ORGANISASI PEREMPUAN MAHARDHIKA
DI SUMATERA UTARA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebahagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
JELITA SIMBOLON NIM.3121121006
JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i ABSTRAK
JELITA SIMBOLON. NIM 3121121006. ORGANISASI PEREMPUAN MAHARDHIKA DI SUMATERA UTARA. SKRIPSI S-1 JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH. FAKULTAS ILMU SOSIAL. UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2016
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejarah berdirinya organisasi Perempuan Mahardhika di Sumatera Utara, peranan serta perkembangan organisasi Perempuan Mahardhika. Penelitian ini dilaksanakan di Kota Medan, Sumatera Utara. Untuk memperoleh data dalam penyusunan skripsi ini menggunakan metode penelitian lapangan (field researh) dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Serta menggunakan teknik observasi, dokumentasi dan wawancara yang menggunakan pedoman wawancara sebagai alatnya untuk memperoleh data yang di perlukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa organisasi Perempuan Mahardhika di sumatera utara berdiri pada tahun 2007 tepatnya di kota Medan. Organisasi Perempuan Mahardhika berdiri di kota Medan sampai saat ini. Jika di lihat dari kegiatan-kegiatan organisasi perempuan Mahardhika, organisasi ini mengalami perkembangan yang lambat jika melihat peluang besar organisasi perempuan di Sumatera Utara untuk berkembang. Dalam perjalanan organisasi, perempuan mahardhika melakukan banyak kegiatan-kegiatan untuk tetap eksis dalam masyarakat. Gerakan yang dilakukan dalam bidang pendidikan, advokasi dan kampanye politik. Organisasi Perempuan Mahardhika menganut paham feminis sosialis di mana budaya dan sistem kapitalisme menjadi sebahagian dari ketimpangan kesetaraan jender.
ii
KATA PENGANTAR
Segala Puji, hormat dan syukur penulis hantarkan kepada Tuhan Yang
Maha Esa atas segala rahmat yang senantiasa dicurahkan kepada penulis. Melalui
penyertaan-Nya penulis di mampukan menyelesaikan skripsi ini dengan judul
“Organisasi Perempuan Mahardhika Di Sumatera Utara”
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih
jauh dari kesempurnaan, baik dari cara penulisannya, penggunaan tata bahasa
bahkan dalam penyajiannya. Oleh sebab itu, penulis dengan segala kerendahan
hati menerima kritik dan saran yang bersifat membangun. Begitu banyak pihak
yang terlibat mendukung dalam penulisan sehingga penulis mampu
menyelesaikan skripsi ini. Oleh sebab itu penulis sepatutnya mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya, antara lain kepada:
1. Kedua orang tua saya: Jahotman Simbolon (Ayah) Dan Lustina Lumban
Gaol (Ibu), yang melahirkan membesarkan hingga pada saat ini. Menjadi
guru pertama yang kudapatkan di dunia ini, memberikan dukungn moril,
materi dan doa selalu kepada penulis. Serta 5 saudara yang saya miliki
yaitu Maruba Simbolon, Lilis Pebeyanty Simbolon, Petrus Simbolon,
Indah Simbolon, dan Wina Simbolon. Terima kasih untuk doa, semangat
dan dukungan yang kudapatkan hingga ku dewasa saat ini bahkan untuk
materi yang boleh ku terima dari kalian dalam penyelesaian study. Semoga
Tuhan membalas segala ketulusan yang kalian miliki. Saya sangat
iii
2. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri
Medan.
3. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial.
4. Bapak Drs. Yushar Tanjung, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Sejarah, dan dosen penguji serta dosen pembimbing akademik yang telah
banyak membantu dan memberi masukan kepada peneliti selama kuliah
hingga penyelesaian study. Semoga di berkati hingga usia tua
5. Bapak Drs. Ponirin, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi penulis.
Terimakasih untuk bimbingan dan semua yang telah Bapak berikan yang
sangat membantu dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Semoga
Bapak selalu sehat dan diberkati oleh Tuhan.
6. Ibu Dr. Syamsidar Tanjung, M.Si, selaku Dosen penguji atau pembanding
bebas yang banyak memberi inspirasi bagi peneliti.
7. Bapak Dr. Hidayat,M.Si selaku dosen penguji saya, semoga Tuhan
menambahkan berkah-Nya kepada bapak.
8. Seluruh staf pengajar di Fakultas Ilmu Sosial Unimed khususnya Jurusan
Pendidikan Sejarah yang selama ini telah memberikan ilmunya dengan
senang hati kepada penulis.
9. Seluruh anggota organisasi Perempuan Mahardhika di Kota Medan yang
turut ikut membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Untuk ka Tika
Manurung, ka Ida Hutauruk, Wiwik, ka Riama, ka Ressi, bang Irwanto
iv
10.Sahabat-Sahabat penulis di Five Girls (Eva Susanti, Lastrika Debora,
Sister Linier dan Dewi). Terimakasih untuk semua yang sudah saya terima
dari kalian, semoga kita bisa mencapai mimpi masing-masing. Seluruh
teman-teman kelas regular A pendidikan sejarah 2012 yang tidak bisa
penulis sebutkan satu per satu.
11.Teman-Teman PPL SMA N 1 Siantar Narumonda Porsea. Fiolina,
Herinopa, Grace, ka Ucy, Mariani, bang Jo, bang Dani, dll. Warna baru di
tempat yang baru, pengalaman baru, ilmu baru serta karakter baru yang
penulis temukan dengan kalian. Semangat untuk tugas akhirnya
teman-teman.
12.GmnI Unimed dan UKMKP, Bung Fauji, Fitra, Efendy, Bung Kafi, bung
Rio, bung Rentus, Okberima, Asnidar, Bg Jontri, Kak Rosani,
Terimakasih buat kebersamaan, ilmu yang membantu penulis berkembang
dalam pemikiran dan rohani.
13.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan. Terimakasih untuk setiap
motivasi serta canda tawa yang selalu menghibur penulis dalam
pengerjaan Skripsi ini.
Medan, Agustus 2016
v
B.1. Konsep organisasi Perempuan Mahardhika ... 12
B.1.1. Organisasi ... 12
B.1.2. Prinsip organisasi ... 15
B.1.3. Unsur-unsur dan tujuan organisasi ... 16
B.1.4. Perempuan Mahardhika ... 18
C. Kerangka Berpikir ... 22
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 24
A. Metode Penelitian ... 24
B. Lokasi Penelitian ... 24
C. Sumber Data ... 24
vi
E. Teknik Analisis Data ... 26
BAB IV. PEMBAHASAN ... 27
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 27
1. Gambaran Umum Sumatera Utara ... 27
2. Sejarah Singkat Sumatera Utara ... 28
3. Letak Geografis ... 29
4. Letak administratif ... 29
B. Berdirinya Organisasi Perempuan Mahardhika ... 31
1. Sejarah Berdirinya Organisasi Perempuan Mahardhika ... 31
a. Tujuan, prinsip dan fungsi organisasi ... 35
b. Keanggotaan ... 36
c. Paham organisasi ... 37
2. Organisasi Perempuan Mahardhika Di Medan Sumatera Utara . 38
3. Sruktur organisasi Perempuan Mahardhika di Medan Sumatera Utara ... 42
C. Perkembangan organisasi Perempuan Mahardhika di Medan Sumatera Utara ... 45
1. Perkembangan organisasi ... 45
2. Kendala-Kendala dalam Organisasi ... 48
a. Kendala internal ... 49
b. Kendala eksternal ... 51
3. Pandangan terhadap organisasi Perempuan Mahardhika ... 53
D. Peranan organisasi Perempuan Mahardhika dalam perjuangan perempuan di Medan Sumatera Utara ... 56
1. Program perjuangan Perempuan Mahardhika ... 57
a. Pendidikan/Kelompok Study ... 57
b. Kampanye dan advokasi ... 62
vii BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan ... 68 B. Saran ... 70
DAFTAR PUSTAKA ... 72 LAMPIRAN ...
viii
Daftar Singkatan
KND : Komite Nasional Daerah
JNPM :Jaringan Nasional Perempuan Mahardhika
PRD :Partai Rakyat Demokratik
STN :Serikat Tani Nasional
JAKER :Jaringan Kerja
LMND : Liga Mahasiswa Nasional Demokratik
KSP : Kelompok Study Mahasiswa
PAPERNAS : Partai Persatauan Nasional
KTM :Komisi Tani Menggugat
PPI :Partai Persatuan Indonesia
PPRM :Partai Persatuan Rakyat Miskin
SMI : Serikat Mahasiswa Indonesia
KIM :Kawasan Industri Medan
LSM : Lembaga Swadaya Masyarakat
CU : Coperasi Unit
HMI : Himpunan Mahasiswa Islam
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perempuan adalah mahkluk ciptaan Tuhan yang sederajat dengan laki-laki
hanya saja terdapat perbedaan fisik dan kodrat. Sebagai sesama manusia, laki laki
dan perempuan mempunyai peran yang sama di dalam masyarakat umum. Tetapi
tidak sedikit orang menganggap bahwa laki-laki dan perempuan itu berbeda dalam
segala bidang kehidupan. Perempuan dalam pemikiran banyak orang, khususnya
masyarakat biasa adalah mahkluk yang lemah, harus di lindungi laki-laki,
pekerjaan mereka hanya di kasur, dapur dan sumur. Pemikiran masyarakat awam
belum paham benar dengan tugas perempuan sebagai mahkluk sosial yang juga
bekerja di dalam masyarakat. Seringkali perempuan di asingkan dari kehidupan
politik, pendidikan umum, bahkan dalam dunia pekerjaan. Inilah kondisi sistem
yang banyak di jumpai dalam masyarakat. Kondisi seperti ini akan melahirkan
perlawanan yang di sebut gerakan oleh kaum perempuan yang ingin
membebaskan diri dari ikatan yang di anggap merugikan perempuan.
Gerakan perempuan pertama kali dilakukan pada abad-18 di negara Barat
seperti Prancis, Amerika dan Afrika. Dan pola dari gerakan ini hampir mirip
dengan pola pergerakan perempuan yang ada di Indonesia saat ini. Gerakan
perempuan di Indonesia sudah muncul pada zaman penjajahan Kolonial Belanda
sekitar tahun 1900-an yang pada masa itu Negara kita masih memakai nama
2
terhadap rakyat dan lahirnya kelompok cerdik akibat diterapkannya politik etis
telah melahirkan hasrat untuk merdeka dan kesadaran berorganisasi sebagai alat
perjuangan. Pergerakan perempuan di mulai dari perjuangan individu yang
berawal dari dalam keluarga. Adanya ketertindasan dan ketidakadilan yang di
alami kaum perempuan pertama kali di dalam keluarga, sehingga mereka merasa
ingin melawan sistem yang menindas diri mereka sebagai seorang perempuan.
Salah satu tokoh pelopor yang sering kita dengar ialah Raden Ajeng Kartini
dengan tulisan-tulisan yang berhasil dibukukan .
Selain Kartini ada Dewi Sartika seorang pejuang perempuan, kemudian
ada Cut Nyak Dien yang berasal dari Aceh, ikut bergerak melawan ketertindasan
oleh bangsa penjajah melalui kekuatan fisiknya. Njai Ageng Serang, Tjoet Meutia,
Rohana Kudus, dll. Awalnya pergerakan oleh kaum perempuan dilakukan oleh
individu dan beberapa perempuan. Semakin lama membentuk sebuah kelompok
dan berkembang menjadi lebih besar hingga disebut dengan organisasi.
Organisasi di jadikan sebagai wadah menyalurkan aspirasi perempuan
yang di anggap mampu memahami pemasalahan-permasalahan perempuan yang
sulit terselesaikan secara individual. Namun perempuan Indonesia sendiri masih
belum banyak yang ikut bergabung dalam organisasi perempuan. Hal ini
kemungkinan di sebabkan oleh adanya budaya patriarki yang di anut oleh banyak
masyarakat Indonesia. Ini yang menjadikan rendahnya kesadaran kaum
perempuan untuk menolak perlakuan sistem yang menjadikan mereka dalam
ketidakbebasan. Sehingga pergerakan perempuan bergerak secara lambat di
3
Organisasi perempuan pertama kali muncul di Indonesia tepatnya pada
masa penjajahan bangsa kolonial Belanda yakni pada tahun 1912 dengan nama
“Poetri Mardika”. Dimana pada awalnya pergerakan perempuan ini
memfokuskan perbaikan pada bidang kultural dan sosial. Semua itu di
latarbelakangi oleh rasa nasionalime yang berkembang akibat lamanya penjajahan
oleh bangsa asing. Kongres perempuan pertama kali di lakukan pada tanggal 22
-25 Desember yang di kenal saat ini sebagai Hari Ibu. Kemudian ada organisasi
Aisyah pada Tahun 1920-an.
Sebelum masa Orde Lama yakni di masa pemerintahan Soekarno
organisasi perempuan yang muncul tetap di dukung oleh pemerintah. Salah satu
organisasi yang muncul ialah organisasi Gerakan Wanita Sedar (GERWIS).
Kemudian berubah nama menjadi Gerakan Wanita Indonesia yang mencakup
kegiatan-kegiatan berbagai aspek di bidang ekonomi, sosial, keluarga, pendidikan,
budaya, kepemimpinan, dan politik. Ada organisasi Wanita Marhaen, Persatuan
Wanita Indonesia dan lain-lain.
Sedangkan pada masa pemerintahan orde baru di bawah kekuasaan
presiden Soeharto, semua organisasi perempuan di kontrol oleh pemerintah.
Dalam hal ini sering di katakan masa penghancuran gerakan perempuan dimana
aktivitas semua organisasi perempuan di batasi. Mereka hanya boleh
menyelenggarakan pertemuan-pertemuan penggajian, boleh menjalankan
kegiatan amal untuk perempuan miskin tetapi mereka tidak boleh mengungkapkan
4
organisasi- organisasi perempuan yang independen sekalipun telah kehilangan
seluruh kekuatan mereka.
Karakter organisasi perempuan di masa orde baru dapat di lihat dalam
bidang ideologi bahwa perempuan adalah sebagai istri pendamping setia suami,
ibu pendidik anak, dan Pembina generasi muda penerus bangsa, pengatur rumah
tangga. Mereka hanya sebagai pekerja yang menambah penghasilan keluarga dan
sebagai anggota masyarakat yang berguna. Tidak berjuang untuk hak-hak kaum
perempuan, berbicara mengenai penindasan berarti mempertanyakan politik
pemerintah dan hal itu adalah perbuatan yang tabu. Kegiatan- kegiatan utamanya
seperti membuat karangan bunga, masak-memasak, mengikuti
penataran-penataran indoktrinasi ideologi negara. Organisasi perempuan juga memiliki
kewajiban untuk mengumpulkan dukungan untuk partai tertentu dalam pemilihan
umum.
Wadah yang di sediakan oleh pemerintah adalah PKK ( Pendidikan
Kesejahteraan Keluarga) atau Dharma Wanita yang bersifat terikat pada
pemerintah. Jadi oganisasi ini tidak di ijinkan untuk bergerak bebas sebagaimana
organisasi perempuan sebelumnya. Dan yang menjadi bagian keanggotaan dari
organisasi di bawah pemerintahan adalah para istri-istri pegawai pemerintah yang
mendukung keberhasilan pembangunan pada masa itu.
Berakhirnya masa orde baru dan di mulainya masa reformasi
kemungkinan besar banyak organisasi perempuan yang mulai berdiri. Sebab kita
5
Jadi dapat kita lihat juga banyak perubahan-perubahan yang terjadi era reformasi.
Kebebasan manusia berekspresi tetapi tetap di bawah naungan hukum Negara,
sangat jauh berbeda dengan masa sebelumnya. Gerakan perubahan yang lebih
baik dalam segala bidang dan untuk semua kalangan, baik dalam hal sosial,
budaya, ekonomi, politik, pendidikan dengan tidak memandang kalangan. Hal
inilah yang melatarbelakangi banyaknya organisasi perempuan di berbagai
daerah kota-kota di Indonesia.
Melihat kondisi dan masalah-masalah yang terjadi di era modern saat ini,
ternyata kita perlu untuk belajar dengan baik. Salah satu cara yang dapat
dilakukan adalah belajar dalam lingkungan organisasi. Belajar dari hal sederhana
maka perlu juga mempelajari mengenai kehidupan perempuan itu sendiri. Banyak
organisasi perempuan sebagai tempat belajar dan memahami kajian-kajian
perempuan. Organisasi perempuan itu sangat perlu, mengingat bagimana sejarah
perempuan adalah kaum yang paling lama di tindas di dalam lingkungan sekitar.
Di Sumatera Utara, banyak berdiri organisasi-organisasi perempuan.
Kaum perempuan juga banyak mendiami wilayah Sumatera Utara yang bekerja
sebagai Petani, Pembantu, ibu-ibu rumah tangga dan sebagai buruh di
pabrik-pabrik dll. Organisasi perempuan yang pernah berjaya di Sumatera Utara adalah
Gerakan Wanita Indonesia dan organisasi Aisiyah. Sama halnya, mereka dengan
organisasi pada umumnya yaitu memberikan pendidikan pada masyarakat sebagai
6
Organisasi perempuan yang muncul pada era reformasi tahun 2003 salah
satunya adalah organisasi Perempuan Mahardhika berpusat di Jakarta. Organisasi
ini selama 13 tahun telah membentuk cabang di 9 kota, dan 7 provinsi. Salah
satu cabang di antaranya adalah kota Medan. Di Sumatera Utara organisasi ini
hanya terbentuk di Medan. Organisasi Perempuan Mahardhika mulai berdiri di
Kota Medan sejak tahun 2008 sampai saat ini. Layaknya sebagaimana organisasi
biasa, Perempuan Mahardhika mempunyai anggaran dasar. Organisasi ini
bergerak di bidang sosial, pendidikan dan ekonomi. Selain itu, organisasi ini
juga berjuang untuk kaum buruh perempuan yang bekerja di
perusahaan-perusahaan Kota Medan dan masih banyak lagi yang di lakukan khusus berbicara
perempuan. Perkembangan organisasi ini sedikit mengalami kelambanan, hal ini
di sebabkan karena minimnya pendidikan perempuan yang kemungkinan besar
menyebabkan rendahnya kesadaran perempuan-perempuan di kota ini. Serta
tidak ada yang menuliskan bagaimana gerakan organisasi
perempuan paska reformasi saat ini.
Hal di ataslah yang menjadi ketertarikan peneliti untuk mengkaji mengenai
“Perkembangan Organisasi Perempuan Mahardhika Di Sumatera Utara
7 B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis dapat
mengidentifikasikan beberapa masalah yaitu:
1. Latar belakang munculnya gerakan perempuan
2. Munculnya Organisasi Perempuan Mahardhika di Sumatera Utara
3. Program organisasi perempuan Mahardhika di Sumatera Utara
4. Pengaruh organisasi Perempuan Mahardhika di Sumatera Utara
5. Kondisi organisasi Perempuan Mahardhika di Sumatera Utara
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka penelitian ini dibatasi
mengenai:
1. Berdirinya organisasi Perempuan Mahardhika di Sumatera Utara
2. Peranan organisasi “Perempuan Mahardhika” terhadap perjuangan
perempuan di Sumatera Utara
3. Perkembangan organisasi “Perempuan Mahardika” di Sumatera Utara
D. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah berdirinya organisasi Perempuan Mahardika di Sumatera
Utara ?
2. Bagaimana peranan organisasi Perempuan Mahardhika terhadap perjuangan
perempuan di Sumatera Utara?
3. Bagaiamana perkembangan organisasi Perempuan Mahardika di Sumatera
8 E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui sejarah berdirinya organisasi Perempuan Mahardhika di
Sumatera Utara
2. Untuk mengetahui peranan organisasi Perempuan Mahardhika terhadap
perjuangan perempuan di Sumatera Utara
3. Untuk mengetahui perkembangan organisasi Perempuan Mahardhika di
Indonesia khususnya di Sumatera Utara.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini di lakukan dengan harapan dapat memberikan manfaat
sebagai berikut:
1. Menambah wawasan peneliti mengenai pergerakan organisasi perempuan
yang ada di Sumatera Utara
2. Untuk menambah pengetahuan atau informasi bagi para pembaca baik dari
kalangan mahasiswa maupun masyarakat umum khususnya perempuan
tentang pergerakan organisasi perempuan di Indonesia dan daerah-daerah
penyebaran organisasi ini.
3. Memperkaya informasi bagi masyarakat khususnya perempuan-perempuan
secara umum mengenai organisasi dalam gerakan perempuan
4. Sebagai bahan referensi dan acuan bagi peneliti berikutnya dan juga
menjadi bahan perbandingan terhadap hasil-hasil penelitian yang ada
68 BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemahaman akan jender adalah perlu untuk diketahui oleh masyarakat
secara umum. Melihat peristiwa-peristiwa yang terjadi pada banyak perempuan
menjadi korban kekerasan rumah tangga, perkosaan, pembedaan kinerja dan
lainnya. maka organisasi perempuan merupakan salah satu cara untuk
memberikan pemahaman. Adapun yang menjadi kesimpulan penulis dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Organisasi Perempuan Mahardhika berdiri pada tahun 2007di kota Medan
Sumatera Utara. organisasi perempuan mahardhika merupakan organisasi
khusus berbicara mengenai kajian-kajian perempuan. Mengingat masalah
perempuan era modern ini semakin banyak dijumpai di lingkungan
masyarakat. Maka perempuan mahardhika berdiri sebagai salah satu
sarana untuk perempuan sebagai tempat belajar, memahami dan mengerti
kedudukan itu sendiri.
2. Melihat kesetaraan jender dewasa ini menjadi topik pembicaraan di
banyak diskusi, adalah baik untuk dipahami oleh perempuan. Memahami
bukan berarti langsung menerapkan langsung secara penuh dalam
kehidupan sehari-hari. Mengingat masyarakat Indonesia juga adalah
masyarakat berbudaya dan beradab, sehingga pemahaman kedudukan
69
3. Organisasi Perempuan Mahardhika berdiri tahun 2007 di kota Medan.
Pada awalnya memiliki basis di Labuhan Batu dan Siantar. Dalam
beberapa tahun kemudian basis yang ada di Labuhan Batu dan Siantar
tidak aktif. Hal ini di sebabkan sulitnya sarana transportasi dari Medan
Siantar Labuhan Batu yang memakan biaya besar dan waktu yang banyak.
Organisasi ini saat ini berdiri hanya di kota Medan Sumater Utara. Jika
pada tahun-tahun awal jumalah anggota dari Labuhan Batu 55 orang, di
Siantar 35 orang dan di Medan sendiri hanya 10 orang. Saat ini organisasi
ini hanya berdiri di kota Medan dan tahun 20015/2016, organisasi
memiliki anggota di kota Medan kurang lebih 100 orang. Terjadi
perkembangan secara perlahan dalam organisasi ini. Hal ini wajar saja,
melihat kondisi di lapangan yang lumayan sulit untuk di jangkau.
4. Organisasi Perempuan Mahardhika komite Medan melakukan gerakan
dalam pengembangan organisasi dan prinsip organisasi dengan berbagai
cara. Melakukan kegiatan pendidikan dengan membentuk kelompok
belajar dan diskusi bersama perempuan-perempuan di kota Medan.
Melakukan diskusi dalam beberapa dunia kampus yang ada di kota Medan
UMSU, UIN, ITM dan kerjasama seminar formal seperti bersama USU,
UNIMED dll.
5. Organisasi Perempuan Mahardhika juga melakukan kegiatan advokasi dan
kampanye politik bagi buruh perempuan dan perempuan-perempuan tani.
Serta permasalahan-permasalahan tanah rakyat yang dianggap tidak adil
70 B. Saran
Dari uraian- uraian diatas terlihat bagaimana Perempuan Mahardhika
sebagai organisasi massa perempuan yang bergerak untuk membantu perempuan
dengan ketidakadilan yang di alami dalam dunia pekerjaan, politik, budaya serta
penyadaran bagi yang masih buta akan pemahaman perempuan sebagai salah satu
elemen yang sangat penting dalam kehidupan sosial masyarakat. Untuk itu, akhir
tulisan ini penulis sangat mengharapkan hal-hal sebagai berikut:
1. Dalam sejarah lokal/daerah, hendaknya tokoh-tokoh akademisi maupun
penulis memperhatikan kajian perempuan baik dalam bentuk individual
maupun kelompok. Karena kajian mengenai perempuan masih dianggap
kurang perlu untuk di tulis dan di kaji. Seperti Ir. Soekarno mengatakan
dalam simpatinya terhadap kaum perempuan bahwa masalah perempuan
adalah masalah bangsa.
2. Dalam proses penulisan ini, penulis mengalami kendala dalam proses
penemuan sumber yang tertulis. Terkhusus untuk Perempuan Mahardhika
sebagai organisasi secara administrasi supaya lebih di perbaiki ke depan.
Kedepannya apabila ada yang tertarik menuliskan kembali maka tidak
kesulitan dalam mencari informasi maupun datanya. Karena jika hanya
berharap dan berpatokan dengan wawancara, kemungkinan besar pasti
mengalami kesulitan dalam penemuan datanya atau kemungkinan besar
pelakunya tidak ada di tempat atau sudah berada di lokasi yang tak bisa di
71
3. Untuk kalangan masyarakat dan kaum perempuan, baik di dunia akademisi
ataupun di luar akademisi. Jangan terlalu anti terhadap jender, organisasi
ini ada bukan untuk mempropagandakan kearah yang tidak baik. Sebagai
kaum terpelajar kita di tuntut memahami dan mengenali apa yang ada di
depan mata kita. Jika itu baik maka lakukan sebaliknya jika itu tidak baik
maka berusahalah untuk mengubahnya supaya lebih baik. Jangan terlalu
mudah menuduh sesuatu itu tidak baik apabila kita belum mengenalnya.
4. Mari budayakan berpikir positif pada tempatya, memulai untuk adil sejak
dalam pikiran kita masing-masing walau itu sederhana setidaknya kita
72
DAFTAR PUSTAKA
Bungaran Antonius. 2013. Dampak Otonomi Daerah di Indonesia. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia
Davis, Dkk. 1992. Perilaku Dalam Organisasi . Jakarta: Penerbit Erlangga Dwidjowijoto Riant. 2004. Komunikasi Pemerintahan. Jakarta: Pt Gramedia Etzioni Amitai. 1985. Organisasi- Organisasi Modern. Jakarta: Penerbit
Universitas Indonesia
Hurlock Elizabeth.1980. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga
Komaruddin.1981. Analisa Organisasi Managemen Modern. Bandung: Rajawali Jakarta
Muhyadi. 2012. Dinamika Organisasi: Konsep Dan Aplikasinya Dalam Interaksi
Sosial. Yokyakarta: Penerbit Ombak
Murniati Nunuk. 2004. Getar Gender. Magelang: Indonesia Tera
Nuryanti Reni. 2011. Perempuan Berselimut Konflik:Perempuan Minagkabau Di
Masa Dewan Banteng Dan PRRI. Yokyakarta: Penerbit Tiara Wacana.
Ollenburger, dkk.1996. Sosiologi Wanita.Jakarta: PT. Rineka Cipta
Remisval, 2012. Menggugah Partisipasi Gender di Lingkungan Komunitas Lokal. Yokyakarta: Graha Ilmu.
Sendratari, Dkk. 2014. Sejarah Wanita. Yokyakarta: Graha Ilmu Sjamsuddin Helius.2012. Metodologi Sejarah. Yokyakarta: Ombak Suggiyono.2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta Sukarno. 2003. Sarinah.Yokyakarta: Yayasan Gema Indonesia
Tan Mely, Dkk. 1996. Perempuan Indonesia:Pemimpin Masa Depan. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
73
Sumber Internet:
http://reportasekampus.com/perdana-di-sumut-film-tanah-mama-diputar-di-kampus-usu/. di akses pada tanggal 20 Juni 2016.
http://sumutpos.co/hpplkn-minta-bpn-sumut-selektif-terbitkan-sertifikat/. Di akses pada tanggal 20 juni 2016.
http://dprd-sumutprov.go.id/index.php/blog/2015/03/rapat-dengar-pendapat-dengan-kelompok-tani-menggugat-ktm-kelompok-tani-arih-ersada-aron-balon-pt. Di akses tanggal 20 juni 2016.
http://serikat-tani-nasional.blogspot.co.id/2007/11/sumatera-utara-ratusan-petani-demo.html. Di akses tanggal 20 Juni 2016.