• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dalam Perencanaan Pembangunan Desa (Studi Kasus di Desa Kepala Sungai Kecamatan Secanggang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peranan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dalam Perencanaan Pembangunan Desa (Studi Kasus di Desa Kepala Sungai Kecamatan Secanggang)"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Adi, Isbandi Rukminto. 2001. Perberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas. Jakarta: Lembaga Penelitian FE-UI

Admosoedirdjo, Prajudi. 1972. Dasar-Dasar Ilmu Adm. Jakarta.

Ali, Farid. 1997. Metodologi Penelitian Sosial Dalam Bidang Ilmu Administrasi dan Pemerintahan. Jakarta : Rajawali Pers

Conyers, Dana. 1991. Perencanaan di Dunia Ketiga. Jakarta : Gramedia.

Firman, B. Aji, Drs, Sirait, S. Martin Drs. 1992. Perencanaan Dan Evaluasi, Suatu Studi Untuk Proyek Pembangunan. Jakarta : Bumi Aksara

Hadari, Nawawi. 1990. Administrasi Personel : Untuk Peningkatan Produktivitas Kerja. Jakarta : Haji Mas Agung.

J.B.Kristiadi, DR. 1995. Perencanaan. LAN RI. Jakarta.

Kartasasmita, Ginandjar. 1997. Administrasi Pembangunan: Perkembangan Pemikiran, dan Praktiknya di Indonesia. Jakarta : LP3ES

Kelinger. 1973. Metode Penelitian. Jakarta : Erlangga.

Moekijat. 1988. Perencanaan Tenaga Kerja. Bandung : Pioner Jaya.

Moleong, J. Lexy. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : P.T. Remaja Rosdakaria

Ndraha, Taliziduhu. 1982. Pembangunan Desa dan Administrasi Pembangunan Desa. Jakarta : Yayasan Karya Dharma

Nugroho, Iwan dan Rochmin Dahuri. 2004 : Pembangunan Wilaya, Perspektif Ekonomi, Sosial dan Lingkungan. Jakarta : Pustaka LP3ES

Rivai, Veithzal. 2004. Sistem yang Tepat Untuk Menilai Kinerja Karyawan. Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada.

Riyadi dan Deddy Supriyadi Bratakusumah. 2005. Perencanaan Pembangunan Daerah. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Sedarmayanti. 2004. Good Governance (Kepemerintahan yang Baik). Bandung : Mandar Manju.

(2)

Soekanto, Soerjono. 2003. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakrta : Raja Grafindo Persada

Soewignjo. 1985. Administrasi Pembangunan Desa dan Sumber-sumber Pendapatan Desa. Jakarta : Ghalia Indonesia.

S.P.Siagian. 1997. Administrasi Pembangunan. Jakarta : CV. Haji Masagung Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R & D). Bandung : IKAPI.

Supriyanto, Budi. 2009. Manajemen Pererintahan(Plus Dua Belas Langkah Strategis). Tengerang: CV. Media Berlian

Suyanto, Bagong. 2005. Metode Penelitian Sosial : Berbagai Alternatif Pendekatan. Jakarta : Pranada Media.

Tjokroamidjojo, Bintoro. 2001. Manajemen Pembangunan. Jakarta : Haji Masagung

Tjokroamidjojo, Bintoro. 1983. Perencanaan Pembangunan. Jakarta : Haji Masagung

Sumber Perundang-undangan : UU. No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa.

Peraturan Pemerintah Nomor 72 tahun 2005 Tentang Desa.

Sumber Internet :

https://kholidin.wordpress.com/2014/12/24/Peranan Badan Permusyawaratan Desa/ diakses pada 10 November 2015 pukul 15.24 WIB

November 2015 pukul 17.00 WIB

(3)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

3.1.Peta Desa

Desa Kepala Sungai merupakan desa yang ditemui pertama kali saat memasuki kecamatan secanggang. Dimana desa tersebut memiliki 11 dusun yang sudah tersedia pada tabel berikut ini.

Gambar 3.1 Peta Desa Kepala Sungai

sumber: RPJM Desa Kepala Sungai Tahun 2015 – 2020

3.2.Demografi

Desa Kepala Sungai yang terbentuk 11 Dusun dan memiliki luas 946 hektar yang terdiri dari :

(4)

3. Tanah Pemukiman,Perkarangan : 146 Hektar 4. Tanah Lainya : 15 Hektar

Desa Kepala Sungai masuk dalam wilayah Kecamatan Secanggang Kabupaten langkat Provinsi Sumatera Utara. Berjarak +- 10 Km dari Kantor Pusat Adminitrasi Kecamatan Secanggang, dan berjarak +- 8 Km dari Kantor Adminitrasi Bupati Kabupaten Langkat.

Dengan batas – batas sebagai berikut :

1. Sebelah Utara berbatasan : -Desa Suka Mulia, Kecamatan secanggan. -Desa Teluk, Kecamatan Secanggang.

-Desa Perkotaan, Kecamatan Secanggang.

2. Sebelah Timur berbatasan : -Desa Karang Anyar, Kec. Secanggang 3. Sebelah Selatan berbatasan : -Desa Ara Condong, Kecamatan stabat.

-Desa Kwala Begumit, Kecamatan Stabat.

4. Sebalah Barat berbatasan : -Sungai Wampu, Kecamatan Stabat.

Desa kepala sungai terletak pada ketinggian +- 6 – 8 Meter dari permukaan air laut. Dari data diatas menunjukkan bahwa sebagian luas wilayah Desa Kepala Sungai kecamatan Secanggang memiliki potensi dalam sektor pertanian, dimana dari luas wilayah tersebut menunjukkan bahwa desa Kepala Sungai didominasi oleh wilayah tanah sawah tada hujan.

3.3. Kondisi Desa

(5)

daerah ditopang dari pemasukan dana dari surat menyurat yang dikeluarkan dari kantor desa, sedangkan pendapatan lainya diperoleh dari bantuan dana Pemerintah Daerah Kabupaten atau Dana Pemerintah Provinsi. Minimnya dana yang dikelola oleh Desa Kepala Sungai, Kecamatan Secanggang yang menyebabkan Desa kepala Sungai sangat sulit untuk mengembangkan infrastruktur seperti jalan ,jembatan dan pengembang dibidang ekonomi, bidang pertanian , bidang perternakan, pembinaan sumber daya manusia untuk ditingkatkan menjadi sumberdaya manusia yang berkualitas. Apalagi Indonesia sudah mencanangkan kerjasama antar Negara-Negara ASEAN tahun 2015 tentang perdagangan bebas antara Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), kita sebagai masyarakat desa harus siap dan bangkit untuk mengejar ketertinggalan ini.

3.4.Sejarah Desa

Desa kepala Sungai salah satu desa yang terletak di Kecamatan Secanggang Kabupaten langkat dan Desa yang sudah berdiri sejak jaman Belanda kepastinya belum diketahui, Nama Kepala Sungai diambil dari sungai yang membelah desa dari Sungai Wampu sampai Ke Sungai Bengkel dan Masyarakat banyak tinggal Hulu Sungai Yang membelah Desa. Sebagai desa induk yang dimekarkan sejak Tahun 2002 dan menjadi dua Desa yaitu :

1. Desa Kepala sungai 2. Desa Karang Anyar

(6)

berkembang. Masyarakat Desa Kepala Sungai ingin meningkatkan taraf kehidupan yang lebih baik dan mencapai masyarakat yang adil dan makmur.

Desa Kepala Sungai sudah terbentuk dan berdiri sejak jaman penjajahan, jaman Kemerdekaan yang dipimpin dari masa orde lama, orde baru, masa transisi dan masa reformasi sampai sekarang dan sudah dipimpin oleh 10 (sepuluh) Kepala Desa yaitu :

1. Tengku Pen (Penghulu Kampung ) 2. Tengku Mahdin ( Penghulu Kampung ) 3. Muin ( Penghulu Kampung )

4. Maskun ( Penghulu Kampung ) 5. Ariyanto ( Kepala Desa )

6. Ngaliman Joni ( Pelaksana Tugas ) 7. Saifudin ( Kepala Desa )

8. Jemarun ( Kepala Desa ) 9. Suhedi ( Kepala Desa )

10. Sukarman ( Pelaksana Tugas ) 11. Masriadi ( Kepala Desa)

3.5.Keadaan Tanah

Status kepemilikan tanah Di Desa Kepala Sungai, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat :

(7)

3.6.Komposisi Penduduk

Komposisi penduduk Desa Kepala Sungai Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat berdasrkan jenis kelamin dilihat pada tabel :

Tabel 3.1Komposisi Penduduk Desa Kepala Sungai

NO. NAMA DUSUN JUMLAH KK

JUMLAH PENDUDUK

LK PR JUMLAH

1 Dusun I Kampung Nangka 132 251 243 494

2 Dusun II A Suka Ramai 145 263 248 511

3 Dusun II B Suka Ramai 123 110 129 239

4 Dusun Sukaramai Tengah 109 107 180 287

5 Dusun III Kayu Lima 120 240 202 442

6 Dusun IV A Paya Kangkung 215 341 350 691 7 Dusun IV B Paya Kangkung 105 157 142 229

8 Dusun V Tebasan 187 331 395 726

9 Dusun VI A Sei Cabang Kiri 150 283 248 531 10 Dusun VI A Sei Cabang Kiri 114 214 223 437 11 Dusun VII Sei Cabang Kiri 182 360 358 718

JUMLAH 1582 2657 2718 5375

sumber: RPJM Desa Kepala Sungai Tahun 2015 – 2020

Dari data diatas menunjukkan bahwa jumlah penduduk secara keseluruhan 5375 jiwa yang tersebar di 11 dusun, berasal dari 1582 KK, yang terdiri dari 2657 jumlah penduduk laki-laki dan 2718 penduduk perempuan.

(8)

Penduduk Desa Kepala Sungai, Kecamatan Secanggang, Kabupaten langkat, mayoritas beragama Islam : 99,99 % dan agama Lainya (Kristen, Budah, Hindu, Khohungcu) 1 %,

Penduduk Desa Kepala Sungai terdiri berbagai etnis seperti :

1. Etnis Jawa :+- 51,7 %

2. Etnis Melayu :+- 38,3 %

3. Banjar Kalimantan :+- 5,5 %

4. Dan Suku-suku lainya yang terdiri dari Batak Karo,Batak Mandailing, Padang Warga keturanan Cina, Banten, : +- 4,5 %

Berbagai suku dan Agama hidup di penduduk Desa Kepala Sungai, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat semuanya hidup berdampingan damai dan saling menghargai satu sama lainya walaupun berbeda latar belakang Agama dan suku. Kita saling menamkan Budaya Gotong Royong dan saling menghargai satu sama lainya dan memjunjung nilai-nilai Agama dan Budayaan yang kita anut.

3.8.Keadaan Ekonomi

Penduduk Desa Kepala Sungai mayoritas penduduknya adalah Petani, Pekebun, dan ada sebagai Peternak, Pedagang, Buruh harian Lepas, PNS, TNI, POLRI, kariyawan Swasta, Tenaga Honorer, Pekerja bangunan, Pengerajin batu bata, Home Industri,

1. Ada 88,5 % penduduk Desa Kepala Sungai Petani 1) Petani/Berternak ada +- 25,5 %

(9)

3) Petani/Pekebun ada +- 12 %

4) Petani/Buruh musiman (apabila selesai musim panen padi mereka memjadi buruh harian lepas) +- 35 %.

2. Peternak ada sekitar +- 0,5 %

3. TNI,POLRI dan PNS ada sekitar +- 0,5 % 4. Home Industri ada sekitar +- 1 %

5. Pengeraji batu bata ada Sekitar +- 5 % 6. Padagang ada sekitar +- 1,5 %

7. Pekerja Bangunan ada sekitar +- 2 % 8. Tenaga Honorer ada sekitar +- 0,3 % 9. Kariyawan Swasta ada sekitar +- 0,7 %

Dari data diatas menunjukkan sebagian besar masyarakat desa Kepala Sungai bermata pencaharian sebagai petani.

3.9.Kondisi Pemerintahan Desa

Keadan atau kondisi Pemerintahan Desa Kepala Sungai saat ini sangat baik antara Perangkat Desa dan lembaga Desa lainya termasuk hubungan dengan masyarakat yang ada di Desa Kepala Sungai, Perangkat Desa , Lembaga Desa, Organisasi Kemasyarakatan, saling kerjasama dan mendukung program yang sifatnya membangun untuk kemajuan Desa.

3.9.1.Pembagian Wilayah

(10)

dan perkembangan pemduduk yang terdapat didusun tersebut, maka terjadi pemekaran dusun bertambah 3 dusun menjadi 11 dusun yaitu sebagai berikut:

1. Dusun I Kampung Nangka. 2. Dusun II A Suka Ramai 3. Dusun II B Suka Ramai 4. Dusun III Kayu Lima.

5. Dusun IV A Paya Kangkung. 6. Dusun V Tebasan.

7. Dusun VI A Sei Cabang Kiri. 8. Dusun VII Sei Cabang kiri

9. Dusun Sukaramai Tengah (Pemekaran Tahun 2010) 10.Dusun IV B Paya Kangkung (Pemekaran Tahun 2010) 11.Dusun VI B Sei Cabang Kiri (Pemekaran Tahun 2010)

Dari data diatas menunjukkan bahwa Desa Kepala Sungai memiliki 11 dusun. Dimana 3 diantaranya yaitu Dusun Sukaramai Tengah, Dusun IV B Paya Kangkung, dan Dusun IV B Sei Cabang Kiri merupakan hasil pemekaran.

3.9.2.Struktur Organisasi Pemerintah Desa Kepala Sungai

(11)

Gambar 3.2 Struktur Pemerintah Desa Kepala Sungai

Sumber : RPJM Desa Kepala Sungai Tahun 2015-2020

3.9.2.1. Kepala Desa

Kepala desa berkedudukan sebagai pimpinan dan penanggungjawab penyelenggaraan pemerintahan desa. Kepala desa bertindak sebagai lembaga Eksekutif dalam pemerintahan desa untuk dapat menjalankan roda pemerintahan desa. Kepala desa bertanggungjawab kepada Badan Permusyawaratan Desa (BPD) sebagai lembaga legislasi yang berfungsi sebagai pengawas jalanya pemerintah desa. Kepala desa dipilih langsung oleh masyarakat desa melalui pemilihan kepala desa

Kepala Desa

Sekertaris

KAUR KAUR

Kesejahteraan

KAUR Bendahara

Dusun I Kampung Dusun IV A

Paya

Dusun II A Sukaramai Dusun IV B

Paya

Dusun II B Sukaramai Dusun V Tebasan Dusun VII Sei Cabang Dusun Sukaramai Dusun VI A

Sei Cabang

Dusun III Kayu Lima Dusun VI B

(12)

(Pilkades) yang bersifat langsung bila masa pemerintahan kepala desa telah berakhir. Kepala desa memegang jabatan selama 5 (lima) tahun dan kemudian dapat dipilih kembali untuk 1 (satu) kali periode masa jabatan berikutnya. Kepala desa bukan sebagai pegawai pemerintahan dan harusmelepaskan jabatannya sebelumnya untuk menjaga netralitas dalam mewujudkan otonomi desa.

Tugas dan kewajiban kepala desa meliputi : 1. Memimpin penyelenggaraan pemerintah desa. 2. Membina kehidupan masyarakat desa.

3. Membina perekonomian desa.

4. Memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat desa. 5. Mendamaikan perselisihan masyarakat di desa.

6. Mewakili desa didalam dan diluar pengadilan dan dapat menujuk kuasanya.

7. Menyampaikan laporan keterangan pertanggungjawaban kepada BPD dan laporan pelaksanaan tugas kepada Kepala Daerah.

8. Melaksanakan tugas dan kewajiban lain sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan.

Kewenangan Kepala Desa:

1. Memimpin penyelenggaraan pemerintahan berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama Badan Permusyawaratan Desa (BPD).

(13)

3. Menyusun dan mengajukan rancangan peraturan desa mengenai anggaran pendapatan dan belanja desa (APBDesa) untuk dibahas dan ditetapkan bersama BPD.

4. Membina kehidupan masyarakat desa.

5. Mengoordinasikan pembangunan desa secara partisipatif.

6. Mewakili desanya di dalam dan di luar pengadilan dan dapat menunjuk kuasa hukum untuk mewakili sesuai dengan peraturan perundang undangan.

7. Melaksanakan wewenang lain sesuai dengan peraturan perundang undangan.

3.9.2.2. Perangkat Desa

Dalam menjalankan tugas pemerintahan kepala desa dibantu oleh perangkat desa yang berasal dari pegawai pemerintahan kecamatan. Perangkat desa yang terbentuk terdiri atas unsur pelayanan yaitu sekretariat desa yang dipimpin sekretaris desa. sekretaris desa mempunyai tugas untuk membantu tugas kepala desa dalam penyelenggaraan pemerintahan desa.

Fungsi dari sekretaris desa meliputi :

1. Memberikan saran dan pendapat kepada kepala desa.

2. Memimpin, mengkoodinasikan dan mengendalikan serta mengawasi semua unsur sekretariat desa.

3. Merumuskan program kegiatan kepala desa.

(14)

6. Menyiapkan Produk hukum Desa.

7. Melaksanakan tugas lain yang diberikan kepala desa sesuai dengan Peraturan perundang-undangan.

Tabel 3.2 Susunan Pemerintahan Desa Kepala Sungai

3.9.2.3.Badan Permusyawaratan Desa ( BPD)

Badan Permusyawaratan Desa (BPD) adalah suatu badan perencanaan yang terdiri atas pemuka-pemuka masyarakat yang ada di desa

NO JABATAN NAMA UMUR PENDIDIKAN

1 Kepala Desa Masriadi 41 SLTA

2 Sekeretaris Desa Purwanto 40 D3

3 Kaur Pemerintahan Hidayah 44 S1

4 Kaur Pembangunan Tegu 47 SLTA

5 Kaur Kesra Rohbania 32 SLTA

6 Kaur Keuangan Susila Wardani 24 SLTA 7 Kadus I Kampung Nangka Rusly 54 SLTA 8 Kadus II A Suka Ramai H. Zakaria 73 SMP 9 Kadus II B Suka Ramai Saimin 60 SMP 10 Kadus Sukaramai Tengah Fakharuddin 34 SMP 11 Kadus III Kayu Lima M. Rahmad Edi 44 SLTA 12 Kadus IV A Paya Kangkung Kami 51 SLTA 13 Kadus IV B Paya Kangkung Legiman L 54 SMP

14 Kadus V Tebasan Rusli 56 SMP

15 Kadus VI A Sei Cabang Kiri

Suwardi 51 SLTA

(15)

dan berfungsi menetapkan peraturan desa menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat di desa. anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dipilih oleh masyarakat desa melalui rapat musyawarah desa dengan musyawarah mufakat yang dihadiri oleh perwakilan masyarakat desa.BPD (Badan Permusyawarahan Desa) mempunyai tugas dan wewenang meliputi :

1. Membentuk Panitia Pemilihan Kepala Desa yang terdiri dari para anggota BPD dan tokoh masyarakat.

2. Menetapkan calon terpilih kepala desa melalui Keputusan Badan Permusyawaratan Desa. Universitas Sumatera Utara

Susunan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Kepala Sungai 1) Ketua : M. Kasir

2) Wakil Ketua : Ahmad Helmi. SH. 3) Sekeretaris : Zulkifli Simorangkir 4) Anggota : Pariono

(16)

BAB IV

PENYAJIAN DATA

Dari seluruh data dan informasi yang telah dikumpulkan, baik melalui studi pustaka, wawancara medalam (depth interview)dengan para responden, maupun catatan-catatan penulis sewaktu melakukan penelitian selama di lapangan, maka dapat diberikan suatu analisa tentang peranan Badan Permusyawaratan Desa dalam perencanaan pembangunan di Desa Kepala Sungai seperti hasil analisa yang tertera di bawah ini. Adapun data-data yang disajikan terdiri dari dua bagian, yaitu karakteristik informan dan data penelitian. Karakteristik informan adalah untuk mengetahui (ciri-ciri khusus) yang dimiliki oleh informan yaitu meliputi jenis kelamin, dan pendidikan terakhir, serta pekerjaan/jabatan. Sedangkan penyajian data penelitian adalah data-data yang diperlukan untuk menjawab permasalahan penelitian.

Pada bab ini penulis akan menyajikan data yang telah diperoleh melalui penelitian di lapangan dengan teknik wawancara dan observasi untuk dideskripsikan sebagai jawaban dari permasalahan yang sedang diteliti. Data yang diperoleh tersebut terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan informan yang telah ditentukan sebelumnya, sedangkan data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber-sumber tertulis yang memperkuat data primer. Adapun permasalahan

(17)

4.1. Pelaksanaan Wawancara

Wawancara dilaksanakan mulai tanggal 22 Maret 2016 hingga 23 Maret 2016 dibeberapa tempat yang berbeda mengingat tidak semua informan berada ditempat yang sama. Adapun tempat pelaksanaan wawancara antara lain Balai Desa Kepala Sungai Kecamatan Secanggang yang terletak di Jl. Paya Kangkung No.348 Desa Kepala Sungai Kecamatan Secanggang dan beberapa rumah yang menjadi tempat tinggal para informan yang masih berada di sekitar Desa Kepala Sungai.

Dalam melakukan wawancara pada penelitian kali ini, ada beberapa tahap yang dilakukan peneliti yaitu antara lain, Pertama-tama peneliti menguhubungi

informan untuk membuat perjanjian kapan wawancara itu dilakukan setelah mendapatkan waktu yang cocok peneliti mulai mengunjungi para informan untuk melakukan wawancara. Wawancara hanya berlangsung 2 (dua) hari mengingat para informan masih berada di daerah Desa Kepala Sungai, dan pada saat wawancara berlangsung informan memiliki waktu luang untuk dimintai informasi oleh peneliti. Sedangkan observasi berlangsung sekitar 3 (tiga) hari yang kebetulan secara tidak sengaja di hari kedua diadakan rapat yang diadakan oleh BPD sehingga mempermudah peneliti untuk memperoleh beberapa informasi mengenai penelitian yang terkait.

(18)

menggunakan tipe wawancara berstruktur. Dimana sebelum memulai wawancara, peneliti terlebih dahulu menyusun daftar pertanyaan yang akan diajukan kepada para informan yang terkait. Pertanyaan-pertanyaan yang disusun disesuaikan dengan variabel-variabel dalam penelitian ini. Namun dalam pelaksanaannya tidak menutup kemungkinan akan munculnya pertanyaan-pertanyaan baru yang dapat menggali informasi lebih dalam dari para informan.

4.2. Karakteristik Informan

Pada penelitian ini, peneliti mewawancarai 6 (enam) informan yang terdiri dari informan kunci (key informan), informan utama dan informan tambahan yang antara lain sebagai berikut :

Tabel 4.1 Informan Penelitian

No. Jenis Informan Jabatan Jumlah Nama

1. Informan Kunci (Key Informan)

Ketua BPD 1 M. Kasir

Wakil Ketua BPD 1 Ahmad Helmi

2.

Informan Utama Informan Tambahan

Kepala Desa Periode

2010-2015 1 Masriadi

Sekretaris Desa 1 Purwanto

KAUR Pembangunan 1 Tegu

3. Masyarakat 2

Rokayah

Turimun Sumber : Penelitian, 2016

(19)

Tabel 4.2 Karakteristik Informan Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Presentase

1. Laki-Laki 6 85,7%

2. Perempuan 1 14,3%

Jumlah 7 100 %

Sumber : Penelitian, 2016

Berdasarkan tabel diatas, maka informan dalam penelitian ini lebih didominasi oleh laki-laki sebanyak 85,7%, akan tetapi dalam penelitian ini penentuan informan penelitian tidak ditentukan oleh jenis kelamin tetapi informan yang dimaksud adalah informan yang dianggap memahami terkait judul yang diangkat dalam penelitian ini. Pemahaman terkait dengan masalah yang diangkat dalam penelitian ini juga dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dari informan dalam memberikan keterangan kepada penulis. Adapun klasifikasi informan penelitian berdasarkan pendidikan antara lain:

Tabel 4.3 Karakteristik Informan Berdasarkan Pendidikan

No. Pendidikan Jumlah Presentase

1. S1 1 14,3%

2. D3 1 14,3%

3. SMA 7 71,4%

Jumlah 7 100%

Sumber : Penelitian, 2016

(20)

yang dibutuhkan oleh peneliti. Selain dari tingkat pendidikan, peneliti juga mengklasifikasi berdasarkan golongan atau jabatan dari para informan antara lain:

Tabel 4.4 Karakteristik Informan Berdasarkan Jabatan

No. Jabatan Jumlah Presentase

1. Ketua BPD 1 14,3%

2. Wakil Ketua BPD 1 14,3%

3. Sekretaris Desa 1 14,3%

4. Kepala Desa Periode 2010-2015 1 14,3%

5. KAUR Pembangunan 1 14,3%

6. Masyarakat 2 28,5%

Jumlah 7 100 %

Sumber : Penelitian, 2016

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa informan dalam penelitian ini berasal dari berbagai kalangan yang dianggap memahami secara jelas terkait dengan judul yang diangkat dalam penelitian ini dan dianggap mampu memberikan informasi yang dibutuhkan oleh peneliti.

4.3.Deskripsi Hasil Wawancara

Metode wawancara yang dipilih oleh penulis adalah tipe wawancara

(21)

4.4. Data Penelitian

4.4.1. Peranan Badan Permusyawaratan Desa dalam Perencanaan

Pembangunan Desa

Pada bab ini penulis akan menyajikan deskripsi data yang diperoleh melalui penelitian di lapangan melalui metode-metode pengumpulan data yang disebutkan pada bab terdahulu, yakni observasi dan wawancara. Demikian juga halnya, permasalahan utama yang hendak dijawab dalam bab ini adalah bagaimana peranan Badan Permusyawaratan Desa dalam perencanaan pembangunan di desa Kepala Sungai Kecamatan Secanggang. Dalam mengumpulkan data yang diperlukan untuk menjawab permasalahan secara mendalam, penulis pertama-tama mengawalinya dengan mengumpulkan berbagai dokumen dari kantor kepala desa. Kemudian melakukan sejumlah wawancara yang berhubungan dengan permasalahan penelitian skripsi ini.

Berikut ini akan disajikan hasil penelitian di lapangan, penelaahan dokumen-dokumen dari instansi terkait dan hasil wawancara yang dilakukan dengan beberapa informan, yang disusun berdasarkan penggunaan indikator implementasi kebijakan yang digunakan dalam penelitian ini.Telah dikemukakan sebelumnya bahwa perencanaan pembangunan adalah proses mempersiapkan secara sistematis kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai sesuatu tujuan tertentu. Oleh karena itu, penulis melakukan wawancara tentang peranan Badan Permusyawaratan Desa sebagai berikut:

(22)

“Perencanaan itu adalah hal yang sangat penting untuk terciptanya pembangunan yang yang berhasil. Perencanaan merupakan pondasi dasar yang menjadi pondasi dalam pembangunan itu sendiri. Perencanaan merupakan tahap awal dalam melaksanakan pembangunan, maka apabila perencanaan dapat terlaksana dengan baik diharapkan mampu mencapai hasil yang maksimal dalam pelaksanaannya, dan akan tercipta sebuah pembangunan yang di harapkan oleh masyarakat.”

(Hasil wawancara tanggal 22 Maret 2016)

Menimbang pentingnya perencanaan itu Bapak M.Kasim menambahkan : “Peranan BPD sangat penting dalam terciptanya pembangunan yang berhasil. Oleh karena itu, BPD harus benar – benar serius dan berhati – hati dalam melaksanakan tugasnya sebagai badan perencana. Karena BPD harus berperan aktif dalam menampung apirasi masyarakat desa, karena perencanaan tersebut disusun harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat desa setempat agar manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat desa. Dari keputusan BPD keluar berbagai keputusan – keputusan dalam hal pembangunan yang menjadi penentu apakah pembangunan yang akan dilaksanakan itu berguna bagi masyarakat . Maka dalam hal perencanaan BPD harus mampu menampung segala aspirasi masyarakat desa agar nantinya perencanaan yang akan disusun sesuai dengan kebutuhan masyarakat desa, karena masyarakat lah yang paling mengerti apa kebutuhan dasar yang harus dipenuhi, kami hanya sebagai fasilitator saja yang menjembatani agar perencanaan tersebut dapat tercapai. BPD bukan hanya berperan dalam hal perencanaan saja, namun pada saat terselenggaranya musrenbang kami akan ikut berpartisapasi maupun dalam hal kerjasama dengan perangkat desa untuk memutuskan pembangunan apa yang akan diwujudkan di desa Kepala Sungai ini, maka BPD mempunyai peranan yang sangat penting dalam perencanaan pembangunan desa.”

(Hasil wawancara tanggal 22 Maret 2016)

4.4.1.1. Kedudukan, Fungsi, Tugas Pokok, Hak dan Kewajiban BPD

(23)

indikator-indikator yang telah disebutkan sebelumnya dan dipaparkan sebagai berikut:

Kedudukan Badan Permusyawaratan Desa dikutip dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Kepala Sungai Kecamatan Secanggang..Sesuai dengan peraturan Perundang-undangan yang baru bahwa Badan Permusyawaratan Desa berkedudukan sebagai salah satu unsur penyelenggara Pemerintah Desa. Kedudukan ini adalah untuk memperkuat pemerintah desa dalam melaksanakan hak untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri secara demokratis sesuai dengan aspirasi masyarakat. Untuk mengetahui sejauh mana peranan BPD dalam menampung aspirasi msayarakat maka penelitimenanyakan kepada ibu Rokayah sebagai masyarakat di Desa Kepala Sungai. Beliau menjelaskan:

”Memang sampai saat ini kami selalu memberikan pengaduan kepada BPD jika ada hal – hal tertentu yang kami keluhkan. Dan sampai saat ini mereka menanggapi dengan baik apa yang menjadi pengaduan kami. Begitu juga dengan rencana yang kami ajukan, jika dianggap baik mereka mengajukan dalam rapat. BPD sering juga datang kerumah warga untuk menanyakan apa yang menjadi kendala dalam kehidupan sehari – hari, jika ingin melakukan pembangunan BPD juga tidak jarang menanyakan pendapat kami, meskipun terkadang itu tidak dilakukan secara resmi, bisa pada saat bertemu di warung, ataupun acara wirid warga, maupun saat bertemu di jalan. Jadi saya sebagai masyarakat juga merasa dilibatkan karna pendapat kami sebagai warga telah didengar oleh BPD. Memang saya sebagai warga tidak mengerti sepenuhnya apa peranan yang dimiliki oleh BPD, namun dalam pelaksanaannya saya rasa BPD telah melaksanakan tugasnya dengan baik dengan menampung aspirasi masyarakat desa untuk mencapai pembangunan desa ini.”

(Hasil wawancara tanggal 22 Maret 2016)

(24)

1. Merumuskan peraturan-peraturan (legislating function) yang dibutuhkan oleh Desa, yang nantinya disahkan oleh Surat Keputusan Kepala Desa;

2. Bersama-sama Kepala Desa membuat Anggaran Penerimaan dan Pengeluaran Keuangan Desa (budgetting function);

3. Mengawasi eksekutif desa (Kepala Desa beserta Perangkatnya) dalam pelaksanaan pemerintahan sehari-hari (controlling function). Kemudian yang menjadi tugas pokok Badan Permusyawaratan Desa adalah sebagai berikut:

1. Mencari sendiri secara proaktif aspirasi masyarakat ke lapangan 2. Menerima aspirasi masyarakat yang datang ke kantor

3. Menguasai segala peraturan perundang-undangan yang berlaku yang berkaitan dengan program pembangunan/pemerintahan di desa

4. Membicarakan ketiga hal itu secara bersama-sama diluar musyawarah-resmi BPD

5. Merencanakan secara matang hal-hal pokok secara berurutan berdasarkan skala prioritas yang akan diputuskan dalam musyawarah BPD

6. Memutuskan rumusan-rumusan peraturan desa, programmasyarakat, dan

Selain itu, lembaga Badan Permusyawaratan Desa juga mempunyai hak yaitu:

(25)

Sedangkan kewajiban Anggota Badan Permusyawaratan Desa adalah sebagai berikut :

1. Mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-Undang Dasar NegaraKesatuan Republik Indonesia Tahun 1945 dan mentaati segala peraturan perundang-undangan.

2. Melaksanakan kehidupan demokrasi dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa.

3. Mempertahankan dan memelihara hukum Nasional serta Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

4. Menyerap, menampung, menghimpun, dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat.

5. Memproses pemilihan Kepala Desa.

6. Mendahulukan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi, kelompok dan golongan.

7. Menghormati nilai – nilai sosial budaya dan adat istiadat masyarakat setempat.

8. Menjaga norma dan etika dalam hubungan kerja dengan lembaga kemasyarakatan.

(26)

“...Secara umum, kami selaku perangkat BPD telah menjalankan tugas dan fungsi kami, seperti menampung semua aspirasi masyarakat agar masyarakat sendiri berperan aktif dalam menyumbangkan ide nya untuk mencapai pembangunan di desa ini, karena dari masyarakatlah perencanaan tersebut akan dibuat, maka kami melakukan hal tersebut bisa dalam bentuk pertemuan formal maupun secara informal, agar semua pendapat masyarakat dapat ditampung. Dan kemudian menghadiri pertemuan musrenbang yang diadakan desa, maupun dalam rapat – rapat yang berhubungan dengan pembangunan desa ini. Tidak hanya itu, sebagai badan yang mempunyai fungsi yang peranannya sangat vital, kami juga aktif dalam berbagai kegiatan yang berhubungan dengan pembangunan, tidak hanya terbatas pada perencanaannya saja.”

(Hasil wawancara tanggal 22 Maret 2016)

Sebagai Ketua BPD ataupun anggota BPD lainnya, pastilah mempunyai hambatan maupun kendala dalam melaksanakan tugasnya, apakah hal tersebut juga terjadi di desa Kepala Sungai ini, menanggapi hal tersebut Bapak M.Kasir selaku Ketua BPD menyatakan :

“...Tentu saja kami sebagai BPD juga merasakan hal tersebut, hambatan tersebut yaitu dalam hal dana ataupun tunjangan (gaji) yang kami dapatkan sebagai BPD tidak seberapa atau tidak besar, sehingga kami belum bisa melaksanakan tugas kami dengan maksimal, walaupun kami dapat mengatakan telah berusaha untuk mencapai hasil dengan baik. Harusnya dengan peranan maupun tugas BPD yang sangat penting ini juga harus diimbangi dengan tunjangan yang sesuai, agar BPD mampu melaksanakan tugasnya dengan maksimal...”

(Hasil wawancara tanggal 22 Maret 2016)

Mengenai hal tersebut Bapak Ahmad Helmi, SH selaku sekretaris BPD menambahkan :

(27)

untuk tidak lalai menjalankan tugas, karena bagaimanapun juga kami adalah warga desa Kepala Sungai yang ingin mewujudkan pembangunan di desa kami sendiri agar tercapainya kehidupan masyarakat desa yang lebih baik serta tercapainya kemajuan di Desa Kepala Sungai ini.”

(Hasil wawancara tanggal 22 Maret 2016)

Dalam suatu pelaksanaan sistem, tidak semua hal bisa berjalan dengan lancar. Beberapa hambatan biasanya juga muncul dalam pelaksanaan dari perencanaan di desa. Menanggapi hal itu, demikian pernyataan Bapak M.Kasir :

“...Memang tidak semua berjalan seperti yang diharapkan. Tapi setiap hambatan itu menjadi tugas tersendiri bagi kami untuk memecahkannya. Misalnya anggaran yang di keluarkan tidak mencukupi karena adanya kejadian yang tidak di perkirakan, contohnya waktu pembangunan jalan di dusun 4, ketika jalan yang di semen belum kering, hujan menyebabkan semen yang belum kering merusak pembangunannya sehingga harus di semen ulang lagi. Itu artinya kami harus mencari dana tambahan.“

(Hasil wawancara tanggal 22 Maret 2016)

Selain wawancara dengan ketua BPD mengenai peranan BPD itu sendiri, penulis juga meminta pendapat Bapak Masriadi selaku kepala desa yang juga memiliki peran dalam perencanaan pembangunan, beliau mengatakan:

“Sampai saat ini BPD sangat membantu dalam melaksanakan perencanaan pembangunan. Peran aktif dari BPD sangat terlihat. Mereka tidak hanya membuat perencanaan, tapi juga aktif dalam pengawasannya. Kerja samanya juga sangat baik, terbuka dalam diskusi yang sehat, dan memihak pada rakyat...”

(28)

4.4.1.2. Praktik BPD dalam Menampung Aspirasi Masyarakat

Aspirasi masyarakat adalah salah satu komponen yang penting dalam perencanaan pembangunan desa. Adapun praktik yang dilakukan oleh BPD dalam merumuskan aspirasi masyarakat menurut Bapak Turimun sebagai anggota masyarakat adalah sebagai berikut:

“...BPD sebagai tempat menyalurkan aspirasi kami cukup aktif dalam menjalankan tugasnya. Untuk membuat rencana biasanya kami diajak berdiskusi tidak hanya dalam rapat – rapat resmi yanaag diadakan desa, terkadang kedai kopi juga menjadi tempat yang digunakan untuk merencanakan pembangunan, hal ini tentu saja tidak resmi. Tapi bukan berarti mereka tidak menerima pendapat yang dikira bagus. Pada saat tersebut BPD akan menerima dengan terbuka saran-sraan dari warga yang berkaitan dengan perencanaan pembangunan untuk Desa Kepala Sungai yang nantinya akan diajukan dalam Musrenbang...”

(Hasil wawancara tanggal 22 Maret 2016)

Ada kalanya pendapat yang di peroleh dari diskusi di kedei menjadi solusi yang dipilih. Bisa jadi diskusi di kedei kopi aspirasi masyarakat lebih bebas dalam memikirkan solusi terhadap kendala yang ada. Lebih lanjut, mengenai teknik observasi yang seharusnya juga menjadi hal yang penting dalam merumuskan permasalahan, maka BPD di tuntut untuk terjun langsung ke lapangan. Bapak Turimun menjelaskan:

(29)

(Hasil wawancara tanggal 22 Maret 2016)

Partisipasi masyarakat dalam menyalurkan aspirasi merupakan keterlibatan masyarakat secara langsung dalam proses perencanaan pembangunan maupun pembuatan keputusan tentang apa yang akan dilakukan di desa tersebut, Apakah dalam mewujudkannya, yaitu untuk menampung aspirasi masyarakat desa BPD mengalami kesulitan ataupun hambatan? Dalam hal ini Bapak M.kasim memberikan tanggapan :

“ ...Tentunya ada kendala yang kami dapat dalam menjalankan tugas menjalankan tugas tersebut, salah satu hambatan tersebut yaitu malah dari masyarakat itu sendiri, yaitu tidak semua warga di desa Kepala Sungai ini mau secara aktif untuk menyumbangkan aspirasinya untuk pembangunan desanya, hal tersebut mungkin terjadi karena kurangnya pengetahuan masyarakat desa tentang pentingnya pembangunan yang akan dilaksanakan untuk kemajuan warga desa serta dampak positif lainnya yang akan diperoleh. Ataupun hal tersebut karena sikap apatis yang dimiliki warga tersebut karena merasa pembangunan tersebut belum tentu berpengaruh besar untuk kehidupannya.”

(Hasil wawancara tanggal 22 Maret 2016)

4.5.Peranan Badan Permusyawaratan Desa dalam Penetapan Jenis-jenis

Rencana Desa

4.5.1.Peranan Badan Permusyawaratan Desa dalam Penetapan Rencana

Induk Desa.

(30)

depan.Rencana umum desa di desa Kepala Sungai sampai saat sekarang ini belum ada. Karena sampai saat ini belum ada suatu rancangan umum yang memuat tentang rancangan pemerintah mengenai peruntukan bumi, air, danruang di desa tersebut. Jadi penduduk bebas untuk memanfaatkan lahan miliknya tanpa adanya panduan yang dibuat oleh pemerintahan.

Ketua Badan Permusyawaratan Desa menyatakan bahwa sampai saat ini belum ada rencana umum atau perencanaan terperinci desa di desa Kepala Sungai. Bagi Badan Permusyawaratan Desa menyusun suatu rencana umum desa yang sangat menyeluruh bukanlah suatu pekerjaan yang mudah, karena terlalu banyak tantangan yang akan dihadapi.Misalnya mereka harus berhadapan dengan penduduk pemilik lahan. Sangat tidak mungkin di desa ini, aparatur desa dengan Badan Permusyawaratan Desa melarang penduduk membangun di atas tanahnya dengan alasan tidak sesuai dengan peruntukan lahan yang ada, dan juga dana yang dibutuhkan pastilah besar. Apabila aparatur desa dan anggota Badan Permusyawaratan Desa tetap memaksakan membuat rencana induk desa dikhawatirkan hal ini bisa menimbulkan konflik vertikal diantara aparatur desa dengan penduduk. Bapak M.Kasir selaku ketua BPD menjelaskan langkah langkah yang biasanya di lakukan untuk mengatasi konflik tidak melebar dan perencanaan pembangunan itu dapat terlaksana sebagai berikut :

(31)

terwujud. Memang hal ini menjadi salah satu kendala dalam melakukan pembangunan di desa, namun membangun partipasi warga desa secara menyeluruh juga bukan merupakan hal yang gampang.”

(Hasil wawancara tanggal 22 Maret 2016)

4.5.2.Peranan Badan Permusyawaratan Desa dalam Penetapan Rencana

Terperici Desa.

Dalam rencana terperinci desa, sektor yang biasa dibuat oleh Badan Permusyawaratan Desa dalam program perencanaan hanyalah pembangunan fasilitas desa terutama untuk fasilitas jaringan jalan desa dan jaringan utilitas umum desa serta fasilitas sosial dan fasilitas spiritual.Program perencanaan pembangunan fasilitas desa, dilakukan dengan cara bertahap. Seperti itulah prosedur perencanaan pembangunan untuk fasilitas sosial desa. Aspirasi masyarakat tentang program perencanaan pembangunan merupakan hal yang sangat diperhatikan oleh anggota Badan Permusyawaratan Desa.

(32)

gambaran tentang berbagai informasi yang berguna sebagai gambaran untuk perencanaan nantinya. Beliau menjawab :

“...Masyarakat adalah sumber informasi utama kita, kita akan langsung menjumpai mereka dan menanyakan tentang informasi yang kita butuhkan, kendala apa saja yang menjadi halangan dalam kehidupan mereka terutama yang bersangkutan dengan sarana dan prasarana yang ada di dusunnya. Setelah memperoleh informasi dan dirasa cukup, barulah kita mengunjungi lokasi yang akan menjadi tempat pembangunan atau yang akan di perbaiki.”

(Hasil wawancara tanggal 22 Maret 2016)

Program perencanaan pembangunan fasilitas sosial dan fasilitas spiritual tidak berada ditangan Badan Permusyawaratan Desa sepenuhnya. Perencanaanpembangunan disektor ini merupakan tanggung jawab dewan kepengurusan dari masing-masing sektor. Misalnya untuk fasilitas sosial berupa lapangan olah raga.Program perencanaan pembangunan di sektor ini merupakan tanggung jawab dari Karang Taruna, karena merekalah yang berhak membuat program perencanaan pembangunan di sektor ini. Bapak Ahmad Helmi, SH selaku wakil ketua BPD mejelaskan hubungan antara karang taruna mengatakan :

“...Biasanya karang taruna mempunyai rencana sendiri dan sudah mempunyai gambaran yang baik tentang apa yang akan dilakukan, mereka datang kepada BPD biasanya hanya meminta pertimbangan atau masukan tentang rencana yang akan mereka laksanakan. Mereka hanya berkewajiban memberikan laporan yang terperinci kepada Badan Permusyawaratan Desa terhadap program yang mereka buat.” (Hasil wawancara tanggal 22 Maret 2016)

(33)

perencanaan yang mereka buat kepada Badan Permusyawaratan Desa untuk mendapatkan persetujuan. Biasanya program perencanaan pembangunan yang disusun oleh penanggung jawab dimasing-masing sektor ini akan disetujui oleh Badan Permusyawaratan Desa apabila memang perencanaan yang disepakati bersama. Namun dengan tetap melakukan pertimbangan terhadap fasilitas lainnya yang lebih diutamakan untuk dibangun, jika tidak terlalu penting maka dana yang ada akan dimanfaatkan untuk hal yang lebih utama, misalnya irigasi untuk kemajuan pertanian di desa Kepala Sungai. Peneliti menanyakan kepada Bapak Masriadiapakah kerjasa masing – masing sektor dengan BPD berjalan baik. Beliau menanggapi :

“... Sampai saat ini hubungan antara BPD dan sektor lain berjalan baik, karena pada dasarnya mereka menjalalankan seuatu yang bermanfaat untuk mereka, dan BPD mempunyai tugas untuk memberikan masukan apabila diperlukan dan tentu saja menentukan apakah perencanaan bisa di terima atau tidak.”

(Hasil wawancara tanggal 22 Maret 2016)

4.6. Prosedur Proyek Desa Melalui APBD

Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana peranan Badan Permusyawaratan Desa di Desa Gunung Tua Panggorengan dalam merencanakan suatu proyek desa yang merupakan termasuk dalam perencanaan pembangunan desa maka akan dibahas mengenai prosedur perencanaan proyek desa yang dilaksanakan oleh Badan Permusyawaratan Desa di Desa Kepala Sungai Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat.

(34)

Setelah mereka menyerap aspirasi masyarakat desa, maka tugas BPD selanjutnya adalah menetapkan sektor mana dari aspirasi penduduk yang sangat penting dan sangat mendesak untuk dibangun. Penetapan sektor yang akan dibangun ini tentunya bukan suatu pekerjaan yang mudah karena harus memperhitungkan berbagai aspek dari berbagai aspirasi yang menjadi pilihan.Pada tahap pertama dalam proses penetapan perencanaan pembangunan ini. Ahmad Helmi, SH selaku wakil ketua BPD menjelaskan :

“...Pada tahap ini BPD Mempunyai tugas untuk memberikan pandangan tentang kebijaksanaan atau strategi dasar rencana pembangunan atau sering disebut dengan tujuan, arah, prioritas dan sasaran pembangunan. sebelum mengajukan berbagai pandangan tentang pembangunan kedepannya semua anggota BPD harus mempunyai data yang valid untuk menentukan suatu perencanaannya, kita biasa terjun langsung ke lapangan untuk mengamati berbagai aspek yang menunjang suatu perencanaan. Dengan data yang valid kami selaku Badan Permusyawaratan Desa bisa memberikan pandangan dan arah dari pembangunan yang terencana dalam berbagai musyawarah dan rapat yang dilakukan...”

(Hasil wawancara tanggal 22 Maret 2016)

Ketua Badan Permusyawaratan Desa menyeleksi aspirasi dari masyarakat yang telah ditampung oleh keseluruhan anggota. Daftar aspirasi masyarakat ini kemudian akan dibawa oleh Ketua BPD ke dalam rapat anggota atau yang biasa disebut Musrenbang Desa (Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa), yang juga dihadiri oleh Kepala Desa dan perangkatnya, LKMD, PKK, dan tokoh masyarakat.

Adapun aspek-aspek yang akan diperhatikan tersebut adalah sebagai berikut :

(35)

3. Apakah objek pembangunan tersebut dapat mengangkat perekonomian penduduk.

Hal-hal inilah yang dipertimbangkan oleh anggota BPD dalam menetapkan perencanaan pembangunan di desa ini. Tentunya karena persoalan ini menyangkut kehidupan penduduk desa, keputusan sektor mana yang akan dibangun tidak akan ditetapkan secara tergesa-gesa oleh anggota BPD. Pada rapat untuk yang kedua kalinya, barulah dirapatkan dalam musyawarah perencanaan pembangunan desa untuk menetapkan skala prioritas yang akan dibangun. Dalam menetapkan skala prioritas ini, tentu harus dipertimbangkan aspek-aspek yang menjadi patokan di atas. Tiap-tiap aspirasi akan dinilai kepentingannya bagi penduduk. Sampai akhirnya ditemukan satu atau lebih aspirasi yang memiliki bobot yang paling penting. Untuk mengetahui apakah BPD menjalankan tugasnya dengan baik dalam hal menyampaikan aspirasi masyarakat dalam rapat ini, maka peneliti menanyakan kepada Tegu selaku KAUR Pembngunan, beliau menjelaskan :

“...Peranan BPD sangat baik disini, mereka memberikan kontribusi sebagaimana yang diharapkan. Aspirasi yang mereka peroleh dari masyarakat di tampilkan dan dibahas lebih dalam lagi. Namun karena adanya hambatan maupun kendala yang ada di desa ini yang menyebabkan pembangunan di desa belum dapat tercapai secara maksimal. Terutama dalam hal dana desa yang terbatas sehingga pembangunan di desa tidak bisa dilaksanakan secara menyeluruh sesuai dengan keinginan masyarakat, dan seperti yang diketahui bahwa tunjangan yang didapat oleh BPD juga tidak besar jumlahnya yang menyebabkan dalam melaksanakan tugasnya BPD kurang maksimal namun tetap dapat berusaha melakukan pekerjaannya dengan baik.” (Hasil wawancara tanggal 22 Maret 2016)

(36)

secara detail tentang usaha mereka dalam menampung aspirasi dari masyarakat desa yang telah mereka susun dengan sedemikian rupa.Musyawarah perencanaan pembangunan desa dalam menentukan rencana pembangunan desa harus diikuti oleh seluruh anggota yang telah disebutkan tadi. Apabila ada anggota yang tidak bisa mengikuti rapat tersebut, rapat dapat dilakukan apabila anggota yang absen memberikan persetujuan atas apapun keputusan rapat anggota.

Pengambilan keputusan terhadap perencanaan pembangunan yang akan dikerjakan, dilakukan dengan musyawarah diantara semua anggota rapat. Setiap anggota berhak mengusulkan rencana pembangunan apa yang menurutnya dapat dijadikan prioritas. Perdebatan di dalam musyawarah perencanaan pembangunan desa pasti akan terjadi. Namum biasanya mereka akan mendapat suatu keputusanberdasarkan musyawarah. Keputusan musyawarah untuk kepentingan masyarakat selalu dikedepankan, karena itu merupakan sebagai salah satu wujud pelayanan pemerintah kepada masyarakat.

(37)

Secanggang Melalui APBD, Dan Keputusan musyawarah perencanaan pembangunan desa nantinya akan diteruskan kepada Kepala Desa.

4.6.2. Rekapitulasi Usulan Proyek

Dalam pelaksanaan proyek yang pembiayaanya melalui APBD, bukanlah tanggung jawab dari Kepala Desa, kewajiban Kepala Desa hanya menyerahkan hasil musyawarah pembangunan tersebut kepada Kabupaten karena Kabupaten adalah pihak yang memegang APBD (Anggaran Pendapatan dan Balanja Daerah). Desa Kepala Sungai Kecamatan Secanggang merupakan bagian dari Kabupaten Langkat maka rekapitulasi usulan proyek akan diserahkan kepada Kabupaten Langkat.

Dari daftar usulan proyek yang diserahkan kepada Kabupaten, belum tentu semuanya disetujui untuk dilaksanakan. Kabupaten juga mempertimbangkan beberapa hal termasuk diantaranya adalah kondisi dari APBD dan pembangunan yang mana yang paling dibutuhkan masyarakat.Jangka waktu persetujuan proyek pembangunan yang disetujui untuk dilaksanakan biasanya paling cepat dalam waktu satu tahun, dan akan diberitakan kepada Pemerintah Desa oleh Kabupaten. Proyek yang sudah disetujui, oleh Kabupaten akan diberikan kepada pihak kontraktor proyek yang bersedia untuk mengerjakan proyek tersebut.

4.7. Hubungan Fungsional antara Pemerintah Desa dengan BPD

(38)

pemerintahan, sehingga desa memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakatnya. Di dalam Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa, pasal 1 bahwa: “Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia”.

Selanjutnya dalam angka 3 dijelaskan pula bahwa yang dimaksud dengan “Pemerintah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa. Sedangkan dalam angka 4 Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disingkat BPD, adalah lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa”.

[image:38.595.109.528.585.797.2]

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi BPD dengan Kepala Desa dalam kaitannya dengan fungsi menetapkan Peraturan Desa dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 4.1 Hubungan BPD dan Kepala Desa dalam menetapkan

peraturan desa

Badan

Permusyawaratan

Kepala Desa Rancangan

Peraturan Desa

(39)

Berdasarkan skema tersebut diatas menunjukkan bahwa sebuah rancangan Perdes yang berasal dari Kepala Desa diajukan kepada BPD untuk dibahas guna memperoleh persetujuan bersama, demikian pula terhadap Rancangan Perdes yang berasal dari BPD. Apabila rancangan Perdes yang diajukan oleh Kepala Desa ataupun oleh BPD telah disetujui bersama maka rancangan Perdes dapat ditetapkan sebagai Perdes.

[image:39.595.106.520.517.728.2]

Adapun hubungan fungsional BPD dengan Kepala Desa terkait pelaksanaan fungsi untuk menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat dapat digambarkan seperti dibawah ini :

Gambar 4.2 Hubungan BPD dengan Kepala Desa dalam Menampung

dan Menyalurkan Aspirasi

Penetapan Rancangan Perdes menjadi Perdes

Badan Permusyawaratan

Desa (BPD)

Anggota BPD

Aspirasi Masyarakat

(40)

Suatu aspirasi masyarakat dapat diajukan melalui Kepala Dusun kemudian Kepala Dusun akan menyampaikan aspirasi tersebut kepada Kepala Desa tentang suatu hal. Aspirasi yang sudah diterima oleh Kepala Desa selanjutnya disampaikan kepada BPD untuk dibahas dalam suatu rapat mejelis guna mendapatkan kesepakatan untuk dilaksanakan. Selanjutnya suatu aspirasi yang berasal dari masyarakat dapat disampaikan melalui anggota BPD, anggota BPD tersebut menyampaikannya kepada Ketua BPD untuk mengadakan rapat pembahasan dengan mengundang Pemerintah desa (Kepala desa) dan/atau perangkatnya dalam suatu rapat mejelis untuk selanjutnya mendapatkan suatu kesepakatan untuk dilaksanakannya aspirasi tersebut.

Demikianlah bentuk-bentuk hubungan fungsional atau hubungan kerja sama antara Pemerintah Desa dengan Badan Permusyawaratan dalam pelaksanaan pemerintahan desa baik ditinjau dari peraturan perundang - undangan, maupun dari buku-buku yang berkenaan dengan fungsi pemerintah desa dan fungsi Badan Permusyawaratan Desa (BPD).

(41)

BAB V

ANALISIS DATA

5.1. Analisis Data Tentang Peranan Badan Permusyawaratan Desa

dalamPerencanaan Pembangunan Desa

Pada bab ini penulis menganalisis dan menginterpretasikan data yang telah dikumpulkan dan disajikan pada bab sebelumnya. Adapun jenis metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, dimana data dan fakta yang didapatkan dilapangan dideskripsikan sebagaimana adanya diiringi dengan penafsiran dan analisa yang rasional.Dari seluruh data yang telah disediakan diperoleh selama penelitian, baik melalui studi kepustakaan, Melalui penyajian data yang telah diperoleh selama melakukan penelitian di desa Keplaa Sungai, baik dengan melakukan wawancara dengan kepala desa, perangkat BPD sebagai informan kunci dan masyarakat serta studi kepustakaan. Maka akan dilakukan analisa terhadap setiap data dan fakta-fakta yang telah didapat melalui interpretasi dan penguraian masalah-masalah yang terjadi di Desa Kepala Sungai.

(42)

masyarakat,Dalam penyampaian aspirasi oleh warga kepada BPD tidak jarang puladilakukan baik secara individu maupun bersama-sama dengan menyampaikanlangsung kepada anggota BPD yang ada di lingkungannya (RW) atau forumrembug guna membahas mengenai permasalahan maupun program yang sedangatau akan dijalankan oleh Pemerintah Desa.

Temuan ini sesuai dengan pendapatWidjaja (2002:50) BPD adalah lemaga pemerintah desa untuk memperkuatpenyelenggaraan pemerintahan desa serta mewadahi perwujudan pelaksanaandemokrasi pancasila di Desa. BPD berfungsi melaksanakan kegiatanmusyawaratan/mufakat dalam rangka penyusunan berbagai keputusan desa.BPD ini memusyawarahkan setiap rencana yang diajukan oleh kepala desasebelum ditetapkan menjadi keputusan Desa.Peran Badan Permusyawaratan Desa (BPD) sebagai mitra kerja dengankepala desa dan perangkatnya artinya, antara BPD dan kepala Desa harus bisabekerja sama dalam penetapan peraturan.

(43)

program perencanaan yang telah disusun bagi kehidupan masyarakat desa Kepala Sungai pada saat ini.

Pendekatan komunikatif dari anggota Badan Permusyawaratan Desa setidaknya akan membuat masyarakat yang kontra tidak menggangguperencanaan pembangunan ini bila sampai pada tahap pelaksana walaupun mengubah pandangan untuk mendukung mungkin sulit.Jadi, sebagai wadah penyalur aspirasi masyarakat sudah merupakan hal yang wajar apabila Badan Permusyawaratan Desa memiliki peranan yang paling penting dalam penyusunan program perencanaan pembangunan di suatu desa. Pada hakikatnya merekalah yang tahu aspirasi masyarakat yang menjadi tanggungjawabnya.

5.2. Analisis Data Tentang Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan

Desa

Pada dasarnya pembangunan desa adalah pembangunan yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat. Semakin tinggi peran serta masyarakat desa tersebut, maka semakin cepat pula pembangunan desa yang bersangkutan dapat terealisasi, terutama dalam otonomi daerah sekarang ini. Dengan keberadaan delegasi masyarakat desa dalam pembangunan sangatlah penting, dimana terbukanya kran partisipasi masyarakat untuk ikut menentukan dan mengawasi penentuan kebijakan pembangunan daerahnya.

Adapun bentuk- bentuk partisipasi yang diberikan oleh masyarakat desa Kepala Sungai adalah sebagai berikut :

(44)

Salah satu dari bentuk partisipasi masyarakat dalam mendukung program-program pembangunan di desa Kepala Sungai adalah dalam bentuk harta benda, yaitu merupakan bantuan berupa lahan yang sifatnya menunjang kelancaran pelaksanaan dari program-program pembangunan yang akan dilaksanakan.

Partisipasi masyarakat dalam bentuk harta ini tentunya akan sangat mendukung pelaksanaan program pembangunan desa. Dimana bahwa partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan yang didukung berupa harta adalah merupakan suatu upaya yang sangat nyata, maka untuk itu pemerintah desa harus bijak dalam mempergunakan lahan-lahan dalam pembangunan, dengan demikian pembangunan akan berjalan dengan baik dan lancar.

Dari hasil penelitian yang dilakukan, bahwa partisipasi masyarakat desa dalam bentuk harta cukup berpartisipasi, dimana meskipun rata-rata masyarakat desa Kepala Sungai tergolong masyarakat yang berpendapatan rendah, akan tetapi masyarakat tidak terlalu terbebani karena partisipasi masyarakat yang tinggi.

2. Partisipasi dalam bentuk pikiran atau ide

(45)

Partisipasi masyarakat dalam bentuk pikiran atau ide adalah bentuk partisipasi yang tidak kalah pentingnya dari partisipasi masyarakat dalam bentuk harta yang biasanya disampaikan dalam musyawarah atau penyampaian program-program pembangunan desa.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, partisipasi masyarakat desa Kepala Sungai dalam bentuk pikiran dan ide sudah baik, dimana masyarakat sudah cukup mampu ikut serta menyumbangkan pikiran dan ide yang cemerlang atau kreatif untuk keberhasilan pembangunan yang akan dilaksanakan. Meskipun dari segi tingkat pendidikan berbeda-beda namun mereka sudah mampu memberikan ide yang positif dan ini juga terlihat karena pemerintah desa selalu lebih mementingkan kebutuhan masyarakatnya di bandingkan dengan kebutuhan sarana pemerintahan desa itu sendiri selain itu pemerintah desa juga selalu melibatkan dan mengundang para tokoh masyarakat untuk menyampaikan aspirasi mereka.

3. Partisipasi dalam bentuk tenaga ( gotong royong )

(46)

untuk kepentingan umum atau bersama. Demikian pula halnya dengan pelaksanaan program-program pembangunan di Desa Kepala Sungai, kegiatan gotong royong selalu dilaksanakan untuk meringankan pelaksanaan program-program pembangunan. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, bahwa partisipasi masyarakat desa Kepala Sungai dalam bentuk tenaga (Gotong-Royong) sudah baik.

5.3. Analisis Data Tentang Peranan Badan Permusyawaratan Desa Dalam

Menyusun Jenis-jenis Rencana Desa

Fungsi Badan Permusyawaratan Desa lebih terarah kepada koordinasi dan menjembatani masyarakat dengan pemerintah. Misalnya untuk pembangunan sarana ibadah, perencanaannya datang dari kenaziran mesjid yang diajukan kepada Badan Permusyawaratan Desa untuk disetujui.Demikian juga misalnya untuk fasilitas olah raga yang pengajuan rencana pembangunan dilakukan oleh Karang Taruna kepada Badan Permusyawaratan Desa untuk disetujui.Memang seperti dikemukan pada bab sebelumnya Badan Permusyawaratan Desa banyak juga membuat program perencanaan pembangunan. Terutama untuk pembangunan fasilitas-fasilitas umum. Tetapi perencanaan ini tidak dibuat oleh hanya Badan Permusyawaratan Desa tetapi juga mengikutsertakan Kepala Desa dan perangkatnya, LKMD, PKK, dan tokoh masyarakat.

(47)

Kabupaten. Jadi mereka belum menentukan penyusunan rencana umum desa maupun penyusunan rencana terperinci desa.

5.4. Analisa Data Tentang Peranan Badan Permusyawaratan Desa dalam

Perencanaan Pembangunan Proyek Desa

Perencanaan pembangunan proyek desa ini dilaksanakan melalui musyawarah perencanaan pembangunan desa atau yang serng disebut dengan istilah Musrenbang desa yang juga dihadiri oleh Badan Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa, LKMD, PKK, Kepala-kepala Dusun, dan tokoh masyarakat. Setelah sebelumnya Badan Permusyawaratan Desa dan Pemerintah Desa menampung aspirasi-aspirasi dari masyarakatnya baik melalui proses secara formal maupun informal agar semua pendapat masyarakat dapat tertampung sehingga dapat diajukan dalam Musrenbang desa, di dalam rapat tersebut lah akan dirumuskan fasilitas apa yang dinilai paling perlu untuk dijadikan prioritas pembangunan desa Kepala Sungai.

(48)
(49)

BAB VI

PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan pemaparan pada bab-bab sebelumnya, adapun yang menjadi kesimpulan dari skripsi ini adalah :

Fungsi BPD dalam menjalankan tugasnya yaitu sebagai wadah yang menampung aspirasi masyarakat ataupun penyalur aspirasi dalam perencanaan pembangunan serta menjembatani aspirasi masyarakat dengan pemerintah dalam mewujudkan pembangunan desa sekaligus mengawal jalannya pelaksanaan pembangunan di desa Kepala Sungai sudah dapat dilaksanakan dengan baik, walaupun belum sepenuhnya sempurna yang dikarenakan adanya hambatan yang terdapat di dalam desa tersebut.

Faktor-faktor penghambat BPD dalam menjalankan tugas maupun peranannya itu dapat diidentifikasi meliputi dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal tersebut terdiri dari tunjangan yang diperoleh oleh BPD belum sesuai dengan tugas penting yang dijalani yang membuat usaha yang dilakukan oleh BPD sifatnya terbatas ataupun diminimalkan sesuai dengan dana yang diperoleh, mengingat ketersediaan sarana dan prasarana kerja di desa yang belum memadai. Sehingga faktor pendanaan tersebut masih minim untuk dapat digunakan dalam pengelolaan organisasi.

(50)

namun akan tetap ada masyarakat yang masih bersifat apatis terhadap pembangunan di desanya sendiri, memang menumbuhkan partipasi aktif seluruh warga desa Kepala Sungai bukan hal yang mudah, namun dengan mayoritas masyarakatnya yang mendukung menjadikan pembangunan tetap dapat berjalan. Dan pelaksanaan proyek pembangunan itu sendiri dilakukan oleh Kabupaten. Sedangkan fungsi Badan Permusyawatan Desa dalam tahap pelaksanaan ini hanyalah sebatas mengawasi pelaksanaan pembangunan tersebut. Karena adanya kerjasama yang baik di antara Desa dan Kabupaten ini maka, pelaksanaan pembangunan di Desa Kepala Sungai berlangsung dengan baik.

6.2. Saran

Adapun saran yang akan diajukan kepada anggota Badan Permusyawatan Desa di Desa Kepala Sungai agar menjadi upaya untuk mengoptimalkan pelaksanaan perencanaan pembangunan desa dari hasil temuan peneliti adalah sebagai berikut:

(51)

2. Perlu adanya perubahan dalam format anggota Badan Permusyawaratan Desa pada pemilihan yang akan datang. Sebaiknya setiap dusun diwakili masing-masing satu orang anggota BPD sehingga aspirasi yang ada pada tiap-tiap dusun dapat terserap atau ditampung.

3. Usulan proyek yang belum terealisasi pembangunannya diharapkan ditanyakan kepada Kabupaten untuk secepatnya terlaksana demi kesejahteraan masyarakat Desa Kepala Sungai, mengingat pembangunan fasilitas irigasi untuk lahan pertanian di desa yang belum terealisasi, sehingga menjadikan hambatan bagi para petani yang masih mengandalkan panen sawah yang bersifat tadah hujan. Jika irigasi untuk lahan pertanian tersebut bisa segera dibangun diharapkan nantinya akan memperbaiki kualitas hidup masyarakat petani di desa Kepala Sungai. 4. Dalam menyelenggarakan Pemerintahan Desa, Kepala Desa dan Badan

(52)

BAB II

METODE PENELITIAN

2.1. Bentuk Penelitian

Di dalam melakukan penelitian, penulis menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk menguraikan bagaimana partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan desa. Metode deskriptif memusatkan perhatian pada masalah-masalah atau fenomena-fenomena yang ada pada saat penelitian dilakukan atau masalah yang bersifat aktual, kemudian menggambarkan faktafakta tentang masalah yang diselidiki diiringi dengan interpretasi rasional yang akurat (Nawawi, 1990:64). Dengan demikian penelitian ini akan menggambarkan fakta-fakta dan menjelaskan keadaan dari objek penelitian berdasarkan fakta-fakta sebagaimana adanya dan mencoba menganalisa untuk memberi kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dilapangan.

(53)

2.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Kepala Sungai Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara.

2.3. Informan Penelitian

Dalam penelitian kualitatif sebyek penelitian yang telah tercermin dalam focus penelitian ditentukan dengan sengaja, suyek penelitian ini menjadi informan yang akan memberikan berbagai informasi yang akan diperlukan (Suyanto, 2005). Adapun informan penelian yang menjadi obyek penelitian ini yaitu :

1. Informan Kunci, yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian atau informan yang mengetahui secara mendalam permasalahan yang diteliti. Dalam penelitian ini yang menjadi informan kunci adalah Ketua dan Anggota BPD Desa Kepala Sungai.

2. Informan Utama, yaitu mereka yang terlibat langsung dalam interaksi social yang dieliti. Adapun informan utama dalam penelitian ini adalah Pemerintah Desa Kepala Sungai yang terdiri dari Kepala Desa dan Perangkat Desa. 3. Informan Tambahan, yaitu mereka yang dapat memberikan informasi

(54)

2.4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua macam tekhnik pengumpulan data menurut klasifikasi jenis dan sumbernya yaitu:

1. Teknik pengumpulan data primer

Pengumpulan data primer dilakukan dengan metode wawancara, yaitu cara mendapatkan informasi dengan bertanya langsung kepada responden/informan (Singarimbun, 1995: 192). Adapun pengumpulan data yang dilakukan secara langsung pada lokasi penelitian. Pengumpulan data primer dilakukan dengan menggunakan instrumen sebagai berikut:

a. Wawancara

Yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan memberikan pertanyaan secara langsung kepada pihak-pihak yang terkait dengan suatu tujuan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan. Metode wawancara ini ditujukan untuk informan penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya oleh si peneliti. Wawancara dilakukan langsung terhadap pihak-pihak yang terkait dan dapat membantu proses penelitian.

b. Pengamatan atau observasi

Yaitu teknik pengumpulan data dengan mengamati secara langsung objek penelitian dengan mencatat gejala-gejala yang ditemukan dilapangan untuk melengkapi data-data yang diperlukan sebagai acuan yang berkenaan dengan topik penelitian.

(55)

Teknik pengumpulan data sekunder yaitu pengumpulan data yang dilakukan melalui studi bahan-bahan kepustakaan yang diperlukan untuk mendukung data primer. Teknik engumpulan data sekunder dapat dilakukan dengan menggunakan instrument sebagai berikut :

a. Penelitian kepustakaan yaitu dengan mengumpulkan data dan informasi melalui literatur yang relevan dengan judul penelitian seperti buku-buku, artikel dan makalah yang memiliki relevansi dengan masalah yang diteliti serta analisis peraturan daerah.

b. Studi dokumentasi yaitu dengan cara memperoleh data melalui pengkajian dan penelaahan terhadap catatan penulis maupun dokumendokumen yang berkaitan dengan masalah-masalah yang diteliti.

2.5. Teknik Analisa Data

Teknik analisa data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan suatu uraian dasar. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisa kualitatif, yakni dengan menyajikan data yang dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber data yang terkumpul, mempelajari data, menelaah, menyusunnya dalam suatu satuan yang kemudian dikategorikan pada tahap berikutnya, dan memeriksa keabsahan data serta menafsirkannya dengan analisis sesuai dengan kemampuan daya nalar peneliti untuk membuat kesimpulan penelitian (Moleong, 2006:247).

(56)

(1997:152) bahwa analisa kualitatif terhadap data yang diperoleh berdasarkan kemampuan nalar penelitian dalam menghubung-hubungkan fakta data dan informasi. Jadi, teknik analisa data kualitatif yaitu dengan menyajikan hasil wawancara dan melakukan analisis terhadap masalah yang ditemukan dilapangan, sehingga memperoleh gambaran yang jelas tentang objek yang diteliti dan kemudian menarik kesimpulan. Terdapat beberapa langkah dalam melakukan analisis data, yaitu :

1. Reduksi Data

Reduksi data dilakukan dengan merangkum dan memfokuskan hal-hal yang penting tentang penelitian dengan mencari tema dengan pola hingga memberikan gambaran yang lebih jelas serta mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan. 2. Penyajian Data

Bermakna sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan penarikan tindakan. Penyajian data ini dilakukan dalam bentuk teks yang bersifat naratif, bagan, dan dalam bentuk tabel.

3. Penarikan Kesimpulan

(57)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam konteks sistem pemerintahan Negara Republik Indonesia yang membagi daerah Indonesia atas daerah-daerah besar dan daerah kecil, dengan bentuk dan susunan tingkatan pemerintahan terendah adalah desa. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat. Berbeda dengan kelurahan, desa memiliki hak untuk mengatur wilayahnya secara lebih luas. Namun dalam perkembangannya, sebuah desa dapat ditingkatkan statusnya menjadi kelurahan. Pemerintah desa sebagai ujung tombak dalam sistem pemerintahan daerah akan berhubungan dan bersentuhan langsung dengan masyarakat. Karena itu, sistem dan mekanisme penyelenggaraan pemerintah desa sangat didukung dan ditentukan oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD).

(58)

diankat dan dikembangkan sehingga mampu memperbaiki kualitas kehidupan masyarakatnya kearah yang lebih baik terutama pada sektor ekonomi. Pembangunan tersebut dapat berupa pembangunan dalam bidang pertanian, peternakan, perkebunan, dan lain sebagainya sesuai dengan potensi yang ada di setiap daerah desa tersebut.

Maka dalam penyelenggaran pembangunan desa diperlukan pengorganisasian yang mampu menggerakkan masyarakat untuk berpartisipasi dalam melakukan pembangunan desa serta melaksanakan administrasi pembangunan desa. Dengan demikian diharapkan pembangunan dan pelaksanaan administrasi desa akan berjalan dengan lebih baik, tidak hanya didasarkan pada tuntutan emosional yang sukar dipertanggungjawabkan kebenarannya (Soewignjo,1985:1). Hal ini mengisyaratkan bahwa keikutsertaan masyarakat dalamperencanaan pembangunan desa dibutuhkan untukmensinkronkan rencana pembangunan desa yang akan dilaksanakan dengan apa yang dibutuhkan masyarakat. Pembangunan adalah suatu proses kegiatan yang berlangsung dalam jangka waktu yang panjang dan terus-menerus.

(59)

proses pembangunan sejak perencanaan sampai dengan pelaksanaan serta pemeliharaan dan pengembangan suatu hasil pembangunan.

Perencanaan merupakan tahap awal dan paling penting dalam pembangunan. Perencanaan pembangunan merupakan penentu utama dalam keberhasilan pembangunan yang akan dilakukan di dalam suatu Negara. Perencanaan yang baik dan matang akan melahirkan hasil yang baik pula. Oleh karena itu, dalam perencanaan pembangunan harus melibatkan semua pihak yang di dalamnya bukan hanya sebagai objek tetapi juga sebagai subjek dalam pelaksanaan pembangunan.

Sesuai dengan amanat yang diemban dalam UU No. 6 tahun 2014, perencanaan pembangunan dan pelaksanaannya harus berorientasi ke bawah dan melibatkan masyarakat luas, melalui pemberian wewenang perencanaan dan pelaksanaan pembangunan di tingkat daerah. Dengan cara ini pemerintah makin mampu menyerap aspirasi masyarakat banyak, sehingga pembangunan yang dilaksanakan dapat memberdai

Rakyat harus menjadi pelaku dalam pembangunan, masyarakat perlu dibina dan dipersiapkan untuk dapat merumuskan sendiri permasalahan yang dihadapi, merencanakan langkah-langkah yang diperlukan, melaksanakan rencana yang telah diprogramkan, menikmati produk yang dihasilkan dan melestarikan program yang telah dirumuskan dan dilaksanakan.Pengikutsertaan masyarakat dalam perencanaan pembangunan merupakan salah satu cara yang efektif untuk menampung dan mengakomodasi berbagai kebutuhan yang beragam. Dengan kata lain, upaya peningkatan partisipasi masyarakat pada perencanaan pembangunan dapat membawa keuntungan substantif, dimana pelaksanaan pembangunan akan

(60)

lebih efektif dan efesien, di samping itu juga akan memberi sebuah rasa kepuasan dan dukungan masyarakat yang kuat terhadap program-program pemerintah.

Antara partisipasi masyarakat dengan kemampuan masyarakat yang bersangkutan untuk berkembang secara mandiri, terdapat kaitan yang erat sekali. Kesediaan masyarakat untuk berpartisipasi merupakan tanda adanya kemampuan awal masyarakat itu untuk berkembang secara mandiri. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan dapat menumbuhkan kemampuan masyarakat tersebut. Sebagai keluaran, partisipasi dapat digerakkan atau dibangun. Disini, partisipasi berfungsi sebagai keluaran proses stimulasi atau motivasi melalui berbagai upaya. Menurut Budi Supriyanto (2009:344) bahwa partisipasi masyarakat yang dibutuhkan dalam pembangunan adalah partisipasi yang dilakukan secara sukarela atau tanpa paksaan dan didorong oleh prakarsa atau swadaya masyarakat. Tentunya hal ini sangat relevan dengan cita-cita otonomi daerah yakni untuk mendorong prakarsa dan swadaya masyarakat.

(61)

a. Partisipasi dalam perencanaan

Pembangunan melalui partisipasi masyarakat merupakan salah satu upaya untuk memberdayakan potensi masyarakat dalam merencanakan pembangunan yang berkaitan dengan potensi sumber daya lokal berdasarkan kajian musyawarah, yaitu peningkatan aspirasi berupa keinginan dan kebutuhan nyata yang ada dalam masyarakat, peningkatan motivasi dan peran serta kelompok masyarakat dalam proses pembangunan, dan peningkatan rasa memiliki pada kelompok masyarakat terhadap program kegiatan yang telahdisusun.

b. Partisipasi dalam pelaksanaan

Segi positif dari partisipasi dalam

Gambar

Gambar 3.1 Peta Desa Kepala Sungai
Tabel 3.1Komposisi Penduduk Desa Kepala Sungai
Gambar 3.2 Struktur Pemerintah Desa Kepala Sungai
Tabel 3.2 Susunan Pemerintahan Desa Kepala Sungai
+6

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menguji sosialisasi peraturan perpajakan dan sanksi perpajakan berpngaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.. Populasi dlam penelitian ini

sumber belajar memberikan pengaruh yang paling dominan antara guru, buku paket, dan internet terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran

Kocok telur dengan santan, garam dan lada, lalu campurkan dengan irisan jamur dan tahu, daun kemangi, tambahkan bumbu halus pada adonan telur aduk kembali hingga rata.. Bagi

Abstrak : Pekerjaan sebagai petani ditekuni orang tua yang mayoritas tidak berpendidikan tinggi namun sudah mendapat banyak informasi mengenai sikap melalui orang lain

[r]

Sebuah taman kota yang memiliki lahan yang luas untuk area parkir membutuhkan suatu aplikasi berbasis database yang berguna sebagai sistem dalam parkir kendaraan. Sistem parkir

[r]

Website Niaga Star yang penulis buat ini dibangun dengan menggunakan script PHP, MySQL dan AJAX. Diharapkan web ini dapat membantu dan mempermudah dalam pemesanan komputer