• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBERIAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK DISKUSI TERHADAP PERILAKU MENYONTEK SISWA KELAS XI SMA SWASTA PERSIAPAN STABAT KABUPATEN LANGKAT TAHUN AJARAN 2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PEMBERIAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK DISKUSI TERHADAP PERILAKU MENYONTEK SISWA KELAS XI SMA SWASTA PERSIAPAN STABAT KABUPATEN LANGKAT TAHUN AJARAN 2015/2016."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMBERIAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK

TEKNIK DISKUSI TERHADAP PERILAKU MENYONTEK

SISWA KELAS XI SMA SWASTA PERSIAPAN STABAT

KABUPATEN LANGKAT

TAHUN AJARAN

2015/2016

SKRIPSI

Oleh:

ABDUL HALIM BIN MOHD SATAR

NIM. 1114651001

PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)

PENGARUH PEMBERIAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK

TEKNIK DISKUSI TERHADAP PERILAKU MENYONTEK

SISWA KELAS XI SMA SWASTA PERSIAPAN STABAT

KABUPATEN LANGKAT

TAHUN AJARAN

2015/2016

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan

Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

OLEH:

ABDUL HALIM BIN MOHD SATAR

NIM. 1114651001

PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

ABSTRAK

ABDUL HALIM BIN MOHD SATAR. NIM: 1114651001. Pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Diskusi Terhadap Perilaku Menyontek Siswa SMA Swasta Persiapan Stabat Kabupaten Langkat Tahun Ajaran 2015/2016 Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan, 2016.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh pemberian layanan bimbingan kelompok teknik diskusi terhadap perilaku menyontek siswa SMA Swasta Persiapan Stabat Kabupaten Langkat tahun ajaran 2015/2016. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh pemberian layanan bimbingan kelompok terhadap perilaku menyontek siswa di SMA Swasta Persiapan Stabat.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Swasta Persiapan Stabat Tahun Ajaran 2015/2016. Sedangkan subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Swasta Persiapan Stabat yaitu 10 siswa yang ditentukan secara purposive sample (sampel bertujuan). Penelitian ini termasuk penelitian quasi eksperimen, dengan memberikan perlakuan kepada sekelompok orang yang dijadikan subjek penelitian. Instrumen yang digunakan adalah angket untuk menjaring data tentang perilaku menyontek siswa yang sebelumnya diujicobakan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas angket. Instrumen diberikan sebelumnya dan sesudah bimbingan kelompok untuk mengetahui pre-test dan post-pre-test. Teknik analisis data menggunakan uji wilcoxon yaitu untuk melihat apakah ada perbedaan perilaku menyontek setelah diberikan bimbingan kelompok.

(8)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat

dan karunia-Nya yang telah memberikan kesehatan dan semangat yang tak

henti-hentinya kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai

dengan waktu yang direncanakan. Skripsi yang berjudul “Pengaruh Pemberian

Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Diskusi Terhadap Perilaku Menyontek Siswa SMA Swasta Persiapan Stabat Kabupaten Langkat Tahun Ajaran 2015/2016”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Medan.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan dapat

diselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin

menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak

yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu

dikesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

(9)

3. Dra. Zuraida Lubis, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Bimbingan dan

Konseling dan Ibu Dra. Nurarjani, M.Pd, selaku sekretaris Bimbingan dan

Konseling Universitas Negeri Medan juga sebagai dosen pembimbing

skripsi yang telah banyak membantu dalam memberikan pengarahan,

bantuan dan atas kesediaannya untuk mengelurkan waktu luang dalam

memberikan saran dan bimbingan yang sangat berguna dalam pembuatan

skripsi ini.

Bimbingan yang telah banyak memberikan ilmu, bimbingan dan

dukungan, saran dan motivasi kepada peneliti selama berada di dalam

maupun di luar perkulihan.

6. Seluruh Staff dan Pegawai Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri

Medan atas kerjasama dan bantuan kepada peneliti terutama usaha

surat-menyurat.

7. Bapak Irwan Amri S.P, selaku kepala sekolah, Bapak Mahmud Bagus,

S.Pd, selaku wakil kepala sekolah, Ibu Sri Hartinah, dan Saniah selaku

Guru BK, serta Guru bidang studi, staf dan pegawai SMA Swasta

Persiapan Stabat.

8. Khususnya buat keluarga tercinta terutama kedua orang tuaku, ayahanda

(10)

iv

saya temukan dan rasakan nikmatnya Cinta-Mu yang tidak henti-hentinya

memberikan doa dan dukungan baik itu moril maupun materil. Ayah dan

ibu adalah inspirasi dan penumpang semangat saya dalam menyelesaikan

studi ini serta motivasi-motivasi beliau berikan kepada saya membuat saya

siap dan kuat dalam mengarungi samudra kehidupan ini. Terima kasih buat

abang sulungku Sazali Sham, abangku Sahariman, Mohd Hamdan, Mohd

Anuar, Mohd Azlan, Abdul Basid dan kakakku Norhayati dan Siti Rohaya,

serta keluarga besar saya. Terima kasih atas doa, semangat dan

dukungannya selama ini setia menemani penulis dalam menyelesaikan

skripsi.

9. Untuk sahabat-sahabatku tersayang Amirul, Azrul, Abu, , Nurazieanni,

Rahmadani Siregar, Asif, Abdullah, Ammar, Fadzli, Fauzan, Shakir,

Haraffi, Farouk, Faizal dan sahabat Perwakilan Mahasiswa Malaysia

Unimed (PMMU). Terima kasih sahabatku yang telah saling mendoakan,

memberikan masukan, motivasi dan semangat bagi penulis untuk

menyelesaikan skripsi. Sahabatku tersayang, seluruh teman-teman BK

EKSTENSI B, BK 2011 yang tidak bisa disebutkan satu persatu dan

teman-teman PPLT SMA Swasta Persiapan Stabat terima kasih untuk

segala dukungan dan bantuan yang telah kalian berikan.

10.Kepada seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu

yang telah membantu peneliti secara langsung maupun tidak langsung

(11)

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga skripsi ini

bermanfaat bagi para pembaca terutama dalam dunia pendidikan pada umumnya

dan khususnya dalam bidang Bimbingan dan Konseling.

Medan, Februari 2016

Penulis

(12)

vi

1. Pengertian Bimbingan Kelompok ... ... 17

2. Tujuan Layanan Bimbingan Kelompok ... 19

(13)

4. Jenis Layanan Bimbingan Kelompok ... 22

5. Tahap Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok ... 25

6. Asas Layanan Bimbingan Kelompok ... 25

D. Teknik Diskusi ... 31

1. Pengertian Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Diskusi.. .... 32

2. Syarat Diskusi Kelompok ... 33

D. Operasionalisasi Variabel Penelitian ... 37

E. Desain Penelitian ... 38

B. Pengujian Persyaratan Analisis ... 44

C. Analisis Data Penelitian ... 46

D. Diskripsi Kegiatan ... 47

E. Hipotesis ... 49

(14)

viii

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 60

A. Kesimpulan ... 60

B. Implikasi ... 60

C. Saran ... 61

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 : Peberian Skor Angket Berdasarkan Skala Likert ... 39

Tabel 3.2 : Kisi- Kisi Angket Menyontek ... 40

Tabel 4.1 : Hasil Pre-Test ... 65

Tabel 4.2 : Hasil Post-Test ... 68

Tabel 4.3 : Sebaran Data Uji Coba Angket Menyontek ... 71

Tabel 4.4 :Ringkasan Perhitungan Angket Menyontek ... 74

Tabel 4.5 : Perhitungan Varians Setiap Butir Angket... 74

Tabel 4.6 : Sebaran Data Penelitian Pre-tes Dan Post-test ... 80

Tabel 4.7 : Tabulasi Data Penelitian ... 81

Tabel 4.8 : Kategori Post Test Menyontek Siswa ... 86

Tabel 4.9 : Pengujian Wilcoxon... 87

(16)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Angket Uji Coba Penelitian ... 64

Lampiran 2 : Sebaran Data Angket Menyontek ... 68

Lampiran 3 : Perhitungan Validitas Angket Menyontek... 70

Lampiran 4 : Perhitungan Reliabilitas Angket Menyontek ... 73

Lampiran 5 : Angket Menyontek Siswa Yang Valid ... 77

Lampiran 6 : Sebaran Data Pre-Test dan Post-Test ... 80

Lampiran 7 : Tabulasi Data Penelitian ... 81

Lampiran 8 : Perhitungan Harga Rata-Rata (M), Standard Deviasi (SD) Pre-test ... 82

Lampiran 9 : Perhitungan Harga Rata-Rata (M), Standard Deviasi (SD) Post-Test ... 84

Lampiran 10 : Perhitungan Kategori Menyontek Siswa Sebelum Diberi Bimbingan Kelompok Teknik Diskusi Pada Siswa Kelas XI-IPS 2 SMA Swasta Persiapan Stabat Tahun Ajaran 2015/2016 ... 86

Lampiran 11 : Pengujian Wilcoxon... 89

Lampiran 12 : Perhitungan Perubahan Perilaku Menyontek Siswa ... 92

(17)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 : Peberian Skor Angket Berdasarkan Skala Likert ... 39

Tabel 3.2 : Kisi- Kisi Angket Menyontek ... 40

Tabel 4.1 : Hasil Pre-Test ... 65

Tabel 4.2 : Hasil Post-Test ... 68

Tabel 4.3 : Sebaran Data Uji Coba Angket Menyontek ... 71

Tabel 4.4 :Ringkasan Perhitungan Angket Menyontek ... 74

Tabel 4.5 : Perhitungan Varians Setiap Butir Angket ... 74

Tabel 4.6 : Sebaran Data Penelitian Pre-tes Dan Post-test ... 80

Tabel 4.7 : Tabulasi Data Penelitian ... 81

Tabel 4.8 : Kategori Post Test Menyontek Siswa... 86

Tabel 4.9 : Pengujian Wilcoxon ... 87

Tabel 4.10 : Uji Wilcoxon Nilai Z Tabel ... 89

(18)

DOKUMENTASI PENELITIAN Kawasan sekitar penelitian

(19)
(20)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu langkah untuk membentuk sumber daya

manusia yang berkualitas, oleh karena masalah pendidikan menjadi pusat

perhatian di negara Indonesia. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional

bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman, sehat, berilmu, cakap, keratif, mandiri, dan menjadi warganegara yang

demokrasi serta bertanggung jawab.

Tohirin (2007:4) menjelaskan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar

untuk pengembangan kepribadian yang berlansung seumur hidup baik di sekolah

maupun di madrasah. Pendidikan juga bermakna proses membantu individu baik

jasmani dan rohani ke arah terbentuknya kepribadian utama.

Pendidikan Nasional Indonesia pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan

kualitas manusia Indonesia baik secara fisik maupun intelektual sehingga mampu

mengembangkan diri serta lingkungan dalam pembangunan nasional. Guna

mencapai tujuan pendidikan diperlukan proses pendidikan yang baik. Dalam hal

ini masih banyak dijumpai permasalahan-permasalahan yang dapat menghambat

tujuan pendidikan, masalah-masalah tersebut banyak dijumpai disekolah. Salah

satu usaha bantuan dan bimbingan harus dititik beratkan ialah Menyontek

Permasalahan mencontek merupakan masalah yang dihadapi oleh semua

Negara.Mencontek pada akhirnya menjadi perhatian internasional.Perilaku

(21)

2

bangku kuliah atau universitas. Hal ini nyata dengan pendapat, Anderman (dalam

Hartono 2012:4) perilaku menyontek atau cheating adalah suatu wujud perilaku

dan ekspresi mental seseorang yang merupakan hasil belajar dari interaksi dengan

lingkungan. Juga memiliki sifat ketergantungan dan kesulitan dalam membuat

keputusan.

Hartono (2012:5) mengatakan bahwa “Beberapa siswa mencontek karena

mereka sangat focus pada nilai atau rangking di kelas,yang lain mencontek karena

mereka sangat takut pada image yang akan diberikan oleh teman sebaya pada

dirinya”.

Sommers (dalam Hartono 2012:11) menyatakan bahwa mencontek terjadi

karena adanya erosi perilaku, dimana seorang siswa lebih mementingkan

membantu teman-teman mereka dalam mengerjakan tugas dan ujian. Terjadinya

kecurangan dalam tugas dan ujian dapat disebabkan karena kompetensi atau

pengetahuan siswa dalam suatu pelajaran atau tes.

Fenomenana perilaku menyontek telah menjadi kebiasaan buruk dikalangan

siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) bagi mereka menyontek bukanlah hal yang

asing. Lebih lanjut, informasi dari guru Bimbingan dan Konseling di SMA Swasta

Persiapan Stabat Kabupaten Langkat mengungkapkan bahwasanya mengapa siswa

di lingkungan sekolah memiliki prilaku menyontek adalah siswa tidak memiliki

kesiapan dalam menghadapi tugas dan ujian yang diberikan oleh guru. Akibatnya

siswa memilih cara negative dengan menyontek untuk menyelesaikan tugas serta

(22)

3

Gejala menyontek siswa dapat dilihat jelas di sekolah SMA Swasta Persiapan

Stabat dimana perilaku menyontek di kelas XI dengan jumlah 30 siswa sangat

sering terlihat, namun tidak banyak guru yang mengambil langkah tegas dalam

menindak lanjuti pelanggaran tersebut. Begitu pula dengan siswa kelas XII yang

sudah bersiap untuk mengikuti Ujian Nasional, perilaku menyontek ini tidak

begitu terlihat. Dikelas X perilaku tidak begitu menonjol disebabkan siswa masih

baru dimana siswa yang baru masuk langsung dibagi ke dalam jurusan.

Salah seorang guru bidang studi mengungkapkan mengapa siswa-siswa di

SMA banyak menyontek tugas yang telah diberikan oleh guru salah satunya siswa

yang bersangkutan malas untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru,

kurangnya pengetahuan yang dimiliki oleh siswa juga menjadi faktor yang

menyebabkan siswa menyontek tugas temannya, kurangnya prasarana-prasarana

dari pihak sekolah, setelah melakukan kegiatan sekolah siswa ada yang sambil

bekerja, serta kurangnya perhatian dan motivasi orang tua terhadap sekolah yang

dijalani oleh siswa.

Dari pengamatan penulis sewaktu melakukan observasi selama dua minggu di

SMA Swasta Persiapan Stabat kelas XI-IPS 2, memberi gambaran bahwa ada

sebahagian siswa yang mempunyai kegiatan perilaku menyontek. Antara

penyebab siswa menyontek tugas yang diberikan oleh guru yaitu motivasi dan

perhatian yang kurang dari orang tua sehingga membuat siswa lalai dan kurang

tanggung jawab dari tugas yang telah diberikan oleh guru, malas hal ini juga

menjadi momok besar bagi siswa untuk mengerjakan tugas, siswa juga ada yang

bekerja setelah kegiatan sekolah usai, kurangnya prasarana yang disediakan oleh

(23)

4

Sifat menyontek tugasan dan ujian merupakan salah sifat yang tidak baik

untuk dikembangkan dalam kehidupan sehari-hari, terlebih lagi dalam kehidupan

siswa. Jika dari usia dini mereka sudah memiliki sifat menyontek bagaimana

ketika kelak mereka semakin dewasa.

Salah satu cara untuk menerapkan perubahan perilaku menyontek

dilingkungan sekolah adalah melalui layanan bimbingan dan konseling. Pelayanan

bimbingan dan konseling bisa dijadikan sebagai salah satu cara untuk

meningkatkan perubahan perilaku menyontek dilingkungan sekolah bagi para

siswa. Salah satu layanan yang dapat digunakan dalam upaya untuk meningkatkan

kepedulian terhadap lingkungan sekolah adah layanan bimbingan kelompok.

Menurut Damayanti (2012:40) “bimbingan kelompok adalah salah satu teknik

dalam bimbingan konseling untuk memberikan bantuan kepada peserta

didik/siswa yang dilakukan pembimbing/konselor melalui kegiatan kelompok

yang dapat digunakan untuk mencegah berkembangnya masalah-masalah yang

dihadapi anak”.

Prayitno (1995:178) mengemukakan bahwa bimbingan kelompok adalah suatu

kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok. Artinya, semua peserta dalam kegiatan

kelompok saling berinteraksi, bebas mengeluarkan pendapat, menanggapi,

memberikan saran, dan lain sebagainya. Apa yang dibicarakan itu semuanya

bermanfaat untuk diri peserta yang bersangkutan sendiri dan untuk peserta

(24)

5

Layanan bimbingan kelompok dapat diberikan dengan beragama teknik untuk

meningkatkan karakter peduli lingkungan sekolah salah satu teknik yang dapat

dilakukan adalah melalui teknik diskusi.

Tohirin (2007:275), Diskusi kelompok merupakan suatu cara di mana siswa

memperoleh kesempatan untuk memecahkan masalah secara bersama-sama.

Setiap siswa memperoleh kesempatan untuk mengemukakan suatu masalah.

Dalam melakukan diskusi siswa diberi peran-peran tertentu seperti pemimpin

diskusi dan notulis dan siswa lain menjadi peserta atau anggota. Dengan demikian

akan timbul rasa tanggung jawab dan harga diri.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan faktor yang dapat diidentifikasi sebagai faktor yang

mempengaruhi perilaku menyontek dilingkungan sekolah, yaitu:

1. Siswa lebih suka menunda tugas sehingga saat akhir dihantar

2. Siswa berpendapat lebih baik mengerjakan nanti dari pada sekarang,

dan menyontek bagi mereka adalah bukan suatu masalah.

3. Siswa malas untuk belajar walaupun ujian hampir tiba, sehingga

menyontek ketika ujian.

4. Siswa akan kesulitan mengambil keputusan ketika ujian.

C. Pembatasan Masalah

Melihat beberapa faktor yang teridentifikasi di atas, maka perlu dilakukan

(25)

6

ini dibatasi pada pemberian layanan bimbingan kelompok dengan menggunakan

teknik diskusi terhadap perilaku menyontek siswa SMA Swasta Persiapan Stabat

Kabupaten Langkat tahun ajaran 2015/2016.

D. Rumusan Masalah

Dari uraian di atas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

“Apakah ada pengaruh layanan bimbingan kelompok dengan menggunakan

teknik diskusi terhadap perilaku menyontek siswa SMA Swasta Persiapan Stabat

Kabupaten Langkat tahun ajaran 2015/2016”.

E. Tujuan Penelitian

Adapun Tujuan Penelitian yang dilakukan peneliti adalah untuk mengetahui

“Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Diskusi Terhadap Perilaku

Menyontek Siswa Persiapan Stabat Kabupaten Langkat Tahun Ajaran

2015/2016”.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat bagi berbagai pihak antara

lain:

1. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru BK, sebagai bahan masukan bagi guru SMA Swasta

Persiapan agar siswa mampu merubah perilaku menyontek melalui

(26)

7

b. Bagi Siswa, sebagai bahan masukan bagi siswa SMA Swasta Persiapan

agar siswa mampu merubah perilaku menyontek di sekolah melalui

pelaksanaan bimbingan kelompok teknik diskusi.

c. Bagi Sekolah, sekolah akan memiliki siswa yang tidak lagi menyontek

ketika ujian atau tugas yang diberikan oleh guru di sekolah.

d. Bagi Peneliti, sebagai pengalaman dalam membentuk pribadi siswa

untuk tidak lagi menyontek ketika ujian dan tugasan diberikan guru.

Pengalaman ini berguna untuk keterampilan peneliti pada saat menjadi

guru bimbingan dan konseling atau konselor sekolah kelak.

2. Manfaat Teoritis

Manfaat dalam penelitian ini sebagai bentuk pembekalan diri yang

lebih baik, menambah pengatuhuan tentang perilaku menyontek dan dapat

diaplikasikan ke arah yang lebih positif, selain itu juga sebagai bahan

(27)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada Bab IV, maka

dapat disimpulkan :

1. Perilaku menyontek siswa kelas XI SMA Swasta Persiapan Stabat Tahun

Ajaran 2015-2016 sebelum mendapat layanan bimbingan kelompok teknik

diskusi cenderung tinggi.

2. Perilaku menyontek siswa kelas XI SMA Swasta Persiapan Stabat Tahun

Ajaran 2015-2016 setelah mendapat layanan bimbingan kelompok teknik

diskusi cenderung rendah.

3. Adanya pengaruh yang signifikan antara pemberian layanan bimbingan

kelompok terhadap perilaku menyontek siswa kelas XI SMA Swasta

persiapan Stabat Tahun Ajaran 2015-2016.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan, maka diberikan implikasi sebagai berikut :

1. Dengan diketahui bahwa bimbingan kelompok memberikan pengaruh

yang signifikan terhadap penyesuaian diri siswa,maka pihak sekolah dapat

melaksanakan layanan bimbingan kelompok tersebut.

2. Siswa yang telah memiliki rasa penyesuaian diri sebaiknya ditingkatkan

(28)

61

di sekolah dapat berjalan dengan lancar sehingga siswa dapat mengukir

prestasi dengan baik dikarenakan memiliki penyesuaian diri yang baik.

C. Saran

Adapun saran yang dapat dikemukakan peneliti adalah :

1. Bagi pihak sekolah terutama konselor sekolah hendaknya lebih peduli dan

memperhatikan siswa yang kurang bisa mengendalikan kebiasaan

menyontek.

2. Konselor diharapkan menindak lanjuti kegiatan layanan bimbingan

kelompok dengan mengadakan kegiatan konseling kelompok untuk

menyelesaikan yang lebih lanjut.

3. Mengingat bahwa layanan bimbingan kelompok dapat menurunkan

perilaku menyontek siswa maka selayaknya layanan bimbingan kelompok

ini kontiniu tetap dilaksana.

4. Bagi kordinator BK, diharapkan untuk menyusun program bimbingan

konseling yang diberikan benar-benar sesuai dengan fungsi dan kebutuhan

(29)

DAFTAR PUSTAKA

Amti, E & Marjohan. 1991. Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Rineka Cipta.

Ardial. 1998. Dasar-dasar Metode Penelitian Sosial. Medan: FISIP UMSU

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Asih menanti, I. 2010. Penelitian Eksperimen.Medan: Penerbit Univeristas Negeri Medan.

Damayanti, N. 2012. Panduan Bimbingan Konseling. Yogyakarta: Araska.

Ghufron, M, N. & Riri, R. 2014. Teori – Teori Psikologi. Jogyakarta: AR-RUZZ Media.

Hartina, S. 2009. Konsep Dasar Bimbingan Kelompok. Bandung: Refika Aditama

Hartono Dody. 2012. Bimbingan & Konseling Menyontek. Jakarta. Indeks

Istarani. 2011. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada.

Noegroho. 2007. Pengantar Statistika Ekonomi Dan Bisnis. Yogjakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.

Prayitno & Amti, E. 2009. Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling. Jakarta : Renika Cipta

Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan Dan Konseling Kelompok (dasar dan profil). Jakarta : Galia Indonesia

Rusydan. 2014. Perilaku Menyontek. Bandung : Refika Aditama

Sudjana. 2002. Metoda Statistika, Bandung: Tarsito.

Sukardi. 2008. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta

Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling Di Sekolah dan Madrasah. Jakarta : Rajagrafindo Persada.

Wena, Made. 2011. Strategi Belajar Mengajar Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara.

(30)

63

http://www.depdiknas.go.id/Jurnal Diakses 12 April 2015

http://ejournal.cheating.ac.id Diakses 12 April 2015

http://ejournal.unp.ac.id Diakses 12 April 2015

http://eprints.uny.ac.id Diakses 12 April 2015

http://articale/cheating.pdf Diakses 27 Disember 2015

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran learning cycle 5E disertai mind map terhadap hasil belajar siswa siswa kelas VIII

Karena tujuan utama pembuatan alat ini hanya untuk belajar membaca kata sederhana kepada anak Pra sekolah, juga mengingat keterbatasan kemampuan IC ISD 25120 dalam menangani

Analisis kuadran dalam penelitian ini digunakan untuk melihat dampak implementasi program PEMP periode 2005-2009 terhadap 20 kabupaten/kota pesisir, yaitu

Penyelesaiannya Hassan terhadap hadis atau dalil yang tampak saling bertentangan sangat berhati-hati dan mendalam, semua dalil dikumpulkannya begitu juga berbagai pendapat

Moewardi Surakarta yang sebagian besar berpendidikan D3 belum mempunyai motivasi diri yang tinggi untuk dapat meningkatkan mutu pelayanan keperawatan sesuai dengan apa

Hal ini berarti kenaikan lipid peroksida hati tikus hiperglikemia pada rancangan yang dipakai ini belum cukup signifikan untuk dapat melihat pengaruh dari pare itu sendiri,

[r]

[r]