• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKNA SIMBOL UNGKU SALIAH PADA KEDAI-KEDAI ETNIS MINANG PARIAMAN DI KELURAHAN BINJAI KECAMATAN MEDAN DENAI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MAKNA SIMBOL UNGKU SALIAH PADA KEDAI-KEDAI ETNIS MINANG PARIAMAN DI KELURAHAN BINJAI KECAMATAN MEDAN DENAI."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

MAKNA SIMBOL UNGKU SALIAHPADA KEDAI-KEDAI ETNIS MINANG PARIAMAN DI KELURAHAN BINJAI KECAMATAN MEDAN

DENAI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH :

APRIANDO SAPUTRA 3123122006

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANTROPOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Apriando Saputra, NIM : 3123122006, Makna Simbol Ungku Saliah Pada Kedai-Kedai Etnis Minang Pariaman di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai. Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan 2016.

Foto kakek-kakek tua yang banyak terpajang di kedai-kedai milik etnis Minang Pariaman di perantauan adalah Ungku Saliah. Beliau merupakan ulama yang dikeramatkan oleh masyarakat Minang Pariaman.

Tujuan penulis meneliti makna simbol dari foto Ungku Saliah yakni banyak masyarakat yang tidak mengetahui makna simbol dari foto yang terpajang di kedai-kedai milik orang Minang Pariaman. Tujuan utama dari penelitian ini ialah untuk mencari tahu makna simbol foto Ungku Saliah yang banyak terpajang di kedai-kedai milik etnis Minang Pariaman.

Metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini ialah penelitian yang bersifat kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Data diperoleh dari teknik observasi, wawancara dengan beberapa informan, dokumentasi, dan studi kepustakaan.Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2016 sampai bulan Juni 2016 tempat Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan.

Berdasarkan hasil penelitian bahwa simbol foto Ungku Saliahyang dipajang pada kedai-kedai atau tempat usaha milik etnis Minang Pariaman di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan ialah memiliki makna sebagai pelaris dagang yakni dengan tujuan dagangan mereka akan laris terjual, kemudian sebagai penolak bala yakni dengan tujuan agar tempat usaha mereka terhindar dari hal-hal ghaib yang datang dari luar, serta sebagai pembawa keberuntungan yakni dengan tujuan agar nasib baik selalu datang serta jauh dari keburukan.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan sebanyak-banyaknya kepada Allah SWT

yang telah melimpahkan segala nikmat kebaikan kepada penulis, sehingga dapat

melaksanakan penulisan skripsi ini dengan baik dengan judul “Makna Simbol

Ungku Saliah Pada Kedai-Kedai Etnis Minang Pariaman di Kelurahan

Binjai Kecamatan Medan Denai”. Atas berkat rahmatNya juga, penulis dapat

menyelesaikan perkuliahan hingga pada tingkat akhir.

Tujuan dari skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan di Program Studi Pendidikan Antropologi Fakultas Ilmu

Sosial Universitas Negeri Medan. Sebagai manusia yang memiliki keterbatasan

pengetahuan, penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari

sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang

bersifat membangun untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Dalam penyelesaian tugas akhir ini banyak kendala yang dihadapi oleh

penulis saat menyelesaikan skripsi ini, namun berkat kemauan penulis serta

bantuan dari semua pihak, akhirnya semua kendala itu dapat teratasi.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai

pihak. Oleh sebab itu penulis mengucapkan terima kasih banyak kepadaAyahanda

Marjunis dan Ibunda Elli Namarat yang telah memberikan doa, rasa kasih sayang,

perhatian dan dukungan penuh dalam setiap langkah penulis untuk menyelesaikan

(7)

Kepada abangda Yofrinaldi, S.Ei , Deri Aprianas, Supriadi Putra, Adinda Fadila

Juniati, Putri Gusniati yang telah mendoakan dan member dukungan moril dan

materil bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi. Ucapan terima kasih juga

kepada Ibu Dra. Puspitawati, M.Si Ketua Program Studi Pendidikan Antropologi,

dan selaku pembimbing akademik yang selama ini memberi bimbingan dan

saran-saran selama perkuliahan. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada Bapak

Bakhrul Khair Amal, M.Si, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah

memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis sejak awal sejak awal sampai

dengan selesainya skripsi ini.

Penulis mengucacapkan terima kasih kepada Ibu Supsiloani, M.Si, Bapak

Drs. Tumpal Simarmata, M.Si, Bapak Dr. Waston Malau, M.Sp, selaku dosen

pemberi saran dan penguji yang telah yang telah memberikan masukan dan saran

mulai dari rencana penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan

terima kasih juga kepada Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Antropologi

di Fakultas Ilmu Sosial yang telah banyak membantu penulis.

Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada teman-teman selama

perkuliahan, khususnya kepada sahabat-sahabatku seperjuanganSyuhadi Witana

S.Pd, Rahmat Nasution S.Pd, Yan Sardo Saragih S.Pd, Tulus Simatupang S.Pd,

Krisna Abadi Ginting S.Pd, Andhika Saragih S.Pd, dan Gadis Anastasya S.Pd

yang telah memberikan semangat, doa dan motivasi. Serta kepada seluruh sahabat

Antropologi Reguler A 2012 yang sangat luar biasa, terima kasih untuk

perjuangan yang berat ini tapi terasa menyenangkan, untuk petualangan bersama

(8)

kita lalui bersama, untuk kekompakan yang telah kita bangun bersama dan seluruh

rangkaian kegiatan yang telah kita lakukan bersama dan tak kan mungkin sulit

dilupakan. Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaikan

skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan. Untuk itu penulis

mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun dari pembaca demi

sempurnanya skripsi ini. Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih

kepada seluruh pihak yang turut membantu, dan semoga skripsi dapat bermanfaat

bagi kita semua.

Medan, Agustus 2016

(9)

DAFTAR ISI

1.1. Latar Belakang Masalah ………... 1

1.2. Identifikasi Masalah ……… 4

1.3. Pembatasan Masalah ………... 4

1.4. Rumusan Masalah ………... 5

1.5. Tujuan Penelitian ……… 5

1.6. Manfaat Penelitian ……….. 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI ………. 7

2.1. Kajian Pustaka ……… 7

2.3.3. Kedai Minang Pariaman ……….………... 13

2.4. Kerangka Berpikir ………. 14

BAB III METODOLOGI PENELITIAAN ………. 16

3.1. Jenis Penelitian ……..……… 16

(10)

3.3. Subjek dan Objek Penelitian ………. 18

3.4. Teknik Pengumpulan Data ………... 19

3.5. Teknik Analisis Data ………... 22

BAB IV HASIL PENELITIAN PEMBAHASAN…….………... 24

4.1. Hasil Penelitian………...……….. 24

4.1.1. Gambaran Umum Wilayah Penelitian ………... 24

4.1.1. Letak Wilayah Kelurahan Binjai ……… 24

4.1.2. Agama Penduduk ………... 25

4.1.3. Pendidikan Penduduk ………. 26

4.1.4. Etnis Penduduk ………... 27

4.1.5 Mata Pencaharian Penduduk ………... 28

4.1.1.6. Kedai Minang Pariaman ………..… 30

4.2. Profil dan Riwayat Hidup Ungku Saliah ………... 32

4.3. Alasan Pedagang Etnis Minang Pariaman Memajang Foto Ungku Saliah ……….. 52

4.4. Makna Simbol Foto Ungku Saliah Pada Kedai-kedai Minang Pariaman ……….... 65

4.4.1. Foto Ungku Saliah Sebagai Pelaris Dagang ………... 68

4.4.2. Foto Ungku Saliah Sebagai Penolak Bala ……….. 69

4.4.3. Foto Ungku Saliah Sebagai Pembawa Keberuntungan...… 71

4.4.4. Kepercayaan yang diyakini oleh masyarakat Minang Pariaman terkait pemajangan foto Ungku Saliah pada tempat-tempat usaha ………... 72

BAB V PENUTUP ……….. 75

5.1. Kesimpulan ………... 75

(11)
(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Penduduk Berdasarkan Agama ……… 26

Tabel 4.2 Penduduk Berdasarkan Etnis ………... 28

Tabel 4.3 Mata Pencaharian Penduduk ……… 29

Tabel 4.4 Kedai Minang Pariaman ………... 30

Tabel 4.5 Kedai Minang Pariaman Yang Memajang Foto Ungku Saliah ……… 31

Tabel 4.6 Makna foto Ungku Saliah ……… 65

(13)

DAFTAR FOTO

Foto 4.1 Masjid Siekh Buya Ungku Saliah ……….. 41

Foto 4.2 Gobah atau makam Ungku Saliah ………. 43

Foto 4.3Gobah atau makam Ungku Saliah ………. 44

Foto 4.4 Foto Ungku Saliah di Kedai Sate Padang ……….. 54

Foto 4.5 Foto Ungku Saliah di Rumah Makan Citra Fitri Minang ……….. 55

Foto 4.6 Foto Ungku Saliah di Aura Salon ……….. 57

Foto 4.7 Foto Ungku Saliah di Kedai Menjahit ………... 59

Foto 4.8 Foto Ungku Saliah di rumah makan putri adinda khas Pariaman …….. 61

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa yang hidup dalam

ruang lingkup budayannya masing-masing. Budaya yang beraneka ragam ini

menunjukan bahwa masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang

meajemuk.Pada dasarnya manusia-manusia menciptakan budaya atau lingkungan

sosial mereka sebagai suatu adaptasi terhadap lingkungan fisik, biologis, dan

sosial-budaya mereka. Kebiasaan-kebiasaan, praktik-praktik dan tradisi-tradisi

untuk terus hidup dan berkembang, pada gilirannya diwariskan oleh suatu

generasi ke generasi lainnya dalam suatu masyarakat tertentu.

Budaya memang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh aktivitas setiap

manusia.Manusia-manusia yang menciptakan budaya tidak hanya sebagai suatu

mekanisme adaptif terhadap lingkungan fisik, biologis, tetapi juga sebagai alat

untuk dapat memberi andil kepada evolusi-sosial budaya manusia. Begitu pula

dalam memahami simbol dan kepercayaan yang berkembang pada sebagian

masyarakat Minang Pariaman. Penggunaan simbol foto “Ungku Saliah” sebagai

jimat penglaris, penolak bala, dan pembawa keberuntungan dalam usaha mereka

merupakan contoh kepercayaan yang tumbuh dan berkembang dalam kehidupan

(15)

Saat ini banyak berbagai etnis menaruh kepercayaan kepada objek-objek

benda tertentu sebagai simbol pembawa keberuntungan bagi keberlangsungan

hidup. Pada umumnya, sebagian benda hidup maupun benda mati diyakini sebagai

simbol pembawa keberuntungan atau keberkahan dikarenakan nama, bentuk dan

sifatnya yang kedengaran atau kelihatan sama dengan benda tertentu yang

menggambarkan simbol keberuntungan ataupun kebaikan. Alasan lain menjadikan

benda-benda tertentu dipercaya memiliki nilai spiritual dan dianggap sakral,

sehingga siapapun yang memakainya maka akan memperoleh keberkahan.

Pada kenyataannya manusia sangat sulit melepaskan simbol dalam

kehidupannya. Kemampuan manusia sangat terbatas, apalagi jika untuk mendekati

sesuatu yang abstrak, yang tidak dapat dijangkau dengan akal dan inderanya

sehingga ia memerlukan penjembatanan (mediasi), yaitu dengan menggunakan

simbol. Manusia dapat mengenal yang mutlak sejauh dapat dikenalnya, yaitu

melalui simbol, entah itu apa wujudnya.

Simbol diciptakan dalam konteks yang beragam. Bagi sebagian pedagang

Minang Pariaman simbol foto Ungku Saliah dimaknai dalam konteks yang

beragam dan tergantung pandangan si pemakainya. Misalnya simbol sebagai jimat

pelaris dagang, pembawa keberuntungan, penolak bala, ataupun pembawa rezeky.

Dalam hal ini etnis Minang Pariaman merupakan salah satu suku yang sebagian

masih mempercayai suatu simbol tertentu, yakni foto Ungku Saliah. Selain itu,

pedagangetnis Minang Pariaman menganggap foto ungku saliah juga sebagai

identitas perantauan etnis Minangkabau yang berasal dari daerah Pariaman

(16)

Etnis Minangkabau merupakan suatu etnis yang memiliki kebudayaan

yang sangat tinggi. Etnis minangkabau juga terkenal dengan tradisi merantaunya,

Kota Medan merupakan salah satu Kota tujuan untuk merantau bagi etnis

Minangkabau. Sebagian besar etnis Minangkabau bekerja sebagai pedagang, atau

membuka usaha rumah makan. Khususnya etnis Minangkabau yang berasal dari

daerah Pariaman

Kepercayaan pedagang etnis Minang Pariaman terhadap simbol foto

tersebut tidak pernah terlepas dari sejarah cerita yang berkembang dari mulut ke

mulut tentang riwayat Ungku Saliah. Ungku Saliah merupakan ulama besar dari

daerah Pariaman Sumatera Barat. Tidak hanya dikenal sebagai ulama saja, namun

bagimasyarakat Minang Pariaman, Ungku Saliah juga memiliki kesaktian dan

sering membantu banyak orang, hal ini lah yang menjadikan Ungku Saliahbegitu

dihormati oleh masyarakat Minangkabau khususnya yang berasal dari Pariaman

yang dalam perwujudannya sekarang banyak etnik Minang Pariaman khususnya

yang berada di perantauan, memajang foto Ungku Saliah di kedai-kedai atau

usaha rumah makan milik mereka. Salah satu daerah yang peneliti dapati yakni

Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai, yang mana daerah ini merupakan

banyak perantau Minang yang berasal dari Pariaman.

Permasalahan yang ada pada saat ini, yakni banyak masyarakat yang tidak

mengetahui makna simbol dari foto yang terpajang di kedai-kedai atau rumah

makan milik orang Minang Pariaman. Bahkan ada yang mengira bahwa foto

kakek-kakek tua yang terpajang di kedai-kedai atau rumah makan milik orang

(17)

Dari uraian latar belakang di atas, penulis sangat tertarik untuk

mengangkat permasalahan ini menjadi sebuah penelitian yang berjudul, “ Makna

Simbol Ungku Saliah Pada Kedai-Kedai Etnis Minang Pariaman di Kelurahan

Binjai Kecamatan Medan Denai”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas yang menjadi identifikasi

masalah adalah sebagai berikut :

1. Sejarah cerita Ungku Saliah sebagai ulama besar di Pariaman, Sumatera

Barat.

2. Ketokohan Ungku Saliah

3. Pengaruh foto Ungku Saliahterhadap kepercayaan etnis Minang.

4. Pengaruh keberadaan foto Ungku Saliah terhadap kekuatan berdagang.

5. Pandangan etnis Minang Pariaman terhadap foto Ungku Saliah yang

terpajang di kedai-kedai etnis Minang Pariaman.

1.3. Pembatasan Masalah

Untuk mempermudah peneltian di lapangan perlu diberi batasan-batasan

terhadap masalah-masalah yang akan dibahas agar menghindari rung lingkup

permasalahan yang terlalu luas dan agar tidak terjadi kesimpang siuran dan

(18)

berguna agar pelaksaan penelitian ini terarah, maka penulis membatasi masalah

penelitian ini pada “ Makna SimbolUngku Saliah Pada Kedai-Kedai Etnis Minang

Pariaman di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai”.

1.4. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Siapa sebenarnya Ungku Saliah?

2. Apa alasan pedagang etnis Minang Pariaman memajang foto Ungku

Saliah?

3. Bagaimana makna dari simbol foto Ungku Saliah yang banyak terpajang

di kedai-kedai milik etnis Minang Pariaman di Kelurahan Binjai

Kecamatan Medan Denai?

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk Mengetahui tokoh Ungku Saliah

2. Untuk mengetahui alasan pedagang etnis Minang Pariaman memajang foto

Ungku Saliah.

3. Untuk mengetahui makna dari simbol foto Ungku Saliah yang banyak

(19)

1.6. Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sebuah

rujukan bagi pembaca lainnya.

2. Dapat memberikan sumbangsih dalam bidang akademik.

3. Memperkaya ilmu antropologi

4. Secara praksis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi

dan manfaat bagi para akademisi maupun masyarakat luas untuk mampu

memahami makna simbol Ungku Saliah yang banyak kita jumpai pada

(20)

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

1. Ungku Saliah adalah seorang ulama besar yang berasal dari Pariaman

Sumatera Barat. Ungku Saliah lahir pada tahun 1887 dan wafat pada

tahun1974. Ungku Saliah memiliki nama asli yakni Dawat. Pada masa

beliau masih hidup, Dawat sangat saleh dan taat beribadah. Oleh karena

itu Dawat diberi gelar Saliah oleh teman-temannya. Sejak saat ituDawat

dipanggil Ungku Saliah.

2. Cerita-cerita mengenai Ungku Saliah terutama menyangkut kelebihan atau

keistimewaan yang dimiliki beliau telah banyak beredar pada masyarakat

Minang Pariaman. Cerita-cerita tersebut beredar dan berkembang secara

lisan dari mulut ke mulut. Berkembangnya mitos pada masyarakat Minang

Pariaman tentang kelebihan dan kekeramatan tokoh Ungku Saliah yang

dianggap sebagai seorang keramat, sakti, hero, orang besar, doanya

makbul, sehingga masyarakat Minang Pariaman menjadikan foto Ungku

Saliah sebagai foto yang dapat membawa keberuntungan, pelaris

dagangan, dan penolak bala. Hal ini lah yang menjadikan masyarakat

Minang Pariaman khususnya masyarakat Minang Pariaman di Kelurahan

Binjai Medan Denai menafsirkan bahwa dengan memajang foto Ungku

(21)

selalu datang, usaha mereka selalu diberikan kemudahan dan usaha dalam

berdagang selalu lancar.

3. Simbol foto Ungku Saliah yang terpajang di kedai-kedai etnis Minang

Pariaman di Kelurahan Binjai Medan Denai merupakan suatu kebudayaan

dari hasil ciptaan manusia yang berawal dari penafsiran masyarakat

Minang Pariaman yang telah diyakini sejak dahulu hingga saat ini. Foto

Ungku Saliah yang mereka pajang pada kedai atau tempat usaha

merupakan interpretasi atau penafsiran terhadap kelebihan yang dimiliki

Ungku Saliah sewaktu beliau masih hidup sebagai ulama di Pariaman.

4. Simbol foto Ungku Saliah yang dipajang pada kedai-kedai atau tempat

usaha milik etnis Minang Pariaman di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan

Denai Kota Medan adalah bahwa foto Ungku Saliah memiliki makna

sebagai pelaris dagang yakni dengan tujuan dagangan mereka akan laris

terjual, kemudian sebagai penolak bala yakni dengan tujuan agar tempat

usaha mereka terhindar dari hal-hal ghaib yang datang dari luar, serta

sebagai pembawa keberuntungan yakni dengan tujuan agar nasib baik

selalu datang serta jauh dari keburukan .

5.2. Saran

Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan, telah menggambarkan

makna dari simbol foto Ungku Saliah pada kedai-kedai etnis Minang Pariaman

khususnya di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan. Adapun

(22)

1. Meskipun dalam penelitian ini memiliki masih banyak kekurangan,

diharapkan dalam penelitian ini bisa menjadi pemicu untuk penelitian

selanjutnya.

2. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya yang memfokuskan penelitian

tentang simbol dan makna, untuk menggali lebih dalam lagi mengenai

makna dari simbol foto Ungku Saliah yang dipercaya oleh masyarakat

Minang Pariaman sebagai pelaris dagang, penolak bala dan sebagai

pembawa keberuntungan.

3. Untuk masyarakat Minang Pariaman khususnya yang berada diperantauan,

agar selalu menyikapi perbedaan. Walaupun adanya kepercayaan terhadap

sebagian pedagang etnis Minang Pariaman terhadap foto Ungku Saliah

yang dianggap sebagai kekuatan berdagang, jangan dijadikan sebagai

sumber konflik.

4. Untuk masyarakat Minang Pariaman khususnya yang berada diperantauan

banyak yang tidak mengetahui sedikit banyaknya sejarah Ungku Saliah

sehingga menimbulkan kesalahan penyampaian informasi tentang sejarah

beliau, untuk itu agar terus mewariskan dan menceritakan terhadap

generasi selanjutnya sebagai bahan pembelajaran karena memiliki tokoh

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Aminuddin, 2001. Semantik Pengantar Studi Tentang Makna. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Basrowi dan Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Dillistone, F.W. 2002. Daya Kekuatan Simbol (The Power Of Symbols). Yogyakarta: Kanisius.

Endraswara, Suwardi. 2013. Folklor Nusantara: Hakikat, Bentuk, dan Fungsi. Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Geertz, Clifford. 1992. Tafsir Kebudayaan. Yogyakarta: Kanisius Press.

H. Hoed, Benny. 2014. Semiotik & Dinamika Sosial Budaya. Depok : Komunitas Bambu

Hamka. 1982. Ayahku. Jakarta : Umminda

Herusatoto, Budiono. 2008. Simbolisme Jawa. Yogyakarta: Ombak.

Koentjaraningrat. 2002. Pengantar Antropologi II. Jakarta: Rineka Cipta.

Koentjaraningrat. 1985. Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Jakarta: Dian Rakyat.

Saifuddin, Achmad Fedyani. 2015. Logika Antropologi : suatu percakapan ( imajiner) mengenai dasar paradigma. Jakarta : Prenadamedia Group.

Saifuddin, Achmad Fedyani. 2005. Antropologi Kontemporer : suatu pengantar

kritis mengenai paradigma.Jakarta : Prenada Media.

Sunanto, Musyrifah. 2005. Sejarah Peradaban Islam Indonesia. Jakarta : PT Raja Grafindo Nusantara.

Pateda, Mansoer. 2001. Semantic Leksikal.Jakarta: Rineka Cipta.

Poerwadarminta, W.J.S. 1989. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Priyadi, Sugeng. 2014. Sejarah Lisan. Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Sarwono, Jhonatan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.

(24)

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Ullman, Stephen. 1977. Pengantar Semantik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sumber Jurnal dan Skripsi

Sulastri. 2009. Antara Mitos “Ungku Saliah” Dengan “Haji Saleh Masuk Neraka”: Makna Konsep Kata “Saleh” Pendekatan Semiotik Budaya. Universitas Andalas Padang: Fakultas Sastra (http://journal.fsrd.itb.ac.id/jurnal-desain/pdf_dir/issue_3_8_16_4.pdf) (diunduh: 16 Maret 2016).

Putra, Miko Juni. 2006. “Biografi dan Dokumentasi Cerita Tantang Ungku Saliah di Sungai Sarik”. Padang: Skripsi Mahasiswa Sastra Daerah Minangkabau Fakultas Sastra Unand.

Beni. 2005. “Biografi Tuanku Saliah (1885-1974). Skripsi : FIS UNP

Suyesti, Noni. 2010. “ Simbol dan Makna Pemajangan Foto “Syekh Tuanku Saliah” Pada Masyarakat Pauh Kamba Kabupaten Padang Pariaman”. Skripsi : FIS UNP

Sumber Online

Gambar

Tabel 4.1 Penduduk Berdasarkan Agama ……………………………………… 26

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian bahwa terdapat nilai-nilai yang mendasari praktek budaya Minang terhadap perawatan postpartum yang terdiri dari kebiasaan perilaku, pengembalian

Untuk mengetahui faktor yang paling dominan yang berhubungan dengan kelengkapan pemeriksaan kehamilan pada ibu yang mempunyai bayi di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan

Berbagai faktor penyebab musnahnya pekarangan etnis Melayu di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan seperti tanah yang berharga tinggi, bertambahnya penduduk

Hasil dari penelitian ini adalah dimana tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan seksualitas remaja di Lingkungan VI Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai termasuk kedalam

Lingkungan XVIII kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan.. Pola atau mekanisme kegiatan bank sampah secara umum yaitu : 1) Warga. mengunjungi kantor bank sampah

Suku minang memiliki ciri khas tersendiri terhadap perawatan postpartum yang meliputi Hasil wawancara dari lima informan tentang filosofi tersebut diatas yang menyatakan

Hubungan Jenis dan Lama Penggunaan Alat Kontrasepsi Hormonal Terhadap Gangguan Menstruasi Pada Ibu Pus di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan Tahun

Untuk mengetahui distribusi pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang Obesitas pada balita berdasarkan sumber informasi di Lingkungan XIX Kelurahan Binjai Kecamatan