihat struktur modal
suatu perusahaan karena DER yang tinggi menandakan struktur permodalan usaha yang
lebih banyak memanfaatkan hutang-hutang terhadap ekuitas. Semakin tinggi DER
mencerminkan resiko perusahan relatif tinggi karena perusahaan dalam operasi relatif
tergantung pada hutang dan perusahaan memiliki kewajiban untuk membayar bunga
hutang sehinnga investor cenderung menghindari saham-saham yang memiliki nilai
DER yang tinggi.
2.1.3. Risk Based Capital (RBC)
RBC adalah rasio antara Modal berbanding Resiko. Resiko yang dimaksud adalah
klaim yang diajukan oleh seluruh nasabah. Menurut Keputusan Menteri Keuangan No.
424/KMK.06/2003 tentang Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan
Reasuransi, dalam pasal 2, menyatakan:
(1)Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi setiap saat wajib memenuhi
tingkat solvabilitas paling sedikit 120% (seratus dua puluh perseratus) dari resiko kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat dari deviasi dalam pe- ngelolaan kekayaan dan kewajiban.
(2)Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi yang tidak memenuhi keten-
tuan tingkat solvabilitas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), namun memi- ki tingkat solvabilitas paling sedikit 100% (seratus perseratus), diberikan kesempatan melakukan penyesuaian dalam jangka waktu tertentu untuk meme- nuhi ketentuan tingkat solvabilitas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).
Kepmenkeu menyatakan bahwa solvabilitas atau RBC sebuah perusahaan asuransi
adalah minimal sebesar 120%. Angka ini menunjukkan bahwa apabila 100% nasabah
20%. Dalam peraturan ini tidak ada pengecualian terhadap perhitungan perkiraan beban
klaim, apakah telah terjadi peristiwa yang menyebabkan kerugian yang ekstrim bagi
perusahaan atau tidak. Komponen dalam penentuan RBC terdiri atas komponen
perhitungan tingkat solvabilitas dan perhitungan Batas Tingkat Solvabilitas Minimum
(BTSM). Tingkat solvabilitas adalah melihat pada risiko likuiditas yang ditentukan oleh
asset dan kewajiban. Sedangkan BTSM mempertimbangkan risiko klaim, yaitu klaim
yang sudah terjadi dan klaim masa depan. Dengan perhitungan atau formula yang sama,
tentu hal ini akan mengakibatkan rendahnya RBC perusahaan yang terkena klaim yang
ekstrim dibandingkan dengan perusahaan yang tidak kena dampak.
Martin Grace (1993) mengatakan bahwa RBC dapat digunakan sebagai alat untuk
mendeteksi kebangkrutan (insolvency). Jika perusahaan asuransi memiliki rasio RBC di bawah ketentuan pemerintah, maka rasio ini menjadi signal yang tidak baik bagi
perusahaan asuransi yang bersangkutan .
Ditinjau dari segi hukum, pemerintah telah memberikan payung hukum untuk
melindungi kepentingan nasabah perusahaan asuransi dengan menetapkan Risk Based Capital (RBC). Sehingga diharapkan perusahaan asuransi memiliki kekuatan modal yang cukup dan dapat menghindarkan resiko merugikan nasabahnya dalam hal terjadi
masalah ataupun kerugian sebagai akibat dalam pengelolaan kekayaan dan kewajiban.
Oleh karena itu peneliti dalam penelitian ini menggunakan RBC sebagai salah satu
variabel independen dalam meneliti pengaruh variabel RBC terhadap Nilai Perusahaan
2.1.4. Ukuran Perusahaan
Menurut (Ferry dan Jones, 1979 dalam Panjaitan: 2004), ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat di klasifikasikan besar kecilnya perusahaan menurut
berbagai cara, antara lain :
1.Total aktiva
2.Penjualan
3.Log size
4.Nilai pasar saham
5.Kapitalisasi pasar
6.Dan lain-lain yang semuanya berkorelasi tinggi .
Menurut Sawir (2001) ukuran perusahaan dinyatakan sebagai determinan dari
struktur keuangan dalam hampir setiap studi untuk alasan yang berbeda. Pertama,
ukuran perusahaan dapat menentukan tingkat kemudahan perusahaan memperoleh dana
dari pasar modal. Perusahaan kecil umumnya kekurangan akses ke pasar modal. Kedua,
ukuran perusahaan menentukan kekuatan tawar-menawar dalam kontrak keuangan.
Perusahaan besar biasanya dapat memilih pendanaan dari berbagai bentuk hutang.
Semakin besar jumlah uang yang digunakan, semakin besar kemungkinan pembuatan
kontrak. Ketiga, ada kemungkinan pengaruh skala dalam biaya dan return membuat perusahaan yang lebih besar dapat memperoleh lebih banyak laba .
Untuk melakukan pengukuran terhadap ukuran perusahaan Prasetyantoko (2008) mengemukakan bahwa: “Aset total dapat menggambarkan ukuran perusahaan, semakin
besar aset biasanya perusahaan tersebut semakin besar.” Selanjutnya, Yogiyanto (2010)
menyatakan bahwa :“Ukuran aktiva digunakan untuk mengukur besarnya perusahaan,
ukuran aktiva tersebut diukur sebagai logaritma dari total aktiva”. Sementara itu, untuk
biasanya bernilai sangat besar dibandingkan dengan variabel keuangan lainnya, untuk
itu variabel asset diperhalus menjadi log asset atau ln asset.”Berdasarkan uraian di atas, maka untuk menentukan ukuran perusahaan digunakan ukuran aktiva. Ukuran aktiva
tesebut diukur sebagai logaritma dari total aktiva. Logaritma digunakan untuk
memperhalus asset karena nilai dari asset tersebut yang sangat besar dibanding variabel keuangan lainnya.
Penentuan ukuran perusahaan dalam penelitian ini berdasarkan kepada Log Total
Aset Perusahaan. Total aktiva dipilih sebagai proksi ukuran perusahaan, dengan
mempertimbangkan bahwa nilai aktiva relatif lebih stabil dibandingkan dengan nilai
market capitalized dan penjualan (Wuryatiningsih, 2002 dalam Sudarmadji, 2007). Semakin besar aktiva suatu perusahaan, maka akan semakin besar pula modal yang
ditanam, semakin besar total penjualan suatu perusahaan maka akan semakin banyak
juga perputaran uang dan semakin besar kapitalisasi pasar maka semakin besar pula
perusahaan di kenal oleh masyarakat (Hilmi dan Ali, 2008).
2.1.5. Laba perusahaan ( PR )
Menurut Harahap (2007) laba merupakan angka yang penting dalam laporan
keuangan karena berbagai alasan antara lain laba merupakan dasar dalam perhitungan
pajak, pedoman dalam menentukan kebijakan investasi dan pengambilan keputusan,
dasar dalam peramalan laba maupun kejadian ekonomi perusahaan lainnya di masa
yang akan datang, dasar dalam perhitungan dan penilaian efisiensi dalam menjalankan
perusahaan, serta sebagai dasar dalam penilaian prestasi atau kinerja perusahaan.
Chariri dan Ghozali (2007) menyebutkan bahwa laba memiliki beberapa
karakteristik antara lain sebagai berikut:
a) Laba didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi.
b) Laba didasarkan pada postulat periodisasi, artinya merupakan prestasi
c) Laba didasarkan pada prinsip pendapatan yang memerlukan pemahaman khusus
tentang definisi, pengukuran dan pengakuan pendapatan.
d) Laba memerlukan pengukuran tentang biaya dalam bentuk biaya historis yang
dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan pendapatan tertentu.
e) Laba didasarkan pada prinsip penandingan (matching) antara pendapatan dan biaya yang relevan dan berkaitan dengan pendapatan tersebut.
Perbandingan yang tepat atas pendapatan dan biaya tergambar dalam laporan
laba rugi. Penyajian laba melalui laporan tersebut merupakan fokus kinerja perusahaan
yang penting. Kinerja perusahaan merupakan hasil dari serangkaian proses dengan
mengorbankan berbagai sumber daya. Adapun salah satu parameter penilaian kinerja
perusahaan tersebut adalah laba. Laba atau keuntungan dapat didefinisikan dengan dua
cara, dari segi ilmu ekonomi, laba adalah peningkatan kekayaan seorang investor atas
hasil penanam modalnya setelah dikurangi biaya-biaya yang berhubungan dengan
penanaman modal tersebut, sedangkan dari segi ilmu akuntansi didefinisikan sebagai
selisih antara hasil penjualan dengan biaya produksi. Dalam hal ini, peneliti
memproksikan pengukuran laba dari segi ilmu akuntansi dengan konsep laba yang
diikuti perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2.2. Review Peneliti Terdahulu
Sebagai bahan rujukan dalam melakukan penelitian ini, beberapa hasil dari
penelitian terdahulu perlu dikemukakan. Hasil penelitian terdahulu adalah sebagai
berikut.
Penelitian Lestari, et.al. (2012) dengan judul Pengaruh Kebijakan Dividen,
Kebijakan HUtang, Keputusan Investasi dan Kepemilikan Insider terhadap Nilai
perusahaan (2008-2011). Penelitian ini dilakukan terhadap 41 perusahaan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia menunjukkan bahwa Kebijakan Dividen tidak berpengaruh
terhadap nilai perusahaan, sedangkan kebijakan hutang, keputusan insider berpengauh
terhadap nilai perusahaan.
Penelitian Bambang, et.al. (2010) dengan judul Pengaruh Kebijakan Perusahaan
terhadap Nilai perusahaan dengan Kinerja Perusahaan sebagai variabel moderating
(2004-2006). Penelitian ini terhadap 116 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan kebijakan pendanaan berpengaruh
terhadap nilai perusahaan.
Penelitian Dimas, et.al. (2012) dengan judul Pengaruh Keputusan Investasi dan
Keputusan Pendanaan terhadap Nilai Perusahaan (2009-2011). Penelitian ini dilakukan
terhadap semua perusahaan sector property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh kuat dari kebijakan
pendanaan terhadap nilai perusahaan.
Penelitian Elva. (2012) dengan judul Pengaruh Kepemilikan Institusional dan
Ukuran Perusahaan terhadap kebijakan Hutang dan Nilai Perusahaan (2006-2008).
Penelitian ini dilakukan terhadap semua perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia.. Hasil penelitian menunjukkan ukuran perusahaan berpengaruh
terhadap nilai perusahaan dan tidak berpengaruh terhadap kebijakaan hutang
Penelitian Wijaya, et.al. (SNA 2010)) dengan judul Pengaruh Keputusan
Investasi, Keputusan Pendanaan, dan Kebijakan Dividen terhadap Nilai perusahaan.
Penelitian ini dilakukan terhadap 130 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.. Hasil penelitian menunjukkan keputusan investasi, keputusan
Nilaiperusahaan (PER) Y BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
3.1 Kerangka Konsep
Nilai dari sebuah perusahaan pada umumnya di pengaruhi oleh berbagai faktor
diantarnya Kebijakan kebijakan, Ukuran Perusahaan dan Kinerja dari perusahaan
tersebut, dalam hal ini peneliti menggunakan Nilai perusahaan sebagai variabel
dependen, dan meneliti apakah Kebijakan Pendanaan, Ukuran Perusahaan, Risk Based Capital (RBC) dan laba perusahaan dapat berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan ? Hubungan dan pengaruh dari Kebijakan Pendanaan, ukuran perusahaan, Risk Based Capital dan apakah Laba perusahaan dapat memoderasi hubungan terhadap Nilai perusahaan dapat di gambarkan dalam gambar 3.1 sebagai berikut:
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual
Penelitian ini merupakan suatu kajian ilmiah yang berangkat dari berbagai
konsep teori dan kajian penelitian yang mendahuluinya.
Kebijakan Pendanaan (DER) X1
Total Aset (TA) X2
Risk Based Capital (RBC) X3
Kebijakan Pendanaan adalah kebijakan yang diambil perusahaan untuk tentang
asal dana untuk berinvestasi ataupun dalam kegiatan operasional perusahaan. Dan jika
perusahaan menggunakan pendanaan dari hutang akan memiliki resiko keuangan yang
lebih tinggi karena mengalami kesulitan keuangan akibat hutang yang tinggi dan
pembayaran bunga hutang yang tinggi, sehingga akan berdampak buruk terhadap Nilai
Perusahaan. Fama dan Fench (1998) menemukan bahwa investasi yang dihasilkan dari
pendanaan melalui hutang memiliki informasi yang positif tentang perusahaan di masa
yang akan datang, dan berdampak positif terhadap nilai perusahaan. Menurut
Mardiyati, et. Al, (2012) Kebijakan hutang berpengaruh positif tetapi tidak signifikan
terhadap Nilai Perusahaan. Akan tetapi berbeda dengan pendapat Jusriani dan Shiddiq
(2013) mengatakan bahwa kebijakan hutang yang diproksikan dengan Debt to Equity Ratio (DER) diperoleh tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Nilai Perusahaan. Peneliti menggunakan rasio Kebijakan pendanaan (DER) untuk meneliti
pengaruh kebijakan pendanaan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan asuransi
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Menghasilkan laba merupakan tujuan seluruh perusahaan termasuk juga
perusahaan asuransi. Dengan dikeluarkannya penetapan Batas tingkat Solvabilitas (Risk Based Capital) yang harus dimiliki oleh perusahaan asuransi, maka akan mempengaruhi tingkat laba yang dapat dihasilkan perusahaan asuransi tersebut. Risk Based Capital
adalah modal minimum yang harus disediakan oleh setiap asuransi atau perusahaan
reasuransi untuk menutup setiap kemungkinan kegagalan pengelolaan asset dan
berbagai resiko lainnya. Dan merupakan Keputusan Menteri Keuangan No.
424/KMK.06/2004. Menurut Wulandari (2011) ada pengaruh yang signifikan dari
Ukuran Perusahaan merupakan salah satu indikator dalam mengukur kinerja
suatu perusahaan. Ukuran perusahaan yang besar dapat mencerminkan bahwa
perusahaan mempunyai komitmen yang tinggi untuk terus memperbaiki kinerjanya,
sehingga pasar akan mau membayar lebih mahal untuk mendapatkan sahamnya dengan
demikian Nilai Perusahaan akan meningkat. Sedangkan pada perusahaan kecil akan
memiliki kapitasisasi pasar yang kecil, laba yang lebih rendah sehingga nilai perusahaan
akan menjadi kecil. Menurut Agnes (2011) ukuran perusahaan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Nilai Perusahaan. Sedangkan menurut Analisa (2011), ukuran
perusahaan mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap Nilai Perusahaan. Dalam hal
ukuran perusahaan dilihat dati total aset yang dimiliki oleh perusahaan, yang dapat
dipergunakan untuk kegiatan operasi perusahaan. Jika perusahaan memiliki total aset
yang besar, pihak menajemen lebih leluasa dalam menggunakan aset yang ada di
perusahaan tersebut. Kebebasan yang dimiliki manajemen ini sebanding dengan
kekhawatiran yang dilakukan oleh pemilik atas asetnya. Jumlah aset yang besar akan
menurunkan Nilai Perusahaan jika dinilai dari sisi pemilik perusahaan. Akan tetapi jika
dilihat dari sisi manajemen, kemudahan yang dimilikinya dalam mengelola perusahaan
akan meningkatkan Nilai Perusahaan.
Laba perusahaan (PR) adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
keuntungan dan mengukur tingkat efisiensi operasional dan tingkat efisiensi dalam
menggunakan harta yang dimilikinya (Chen,2004). Profitabilitas suatu perusahaan akan
mempengaruhi kebijakan para investor atas investasi yang dilakukan. Kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba akan dapat menarik para investor untuk
berinvestasi guna memperluas usahanya, sebaliknya tingkat laba yang rendah akan
menyebabkan para investor manarik investasinya. Sedangkan bagi perusahaan sendiri,
laba dapat digunakan sebagai evaluasi atas efektivitas pengelolaan harta yang
perusahaan dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan tersebut
dalam jangka panjang. Dengan demikian setiap badan usaha akan selalu berusaha
meningkatkan laba perusahaannya, karena semakin tinggi laba yang diperoleh, maka
semakin tinggi pula nilai perusahan dimata investornya.Ang (1997) mengungkapkan
bahwa rasio profitabilitas dan rasio rentabilitas menunjukkan keberhasilan perusahaan
dalam menghasilkan keuntungan. Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba
dalam kegiatan operasinya merupakan fokus utama dalam penilaian prestasi perusahaan.
Selain merupakan indikator kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban bagi
pemilik saham, laba perusahaan juga merupakan elemen dalam menentukan nilai
perusahaan.
Menurut Martikarini (2013) ada pengaruh yang signifikan dari Laba perusahaan
terhadap nilai perusahaan. Sedangkan menurut Hermuningsih (2012) terdapat pengaruh
yang tidak langsung dari laba perusahaan (PR) terhadap nilai perusahaan.
3.2. Hipotesis Penelitian
Dari kerangka konseptual dan landasan teori yang telah dikemukakan
sebelumnya, maka hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Kebijakan pendanaan (DER), Risk Based Capital, Ukuran perusahan, Profit
berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap Nilai perusahaan (DER) pada
Perusahaan Asuransi di Bursa Efek Indonesia.
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kausal komparatif,
atau penelitian hubungan sebab akibat. Penelitian bertujuan untuk menyelidiki
kemungkinan hubungan sebab-akibat dengan cara berdasar atas pengamatan terhadap
akibat yang ada dan mencari kembali faktor yang mungkin menjadi penyebab melalui
data tertentu. Di dalam mengelompokan jenis penelitian ini, adalah termasuk sebagai
penelitian deskriptif, karena menggambarkan keadaan yang telah terjadi.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif karena penelitian ini
dilakukan dengan menekankan analisisnya pada data numerik (angka) untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh nilai perusahaan dengan kebijakan pendanaan,
ukuran perusahaan dan RBC perusahaan. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang
menggambarkan suatu fenomena dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang
berkenaan dengan masalah yang diteliti (Indrianto dan Supomo , 2002)
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini di lakukan pada perusahaan asuransi yang bertempat di Jalan
Jenderal Sudirman, Kav. 52-53 Jakarta, dimana data diperoleh dengan mendownload
laporan keuangan tahunan perusahaan asuransi melalui situs resmi.
4.3 Populasi dan Sampel
Populasi menjelaskan tentang jumlah sumber data dan darimana asal data,
sedangkan sampel menjelaskan tentang tehnik sampling yang dipakai untuk
menghasilkan jumlah sampel.
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Yang menjadi populasi dalam
penelitian ini adalah semua perusahaan asuransi yang menerbitkan laporan keuangan
tahunan (annual report) dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2007 - 2013 yang berjumlah 11 perusahaan .
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling. Umar (2007) menyatakan bahwa purposive sampling adalah pemilihan sampel berdasarkan karakteristik tertentu. Adapun kriteria pemilihan sampel dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.Perusahaan asuransi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun
2007 - 2013.
2.Perusahaan asuransi yang telah mempublikasikan laporan keuangan tahunan
yang telah diaudit secara teratur selama tahun 2007- 2013.
3.Perusahaan asuransi yang secara teratur melaporkan RBC dalam laporan
keuangan tahunannya (annual report) di Bursa Efek Indonesia (BEI) secara teratur selama 2007 - 2013.
4.Perusahaan asuransi yang menghasilkan laba selama 2007-2013.
Dari hasil kriteria diatas, perusahaan yang memenuhi kriteria untuk dijadikan
sampel adalah sebanyak 10 perusahaan, dengan masa penelitian selama 7 tahun. Hasil
Tabel 4.1.
Daftar Populasi dan Sampel Perusahaan Asuransi Tahun 2007 -2013
Kode Kriteria Sampel
No. Saham Nama Emiten 1 2 3 Sampel
1. ABDA Asuransi Bina Dana Arta Tbk √ √ √ 1
2. AHAP Asuransi Harta Aman Pratama Tbk √ √ √ 2
3. AMAG Asuransi Multi Artha Guna Tbk √ √ √ 3
4. ASBI Asuransi Bintang Tbk √ √ √ 4
5. ASDM Asuransi Dayin Mitra Tbk √ √ √ 5
6. ASMI Asuransi Mitra Maparya Tbk - - - -
7. ASJT Asuransi Jasa Tania Tbk √ √ √ 6
8. ASRM Asuransi Ramayana Tbk √ √ √ 7
9. PNIN Paninvest Tbk √ √ √ 8
10. LPGI Lippo General Insurance Tbk √ √ √ 9
11. MREI Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk √ √ √ 10
Sumber :
Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 10 perusahaan asuransi , dengan tahun
pengamatan selama 7 tahun, jadi total sampel pada penelitian ini sebanyak 10
perusahaan x 7 tahun = 70 data observasi.
4.4 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan cara mengunduh
data sekunder yang diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia
sekunder adalah data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media
peranatara. Data yang digunakan adalah data pooling dimana penyajian data dilakukan
4.5. Definisi Operasional dan pengukuran Variabel 4.5.1. Variabel Dependen
PER yang merupakan variabel dependen (Y) , yaitu merupakan perbandingan harga
perlembar saham dengan laba perlembar saham yang dimiliki perusahaan. PER
barSaham adalah rasio yang menunjukkan perbandingan antara pembiayaan dan pendanaan
melalui hutang dengan pendanaan melalui ekuitas (Brigham dan Houston, 2001),
dengan rumus pengukuran :
Total Hutang = Jumlah semua Hutang Perusahaan di Neraca sebelah Pasiva Total Ekuitas = Jumlah semua modal Perusahaan di Neraca sebelah Pasiva
Risk Based Capital (RBC), variabel Independen (X3) adalah ratio tingkat solvabilitas yang harus memenuhi ketentuan pemerintah, yakni bagi perusahaan
asuransi harus minimal diatas 120 % .
Ukuran perusahaan, variabel Independen (X2) adalah jumlah aktiva yang
dimiliki perusahaan pada periode tertentu. Ukuran Perusahan dapat dihitung dengan
menggunakan rumus : UkuranPerusahaan=TA
Laba perusahaan (PR), variabel Moderating (X4) adalah selisih penjualan
dengan total biaya , dapat diproksi dengan rumus sebagai berikut:
Laba perusahaan = Penjualan – total biaya
Secara ringkas, definisi operasional variabel tersebut diatas dapat digambarkan
melalui tabel berikut
Tabel 4.2.
Definisi Operasional Variabel
Variabel Definisi Operasional Parameter Skala ukuran
Kebijakan Komposisi hutang dengan DER TotalEkuitas
g TotalHutan
=
Rasio Pendanaan modal(DER) (X1)
Ukuran Jumlah aktiva yang dimiliki UkuranPerusahaan=TA Rasio Perusahaan perusahaan pada periode tertentu
(TA) (X2)
Risk Based Selisih antara kekayaan yang Rasio Capital (RBC) diperkenankan dengan kewajiban Batas tingkat solvabilitas Min.
(X3) yang timbul dibanding dengan
Batas tingkat Solvabilitas Minimum
Laba perusahaan Selisih penjualan dengan total Laba perusahaan = Rasio (PR) X4 biaya Penjualan – total biaya
Nilai Perbandingan harga perlembar saham PER
=
HLabaPerlemargaperlembarbarSahamSaham Rasio Perusahaan dengan laba perlembar saham4.6. Metode Analisis Data
Analisis data adalah sebuah proses yang berkaitan dengan pengujian data
dimana hasil dari pengujian tersebut digunakan sebagai bukti yang memadai untuk
menarik kesimpulan. Untuk penelitian dengan pendekatan kuantatif, maka teknik
analisis data ini berkenaan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan
pengujian hipotesis yang diajukan (Daulay, 2010).
Modal analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah model analisis
regresi linier berganda. Secara umum, analisis regresi pada dasarnya adalah sebuah
studi mengenai saling ketergantungan antara variabel dependen dengan satu atau lebih
variabel independen dengan tujuan untuk memprediksi rata-rata populasi atau nilai
variabel independen yang di ketahui (Ghozali , 2011) .
Seluruh data penelitian yang telah dikumpulkan untuk diolah, kemudian akan
dianalisis untuk memperoleh jawaban atas permasalahan yang timbul dalam penelitian
ini. Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan program SPSS.
Dalam penelitian ini digunakan metode analisis statistik deskriptif yang
memberikan gambaran atau deskriptif suatu data yang dilihat dari nilai minimum ,
maksimum , mean dan standard deviasi .
4.6.1. Pengujian Asumsi Klasik
Pengujian ini dilakukan untuk mendeteksi terpenuhinya asumsi-asumsi dalam
model regresi dan untuk mengintepretasikan data agar lebih relevan dalam
menganalisis. Uji asumsi klasik yang dilakukan adalah uji normalitas, multikolineritas,
autokorelasi, dan heteroskedastisitas.
a. Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel
independen dan variabel dependen keduanya mempunyai distribusi normal ataukah
tidak (Ghozali, 2011). Model regresi yang baik adalah model yang memiliki