• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prinsip Umum Pengembangan Kurikulum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Prinsip Umum Pengembangan Kurikulum"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PRINSIP UMUM PENGEMBANGAN KURIKULUM

DOSEN PEMBIMBING : Prof. Dr. H. Muhaimin, M.A

Mukhlis Fahrudin, M.si

DISUSUN OLEH :

Ayusta Maulana P. 12110020

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

(2)

KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang dalam kami sampaikan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai dengan yang diharapkan. Kami juga bersyukur atas rizki dan kesehatan yang telah diberikan oleh-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini.

Makalah ini disusun untuk diajukan sebagai salah satu tugas mata kuliah pengembangan kurikulum dengan judul “Prinsip Umum Pengembangan Kurikulum”. Kami mengakui bahwa dalam menyusun makalah ini tidak dapat diselesaikan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Prof. Dr. H. Muhaimin, M.A ,selaku dosen pembimbing utama mata kuliah

pengembangan kurikulum di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang 2. Bapak Mukhlis Fahrudin, M.si ,selaku dosen pembimbing.

Kami menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat dalam makalah ini. Untuk itu penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak. Semoga makalah ini memberikan informasi bagi pembaca dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penididikan adalah sarana penting yang digunakan untuk mengembangkan potensi manusia. Proses pendidikan pada saat ini sudah mendapatkan perhatian dari pihak pemerintahan suatu negara secara langsung. Pemerintah berhak menentukan dan menetapkan berbagai macam kebijakan yang akan diterapkan kepada segala macam unsur yang berkaitan dengan pendidikan. Pendidikan dilaksanakan oleh berbagai macam lembaga, baik itu lembaga yang didirikan oleh negara, oleh lembaga swasta, maupun oleh perseorangan. Lembaga pendidikan tersebut tetap diwajibkan mengikuti berbagai macam regulasi yang ditetapkan oleh pemerintah secara keseluruhan.

Salah satu komponen utama di dalam pelaksanaan pendidikan, yaitu kurikulum. Kurikulum berfungsi sebagai acuan utama pendidikan yang secara eksplisit memuat tujuan, dan isi pendidikan secara universal. Kurikulum disusun berdasarkan dengan kondisi yang ada. Kurikulum juga diharapkan mampu untuk menghasilkan hasil pendidikan (output proses pendidikan) yang memiliki kompetensi sesuai dengan tuntutan zaman.

(4)

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan prinsip umum pengembangan kurikulum?

2. Apa saja yang termasuk dalam prinsip umum pengembangan kurikulum?

1.3 Tujuan

1. Untuk memahami prinsip umum pengembangan kurikulum

(5)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Prinsip Umum Pengembangan Kurikulum

Secara istilah, kurikulum adalah sejumlah pengetahuan atau kemampuan yang harus ditempuh atau diselesaikan siswa guna mencapai tingkatan tertentu secara formal dan dapat dipertanggung jawabkan. Para ahli mengartikan kurikulum itu yaitu1:

1. Menurut Nasution, Kurikulum adalah suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses belajar mengajar di bawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf pengajarnya.

2. Menurut Grayson (1978), kurikulum adalah suatu perencanaan untuk mendapatkan keluaran (out- comes) yang diharapkan dari suatu pembelajaran. 3. Menurut Harsono (2005), kurikulum merupakan gagasan pendidikan yang

diekpresikan dalam praktik. Dalam bahasa latin, kurikulum berarti track atau jalur pacu. Saat ini definisi kurikulum semakin berkembang, sehingga yang dimaksud kurikulum tidak hanya gagasan pendidikan tetapi juga termasuk seluruh program pembelajaran yang terencana dari suatu institusi pendidikan. 4. John Dewey 1902;5kurikulum dapat diartikan sebagai pengajian di sekolah

dengan mengambil kira kandungan dari masa lampau hingga masa kini. Pembentukan kurikulum menekankan kepetingn dan keperluan masyarakat. 5. Frank Bobbit 1918, Kurikulum dapat diartikan keseluruhan pengalaman, yang

tak terarah dan terarah, terumpu kepada perkembangan kebolehan individu atau satu siri latihan pengalaman langsung secara sedar digunakan oleh sekolah untuk melengkap dan menyempurnakan pendedahannya. Konsep beliau menekankan kepada pemupukan perkembangan individu melalui segala pengalaman termasuk pengalaman yang dirancangkan oleh sekolah.

Jadi, kurikulum itu merupakan suatu usaha terencana dan terorganisir untuk menciptakan suatu pengalaman belajar pada siswa dibawah tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan untuk mencapai suatu tujuan. Pengertian kurikulum secara luas tidak hanya berupa mata pelajaran atau kegiatan-kegiatan belajar siswa saja tetapi segala hal yang berpengaruh terhadap pembentukan pribadi anak sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan.

(6)

Secara gramatikal, prinsip berarti asas, dasar, keyakinan, dan pendirian. Dari pengertian ini tersirat makna bahwa kata prinsip menunjukkan pada sesuatu yang mendasar, harus diperhatikan, memiliki sifat mengatur dan mengarahkan, serta sesuatu yang biasanya selalu ada atau terjadi pada situasi dan kondisi serupa. Ini berarti bahwa prinsip itu memiliki fungsi yang sangat penting dalam kaitanya dengan keberadaan sesuatu2.

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, prinsip dapat diartikan sebagai: (1) asas (kebenaran yg menjadi pokok dasar berpikir, bertindak, dan sebagainya); (2) dasar. Secara gramatikal prinsip bararti asas, dasar, keyakinan, dan pendirian. Dari pengertian di atas tersirat makna bahwa kata prinsip itu menunjukan pada suatu hal yang sangat penting, mendasar, harus diperhatikan, memiliki sifat mengatur dan mengarahkan, serta sesuatu yang biasanya selalu ada atau terjadi pada situasi dan kondisi yang serupa. Dari pengertian dan makna prinsip di atas, terlihat bahwa prinsip itu memiliki fungsi yang sangat penting dalam kaitannya dengan keberadaan sesuatu. Dengan mengenali dan memperhatikan prinsip, maka akan bisa menjadikan sesuatu itu kebih efektif dan efisien. Prinsip juga mencerminkan tentang hakikat yang dikandung oleh sesuatu, mungkin produk atau proses, dan bersifat memberikan rambu-rambu aturan main yang jelas, yang harus diikuti untuk mencapai tujuan yang benar.

Pengembangan kurikulum adalah istilah yang komprehensif, didalamnya mencakup: perencanaan, penerapan dan evaluasi. Perencanaan kurikulum adalah langkah awal membangun kurikulum ketika pekerja kurikulum membuat keputusan dan mengambil tindakan untuk menghasilkan perencanaan yang akan digunakan oleh guru dan peserta didik. Dalam pengembangan kurikulum, tidak hanya melibatkan orang yang terkait langsung dengan dunia pendidikan saja, namun di dalamnya melibatkan banyak orang3.

Dari uraian di atas, prinsip pengembangan kurikulum mengandung pengertian tentang berbagai hal yang harus dijadikan sebagai pedoman dalam menentukan berbagai hal yang terkait dengan pengembangan kurikulum, terutama dalam fase perencanaan kurikulum, karena dalam tahap perencanaan, prinsip-prinsip tersebut sangat penting dalam pengembangan kurikulum. Namun demikian, tahap implementasi dan tahap evaluasi juga tetap menjadi tahap yang penting dalam pengembangan kurikulum. Esensi dari pengembangan kurikulam adalah proses identifikasi, analisis, sintesis, evaluasi, pengambilan keputusan dan kreasi elemen-elemen kurikulum. Agar pengembangan kurikulum itu bisa berjalan secara efektif dan efisien, maka dalam bekerjanya para pengembang harus

2. Hamid S. Hasan, Evaluasi Kurikulum. Jakarta : P2LPTK, 1988. hal. 63

(7)

memperhatikan prinsip pengembangan kurikulum. Dengan berpegang pada prinsip-prinsip pengembangan kurikulum tersebut, para pengembang kurikulum akan dapat bekerja secara lebih terarah dan hasilnya dapat dipertanggungjawabkan. Selain itu, adanya berbagai prinsip dalam kurikulum dan pengembangannya merupakan suatu ciri bahwa kurikulum itu merupakan suatu area atau suatu lapangan studi4.

Seseorang bisa menjadikan sesuatu itu lebih efektif dan efesien dengan cara memahami suatu prinsip. Prinsip juga mencerminkan hakikat yang dikandungnya, baik dalam input maupun outputnya, dan juga memiliki sifat memberikan rambu-rambu terhadap tujuan yang ingin dicapai. Sehingga dapat ditarik kesimpulan, prinsip-prinsip pengembangan kurikulum merupakan berbagai hal yang harus dijadikan patokan dalam menentukan hal-hal yang berkenaan dengan pengembangan kurikulum, terlebih dalam fase perencanaan kurikulum. Esensi dari pengembangan kurikulum adalah proses identifikasi, analisis, sintesis, evaluasi, pengambilan keputusan, dan kreasi elemen-elemen kurikulum.

Sumber prinsip menunjukkan darimana asal muasal lahirnya suatu prinsip. Dari berbagai literatur, ada empat sumber prinsip pengembangan kurikulum:

1. Data Empiris, data empiris menunjukkan yang terdokumentasi dan terbukti efektif.

2. Data Eksperimen, data ini menunjuk pada temuan-temuan hasil penelitian. Data penelitian merupakan data yang dipandang valid dan reliabel, sehingga tingkat kebenarannya lebih meyakinkan untuk dijadikan prinsip dalam pengembangan kurikulum.

3. Cerita/ legenda yang hidup dimasyarakat, data ini juga termasuk efektif untuk memecahkan masalah-masalah kehidupan yang kompleks.

4. Akal Sehat, hal ini digunakan untuk mempertimbangkan dan penilaian terhadap hasil penelitian yang didapat.

Dalam fakta kehidupan data yang diperoleh dari hasil penelitian itu sifatnya sangat terbatas. Selain itu juga banyak data lainnya yang diperoleh dari bukan hasil penelitian yang juga terbukti efektif untuk memecahkan masalah-masalah kehidupan yang kompleks,diantaranya yaitu adat atau kebiaaan yang ada di kehidupan masyarakat, dan hasil pertimbangan pemikiran umum dengan intuisi atau akal sehat. Bahkan pada beberapa

(8)

kejadian, data yang diperoleh dari hasil penelitian dapat digunakan setelah melalui proses pertimbangan dan penilaian akal sehat.

Pada prinsipnya, empat jenis data diatas dapat digunakan atau dimanfaatkan bagi kegiatan pengembangan kurikulum sebagai prinsip yang akan dijadikan pegangan.

Nana Syaodih Sukmadinata dalam bukunya Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek (2004) menyebutkan beberapa sumber pengembangan kurikulum diantaranya ialah5:

1. Kehidupan dan pekerjaan orang dewasa, di mana isi kurikulum disesuaikan sebagai persiapan anak untuk menjalani kehidupan dan pekerjaan orang dewasa.

2. Budaya masyarakat, termasuk di dalamnya semua disiplin ilmu yang ada sebagai pengetahuan ilmiah, nilai-nilai, perilaku, benda material dan unsur kebudayaan lainnya.

3. Anak, sebagai pusat atau sumber kegiatan pembelajaran. Perhatian dalam menyusun pengembangan kurikulum bukan sesuatu yang akan diberikan pada anak tapi bagaimana potensi yang ada pada anak dapat dikembangkan secara optimal.

4. Pengalaman penyusunan kurikulum sebelumnya, baik sesuatu yang negatif maupun hasil evaluasi positif atas pelaksanaan kurikulum sebelumnya.

5. Tata nilai di masyarakat, termasuk nilai-nilai apa saja yang akan diajarkan di sekolah atau dalam pelaksanaan kurikulum.

Kekuasaan sosial-politik tertentu termasuk lembaga, arah kebijakan dan produk-produk politik berupa peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2.2 Prinsip-Prinsip Umum Pengembangan Kurikulum

Seperti halnya Wina Sanjaya, Nana Syaodih mengemukakan lima prinsip dalam pengembangan kurikulum, yaitu6 :

1. Prinsip Relevansi

5. Nana Syaodih, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung : Remaja Rosdakarya, 2000. Hal. 46

(9)

Prinsip relevansi adalah prinsip kesesuaian. Kurikulum merupakan rel-nya pendidikan yang membawa siswa menuju hidup yang sesuai dengan nilai-nilai yang ada di masyarakat serta membekali siswa supaya mempunyai afektif, kognitif, dan psikomotor yang sesuai dengan tuntutan, kebutuhan dan harapan masyarakat. Oleh sebab itu, pengalaman-pengalaman belajar yang disusun dalam kurikulum harus relevan dengan kebutuhan masyarakat. Terdapat dua macam prinsip relevansi, yaitu:

a. Relevansi internal

Relevansi internal merupakan prinsip pengembangan kurikulum yang menyatakan bahwa setiap kurikulum harus memiliki keserasian diantara komponen-komponennya, yaitu keserasian antara tujuan yang harus dicapai, isi, materi atau pengalaman belajar yang harus dimiliki siswa, strategi atau metode yang digunakan serta alat penilaian untuk melihat ketercapaian tujuan. Relevansi internal ini menunjukkan keutuhan suatu kurikulum.

b. Relevansi eksternal

Relevansi eksternal berkaitan dengan keserasian antara tujuan, isi, dan proses belajar siswa yang tercakup dalam kurikulum dengan kebutuhan dan tuntutan yang ada di masyarakat. Terdapat tiga macam relevansi eksternal, yaitu:

i. Relevan dengan lingkungan hidup peserta didik (relevansi sosiologis). Proses pengembangan dan penetapan isi kurikulum hendaklah disesuaikan dengan kondisi lingkungan sekitar siswa. Contohnya: untuk siswa yang ada di perkotaan perlu diperkenalkan kehidupan di lingkungan kota, seperti heterogenitas penduduk dan rambu-rambu lalu lintas, pelayanan-pelayanan publik dan lain sebagainya.

(10)

kehidupan sekarang dan yang akan datang, penggunaan komputer dan internet akan menjadi salah satu kebutuhan, maka siswa harus diajarkan tentang bagaimana cara memanfaatkan komputer dan bagaimana cara mendapatkan informasi dari internet.

iii. Relevan dengan tuntutan dunia pekerjaan dan tuntutan potensi peserta didik (relevansi psikologis). Materi kurikulum yang diajarkan di sekolah harus mampu memenuhi dunia kerja. Untuk memenuhi prinsip relevansi ini, maka dalam proses pengembangannya sebelum ditentukan materi kurikulum yang bagaimana yang akan digunakan, perlu dilakukan studi atau survei kebutuhan dan tuntutan masyarakat, atau melakukan studi tentang jenis-jenis pekerjaan yang dibutuhkan oleh setiap lembaga atau instansi.

2. Prinsip Fleksibilitas

Kurikulum yang kaku atau tidak fleksibel akan sulit diterapkan. Apa yang diharapkan dalam kurikulum ideal kadang-kadang tidak sesuai dengan kondisi kenyataan yang ada. Oleh karena itu, kurikulum harus fleksibel. Prinsip fleksibilitas artinya bahwa kurikulum itu harus lentur dan tidak kaku, terutama dalam hal pelaksanaannya, dalam pengembangan kurikulum mengusahakan agar apa yang dihasilkan memiliki sifat luwes, lentur dan fleksibel dalam pelaksanaannya, memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian berdasarkan situasi dan kondisi tempat dan waktu yang selalu berkembang, serta kemampuan dan latar bekang peserta didik. Kurikulum mempersiapkan anak didik untuk kehidupan sekarang dan yang akan datang, di sini dan di tempat lain, bagi anak yang memiliki latar belakang dan kemampuan yang berbeda. Prinsip fleksibilitas dalam pengembangan kurikulum harus dilihat dari dua sisi, yaitu7 :

i. Fleksibel bagi guru, yang artinya kurikulum harus memberikan ruang gerak bagi guru untuk mengembangkan program pengajarannya sesuai dengan kondisi yang ada.

ii. Fleksibel bagi siswa, artinya kurikulum harus menyediakan berbagai kemungkinan program pilihan sesuai dengan bakat dan minat siswa.

3. Prinsip Kontinuitas (Berkesinambungan)

(11)

Perkembangan dan proses belajar anak berlangsung secara berkesinambungan, tidak terputus-putus atau berhenti-henti. Prinsip kontinuitas yaitu adanya kesinambungan dalam kurikulum, baik secara vertikal, maupun secara horizontal. Oleh karena itu, pengalaman-pengalaman belajar yang disediakan kurikulum juga hendaknya berkesinambungan antara satu tingkat kelas, dengan kelas lainnya, antara satu jenjang pendidikan dengan jenjang lainnya, juga antara jenjang pendidikan dengan pekerjaan. Dalam penyusunan materi pelajaran, perlu dijaga agar apa yang diperlukan untuk mempelajari suatu materi pelajaran pada jenjang yang lebih tinggi, dasar ilmu pengetahuannya telah diberikan dan dikuasai oleh siswa pada waktu mereka berada pada jenjang sebelumnya. Selain itu, prinsip ini juga berguna untuk menjaga agar tidak terjadi pengulangan materi pelajaran yang mengakibatkan program pengajaran tidak efisien. Untuk menjaga agar prinsip kontinuitas itu berjalan, maka perlu adanya komunikasi dan kerja sama yang konstruktif antara para pengembang kurikulum pada setiap jenjang pendidikan, baik pada jenjang sekolah dasar, jenjang SMP, jenjang SMA/SMK, dan bahkan dengan para pengembang kurikulum di tingkat perguruan tinggi.

4. Prinsip Praktis

(12)

5. Prinsip Efektivitas

Prinsip efektivitas merujuk pada pengertian kurikulum itu selalu berorientasi pada tujuan tertentu yang ingin dicapai. Walaupun kurikulum tersebut harus murah dan sederhana tetapi keberhasilan pencapaian tujuan tetap harus diperhatikan. Keberhasilan pelaksanaan kurikulum ini baik secara kuantitas maupun kualitas. Pengembangan suatu kurikulum tidak dapat dilepaskan dan merupakan penjabaran dari perencanaan pendidikan. Perencanaan dibidang pendidikan juga merupakan bagian yang dijabarkan dari kebijakan-kebijakan pemerintah di bidang pendidikan. Keberhasilan kurikulum akan mempengaruhi keberhasilan pendidikan. Prinsip efektivitas mengusahakan agar kegiatan pengembangan kurikulum mencapai tujuan tanpa adanya kegiatan yang mubazir, baik secara kualitas maupun kuantitas. Oleh karena itu, tujuan yang ingin dicapai dari pengembangan kurikulum harus jelas. Kejelasan tujuan akan mengarahkan pada pemilihan dan penentuan isi, metode dan sistem evaluasi serta model kurikulum apa yang akan digunakan serta akan mempermudah dalam implementasi kurikulum itu sendiri.

Contoh penerapan prinsip efektivitas ini sebagai berikut: apabila guru menetapkan dalam satu semester harus menyelesaikan sepuluh program pembelajaran sesuai dengan pedoman kurikulum, ternyata dalam jangka waktu tersebut hanya dapat menyelesaikan enam program saja, berarti dapat dikatakan bahwa pelaksanaan program itu tidak efektif. Contoh lainnya: apabila ditetapkan dalam satu semester siswa harus dapat mencapai sejumlah tujuan pembelajaran, ternyata hanya sebagian saja dapat dicapai siswa, maka dapat dikatakan bahwa, proses pembelajaran siswa tidak efektif.8

Pada literatur lainnya, Olivia, (1992 : 31-45) mengajukan sepuluh prinsip umum pengembangan kurikulum. dalam hal ini, ia menggunakan istilah axioms, untuk mewakili keragaman karakteristik tipe prinsip. Kesepuluh prinsip dari Olivia ini memberikan gambaran yang lebih lanjut tentang hakikat keberadaan kurikulum dan proses pengembangannya. Adapun kesepuluh prinsip tersebut ialah9 :

8. Y. Suyitno, Landasan Psikologis Pendidikan. Bandung : Tim MKDP Landasan Pendidikan UPI, 2007. Hal. 70

9. Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, Kurikulum dan

(13)

1. Perubahan Kurikulum adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari, dan bahkan diperlukan.

2. Kurikulum merupakan produk dari suatu masa.

3. Perubahan Kurikulum masa lalu sering terdaapat secara bersamaan bahkan tumpang tindih dengan perubahan kurikulum yang terjadi pada masa kini. 4. Perubahan kurikulum akan terjadi dan berhasil sebagai akibat perubahan pada

orang-orang atau masyarakat.

5. Pengembangan kurikulum adalah kegiatan kerja sama kelompok.

6. Pengembangan kurikulum pada dasarnya adalah proses menentukan pilihan dari sekian alternative yang ada.

7. Pengembangan kurikulum adalah kegiatan yang tidak pernah berakhir. 8. Pengembangan kurikulum akan berhasil jika dilakukan secara komprehensif. 9. Pengembangan kurikulum dilakukan dengan proses yang sistematis.

10. Pengembangan Kurikulum berangkat dari kurikulum yang ada.

Olivia menjelaskan bahwa sistem pendidikan termasuk kurikulum, semestinya memberikan respon terhadap perubahan yang terjadi pada masyarakat. Terjadinya perubahan kurikulum merupakan suatu hal yang normal,bahkan perubahan kurikulum itu diperlukan sebagai konsekuensi dari adanya perubahan lingkungan. Untuk itulah, pengembang kurikulum memiliki tanggung jawab untuk mengupayakan perbaikan kurikulum yang sifatnya berkelanjutan, atau continuous improvement in curriculum.

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan

Pengembangan kurikulum adalah istilah yang komprehensif, didalamnya mencakup: perencanaan, penerapan dan evaluasi. Perencanaan kurikulum adalah langkah awal membangun kurikulum ketika pekerja kurikulum membuat keputusan dan mengambil tindakan untuk menghasilkan perencanaan yang akan digunakan oleh guru dan peserta didik. Dalam pengembangan kurikulum, tidak hanya melibatkan orang yang terkait langsung dengan dunia pendidikan saja, namun di dalamnya melibatkan banyak orang. Nana Syaodih mengemukakan lima prinsip dalam pengembangan kurikulum, yaitu :

(14)

3.2 Saran

Dalam proses penulisan makalah ini tentunya akan ditemukan beberapa kekurangan dan kesalahan. Untuk itulah penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif dari pembaca, guna penyempurnaan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Hamalik,Oemar. 1990. Pengembangan Kurikulum, Bandung : Mandar Maju.

Hasan, S. Hamid. 1988. Evaluasi Kurikulum. Jakarta : P2LPTK

Nasution, S. 2014. Asas-Asas Kurikulum, Jakarta : Bumi Aksara

Suyitno, Y. 2007. Landasan Psikologis Pendidikan. Bandung : Tim MKDP Landasan

Pendidikan UPI

Syaodih, Nana. 2000. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung : Remaja

Rosdakarya.

Tim Pengembang, 2000. Kurikulum dan Pembelajaran Bandung : FIP UPI.

Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, 2012. Kurikulum dan Pembelajaran,

Referensi

Dokumen terkait

sedekah Surakarta, kemudian masih ada persoalan/tantangan yang belum dapat diselesaikan seperti yang dijelaskan oleh subjek RM, hal tersebut tidak menjadikan suatu

[r]

Modul Profesional Guru Pembelajar Mata Pelajaran Biologi Kelompok Kompetensi I yang berjudul Bioteknologi Sederhana disiapkan untuk guru pada kegiatan diklat baik

pengalaman beberapa negara, negara Skandinavia, pada model pakta-sosial yang ada berbasis pada kepentingan aspek yang sangat penting dari sudut modal atau organisasi buruh,

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis dan pembahasan mengenai controller dalam pengendalian penjualan guna meningkatkan efektivitas penjualan serta

Mulyasa juga memiliki pendapat hampir serupa dengan Hamid Darmadi mengenai teknik penilaian dalam pendidikan karakter, yakni dilakukan dengan berbagai model seperti

Peningkatan kadar hemiselulosa pada substrat diduga disebabkan oleh terjadinya degradasi lignin dan selulosa atau bahan penyusun kayu yang lain oleh satu isolat jamur

“Dalam enam kali tanding, kami hanya gagal satu kali memadamkan api,” kata Ahmad menceritakan kontes yang berlansung dua hari itu.. Timnya akhirnya bisa mengalahkan tim unggulan