RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
Nama : Anthony Christmantoro
NIM : 51909123
Tempat/Tanggal Lahir : Manna, 3 Juni 1991 Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Kristen Protestan
Tinggi Badan : 165 cm Berat Badan : 53 kg
Alamat : Jl. Terusan Ciliwung Gg. Guyub No. 3
Hp. : 081809990391
Email : christmantoro@gmail.com
DATA PENDIDIKAN
1. TK Bhayangkhari 1996 – 1997
Laporan Pengantar Proyek Tugas Akhir
TUMBUH KEMBANG MOTORIK KASAR PADA
ANAK DOWN SYNDROME USIA GOLDEN AGE
DALAM BENTUK BUKU ILUSTRASI
DK 38315/Tugas Akhir
Semester II 2012 - 2013
Oleh:
Anthony Christmantoro
51909123
Program Studi Desain Komunikasi Visual
FAKULTAS DESAIN
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Esa, atas berkat dan kasih karunia-Nya
sajalah laporan Tugas Akhir ini dapat di selesaikan, judul Tugas akhir ini adalah “TUMBUH KEMBANG MOTORIK KASAR PADA ANAK DOWN SYNDROME USIA GOLDEN AGE DALAM BENTUK BUKU ILUSTRASI”.
Setiap orang tua ingin memiliki anak yang bisa menjadi kebanggaan
keluarga, anak-anak berkebutuhan khusus seperti Down Syndrome bukan untuk
dijauhi dan dikucilkan dari lingkungan sosial. Banyak orang tua yang tidak siap
disaat anak yang lahir mengalami Down Syndrome, sehingga melalui masa
depresi, merasa putus asa dan tekanan yang besar kontras dengan kondisi tersebut,
cara terbaik mengatsai masalah anak Down Syndrome adalh dengan kasih dan
dukungan orang tua.Dalam hal ini mempersiapkan mental orang tua menghadapi
kondisi memiliki anak Down Syndrome, menjadi hal yang penting.
Ditulisnya laporan ini diharapkan dapat bermanfaat untuk semua pihak
yang membutuhkan.Untuk itu ucapan terima kasih atas dukungan keluarga, dosen,
guru SLB, orang tua anak Down Syndrome dan dan pihak - pihak yang telah
membantu selesainya laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan Tugas Akhir ini masih banyak
kekurangan, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca. Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca sekalian.
Amin.
Bandung, 31 Agustus 2013
v
I.2 Identifikasi Masalah ... 3
I.3 Rumusan Masalah ... 3
I.4 Batasan Masalah ... 4
I.5 Tujuan Perancangan ... 4
BAB II DOWN SYNDROME PADA ANAK DAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASARNYA ... II.1 Perihal Down Syndrome ... 5
II.2 Tanda Fisik ... 6
II.3 Masa Golden Age ... 7
II.4 Pembelajaran Motorik ... 8
II.4.a. Perkembangan Motorik Kasar ... 9
v
II.4.b. Perkembangan Motorik Kasar Normal ... 12
II.4.b. Perkembangan Motorik Kasar Down Syndrome ... 13
II.4.b. Karakteristik Anak dengan Motorik Kasar Baik ... 15
BAB III DAMPAK METODE PEMBELAJARAN USIA GOLDEN AGE ... III.1 Strategi Perancangan ... III.1.1. Pendekatan Komunikasi ... 17
III.1.2. Strategi Kreatif ... 17
III.1.2. Strategi Media ... 18
III.1.2. Strategi Distribusi ... 19
IIi.2 Konsep Visual ... 20
III.2.1. Format Desain ... 21
III.2.2. Layout ... 22
III.2.2. Tifografi ... 23
III.2.2. Warna ... 23
BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA ... 24
DAFTAR PUSTAKA ... viii
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Adi Kusrianto. 2007. Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta:
Penerbit Andi.
Adityawan, Arief., & Tim Litbang Concept. (2010). Tinjauan Desain
Grafis. Jakarta: Concept.
Dariyo,Agoes.2007. Psikologi Perkembangan Anak Tiga Tahun Pertama
Bandung: Refika Aditama.
Aditya, Bayu.2013.Petualangan Si Kancil.Yogyakarta:Setia Pustaka Bruni, Maryanne. 2006. Fine Motor Skills for Children with Down
Syndrome : a guide for parents and professionals. Woodbine House. Inc,
United States of Amerika
Chapman, Gary.Lima Bahasa Kasih. Tangerang:Karisma Publishing Cenadi, Christine Suharto, Elemen-Elemen dalam Desain Komunikasi
Visual, Jurnal Nirmana Vol.1, No.1, Januari 1999:1-11Universitas Kristen
Petra
Eiseman, Leatrice, 2000, Pantone : Guide to Communicate with Color,
Florida : Grafix Press
Kosasih, E.2012.Cara Bijak Memahami Anak Berkebutuhan Khusus.Bandung:Yrama Widya
Kusrianto, Adi, 2010, Pengantar Tipografi, Jakarta : cetakan pertama, PT
Elex Media Komputindo
Pease, Barbara.Allan.1999.Why Men Don’t Listen Adn Women Can’t Read
Maps.Jakarta:Ufuk Pess
Rahayu & Ardani. 2008.Observasi dan Wawancara Malang: Banyumedia Pubhlising
Safanayong, Yongki, 2006, Desain Komunikasi Visual Terpadu, Jakarta :
Arte intermedia
Santsa, D.A : 2000, Misteri Kromosom 21 Terungkap; Media Indonesia;
Sihombing, Danton, 2003, Tipografi Dalam Desain Grafis, Jakarta :
cetakan kedua, Gramedia Pustaka Utama
Rustan,Surianto, S.Sn. 2008. Layout Dasar dan Penerapannya. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Materi Presentasi Pendidikan Inklusif Didi Tarsidi Universitas Pendidikan
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Seseorang dilahirkan tanpa bisa memilih keluarga mana dan seperti apa
fisik ketika dilahirkan. Jika bisa memilih pasti semua orang akan memilih di
keluarga mapan dengan fisik yang sempurna. Setiap orang tua yang menanti
kelahiran bayinya mempunyai harapan besar ketika anak itu membuka mata
pertama kali di dunia ini. Beberapa pakar menyebutkan sedikit perbedaan tentang
waktu masa golden age, yaitu 0-2 tahun, 0-3 tahun, 0-5 tahun, namun semuanya
sepakat bahwa awal-awal tahun pertama kehidupan anak adalah masa-masa emas.
Dimasa Golden Age peran orang tua dituntut untuk bisa mendidik dan
mengoptimalkan kecerdasan anak, namun perkembangan anak usia dini sifatnya
holistik, yaitu dapat berkembang optimal apabila sehat badannya, cukup gizinya
dan didik secara baik dan benar. Anak berkembang dari berbagai aspek yaitu
berkembang fisiknya, baik motorik kasar maupun halus, berkembang aspek
kognitif, aspek sosial dan emosional.
Golden age sangat penting, tapi tidak semua anak di dunia ini dilahirkan
dengan kondisi sempurn. Ada beberapa anak yang memiliki keterbatasan sejak
lahir, sehingga membutuhkan perhatian khusus sejak dini. Perlakuan anak-anak
berkebutuhan khusus tidaklah sama, termasuk anak-anak yang berkebutuhan
khusus secara fisik maupun mental, yaitu Down Syndrome. Down syndrome
merupakan kelainan genetik yang terjadi pada kromosom 21. Down Syndrome
sendiri bagian dari tuna grahita. Anak-anak Down Syndrome secara keseluruhan
mengalami keterbelakangan perkembangan dan kelemahan akal. Selama ini
penderita Down Syndrome yang dikenal dengan istilah penyakit seribu wajah
kerap tidak mendapat tempat di masyarakat. Anak Down Syndrome biasanya
kurang bisa mengkoordinasikan antara motorik kasar dan halus. Misalnya
kesulitan menyisir rambut atau mengancing baju sendiri. Selain itu anak Down
2 dan bahasa, seperti memahami manfaat suatu benda (Selikowitz, 2001).
Selikowitz (2001) juga menjelaskan anak Down Syndrome dan anak normal pada
dasarnya memiliki tujuan yang sama dalam tugas perkembangan, yaitu mencapai
kemandirian.
Menurut WHO, seseorang dapat dikatakan sehat apabila suatu keadaaan kesejahteraan fisik, mental, sosial secara penuh bukan hanya tidak adanya
penyakit atau keadaan lemah tertentu. Kemampuan motorik kasar anak Down
Syndrome tidak akan terlalu jauh dengan anak normal namun memang
perkembangannya lebih lambat dari pada anak normal, jadi diperlukan suatu
kesabaran orang tua untuk meningkatkan perkembangan motorik kasar anak
Down Syndrome. Menurut salah satu guru di SLB Nike Ardilla perhatian khusus
adalah kunci penting dalam optimalnya perkembangan anak Down Syndrome.
Orang tua anak Down Syndrome memiliki permasalahan dengan kurangnya media
informasi tentang perkembangan motorik kasar padahal diperlukan suatu terapi
untuk meningkatkan kemandirian anak Down Syndrome. Peran serta orangtua
sangat dibutuhkan. Doman pada tahun 2003 mengungkapkan bahwa 15%
orangtua yang mengetahui anaknya mengalami Down Syndrome akan kembali ke
rumah dan tidak melakukan suatu program terapi. Sebanyak 35% yaitu orangtua
yang gigih tekadnya untuk ikut Program Perawatan Intensif. Sebanyak 50%
orangtua akan kembali ke rumah, mendiagnosis anaknya, mendesain sebuah
program untuk anaknya dan melaksanakan program itu dengan tingkat frekuensi,
intensitas dan durasi yang berbeda-beda dengan harapan memperoleh hasil yang
sepadan dengan program itu.
Perhatian pemerintah juga saat ini juga dinilai masih kurang terhadap
anak-anak berkebutuhan khusus bahkan setelah usia sekolah, fakta ini didukung
oleh pendapat Rektor Universitas Yogyakarta Rochmat Wahab, bahkan kurikulum
saat ini tersebut tidak menyentuh sekolah luar biasa mulai jenjang Sekolah Dasar
hingga Sekolah Menengah Atas. Akibatnya, banyak penyandang tidak terekspos
dan kurangnya fasilitas penunjang akselerasi kelompok berkebutuhan khusus.
Kondisi tersebut, mengakibatkan ada sebagian anak-anak yang berkebutuhan
khusus ini tidak mendapatkan pendidikan karena sekolah tidak bisa
3 ajang Paralimpic tingkat Asia Tenggara. Selain minim lembaga pendidikan,
perhatian pemerintah setempat terhadap kaum difabel itu sendiri juga dirasakan
masih minim. Bahkan, sarana atau fasilitas publik khusus untuk kaum difabel
yang wajib disediakan oleh pemerintah sebagaimana aturan nyaris tidak ada.
Karena masih kurangnya peran pemerintah dan media informasi yang mengupas
tuntas tentang anak Down Syndrome jadi peran orang tua dan keluarga untuk
mencari informasi guna mendukung optimalnya perkembangan anak Down
Syndrome di usia golden age adalah solusi bagaimana anak Down Syndrome
menjadi mandiri dalam kehidupan lingkungan sosial yang ada
1.2. Identifikasi Masalah
a. Kurang nya media informasi perkembangan motorik kasar anak berkebutuhan
khusus terutama anak Down Syndrome.
b. Kurangnya media informasi yang mengupas tentang pentingnya peran orang
tua dan keluarga terhadap perkembangan anak Down Syndrome
c. Kurangnya media informasi tahapan - tahapan perkembangan motorik kasar
anak saat Golden age usia 0 – 36 bulan menjadi optimal sperti perkembangan
rata – rata anak down syndrome yang mencapai target bedasarkan riset ilmu
pengetahuan anak.
1.3. Rumusan Masalah
Dengan mencermati identifikasi masalah yang luas, rumusan masalah yaitu obyek
pembahasan mengungkapkan bagaimana:
Menyediakan informasi bagi orang tua anak Down Syndrome untuk mendukung
perkembangan motorik kasar pada usia golden age menjadi optimal
1.4. Batasan Masalah
Menyediakan informasi tumbuh kembang optimal anak Down Syndrome tentang
4
1.5. Tujuan Perancangan
untuk menyediakan informasi supaya orang tua tidak cepat putus asa dalam
mengembangkan motorik kasar anak Down Syndrome karena memang anak
Down Syndrome mengalami keterlambatan sehingga dapat membantu orang tua
mengembangkan motorik kasar anak mereka pada usia 0 – 36 bulan
Lewat perancangan ini diharapkan mampu membantu orang tua memahami bahwa
mereka adalah anak – anak spesial bisa memotivasi orang tua untuk tidak
menyerah mengembangkan motorik kasar anak-anak Down Syndrome pada masa
14
BAB III
STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL
III.1 Strategi Perancangan
Strategi yang dirancang untuk membuat media informasi perkembangan
motorik kasar anak Down Syndrome pada usia 0 - 36 bulan agar lebih optimal
dalam proses perkembangannya. Tahapan perkembangan motorik kasar dan
kegiatan permainan yang dapat dilakukan dibuat dengan bantuan gambar,
bertujuan untuk membuat orang tua lebih mudah mengerti dan memahami
kegiatan dan seperti apa yang akan dilakukan untuk intervensi dini perkembangan
motorik kasar anak – anak Down Syndrome, khususnya anak usia 0 - 36 bulan.
Perancangan akan dibuat bukan untuk dibaca anak Down Syndrome tapi
segmentasi yang akan dituju yaitu orang tua usia 35 - 47 tahun karena menurut
data semakin tua umur ibu kemungkinan anak terlahir down syndrome semakin
besar jadi target primer perancangan adalah 35 – 47.
• Geografis
Dalam perancangan media, strategi komunikasi yang digunakan bersifat
santai namun berisi dengan bahasa indonesia sehari – hari dengan istilah yang
bisa di mengerti untuk berbagai latar belakang pendidikan . Hal ini bertujuan agar
15 oleh anak dan orang tua dengan baik. Strategi dalam media ini juga didasari oleh
pendekatan terhadap karakteristik khalayak sasaran dan dikomunikasikan dengan
menarik secara visual.
a. Materi Pesan
Materi pesan yang akan disampaikan dalam buku ilustrasi perkembangan
Motorik Kasar Anak – Anak Down Syndrome Edisi 0 – 36 bulan berisikan
mengenai informasi perkembangan motorik kasar yang optimal untuk mengontrol
apakah seorang anak mengalami kemajuan dalam perkembangannya. Ditambah
penjelasan mengenai permainan untuk orang tua dan anak yang dapat dilakukan
sehari – hari, dengan harapan lebih menyatukan lebih menyatukan emosi dan
hubungan antara ibu dan anak. Ini sangat penting sebelum melakukan kegiatan
agar bisa saling memahami dan mengerti satu sama lain, sebelum melakukan
latihan yang rutin menggunakan benda - benda disekitarnya dan yang terpenting
yang orang tua juga ikut terlibat untuk mengembangkan kegiatan yang ada dengan
tujuan yang sama untuk pengembangan dan mengontrol perkembangan motorik
kasar anak Down Syndrome.
b. Tujuan Komunikasi
Tujuan komunikasi yang disampaikan dalam buku media informasi
bergambar ini bertujuan memberitahu orang tua agar memahami tentang proses
perkembang motorik kasar khusus anak – anak Down Syndrome agar orang tua
mengerti bahwa motorik kasar anak Down Syndrome bisa sama dengan anak
umumnya tetapi memang lebih lambat. Informasi bahwa perkembangan tercepat
yang bisa dicapai pun tetap lebih lambat dari dari anak umumnya, jadi kesabaran
orang tua sangatlah penting untuk mendukung program. Media informasi ini
diharapkan, agar orang tua bisa memahami bagaimana proses tahap
perkembangan motorik kasar dan melakukan kegiatan bersama anak – anak
mereka khususnya Down Syndrome usia 0 - 36 bulan. Melakukan permainan,
latihan dan gerakan – gerakan yang membuat motorik kasarnya berkembang
16
III.1.2 Strategi Kreatif
Pendekatan kreatif yang dilakukan adalah menyajikan informasi yang
dilengkapi ilustrasi yang komunikatif dalam bentuk tahapan perkembangan
motorik kasar dan kegiatan bersama orang tua dan anak, yang akan menunjang
perkembangan motorik kasar anak Down Syndrome, maka dilengkapi gambar
untuk menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan, untuk melakukan kegiatan
bersama dengan anak, Anak Down Syndrome memiliki kemampuan untuk
meniru, jadi orang tua dapat melakukan terlebih dahulu agar si anak menirukan
gerakan – gerakan yang telah dilakukan baik itu permainan atau kegiatan yang
ada.
- Pendekatan Visual
Pendekatan visual yang akan dibuat dalam konsep perancangan buku kegiatan
bergambar ini adalah dengan menyajikan gambar dengan warna-warna
natural dengan gaya visual realis yang sudah disederhanakan dan tetap
menarik untuk dilihat oleh anak 0 - 36 bulan. Materi disampaikan dalam
bentuk ilustrasi berdasarkan keterangan informasi yang disampaikan.
- Pendekatan Verbal
Pendekatan verbal dilakukan secara komunikatif dengan menggunakan
bahasa Indonesia. Istilah asing yang dilengkapi penjelasan agar dimengerti
oleh berbagai latar belakang pendidikan. Fokus penyampaian komunikasi
yang ringan dan mudah dicerna adalah garis besar isi media informasi ini
target yang dituju adalah orang tua yang berusia 35 – 47 tahun
III.1.3 Strategi Media
Strategi media adalah sebuah alat untuk menyampaikan isi pesan kepada
target sasaran agar pesan yang ingin disampaikan mudah dimengerti
Pemilihan Media
Untuk menyampaikan isi pesan tersebut kepada khalayak sasaran dan mencapai
tujuan seperti yang diinginkan, mempertimbangkan sistem strategi komunikasi
17 pendukung. Pendekatan yang dilakukan adalah dengan cara mengemas informasi
kedalam sebuah media ditambah media pendukung dan media promosi.
Media Utama
Media utama merupakan buku ilustrasi kegiatan bergambar dengan materi
pengembangan motorik kasar yang dilakukan dengan permainan atau kegiatan
latihan yang membuat anak tertarik untuk melakukan aktivitas bersama.
b. Media Pendukung
Media pendukung yang dimaksud adalah media tambahan untuk kelengkapan
buku untuk menunjang promosi seperti stiker pembatas buku, dan Scrapbook
supaya orang tua dapat mebuat buku catatan sendiri apakah sesuai dengan tahapan
perkembangan optimal dan foto – foto perkembangan yang ada sehingga bisa di
konsultasikan kepada dokter anak dan latihan tambahan terlebih untuk mengontrol
kegiatan agar rutin melakukan kegiatan bersama.
c. Media Promosi
Media promosi ini digunakan pada saat buku telah dipublikasikan, sehingga dapat
diketahui masyarakat antara lain, iklan poster dirumah sakit ibu dan anak,
Posyandu, toko buku anak, kelurahan, supaya ketika orang tua mengetahui ada
keluarga yang memiliki anak yang mengalami Down Syndrome dapat memiliki
bahan informasi pertama yang mungkin bisa menambah referensi sebelum
mengambil langkah yang lebih lanjut.
III.1.4 Strategi Distribusi
Buku ini akan didistribusikan melalui toko buku Gramedia karena
memiliki jaringan yang luas di seluruh Indonesia. Hal ini bertujuan agar
masyarakat mengetahui dimana buku ini tersedia dan lebih terorganisir dalam
penempatan medianya. Pengenalan buku ini menggunakan media iklan iklan
poster dirumah sakit ibu dan anak, Posyandu, toko buku anak, kelurahan dan
penitipan anak dan tempat – tempat yang sering di kunjungi oleh orang tua.
Dalam media promosi buku ini hanya judul buku, manfaat buku serta hadiah yang
18 yang terdapat dalam sampul bukunya. Buku kegiatan bergambar tentang motorik
kasar anak ini akan mulai dipublikasikan pada tanggal 17 november 2013 satu
bulan sebelum liburan sekolah supaya ada waktu untuk promosi sehingga ketika
liburan sekolah anak para orangtua dan anak lebih leluasa untuk melihat-lihat
bukunya lalu membelinya. Buku ini ditawarkan dengan harga Rp. 37.000,00 dan
mendapatkan dua belas stiker dan satu scrapbook. Sedangkan hadiah yang lain,
diantaranya tas sekolah, buku tulis dan pengukur tinggi badan untuk anak akan
diberikan selama promosi yang berlaku mulai tanggal 17 November 2013 hingga
17 Desember 2013. Promosi bertujuan agar khalayak yang dituju lebih tertarik
untuk membeli buku tersebut.
III.2 Konsep Visual
Gaya perancangan desain yang dibuat berisi gambar proses perkembangan
motorik kasar anak Down Syndrome seperti cerita dongeng bergambar. Isi materi
lebih kepada informasi tumbuh kembang anak Down Syndrome pada umumnya,
permainan atau kegiatan bersama, orang tua dan anak.
Konsep media informasi ini di buat supaya orang tua mengerti bahwa
perkembangan motorik kasar anak Down Syndrome lebih lambat dari anak pada
umum nya, jadi memang perlu kesabaran dalam proses yang harus dijalani orang
tua. Gambar dibuat gamblang contoh proporsi anatomi tubuh memang terlihat
sebenarnya artinya tidak melakukang penyerderhanaan yang ekstrim, seperti pada
gambar kartun. Sebagian gambar mengacu pada foto agar terlihat jelas cara kerja
atau aktivitas yang dilakukan. Pada gambar, diolah suasana atau lokasi yang
berbeda – beda untuk menunjukan bahwa aktivitas tersebut dapat dilakukang
19
III.2.1 Format Desain
Format desain yang akan dibuat dalam perancangan media informasi ini
adalah buku kegiatan bergambar berbentuk persegi yang berukuran 148 mm x 210
mm bertujuan agar buku ini mudah dibawa dan dipelajari. Bahan yang digunakan adalah art paper 260gr. Judul buku adalah “Berlarilah Anakku” sebuah kata
harapan dari seorang ibu untuk anaknya untuk terus bergerak, berusaha dan
mengejar mimpi. Sub headline merupakan sebuah kalimat yang menjelaskan apa
isi dan kenapa buku ini akan membantu orang tua yang memiliki anak Down
Syndrome. Buku ini di buat dengan ukuran 29.7 x 42 dengan kemasan soft cover
menjadi tujuan utama mudah untuk di bawa kemana – mana. Gambar III.1
Lokasi Ilustrasi
20
III.2.2. Layout
Konsep layout pada perancangan media informasi yang berupa buku ilustasi ini
pada teori penyusunan layout menurut dalam Adi Kusrianto (2009, h.277), yaitu
beberapa patokan dasar yang dipakai dalam merancang sebuah layout:
- Proporsi (proportion); adalah kesesuaian antara ukuran halaman dengan isinya.
- Keseimbangan (balancing); Prinsip keseimbangan merupakan suatu pengaturan
agar penempatan elemen dalam suatu halamanmemiliki efek seimbang.
- Kontras (contrast); Menonjolkan unsur satu elemen yang terdapat pada sebuah
materi objek sebuah halaman untuk memunculkan kekontrasan pada objek
tersebut sehingga diperoleh fokus perhatian.
- Irama (rhythm); Irama memiliki makna yang sama dengan repetition atau pola
pengulangan yang menimbulkan irama yang menarik diikuti.
- Kesatuan (unity); Prinsip kesatuan atau unity adalah hubungan antara
elemen-elemen desain yang semula berdiri sendiri serta memiliki ciri sendiri yang
disatukan menjadi sesuatu yang baru dan memiliki fungsi baru yang utuh.
Berdasarkan teori yang ada buku ini lebih mengutamakan kemudahan informasi
untuk dipahami oleh pembaca sehingga layout terkesan sederhana. Gambar III.2
Format Desain
21
III.2.3 Tipografi
Pada perancangan buku kegiatan orang tua dan anak ini, jenis huruf yang
digunakan adalah jenis huruf yang terkesan ceria, menyenangkan dan tidak kaku
karena disesuaikan dengan karakteristik anak serta mudah di baca oleh orang tua.
Jenis huruf yang dipakai untuk judul menggunakan always forever. Isi konten halaman menggunakan Helvetica LT Condesensed karena hurufnya tidak kaku dan terlihat santai untuk membacanya.
Gambar III.3 Layout
22 Gambar III.4
penggunaan tipografi Sumber : hasil akhir karya
III.2.1 Gaya Ilustrasi
Robert Ross dalam bukunya Illustration Today berpendapat Ilustrasi
adalah lukisan atau gambar yang memiliki fungsi memperjelas atau memperindah
sesuatu, tampil secara visual dalam bentuk individu, baik itu warna ataupun hitam
putih, selalu membangkitkan rasa keingintahuan, menyentuh perasaan manusia,
mengundang opini dan perdebatan dan terkadang memunculkan aksi atau
tindakan. Gagasan ilustrasi yang akan dipakai pada perancanngan alat bantu ini
bersumber dari penelitian yang telah dilakukan pada beberapa SLB. orang tua
murid dari SLB Cipaganti jika ukuran kambing terlihat besar atau gemuk maka
anak akan berpendapat mengatakan kambing itu adalah kerbau. Akan lebih baik
jika menggunakan gaya gambar realis gambar dibuat sesuai dengan keadaan yang
always forever
Helvetica LT Condesensed
always forever
23 sebenarnya, baik proporsi maupun anatomi dibuat sama menyerupai dengan objek
yang digambar agar tidak membuat ambigu anak. suasana yang digambarkan
suasana lingkungan rumah seperti taman rumah, fasilitas umum taman bermain
lingkungan dan beberapa tempat yang akrab kegiatan keluarga
Gaya Ilustrasi
Sumber : www.123rf.com dan Ilustrasi pribadi
Gambar III.4
Gambar III.5
Gaya Ilustrasi
24
III.2.1 Warna
Konsep warna yang akan dipakai adalah warna terang karena membuat
lebih ceria, dan menginspirasikan semangat, warna terang adalah warna – warna
yang natural tanpa ada pengembangan seperti warna kulit.
.
warna – warna yang dipakai
Sumber : Ilustrasi pribadi
24
BAB IV
STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL
4.1 Buku Ilustrasi Perkembangan Anak Down Syndrome 4.1.1 Media
Media utama buku cerita bergambar ini menggunakan ukuran A5 yaitu 14.8cm x
21cm. Media utama ini dibuat ringan dan tidak terlalu besar agar gampang dibawa kemana -
mana bahan yang dipilih adalah kertas Artpapper dengan ketebalan 110gsm. Sedangkan
untuk covernya digunakan cover dengan jenis hard cover.
4.1.2 Teknis Produksi Media
Teknik pengerjaan media utama di awali dengan membuat sketsa secara manual
dengan menggunakan pensil mekanik 2B 0.5mm dan kertas HVS ukuran A4.
Setelah sketsa manual selesai dikerjakan, proses selanjutnya adalah merubah sketsa tersebut
menjadi format digital dengan bantuan scanner.
Gambar 4.1: Sketsa manual
Kertas yang berisi sketsa tersebut dipindai oleh alat ini lalu dimasukkan kedalam
25 Photoshop. Photoshop dipilih karena software ini memiliki fungsi yang cukup umum untuk
membuat pengerjaan ilustrasi secara digital. Baik itu untuk proses tracing, coloring,
layouting maupun editing. Setelah dimasukan kedalam komputer, sketsa tadi lalu dibersihkan
dan dirapihkan. Nilai kontras garis dinaikkan dengan fungsi level ataupun curve. Lalu agar
hasilnya lebih baik maka dilakukan lagi proses tracing digital. Proses ini menggunakan
hardware tambahan yaitu Graphic Tablet atau biasa juga disebut Pen Tablet. Hal ini di
perlukan agar proses menjiplak sketsa menjadi lebih mudah dan cepat untuk dilakukan.
Gambar 4.2:
Perbandingan sketsa manual dan hasil tracing digital
Setelah semua proses diatas selesai, barulah berikutnya dilakukan pewarnaan secara
menyeluruh menggunakan software Photoshop. Dalam proses ini juga masih diperlukan
Graphic Tablet sebagai alat tambahan agar bisa menghasilkan ilustrasi digital yang lebih
baik. Metode pewarnaan yang digunakan adalah metode cell shading, yaitu metode
pewarnaan yang biasa digunakan untuk film animasi. Metode ini digunakan agar seluruh
hasil ilustrasi nantinya bisa tampak konsisten dalam segi warna, karena untuk dicetak mode
26 Gambar 4.3:
Hasil pewarnaan digital
Proses selanjutnya adalah proses memperbaiki layout. Tulisan yang berisi informasi
mengenai perkembangan bayi dimasukkan dan disusun sedemikian rupa agar memiliki
komposisi yang baik.
27 Kemudian barulah semua file disatukan agar lebih mudah saat dicetak nantinya. Sebelum
buku dicetak dilakukan dulu tes proofing, dan dilihat apakah hasil cetak telah sesuai dengan
yang telah dikerjakan. Jika sudah benar barulah dicetak dengan jumlah yang banyak. Untuk
penjilidan digunakan soft cover, agar buku ini mudah di bawa kemana – mana sehingga orang
tua ingat akan apa yang menjadi poin – poin target yang harus dicapai.
Gambar 4.5: Bentuk jadi buku Spesifikasi
Ukuran : 14.8 cm x 21 cm
Teknis Bahan : Art Papper 230gsm
28
4.2 Media Promosi 4.2.1 Poster
4.2.1.1 Media
Untuk media promosi buku cerita bergambar ini, digunakan poster sebagai media informasi
yang menerangkan telah terbitnya buku ini. Layout poster dibuat agar lebih terfokus kepada
contoh buku dan judulnya. Tidak lupa juga ditambahkan elemen pendukung lainnya seperti
frame agar poster ini bisa tampak sama seperti isi dari bukunya.
Media promosi ini ditujukan untuk anak-anak dan orang tuanya. Karena itu layout yang
digunakan agak lebih simple namun tetap bisa terlihat jelas.
4.2.1.2 Teknis Produksi
Mode pewarnaan yang digunakan adalah RGB, karena dalam pembuatannya menggunakan
cara digital. Ukuran poster yang digunakan adalah A3 (29,7 cm x 42) di kertas berjenis
artpaper. Karena mempunyai kualitas yang tidak gampang kotor dan kualitas warnanya
terjaga.
Gambar 4.6: Poster Spesifikasi
Ukuran : 29,7cm x 42cm
29 Teknis : Cetak Offset
4.2.2 Stiker 4.2.2.1 Media
Stiker ini merupakan media promosi langsung yang diberikan disisipkan kedalam buku ini.
Disini stiker berfungsi sebagai media pengingat yang fleksibel dan praktis untuk ditempelkan
dimana saja. Pada tiap pembelian media utama maka akan mendapatkan dua belas sebagai
bonus.
4.2.3.2 Teknis Produksi
Desain stiker mengambil beberapa ilustrasi yang ada pada buku ini. Yaitu dengan mengambil
5 ilustrasi tokoh yang ditampilkan. Hal ini dimaksudkan agar anak-anak bisa terus mengingat
nama-nama tohok ini. Sedangkan untuk bahannya, digunakan kertas stiker standar yang tidak
transparan.
Gambar 4.8: Stiker Spesifikasi
Ukuran : 4 cm x 4 cm
Teknis Bahan : Kertas Sriker
Jumlah : 12 Stiker
30
4.2.3 Pembatas Buku 4.2.3.1 Media
Sebagai media pengingat, pembatas buku dapat digunakan untuk keperluan menandai
halaman buku yang sedang dibaca untuk dibuka kembali lain waktu. Media ini dapat
digunakan oleh orang tua maupun anak. Sehingga menjangkau semua lapisan.
Pembatas buku juga menjadi salah satu media promosi langsung lainnya yang disisipkan di
dalam buku sebagai hadiah. Desain pembatas buku ini sendiri ada dua yaitu desain dengan
ilustrasi Rama dan Shinta yang merupakan kedua tokoh utama cerita ini.
4.2.3.2 Teknis Produksi
Pembatas buku ini mempunyai ukuran 4cm x 12 cm. Menggunakan kertas art paper 230gsm.
Gambar 4.9: Pembatas Buku Spesifikasi
Ukuran : 4cm x 12cm
31 Jumlah : 2 Pembatas Buku
Teknis : Cetak Offset
4.2.4 Pembatas Buku 4.2.4.1 Media
Sebagai media pengingat, dan untuk catatan ada bonus scrapbook, scrapbook ini di buat
untuk tempat menempel foto – foto perkembangan bayi pada masa Golden Age sehingga
orang tua bisa mencatat dan membuat sebuah kenangan masa – perkembangan awal
bentuknya seperti memorabilia album, di mana kita bisa menyimpan foto, lengkap dengan
berbagai macam dekorasi, catatan, atau benda-benda lainnya yang bisa disimpan di
dalamnya.
4.2.4.2 Teknis Produksi
Pembatas buku ini mempunyai ukuran 14.8 cm x 21 cm. Menggunakan kertas art paper
210gsm.
Gambar 4.10 : Scrapbook
Spesifikasi
Ukuran : 14.8 cm x 21 cm
Teknis Bahan : Art Papper 210gsm
Jumlah : 1 scrapbook