• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA SWASTA AL-ULUM MEDAN T.P 2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA SWASTA AL-ULUM MEDAN T.P 2015/2016."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI

POKOK SUHU DAN KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA SWASTA AL-ULUM MEDAN T.P 2015/2016

Oleh :

Fitrah Yani Pasaribu 4121121014

Program Studi Pendidikan Fisika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

ii

RIWAYAT HIDUP

Penulis yang bernama lengkap Fitrah Yani Pasaribu dilahirkan di Medan,

Sumatera Utara pada tanggal 09 Maret 1994. Ayah bernama Marayasin Pasaribu

dan Ibu bernama Sri mulyani. Penulis merupakan anak pertama dari dua

bersaudara. Pada tahun 2000, penulis masuk SD Min Sei Agul Medan dan lulus

pada tahun 2006. Pada tahun 2006, penulis melanjutkan ke MTS Swasta Al-ulum

dijalan Amaliun Medan dan lulus tahun 2009. Pada 2009, penulis melanjutkan

sekolah ke MAS Plus Al-ulum yang terletak dijalan Amaliun Medan dan lulus

pada tahun 2012. Pada tahun 2012, penulis di terima di program studi pendidikan

Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri

Medan dan tamat Oktober 2016. Penulis mengikuti organisasi HMI (himpunan

mahasiswa islam) dan penulis menjabat sebagai wakil bendahara umum HMI

(4)

iii

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI

POKOK SUHU DAN KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA SWASTA AL-ULUM MEDAN T.P 2015/2016

Fitrah Yani Pasaribu (NIM 4121121014) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem based learning terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa kelas X semester II pada materi Suhu dan Kalor di SMA Swasta Al-ulum Medan T.P. 2015/2016.

Jenis penelitian ini adalah quasi experiment. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas X SMA Swasta Al-ulum Medan T.P. 2015/2016. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling dengan mengambil 2 kelas sampel yaitu kelas X5 sebagai kelas eksperimen dan kelas X6 sebagai kelas kontrol. Untuk memperoleh data yang digunakan dalam penelitian ini digunakan tes kemampuan pemecahan masalah yakni tes uraian yang terdiri dari 10 item yang telah divalid kan oleh validator. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis varians satu jalur. Setelah diberikan perlakuan yang berbeda, kelas eksperimen dengan model problem based learningdan kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional, diperoleh hasil postes dengan hasil rata-rata kelas eksperimen 67,60 dan kelas kontrol 54,81.

Hasil penelitian diperoleh dari perhitungan ANAVA 1x1 dengan menggunakan SPSS 16.0 diperoleh taraf signifikan 0,000 dimana nilai ini lebih kecil dari signifikan diperoleh sebesar 0,05 dengan Fhitung > Ftabel yaitu 19.153 > 3,96, Maka Ho ditolak Ha diterima dengan kata lain bahwa kemampuan pemecahan masalah menunjukan model problem based learning di kelas eksperimen lebih baik dibadingkan model pembelajaran konvensional di kelas kontrol, berarti ada pengaruh yang signifikan dengan model problem based learning terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa kelas X semester II pada materi pokok Suhu dan Kalor di SMA Swasta Al-ulum Medan T.P. 2015/2016.

(5)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat

dan karunia-Nya penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik, skripsi berjudul “Pengaruh model Problem based Learning terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi pokok Suhu dan Kalor di kelas X SMA

Swasta Al-Ulum Medan T.P 2015/2016”, disusun untuk memperoleh gelar

sarjana pendidikan di jurusan fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada bapak

Winsyahputra Ritonga, S.Pd, M.Si sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah

banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal sampai

dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga di sampaikan

kepada bapak Drs. Juniar Hutahaean, M.Si, bapak Karya Sinulingg, M.Si, dan

bapak Drs. Rappel Situmorang, M.Si, selaku dosen pembanding yang telah

memberikan masukan dan saran-saran kepada penulis dalam penyusunan skripsi

ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada ibu Dr. Eva Marlina

Ginting, M. Si selaku dosen pembimbing Akademik dan, Alkhafi Maas Siregar,

M.Si selaku ketua jurusan Fisika dan bapak Drs. Juru Bahasa Sinuraya, M.Pd

selaku ketua prodi pendidikan Fisika, juga kepada seluruh bapak dan ibu dosen

beserta staf dan pegawai jurusan fisika FMIPA UNIMED yang telah banyak

membantu penulis. Ucapan terima kasih di sampaikan juga kepada Bapak

Dr.Asrin Lubis, M.Pd selaku dekan FMIPA Unimed.

Teristimewa penulis sampaikan terima kasih kepada Ayahanda Marayasin

Pasaribu, dan Ibunda Sri mulyani yang selalu memberikan dorongan, do’a,

semangat dan dana kepada saya selama menyelesaikan studi di Unimed, juga

teristimewa kepada adik kandung Ridho Setiawan Pasaribu yang selalu memberi

semangat kepada saya sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi ini. Juga

teristimewa saya ucapkan terima kasih kepada semua teman-teman kelas Fisika

Pendidikan B 2012 dan terkhusus Grup Genduy yang 8 serangkai yang selalu

(6)

v

dengan selesainya skripsi ini dan telah berjuang bersama dalam menyelesaikan

pendidikan di UNIMED dan terima kasih kepada teman saya Anju Fabrianti

Situmorang yang telah membantu saya.

Ucapan terima kasih kepada teman – teman sebimbingan skripsi Afrina

Sari Rambe, Meutia Sandra Deanika, dan Hariadi yang sama – sama berjuang

menyelesaikan skripsi kita. Terkhusus saya ucapkan terima kasih juga untuk

sahabat saya Dinie Rafiqie Sf yang telah memberi bantuan dan tidak lupa juga

saya ucapkan terima kasih kepada seluruh pengurus HMI Fmipa Unimed yang

telah memberikan semangat untuk saya yang tidak dapat saya sebutkan satu

persatu. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman PPL

disekolah Harapan Stabat yang memberi semangat, teristimewa untuk Putri Wira

Simpati, Novi Febriana Siahaan dan Shinta Sasmitha salah satu teman PPL

disekolah Harapan Stabat.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi

ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari isi maupun tata

bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca demi

sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini memperkaya khasanah ilmu

pendidikan kita.

Medan, Agustus 2016

Penulis

Fitrah Yani Pasaribu

(7)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel x

Daftar Lampiran xii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 4

1.3. Batasan Masalah 4

1.4. Rumusan Masalah 5

1.5. Tujuan Penelitian 5

1.6. Manfaat Penelitian 6

1.7. Definisi Operasional 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teoritis 8

2.1.1. Pengertian Belajar 8

2.1.2. Prinsip Belajar 9

2.1.3. Aktivitas Belajar 9

2.1.4. Hasil Belajar 11

2.2. Model Pembelajaran 13

2.2.1. Pengertian Model Problem based learning 14

2.2.2. Ciri-ciri Problem based learning 15

2.2.3. Tujuan ModelProblem based learning 15

2.2.4. Manfaat ModelProblem based learning 16

2.2.5. Sintaks Model Problem based learning 18

2.2.6. Kelebihan dan kekurangan Problem based learning 20 2.2.7. Lingkungan Belajar Pada Model Problem based learning 28 2.2.8. Teori Belajar yang melandasi model PBL 21

2.3. Kemampuan Pemecahan Masalah 22

2.4. Model Pembelajaran Konvensional 25

2.5. Materi Pembelajaran 25

2.5.1. Suhu 25

(8)

vii

2.5.3. Kalor 33

2.5.4. Perubahan Wujud Zat 35

2.6. Penelitian yang Relevan 40

2.7. Kerangka Konseptual 42

2.8. Hipotesis Penelitian 44

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 45

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 45

3.2.1. Populasi Penelitian 45

3.2.2. Sampel Penelitian 45

3.3. Variabel Penelitian 45

3.4. Jenis dan Desain Penelitian 46

3.4.1. Jenis Penelitian 46

3.4.2. Desain Penelitian 46

3.5. Prosedur Penelitian 47

3.6. Instrumen Penelitian 49

3.6.1. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 49

3.6.2. Lembar Aktivitas 50

3.6.3. Lembar Angket Siswa 50

3.6.4. Lembar Wawancara Guru 50

3.7. Validitas 51

3.7.1. Validitas Isi 51

3.8. Teknik Analisis Data 51

3.8.1. Menghitung Nilai Rata-rata, Simpangan Bak, dan Varians 51

3.8.2. Uji Normalitas 52

3.8.3. Uji Homogenitas 53

3.8.4. Uji Hipotesis 53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian 57

4.1.1. Deskripsi Data Penelitian 57

4.1.1.1. Data Pretes KPM Kelas Eksperimen dan Kontrol 57

4.1.1.2. Pengujian Analisis Data 58

4.1.1.3. Nilai Rata-rata, Varians dan Standar Deviasi 59

4.1.1.4. Uji Normalitas Data Pretes 59

4.1.1.5. Uji Homogenitas Data Pretes 59

4.1.1.6. Pengujian Hipotesis Penelitian Eksperimen 60

4.1.2. Proses Perlakuan 60

(9)

viii

4.1.2.2. Uji Normalitas Data Postest 61

4.1.2.3. Uji Homogenitas Data Postes 61

4.1.2.4. Uji Hipotesis ( Uji Anava satu jalur ) 62 4.1.2.5. Data Hasil Kemampuan KPM melalui Butir Soal 63

4.1.2.6. Tahapan Tingkat KPM Pada Siswa 72

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian 77

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 82

5.2. Saran 83

(10)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Rancangan Pembelajaran Problem Based Learning 17

Gambar 2.2 Skala-skala Pada Berbagai Termometer 26

Gambar 2.3 Pemuaian panjang 27

Gambar 2.4 Pemuaian luas 28

Gambar 2.5 Pemuaian volume 29

Gambar 2.6 Grafik antara tekanan dan volume gas pada suhu konstan 31

Gambar 2.7 Kalor bentuk energi yang berpindah 33

Gambar 2.8 Peristiwa Perubahan Wujud 36

Gambar 2.9 Perpindahan kalor secara konveksi 39

Gambar 3.1.Skema Prosedur Penelitian 48

Gambar 4.1 Diagram Batang Data Pretest KPM 58

Kelas Eksperimen dan Kontrol

Gambar 4.2 Diagram Batang Data Postes KPM 61

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Gambar 4.3 Diagram Batang Kemampuan Memahami Masalah 74

Gambar 4.4Diagram Batang Kemampuan Perencanaan 75

Pemecahan Masalah

Gambar 4.5 Diagram Batang Kemampuan Penyelesaian Masalah 76

(11)

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Sintaks pembelajaran berdasarkan masalah 18

Tabel 2.2 Konversi Skala Termometer 26

Tabel 2.3 Koefisien Pemuaian Berbagai Zat 28

Tabel 2.4 Sifat-Sifat Wujud Zat 35

Tabel 2.5 Perubahan Wujud Zat 36

Tabel 2.6 Penelitian yang Relevan 39

Tabel 3.1 Two group pretest - postest design 46

Tabel 3.2 Tabel Kisi - Kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa 49

Tabel 3.3. Kriteria Tuntas/Tidak Tuntas Hasil Belajar Siswa 50

Tabel 3.4. Langkah-langkah analisis Varians (ANAVA) 1 jalur 55

Tabel 4.1 Data pretes KPM 57

Tabel 4.2 Nilai Rata – Rata, Varians dan Standar Deviasi 59

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Data Pretes 59

Tabel 4.4 Hasil Uji Homogenitas Data Pretes 59

Tabel 4.5 Ringkasan Perhitungan Uji t Pretes 60

Tabel 4.6 Data Postes KPM Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 61

Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Data Postest 62

Tabel 4.8 Hasil Homogenitas Uji Data Postest 63

Tabel 4.9 Uji Hipotesis Untuk Postest 64

Tabel 4.10 Hasil Tahapan Indikator Kemampuan Memahami Masalah 73

(12)

xi

Tabel 4.11 Hasil Persentase Tingkat Kemampuan Perencanaan 75

Penyelesaian Masalah

Tabel 4.12 Tingkat Kemampuan Penyelesaian Masalah 76

(13)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 01 87

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 01 97

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 02 104

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 02 116

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 03 123

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 03 133

Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 04 140

Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 04 150

Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa I 157

Lampiran 6 Lembar Kerja Siswa II 161

Lampiran 7 Lembar Kerja Siswa III 165

Lampiran 8 Lembar Kerja Siswa IV 169

Lampiran 9 Kisi – Kisi soal 173

Lampiran 10 Instrumen Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 191

Lampiran 11 Distribusi Nilai Pretes Kelas Eksperimen 195

Lampiran 12 Distribusi Nilai Postest Kelas Eksperimen 197

Lampiran 13 Distribusi Nilai Pretes Kelas Kontrol 199

Lampiran 14 Distribusi Nilai Postest Kelas Kontrol 201

Lampiran 15 Normalitas Pretest dan Postes Kelas Eksperimen 203

Lampiran 16 Normalitas Pretest dan Postest Kelas Kontrol 206

Lampiran 17 Perhitungan Rata-rata, Varians dan Standar Devisi 209

Lampiran 18 Uji Normalitas 215

(14)

xiii

Lampiran 20 Uji Kesamaan Rata-rata Pretes Uji t satu pihak 220

Lampiran 21 Uji Hipotesis Untuk Postest 223

Lampiran 22 Tabel Wilayah Luas Bawah Kurva Normal 0 ke z 239

Lampiran 23 Daftar Nilai Kritis Uji Liliefors 240

Lampiran 24 Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi f 241

Lampiran 25 Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi t 243

Lampiran 26 Pedoman Penskoran 244

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah

Salah satu permasalahan yang saat ini sedang dialami oleh bangsa Indonesia

adalah tentang peningkatan mutu pendidikan. Hal ini berkaitan dengan bagaimana

output dari pendidikan nantinya mampu menghadapi persaingan global. Pendidikan memegang peran penting bagi setiap negara karena pendidikan

merupakan salah satu sarana dalam pembentukan sumber daya manusia (SDM)

yang berkualitas. Kualitas pendidikan Indonesia berada diperingkat ke-64 dari 120

negara diseluruh dunia berdasarkan laporan tahunan UNESCO Education For All

Global Monotoring Report 2014. Sedangkan berdasarkan Indeks Perkembangan Pendidikan (Education Development Index, EDI), Indonesia berada pada

peringkat ke- 69 dari 127 negara pada tahun 2011 (Usaid, 2013). Penyebab

rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia salah satunya adalah lemahnya proses

pembelajaran (Taufik, 2010).

Salah satu mata pelajaran yang memiliki nilai rendah adalah mata pelajaran

fisika. Fisika sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah merupakan mata

pelajaran yang sangat berguna dan banyak memberi bantuan dalam berbagai

aspek kehidupan. Fisika merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA),

yaitu suatu ilmu yang mempelajari gejala dan peristiwa atau fenomena alam serta

berusaha untuk mengungkap rahasia dan hukum alam semesta. Ada dua hal yang

berkaitan dengan fisika yang tidak terpisahkan, yaitu fisika sebagai produk

(berupa fakta, konsep, prinsip, hukum dan teori) dan fisika sebagai proses (kerja

ilmiah). Oleh karena itu, Pembelajaran fisika adalah pembelajaran yang tidak

mengabaikan hakikat fisika sebagai sains. Hakikat sains yang dimaksud meliputi

produk, proses, dan sikap ilmiah. Pembelajaran fisika seharusnya dapat

memberikan pengalaman langsung pada siswa sehingga menambah kemampuan

dalam mengkonstruksi, memahami, dan menerapkan konsep yang telah dipelajari.

Dengan demikian, siswa akan terlatih menemukan sendiri berbagai konsep

(16)

2

masalah. Hal ini pula yang menjadi salah satu tujuan pembelajaran fisika itu

sendiri, yaitu mengembangkan kemampuan bernalar dalam berpikir analisis

induktif dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip fisika untuk

menjelaskan berbagai peristiwa alam dan menyelesaikan masalah baik secara

kualitatif dan kuantitatif (Heriawan, 2014)

Dari informasi yang diperoleh berdasarkan hasil wawancara guru fisika

dikelas X SMA Swasta Al-ulum Medan didapat bahwa minat siswa terhadap

pelajaran fisika dikatakan masih dalam masuk kategori sedang, namun banyak

siswa yang belum mampu mendapatkan hasil ulangan harian ataupun ujian

melampaui batas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) yang telah ditetapkan, hal

ini disebabkan karena siswa hanya menghapal rumus fisika saja, tidak memahami

konsep fisikanya dan kemampuan dasar matematika yang masih lemah. Guru

tersebut juga menambahkan bahwa berdasarkan hasil nilai dari ujian semester

ganjil yang baru dilaksanakan menujukkan bahwa hanya 30% siswa yang

mendapatkan nilai diatas KKM yaitu 60. Selain melakukan wawancara dengan

guru fisika, pembagian angket juga dilakukan kepada siswa dalam 1 kelas

berjumlah 41 orang. Berdasarkan hasil angket diperoleh bahwa 37,5% (16 siswa)

menganggap bahwa pelajaran fisika itu biasa saja, 62,5% (25 siswa) menganggap

bahwa pelajaran fisika itu sulit, 23,7% siswa menyatakan bahwa kegiatan

pembelajaran kadang-kadang yang menggunakan alat peraga/demonstrasi yang

berhubungan dengan materi fisika.

Menurut Chi dalam sujarwanto (2014) kemampuan pemecahan masalah

merupakan aktivitas kognitif kompleks yang di dalamnya termasuk mendapatkan

informasi dan mengorganisasikan dalam bentuk struktur pengetahuan. Pada

bidang fisika, pemecahan masalah fisika berkenaan dengan konsep fisika. Faktor

yang mempengaruhi pemecahan masalah fisika adalah struktur pengetahuan yang

dimiliki siswa untuk memecahkan masalah dan karakter permasalahan. Karakter

permasalahan di antaranya ditunjukkan oleh format representasi soal yang

disajikan. Perbedaan antara siswa yang memiliki kemampuan rendah (novice) dan

tinggi (expert) dalam pemecahan masalah fisika adalah bagaimana siswa

(17)

3

konsep dengan konsep yang lain ketika memecahkan masalah. Siswa yang

memiliki kemampuan tinggi dalam pemecahan masalah fisika cenderung

menggunakan argumen kualitatif berdasarkan konsep fisika yang mendasari

masalah (deep feature), mengevaluasi solusi, dan cenderung menggunakan alat

bantu representasi. Hal sebaliknya, siswa yang memiliki kemampuan rendah

dalam pemecahan masalah fisika cenderung mengenali masalah bedasarkan sajian

masalah (surface feature), tidak melakukan evaluasi, dan cenderung

menggunakan rumus dalam memecahkan masalah.

Dalam hal ini diperlukan salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan

tersebut di atas dimana proses pembelajaran ini berpusat kepada siswa, sehingga

dapat melibatkan siswa secara aktif, dan memperhatikan kemampuan siswa. Salah

satu alternatif model pembelajaran yang memungkinkan diterapkan yaitu dengan

model problem based learning. Pada model problem based learning siswa

dituntut untuk melakukan pemecahan masalah-masalah yang disajikan dengan

cara menggali informasi sebanyak-banyaknya, kemudian menganalisis dan

mencari solusi dari permasalahan yang ada. Model problem based learning

mengorientasikan siswa kepada masalah, multidisiplin, menuntut kerjasama

dalam penelitian, dan menghasilkan karya. Problem based learning tidak

dirancang untuk membantu guru menyampaikan informasi dengan jumlah besar

kepada siswa.

Berdasarkan hasil penerapan model PBL ini sebelumnya sudah diteliti oleh

beberapa peneliti seperti Fredy Tambunan (2015) menerapkan model problem

based learning di SMA Negeri 1 Bangun Purba hasil penelitian tersebut masih sangat rendah dalam kemampuan pemecahan masalah pada siswa. Penelitian

tersebut terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa, namun dalam

pelaksanaannya peneliti tersebut hanya melihat hasil belajar siswa tanpa

memperhatikan aktivitas siswa dalam pembelajaran. Sedangkan menurut

penelitian Heriawan (2014) menerapkan model creative problem based learning

terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa dengan hasil penelitian nilai

rata-rata kemampuan pemecahan masalah fisika siswa di kelas eksperimen 17.91

(18)

4

kualifikasi sangat rendah. Selanjutnya Dewi (2014) dengan hasil penelitian nilai

rata-rata kemampuan pemecahan masalah fisika siswa di kelas eksperimen

dinyatakan meningkat dari kelas kontrol. Dari ketiga peneliti terdahulu dapat

disimpulkan bahwa adanya pengaruh signifikan dengan model problem based

learning pada kemampuan pemecahan masalah siswa.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian perihal tentang “Pengaruh model problem based learning (PBL) terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi pokok Suhu Dan Kalor di kelas X Semester II SMA Swasta Al-Ulum Medan T.P. 2015/2016”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas beberapa masalah yang dapat

diidentifikasikan dari masalah yang ada di sekolah tersebut yaitu :

1. Proses pembelajaran fisika yang masih bersifat teacher-oriented.

2. Model dan metode pembelajaran yang kurang bervariasi, sehingga siswa

merasakan situasi belajar yang membosankan.

3. Rendahnya pemahaman siswa terhadap kemampuan pemecahan masalah

dalam pembelajaran fisika.

4. Siswa menganggap pelajaran fisika hanya menghafal rumus dan soal hitungan.

1.3Batasan Masalah

Pembatasan masalah dilakukan berdasarkan beberapa pertimbangan,

sehingga memungkinkan tujuan penelitian. Batasan masalah dalam penelitian ini

adalah :

1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model problem based learning

(PBL) dan pembelajaran konvensional.

2. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X semester II SMA Swasta Al-Ulum

Medan T.P 2015/2016.

(19)

5

4. Hasil belajar yang akan diteliti hanya pada aspek kognitif kemampuan

pemecahan masalah.

1.4Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah diatas yang menjadi rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah :

1. Bagaimana tingkat kemampuan pemecahan masalah siswa yang diajarkan

dengan penerapan model Problem Based Learning (PBL) pada materi pokok

Suhu dan Kalor di kelas X Semester II SMA Swasta Al-ulum T.P.

2015/2016?

2. Bagaimana tingkat kemampuan pemecahan masalah siswa yang diajarkan

dengan penerapan model pembelajaran konvensional pada materi pokok Suhu

dan Kalor di kelas X Semester II SMA Swasta Al-ulum T.P. 2015/2016?

3. Bagaimana pengaruh model problem based learning (PBL) dengan model

pembelajaran konvensional terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa

pada materi Suhu dan Kalor di kelas X Semester II SMA Swasta Al-Ulum

T.P. 2015/2016?

1.5Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :

1. Mengetahui tingkat kemampuan pemecahan masalah siswa yang diajarkan

dengan penerapan model problem based learning terhadap kemampuan

pemecahan masalah siswa pada materi pokok Suhu dan Kalor di kelas X

Semester II di SMA Swasta Al-Ulum T.P. 2015/2016

2. Mengetahui tingkat kemampuan pemecahan masalah siswa yang diajarkan

dengan penerapan model konvensional terhadap kemampuan pemecahan

masalah siswa pada materi pokok Suhu dan Kalor di kelas X Semester II di

SMA Swasta Al-Ulum T.P. 2015/2016

3. Mengetahui pengaruh model problem based learning dengan model

pembelajaran konvensional terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa

untuk meningkatkan hasil belajar pada materi pokok Suhu dan Kalor di kelas X

(20)

6

1.6 Manfaat Penelitian

Setelah penelitian ini selesai dilaksanakan maka manfaat yang diharapkan

dari penelitian ini adalah :

1. Menambah pengetahuan dan memperluas wawasan peneliti tentang model

problem based learning yang dapat digunakan nantinya dalam mengajar. 2. Sebagai bahan informasi bagi guru fisika untuk memilih model pembelajaran

yang lebih baik dan tepat dalam proses belajar mengajar.

3. Sebagai bahan pembanding bagi peneliti berikutnya yang akan meneliti dengan

teknik yang sama.

1.7Definisi Operasional

Defenisi operasional merupakan suatu defenisi yang diberikan kepada suatu

variabel dengan cara memberikan arti atau memberikan suatu operasional yang

diperlukan untuk mengukur variabel. Dalam penelitian ini, digunakan

istilah-istilah sebagai berikut:

1. Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan

untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang),

merancang bahan – bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran

dikelas atau yang lain (Joyce et all, 2011).

2. Model Problem Based Learning (PBL) adalah suatu pendekatan pembelajaran

di mana siswa mengerjakan permasalahan yang autentik dengan maksud untuk

menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan

ketrampilan berpikir tingkat lebih tinggi, mengembangkan kemandirian dan

percaya diri (Arends, 2008).

3. Model pembelajaran konvensional (klasikal) adalah suatu model pengajaran

yang mencerminkan kemampuan utama guru. (Sagala, 2012)

4. Kemampuan pemecahan masalah merupakan aktivitas kognitif kompleks yang

di dalamnya termasuk mendapatkan informasi dan mengorganisasikan dalam

bentuk struktur pengetahuan Chi dan Glaser 1985 dalam sujarwanto (2014).

5. Aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental.

(21)

7

6. Hasil belajar adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan atau

(22)

82 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Tingkat kemampuan pemecahan masalah siswa yang diajarkan dengan model

Problem Based Learning pada materi pokok Suhu dan Kalor Kelas X Semester II SMA Swasta Al-ulum Medan T.P. 2015/2016 diperoleh nilai

pretes dengan tingkat kategori “sangat rendah” dan nilai postes dengan tingkat kategori “sedang”.

2. Tingkat kemampuan pemecahan masalah siswa yang diajarkan dengan

pembelajaran Konvensional pada materi pokok Suhu dan Kalor Kelas X

Semester II SMA Swasta Al-ulum T.P. 2015/2016 diperoleh nilai pretes

dengan tingkat kategori “sangat rendah” dan nilai postes dengan tingkat kategori “rendah”.

3. Berdasarkan hasil perhitungan uji anava 1x1 kemampuan pemecahan masalah

siswa pada kelas eksperimen lebih baik dari kemampuan pemecahan masalah

siswa kelas kontrol diperoleh dari signifikan sebesar 0,00 dimana nilai ini

lebih kecil dari signifikan sebesar 0,05 dengan Fhitung > Ftabel yaitu 19.153 >

3,96, berarti ada pengaruh model problem based learning terhadap

kemampuan pemecahan masalah siswa yang signifikan pada kelas X semester

II pada materi pokok Suhu dan Kalor di SMA Swasta Al-ulum Medan T.P.

2015/2016.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka sebagai tindak

lanjut dari penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut :

1. Kepada guru ataupun calon guru yang berencana menggunakan model

pembelajaran berbasis masalah supaya lebih banyak lagi mempersiapkan

(23)

83

lainnya yang menarik dan terkait pada materi pembelajaran sehingga siswa

lebih tertarik mengikuti pelajaran.

2. Hendaknya melakukan simulasi sebelum mencobakan model ini terhadap

siswa agar siswa lebih memahami dan terlatih dengan cara kerja model

pembelajaran ini ketika melakukan penelitian, sehingga model pembelajaran

berbasis masalah ini dapat diselesaikan tepat waktu.

3. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian dengan

menggunakan model pembelajaran berbasis masalah, sebaiknya menguasai

terlebih dahulu setiap sintaks yang terdapat dalam model, supaya kegiatan

pembelajaran dapat berlangsung dengan baik

4. Bagi peneliti selanjutnya hendaknya harus lebih tegas lagi dalam mengontrol

kelas saat melaksanakan diskusi kelompok sehingga kelas menjadi lebih

(24)

84

DAFTAR PUSTAKA

Abd El-Hay S.A., dan Abd-Allah S.A., (2015), Effect of Problem-Based Learning Strategy on Development of Problem Solving Skills among Undergraduate Nursing Students, Journal of Nursing and Health Science (IOSR-JNHS), 4(3) : 1-13.

Akınoğlu, Orhan and Ruhan Özkardeş Tandoğan,(2007).The Effects of Problem Based Active Learning in Science Education on Students’ Academic Achievement, Attitude and Concept Learning,Eurasia Journal of Mathematics Science & Technology Education, Vol 3 : hal 71-81.

Arends,R,I., (2008), Learning to teach,Salemba Humanika, Yogyakarta.

Dewi, P.,U.,S., Sadia, I.,W, (2014), Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika Melalui Pengendalian Bakat Numerik Siswa SMP, Journal Program Pasca Sarjana Pendidikan Fisika.Vol 4: hal 2-11.

Dimayati dan Mudjiono, (2013), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta.

Heriawan,K.,Wahyono,U., (2014). Pengaruh Model Pembelajaran Creative Problem Solving Terhadap kemampuan Memecahkan Masalah Fisika Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 4 Palu, Journal Perndidikan Fisika Tadulako.Vol 1 No 2 : ISSN 2338 3240.

Istarani,(2012), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Media Persada,Medan.

Joyce,B.,Weil,M., Calhoun,E., (2011).Models Of Teaching, Pustaka Belajar,Yogyakarta.

Kanginan,M., (2013), Fisika untuk SMA /MA Kelas X, Erlangga,Jakarta.

Muhibbinsyah, (2010), Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung, PT Remaja Rosdakarya.

Polya, G., (1985), How to Solve It 2nd ed., Princenton University Press, Pricenton.

Purwanto. (2011), Evaluasi Hasil Belajar, Pustaka belajar, Yogyakarta.

Purwoko, (2010), Fisika 1 SMA Kelas X, Yudhistira, Bogor.

(25)

85

Rusman, (2012), Model-Model Pembelajaran, Rajawali Press, Jakarta.

Sagala,S., (2012), Konsep dan Makna Pembelajaran, Alfabeta, Bandung.

Sardiman, A. M. (2011). Intraksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, Rajawali Press, Jakarta.

Slameto, (2010), Belajar Dan Faktor – Faktor Yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.

Sunardi, Zenab,S., (2013), Fisika untuk SMA/MA Kelas X (peminatan),Yrama Widya,Bandung.

Supiyanto, (2007), Fisika Untuk SMA kelas X. Phibeta, Jakarta.

Surjawanto, (2014), Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika Pada Modeling Instruction Pada Siswa SMA Kelas XI, Journal Pendidikan IPA Universitas Negeri Malang, Hal 65-78.

Tambunan, Fredy, (2015), Pengaruh Model problem Based Learning terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Suhu dan kalor di Kelas XI Semester II di SMA Negeri 1 Pematang Siantar, Journal Pendidikan IPA Universitas Negeri Medan, Hal 55.

Tanjung, Ratna.,Betty, (2013), Evaluasi Hasil Belajar Fisika, Unimed Press, Medan.

Taufik, Mohammad.,S.,N., (2010), Desain Model Pembelajaran untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah dalam pembelajaran IPA (Fisika) Sekolah Menengah Pertama di Kota Bandung, Journal pendidikan Fisika (IPA)

Universitas Padjajaran, Vol 13. , No.2, hal E31-E44, ISSN : 1410 – 9662

Trianto,(2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif Konsep, Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan,Kencana, Jakarta.

Wena,M., (2013), Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Penerbit Bumi Aksara,Jakarta.

(26)

Gambar

Tabel 4.11 Hasil Persentase Tingkat Kemampuan Perencanaan

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan uji beda (uji-t) diperoleh ada pengaruh yang signifikan penerapan model problem based learning terhadap hasil belajar

Dan dari hasil uji hipotesis diperoleh t hitung =1,934, dengan taraf signifikan α = 0,05 diperoleh t tabel = 1,676 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan

Hasil uji t diperoleh t hitung = 3.86 dan t tabel = 1.99 sehingga t hitung > t tabel maka H a diterima, yang berarti ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar

siswa yang memilik aktivitas tinggi lebih tinggi dari pada siswa yang memiliki aktivitas rendah diperoleh F hitung  5210,63 > F tabel  3,99, (3) terdapat

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) terdapat peningkatan yang signifikan kemampuan berfikir kreatif peserta didik pada taraf signifikan 0,05; (2) terdapat peningkatan

Hasil analisis menunjukkan bahwa T hitung = 0 lebih kecil dari T tabel dengan taraf signifikan 5% dengan N= 10 diperoleh T tabel sebesar 62 (T hitung <T tabel

Jurnal Pendidikan Tambusai | 808 Nilai kemampuan pemecahan masalah yang diperoleh dari perhitungan kemudian dikategorikan sesuai dengan Tabel 2 berikut ini: Tabel: 2 Kategori

Hasil perhitungan uji kesamaan nilai rata-rata pretest KPS kelas eskperimen dan kelas kontrol, diperoleh thitung < ttabel 0,47 < 1,99 dan hasil perhitungan uji kesamaan nilai rata-rata