• Tidak ada hasil yang ditemukan

Development of New Variety of Dendrobium Orchid Cut Flowers by Quality Function Deployment (QFD) Approach

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Development of New Variety of Dendrobium Orchid Cut Flowers by Quality Function Deployment (QFD) Approach"

Copied!
298
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN VARIETAS BARU

ANGGREK

DENDROBIUM

BUNGA POTONG DENGAN

PENDEKATAN

QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT

(QFD)

NUR QOMARIAH HAYATI

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

*

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Pengembangan Varietas Baru Anggrek Dendrobium Bunga Potong dengan Pendekatan Quality Function Deployment (QFD) adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Januari 2013

Nur Qomariah Hayati

(4)

ABSTRACT

NUR QOMARIAH HAYATI. Development of New Variety of Dendrobium Orchid Cut Flowers by Quality Function Deployment (QFD) Approach. Under direction of RITA NURMALINA and HARMINI

Development of Dendrobium cut flowers is one of the efforts taken to obtain a better quality of new variety. Breeding program will provide benefits if referring to ideotype plant breeding. The objectives of this research are: 1) to identify a new variety of Dendrobium ideotype as consumer requirement; 2) to identify consumer requirement variables as the priorities to be met by producer in the development of a new variety of Dendrobium cut flower; 3). to determine technical requirement priorities that are according to priorities consumer requirement in the development of a new variety of Dendrobium cut flower. This study use primary data in the form of an interview questionnaire. The sampling method is done by census to 30 Dendrobium cut flowers farmers at Gunung Sindur and Serpong. The data are analyzed by QFD approach by setting House of Quality matrix. The result of the study indicated there are 4 main priorities to be met by breeders in the development of a new variety of Dendrobium cut flowers: (1) Affordabel seeds price; (2) The ability to producing the flower; (3) The ability to gain the seed; (4) colour, shape, and size of the flower. Technical requirement priorities of breeder that according to satisfy consumer requirement priorities in the development of a new variety of Dendrobium cut flowers, are: (1) Reliable information system; (2) Scoring for flower quality characters (3).Tissue culture technology and relation between stakeholders and institute. These suggest that further research is recommended to gain supportive technologies for development new varieties of Dendrobium cut flowers.

(5)

RINGKASAN

NUR QOMARIAH HAYATI. Pengembangan Varietas Baru Anggrek

Dendrobium Bunga Potong dengan Pendekatan Quality Function Deployment

(QFD). Dibimbing oleh RITA NURMALINA dan HARMINI.

Sebagai negara yang mempunyai sumber keanekaragaman hayati beberapa jenis anggrek yang sangat potensial untuk menghasilkan varietas baru anggrek potong adalah melalui pendekatan pemuliaan tanaman. Namun pemuliaan dan industri anggrek di Indonesia sangat tertinggal jauh. Salah satu teknologi yang dibutuhkan untuk memanfaatkan potensi sumber daya genetik yang tersedia adalah teknologi yang mampu mentransformasikan sumber daya genetik tersebut menjadi produk yang berkualitas dan mempunyai keunggulan bersaing sesuai dengan keinginan konsumen. Program pemuliaan akan bermanfaat apabila mengacu kepada pemuliaan ideotipe tanaman. Tipe ideal merupakan suatu parameter yang sesuai dengan keinginan konsumen. Pemikiran dan pemahaman dari konsumen memegang peran sebagai kunci keberhasilan/tidaknya pengembangan varietas baru. Suara konsumen atau Voice of Consumer (VOC) merupakan input yang sangat penting dalam penyusunan rumah kualitas atau House of Quality (HOQ). Kemampuan produsen dalam menerjemahkan keinginan konsumen menjadi apa yang bisa dihasilkan oleh produsen merupakan hambatan masuk (competitive barriers) bagi pesaing. Bertolak dari hal tersebut maka penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan Quality Function Deployment (QFD), yang melihat dua sisi yaitu sisi konsumen dan sisi produsen.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengidentifikasi ideotipe varietas baru anggrek Dendrobium bunga potong (persyaratan konsumen) yang sesuai dengan keinginan konsumen; (2) Mengidentifikasi variabel persyaratan konsumen yang menjadi prioritas utama untuk dipenuhi oleh pemulia dalam pengembangan varietas baru anggrek Dendrobium bunga potong; (3) Menentukan prioritas persyaratan teknis pemulia yang sesuai dengan prioritas persyaratan konsumen dalam pengembangan varietas baru anggrek Dendrobium bunga potong.

Pendekatan QFD digunakan untuk memperbaiki proses perencanaan, mengatasi permasalahan tim, serta tuntutan konsumen tidak diinterpretasikan secara salah. Implementasi QFD secara garis besar dibagi dalam tiga tahap, yaitu: (1) tahap pengumpulan suara konsumen; (2) tahap penyusunan rumah kualitas (house of quality); (3) tahap analisa dan interpretasi. Tahap pengumpulan suara konsumen diperoleh dari penelitian pasar. Tahap penyusunan rumah kualitas terdiri dari (1) penyusunan matriks persyaratan konsumen (what); (2) penyusunan matriks persyaratan teknis (how); (3) mengembangkan matriks hubungan antara persyaratan konsumen dengan persyaratan teknik; (4) mengembangkan matriks hubungan antar persyaratan teknik; (5) penilaian kompetitif; (6) mengembangkan prioritas persyaratan konsumen; (7) mengembangkan prioritas persyaratan teknik. Tahap analisa dan interpretasi merupakan tahap teknis dan implementasi QFD terhadap rumah kualitas yang sudah disusun.

(6)

hibrida ( 24 bulan), warna bunga (putih dan kombinasi dua warna), bentuk bunga (bintang), ukuran bunga (besar), malai bunga panjang (>20 cm), tangkai bunga panjang (minimal 40 cm), jumlah kuntum bunga pert tangkai banyak (minimal 16 kuntum), ketegaran tangkai bunga (tegak dan kuat), ketahanan bunga (>10 hari), kemudahan memperoleh varietas (sangat mudah), kemudahan memproduksi bunga (mudah), harga beli bibit (sangat murah), harga jual bunga (mahal). Urutan prioritas persyaratan konsumen yang utama untuk dipenuhi oleh pemulia yaitu: harga beli benih sangat murah; kemudahan dalam memproduksi bunga mudah; dan kemudahan dalam memperoleh benih sangat mudah; warna bunga, bentuk bunga, dan ukuran bunga. Sedangkan urutan prioritas persyaratan teknis yang utama perlu dilakukan oleh pemulia untuk memenuhi persyaratan konsumen yaitu: teknologi kultur jaringan (in vitro), penilaian karakter dan kualitas bunga, sistem informasi yang handal, serta hubungan antara lembaga dan pelaku usaha. Kendala pemulia dalam memenuhi varietas sesuai keinginan konsumen yaitu: trade off, dinamis, detil, tekanan waktu, dan kebutuhan dana.

Penggalian informasi suara konsumen (monitoring pasar) mempunyai pengaruh yang sangat penting. Sistem informasi berperan dalam menginformasikan ketersediaan produk maupun informasi pasar. Peran lembaga yang terkait baik lembaga pemerintah dan swasta perlu disinergikan, agar dapat menghasilkan varietas baru yang terseleksi sesuai dengan keinginan konsumen untuk selanjutnya diperbanyak melalui teknologi perbanyakan bibit secara kultur in vitro. Untuk mengembangkan varietas baru anggrek yang mempunyai keunggulan bersaing perlu dilakukan perubahan sistem pengelolaan usaha kearah pengembangan industri dengan memanfaatkan potensi anggrek yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Untuk itu sangat diperlukannya penataan sistem perbenihan bibit anggrek Dendrobium bunga potong. Masalah yang sangat penting yang sedang dihadapi oleh sebagian besar petani/responden dalam mengusahakan anggrek Dendrobium bunga potong adalah keterbatasan jumlah bibit yang berkualitas. Dengan teknologi kultur in vitro dapat menghasilkan bibit anggrek dengan pertumbuhan yang seragam dan mempunyai sifat genetik sama dengan induk atau tetuanya. Untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri dan mengurangi angka impor bibit, dalam pengembangan anggrek Dendrobium bunga potong sangat diperlukan sistem pengembangan yang terintegrasi, yang pelaksanaannya akan berhasil secara optimal, apabila semua pihak yang terkait sesuai dengan tugas, peran dan fungsi masing-masing bersinergi untuk saling memberi dukungan. Resiko-resiko kegagalan produk yang tidak sesuai dengan keinginan konsumen dapat ditekan serendah mungkin. Oleh karena itu sangat diperlukan pemahaman oleh pemulia tentang pentingnya sifat-sifat tetua yang akan digunakan, silsilah, dan perilaku pewarisannya sehingga hasilnya dapat diramalkan secara ilmiah.

(7)

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2013

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB

(8)

PENGEMBANGAN VARIETAS BARU

ANGGREK DENDROBIUM BUNGA POTONG DENGAN PENDEKATAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)

NUR QOMARIAH HAYATI

Tesis

Sebagai salah satu syaratuntuk memperoleh gelar Magister Sains pada

Program Studi Agribisnis

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(9)

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis : Dr. Ir. Lilik Noor Yuliati, MFSA

(10)

Judul Tesis : Pengembangan Varietas Baru Anggrek Dendrobium Bunga Potong dengan Pendekatan Quality Function Deployment (QFD)

Nama : Nur Qomariah Hayati NIM : H451100221

Disetujui

Komisi Pembimbing,

Prof. Dr. Ir. Rita Nurmalina, MS Ir. Harmini, M.Si Ketua Anggota

Diketahui

Ketua Program Studi Dekan Sekolah Pascasarjana Agribisnis,

Prof. Dr. Ir. Rita Nurmalina, MS Dr. Ir. Dahrul Syah, MSc.Agr

(11)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga tesis yang berjudul “Pengembangan Varietas Baru Anggrek Dendrobium Bunga Potong dengan Pendekatan Quality Function Deployment (QFD)” dapat diselesaikan. Tesis ini dapat diselesaikan dengan atas dukungan dan bantuan dari banyak pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih yang mendalam khususnya kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Rita Nurmalina, MS selaku Ketua Komisi Pembimbing, dan Ir. Harmini, M.Si selaku Anggota Komisi Pembimbing atas segala bimbingan, arahan, motivasi, bantuan, kritikan, masukan dan saran yang sangat berharga yang telah diberikan kepada penulis mulai dari penyusunan proposal hingga penyelesaian tesis ini.

2. Dr. Ir. Lilik Noor Yulianti, MFSA selaku Dosen Evaluator pada pelaksanaan kolokium proposal penelitian dan pada ujian tesis selaku Dosen Penguji Luar Komisi, yang telah memberikan banyak arahan, masukan dan saran sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik, serta Dr. Ir. Anna Fariyanti, MSi selaku Dosen Penguji Perwakilan Program Studi pada ujian tesis.

3. Prof. Dr. Ir. Rita Nurmalina, MS selaku Ketua Program Studi Agribisnis dan Dr. Ir. Suharno, MADev selaku Sekretaris Program Studi Agribisnis, serta seluruh Staf Pengajar dan Staf Program Studi Agribisnis atas dorongan semangat bantuan, dan kemudahan yang diberikan kepada penulis selama menempuh pendidikan pada Program Studi Agribisnis.

4. Kepala Balai Penelitian Tanaman Hias, Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian melalui Bagian Pembinaan Tenaga, yang telah memberikan kesempatan, kepercayaan dan dukungan biaya yang diberikan kepada penulis selama masa tugas belajar S2 ini berlangsung.

5. Dra. Dyah Widyastoety, MS; Dra. Nina Solvia, MP (Almarhumah); Ir. Kristina Dwi Atmini, MS; Dr. Ir. Suskandari Kartikaningrum, MP; Dr. Drs. M. Kosim Kardin, MSc, atas dukungan, diskusi, saran dan masukan yang diberikan kepada penulis.

(12)

7. Terima kasih kepada Bapak Joko As’ad (PT Eka Karya Graha), Bapak Sukedi, Bapak Muslih, Bapak Nana, Bapak Zainal dan seluruh petani/pelaku usaha anggrek selaku responden atas bantuan dan dukungannya, sehingga penulis dapat melaksanakan penelitian ini.

8. Penghargaan yang tinggi dan terima kasih kepada ibunda Hj. Rodhiyah Dahlan dan ayahanda Juwahir Ali (almarhum), papa mertua Ir. H. Amir Lumban Gaol dan mama mertua Hj. Etty Setiawati, atas doa dan kasih sayang yang tiada putus, serta semua keluarga kakak dan adik.

9. Terima kasih khusus kepada suamiku tercinta Eddy Krisman Lumban Gaol dan anak-anakku tersayang Falah Hilmy Ramadhan Lumban Gaol, Muhammad Rafi Rajabi Lumban Gaol, Adha Rabbani Lumban Gaol atas pengorbanaan, keikhlasan dan kasih sayangnya selama penulis menempuh studi.

Semoga Allah SWT yang Maha Rahman dan Maha Rahim memberikan balasan yang setimpal atas segala kebaikan kehadiratnya-Nya kelak. Akhir kata semoga tesis ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.

Bogor, Januari 2013

(13)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Madiun pada tanggal 5 September 1971 dari ayah Juwahir Ali (almarhum) dan ibu Hj. Rodhiyah Dahlan. Penulis merupakan putri keenam dari enam bersaudara.

Tahun 1989 penulis lulus dari SPP-SPMA Madiun. Pada tahun 1998 penulis diterima di Fakultas Pertanian Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Universitas Padjadjaran Bandung dan lulus pada tahun 2002. Tahun 2010 penulis mendapat kesempatan untuk melanjutkan studi ke Program Magister pada Program Studi Magister Sains Agribisnis melalui beasiswa Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian Republik Indonesia.

(14)

DAFTAR ISI

2.1 Peran Pengembangan Kualitas Produk Baru dalam Meningkatkan Keunggulan Bersaing ... 9

2.2 Peran Preferensi Konsumen dalam Menentukan Atribut Produk Anggrek Dendrobium Bunga Potong... 11

2.3 Peran Pemuliaan dalam Pengembangan Varietas Baru AnggrekDendrobium Bunga Potong... 13

2.4 Pendekatan Quality Function Deployment (QFD) dalam Pengembangan Kualitas Produk ... 15

III KERANGKA PEMIKIRAN ... 17

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ... 17

3.1.1 Konsep Kualitas ... 17

3.1.2 Definisi Produk ... 18

3.1.3 Perancangan dan Pengembangan Produk ... 20

3.1.4 Konsep Perilaku Konsumen ... 25

3.1.5 Konsep Pemasaran ... 27

3.1.6 Konsep Quality Function Deployment (QFD)... 28

3.1.6.1 Pengertian QFD ... 28

3.1.6.2 Rumah Kualitas (House of Quality) ... 29

3.1.6.3 Manfaat QFD ... 32

3.1.6.4 Implementasi QFD ... 33

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional ... 34

IV METODE PENELITIAN ... 37

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 37

4.2 Jenis dan Sumber Data ... 37

4.3 Metode Pengambilan Sampel ... 37

4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 38

4.4.1 Tabulasi Deskriptif ... 38

(15)

V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN ... 45

5.1 Sentra Penanaman Anggrek Dendrobium Bunga Potong di Indonesia ... 45

5.2 Sejarah Keberadaan Usahatani Anggrek Dendrobium Bunga Potong ... 46

5.3 Varietas Anggrek Dendrobium Bunga Potong ... 48

5.4 Kondisi Sistem Perbenihan Anggrek Dendrobium Bunga Potong ... 49

VI HASIL DAN PEMBAHASAN... 51

6.1 Karakteristik Responden ... 51

6.2 Pendekatan QFD dalam Pengembangan Varietas baru Anggrek Dendrobium Bunga Potong ... 55

6.3 Penyusunan Matriks House Of Quality (HOQ) ... 55

6.3.1 Penyusunan Persyaratan Konsumen (What) ... 56

6.3.2 Penyusunan persyaratan Teknik (How) ... 68

6.3.3 Pengembangan Matriks Hubungan antara Persyaratan Konsumen dan Persyaratan Teknik ... 69

6.3.4 Pengembangan Matriks Hubungan antar Persyaratan Teknik ... 73

6.3.5 Penilaian Kompetitif ... 76

6.3.5.1 Penilaian Kompetitif Konsumen ... 76

6.3.5.2 Penilaian Kompetitif Teknik ... 78

6.3.6 Pengembangan Prioritas Persyaratan Konsumen ... 79

6.3.6.1 Kepentingan Bagi Konsumen ... 79

6.3.6.2 Nilai Sasaran Persyaratan Konsumen ... 91

6.3.6.3 Faktor Skala Kenaikan ... 92

6.3.6.4 Poin Penjualan ... 93

6.3.6.5 Bobot Absolut Persyaratan Konsumen ... 95

6.3.7 Pengembangan Prioritas Persyaratan Teknik ... 97

6.3.7.1 Derajat Kesulitan ... 97

6.3.7.2 Nilai Sasaran Persyaratan Teknik... 99

6.3.7.3 Bobot Absolut Persyaratan Teknik ... 101

6.3.7.4 Bobot Relatif Persyaratan Teknik ... 104

6.3.8 Penentuan Arah Pengembangan Persyaratan Teknik ... 106

6.4 Analisa, Interpretasi dan Implementasi QFD ... 107

VII SIMPULAN DAN SARAN ... 111

8.1 Simpulan ... 111

8.2 Saran ... 112

DAFTAR PUSTAKA ... 113

(16)

DAFTAR TABEL

1 Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Anggrek Tahun 2005-2010 2

2 Produksi Tanaman Hias Tahun 2009-2010 ... 3

3 Spesifikasi Persyaratan Mutu Kelompok Dendrobium ... 13

4 Pakar dan Pemulia Aggrek Balai Tanaman Hias (BALITHI) ... 38

5 Penyusunan Matriks HOQ Pengembangan Varietas Baru Anggrek

Dendrobium Bunga Potong ... 44

6 Daerah Sentra Produksi dan Luas Tanam Anggrek

di IndonesiaTahun 2012 ... 45

7 Komoditas Tanaman Unggulan Provinsi Banten Tahun 2010-2011 46

8 Sentra Produksi Anggrek Nasional di Jawa Barat Tahun 2012 ... 46

9 Ketersediaan Bibit Anggrek Dalam Negeri, Ekspor dan Impor Bibit

Tanaman Anggrek ... 50

10 Sebaran Responden Petani Anggrek Dendrobium Bunga Potong Menurut Usia di Kecamatan Serpong dan Kecamatan Gunung Sindur

Tahun 2012 ... 51

11 Sebaran Pendidikan Formal Responden Anggrek Dendrobium Bunga Potong di Kecamatan Serpong dan Kecamatan Gunung Sindur Tahun 2012 ... 52

12 Sebaran Status Usahatani Responden Anggrek Dendrobium

Bunga Potong di Kecamatan Serpong dan Kecamatan Gunung Sindur Tahun 2012 ... 52

13 Sebaran Status Lahan Responden Anggrek Dendrobium Bunga Potong di Kecamatan Serpong dan Kecamatan Gunung Sindur Tahun 2012 53

14 Sebaran Luas Lahan Responden Anggrek Dendrobium Bunga Potong di Kecamatan Serpong dan Kecamatan Gunung Sindur Tahun 2012 54

15 Sebaran Pendapatan Responden Anggrek Dendrobium Bunga Potong di Kecamatan Serpong dan Kecamatan Gunung Sindur Tahun 2012

16 Sebaran Responden yang Menginginkan Atribut Produktivitas

Anggrek Dendrobium Bunga potong VB ... 57

17 Sebaran Responden yang Menginginkan Atribut Umur Hibrida

Berbunga Anggrek Dendrobium Bunga Potong VB ... 58

18 Sebaran Responden yang Menginginkan Atribut Warna Bunga

Anggrek Dendrobium Bunga Potong VB ... 59

19 Sebaran Responden yang Menginginkan Atribut Bentuk Bunga

(17)

20 Sebaran Responden yang Menginginkan Atribut Ukuran Bunga

Anggrek Dendrobium Bunga Potong VB ... 60

21 Sebaran Responden yang Menginginkan Atribut Panjang Malai Bunga Anggrek Dendrobium Bunga Potong VB ... 61

22 Sebaran Responden yang Menginginkan Atribut Panjang Tangkai Bunga Anggrek Dendrobium Bunga Potong VB ... 62

23 Sebaran Responden yang Menginginkan Atribut Jumlah Kuntum Bunga Anggrek Dendrobium Potong VB ... 62

24 Sebaran Responden yang Menginginkan Atribut Ketegaran

Tangkai Bunga Anggrek Dendrobium Bunga Potong VB ... 62

25 Sebaran Responden yang Menginginkan Atribut Ketahanan Bunga

Anggrek Dendrobium Bunga Potong VB ... 63

26 Sebaran Responden yang Menginginkan Atribut Kemudahan

Memperoleh Bibit Anggrek Dendrobium Bunga Potong VB ... 63

27 Sebaran Responden yang Menginginkan Atribut Kemudahan

Memproduksi Anggrek Dendrobium Bunga Potong VB ... 64

28 Sebaran Responden yang Menginginkan Atribut Ketahanan

Terhadap Serangan Hama Anggrek Dendrobium Bunga Potong VB 65

29 Sebaran Responden yang Menginginkan Atribut Ketahanan Terhadap Serangan Penyakit Anggrek Dendrobium Bunga

Potong VB ... 65

30 Sebaran Responden yang Menginginkan Atribut Harga Beli

Benih Anggrek Dendrobium Bunga Potong VB ... 66

31 Sebaran Responden yang Menginginkan Atribut Harga Jual

Bunga Anggrek Dendrobium Potong VB ... 66

32 Persyaratan Konsumen Anggrek Dendrobium Bunga Potong

Varietas Baru Sesuai dengan Keinginan Konsumen ... 67

33 Persyaratan Teknik Anggrek Dendrobium Bunga Potong

Varietas Baru Sesuai Keinginan Konsumen ... 69

34 Matriks Hubungan Persyaratan Konsumen dengan Persyaratan Teknik 72

35 Matriks Hubungan Antar Persyaratan Teknik ... 75

36 Penilaian Kompetitif Konsumen ... 77

37 Penilaian Kompetitif Teknik ... 78

38 Sebaran Responden Menurut Tingkat Kepentingan Atribut Produktivitas Tinggi Anggrek Dendrobium Bunga Potong VB

(18)

39 Sebaran Responden Menurut Tingkat Kepentingan Atribut Umur Hibrida Berbunga Anggrek Dendrobium

Bunga Potong VB( 24 bulan) ... 81

40 Sebaran Responden Menurut Tingkat Kepentingan Atribut Warna Bunga Anggrek Dendrobium Potong VB ... 81

41 Sebaran Responden Menurut Tingkat Kepentingan Atribut Bentuk Bunga Anggrek Dendrobium Bunga Potong VB ... 82

42 Sebaran Responden Menurut Tingkat Kepentingan Atribut Ukuran Bunga Anggrek Dendrobium Bunga Potong VB ... 83

43 Sebaran Responden Menurut Tingkat Kepentingan Atribut Panjang Malai Bunga Anggrek Dendrobium Bunga Potong VB ... 83

44 Sebaran Responden Menurut Tingkat Kepentingan Atribut Panjang Tangkai Bunga Anggrek Dendrobium Bunga Potong VB ... 84

45 Sebaran Responden Menurut Tingkat Kepentingan Atribut Jumlah Kuntum Bunga Anggrek Dendrobium Potong VB ... 84

46 Sebaran Responden Menurut Tingkat Kepentingan Atribut Ketegaran Tangkai Bunga Anggrek Dendrobium Bunga Potong VB ... 85

47 Sebaran Responden Menurut Tingkat Kepentingan Atribut Ketahanan Bunga Anggrek Dendrobium Bunga Potong VB ... 85

48 Sebaran Responden Menurut Tingkat Kepentingan Atribut Kemudahan Memperoleh Benih Anggrek Dendrobium Bunga Potong VB ... 86

49 Sebaran Responden Menurut Tingkat Kepentingan Atribut Kemudahan Memproduksi Bunga Anggrek Dendrobium Bunga Potong VB ... 87

50 Sebaran Responden Menurut Tingkat Kepentingan Atribut Ketahanan Terhadap Serangan Penyakit Anggrek Dendrobium Bunga Potong VB ... 88

51 Sebaran Responden Menurut Tingkat Kepentingan Atribut Ketahanan Terhadap Serangan Hama Anggrek Dendrobium Potong VB ... 88

52 Sebaran Responden Menurut Tingkat Kepentingan Atribut Harga Beli Bibit Anggrek Dendrobium Bunga Potong VB ... 89

53 Sebaran Responden Menurut Tingkat Kepentingan Atribut Harga Jual Bunga Anggrek Dendrobium Potong VB ... 89

54 Tingkat Kepentingan Persyaratan Konsumen ... 90

55 Nilai Sasaran Persyaratan Konsumen ... 92

56 Faktor Skala Kenaikan Setiap Persyaratan Konsumen ... 93

(19)

58 Bobot Absolut Persyaratan Konsumen ... 96

59 Derajat Kesulitan Persyaratan Teknik ... 98

60 Nilai Sasaran Persyaratan Teknik ... 100

61 Bobot Absolut Persyaratan Teknik ... 103

62 Bobot Relatif Setiap Persyaratan Teknik Anggrek Dendrobium Bunga Potong Varietas Baru ... 105

(20)

DAFTAR GAMBAR

1 Model House Of Quality ... 30

2 Alur Kerangka Pemikiran Operasional ... 36

3 Pengembangan Varietas Baru Anggrek Dendrobium

(21)

DAFTAR LAMPIRAN

1 Matriks HOQ Pengembangan Varietas Baru Anggrek Dendrobium

Bunga Potong ... 117

2 Daftar Petani Anggrek Dendrobium di Kecamatan Serpong... 118

3 Daftar Petani Anggrek Dendrobium di Kecamatan Gunung Sindur 119

4 Kuesioner Persyaratan Konsumen Anggrek Dendrobium Bunga

Potong Varietas baru ... 120

5 Kuesioener untuk Mengetahui Penilaian Kompetitif konsumen

Terhadap Anggrek Dendrobium Bunga Potong ... 124

6 Kuesioner untuk Mengetahui Tingkat Kepentingan Persyaratan

Konsumen Terhadap Anggrek Dendrobium Bunga Potong ... 125

7 Kuesioener untuk Mengetahui Poin Penjualan Persyaratan

Konsumen Terhadap Anggrek Dendrobium Bunga Potong ... 126

8 Kuesioner Persyaratan Teknik Anggrek Dendrobium Bunga Potong 127

9 Kuesioner Derajat kesulitan Persyaratan Teknik ... 128

10 Kuesioner Penilaian Kompetitif Persyaratan Teknik ... .. 129

11 Kuesioner Nilai Sasaran Persyaratan Konsumen Anggrek

Dendrobium Bunga Pot... 130

12 Kuesioner Nilai Sasaran Persyaratan Teknik Anggrek

Dendrobium Bunga Potong ... .... 131

13 Kuesioner Arah Pengembangan Persyaratan Teknik Anggrek

(22)
(23)

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

nasional. Peran strategis pertanian tersebut digambarkan melalui kontribusi yang

nyata, antara lain melalui pembentukan kapital, penyerap tenaga kerja, sumber

devisa negara, sumber pendapatan, serta pelestarian lingkungan melalui praktek

usahatani yang ramah lingkungan. Berbagai peran strategis pertanian dimaksud

sejalan dengan tujuan pembangunan perekonomian nasional yaitu meningkatkan

kesejahteraan masyarakat Indonesia, mempercepat pertumbuhan ekonomi,

mengurangi kemiskinan, menyediakan lapangan kerja, serta memelihara

keseimbangan sumberdaya alam dan lingkungan hidup. Melalui pertanian maju,

efisien dan tangguh, diharapkan mampu meningkatkan kualitas serta menunjang

pembangunan.

Pada tahun 2011, sektor pertanian memberikan kontribusi Produk Domestik

Bruto (PDB) sebesar 14,7 persen. Tanaman hias (florikultura) merupakan bagian

dari subsektor hortikultura yang sangat potensial untuk dikembangkan sebagai

salah satu sumber pendapatan nasional di masa depan. Kontribusi hortikultura

terhadap pertanian sebesar 21,17 persen. Adapun kontribusi florikultura terhadap

hortikultura sebesar 13,34 persen, sedangkan kontribusi florikultura dalam

pembangunan pada data Biro Pusat Statistik (BPS) sebesar 5-10 persen (PPHP,

2011).

Salah satu produk florikultura adalah anggrek. Berbagai jenis anggrek sudah

dipasarkan baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Jenis-jenis anggrek yang

banyak dijumpai di pasaran antara lain: Dendrobium, Phalaenopsis, Vanda,

Cymbidium, Paphiopedilum, Renanthera, Bulbophyllum. Namun, meskipun telah

mampu memasuki perdagangan internasional, pada saat ini kontribusi Indonesia

terhadap suplai pasar florikultura masih sangat rendah yakni kurang dari 1 persen.

Indonesia baru mampu memasok 0,046 persen dari kebutuhan tanaman hias dunia.

Padahal bila ditinjau dari potensi sumber daya genetik, Indonesia

(24)

berpotensi sebagai tetua untuk menghasilkan varietas baru anggrek bunga potong,

salah satunya seperti Dendrobium (Widiastoety dkk, 2010). Dendrobium

merupakan anggrek yang sangat populer diantara jenis anggrek yang lain. Sebagai

anggota keluarga anggrek, Dendrobium menempati peringkat kedua terbesar dari

900-1600 spesies. Menurut Wirakusuma (1985), anggrek-anggrek spesies atau

anggrek alam memegang peranan penting dalam menghasilkan silangan-silangan

sehingga hibrida-hibrida yang terbentuk mempunyai mutu yang lebih baik dari

induknya.

Namun rata-rata produktivitas anggrek di Indonesia masih lebih rendah bila

dibandingkan dengan potensi genetiknya yaitu hanya 4-5 tangkai/tanaman,

sedangkan potensi genetiknya bisa mencapai 8-10 tangkai/tanaman (Litbang

2007). Sedangkan Thailand produktivitas tanaman anggrek rata-rata 10-12

tangkai/tanaman. Perkembangan komoditas anggrek antara lain dapat dilihat dari

luas panen. Pada tahun 2006 terjadi penurunan luas panen, menurunnya luas

panen akan berpengaruh terhadap produksi anggrek nasional, namun

produktivitasnya mengalami peningkatan (Tabel 1).

Tabel 1. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Anggrek Tahun 2005-2010

Tahun Luas Panen (m2)

Produksi (tangkai)

Produktivitas (tangkai/m2)

2005 1.221.524 7.902.403 7

2006 1.120.630 10.903.444 9

2007 1.229.102 9.489.393 7

2008 1.237.679 15.309.964 15

2009 1.308.199 16.205.949 12

2010 1.391.206 14.050.445 8

Sumber : BPS, 2011

Sedangkan posisi produksi tanaman hias anggrek terhadap produksi

tanaman hias non anggrek domestik, pada tahun 2009-2010 menunjukkan bahwa

anggrek menempati posisi keempat. Posisi tertinggi adalah krisan, mawar, sedap

malam. Data produksi anggrek dibandingkan dengan tanaman hias lain tahun

(25)

Tabel 2. Produksi Tanaman Hias Tahun 2009-2010

Komoditas Produksi (tangkai)

Tahun 2009 Tahun 2010

Anggrek 16.209.949 14.050.445

Krisan 107.847.072 185.232.970

Mawar 60.191.362 82.351.332

Sedap malam 51.047.807 59.298.954 Sumber: BPS, 2011

Pada saat ini, industri anggrek nasional masih tertinggal dengan negara lain

seperti Thailand dan Taiwan. Sebab di kedua negara tersebut menempatkan

anggrek sebagai komoditas yang mempunyai posisi paling penting dalam industri

tanaman hias. Padahal Indonesia memiliki sumber daya yang dapat dimanfaatkan

untuk menandingi negara lain (Litbang, 2009).

Lebih dari 80% Dendrobium yang diperdagangkan di pasar dunia berasal

dari Thailand. Negara ini sangat kuat posisinya dalam perdagangan anggrek jenis

Dendrobium. Hasil industri kultur jaringannya menempati posisi nomor dua

terbesar di pasar dunia untuk bunga setelah Belanda dan kedua terbesar di dunia

untuk tanaman setelah Taiwan. Cluster anggrek Thailand saat ini sedang

mengembangkan strategi untuk memperkuat posisi kepemimpinannya dalam

bisnis anggrek tropis (Wediyanto, 2008).

Selain itu juga Indonesia sangat tertinggal jauh di bidang pemuliaan maupun

industri anggrek, padahal sumber anggrek aslinya cukup banyak (Irawati, 1999;

Sutater 1997). Menurut Sutater (1997) dan Winarno (1995) penyebab

tertinggalnya industri anggrek di Indonesia antara lain kurangnya penyediaan bibit

unggul terseleksi dari kultivar yang disukai pasar, harga bibit unggul anggrek

yang tersedia maupun asal impor relatif mahal, serta kurangnya informasi pasar.

Akses informasi pemasaran terkait dengan preferensi dan perubahan

konsumen terhadap jenis komoditi anggrek belum memadai. Selain itu pemasaran

anggrek tidak terhindarkan oleh adanya globalisasi yang menyebabkan semakin

ketat kondisi persaingan. Kenyataan ini mengharuskan produsen terus berkreasi

dan berinovasi dalam upaya untuk mengetahui kebutuhan, keinginan, selera

(26)

keinginan konsumen secara lebih baik dari apa yang dilakukan oleh pesaingnya.

Pemasaran sebagai rangkaian atau mekanisme kegiatan yang menjembatani antara

produsen dan konsumen perlu dikaji secara terus menerus.

Kotler (2008), mengatakan bahwa pemasaran yang baik telah menjadi

elemen yang semakin vital untuk kesuksesan bisnis, pemasaran yang baik bukan

sebuah kebetulan, melainkan hasil dari perencanaan dan pelaksanaan yang cermat.

Dalam pasar yang semakin kompetitif, perencanaan pemasaran terus diperbaharui.

Organisasi (perusahaan) harus selalu bergerak maju dalam program pemasaran,

inovasi produk dan jasa, pemenuhan kebutuhan konsumen, dan pencarian

keunggulan baru tanpa meninggalkan pada kekuatan yang lama (kekuatan masa

lalu).

Dalam pemasaran semua produk, kualitas dan layanan memainkan peranan

penting, terutama dalam banyak industri, karena kualitas merupakan pembeda

yang paling efektif bagi sejumlah produk. Pemasaran mempunyai tujuan untuk

memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen secara memuaskan. Kepuasan

konsumen dapat dicapai dengan memberikan kualitas yang baik.

Namun pemasaran merupakan hal yang rumit dan kenyataan yang terjadi

menunjukkan bahwa untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen tidak

mudah. Kebutuhan dan keinginan konsumen sukar untuk diramalkan.

Pengetahuan yang cukup tentang apa yang dibutuhkan dan apa yang diinginkan

konsumen akan memberikan petunjuk yang berharga bagi produsen untuk

pengembangan produk baru, fitur produk, harga saluran distribusi, pesan

(message) dan elemen-elemen bauran pemasaran lainnya.

1.2 Perumusan Masalah

Salah satu penentu keberhasilan agribisnis anggrek adalah penggunaan bibit

yang berkualitas, karena itu penggunaan bibit berkualitas dari varietas unggul

sangat menentukan keberhasilan produksi di bidang pertanian, termasuk

peranggrekan. Untuk itu pengembangan usaha dan produksi peranggrekan

memerlukan dukungan yang kuat dari aspek penyediaan bibit bermutu dari

(27)

Pada saat ini varietas unggul anggrek Dendrobium bunga potong yang

digunakan oleh petani Dendrobium bunga potong untuk budidaya sebagian besar

masih berasal dari impor. Hal ini disebabkan karena belum adanya kesesuaian

antara keinginan konsumen terhadap varietas lokal anggrek Dendrobium bunga

potong yang tersedia dengan yang dihasilkan oleh produsen, baik yang terkait

dengan kualitas bibit, kuantitas, kontinuitas, ketersediaan bibit, serta harga diduga

menjadi penyebabnya.

Bagi petani selaku konsumen yang menggunakan bibit anggrek Dendrobium

bunga potong, adanya produk tanaman hias bunga potong dari jenis lain, dan

adanya anggrek Dendrobium bunga potong dari negara lain yang menjadi pesaing

(kompetitor) dan mempunyai nilai lebih unggul menyebabkan mereka

meninggalkan atau beralih kepada produk pesaing.

Bagi pemulia varietas anggrek Dendrobium bunga potong sebagai penghasil

varietas unggul nasional, dengan beralihnya konsumen menggunakan produk

pesaing yang lebih unggul merupakan ancaman terhadap varietas yang akan

dihasilkan. Bila ditinjau dari segi biaya dan waktu, untuk menghasilkan varietas

baru memerlukan biaya yang relatif besar dan waktu yang relatif lama. Hal ini

menuntut efisiensi dan efektivitas dalam peningkatan daya saing komoditas

anggrek Dendrobium bunga potong dalam negeri. Selain itu bila ditinjau dari

keragaman genetik anggrek Dendrobium di dalam negeri jumlahnya sangat

berlimpah. Besarnya keragaman genetik merupakan modal dasar bagi program

pemuliaan tanaman untuk mengembangkan varietas baru.

Keuntungan bagi perusahaan berupa profit, sementara bagi lembaga riset

dan pengembangan sebagai pengembang varietas meskipun tidak untuk

menghasilkan profit tetapi dalam proses pengembangannya sebagai penghasil

teknologi dan inovasi harus mengacu kepada seberapa besar inovasi dan teknologi

yang dihasilkan dapat efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan pengguna.

Semakin meningkatnya persaingan di dunia bisnis yang berorientasi pada profit

maupun non profit, menjadikan elemen kualitas barang yang dihasilkan oleh

setiap perusahaan semakin penting. Dengan perencanaan yang baik akan

mencegah risiko kerugian (waste) dan mengurangi risiko tidak efisien

(28)

berkelanjutan akan mengurangi devisa negara dan mengurangi ketergantungan

terhadap negara lain.

Langkah yang paling tepat bagi pemulia varietas anggrek Dendrobium

bunga potong dalam menghadapi persaingan yang ketat, yaitu dengan

meningkatkan keunggulan kompetitif dari komoditas anggrek Dendrobium bunga

potong melalui pengembangan varietas dengan pendekatan dua sisi yaitu sisi

konsumen dan sisi produsen. Strategi bersaing yang dapat diandalkan, salah

satunya dengan perbaikan kualitas melalui pengembangan varietas anggrek

Dendrobium bunga potong.

Kepuasan konsumen dapat dicapai dengan memberikan kualitas yang baik.

Dalam pengembangan varietas baru anggrek Dendrobium bunga potong, agar

varietas yang dihasilkan sesuai dengan keinginan konsumen maka penekanan

terhadap kualitas, akan memberikan kepuasan kepada konsumen. Suara

konsumen merupakan syarat mutlak yang dijadikan dasar penyusunan

atribut-atribut (featur) dari produk yang akan dikembangkan. Featur menjadi alat

bersaing yang membedakan produk dengan produk pesaing. Produk yang

memberikan nilai lebih bagi konsumen menjadi dasar pertimbangan konsumen

dalam memilih produk. Kemampuan produsen memberikan produk yang sesuai

dengan keinginan konsumen akan menjadi hambatan masuk bagi pesaing

(competitive barriers).

Maka kemampuan pemulia dalam menerjemahkan apa yang diinginkan oleh

konsumen dapat memberikan petunjuk yang berharga bagi perencanaan

pengembangan produk selanjutnya dan peluang untuk menggerakkan

peranggrekan ke arah yang lebih baik sesuai dinamika pasar. Hasilnya akan

diperoleh matriks rumah kualitas atau House of Quality (HOQ) pengembangan

varietas baru anggrek Dendrobium bunga potong. Cara pendekatan yang dapat

digunakan untuk mengetahui keinginan konsumen dan kemampuan pemulia untuk

memenuhi keinginan konsumen yaitu dengan pendekatan Quality Function

Deployment (QFD). Pendekatan QFD digunakan untuk memperbaiki proses

perencanaan, mengatasi permasalahan tim, serta tuntutan konsumen tidak

(29)

Permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana ideotipe varietas baru anggrek Dendrobium bunga potong

(persyaratan konsumen) yang sesuai dengan keinginan konsumen dalam

pengembangan varietas baru anggrek Dendrobium bunga potong?

2. Bagaimana mengidentifikasi variabel persyaratan konsumen yang menjadi

prioritas utama untuk dipenuhi oleh pemulia dalam pengembangan varietas

baru anggrek Dendrobium bunga potong?

3. Bagaimana menentukan prioritas persyaratan teknis pemulia yang sesuai

dengan prioritas persyaratan konsumen dalam pengembangan varietas baru

anggrek Dendrobium bunga potong?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan

untuk:

1. Mengidentifikasi ideotipe varietas baru anggrek Dendrobium bunga potong

(persyaratan konsumen) yang sesuai dengan keinginan konsumen dalam

pengembangan varietas baru anggrek Dendrobium bunga potong

2. Mengidentifikasi variabel persyaratan konsumen yang menjadi prioritas

utama untuk dipenuhi oleh pemulia dalam pengembangan varietas baru

anggrek Dendrobium bunga potong

3. Menentukan prioritas persyaratan teknis pemulia yang sesuai dengan

prioritas persyaratan konsumen dalam pengembangan varietas baru anggrek

Dendrobium bunga potong

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk:

1. Memberikan informasi bagi pemulia anggrek Dendrobium bunga potong

dalam mengembangkan varietas anggrek Dendrobium bunga potong yang

sesuai dengan preferensi konsumen.

2. Memberikan informasi bagi pelaku usaha (stakeholders) anggrek

(30)

3. Memberikan informasi dan masukan bagi pengambil kebijakan, dalam hal

penyusunan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan manajemen mutu

dan perilaku konsumen anggrek Dendrobium bunga potong.

4. Menambah referensi dan kajian ilmiah bagi perguruan tinggi terkait dengan

topik pengembangan produk dengan menggunakan pendekatan QFD.

1.5 Batasan Penelitian

Ruang lingkup pada penelitian ini dibatasi pada disain perbaikan kualitas

dari Varietas Baru (VB) anggrek Dendrobium bunga potong terhadap anggrek

Dendrobium bunga potong Varietas Unggul Hibrida (VUH) sebagai pesaing.

Konsumen dalam penelitian ini adalah petani/pengusaha anggrek yang sedang

membudidayakan anggrek Dendrobium bunga potong VB, tetapi pernah atau saat

ini sedang mengusahakan anggrek Dendrobium bunga potong VUH.

Produsen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah breeders atau pemulia

anggrek. Pemulia sebagai perakit dan pengembang varietas baru tanaman yaitu

pemulia institusi (lembaga penelitian tanaman hias). Matriks HOQ yang

dihasilkan adalah berupa matriks pengembangan VB anggrek Dendrobium bunga

potong.

Sedangkan organisasi (perusahaan) dalam penelitian ini adalah unit

pelaksana teknis penelitian dan pengembangan tanaman hias (Balai Penelitian

Tanaman Hias) Badan Litbang Pertanian. Balai Penelitian Tanaman Hias

(BALITHI) dipilih karena merupakan institusi yang mempunyai kompetensi dan

bertanggung jawab dalam upaya pengembangan varietas baru florikultura

(31)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Peran Pengembangan Kualitas Produk Baru dalam Meningkatkan Keunggulan Bersaing

Keunggulan bersaing bersifat dinamis dan akan mengalami perubahan dari

waktu ke waktu bergantung kepada tingkat kompetisi, perubahan perilaku

permintaan, dan kemampuan dasar industri. Pada era kompetisi saat ini,

khususnya pada era globalisasi tuntutan terhadap peningkatan keunggulan

bersaing dalam bisnis yang berkelanjutan merupakan suatu keharusan.

Keunggulan bersaing dalam bisnis yang berkelanjutan akan meningkatkan

ketahanan ekonomi dan bisnis sebagai bagian dari perekonomian keseluruhan.

Dalam rangka meningkatkan kontribusi tanaman anggrek Dendrobium

bunga potong dalam perekonomian nasional, dibutuhkan perbaikan budidaya

melalui penerapan teknologi inovatif yaitu teknologi pengembangan varietas baru.

Langkah tersebut diharapkan mampu meningkatkan kualitas produk dan kapasitas

produksi yang pada akhirnya dapat memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri dan

mengurangi angka impor bibit.

Kondisi usaha tani anggrek Dendrobium bunga potong yang diharapkan

adalah kondisi usaha tani yang menggunakan potensi sumber daya nasional

sebagai komoditas andalan yang mempunyai keunggulan komparatif dan

keunggulan kompetitif dengan produk sejenis yang memenuhi tuntutan pasar.

Peningkatan keunggulan bersaing dapat dilakukan dengan cara peningkatan

kualitas melalui pengembangan produk baru, sehingga produk yang dihasilkan

dapat unggul secara komparatif dan unggul secara kompetitif. Keunggulan

bersaing produk hasil pertanian dipengaruhi oleh kualitas, manfaat atau kegunaan

bagi konsumen, dan jumlah produk yang beredar di pasaran, serta biaya produksi

yang harus dikeluarkan. Usaha yang efektif dan efisien menjadi pilihan dalam

upaya peningkatan keunggulan bersaing.

Peran pengembangan kualitas produk baru akan dapat dirasakan manfaatnya

dan dampaknya terhadap kemajuan agribisnis anggrek terkait dengan penyediaan

(32)

budidaya, teknologi pengendalian hama dan penyakit, serta teknologi pasca

panen. Peran pengembangan produk dalam meningkatkan keunggulam bersaing

dilandasi karena adanya beberapa karakteristik produk yang belum sesuai dengan

harapan konsumen. Hal ini dipengaruhi oleh keterbatasan kemampuan ilmu dan

teknologi serta implementasinya, kebijakan yang belum kondusif, serta persaingan

global yang semakin ketat.

Keberadaan pesaing membuat tim pengembang produk dituntut untuk

kreatif dalam menghadapi situasi yang sangat kompetitif. Semakin banyak

pesaing maka semakin banyak pilihan bagi konsumen untuk memilih produk yang

sesuai dengan keinginannya. Adanya persaingan menurut Suwandi (2006) pada

dasarnya tidak hanya bersifat negatif akan tetapi dengan persaingan iklim

kompetisi yang lemah akan tergugah untuk kemudian melakukan dinamika pasar

yang tentunya akan sangat menguntungkan konsumen.

Salah satu cara agar konsumen dapat terus tertarik menggunakan produk

yang diluncurkan/peluncuran produk, maka tim pengembang harus mempunyai

kemampuan menanggapi selera konsumen yang selalu berubah. Peluncuran

produk merupakan tindakan antisipatif untuk merespon keinginan konsumen.

Burhanuddin, et al., (2002) mengemukakan bahwa peluncuran produk dapat

dilakukan dengan diversifikasi produk maupun pengembangan produk yang ada.

Tingkat penggunaan produk merupakan suatu tolok ukur keberhasilan tim

pengembang untuk memuaskan pengguna produk. Faktor yang sangat perlu

diperhatikan adalah dengan evaluasi pendapat konsumen. Evaluasi pendapat

konsumen merupakan perbandingan mutu setiap elemen dari masukan konsumen

dengan pesaing.

Produk yang memiliki khas tertentu dan diinginkan oleh konsumen akan

sangat mudah dalam memenangkan kompetisi (Suwandi, 2006). Selain itu juga

bahwa dalam meningkatkan keunggulan bersaing (keunggulan kompetitif) suatu

produk tidak hanya produsen saja yang menentukan akan tetapi banyak faktor lain

yang mendukung antara lain pemerintah selaku pemberi kebijakan, kesempatan

dan signifikansi permintaan pasar.

Pengembangan industri florikultura perlu diarahkan pada peningkatan

(33)

lain. Salah satu upaya peningkatan keunggulan bersaing yang dapat dilakukan

yaitu melalui penerapan inovasi teknologi secara berkelanjutan. Pengalaman dari

berbagai negara maju menunjukkan bahwa penerapan teknologi inovatif terbukti

mampu menciptakan produk unggulan, meningkatkan produktivitas dan efisiensi

produksi, menjaga kesinambungan pasokan dan meningkatkan efisiensi distribusi

dan pemasaran (Litbang Pertanian, 2011). Langkah yang tepat yang perlu

ditempuh dalam meningkatkan keunggulan produk yaitu dengan perencanaan

pengembangan kualitas produk. Pendekatan QFD dapat digunakan dalam

berbagai perencanaan, serta seluruh operasi organisasi didorong oleh suara

konsumen.

2.2 Peran Preferensi Konsumen dalam Menentukan Atribut Produk Anggrek Dendrobium Bunga Potong

Konsumen mempunyai banyak pilihan dalam begitu banyak kategori dari

suatu produk dan layanan. Masing-masing individu mempunyai pandangan yang

sangat beragam terhadap produk sesuai dengan kebutuhannya. Pemahaman

tentang apa yang dibutuhkan konsumen tidak hanya bermanfaat bagi konsumen

itu sendiri, tetapi juga bermanfaat bagi produsen. Bagi produsen pengetahuan

terhadap apa yang menjadi keinginan konsumen merupakan informasi penting

untuk menentukan strategi yang tepat untuk pengembangan produk selanjutnya

sesuai dengan keinginan konsumen.

Berikut ini adalah atribut-atribut produk dari penelitian terdahulu terkait

dengan keinginan konsumen. Bagi seorang konsumen, atribut atau karakteristik

yang melekat pada suatu produk menjadi bahan pertimbangan dalam memilih

suatu produk. Atribut produk merupakan unsur-unsur yang dianggap penting oleh

konsumen didalam mengambil keputusan, karena setiap produk mempunyai

karakteristik yang berfungsi sebagai atribut penilaian selama proses pengambilan

keputusan. Pentingnya suatu atribut bagi konsumen dapat juga menggambarkan

baik buruknya suatu produk.

Pada analisis tingkat preferensi petani terhadap karakteristik hasil dan

kualitas bawang merah varietas lokal dan impor yang dilakukan oleh Basuki

(34)

mempertimbangkan keunggulan dari seluruh keseluruhan atribut yang dimiliki

oleh varietas tersebut. Untuk memperbaiki varietas bawang merah perlu

memperhatikan karakteristik mutu, yaitu bentuk, ukuran, warna umbi, serta

kemampuan adaptasi tinggi yaitu dapat ditanam pada musim kemarau dan hujan.

Keberhasilan suatu strategi pengembangan produk baru tidak hanya sekedar

kemampuan menciptakan sebuah produk, akan tetapi bisa memahami

featur-featur dari produk tersebut sesuai dengan preferensi konsumen. Ameriana, et al.,

(1998) menyebutkan bahwa dalam proses pelepasan varietas perlu

mempertimbangkan keinginan dari para pengguna varietas. Sebagai

konsekuensinya informasi mengenai hal tersebut harus tersedia. Perbaikan

kualitas merupakan salah satu unsur yang harus diperhatikan dalam proses

pelepasan varietas, disamping potensi hasil, ketahanan terhadap hama dan

penyakit dan sebagainya. Berdasarkan dari hasil penelitian ini seorang pemulia

tanaman dapat membuat prioritas mengenai petunjuk kualitas yang harus

didahulukan untuk diperbaiki. Sebagai bahan pertimbangannya yaitu proses

pelepasan varietas dalam bidang pemuliaan memerlukan investasi yang tidak

sedikit baik dalam hal waktu, tenaga maupun biaya.

Pada bunga anggrek potong dan tanaman pot, peningkatan kualitas dan

kuantitas produksi perlu dilakukan untuk mengimbangi permintaan pasar dalam

negeri maupun untuk ekspor. Karena menurut Sutater (2006) kualitas merupakan

indikator yang diinginkan konsumen sebagai atribut (warna, bentuk, jenis, harga,

dsb), produk atau jasa, dan kualitas merupakan salah satu dari aspek selera

konsumen. Selera masyarakat terhadap bunga potong bila dilihat dari segi

keindahan, warna, ukuran, bentuk, dan susunan bunga, serta daya tahan bunga

cepat berubah ke arah yang lebih baik dan sempurna (Soekartawi, 1994).

Penelitian Nurmalinda, et al., (1997) menyebutkan bahwa selera konsumen

ditentukan oleh keunikan kombinasi warna, ukuran, susunan, bentuk dan periode

kesegaran bunga.

Untuk konsumen hotel, rumah tangga dan florist menurut Sunarmani, et al.,

(2011) dan Nurmalinda, et al., (1999) serta Behe, et al., (1993) bahwa harga

bukan merupakan hal penting untuk diperhatikan, karena penggunaan bunga

(35)

konsumen ialah coraknya yang masih baru, tahan terhadap hama dan penyakit,

serta dapat ditempatkan di dalam ruangan.

Pada saat ini pasar anggrek Dendrobium menuntut tersedianya bunga

anggrek potong dan tanaman pot anggrek yang bermutu dan dalam jumlah yang

cukup untuk memenuhi kebutuhan yang semakin banyak dan berkesinambungan.

Produksi anggrek Indonesia dalam negeri terdiri atas penggemar dan pecinta

anggrek, pedagang keliling tanaman anggrek, pedagang tanaman anggrek pada

kios di tempat tertentu dalam kota, perhotelan, gedung perkantoran, pengusaha

pertamanan, florist/toko bunga.

Berkenaan dengan perdagangan anggrek dewasa ini, tidak terlepas dari

adanya standardisasi kualitas produk terhadap produk yang diperdagangkan.

Tidak ada standar baku mengenai kriteria mutu anggrek Dendrobium bunga

potong yang harus dipenuhi. Standar mutu bunga potong bersifat dinamis,

berkembang dari waktu ke waktu, mengikuti kemajuan teknologi dan permintaan

konsumen. Spesifikasi persyaratan mutu kelompok Dendrobium berdasarkan

Standar Nasional Indonesia (SNI) 01-3171-1995 dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Spesifikasi Persyaratan Mutu Kelompok Dendrobium

No. Jenis Uji Satuan Persyaratan Mutu

Kelas I Kelas II Kelas III

1. Panjang malai Cm Min. 60 Min. 50 Min. 40 2. Jumlah bunga

keseluruhan

- Min. 16 Min. 12 Min. 8

3. Jumlah bunga mekar - Min. 10 Min. 8 Min. 6 4. Jumlah kuncup - Maks. 6 Maks. 4 Maks. 2 5. Susunan bunga dalam

malai

- Lengkap Lengkap Lengkap

6. Bekas pestisida - Tidak ada Tidak ada Tidak ada 7. Bunga rusak - Tidak ada Tidak ada Tidak ada 8. Binatang hidup - Tidak ada Tidak ada Tidak ada Sumber: Subdit Standardisasi PPHP Kementerian Pertanian, 2011

2.3 Peran Pemuliaan dalam Pengembangan Varietas Baru Anggrek

Dendrobium Bunga Potong

Sebagai evaluasi dan masukan bagi produsen/tim pengembang maka setiap

kegiatan yang kaitannya untuk menghasilkan produk tanaman menitik beratkan

(36)

konsumen (voice of customers) memberikan pengaruh yang signifikan terhadap

life cycle suatu komoditas.

Menurut Donald (1968), program pemuliaan akan bermanfaat apabila

menerapkan pemuliaan model tanaman atau idiotipe tanaman. Tipe ideal

merupakan suatu parameter yang diinginkan oleh konsumen, sehingga observasi

permintaan atau preferensi konsumen memegang peranan sangat penting dalam

merencanakan pemuliaan idiotipe.

Pemuliaan tanaman menurut yang dikemukakan oleh Carsono, N (2008)

merupakan kegiatan yang dinamis dan berkelanjutan. Kedinamisannya

dicerminkan dari adanya tantangan dan kondisi alam lingkungan yang cenderung

berubah, sebagai contoh strain patogen yang selalu berkembang, selera ataupun

preferensi konsumen juga berkembang, oleh karenanya, kegiatan pemuliaan pun

akan berpacu sejalan dengan perubahan tersebut. Sedangkan keberlanjutannya

dapat dilihat dari kegiatannya yang berkesinambungan, berlanjut dari satu tahapan

menuju pada tahapan berikutnya.

Pada umumnya proses kegiatan pemuliaan diawali dengan (i) usaha koleksi

plasma nutfah sebagai sumber keragaman, (ii) identifikasi dan karakterisasi, (iii)

induksi keragaman, misalnya melalui persilangan ataupun dengan transfer gen,

yang diikuti dengan (iv) proses seleksi, (v) pengujian dan evaluasi, (vi) pelepasan,

distribusi dan komersialisasi varietas. Teknik persilangan yang diikuti dengan

proses seleksi merupakan teknik yang paling banyak dipakai dalam inovasi

perakitan kultivar unggul baru, selanjutnya, diikuti oleh kultivar introduksi, teknik

induksi mutasi dan mutasi spontan yang juga menghasilkan beberapa kultivar

baru. Keberhasilan program pemuliaan ini tergantung pada ketersediaan kisaran

materi yang luas dalam program, pemilihan metode persilangan yang tepat dan

diikuti dengan evaluasi genotype.

Persilangan untuk mendapatkan varietas baru anggrek Dendrobium bunga

potong menurut yang dikemukakan oleh Widiastoety, et al., (2010) merupakan

salah satu upaya dalam pengembangan anggrek. Dalam pengembangan varietas

baru tanaman sangat diperlukan ketersediaan materi sebagai induk persilangan

dalam jumlah yang banyak, beragam, serta mempunyai sifat-sifat unggul.

(37)

penggunaan anggrek Dendrobium hibrida unggul sebagai induk silangan sangat

diperlukan.

Pada komoditas tanaman hias yang dinyatakan oleh Qud, et al., (1995)

bahwa yang menjadi kontributor utama terhadap nilai ekonomi bunga ialah warna

bunga. Sementara anggrek Dendrobium yang mempunyai potensi untuk

dikembangkan sebagai bunga potong banyak dijumpai di Indonesia. Namun

menurut Widiastoety, et al., (2010) karena terbatasnya pengetahuan mengenai

sifat-sifat penurunannya, baru sebagian kecil anggrek yang dimanfaatkan sebagai

induk persilangan.

2.4 Pendekatan QFD Dalam Pengembangan Kualitas Produk

Pada pendekatan QFD kemampuan membawa produk baru dapat diterima

pasar secara cepat merupakan kunci kesuksesan dari customer-driven company.

Kondisi ini merupakan tantangan pasar yang menuntut adanya persaingan yang

semakin kompetitif. Konsumen tidak hanya menuntut kualitas produk baru yang

lebih tinggi tetapi juga menuntut adanya inovasi baru. Meskipun sulit, tetapi hal

tersebut tidak dapat dihindari karena merupakan prasyarat yang harus dihadapi

oleh sebuah perusahaan yang kompetitif. Untuk menghadapi tantangan ini

perusahaan terus berupaya untuk menerapkan proses pengembangan produk baru

yang inovatif (new product development).

Berbagai penelitian memberikan informasi bahwa metode QFD merupakan

metode yang efektif untuk diintegrasikan ke dalam proses pengembangan produk

(Griffin, 1992; Akao dan Mazur, 2003; Cheng, 2003; Cauchick Miguel, 2005)

dalam Miguel (2007). Metode QFD juga dianggap oleh Govers (1996) dalam

(Miguel, 2007) sebagai pendekatan untuk produk inovasi yang berorientasi

kepada pelanggan, yang berfokus pada desain produk. QFD meliputi seluruh

komponen desain produk dan produksi setelah target pasar teridentifikasi.

Pendekatan QFD telah terbukti efektif dalam mengurangi waktu serta

memberikan produk berkualitas tinggi dan berbiaya rendah.

Pada kondisi terbatasnya biaya untuk pengembangan produk, tim

pengembang dituntut untuk memilih dan menyeleksi atribut apa saja yang akan

(38)

kemampuan biaya yang dimilikinya. Proses penetapan pada atribut yang akan

dikembangkan memerlukan pertimbangan yang matang bagi tim pengembang,

agar risiko terjadinya ketidakpuasan konsumen (kegagalan pasar) dapat

dihindari/dicegah. Apabila produk yang dihasilkan dapat memuaskan konsumen,

maka sangat kecil kemungkinan terjadi pengulangan pekerjaan, sehingga manfaat

optimal dari bahan baku yang digunakan sesuai dengan spesifikasi yang telah

ditetapkan oleh konsumen.

Penggunaan QFD pada pengembangan varietas Melon di Kabupaten Bogor

oleh Wagiono, Y. dan Hamrah (2007) diperoleh matriks perencanaan varietas

melon. Matriks tersebut dapat digunakan oleh Pusat Kajian Buah Tropika (PKBT)

IPB dalam melakukan kegiatan pemuliaan dalam upaya penyempurnaan perakitan

varietas Melon, sehingga untuk selanjutnya keinginan dan harapan pelanggan

terhadap varietas melon yang dihasilkan sesuai dengan keinginan konsumen.

Implementasi QFD dalam peningkatan manajemen mutu susu KPBS

Pengalengan Kabupaten Bandung Jawa Barat oleh Burhanuddin (2002)

dipengaruhi oleh komitmen manajemen, perubahan budaya organisasi, pelibatan

dan pemberdayaan karyawan, formulasi manajemen mutu. Hasil analisis matrik

HOQ didapatkan 4 aktivitas teknis yang harus segera dilakukan (berdasarkan

skala prioritas), yaitu meningkatkan kualitas bahan baku, meningkatkan kerjasama

dengan distributor, pengembangan pasar baru dan pemberian insentif,

meluncurkan produk baru baik melalui diversifikasi maupun development

product.

Tim pengembang produk melakukan penjajakan apa yang diinginkan oleh

konsumen kemudian mengembangkankannya. Hasil studi yang dilakukan oleh

Augusto (2007) mengemukakan QFD memfasilitasi pengembangan

produk-produk yang inovatif dan temuannya dapat memberikan informasi kepada praktisi

mengenai penggunaan QFD dalam mendukung pengembangan produk-produk

yang inovatif dan metode QFD banyak dieksplore, serta banyak digunakan

(39)

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

3.1.1 Konsep Kualitas

Salah satu nilai utama yang diharapkan oleh konsumen dari produsen adalah

kualitas/mutu. Kemampuan produsen menghasilkan suatu produk dalam

memberikan hasil/kinerja yang sesuai dan dapat memenuhi atau bahkan melebihi

harapan konsumen merupakan suatu tantangan yang harus dihadapi oleh

perusahaan dalam era yang semakin kompetitif. Semakin memenuhi harapan

konsumen, maka suatu produk dapat dikatakan semakin berkualitas. Oleh karena

itu pemahaman konsep mutu sangat penting dalam pengembangan aktivitas suatu

perusahaan karena pertumbuhan suatu perusahaan ditentukan oleh mutu produk

yang dihasilkan. Mutu menurut marimin (2004) adalah ukuran seberapa dekat

suatu barang atau jasa sesuai dengan standar mutu.

Sedangkan menurut ISO 9000 mendefinisikan mutu sebagai derajat dari

serangkaian karakteristik produk atau jasa yang memenuhi kebutuhan atau

harapan yang dinyatakan. Apabila diuraikan lebih rinci, mutu memilki dua

perspektif, yaitu perspektif konsumen dan perspektif produsen dimana apabila

kedua hal tersebut disatukan maka tercapai kesesuaian antara kedua sisi yang

dikenal dengan kesesuaian untuk digunakan konsumen.

Kata kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda, bervariasi dari

konvensional sampai yang lebih strategik. Definisi konvensional dari kualitas

menggambarkan karakteristik langsung dari suatu produk seperti kinerja

(performance), keandalan (reliability), kemudahan dalam penggunaan (ease of

use), estetika (esthetics), dan sebagainya (Gaspersz, 2011). Kualitas juga dapat

diartikan sebagai segala sesuatu yang menentukan kepuasan pelanggan dan upaya

perubahan ke arah perbaikan terus menerus sehingga dikenal istilah Q-MATCH

(40)

Berdasarkan definisi tentang kualitas baik yang konvensional maupun yang

lebih strategik dapat dinyatakan bahwa pada dasarnya kualitas mengacu kepada

pengertian pokok berikut (Gaspersz, 2011) :

1. Kualitas terdiri dari sejumlah keistimewaan produk, baik keistimewaan

langsung maupun keistimewaan atraktif yang memenuhi keinginan

pelanggan dan dengan demikian memberikan kepuasan atas penggunaan

produk itu.

2. Kualitas terdiri dari segala sesuatu yang bebas dari kekurangan atau

kerusakan.

Berdasarkan pengertian dasar tentang kualitas diatas tampak bahwa kualitas

selalu berfokus pada konsumen (consumer focused quality). Produk-produk

didesain, diproduksi, serta pelayanan diberikan untuk memenuhi kebutuhan

konsumen. Maka suatu produk yang dihasilkan baru dapat dikatakan berkualitas

apabila sesuai dengan kebutuhan konsumen, dapat dimanfaatkan dengan baik,

serta diproduksi (dihasilkan) dengan cara yang baik dan benar.

Dengan demikian dalam proses pengembangannya yang memperhatikan

konsep kualitas akan memberikan keuntungan. Menurut Gaspersz (2011), bahwa

keuntungan dengan konsep kualitas yaitu bebas dari pemborosan (waste) dan

inefisiensi. Apabila pemborosan dan inefisiensi dapat dicegah atau dikurangi,

maka biaya proses produksi per unit akan menjadi rendah, yang berarti harga

produk menjadi lebih kompetitif.

3.1.2 Definisi Produk

Ketika perusahaan menawarkan produknya kepada masyarakat, perusahaan

harus memiliki keyakinan bahwa produk yang akan diluncurkan itu memang

dirancang untuk dapat memuaskan keinginan konsumen. Oleh karena itu, proses

merancang sebuah produk, bukan sekedar menyangkut penentuan manfaat apa

yang akan dipenuhi, melainkan juga menyangkut keputusan disain produk, nama

merek, merek dagang, jaminan, citra produk dan layanan konsumen.

Oleh karena itu tidak ada satupun produk yang dapat dikatakan sebagai

produk yang sempurna. Kemajuan dan perkembangan teknologi menuntut agar

(41)

modern, lebih mudah, dan lain sebagainya) sesuai dengan kebutuhan konsumen

yang menjadi lebih banyak.

Dalam pemasaran definisi produk adalah segala sesuatu yang bisa

ditawarkan ke pasar dan dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Kepuasan

konsumen tidak hanya mengacu pada bentuk fisik produk, melainkan satu paket

kepuasan yang didapat dari pembelian produk. Kepuasan tersebut merupakan

akumulasi kepuasan fisik, psikis, simbolis, dan pelayanan yang diberikan oleh

produsen.

Produk adalah hasil dari aktivitas atau proses. Suatu produk dapat berbentuk

(tangible), tak berbentuk (intangible), atau kombinasi keduanya. Istilah “produk”

seringkali digunakan sebagai istilah umum untuk menyebut barang dan jasa

(Levens, 2010); Kotler dan Amstong (2003), produk yang dihasilkan oleh

perusahaan dapat berupa barang ataupun jasa. Dengan demikian produk dapat

berupa barang (goods), perangkat lunak (software), dan jasa (services) (Gaspersz,

2011).

Menurut Levens (2010), produk merupakan sesuatu yang dikonsumsi untuk

penggunaan pribadi atau bisnis. Sedangkan menurut Kotler dan Keller (2007),

produk (product) adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk

memuaskan keinginan atau kebutuhan. Produk adalah segala sesuatu yang dapat

ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, dibeli atau dikonsumsikan, kedalam

pengertian produk termasuk objek-objek fisik, jasa, tokoh-tokoh, tempat,

organisasi dan pikiran (ide). Suyanto (2008) menyebutkan produksi adalah

merupakan suatu proses kegitan yang menambah nilai guna suatu barang atau

jasa.

Tujuan dasar dari suatu produk adalah untuk memberikan manfaat kepada

konsumen. Manfaat mendefinisikan sebuah utilitas produk, atau kegunaan untuk

pelanggan. Ketika dihadapkan pada dua atau lebih produk, konsumen melakukan

evaluasi atribut dan manfaat masing-masing produk. Mereka kemudian memilih

produk yang menawarkan manfaat yang maksimal (Levens, 2010). Produk

merupakan suatu obyek yang dibuat dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan

konsumen yang susah untuk dipuaskan dan selalu menginginkan lebih baik dari

(42)

Levens (2010) menyebutkan, meskipun sering terabaikan, desain produk

merupakan elemen penting dari strategi produk dan memiliki potensi untuk

menambah diferensiasi dan nilai. Produk yang dihasilkan perusahaan, dalam

perjalanannya tentunya mengalami tahapan seperti yang sesuai siklus hidupnya,

sehingga pemilihan produk, pendefinisian produk maupun desain produk perlu

secara terus menerus diperbaharui. Oleh karenanya menurut Dwiningsih (2010)

untuk mengetahui bagaimana menciptakan dan mengembangkan produk baru

dengan berhasil sudah merupakan suatu kewajiban perusahaan yang ingin terus

hidup.

Perusahaan perlu terus menerus melakukan upaya penciptaan produk baru

atau pembaharuan produk karena untuk dapat mengimbangi persaingan yang

dihadapi diantaranya produk substitusi maupun perubahan kebutuhan dan

keinginan konsumen. Walaupun pada kenyataannya seringkali produk baru

banyak yang gagal untuk dapat dipasarkan akan tetapi usaha yang terus-menerus

untuk memperkenalkan produk baru harus tetap dilakukan. Oleh karenanya

seleksi produk, pendefinisian produk maupun desain produk sangat penting

dilakukan terus menerus sehingga manajer operasi dan organisasinya harus

memahami resiko kegagalan yang mungkin terjadi. Dan harus menampung

banyak produk baru sementara aktifitas yang dijalankan tetap dilakukan.

3.1.3 Perancangan dan Pengembangan Produk

Dalam sebuah industri, umumnya perusahaan banyak menghadapi

persaingan ataupun ancaman dari para kompetitornya. Michael Porter (1980)

menyebutkan bahwa perusahaan dapat melakukan beberapa analisis untuk

mengetahui seberapa besar kekuatan para kompetitornya dalam industri yang

sama dan mengidentifikasikan lima komponen yang dapat menentukan daya pikat

sebuah jenis industri atau segmen pasar apakah masih menarik atau tidak untuk

dimasuki beserta ancamannya dari masing-masing komponen tersebut.

Ancaman-ancaman tersebut datang dari:

1. Persaingan antar pelaku industri /Threat of Intense Segment Rivalry

2. Ancaman Pendatang Baru /Threat of New Entrants

Gambar

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN .............................
Gambar 1. Model House Of Quality
Gambar 2. Alur Kerangka pemikiran Operasional
Tabel 5.  Penyusunan Matriks HOQ Pengembangan Varietas Baru Anggrek
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui standart pelayanan yang sesuai dengan keinginan nasabah serta menyusun prioritas perbaikan kualitas pelayanan yang seharusnya

  Implikasi dari penelitian ini adalah untuk menentukan atribut keinginan- keinginan yang dianggap penting oleh konsumen Kantor Pos Tegal secara urut berdasarkan tingkat

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, desain pispot baru melalu pendekatan QFD dan analisis SWOT membuktikan hasil desain sesuai kebutuhan konsumen yang ditunjang oleh

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan suatu rancangan Alat Hybrid Penggiling Daging, Pengaduk Adonan dan Pencetak Bakso yang sesuai dengan kebutuhan konsumen

Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan produk minuman berbasis madu yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen (siswa-siswi SLTP dan SMU) dengan menggunakan metode

Metode QFD bertujuan untuk menerjemahkan keinginan konsumen ke dalam karakteristik teknik yang tepat. Integrasi metode QFD dengan metode AHP digunakan untuk mengetahui bobot

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui standart pelayanan yang sesuai dengan keinginan nasabah serta menyusun prioritas perbaikan kualitas pelayanan yang seharusnya

Peningkatan kualitas produk yang sesuai dengan keinginan konsumen yaitu adanya sebelas parameter teknik, parameter teknik yang diprioritaskan adalah memilih biji kakao