• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi Keputusan Membeli Produk Organik (Studi Kasus Pada Mahasiswa Pasca Sarjana Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi Keputusan Membeli Produk Organik (Studi Kasus Pada Mahasiswa Pasca Sarjana Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara)"

Copied!
117
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN MEMBELI PRODUK ORGANIK

(Studi Kasus Pada Mahasiswa Pasca Sarjana Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara)

OLEH

GUNAWATI HUTASOIT 090502070

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

ABSTRAK 

Analisis Faktor‐Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Membeli Produk Organik (Studi  Kasus Pada Mahasiswa Pasca Sarjana Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas 

Sumatera Utara)   

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi keputusan membeli produk organik pada mahasiswa Pasca Sarjana Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling, yaitu sampel yang dipilih dengan kriteria tertentu. Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah Mahasiswa yang sudah pernah membeli dan mengkonsumsi produk organik. Pengujian Hipotesis dengan menggunakan metode analisis deskriptif, metode analisis statistik yang terdiri dari analisis regresi linier berganda, pengujian signifikan simultan (Uji F), pengujian signifikan parsial (Uji t) dan pengujian koefisien determinasi (R2).

  Hasil penelitian ini menunjukkkan bahwa adanya pengaruh secara positif dan  signifikan antara variabel sosial, pribadi, dan psikologi terhadap keputusan membeli (Y)  produk organik pada mahasiswa Pasca Sarjana Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat  USU. Pada pengujian secara serempak (Uji F) diketahui bahwa variabel kebudayaan,  sosial, pribadi, dan psikologi secara bersama‐sama berpengaruh positif dan signifikan  terhadap keputusan membeli (Y) produk organik pada mahasiswa Pasca Sarjana FKM  USU. Pada pengujian secara parsial (Uji t) diketahui bahwa variabel Psikologi yang  berpengaruh dominan terhadap Keputusan Membeli Produk Organik. Melalui pengujian  koefisien determinasi yang disesuaikan (Adjusted R square) diperoleh nilai sebesar  0,453, berarti 45,3% Keputusan Membeli Produk Organik sebagai variabel terikat dapat  dijelaskan  oleh  Kebudayaan, Sosial, Pribadi,  dan  Psikologi sebagai  variabel  bebas.  Sedangkan sisanya 54,7% dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti pada  penelitian ini. 

 

(3)

ABSTRACT

Analyze factors to affect  purchasing decision of organic product (study on master  degree’s student Public Health Faculty Universitas Sumatera Utara) 

This research aims to identify and analyze the Effect of purchasing decision organic product on master degree’s student Public Health Science Faculty of Universitas Sumatera Utara. The sampling technique used purposive sampling method, the sample is selected by specific criteria. Criteria samples in this research is student who had bougth and comsume organic product. Hypothesis testing using descriptive analysis method, statistical analysis method which consists of a multiple linear regression analysis, significant simultaneous testing (Test F), partial significance testing (t test) and test the coefficient of

determination (R2).

  These results   indicate that the effect of a positive and significant correlation  between social, personal, and pshycology variables towards Purchasing Decision of  Organic Product on Master Degree’s Student Public Health Science Faculty of Universitas  Sumatera Utara. On testing simultaneously (F test) showed that the variables culture,  social, personal, and pshycology   together have a positive and significant impact on  Purchasing  Decisions of Organic Product.  In  partial test (t  test)  showed  that the  Psycology is dominant variable influence Towards Purchasing Decision of   Organic  Product. Through testing the adjusted coefficient of determination (Adjusted R square)  obtained a value of 0.453 or 45,3% Purchasing Decisions of Organic Product as the  dependent variable can be explained by the culture, social, personal, and pshycology as  independent variables. While the remaining 54,7% can be explained by other variables  not examined in this study. 

 

Keywords: Culture, Social, Personal, Pshycology, Purchasing Desicion 

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas perlindungan, kesehatan, kasih dan karuniaNya yang begitu besar sehingga bisa menyelesaikan pembuatan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Departemen Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Kepada kedua orang tua saya yang sangat saya cintai, P. Hutasoit dan P. Tampubolon. Terimakasih atas doa, kasih sayang, pengorbanan, dan dukungan yang mereka berikan selamanya ini.

Skripsi ini berjudul  “Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi Keputusan Membeli Produk Organik (Studi Kasus Pada Mahasiswa Pasca Sarjana Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara)”.

Peneliti telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi, dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu:

1. Bapak Prof Dr. Azhar Maksum selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Univesitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Ibu Dra. Friska Sipayung, M.Si selaku Sekretaris Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

5. Ibu Dr. Arlina Nurbaity Lubis, SE, MBA selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan waktu untuk membimbing, mengarahkan, dan memberikan saran kepada peneliti.

6. Bapak Ami Dilham, SE, MSi selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah memberikan saran dalam penulisan dan perbaikan skripsi ini.

(5)

8. Abang, kakak dan adik-adikku terkasih yang telah banyak memberikan dukungan, bimbingan, doa, kasih sayang dan semangat kepada saya: Heppy Hutasoit, Lenni Hutasoit, Mindo Hutasoit, Lilis Hutasoit, dan Sipan Hutasoit. Kepada Keluarga Drs. Maruntung Hutasoit sebagai the second parent bagi penulis selama perkuliahan di Medan ini, serta buat Keluarga Rimhotnar Hutasoit terima kasih banyak buat semua kebaikan nya bagi penulis.

9. Buat teman-teman saya terkasih: Gunawan Situmorang, Juan Lutoru, Elja, Kalaudia, Inel, Molaa Pasaribu, teman se-angkatan 2009: Thitih, Nadia, Sri Asrulina, Nehemia Nainggolan, Dewi Napitupulu, Fitriani Sinurat, dan khususnya big thanks buat ALT FAMILY serta teman-teman lainnya yang tidak dapat disebutkan namanya satu-persatu. Terima kasih atas perhatian, kasih sayang, semangat, dan persahabatan yang telah diberikan selama masa perkuliahan dan suka duka dalam melewati perkuliahan dan pergumulan dalam penyusunan skripsi selama ini.

Akhir kata, peneliti berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan peneliti lainnya.

Medan, Januari 2014 Peneliti

(6)

DAFTAR ISI

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis ... 8

2.1.1 Pengertian Perilaku Konsumen ... 8

2.1.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen ... 9

2.2 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian ... 13

2.3 Pengertian Pertanian Organik ... 15

2.3.1 Prinsip-prinsip Pertanian Organik ... 17

2.3.2Pedoman Pelabelan Produk Organik ... 19

2.4 Penelitian Terdahulu ... 20

2.5 Kerangka Konseptual ... 24

2.6 Hipotesis ... 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian... 25

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 25

3.3 Batasan Operasional ... 25

3.4 Defenisi Operasional Variabel ... 26

3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 28

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian ... 29

3.7 Jenis Data ... 31

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 31

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 32

3.9.1 Uji Validitas... 33

3.9.2 Uji Reliabilitas ... 35

3.10 Teknik Analisis Data ... 36

3.10.1 Analisi Deskriptif... 36

3.10.2 Analisis Regresi Berganda... 36

(7)

3.10.3.1 Uji Normalitas ... 37

3.10.3.2 Uji Heteroskedastisitas ... 38

3.10.3.3 Uji Multikolinieritas... 38

3.10.4 Pengujian Hipotesis... 39

3.10.4.1 Uji Signifikan Simultan/Uji Serentak/Uji F... 39

3.10.4.2 Uji Signifikan Parsial/Uji-t... 40

3.10.4.3 Pengujian Koefisien Determinan ( )... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengertian Produk Organik ... 42

4.2 Manfaat Produk Organik ... 44

4.3 Hasil Penelitian ... 45

4.3.1 Analisi Deskriptif... 45

4.3.2 Analisis Regresi Berganda... 55

4.3.3 Uji Asumsi Klasik... 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 84

5.2 Saran... 84

DAFTAR PUSTAKA ... 87

LAMPIRAN ... 89

(8)

DAFTAR TABEL 

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin  ...  46 

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Responden  ...  47 

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan  ...  47 

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi Pembelian Produk  48  Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kebudayaan (X1)   ...  49 

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Variabel Sosial  (X2)...  50 

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Variabel    Pribadi (X3)  ...   52 

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Variabel  Psikologi (X4)  ...  53 

(9)
(10)

DAFTAR LAMPIRAN   

Lampiran I Kuesioner Penelitian  ...  89 

Lampiran II Jawaban Responden pada Uji Validitas dan Reliabilitas  ...  93 

Lampiran III Hasil Pengujian SPSS  ...  95 

(11)

ABSTRAK 

Analisis Faktor‐Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Membeli Produk Organik (Studi  Kasus Pada Mahasiswa Pasca Sarjana Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas 

Sumatera Utara)   

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi keputusan membeli produk organik pada mahasiswa Pasca Sarjana Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling, yaitu sampel yang dipilih dengan kriteria tertentu. Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah Mahasiswa yang sudah pernah membeli dan mengkonsumsi produk organik. Pengujian Hipotesis dengan menggunakan metode analisis deskriptif, metode analisis statistik yang terdiri dari analisis regresi linier berganda, pengujian signifikan simultan (Uji F), pengujian signifikan parsial (Uji t) dan pengujian koefisien determinasi (R2).

  Hasil penelitian ini menunjukkkan bahwa adanya pengaruh secara positif dan  signifikan antara variabel sosial, pribadi, dan psikologi terhadap keputusan membeli (Y)  produk organik pada mahasiswa Pasca Sarjana Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat  USU. Pada pengujian secara serempak (Uji F) diketahui bahwa variabel kebudayaan,  sosial, pribadi, dan psikologi secara bersama‐sama berpengaruh positif dan signifikan  terhadap keputusan membeli (Y) produk organik pada mahasiswa Pasca Sarjana FKM  USU. Pada pengujian secara parsial (Uji t) diketahui bahwa variabel Psikologi yang  berpengaruh dominan terhadap Keputusan Membeli Produk Organik. Melalui pengujian  koefisien determinasi yang disesuaikan (Adjusted R square) diperoleh nilai sebesar  0,453, berarti 45,3% Keputusan Membeli Produk Organik sebagai variabel terikat dapat  dijelaskan  oleh  Kebudayaan, Sosial, Pribadi,  dan  Psikologi sebagai  variabel  bebas.  Sedangkan sisanya 54,7% dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti pada  penelitian ini. 

 

(12)

ABSTRACT

Analyze factors to affect  purchasing decision of organic product (study on master  degree’s student Public Health Faculty Universitas Sumatera Utara) 

This research aims to identify and analyze the Effect of purchasing decision organic product on master degree’s student Public Health Science Faculty of Universitas Sumatera Utara. The sampling technique used purposive sampling method, the sample is selected by specific criteria. Criteria samples in this research is student who had bougth and comsume organic product. Hypothesis testing using descriptive analysis method, statistical analysis method which consists of a multiple linear regression analysis, significant simultaneous testing (Test F), partial significance testing (t test) and test the coefficient of

determination (R2).

  These results   indicate that the effect of a positive and significant correlation  between social, personal, and pshycology variables towards Purchasing Decision of  Organic Product on Master Degree’s Student Public Health Science Faculty of Universitas  Sumatera Utara. On testing simultaneously (F test) showed that the variables culture,  social, personal, and pshycology   together have a positive and significant impact on  Purchasing  Decisions of Organic Product.  In  partial test (t  test)  showed  that the  Psycology is dominant variable influence Towards Purchasing Decision of   Organic  Product. Through testing the adjusted coefficient of determination (Adjusted R square)  obtained a value of 0.453 or 45,3% Purchasing Decisions of Organic Product as the  dependent variable can be explained by the culture, social, personal, and pshycology as  independent variables. While the remaining 54,7% can be explained by other variables  not examined in this study. 

 

Keywords: Culture, Social, Personal, Pshycology, Purchasing Desicion 

(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebutuhan pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang

harus dipenuhi yaitu dengan adanya produk-produk hasil pertanian. Pada

umumnya, produk-produk hasil pertanian yang tersedia di pasar merupakan

produk-produk yang berasal dari tanaman pangan, tanaman perkebunan, dan

tanaman holtikultura. Kebutuhan pangan juga merupakan salah satu kebutuhan

dasar manusia yang menjadi salah satu topik yang selalu mengalami

perkembangan sesuai dengan perubahan paradigma dan gaya hidup masyarakat.

Tumbuhnya kesadaran masyarakat di Indonesia, dengan tingkat

pendidikannya semakin tinggi, menuntut produk yang tersedia di pasar dapat

memenuhi standar gaya hidup sehat mereka dengan pemahaman yang mereka

dapatkan dari informasi yang beredar di masyarakat. Atribut-atribut produk yang

aman dikonsumsi atau food safety attributes, memiliki kandungan nutrisi yang

tinggi atau nutritional attributes serta ramah lingkungan atau eco-labelling

attributes adalah jaminan yang harus dipenuhi oleh para produsen agar sesuai

dengan keinginan masyarakat yang dalam keseharian memiliki gaya hidup sehat

(Damardjati, 2005). Kepedulian masyarakat tentang kesehatan tubuh telah

mendorong mereka berusaha mencari keamanan pangan, produk pangan yang

(14)

Melihat situasi tersebut, akhirnya muncullah peranan produk organik untuk

memenuhi tuntutan gaya hidup masyarakat. Produk organik dianggap memenuhi

persyaratan tersebut karena produk organik benar-benar serba alami, bebas dari

zat kimia, pestisida, hormon, dan pupuk kimia.

Produk organik saat ini menjadi trend di berbagai negara di dunia, termasuk

di Indonesia khususnya di Medan. Banyak masyarakat cenderung melakukan

pergeseran pola konsumsi dari mengkonsumsi produk konvensional ke produk

organik. Ini juga disebut pola hidup back to nature, yang merupakan pilihan yang

bijak oleh sebagian golongan masyarakat untuk memenuhi gaya hidup sehat.

Pergeseran pola hidup sebagian konsumen yang back to nature menyebabkan

permintaan produk pertanian organik di dunia meningkat pesat. Permintaan

produk pertanian organik tumbuh 20 % setiap tahun menurut data Organisasi

Perdagangan Dunia (WTO). Pada tahun 2010 nilai perdagangan produk pertanian

organik mencapai angka US$ 17,5 miliar dan pangsa pasar produk organik pada

tahun 2010 menurut Departemen Pertanian sudah mencapai US$ 100 miliar.

Menurut Program Lingkungan PBB (UNEP), pertanian organik dunia setiap

tahunnya terus mengalami pertumbuhan luas lahan sebesar 13 %. Data pada tahun

1999 sampai 2009 juga menunjukkan telah terjadi pertumbuhan luas wilayah

pertanian organik dunia dalam kurun waktu 10 tahun tersebut sebesar 240 %,

yaitu dari 110.000 menjadi sebesar 370.000 (Badan Penelitian dan

(15)

Pertanian organik di Indonesia sudah cukup maju, namun hasilnya belum

begitu terasa langsung oleh masyarakat. Harga produk organik yang jauh lebih

tinggi dibandingkan produk biasa menjadi kendala bagi konsumen untuk

membelinya. Produk organik terkenal sebagai produk elite di mata masyarakat

karena harganya yang relatif mahal. Hal ini disebabkan karena praktik pertanian

organik memerlukan kerja keras, kesabaran, kecekatan dan ketrampilan yang

lebih dari petani biasa. Mulai dari menyiapkan pupuk organik, lahan, benih,

perawatan tanaman dari hama dan tanaman pengganggu (Dewan Koordinator

Indonesia, www.dk-insufa.info, 2011).

Konsumen di Indonesia telah banyak mengetahui keberadaan produk

organik yang meliputi : produk tanaman (buah-buahan, sayur-sayuran,

rempah-rempah, dan sebagainya) serta produk peternakan (daging, telur, susu, madu, dan

sebagainya). Produk organik ini bisa didapatkan di toko-toko atau swalayan

terdekat. Bagi kalangan masyarakat yang memiliki tingkat pendapatan menengah

ke atas telah sering membeli dan mengkonsumsi produk/makanan organik,

mengingat produk organik dikenal sebagi produk elite yang harganya relatif

mahal dibanding produk biasa/konvensional. Ini juga menjadi kendala bagi

masyarakat untuk membelinya karena harga produk organik cenderung mahal.

Begitu juga bagi kalangan mahasiswa yang memiliki tingkat pendidikan yang

tinggi khususnya mereka yang mempelajari Ilmu Kesehatan sudah tidak asing lagi

dengan manfaat yang diperoleh dari produk organik bagi kesehatan. Seperti

mahasiswa Pasca Sarjana S2 Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas

(16)

yang telah mempelajari apa itu Ilmu Kesehatan Mayarakat, mereka sudah tahu

betul apa itu manfaat dari produk organik. Dimana, menurut Winslow (Leavel dan

Clark, 1958), Ilmu Kesehatan Masyarakat adalah ilmu dan seni mencegah

penyakit, memperpanjang hidup, meningkatkan kesehatan fisik dan mental, dan

efisiensi melalui usaha masyarakat yang terorganisir untuk meningkatkan sanitasi

lingkungan, kontrol infeksi di masyarakat, pendidikan individu tentang kebersihan

perorangan, pengorganisasian pelayanan medis dan perawatan, untuk mendeteksi

dini, pencegahan penyakit dan pengembangan aspek sosial, yang akan

mendukung agar setiap orang di masyarakat mempunyai standar kehidupan yang

kuat untuk menjaga kesehatannya. Hal ini merupakan alasan yang kuat bagi

peneliti melakukan penelitian pada Mahasiswa Pasca Sarjana (S2) Fakultas Ilmu

Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, Medan.

Keputusan pembelian merupakan perilaku yang dilakukan oleh individu

sebagai seorang konsumen dalam memutuskan pembelian yang dipengaruhi oleh

berbagai macam faktor yang diantaranya terdapat, kebudayaan, sosial, pribadi dan

psikologis (Kotler dan Keller, 2009: 166). Faktor kebudayaan mempunyai

pengaruh yang luas dan mendalam terhadap perilaku, yang mencakup (kultur,

subbudaya, dan kelas sosial). Setiap konsumen dikendalikan oleh berbagai sistem

nilai dan norma budaya yang berlaku pada suatu daerah, untuk itu perusahaan,

khususnya para petani organik harus menyesuaikan produk yang akan dipasarkan

dengan kebudayaan pada daerah tersebut. Perilaku konsumen juga dipengaruhi

oleh faktor-faktor sosial seperti kelompok acuan, keluarga, dan peran serta status.

(17)

langsung terhadap perilaku konsumen. Keluarga adalah organisasi pembelian

konsumen yang paling penting dalam masyarakat, dan anggota keluarga sangat

mempengaruhi perilakunya, sehingga adanya perilaku yang berbeda dalam setiap

peran. Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi, seperti :

umur pembeli, dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup,

dan kepribadian. Faktor psikologis yang mempengaruhi keputusan pembelian

meliputi motivasi, persepsi, pengetahuan serta keyakinan dan sikap konsumen

terhadap suatu produk.

Demikian juga dalam penelitian sebelumnya, keputusan pembelian pada

produk organik dipengaruhi oleh banyak faktor yang menyebabkan mengapa

masyarakat melakukan pembelian pada produk organik, diantaranya, karena

faktor kesehatan, gaya hidup, dan lingkungan (Tarkiainen and Sundqvist, 2005).

Sedangkan faktor lainnya yang banyak memiliki preferensi dan minat konsumen

yang tinggi pada makanan organik, seperti status sosial, gaya hidup dan lainnya.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik mengambil judul penelitian

“Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Membeli Produk Organik pada Mahasiswa Pasca Sarjana Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara”. Dalam penelitian ini, penulis berharap bisa mendapatkan informasi yang banyak tentang perilaku konsumen

membeli produk organik pada Mahasiswa Pasca Sarjana Fakultas Ilmu Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Sehingga penelitian ini bisa bermanfaat

(18)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka rumusan

masalahnya adalah: Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi konsumen

mengambil keputusan membeli produk organik pada Mahasiswa Pasca Sarjana

Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini, yaitu: Mengetahui dan menganalisis

faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen mengambil keputusan membeli produk

organik pada Mahasiswa Pasca Sarjana Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara.

1.3.2 Manfaat Penelitian

1. Bagi Kalangan Akademisi

Dapat menjadi acuan dan sumber referensi untuk mengembangkan

penelitian-penelitian selanjutnya mengenai analisis faktor-faktor yang

mempengaruhi keputusan pembelian pada produk organik.

2. Bagi Petani Organik dan Pedagang Produk Organik

Penelitian ini dapat memberikan masukan yang bermanfaat bagi para

(19)

3. Bagi Peneliti

Peneliti dapat menerapkan berbagai teori yang didapatkan selama

proses perkuliahan. Selain itu, peneliti dapat memperluas wawasan

dan mengembangkan pola pikir mengenai bidang pemasaran.

(20)

BAB II

TINJAUAN PUSATAKA

2.1 Uraian Teoritis

2.1.1 Pengertian Perilaku Konsumen

The American Marketing (Setiadi, 2008:5) mendefinisikan “perilaku

konsumen sebagai interaksi dinamis antara afeksi dan kognisi, perilaku dan

lingkungannya di mana manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup

mereka”. Perilaku konsumen adalah dinamis, berarti bahwa perilaku seorang

konsumen, grup konsumen ataupun masyarakat luas selalu berubah sepanjang

waktu. Dalam hal pengembangan strategi pemasaran, sifat dinamis perilaku

konsumen menyiratkan bahwa seseorang tidak boleh berharap bahwa suatu

strategi pemasaran yang sama dapat memberikan hasil yang sama sepanjang

waktu dalam berbagai pasar dan industri. Perilaku konsumen melibatkan

pertukaran merupakan hal terakhir yang ditekankan dalam perilaku konsumen

yaitu pertukaran antar individu.

Schiffman dan Kanuk (Sumarwan, 2005:25) mendefinisikan “perilaku

konsumen sebagai perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam mencari,

membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan produk dan jasa

(21)

Sementara Engel, Blackwell dan Miniard (Sumarwan, 2007:25)

mendefinisikan “perilaku konsumen sebagai tindakan yang langsung terlibat

dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa

termasuk

David, dkk. (2007:3) mendefinisikan “perilaku konsumen sebagai proses

pengambilan keputusan dan aktivitas individu secara fisik yang dilibatkan

dalam proses mengevaluasi, memperoleh, menggunakan atau dapat

mempergunakan barang-barang dan jasa”.

2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Kotler dan Keller (2009:166) menyatakan bahwa “perilaku konsumen

adalah studi tentang bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih,

membeli, menggunakan dan bagaiman barang, jasa, ide atau pengalaman untuk

memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka”. Menurut Kotler dan Amstrong

(2008:158) perilaku pembelian konsumen mengacu pada perilaku pembelian

konsumen akhir yang terdiri dari perorangan dan rumah tangga yang membeli

barang dan jasa untuk konsumsi pribadi dimana semua konsumen akjir ini

bergabung membentuk pasar konsumen. Perilaku konsumen sangat

dipengaruhi oleh:

1.Faktor-faktor kebudayaan

a. Lingkungan Budaya

Lingkungan budaya terdiri dari institusi dan kekuatan lain yang

(22)

(Kotler dan Amstrong, 2008: 105). Kebudayaan merupakan faktor

determinan/penentu yang paling dasar dari keinginan dan perilaku

seseorang (Kotler dan Keller, 2009:166). Budaya merupakan

kumpulan nilai dasar, persepsi, keinginan, dan perilaku yang

dipelajari oleh anggota masyarakat dari keluarga dan institusi

penting lainnya, (Kotler dan Amstrong, 2008:159). Seorang anak

yang dibesarkan di Amerika akan terbuka pada nilai-nilai: prestasi

dan keberhasilan, kegiatan efisiensi dan kepraktisan, kemajuan,

kenyamanan dari segi materi, individualisme, kebebasan,

kenyamanan di luar, kemanusiaan dan jiwa muda.

b. Sub-Budaya

Setiap kebudayaan terdiri dari sub-budaya yang lebih kecil yang

memberikan idenifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk

para anggotanya. Sub-budaya dapat dibedakan menjadi empat jenis:

kelompok nasionalisme, kelompok keagamaan, kelompok ras dan

area geografis.

c. Kelas Sosial

Kelas-kelas sosial adalah kelompok-kelompok yang relatif homogen

dan bertahan lama dalam suatu masyarakat, yang tersusun secara

hierarki dan keanggotaannya mempunyai nilai, minat dan perilaku

yang serupa.

2.Faktor-faktor Sosial

(23)

Kelompok referensi seseorang terdiri dari seluruh kelompok yang

mempunyai pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap

sikap atau perilaku seseorang. Beberapa diantaranya adalah

kelompok-kelompok primer, yang dengan adanya interaksi yang

cukup berkesinambungan, seperti keluarga, teman, tetangga dan

teman sejawat. Kelompok-kelompok skunder, yang cenderung lebih

resmi dan yang mana interaksi yang terjadi kurang

berkesinambungan.

Para pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok-kelompok

referensi dari konsumen sasaran mereka pada tiga cara. Pertama, kelompok referensi memperlihatkan pada seseorang prilaku dengan

gaya hidup baru. Kedua, mereka juga mempengaruhi sikap dan konsep jati diri seseorang karena orang tersebut umumnya ingin

“menyesuaikan diri”. Ketiga, mereka menciptakan tekanan untuk menyesuaikan diri yang dapat mempengaruhi pilihan produk dan

merek seseorang.

b. Peran dan Status

Seseorang umumnya berpartisipasi dalam kelompok selama

hidupnya keluarga, klub, maupun organisasi. Posisi seseorang

dalam setiap kelompok dapat diidentifikasi dalam peran dan status.

3.Faktor-faktor Pribadi

(24)

Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus hidup

keluarga. Beberapa penelitian terakhir telah mengidentifikasi

tahapan-tahapan dalam siklus hidup psikologis. Orang-orang

dewasa biasanya mengalami perubahan atau transformasi tertentu

pada saat mereka menjalani hidupnya.

b. Pekerjaan

Para pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok-kelompok

pekerja yang memiliki minat diatas rata-rata terhadap produk dan

jasa tertentu.

c. Kedaan Ekonomi

Keadaan ekonomi seseorang adalah terdiri dari pendapatan yang

dapat dibelanjakan (tingkatnya, stabilitasnya dan polanya), tabungan

dan hartanya (termasuk persentase yang mudah dijadikan uang),

kemampuan untuk meminjam dan sikap terhadap mengeluarkan

lawan menabung.

d. Gaya Hidup

Gaya hidup seseorang adalah pola hidup di dunia yang

diekspresikan oleh kegiatan, minat, dan pendapat seseorang. Gaya

hidup menggambarkan seseorang secara keseluruhan yang

berinteraksi dengan lingkungan. Gaya hidup juga mencerminkan

sesuatu dibalik kelas sosial seseorang.

(25)

Adalah karakteristik psikologis yang berbeda dari setiap orang yang

memandang responnya terhadap lingkungan yang relatif konsisten.

Kepribadian dapat merupakan suatu variabel yang sangat berguna

dalam menganalisi perilaku konsumen. Bila jenis-jenis kepribadian

dapat diklasifikasikan dan memiliki korelasi yang kuat atara

jenis-jenis kepribadian tersebut dengan berbagai pilihan produk atau

merek.

4.Faktor-faktor Psikologis

a. Motivasi

Beberapa kebutuhan bersifat biogenik, kebutuhan ini timbul dari

sesuatu keadaan fisiologis tertentu, seperti rasa lapar, rasa haus, rasa

tidak nyaman. Sedangkan kebutuhan lain bersifat psikogenik yaitu

kebutuhan yang timbul dari keadan fisiologis tertentu, seperti

kebutuhan untuk diakui, kebutuhan harga diri atau kebutuhan untuk

diterima.

b. Persepsi

Adalah proses dimana seseorang memilih, mengorganisasikan,

mengartikan masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran

yang berarti dari dunia ini. Orang dapat memiliki persepsi yang

berbeda dari objek yang sama karena adanya tiga proses persepsi,

yaitu: perhatian yang selektif, gangguan yang selektif, dan

mengingat kembali yang selektif. Ini berarti para pemasar harus

(26)

c. Proses Belajar

Proses belajar menjelaskan perubahan dalam perilaku seseorang

yang timbul dari pengalaman.

d. Kepercayaan dan Sikap

Kepercayaan adalah suatu gagasan deskriptif yang dimiliki

seseorang terhadap sesuatu.

2.2 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Periset pemasaran telah mengembangkan “model tingkat” proses keputusan

pembelian melalui lima tahap yaitu pengenalan masalah, pencarian informasi,

evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian (Kotler

dan Keller, 2009:184). Tugas pemasar adalah memahami perilaku pembeli pada

tiap-tiap tahap dan pengaruh apa yang bekerja pada tahap-tahap itu.

Secara umum proses tersebut dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut:

Sumber: Kotler dan Keller (2009:185)

Gambar 2.1

Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Perilaku setelah pembelian Keputusan

pembelian Evaluasi

alternatif Pencarian

informasi Pengenalan

(27)

Gambar 2.1 di atas menunjukkan bahwa konsumen melewati kelima tahap

tersebut pada setiap melakukan pembelian. Adapun dalam pembelian yang lebih

rutin, konsumen seringkali melompati atau membalik beberapa tahap ini.

Secara rinci tahap-tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Pengenalan Masalah

Proses membeli diawali saat pembeli menyadari adanya masalah kebutuhan.

Pembeli menyadari terdapat perbedaan antara kondisi sesungguhnya dengan

kondisi yang diinginkannya. Kebutuhan ini dapat disebabkan oleh

rangsangan internal dalam kasus pertama dari kebutuhan normal seseorang

atau ransangan eksternal seseorang.

2. Pencarian Informasi

Seorang konsumen yang mulai timbul minatnya untuk melakukan

pembelian akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak.

Salah satu faktor kunci bagi pemasar adalah sumber-sumber informasi

utama yang dipertimbangkan konsumen dan pengaruh relatif dari

masing-masing sumber terhadap keputusan pembelian. Sumber-sumber informasi

dapat dikelompokkan menjadi 4 yaitu:

a. Sumber Pribadi: keluarga, teman, tetangga, dan kenalan

b. Sumber Komersil: iklan, tenaga penjual, penyalur, kemasan, pameran

(28)

d. Sumber Pengalaman: pernah menangani, menguji, menggunakan

produk.

3. Evaluasi Alternatif

Ada beberapa proses evaluasi alternatif keputusan. Kebanyakan model dari

proses evaluasi konsumen sekarang bersifat kognitif, yaitu mereka

memandang konsumen sebagai pembentuk penilaian terhadap produk,

terutama berdasarkan pertimbangan yang sadar dan rasional.

4. Keputusan Membeli

Tahap dimana konsumen melakukan pembelian terhadap produk yang telah

dievaluasi sebelumnya.

5. Perilaku Pasca Pembelian

Menyangkut puas tidaknya konsumen terhadap produk yang telah dibeli,

jika konsumen merasa puas maka dapat diprediksi dia akan mengkonsumsi

lagi produk tersebut. Atau jika konsumen merasa tidak puas maka ia

cenderung akan beralih pada produk pesaing.

2.3 Pengertian Pertanian Organik

Pertanian organik adalah teknik budidaya pertanian yang mengandalkan

bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan-bahan kimia sintesis. Tujuan utama

pertanian organik adalah menyediakan produk-produk pertanian, terutama bahan

pangan yang aman bagi kesehatan produsen dan konsumennya serta tidak

merusak lingkungan. Gaya hidup sehat demikian telah melembaga secara

internasional yang mensyaratkan jaminan bahwa produk pertanian harus

(29)

(nutritional attributes), dan ramah lingkungan (eco-labeling attributes). Preferensi

konsumen seperti ini menyebabkan permintaan produk pertanian organik dunia

meningkat pesat (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2005 : 1).

Menurut Asil Barus dan Syukri (2008:61), menyatakan bahwa pertanian

organik didefinisikan sebagai sistem produksi pertanian yang holistik dan terpadu

dengan cara mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas agroekosistem secara

alami, sehingga menghasilkan pangan yang cukup, berkualitas dan berkelanjutan.

Dalam budidaya pertanian organik adalah menggunakan seoptimal mungkin

bahan-bahan alami yang terdapat disekitarnya, dan menghindari penggunaan

bahan kimia ataupun asupan dari luar yang meracuni lingkungan. Oleh karena itu

budidaya pertanian organik ini mendorong kemandirian petani agar tidak

tergantung pada perusahaan penyedia pupuk, pestisida agrokimia, dan bibit

hibrida.

Perbaikan mutu kehidupan dan gaya hidup sehat telah mendorong

masyarakat di beberapa negara untuk melaksanakan gerakan gaya hidup sehat

dengan kembali ke alam ( back to nature). Salah satu alternatif dalam menuju

gaya hidup sehat adalah pertanian organik yang menghasilkan produk-produk

organik yang sehat dan berkualitas, dengan cara mengoptimalkan kesehatan

produktivitas agroekosistem secara alami. Oleh sebab itu pembangunan dan

pengembangan tanam-tanaman pangan di masa depan harus mengikuti

kaidah-kaidah pertanian organik.

(30)

Prinsip-prinsip dibawah ini mengilhami gerakan organik dengan segala

keberagamannya. Pertanian organik didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai

berikut:

1.Prinsip Kesehatan

Pertanian organik harus melestarikan dan meningkatkan kesehatan tanah,

tanaman, hewan, manusia, dan bumi sebagai satu kesatuan dan tidak

terpisahkan. Prinsip ini menunjukkan bahwa kesehatan tiap individu dan

komunitas tidak dapat dipisahkan dari kesehatan ekosistem, tanah sehat

akan menghasilkan tanaman yang sehat dan dapat mendukung

kelangsungan hidup hewan serta manusia. Kesehatan merupakan bagian

yang tak terpisahkan dari sistem kehidupan, dan hal ini tidak hanya

terbebas dari penyakit tetapi dapat memelihara kesejahteraan fisik,

mental, sosial, dan ekologi. Peran pertanian organik dalam produksi,

pengolahan, distribusi, dan konsumsi bertujuan untuk melestarikan dan

meningkatkan kesehatan, ekosistem, dan organisme.

2.Prinsip Ekologi

Pertanian organik harus didasarkan pada sistem dan siklus ekologi

kehidupan. Prinsip ekologi meletakkan pertanian organik dalam sistem

ekologi kehidupan. Proses produksi didasarkan pada proses daur ulang

secara ekologis. Pengelolaan organik harus disesuaikan dengan kondisi

ekologi, budaya, dan skala lokal. Pertanian organik dapat mencapai

keseimbangan ekologis melalui pola sistem pertanian, membangun

(31)

pemroses, pasar, dan konsumen produk-produk organik harus melindungi

dan memberikan keuntungan bagi lingkungan secara umum seperti:

tanah, iklim, habitat, keragaman hayati, udara, dan air.

3.Prinsip Keadilan

Pertanian organik harus membangun hubungan yang mampu menjamin

keadilan terkait dengan lingkungan dan kesempatan hidup bersama.

Keadilan dicirikan dengan kesetaraan, saling menghormati, berkeadilan,

dan pengelolaan dunia secara bersama, baik antara manusia dan

hubungannya dengan mahkluk hidup lain. Prinsip ini menekankan bahwa

mereka yang terlibat dalam pertanian organik harus membangun

hubungan yang manusiawi untuk keadilan bagi semua pihak disegala

tingkatan seperti: petani, pekerja, pemroses, penyalur, pedagang, dan

konsumen. Pertanian organik bertujuan untuk menghasilkan kecukupan

dan ketersediaan pangan dan produk lainnya dengan kualitas baik.

4.Prinsip Perlindungan

Pertanian organik harus dikelola secara hati-hati dan bertanggung jawab

untuk melindungi kesehatan dan kesejahteraan, generasi sekarang,

maupun yang akan datang serta lingkungan hidup. Pertanian organik

merupakan suatu sistem yang hidup dan dinamis serta menjawab tuntutan

dan kondisi yang bersifat internal maupun eksternal. Pertanian organik

harus mampu mencegah terjadinya risiko merugikan, dengan

menerapkan teknologi tepat guna dan menolak teknologi yang tidak

(32)

2.3.2 Pedoman Pelabelan Produk Organik

Produk organik memiliki pelabelan sama halnya dengan produk

konvensional lainnya. Tata cara pelabelan produk organik adalah sebagai

berikut:

1. Persyaratan : pangan yang dapat dilabel organik adalah pangan yang

telah memenuhi persyaratan sebagai pangan organik dan dibuktikan

dengan sertifikat organik.

2. Produk organik yang mengalami proses pengemasan ulang atau

pengolahan lebih lanjut tidak diperolehkan dilabel organik sebelum

dilakukan sertifikasi ulang.

3. Sertifikat diterbitkan oleh LSO (Lembaga Sertifikat Organik) yang

telah terakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN). Pada

label organik dapat dicantumkan tulisan organik dan logo organik.

4. Tulisan organik dicantumkan setelah penulisan nama jenis produk.

5. Tulisan organik harus proporsional dan tidak boleh lebih besar dari

nama jenis pangan.

6. Logo organik sebagai berikut:

(33)

7. Untuk kemasan kecil logo organik harus proporsional untuk ukuran

kemasan tersebut.

8. Pada label produk organik dicantumkan nomor registrasi lembaga

sertifikasi organik yang mengeluarkan sertifikat untuk produk

organik tersebut.

9. Nomor registrasi dicantumkan berdekatan dengan logo organik

sehingga tidak mudah lepas dari kemasannya. Tidak mudah luntur,

rusak, serta terletak pada bagian utama label.

10.Bagian utama label harus ditempatkan pada sisi kemasan pangan

yang paling mudah dilihat, diamati, atau dibaca oleh masyarakat.

2.4 Penelitian Terdahulu

Indriyani (2011) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Faktor-Faktor

yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda (Studi Kasus

pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen Ekstensi

Universitas Sumatera Utara)”. Variabel bebas dalam penelitian tersebut adalah

kualitas produk, harga dan iklan. Sedangkan variabel terikatnya adalah keputusan

pembelian. Pengambilan sampel menggunakan rumus Slovin, sehingga jumlah

sampel adalah sebanyak 63 orang dan menggunakan skala Likert. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa secara serempak variabel kualitas produk, harga dan iklan

berpengaruh sangat signifikan terhadap keputusan dalam membeli sepeda motor

merek Honda. Secara parsial variabel kualitas produk, harga dan iklan

(34)

motor merek Honda. Variabel yang dominan mempengaruhi keputusan membeli

sepeda motor merek Honda adalah variabel harga.

Penelitian Wahyuni (2010) berjudul “Analisis faktor-faktor yang

Mempengaruhi Minat Konsumen terhadap Keputusan Pembelian Produk

Kosmetik Sariayu Martha Tilaar (Studi Kasus pada Sales Counter Sariayu Martha

Tilaar Plaza Medan Fair)”. Variabel bebas dalam penelitian tersebut adalah

produk, tempat, promosi, dan harga. Sedangkan variabel terikatnya adalah

keputusan pembelian. Pada penelitian ini teknik pengambilan sampel yang

digunakan adalah sampel aksidental dengan menyebarkan kuesioner kepada

pengunjung sales couter Sariayu Martha Tilaar Plaza Medan Fair Medan sebagai

konsumen yang pernah maupun sedang menggunakan kosmetik Sariayu.

Penelitian ini menggunakan skala Likert dalam mengukur kuesioner. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa faktor produk, tempat, promosi,dan harga secara

serempak berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian

konsumen pada produk Sariayu Martha Tilaar. Secara parsial faktor yang paling

dominan mempengaruhi minat konsumen dalam membuat keputusan pembelian

produk kosmetik Sariayu Martha Tilaar adalah faktor promosi yang ditunjukkan

pada nilai yaitu sebesar 39,52 % dengan nilai koefisien determinasi

sebesar 0,49 atau 49 %.

Helmi (2012) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Faktor-faktor

yang mempengaruhi Keinginan untuk Membeli Produk Makanan Organik

(35)

kesehatan (health consciousness), persepsi (Perceive value), peduli terhadap

keamanan makanan (food safety concern), dan faktor agama. Sedangkan variabel

terikatnya adalah niat pembelian (purchase intention). Pada penelitian ini teknik

pengambilan sampel yang digunakan adalah sampel nonprobabilitas, dengan

sub-metode convenience dan snowball. Penelitian ini menggunakan skala Likert dalam

mengukur kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kesadaran

terhadap kesehatan dan perceive value memiliki hubungan positif yang sangat

kuat dengan membeli produk organik berlabel halal. Sedangkan variabel food

safety concern dan faktor keagamaan memiliki hubungan yang negatif dengan

keinginan membeli produk makanan organik berlabel halal. Variabel yang

dominan mempengaruhi niat membeli produk makanan organik berlabel halal

adalah tingkat kesadaran terhadap kesehatan (health consciousness).

Ibiyanto (2008) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Faktor-Faktor

yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Sepeda Motor merek Yamaha Mio

(Studi Kasus di PT Alfa Scopii Medan)”. Variabel bebas dalam penelitian tersebut

adalah gaya hidup, kelompok acuan, produk, harga, dan promosi. Sedangkan

variabel terikatnya adalah keputusan pembelian. Pengambilan sampel

menggunakan rumus Slovin, sehingga jumlah sampel adalah sebanyak 98 orang

dan menggunakan skala Likert. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara

serempak variabel gaya hidup, kelompok acuan, produk, harga, dan promosi

berpengaruh sangat signifikan terhadap keputusan konsumen dalam membeli

sepeda motor merek Yamaha Mio. Secara parsial variabel gaya hidup, kelompok

(36)

membeli sepeda motor merek Yamaha Mio. Sedangkan variabel produk dan

promosi berpengaruh tidak signifikan terhadap keputusan konsumen dalam

membeli sepeda motor merek Yamaha Mio. Variabel yang dominan

mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli sepeda motor merek Yamaha

Mio adalah Harga.

2.5 Kerangka Konseptual

Berikut ini tedapat sebuah gambar yang menunjukkan kerangka konseptual

dalam penelitian ini :

Sumber : Kotler dan Keller (2009:166), diolah peneliti

Gambar 2.3 Kerangka Konseptual

2.6 Hipotesis

Kebudayaan ( )

Keputusan Pembelian (Y)

Sosial ( )

Pribadi ( ) 

(37)

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2007:70).

Berdasarkan rumusan masalah, maka hipotesis yang diajukan yaitu: Diduga

faktor kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologis berpengaruh positif dan

signifikan terhadap keputusan membeli produk organik pada Mahasiswa Pasca

SarjanaFakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat Sumatera Utara.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang peneliti lakukan menurut metode adalah penelitian

survei. Penelitian survei adalah yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil,

tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi

tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi dan

hubungan-hubungan antar variabel bebas dengan variabel terikat (Sugiyono, 2007:11).

3.2Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di Kampus Pasca Sarjana (S2) Fakultas

(38)

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2007:70).

Berdasarkan rumusan masalah, maka hipotesis yang diajukan yaitu: Diduga

faktor kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologis berpengaruh positif dan

signifikan terhadap keputusan membeli produk organik pada Mahasiswa Pasca

SarjanaFakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat Sumatera Utara.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang peneliti lakukan menurut metode adalah penelitian

survei. Penelitian survei adalah yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil,

tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi

tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi dan

hubungan-hubungan antar variabel bebas dengan variabel terikat (Sugiyono, 2007:11).

3.2Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di Kampus Pasca Sarjana (S2) Fakultas

(39)

Universitas No. 21 Medan. Sementara waktu penelitian mulai dari bulan

September sampai Oktober 2013.

3.3. Batasan Operasional

Batasan Operasional dalam penelitian ini adalah :

a. Variabel bebas (X) adalah variabel yang nilainya tidak tergantung pada

variabel lain, terdiri dari kebudayaan ( ), sosial ( ), pribadi ( ), dan

psikologis ( ).

 

b. Variabel terikat (Y) adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain,

yaitu keputusan pembelian produk organik.

3.4 Defenisi Operasional Variabel

Defenisi operasional variabel adalah unsur penelitian yang menjelaskan cara

mengukur suatu variabel. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu :

variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable).

a. Variabel bebas ( Independent variable) adalah variabel yang nilainya tidak tergantung pada variabel lainnya.

(40)

2. Sosial ( ), merupakan faktor-faktor yang terdiri dari kelompok

referensi, keluarga dan peran sosial (Kotler dan Keller, 2009:170).

3. Pribadi ( ) merupakan suatu keadaan dimana seseorang mempunyai

sifat untuk bisa menentukan keputusannya sesuai dengan keinginannya

tanpa ada paksaan dari pihal lain.

4. Psikologis ( ) Merupakan faktor kejiwaan dan tingkah laku diri

seseorang yang mempengaruhi keputusan membeli poduk organik.

b. Variabel Terikat (Dependent Variable) adalah variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel bebas. Keputusan pembelian (Y) adalah

tindakan pembelian dimana konsumen memilih merek/produk mana yang

lebih disukai.

Keputusan pembelian merupakan tahap dalam proses keputusan pembelian

dimana konsumen secara aktual membeli produk.

Defenisi operasional variabel yang diteliti dapat terlihat dalam tabel berikut

ini :

Tabel 3.1

Defenisi Operasional Variabel

NO Variabel Defenisi Indikator Variabel Skala

(41)

masyarakat. masyarakat

(42)

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Penelitian yang digunakan nantinya akan menggunakan alat bantu berupa

kuesioner, yang mana jawaban-jawaban responden tersebut akan diukur dengan

menggunakan skala Likert. Menurut Sugiyono (2007:107) Skala Likert adalah alat

ukur yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang

atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.

Skala Likert umumnya menggunakan lima tingkatan jawaban. Jawaban

setiap instrument yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat

positif sampai negatif, yang berupa kata-kata dan untuk keperluan analisis

kuantitatif, maka jawaban tersebut dapat diberi skor yaitu:

Tabel 3.2

Instrument Skala Likert

No Pernyataan Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Kurang Setuju (KS) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Sumber: Sugiyono, (2008:132)

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah sekelompok elemen lengkap, yang biasanya berupa

(43)

mempelajarinya atau menjadi objek penelitian (Kuncoro, 2003:103). Populasi

dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Pasca Sarjana Fakultas Ilmu Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara dengan jumlah 554 orang (berdasarkan

data direktori mahasiswa Pasca Sarjana Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara, September 2013). Karena mahasiswa pasca sarjana

Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat USU yang mengkonsumsi produk organik

jumlahnya tidak diketahui sehingga untuk menentukan jumlah sampel digunakan

rumus Supramono dan Haryanto (2006:63). Alternatif formula yang digunakan

untuk menentukan sampel pada populasi yang sulit diketahui adalah sebagai

berikut:

Keterangan:

n = Jumlah sampel

Zα = nilai standar normal yang besarnya tergantung α

bila α = 0,05 Z = 1,96

bila α = 0,01 Z = 1,67

p = Estimator proporsi populasi yang sesuai kriteria sampel

q = Proporsi populasi tidak sesuai kritria sampel (1-p)

d = Penyimpangan yang ditolerir

Berdasarkan prasurvei yang dilakukan oleh penulis secara acak pada 30

orang mahasiswa pasca sarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat USU pada tanggal

12 September 2013 ditemukan 27 orang pernah mengkonsumsi produk organik

(44)

produk organik. Dengan menggunakan rumus tersebut maka dapat

menghasilkan jumlah sampel sebagai berikut:

=

= 138,29 = 138 orang

Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling, yaitu

teknik pengambilan sampel berdasarkan jenis orang tertentu yang dapat

memberikan informasi yang diinginkan yang dapat memenuhi bebrapa kriteria

yang ditentukan oleh peneliti (Sekaran, 2006:136). Adapun kriteria yang telah

ditentukan adalah mahasiswa pasca sarjana Fakultas Ilmu Kesehatan USU yang

telah mengkonsumsi produk organik minimal satu kali dalam seminggu. Selain

metode purposive, peneliti juga menggunakan teknik accidental sampling.

3.7 Jenis Data

1. Data Primer

Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara

langsung dari responden penelitian melalui wawancara dan kuesioner di

lapangan.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi dokumentasi yang

diperolehdari buku, jurnal, majalah, dan internet yang dapat dipakai

(45)

3.8 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dipergunakan pada penelitian ini adalah:

1. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi yaitu pengumpulan data melalui informasi dari

buku-buku, tulisan ilmiah, jurnal ataupun artikel dan internet yang memiliki

relevansi dengan objek penelituian, yang nantinya data tersebut

digunakan sebagai acuan dan bahan pertimbangan terhadap apa yang

ada di lapangan.

2. Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi seperangkat pertanyaan pada objek penelitian yang sesuai

dengan variabel yang diteliti. Kuesioner ini menggunakan sistem

tertentu, yaitu bentuk pertanyaan yang disertai alternatif jawaban dan

responden tingal memilih salah satu dari alternatif jawaban tersebut.

Data yang dikumpulkan meliputi :

a. Identitas responden

b. Data mengenai tanggapan responden terhadap variabel-variabel

yang mempengaruhi keputusan pembelian.

3. Wawancara

Wawancara adalah kegiatan untuk mengumpulkan data pada objek

(46)

responden. Tujuan wawancara adalah mendukung teknik kuesioner,

tertutama bila ada yang kurang jelas.

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas

Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu

mengukur apa yang ingin diukur. Dengan menggunakan teknik korelasi

product moment yaitu dengan cara mengkorelasikan antara skor butir

pertanyaan dengan skor totalnya. Masing-masing item (skor butir) dilihat

harga korelasinya. Bila harga korelasi positif dan r ≥ 3 maka butir

instrument tersebut dinyatakan valid atau memiliki validitas konstruk yang

baik.

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur

dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran

yang diperoleh relatif konsisten maka alat pengukur tersebut reliabel

(Situmorang, dkk, 2010:68,72).

Uji validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan di

Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

(Mahasiswa S1 Reguler) di luar sampel penelitian dengan jumlah sampel

sebanyak 30 responden.

3.9.1 Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengukur apakah data yang telah didapat

(47)

(kuesioner). Bila koefisien korelasi (r) lebih besar dari r tabel (0,361), maka

pertanyaan tersebut dinyatakan valid (Sugiyono, 2005 : 109).

Pada penelitian ini uji validitas akan dilakukan dengan bantuan program

SPSS 17.00 for windows. Untuk menentukan nomor-nomor item yang valid dan

yang gugur, perlu dikonsultasikan dengan tabel r Produk Moment. Kriteria

penilaian uji validitas adalah :

a. Apabila > , maka item kuesioner valid.

b. Apabila < , maka item kuesioner tidak valid.

Tabel 3.3

VAR00001 69.0000 32.828 .604 .830

VAR00002 69.8000 34.510 .476 .838

VAR00003 68.5000 39.086 .618 .855

VAR00004 68.6333 36.792 .532 .844

VAR00005 69.6000 35.766 .460 .844

VAR00006 69.2667 35.306 .404 .842

VAR00007 68.4667 39.706 .588 .857

VAR00008 69.4333 32.875 .457 .842

VAR00009 68.8333 35.178 .528 .836

VAR00010 68.5333 39.844 .467 .861

VAR00011 68.6667 32.782 .865 .820

VAR00012 69.3000 33.114 .541 .834

VAR00013 68.6000 33.972 .697 .828

VAR00014 68.8333 32.006 .737 .822

VAR00015 68.5333 34.120 .694 .828

VAR00016 68.3667 37.620 .653 .844

(48)

Berdasarkan Tabel 3.3 dapat dilihat bahwa 17 butir pertanyaan dinyatakan

valid. Hal ini karena nilai r hitung > r tabel yang dapat dilihat dari r hitung pada Correct

Item-Total Correlation. Yang terlihat pada keseluruhan butir pertanyaan lebih

besar dari r tabel (0,361). Dengan demikian kuesioner dapat dilanjutkan pada tahap

reliabilitas.

3.9.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah suatu indeks yang menunjukkan sejauh mana hasil

suatu penelitian pengukur dapat dipercaya (Saiffudin Azwar). Uji reliabilitas

digunakan untuk melihat apakah alat ukur yang digunakan (kuesioner)

menunjukkan konsistensi di dalam mengukur gejala yang sama (Sugiyono,

2005:116).

Menurut Ghozali dalam Ginting dan Situmorang (2008:185) mengatakan

adapun cara yang digunakan untuk menguji reliabilitas kuesioner dalam

penelitian ini adalah menggunakan rumus koefisien Cronbach Alpha.

Kriteri penilaian uji reliabilitas adalah :

a. Kuesioner tersebut reliabel, apabila hasil koefisien Cronbach Alpha lebih

besar dari taraf signifikansi 60% atau 0,6.

b. Kuesioner tersebut tidak reliabel, apabila hasil koefisien Cronbach Alpha

(49)

Tabel 3.4 Uji Reliabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.847 17

Sumber: Hasil Data Penelitian, 2013 (diolah)

Pada Tabel 3.4 dapat diketahui bahwa nilai r alpha sebesar 0,847 dan r tabel

sebesar 0,361 sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai r alpha positif dan lebih

besar dari r tabel (0,847 > 0,361) maka kuesioner tersebut dinyatakan reliabel dan

dapat digunakan untuk penelitian. Kriteria lain menyatakan bahwa suatu variabel

dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach’s Alpha > 0,60. Dan nilai

berdasarkan hasil SPSS pada tabel 3.4 terlihat bahwa nilai Cronbach’s Alpha

0,847 > 0,60 maka pertanyaan dinyatakan reliabel dengan kriteria tersebut.

3.10 Teknik Analisis Data 3.10.1 Analisis Deskriptif

Ginting dan Situmorang (2008 : 55) menyatakan penelitian deskriptif

bertujuan membuat lukisan/deskripsi mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat suatu

populasi atau daerah tertentu secara sistematis, faktual, dan teliti. Metode

analisis deskriptif merupakan metode yang digunakan dengan mengumpulkan

dan menganalisis data yang diperoleh sehingga dapat memberikan gambaran

yang jelas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam

(50)

3.10.2 Analisis Regresi Berganda

Analisi regresi berganda berfungsi untuk mengetahui pengaruh variabel

independen yaitu kebudayaan ( ), sosial, ( ) pribadi ( ), dan psikologis

( ), terhadap variabel dependen yaitu keputusan pembelian (Y). Analisis

regresi linier berganda dalam penelitian ini menggunakan software SPSS versi

17.00 for windows.

Perhitungan persamaan regresi berganda adalah sebagai berikut :

Sumber: Sugiyono, (2005:211)

Keterangan:

Y = Keputusan Pembelian (variabel dependen)

a = Konstanta

b1 – b4 = Koefisien Regresi

X1 = Skor Dimensi Variabel Kebudayaan

X2 = Skor Dimensi Variabel Sosial

= Skor Dimensi Variabel Pribadi

= Skor Dimensi Variabel Psikologis

e = error

3.10.3 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui kondisi data yang

digunakan dalam penelitian. Hal tersebut dilakukan agar diperoleh model

(51)

analisis yang tepat. Model analisis regresi penelitian ini mensyaratkan uji

asumsi terhadap data yang meliputi :

3.10.3.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah

data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Data yang baik adalah

data yang mempunyai pola seperti distribusi normal. Nugroho (2005:64)

menyatakan analisis normalitas dilakukan dengan mengamati penyebaran

data (titik) pada sumbu diagonal grafik. Metode yang dipakai dalam

pengujian ini adalah metode plot. Jika data menyebar disekitar garis

diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model regresi

memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2005:110).

3.10.3.2 Uji Heteroskedastisitas

Nugroho (2005:63) menyatakan pengujian ini digunakan dalam

model regresi untuk melihat terjadi ketidaksamaan varians dasar residual

pengamatan yang lain. Jika varians berbeda disebut heteroskedastisitas.

Model yang paling baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara

mendekati ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat

pada gambar Scatterplot Model. Analisis pada gambar Scatterplot yang

menyatakan model regresi linear berganda tidak terdapat

heteroskedastisitas jika:

(52)

b. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja.

c. Penyebaran titik-titik tidak boleh membentuk pola bergelombang

melebar kemudian menyempit dan melebar kembali.

3.10.3.3 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Dalam model

regresi yang baik seharusnya tidak saling korelasi diantara variabel bebas.

Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak

orthogonal. Variabel orthogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi

antar sesamanya sama dengan 0 (Ghozali, 2005:91).

Multikolinieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya,

yaitu Variance Inflation Factor (VIF). Tolerance mengukur variabilitas

variabel terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Nilai

umum yang biasa dipakai adalah nilai Tolerance >0,1 atau VIF <5, maka

tidak terjadi Multikolinieritas (Situmorang, 2010:133).

3.10.4 Pengujian Hipotesis

3.10.4.1 Uji signifikan Simultan / Uji Serentak (Uji-F)

Uji-F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang

dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama

terhadap variabel terikat. Uji-F digunakan untuk melihat secara

(53)

pribadi ( ), dan psikologis ( ), berpengaruh terhadap variabel dependen

yaitu keputusan pembelian (Y).

Kriteria Pengambilan Keputusan yaitu :

> pada α = 5 %

< Pada α = 5 %

: = 0, artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independen yaitu kebudayaan ( ), sosial

( ), pribadi ( ), dan psikologis ( ), terhadap variabel dependen yaitu

keputusan pembelian (Y).

: ≠ 0, artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independen yaitu kebudayaan ( ), sosial ( ),

pribadi ( ), dan psikologis ( ), terhadap variabel dependen yaitu

keputusan pembelian (Y).

3.10.4.2 Uji Signifikan Parsial (Uji-t)

Uji-t menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel bebas secara

individual terhadap variabel terikat.

Kriteria Pengambilan Keputusan yaitu :

< Pada α = 5 %

(54)

Uji bertujuan untuk melihat secara parsial apakah ada

pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independen yaitu

kebudayaan ( ), sosial ( ), pribadi ( ), dan psikologis ( ), terhadap

variabel dependen yaitu keputusan pembelian (Y), bentuk pengujiannya

adalah :

= 0

Artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan dari variabel independen yaitu kebudayaan ( ), sosial ( ),

pribadi ( ), dan psikologis ( ), terhadap variabel dependen yaitu

keputusan pembelian (Y).

≠ 0

Artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan

dari variabel independen yaitu kebudayaan ( ), sosial ( ), pribadi ( ),

dan psikologis ( ), terhadap variabel dependen yaitu keputusan

pembelian (Y).

3.10.4.3 Pengujian Koefisien Determinan ( )

Koefisien determinasi menunjukkan besar kecilnya kontribusi

pengaruh variabel bebas (kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologis)

terhadap variabel terikat (keputusan pembelian), dimana 0 < < 1. Bila

nilai semakin mendekati nilai 1 maka menunjukkan semakin kuatnya

(55)

Pengelolaan data dengan menggunakan bantuan software SPSS

(56)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengertian Produk Organik

Produk organik (organic product) adalah bagian dari karakteristik

produk-produk hijau (green products). Menurut Hutchins dan Greenhalgh (1997) dalam

Smith dan Paladino (2010), Organik mengacu pada produk yang diproduksi tanpa

bantuan fertilisasi (pada hewan) atau pestisida (pada tumbuhan). Selain iu

dijelaskan bahwa produk organik adalah makanan yang terjamin diproduksi,

disimpan dan diproses tanpa penambahan pupuk sintesis dan bahan kimia (Burch,

2001). Sedangkan seorang dokter di Indonesia, Dr. Henry Chang (Chang, 2009)

mengatakan bahwa “makanan organik yaitu seluruh produk pertanian yang bebas

dari pupuk kimia, bahan kimia atau tambahan sejak permulaan (sejak penanaman

bibit), yaitu seluruhnya alami”. Contoh cara bertani dengan membajak tanah

secara tradisional, menggunakan pupuk alami, atau tanah yang subur, atau

memasukkan cacing ke dalam tanah yang telah teroksisadi, sehingga meinimalkan

pencemaran tanah, udara, dan air di kawasan tanah penanaman (Melileaku, 2010).

Produk organik memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan produk

non organik khususnya bagi kesehatan karena tidak menggunakan bahan-bahan

kimia serta memiliki kandungan nutrisi yang lebih tinggi (Armidin, 2007). Berikut

contoh perbandingan kandungan nutrisi beberapa sayuran organik dengan sayuran

(57)

Tabel 4.1

Kandungan Nutrisi Beberapa Sayuran Organik dan Non Organik (Setiap 100 gram, Berat Kering)

Jenis Kalsium

Sumber : Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian (BKP3)

Tabel 4.1 menjelaskan perbandingan kandungan nutrisi sayuran organik

dengan non organik. Sangat jelas terlihat bahwa produk organik selalu memiliki

kandungan nutrisi yang lebih tinggi dibandingkan dengan sayuran non organik.

Berikut ini contoh gambar-gambar produk organik:

(58)

Menurut Hutasuhut dalam Herrijal (2009), Terdapat beberapa faktor yang

mempengaruhi peningkatan terhadap bahan pangan organik, diantaranya adalah :

1. Pertambahan jumlah penduduk

2. Peningkatan pendapatan

3. Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap gizi sejalan dengan

meningkatnya pendidikan dan kesejahteraan

4. Semakin gencarnya kampanye hidup sehat

5. Kalangan perempuan yang sangat cenderung peduli memelihara

kecantikan dan kesehatan tubuh mereka

6. Pertumbuhan penduduk di perkotaan dan kawasan industri

7. Diversifikasi kebiasaan makan dengan perubahan jadwal, tempat, dan pola

makan

8. Restoran dan industri yang terus meningkat tiap tahun memerlukan suplai

bahan baku yang lebih banyak.

4.2 Manfaat Produk Organik

Manfaat produk organik bermanfaat juga bagi lingkungan, apalagi

terhadap manusia, manfaat produk organik benar-benar menguntungkan

konsumennya. Berikut akan dijelaskan keuntungan produk ini bagi lingkungan

dan manusia:

1. Bagi Lingkungan

Produk organik yang tidak mengandung kimia sama sekali tentunya akan

membuat tanah tidak akan tercemar. Air dan mahluk hidup disekitar tanah

Gambar

Gambar 2.3 Kerangka Konseptual
Tabel 3.1 Defenisi Operasional Variabel
Tabel 3.2 Instrument Skala Likert
Gambar 4.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari uraian tersebut di atas maka judul penelitian ini adalah: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Membeli Produk Merek Mie Sedap (Studi Pada Mahasiswa Fakultas

Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Ilmu Akuntansi Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara sekaligus dosen pembanding yang telah banyak memberikan saran-saran dan dukungan kepada penulis

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi siklus menstruasi pada mahasiswi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera

Judul Tesis : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Usahatani Udang Windu Organik dan Nonorganik (Studi Kasus : Batang Kilat Kota Medan Propinsi Sumatera Utara).. Nama :

Puji dan syukur peneliti ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas perlindungan, kesehatan, kasih dan karuniaNya yang begitu besar sehingga bisa menyelesaikan pembuatan skripsi

Dari uraian tersebut di atas maka judul penelitian ini adalah: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Membeli Produk Merek Mie Sedap (Studi Pada Mahasiswa Fakultas

Hasil dari penelitian faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli produk pakaian secara online di desa Air Lelangi kecamatan Ulok Kupai kabupaten Bengkulu Utara