UPAYA KELUARGA DALAM
MEMPERTAHANIKAN
KESEJAHTERAANNYA
SELAMA
KRISIS EKONQMI
Oleh:
MAESTI MARDXHARXNI
PROGRAM J'ASCASARJAWA
INSTXTUT
PERTANIANBOGOR
ABSTRAK
MAESTI MARDIHANNI: Upaya K e t u q a daIm Mempertahankan
Kesejahterwnnya S e l m Krisis Ekonomi. Dibimbing oleh UJANG S U W W A N sebagai kern dm EMMY S. KARSIN sebagai mggota,
Wsis Ekonomi ymg melanda Indonesia sej& Iima tahun lalu, maIcin
rnempersulit upay a keluargil mem@hankan t-t kajahteramya, apalagi upaya pemulihan yang dilakukan pemerintah belum banyak mendatangkan hasil. Dari kondisi ini menjadi menarik mtuk rnelihat upaya keluarga mengatasi damp& ktisis, t a t a m a berkaitan dengm pilihan coping strategy serta tingkat kebmhasilan
dm kepuasannya dari pilhan strategi tersebut. Seiain itu dicoba untuk: dilihat
perbedam berbagai karakteristik d m upaya ymg dipilih kelwga perkatam dm pdesaan, serta dampak program pemerintah daxl sistem sosiaI yang a& dalam di
rnasyarakat
.
Tujuan Penelitian adalah: (1) Mengidentifilrasi dampak krisis ekonomi terhadap tixlgkat tingkat kesejahteraan keluarga di pedesaan dan perkom, sebelum dm selama krisis ekunomi; ( 2 ) Mengidentifikasi pbedaan upaya yang dipilih kduarga, tingkat keberhasilan dm kepwsannya, serta faktar- faktar y m g berpengamh; (3) Menginventarisasi pcran pcmerintah d m kelmbagaan lokal dalam
mendukung upaya keluarga menirrgkatkan. kesejahteraannya.
Metade pcelitian yang digunakan adalah studi deskriptif korelasioml dengan cara survei eksplorasi, dengan menggunakan data sekunder dan primr, Lakasi penelitian di Dcsa Karacak (Kw,Leuwiliang, Kab.Bogor) mew&li wilayah pedesaan
dan Kelurahan Panaragan (Kec. Bogor Tengah, Ko& Bogor) wilayah perkotaaa
Iurnlah respanden 84 keluarga, dipilih secara acak sederhma. Analisis data dilahkan
secara kuaiitatif dan kuantitatif yaitu dengan cstimasi proprsi, scoring clan analisis S E M (Siruclural Equation Model).
Hasil peneIitian menunjukkan bahwa Telah bajadi peningkatan secara relatif
jumlah kef uarga miskin di Kabupaten dm Kota Bogor sejak tcrjrtdinya krisis ekonami
hingga saat ini. Dibandingkan sebelum dan saat te jadi puncak Icrisis hhm 1998, sekitar 48,7 pcrsen keluarga di perkotaan dan 26,7 p s e n di pedesaan merasakm
scdangkan di perkucaan rnengandalkm sektor perdagmgan kwil dan jasdangkutan. Turumya pendapatan kekaarga secara riil diatasi dengan upayrt membntasi pengelwan (berhemat) untuk konsumsi pangan dm nan pangan, baik secara kuantitas (pmurunan frekuensi) dan kualitas (pubahan merek).
Dampak krisis terhadap pola pengelurnan keluarga dilihat dari, p e n m a n frekuensi konsumsi pangan di pedesaan temtama tajzadi untuEr jeds pangan hewani (ikan segar, daging sapi &n ayam). Sedan- di pdotaan Iebih banyak jenis pmgan yang dihemat, selain pangan hewani dm m&mm jadi, jenis pmgan pokok (umbi-umbian, mie dm jagung) minyak dm l m a k , s a h s a p r d m buah juga dibatasi
frekuensinya. Perubahan merek prod& sejenis, dmi kategori s&ng/m&aI kc
kategori yang lebih mwah lebih banyak dilakukan aleh keluarga perkotaan, sedangkan di pedcsaan telah mengkansumssi ipraduk dengan kategori murah sejak
sebelum krisis, sehingga pada saat lrrisis relatif tidak banyak benibah.
Hasil penilaian (scorilag) tingkat keberhasilan &n kepuasan mmunjukkan
bahwa upaya penghematan untuk kunsumsi pmganlnan pangan serta pengembangan
usaha praduktif mmpunyai tingkat efektivitas tinggi. S&n&n upaya mengwangi
biaya kesehatan dan pendidih mcmpunyai tingkat efektivitas sedang dan rend&. Faktor karakteristik keluafga yang berpengarvh ayata dm pasitif daXm upaya mengatasi krisis t ~ addah ~jumlah aanggob mhtanggst. Sedangkan Cin&t efektivitas upaya yang dilakukan keluarga selain dipengaruhi oleh jumlah angguta
keluarga juga sangat nyata dipengaruhi uleh tingkat padapatan d m dukungan pihak
Iuar. Dukungan pemerintah berupa bmtuan beras (Raskin), banban kesebtan (KB
rnurah) Ban beasiswa pendidikan serta dukungan kerabat/masyarakat, dirasakan
sangat bemanfaat bagi responden (kwfrsien regresi juga positif).
Program-program pemerintah dirnasa mmdatang akan lebih efektif dan
efisien bila cliarahkan ke kcgiatan pengembangan usaha produktif, karena upaya keluarga ke arak ini mmpunyai tingkat efektivitas tinggi. Program tersebut dapat berupa penciptaan lapangan usaha barn y m g padat tenaga kerjja maupun berupa
bantuan modal dengm bunga rendah, Program pemerintah lainnya dapat dikaikan
dengan upaya keluarga dalam rnembatasi pengeluaran pangan, seperti Raskin misalnya, yang dimasa ~ncndatang mungkin dapat diupayakan untuk kebuhihan pokok lainnya (rninyak gareng, telur, gula pasir, dsb) yang dijual dcngan hstrga
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang be judul:
UPAYA KELUARGA DALAM MEMPERTAHANKAN
KESEJAHTERAANNYA SELAMA KRXSlS EKONOM'f
adalah benar hmil karya sendiri dan belum pmah dipublikasi. Semua sumber data dm infomasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas dm dapat ddiperikssa
kebenwannya.
Bogor, Desember 2002
Maesti Mardi harini
UPAYA IKELUARGA DALAM
MEMPERTAHANKAN KESEJAHTERAANNYA
SELAMA
KRISIIS EKUNUML
Tesis
Sebagai salah satu sywat untuk rnemperoleh gelar
Magister Sains pa&
Program Studi Gizi Mztsyarakat dm Sumkrdaya Keluarga
PROGRAM
PASCASARJANA
Judul Tesis : Upaya Kelwrga dalam klempmtahmkan Kesejahtemya Selama Krisis Ekonomi
Nama : Maesti Mardihaxini
NRP : P 21500007
Program Shrdi : Girsi Masyardcat
dan
Sumkrdaya KeluafgaDr.
IT,
U-ian~ Sumanvan, MSc.2. Ketua Program Studi GMK
RIWAYAT HZDUP
Penut is ditahixkan cfi Semarang pa& tangga1 16 Mei 1962 sebagai anak keriga
d m enam krsaudara &ri pasangan Martono
dzbn
Suryati. Penulis menyelesaikan pendidih Sarjana di Program Studi Penfluhim, Jurtlsaxl Sosial Ekonomi, FakdtasPertanian
P B
tahun 1988. Sejak tzthun 1988-1995 pnutis menjab pneliti pada Puslitbang Tanaman Pangan, Balitbang Departernen Perhian,dan
sejak d u n 1995sampai se-g bekerja sebagai penellti di Puslitbang Sosid Ekonomi Pertanian, Balitbang Departemen Pertanian.
Pada tahw 199 1 penulis menikah dengan k ErizaI Jam&, Mi, dan dikamiai dua orang an& Emthy Firdaus dm Diyandaru Adbitya.
k
j
a
k
tahun 2000 penulis berkesempabn mengikuti pendidikrtn lanjutan pada Suh Program Ilmu Keluargadan
Konsumen, Program Studi Gizi Masymkat &n Smberdaya Keluarga, ProgramKrisis multidimensional yang melanda Indonesia sejak hhun 1997 telah
menyebabkan berbagai dampak negatif terhadap kchidupan mas yarakat, sefiingga banyak kaIangm mempunyai prediksi yang swam tentang upaya-upaya yang
mungkin &pat dilakukan dalam menghadapi situasi di atas. Berbagal prediksi tentang
upaya ymg mugkin dapat diIaIcW umumnya masih twbatas pada prakiraan-
prakiraan dengan melihat berbagai vmiabel ymg terkait dengan aktivitas lcesehxian
masyarakat, d m sangat terbatas pada kajian lmgsung tentang upaya rr'il yang
dilakukan keluarga. Penelitian hi mencoba mengiden@&asi upaya riil tersebut dm mencaba melihat: keterkai tan antarit berbagai variabel sebagai suaiu sistem.
Ucapan terima kasih dan penghargaan penulis s a m p a i h kepada:
1, Bapak Dr. Ir. Ujang Sumanvan, MS. selaku Ketua Komisi Pembimbing dm Ibu
Ir, Emmy Sulasmi Karsin, MS. selaku anggota Komisi Pembimbing yang telah
banyak membantu penulis dengan memberdcan arahstn, rnasukaxg bimbingan, dorungan serta kesabarannya sehingga tulisan ini &pat diselesaikm.
2. Bapak Dr. Ir. Martoyo, MS. atas kesdaannya sebagai penguji lux Kamisi, yang
telah rnemberikan ar&m dm masukan.
3. Aparat dm Masyarakat Desa Kwacak (Kscamatan Leuwiliang, Kabupnten
Bagor) dm Kelurahan Pariaragan (Kecamatan B o p r Tmgah, Kadya Bogor) atas banturn d a l m bent& infomasi dan data,
4. Bapak Ir, Made Sumertajaya, MS dm Ibu fr. Nerien Puspitawati, MSc. atas bantuan dan sarannya dalam pngolahan data.
5 . Kepala Pusat Penelit ian dm Pengembangan Sosial Ekonomi, Balitbang Pertaniaxl
atas izin yang diberikan untuk mengikuti program pendidikan Pascasarjana.
6 , Pimpinan Proyek PAATP dan Komisi Pembinaan Tenaga Badan Litbang
Pertmian, atas bantuan dana penelitian.
7. Suami dan anak-anakku tercinta, Papa, Ibu, kakak dan adik tersayang serta rekan-
4.5. Pengolahm dan Analisis Data
...
284.6. Batasan Studi dan Definisi Qperasional
...
34V
.
GAMBAMNUMUM
W'fLAYAH PENELITIAN...
375.1. Tingkat Kesej ahteraan Masyarakat Sebclum dan Sesudah Krisis Ekonami (Tinjauan terhadap Data Sekunder di hbupaten
dan Kudya Bogor)
...
375.2. Karak-teristik Lakasi Penelitian.
...
44 5.3. Karakteristik Rmahtangga Responden...
,...
50VI
.
DAMPAK KEUSIS EKONOMl TEWADAP K E S E J A H T E W N...
...
KELUARGA
.
.
57...
6.1. Tingkat Pendapatan Rmahtangga 57
6 . I . X . Surnber dm Besamya Pendapatm..
...
,..,...
,...
576.1 .2
.
Perubahan Pendapatm Selama Krisir, Ekonomi...
59...
6.2. Pengduargan Rum&tangga ,.62
...
6.2.1. Pala Pengeluaran dan Konsurnsi 62
6.2.2. Perubahan Pengeluaran d m Frekuensi Konsumsi
...
67...
6.2.3. Perubahan Merek 70
VIX
.
UPAYA KELUARGA DALAM MEMPERTAHANKANKESEJAMTERAANNYA
...
747
.
.1.
Upaya yang Dipilih Keluarga. tingkat Keberkasilan dan...
Kepuasannnya 74
...
7.2. Faktar-Faktor yang Mtmpcngaruhi Upaya Keluarga 83VIH
.
PERANAN KELEMBAGLUN LQKAL DAN PEMERINTAH...
92...
9.2. Saran * 98
...
DAFTAR TABEL
5.2. Persmtase keluarga berdasarbn tahapan keturtrga sejahtera di
Desa Karstcak (Pedesaan) dm Kelur&an Panaragm (Perkutaan),
...
...
tahun 1997 - 2201
...
5.3. Keadaan umum wilayah penelician di Desa Karacak dm
Kelurahan Panaragan, Tahun 200 1
...,...
,,...
5.4. Karaktcristik dernagrafi wilayah penelitian, kertdaan tahun 2000.
5.5. Jumlah pmduduk menurut jenis mata pencaharian urama di
...
wilayah pmelitian, keadaan tahun 2002
5.6. Karakteristik nunahtangga responden di Pedesnan dan Perkotaan,
tahun 2002
...
5.7. Kqala Keluarga (KK) dan istainya berdasarkan kelompok umur dan tingkat pendidi kan raponden di Pedesaaxl d m Perkmaan, tahun 2002
...
5 . 8 . Persentase responden berdasarkan jenis pekerjaarx utama sebelum
...
dan saat krisis di Pedesan dan Perkotaan, tafrw 2002 5.9. Penguasaan aset oleh respanden di Pedesaan dan Pcrkotmn,
tahun 2002
...
,......
5.10. Kondisi ternpat tinggal responden di Pdesaan dim Peckutaan, tahun 2002
... .
.
...
6.1. Sumber dan besarnya pendapatan keluarga di Desa Karacak dan
Kelurahan Panaragan, tahun 2002
...
6.2. Sebaran pendapatan per kapita per bulan berhsarkan keXarnpok
pendapatan di Desa Karacak dan Kelurahan Panaragan, tahun
...
2002 ....
.
6 . 3 . Perubahan pendapatan yang dirasakan respanden selama krisis
ekonomi di Desa Knracak dan Kelurahan Pimaragan, periode
...
Penyebab terjadinya peningkatan pendapatan menurut responden selama b s i s ekon~mi di Desa Karacak dan
KeIwahan Panaragan, periode tahun 1997 - 2002
(jumah orang)
...
Penyebab terjadinya p e n m a n penclapatan menurut
responden selama krisis ekonumi di Desa Karacak dan Kelurahan Panaragan, periode tahun 1997-,2002
(jumlah orang)
..,...
Pengelwran rumahtangga berdasarkan jenisnya di DesaKaracak dan Keturahan Pawagan, tahm 2002
...
Sebaran pengeluaran per kapita per bufan berdasarkan kelompk pengeluaran di Desa Karacak dm Kelurahan
Panaragan, tahun 2002
...
.,...
Pengeluaran m a h t m g a untuk konsumsi pangm bedasarkan kelampok j enisnya Bi Desa Karacak &n Kelurahan Pansagan,
tahun 2002
...
.,...
,,,....
66Pengduaran rumahtangga untuk konswnsi nun pangan
bedasarkan kefompok jenisnya di Desa Karac& dm Kelurahm
...
...
Panaragan, tahun 2002 , 67
Penlbahan rnerek prod& pangan sebelm dan saat krisis ekonomi
...
...
di pedesaan dan pcrkotaan, tahun 2002 ., 72
Perubahan merek prod& non pangan scbclum dan saat krisis
ekonorni di pedcsaan dan perkutaan, cahun 2002
...
73Uji beda (Uji-t) wilayah pedesaan dan perkotaan
...
76Kri teri a keberhasilan dan kepuasan dalam metakukan upayrt
rnmpertahankan kesejahteraan keluarga menurut responden
di pcdesaan dan perkutaan
...
77Tfngkat efektivi tas upaya keluarga mempertalrankan kescjah- Teraiannya berdasarkan skor keberhasilan dan kepuasan, di
Pedesaan dan perkotaan
...
8 1Dukungan pemerincall, kcrabat dan rnasyarakat saat krisis
vii
DAFTAR
GAMBAR
3.1. Kerturgka konseptual suatu sistem keluarga menghadapi krisis ekonami
...
3.2. Kerangka operasional upaya kcluarga dalam menghadapi
Krisis ekonomi
...
4.1
.
Kerangka dan metoda penarikan contoh dalam penelitian...
4.2. Model hubungan upaya keluarga dat am mmpertahankan
...
kesejahteraannya, menggunakan analisis SEM
7.1. Model Parsial upaya keluarga menghadapi krisis ekonomi dihubungkan d q a n tingkat keberhasilan dan kepuaannya.,
.
.
7.2. Model lengkap upya keluarga menghadapi b s i s ekonomi
...
dihubungkan dengan tingkai keberhasilan
7.3. Mudel lengkap upaya keluarga menghadapi ksisis ekanorni
...
DAFTAR LAMPTRAN
1. f eta Desa Karacak, Ksamatan Leuw iliang, Kabupaten
...
Bogor2. Pcta Kelurahan Panaragan, Kecamatan Bogor Tcngah, Kodya Bogor
...
3. Persentase keluarga hrdasstrkan fiekumsi konsumsi pangan sebelum dm selama krisis ekonomi di Pedesaan, cahm 2002
(dalm pers-scn)
...
4. Persentase keluarga berdasarkan fiehemi kansumsi pangan
scbelum dan seiama krisis ekonomi di Pcrkotaan, tahun 2002
...
(dalam persen)5. f ersentase kefwrga berdrtsarkan frekuensi konsumsi non pangan sebelum dan selma krisis ekonomi di Pdesaan, tahuxl2002 (dalam persen)
...
6. Persen tase keluarga berdasarkan frekuensi konsumi nun pangan sebelurn dart selarna krisis ekonarni di Perkotaan, tahun 2002
(drtlam persen)
...
I. PENDAHULUAN
1.1, Latar ZIeIakrtng
Krisis Ekonomi yang melanda Indonesia sejak bulan Juli hhun 1997 atau
sekitar lima tahun yang lalu, rnasih terasa dampaknya hinud sekarang. Kondisi ini narnpaknya belum &pat segera pulih. Salah satv kendala &lam upaya pemulihan ekonomi ini antara lain karena kinerja pemerintah ymg belum kondusif, sehingga
masyankat lebih banyak dituntut untuk berj uang sendiri.
Terjadinya h s i s tersebut telah meningkatkan juml& penduduk miskin secara
drastis. Menurut data BPS (1 999a), jumiah pnduduk miskin pa& &hir t&un f 998 sckitar 49,5 juta (24,23 %) dari total penduduk, sementaa tahun 1996 tercatat seksm 22,5 j utrt (
X
t ,34 %), atau telah terjadi kenaikan sebesar 27 jub. Namun tidak seluruhkenaikan ini disebabkan oleh adrtnya krisis, karma s e k i t ~ 112 juta terjadi akibat perubahm standax dari standar f 996 ke 1998. Data BPS ini juga menunjukkan bahwa
damprtk b s i s dari tahun 1996 ke £998 lebih terasa di d m a h perkotaan yang meningkat sebanyak 83,3 persen, semen& di pedesaa.n meningkat 28,1 penen.
Tahun 1999 menunj uiclran banyak perbai kan di bmdingkan tzthun 1 938, jumlsth penduduk miskin tclah berkurang menjadi 37,5 jub (l8,17 %). Namun
dcmikian, prbaikan tersebut beium dapat diartikan sebagai telah danya prnuXihan
(recovery). Walaupun sudah banyak menurun, tingkat kerniskinan
sun
I999 kondisinya masih lebih tinggi dan cingkat kcdalaman serta keparahannya rnasih Xebi hSalah satu dampak negatif adanya krisis ekunomi yang rnasih dirasakan
sarnpi saat ini, adafah semakin meningkatnya tingkat pnganggum tenaga kerja di sehor luar prtanian, terutztma bagi golongan masyaakat: dengan tingkat ekonomi mmmgatx
dan
rendah. Kesempatrtn kerja sernakin hrkmmg secara signifilran, &usPernutusan Hubungan Kerja ( P W ) cendenrng rneningkat sej dan dengan sernakin membwuknya perekonomian di Indanmia. Menurut Kmwies et.d. ($9991, p d a
awaI fuisis ekanomi (1997-1998) terjadi p e n m a n jurnlah temstga kerja di sektor kom&i dart rnanufaac;tur masing-masing sehsar 15,9 dan 9,8 persen.
Dampak lainnya, yang menjadi ciri drui krisis ekonorni a&l& melmbungnya hmga bmmg-barang temasuk sembilan Wan kebutuhan pakak. HaI ini rnempakan
dampak lanjutan dari tingkat inflasi yang terns meningkat. Akibatnya terjadi
pen- pndapatan riil atau daya beli masymkat, sehingga konsmsi rumahtangga pun mengalami penunman. Menurunnya daya bell rnzlsymkit yang diakibatirm aleh rneningkatnya h a r e k g - b m g d m jasa, menurut S m a r j a n
(1998) dirasakm dengm daya tahan yang berlmh-beda untuk keluarga dengan
berbagai golongan tingkat pendaptan. Tidak hanya itu, menwtnya sernakin banyak dm sernakin lama adanya krisis ckonomi makin berat dampak sosialnya. Masywakat a h mengalami kemunduran atau menmmaya tixlgkat kesejahtem, b ~ k s w a m
materi, fisik maupun mental.
tfntuk mengatasi masalah tersebut, salah satu u p y a yang telah dilakukan pemerintah adalah dengan menel apkan prowdm
J
wing Pengaman Sosial (3 PS).program ini menpfami banyak rnasalah, beberap peneiitian (Nurmanaf, 2000; LIPI, 200 1) rnengunglqkan bahwa rnasih banyak kelompok mam (masyamkat misk~n) yang kXum &pat akses &lam p r m m tersebut. Artinya bahwa setiap keluarga &lam rnasyarakat miskin harus lebih banyak h p y a sendiri agar mereka &pat
rnemenwhi kebutuhan hidup selama krisis ekonomi krlmgsung.
1.2. Perurnusan M a ~ h h
U s i s ekonumi yang berkepjmgan kIah menimbuikm krbagai dam&
negatif, dimtarmya ddah turunnya daya k l i masyarakat &bat rnelonjaknya h s g a p g m sem b g konsumsi lainnya, termasuk obat-obtm dan jasa playanan maqarakat. BPS (20UUb) melaporkan bahwa gejolak harga felah meningkatkan garis kerniskinan yang sangat berarti dari &un 19% ke 1998. Demikian juga tin&& pndaptm nominal mengalmi pewbahan &bat luisis, walaupun tid& sedrastis gejdak haxga. Dampak Msis ini terlihat nyata di cfaerah ~o~ dihdingkm pedesaan, dm ini dianggap k-onsisten dengm pendapai mum bahwa daerah
perkotmn lebih mat berasosiasi d e n w &tor formal ymg memang Iebih terpukul.
Pen& lrrisis pada aspek pendidikan tam& pada menurunnya tingkat partisipmi sekolah paria semua jenjmg pertdidikan. Ada indikasi b t bahwa krisis Icbih mernufrul anak-an& SLTA dibmdingkm mak-mak
SD
dan SLTP (BPS,1999b). Data BPS tersebut juga rnenyebutkan bahwa pengaruh krisis pada aspek
Seberapa jauh darnpak krisis setelah lima tahun yang diraakan rumahkngga dan apabh sudah mutai terlihat gejala pmulihan, baik di p e d e m maupun di prko4aan, menlpakan ha1 yang rnenarik untuk ditdaah. Almnnya, karena dalam
rnenghadapi sitwi Iuisis tersebut setittp keluarga rnempunyai jdm keluar yang berbeda-beda. Di sisi fain sebapi kgian, dari suatu keiwga besar (Ehtended
i;umily) dm mggota masyarakat ymg masih
ada
rasa
kebersammya, tentu inisernua mempngaruhi efelrtivitas upaya kelwga dalam rnemperhhankm tingkat
kesejahteraamya, aplagi bila dik;aitkan dengm upaya ymg
diIak-.ukan
prnerintafxmeIalui berbagai program Jaringrin P e n w a n Sosial
(JPS).
Keputusm apzt yang diambil keluarga dan bagaimma berbagai ha1
di
Iuar keluarga inti rnempengauhi keputusan yang diambil, rnerupak-m ha1 yang menarik untuIc ditclaah. Sefain ikr identifrkasi tentang krbagai upaya yang eelah dimbil,aka memberikan i n f o m i yang sangat hrharga bagi pihak-pihak yang hrkepentingan untuk memuskm program pmberdaym yang lebih spesifik agar keluarga dapat m m e p e h m k a n kesejahtemnya.
Penulis merasa tertaik melakularl penelitian tentang upaya EreIuarga &lam
mernprtahankan kescjahtermya selama hisis ekunomi, terutama bagi mayardcat di wilayah pedesaan dan perkotmn. Pernilihan kedw lakasi in1 karena keduanya
rnernili ki karakteristik yang b a s , wilayah perkotaan merupakan kelompok
rnasyarakat paparing rawan terhahp krisis karena berbagai keterbatrtsan yang dimi1iki
f -3. Tujuan Penelftian
Tujuan penelitim m a mum adalah mengtnalisis tingkat kesejahteraan kelwga di wilayah pedesaan dan perkotaan selama Irrisis dan upaya ymg dilakukan
&lam memp&hnkm/meni.ngkatkan Iresejahtemmya, serta f&br-fEiktor a p mja y qmempengarutiinya, Swam teprinci, tujuan yang d m dicapai addah:
1. Mewdentifihi dtampak Ksis ekonomi t e W p eingkat kesejahteman kelluarga di pdesaan
dan
perkom, sebelumdan
setama W i s ekoraomi.2. Mengadisis pbedam upaya yang dipilih kelwga, tinght kebdmilan dan
k-epuasannya, serta faktor-faktor yang berpengaruh.
3. Menginventarisasi perm pemhntah dan kelembagmn lokd &lam mendukung
upaya ketuarga rneningkatkan kesej ahkraannya.
1.4. Kegunaan Penelithn
1. Melalui penelitian ini &pa$ d i k w u i ti- kesejafxteram masyamkt @emin dan perkotaan mat krisis ekonomi cfan upaya ketuarga mempr&hankm tingkat k w j a h t e m y a .
2. Bih kegsttan penelitian ini dapat d i t h a k a n seperti yang direncanakan, a h didapat pengetahuan baru yang krkai-tan dengan upaya pemberdayaan
masyarakat miskin yang berkelanjuhn, dm ini &pat dijadikzln acuan bagi
2.1. Definisi Keluarga
Unhg-U-g
Na.
10 tahun 1992 tentang Pefkembangan Kependudukan dm Fernbangunan Keluarga Sejahtera, menyebukan bahwa keluargn (keluarga inti)adatah unit wsial terkecil Mam masyankat yang Wdiri dari individu-individu ymg
teriknt oleh perkawinan (suami-istri), darah afau adopsi (arangm-an&). Dalam berbagai budaya masyardat Indonesia, selain kelwga inti juga dikenal keluarga tuas
(exbe~ded fumily), y aitu suatu keluarga yang terdiri dari kerbagai orang yang teri kat dalam b e r m pola hubungan, seperti adik, kakak, nenek, Mek &in ntau paman d m bibi dm sebagainya. Para ahli &lam ilmu kelwga m e n y a w bahwa keluarga merupakan tempat susiaiisasi
dari
an& clan juga orang tua, swhnghn ahli ekunomi melikat bahwa keluarga sebagai unit ekonomi dimma setiap orang rnempunyai ttakdan kemj iban bemama &lam hubungan ekonomi.
Menurut Fitzsimmans (1950), kelwga j u g merupakan lembaga untuk
memenuhi fungsi biologis, ekonomi
dan
sosial. Sdmgkan Suhardjo (1989), setainketiga fungsi tersebut, juga rnenehnkan bahwa keluarga mempakan lembaga untuk
memenuhi fungi edukatif. Disisi lain, Sumardjan (1 993) menjabarkan la@ bahwa
setidaknya a& lima fungsi dari keluarga di dalarn kehidupan masyarakat, yaitu: f 1) fungsi rnekanisme procreation, yakni memberi km ketrrntnan manusia yang
anak-anak rnelalui pendidikan; dan ( 5 ) fungs:si sebagai unit produksi di dalam maswakat.
Dari behagai definisi di atas, dapat disimpulh M w a keluarga didalam Icehidupan di masyarakat dianggap sebagai suatu sistem sosial, karena memili ki
unsur-unsur sistern sosiat yang didalamnya rnencahp kepercayam, prasaan, tujuan, kaidah-kadah, kedudukan dan perman, tingka&n atau jenjang, sanksi, kekuasaan dm failitas.
2 2 , Pendebtan Teocitis tentang Keluargw
rlalarn rnengkaji keluaxgq p r l u bertitik tolak dari asumsi-asumsi tertentu,
konsepkomep tertentu dan pendekatan-pendebtan yang tepat sebagai upaya
memkri penjdasan tentang fenomena ymg dikaji. Beberap landasan teori, terutama teori sosiolagi (klasik mupun modern) &pat &@an mtuk m e n j n t > d
konsep kelwga. Menurut Boss et. a1 (1 9931, twri kelwga yang krkembang sejak
awal abad 1900-an merupakan apiikasi tmri sasiologi &lam institusi keiuarga. Urntan teori keluarga yang berkembang tersebut dimulai derigan Teori
Interhi Simbolik (symbolic interucdionl;sm) sjak tafiun 1 9 1 8, Teori StrukturaI Fungsional (structurud funcr iomlism) sejak tahun 1 930, Teori Keluarga sejak. Mun
1946, Teori Sistem, "Teori Konflik Sosial (social confltct), Teori Pertulcaran Sosial (socrul excbrunge), dan Teori Ekologi Manusia ( h u m n e c o l y ) sejak tahun 1960,
Untuk mernbangun kerangka pemikiran secara konseptual dalam penelitian ini, digunakan dua pendekatan teori y a h : Teon' StmktmI-Fungsional dan Teori Sistem
.
Masing-masing dapat dijabarkan sebagai beri kut :(1) Tmri Straktu mI-FungsiomaI, dikembangkm oleh para anboplog dan sosiolog patfa pernulam abad ke-20. William F. Ogbum dan Talcott Parsons ac?lafah para sosiofug &mama yang mengembangh pndekatan str&mI-fungsianal dalam kehidupan keluarga, dm pemikiran mereka banyak dipengaruhi oleh teori
Dwkheim. Dalam kemgka pendebtan ini, masyaxakat dipdang sebagai suatu
sistern yang dinamis, ymg terdifi dari berbagai bagian atau subsistem yang saling krhuburigan. %lain itu jugs tercipta suatu ketertiban sasial melaIui common
values ymg dipegmg aleh meseka ahu masyardat
(Ham
ifton, 1983).h i a m menganalisis sistern tersebut, yang dikaji addah aptxlrah konsekuemi dari setiap bagian dari sistern wtuk setiap bagan lainnya dm untuk sistem sebagai keselunrhan. Sistem dalam pendekatan stmkiud-Eungional ini be&
baik berada pada lapisan individual (perkernbangan kepribadian), lapisan
institusionai (keluarga)
dan
pa& lapisan rnasyaraIrat. Apabila dianalogkan sebagai suatu tubuh atau organisme, maka sistem tersebut terdiri dari suatu h p u l a n berbagai satuan, yang terangkai &lam suatu stnrk-tw. Selama suatu organisme lestlui hidupnya, maka suatu kontinuitas tertentu dari stwknrrnya akan beikelanjutan.Menunrt Parsonian yang mengembangkan pendekabn tersebut &lam kehidupan keluarga sseperti di kutip Megawangi ( 1 9991, rnengibaratkan kel uarga
tubuhnya, agar fetap konstan walaupun kondisi lingkungan berubah. Kefuarga
dianggap selalu dapt beradaptasi secara muXw menghadapi penrbahan
lingkungan. Kondi si ini di sebut sebagai "keseimbangan dinamis" (dynamic
equilibrium).
Dari, a s p k stwktwaI, penerapan twri tersebut dapat dijelaskan bahwa strulctur dalm keluarga dimggap dapt menjadikm imtitusi keluarga sebagai
sistem kesatum, yang lebih lanjut dijhrkm oleh Kingsbury and Scanzoni
(1993) dan Megawangi (1999) b h w a a& tiga elmen uhma dalam struZrtur internal kelwga, yaitu yang mengacu pa&: (a) status soslat (b) fungsi sosial dan
(c) noma sosial, di mana ketiganya addah saling h i t mengkait.
B e r d w h n status susial, kelwrga nulctir biasanya dibaxlgun oleh tiga struktur utama yaitu bapaklsuami, ibdistri dan an&-an&. Fungsi sosial menggamtrstrkan ~ r a n dari masing-masing individu atau kelompok menunrt
status sosialnya d a t a sebuaXx sistem sosial. Sedangkan noma sosial adalah sebuah pmturan ymg menggambark-aix W m a n a xbaiinxya sewrang
bertingkah laku dalam kehidupan sosialnya. Aspek fungsional suIit dipisahkan dengan s p e k simktml h e n a kduaxtya saling krkaim. Seseorang &lam
sebuah sistern dengm status sosial tertentu, ti& fepas dari p e m y a yang
d i h a r a p h kaxena status sasialnya. Sernuanya hrfungsi wt& kelangsungan hidup atau pencapaim keseimbangan pada sistern ternbut.
Secara
umum,
teori-teori klasik seperti Teori Stwktwal Fungsional inirnempunyai bebecapa kelemahan. Salak satu keiernahannya adalah tidak adanyst
ada acuan baku untuk rnenenipkan tear1 tersebut bila dihubungkan dengsn
fenornew yang terjadi dalam masyardat.
( 2 ) Teori Sistem (Systems Theory), di turunkan dari General Sysrsms Theoly f GST),
yang banyak cfikembmgkan oleh Ludwig von Sertalmfly. Untuk menjelaskm kelmrga & f a teori sistem ini, Whitchurch dm Constantine (1993)
rnenggmtraxkm bhwa ketwga dapat dilifiat wbagai sasalah satu sistem dari berbagai sistern dalarn masymht. Sistem keluaga juga tidak akan Iepas dari intaksinya dew sistem-sistem lainnya ymg a&, seperti : sistem ekanami, pulitik, pendidikan, kesehatan dm agma. Dalam interaksinya dengan sistem- sistem tersebut, kcluarga juga &pat b e h g s i d a h memelihara keseirnbangan sosial rnasyamkat (equrlibrium state).
Deacon dan Firebaugh (1988) menjdwlran
bahwa
sisbm keluarga ini dipenganrhi oleh Xinghgan mikro (fisikd m
sosial) dm makm (biolagi, ekonomi, sosial-budaya, tehnalugi,dan
poiitik), yang kesemuanya saling berinteraksi. Di dalm sistem kelumga itu sendiri terdiri dari sub sistem persona1dan sub sistem manajerial. Dalm sub sistern personal akan diproses perkembangan tujuan kel urga ymg di sesuaikan dengan nil ai-nilai yang dianut dan sumkrdaya yang dimiliki aleh kelwga. S&ngkm &tam sub sistem
manajerial dapat dijelaskan sebagai berikut, bahwa setiap keluarga mernpunyai
tujum atau rencana yang akan dicapai (ou&pur), dengan syarat adanya
Agar keluarga dapat mencapai tujuannya, dan dapat menjaladm fungsi- fmgsi keluarga dengan menggumkan sumkxrfaya yang bersifat tehabs, di butuhkan suatu manajemen surnberdaya keluarga, melalui proses (!roughput)
yang hanrs ditempuh, dari mulai pencanam sampai kepada pettaJcsanaan a&u implementasi. Menurut Guhardja et.:t.d. (1 9931, apabila dalam upaya mencapai
tujw yang diinginkan keluarga ti& sesuai deqm nilai-nilai ketersdiaan swnberdaya yang dimi1iki7 m&a tujuan yang tel& ditetapkan sebelumnya &an disesuaikan &tau dirubah total, Konsep opportunity cost adakalanya juga haus diterapkan d a l m pengelotaan swmberdaya keluarga. Artinya, bahwa penggunaan suatu sumberdaya tertentu akan mengarbankan sumberdaya knnya, ~ E u k mewujudkan tuj uan keluarga.
2.3. Dampak KrGi Ekonami terbadap Skitem Keluarga
Krisis rnoneter di Indonesia alah berkernbang menjadi lcrisis ekonomi. Dampak pentie yang dapat dimskan a&I& krtambahnya pnduduic: miskin di Indonesia. Pertarnbahan pendud& miskin tersebut disebabh oleh menuwnnya pndapatm nil masymkat dm dengm adanya pyesuaian naiknya harga-harga
b m g , maka terjadi juga kenaikan batas garis kerniskinan saat terjadinya hisis.
Menurut data BPS (1 9981, batas garis kernikinan di desa dm kota pada tahun 1996 krturut-turut 38.246 <Jan 27.41 3 rupiah per kapita p r bulan, rneningkat menjadi 96.959 d m 72.780 rupiah per kapita per bulan pada tahun 1998.
Knowles, 1 999; Syamsul, 1999; Sari, 2000; Rahmawati, 1999; Ari ani, 2000;
Nurmanaf, 2000; CASER, 2000; Adnyanrt, 2000; Adriani, 2000; Zid, 2QW; Damanik,
2000, Cameron, 200 1 dan sebagainya), Dari berbiz~ai lapuran tersebut ter1i hat bahwa hisis ekonami tef
ah
b e r h p a k pa& x m u a aspek kehidupan kelwgq dari rnulaiberubahnya tingkat pencfapatan, pola pengeiuam, pola konsumsi, pendidikan sampai pttda a s p k kesehatan.
Berkgai pnelitian tersebut: juga menunjuirlran bhwa upya ymg d i W n u1eh satu keluarga dengan keluarga yang lain d a m menghadapi hisis juga b e r W . Satah satu yang menarik
dari
h i 1 penelitim di atas, addah b&wa U p & dari krisis ekonomi berbeda antar rumahtmgga tergantung pada golongan sasial ekonarnirtya(gofongm atas, menen&, bttwah dm rendah). Khusus tragi golongan menengah, bawah dm rendah, dengm adanya hisis ekonomi telah memaksa kelmga mengaddm penghematm t e a d a p pengeluarannya d e n p
e m
m e n e n e m prioritas pengelwan tenrtama untuk pangan, kesehattut cfan keperfuan anak(Soernardjan, 1898).
2.4. Upaya Coping Strategy Keluarga
Dalm upaya mengatasi masalah yang dihadapi, 1 perlu
mengembangkan strategi adaptasi yang memadai, yang salah satunya adalah strategi
koping (coping strutegy). Friedman (1 9381, seprti yang dikutip oleh L w a n (200 1)
rnendefinisi kan koping keluarga sebagai respun prilaku positi f yang dipnakan keluarga dan subsistemnya untuk memecahkan suatu mstsalah atau mengwangi stress
ini, seseorang fkeluarga) dapat berupaya dengan mengandafkan kemampuan intelelrhrat, kemarnpuan fisikhialagi ataupun material.
Menucut Deacon dan Firebaugh 198 1 ), keluarga mempunyai strategi koping
biIa
ada
perukhztn pendaptan yang rnernpenganrhi alokasi pengefuaran rnereka.Nilai &n tujuan yang dianut keluarga alran terpengaruh apabila terjadi perrxbahan
pada &&at pndapatan. Keluarga a h m e l W a n penyesuaian, karma pada
dasarnya plaksanstan dari. perenemaan keuangm kefuarga dengan tingkat
pndapatan yang relatif rendah dibatasi oleh s m k d a y a wktu
dan
uang.Keputusan ke1uarga rnemilih upaya yang akm ditempuh dalarn rnenghadapi krisis ekonarni dipengaruhi oleh berbagai faktoi. Hasil pnelitian Puspitawati ( 1 992)
menunj julrk-an b a h w faktor-f&ar yang mernpengamhi strategi koping keluarga
dalam menghadapi k~nflik alolrasi keuangm, adzti&: ( 1) Kamkteri stik sasiaf ekonomi
(status pkerjaan, total pndapatan. mahtangga dan pendidikm); (2) Karakteristik dernopfi (umur, status perIrawinan, jenis kelamin,
dan uiruran
mahtmgga); (3)WiIayah tingal; (4) Tekanm
dari
tempat kerja;dan
( 5 ) Responden sebagai p k m j a di rum&. b i l pelitian tersebut tidak jauh krWa dengan identifikasi ymgdilakukan Nurmanaf, et. &IiX. (2000), menurutnya faktor-faktor yang bepngamh tersebut adalh: umur, pendidikan, status perkawinan, iw garapm dan msio
ketergantungan.
U p y a ystng dilakukari kefuarga juga berbeda antar wifayah, menurut
Rahmawati ( 1 999) upaya keluarga miskin di daerah perkotaan menghadapi krisis ekonami adrtlah dengan merubah kualitas konsumsi pangan dan non pangan, dengan
rnurah. PeneXirian Ariani (2000) yang dilakukan di daerah pdesaan Jawa Tjrnur dan
Bali, rnefiunjukksn Wwa upaya kelwga mengatasi dam& hisis adalah, =lain a&
yang memanfaatkm &bungan yang dimiliki juga ada yang rnengembangkan u&a den@ memmfmtW men- I a h yang belum atau b gprduktif .
2.5. Ukuran Kmjahteraan Keluiirga
S m umum &ketahui bahwa dimensi kesejahteman kelwga sangat luas dm kompleks, karma suatu tar& kesejahteraan tidrtk: hmya bentpa &wan yang dapat terlihat (visible) saja, tehpi juga tennasuk yang tidak &pat terlihat. Okh kwena yang ti& dapat terlihat sangat sutit diuicur, maka k r b g a i Xembaga seringkali men* tamf kesejahteraan hanya krupa aspek yang &pat dimati h dapt diukur (mt.asuruble) saja.
Ada kbqa istilah yang digudum untuk: mengmalisis tifigkat
kesejahteraan antara lain: weware, financial well-being,, status ekonomi f economic
status), situasi ekonomi (economic situatiorz~) dan sebagainya. Berbagai deffnisi dm
pendekatan digmakan untuk, menjelaskan istilah-istilah di atas, sepertx' L o w (1986)
misalnya, mendefinisikm Jimnciud well-being dengan kepemiiih dm kontral atas bamng-bamg tahan lama, jasa dan perurnahan. Fergusson, Honvood dan Beutfais
(1 98 1) seperti ymg dikutip S u m a m d m Tafiira ($993) rnemkdakan kesejahteram
e konomi Virrniiy economic well-being) dengan kesej ahtelrtn material .@rnlly muterial
well-being). Menurut Fergusson, Honvaod dm Beutrais (198f) tersebut, kesejahteraan ekonomi didefinisikan sebagai tingkat terpenuhinya input secara
yang dimaksud baik knrp pendapatan, nilai asset ketuarga, maupun pengeluaran.
Sedangkan kesejahkmn material h y a d a p &jabarkan sebagai b m g d m jasa
yang &pat diakses oleh keluarga. Sernentm itu menurut Biro Pusat Statistik
(BPS,
1999a) kesejahtemn (welfare) &pat diamafi dari be&@ aspek yang spesi fik, yaitu:
kependudukm, kesehatan, pendidikan, ketenagakerjw, kondisi rumahmgga darn
pmw.
Dalri kxt>agai pendebtan tersebut, a s p k yaplg diamzlti &lam rnenganalisis
kesejahtem pada prinsipnya hampir sama, yaitu mencakup dimensi: pendapatan, pngeluasan untuk koilsumsi, s#w pkerjaan, kondisi keseha&n, serb kemampuan
untuk mengakses dan memanfaatkan kebutufran dasar (seperti air, sanitasi, perawatan keshatan dan pdidikan). Kesirnpuian lain yang ciapat dimbil dm4 daribgai aspek
yang diamati ternbut, addah adanya determinan utama dari tingkat kesejahtermn e k o m i yaitu daya k f i . Apbila daya kli menurun, maXra krifampk pada
m e n m y a kernampurn untuk: memendi plbagai keb- hidup sehingga tingkat kesejahtemm menunxn. Tingkat kesejahkmn dikatakan meningkat bila terjadi peningkaan riil dari pgeluaran per kapita, yaitu peningkatafi nominal pengeluaran Iebih tinggi dari tingkat idasi pada @ode y m g sama (Skoufias, 2000). Indi katur lain ymg digunakan BPS dafam men-r hraf kesej ahteraan
masyarakat adafah jum f ah penduduk miskin. Semakirt besax jumlah petnduduk
miskin, maka taraf kesejahteraan rakyat semakin menurun. Beberapa ukuran dan
kriteria dapt digmakan untuk meneapkan g i n s kerniskinan, yaitu batas dimana penduduk yang mempunyai pengeluaran kurang dari batas tersebut, akan
Garis kerniskinan rnernpunyai dua komponen, yaitu komponen batas
kecukupan pangan
dm
kornponen batas kwulcupan non pangan. Batas kmukupanpangan ditetapkrtn senilai kebutuhan minimum rnakaraan, yaitu kebutufian untuk hidup =hat atau setam dengan 2 100 Marilhdkapita. A b u dengan
ulnrran
lain,garis kerniskinan yang digmakan adalah nilai rupiah setara dengan 2100
kalori/lwibpiita ditarnbah dengan nilai rupiah yang hanya c h p untuk mengkonsurnsi non pangan ymg paling esensial (BPS, 1998). Kebutuhan dasar Ban
malcruxan tersebut antam lain: pnzmafraxl, b m g
d m
jasa, palraian, b m g t&anlama, serta pajak dan a s m s i . Dsui cara penghitungm tersebut &pat disimpulkan
batrwa indikator kemiskinan ini sangat terkait dengan determinan utama , yaitu daya
bell.
Berdasarkan htas kmukup partgan
dan
non pangan di atas, BPS mennentukan gwis kemiskinan tafxun 1999 dengm petldekatrtn Daa SUSENAS Kor(
k
-
h i 1 Susnas Mini). Besmya batas garis kerniskinan tersebut addahRp 89.845,- perkstpita per buln di prk~taan, dengan komponen rnakanan sebsar Rp 64.396,- dan nan m a h sebesar Rp 25.449,- perkapita p r bdan, semenm di
prdesaan sebesar Rp 69.420,- dengan karnponen rn&anan sebesar Rp 52.3 19,- dan
nun makmm seksar Rp 17.10 1 perkapita per bulan (BPS, 2000a).
Untuk rnengetahui garis kemiskinan di tingkat kabupaten, BPS
mcngembrtngbn metode barn yang disebut M a d e 2000. Metode ini menggunztkan
rasio Itntara propursi pengeluaran non-makanan kabupaten dan prupinsi sebagai
Metode 2UUO ini dianggap Xebih unggul secara tearitis dan lebih realistis serh bim Iebih diterima (make sense) seem empiris.
Di sisi lain, BKKBN mempwtyai kriteria khusus dalam mengukur tingkat kesejahteraan kelwga,
d m
telah mengklasifi kwikan IreIuarga k&lam lima kategori, y&tu kelwga: (1) Pra Sejahtera; ( 2 ) Sejahtera 1; (3) Sejahtera 11; (4) Sejahtera Ill;dan ( 5 ) Sejahtera III plus.
aari
keIima kategari kefwga tersebut, keluarga ymgmerniliki tingkat paling minim (disebut XEeXwga miskin) dalah kefuarga Pra
Sejatxterrt (Pr%lKS> dm Sejahtera I &%I). Sedmgkan keluafga yang merniliki tingkat kesejahteraan yang lebih baik (tidak miskiin) adalah Kelifarga SejaXxtera (KS)
11,
m
danm
plus.Menurut definisi yang dibuat BKKW (1999), wing-masing tabpan
kefuarga sejahtera berhuut-turut adalah sebagai berikut:
I . Kelwga h-Sej&tr:ra (Pra-KS): ar%alah keluarg yang belum &pat memenuhi kebutuhm dasamya secara minimal, seperti kebutuhan &an agarna, pangan,
sandang, papan, kesehtan dm KB. Atau kelwga yang k l u m mmenuhi slab satu atstu f ebih indikabr-indikator Keluarga Sejahtera I, yaitu:
Alasan ekunami :
a. Ptrda umumnya sef uruh anggota keluarga m h dua Mi sehrtri atau bbi h. b. Selunrh anggota keluarga rnemiliki pakaian berbeda di rurnah, bekeja,
sekutah dan kpergian.
c. Bagian yang terlws dari Iantai rumah b u h n dwi tanah.
Bukaxl alasan ekonomi :
e. Melakmkan ibadah menurut agama oleh masing-masing rtnggota keluarga.
2. Keluarga Sejshtem Tahap I (KS-I): adalah keluarga yang telrth dapai memenuhi
kebutuhan h m y a s w a m mahimat, belum &pat memenuhi kesdumhan kebutuhan psikdogisnya, seprti kebutuhan &an pdidikan, KB, interaksi d a b
kefuarga, irtteraksi dengan lin-gan temp&
ti&
dan
mportasi.3. Keluarga Sejahtem Tahap JJ (KS-11): adalah keluarga yang telah &pat memenuhi kebutuhm k a m y a , juga klah dapt memenuhi seiuruh kebutuhan sosial
psikologisnya, tetapi k l u m &pat memenuhi keseluruban kebutuhan pengembangmya seperti Irebutdm menabung
dan
memperoleh infomasi.4. Keluarga Sejahtera Tahap 111 (KS-111): adalah keluarga yang telah daprtt memenuhi kebutuhan daw, keb- wsid psikolugis,
d m
kebu- pengembangmya, namw belum &pat membwikan sumbangan (kanbribusi)yang mksimal terhadap masyardat, seperti seem teratur rnemberih
sumbangan dalam hntuIr material d m keuangan unruk. kepntingan sasial kernasyardatan serta berperan serta s e m aktif d e n p rnenjadi pengums Iernbaga kemasyarakatan atau yayasan-yay~an sosial keagamaan, kesenian, olahraga, pendidi kan
dm
sebagainy a.5 . Keluarga Scjahtera Tahap I11 Plus (KS-III Plus): A l a h keluarga ymg telah dapd mmemenuhi scluruh kcbutuhamy~ baik ymg brsibt c h a r , sasial psikolagis, maupun yang bersifat pengembangan serta telah dagat pula mernberi kan
Dari berbagai ukuran kesejahterann tersebut, baik yang dilakukan BPS
maupun BKKBN sangat menarik untuk &pat memadukan brbagai kriteria atau
batasan yang digunakan. Pengukuran kesejahteraaxr menurut BPS lebi h bersifat ebnomis karena hmya didasarkan oleh ukurrtn daya bell m a s y d a t yang difianggp
sebagai deteminan utama kescjahtermn. Sedmgkstn ukwan yang digunalran
BKKBN sudatx mcmasukkan unsur sosial
d m
psikalagi, walaupun didalampe-nerapannya dirasakan sulit kuena tidak a& batasan yang jelas untuk setiap indikator .
&fain indikator dan behagai cam pngh~tungan tinglrat kesejahteram diahs, ada model analisis Iainnya yang dilakukm Kling dan Thornson (1996) serta Herrigw
d m Catherine (19971, yaitu dengm men-an Nested Logit Models. Madel
tersebut rnenggwalcm analisis sensitivitas 8ari, berbagai pilihstn-pllihan yang
dihdapi oleh kelwrga, dengm membuat bekap stsuktur jwingm a l k t i f .
Dalam mengembmgkan modef tersebut: ti& disebutkan secara jelas indikator ymg digwakm untuk mengukur kesejahteraan, karma hanya mengemban- model pengambilan keputusan yang dilakukan keluargn &Ian menghadapi berbagai pilihan. Semen- itu, untuk menjelaskrtn hubmgan antara tingknt kerniskinan
(cermin dari tingkat kesejahteraan) dengan kunflik yang terj adi d a m kel wga,
Puspitawati f 1998) menggmakan modef SEM (Structurat Equation Model). OIeh
karma titik berat dari penel itian terscbut adatah strategi kaping yang dipilih keluarga, maka model ini dianggap sesuai karena &pat rnenjelakan hubungan antar berbagai
111.
KEMXVGKA PEMIKIRAN
Krisis ekonomi yang b d e p j a n g a n di Indonesia sejak tafiun 1997 teIah menyebabkan twrunnya pendapatan rill rnaqyarakat. Hal ini disebabkan oleh tunrnnya
peridaptan m i n d se& naihya hwga-harga kebutuhan pkok. Menghadapi situasi
ini, keXuarga sekgai smtu sistem melakukan reaksi dengan sasaran meminimalisai dampak dari lrrisis di atas rnelalui optimalisasi pmanfaatan input untuk
rnempertahankm atau meningkatkan kesejahterm keluargmy a.
Sesuai pendekahn Twri Struktucal-FmgsionaX, dimma keluarga dixnggap merniliki "kescirnbangm dinamis", maka dengan adanya perubahan lingkungan (&lam ha1 ini krisis ekanomi) mereka juga dianggap &pat kmiaptasi secara mufus. Di &lam proses
&
p
i
tersebut, perm ayah, ibu dm an& sebagai anggota atstuwar@ &lam sistem tersebut akan rnenyesuaikan keadam sehingga &pat rnenyelenggarakan funpi-fungsinya. Ddam pendekatan Teari $istern, keluarga sekgai suatu sistem yang mempunyai tujuan, akan menghadapi pubahan temtama
dalam sub sistem manaj tjerialnya sebagti dam* menghadapi krisis ekornumi .
Apbila tujuan yang diinginkan ti& sesuai dengan nilai-nilai ketecsediaan
surnberdaya yang dimiliki, maka tuj uan ymg $el& di tetapkan sebelumnya akan
Dari pendekavan teuritis tersebut, dihubungkan dengan keadaan krisis ekonami yang rnelanda Indonesia, dapat dintmuskan kemgka kanseptud seperti
p d a Gambar 3.1.
n o m i d Wg.
Output
- Fisik
-
SosiaI-
PsikotogiSistem Kelmga
trambar 3.1. Kerangka KonseptuaX suatu sistem keluarga rnenghadapi krisis
ekonorni (didopsi dari2Mrdel Deacon, R, dkk., 1988; dan Guhardja,
dkk., 1993). Komporw Input
Sumberdrtya KeIuarga :
I. Manusia 2. Materi
3. Enerpj
4. wgktu
5, Infami
6. Kesempatan
Komponm Proses
upaya mgatasi
+
I
4 A I
4
I
I t
1
I I I
I L I
L-,,,-,,,-,,,--,,,d t
3.2, Kcrangka Operasional
Secara operasional, di ddam sistem keluarga terdapat faktur-fakcor yang
bcrpmgaxuh dahm pengambilan keputusan, yang &pat dianggap sebagai masukm
(input) keluarga unhk melawan kegiatan. Sedangkan proses kegiatan (throughput)
merupakan upaya keluarga, baik yang memberikan rasa atau tingkat keberhasilan
maupun kepuasan d i p e n g d oleh stra-atcgi ymg dipilihnya, yaitu: (1) membatasi pengelurtran (cutting buck expenses), (2) rnexlcari penghasilan tambahan (income generating), baik dengan menmbah jam kerja mupun dengan menjual asset,
meminjam atau berhutang dm lainnya.
Proses d d m melaksan&an kegiatan keluarga juga dipengaruhi oleh faktur
dari Xuar keluarga, yaiw dukungm dark (1) pemerintah, temtama programprogram yang ditujukan untuk masyarakat atau keluarga miskin pada saat hisis ekunomi; (2) dukungan dari kerabat;