• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas Merek dan Leaflet sebagai Media Promosi Produk Beras Organik (Kasus: Beras Organik SAE dibawah Lembaga Pertanian Sehat)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efektivitas Merek dan Leaflet sebagai Media Promosi Produk Beras Organik (Kasus: Beras Organik SAE dibawah Lembaga Pertanian Sehat)"

Copied!
175
0
0

Teks penuh

(1)

BERAS ORGANIK

(Kasus: Beras Organik SAE dibawah Lembaga Pertanian Sehat)

Oleh:

DIDIT DARMAWAN I34080082

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

(2)

BERAS ORGANIK

(Kasus: Beras Organik SAE dibawah Lembaga Pertanian Sehat)

Oleh:

DIDIT DARMAWAN I34080082

Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Anna Fatchiya, M.Si

SKRIPSI

Sebagai Syarat untuk Mendapatkan Gelar

Sarjana Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia

Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

(3)

Brand and leaflets as a promotional media has a very important role in influencing attitudes and knowledge level of respondents about a product. Brand and leaflets provide added value to a product. Brand could be an identity of a product, and leaflets could be a source of information about the product, and both reflect the quality of the products which are sold. The purpose of this study is to see how far the effectiveness of brands and leaflets as the promotional media in influencing consumer attitudes and knowledge related to SAE organic rice product. This study also try to analyzed the relationship between perceptions about brands and leaflets with the attitude and knowledge. The method that used is experimental method using pre-test and post-test model. The result of this study indicate that the used of brand and leaflet on organic rice SAE can be said have been quite effective. This indicated by attitudes changes and the increasing of knowledge from the respondents who has already seen the brand and learn the leaflets. Respondent perception of brand and leaflet related to the attitude of the respondents. Perception indicated by the respondent tend to reflect the attitude of these respondents. But the perception to the leaflets doesn’t have a relationship with the knowledge of respondents. Respondents perception in this case could be just respondent’s assessment of the visual design of the leaflet and not about the content as a whole, including the information contained.

(4)

Organik SAE dibawah Lembaga Pertanian Sehat). Di bawah bimbingan ANNA FATCHIYA

Produk pertanian organik merupakan produk pertanian yang belum lama muncul kembali di pasaran. Kemunculan produk ini dipengaruhi oleh banyaknya isu yang muncul mengenai produk pertanian yang tercemar pestisida kimia. Pemakaian pupuk dan pestisida kimia secara berlebihan ternyata telah mencemari produk yang dihasilkan. Produk pertanian organik muncul kembali sebagai jawaban atas keinginan konsumen untuk memperoleh produk pertanian yang sehat dan bebas dari racun dan juga pestisida kimia. Waktu kemunculan produk pertanian organik yang relatif masih baru membutuhkan suatu promosi tersendiri. Salah satu cara yang dapat digunakan ialah dengan penggunaan merek dan leaflet sebagai media promosi.

Penelitian ini mengambil kasus produk beras organik dengan merek SAE yang juga disertai leaflet. Produk beras organik SAE ini merupakan salah satu produk di bawah Lembaga Pertanian Sehat. Penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa jauh keefektifan merek dan leaflet dalam merubah sikap dan tingkat pengetahuan responden. Dalam penelitian ini juga akan dilihat bagaimana persepsi reponden terhadap merek dan leaflet dari beras organik SAE, kemudian akan dilihat hubungannya dengan sikap dan pengetahuan responden.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan metode uji awal dan uji akhir atau biasa disebut dengan metode pre-test dan post-test. Responden diambil secara sengaja ataupurposivedengan asumsi bahwa pada umumnya konsumen beras organik berasal dari kalangan menengah ke atas. terkait dengan harga beras organik yang relatif lebih mahal. Responden juga merupakan orang yang mengambil keputusan membeli beras dalam rumah tangga, tidak buta warna dan bisa membaca.

(5)

perubahan yang nyata pada sikap responden tersebut. Peranan leaflet juga dapat dikatakan cukup efektif dalam merubah tingkat pengetahuan responden. Sebanyak 20 orang atau 50 persen responden meningkat pengetahuannya mengenai produk beras organik setelah mereka membaca leaflet. Nilai signifikansi yang diperoleh sebesar 0.005. Nilai ini menunjukkan adanya perubahan yang nyata pada tingkat pengetahuan responden sebelum dan sesudah mempelajari leaflet.

(6)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang ditulis oleh: Nama Mahasiswa : Didit Darmawan

NRP : I34080082

Program Studi : Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

Judul : Efektivitas Merek dan Leaflet sebagai Media Promosi Produk Beras Organik (Kasus: Beras Organik SAE dibawah Lembaga Pertanian Sehat)

Dapat diterima sebagai syarat kelulusan KPM 499 pada Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.

Menyetujui, Dosen Pembimbing,

Dr. Ir. Anna Fatchiya, M.Si NIP: 19681121 199702 2 001

Mengetahui,

Ketua Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Soeryo Adiwibowo, MS NIP. 19550630 198103 1 003

(7)

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL “EFEKTIVITAS MEREK DAN LEAFLET SEBAGAI MEDIA PROMOSI

PRODUK BERAS ORGANIK (KASUS: BERAS ORGANIK SAE DI BAWAH LEMBAGA PERTANIAN SEHAT)” BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI KARYA ILMIAH PADA SUATU PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN UNTUK TUJUAN MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK TERTENTU. SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DI TULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI BAHAN RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH. DEMIKIAN PERNYATAAN INI SAYA BUAT DENGAN SESUNGGUHNYA DAN SAYA BERSEDIA MEMPERTANGGUNG JAWABKAN PERNYATAAN INI.

Bogor, Januari 2012

(8)

Penulis dilahirkan di Cianjur, Provinsi Jawa Barat, pada tanggal 19 Desember 1988. Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara, dari pasangan Bapak Agustinus dan Ibu Euis. Penulis menamatkan pendidikan Taman Kanak-kanak di TKA Mihadunal Ula (1994-1995), SD Negeri 2 Cipanas (1996-2002), SLTP Negeri 1 Pacet (2002-2005), SMA Negeri 1 Cianjur (2005-2008). Kemudian pada tahun 2008, penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB) di Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia.

Selama mengikuti pendidikan di Institut Pertanian Bogor, penulis aktif dalam beberapa organisasi kampus, sepertiInternational Association of Student in Agricultural and Related Sciences (IAAS), Head of Training and Development IPB Debating Community (IDC), dan Himpunan Mahasiswa Peminat Ilmu-ilmu Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat (HIMASIERA) divisi Public Relation. Penulis juga pernah menjadi asisten dosen pada mata kuliah Komunikasi Bisnis.

(9)

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Efektivitas Merek dan Leaflet sebagai Media Promosi Produk Beras Organik (Kasus: Produk Beras Organik SAE di bawah Lembaga Pertanian Sehat)”. Penulisan skripsi ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman tertulis mengenai keefektifan merek dan leaflet sebagai media promosi.

Skripsi ini bertujuan untuk mengkaji sejauh mana keefektifan penggunaan merek dan leaflet sebagai media promosi dalam mempengaruhi sikap dan pengetahuan responden. Secara umum skripsi ini mencoba mengevaluasi merek dari beras organik SAE dan juga lembaran leaflet yang menyertai produk ini. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan masukannya. Akhirnya penulis mengharapkan semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak-pihak terkait.

Bogor, Januari 2012

(10)

Penulisan skripsi ini dapat selesai tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Pihak-pihak tersebut sangat membantu penulis dalam menyumbangkan pikiran, masukan, dan dukungan baik secara ,moril maupun materil. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Ir. Anna Fatchiya, M.Si sebagai dosen pembimbing, atas bimbingan, waktu, koreksi, pemikiran serta sarannya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

2. Kedua orang tua, Mama Euis dan Papa Agus tercinta, Teh Dewi, serta seluruh keluarga besar yang selalu setia menemani dengan doa, kasih sayang, perhatian, semangat dan motivasi yang begitu besar.

3. Ir. Yatri Indah Kusumastuti, MS. yang sudah mempercayakan penulis untuk menjadi asisten M.K. Komunikasi Bisnis sehingga penulis dapat menemukan ide-ide baru dalam penulisan skripsi ini.

4. Dr. Ir. Ninuk Purnaningsih, M.Si dan Ir. Nuraeni W Prasodjo, MS atas kesediaannya menjadi dosen penguji pada siding skripsi.

5. Teman-teman akselerasi angkatan 45, Putri, Nursyarifah, Mila, Seila, Irna, Debbie, Febli, Agus, Annisa, Ari, Rika, dan khususnya Nurdini Prihastiti, Yessi Marga, Mareta, dan Selvi yang telah memberikan banyak masukan dan solusi dalam penulisan skripsi ini.

6. Teman-teman KPM 45 yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu yang telah memberikan dukungan dan kerjasamanya selama ini. KPM 43, 44, dan 46 (ka Arif, ka Anis, Sophy, dan Lulu) yang membantu memberikan masukan, saran dan berbagi pengalaman dalam penulisan skripsi.

(11)

8. Rekan-rekan asisten mata kuliah komunikasi bisnis (Robi, Age, Farhan, Gina), dan juga rekan-rekan di HIMASIERA, khususnya Divisi Public Relation(Pradiana, Aldila).

9. Pihak Lembaga Pertanian Sehat (LPS) Bapak Jodi dan Bapak Maman 10. Kelompok Tani Silih Asih di bawah pimpinan H. Dzakaria.

11. Semua pihak yang telah memberikan dorongan, doa, semangat, bantuan, dan kerjasamanya selama ini

Bogor, Januari 2012

(12)

DAFTAR TABEL ……… xiv

DAFTAR GAMBAR……… xvi

DAFTAR LAMPIRAN……… xvii

BAB I PENDAHULUAN ……… 1

1.1.Latar Belakang ………... 1

1.2.Masalah Penelitian ……… 4

1.3.Tujuan Penelitian ……….. 4

1.4.Kegunaan Penelitian ……….. 5

BAB II PENDEKATAN TEORITIS KONSEPTUAL………. 6

2.1. Tinjauan Pustaka ……… 6

2.1.1. Merek……… 6

2.1.2. Leaflet ……… 7

2.1.3. Konsumen ………. 9

2.1.4. Promosi Penjualan ……… 10

2.1.5. Produk……… 12

2.1.6. Produk Pertanian Organik ……….. 13

2.1.7.Persepsi ……… 14

2.1.8. Pengetahuan ……… 15

2.1.9. Sikap ……… 17

2.2. Kerangka Pemikiran ……… 18

2.3. Hipotesis Penelitian ……… 20

2.4 Definisi Operasional……… 21

BAB III PENDEKATAN LAPANG ……… 28

3.1. Metode Penelitian ……… 28

3.2. Lokasi dan Waktu ……… 28

3.3. Teknik Pemilihan Responden ……… 29

3.4. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data……… 30

(13)

Halaman

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN ……….. 32

4.1. Lembaga Pertanian Sehat ………. 32

4.2. Karakteristik Responden, Interaksi Responden dengan Produk dan Tingkat Pemahaman dan Motivasi Responden ………. 33

BAB V EFEKTIFITAS MEREK DAN LEAFLET DALAM MERUBAH SIKAP DAN PENGETAHUAN RESPONDEN ………. 37

5.1. Pengaruh Merek dan Leaflet dalam Merubah Sikap Responden 37 5.2. PengaruhLeaflet dalam Merubah Pengetahuan Responden …… 44

BAB VI PERSEPSI RESPONDEN TERHADAP MEREK DAN LEAFLET ……….……. 50

6.1. Persepsi Responden Terhadap Merek ………. 50

6.2. Persepsi Responden Terhadap Leaflet ……… 53

6.3. Merek dan Hubungannya dengan Sikap Responden ……… 60

6.4 Leaflet dan Hubungannya dengan Pengetahuan Responden …… 63

6.5. Leaflet dan Hubungannya dengan Sikap Responden ………… 66

BAB VII PENUTUP ………. 68

7.1. Kesimpulan……… 68

7.2. Saran ……… 68

DAFTAR PUSTAKA ………... 70

(14)

Tabel 1. Jumlah dan Persentase Responden berdasarkan Karakteristik

Responden ………. 34

Tabel 2. Jumlah dan Persentase Responden berdasarkan Tingkat

Interaksi Responden dengan produk ……….… 35 Tabel 3. Jumlah dan Persentase Responden berdasarkan Tingkat

Pemahaman dan Motivasi Responden …..……… 36 Tabel 4. Jumlah dan Persentase Perubahan Sikap Responden Setelah

Melihat Merek dan Leaflet………... 37 Tabel 5. Persentase Perubahan Sikap Responden Terhadap Produk

Sebelum dan SesudahMelihat Merek………... 39 Tabel 6. Jumlah dan Persentase Perubahan Tingkat Pengetahuan

Responden Setelah Mempelajari Leaflet……… 44 Tabel 7. Persentase Jawaban Responden Sebelum dan Sesudah

Mempelajari Leaflet……… 46

Tabel 8. Jumlah dan Persentase Responden berdasarkan Tingkat

Persepsi Responden Terhadap Merek……… 50 Tabel 9. Persentase Jawaban Responden dalam Menilai Merek ……… 51 Tabel 10. Jumlah dan Persentase Responden berdasarkan Tingkat

Persepsi Responden terhadap Leaflet………... 53 Tabel 11. Jumlah Persentase Jawaban Responden dalam Menilai Leaflet

Aspekattention……….. 56 Tabel 12. Jumlah dan Persentase jawaban dalam Menilai Leaflet Aspek

need………. 58

Tabel 13. Jumlah dan Persentase Jawaban dalam Menilai Leaflet Aspek

Satisfaction……… 58

Tabel 14. Jumlah dan Persentase Jawaban dalam Menilai Leaflet Aspek

(15)

Halaman Tabel 15. Jumlah dan Persentase Jawaban dalam Menilai Leaflet Aspek

Action………. 60

Tabel 16. Jumlah dan Persentase Sikap Responden Sebelum dan

Sesudah Melihat ……….. 61

Tabel 17. Jumlah dan Persentase Responden berdasarkan Sikap dan

Persepsi Responden Terhadap Merek………. 62 Tabel 18. Jumlah dan Persentase Tingkat Pengetahuan Responden

Mengenai Produk Beras Organik………. 63 Tabel 19. Jumlah dan Persentase Responden berdasarkan Pengetahuan

dan Persepsi Responden Terhadap Leaflet……….. 65 Tabel 20. Jumlah dan Persentase Responden berdasarkan Sikap dan

(16)
(17)

Lampiran 1. Contoh Hasil Pengolahan Data ………... 73 Lampiran 2. Nilai Jawaban Responden Sebelum dan Sesudah Melihat

Merek dan Leaflet……… 75

(18)
(19)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pertanian merupakan aspek yang sangat penting dan tidak dapat

dipisahkan dari Indonesia. Manuhutu (2005) mengungkapkan pentingnya sektor

pertanian banyak memunculkan penemuan-penemuan baru di bidang teknologi

pertanian, dari pra sampai pasca panen. Teknologi yang banyak membantu petani

dalam meningkatkan produksi pertanian adalah penggunaan pestisida, pupuk, dan

hormon. Hal-hal tersebut menyebabkan hasil pertanian melimpah, tetapi tak bisa

dipungkiri penggunaan pestisida dapat menimbulkan efek samping yang

merugikan masyarakat. Senyawa kimia tersebut berpotensi menurunkan

kecerdasan, mengganggu kerja saraf, mengganggu metabolisme tubuh,

menurunkan sistem kekebalan tubuh, menimbulkan radikal bebas, menyebabkan

kanker, dan dalam dosis tinggi bisa menyebabkan kematian. Masyarakat

menyadari fakta-fakta tersebut sehingga memunculkan kesadaran di kalangan

masyarakat untuk hidup sehat dengan mengonsumsi produk pertanian organik.

Selain itu, di kalangan petani penggunaan pupuk kimia juga memberikan efek

samping kurang baik bagi lahan pertanian, seperti mengurangi tingkat kesuburan

tanah. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, salah satunya adalah dengan

menerapkan sistem pertanian organik.

Kesadaran masyarakat untuk mengonsumsi produk pertanian organik

memiliki alasan yang sangat jelas karena mereka peduli akan kesehatan dan masa

depannya. Sayangnya, kesadaran mereka akan hal tersebut tidak diikuti dengan

tindakan nyata. Banyak di antara mereka yang telah mengetahui manfaat dari

produk organik ini, tetapi masih tetap mengonsumsi produk pertanian non

organik. Berbagai alasan melatarbelakangi perilaku konsumen tersebut, seperti

produk pertanian organik yang relatif lebih mahal ataupun mengenai produk

pertanian organik yang masih sulit ditemukan.

Komponen 4P dari bauran pemasaran, yaitu price, place, product, dan

promotion memiliki peranan yang cukup penting dalam pemasaran produk

(20)

relatif baru di pasaran, komponen 4P yang sangatlah penting adalah promosi.

Melalui promosi ini produsen dapat memperkenalkan produknya. Produsen dapat

pula menyampaikan pesan yang berisi tentang informasi produk, ajakan membeli,

pemberitahuan diskon, masa promosi, dan seterusnya. Promosi juga memiliki

peranan yang sangat besar dalam mempengaruhi sikap dan keputusan pembelian

konsumen. Dengan promosi, produsen juga dapat memberikan citra atau image

pada produk yang dijualnya.

Salah satu produk dari pertanian organik ialah beras. Beras organik saat ini

walaupun sudah diketahui oleh khalayak banyak mengenai khasiat dan

kelebihannya, tetapi belum dapat menggantikan beras non organik. Hal tersebut

berkaitan erat dengan waktu kemunculannya yang relatif baru. Lima aspek dari

bauran promosi, yaitu periklanan (advertising), promosi penjualan (promotion),

publisitas (public relation and publicity), penjualan personal (personal selling),

dan pemasaran langsung (direct marketing) dapat menjadi cara memperkenalkan

bahkan merubah gaya hidup dan perilaku konsumen untuk mengkonsumsi beras

organik, bukan hanya perubahan pola pikir seperti yang selama ini terjadi. Dengan

adanya promosi yang baik, waktu kemunculan beras organik yang relatif masih

baru tidak akan menjadi sebuah masalah karena dengan promosi dapat

menciptakan rasa ketertarikan konsumen terhadap produk.

Aspek promosi ini harus mendapatkan perhatian khusus dalam

memasarkan produk pertanian organik. Produsen harus dapat memilih strategi

promosi yang paling tepat untuk efisiensi yang tinggi dengan menekan biaya

pemasaran. Terkadang biaya pemasaran yang harus dikeluarkan oleh produsen

terlalu besar dan di sisi lain produk yang dijual tidak terlalu besar jumlahnya.

Salah satu cara promosi yang dapat diterapkan, misalnya dengan penggunaan

merek dan leaflet.

Merek dan leaflet ini merupakan bentuk dari komunikasi visual.

Penggunaan merek dan leaflet ini diharapkan dapat berguna dalam menyampaikan

pesan yang ingin disampaikan produsen kepada konsumen, sehingga

mempermudah produsen untuk memersuasi konsumen dan menciptakan

(21)

penggunaan merek diharapkan dapat meningkatkan citra dari produk dan lebih

mudah bagi produsen untuk memperoleh keprecayaan dari konsumen.

Produk beras organik yang menggunakan media promosi berupa merek

dan leaflet saat ini diantaranya ialah produk beras organik SAE. Beras SAE

diproduksi oleh Kelompok Tani Silih Asih yang berlokasi di Kampung Ciburuy,

Desa Ciburuy, Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogor. Kelompok Tani Silih

Asih telah menyadari kelebihan dari sistem pertanian organik yang saat ini mereka

terapkan. Dengan menerapkan sistem pertanian organik, kesuburan lahan mereka

lebih terjaga, dan mereka juga dapat menghasilkan beras yang sehat dan tidak

mengandung zat kimia yang dapat membahayakan tubuh. Sistem pertanian

organik ini diterapkan oleh Kelompok Tani Silih Asih sebagai jawaban dari

kebutuhan konsumen akan produk yang sehat. Dalam Hal pemasaran produknya,

Kelompok Tani Silih Asih dibantu oleh Lembaga Pertanian Sehat aatu LPS.

Lembaga Peranian Sehat merupakan lembaga yang membantu Kelompok

Tani Silih Asih dalam hal pemasaran dan promosi produk beras organik SAE.

Cara yang dilakukan oleh LPS untuk membantu pemasaran dan promosi produk

beras organik ini diantaranya dengan pemberian merek dan juga pembuatan

leaflet. Merek dan leaflet ini merupakan salah satu cara penyampaian pesan untuk

memersuasi konsumen untuk mengonsumsi produk yang di jual.

Sebagai lembaga yang bertanggung jawab atas pembuatan merek dan

leaflet, LPS harus dapat membuat suatu merek yang benar-benar dapat menarik

konsumen untuk mengonsumsi produk yang dijual dan juga dapat memberikan

nilai tambah bagi produknya. Leaflet yang dibuat juga harus dapat diterima oleh

konsumen. Informasi yang ingin disampaikan melalui leaflet tersebut harus dibuat

semenarik mungkin sehingga merek dan leaflet tersebut dapat berperan efektif

sebagai media promosi produk beras organik. Selain dari informasi yang

terkandung dalam leaflet, desain visual dari leaflet dan juga merek menjadi hal

yang sangat penting untuk diperhatikan. Perpaduan tepat dari isi leaflet, cara

penyampaian, dan desain visual dari leaflet akan menghasilkan suatu leaflet yang

(22)

1.2. Masalah Penelitian

Keunggulan yang ditawarkan oleh beras organik dapat menjadi suatu

peluang tersendiri bagi para petani untuk memproduksi beras organik ini. Beras

organik memiliki manfaat yang lebih banyak, misalnya tidak mengandung

bahan-bahan keras atau racun, kandungan gizi, vitamin, mineral dan enzim pada beras

organik juga lebih banyak dibandingkan dengan produk pertanian biasa. Selain

itu beras organik dirasa lebih enak dibandingkan dengan beras biasa. Secara

keseluruhan beras organik memberikan manfaat yang sangat banyak bagi

kesehatan kita. Namun ternyata beras organik juga memiliki kekurangan, yaitu

apabila dilihat dari segi harga, produk ini masih relatif lebih mahal apabila

dibandingkan denga beras non organik.

Harga yang mahal dari beras organik ini salah satunya disebabkan oleh

biaya pemasaran yang harus dikeluarkan dapat dikatakan masih terlalu banyak

dan kurang efisien. Di sisi lain, beras organik ini merupakan produk yang masih

baru di pasaran sehingga membutuhkan suatu bentuk promosi tersendiri untuk

dapat menarik konsumennya. Penggunaan merek dan leafletmerupakan salah satu

cara yang tepat untuk memperkenalkan beras organik ini. Berdasarkan uraian

tersebut, permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1. Sejauh mana keefektifan merek dan leaflet sebagai media promosi dalam

merubah sikap dan pengetahuan responden?

2. Bagaimanakah hubungan persepsi responden tentang merek dan leaflet dengan

sikap dan pengetahuan responden?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah:

1. Menganalisis sejauh mana keefektifan merek dan leaflet sebagai media

promosi dalam merubah sikap dan pengetahuan responden.

2. Menganalisis hubungan antara persepsi responden tentang merek dan leaflet

(23)

1.4. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna dan dimanfaatkan oleh berbagai pihak,

antara lain:

1. Lembaga Pertanian Sehat (LPS)

Lembaga Pertanian Sehat atau LPS merupakan suatu lembaga yang

membantu dalam hal pemasaran produk beras organik dengan beberapa strategi

seperti pemberian merek dan leaflet. Diharapkan dengan penulisan penelitian ini

pihak LPS dapat memaksimalkan promosi yang mereka lakukan dalam hal

pemasaran produk beras SAE

2. Petani pelaku usaha produk pertanian organik.

Para petani dapat mengetahui sejauh mana peranan merek dan leaflet

dalam promosi produk pertanian organik. Beras organik SAE ini dihasilkan oleh

kelompok tani silih asih Desa Ciburuy Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogor.

3. Masyarakat umum.

Masyarakat dapat mengetahui kelebihan dari produk beras organik, dan

segera beralih untuk mengkonsumsinya.

4. Para peneliti.

Bagi para peneliti, penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu bahan

referensi dalam melakukan penelitian berikutnya terkait dengan strategi promosi,

(24)

BAB II

PENDEKATAN TEORITIS KONSEPTUAL

1.1. Tinjauan Pustaka

Pada bagian berikut ini akan disajikan tinjauan literatur yang berkaitan

dengan beberapa konsep yang akan dilihat pada penelitian ini. Tinjauan literatur

tersebut diataranya merek, leaflet, konsumen, promosi penjualan, produk, produk

pertanian organik, persepsi, pengetahuan, dan juga sikap.

1.1.1. Merek

Merek sangatlah penting untuk diterapkan atau digunakan dalam suatu

produk. Menurut Taufik Amir (2005) produk merupakan apa saja yang dapat

ditawarkan kepada pasar agar dapat dibeli, digunakan, atau dikonsumsi, yang

dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan mereka. Konon, merek ini

merupakan salah satu aspek penting yang memberikan pengaruh yang sangat

besar dalam keberhasilan pemasaran suatu produk. Menurut Kotler dalam Amir

(2005) merek merupakan nama, istilah, tanda, simbol, atau desain atau kombinasi

dari semua itu, yang sengaja dibuat untuk mengidentifikasikan barang atau jasa

dari salah satu penjual atau kelompok penjual dan untuk membedakan mereka dari

pemilik pesaingnya.

Merek juga berperan sebagai atirbut yang mendukung peningkatan citra

dari produk dalam proses pemasarannya. Undang-undang Republik Indonesia

tahun 2001 tentang merek, pada pasal 1 ayat 1 menjelaskan, bahwa merek adalah

tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, dan angka-angka susunan

warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan

digunakan dalam kegiatan perdagangan atau jasa.

Menurut Kotler (2008), merek (brand) adalah sebuah nama, istilah, tanda,

lambang, atau desain atau kombinasi semua ini, yang menunjukkan identitas

pembuat atau penjual produk atau jasa. Konsumen memandang merek sebagai

bagian penting dari produk, dan penetapan merek bisa menambah nilai bagi suatu

produk. Nama merek membantu konsumen mengenali produk yang bisa

menguntungkan mereka. Merek juga menyatakan sesuatu tentang kualitas dan

(25)

Dalam undang-undang Republik Indonesia nomor 15 tahun 2001 tentang

merek juga telah dijelaskan, bahwa di dalam era perdagangan global, sejalan

dengan konvensi-konvensi internasional yang telah diratifikasi Indonesia, peranan

merek menjadi sangat penting terutama dalam menjaga persaingan usaha yang

sehat. Nicolino (2004) menjelaskan bahwa merek adalah suatu entitas yang mudah

dikenali dan menjanjikan nilai-nilai tertentu. Dapat dikenali maksudnya seseorang

akan dapat dengan mudah memisahkan satu barang yang serupa dengan barang

lainnya melalui beberapa cara. Biasanya berupa sepatah kata, warna, atau simbol

yang dapat dengan mudah dilihat. Ciri yang kedua ialah entitas, maksudnya suatu

merek harus memiliki eksistensi yang khas dan berbeda. Ciri berikutnya adalah

janji-janji tertentu, dimana suatu merek harus dapat mengklaim mengenai apa

yang dapat diberikannya kepada konsumen, dan ciri yang terakhir adalah nilai,

yaitu apa yang ingin didapatkan oleh konsumen pasti merupakan sesuatu yang

mereka pedulikan hingga batas tertentu.

Menurut Tjiptono et al. (2000) penggunaan merek memiliki beberapa

tujuan, pertama yaitu sebagai identitas perusahaan yang membedakannya dengan

pesaing, sehingga pelanggan dapat dengan mudah mengenali dan melakukan

pembelian. Kedua sebagai alat promosi yang menonjolkan daya tarik produk,

misalnya dengan bentuk desain dan warna-warni yang menarik. Ketiga untuk

membina citra, yaitu dengan memberikan keyakinan, jaminan kualitas, serta citra

prestise tertentu kepada konsumen. Dan yang keempat untuk mengendalikan dan

mendominasi pasar, artinya dengan membangun merek yang terkenal dan bercitra

baik, dan dilindungi hak eksklusif berdasarkan hak paten atau hak cipta maka

perusahaan dapat meraih dan mempertahankan loyalitas konsumen.

1.1.2. Leaflet

Pengertian Leaflet menurut Effendy (2002) adalah lembaran kertas

berukuran kecil yang mengandung pesan tercetak untuk disebarkan kepada umum

sebagai informasi mengenai suatu hal atau peristiwa. Sedangkan Menurut Simnett

dan Ewles (1994) keunggulan dari leaflet adalah sederhana dan sangat murah.

Klien dapat menyesuaikan dan belajar mandiri, pengguna dapat melihat isinya

(26)

juga dapat memberikan detail (misalnya statistik) yang tidak mungkin bila

disampaikan lisan. Klien dan pengajar dapat mempelajari informasi yang rumit

bersama-sama.

Pesan atau informasi yang hendak dicantumkan dalam leaflet tersebut

haruslah dapat menarik dan memersuasi konsumen. Menurut Amir (2005)

pembuatan pesan harus memperhatikan isi, struktur, format, dan sumbernya.

Pertama, pada bagian isi, kita harus dapat membuat isi yang mengandung daya

tarik, tema, gagasannya jelas, atau menampilkan hal yang unik tentang produk

kita. Kedua kita harus dapat merancang strktur dan format pesan dengan baik.

Karena penggunaan media yang berbeda akan menyebabkan perbedaan struktur

dan format. Dalam pembuatan leaflet, harus mengetahui dimana harus

meletakkan headline, ilustrasi, dan juga warna. Hal berikutnya yang harus

diperhatikan ialah sumber pesan. Sedapat mungkin, buatlah agar yang menjadi

sumber komunikasi pemasaran kita ialah mereka yang popular, menarik

perhatian, dan mudah diingat.

Informasi yang dicantumkan dalam leaflet yang juga harus memiliki nilai

tambah berupa daya tarik. Nicolino (2004) mengungkapkan, daya tarik tersebut

diantaranya:

- Daya tarik fungsional: mudah digunakan, siap saji, mudah di buka, cepat, sederhana.

- Daya tarik gaya hidup: nyaman modern tradisional, variatif, family oriented, menghibur, sesuai umur

- Daya tarik emosional: keselamatan, keamanan, jaminan mutu, stabilitas,

menarik, tenang.

- Daya tarik nilai: nilai terbaik, pilihan tepat, selektif/eksklusif, harga termurah. Effendi (2002) menyatakan bahwa leaflet adalah satu bentuk komunikasi

dari organisasi kepada khalayak. Sebagai salah satu bentuk komunikasi yang

sering dipakai dalam komunikasi massa. Effendi (2002) menyarankan hal-hal

sebagai berikut :

(27)

- Mengatur supaya terbangkitkan perhatian (attention) pada bagian pembukaan, terpelihara minat (interest) mulai dari awal sampai akhir, dan terciptakan

kesan (impression) mendalam pada bagian penutup

- Menggunakan bahasa yang lazim dan umum

- Menyisipkan ilustrasi ataupun anekdot

1.1.3. Konsumen

Dalam memasarkan suatu produk konsumen merupakan komponen yang

sangat penting. Konsumen adalah setiap orang pemakai barang atau jasa yang

tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang

lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan1.

Perilaku konsumen didefinisikan Engel et al. (1994), sebagai tindakan

yang langsung terlihat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan

produk dan jasa termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusul

tindakan ini. Proses persuasif dibutuhkan dalam mempengaruhi keputusan yang

akan dibuat oleh konsumen. Guffey et al. (2005) mengungkapkan, bahwa

kemampuan memersuasi/membujuk merupakan salah satu keterampilan hidup

yang penting. Membujuk berarti menggunakan argument atau diskusi untuk

merubah keyakian atau tindakan individual. Pesan penjualan yang efektif

mencerminkan pengetahuan menyeluruh tentang produk, kredibilitas penulis, dan

manfaat spesifik bagi pembaca.

Keberhasilan dalam proses memersuasi ini akan memberikan efek kepada

konsumen untuk melakukan proses pengambilan keputusan. Menurut Davis

dalam Syamsi (2000) keputusan merupakan hasil pemecahan masalah yang

dihadapinya dengan tegas. Hal ini berkaitan dengan jawaban atas

pertanyaan-pertanyaan mengenai ‘apa yang harus dilakukan’ dan seterusnya mengenai

unsur-unsur perencanaan. Keputusan juga merupakan suatu proses pemikiran yang

berupa pemilihan satu diantara beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk

memecahkan masalah yang dihadapinya. Keputusan itu sendiri merupakan suatu

unsur kegiatan yang sangat vital.

        1 

(28)

Keputusan yang diambil tersebut akan memiliki hubungan dengan

kepuasan yang akan diperoleh oleh konsumen. Hunt dalam Tjiptono (2000)

setidaknya terdapat lima perspektif mengenai definisi kepuasan pelanggan.

Normative deficite, aquity, normative standard, procedural fairness, dan

atributional. Meskipun demikian, rumusan yang paling dominan dan paling

banyak dijadikan acuan dalam literatur pemasaran dan perilaku kosumen adalah

paradigma diskonfirmasi. Bedasarkan paradigma ini kepuasan pelanggan diartikan

sebagai evaluasi purnabeli, dimana persepsi terhadap kinerja produk/jasa yang

dipilih sekurang-kurangnya memenuhi atau bahkan melebihi harapan pembelinya.

1.1.4. Promosi Penjualan

Promosi merupakan suatu aspek yang berhubungan dengan berbagai usaha

untuk memberikan informasi pada pasar tentang suatu produk atau jasa yang

dijual. Promosi penjualan ini sangatlah sesuai untuk memperkenalkan suatu

produk baru di pasaran. Pendapat ini sesuai dengan apa yang diungkapkan

Kusumastuti (2009):

‘Promosi penjualan dapat dirancang untuk memperkenalkan produk baru, dan juga membangun merek dengan penguatan pesan iklan dan citra perusahaan. Selain itu promosi penjualan dapat mendorong konsumen dengan segera untuk melakukan pembelian’.

Menurut Amir (2005) promosi penjualan merupakan bagian dari bauran

promosi atau disebut juga dengan bauran komunikasi pemasaran, yang terdiri dari:

1. Periklanan, yaitu segala bentuk kehadiran dan promosi dari ide, barang atau

jasa yang non personal oleh satu pihak tertentu.

2. Promosi penjualan, yaitu berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong

konsumen segera mencoba atau membeli sebuah produk atau jasa.

3. Kehumasan dan publisitas. Program yang dirancang untuk mempromosikan

atau melindungi citra perusahaan atau produk.

4. Personal selling, yaitu interaksi tatap muka dengan satu atau lebih pembeli

prospektif dengan tujuan membuat presentasi, menjawab pertanyaan, dan

mendapatkan pesanan.

5. Pemasaran langsung, yaitu penggunaan email, faksimile, internet langsung,

(29)

Tujuan utama dari promosi adalah menginformasikan, mempengaruhi, dan

membujuk, serta mengingatkan pelanggan sasaran tentang perusahaan dan bauran

pemasarannya. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Amalia (2010),

mengenai strategi promosi, menunjukkan bahwa aspek periklanan, promosi

penjualan, publisitas, penjualan personal, pemasaran langsung secara

bersama-sama berpengaruh terhadap keputusan konsumen. Namun secara parsial, dari

kelima variable yang ada hanya ada satu variabel yang berpengaruh terhadap

keputusan konsumen dalam menggunakan suatu produk, yaitu promosi penjualan.

Menurut Tjiptono (2008) pada hakikatnya, promosi adalah suatu bentuk

komunikasi pemasaran. Yang dimaksud dengan komunikasi pemasaran adalah

aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi,

mempengaruhi/membujuk, dan/atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan

yang bersangkutan. Secara garis besar, proses komunikasi pemsaran diperlihatkan

oleh Gambar 1.

Gambar 1 Model Komunikasi Pemasaran (Tjiptono 2008) Gagasan

PENGIRIM

Pemahamann  Gangguan

Gangguan fisik Masalah semantik Perbedaan budaya Ketiadaan feedback Efek status

PENERIMA

Encode Decode

Respon Pemahamann

Decode Encode

Media

(30)

1.1.5. Produk

Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar

agar menarik perhatian, akuisisi, penggunaan, atau konsumsi yang dapat

memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan. Produk mencakup lebih dari sekedar

barang-barang yang berwujud (tangible). Dalam arti luas produk meliputi

objek-objek fisik, jasa, acara, orang, tempat, organisasi, ide, atau bauran entitas-entitas

ini. Produk adalah elemen kunci dalam keseluruhan penawaran pasar (Kotler

2008).

Suatu produk terbagi kedalam tiga tingkatan, masing-masing tingkat dari

suatu produk menambah nilai. Tingkat yang paling dasar adalah manfaat inti,

yang membawa pertanyaan apa yang benar-benar dibeli oleh pembeli. Pada

tingkat kedua manfaat inti diubah menjadi produk aktual, dan pada tingkat ketiga

merupakan tahap dibangunnya produk tambahan di sekitar manfaat inti dan

produk aktual dengan menawarkan pelayanan dan manfaat tambahan kepada

konsumen (Kotler 2008).

Gambar 2 Tiga Tingkat Produk (Kotler 2008)       Produk aktual

 

Manfaat Inti

Nama Merek

Tingkat Kualitas

Kemasan

Desain Fitur

Produk tambahan

Pengirim-an dPengirim-an penilaian

Pelayanan purnajual

Jaminan

(31)

1.1.6. Produk Pertanian Organik

Pertanian organik dapat diartikan sesuai dengan tujuannya, baik secara

umum, maupun khusus. Tujuan umum adalah menciptakan sistem pertanian yang

adil, menyehatkan, tidak merusak ekosistem, dan tidak menimbulkan

ketergantungan petani tehadap pihak lain. Tujuan khususnya dalam dunia

pertanian adalah mengembangkan cara bercocok tanam secara alami tanpa

menggunakan bahan-bahan kimia buatan (anorganik) atau pupuk kimiawi.

Pertanian organik memiliki lima prinsip, yaitu :

a. Pertanian organik berbasiskan pada budaya dalam masyarakat pertanian itu

sendiri.

b. Pertanian sebagai budaya dan kehidupan

c. Pertanian organik adalah menjaga kelestarian dan keseimbangan ekosistem

d. Pertanian organik untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga (self

sufficiency). Hal ini menjadi tujuan pertama, selanjutnya petani dapat menjual

hasil pertaniannya untuk memenuhi kebutuhan lainnya, seperti sandang,

pangan, papan, dan kebutuhan sekunder lainnya.

e. Pertanian organik sebagai wujud gerakan sosial yang berasaskan langsung,

adil, saling mengerti dan jujur (fahmi et al dalam Junarto 2008)

Produk pertanian organik atau pangan organik (organic food) adalah

semua bahan pangan yang diproduksi dengan sedikit mungkin menggunakan atau

bebas sama sekali dari unsur-unsur kimia (pupuk, pestisida, hormon, dan

obat-obatan). Pupuk misalnya, berasal dari alam berupa kotoran hewan dan kompos.

Untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman, digunakan musuh atau bahan

baku alami (Astawan dalam Hartati 2005)

Menurut Heltman dalam Hartati (2005) produk pertanian organik ini lebih

bergizi, terutama apabila dikonsumsi dalam keadaan masih segar. Pendapat ini

sesuai dengan Worthington (2001) yang menyatakan bahwa dari beberapa

penelitian tanaman yang ditumbuhkan dengan bahan-bahan organik mungkin

secara rata-rata akan memiliki kandungan gizi yang lebih tinggi daripada tanaman

yang dikembangkan dengan pupuk kimia dan pestisida. Dari tiga ratus studi

perbandingan pada tanaman dengan bahan-bahan kimia/pestisida, ternyata

(32)

dikembangkan dengan bahan-bahan organik dan 15 persen pada pola tanaman

yang menggunakan bahan kimia/pestisida).2

Beras organik merupakan salah satu contoh dari produk pertanian organik.

Beras organik merupakan beras yang bebas dari zat-zat kimia berbahaya. Hal ini

berarti dalam proses produksinya tidak menggunakan pestisida kimia yang dapat

membahayakan kesehatan. Beras organik ini tumbuh secara natural. Harga dari

beras organik rata-rata lebih tinggi dari harga beras biasa3.

1.1.7. Persepsi

Rakhmat dalam Nuh (2004) mendefinisikan persepsi sebagai pengalaman

tentang obyek, peristiwa, atau hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan

informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi adalah memberikan makna pada

stimuli inderawi (sensory stimuli).

Menurut Mulyana (2004), persepsi adalah proses internal yang

memungkinkan kita memilih, mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan

dari lingkungan kita. Proses internal ini mempengaruhi perilaku kita. Persepsi

adalah inti dari komunikasi sedangkan penafsiran adalah inti dari persepsi yang

identik dengan penyandian balik dalam proses komunikasi. Persepsi disebut inti

komunikasi karena jika persepsi individu tidak akurat, individu tidak mungkin

berkomunikasi dengan efektif. Persepsi yang menentukan individu memilih suatu

pesan dan mengabaikan pesan yang lain.

Persepsi seseorang akan mempengaruhi keputusan yang akan diambil oleh

orang tersebut, termasuk dalam memutuskan untuk melakukan suatu pembelian.

Konsumen akan menampakkan perilakunya setelah melakukan persepsi terhadap

keputusan apa yang akan di ambil dalam membeli produk. Menurut Schiffman

dan Kanuk dalam Wahyuni ( 2008 ), mengungkapkan bahwa persepsi merupakan

suatu proses yang membuat seseorang untuk memilih, mengorganisasikan dan

menginterpretasikan rangsangan-rangsangan yang diterima menjadi suatu

gambaran yang berarti dan lengkap tentang dunianya.

        2

Diakses dari http://www.purefood.org/organics/healthier101101.cfm pada tanggal 2 Januari 2012 3 

(33)

Menurut Kasali dalam Hakim (2010), terjadinya persepsi pada diri

individu dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu latar belakang budaya,

pengalaman masa lalu, nilai-nilai yang dianut, dan berita-berita yang berkembang.

Latar belakang budaya menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi proses

terjadinya persepsi pada diri individu salah satunya ialah kepercayaan.

Kepercayaan merupakan anggapan subyektif bahwa suatu objek atau peristiwa

punya cirri atau nilai tertentu, dengan ataupun tanpa bukti. Pemahaman terhadap

suatu hal juga tidak terlepas dari pengaruh latar belakang pendidikan dan

berkembangnya pola piker kearah yang lebih maju atau modern.

Pengalaman masa lalu ialah pengalaman seseorang tentang objek,

peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan

informasi dan menafsirkan pesan yang telah diterima sebelumnya. Hal berikutnya

yang mempengaruhi pembentkan persepsi ialah nilai-nilai yang dianut. Nilai yang

dianut terbentuk karena adanya pengharapan, serta motif seseorang yang

cenderung untuk menerima sesuatu yang dibutuhkan atau diinginkan, kekuatan

kebutuhan, dan besarnya kecenderungan untuk mengabaikan stimuli yang tidak

berhubungan di lingkungannya.

Berita-berita yang berkembang merupakan salah satu bentuk rangsangan

yang menarik perhatian khalayak. Melalui berita-berita yang berkembang ini

dapat mempengaruhi terbentuknya persepsi pada benak khalayak. Persepsi baik

ataupun buruk pada khalayak dapat terbentuk dari banyak atau seringnya melihat

suatu berita yang ada, karena proses berpikir dapat terbentuk melalui informasi

yang didapatkan khalayak.

1.1.8. Pengetahuan

Menurut Notoadmodjo (2007), pengetahuan merupakan hasil dari tahu

dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu.

Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia

diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan adalah informasi atau maklumat

(34)

Pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia

melalui pengamatan akal. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan

akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah

dilihat atau dirasakan sebelumnya. Misalnya ketika seseorang mencicipi masakan

yang baru dikenalnya, ia akan mendapatkan pengetahuan tentang bentuk, rasa, dan

aroma makanan tersebut.

Pengetahuan yang dicapai dalam domain kognitif mempunyai 5 tingkatan,

yakni:

1. Tahu, diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat

kembali atau recall terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang

dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini

merupakan tingkat yang paling rendah. Kata kerja bahwa untuk mengukur

orang tahu tentang apa yang telah dipelajari antara lain menyebutkan,

menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya.

2. Comprehension (memahami), diartikan sebagai sesuatu untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan

materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau

materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,

memperkirakan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

3. Aplikasi, diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi atau kondisi riil atau sebenarnya. Aplikasi di sini dapat

diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hokum-hukum, rumus, metode,

prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

4. Analisis, adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek

ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi

tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis tersebut

dapat dilihat dari penggunaan kata kerja.

5. Sintesis, menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam bentuk suatu keseluruhan yang baru.

Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun

(35)

penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan

suatu kriteria tersendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada

(Notoatmodjo, 2003).

1.1.9. Sikap

Baron dan Byrne (2004) mengungkapkan bahwa sikap sangat

mempengaruhi pemikiran seseorang. Meskipun sikap tersebut tidak selalu

direfleksikan dalam tingkah laku yang nampak. Berbagai bukti menunjukkan

bahwa sikap sebagai evaluasi terhadap dunia sekitar mewakili aspek kognisi yang

mendasar. Sikap cenderung untuk mengevaluasi stimuli sebagai sesuatu yang

positif atau negatif, sesuatu yang disukai atau tidak disukai. Sikap juga terjadi

dengan segera dan pasti, bahkan sebelum seseorang berusaha memahami arti dari

stimuli tersebut atau mengintegrasikan sikap tersebut dengan pengalaman yang

dimiliki sebelumnya. Sears, Freedman, dan Peplau (1985) mengungkapkan

bahwa:

‘Sikap terhadap objek, gagasan atau orang tertentu merupakan orientasi yang bersifat menetap dengan komponen-komponen kognitif, afektif, dan perilaku. Komponen kognitif terdiri dari seluruh kognisi yang dimiliki seseorang mengenai objek sikap tertentu-fakta, pengetahuan, dan keyakinan tentang objek. Komponen afektif terdiri dari seluruh perasaan atau emosi seseorang terhadap objek, terutama penilaian. Komponen perilaku terdiri dari kesiapan seseorang untuk bereaksi atau cenderung untuk bertindak terhadap objek’.(Sears et. al 1985)

Konsep mengenai sikap telah melahirkan berbagai macam pengertian

diantara para ahli. Sikap pada awalnya diartikan sebagai suatu syarat untuk

munculnya suatu tindakan. Konsep tersebut kemudian berkembang semakin luas

dan digunakan untuk menggambarkan adanya suatu niat yang khusus atau umum,

berkaitan dengan kontrol terhadap respon pada keadaan tertentu (Young dalam

Widiyanta 2002).

Azwar dalam Widiyanta (2002) menggolongkan definisi sikap ke dalam

tiga kerangka pemikiran. Pertama kerangka pemikiran yang diwakili oleh para

ahli psikologi seperti Louis Thurstone, Rensis Likert, dan Charles Osgood.

(36)

sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak

maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak pada objek tersebut.

Kedua, kerangka pemikiran ini diwakili oleh ahli seperti Chief, Bogardus,

La Pierre, Mead, dan Gordon Allport. Menurut kelompok pemikiran ini sikap

merupakan semacam kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan

cara-cara tertentu. Dapat dikatakan bahwa kesiapan yang dimaksudkan merupakan

kecenderungan yang potensial untuk bereaksi dengan cara tertentu apabila

individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya respon.

Ketiga kelompok pemikiran yang berorientasi pada skema triadik (triadic

schema). Menurut pemikiran ini suatu sikap merupakan konstelasi komponen

kognitif, afektif, dan konatif yang saling berinteraksi dalam memahami,

merasakan, dan berperilaku terhadap suatu objek.

1.2. Kerangka Pemikiran

Beras organik merupakan suatu produk yang memiliki potensi besar untuk

dikembangkan di pasaran. Hal ini terkait dengan banyaknya manfaat yang

ditawarkan dari produk ini. Selain dari segi kesehatan, dari segi rasa pun beras

organik memiliki kelebihan apabila dibandingkan dengan produk pertanian

konvensional. Namun produk ini belum dapat berkembang di pasaran. Salah satu

penyebabnya adalah waktu kemunculan produk ini yang relatif masih baru.

Sehingga promosi diperlukan sebagai suatu cara untuk mengembangkan dan

memperkenalkan produk ini. Upaya promosi ini dapat dilakukan dengan

merancang suatu strategi komunikasi yang persuasif, yang dapat menonjolkan

kelebihan dari produk ini. Kelebihan ini didasarkan pada perbandingan dengan

produk pertanian konvensional.

Penelitian ini diawali dengan menganalisis sejauh mana pengetahuan

konsumen dan juga sikap mereka terhadap produk beras organik. Analisis

terhadap keefektifan merek dan leaflet ini dengan menggunakkan metode pre-test

dan post-test terhadap responden di kawasan Kota Bogor. Kerangka pemikiran

(37)

Gambar 3. Bagan Kerangka Pemikiran

Sikap Pengetahuan

Desain Visual ‐Warna ‐Huruf ‐Gambar

Attention Need Satisfaction Visualization Action

Pre Test

Post Test

Merek

Produk Beras organik

Promosi Penjualan

Leaflet Karakteristik

konsumen

Sikap Pengetahuan

(38)

Merek dan leaflet dapat digunakan sebagai media promosi terutama dalam

hal memberikan informasi yang lebih mendetail mengenai produk yang dijual.

Informasi yang terdapat dalam leaflet tersebut diharapkan dapat menimbulkan

perubahan pengetahuan dan juga sikap konsumen terkait dengan produk yang

dijual. Analisa ketertarikan yang ditimbulkan merek dan leaflet ini juga

dipengaruhi oleh karakteristik individu, atau konsumen yang meliputi usia,

pendidikan, jenis kelamin, jumlah alokasi belanja, dan motivasi konsumen dalam

berbelanja produk yang dilakukan dengan menggunakan kuesioner terhadap

responden yang sama yang sebelumnya telah mengisi kuesioner tanpa melihat

merek dan membaca leaflet terlebih dahulu.

Pada penelitian ini juga akan dilihat bagaimana persepsi responden

terhadap merek dan juga persepsi responden terhadap leaflet. Dalam mengukur

persepsi responden terhadap merek digunakan beberapa pernyataan terkait desain

visual merek, seperti, warna, huruf yang digunakan, dan juga gambar atau animasi

yang dipergunakan. Sedangkan dalam mengukur persepsi responden terhadap

leaflet, dinilai dari lima hal, yaitu attention, need, satisfaction, visualization, dan

action. Persepsi responden terhadap merek dan leaflet ini akan dilihat

hubungannya dengan sikap dan pengetahuan responden.

1.3. Hipotesis Penelitian :

1. Terdapat hubungan positif antara penggunaan merek dengan perubahan sikap

responden

2. Terdapat hubungan positif antara penggunaan leaflet dengan perubahan sikap

responden

3. Terdapat hubungan positif antara penggunaan leaflet dengan perubahan

pengetahuan responden

4. Terdapat hubungan positif antara persepsi responden terhadap merek dengan

sikap responden

5. Terdapat hubungan positif antara persepsi responden terhadap leaflet dengan

sikap responden

6. Terdapat hubungan positif antara persepsi responden terhadap leaflet dengan

(39)

1.4. Definisi Operasional

Merek dalam penelitian ini merupakan peubah bebas yang akan dilihat

pengaruhnya terhadap ketertarikan konsumen terhadap suatu produk. Keefektifan

dari sebuah merek dapat dilihat dari sejauh mana merek tersebut dapat dimengerti

oleh konsumen, juga sejauh mana merek tersebut mencerminkan produknya.

Selain itu keefektifan dari sebuah merek juga dapat diukur melalui sejauh mana

kesesuaian merek tersebut dengan produk yang dijualnya kesesuaian tersebut

dapat dilihat dari pemakaian warna pada merek, kesesuaian jenis huruf yang

digunakan, ukuran huruf, penggunaan simbol/lambang yang digunakan, dan juga

dari segi desain merek secara keseluruhan.

1. Merek yang digunakan mencerminkan produk yang di jual

- Sangat tidak setuju di beri skor 1 - Tidak setuju diberi skor 2

- Setuju diberi skor 3

- Sangat setuju diberi skor 4

2. Penggunaan warna pada merek sesuai dengan produk yang dijual

- Sangat tidak setuju di beri skor 1 - Tidak setuju diberi skor 2

- Setuju diberi skor 3

- Sangat setuju di beri skor 4

3. Huruf yang digunakan mudah dibaca dan dimengerti

- Sangat tidak setuju diberi skor 1 - Tidak setuju diberi skor 2 - Setuju diberi skor 3

- Sangat setuju diberi skor 4

4. Gambar atau animasi yang digunakan sesuai dengan produk yang di jual

- Sangat tidak setuju diberi skor 1 - Tidak setuju diberi skor 2 - Setuju diberi skor 3

(40)

5. Ukuran merek yang digunakan sesuai dan tepat dengan kemasan

- Sangat tidak setuju diberi skor 1 - Tidak setuju diberi skor 2 - Setuju diberi skor 3

- Sangat setuju diberi skor 4

6. Nama (merek) yang digunakan sesuai dengan produk yang dijual

- Sangat tidak setuju diberi skor 1 - Tidak setuju diberi skor 2 - Setuju diberi skor 3

- Sangat setuju diberi skor 4

7. Merek yang digunakan menarik perhatian

- Sangat tidak setuju diberi skor 1 - Tidak setuju diberi skor 2 - Setuju diberi skor 3

- Sangat setuju diberi skor 4

Dengan menggunakan rumus interval kelas, penrnyataan-pernyataan diatas

akan menentukan tingkat persepsi responden terhadap merek.

Dari tujuh pernyataan yang ada, maka nilai maksimal adalah 28 dan nilai

minimal adalah tujuh. Persepsi responden terhadap merek ini dikategorikan ke

dalam tiga kelas, yaitu persepsi buruk, sedang, dan baik. Maka diperoleh nilai

rentang kelas sebesar tujuh. Diperoleh nilai untuk kategori :

Persepsi buruk : 7 + 7 = 14 ( 7 ≤ x ≤ 14)

Persepsi sedang : 14 + 7 = 21 (14 < x≤ 21 )

Persepsi baik : 21 + 7 = 28 (21 < x ≤ 28)

Leaflet pada penelitian ini sebagai peubah bebas yang akan dilihat

pengaruhnya terhadap ketertarikan konsumen yang diukur melalui tingkat

pengetahuan dan sikap konsumen. Leaflet merupakan salah satu bentuk Interval kelas (IK) = Skor Maksimum – Skor Minimum

(41)

penyampaian pesan dimana untuk mengukur ketertarikan konsumen terhadap

rancangan desain pesan dapat menggunakan lima variabel, yaitu attention,need,

satisfaction, visualization, dan action.

Attention merupakan kekuatan pesan untuk menarik perhatian diukur

berdasarkan seberapa tinggi kekuatan pesan tersebut untuk dapat menarik

perhatian pengunjung. Untuk mengukur seberapa besar daya tarik yang dimiliki

leaflet ini dapat menggunakan beberapa indikator, yaitu :

1. Komposisi warna dalam leaflet sesuai dengan produk yang dijual dan menarik

untuk dilihat. Indikator :

- Sama sekali tidak sesuai dan tidak menarik diberi skor 1 - Cukup sesuai namun tidak menarik diberi skor 2

- Menarik namun kurang sesuai diberi skor 3 - Menarik dan sangat sesuai diberi skor 4

2. Huruf yang digunakan sesuai dan memiliki daya tarik. Indikator :

- Sama sekali tidak sesuai dan tidak menarik diberi skor 1 - Cukup sesuai namun tidak menarik diberi skor 2

- Menarik namun kurang sesuai diberi skor 3 - Menarik dan sangat sesuai diberi skor 4

3. Simbol yang digunakan sesuai dengan produk dan dapat menarik perhatian.

Indikator :

- Sama sekali tidak sesuai dan tidak menarik diberi skor 1 - Cukup sesuai namun tidak menarik diberi skor 2

- Menarik namun kurang sesuai diberi skor 3 - Menarik dan sangat sesuai diberi skor 4 4. Desain leaflet secara keseluruhan :

- Sangat tidak menarik diberi skor 1 - Tidak menarik diberi skor 2 - Menarik diberi skor 3

- Sangat menarik diberi skor 4

Need merupakan kebutuhan pengunjung akan informasi yang disediakan

dalam leaflet. Pengukuran dilakukan berdasarkan seberapa lengkap informasi

(42)

1. Informasi mengenai produk yang dijual, termasuk didalamnya kelebihan

produk. Indikator :

- Tidak ada, skor 1

- Kurang lengkap, skor 2

- Lengkap, skor 3

- Sangat lengkap, skor 4

2. Informasi lokasi pembelian dan kontak yang bisa dihubungi. Indikator :

- Tidak ada, skor 1 - Kurang lengkap, skor 2 - Lengkap, skor 3

- Sangat lengkap, skor 4

3. Informasi pendukung lainnya (misal: keterangan halal dan keamanan produk).

Indikator :

- Tidak ada, skor 1 - Kurang lengkap, skor 2 - Lengkap, skor 3

- Sangat lengkap, skor 4

Satisfaction merupakan kepuasan pengunjung terhadap ketersediaan informasi

dalam leaflet. Indikator:

- Sangat tidak puas, skor 1

- Tidak puas, skor 2

- Puas, skor 3

- Sangat puas, skor 4

Visualization merupakan persepsi pengunjung mengenai penggambaran isi pesan

yang disampaikan di dalam leaflet. Indikator:

- Tidak ada, skor 1

- Kurang lengkap, skor 2

- Lengkap, skor 3

(43)

Action menggambarkan tingkat keinginan pengunjung untuk berkunjung

melakukan pembelian terhadap produk pertanian organik. Indikator:

- Sangat lemah, skor 1

- Lemah, skor 2

- Kuat, skor 3

- Sangat kuat, skor 4

Seperti halnya dalam menentukan tingkat persepsi responden terhadap

merek, dalam menentukan tingkat persepsi responden terhadap leaflet juga dengan

menggunakan rumus interval kelas. Jumlah total pernyataan yang digunakan

untuk mengukur persepsi terhadap leaflet ini berjumlah empat belas pernyataan,

maka nilai maksimal ialah 56 dan nilai minimal 14. Persepsi terhadap leaflet juga

dibagi kedalam tiga kelas, yaitu persepsi buruk, persepsi sedang, dan persepsi

baik. Diperoleh nilai rentang kelas sebesar 14. Maka hasil penilaian yang

diperoleh ialah :

Persepsi buruk : 14 +14= 28 (14≤x≤28)

Persepsi sedang : 28 + 14 = 42 (28<x≤42)

Persepsi baik : 42+14 = 56 (42 < x≤56)

Variabel berikutnya yang akan dilihat ialah tingkat pengetahuan. Apakah

tingkat pengetahuan ini akan berubah dengan adanya leaflet ataukah tidak.

Tingkat pengetahuan responden ialah sejauh mana pengetahuan responden

terkait dengan produk pertanian organik, khususnya beras organik. Tingkat

pengatahuan ini diukur dengan beberapa parameter :

- Pengatahuan responden menganai produk pertanian organik

- Pengatahuan responden mengenai kandungan gizi

- Pengetahuan responden mengenai kesehatan

Dalam menentukan tingkat pengetahuan responden, responden diberikan

pernyataan yang akan menguji pengetahuan responden. Setiap jawaban yang

benar responden akan mendapat nilai satu dan setiap jawaban yang salah tidak

akan mendapatkan nilai atau nol. Jumlah pernyataan yang digunakan sebanyak

dua belas pernyataan sehingga nilai maksimal yang bisa diperoleh responden ialah

dua belas dan nilai minimum adalah nol. Tingkat pengetahuan ini dibagi kedalam

(44)

Pengetahuan rendah : 0 +4= 4 (0≤x≤4)

Pengetahuan sedang : 4 + 4 = 8 (4<x≤8)

Pengetahuan tinggi : 8+4 = 12 (8 < x≤12)

Variabel terakhir yang akan di ukur ialah sikap responden. Apakah setelah

mereka melihat merek dan mendapatkan informasi dari leaflet mereka cenderung

untuk menampilkan sikap positif terhadap produk ataukah tidak. sikap ini diukur

dengan menggunakan beberapa parameter, diantaranya:

- Kecenderungan tertarik terhadap bentuk fisik produk

- Kecenderungan tertarik dengan cara pengemasan

- Kecenderungan tertarik untuk mencicipi

- Kecenderungan tertarik untuk menjadi konsumen

- Kecenderungan tertarik untuk menyebarluaskan informasi kepada

orang lain

Untuk parameter tersebut dapat diberi skor sebagai berikut :

- Sangat tidak tertarik diberi skor 1

- Tidak tertarik diberi skor 2

- Tertarik diberi skor 3

- Sangat tidak tertarik diberi skor 4

Variabel sikap ini juga dibagi kedalam tiga kelas, yaitu tinggi, sedang, dan

rendah. Jumlah pernyataan yang digunakan untuk mengukur sikap ini ialah

sebanyak sembilan pernyataan dengan masing-masing pernyataan memiliki nilai

maksimal empat dan minimal satu. Maka nilai maksimal yang mungkin diperoleh

oleh responden ialah 36 dan nilai minimalnya adalah sembilan. Diperoleh nilai

rentang kelas sebesar sembilan. Hasil yang diperoleh :

Sikap rendah : 9 + 9 = 18 (9≤x≤18)

Sikap sedang : 18 + 9 = 27 (18< x ≤27)

Sikap tinggi : 27 + 9 = 36 (27 < x ≤ 36)

Selain variabel diatas, dalam penelitian ini juga terdapat peubah bebas.

Peubah bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah karakteristik dari

konsumen, yang meliputi umur, pendidikan, jenis kelamin, jumlah rata-rata

pengeluaran untuk berbelanja, pengetahuan konsumen tentang produk,

(45)

1. Umur adalah usia responden pada saat diwawancarai, dihitung dalam satuan

tahun

2. Pendidikan adalah jenjang pendidikan formal yang pernah ditempuh oleh

responden. Kategori dari pendidikan formal tersebut ialah Sekolah Dasar

(SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) Sekolah Menengah Atas (SMA),

Diploma, Sarjana, dan Pascasarjana.

3. Jenis kelamin ialah perbedaan jenis kelamin reponden, yaitu laki-laki dan

perempuan

4. Jumlah rata-rata belanja makanan/hari adalah jumlah belanja total rata-rata

yang dikeluarkan oleh responden selama satu hari untuk membeli makanan

baik makanan pokok maupun makanan tambahan atau jajan

5. Pengetahuan mengenai produk pertanian organik. Pengetahuan tersebut

meliputi pemahaman mengenai gizi dan kesehatan yang dikategorikan

kedalam 5 kategori yaitu : tidak paham, agak paham, paham, dan sangat

paham.

6. Pengalaman mengkonsumsi produk pertanian organik. Pengalaman

mengkonsumsi ini dikategorikan ke dalam kategori : tidak pernah, jika perlu

saja, jarang dan sering.

7. Motivasi adalah faktor yang mendorong konsumen untuk melakukan

pembelian terhadap produk. Motivasi ini dikategorikan ke dalam lima

kategori, yaitu : manfaatnya bagi kesehatan, kesesuaian selera makanan, untuk

(46)

BAB III

PENDEKATAN LAPANGAN

3.1. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen, dalam penelitian ini

peneliti secara sengaja memanipulasi suatu variabel (memunculkan atau tidak

memunculkan suatu variabel) kemudian memeriksa efek atau akibat yang

ditimbulkannya (Faisal 2005).

Metode penelitian eksperimen dalam penelitian ini dengan menggunakan

model pre-test dan post-test. Model pre-test dan post-test yang digunakan ialah

desain uji awal dan uji akhir satu kelompok, tanpa adanya kelompok kontrol. Pada

desain ini akan dilihat keadaan responden sebelum memperoleh perlakuan dan

keadaan akhir setelah mendapatkan perlakuan (Chadwick 1991).

3.2. Lokasi dan Waktu

Penelitian ini mengambil produk beras organik SAE yang merupakan

singkatan dari Sehat Aman dan Enak. Pemberian nama SAE ini sendiri dijelaskan

oleh Ketua Kelompok Tani Silih Asih H. Dzakaria untuk menjawab kebutuhan

konsumen, dimana saat ini konsumen menginginkan produk yang sehat, aman

untuk dikonsumsi dan tentunya memiliki rasa yang enak. Pemberian nama SAE

ini dibantu dirumuskan oleh Lembaga Pertanian Sehat atau LPS Bogor.

Kelompok Tani Silih Asih sebagai penyuplai atau produsen beras SAE

berlokasi di Kampung Ciburuy, Desa Ciburuy, Kecamatan Cigombong Kabupaten

Bogor. Para petani disini menerapkan sistem pertanian organik, karena mereka

menyadari pentingnya pangan yang sehat dan juga berkesinambungan. Dalam hal

pemasaran,walaupun telah memiliki koperasi sendiri, kelompok Tani ini juga

dibantu oleh suatu lembaga, yaitu Lembaga Pertanian Sehat atau LPS yang

beralamat di Kecamatan Parung Kabupaten Bogor. LPS ini khususnya berperan

sebagai pemasar dari produk beras SAE, juga membantu dalam proses promosi

produk beras SAE, misalnya dengan pembuatan dan pemberian merek, juga

(47)

Penentuan lokasi untuk penelitian ini dilakukan secara sengaja

(purposive), yaitu di wilayah Kota Bogor. Pemilihan ini didasarkan atas beberapa

pertimbangan yang telah didiskusikan dengan dosen pembimbing. Penelitian ini

dilaksanakan dalam waktu lima bulan. Kegiatan dalam penelitian ini meliputi

penyusunan proposal skripsi, kolokium, pengambilan data lapangan, penulisan

draft skripsi, dan perbaikan laporan penelitian.

3.3. Teknik Pemilihan Responden

Jumlah responden yang diambil berjumlah empat puluh orang responden,

didasarkan pada jumlah minimum pengambilan responden dalam penelitian sosial

yaitu sebanyak tiga puluh orang. Responden yang dipilih dalam penelitian ini

merupakan warga Kota Bogor. Berdasarkan data hasil sensus yang dilakukan oleh

Badan Pusat Statistik Kota Bogor pada tahun 2010, jumlah penduduk kota Bogor

sebanyak 949.066 orang. Warga Bogor tersebut tersebar di beberapa wilayah yaitu

Bogor Selatan, Bogor Timur, Bogor Utara, Bogor Tengah, Bogor Barat, dan

Tanah Sareal.

Pemilihan responden ini dilakukan secara sengaja, atau purposive dengan

mendatangi beberapa alamat dan menggunakan teknik accidental sampling.

Menurut Sugiyono (2007) accidental sampling adalah mengambil responden

berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan ditemui oleh

peneliti dapat dijadikan sebagai sampel bila orang yang ditemui tersebut cocok

sebagai sumber data. Hal ini didasarkan asumsi bahwa konsumen beras organik

umumnya dari kalangan menengah ke atas, terkait dengan sifat eksklusifitas dari

produk dan harga yang relatif lebih mahal dibandingkan dengan beras anorganik.

Sehingga dalam penelitian ini dipilih responden yang memang representatif

memiliki cukup uang untuk membeli produk beras organik SAE.

Responden ialah orang dewasa yang memiliki wewenang pengambilan

keputusan pembelian beras. Selain itu responden juga harus bisa membaca, yang

dapat di ukur dengan tingkat pendidikan responden. Responden juga tidak boleh

menderita buta warna agar dapat menganalisis desain visual dari merek dan

(48)

3.4. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data

Data yang didapatkan merupakan data primer. Data tersebut diperoleh

dengan menggunakan instrumen penelitian yaitu kuesioner. Kuesioner tersebut

dimaksudkan sebagai suatu daftar pertanyaan untuk memperoleh data berupa

jawaban-jawaban dari para responden, yaitu orang-orang yang memberi jawaban

(Koentjaraningrat 1977)

Pada tahap awal konsumen diminta untuk mengisi kuesioner yang meliputi

identitas responden, karaktersitik responden, dan juga pengalaman interaksi

responden dengan produk pertanian organik. Kemudian setelah itu responden

diminta untuk mengisi pertanyaan mengenai pengetahuan responden, dan juga

sikap responden terhadap produk pertanian organik untuk menilai sejauh mana

ketertarikan responden terhadap produk pertanian organik. Pengisian kuesioner ini

dmaksudkan sebagai tahap awal atau pre-test bagi responden.

Setelah responden mengisi bagian awal kuesioner, kemudian responden

diperlihatkan desain merek yang digunakan oleh produk beras organik SAE, dan

diminta untuk mengisi kuesioner mengenai persepsi mereka terkait desain merek

dari produk tersebut. Sejauh mana merek yang digunakan tersebut dapat dipahami

dan menarik perhatian konsumen. Setelah didapatkan persepsi responden

mengenai pemakaian merek tersebut, kemudian responden diberikan leaflet untuk

mereka pelajari. Setelah responden mempelajari leaflet yang ada, kemudian

responden diminta untuk mengisi kuesioner berikutnya mengenai persepsi

responden terhadap leaflet yang baru saja dibaca oleh responden.

Tahapan berikutnya setelah responden mengisi kuesioner kedua, mengenai

merek dan leaflet ialah responden diminta untuk mengisi kuesioner bagian ketiga.

Pada kuesioner bagian ketiga ini responden diberikan pertanyaan yang sama

dengan kuesioner pada bagian pertama yaitu mengenai pengetahuan konsumen

dan juga sikap konsumen terhadap beras organik SAE. Pemberian kuesioner

ketiga ini dimaksudkan untuk melihat ada atau tidaknya perubahan pengetahuan

dan juga sikap untuk mengkonsumsi pada responden setelah mereka melihat

merek dan juga mempelajari leaflet yang telah diberikan sebelumnya.

Dari kuesioner tersebut akan didapatkan data deskriptif mengenai keefektifan

Gambar

Tabel 15. Jumlah dan Persentase Jawaban dalam Menilai Leaflet Aspek
Gambar 1  Model Komunikasi Pemasaran (Tjiptono 2008)
Gambar 2 Tiga Tingkat Produk (Kotler 2008)
Gambar 3. Bagan Kerangka Pemikiran
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hubungannya dengan tingkat generalisasi, untuk mempertahankan tingkat kejelasan dan menghindari penuhnya detail, perlu dilakukan penyederhanaan beberapa tipe dari

Gedung H, Kampus Sekaran-Gunungpati, Semarang 50229 Telepon: (024)

(3) Observasi, meliputi : Pada penelitian siklus II, pengamatan dilakukan oleh Nini Edny, S.Th sebagai observer yang dilakukan keoada peneliti yang melaksanakan

Mengenai ini, dalam pengujiannya atas 53 fatwa DSN-MUI periode 2000-2006, Mudzhar menemukan bahwa masing-masing fatwa itu rata-rata menggunakan 2,5 kaidah. Namun dari satu angka

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data populasi, persebaran spesies Dipterocarpaceae dan perubahan keragaman struktur flora pohon yang terjadi di

Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berraku, kepad.a Anggota Komisi Yudisial yang menduduki jabatan, diberikan tunjangan jabatan sebagaimana tercantum pada

Segala puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat serta kuasa-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “Pelaksanaan

Dalam tugas akhir ini metode statistik yang digunakan untuk mendeteksi pola abnormal konsumsi air minum pelanggan PDAM Surya Sembada Surabaya adalah korelasi