• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara Status Imunologik dengan Konsumsi Makanan Jajanan Tercemar dan Status Gizi pada Populasi Remaja di Daerah Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan antara Status Imunologik dengan Konsumsi Makanan Jajanan Tercemar dan Status Gizi pada Populasi Remaja di Daerah Bogor"

Copied!
190
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

HUBUNGAN A

061K DENGAN

KQNSUMVISI

GEMAR

DAN

STATUS GlZl PADA P

DI DAERAW B060R

Qleh

DIDAH

NUR FARIDAH

F

28.0058

1996

FAKULTAS TEKXOLOGI

PERTANIAN

INSTlTUT PERTANIAN BOGOR

(3)

DIDAH NUR FARIDAH. F 28.0058. Hubungan antara Status lmunologik dengan Konsumsi Makanan Jajanan Tercemar dan Status Giii pada Populasi Remaja di

Daerah Bogor. Dibawah bimbingan Fransiska Rungkat Zakaria.

Peneliiian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat konsumsi makanan jajanan

tercemar oleh populasi remaja di daerah Bogor. status gizinya secara antropometri.

mengamati aktifias proliferasi sel limfosit dengan penarnbahan berbaga~

mitogenlantigen sehingga status imunologiknya dapat diketahui dan mengamati

hubungan antara status imunologik dengan konsumsi makanan jajanan tercernar.

Makanan jajanan yang berada di daerah Bogor telah diteliti, ternyata sebagian

besar tercemar baik oleh mikroorganisma, logam berai maupun bahan-bahan

tambahan makanan. Peningkatan konsumsi makanan tercemar berimplikasi

terhadap masuknya bahan-bahan tercemar ke dalam tubuh. Kondisi ini dapat

mempengaruhi kesehatan melalui gangguan sistem imun (kekebalan) dan dapat

diperparah oleh status gizi seseorang yang rendah.

Populasi remaja di daerah Bogor dibagi menjadi 3 kelompok berdasarkan

status sosial ekonomi dan kebiasaan mengkonsumsi makanan jajanan. Kelompok I

adalah remaja dengan status sosial ekonomi rendah dan banyak mengkonsumsi

makanan jajanan. Kelompok II adalah remaja dengan status sosial ekonomi

rendah dan kurang mengkonsumsi makanan jajanan. Kelompok Ill adalah remaja

dengan status sosial ekonomi tinggi dan kurang mengkonsumsi makanan jajanan.

Kelompok I (n=29) yang terdiri dari 11 orang laki-laki dan I 8 orang perempuan.

diwakili oleh karyawan PT Ever Shinetex. Ciluar, Bogor dan P i Jakaranatama

(Michiyo), Ciawi, Bogor. Kelompok II (n=30) yang terdiri dari 13 orang laki-laki dan

17 orang perempuan, diwakili oleh remaja Desa Petir, Darmaga. Bogor. Kelompok

111 (n=38) yang terdiri dari 17 orang laki-laki dan 21 orang perempuan, diwakili oleh

remaja SMUN 1 Bogor.

Status gizi kurang untuk kelompok I sebesar 24.5%. kelompok II dan Ill

sebesar 30.0% dan 10.8%. Status gizi baik untuk kelompok 1 (69,0%), kelompok II

(4)

kelompok 11 (6.7%) dan kelornpok 111 (54%). Status g~zi kelornpok II lebih rendah

bila dibandingkan dengan yang lainnya sedangkan kelornpok Ill paling tinggi.

Kelornpok I rnernpunyai skor cernaran tertinggi 1410,70 sedangkan

kelornpok II dan I!I sebesar 1254,12 dan 678,27. Kelornpok I dan II berbeda nyata

dengan kelornpok Ill. Dilaporkan pula bahwa pada responden yang sarna, kadar

rnalonaldehida (MDA) sebagai produk akhir reaksi radikal bebas kelornpok 1 dan II

lebih tinggi bila dibandingkan dengan kelornpok Ill.

Uji aktifitas proliferasi sel lirnfosit, sel lirnfosit diisolasi dari darah responden.

Pengarnbilan darah dilakukan setelah responden dipastikan kesehatannya secara

klinik oleh seorang dokter urnurn dan dinyatakan sehat. Sei lirnfosit (bagian dari sel

darah putih) dihitung dan dikultur sebanyak 2 x 1 0 ~ sellrn! selarna 4 hari. Pada hari

ketiga ditarnbahkan radioaktif tirnidin. Aktifitas pernbentukan DNA sesuai dengan

banyaknya inkorporasi tirnidin ke dalarn sel dan diukur dengan rnenggunakan

P-

counter yang dinyatakan dengan count per minute (cprn).

Sel lirnfosit yang telah diberi stirnulan (rnitogen) dibagi dengan kontrol untuk

rnernperoleh niiai lndeks Stirnulasi (IS). Sel-sel lirnfosit baik sel-B rnaupun sel-T

rnarnpu rnernberikan respon terhadap stimulasi dengan rnitogen.

Nilai IS dengan stirnulan PWM, Con A, LPSI, LPS2. DDTI, DDT2 dan

Rhodarnin B untuk kelornpok I berturut-turut 9,3; 13,4; 5,l; 3,4; 2,l; 1,8 dan 1.8.

Kelornpok 11 18,8; 22,3; 7,l; 3,l; 2,7; 1,9 dan 1.7. Sedangkan kelornpok 111 41,2;

43,6; 18.7; 27,5; 18,1, 17,l dan 1,3.

Berdasarkan analisa sidik ragam, stirnulan Rhodarnin B untuk ketiga

kelompok tidak rnernberikan hasil yang berbeda. Nilai IS untuk Rhodarnin B dan

DDT lebih kecil dari stimulan lainnya, tetapi nilai IS lebih besar dari satu. Hal ini

menunjukkan bahwa kedua senyawa ini tidak rneracuni sel. DDT rnasih dapat

menstimulir proliferasi sel. Hal ini rnenunjukkan adanya kernungkinan alergi karena

DDT bukan senyawa mitogen rnelainkan sebagai antigen spesifik.

Stimulan PWM. Con A, LPS dan DDT rnernberikan kecenderungan yang

sama untuk ketigakelornpok. Nilai IS kelornpok I dan II tidak berbeda nyata

(5)

Nilai IS menunjukkan kemampuan proliferasi limfosit yang secara tidak

langsung menggambarkan respon imunologik seseorang. Semakin tinggi nila~ IS

maka semakin tinggi pula respon imunologiknya. Nilai IS kelompok I paling rendah

bila dibandingkan dengan kelompok Ii dan Ill, yang berarti kapasitas proliferasinya

rendah sehingga respon imunologiknya juga rendah, sedangkan nilai IS kelompok

Ill paling tinggi yang berarti respon imunologiknya juga tinggi

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa remaja yang banyak

mengkonsumsi makanan jajanan tercemar menuwnkan respon imunoiogik. Hal ini

diduga karena rusaknya sel limfosit akibat adanya senyawa radikal bebas yang

berasal dari makanan jajanan tercemar bahan kimia. Pencemaran makanan

Sangat mempengawhi aktifitas proliferasi sel limfosit. Oleh karena itu masalah

keamanan pangan dari makanan jajanan perlu mendapat perhatian yang serius

(6)

HUBUNGAN ANTARA STATUS IMUNOLOGIK DENGAN

KONSUMSI MAKANAN JAJANAN TERCEMAR DAN

STATUS GlZl PADA POPULASI REMAJA Dl DAERAH BOGOR

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

pada Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi

Fakultas Teknologi Pertanian

Oleh

Didah Nur Faridah

F

28.0058

1996

FAKULTAS TEKNOLOGi PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(7)

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTRUT PERTANIAN BOGOR

HUBUNGAN ANTARA STATUS IMUNOLOGIK DENGAN

KONSUMSl MAKANAN JAJANAN TERCEMAR DAN

STATUS GlZl PADA POPULASI REMAJA Dl DAERAH BOGOR

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

pada Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi

Fakultas Teknologi Pertanian

Oleh

Didah Nur Faridah

F

28.0058

Dilahirkan pada tanggal 17 November 1971

di

Tasikmalaya

Tanggal lulus 2 Mei

1996
(8)

KATA PENGANTAR

Bisrnillaahirrahrnaanirrahiirn. Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT

atas rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat rnenyelesaikan penyusunan

skripsi ini dengan baik.

Pada kesernpatan ini penulis rnengucapkan terirna kasih yang sebesar-

besarnya kepada :

1. Dr. Ir. Fransiska Rungkat Zakaria, Msc sebagai Dosen Pernbirnbing yang telah

bersedia rnernberikan birnbingan dan pengarahan selarna penelitian dan

penyusunan skripsi.

2.

Dr. Ir. Sedarnawati Yasni, MAgr dan Dr. Sanjaya, MPH sebagai Dosen Penguji

atas bantuan dan bimbingannya.

3. Drh. Gozali dan staf Laboratoriurn Badan Penelitian Veteriner di Bogor.

4. Staf Laboratoriurn Penelitian dan Pengembangan Penyakit Menular: Depkes,

Jakarta dan staf Lab. NAMRU-Arnerika, Jakarta.

4. Rekan-rekan selarna penelitian (Anis, Zaenal dan Ezar) atas segala bantuan

dan kerja sarna selarna penelitian.

5. Rekan-rekan di wisrna Asy-Syifaa (Ninda, Mbak Ebi, Fitria, Satriana, Leiliy dan

lain-lain).

Penulis rnenyadari hasil penelitian ini masih belurn sernpurna. Oleh karena

itu kritik dan saran yang rnernbangun sangat diharapkan Mudah-mudahan has11

penelitian ini berrnanfaat bagi sernua pihak yang rnernerlukan.

(9)

DAFTAR IS1

Halarnan

KATAPENGANTAR . . . i

DAFTARISI

. . .

ii

DAFTARTABEL

. . .

iii

DAFTARGAMBAR

. . .

iv

DAFTARUMPIRAN

. . .

v

I

.

PENDAHULUAN

. . .

1

II

.

TINJAUAN PUSTAKA

. . .

3

A

.

Pencemaran Makanan

. . .

4

B

.

MakananJajanan

. . .

6

1

.

Sanitasi MakananJajanan

. . .

6

2

.

Pencemaran Bahan Kirnia

. . .

8

. . .

.

C Limfosit 9 D

.

Mekanisrne Detoksifikasi Senyawa Beracun

. . .

12

E

.

Mekanisrne Respon lrnunologik

. . .

13

F

.

Status Gizi Antropometri

. . .

16

G Fungsi lmun dan Pencemaran Makanan . . . 17

H

.

Aktifitas Proliferasi Sel Lirnfosit

. . .

19

Ill . BAHAN DAN METODE PENELlTlAN . . . 22

A

.

Penentuan Populasi Subyek . . . 22
(10)

E

.

Metode Penelitian

. . .

23

1

.

Kebiasaan Konsumsi Makanan Jajanan

. . .

24

2

.

Pengukuran Status Gizi Responden

. . .

25

3

.

Pengambilan Darah

. . .

25

4

.

lsolasi Set tirnfosit

. . .

25

5

.

Penentuan Mitogen dan Antigen

. . .

25

6

.

AMifitas Proliferasi Sel Lirnfosit . . . 27

7

.

Perlakuan

. . .

27

IV

.

HASIL DAN PEMBAHASAN

. . .

29

A

.

Hasil

. . .

29

1

.

Kondisi Sel Limfosit

. . .

29

2

.

Proliferasi Sel Lirnfosit Responden

. . .

32

a

.

Stirnulan Pokeweed (PWM)

. . .

33

b

.

Stimulan Concanavalin A (Con A)i

. . .

35

c

.

StirnuIan Upopolisakarida (LPS)

. . .

36

d

.

Stimulan DDT

. . .

38

e

.

Stirnutan Rhodamin B

. . .

40

3

.

Kebiasaan Konsurnsi Makanan Jajanan

. . .

41

4

.

Status Gizi Responden Secara Antropornetri

. . .

42

0.Pembahasan

. . .

42

V

.

KESIMPULAN DAN SARAN

. . .

51

. . .

A

.

Kesirnpulan 51 0

.

Saran

. . .

52
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)
(77)
(78)
(79)
(80)
(81)
(82)
(83)
(84)
(85)
(86)
(87)
(88)
(89)
(90)
(91)
(92)

HUBUNGAN A

061K DENGAN

KQNSUMVISI

GEMAR

DAN

STATUS GlZl PADA P

DI DAERAW B060R

Qleh

DIDAH

NUR FARIDAH

F

28.0058

1996

FAKULTAS TEKXOLOGI

PERTANIAN

INSTlTUT PERTANIAN BOGOR

(93)

DIDAH NUR FARIDAH. F 28.0058. Hubungan antara Status lmunologik dengan Konsumsi Makanan Jajanan Tercemar dan Status Giii pada Populasi Remaja di

Daerah Bogor. Dibawah bimbingan Fransiska Rungkat Zakaria.

Peneliiian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat konsumsi makanan jajanan

tercemar oleh populasi remaja di daerah Bogor. status gizinya secara antropometri.

mengamati aktifias proliferasi sel limfosit dengan penarnbahan berbaga~

mitogenlantigen sehingga status imunologiknya dapat diketahui dan mengamati

hubungan antara status imunologik dengan konsumsi makanan jajanan tercernar.

Makanan jajanan yang berada di daerah Bogor telah diteliti, ternyata sebagian

besar tercemar baik oleh mikroorganisma, logam berai maupun bahan-bahan

tambahan makanan. Peningkatan konsumsi makanan tercemar berimplikasi

terhadap masuknya bahan-bahan tercemar ke dalam tubuh. Kondisi ini dapat

mempengaruhi kesehatan melalui gangguan sistem imun (kekebalan) dan dapat

diperparah oleh status gizi seseorang yang rendah.

Populasi remaja di daerah Bogor dibagi menjadi 3 kelompok berdasarkan

status sosial ekonomi dan kebiasaan mengkonsumsi makanan jajanan. Kelompok I

adalah remaja dengan status sosial ekonomi rendah dan banyak mengkonsumsi

makanan jajanan. Kelompok II adalah remaja dengan status sosial ekonomi

rendah dan kurang mengkonsumsi makanan jajanan. Kelompok Ill adalah remaja

dengan status sosial ekonomi tinggi dan kurang mengkonsumsi makanan jajanan.

Kelompok I (n=29) yang terdiri dari 11 orang laki-laki dan I 8 orang perempuan.

diwakili oleh karyawan PT Ever Shinetex. Ciluar, Bogor dan P i Jakaranatama

(Michiyo), Ciawi, Bogor. Kelompok II (n=30) yang terdiri dari 13 orang laki-laki dan

17 orang perempuan, diwakili oleh remaja Desa Petir, Darmaga. Bogor. Kelompok

111 (n=38) yang terdiri dari 17 orang laki-laki dan 21 orang perempuan, diwakili oleh

remaja SMUN 1 Bogor.

Status gizi kurang untuk kelompok I sebesar 24.5%. kelompok II dan Ill

sebesar 30.0% dan 10.8%. Status gizi baik untuk kelompok 1 (69,0%), kelompok II

(94)

kelompok 11 (6.7%) dan kelornpok 111 (54%). Status g~zi kelornpok II lebih rendah

bila dibandingkan dengan yang lainnya sedangkan kelornpok Ill paling tinggi.

Kelornpok I rnernpunyai skor cernaran tertinggi 1410,70 sedangkan

kelornpok II dan I!I sebesar 1254,12 dan 678,27. Kelornpok I dan II berbeda nyata

dengan kelornpok Ill. Dilaporkan pula bahwa pada responden yang sarna, kadar

rnalonaldehida (MDA) sebagai produk akhir reaksi radikal bebas kelornpok 1 dan II

lebih tinggi bila dibandingkan dengan kelornpok Ill.

Uji aktifitas proliferasi sel lirnfosit, sel lirnfosit diisolasi dari darah responden.

Pengarnbilan darah dilakukan setelah responden dipastikan kesehatannya secara

klinik oleh seorang dokter urnurn dan dinyatakan sehat. Sei lirnfosit (bagian dari sel

darah putih) dihitung dan dikultur sebanyak 2 x 1 0 ~ sellrn! selarna 4 hari. Pada hari

ketiga ditarnbahkan radioaktif tirnidin. Aktifitas pernbentukan DNA sesuai dengan

banyaknya inkorporasi tirnidin ke dalarn sel dan diukur dengan rnenggunakan

P-

counter yang dinyatakan dengan count per minute (cprn).

Sel lirnfosit yang telah diberi stirnulan (rnitogen) dibagi dengan kontrol untuk

rnernperoleh niiai lndeks Stirnulasi (IS). Sel-sel lirnfosit baik sel-B rnaupun sel-T

rnarnpu rnernberikan respon terhadap stimulasi dengan rnitogen.

Nilai IS dengan stirnulan PWM, Con A, LPSI, LPS2. DDTI, DDT2 dan

Rhodarnin B untuk kelornpok I berturut-turut 9,3; 13,4; 5,l; 3,4; 2,l; 1,8 dan 1.8.

Kelornpok 11 18,8; 22,3; 7,l; 3,l; 2,7; 1,9 dan 1.7. Sedangkan kelornpok 111 41,2;

43,6; 18.7; 27,5; 18,1, 17,l dan 1,3.

Berdasarkan analisa sidik ragam, stirnulan Rhodarnin B untuk ketiga

kelompok tidak rnernberikan hasil yang berbeda. Nilai IS untuk Rhodarnin B dan

DDT lebih kecil dari stimulan lainnya, tetapi nilai IS lebih besar dari satu. Hal ini

menunjukkan bahwa kedua senyawa ini tidak rneracuni sel. DDT rnasih dapat

menstimulir proliferasi sel. Hal ini rnenunjukkan adanya kernungkinan alergi karena

DDT bukan senyawa mitogen rnelainkan sebagai antigen spesifik.

Stimulan PWM. Con A, LPS dan DDT rnernberikan kecenderungan yang

sama untuk ketigakelornpok. Nilai IS kelornpok I dan II tidak berbeda nyata

(95)

Nilai IS menunjukkan kemampuan proliferasi limfosit yang secara tidak

langsung menggambarkan respon imunologik seseorang. Semakin tinggi nila~ IS

maka semakin tinggi pula respon imunologiknya. Nilai IS kelompok I paling rendah

bila dibandingkan dengan kelompok Ii dan Ill, yang berarti kapasitas proliferasinya

rendah sehingga respon imunologiknya juga rendah, sedangkan nilai IS kelompok

Ill paling tinggi yang berarti respon imunologiknya juga tinggi

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa remaja yang banyak

mengkonsumsi makanan jajanan tercemar menuwnkan respon imunoiogik. Hal ini

diduga karena rusaknya sel limfosit akibat adanya senyawa radikal bebas yang

berasal dari makanan jajanan tercemar bahan kimia. Pencemaran makanan

Sangat mempengawhi aktifitas proliferasi sel limfosit. Oleh karena itu masalah

keamanan pangan dari makanan jajanan perlu mendapat perhatian yang serius

(96)

HUBUNGAN ANTARA STATUS IMUNOLOGIK DENGAN

KONSUMSI MAKANAN JAJANAN TERCEMAR DAN

STATUS GlZl PADA POPULASI REMAJA Dl DAERAH BOGOR

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

pada Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi

Fakultas Teknologi Pertanian

Oleh

Didah Nur Faridah

F

28.0058

1996

FAKULTAS TEKNOLOGi PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(97)

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTRUT PERTANIAN BOGOR

HUBUNGAN ANTARA STATUS IMUNOLOGIK DENGAN

KONSUMSl MAKANAN JAJANAN TERCEMAR DAN

STATUS GlZl PADA POPULASI REMAJA Dl DAERAH BOGOR

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

pada Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi

Fakultas Teknologi Pertanian

Oleh

Didah Nur Faridah

F

28.0058

Dilahirkan pada tanggal 17 November 1971

di

Tasikmalaya

Tanggal lulus 2 Mei

1996
(98)

KATA PENGANTAR

Bisrnillaahirrahrnaanirrahiirn. Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT

atas rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat rnenyelesaikan penyusunan

skripsi ini dengan baik.

Pada kesernpatan ini penulis rnengucapkan terirna kasih yang sebesar-

besarnya kepada :

1. Dr. Ir. Fransiska Rungkat Zakaria, Msc sebagai Dosen Pernbirnbing yang telah

bersedia rnernberikan birnbingan dan pengarahan selarna penelitian dan

penyusunan skripsi.

2.

Dr. Ir. Sedarnawati Yasni, MAgr dan Dr. Sanjaya, MPH sebagai Dosen Penguji

atas bantuan dan bimbingannya.

3. Drh. Gozali dan staf Laboratoriurn Badan Penelitian Veteriner di Bogor.

4. Staf Laboratoriurn Penelitian dan Pengembangan Penyakit Menular: Depkes,

Jakarta dan staf Lab. NAMRU-Arnerika, Jakarta.

4. Rekan-rekan selarna penelitian (Anis, Zaenal dan Ezar) atas segala bantuan

dan kerja sarna selarna penelitian.

5. Rekan-rekan di wisrna Asy-Syifaa (Ninda, Mbak Ebi, Fitria, Satriana, Leiliy dan

lain-lain).

Penulis rnenyadari hasil penelitian ini masih belurn sernpurna. Oleh karena

itu kritik dan saran yang rnernbangun sangat diharapkan Mudah-mudahan has11

penelitian ini berrnanfaat bagi sernua pihak yang rnernerlukan.

(99)

DAFTAR IS1

Halarnan

KATAPENGANTAR . . . i

DAFTARISI

. . .

ii

DAFTARTABEL

. . .

iii

DAFTARGAMBAR

. . .

iv

DAFTARUMPIRAN

. . .

v

I

.

PENDAHULUAN

. . .

1

II

.

TINJAUAN PUSTAKA

. . .

3

A

.

Pencemaran Makanan

. . .

4

B

.

MakananJajanan

. . .

6

1

.

Sanitasi MakananJajanan

. . .

6

2

.

Pencemaran Bahan Kirnia

. . .

8

. . .

.

C Limfosit 9

D

.

Mekanisrne Detoksifikasi Senyawa Beracun

. . .

12

E

.

Mekanisrne Respon lrnunologik

. . .

13

F

.

Status Gizi Antropometri

. . .

16

G Fungsi lmun dan Pencemaran Makanan . . . 17

H

.

Aktifitas Proliferasi Sel Lirnfosit

. . .

19

Ill . BAHAN DAN METODE PENELlTlAN . . . 22

A

.

Penentuan Populasi Subyek . . . 22

. . .

B . Bahan 22

. . .

C.Alat 23

(100)

E

.

Metode Penelitian

. . .

23

1

.

Kebiasaan Konsumsi Makanan Jajanan

. . .

24

2

.

Pengukuran Status Gizi Responden

. . .

25

3

.

Pengambilan Darah

. . .

25

4

.

lsolasi Set tirnfosit

. . .

25

5

.

Penentuan Mitogen dan Antigen

. . .

25

6

.

AMifitas Proliferasi Sel Lirnfosit . . . 27

7

.

Perlakuan

. . .

27

IV

.

HASIL DAN PEMBAHASAN

. . .

29

A

.

Hasil

. . .

29

1

.

Kondisi Sel Limfosit

. . .

29

2

.

Proliferasi Sel Lirnfosit Responden

. . .

32

a

.

Stirnulan Pokeweed (PWM)

. . .

33

b

.

Stimulan Concanavalin A (Con A)i

. . .

35

c

.

StirnuIan Upopolisakarida (LPS)

. . .

36

d

.

Stimulan DDT

. . .

38

e

.

Stirnutan Rhodamin B

. . .

40

3

.

Kebiasaan Konsurnsi Makanan Jajanan

. . .

41

4

.

Status Gizi Responden Secara Antropornetri

. . .

42

0.Pembahasan

. . .

42

V

.

KESIMPULAN DAN SARAN

. . .

51

. . .

A

.

Kesirnpulan 51

0

.

Saran

. . .

52

. . .

DAFTARPUSTAKA 53

(101)
(102)
(103)
(104)
(105)
(106)
(107)
(108)
(109)
(110)
(111)
(112)
(113)
(114)
(115)
(116)
(117)
(118)
(119)
(120)
(121)
(122)
(123)
(124)
(125)
(126)
(127)
(128)
(129)
(130)
(131)
(132)
(133)
(134)
(135)
(136)
(137)
(138)
(139)
(140)
(141)
(142)
(143)
(144)
(145)
(146)
(147)
(148)
(149)
(150)
(151)
(152)
(153)
(154)
(155)
(156)
(157)
(158)
(159)
(160)
(161)
(162)
(163)
(164)
(165)
(166)
(167)
(168)
(169)
(170)
(171)
(172)
(173)
(174)
(175)
(176)
(177)
(178)
(179)
(180)
(181)
(182)
(183)
(184)
(185)
(186)
(187)
(188)
(189)
(190)

Referensi

Dokumen terkait

‘I knew who you were,’ he’d insisted, ‘I just couldn’t remember your name.’ Trix had doubted that, but pointing out the fact that he’d shoved her away from him didn’t seem

 S ig aret putih adalah s ig aret yang dalam pembuatannya tanpa dic ampuri deng an c eng kih, kelembak, atau kemenyan.. P engaturan P ajak D aerah terhadap K ons

Penyimpangan terhadap Prinsip Kesantunan Jawa yang terdapat dalam Meme Berbahasa Jawa dalam Situs Jejaring Sosial ... Penyimpanganterhadap prinsip kurmat

Penerapan brain based learning pada pembelajaran ipa terpadu tipe webbed dan connected untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep materi pemanasan global

Namun dari hasil penelitian ini tidak semua anak-anak korban perceraian mengalami trauma, itu dikarenakan faktor dari individu dan latar belakang orangtua yang mampu

Masyarakat Desa Bojong Koneng dan Desa Karang Tengah memiliki pengetahuan yang tidak berbeda dengan Perum Perhutani dalam kegiatan budi daya hutan.. Kegiatan budi

SID BANKUM adalah singkatan dari (Sistem Informasi Database Bantuan Hukum) yang merupakan sebuah sistem aplikasi baru yang digunakan untuk melayani proses permohonan

For my best friend campus : Suryadi Wibowo (a.k.a didit), I Putu Hendra Wijaya (a.k.a puhe), Muhammad Rifa’i (a.k.a ijang) dan teman-teman yang lain yang tidak bisa saya