• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Teh Hitam (Camelia sinensis) terhadap Jumlah Trombosit pada Mencit yang Diinduksi Heparin

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Teh Hitam (Camelia sinensis) terhadap Jumlah Trombosit pada Mencit yang Diinduksi Heparin"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1. Gambar serbuk teh hitam

(2)

Lampiran 2. Hasil pemeriksaan mikroskopis serbuk teh hitam

Hasil pemeriksaan mikroskopis serbuk teh hitam

Sel batu

Jaringan pembuluh

Kristal oksalat berbentuk druse

Stomata

(3)

Lampiran 3. Gambar alat dan objek penelitian

Hemositometer

(4)

Lampiran 3 (lanjutan)

Kamar hitung

(5)

Lampiran 3 (lanjutan)

(6)

Lampiran 4. Gambar Trombosit Mencit Perbesaran 10 x 40

(7)

Lampiran 5. Contoh perhitungan jumlah trombosit

Jumlah trombosit terhitung = 164

Pengenceran = 200 x

Tinggi kamar hitung = 1/10 mm

Jumlah kamar yang dihitung = 25/25

Rumus perhitungan =jumlah trombosit terhitung25 25 x

1 10

x 200

=25164

25 x 1 10

(8)

Lampiran 6. Pengenceran heparin

Pengenceran heparin menggunakan larutan NaCl 0,9%

Kemasan : 1 vial = 5 ml

1 ml = 5000 unit

1 ml heparin ditambahkan dengan NaCl 0,9% sampai 100 ml, dengan demikian konsentrasi heparin menjadi 50 unit/ml

Jumlah heparin yang diberikan adalah 270 unit/kgBB

Contoh perhitungan: Berat badan mencit = 28 g

Jumlah heparin yang dibutuhkan = 270 unit

1000 g x 28 g = 7,56 unit

Volume larutan yang diinjeksikan = 7,56 unit

50 unit /ml = 0,15 ml

(9)

Lampiran 7. Contoh perhitungan dosis

Diketahui: Berat Badan mencit = 28 g

Dosis EETH = 100 mg/kgBB

Konsentrasi EETH = 1%

Dosis yang diberikan = 100 mg

1000 mg x 28 g = 2,8 mg

Volume suspensi yang diberikan = 2,8 mg 1000 x

100 ml

(10)

Lampiran 8. Data Hasil Orientasi

Kelompok perlakuan

Jumlah trombosit (per mm3)

Sebelum perlakuan Setelah perlakuan

Po 1 336.000 364.000

= diberi heparin 270 unit/kg bb secara subkutan 2

P

= diberi heparin 270 unit/kg bb secara subkutan dan EETH 50 mg/kg bb secara oral

3

P

= diberi heparin 270 unit/kg bb secara subkutan dan EETH 100 mg/kg bb secara oral

(11)

Lampiran 9. Perhitungan Karakterisasi Simplisia

(12)

Lampiran 9. (Lanjutan)

2. Penetapan Kadar Sari Larut Air Kadar Sari Larut Air = ����� ����

Sampel III Berat Sampel = 5,025 gram, Berat Sari = 0,398 gram

Kadar Sari = 0,103 5,025 �

100

20 � 100% = 10,24%

Kadar Sari Larut Etanol Rata-rata = 11,15%+9,1%+10,24%

3 = 10,165%

3. Penetapan Kadar Sari Larut Etanol Kadar Sari Larut Etanol = ��� ������

Kadar Sari Larut Etanol Rata-rata = 19,89%+17,89%+20,08%

(13)

Lampiran 9. (Lanjutan)

4. Penetapan Kadar Abu Total Kadar Abu Total = ����� ���

����� ������ � 100%

Sampel I = 0,104

2,020 � 100% = 5,14%

Sampel II = 0,113

2,014 � 100% = 5,11%

Sampel III = 0,108

2,028 � 100% = 5,32%

Kadar Abu Total Rata-rata = 5,14+5,11+5,32

3 = 5,19%

5. Penetapan Kadar Abu Tidak Larut Asam Kadar Abu Tak Larut Asam = ����� ���

����� ������ � 100%

Sampel I = 0,007

2,020 � 100% = 0,34%

Sampel II = 0,009

2,014 � 100% = 0,44%

Sampel III = 0,007

2,028 � 100% = 0,34%

Kadar Abu Tak Larut Asam Rata-rata = 0,34+0,44+0,34

(14)

Lampiran 10. Perhitungan Karakterisasi Ekstrak Etanol Teh Hitam 1. Penetapan Kadar Air

Kadar Air = volume II - Volume I

Berat sampel x 100%

(15)

Lampiran 10. (Lanjutan)

2. Penetapak Kadar Sari Larut Air Kadar Sari Larut Air = ����� ����

����� ������ � 100

20 � 100%

Ekstrak Etanol Teh Hitam

Sampel I Berat Sampel = 5,005 gram, Berat Sari = 0,144 gram

Sampel III Berat Sampel = 5,005 gram, Berat Sari = 0,142 gram

Kadar Sari = 0,142 5,005 �

100

20 � 100% = 14,18%

Kadar Sari Larut Etanol Rata-rata = 14,38%+13,79%+14,18%

3 = 14,11%

3. Penetapan Kadar Sari Larut Etanol Kadar Sari Larut Air = ����� ����

����� ������ � 100

20 � 100%

Ekstrak Etanol Teh Hitam

Sampel I Berat Sampel = 5,005 gram, Berat Sari = 0,830 gram

Sampel III Berat Sampel = 5,002 gram, Berat Sari = 0,792 gram

Kadar Sari = 0,792 5,002 �

100

20 � 100% = 79,16%

(16)

Lampiran 10. (Lanjutan)

4. Penetapan Kadar Abu Total Kadar Abu Total = ����� ���

����� ������ � 100%

Sampel I = 0,044

2,240 � 100% = 1,96%

Sampel II = 0,043

2,161 � 100% = 1,98%

Sampel III = 0,041

2,225 � 100% = 1,84%

Kadar Abu Total Rata-rata = 1,96+1,98+1,84

3 = 1,92%

5. Penetapan Kadar Abu Tidak Larut Asam Kadar Abu Tak Larut Asam = ����� ���

����� ������ � 100%

Sampel I = 0,009

2,240 � 100% = 0,40%

Sampel II = 0,008

2,161 � 100% = 0,37%

Sampel III = 0,008

2,225 � 100% = 0,35%

Kadar Abu Tak Larut Asam Rata-rata = 0,40+0,37+0,35

(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)

DAFTAR PUSTAKA

Arifiyah, A. (2007). Pengaruh Pemberian Ekstrak Biji Jintan Hitam (Nigelia sativa) Terhadap Jumlah Trombosit Tikus Wistar yang Diberi Metotreksat. Skripsi. Semarang: Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.

Ballitri, J.W. (2013). Kandungan Senyawa Kimia Pada Daun Teh. Warta Penelitian Dan Pengembangan Tanaman Industri. 19(3): 12-15.

BPOM. (2005). Standarisasi Ekstrak Tumbuhan Obat Indonesia, Salah Satu Tahapan Penting Dalam Pengembangan Obat Asli Indonesia. Info POM. 6(4): 1-5.

Brusher, L. (2003). Aplikasi Klinis Patofisiologi. Jakarta: Penerbit Kedokteran EGC. Hal. 26.

Damayanti, D. (2011). Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Daun Ubi Jalar (Ipomoea batatas) Terhadap Peningkatan Jumlah Trombosit pada Tikus Jantan. Skripsi. Jurnal Pustaka Kesehatan. 8(5): 4-6

Davey, P. (2005). At A Glance Medicine. Jakarta: Erlangga. Hal. 327.

Depkes RI. (1995). Farmakope Indonesia. Edisi IV. Departemen Kesehatan RI. Hal.7.

Depkes RI. (1995). Materia Medika Indonesia. Jilid VI. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Hal. 39-40, 155-159, 321.

Ekawati, A. (2007). Pengaruh Teh Hitam (Camelia sinensis) Terhadap Ketebalan Dinding Arteri Koronaria Tikus Putih (Rattus novergicus) yang Diberi Diet Tinggi Lemak. Jurnal Program Kreativitas Mahasiswa Penulisan Ilmiah. 1(07). 5-7.

Enny. (2006). Ekstrak Daun Jambu Biji Atasi Demam Berdarah. Diakses tanggal 28 Oktober 2013. http://www.agrina-online.com/show_article.172.

Farnsworth, N.R. (1966). Biological and Phytochemical Screening of Plants. Journal of Pharmaceutical Sciences. 55(3): 263.

Fawcet, D.W. (2002). Buku Ajar Histologi. Jakarta: Penerbit Kedokteran EGC. Hal. 331.

Gray, H.H., Dowkins, K.D., Morgan, J.M., dan Simpson, I.A. (2001). Lecture Note Kardiologi. Jakarta: Erlangga. Hal. 221.

(23)

Hartoyo, A. (2003). Teh Dan Khasiatnya Bagi Kesehatan. Yogyakarta: Kanisus. Hal. 25-27.

Hoffbrand, A.V., Pettit J.E., dan Moss, M.A. (2005). Kapita Selekta Hematologi. Edisi 4. Jakarta: Penerbit Kedokteran EGC. Hal. 234.

Kee, J.L., dan Hayes, E.R. (1996). Farmakologi. Jakarta: Penerbit Kedokteran EGC. Hal. 225.

Mehta, A., dan Hoffbrand, A.V. (2006). At A Glance Hematology. Edisi 2. Jakarta: Erlangga. Hal. 73.

Neal, M.J. (2005). At A Glance Farmakologi Medis. Ed V. Jakarta: Erlangga. Hal. 45-46

Permawati, M. (2008). Karakterisasi Ekstrak Air Daun Gandarusa (Justicia gendarussa) dan Pengaruhnya terhadap Kadar Asam Urat Plasma Tikus Putih Jantan yang Diinduksi Kalium Oksonat. Jurnal Bahan Alam Indonesia. 7(1): 12-14

Rahman (2010). Pengaruh Pemberian Rebusan Kurma (Phoenix dactylifera) Terhadap Jumlah Trombosit Kelinci. Jurnal Media Analisi Kesehatan. I(1): 14.

Rochaeni, A. (2006). Pengaruh Pemberian Teh Hijau (Camelia sinensis) Terhadap Jumlah Trombosit Mencit yang Diberi Metotreksat. Jurnal Media Medika Indonesiana. 8(5): 10-12

Rosi, A. (2010). 1001 Teh – Dari Asal Usul, Tradisi, Khasiat Hingga Racikan Teh. Yogyakarta: CV Andi. Hal. 51.

Sacher, R. (2004). Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium. Penerjemah: Dewi Wulandari. Jakarta: Penerbit Kedokteran EGC. Hal. 71.

Setyamidjaja, D. (2000). Teh Budidaya Dan Pengolahan Pasca Panen. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Hal. 3

Soegijanto, S. (2006). Demam Berdarah Dengue. Surabaya: Airlangga University Press. Hal 1, 81, 207.

Sudaryono, A. (2011). Penggunaan Batang Tanaman Betadin (Jatropa mulitifidia) Untuk Meningkatkan Jumlah Trombosit Pada Mencit. Media Medika Indonesi. 45(2): 90.

Wardhani, K. (2013). Jambu Biji Obat Ampuh DBD. Diakses tanggal 25 Oktober

2013.

(24)

WHO (World Health Organization). (1998). Quality Control Methods For Medicinal Plant Materials. Geneva: WHO. Hal. 26-27.

Williams, K., Litcman, M., Kips., T., dan Levi, M. (2003). Manual of Hematology. Singapore: McGraw-Hill Companies. Hal. 415.

(25)

BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan beberapa tahap, yaitu pengumpulan sampel, skrinning fitokimia dan karakterisasi sampel, pembuatan ekstrak, skrinning fitokimia dan karakterisasi ekstrak, pengujian ekstrak terhadap peningkatan jumlah trombosit pada mencit, dan analisis statistik data menggunakan program SPSS.

3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi alat-alat gelas laboratorium, aluminium foil, cawan porselen alas datar, hotplate, kamar hitung, , mikroskop, mortal dan stamfer, neraca analitis, oven listrik, penangas air, pinset, pipet leuko sit, pot plastik, rotary evaporator, seperangkat alat destilasi, seperangkat alat penetapan kadar air, spatula, spuit, sudip, dan tanur.

3.1.2 Bahan

(26)

3.2 Hewan Percobaan

Hewan yang digunakan pada penelitian ini adalah mencit putih jantan 25 -30 g dengan usia sekitar 2 - 3 bulan. Sebelum digunakan sebagai hewan percobaan, semua mencit dipelihara terlebih dahulu selama satu minggu untuk penyesuaian lingkungan dan makanan mencit diseragamkan untuk mengontrol berat badan.

Penentuan besar sampel dalam penelitian ini diperoleh berdasarkan rumus Federer, yaitu (n-1) x (t-1) ≥ 15, dimana n adalah jumlah sampel tiap kelompok dan t adalah jumlah kelompok perlakuan. Penelitian ini menggunakan empat kelompok perlakuan. Dengan demikian, jumlah sampel tiap kelompok adalah ≥ 5. Pada penelitian ini, jumlah sampel tiap kelompok adalah enam ekor mencit putih. Dengan demikian, jumlah sampel secara keseluruhan adalah 24 ekor mencit putih (Arifiyah, 2007).

3.3 Pembuatan Ekstrak

Pembuatan ekstrak teh hitam dilakukan secara maserasi menggunakan pelarut etanol.

(27)

Kemudian endapan dipisahkan. Hasil maserat yang diperoleh dikumpulkan dan dipekatkan dengan bantuan alat rotary evaporator sehingga diperoleh ekstrak etanol (Depkes RI, 1986).

3.4 Karakterisasi Sampel

Pemeriksaan karakteristik simplisia ini meliputi pemeriksaan makroskopik, pemeriksaan mikroskopik, penetapan kadar air, penetapan kadar sari larut dalam air, penetapan kadar sari larut dalam etanol, penetapan kadar abu total, dan penetapan kadar abu tidak larut dalam asam (WHO, 1998; Depkes RI, 1995).

3.4.1 Pemeriksaan Mikroskopik

Letakkan serbuk simplisia di atas objek glass dan tambahkan 1-2 tetes kloral hidrat, kemudian tutup dengan cover glass. Samperl diamati di bawah mikroskop (WHO, 1998).

3.4.2 Penetapan Kadar Air

Penetapan kadar air dilakukan dengan metode azeotropi (destilasi toluen) (WHO, 1998).

(28)

tetes tiap detik. Setelah semua air terdestilasi, bagian dalam pendingin dibilas dengan toluena. Destilasi dilanjutkan selama 5 menit, kemudian tabung penerima dibiarkan mendingin pada suhu kamar. Setelah air dan toluena memisah sempurna, volume air dibaca dengan ketelitian 0,05 ml. Selisih kedua volume air yang dibaca sesuai dengan kandungan air yang terdapat dalam bahan yang diperiksa. Kadar air dihitung dalam persen (WHO, 1998; Depkes RI, 1995).

3.4.3 Penetapan Kadar Sari Larut Air

Sebanyak 5 g serbuk yang telah dikeringkan, dimaserasi selama 24 jam dalam 100 ml air-kloroform (2,5 ml kloroform dalam air suling sampai 1 liter) dalam labu bersumbat sambil dikocok sesekali selama 6 jam pertama, kemudian dibiarkan selama 18 jam, lalu disaring. Sejumlah 20 ml filtrat pertama diuapkan sampai kering dalam cawan penguap yang berdasar rata yang telah ditara dan sisa dipanaskan pada suhu 105o

3.4.4 Penetapan Kadar Sari Larut Etanol

C sampai bobot tetap. Kadar dalam persen sari yang larut dalam air dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan (Depkes RI, 1979).

(29)

3.4.5 Penetapan Kadar Abu Total

Sebanyak 2 g serbuk yang telah digerus dan ditimbang seksama dimasukkan dalam krus porselin yang telah dipijar dan ditara, kemudian diratakan. Krus dipijar perlahan-lahan sampai arang habis, pijaran dilakukan pada suhu 600o

3.4.6 Penetapan Kadar Abu Tidak Larut Asam

C selama 3 jam kemudian didinginkan dan ditimbang sampai diperoleh bobot tetap. Kadar abu dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan (Depkes RI, 1979).

Abu yang diperoleh dalam penetapan kadar abu dididihkan dalam 25 ml asam klorida encer selama 5 menit, bagian yang tidak larut dalam asam dikumpulkan, disaring melalui kertas saring, dipijarkan, kemudian didinginkan dan ditimbang sampai bobot tetap. Kadar abu yang tidak larut dalam asam dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan (Depkes RI, 1979).

3.5 Karakterisasi Ekstrak Etanol Teh Hitam

Karakterisasi ekstrak etanol teh hitam yang dilakukan adalah: a. penetapan kadar air.

b. penetapan kadar sari larut dalam air. c. penetapan kadar sari larut dalam etanol. d. penetapan kadar abu total.

e. penetapan kadar abu tidak larut dalam asam.

(30)

3.6 Skrinning Fitokimia Simplisia dan Ekstrak Etanol Teh Hitam 3.6.1 Pemeriksaan Alkaloida

Serbuk simplisia dan ekstrak etanol teh hitam ditimbang sebanyak 0,5 g kemudian ditambahkan 1 ml asam klorida 2 N dan 9 ml air suling, dipanaskan di atas penangas air selama 2 menit, didinginkan lalu disaring. Filtrat dipakai untuk percobaan berikut:

a. filtrat sebanyak 3 tetes ditambahkan 2 tetes larutan pereksi Mayer akan terbentuk endapan berwarna putih atau kuning.

b. filtrat sebanyak 3 tetes ditambahkan 2 tetes larutan pereksi Bouchardat akan terbentuk endapan berwarna coklat-hitam.

c. filtrat sebanyak 3 tetes ditambahkan 2 tetes larutan pereksi Dragendorff akan terbentuk endapan berwarna merah atau jingga.

Alkaloida dinyatakan positif jika terjadi endapan atau paling sedikit dua atau tiga dari percobaan di atas (Depkes RI, 1979).

3.6.2 Pemeriksaan Flavanoida

Serbuk simplisia dan ekstrak etanol teh hitam ditimbang 1 g, lalu ditambahkan 10 ml air panas, didihkan selama 5 menit dan disaring dalam keadaan panas. Ke dalam filtrat ditambahkan 0,1 g serbuk magnesium dan 1 ml asam klorida pekat dan 2 ml amil alkohol. Dikocok dan dibiarkan memisah. Flavonoid positif jika terjadi warna merah atau kuning atau jingga pada lapisan amil alkohol (Depkes RI, 1979).

3.6.3 Pemeriksaan Tanin

(31)

berwarna. Diambil 2 ml larutan lalu ditambahkan 1 sampai 2 tetes pereaksi besi (III) klorida. Terjadi warna biru atau hijau kehitaman menunjukkan adanya tanin (Farnsworth, 1966).

3.6.4 Pemeriksaan Glikosida

Sampel dan ekstrak etanol teh hitam ditimbang sebanyak 3 g kemudian disari dengan 30 ml campuran 7 bagian volume etanol 96% dan 3 bagian volume air suling, selanjutnya ditambahkan 10 ml HCl 2 N, direfluks selama 10 menit, didinginkan dan disaring. Pada 30 ml filtrat ditambahkan 25 ml air suling dan 25 ml timbal (II) asetat 0,4 M, dikocok, didiamkan selama 5 menit lalu disaring. Filtrat disari sebanyak 3 kali, tiap kali dengan 20 ml campuran 3 bagian volume kloroform dan 2 bagian volume isopropanol. Diambil lapisan air kemudian ditambahkan 2 ml air dan 5 tetes pereaksi Molisch, ditambahkan hati-hati 2 ml asam sulfat pekat terbentuk cincin warna ungu pada batas kedua cairan menunjukkan adanya ikatan gula (Depkes RI, 1979).

3.6.5 Pemeriksaan Saponin

Sebanyak 0,5 g sampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan 10 ml air suling panas, didinginkan kemudian dikocok kuat-kuat selama 10 detik, timbul busa yang mantap tidak kurang dari 10 menit setinggi 1-10 cm. Ditambahkan 1 tetes larutan asam klorida 2 N, bila buih tidak hilang menunjukkan adanya saponin (Depkes RI, 1979).

(32)

Sebanyak 1 g sampel dimaserasi dengan 20 ml eter selama 2 jam, lalu disaring. Filtrat diuapkan dalam cawan penguap. Pada sisa dalam cawan penguap ditambahkan 2 tetes asam asetat anhidrat dan 1 tetes asam sulfat pekat. Timbul warna ungu atau merah kemudian berubah menjadi hijau biru menunjukkan adanya steroida triterpenoida (Harborne, 1987).

3.7 Pembuatan Suspensi Bahan Uji

Sebelum dilakukan pengujian terhadap hewan percobaan, bahan uji seperti CMC Na dan ekstrak yang telah diperoleh dari ekstraksi teh hitam dibuat dalam bentuk suspensi untuk diberikan secara oral pada mencit. Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa (Depkes RI, 1979).

3.7.1 Pembuatan Suspensi CMC Na 1%

Suspensi CMC Na 1% dibuat dengan cara mengembangkan 1 gram CMC Na dalam air panas dengan perbandingan 1 : 20 selama 30 menit, kemudian dihomogenkan, dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml, lalu tambahkan air panas sampai garis tanda (Permawati, 2008).

3.7.2 Pembuatan Suspensi Ekstrak Etanol Teh Hitam

(33)

kemudian ditambahkan suspensi CMC Na 1% ke dalam labu hingga dicapai batas volume untuk mendapatkan konsentrasi yang diinginkan (Rakasiwi, 2013)

3.8 Pengujian Ekstrak Etanol Teh Hitam terhadap Peningkatan Jumlah Tombosit pada Mencit yang Diinduksi dengan Heparin

Mencit jantan dewasa yang sehat berjumlah 24 ekor dibagi ke dalam empat kelompok perlakuan yaitu kelompok kontrol (P0) dan kelompok perlakuan P1, P2, dan P3. Kelompok kontrol P0 diberi perlakuan secara oral dengan CMC Na 1%. Kelompok P1 diberi injeksi subkutan dengan heparin 270 unit/kg bb dan CMC Na 1% secara oral, P2 diberi injeksi subkutan dengan heparin 270 unit/kg bb dan ekstrak etanol teh hitam 100 mg/kg bb secara oral. Kelompok P3

Pengamatan trombosit menggunakan alat hemositometer. Carannya: Ekor mencit dilukai sampai mengeluarkan darah, tetes pertama dibuang. Tetes berikutnya dihisap menggunakan pipet hemositometer sampai batas 0,5 ml, kemudian dilanjutkan dengan menghisap larutan pengencer rees ecker sampai angka 101. Suspensi yang telah dikocok homogen kemudian diteteskan pada kamar hitung dan kaca penutup yang sebelumnya telah dibersihkan. Pengamatan dilakukan di bawah mikroskop dengan menghitung jumlah trombosit yang berada pada bidang besar di tengah hemositometer. Jumlah trombosit per mm

diberi injeksi subkutan dengan heparin 270 unit/kg bb dan ekstrak etanol teh hitam 200 mg/kg BB secara oral. Jumlah trombosit darah dihitung setelah 24 jam pemberian perlakuan (Zahroh, 2010).

(34)

3.9 Analisis Statistik

(35)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Ekstraksi Teh Hitam

Berdasarkan hasil pengekstraksian menggunakan 400 g serbuk teh hitam yang dimaserasi dengan etanol, diperoleh ekstrak kental sebanyak 8,2 g (rendemen 2,05%).

4.2 Karakterisasi Simplisia dan Ekstrak

Berdasarkan hasil pemeriksaan mikroskopis, dapat diamati fragmen spesifik dari daun teh yaitu sel batu berbentuk bintang, hablur kristal oksalat berbentuk druse, rambut penutup, dan stomata dengan 3 - 4 sel tetangga (Lampiran 2).

Untuk hasil penetapan kadar air, kadar sari larut air, kadar sari larut etanol, kadar abu total, dan kadar abu tidak larut asam, dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Hasil Karakterisasi simplisia dan ekstrak etanol teh hitam

No Parameter Simplisia Ekstrak Syarat

(MMI)

1 Kadar air 8,64% 10,6% < 10%

2 Kadar sari larut

dalam air 10,16 14,11% > 8%

3 Kadar sari larut

dalam etanol 19,29% 79,53% > 9%

4 Kadar abu total 5,19% 1,92% < 7%

5 Kadar abu tidak larut

(36)

Salah satu cara untuk mengendalikan mutu simplisia adalah dengan melakukan standarisasi simplisia. Standarisasi dilakukan agar diperoleh bahan baku yang seragam yang akhirnya dapat menjamin efek farmakologi tanaman tersebut. Standarisasi simplisia yang akan digunakan sebagai bahan obat harus memenuhi persyaratan tertentu (BPOM, 2005).

Berdasarkan tabel di atas, bisa dilihat bahwa simplisia teh hitam yang digunakan telah memenuhi standar karakterisasi simplisia berdasarkan standar Materia Medika Indonesia jilid VI. Sedangkan, standar karakterisasi ekstrak belum tercantum dalam monografi, sehingga hasil karakterisasi ekstrak yang diperoleh dalam penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan karakteristik ekstrak etanol teh hitam.

3.3 Skrining Fitokimia

Berdasarkan hasil skrining fitokimia diperoleh hasil bahwa baik simplisia maupun ekstrak etanol daun teh hitam mengandung senyawa kimia alkaloid, flavonoid, tannin, steroid/triterpenoid, saponin, dan glikosida (Tabel 4.2).

Tabel 4.2 Hasil skrining fitokimia simplisia dan ekstrak etanol teh hitam No Golongan senyawa Simplisia Ekstrak

1 Alkaloida + +

2 Flavonoida + +

3 Tanin + +

4 Steroid/Triterpenoida + +

5 Saponin + +

6 Glikosida + +

Keterangan: ( + ) = Positif ( - ) = Negatif

(37)

Hasil perhitungan jumlah trombosit pada kelompok perlakuan P0, P1, P2, dan P3 per mm3

Tabel 4.3 Hasil perhitungan jumlah trombosit mencit (per mm

(38)

Gambar 4.1 Grafik hasil perhitungan jumlah trombosit mencit (per mm3)

Uji distribusi data yang dilakukan dengan metode Kolmogorof smirnof menunjukan bahwa data terdistribusi normal (p = 0,812). Dengan demikian, analisis statistik dilanjutkan dengan uji one way anova.

Uji one way anova menunjukan bahwa terdapat perbedaan bermakna antar kelompok (p = 0,00). Analisis selanjutnya menggunakan post hoc test Tukey menunjukkan bahwa ada perbedaan bermakna antara kelompok kontrol (P0) dan kelompok perlakuan P1 (p = 0,00), antara kelompok perlakuan P1 dengan P2 (p = 0,00 ), P1 dengan P3 (p = 0,00), dan antara P3 dan P4 (p = 0,02). Sedangkan, antara kelompok perlakuan P0 dengan P2 dan P3

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan bermakna antara kelompok kontrol (P

tidak terdapat perbedaan bermakna (p = 0,911 dan p = 0,80).

0) dengan P1. Hal ini berarti, ada penurunan jumlah trombosit

yang bermakna antara kedua kelompok perlakuan. Perbedaan jumlah ini disebabkan oleh pemberian heparin pada kelompok perlakuan P1

Heparin dapat menginduksi keadaan trombositopenia atau biasa disebut dengan HIT (Heparin Induced Trombocytopenia). Interaksi antara heparin dan trombosit sangat kompleks dan belum sepenuhnya dapat dimengerti. Ada dua jenis HIT, yaitu mild HIT disorder dan severe HIT disorder. Mild HIT disorder dapat terjadi segera setelah pemberian heparin. Ada beberapa hipotesis yang diajukan untuk menjelaskan penyebab dari mild HIT disoreder. Ada yang mengatakan, mild HIT disorder disebabkan oleh perbedaan preparat heparin, dimana heparin dengan fraksi molekul dengan berat yang lebih besar memiliki kecenderungan menyebabkan trombositopenia lebih banyak. Teori lain

(39)

mengatakan bahwa penyebab mild HIT disorder berkaitan dengan reaksi imunologis. Sementara itu, severe HIT disorder terjadi setelah hari ke 7-14 dan disebabkan oleh mekanisme imunologi (Williams, dkk., 2003).

Biasanya antibodi ditujukan kepada obat, bukan kepada trombosit. Apabila trombosit menyerap obat dari plasma, maka antibodi akan merusak trombosit sewaktu melekat ke obat. Antibodi ini berikatan dengan obat bebas untuk membentuk kompleks imun yang mengendap dipermukaan trombosit. Kompleks imun ini kemudian mengaktifkan komplemen, sekuens pengaktifan komplemen ini akan bekerja pada trombosit dan secara aktif merusak trombosit (Sacher, 2004).

Pada kelompok perlakuan P1 dengan P2 dan P3 juga terdapat perbedaan jumlah trombosit yang bermakna. Hal ini disebabkan oleh pemberian ekstrak etanol teh hitam 200 mg/kg bb pada kelompok perlakuan P2 dan P3

Teh memiliki kandungan alami yang banyak berguna bagi kesehatan, diantaranya tanin dan polifenol seperti katekin, flavonol, tearubigin, quecertin, dan lain-lain (Rossi, 2010). Pada penelitian preklinis yang menggunakan binatang uji mencit sebagai subjek bioaktifitas, didapatkan bahwa tanin dan quercertin dapat meningkatkan proliferasi dan diferensiasi megakariosit dalam sumsum tulang (Soegijanto, 2006). Selain itu, flavonoid dan tanin diduga memiliki aktivitas meningkatkan trombosit melalui mekanisme rangsangan terhadap GM-CSF dan IL-3 yang dapat memicu pembentukan sel megakariosit serta memiliki efek dapat memperkuat limpa (Damayanti, 2011).

.

(40)

P0, tidak diberi injeksi heparin sehingga jumlah trombosit tetap dalam keadaan normal dan tidak mengalami penurunan. Pada kelompok perlakuan P2 dan P3, meskipun diberi injeksi heparin 270 unit/kg bb untuk menurunkan jumlah trombosit, namun kelompok perlakuan P2 dan P3

Pada kelompok perlakuan P

mendapatkan perlakuan oral ekstrak etanol teh hitam sebesar 100 mg/kg bb dan 200 mg/kg bb, sehingga jumlah trombosit dapat ditingkatkan kembali mendekati normal.

2 dan P3 terdapat perbedaan bermakna dengan

(41)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan:

a. karakteristik simplisia teh hitam memenuhi standar karakterisasi yang ditentukan dengan kadar air 8,64%, kadar sari larut air 41,6 %, kadar sari

larut etanol 53,43%, kadar abu total 5,19%, dan kadar abu tidak larut asam 0,37%, dan karakteristik ekstrak etanol teh hitam dapat ditentukan dengan kadar air 10,6%, kadar sari larut air 72,78%, kadar sari larut etanol 95,40%, kadar abu total 1,92%, dan kadar abu tidak larut asam 0,37%.

b. golongan senyawa kimia yang terdapat dalam simplisia dan ekstrak etanol teh hitam adalah alkaloid, flavonoid, steroid, saponin, tannin, dan glikosida

c. pemberian ekstrak etanol teh hitam dengan dosis 100 mg/kg bb dan 200 mg/kg bb menunjukkan peningkatan jumlah trombosit yang signifikan (p = 0,00), dan semakin tinggi dosis yang diberikan semakin tinggi kenaikan jumlah trombosit

5.2 Saran

(42)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Trombosit

Trombosit adalah badan kecil tanpa nukleus dan tak berwarna yang ditemukan dalam darah. Badan kecil ini berfungsi untuk pembekuan darah pada tempat cedera pembuluh darah, serta mencegah kehilangan darah yang berlebihan. Trmobosit berbentuk cakram bikonveks tipis, berdiameter 2 - 3µ (Fawcet, 2002).

Trombosit dibentuk dalam sumsum tulang melalui fragmentasi sitoplasma megakariosit, yaitu sel besar yang bernukleus banyak. Trombosit terus dibentuk dan dilepaskan ke dalam darah dan bertahan hidup selama 9 - 10 hari. Meskipun tidak memiliki nukleus dan tidak sanggup membuat protein, trombosit tetap dapat melakukan berbagai aktivitas sel-sel utuh. Trombosit mengkonsumsi oksigen dan mempunyai metabolisme aktif yang tergantung pada enzim pembangkit energi dari sati atau dua mitokondria kecil dalam sitoplasmanya (Fawcet, 2002).

Gambar 2.1 Struktur trombosit (Fawcet, 2009) 2.1.1 Fungsi Trombosit

(43)

endotel yang cedera, trombosit menjadi lengket dan dengan cepat saling melekat pada tempat cedera untuk mengawali pembekuan darah untuk membatasi darah yang hilang. Jika lapisan endotel tidak utuh dan memaparkan jaringan ikat di bawahnya, maka trombosit dengan cepat melekat pada kolagen melalui protein pengikat kolagen yang terdapat dalam trombosit. Perlekatan ini kemudian mengaktifkan trombosit, selanjutnya terjadi perombakan ATP dan pembebasan ADP serta glikoprotein adesif ke lingkungan sekitarnya. ADP adalah pemicu agregasi trombosit yang kuat, dengan demikian akan memicu trombosit lainnya untuk melekat dalam jumlah yang besar pada endotel yang rusak (Waterbury, 2001).

Bersamaan dengan kejadian ini, reaksi pembekuan kompleks dimulai. Substansi yang disebut tromboplastin jaringan dilepaskan oleh sel endotel yang cedera, mengawali sederetan reaksi dalam plasma darah yang mengkonversi protrombin menjadi trombin. Trombin pada gilirannya akan mengkatalis pengkonversian fibrinogen menjadi fibrin yang berpolimerasi membentuk anyaman fibril halus bergaris melintang. Fibril ini mengikat reseptor spesifik pada membran trombosit, membantu melekatkan satu sama lain, dan pada waktu yang sama menangkap banyak eritrosi dalam anyaman fibrin utnuk membentuk bekuan darah mirip gel (Waterbury, 2001).

(44)

ADP, prostaglandin D2, prostaglandin E2, dan serotonin. Kategori ketiga terdiri dari agen-agen yang dibentuk di dalam platelet dan bekerja di dalam platelet, misalnya prostaglandin endoperoksida dan tromboksan A2

2.1.2 Trombositopenia

, nukleotida siklis cAMP dan cGMP, serta ion kalsium (Mehta dan Hoffbrand,2006).

Gangguan jumlah ataupun fungsi trombosit dapat menyebabkan terganggunya waktu perdarahan dan kelainan refraksi bekuan. Hitung trombosit merupakan kuantifikasi trombosit yang beredar dalam darah, sedangkan untuk mengevaluasi seberapa banyak trombosit yang diproduksi, perlu dilakukan pemeriksaan megakariosit sumsum tulang. Apabila hitung trombosit normal, tetapi gejala klinis dan uji laboratorium penapisan mengisyaratkan gangguan trombosit, maka diindikasikan bahwa trombosit mengalami gangguan fungsi, sehingga perlu dilakukan uji kualitatif trombosit (Brusher, 2003).

Salah satu bentuk gangguan jumlah trombosit yang sering terjadi adalah trombositopenua. Trombositopenia adalah keadaan dimana jumlah trombosit yang beredar dalam pembuluh darah kurnag dari jumlah normal. Penyebab utama trombositopenia dapat diklasifikasikan menjadi dua katergori yaitu kegagalan sumsum tulang untuk memproduksi trombosit dan peningkatan destruksi perifer. Menurut Fawcet (2002), penyebab trombositopenia dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Trombositopenia akibat penurunan produksi trombosit

(45)

diagnosis. Hal-hal yang dapat mempengaruhi produksi trombosit antara lain, virus, obat-obatan, alkohol, dan defisiensi selektif megakariosit.

b. Trombositopenia akibat sekuestrasi trombosit

Limpa pada kondisi normal mengandung sampai sepertiga dari semua trombosit yang beredar dalam darah, walaupun relatif hanya sedikit trombosit yang mengalami destruksi setiap kali darah melewati limpa. Pembesaran masif limpa meningkatkan jumlah trombosit yang dibersihkan dari sirkulasi aktif melalui sekuestrasi limpa dan mengurangi umur seluruh trombosit dalam sirkulasi. Penyakit hati, hipertensi porta, dan limfoma merupakan penyakit yang sering menyebabkan spelnomegali yang sedemikian besar sehingga jumlah trombosit akan terpengaruh. c. Trombositopenia akibat destruksi imunoligik trombosit

(46)

d. Trombositopenia akibat obat dan pembentukan kompleks imun

Banyak obat diperkirakan menjadi penyebab serangan trombositenia akut, sebagian besar kasus adalah idiosinkratik tersendiri. Obat yang sering menjadi penyebab adalah kuinin, dan isomer optisnya kuinidin. Digitoksin, heparin, dan tiazida kadang-kadang dapat pula menyebabkan trombositopenia.

Biasanya antibodi ditujukan kepada obat, bukan kepada trombosit. Apabila trombosit menyerap obat dari plasma, antibodi akan merusak trombosit sewaktu melekat pada obat. Sekitar 5% dari semua pasien yang mendapat heparin untuk profilaksis maupun terapi memperlihatkan sindrom trombositopenia yang diinduksi heparin (HIT). Pasien yang mengalami HIT memiliki kompleks heparin-igG yang berikatan dengan reseptor Fc trombosit dan menyebabkan pembersihan trombosi dari sirkulasi.

2.2 Teh

Tanaman teh (Camellia sinensis) berasal dari daratan Asia Selatan dan Tenggara, namun sekarang telah dibudidayakan di seluruh dunia, baik daerah tropis maupun subtropis. Tumbuhan ini merupakan perdu atau pohon kecil yang biasanya dipangkas bila dibudidayakan untuk dipanen daunnya. Ia memiliki akar tunggang yang kuat. Bunganya kuning-putih berdiameter 2,5 - 4 cm dengan 7 hingga 8 petal (Hartoyo, 2003).

(47)

putih di bagian bawah daun. Daun tua berwarna lebih gelap. Daun dengan umur yang berbeda menghasilkan kualitas teh yang berbeda-beda, karena komposisi kimianya yang berbeda. Biasanya, pucuk dan dua hingga tiga daun pertama dipanen untuk permrosesan. Pemetikan dengan tangan ini diulang setiap dua minggu (Hartoyo, 2003).

Taksonomi teh menurut Setyamidjaja (2000), adalah sebagai berikut: Kerajaan :Plantae

Divisi :Spermatophyta Subdivisi :Angiospermae Kelas :Dikotiledon Ordo :Guttiferalis Famili :Theaceae Genus :Camellia

Spesies :Camelia sinensis 2.2.1 Kandungan Kimia Daun Teh

Menurut Balittri (20013), kandungan senyawa kimia dalam daun teh dapat digolongkan ke dalam empat kelompok besar, yaitu golongan fenol, golongan bukan fenol, golongan aromatis dan enzim, dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Golongan fenol

Yang termasuk ke dalam golongan fenol yang terdapat dalam daun teh antara lain:

i. Katekin

(48)

flavonoid. Senyawa ini memiliki akitvitas antioksidan berkat gugus fenol yang dimilikinya.

ii. Flavanol

Struktur molekul senyawa flavanol hampir sama dengan katekin tetapi berbeda pada tingkatak oksidasi dari inti difenolpropan primernya. Senyawa flavanol ini merupakan satu di antara sekian banyak antioksidan alami yang dapat mengikat logam. Senyawa flavanol dalam teh kurang disebut sebagai penentu kualitas, tetapi diketahui mempunyai aktivitas dapat menguatkan dinding pembuluh darah kapiler. Flavanol dari daun teh meliputi senyawa kaemferol, kuersetin, dan mirisetin dengan kandungan 3 - 4% dari bobot kering.

b. Kandungan bukan fenol

Golongan bukan fenol yang terdapat dalam daun teh adalah: i. Karbohidrat

ii. Pektin iii. Alkaloid

iv. Protein dan asam amino v. Klorofil dan zat warna lain vi. Asam organik

vii. Vitamin viii. Resin

(49)

Aroma merupakan salah satu sifat yang penting sebagai penentu kualitas teh, dimana aroma tersebut sangat erat hubungannya dengan substansi aromatis yang terkandung dalam daun teh. Substansi aromatis yang terbe`ntuk secara alamiah jauh lebih sedikit dibandingkan substansi yang terbentuk selama proses pengolahan teh. Adapun senyawa aromatis yang secara alamiah sudah ada pada daun teh diantaranya adalah linalool, geraniol, benzil alkohol,dan metil salisilat.

d. Enzim

Enzim yang terkandung dalam daun teh diantaranya adalah invertase,

amilase, β-glukosidase, oksimetilase, protease dan peroksidase yang

berperan sebagai biokatalisator pada reaksi kimia dalam tanaman. Selain itu terdapat enzim polifenol oksidase yang berperan penting dalam proses pengolahan teh yaitu pada proses oksidasi katekin. Enzim pektase dan klorofilase masing-masing aktif dalam reaksi perubahan pektin dan klorofil.

2.2.2 Jenis - Jenis Teh

Menurut Rossi (2010), secara umum, berdasarkan cara/proses pengolahannya, teh dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu:

a. Teh hijau

Teh hijau dibuat dengan cara menginaktifasi enzim oksidase yang ada dalam pucuk daun teh segar dengan cara pemanasan atau penguapan menggunakan uap panas, sehingga oksidasi enzimatik terhadap katekin dapat dicegah.

(50)

Teh hitam dibuat dengan cara memanfaatkan terjadinya oksidasi enzimatis terhadap kandungan katekin. Enzim yang berperan dalam proses oksidasi ini adalah enzim polifenol oksidase yang terdapat dalam daun teh itu sendiri.

c. Teh oolong

Teh oolong dihasilkan melalui proses pemanasan yang dilakukan segera setelah proses rooling/penggulungan daun, dengan tujuan untuk menghentikan fermentasi. Oleh karena itu, teh oolong disebut juga sebagai teh semi-fermentasi, yang memiliki karakteristik khusus dibandingkan dengan teh hitam dan teh hijau.

2.2.3 Teh Hitam

Teh hitam adalah jenis teh yang dalam pengolahannya melalui proses fermentasi secara penuh. Fermentasi tidak menggunakan mikroba sebagai sumber enzim, tetapi menggunakan enzim polifenolo oksidse yang terdapat dalam daun teh itu sendiri. Aktivitas enzim sangat berperan untuk membetuk teaflavin dan tearubigin. Meskipun proses produksi teh hitam tergantung pada daerah masing-masing, tetapi secara umum proses produksi teh hitam adalah sebagai berikut: pemetikan daun teh, pelayuan, penggulungan, fermentasi dan penggulungan (Hartoyo, 2003).

(51)

mampu mencegah terjadinya oksidasi lipid lebih efektif dari pada epigalokatekin galat. Selain itu teaflavin dapat meningkatkan antioksidan alami tubuh seperti glutatonin-S-transferase, glutatonin peroksidase, dismutase superoksida, dan katalase (Balittri, 2013).

2.3 Heparin

Heparin adalah senyawa yang menyebabkan darah tidak menggumpal, yang secara alami diproduksi oleh tubuh. Organ yang banyak memproduksi heparin adalah paru-paru, hati dan endotel. Sebagai obat antikoagulan, heparin hanya dapat diberikan melalui injeksi. Indikasi pemberian heparin adalah pada angina pectoris yang tidak stabil atau pada pasien infark miokard sesudah pemberian trombolitik (Gray, dkk., 2001).

Heparin terdiri dari dua sediaan, yaitu heparin unfractional dan low molecul heparin. Pemberian heparin kepada pasien harus dilakukan melalui infus secara perlahan-lahan dan dengan dosis yang semakin ditingkatkan (Neal, 2005).

(52)

dibutuhkan untuk mencegah ekstensi trombosis vena daripada untuk mencegah pembentukan trombus awal (Davey, 2005).

Heparin tidak diabsorbsi melalui mukosa gstrointestinal. Ketika berada dalam aliran darah setelah pemberian parental, heparin mengikat sel endotelial, makrofag mononuklear, dan sejumlah protein plasma. Peningkatan kadar protein plasma ini menjelaskan perbedaan dosis individu heparin untuk menghasilkan efek antitrombotik serupa (Davey, 2005).

Low molekul heparin merupakan oligosakarida yang diekstraksi dari heparin. Senyawa-senyawa ini mempunyai rasio yang lebih aktivitas anti-Xa sampai anti-IIa yang lebih tinggi daripada heparin sehingga digunakan pada dosis yang lebih rendah. Selain itu, heparin berbobot molekul rendah mempunyai keterdediaan hayati injeksi subkutan lebih besar dan mempunyai waktu paruh lebih lama daripada heparin (Kee, 1996).

Efek samping heparin yang utama adalah perdarahan, yang lebih tingi kemungkinan terjadinya jika heparin tidak terfraksi diberikan secara intermitten dibandingkan dengan infus kontinyu. Trombositopenia yang diinduksi heparin terjadi pada 2,4% pasien yang mendapatkan dosis terapeutik. Beberapa batasan penggunaan heparin tidak terfraksi dapat diatasi dengan heparin berat molekul rendah (Kee, 1996).

(53)

lainnya adalah bentuk lambat/berat yang jarang terjadi dan dapat menimbulkan trombosis arteri atau vena (Brusher, 2003).

(54)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Trombosit merupakan sel darah yang berperan penting dalam proses hemostasis. Jumlah trombosit normal adalah 150.000-450.000/mm3

Trombositopenia adalah suatu keadaan dimana jumlah trombosit darah kurang dari 150.000/m

. Fungsi utama trombosit adalah membentuk sumbat mekanik selama respon hemostasis terhadap cedera vaskular. Tanpa trombosit, dapat terjadi kebocoran darah spontan melalui pembuluh darah kecil (Hoffbrand, dkk., 2005).

3

Salah satu penyakit infeksi yang dapat menurunkan jumlah trombosit adalah penyakit demam berdarah. Penyakit demam berdarah disebabkan oleh infeksi virus dengue yang dapat masuk ke dalam tubuh melalui gigitan vektor pembawanya, yaitu nyamuk dari genus Aedes seperti Aedes aegypti betina. Trombositopenia pada penderita demam berdarah diduga terjadi akibat . Kelainan ini berkaitan dengan peningkataan resiko perdarahan hebat, bahkan hanya dengan cidera ringan atau perdarahan spontan yang kecil. Trombositopenia ditandai dengan bercak kecil akibat perdarahan subkutan yang disebut petekie atau perdarahan yang lebih luas yang disebut purpura. Trombositopenia primer atau trombositopenik imun dapat terjadi secara

(55)

peningkatan destruksi trombosit, peningkatan penggunaan trombosit akibat endotel vaskuler yang rusak, serta penurunan produksi trombosit oleh sumsum tulang (Soegijanto, 2006).

Pengobatan demam berdarah pada dasarnya masih bersifat suportif atau simptomatis berdasarkan kelainan utama yang terjadi, yaitu berupa perembesan plasma akibat dari meningkatnya permeabilitas vaskuler. Perembesan plasma yang berlangsung selama 24-48 jam akan menyebabkan syok, anoksia, asidosis dan kematian (Soegijanto, 2006).

Untuk pengobatan demam berdarah, terutama untuk meningkatkan jumlah trombosit, masyarakat banyak menggunakan buah atau daun jambu biji. Pada sebuah penelitian, ekstrak daun jambu biji dapat meningkatkan dan mempercepat pencapaian jumlah trombosit hingga mencapai jumlah lebih dari 100.000/mm3

(56)

dan senyawa polifenol seperti flavonoid. Kandungan flavonoid teh hitam meliput i teaflavin, tearubigin dan kuersetin (Rossi, 2010).

Sebuah penelitian pernah dilakukan oleh Ekawati (2007), tentang pengaruh pemberian teh hitam terhadap ketebalan dinding arteri koronaria tikus putih yang diberi diet tinggi lemak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan antioksidan dalam teh hitam dapat menghambat penebalan dinding arteri koronaria akibat tingginya kadar kolesterol dalam darah.

Keberadaan teh hitam yang mudah didapat serta adanya kandungan tannin dan quercertin di dalamnya, membuat peneliti tertarik untuk mencari tahu apakah teh hitam mampu meningkatkan trombosit pada mencit yang dijadikan trombositopenia dengan induksi heparin.

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, permasalahan dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:

a. apakah karakteristik simplisia teh hitam memenuhi persyaratan simplisia dan apakah karakteristik ekstrak etanol teh hitam dapat ditentukan?

b. apakah golongan senyawa kimia yang terkandung dalam simplisia dan ekstrak etanol teh hitam?

c. apakah ekstrak etanol teh hitam dapat meningkatkan jumlah trombosit pada mencit yang telah dijadikan trombositopenia dengan induksi heparin?

(57)

Berdasarkan permasalahan di atas, maka hipotesis dari penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

a. karakteristik simplisia teh hitam memenuhi persyaratan simplisia dan karakteristik ekstrak etanol teh hitam dapat ditentukan.

b. golongan senyawa kimia dalam simplisia dan ekstrak etanol teh hitam adalah alkaloid, flavonoid, saponin, steroid, dan glikosida.

c. ekstrak etanol teh hitam dapat meningkatkan jumlah trombosit pada mencit yang telah dijadikan trombositopenia dengan induksi heparin.

1.4Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: a. karakteristik simplisia dan ekstrak etanol teh hitam.

b. golongan senyawa yang terkandung dalam simplisia dan ekstrak etanol teh hitam.

c. efek peningkatan trombosit dari ekstrak etanol teh hitam pada mencit yang telah dijadikan trombositopenia dengan induksi heparin.

1.5Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

a. memberikan pengetahuan bagi masyarakat tentang efek peningkatan jumlah trombosit yang dimiliki oleh teh hitam.

(58)

1.6Kerangka Pikir

Penelitian dilakukan terhadap mencit jantan putih yang dijadikan trombositopenia dengan induksi heparin. Terdapat variabel bebas dalam penelitian ini, yaitu ekstrak etanol teh hitam, dosis, dan kelompok perlakuan. Sementara variabel terikat dalam penelitian ini adalah jumlah trombosit yang dihitung setelah pemberian ekstrak etanol teh hitam

Variabel Bebas Variabel terikat Parameter

Gambar 1.1 Skema kerangka pikir penelitian

1. Makroskopik

Heparin 270 unit/kg bb

jumlah trombosit/mm3

(59)

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL TEH HITAM TERHADAP JUMLAH TROMBOSIT PADA MENCIT

YANG DIINDUKSI HEPARIN Abstrak

Trombositopenia adalah suatu keadaan dimana jumlah trombosit darah kurang dari 150.000/m3

Penelitian ini meliputi pembuatan ekstrak etanol teh hitam dengan cara maserasi, karakterisasi dan skrining fitokimia simplisia dan ekstrak etanol teh hitam, kemudian dilanjutkan dengan pengujian ekstrak etanol teh hitam terhadap jumlah tombosit pada mencit yang diinduksi heparin. Penelitian ini menggunakan empat kelompok mencit, yaitu kelompok kontrol (P

. Teh hitam merupakan daun teh yang mengalami fermentasi dan banyak mengandung senyawa yang bermanfaat, diantaranya kuersertin dan tanin. Kuersetin dan tanin dilaporkan dapat meningkatkan proliferasi dan diferensiasi megakariosit dalam sumsum tulang, sehingga dapat meningkatkan jumlah trombosit.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakterisasi dan golongang senyawa kimia dari simplisia dan ekstrak etanol teh hitam, serta untuk mengetahui efek pemberian ekstrak etanol teh hitam terhadap jumlah trombosit pada mencit yang diinduksi heparin.

0) dan kelompok perlakuan P1, P2, dan P3. Kelompok P0 diberi CMC Na 1% bb secara oral. Kelompok P1 diberi heparin 270 unit/kg bb dan CMC Na 1% bb. Kelompok P2 diberi heparin 270 unit/kg bb dan ekstrak etanol teh hitam 100 mg/kg bb. Kelompok P3

Dari hasil karakterisasi simplisia teh hitam diperoleh kadar air 8,65%, kadar sari larut air 10,16%, kadar sari larut etanol 19,29%, kadar abi total 5,19%, dan kadar abu tidak larut asam 0,37%. Sedangkan hasil karakterisasi ekstrak etanol teh hitam diperoleh kadar air 10,6%, kadar sari larut air 14,11%, kadar sari larut etanol 79,53%, kadar abu total 1,92% dan kadar abu tidak larut asam 0,37%. Hasil skrining fitokimia simplisia dan ekstrak etanol teh hitam menunjukkan adanya kandungan bioaktif senyawa golongan alkaloid, flavonoid, tanin, steroid dan glikosida. Hasil analisis secara statistik menunjukkan ada perbedaan bermakna antara kelompok P

diberi heparin 270 unit/kg bb dan ekstrak etanol teh hitam 200 mg/kg. Heparin diberikan secara subkutan, sedangkan ekstrak etanol teh hitam diberikan secara oral. Setelah 24 jam pemberian, jumlah trombosit darah dihitung menggunakan alat hemositometer. Hasil perhitungan ini kemudian dianalisis secara statistik menggunakan program SPSS.

0 dengan P1 (p = 0,00), P1 dengan P2 (p = 0,00) dan P1 dengan P3 (p = 0,00). Berdasarkan hasil tersebut, pemberian ekstrak etanol teh hitam 100 mg/kg bb dan 200 mg/kg bb dapat meningkatkan jumlah trombosit pada mencit yang diinduksi heparin.

(60)

THE EFFECT OF ETHANOL EXTRACT OF BLACK TEA ON THE THROMBOCYT COUNT OF MICE WHICH INDUCED

BY HEPARIN Abstract

Thrombocytopenia is a condition when blood platelet count is less than 150,000/mm3. Black tea is the fermentated tea leaves and contain a lot of compound which is good for health, such as quercertin and tannin. Quercetin and tannin was reported could increased the proliferation and differentiation of megakariocyt in bone marrow, so it can increase the thrombocyt count . The aim of this study was to determined the characterization, class of chemical compounds of the botanicals and the ethanol extract of black tea and to finded out the effect of the ethanol extract of the black tea on the platelets count of mice which induced by heparin.

This study involved the preparation of the ethanol extract of the black tea using maseratiom methode, characterization, phytochemical screening of botanicals and extracts, then continued by the test of the effect of ethanol extract of the black tea on the platelet count of mice which induced by heparin. This study used four group of mice, they are the control group (P0) and the treatment groups P1, P2, and P3. P0 was given CMC Na 1% bw orally. P1 was given heparin 270 unit/kg bw and CMC Na 1% bw. P2 was given heparin 270 unit/ kg bw and 100mg/kg bw ethanol extract of the black tea. P3 was given heparin 270 unit/kg bw and 200 mg/kg bw ethanol extract of the black tea. Heparin was injected subcutanneus, while the extract was given peroral. After 24 hours of treatment, the amount of the platelet were counted using hemositometer. Then, the result was being analysed statistically using the SPSS program.

(61)

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL TEH HITAM

TERHADAP JUMLAH TROMBOSIT PADA MENCIT

YANG DIIDUKSI HEPARIN

SKRIPSI

OLEH:

KHARISMA KARTIKA

NIM 091501078

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(62)

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL TEH HITAM

TERHADAP JUMLAH TROMBOSIT PADA MENCIT

YANG DIIDUKSI HEPARIN

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi

Universitas Sumatera Utara

OLEH:

KHARISMA KARTIKA

NIM 091501078

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI

FAKULTAS FARMASI

(63)

PENGESAHAN SKRIPSI

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL TEH HITAM

TERHADAP JUMLAH TROMBOSIT PADA MENCIT

YANG DIINDUKSI HEPARIN

OLEH:

KHARISMA KARTIKA

NIM 091501078

Dipertahankan di Hadapan Panitia Penguji Skripsi

Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara

Pada tanggal: 16 Juli 2014

Pembimbing I, Panitia Penguji,

Aminah Dalimunthe, S.Si., M.Si., Apt. Prof. Dr. Rosidah, M.Si., Apt. NIP 197806032005012004 NIP 195103261978022001

Pembimbing II, Aminah Dalimunthe, S.Si., M.Si., Apt. NIP 197806032005012004

Drs. Rasmadin Mukhtar, M.S., Apt. Khairunnisa, S.Si., M.Pharm., Ph.D., Apt. NIP 194909101980031002 NIP 197802152008122001

Drs. Suryadi Achmad, M.Sc., Apt.

NIP 195109081985031002

Medan, November 2014 Fakultas Farmasi

Universitas Sumatera Utara Dekan,

(64)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan bahan seminar ini dengan judul “Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Teh Hitam (Camelia sinensis) terhadap Jumlah Trombosit pada Mencit yang Diinduksi Heparin”.

Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus tiada terhingga kepada Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt., sebagai Dekan Fakultas Farmasi yang telah memberikan bantuan dan fasilitas selama masa pendidikan, dan kepada Ibu Aminah Dalimunthe, S.Si., M.Si., Apt., dan Bapak Drs. Rasmadin Mukhtar, M.S., Apt. yang telah membimbing penulis dengan penuh kesabaran, tulus dan ikhlas selama penelitian hingga selesainya penulisan skripsi ini.

Penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Dr. Edy Suwarso, SU., Apt. sebagai dosen wali yang telah membimbing penulis selama masa pendidikan dan kepada seluruh staf pengajar, pegawai tata usaha, kakak-kakak, abang-abang dan teman-teman yang telah membantu selama penelitian hingga selesainya penulisan bahan seminar ini.

(65)

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan bahan seminar ini masih memiliki banyak kekurangan, oleh karena itu sangat diharapkan kritikan dan saran yang dapat menyempurnakan bahan seminar ini.

Medan, Oktober 2014 Penulis,

(66)

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL TEH HITAM TERHADAP JUMLAH TROMBOSIT PADA MENCIT

YANG DIINDUKSI HEPARIN Abstrak

Trombositopenia adalah suatu keadaan dimana jumlah trombosit darah kurang dari 150.000/m3

Penelitian ini meliputi pembuatan ekstrak etanol teh hitam dengan cara maserasi, karakterisasi dan skrining fitokimia simplisia dan ekstrak etanol teh hitam, kemudian dilanjutkan dengan pengujian ekstrak etanol teh hitam terhadap jumlah tombosit pada mencit yang diinduksi heparin. Penelitian ini menggunakan empat kelompok mencit, yaitu kelompok kontrol (P

. Teh hitam merupakan daun teh yang mengalami fermentasi dan banyak mengandung senyawa yang bermanfaat, diantaranya kuersertin dan tanin. Kuersetin dan tanin dilaporkan dapat meningkatkan proliferasi dan diferensiasi megakariosit dalam sumsum tulang, sehingga dapat meningkatkan jumlah trombosit.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakterisasi dan golongang senyawa kimia dari simplisia dan ekstrak etanol teh hitam, serta untuk mengetahui efek pemberian ekstrak etanol teh hitam terhadap jumlah trombosit pada mencit yang diinduksi heparin.

0) dan kelompok perlakuan P1, P2, dan P3. Kelompok P0 diberi CMC Na 1% bb secara oral. Kelompok P1 diberi heparin 270 unit/kg bb dan CMC Na 1% bb. Kelompok P2 diberi heparin 270 unit/kg bb dan ekstrak etanol teh hitam 100 mg/kg bb. Kelompok P3

Dari hasil karakterisasi simplisia teh hitam diperoleh kadar air 8,65%, kadar sari larut air 10,16%, kadar sari larut etanol 19,29%, kadar abi total 5,19%, dan kadar abu tidak larut asam 0,37%. Sedangkan hasil karakterisasi ekstrak etanol teh hitam diperoleh kadar air 10,6%, kadar sari larut air 14,11%, kadar sari larut etanol 79,53%, kadar abu total 1,92% dan kadar abu tidak larut asam 0,37%. Hasil skrining fitokimia simplisia dan ekstrak etanol teh hitam menunjukkan adanya kandungan bioaktif senyawa golongan alkaloid, flavonoid, tanin, steroid dan glikosida. Hasil analisis secara statistik menunjukkan ada perbedaan bermakna antara kelompok P

diberi heparin 270 unit/kg bb dan ekstrak etanol teh hitam 200 mg/kg. Heparin diberikan secara subkutan, sedangkan ekstrak etanol teh hitam diberikan secara oral. Setelah 24 jam pemberian, jumlah trombosit darah dihitung menggunakan alat hemositometer. Hasil perhitungan ini kemudian dianalisis secara statistik menggunakan program SPSS.

0 dengan P1 (p = 0,00), P1 dengan P2 (p = 0,00) dan P1 dengan P3 (p = 0,00). Berdasarkan hasil tersebut, pemberian ekstrak etanol teh hitam 100 mg/kg bb dan 200 mg/kg bb dapat meningkatkan jumlah trombosit pada mencit yang diinduksi heparin.

(67)

THE EFFECT OF ETHANOL EXTRACT OF BLACK TEA ON THE THROMBOCYT COUNT OF MICE WHICH INDUCED

BY HEPARIN Abstract

Thrombocytopenia is a condition when blood platelet count is less than 150,000/mm3. Black tea is the fermentated tea leaves and contain a lot of compound which is good for health, such as quercertin and tannin. Quercetin and tannin was reported could increased the proliferation and differentiation of megakariocyt in bone marrow, so it can increase the thrombocyt count . The aim of this study was to determined the characterization, class of chemical compounds of the botanicals and the ethanol extract of black tea and to finded out the effect of the ethanol extract of the black tea on the platelets count of mice which induced by heparin.

This study involved the preparation of the ethanol extract of the black tea using maseratiom methode, characterization, phytochemical screening of botanicals and extracts, then continued by the test of the effect of ethanol extract of the black tea on the platelet count of mice which induced by heparin. This study used four group of mice, they are the control group (P0) and the treatment groups P1, P2, and P3. P0 was given CMC Na 1% bw orally. P1 was given heparin 270 unit/kg bw and CMC Na 1% bw. P2 was given heparin 270 unit/ kg bw and 100mg/kg bw ethanol extract of the black tea. P3 was given heparin 270 unit/kg bw and 200 mg/kg bw ethanol extract of the black tea. Heparin was injected subcutanneus, while the extract was given peroral. After 24 hours of treatment, the amount of the platelet were counted using hemositometer. Then, the result was being analysed statistically using the SPSS program.

(68)

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2Perumusan Masalah ... 3

1.3Hipotesis ... 3

1.4Tujuan Penelitian ... 4

1.5Manfaat Penelitian ... 4

1.6Kerangka Pikir ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 Trombosit ... 6

2.1.1 Fungsi Trombosit ... 6

2.1.2 Trombositopenia ... 8

(69)

2.2.1 Kandungan Kimia Teh ... 11

2.2.2 Jenis-Jenis Teh ... 13

2.2.3 Teh Hitam ... 14

2.3 Heparin ... 14

BAB III METODE PENELITIAN ... 17

3.1 Alat dan Bahan ... 17

3.1.1 Alat ... 17

3.1.2 Bahan ... 17

3.2 Hewan Percobaan ... 18

3.3 Pembuatan Ekstrak ... 18

3.4 Karakterisasi Sampel ... 19

3.4.1 Pemeriksaan Mikroskopik ... 19

3.4.2 Penetapan Kadar Air ... 19

3.4.3 Penetapan Kadar Sari Larut Air ... 20

3.4.4 Penetapan Kadar Sari Larut Etanol ... 20

3.4.5 Penetapan Kadar Abu Total ... 21

3.4.7 Penetapan Kadar Abu Tidak Larut Asam ... 21

3.5 Karakterisasi Ekstrak Etanol Teh Hitam ... 21

3.6 Skrining Fitokimia Simplisia dan Ekstrak Etanol Teh Hitam ... 22

3.6.1 Pemeriksaan Alkaloid ... 22

3.6.2 Pemeriksaan Flavonoid ... 22

3.6.3 Pemeriksaan Tanin ... 22

3.6.4 Pemeriksaan Glikosida ... 23

(70)

3.6.6 Pemeriksaan Steroid ... 23

3.7 Pembuatan Suspensi Bahan Uji ... 24

3.7.1 Pembuatan Suspensi CMC Na 1% ... 24

3.7.2 Pembuatan Suspensi Ekstrak Etanol Teh Hitam ... 24

3.8 Pengujian Ekstrak Etanol Teh Hitam terhadap Peningkatan JumlahTrombosit pada Mencit yang Diinduksi Heparin ... 24

3.9 Analisis Statistik ... ... 25

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 26

4.1 Hasil Ekstraksi Teh Hitam ... 26

4.2 Karakterisasi Simplisia dan Ekstrak ... 26

4.3 Skrinig Fitokimia ... 27

4.4 Pengujian Ekstrak Etanol Teh Hitam Terhadap Peningkatan Jumlah Trombosit ... 28

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 31

5.1 Kesimpulan ... 31

5.2 Saran ... 31

DAFTAR PUSTAKA ... 32

(71)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Hasil karakterisasi simplisia dan eksrak etanol teh hitam ... 26 Tabel 4.2 Hasil skrining fitokimia simplisia dan ekstrak etanol teh

(72)

DAFTAR GAMBAR

(73)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Gambar serbuk teh hitam ... 36

Lampiran 2. Gambar hasil pemeriksaan mikroskopis serbuk teh hitam 37 Lampiran 3. Gambar alat dan Objek Penelitian ... 38

Lampiran 4. Gambar trombosit mencit perbesaran 10 x 40 ... 41

Lampiran 5. Contoh perhitungan jumlah trombosit ... 42

Lampiran 6. Pengenceran Heparin ... 43

Lampiran 7. Contoh perhitungan dosis ……… 44

Lampiran 8. Data hasil orientasi ……… .. 45

Lampiran 9. Perhitungan karakterisasi simplisia ……… . 46

Lampiran 10. Perhitungan karakterisasi ekstrak etanol teh hitam ... 49

Gambar

Tabel 4.1 Hasil Karakterisasi simplisia dan ekstrak etanol teh hitam
Tabel 4.2 Hasil skrining fitokimia simplisia dan ekstrak etanol teh hitam
Tabel 4.3 Hasil perhitungan jumlah trombosit mencit (per mm3)
Gambar 2.1 Struktur trombosit (Fawcet, 2009)

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu, aktivitas penangkapan ikan yang dilakukan oleh penduduk dapat juga berpengaruh pada populasi pesut.. Hal itu, dapat berakibat pada persaingan dalam mendapatkan ikan

Masyarakat Spanyol Islam merupakan masyarakat majemuk yang terdiri dari komunitas-komunitas Arab (Utara dan Selatan), al-muwalladun (orang-orang Spanyol yang masuk

Demikian Pengumuman Pemenang Pengadaan Langsung ini disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam penyelenggaraan pekerjaan tersebut diatas. Atas perhatian

Peserta dapat menyampaikan sanggahan elektronik melalui aplikasi SPSE atas penetapan pemenang kepada Panitia Pengadaan dalam waktu 5 (lima) hari kerja setelah pengumuman

12.00 WIB, Panitia Pengadaan Barang/Jasa pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Sekretariat Negara Tahun Anggaran 2012 telah mengadakan Rapat Pemberian Penjelasan untuk

PENGUMUMAN HASIL PRAKUALIFIKASI SELEKSI SEDERHANA PEKERJAAN JASA KONSULTANSI PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASIA. JABATAN

Sanggahan ditujukan kepada Panitia Pengadaan Alat Tulis kantor, KPP Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Soekarno Hatta alamat www.lpse.depkeu.go.id.. Selanjutnya para

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan penjelasan tentang wacana keislaman Jaringan Intelektual Muda Muhammadiyah (JIMM), sebagai bahan pengembangan materi