MAKNA SIMBOL UNGKU SALIAHPADA KEDAI-KEDAI ETNIS MINANG PARIAMAN DI KELURAHAN BINJAI KECAMATAN MEDAN
DENAI
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
OLEH :
APRIANDO SAPUTRA 3123122006
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANTROPOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL
ABSTRAK
Apriando Saputra, NIM : 3123122006, Makna Simbol Ungku Saliah Pada Kedai-Kedai Etnis Minang Pariaman di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai. Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan 2016.
Foto kakek-kakek tua yang banyak terpajang di kedai-kedai milik etnis Minang Pariaman di perantauan adalah Ungku Saliah. Beliau merupakan ulama yang dikeramatkan oleh masyarakat Minang Pariaman.
Tujuan penulis meneliti makna simbol dari foto Ungku Saliah yakni banyak masyarakat yang tidak mengetahui makna simbol dari foto yang terpajang di kedai-kedai milik orang Minang Pariaman. Tujuan utama dari penelitian ini ialah untuk mencari tahu makna simbol foto Ungku Saliah yang banyak terpajang di kedai-kedai milik etnis Minang Pariaman.
Metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini ialah penelitian yang bersifat kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Data diperoleh dari teknik observasi, wawancara dengan beberapa informan, dokumentasi, dan studi kepustakaan.Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2016 sampai bulan Juni 2016 tempat Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa simbol foto Ungku Saliahyang dipajang pada kedai-kedai atau tempat usaha milik etnis Minang Pariaman di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan ialah memiliki makna sebagai pelaris dagang yakni dengan tujuan dagangan mereka akan laris terjual, kemudian sebagai penolak bala yakni dengan tujuan agar tempat usaha mereka terhindar dari hal-hal ghaib yang datang dari luar, serta sebagai pembawa keberuntungan yakni dengan tujuan agar nasib baik selalu datang serta jauh dari keburukan.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan sebanyak-banyaknya kepada Allah SWT
yang telah melimpahkan segala nikmat kebaikan kepada penulis, sehingga dapat
melaksanakan penulisan skripsi ini dengan baik dengan judul “Makna Simbol
Ungku Saliah Pada Kedai-Kedai Etnis Minang Pariaman di Kelurahan
Binjai Kecamatan Medan Denai”. Atas berkat rahmatNya juga, penulis dapat
menyelesaikan perkuliahan hingga pada tingkat akhir.
Tujuan dari skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan di Program Studi Pendidikan Antropologi Fakultas Ilmu
Sosial Universitas Negeri Medan. Sebagai manusia yang memiliki keterbatasan
pengetahuan, penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari
sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang
bersifat membangun untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Dalam penyelesaian tugas akhir ini banyak kendala yang dihadapi oleh
penulis saat menyelesaikan skripsi ini, namun berkat kemauan penulis serta
bantuan dari semua pihak, akhirnya semua kendala itu dapat teratasi.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai
pihak. Oleh sebab itu penulis mengucapkan terima kasih banyak kepadaAyahanda
Marjunis dan Ibunda Elli Namarat yang telah memberikan doa, rasa kasih sayang,
perhatian dan dukungan penuh dalam setiap langkah penulis untuk menyelesaikan
Kepada abangda Yofrinaldi, S.Ei , Deri Aprianas, Supriadi Putra, Adinda Fadila
Juniati, Putri Gusniati yang telah mendoakan dan member dukungan moril dan
materil bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi. Ucapan terima kasih juga
kepada Ibu Dra. Puspitawati, M.Si Ketua Program Studi Pendidikan Antropologi,
dan selaku pembimbing akademik yang selama ini memberi bimbingan dan
saran-saran selama perkuliahan. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada Bapak
Bakhrul Khair Amal, M.Si, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis sejak awal sejak awal sampai
dengan selesainya skripsi ini.
Penulis mengucacapkan terima kasih kepada Ibu Supsiloani, M.Si, Bapak
Drs. Tumpal Simarmata, M.Si, Bapak Dr. Waston Malau, M.Sp, selaku dosen
pemberi saran dan penguji yang telah yang telah memberikan masukan dan saran
mulai dari rencana penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan
terima kasih juga kepada Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Antropologi
di Fakultas Ilmu Sosial yang telah banyak membantu penulis.
Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada teman-teman selama
perkuliahan, khususnya kepada sahabat-sahabatku seperjuanganSyuhadi Witana
S.Pd, Rahmat Nasution S.Pd, Yan Sardo Saragih S.Pd, Tulus Simatupang S.Pd,
Krisna Abadi Ginting S.Pd, Andhika Saragih S.Pd, dan Gadis Anastasya S.Pd
yang telah memberikan semangat, doa dan motivasi. Serta kepada seluruh sahabat
Antropologi Reguler A 2012 yang sangat luar biasa, terima kasih untuk
perjuangan yang berat ini tapi terasa menyenangkan, untuk petualangan bersama
kita lalui bersama, untuk kekompakan yang telah kita bangun bersama dan seluruh
rangkaian kegiatan yang telah kita lakukan bersama dan tak kan mungkin sulit
dilupakan. Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaikan
skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan. Untuk itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun dari pembaca demi
sempurnanya skripsi ini. Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada seluruh pihak yang turut membantu, dan semoga skripsi dapat bermanfaat
bagi kita semua.
Medan, Agustus 2016
DAFTAR ISI
1.1. Latar Belakang Masalah ………... 1
1.2. Identifikasi Masalah ……… 4
1.3. Pembatasan Masalah ………... 4
1.4. Rumusan Masalah ………... 5
1.5. Tujuan Penelitian ……… 5
1.6. Manfaat Penelitian ……….. 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI ………. 7
2.1. Kajian Pustaka ……… 7
2.3.3. Kedai Minang Pariaman ……….………... 13
2.4. Kerangka Berpikir ………. 14
BAB III METODOLOGI PENELITIAAN ………. 16
3.1. Jenis Penelitian ……..……… 16
3.3. Subjek dan Objek Penelitian ………. 18
3.4. Teknik Pengumpulan Data ………... 19
3.5. Teknik Analisis Data ………... 22
BAB IV HASIL PENELITIAN PEMBAHASAN…….………... 24
4.1. Hasil Penelitian………...……….. 24
4.1.1. Gambaran Umum Wilayah Penelitian ………... 24
4.1.1. Letak Wilayah Kelurahan Binjai ……… 24
4.1.2. Agama Penduduk ………... 25
4.1.3. Pendidikan Penduduk ………. 26
4.1.4. Etnis Penduduk ………... 27
4.1.5 Mata Pencaharian Penduduk ………... 28
4.1.1.6. Kedai Minang Pariaman ………..… 30
4.2. Profil dan Riwayat Hidup Ungku Saliah ………... 32
4.3. Alasan Pedagang Etnis Minang Pariaman Memajang Foto Ungku Saliah ……….. 52
4.4. Makna Simbol Foto Ungku Saliah Pada Kedai-kedai Minang Pariaman ……….... 65
4.4.1. Foto Ungku Saliah Sebagai Pelaris Dagang ………... 68
4.4.2. Foto Ungku Saliah Sebagai Penolak Bala ……….. 69
4.4.3. Foto Ungku Saliah Sebagai Pembawa Keberuntungan...… 71
4.4.4. Kepercayaan yang diyakini oleh masyarakat Minang Pariaman terkait pemajangan foto Ungku Saliah pada tempat-tempat usaha ………... 72
BAB V PENUTUP ……….. 75
5.1. Kesimpulan ………... 75
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Penduduk Berdasarkan Agama ……… 26
Tabel 4.2 Penduduk Berdasarkan Etnis ………... 28
Tabel 4.3 Mata Pencaharian Penduduk ……… 29
Tabel 4.4 Kedai Minang Pariaman ………... 30
Tabel 4.5 Kedai Minang Pariaman Yang Memajang Foto Ungku Saliah ……… 31
Tabel 4.6 Makna foto Ungku Saliah ……… 65
DAFTAR FOTO
Foto 4.1 Masjid Siekh Buya Ungku Saliah ……….. 41
Foto 4.2 Gobah atau makam Ungku Saliah ………. 43
Foto 4.3Gobah atau makam Ungku Saliah ………. 44
Foto 4.4 Foto Ungku Saliah di Kedai Sate Padang ……….. 54
Foto 4.5 Foto Ungku Saliah di Rumah Makan Citra Fitri Minang ……….. 55
Foto 4.6 Foto Ungku Saliah di Aura Salon ……….. 57
Foto 4.7 Foto Ungku Saliah di Kedai Menjahit ………... 59
Foto 4.8 Foto Ungku Saliah di rumah makan putri adinda khas Pariaman …….. 61
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa yang hidup dalam
ruang lingkup budayannya masing-masing. Budaya yang beraneka ragam ini
menunjukan bahwa masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang
meajemuk.Pada dasarnya manusia-manusia menciptakan budaya atau lingkungan
sosial mereka sebagai suatu adaptasi terhadap lingkungan fisik, biologis, dan
sosial-budaya mereka. Kebiasaan-kebiasaan, praktik-praktik dan tradisi-tradisi
untuk terus hidup dan berkembang, pada gilirannya diwariskan oleh suatu
generasi ke generasi lainnya dalam suatu masyarakat tertentu.
Budaya memang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh aktivitas setiap
manusia.Manusia-manusia yang menciptakan budaya tidak hanya sebagai suatu
mekanisme adaptif terhadap lingkungan fisik, biologis, tetapi juga sebagai alat
untuk dapat memberi andil kepada evolusi-sosial budaya manusia. Begitu pula
dalam memahami simbol dan kepercayaan yang berkembang pada sebagian
masyarakat Minang Pariaman. Penggunaan simbol foto “Ungku Saliah” sebagai
jimat penglaris, penolak bala, dan pembawa keberuntungan dalam usaha mereka
merupakan contoh kepercayaan yang tumbuh dan berkembang dalam kehidupan
Saat ini banyak berbagai etnis menaruh kepercayaan kepada objek-objek
benda tertentu sebagai simbol pembawa keberuntungan bagi keberlangsungan
hidup. Pada umumnya, sebagian benda hidup maupun benda mati diyakini sebagai
simbol pembawa keberuntungan atau keberkahan dikarenakan nama, bentuk dan
sifatnya yang kedengaran atau kelihatan sama dengan benda tertentu yang
menggambarkan simbol keberuntungan ataupun kebaikan. Alasan lain menjadikan
benda-benda tertentu dipercaya memiliki nilai spiritual dan dianggap sakral,
sehingga siapapun yang memakainya maka akan memperoleh keberkahan.
Pada kenyataannya manusia sangat sulit melepaskan simbol dalam
kehidupannya. Kemampuan manusia sangat terbatas, apalagi jika untuk mendekati
sesuatu yang abstrak, yang tidak dapat dijangkau dengan akal dan inderanya
sehingga ia memerlukan penjembatanan (mediasi), yaitu dengan menggunakan
simbol. Manusia dapat mengenal yang mutlak sejauh dapat dikenalnya, yaitu
melalui simbol, entah itu apa wujudnya.
Simbol diciptakan dalam konteks yang beragam. Bagi sebagian pedagang
Minang Pariaman simbol foto Ungku Saliah dimaknai dalam konteks yang
beragam dan tergantung pandangan si pemakainya. Misalnya simbol sebagai jimat
pelaris dagang, pembawa keberuntungan, penolak bala, ataupun pembawa rezeky.
Dalam hal ini etnis Minang Pariaman merupakan salah satu suku yang sebagian
masih mempercayai suatu simbol tertentu, yakni foto Ungku Saliah. Selain itu,
pedagangetnis Minang Pariaman menganggap foto ungku saliah juga sebagai
identitas perantauan etnis Minangkabau yang berasal dari daerah Pariaman
Etnis Minangkabau merupakan suatu etnis yang memiliki kebudayaan
yang sangat tinggi. Etnis minangkabau juga terkenal dengan tradisi merantaunya,
Kota Medan merupakan salah satu Kota tujuan untuk merantau bagi etnis
Minangkabau. Sebagian besar etnis Minangkabau bekerja sebagai pedagang, atau
membuka usaha rumah makan. Khususnya etnis Minangkabau yang berasal dari
daerah Pariaman
Kepercayaan pedagang etnis Minang Pariaman terhadap simbol foto
tersebut tidak pernah terlepas dari sejarah cerita yang berkembang dari mulut ke
mulut tentang riwayat Ungku Saliah. Ungku Saliah merupakan ulama besar dari
daerah Pariaman Sumatera Barat. Tidak hanya dikenal sebagai ulama saja, namun
bagimasyarakat Minang Pariaman, Ungku Saliah juga memiliki kesaktian dan
sering membantu banyak orang, hal ini lah yang menjadikan Ungku Saliahbegitu
dihormati oleh masyarakat Minangkabau khususnya yang berasal dari Pariaman
yang dalam perwujudannya sekarang banyak etnik Minang Pariaman khususnya
yang berada di perantauan, memajang foto Ungku Saliah di kedai-kedai atau
usaha rumah makan milik mereka. Salah satu daerah yang peneliti dapati yakni
Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai, yang mana daerah ini merupakan
banyak perantau Minang yang berasal dari Pariaman.
Permasalahan yang ada pada saat ini, yakni banyak masyarakat yang tidak
mengetahui makna simbol dari foto yang terpajang di kedai-kedai atau rumah
makan milik orang Minang Pariaman. Bahkan ada yang mengira bahwa foto
kakek-kakek tua yang terpajang di kedai-kedai atau rumah makan milik orang
Dari uraian latar belakang di atas, penulis sangat tertarik untuk
mengangkat permasalahan ini menjadi sebuah penelitian yang berjudul, “ Makna
Simbol Ungku Saliah Pada Kedai-Kedai Etnis Minang Pariaman di Kelurahan
Binjai Kecamatan Medan Denai”.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas yang menjadi identifikasi
masalah adalah sebagai berikut :
1. Sejarah cerita Ungku Saliah sebagai ulama besar di Pariaman, Sumatera
Barat.
2. Ketokohan Ungku Saliah
3. Pengaruh foto Ungku Saliahterhadap kepercayaan etnis Minang.
4. Pengaruh keberadaan foto Ungku Saliah terhadap kekuatan berdagang.
5. Pandangan etnis Minang Pariaman terhadap foto Ungku Saliah yang
terpajang di kedai-kedai etnis Minang Pariaman.
1.3. Pembatasan Masalah
Untuk mempermudah peneltian di lapangan perlu diberi batasan-batasan
terhadap masalah-masalah yang akan dibahas agar menghindari rung lingkup
permasalahan yang terlalu luas dan agar tidak terjadi kesimpang siuran dan
berguna agar pelaksaan penelitian ini terarah, maka penulis membatasi masalah
penelitian ini pada “ Makna SimbolUngku Saliah Pada Kedai-Kedai Etnis Minang
Pariaman di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai”.
1.4. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Siapa sebenarnya Ungku Saliah?
2. Apa alasan pedagang etnis Minang Pariaman memajang foto Ungku
Saliah?
3. Bagaimana makna dari simbol foto Ungku Saliah yang banyak terpajang
di kedai-kedai milik etnis Minang Pariaman di Kelurahan Binjai
Kecamatan Medan Denai?
1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk Mengetahui tokoh Ungku Saliah
2. Untuk mengetahui alasan pedagang etnis Minang Pariaman memajang foto
Ungku Saliah.
3. Untuk mengetahui makna dari simbol foto Ungku Saliah yang banyak
1.6. Manfaat Penelitian
Adapun yang menjadi manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sebuah
rujukan bagi pembaca lainnya.
2. Dapat memberikan sumbangsih dalam bidang akademik.
3. Memperkaya ilmu antropologi
4. Secara praksis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
dan manfaat bagi para akademisi maupun masyarakat luas untuk mampu
memahami makna simbol Ungku Saliah yang banyak kita jumpai pada
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1. Ungku Saliah adalah seorang ulama besar yang berasal dari Pariaman
Sumatera Barat. Ungku Saliah lahir pada tahun 1887 dan wafat pada
tahun1974. Ungku Saliah memiliki nama asli yakni Dawat. Pada masa
beliau masih hidup, Dawat sangat saleh dan taat beribadah. Oleh karena
itu Dawat diberi gelar Saliah oleh teman-temannya. Sejak saat ituDawat
dipanggil Ungku Saliah.
2. Cerita-cerita mengenai Ungku Saliah terutama menyangkut kelebihan atau
keistimewaan yang dimiliki beliau telah banyak beredar pada masyarakat
Minang Pariaman. Cerita-cerita tersebut beredar dan berkembang secara
lisan dari mulut ke mulut. Berkembangnya mitos pada masyarakat Minang
Pariaman tentang kelebihan dan kekeramatan tokoh Ungku Saliah yang
dianggap sebagai seorang keramat, sakti, hero, orang besar, doanya
makbul, sehingga masyarakat Minang Pariaman menjadikan foto Ungku
Saliah sebagai foto yang dapat membawa keberuntungan, pelaris
dagangan, dan penolak bala. Hal ini lah yang menjadikan masyarakat
Minang Pariaman khususnya masyarakat Minang Pariaman di Kelurahan
Binjai Medan Denai menafsirkan bahwa dengan memajang foto Ungku
selalu datang, usaha mereka selalu diberikan kemudahan dan usaha dalam
berdagang selalu lancar.
3. Simbol foto Ungku Saliah yang terpajang di kedai-kedai etnis Minang
Pariaman di Kelurahan Binjai Medan Denai merupakan suatu kebudayaan
dari hasil ciptaan manusia yang berawal dari penafsiran masyarakat
Minang Pariaman yang telah diyakini sejak dahulu hingga saat ini. Foto
Ungku Saliah yang mereka pajang pada kedai atau tempat usaha
merupakan interpretasi atau penafsiran terhadap kelebihan yang dimiliki
Ungku Saliah sewaktu beliau masih hidup sebagai ulama di Pariaman.
4. Simbol foto Ungku Saliah yang dipajang pada kedai-kedai atau tempat
usaha milik etnis Minang Pariaman di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan
Denai Kota Medan adalah bahwa foto Ungku Saliah memiliki makna
sebagai pelaris dagang yakni dengan tujuan dagangan mereka akan laris
terjual, kemudian sebagai penolak bala yakni dengan tujuan agar tempat
usaha mereka terhindar dari hal-hal ghaib yang datang dari luar, serta
sebagai pembawa keberuntungan yakni dengan tujuan agar nasib baik
selalu datang serta jauh dari keburukan .
5.2. Saran
Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan, telah menggambarkan
makna dari simbol foto Ungku Saliah pada kedai-kedai etnis Minang Pariaman
khususnya di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan. Adapun
1. Meskipun dalam penelitian ini memiliki masih banyak kekurangan,
diharapkan dalam penelitian ini bisa menjadi pemicu untuk penelitian
selanjutnya.
2. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya yang memfokuskan penelitian
tentang simbol dan makna, untuk menggali lebih dalam lagi mengenai
makna dari simbol foto Ungku Saliah yang dipercaya oleh masyarakat
Minang Pariaman sebagai pelaris dagang, penolak bala dan sebagai
pembawa keberuntungan.
3. Untuk masyarakat Minang Pariaman khususnya yang berada diperantauan,
agar selalu menyikapi perbedaan. Walaupun adanya kepercayaan terhadap
sebagian pedagang etnis Minang Pariaman terhadap foto Ungku Saliah
yang dianggap sebagai kekuatan berdagang, jangan dijadikan sebagai
sumber konflik.
4. Untuk masyarakat Minang Pariaman khususnya yang berada diperantauan
banyak yang tidak mengetahui sedikit banyaknya sejarah Ungku Saliah
sehingga menimbulkan kesalahan penyampaian informasi tentang sejarah
beliau, untuk itu agar terus mewariskan dan menceritakan terhadap
generasi selanjutnya sebagai bahan pembelajaran karena memiliki tokoh
DAFTAR PUSTAKA
Aminuddin, 2001. Semantik Pengantar Studi Tentang Makna. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Basrowi dan Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.
Dillistone, F.W. 2002. Daya Kekuatan Simbol (The Power Of Symbols). Yogyakarta: Kanisius.
Endraswara, Suwardi. 2013. Folklor Nusantara: Hakikat, Bentuk, dan Fungsi. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Geertz, Clifford. 1992. Tafsir Kebudayaan. Yogyakarta: Kanisius Press.
H. Hoed, Benny. 2014. Semiotik & Dinamika Sosial Budaya. Depok : Komunitas Bambu
Hamka. 1982. Ayahku. Jakarta : Umminda
Herusatoto, Budiono. 2008. Simbolisme Jawa. Yogyakarta: Ombak.
Koentjaraningrat. 2002. Pengantar Antropologi II. Jakarta: Rineka Cipta.
Koentjaraningrat. 1985. Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Jakarta: Dian Rakyat.
Saifuddin, Achmad Fedyani. 2015. Logika Antropologi : suatu percakapan ( imajiner) mengenai dasar paradigma. Jakarta : Prenadamedia Group.
Saifuddin, Achmad Fedyani. 2005. Antropologi Kontemporer : suatu pengantar
kritis mengenai paradigma.Jakarta : Prenada Media.
Sunanto, Musyrifah. 2005. Sejarah Peradaban Islam Indonesia. Jakarta : PT Raja Grafindo Nusantara.
Pateda, Mansoer. 2001. Semantic Leksikal.Jakarta: Rineka Cipta.
Poerwadarminta, W.J.S. 1989. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Priyadi, Sugeng. 2014. Sejarah Lisan. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Sarwono, Jhonatan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Ullman, Stephen. 1977. Pengantar Semantik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sumber Jurnal dan Skripsi
Sulastri. 2009. Antara Mitos “Ungku Saliah” Dengan “Haji Saleh Masuk Neraka”: Makna Konsep Kata “Saleh” Pendekatan Semiotik Budaya. Universitas Andalas Padang: Fakultas Sastra (http://journal.fsrd.itb.ac.id/jurnal-desain/pdf_dir/issue_3_8_16_4.pdf) (diunduh: 16 Maret 2016).
Putra, Miko Juni. 2006. “Biografi dan Dokumentasi Cerita Tantang Ungku Saliah di Sungai Sarik”. Padang: Skripsi Mahasiswa Sastra Daerah Minangkabau Fakultas Sastra Unand.
Beni. 2005. “Biografi Tuanku Saliah (1885-1974). Skripsi : FIS UNP
Suyesti, Noni. 2010. “ Simbol dan Makna Pemajangan Foto “Syekh Tuanku Saliah” Pada Masyarakat Pauh Kamba Kabupaten Padang Pariaman”. Skripsi : FIS UNP
Sumber Online