• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan Terhadap Kegiatan Ekstensifikasi Objek PBB Dengan Menggunakan SISMIOP Dan SIG Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Karees

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tinjauan Terhadap Kegiatan Ekstensifikasi Objek PBB Dengan Menggunakan SISMIOP Dan SIG Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Karees"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

TINJAUAN TERHADAP KEGIATAN EKSTENSIFIKASI OBJEK PBB DENGAN MENGGUNAKAN SISMIOP DAN SIG DI KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA BANDUNG KAREES

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Mata Kuliah Kerja Praktek

Jenjang Studi Strata 1 Program Studi Akuntansi

Disusun Oleh : ANNA MARIANNA

21108175

PROGRAN STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG

(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia dan rahmatnya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek ini dengan baik. Penulisan Laporan Kerja Praktek yang berjudul “Tinjauan Terhadap Kegiatan Ekstensifikasi Objek PBB Dengan Menggunakan Sismiop Di KPP Pratama Bandung Karees” ini disusun sebagai salah satu syarat dalam menempuh mata kuliah kerja praktek.

Dalam penyusunan Laporan Kerja Praktek ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan karena keterbatasan pengetahuan, kemampuan serta pengalaman penulis. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dan mengarah sehingga dalam penyusunan karya tulis lainnya penulis dapat menyusun dengan lebih baik. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung memberikan bantuan, bimbingan dan dorongan baik berupa moril serta materil hingga terselesaikannya Laporan Kerja Praktek ini. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Ir. Eddy Suryanto Sugoto, M.Sc., selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Prof. Dr. Ummi Narimawati, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

(5)

4. Ony Widilestariningtyas, S.E., M.Si. selaku dosen wali yang telah banyak memberikan pengarahan kepada penulis.

5. Lilis Puspitawati, S.E., M.Si. selaku dosen pembimbing penulis dalam menyusun Laporan Kerja Praktek ini.

6. Bapak Yusak Sunaryanto selaku kepala seksi Ekstensifikasi Terimakasih atas bimbingannya selama kerja praktek di KPP Pratama Bandung Karees 7. Bapak Candriyan Agung Prasetiawan selaku pembimbing Kerja Praktek di

KPP Pratama Bandung Karees, terimakasih atas bimbingan dan ilmu-ilmu yang telah diberikan kepada penulis.

8. Seluruh Staf Bagian Ekstensifikasi, terima kasih atas dukungan, bimbingannya dan semua data-data yang telah Bapak dan Ibu berikan untuk kelangsungan pembuatan laporan kerja praktek.

9. Bapak Didik Agung Sujatmika selaku kepala seksi pelayanan KPP Pratama Bandung Karees, terimakasih atas bimbingan selama kerja praktek.

10. Keluarga tercinta papa, mama, kakak-kakak dan adik-adik yang telah memberikan dorongan dan dukungan baik secara moril maupun materil serta perhatian dan curahan kasih sayangnya yang dapat memberikan semangat kepada penulis.

(6)

12. Teman-Teman dekat penulis Amrita, Ira, Rani, Marlina, Meida terimakasih atas dukungan, bantuan-bantuan yang diberikan kepada penulis dan juga nasihat-nasihat yang diberikan.

13. Teman-teman yang sudah memberikan semangat dalam penyelesaian laporan kerja praktek, teman-taman di kelas Akuntansi 4 dan semuanya teman-teman yang tidak bisa disebutkan satu persatu penulis mengucapkan terimakasih banyak.

14. Semua pihak yang terlibat yang tidak sempat tercantum.

Akhir kata penulis berharap semoga Laporan Kerja Praktek ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya, dan pembaca serta pihak-pihak yang membutuhkan pada umumnya.

Bandung, Desember 2011

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR...

i

DAFTAR ISI...

iv

DAFTAR LAMPIRAN ...

vi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kerja Praktek ...

1

1.2 Maksud dan Tujuan Kerja Praktek ...

6

1.3 Kegunaan Kerja Praktek...

7

1.4 Metode Kerja Praktek...

8

1.5 Lokasi dan Waktu Kerja Praktek...

9

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Gambaran Umum KPP Pratama Bandung Karees... 10

2.1.1 Sejarah singkat KPP Pratama Bandung Karees...

10

2.1.2 Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Bandung Karees……… 11

2.2 Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak……… 15

2.3 Uraian Tugas Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Bandung Karees………... 17

2.4 Aspek Kegiatan Kantor Pelayanan Pajak……… 21

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek...

23

(8)

3.3 Pembahasan Kerja Praktek

3.3.1 Kegiatan ekstensifikasi objek PBB menggunakan SISMIOP

dan SIG di KPP Pratama Karees………... 24

3.3.2 Hambatan-hambatan yang dialami dalam Pelaksanaan

kegiatan ekstensifikasi dengan menggunakan SISMIOP dan

SIG di KPP Pratama Karees………. 32

3.3.3 Alternatif pemecahan masalah terhadap hambatan-hambatan

yang dialami oleh KPP Pratama Karees dalam pelaksanaan

kegiatan ekstensifikasi dengan menggunakan SISMIOP dan

SIG ……… 34

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan...

36

4.2 Saran ...

37

DAFTAR PUSTAKA ...

38

LAMPIRAN ... 40

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Hal

Lampiran I

Surat Permohonan Kerja Praktek ...

41

Lampiran II

Surat Ijin Lokasi Kerja Praktek dari Kantor Wilayah (Kanwil)

Jawa Barat ...

42

Lampiran III

Daftar Kehadiran Kerja Praktek...

43

Lampiran IV

Berita Acara Bimbingan Kerja Praktek ...

44

Lampiran V

Surat Keterangan Hasil Kuliah Kerja Praktek dari Dosen

Pembimbing ...

45

Lampiran VI

Surat Keterangan Hasil Kuliah Kerja Praktek dari Kantor

Pelayanan Pajak ... 46

Lampiran VII

Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung

Karees... 47

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kerja Praktek

Pembangunan Nasional mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia Dalam pelaksanaan Pembangunan Nasional dibutuhkan sumber dana untuk merealisasikannya, sumber dana tersebut berasal dari penerimaan negara. Salah satu sumber penerimaan negara adalah berasal dari pajak (Waluyo Wiraman : 2003). Objek Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang berupa tanah mempunyai nilai yang semakin meningkat dari waktu ke waktu. Hal ini disebabkan oleh permintaan yang semakin tinggi, sedangkan persediaan tanah terbatas. Objek PBB lainnya yang berupa bangunan, jumlahnya akan semakin meningkat dari tahun ketahun. Peningkatan jumlah bangunan disebabkan bertambahnya jumlah penduduk, yang berarti bertambah pula kebutuhan akan tempat hunian (Judisseno : 2001).

(11)

SISMIOP (Sistem Manajemen Informasi Obyek Pajak). Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Karees merupakan salah satu instansi dibawah Direktorat Jenderal Pajak yang menangani segala macam masalah perpajakan di sebagian daerah di kota Bandung. Sebagai upaya pelayanannya terhadap masyarakat, objek pajak Pajak Bumidan Bangunan (PBB) khususnya maka di KPP Pratama Bandung Karees diterapkan Sismiop yaitu suatu basis data yang akurat danup to date dengan mengintegrasikan semua aktivitas administrasi PBB dalam suatu wadah, sehingga pelaksanaannya dapat lebih seragam, sederhana, cepat, dan efisien yang dikelola melalui suatu sistem (Direktorat Jenderal Pajak : 2009).

(12)

potensi sumber daya PBB untuk dapat diproses lebih lanjut melalui intensifikas, ekstensifikasi dan pemeliharaan data objek dan subjek PBB (Tika, P:2004).

Untuk memperoleh hasil yang optimal, diperlukan sistem penunjang berupa sinergi dari pengaruh hubungan timbal balik antara sumber daya manusia, sumber daya PBB dan sumber daya ilmu dan tekhnologi. Apabila sistem penunjangnya berfungsi dengan baik, maka hasil dari interaksi dari ketiganya dapat melahirkan desain potensi yang prima, untuk kemudian diolah menjadi data objek dan subjek pajak yang akurat. Inventarisasi sumber daya PBB harus selalu dilandasi pemikiran optimalisasi pemanfaatan segenap potensi yang terdapat dalam wilayah yang bersangkutan menuju posisi kesiapan untuk dilakukan pendataan dan penilaian. Pemeliharaan data dilakukan agar dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan (Winarno : 2000).

(13)

Peta dasar PBB atau peta sejenis yang di pakai di Kantor Pelayanan Pajak dapat didefinisikan sebagai media komunikasi dan tulang punggung pengembangan PBB tingkat primer yang lebih mapan dan perlu dimonitor agar lebih memadai untuk program jangka panjang dalam menghadapi era reformasi. Arah perkembangan sistem informasi disinyalir akan mengikuti pola awal berupa interaksi data alfanumeris dalam sistem manajemen informasi pajak (PBB, PPN dan BPHTB) terutama di kantor pelayanan pajak, kemudian interelasi dan grafis dengan data alfanumeris dalam sistem informasi PBB dan pada akhirnya menjadi interpedensi antara sistem informasi yang bertumpu pada data grafis (spasial) dan data alfanumeris dari instansi terkait (Suparlan : 2006).

(14)

Dalam hal jumlah objek pajak yang sangat besar dan semakin pentingnya kedudukan NJOP sebagai acuan dalam berbagai jenis kegiatan khususnya yang berkaitan dengan akurasi data objek pajak, maka dibuat sebuah sistem yang mampu mengintegrasikan semua informasi tentang objek dan subjek pajak. Di dalam lingkungan Direktorat Jenderal Pajak sendiri sejak tahun 1992 telah mengaplikasikan Sistem Manajemen Informasi Objek Pajak (SISMIOP). Di mana SISMIOP tersebut merupakan sistem administrasi yang mengintegrasikan seluruh pelaksanaan kegiatan PBB.

Keberadaan SISMIOP diharapkan dapat meningkatkan kinerja sistem perpajakan di masa mendatang yang membutuhkan keakuratan, kecepatan, keefektifan, dan keefisianan. Untuk itu di dalam SISMIOP program komputer dimasukkan ke dalam salah satu unsur pokoknya (Rochmat, S :2001). SISMIOP memiliki kelemahan yaitu tidak dapat memvisualisasikan data spasial objek pajak. Untuk itu dibuat sebuah sistem yang terintegrasi ke dalam SISMIOP yang dapat membantu untuk melakukan analisis data spasial. Sistem tersebut adalah Sistem Informasi Geografi (SIG) PBB yang sejak diaplikasikan pertama kali terus dikembangkan dan ditingkatkan kemampuannya untuk mencapai maksud dan tujuannya sebagai sistem yang dapat membantu mengambil kebijakan. Salah satu pamanfaatannya adalah pembuatan informasi rinci objek pajak (Munawir : 2003).

(15)

berlaku prinsip self assessmentdimana pemberian kepercayaan dilakukan dengan memberi kesempatan kepada subjek pajak untuk mendaftarkan dan melaporkan objek PBB dengan menggunakan SPOP. Jika subjek pajak belum atau tidak mendaftarkan objek pajaknya, maka Direktorat Jenderal Pajak dapat melakukan kegiatan pembentukan dan pemeliharaan basis data (Kartasapoetra: 2008). Mengingat adanya kegiatan ekstensifikasi di bidang perpajakan khususnya Pajak Bumi dan Bangunan berkaitan dengan SISMIOP, penulis bermaksud mengangkat tema tersebut menjadi pokok bahasan pada laporan Kerja Praktek. Adapun judul laporan Kerja Praktek yang akan disusun adalah “TINJAUAN TERHADAP KEGIATAN EKSTENSIFIKASI OBJEK PBB DENGAN MENGGUNAKAN SISMIOP dan SIG DI KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA BANDUNG KAREES”.

1.2 Tujuan Kerja Praktek

Tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam penyusunan Laporan Praktik Kerja Praktek ini adalah:

1. Mengetahui kegiatan ekstensifikasi objek PBB dengan menggunakan SISMIOP dan SIG di KPP Pratama Bandung Karees

(16)

3. Memberikan alternatif pemecahan masalah terhadap hambatan-hambatan yang dialami oleh KPP Pratama Karees dalam pelaksanaan kegiatan ekstensifikasi dengan menggunakan SISMIOP dan SIG.

1.3 Kegunaan Kerja Praktek

1. Kegunaan Bagi KPP Pratama Bandung Karees

Secara tidak langsung KPP Pratama BandungKarees menginformasikan kepada publik fungsi sistem yang dipakai terhadap para siswa maupun mahasiswa yang magang, Selain itu pihak KPP sedikitnya merasa terbantu dan dapat mempercepat proses pengerjaannya.

2. Kegunaan Bagi Penulis

Sebagai sarana untuk menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan mengenai tinjauan terhadap terhadap kegiatan ekstensifikasi objek PBB dengan menggunakan program SISMIOP dan SIG, juga merupakan proses pembelajaran dalam berdisiplin dan bertanggungjawab dalam melaksanakan pekerjaan.

3. Kegunaan Bagi Pihak Lain

(17)

1.4 Metode Kerja Praktek

Dalam menyusun dan menyelesaikan tugas Kerja Praktek ini penulis menggunakan metode Block Release, yaitu suatu penelitian yang dilaksanakan pada waktu tertentu dalam waktu satu bulan.

Adapun cara dalam pengumpulan data dan informasi sebagai bahan sebagai bahan pendukung dalam penyajian laporan ini adalah:

1. Field Research(Penelitian Secara Langsung)

a. Observasi langsung, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara pencarian dan pengumpulan data yang dilakukan dengan melakukan pengamatan dan penelitian tentang kegiatan-kegiatan yang terjadi pada suatu perusahaan.

b. Interview, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan tatap muka langsung dengan pihak yang bersangkutan untuk diwawancarai sehingga data-data yang diperlukan dapat membantu dalam memecahkan masalah yang akan dibahas.

2. Library Research(Studi Pustaka)

Study Literatur, yaitu teknik pengumpulan data yang ada dari berbagai

(18)

1.5 Lokasi dan Waktu Kerja Praktek

Penulis melaksanakan Kerja Praktek pada KPP PRATAMA BANDUNG KAREES yang berlokasi di Jalan Ibrahim Adji No.372 Bandung Jawa Barat Telp. (022) 7333180. Pelaksanaan Kerja Praktek dimulai pada hari Senin tanggal 4 Juli 2011 sampai dengan hari Jumat tanggal 5 Agustus 2011, dengan jam kerja:

(19)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Gambaran Umum KPP Pratama Bandung Karees 2.1.1 Sejarah Singkat KPP Pratama Bandung Karees

Sejak Jaman penjajahan Belanda, mengenai pungutan pajak memang sudah dilaksanakan dan ditangani oleh suatu badan yang bernama De Inspectie Financien, yang dipimpin oleh Cornelis Dehoutman. Yang tugasnya memungut pajak yang pelaksanaannya dilakukan dengan cara dipaksakan pada rakyat dengan berdasarkan Undang-undang yang berlaku pada saat itu dan hasilnya untuk kepentingan penjajah. Setelah Belanda menyerah kepada Jepang pada tanggal 9 Maret 1942, De Inspect Ie Financiendiganti oleh suatu badan yang bernama Zeumueayaitu suatu badan dibawah pemerintahan Jepang yang mengurus masalah keuangan.

(20)

2.1.2 Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak Bandung Karees

Pada waktu agresi militer Belanda I tanggal 12 Juli 1947, pasukan Belanda menguasai Bandung Utara sedangkan pemerintah Republik Indonesia bertahan disebelah selatan, maka Inspeksi Keuangan Bandung berpindah ke Soreang. Akibat revolusi fisik yang berkepanjangan, peperangan tidak dapat dihindarkan lagi dan pada saat terjadinya agresi militer Belanda ke II tanggal 19 Desember 1948, Ibu kota Republik Indonesia pada waktu di Yogyakarta diserbu Belanda.

Masalah pengelolaan keuangan atau pemungutan pajak terpecah menjadi dua aliran yaitu :

1. Aliran Cooverative

Yaitu aliran yang mau bekerjasama dengan Belanda (Inspeksi keuangan Bandung yang beraliran ini berkedudukan tetap di Bandung)

2. Aliran Non Cooverative

(21)

Dengan berkembangnya zaman serta bertambahnya penduduk dan berkembangnya tingkat ekonomi masyarakat Inspeksi Keuangan dirubah namanya menjadi Inspeksi Pajak, begitu pula Inspeksi Keuangan Bandung berubah namanya dan dipecah menjadi :

1. Inspeksi PajakBandung

Dengan daerah wewenang meliputi: daerah Swantantra TK II Kota praja Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Ciamis yang berkedudukan di Jl. Asia Afrika no.114 Bandung

2. Inspeksi Pajak Kerawang

Dengan daerah wewenangnya meliputi Kabupaten Bakasi, Kabupaten Kerawang, Kabupaten Purwakarta, dan Subang yang berkedudukan di Kerawang. Dengan surat keputusan Menteri Keuangan No.276/kmk/1980 terhitung mulai tanggal 1 April 1989 seluruh kantor Inspeksi Pajak Indonesia namanya diubah menjadi Kantor Pelayanan Pajak dan di Bandung sendiri dirubah menjadi Kantor Pelayanan Pajak.

Dan pada tanggal 29 Maret 1994 dengan surat keputusan Menteri Keuangan No.94/kmk.01/ 1994 terjadi reorganisasi sehingga Kantor Pelayanan Pajak yang ada di Bandung dipecah menjadi :

(22)

2. Kantor Pelayanan Pajak Bandung Tegalega meliputi daerah pemerintahan wilayah (Kewedanaan) Tegalega dan beralamat di Jl. Soekarno Hatta Bandung.

3. Kantor Pelayanan Pajak Cibeunying, meliputi daerah pemerintahan wilayah Cibeunying dan beralamat di Jl. Pumawarman No.21 Bandung. 4. Kantor Pelayanan Pajak Bandung, meliputi daerah pemerintahan wilayah

Karees (untuk sementara Kabupaten Sumedang, masuk ke KPP Majalengka namun pelaksanaannya ditangguhkan untuk sementara). Dan beralamat di Jl. Kiaracondong No.372 Bandung.

5. Kantor Pelayanan Pajak Bojonegara, meliputi daerah pemerintahan wilayah Bojonegara dan berkantor untuk sementara di Jl. Cipaganti No.157 Bandung.

Kantor Pelayanan Pajak Bandung yang berkedudukan di Jl. Kiaracondong No.372 diresmikan oleh Direktorat Jenderal Pajak waktu itu oleh adalah Bapak Drs. Salamun A.T pada tanggal 25 April 1987 dengan nama Inspeksi Pajak Bandung Timur. Kemudian pada tanggal 1 April 1989 nama Kantor Inspeksi Pajak Bandung Timur diganti menjadi Kantor Pelayanan Pajak Bandung Timur dan sekarang menjadi Kantor Pelayanan Pajak Bandung Karees. Kantor Pelayanan Pajak Bandung mempunyai daerah atau wilayah administrasi yang meliputi:

(23)

Wilayah tersebut dibagi menjadi beberapa kecamatan dan setiap kecamatan dibagi lagi menjadi beberapa kelurahan atau desa. Kantor Pelayanan Pajak Bandung Karees bertanggung jawab atas wajib pajak yang ada diwilayah administrasi :

1. Kotamadya Bandung, meliputi Kecamatan Regol, Kecamatan Bandung Kidul, Kecamatan Lengkong, Kecamatan Batununggal, Kecamatan Kiaracondong, Kecamatan Rancasari.

2. Kabupaten Sumedang, meliputi Kecamatan Buah Dua, Kecamatan Cadasgampar, Kecamatan Cimalaka, Kecamatan Paseh, Kecamatan Situraja, Kecamatan Tomo, Kecamatan Wado, Kecamatan Rancakalong, Kecamatan Tanjungkarta dan Kecamatan Tangjungsari.

Kantor Pelayanan Pajak Bandung Karees dipimpin oleh seorang kepala kantor dan dibantu oleh setiap kepala seksi sebagai stafnya, yang terdiri dari sepuluh seksi, sebagai berikut :

1. Sub Bagian Tata Usaha.

2. Seksi Pengolahan Data dan Infomasi. 3. Seksi Tata Usaha dan Perpajakan. 4. Seksi Pajak Penghasilan Orang Pribadi. 5. Seksi Pajak Penghasilan Badan.

6. Seksi Pemotongan dan Pemungutan Pajak Penghasilan.

7. Seksi Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Tidak Langsung Lainnya. 8. Seksi Penerimaan dan Keberatan.

(24)

10. Seksi Penyuluhan Pajak

2.2 Struktur Organisasi KantorPelayananPajakKarees

Struktur organisasi ini dapat diartikan sebagai pembagian tugas untuk mencapai tujuan yang efektif. Dengan adanya struktur organisasi ini dapat dilihat bagaimana fungsi-fungsi dan hubungan kerja, tanggungjawab serta wewenang dari setiap aparatur organisasi yang bersangkutan.

Struktur organisasi di Kantor Pelayanan Pajak Bandung Karees termasuk dalam tipe A, yang dipimpin oleh seseorang kepala kantor dan dibantu oleh kepala seksi sebagai stafnya. Dari kesepuluh seksi tersebut dibagi menjadi beberapa sub seksi, antara lain :

1. Sub Bagian Tata Usaha

a. Urusan Tata Usaha dan Kepegawaian. b. Urusan Keuangan.

c. Urusan Rumah Tangga.

2. Seksi Pengolahan Data dan Informasi

a. Sub Seksi Data Masukan dan Data Keluaran.

b. Sub Seksi Pengolahan Data dan Penyajian Infonnasi.

c. Sub Seksi Penggalian Pontensi Pajak dan Ektensifikasi Wajib Pajak.

3. Seksi Tata Usaha dan Perpajakan a. Sub Seksi Pendaftaran Wajib Pajak. b. Sub Seksi Pemberitahuan Pajak.

(25)

4. Seksi Pajak Penghasilan Orang Pribadi

a. Sub Seksi Pengawasan Pembayaran masa PPH Orang Pribadi. b. Sub Seksi Vertifikasi PPH Orang Pribadi.

5. Seksi Pajak Penghasilan Badan

a. Sub Seksi Pengawasan Pembayaran Masa PPH Badan. b. Sub Seksi Verifikasi PPH Badan.

6. Seksi Pemotongan dan Pemungutan Pajak Penghasilan

a. Sub Seksi Pengawasan Pembayaran Masa Pemotongan dan Pemungutan

b. Pajak Penghasilan.

c. Sub Seksi Verińkasi Pemotongan dan Pemungutan PPH.

7. Seksi Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Tidak Langsung Lainnya a. Sub Seksi PPN Industri.

b. Sub Seksi PPN Perdagangan. c. Sub Seksi PPN Jasa dan PTLL. d. Sub Seksi Verifikasi PPN dan PTLL. 8. Seksi Penerimaan dan Keberatan

a. Sub Seksi Tata Usaha Penerimaan Pajak dan Restitusi. b. Sub Seksi Rekonsilasi.

c. Sub Seksi Keberatan PPh.

d. Sub Seksi Keberatan PPN dan PTLL. 9. Seksi Penagihan

(26)

b. Sub Seksi Penagihan. 10. Seksi Penyuluhan Pajak

a. Seksi Penyuluhan Pajak Bandung karees b. Seksi Penyuluhan Pajak Sumedang.

2.3 Uraian TugasKantorPelayananPajakPratama Bandung Karees Kantor Pelayanan Pajak Bandung Karees mempunyai uraian tugas untuk menjadikan sebagai pedoman bagi setiap seksi dan sub seksi dalam menjalankan tugasnya secara lengkap. Adapun deskripsi jabatan tugas Kantor Pelayanan Pajak Bandung Karees pada seksi-seksi yang ada sebagai berikut:

Uraian kegiatan jabatan instansi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees adalah sebagi berikut:

1. Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

a. Melakukan Penyuluhan (Membina karyawannya yang ada di wilayah wewenang kekuasaannya)

b. Melakukan peningkatan pelayanan

(27)

d. Menerima laporan kerja dari setiap seksi dan membuat kegiatan operasional Kantor Pelayanan Pajak wilayah Jawa Barat

2. Sub Bagian Umum

Memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut: a. Melakukan urusan kepegawaian

b. Melakukan urusan keuangan c. Melakukan urusan tata usaha d. Rumah tangga dan perlengkapan 3. Seksi Ekstensifikasi

Memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

a. Pelaksanaan dan penatausahaan pengamatan potensi perpajakan b. Pendataan objek dan subjek pajak

c. Penilaian objek pajak

d. Kegiatan ekstensifikasi perpajakan 4. Seksi Pengolahan Data dan Informasi

Memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut: a. Pengumpulan dan pengolahan data

b. Penyajian informasi perpajakan c. Perekaman dokumen perpajakan

d. Urusan tata usaha penerimaan perpajakan

e. Pengalokasian dan penatausahaan bagi hasil PBB dan BPHTB f. Pelayanan dukungan teknis komputer

(28)

h. Penyiapan laporan kinerja. 5. Seksi Pelayanan

Memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :

a. Memberikan pelayanan terhadap Wajib Pajak dengan melakukan penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan

b. Pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan

c. Penerimaan dan pengolahan surat pemberitahuan dan surat lainnya d. Penyuluhan perpajakan

e. Pelaksanaan registrasi Wajib Pajak f. Kerjasama perpajakan.

6. Seksi Pengawasan dan Konsultasi I, II, III, IV Memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :

a. Melakukan pengawasan kepatuhan perpajakan wajib pajak, melalui pemanfaatan data dan Sistem Administrasi Perpajakan Terpadu (SPAT) atau Sistem Informasi DJP (SIDJP)

b. Bimbingan atau himbauan kepada Wajib Pajak c. Konsultasi teknis perpajakan kepada Wajib Pajak d. Analisis kinerja Wajib Pajak

e. Rekonsiliasi data wajib pajak dalam rangka intensifikasi

f. Memonitor penyelesaian pemeriksaan pajak dan proses keberatan g. Melakukan evaluasi hasil banding berdasarkan ketentuan yang berlaku h. Membantu wajib pajak dalam memperoleh penegasan dan konfirmasi

(29)

i. Melakukan pemutakhiran data wajib pajak dan membuat company profile

j. Menginformasikan ketentuan perpajakan terbaru kepada wajib pajak k. Menyelesaikan permohonan surat keterangan yang diperlukan wajib

pajak.

7. Seksi Pemeriksaan

Memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut : a. Penyusunan rencana pemeriksaan

b. Pengawasan aturan pemeriksaan

c. Penerbitan dan penyaluran SP4 (Surat Perintah Pelaksanaan Pemeriksaan Pajak)

d. Administrasi perpajakan lainnya. 8. Seksi Penagihan

Memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut : a. Pelaksanaan dan penatausahaan penagihan aktif b. Piutang pajak

c. Penundaan angsuran tunggakan pajak d. Usulan penghapusan piutang pajak

e. Mempersiapkan teguran dan melakukan penagihan dengan surat paksa. 9. Kelompok Jabatan Fungsional

Terdiri dari :

(30)

perundang-undangan yang berlaku dan berkoordinasi dengan seksi pemeriksaan.

b. Pejabat Fungsional Penilai : mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan berkoordinasi dengan seksi ekstensifikasi.

2.4 Aspek Kegiatan KantorPelayananPajak

Tujuan dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees ialah memberikan pelayanan publik dengan baik kepada wajib pajak, dengan memenuhi semua kebutuhan wajib pajak dalam melakukan pemenuhan kewajiban perpajakannya. Untuk mencapai tujuan itu diperlukan Prosedur dan tata kerja organisasi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees terdiri dari aspek-aspek kegiatan antara lain:

1. Pelayanan terhadap wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakan melalui prosedur yang mudah dan sistematis

2. Melakukan kegiatan opersional perpajakan di bidang pengolahan data informasi, tata usaha perpajakan, pelayanan, penagihan, pengawasan dan konsultasi, dan pemeriksaan kepada wajib pajak

(31)

kegiatan penatausahaan dan lampirannya termasuk kebenaran penulisan dan perhitungan yang bersifat formal, pemantauan dan penyusunan laporan pembayaran masa PPh, PPN, PBB, BPHTB, dan Pajak Tidak Langsung lainnya

(32)

BAB III

PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

3.1. Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek

Pelaksanaan kerja praktek yang dilakukan penulis yaitu di bidang Perpajakan Seksi Ekstensifikasi Objek PBB. Pelaksanaan Kerja Praktek dimaksudkan untuk mengetahui kegiatan yang dilakukan dalam Seksi Ekstensifikasi, khususnya mengenai kegiatan Ekstensifikasi Objek PBB dengan menggunakan SISMIOP dan SIG di KPP Pratama Karees.

3.2 Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek

Pelaksanaan Kerja Praktek yang dilaksanakan penulis yaitu di bagian Seksi Ekstensifikasi Objek PBB pada KPP Pratama Karees. Dilaksanakan selama 30 hari tertanggal 4 Juli sampai dengan 4 Agustus 2009 setiap hari Senin sampai dengan hari Kamis mulai dari jam 07:30 s/d 16:00 WIB.

1. Minggu pertama

a. Perkenalan dengan para pegawai di KPP Pratama Bandung Karees khususnya di Bagian Seksi Ekstensifikasi.

b. Diberikan pengarahan dan penjelasan tentang bagian-bagian yang terdapat di KPP Pratama Karees.

(33)

d. Menginput data baru dari Wajib Pajak yang mendaftarkan Objek Pajak baru.

2. Minggu Kedua

a. Menginput data Menginput data BA (Berita Acara) b. Mengisi Formulir SPOP yang belum lengkap. 3. Minggu Ketiga

a. Menginput data BA (Berita Acara)

b. Menginput data baru dari Wajib Pajak yang mendaftarkan Objek Pajak baru.

4. Minggu Keempat

a. Menginput data dari Wajib Pajak yang mendaftarkan Objek Pajak baru. b. Menginput data BA (Berita Acara)

3.3 Pembahasan Hasil Kerja Praktek

3.3.1 Kegiatan ekstensifikasi objek PBB menggunakan SISMIOP dan SIG di

KPP Pratama Karees

(34)

dalam hal ini berupa kegiatan pendataan. Standar Prosedur Operasi menjabarkan Kegiatan Ekstensifikasi Objek PBB, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Memproses Dokumen Masuk di Seksi Ekstensifikasi Perpajakan

Operasi ini merupakan pemrosesan dan penatausahaan dokumen masuk secara umum di Seksi Ekstensifikasi Perpajakan.Yang dimaksud dengandokumen dalam SOP ini adalah surat, laporan, formulir, kartu, daftar, dan buku yang digunakan di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak.

2. Pendaftaran Objek Pajak Baru

Operasi ini merupakan penyelesaian permohonan oleh Wajib Pajak yang secara nyata mempunyai suatu hak atas bumi, dan/atau memperoleh manfaat atas bumi, dan/atau memiliki, menguasai, dan/atau memperoleh manfaat atas bangunan untuk mendaftarkan objek pajaknya.

3. Penerbitan Surat Himbauan Untuk Ber-NPWP

Operasi ini merupakan penerbitan himbauan untuk mendaftarkan diri atau meminta NPWP bagi Wajib Pajak yang telah memenui syarat, namun diketahui belum memiliki NPWP.

4. Pemeliharaan Data Objek dan Subjek PBB

Operasi ini menguraikan tata cara pemeliharaan data objek dan subjek PBB yang berpola Sistem Manajemen Informasi Objek Pajak (SISMIOP), serta penatausahaan hasil kegiatan tersebut.

(35)

Operasi ini merupakan perubahan data akibat terjadinya mutasi subjek dan objek PBB yang diajukan Wajib Pajak.

6. Penyelesaian Mutasi Sebagian Objek dan Subjek Pajak PBB

Operasi ini merupakan penyelesaian permohonan perubahan data akibat terjadinya mutasi subjek dan objek PBB yang diajukan Wajib Pajak (akibat adanya pemecahan dan penggabungan Objek Pajak).

7. Penyelesaian Permohonan Surat Keterangan Nilai Jual Objek Pajak Operasi ini merupakan penyelesaian permohonan penerbitan Surat Keterangan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) yang diajukan Wajib Pajak. Kegiatan utama yang dilakukan pegawai kantor pelayanan pajak khususnya dibidang ekstensifikasi adalah mendata dengan tujuan untuk memperoleh data objek dan subjek PBB, penilaian yang bertujuan untuk menentukan NJOPsebagai dasar pengenaan PBB, Penetapan yang bertujuan sebagai serangkaian kegiatan untuk menetapkan objek, wajib, dan besarnya PBB terutang, Penerimaan yang bertujuan sebagai serangkaian kegiatan untuk melakukan pencatatan pembayaran atas tagihan PBB, Penagihan yang bertujuan sebagai serangkaian kegiatan agar penanggung pajak melunasi utang pajaknya dan Pelayanan yang bertujuan sebagai serangkaian kegiatan untuk menyelesaikan permasalahan perpajakan yang diadukan oleh Wajib Pajak.

(36)

kemudahan dan tingkat efisiensi yang tinggi. Untuk mendukung tercapainya hal tersebut maka SISMIOP memasukkan program komputer sebagai salah satu unsur pokoknya. Program komputer adalah aplikasi komputer yang dibangun untuk dapat mengolah dan menyajikan basis data SISMIOP yang telah tersimpan dalam format digital. Adapun prosedur-prosedur dalam mengaplikasikan SISMIOP yang dilakukan di kantor pelayanan pajak dalam kegiatan ekstensifikasi adalah sebagai berikut :

1. Prosedur Pendaftaran Data Baru

Surat permohonan dengan jenis pelayanan Pendaftaran data baru apakah akan diserahkan ke PDI (seksi Pengolahan Data dan Informasi). 2 Prosedur Mutasi Pajak / Subjek Pajak

Surat permohonan dengan jenis pelayanan Mutasi Objek Pajak/ Subjek Pajak apakah akan diserahkan ke PDI (seksi Pengolahan Data dan Informasi).

3 Prosedur Keberatan Atas Pajak Terhutang dan Pembetulan SK Keberatan.

a. Lakukan serah terima berkas dari PST ke Keberatan b. Lakukan pembetulan SK Keberatan

(37)

seluruh pelaksanaan kegiatan PBB. Keberadaan SISMIOP diharapkan dapat meningkatkan kinerja sistem perpajakan dimasa mendatang yang membutuhkan kecepatan, keakuratan, kemudahan dan tingkat efisiensi yang tinggi. Untuk mendukung tercapainya hal tersebut maka SISMIOP memasukkan program komputer sebagai salah satu unsur pokoknya. Program komputer adalah aplikasi komputer yang dibangun untuk dapat mengolah dan menyajikan basis data SISMIOP yang telah tersimpan dalam format digital. Jadi kegiatan ekstensifikasi atau pendataan objek pajak PBB di kantor pelayanan pajak pengolahan datanya menggunakan aplikasi SISMIOP agar lebih akurat dan up to date.

Selain menggunakan SISMIOP kantor pelayanan pajak juga menggunakan aplikasi SIG sebagai pelengkap basis data. Sistem Informasi Geografi (SIG) atau Geographic Information System (GIS) adalah suatu sistem informasi yang dirancang untuk bekerja dengan data yang bereferensi spasial atau berkoordinat geografi atau dengan kata lain suatu SIG adalah suatu sistem Informasi yang dapat memadukan antara data grafis (spasial) dengan data teks (atribut) objek yang dihubungkan secara geogrfis di bumi (georeference). SIG digunakan untuk menggabungkan data, mengatur data dan melakukan analisis data yang akhirnya akan menghasilkan keluaran yang dapat dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan pada masalah yang berhubungan dengan geografi.

(38)

transparansi untuk tumpang susun (overlay), foto udara, laporan statistik dan laporan survey lapangan. Kesemua data tersebut dikompilasi dan dianalisis secara manual dengan alat tanpa komputer. Sedangkan Sistem Informasi Geografis otomatis telah menggunakan komputer sebagai sistem pengolah data melalui proses digitasi. Sumber data digital dapat berupa citra satelit atau foto udara digital serta foto udara yang terdigitasi. Data lain dapat berupa peta dasar terdigitasi.

Komponen utama Sistem Informasi Geografis dapat dibagi kedalam 4 komponen utama yaitu: perangkat keras (digitizer, scanner, Central Procesing Unit (CPU), hard-disk, dan lain-lain), perangkat lunak (ArcView, Idrisi, ARC/INFO, ILWIS, MapInfo, dan lain-lain), organisasi (manajemen) dan pemakai (user). Kombinasi yang benar antara keempat komponen utama ini akan menentukan kesuksesan suatu proyek pengembangan Sistem Informasi Geografis.Kantor pelayanan Pajak menggunakan aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk mempermudah mendapatkan informasi yang telah diolah dan tersimpan sebagai atribut suatu lokasi atau obyek. Ciri utama data yang bisa dimanfaatkan dalam Sistem Informasi Geografis adalah data yang telah terikat dengan lokasi dan merupakan data dasar yang belum dispesifikasi.

(39)

berbagai objek sebagai data spasial. Tiga cara dasar Penyajian data spasial yaitu dalam bentuk titik, bentuk garis dan bentuk area (polygon). Titik merupakan kenampakan tunggal dari sepasang koordinat x,y yang menunjukkan lokasi suatu obyek berupa ketinggian, lokasi kota, lokasi pengambilan sample dan lain-lain. Garis merupakan sekumpulan titik-titik yang membentuk suatu kenampakan memanjang seperti sungai, jalan, kontus dan lain-lain. Sedangkan area adalah kenampakan yang dibatasi oleh suatu garis yang membentuk suatu ruang homogen, misalnya: batas daerah, batas penggunaan lahan, pulau dan lain sebagainya.

Sistem informasi geografi yang diolah menyajikan informasi keruangan beserta atributnya yang terdiri dari beberapa komponen utama yaituMasukan data merupakan proses pemasukan data pada komputer dari peta (peta topografi dan peta tematik), data statistik, data hasil analisis penginderaan jauh data hasil pengolahan citra digital penginderaan jauh, dan lain-lain, Penyimpanan data dan pemanggilan kembali (data storage dan retrieval) ialah penyimpanan data pada komputer dan pemanggilan kembali dengan cepat (penampilan pada layar monitor dan dapat ditampilkan/cetak pada kertas), manipulasi data dan analisis ialah kegiatan yang dapat dilakukan berbagai macam perintah misalnya overlay antara dua tema peta, membuat buffer zone jarak tertentu dari suatu area atau titik dan sebagainya, pelaporan data ialah dapat menyajikan data dasar, data hasil pengolahan data dari model menjadi bentuk peta atau data tabular.

(40)

digunakan sebagai alat bantu interaktif yang menarik dalam usaha meningkatkan pemahaman mengenai konsep lokasi, ruang, kependudukan, dan unsur-unsur geografi yang ada dipermukaan bumi, SIG dapat memisahkan antara bentuk presentasi dan basis data, SIG memiliki kemampuan menguraikan unsur-unsur yang ada dipermukaan bumi kedalam beberapa layer atau coverage data spasial, SIG memiliki kemapuan yang sangat baik dalam memvisualisasikan data spasial berikut atributnya, Semua operasi SIG dapat dilakukan secara interaktif, SIG dengan mudah menghsilkan peta-peta tematik, semua operasi SIG dapat di costumize dengan menggunakan perintah-perintah dalam bahaa script, peragkat lunak SIG menyediakan fasilitas untuk berkomunikasi dengan perangkat lunak lain, SIG sangat membantu pekerjaan yang erat kaitannya dengan bidang spasial dan geoinformatika.

(41)

3.3.2 Hambatan-Hambatan Yang Dialami Dalam Pelaksanaan Kegiatan

Ekstensifikasi Dengan Menggunakan SISMIOP Dan SIG Di KPP

Pratama Karees.

1. Hambatan Dalam Sistem Manajemen Informasi Objek Pajak

(SISMIOP)

Berdasaran pengalaman penulis dalam melakukan kerja praktek ada beberapa hambatan-hambatan yang ditemui. Hambatan-hambatan dan permasalahan yang terjadi dapat disebabkan oleh beberapa faktor sebagai berikut :

1. Faktor dari Wajib Pajak Wajib Pajak tidak memenuhi persyaratan Sebelum mengajukan permohonan pelayanan PBB, Wajib Pajak seharusnya melengkapi terlebih dahulu persyaratannya. Tetapi terkadang ada Wajib Pajak yang tidak melengkapi persyaratan tersebut dengan jelas, benar, lengkap serta ditandatangani. Hal ini tentu saja akan menghambat penyelesaian urusan yang diajukan oleh Wajib Pajak tersebut.

2. Faktor Kelalaian Pegawai KPP

(42)

bangunan pada lembar LSPOP. Sehingga kadang ada bangunan dengan jumlah lantai seharusnya lebih dari satu hanya ditulis satu lantai. Hal ini dapat diketahui dengan membandingkan antara luas bangunan dengan luas tanah tempat bangunan berdiri.Kelalaian lainnya adalah dalam hal pengisian penjagaan. Hal tersebut dibuktikan sendiri oleh penulis ketika melakukan kegiatan entri data banyak objek pajak hasil pendataan lapangan yang sudah dientri kemudian muncul lagi data objek pajak yang sama tetapi hasil dari salinan data kantor.

3. Waktu penyelesaian urusan yang lama

Untuk menyelesaikan urusan pendaftaran Objek Pajak baru, mutasi dan pembetulan, KP PBB Bandung membutuhkan waktu sekitar satu bulan. Mengingat pertumbuhan Kota Bandung yang cukup tinggi dan masyaratnya yang dinamis tentu saja faktor kecepatan dan ketepatan KP PBB dalam menyelesaikan setiap urusan yang diajukan Wajib Pajak menjadi sangat penting. Hal ini secara tidak langsung mempengaruhi citra KP PBB karena banyak Wajib Pajak yang mengelukan tentang lamanya proses penyelesaian urusan pelayanan PBB.

2. Hambatan Dalam Yang Dialami Sistem Informasi Geografis (SIG)

(43)

ke lokasi belum berupa rute atau anak panah yang mengikuti jalan kesentra lokasi lain, melainkan dalam aplikasi terdapat menu layout yang menyediakan arah mata angin, yaitu barat, timur, selatan dan utara.

3.3.3 Alternatif Pemecahan Masalah Terhadap Hambatan-Hambatan Yang

Dialami Oleh KPP Pratama Karees Dalam Pelaksanaan Kegiatan

Ekstensifikasi Dengan Menggunakan SISMIOPDan SIG.

1. Dengan Menggunakan Sistem Manajemen Informasi Objek Pajak

(SISMIOP)

Berbekal ilmu dan pengalaman yang dimiliki, penulis mencoba memberikan beberapa alternatif pemecahan dari masalah yang tersebut di atas, diantaranya:

1. Sebaiknya disaat Wajib Pajak diharuskan melengkapi persyaratan untuk mengajukan permohonan pelayanan PBB, seksi-seksi dalam KP PBB seharusnya lebih menekankan kepada Wajib Pajak untuk melengkapi persyaratan tersebut dengan jelas, benar, lengkap serta ditandatangani agar tidak menghambat proses pelayanannya dan demi kenyamanan semua pihak.

(44)

3. Melihat kondisi Kota Bandung dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi yang berdampak pada perubahan tanah dan/atau bangunan yang dimiliki Wajib Pajak tentunya harus disesuaikan dengan waktu penyelesaian pelayanan yang cepat pula agar kelambanan, kelalaian, dan ketidakluwesan dalam penyelesaian tugas dapat dihindarkan. Mempercepat proses penyelesaian pelayanan dapat dilakukan dengan pembagian kerja yang efektif kepada setiap pegawai.

2. Dengan Menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG)

Berdasarkan analisa dan implementasi Sistem Informasi Georafis, sistem informasi geografis masih memiliki kekurangan, maka ditemukan alternatif pemecahan masalah dari hambatan-hambatan yang dialami, alternatif-alternatifnya adalah

1. Data yang diinputkan harus akurat terutama data spasial seperti koordinat lokasi. Hal ini berpengaruh dalam keberadaan lokasi dalam peta dan di lapangan.

2. Untuk pengembangan lebih lanjut, setelah penghitungan jarak, penunjukkan arah lokasi bisa dikembangkan menggunakan rute (misal anak panah) yang mengikuti jalan kelokasi sentra industri lain yang dituju.

(45)

BAB IV

PENUTUP

4.1. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian yang telah dibahas pada bab-bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Kegiatan utama yang dilakukan pegawai kantor pelayanan pajak khususnya dibidang ekstensifikasi adalah mendata objek pajak dengan tujuan untuk memperoleh data objek dan subjek PBB.

2. Hambatan-hambatan yang dialami dalam kegiatan ekstensifikasi dengan menggunakan SISMIOP disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya Faktor dari Wajib Pajak tidak memenuhi persyaratan, Kelalaian Pegawai KPP, Waktu penyelesaian urusan yang lama, sedangkan apabila menggunakan SIG disebabkan kelemahan pada user dalam perhitungan jarak.

(46)

4.2. SARAN

Dari hasil tinjauan penulis selama melaksanakan kerja praktek pada KPP Pratama Bandung Karees, penulis mempunyai saran yang akan disampaikan, yaitu:

1. Untuk memudahkan dalam pelaksanaan kegiatan ekstensifikasi objek PBB kantor pelayanan pajak memang lebih baik menggunakan aplikasi SISMIOP dan SIG dalam pendataan objek PBB karena SISMIOP dan SIG merupakan basis data yang akurat dan up to date, sehingga pelaksanaanya dapat lebih seragam, sederhana, cepat dan efisien.

2. SISMIOP memiliki kelemahan yaitu tidak dapat memvisualisasikan data spasial objek pajak. Untuk itu dibuat sebuah sistem yang terintegrasi ke dalam SISMIOP yang dapat membantu untuk melakukan analisis data spasial. Sistem tersebut adalah Sistem Informasi Geografi (SIG), untuk itu lebih baik apabila SISMIOP dilengkapi dengan SIG sehingga dapat saling melengkapi kekurangan dalam setiap sistem yang ada.

(47)

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Pajak. (2009). “Pajak Bumi dan Bangunan” dalam http://www.bppk.depkeu.go.id/index.php/pajak-bumi-dan

bangunan. html, diakses tanggal 2 Februari 2009.

Judisseno. (2001). “Perpajakan”. Jakarta:PT. Gramedia Pustaka Utama

Kartasapoetra. (2008). “Pajak Bumi dan Bangunan Prosedur danPelaksanaannya”. Jakarta: Bina Aksara

Mardiasmo. (2002). “Perpajakan”. Yogyakarta: Andi

Masri, S.(2003). “Metode Penelitian Survei”. Jakarta: Gramedia

Munawir.(2003).“Aplikasi SISMIOP dan SIG”.Yogyakarta: Liberty

Muttaqin, Z. (2004). ”Perpajakan Indonesia; Pembahasan sesuai dengan Ketentuan perundang – undangan Perpajakan dan Aturan Pelaksanaan Perpajakan Terbaru”. Jakarta: Salemba Empat (PT. Salemba Emban Patria)

Prianti. (2008).“Pendataan Objek Pajak Bumi dan Bangunan”. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Rochmat, S. (2001). “Pajak Bumi dan Bangunan”. Bandung: Refika Aditama Siti,R.(2004). “Perpajakan Teori dan Kasus”. Jakarta: Salemba Empat (PT.

Salemba Emban Patria)

Suparlan.(2006). “Pengukuran Luas Bidang Tanah untuk Keperluan PBB”. Tesis. Bandung: Departemen Teknik Geodesi. Institut Tegnologi Bandung. Penurunan Ikonos Orthoproduct untuk Meningkatkan Ketelitian

Tika,P. (2004). “Metode Penelitian Geografis”. Jakarta : GramediaPustaka Utama Undang-Undang No.12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan j.o

(48)
(49)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Anna Marianna

NIM : 21108175

Tempat/Tgl.Lahir : Bandung, 23 Agustus 1990

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Kristen Protestan

Alamat : Jl. Lebak 1 No.216 / 125 Kiaracondong Bandung

Telp : 085759471274

Status : Mahasiswi

Pendidikan :

Tahun Pendidikan Keterangan

1996-2002 SDN Babakan Surabaya Selatan 14 Lulus dan Berijazah

2002-2005 SMPN 27 Bandung Lulus dan Berijazah

2005-2008 SMA Santa Maria 2 Bandung Lulus dan Berijazah

2008-Sekarang Universitas Komputer Indonesia Masih tercatat sebagai

Mahasiswi Jurusan

Akuntansi Fakultas

Referensi

Dokumen terkait

Sistem Manajemen Informasi Objek Pajak (SISMIOP) merupakan sistem yang terintegrasi untuk mengolah informasi atau data objek pajak dan subjek Pajak Bumi dan Bangunan

laporan Kerja Praktek ini yang berjudul Pelaksanaan Standar Operating Procedure (SOP) SPPT dan Pengurangan PBB pada KPP Pratama Bandung Cicadas.. 1.2 Maksud

---Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-14/PJ/2007 tentang. Pelaksanaan Ekstensifikasi WP

Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor : SE-06/PJ.9/2001 Tentang Pelaksanaan. Ekstensifikasi Wajib Pajak Dan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan kegiatan ekstensifikasi yang dilakukan telah berjalan sesuai dengan prosedur dan yang

Kepala Seksi Ekstensifikasi Perpajakan membuat konsep rencana kerja termasuk didalamnya petunjuk dan langkah-langkah yang harus ditempuh untuk pelaksanaan pembinaan, edukasi

g) Pelaksanaan penyelesaian permohonan surat keterangan Nilai Jual Objek Pajak h) Pelaksanaan penerbitan Daftar Nominatif untuk Usulan SP3 PSL Ekstensifikasi 6. Seksi

Gambar 3.10 Stempel Sumber: Bagian Seksi Pelayanan 3.3 Data-data yang Diperlukan Data-data yang diperlukan selama kerja praktik di bagian seksi pelayanan Kantor Pelayanan Pajak