• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI SUPERVISI AKADEMIK OLEH PENGAWAS SEKOLAH DI SMA NEGERI 7 KOTA BINJAI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI SUPERVISI AKADEMIK OLEH PENGAWAS SEKOLAH DI SMA NEGERI 7 KOTA BINJAI."

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI SUPERVISI AKADEMIK

OLEH PENGAWAS SEKOLAH

DI SMA NEGERI 7 KOTA BINJAI

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Pada Program Studi Administrasi Pendidikan

OLEH

ENDANG SUSANTI SIANIPAR (8146132038)

PROGRAM PASCA SARJANA

ADMINISTRASI PENDIDIKAN KONSENTRASI KEPENGAWASAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

i ABSTRAK

Endang Susanti Sianipar, 8146132038, Implementasi Supervisi Akademik Oleh Pengawas Sekolah di SMA Negeri 7 Kota Binjai. Tesis. Medan : Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. 2016

Tesis ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses perencanaan, pelaksanaan, faktor yang mempengaruhi pelaksanaan supervisi akademik oleh pengawas sekolah di SMA Negeri 7 Kota Binjai serta tindak lanjut supervisi akademik. Subjek penelitian ini merupakan pengawas sekolah yang ditugaskan membina guru di SMA Negeri 7 Kota Binjai sebanyak 8 orang dan 16 orang guru SMA Negeri 7 kota Binjai yang mewakili tiap mata pelajaran. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, dokumentasi dan wawancara mendalam. Hasil temuan dalam penelitian ini adalah 1) rencana kegiatan supervisi akademik yang dimiliki oleh pengawas disusun oleh pengawas sekolah dalam bentuk Program Pengawasan Sekolah, dan Program Pengawasan Sekolah tersebut sudah sesuai dengan sistematika penulisan program pengawasan sekolah, 2) Supervisi yang dilaksanakan dikategorikan masih kurang baik, karena dari delapan orang pengawas sekolah yang ditugaskan membina guru di SMAN 7 Binjai, hanya ada dua orang guru saja yang rutin hadir untuk membina dan mensupervisi guru di SMAN 7 Binjai. Supervisi akademik yang dilakukan oleh dua orang pengawas sekolah yang rutin hadir tersebut mencakup kegiatan pemantauan, penilaian dan pelatihan/bimbingan, 3) Sementara itu faktor yang menghambat pelaksanaan supervisi akademik adalah (a) kurangnya kesadaran diri oleh pengawas akan tupoksinya sebagai seorang pengawas sekolah (b) ketiadaan pengawas sekolah yang memiliki latar belakang pendidikan yang sesuai dengan bidang guru binaan. Sedangkan faktor pendukungnya yaitu (a) telah terjalin komunikasi yang baik antara pengawas, guru, dan kepala sekolah, (b) adanya hubungan yang harmonis antara guru dan pengawas sekolah. 4) tindak lanjut supervisi akademik yang dilakukan berupa pembinaan dan pelatihan bagi guru serta membuat laporan hasil pelaksanaan pengawasan sekolah. Rekomendasi yang dihasilkan dari penelitian ini yaitu (1) Memberikan pembinaan secara intens terhadap pengawas sekolah, (2) mengadakan pelatihan-pelatihan bagi para pengawas, (3) Melakukan rekrutmen pengawas sekolah berdasarkan uji kompetensinya.

(6)

ii ABSTRACT

Endang Susanti Sianipar, 8146132038, Implementation of Academic Supervision by School Supervisor at SMAN 7 Binjai. Thesis. Medan. Postgraduate Program, State University of Medan. 2016.

The aim of this thesis is to describe the processes of planning , implementation , follow-up of the academic supervision and the factors that affect the implementation of academic supervision by school supervisors at SMAN 7 Binjai. This research subjects are 8 school supervisors assigned to foster teachers at SMAN 7 Binjai, and 16 teachers of SMAN 7 Binjai that represent each subject. This study used a qualitative approach with descriptive design . Data collected through observation , documentation and interview. The findings in this study were 1 ) academic supervision activity plan owned by supervisors prepared by a school supervisor in the form of Educational Supervision Program,and the Educational Supervision Program has been in accordance with the writing systematic of Educational Supervision Program, 2 ) Supervision performed less well categorized because of the eight school supervisor assigned to foster teacher at SMAN 7 , only two people who regularly attend and do the supervision. Academic supervision that carried out by two school supervisors who routinely work on academic supervision included monitoring , assessment and training / coaching. 3 ) While the factors that hinder the implementation of the academic supervision is ( a) a lack of self-awareness by supervisors with their job as a school supervisor ( b ) the absence of school inspectors who have the educational background that corresponds to the field of assisted teachers. While the Supervision Program. Recommendations resulting from this research are (1) provides intensive coaching to the school supervisors, (2) conducting trainings for school supervisor, (3) Hiring school supervisors based on competence test.

.

(7)

iii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadapan Tuhan junjungan tertinggi penulis yaitu Tuhan Yesus Kristus yang telah menganugerahkan segala hikmat dan kemampuan kepada penulis untuk dapat menyelesaikan penulisan tesis dengan judul : “Implementasi Supervisi Akademik Oleh Pengawas

Sekolah Di SMA Negeri 7 Kota Binjai ”. Tesis ini ditulis bertujuan untuk

memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Master pendidikan pada Program Pascasarjana di Universitas Negeri Medan.

Ucapan terima kasih sebesar-besarnya penulis haturkan kepada :

1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan (UNIMED), yang telah menerima S2 Konsentrasi Kepengawasan untuk wilayah Sumatera belajar di UNIMED.

2. Direktorat Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Menengah, yang telah memberikan beasiswa S2 kepengawasan.

3. Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan (UNIMED), yang memimpin program ini dan mendukung program pemerintah untuk S2 Kepengawasan.

(8)

iv

5. Dr. Sukarman Purba, M.Pd selaku Sekretaris Program Studi Administrasi Pendidikan PPs Universitas Negeri Medan (UNIMED), yang telah membantu kelancaran administrasi pada program ini.

6. Prof. Dr. Siman, M.Pd selaku pembimbing I dan Dr. Arif Rahman, M.Pd selaku pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan untuk menyelesaikan tesis ini dengan baik.

7. Prof. Dr. Sahat Siagian, M.Pd, Prof. Dr. Paningkat Siburian, M.Pd dan Dr. Sukarman Purba, M.Pd selaku narasumber yang telah banyak memberikan saran dan masukan yang sangat bermanfaat untuk melengkapi tesis ini.

8. Seluruh dosen yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama mengikuti perkuliahan dan staf pegawai yang telah ikut membantu penyelesaian administrasi yang dibutuhkan.

9. Pemerintah Daerah Kota Binjai dan Kepala Dinas Pendidikan Kota Binjai yang telah memberikan rekomendasi kepada penulis untuk dapat mengikuti program Pascasarjana S-2 Kepengawasan.

10. Sekretaris Daerah Kota Binjai, yang telah mengizinkan penulis untuk melaksanakan penelitian di Kota Binjai.

11. Koordinator Pengawas Dikmen Kota Binjai, Sekretaris Pengawas Dikmen Kota Binjai, dan seluruh Pengawas Sekolah Dikmen Kota Binjai yang telah bersedia bekerja sama dengan penulis selama melakukan penelitian terhadap Pengawas Sekolah.

(9)

v

S.Pd, Adresta Pinem, S.Pd, M.Si, Minar Ambarita, S.Pd, M.Si, Drs. Timbul Sormin, Dra. Hj. Risdawaty, Drs. Iwan Sembiring, dan Muslim Sembiring, S.Pd, atas kesediaannya membantu penulis selama proses penelitian.

13. Kepala Sekolah SMA Negeri 7 Kota Binjai, Khaidir Nasution, S.Pd, M.M, atas kesediaannya memberikan ijin kepada penulis untuk meneliti di SMAN 7 Kota Binjai, dan atas kerjasama serta bantuan yang besar kepada penulis selama proses penelitian di SMAN 7 Kota Binjai.

14. Guru-guru di SMAN 7 Kota Binjai dan adik-adik di Tata Usaha SMAN 7 Kota Binjai, untuk kebaikan hati mereka yang bersedia menjadi informan dan sangat membantu penulis selama proses penelitian.

15. Suami tercinta (Joharta Purba, ST) yang senantiasa percaya sepenuhnya, memotivasi dan mendukung penulis untuk menyelesaikan studi dan kepada ananda (Joceline Vinetta Purba) yang menjadi penyemangat bagi penulis menyelesaikan studi ini.

16. Ibu Mertua terkasih, S.br Sitanggang, atas dukungan dan doa-doanya yang tak pernah putus untuk kelancaran studi penulis.

17. Kakak, abang dan adik ipar di keluarga besar Purba (Kel. Petrus Sihotang, ST/ Damerista br Purba, A.Md), (Kel. Jayakarta Purba, ST/Merry br Saragih), dan (Kel. Januarta Purba, ST/ Etty br Pandiangan, S.Sos) yang telah memberikan dukungannya selama penulis berada di Medan untuk melanjutkan studi.

(10)

vi

agar dapat menyelesaikan studi. Terima kasih juga, telah menjadi pengganti orangtua bagi penulis (Alm. Sari Daulat Parlindungan Sianipar, B.Sc dan Almh. Rubiah br Sitompul) yang menjadi tempat mengadu dan bertukar pikiran selama ini.

19. Teman-teman seangkatan S-2 Konsentrasi Kepengawasan Universitas Negeri Medan (UNIMED) T.A : 2014/2015 (Angkatan ke-3).

Penyelesaian tesis ini telah diupayakan semaksimal mungkin untuk mendekati kesempurnaan, walaupun demikian kekurangsempurnaan harus terus dilengkapi, khususnya dari pembaca budiman. Oleh karena itu segala bentuk kritik dan saran selalu penulis terima dengan terbuka.

Semoga hasil karya ini bermanfaat.

Medan, Agustus 2016

Penulis :

(11)

vii

BAB II KAJIAN TEORITIS, PENELITIAN YANG RELEVAN, KERANGKA BERPIKIR ... 10

A. Kajian Teoritis ... 10

1. Konsep Supervisi Akademik ... 10

a. Tujuan Dan Fungsi Supervisi Akademik ... 12

b. Prinsip-Prinsip Supervisi Akademik ... 16

c. Teknik Supervisi Pendidikan ... 16

2. Pengawas Sekolah ... 19

a. Tugas Pokok, Kewajiban, Tanggung Jawab dan Wewenang Pengawas ... 21

b. Kompetensi Pengawas Sekolah Menengah Atas ... 25

c. Kegiatan Pengawas Sekolah Pada Supervisi Akademik ... 30

(12)

viii

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ... 53

1. Teknik Pengumpulan Data ... 53

2. Instrument Pengumpulan Data ... 58

E. Analisis Data ... 59

F. Keabsahan Data ... 63

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 68

A. Paparan Data Penelitian ... 68

1. Profil Pengawas Sekolah Menengah Kota Binjai ... 68

2. Profil SMA Negeri 7 Kota Binjai ... 71

B. Hasil Penelitian ... 73

1. Perencanaan Supervisi Akademik Oleh Pengawas Sekolah di SMA Negeri 7 Kota Binjai ... 74

2. Pelaksanaan Supervisi Akademik Oleh Pengawas Sekolah di SMA Negeri 7 Kota Binjai ... 78

3. Faktor yang Menghambat dan Mendukung Pelaksanaan Supervisi Akademik oleh Pengawas Sekolah di SMA Negeri 7 Kota Binjai ... 89

4. Tindak Lanjut Pelaksanaan Supervisi Akademik Oleh Pengawas Sekolah di SMA Negeri 7 Kota Binjai ... 95

C. Pembahasan Penelitian ... 98

1. Implementasi Supervisi Akademik Oleh Pengawas Sekolah... 98

2. Prinsip-Prinsip Supervisi Akademik ... 103

(13)

ix

4. Faktor yang Mempengaruhi Implementasi Supervisi Akademik Oleh

Pengawas Sekolah di SMA Negeri 7 Kota Binjai ... 107

D. Keterbatasan Penelitian ... 109

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 111

A. Kesimpulan ... 111

B. Implikasi ... 114

C. Saran ... 115

DAFTAR PUSTAKA ... 118

(14)

xii

DAFTAR TABEL

(15)

iii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Tujuan Supervisi Akademik ... 12 Gambar 2.2. Perilaku Supervisi Akademik ... 14 Gambar 2.3. Tindak Lanjut Supervisi Akademik ... 35 Gambar 2.4. Kerangka Berpikir Implementasi Supervisi Akademik Oleh

(16)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Pedoman Wawancara ... 121

Pedoman Studi Dokumen ... 124

Sistem Pengkodean ... 127

Daftar Informan ... 128

Transkrip Wawancara ... 130

Catatan Lapangan ... 198

Studi Dokumentasi ... 215

Foto Telaah Dokumentasi ... 225

(17)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memegang peranan penting dalam upaya mengangkat harkat dan

martabat manusia dalam kancah kehidupan guna mencapai status kehidupan yang

lebih baik. Pendidikan menentukan model manusia yang akan dihasilkannya.

Pendidikan juga memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap kemajuan

suatu bangsa dan merupakan wahana dalam menterjemahkan pesan-pesan

konstitusi serta sarana dalam membangun watak bangsa (Mulyasa, 2009:4).

Sedikitnya terdapat tiga syarat utama yang harus diperhatikan dalam

pembangunan pendidikan agar dapat berkontribusi terhadap peningkatan kualitas

sumber daya manusia yaitu; (1) sarana gedung; (2) buku yang berkualitas; dan (3)

guru dan tenaga kependidikan yang profesional.

Dalam pencapaian tujuan pendidikan tentunya banyak sekali faktor yang

menentukan seperti anggaran, sarana-prasarana, tenaga pengajar, kurikulum, dan

kondisi atau karakteristik peserta didik itu sendiri. Sebagai salah satu faktor

penentu keberhasilan pendidikan maka, guru sebagai tenaga pengajar identik

dengan tokoh yang “digugu dan ditiru” yang juga merupakan pelaku utama

khususnya dalam kegiatan pembelajaran di kelas, sehingga guru sering

mendapatkan sorotan tajam baik dari lingkup sekolah maupun dari masyarakat

dan pemerintah. Sebagai salah satu faktor penting yang menentukan keberhasilan

tujuan pendidikan maka guru perlu mendapat perhatian yang serius khususnya

dalam rangka peningkatan kemampuan atau kompetensi yang dimiliki. Hal ini

(18)

2

buruknya kualitas pendidikan. Memang selama ini sudah dilakukan berbagai

upaya untuk meningkatkan kemampuan guru seperti melalui kegiatan

pelatihan,penataran, sertifikasi, dan studi banding tetapi hal tersebut terasa jalan

ditempat dan belum menunjukkan pengaruh yang berarti bagi peningkatan

kemampuan guru. Guru cenderung melakukan rutinitas pembelajaran seperti yang

sudah dilakukan dari tahun ke tahun tanpa ada upaya peningkatan kemampuan,

dalam rangka menjadi guru yang profesional.

Terlepas dari upaya yang sudah dilakukan pemerintah dalam meningkatkan

kemampuan guru, maka pengawasan dan pembinaan perlu kiranya dilakukan. Hal

ini mengingat bahwa seseorang akan cenderung melakukan sesuatu dengan cara

yang lebih baik karena merasa diawasi atau dibina. Cara untuk membina dan

mengembangkan kemampuan guru yaitu melalui kegiatan supervisi, hal ini sesuai

dengan pengertian supervisi yaitu memberi layanan kepada guru-guru baik secara

individual maupun secara kelompok dalam usaha memperbaiki pengajaran dengan

tujuan akhir yaitu adanya peningkatan kualitas belajar peserta didik.

Menurut Piet A. Sahertian pengertian supervisi yaitu usaha memberi

pelayanan kepada guru-guru baik secara individual maupun secara kelompok

dalam usaha memperbaiki pengajaran (2000: 19). Sedangkan menurut Arikunto

(2006:33) bahwa kegiatan pokok supervisi adalah melakukan pembinaan kepada

personil sekolah pada umumnya dan khususnya guru, agar kualitas pembelajaran

meningkat. Dari kedua pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa

supervisi adalah usaha untuk membantu sekolah untuk meningkatkan mutu

(19)

3

Supervisi akademik adalah fungsi supervisi yang berkenaan dengan aspek

pembinaan dan pengembangan kemampuan profesional guru dalam meningkatkan

mutu pembelajaran dan bimbingan di sekolah. Dalam Masaong (2013:3)

disebutkan bahwa aspek penting dari supervisi adalah: (1) bersifat bantuan dan

pelayanan kepada kepala sekolah, guru dan staf; (2) untuk pengembangan kualitas

diri guru; (3) untuk pengembangan profesional guru; dan (4) untuk memotivasi

guru.

Dalam bidang akademik pengawas sekolah memberikan pelayanan

membantu guru untuk meningkatkan kualitas layanan belajar yang diterima

peserta didik ke arah yang lebih baik. Pengawas sekolah menjamin agar guru dan

staf bekerja dengan baik serta menjaga mutu proses maupun hasil pendidikan di

sekolah.

Sagala (2012:243) menyatakan bahwa dalam tugas supervisi yang dilakukan

pengawas sekolah mencakup kegiatan-kegiatan (1) merencanakan program

supervisi, yaitu penyusunan dokumen, perencanaan pemantauan serangkaian

kegiatan, membantu guru mengembangkan kemampuannya, mengelola proses

pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran; (2) melaksanakan program

supervisi, yaitu kegiatan yang bertujuan untuk membantu dan membina guru

meningkatkan kemampuan profesionalnya agar dapat mempertinggi kualitas

proses dan hasil belajar peserta didik; dan (3) menindaklanjuti program supervisi

dalam membantu mengatasi kesulitan guru dalam proses belajar mengajar. Hasil

supervisi perlu ditindaklanjuti agar memberikan dampak yang nyata bagi

(20)

4

Tujuan supervisi akademik adalah: (1) membimbing dan memfasilitasi guru

mengembangkan kompetensi profesinya; (2) memberi motivasi guru agar

menjalankan tugasnya secara efektif; (3) membantu guru mengelola kurikulum

dan pembelajaran berbasis KTSP secara efektif; dan (4) membantu guru membina

peserta didik agar potensinya berkembang secara maksimal (Masaong, 2013:7).

Kinerja guru yang menjadi sasaran pengawasan untuk dibantu oleh

pengawas sekolah meliputi: (1) sebagai tenaga pengajar, yaitu pengawas sekolah

membantu guru menyusun persiapan mengajar, melaksanakan kegiatan

belajar-mengajar di kelas, dan mengadakan evaluasi hasil belajar-belajar-mengajar dengan cara

memeriksa dengan prosedur yang benar kemampuan dan keterampilan guru

melaksanakan kegiatan pembelajaran; (2) sebagai manajer kelas, yaitu membantu

guru menciptakan situasi kondisi yang optimal bagi terlaksananya proses

pembelajaran di kelas dengan menerapkan pendekatan-pendekatan dan

teknik-teknik manajemen kelas yang efektif dengan cara memeriksa kemampuan dan

keterampilan guru dalam mengelola kelas; dan (3) sebagai pembimbing,

pengawas sekolah memeriksa dan membantu meningkatkan kemampuan dan

keterampilan guru memberi bimbingan belajar kepada peserta didik agar mampu

memperoleh perkembangan yang optimal.

Pengawas sekolah membina guru sebagai upaya mengembangkan profesi

keguruan pada diri guru, termasuk kepribadiannya. Kegiatan yang dilakukan

antara lain memotivasi dan meningkatkan semangat kerja guru dengan; (1)

mengamati bermacam-macam motivasi guru yang hasilnya disimpan sebagai

dokumen yang akan dimanfaatkan dalam perencanaan; (2) menyalurkan

(21)

5

dan (3) membantu guru membuat program yang cocok agar dengan cara memberi

kesempatan mempelajari pekerjaannya sampai puas, memberi tanggung jawab

akan pekerjaan masing-masing, dan memberi kesempatan mengembangkan diri

sesuai bakat dan kemampuan masing-masing (Sagala, 2012:244).

Untuk memperoleh pengajaran yang baik, perlu ada sistem supervisi yang

efektif. Keefektifan tersebut dapat ditegaskan sebagai berikut: (1) supervisi

merupakan usaha untuk membantu dan melayani guru meningkatkan kemampuan

keguruannya; (2) supervisi tidak langsung diarahkan kepada murid, tetapi kepada

guru yang membina murid itu; (3) supervisi tidak bersifat direktif tetapi lebih

banyak bersifat konsultatif. Dengan demikian supervisi sebagai bantuan kepada

guru dalam melaksanakan tugas mengajar untuk membantu siswa agar lebih baik

dalam belajar. Jadi supervisi merupakan bantuan yang diberikan kepada guru

dalam rangka pembinaan di bidang pengembangan, pengajaran, staf dan

kurikulum. Dalam kaitan inilah supervisi dengan berbagai teknik muncul dengan

penekanan pada usaha membantu guru memperbaiki penampilan mengajar

mereka (Sagala, 2012:232).

Sekolah Menengah Atas Negeri 7 merupakan satu dari tujuh Sekolah

Menengah Atas Negeri di kota Binjai. Sekolah ini berdiri pada tahun 2006 sebagai

hasil dari desakan kebutuhan masyarakat sekitar akan kehadiran sebuah sekolah

menengah atas negeri di kecamatan Binjai Barat. Walau sekolah ini merupakan

sekolah menengah atas negeri yang terakhir berdiri di kota Binjai, namun hal

tersebut tidak menjadi penghalang bagi perannya dalam memajukan dunia

pendidikan di kota ini. Hal tersebut terlihat dari ditunjuknya SMA Negeri 7 kota

(22)

6

menjadi sekolah pilot project dalam implementasi kurikulum 2013 pada bulan Juli

2013 yang lalu.

Dalam perkembangannya, SMA Negeri 7 kota Binjai senantiasa berusaha

untuk meningkatan mutu pendidikan, terutamanya tentang pelaksanaan supervisi

akademik terhadap profesionalisme guru-gurunya dalam kegiatan belajar

mengajar. Hasil observasi yang dilakukan menunjukkan bahwa :

1. Pelaksanaan supervisi akademik tidak merata terhadap semua guru, dimana

masih ada guru mata pelajaran tertentu yang belum pernah disupervisi oleh

pengawas sekolah.

2. Pada tahun pelajaran 2015/2016 ini, dari 8 orang pengawas yang ditugaskan

untuk membina guru-guru di SMA Negeri 7 Kota Binjai, hanya 2 orang

pengawas saja yang rutin datang melaksanakan tugas kepengawasan, yaitu

pengawas untuk guru bidang studi Kimia dan bidang studi Fisika.

3. Dari 54 orang guru yang bertugas, hanya 7 orang guru yaitu dari mata

pelajaran Fisika, dan Kimia yang rutin disupervisi oleh pengawas sekolah.

4. Sementara itu masih ada guru yang belum pernah disupervisi oleh

pengawas sekolah sama sekali, yaitu 6 orang guru yang terdiri atas 2 orang

guru Bahasa Prancis, 3 orang guru Bahasa Indonesia dan 1 orang guru Seni

Budaya.

5. Bahkan ada 9 orang guru yang sama sekali tidak mengenal dan tidak

mengetahui pengawas sekolah yang ditugaskan untuk membina guru di

sekolah ini.

6. Pengawas sekolah belum melaksanakan kegiatan supervisi akademik sesuai

(23)

7

7. Kegiatan supervisi akademik oleh pengawas sekolah dirasakan sebagai

beban bagi sebagian guru.

8. Tidak semua guru pernah mendapatkan pembinaan dalam hal penyusunan

RPP.

9. Kebanyakan guru dalam pembelajaran di kelas hanya menggunakan metode

ceramah dan tidak menggunakan media/alat pembelajaran yang sesuai

dengan materi yang diberikan,

Dari hasil penjajakan awal di lokasi penelitian, ternyata supervisi akademik

pengawas tehadap guru-guru SMA Negeri 7 kota Binjai tidak efektif atau masih

belum maksimal. Guru-guru SMA Negeri 7 kota Binjai sangat memerlukan

supervisi akademik pengawas untuk meningkatkan kemampuan guru-guru dalam

melaksanakan tugas-tugas pembelajaran di sekolah. Melihat fakta-fakta yang

terjadi dilapangan, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan

mengambil judul : “Implementasi Supervisi Akademik Pengawas Sekolah di

SMA Negeri 7 Kota Binjai”

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penelitian ini akan difokuskan

pada Implementasi Supervisi Akademik Oleh Pengawas Sekolah di SMA Negeri

7 Kota Binjai.

C. Pertanyaan Penelitian

Fokus penelitian yang diuraikan di atas memunculkan beberapa pertanyaan

(24)

8

1. Bagaimana perencanaan supervisi akademik yang dilakukan pengawas

sekolah di SMA Negeri 7 kota Binjai ?

2. Bagaimana pelaksanaan supervisi akademik yang dilakukan pengawas

sekolah di SMA Negeri 7 kota Binjai ?

3. Apa saja faktor yang menghambat dan mendukung pelaksanaan supervisi

akademik oleh pengawas sekolah di SMA Negeri 7 kota Binjai ?

4. Bagaimana tindak lanjut pelaksanaan supervisi akademik oleh pengawas

sekolah di SMA Negeri 7 kota Binjai ?

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan :

1. Untuk mengetahui bagaimana Perencanaan supervisi akademik oleh

pengawas sekolah di SMA Negeri 7 kota Binjai.

2. Untuk mengetahui bagaimana Pelaksanaan supervisi akademik oleh

pengawas sekolah di SMA Negeri 7 kota Binjai.

3. Untuk mengetahui faktor apa saja yang menghambat dan mendukung

pelaksanaan supervisi akademik oleh pengawas sekolah di SMA Negeri 7

kota Binjai.

4. Untuk mengetahui bagaimana tindak lanjut dari pelaksanaan supervisi

akademik oleh pengawas sekolah di SMA Negeri 7 kota Binjai.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk:

(25)

9

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang

pelaksanaan supervisi akademik oleh pengawas sekolah di SMA Negeri 7

kota Binjai.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Dinas Pendidikan Kota Binjai, khususnya pengawas sekolah menengah

atas di kota Binjai, sebagai masukan maupun informasi yang dapat

digunakan untuk meningkatkan strategi pengawasan pendidikan.

b. Bagi pengawas sekolah sebagai bahan masukan dalam melaksanakan

tugasnya dalam pelaksaan kegiatan supervisi akademik di sekolah.

c. Bagi peneliti lain, yang akan melakukan penelitian lanjutan tentang

(26)

111

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan dilakukan analisis

pembahasan tentang implementasi supervisi akademik oleh pengawas

sekolah di SMA Negeri 7 kota Binjai, maka dapat ditarik suatu kesimpulan

sebagai berikut :

1. Rencana kegiatan supervisi akademik yang dimiliki oleh pengawas

disusun oleh pengawas sekolah dalam bentuk Program Pengawasan

Sekolah. Program Pengawasan Sekolah yang disusun itu telah sesuai

dengan sistematika penyusunan program pengawasan sekolah.

2. Pelaksanaan supervisi akademik yang dilakukan oleh pengawas sekolah

di SMA Negeri 7 kota Binjai dikategorikan kurang, karena dari delapan

orang pengawas sekolah yang ditugaskan membina guru di SMAN 7

Binjai, hanya ada dua orang saja yang rutin hadir untuk membina dan

mensupervisi guru, sementara enam orang lagi tidak pernah hadir

sepanjang tahun pelajaran 2015/2016. Sementara itu, supervisi akademik

yang dilakukan oleh dua orang pengawas sekolah yang rutin hadir

tersebut, dilakukan dengan teknik individu dan kelompok. Teknik

individu dilakukan saat pengawas melakukan kunjungan kelas untuk

mengamati dan menilai guru dalam proses pembelajaran, sedangkan

teknik kelompok dilakukan saat pengawas melakukan pembinaan

(27)

112

pembuatan RPP. Supervisi akademik yang dilakukan oleh pengawas

menggunakan setidaknya 3 prinsip supervisi akademik, yaitu mampu

menciptakan hubungan kemanusiaan yang harmonis, pelaksanaan

supervisi secara demokratis, dan supervisi akademik bersifat konstruktif.

Sifat pelaksanaannya baik dengan pemberitahuan maupun tanpa

pemberitahuan. Supervisi yang dilaksanakan telah mencakup kegiatan

pemantauan, penilaian dan pelatihan/bimbingan.

3. Faktor yang menghambat pelaksanaan supervisi akademik adalah :

a. kurangnya kesadaran diri oleh pengawas akan tupoksinya sebagai

seorang pengawas sekolah, yaitu dengan rincian sebagai berikut :

1) Masalah pribadi pengawas. Pengawas tidak bisa memilah mana

yang harus dia prioritaskan, apakah pekerjaan atau kehidupan

pribadi, sehingga akhirnya tugas dan tanggungjawabnya sebagai

pengawas terbengkalai.

2) Masa penugasan yang masih baru bagi pengawas sekolah. Masa

penugasan yang masih baru untuk pengawas sekolah, sehingga

ini merupakan suatu alasan bagi pengawas mengapa mereka

belum melaksanakan supervisi akademik dengan baik.

3) Kurang mampu membagi alokasi waktu untuk mengawasi

guru-guru binaannya

b. Kurangnya jumlah pengawas untuk mata pelajaran tertentu. Untuk

mata pelajaran Bahasa Inggris dan Ekonomi, hanya ada 1 orang

pengawas Dikmen untuk guru-guru Bahasa Inggris tingkat SMA dan

(28)

113

Binjai. Hal ini membuat pengawas sekolah kewalahan dalam

melaksanakan tugasnya.

c. Ketiadaan pengawas sekolah yang memiliki latar belakang

pendidikan yang sesuai dengan bidang guru binaan.

Sedangkan faktor yang mendukung pelaksanaan supervisi akademik

adalah :

a. Komunikasi yang baik dengan guru dan kepala sekolah. Pengawas

sekolah yang melaksanakan supervisi akademik di SMAN 7 Binjai

memiliki kemampuan untuk menjalin komunikasi yang baik dengan

guru dan kepala sekolah binaannya. Komunikasi dua arah telah

terjalin dengan baik.

b. Hubungan yang harmonis antara guru, kepala sekolah dan pengawas

sekolah. Guru-guru binaan tidak merasa takut akan kehadiran

pengawas sekolah karena bagi guru binaan, kehadiran pengawas

merupakan sebagai mentor yang memberikan bantuan profesional

bagi guru binaan. Pengawas sekolah bukan lagi menjadi momok

yang menakutkan bagi guru, melainkan kehadirannya

ditunggu-tunggu oleh guru.

4. Tindak lanjut hasil supervisi akademik yang dilakukan oleh pengawas

sekolah adalah berupa pembinaan. Tentang pembinaan apa yang

diberikan, tergantung dari hasil pelaksanaan supervisi akademik yang

telah dilaksanakan. Pengawas menyusun laporan hasil pelaksanaan

pengawasan di sekolah binaannya, yang diserahkan kepada Kepala

(29)

114

ditemukan satu pun dokumen laporan pelaksanaan pengawasan sekolah

karena sistem filing atau pengarsipan yang tidak tepat.

B. Implikasi

Sebagai implikasi dalam penelitian ini adalah :

1. Bagi Kepala Dinas Pendidikan kota Binjai, agar kiranya memberikan

pembinaan secara intens terhadap pengawas sekolah, melalui diklat

kepengawasan atau pun yang lainnya, sehingga pengawas semakin

memahami tupoksinya.

2. Bagi para Pengawas Sekolah Dikmen yang ada di kota Binjai, perlu

adanya aktif mengikuti berbagai pelatihan yang bisa berupa workshop

atau juga seminar dengan harapan agar para pengawas

memperoleh pengalaman dan pengetahuan yang bisa digunakan untuk

memperbaiki kinerjanya.

3. Bagi para Pengawas Sekolah Dikmen, perlu adanya kesadaran dari diri

pengawas itu sendiri bahwa seorang pengawas harus memiliki 6

kompetensi yang terdiri dari kompetensi kepribadian, kompetensi

supervisi manajerial, kompetensi supervisi akademik, kompetensi

evaluasi pendidikan, kompetensi penelitian pengambangan dan

kompetensi sosial. Oleh karena itu, untuk menunjang keberhasilannya

dalam melaksanakan tugas seorang pengawas harus mampu

meningkatkan kompetensi tersebut. Semuanya harus

diperjuangkan dan dimantapkan oleh sang pengawas sekolah melalui

(30)

115

4. Bagi Kepala Dinas Pendidikan, proses perekrutan pengawas sekolah

tidak asal tunjuk. Kompetensi yang telah ditetapkan mengenai

pengawas sekolah/madarasah yaitu Permendiknas Nomor 12 Tahun

2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah harus

benar-benar dijadikan pedoman dalam menentukan pengangkatan pengawas

sekolah, tidak asal tunjuk dan tanpa seleksi akan tetapi

pengangkatan pengawas sekolah harus benar-benar mengikuti

syarat-syarat yang telah ditentukan.

5. Bagi Dinas Pendidikan, agar kiranya menambah jumlah pengawas

sekolah untuk mata pelajaran tertentu, khususnya mata pelajaran yang

gurunya tidak pernah disupervisi oleh pengawas yang dikarenakan oleh

ketiadaan pengawas yang sesuai latar belakang pendidikannya dengan

guru binaan.

C. Saran

1. Bagi Dinas Pendidikan :

a. Melakukan rekrutmen pengawas sekolah berdasarkan uji

kompetensinya, bukan dengan pengalihan jabatan.

b. Melakukan pembinaan dan pengawasan yang lebih intens terhadap

pengawas sekolah itu sendiri, agar pengawas melakukan tupoksinya

dengan sebaik-baiknya.

c. Membuat sistem “reward and punishment” bagi para pengawas

sekolah agar mereka semakin terpacu untuk senantiasa bekerja

(31)

116

d. Melakukan evaluasi dan menindaklanjuti laporan supervisi

akademik yang dibuat oleh pengawas sekolah secara berkala.

e. Mempertimbangkan penambahan jumlah pengawas untuk mata

pelajaran tertentu, seperti pengangkatan pengawas baru untuk mata

pelajaran Bahasa Inggris, Ekonomi, Bahasa Prancis atau pun Seni

Budaya.

f. Melakukan pembinaan teknis secara berkala berupa pelatihan, diklat

maupun bentuk pembinaan lainnya guna meningkatkan kompetensi

pengawas sekolah.

g. Mengkaji ulang manajemen supervisi akademik yang selama ini

dilaksanakan, apakah sudah sesuai konsep , kebutuhan dan

terapannya secara ilmiah.

2. Bagi pengawas sekolah :

a. Melakukan analisis terhadap masalah dan kebutuhan utama guru di

sekolah.

b. Mampu memprioritaskan tugas dan tanggung jawab sebagai seorang

pengawas di atas masalah pribadinya.

c. Hendaknya meningkatkan pengetahuannya tentang proses supervisi

akademik dengan diberi kesempatan mengikuti pelatihan

kepengawasan.

d. Menggunakan prinsip-prinsip supervisi akademik, pendekatan, dan

teknik supervisi akademik yang cocok terhadap guru-guru di sekolah

(32)

117

e. Hendaknya dalam pelaksanaan supervisi akademik, pengawas

mempersiapkan secara matang baik itu dari tahap perencanaan,

pelaksanaan, evaluasi, tindak lanjut, dan pembuatan laporan.

f. Harus senantiasa mengembangkan pelaksanaan supervisi guru

dengan mengoptimalkan cara-cara yang variatif, kreatif, dan inovatif

sebagai bentuk perbaikan kekurangan-kekurangan yang telah

dihasilkan melalui refleksi bersama dengan para guru terhadap

pelaksanaan supervisi yang telah selesai dilaksanakan.

g. Hendaknya menambah frekuensi kehadiran ke sekolah dan ketika

hadir ke sekolah benar – benar memberikan bimbingan dan bantuan

supervisi akademik kepada guru, guna meningkatakan kualitas dan

(33)

58

DAFTAR PUSTAKA

Aedi, Nur. 2014. Pengawasan Pendidikan : Tinjauan Teori Dan Praktik. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Amrin. 2013. Kinerja Pengawas Dalam Pelaksanaan Supervisi Akademik Di

Sekolah Dasar. Tesis Pada Universitas Bengkulu : Tidak Diterbitkan.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-Dasar Supervisi. Jakarta : Rineka Cipta.

Asyhari, M. 2011. Supervisi Akademik Pengawas Madrasah Tsanawiyah di

Kabupaten Jepara. Tesis Pada IAIN Walisongo : Tidak Diterbitkan.

Bungin, Burhan. 2012. Penelitian Kualitatif. Jakarta : Kencana.

Daryanto dan Rachmawati, Tutik. 2015. Supervisi Pembelajaran : Inspeksi

Meliputi Controlling, Correcting, Judging, Directing, Demonstrating.

Jakarta : GAVA Media.

Dharma, S. 2008. Peran Dan Fungsi Pengawas Sekolah/Madrasah. Jurnal

Tenaga Kependidikan. Jakarta : Direktorat tenaga Kependidikan dan

Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Kementrian Pendidikan Nasional.

Glickman, C.D., Gordon, S.P., & Ross-Gordon, J.M. 2007. Supervision and

Instructional Leadership : A developmental approach (7th ed). New york :

Pearson.

Indrawan, Rully dan Yaniawati, Poppy. 2014. Metodologi Penelitian. Bandung : Refika Aditama.

Iskandar dan Mukhtar. 2013. Orientasi Baru Supervisi Pendidikan. Jakarta : Referensi (Gaung Persada Press Group).

Mahmud. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Pustaka Setia.

Masaong, Abdul Kadim. 2013. Supervisi Pembelajaran Dan Pengembangan

Kapasitas Guru : Memberdayakan Pengawas Sebagai Gurunya Guru.

Bandung : Alfabeta.

Miles, Matthew B dan Huberman, Michael A. 2009. Analisis Data Kualitatif. Jakarta : Universitas Indonesia Press.

Moleong, J Lexy. 2015. Metodologi Penelitian Kualitatif (edisi Revisi). Bandung : Remaja Rosdakarya.

(34)

58

Pidarta, Made. 2009. Supervisi Pendidikan Kontekstual. Jakarta : Rineka Cipta. Sagala, Syaiful. 2012. Supervisi Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.

____________. 2012. Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung : Alfabeta.

Sahertian, P.A. 2000. Konsep Dasar Dan Teknik Supervisi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.

Shokhikhah, Nurul Inayatus. 2015. Pelaksanaan Supervisi Akademik Terhadap

Guru Bahasa Arab (Studi Kasus di MTsN Parakan Temanggung). Tesis

Pada Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta : Tidak Diterbitkan.

Sudjana, Nana. 2000. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

____________.2012. Pengawas dan Kepengawasan: Memahami Tugas Pokok,

Fungsi, Peran dan Tanggung Jawab Sekolah. Bekasi: Binamitra Publishing

Sudjana, N., et al. 2006. Standar Mutu Pengawas. Jakarta : Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Direktorat Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional.

_________. 2011. Buku Kerja Pengawas Sekolah. Jakarta : Direktorat Tenaga Kependidikan Dan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan. Kemetrian Pendidikan Nasional.

Sudjana, Nana dan Dharma, Surya. 2013. Menyusun Program Pengawasan :

Panduan Bagi Pengawas Sekolah. Jakarta : Binamitra Publising.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D. Bandung : Alfabeta.

Syahid, A. Mawardi. 2014. Tahapan Supervisi Akademik. Rumah Insan Belajar. [Online].Tersedia:

http://rumahinsanbelajar.blogspot.co.id/2014/09/tahapan-supervisi-akademik.html. 20 Maret 2016.

Uno, Hamzah B. 2015. Model Pembelajaran : Menciptakan Proses Belajar

Gambar

Tabel 2.1. Kegiatan Dalam Supervisi Akademik  ...........................................
Gambar 2.1. Tujuan Supervisi Akademik  ......................................................

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan pasal 4 ayat 1 Undang-Undang PPh No.36 tahun 2008 disebutkan bahwa yang menjadi objek pajak adalah penghasilan, yaitu bahwa pajak dikenakan atas setiap

KETERBATASAN DAN SARAN Berdasarkan hasil pengujian dan analisis pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu : 1) Terdapat perbedaan yang signifikan

• Jumlah tulangan tarik terpasang pada suatu pondasi telapak harus diperhatikan besarnya, dengan luas minimum tulangan tarik dalam arah bentang yang ditinjau harus memenuhi

Teknik penilaian pengetahuan yang guru gunakan sudah sangat sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi yang diharapkan yaitu penilai tes tertulis, yang berbentuk

pertama dan diperingkat terakhir adalah Propinsi DI Jogjakarta. Tidak terdapat perbedaan tingkat efisiensi yang signifikan pada kinerja keuangan pemerintah propinsi

Untuk mencapai tujuan tersebut, perhitungan jumlah pelanggan seluler dan kapasitas trafik menjadi suatu cara mendapatkan jumlah BTS dan menara bersama

Penutupan ruangan akibat premature loss gigi sulung ini dapat terjadi selama 6 bulan setelahnya, tetapi dapat juga terjadi dalam hitungan minggu; (2) Apabila gigi anterior

Confirmation and classification of carbapenemases according to Ambler can be done with combination of phenotypic methods, i.e., Modified Hodge Test (MHT), Sodium