Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
MEDAN
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELEBIHAN DANA PERBANKAN PADA BANK UMUM
DI SUMATERA UTARA
SKRIPSI
Diajukan Oleh :
IRSON LEONARD SILITONGA 050501053
EKONOMI PEMBANGUNAN
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi
Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum di Sumatera Utara. Faktor-Faktor yang dimaksud yaitu Tingkat Suku Bunga Kredit, Giro Wajib Minimum dan Tingkat Tabungan Masyarakat Sumatera Utara.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series dari tahun 2002 triwulan IV sampai dengan tahun 2007 triwulan III yang menggunakan model ekonometrik. Dan cara menganalisanya dengan menggunakan analisa statistik yang dinamakan regresi variabel denga persamaan kuadrat terkecil. Berdasarkan interpretasi model menunjukkan bahwa Tingkat Suku bunga Kredit dan Tingkat Tabungan Masyarakat Sumatera Utara berpengaruh positif terhadap kelebihan dana perbankan pada bank umum di Sumatera Utara
Hasil regresi menunjukkan bahwa bahwa ketiga variabel independen itu secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadadap kelebihan dana perbankan pada bank umum di Sumatera Utara.
Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.
ABSTRACT
This research be entitled Analysis Factors influencing of Banking Excess Liquidity at the Public’s Banks in North Sumatera. The factors are the Interest Rate of Credit, Reserve Requirement and Society Saving Rate of North Sumatera.
The data used in this research is time series data during quarterly IV in 2002 until quarterly III in 2007 which employ econometric model. And using statistical analysis tools, the method used is Ordinary Least Square (OLS). Was based on the interpretation of the model showed that the Interest Rate of Credit and Society Saving Rate of North Sumatera were influential the positive toward Banking Exess liquidity at the Public’ Banks in North Sumatera, and Reserve Requirement was influential the negative toward Banking Exess Liquidity at the Public’s Banks in North Sumatera.
Result of regression showed that all independent variables together equally influential significant toward Banking Exess Liquidity at the Public’s Bank in North Sumatera.
Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Bapa Surgawi dan anaknya
Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan kasih karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum di Sumatera Utara”.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih dan
penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu,
memberikan bimbingan, saran motivasi dan dukungan moril kepada penulis baik
selama masa perkuliahan maupun dalam menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec. selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Univesitas Sumatera Utara.
2. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec. selaku Ketua Departemen Ekonomi
Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. A. Samad Zaino, MS selaku dosen pembimbing penulis yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis sehingga skripsi ini
dapat penulis selesaikan.
4. Bapak Drs. Sahat Silaen, MSi selaku dosen penguji I.
5. Bapak Syarief Fauzi, SE, MAcc, Ak selaku dosen penguji II.
6. Kepada kedua orangtua tercinta, Ayahanda Ir. L. Silitonga dan ibunda N. Br
Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.
motivasi baik moril maupun materi. Dan juga adik-adik ku tersayang Tumbur
Silitonga, Daniel Silitonga, Lanny Silitonga dan Merry Silitonga.
7. Teman-teman band penulis yang tergabung dalam “Ongol-Ongol Band” yang
selalu memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Teman-teman seperjuangan di Departemen Ekonomi Pembangunan stambuk
2005 yang namanya tidak dapat disebutkan satu persatu, atas semangat,
motivasi serta inspirasi yang telah diberikan selama ini.
Medan, Juli 2007
Penulis,
Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRACT ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 6
1.3 Hipotesis ... 6
1.4 Tujuan Penelitian ... 7
1.5 Manfaat Penelitian ... 7
BAB II URAIAN TEORITIS ... 9
2.1 Bank ... 9
2.1.1 Pengertian Bank ... 9
2.1.2 Klasifikasi Bank ... 12
2.2 Bank Umum ... 20
2.2.1 Pengertian Bank Umum ... 20
Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.
2.2.3 Kegiatan atau Usaha Bank Umum ... 23
2.2.4 Prinsip-prinsip Dasar Operasional Bank Umum ... 24
2.2.5 Sumber-sumber Dana Bank Umum ... 25
2.2.6 Penggunaan Dana Bank Umum ... 29
2.3 Likuiditas Bank Umum ... 31
2.3.1 Pengertian Likuiditas ... 31
2.3.2 Manajemen Likuiditas ... 33
2.3.3 Kelebihan Dana (ekses Likuiditas) ... 36
2.4 Tingkat Suku Bunga ... 37
2.4.1 Pengertian Tingkat Suku Bunga ... 37
2.4.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Suku Bunga ... 38
2.5 Kredit ... 40
2.5.1 Pengertian Kredit ... 40
2.5.2 Jenis Kredit ... 42
2.5.3 Komponen Dalam Menentukan Bunga Kredit ... 43
2.6 Giro Wajib Minimum (GWM) ... 44
2.6.1 Pengertian Giro Wajib Minimum ... 44
2.6.2 Fungsi Giro Wajib Minimum ... 45
2.7 Tabungan ... 45
2.7.1 Pengertian Tabungan ... 45
2.7.2 Jenis-jenis Tabungan ... 47
Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.
3.1 Ruang Lingkup Penelitian ... 48
3.2 Jenis dan Sumber Data ... 48
3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data ... 48
3.4 Pengolahan Data ... 50
3.5 Model Analisis Data ... 50
3.6 Test Goodness of Fit (uji Kesesuaian) ... 51
3.6.1 Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 51
3.6.2 Uji t-statistik ... 52
3.6.3 Uji F-statistik ... 53
3.7 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik ... 54
3.7.1 Multikolinearity ... 54
3.7.2 Autokorelasi ... 55
3.8 Defenisi Variabel Operasional ... 57
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 58
4.1 Deskriptif Daerah Penelitian ... 58
4.1.1 Kondisi Geografis ... 58
4.1.2 Kondisi Alam dan Topografi ... 60
4.1.3 Kondisi Demogafis ... 60
4.1.4 Potensi Wilayah ... 62
4.1.5 Perkembangan Perbankan di Sumatera Utara ... 62
4.1.6 Perkembangan Kelebihan Dana (Ekses Likuiditas) ... 64
Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.
4.1.8 Perkembangan Giro Wajib Minimum (GWM) ... 68
4.1.9 Perkembangan Tingkat Tabungan Masyarakat ... 70
4.2 Analisa dan Pembahasan ... 71
4.2.1 Hasil Model Estimasi ... 72
4.2.2 Goodness of Fit Test (Uji Kesesuaian) ... 74
4.2.3 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik ... 79
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 84
5.1 Kesimpulan ... 84
5.2 Saran ... 86
Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
1.1 Perkembangan pendapatan perkapita 5
4.1 Luas Kabupaten/kota Sumatera Utara 59
4.2 Jumlah Kantor Yang Beropersi di Sumatera Utara 64
4.3 Perkembangan Kelebihan Dana 66
4.4 Perkembangan Tingkat Suku Bunga Kredit 68
4.5 Perkembangan Giro Wajib Minimum 69
4.6 Perkembangan Tingkat Tabungan Masyarakat 71
4.7 Hasil Model Regresi 72
Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
3.1 Kurva Uji t-statistik 53
3.2 Kurva Uji F-statistik 54
3.3 Kurva Uji DW statistic 56
4.1 Uji t-statistik terhadap tingkat suku bunga kredit 75
4.2 Uji t-statistik terhadap Giro Wajib Minimum 76
4.3 Uji t-statistik terhadap tingkat tabungan masyarakat 77
4.4 Uji F-statistik 79
Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.
DAFTAR LAMPIRAN
No. LAMPIRAN
1 : Data Variabel
2 : Hasil Regresi Linear Berganda
Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sistem keuangan dapat diartikan sebagai kumpulan institusi, pasar, ketentuan
perundangan, peraturan-peraturan dan teknik-teknik dimana surat-surat berharga di
perdagangkan, tingkat suku bunga ditetapkan, dan jasa-jasa keuangan (financial
services) dihasilkan serta ditawarkan ke seluruh bagian dunia. (Siamat, 2005:1)
Sistem keuangan perbankan merupakan salah satu kreasi dalam masyarakat
modren dawasa ini. Dengan adanya sistem keuangan perbankan maka sistem
pembayaran dan intermediasi dapat terlaksana. Tugas utama sistem keuangan
perbankan dalam perekonomian modren adalah memindahkan dana dari penabung
kepada peminjam yang membutuhkan dana untuk membeli barang-barang dan jasa
serta melakukan investasi sehingga perekonomian dapat tumbuh dan pada akhirnya
akan meningkatkan standar hidup. Pengalihan ini dilakukan oleh lembaga keuangan
sebagai lembaga intermediasi. Intermediasi keuangan merupakan proses pembelian
dana dari unit surplus (penabung) untuk selanjutnya disalurkan kembali kepada unit
deficit (peminjam), yang terdiri dari sektor usaha, pemerintah dan individu atau
rumah tangga. Jenis lembaga intermediasi yang paling dominan dalam sistem
keuangan perbankan adalah lembaga depositori, terutama Bank Umum.
Masyarakat adalah unit surplus (lenders) yang merupakan sumber dana
Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.
(DPK), terdiri dari giro (demand deposit), deposito (time deposit), tabungan (saving).
Besar kecilnya jumlah dana pihak ketiga yang bersal dari masyarakat biasanya
tergantung pada kebijakan tingkat suku bunga yang ditetapkan oleh bank. Pada
umumnya, jika tingkat suku bunga tinggi maka masyarakat akan lebih tertarik untuk
menyimpan dananya di bank, dan sebaliknya. Selain dari tingkat suku bunga,
pelayanan yang baik dan memuaskan yang diterima dari nasabah (masyarakat)
ataupun yang disediakan oleh bank, serta kemajuan teknologi perbankan yang
tersedia pada bank dapat menjadi suatu acuan bagi masyarakat untuk menempatkan
dananya pada bank.
Kegiatan bank menyalurkan dana kepada unit deficit (borrowers) yang biasa
terdiri dari sektor usaha, pemerintah dan individu / rumah tangga adalah memberikan
pinjaman (loan) kepada unit defisit yang mengajukan permohonan, sehingga dalam
hal ini bank berperan sebagai perantara dalam menyalurkan dana dari unit yang
kelebihan daya beli kepada unit yang kekurangan daya beli dalam bentuk kredit. Ini
sesuai dengan UU No.10 tahun 1998 yang merupakan perubahan UU No.7 tahun
1992 sebagai berikut :
1. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau
badan-badan lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak.
2. Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara
konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya
Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.
Pada beberapa tahun belakangan ini, situasi yang sedang terjadi adalah
derasnya aliran modal yang masuk ke pasar uang Indonesia, sehingga bank-bank
umum di Indonesia mengalami kelebihan dana (ekses likuiditas), termasuk bank-bank
umum di Sumatera Utara. Keadaan ini mirip seperti tahun 1996-1997, dimana
pemerintah hingga bank mengatakan bahwa situasi Indonesia dan ekonomi Asia
dalam kondisi yang baik dan stabil.
Kelebihan dana (ekses likuiditas) perbankan pada bank-bank umum dapat
memicu ketidakstabilan moneter. Ekses likuiditas ini bisa menjadi masalah global
dan harus diwaspadai.
Dalam mengatasi ekses likuiditas perbankan pada bank umum, maka
pemerintah mengeluarkan beberapa regulasi yang bertujuan untuk menjaga stabilitas
pertumbuhan ekonomi dan tingkat inflasi yang terkendali yaitu dengan cara
menaikkan besarnya cadangan minimum yang harus disetorkan oleh masing-masing
bank pada Bank Indonesia, yang dikenal sebagai Giro Wajib Minimum (GWM).
Kenaikan ini dimaksudkan untuk memelihara kestabilan moneter dan
menjadikan perbankan lebih solid dalam arti mempunyai daya saing, sehat dan
tangguh. GWM merupakan instrumen BI untuk mempengaruhi jumlah uang beredar
sesuai dengan kebijakan pada suatu waktu. Kenaikan GWM ini akan berdampak
langsung terhadap perbankan, yaitu dapat memicu kenaikan suku bunga bank.
Maksudnya adalah kenaikan GWM berarti bank diminta untuk menyediakan
pencadangan lebih tinggi di BI. Artinya, bisa mengurangi spread secara keseluruhan,
Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.
harus menyediakan likuiditas yang lebih banyak lagi di BI. Hal ini mengakibatkan
semakin berkurangnya likuiditas bank umum, sehingga daya ekspansi kredit bank
akan semakin kecil.
Industri perbankan tidak mampu menampung banjir likuiditas dalam bentuk
penyaluran kredit karena masih rendahnya permintaan maupun penawaran kredit
secara simultan. Kurangnya usaha perbankan, dalam melakukan ekspansi kredit salah
satu penyebabnya yaitu masih besarnya Non Performing Loan (NPL) yang terjadi
pada bank-bank umum tersebut. Selain itu, sektor riil juga masih bergerak lambat dan
tidak mampu menyedot dana perbankan. Hal ini merupakan akibat dari anjloknya
daya beli masyarakat, dimana pendapatan perkapita masyarakat relatif kecil. Ini
mengakibatkan tugas utama sistem keuangan perbankan sebagai lembaga
intermediasi tidak dapat dilaksanakan secara seutuhnya.
Begitu juga yang terjadi pada kurun waktu tahun 2002 sampai tahun 2007,
dimana Pendapatan Perkapita Sumatera Utara relatif mengalami peningkatan. Hal ini
Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.
Tabel 1.1 Perkembangan Pendapatan per Kapita Sumatera Utara (ADH Berlaku) Tahun 2002-2007
Tahun Pendapatan per kapita (Rp.) % Perubahan
2002 7.508.867 -
2003 8.672.097 15.49
2004 9.741.566 12.33
2005 11.326.516 16.26
2006 12.684.532 11.98
2007 14.166.626 11.68
Sumber: BPS Sumatera Utara
Walaupun Pendapatan Perkapita Sumatera Utara cendrung mengalami
kenaikan namun masyarakat Sumatera Utara kurang tertarik untuk melakukan
investasi melainkan mereka cendrung melakukan saving, dikarenakan Tingkat Suku
Bunga Kredit juga turut naik sehingga tingkat tabungan masyarakat Sumatera Utara
mengalami peningkatan. Hal ini mengakibatkan pihak bank umum di Sumatera Utara
mengalami kesulitan dalam menampung dana dari masyarakat dan juga penyaluran
kredit ke sektor riil pun menjadi terhambat. Dampaknya, kelebihan dana (ekses
likuiditas) perbankan dapat meningkat semakin tajam. Ekses likuiditas tersebut perlu
dihindari karena apabila jumlah terlalu melimpah maka dapat memicu ketidakstabilan
Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.
Berdasarkan uraian-uraian tersebut, maka penulis tertarik membuat judul
“Analis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada
Bank Umum di Sumatera Utara”.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukan pada latar belakang pemilihan judul
diatas, maka penulis terlebih dahulu merumuskan permasalahan sebagai dasar kajian
penelitian yang dilakukan.
Adapun perumusan masalah yang dibuat adalah sebagai berikut :
1. Berapa besarkah pengaruh tingkat suku bunga kredit terhadap kelebihan dana
perbankan pada bank umum di Sumatera Utara.
2. Berapa besarkah pengaruh Giro Wajib Minimum (GWM) terhadap kelebihan
dana perbankan pada bank umum di Sumatera Utara.
3. Berapa besarkah pengaruh tingkat tabungan masyarakat terhadap kelebihan
dana perbankan pada bank umum di Sumatera Utara.
1.3. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari permasalahan yang menjadi objek
penelitian dimana tingkat kebenarannya masih perlu diuji. Berdasarkan perumusan
masalah di atas, maka penulis membuat hipotesis sebagai berikut :
1. Tingkat suku bunga kredit mempunyai pengaruh positif terhadap kelebihan
Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.
2. Giro Wajib Minimum (GWM) mempunyai pengaruh negatif terhadap
kelebihan dana perbankan pada bank umum di Sumatera Utara.
3. Tingkat tabungan masyarakat mempunyai pengaruh positif terhadap kelebihan
dana perbankan pada bank umum di Sumatera Utara.
1.4. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tingkat suku bunga kredit
terhadap kelebihan dana perbankan pada bank umum di Sumatera Utara.
2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Giro Wajib Minimum (GWM)
terhadap kelebihan dana perbankan pada bank umum di Sumatera Utara.
3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tingkat tabungan masyarakat
terhadap kelebihan dana perbankan pada bank umum di Sumatera Utara.
1.5. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah :
1. Sebagai bahan studi dan tambahan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa
Fakultas Ekonomi terutama Departement Ekonomi Pembangunan yang ingin
melakukan penelitian selanjutnya.
2. Sebagai masukan bagi kalangan akademis dan peneliti yang tertarik untuk
membahas mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana
Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.
3. Sebagai penambah wawasan ilmiah penulis dalam disiplin ilmu yang penulis
tekuni.
4. Sebagai penambah, pelengkap sekaligus pembanding hasil-hasil penelitian
yang sudah ada menangkut topik yang sama.
5. Sebagai masukan dan pertimbangan bagi perbankan khususnya bank umum
untuk menetapkan kebijakan-kebijakan dalam rangka menanggulangi kondisi
Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.
BAB II
URAIAN TEORITIS 2.1. BANK
2.1.1. Pengertian Bank
Bank merupakan kata yang berasal dari bahasa Italia yaitu dari kata Banco,
yang dapat diartikan sebagai meja atau bangku. Menyinggung tentang sejarah
perbankan, ada salah satu dari sejarah yang menyebutkan bahwa pada awalnya
beberapa orang telah bertindak sebagai pegawai penukar uang di kawasan pantai laut
Madeterania (selatan Italia) untuk memberi jasa penukaran uang terhadap para
saudagar dan lain sebagainya, yang ketika itu banyak menggunakan laut Madeterania
sebagai sarana transportasi. Namun sesuai dengan perkembangan zaman, aktifitas
yang ada pun pada saat itu juga berkembang seperti penyimpanan dan pemberian
pinjaman. Perkembangan ini merupakan titik tolak timbulnya institusi perbankan.
Secara sederhana masyarakat awam mendefenisikan bank adalah tempat
menabung, menyimpan uang ataupun meminjam uang bagi masyarakat yang
membutuhkan. Prof. G.M. Verryn Stuart, mendefenisikan Bank adalah suatu badan
yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan kredit, baik dengan alat pembayarannya
sendiri atau dengan uang yang diperolehnya dari orang lain maupun dengan jalan
memperedarkan alat-alat penukar baru berupa uang giral.
Pada umumnya bank dikenal sebagai lembaga keuangan. Lembaga keuangan
adalah lembaga yang kegiatan utamanya mengumpulkan dan menyalurkan dana dari
Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.
dana (unit defisit). Adapun kegiatan utama lembaga keuangan tersebut berupa
menerima simpanan giro, tabungan dan deposito serta berupa tempat untuk
meminjam uang (kredit) bagi masyarakat yang membutuhkannya. Disamping itu
bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukar uang, memindahkan uang atau
menerima segala macam bentuk pembayaran dan setoran seperti pembayaran listrik,
telepon, air, pajak, uang kuliah dan pembayaran lainnya.
Menurut Peter Rose (1993), bank dapat disebut “financial department
stores” yang berperan sebagai “a full service financial institution”.
Pengertian Bank menurut Undang-Undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal
10 November 1998 tentang perbankan :
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau badan-badan lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak.
Pengertian dalm Undang-Undang tersebut mengandung kandungan filosofis
yang tinggi. Pengertian secara teknis dapat ditemukan pada Peraturan Standard
Akutansi Keuangan (PSAK) dan Surat Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 792
tahun 1990. Pengertian Bank menurut PSAK Nomor 31 adalah :
Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.
Sedangkan berdasarkan SK Menteri Keuangan RI Nomor 792 tahun 1990
pengertian bank adalah :
Bank merupakan suatu badan yang kegiatannya di bidang keuangan
melakukan penghimpunan dan penyaluran dana kepada masyarakat terutama guna membiayai investasi perusahaan.
Berdasrkan defenisi-defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa bank
merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas
perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan. Umumnya aktivitas lembaga
keuangan meliputi 3 kegiatan utama yaitu :
1. Menghimpun dana dari masyarakat luas yang dikenal dengan istilah kegiatan
funding. Pengertian menghimpun dana maksudnya adalah mengumpulkan atau
mencari dana dengan cara membeli dari masyarakat luas. Dana masyarakat yang
dihimpun oleh bank dapan disimpan baik dalam bentuk giro, tabungan dan
deposito. Funding ini dilakukan dengan sasaran meminimumkan biaya perolahan
dana.
2. Setelah memperoleh dana dalam bentuk simpanan dari masyarakat, maka
perbankan mengalokasikan atau menyalurkan kembali dana tersebut ke
masyarakat dalam bentuk pinjaman atau kredit serta investasi. Alokasi atau
penyaluran dana dikenal dengan istilah lending dengan sasaran memaksimumkan
pendapatan bank.
3. Memberikan jasa-jasa keuangan lainnya (seperti money changer, transfer, dll) dan
Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.
sasaran memaksimumkan kepuasan nasabah. Dan biasanya kegiatan ini diberikan
untuk mendukung kelancaran kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana.
Dari ketiga kegiatan utama diatas yang menjadi kegiatan pokok perbankan
yaitu menghimpun dan menyalurkan dana dari masyarakat dimana kegiatan pokok ini
sering disebut sebagai intermediasi keuangan dalam perbankan. Sedangkan
memberikan jasa-jasa lainnya hanya merupakan kegiatan pendukung dari kedua
kegiatan pokok yang ada. Dan keuntungan utama perbankan yang berdasarkan prinsip
konvensional diperoleh dari selisih bunga simpanan yang diberikan kepada
penyimpan dengan bunga pinjaman atau kredit yang disalurkan. Keuntungan ini
dikenal dengan istilah spread based.
2.1.2. Klasifikasi Bank
Bank-bank yang beroperasi di Indonesia saat ini pada dasarnya
dikelompokkan dalam bentuk Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR).
Sedangkan Bank Indonesia berfungsi sebagai bank sentral. Namun demikian, sejalan
dengan terjadinya perubahan dalam kelembagaan perbankan sebagai dampak
dikeluarkannya undang-undang di bidang keuangan dan perbankan, bank yang
beroperasi di Indonesia dapat dibedakan berdasarkan :
a.
1. Bank Sentral
Dilihat dari segi fungsinya
Merupakan bank yang memegang otoritas moneter yang mengambil
keputusan perihal kebijakan moneter, baik dalam hal mempengaruhi jumlah
Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.
tingkat bunga, yang pada akhirnya mempengaruhi kinerja perekonomian.
Indonesia memiliki bank sentral yang dikenal dengan Bank Indonesia. Bank
Indonesia ini merupakan lembaga Negara independent, bebas dari campur
tangan pemerintah dan/atau pihak-pihak lainnya. Adapun tugas dari Bank
Indonesia adalah sebagai berikut :
a. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter,
b. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran,
c. Mengatur dan mengawasi bank.
2. Bank Umum
Bank Umum didefenisikan oleh Undang-Undang No.10 Tahun 1998 sebagai
bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan/atau
berdasarkan prinsip Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam
lalu lintas pembayaran. Sifat jasa yang diberikan adalah umum, dalam arti
dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada. Dan juga dalam hal
wilayah operasinya dapat dilakukan di seluruh wilayah. Bank umum sering
disebut sebagai bank komersil (commercial bank).
3. Bank Perkreditan Rakyat
Undang-Undang No.7 Tahun 1992 Pasal 1 ayat 6 menyatakan bahwa Bank
Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha
secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sedangkan
Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.
(BPR) dapat berupa salah satu Perusahaan Daerah, Koperasi, Perseroan
Terbatas, dan bentuk lain yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
b.
Ditinjau dari segi kepemilikan maksudnya adalah siapa saja yang memiliki
bank tersebut. Kepemilikan ini dapat dilihat dari akte pendirian dan penguasaan
saham yang dimiliki bank yang bersangkutan. Terdiri dari sebagai berikut : Dilihat dari segi kepemilikannya
1. Bank milik Pemerintah (Bank Persero)
Bank ini merupakan salah satu lembaga keuangan baik akte pendirian, modal,
maupun sahamnya secara mayoritas dimiliki oleh pemerintah. Bank milik
pemerintah ini (Bank Persero) juga sering disebut sebagai Bank BUMN. Bank
persero yang sebelumnya berjumlah 7 bank, diperkecil jumlahnya menjadi 4
bank pada awal decade 2000-an. Kebijakan ini dilakukan pemerintah sebagai
dampak terjadinya krisis perbankan. Keempat bank persero tersebut adalah
Bank Tabungan Negara (BTN), Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Negara
Indonesia (BNI) dan Bank Mandiri (yang merupakan penggabungan dari
Bank Bumi Daya, Bank Pembangunan Indonesia, Bank Dagang Negara dan
Bank Exim). Beberapa dari bank persero tersebut telah menjadi milik public
atau go public, melalui penjualan sebagian sahamnya melalui pasar modal,
antara lain : Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia (BNI) dan Bank Rakyat
Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.
2. Bank Umum Swasta Nasional
Bank umum swasta nasional merupakan bank yang berbadan hukum
Indonesia, yang sebagian atau seluruh modalnya, keuntungan, serta akte
pendiriannya dimiliki oleh warga negara Indonesia atau disebut swasta
nasional. Contoh bank milik swasta nasional antara lain : Bank Danamon,
Bank Lippo, Bank Niaga, Bank Central Asia (BCA), Bank Bumi Putra, Bank
Muamalat, dan lain sebagainya.
3. Bank Asing
Bank jenis ini merupakan kantor cabang dari suatu bank di luar Indonesia,
baik milik swasta asing maupun pemerintah asing. Bank asing, yang sejak
awal tahun 1970-an, tidak diijinkan membuka kantor cabang di Indonesia,
namun sejak pertengahan tahun 1999 diberi kesempatan membuka kantor
cabangnya di beberapa ibukota provinsi seperti Semarang, Surabaya,
Bandung, Denpasar, Ujung Pandang, Medan dan Batam dengan memenuhi
peryaratan yang telah ditetapkan. Contoh bank asing di Indonesia yaitu :
Citibank, Hongkong and Shanghai Bank Corporation (HSBC), Standard
Chartered Bank, ABN AMRO Bank, dan lain sebagainya.
4. Bank Pemerintah Daerah
Bank ini merupakan bank-bank umum milik pemerintah daerah yaitu
Bank-bank Pembangunan Daerah (BPD) yang pendiriannya berdasarkan
Undang-Undang No.13 Tahun 1962. Dengan dikeluarkannya Undang-Undang-Undang-Undang No.7
Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.
Bank Pembangunan Daerah (BPD) harus memilih dan menetapkan badan
hukum atas bank tersebut baik dalam bentuk Perseroan Terbatas, Koperasi,
atau Perusahaan Daerah. Jumlah Bank Pembangunan Daerah (BPD) sampai
dengan pertengahan tahun 2004 mencapai 26 bank antara lain yaitu : BPD
DKI Jakarta, BPD Jawa Barat, BPD Sumatera Utara (yang disebut Bank
Sumatera Utara/Bank Sumut), BPD Sulawesi Selatan, dan BPD lainnya.
5. Bank Campuran
Perkembangan bank campuran (joint venture bank) di Indonesia diawali
ketika pemerintah mengeluarkan kebijakan deregulasi di sektor keuangan dan
perbankan yang disebut Paket 27 Oktober 1998 yang membuka perizinan bagi
pedirian bank-bank termasuk bank campuran atau bak patungan sebagai salah
satu strategi untuk meningkatkan pertumbuhan eksport dan menarik
masuknya investor asing. Kepemilikan saham bank campuran dimiliki oleh
warga negara Indonesia dan atau badan hukum Indonesia dengan warga
negara asing dan atau badan hukum asing secara kemitraan. Pendiriaan bank
campuran oleh pihak asing pada dasarnya dimaksudkan untuk mempermudah
akses pelayanan atas nasabah-nasabahnya yang beroperasi di Indonesia.
Contoh bank campuran antara lain : PT. Bank Sumitomo Mitsui Indonesia,
PT. Bank Merincorp, PT. Ing Indonesia Bank, Pt. Interpacific Bank, dan Bank
Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.
c.
Dilihat dari status atau kedudukan maksudnya yaitu menunjukkan ukuran
kemampuan bank dalam melayani masyarakat baik dari segi jumlah produk, modal
maupun kualitas pelayanan. Dilihat dari kemampuannya bank umum dapat dibagi
kedalam 2 macam yaitu : Dilihat dari status
1. Bank devisa
Bank devisa (foreign exchange bank) adalah bank yang dapat melaksanakan
transaksi ke luar negeri dalam valuta asing atau yang berhubungan dengan
mata uang asing secara keseluruhan, setelah memperoleh persetujuan dari
Bank Indonesia. Kegiatan bank devisa antara lain adalah : menerima
simpanan dan memberikan kredit dalam valuta asing, termasuk jasa-jasa
keuangan yang terkait dengan valuta asing, misalnya : Letter of credit,
travelers check, money changer.
2. Bank non devisa
Bank non devisa (non foreign exchange bank) adalah bank yang tidak
diperkenankan melakukan transaksi yang berkaitan dengan valuta asing
seperti halnya bank devisa. Jadi bank non devisa (non foreign exchange bank)
merupakan kebalikan dari pada bank devisa, dimana transaksi yang dilakukan
Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.
d.
Bank yang dilihat dari sistem pengenaan bunga sama halnya dengan jenis
bank yang dilihat dari segi cara menentukan harga, yang terbagi atas 2 kelompok
sebagai berikut :
Dilihat dari segi sistem pengenaan bunga
1. Bank yang berdasarkan prinsip konvensional
Mayoritas bank yang berkembang di Indonesia dewasa ini adalah bank yang
berorientasi pada prinsip konvensional. Hal ini tidak terlepas dari sejarah
bangsa Indonesia dimana asal mulanya bank di Indonesia dibawa oleh
kolonial Belanda.
Dalam mencari keuntungan dan menentukan harga kepada para nasabahnya,
bank yang berdasarkan kepada prinsip konvensional menggunakan dua
metode yaitu :
a. Menetapkan bunga sebagai harga, baik untuk produk simpanan seperti
giro, tabungan maupun deposito. Demikian pula harga untuk produk
pinjamannya (kredit) juga ditentukan berdasarkan tingkat suku bunga
tertentu. Penentuan harga ini dikenal dengan istilah spread based.
b. Untuk jasa-jasa bank lainnya pihak perbankan menggunakan atau
menerapkan berbagai biaya-biaya dalam nominal atau persentase tertentu.
Sistem pengenaan biaya ini dikenal dengan istilah fee based.
2. Bank berdasarkan Prinsip Syariah
Bank yang berdasarkan prinsip syariah belum lama berkembang di Indonesia.
Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.
sudah cukup lama berkembang pesat. Bank yang berdasrka prinsip syariah
dalam penentuan harga produknya sangat berbeda dengan bank yang
berdasarkan prinsip konvensional. Bank berdasarkan prinsip syariah adalah
aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dengan pihak lain
untuk menyimpan dana atau pembiyaan usaha atau kegiatan perbankan
lainnya. Dalam menentukan harga atau mencari keuntungan bagi bank yang
berdasarkan prinsip syariah adalah sebagai berikut :
a. Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah)
b. Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musharakah)
c. Prinsip jual beli dengan memperoleh keuntungan (murabahah)
d. Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan (ijarah)
e. Atau pembiayaan dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas
barang yang disewa dari pihak bank atau pihak lain (ijahwaraiqtina).
Sumber penentuan harga atau pelaksanaan kegiatan bank prinsip syariah
dasar hukumnya adalah Alquran dan Sunnah Rasul. Bank berdasarkan prinsip
syariah mengharamkan penggunaan harga produknya dengan bunga tertentu.
Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.
2.2. BANK UMUM
2.2.1. Pengertian Bank Umum
Bank umum dalam pengertian perbankan di Indonesia dapat disamakan
dengan bank komersial karena bank umum didirikan dengan motivasi mendapatkan
keuntungan. Keuntungan ini diperoleh dari selisih pendapatan dan biaya. Pendapatan
bank bersumber dari hasil kegiatan yang berupa pemberian pinjaman dan jasa
keuangan lainnya. Sedangkan biaya bersumber dari biaya bunga dana, biaya
operasional, biaya pencadangan atas resiko kredit dan lain-lain. Menurut ketentuan
pasal 1 ayat (3) UU No.10 tahun 1998, bank umum adalah “bank yang melaksanakan
kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalm lalu lintas pembayaran”.
Bank umum diizinkan mengumpulkan dana dalam bentuk deposito, sehingga
bank umum disebut juga sebagai lembaga keuangan depositori. Berdasarkan
kemampuannya menciptakan uang (uang giral), maka bank umum juga dikenal
dengan pencipta uang giral (BPUG). Bank umum merupakan bank yang kepemilikan
dapat dimiliki oleh Negara, swasta asing ataupun dalam negeri, serta bank campuran.
Berdasarkan UU No.7 Tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah
dengan UU No.10 Tahun 1998, bentuk hukum bank umum dapat berupa :
a. Perseroan Terbatas (PT)
b. Koperasi
Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.
2.2.2. Fungsi dan Peranan Bank Umum
Fungsi-fungsi dan peranan bank umum menunjukkan pentingnya keberadaan
bank umum dalam perekonomian modern yaitu antara lain :
a. Penciptaan Uang
Uang yang diciptakan bank umum yaitu uang giral yaitu alat pembayaran
mekanisme pemindahbukuan (kliring). Kemampuan bank untuk menciptakan
uang giral menyebabkan posisi dan fungsinya dalam kebijakan moneter. Bank
sentral dapat mengurangi atau menambah jumlah uang beredar dengan cara
mempengaruhi kemampuan bank umum menciptakan uang giral.
b. Mendukung Kelancaran Mekanisme Pembayaran
Fungsi lain yang sangat penting adalah kelancaran mekanisme pembayaran.
Hal ini dimungkinkan karena salah satu jasa yang ditawarkan bank umum
adalah kliring, transfer uang, penerimaan setoran-setoran, pemberian fasilitas
pembayaran dengan tunai, kredit, fasilitas-fasilitas pembayaran mudah dan
nyaman seperti kartu plastik dan sistem pembayaran elektronik.
c. Penghimpunan Dana Simpanan
Dana yang paling banyak dihimpun oleh bank umum adalah dana simpanan
yang terdiri atas giro, depsito berjangka dan tabungan. Kemampuan bank
umum menghimpun dana jauh lebih besar dibanding dengan lembaga
keuangan lainnya. Dana yanga berhasil dihimpun akan disalurkan kepada
Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.
d. Mendukung Kelancaran Transaksi Internasional
Bank umum sangat dibutuhkan untuk memudahkan dan atau memperlancar
transaksi internasional, baik transaksi barang dan jasa maupun transaksi
modal. Kesulitan-kesulitan antara dua pihak yang berbeda negara biasanya
muncul karena perbedaan geografis, jarak, budaya dan sistem moneter
masing-masing negara. Kehadiran bank umum yang beroperasi dalam skala
internasional akan memudahkan penyelesaian transaksi-transaksi tersebut.
Dengan adanya bank umum, kepentingan melakukan transaksi internasional
dapat terlaksana dengan lebih mudah, cepat dan murah.
e. Penyimpanan Barang-barang dan Surat-surat Berharga
Penyimpanan barang-barang berharga adalah salah satu jasa yang paling awal
yang ditawarkan oleh bank umum. Masyarakat dapat menyimpan
barang-barang berharga yang dimilikinya seperti perhiasan, uang dan ijazah dalam
kotak yang disengaja disediakan oleh bank untuk disewa (safety box atau
safety deposit box).
f. Pemberian Jasa-jasa Lainnya
Di Indonesia pemberian jasa-jasa lainnya oleh bank umum juga semakin
banyak dan luas. Masyarakat sudah dapat membayar rekening listrik, telepon,
uang kuliah, membeli pulsa telepon selular, membayar gaji pegawai dan jasa
lainnya. Jasa-jasa ini sangat memudahkan dan memberikan rasa aman dan
Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.
2.2.3. Kegiatan atau Usaha Bank Umum
Ruang lingkup kegiatan bank umum dapat dikelompokkan menjadi tiga
kegiatan utama, yaitu :
1. Menghimpun dana dari masyarakat (Funding)
Kegiatan utama bank adalah menghimpun dana dari unit atau masyarakat
yang kelebihan atau surplus dana (lenders) dalam berbagai bentuk. Namun dana-dana
utama yang dihimpun adalah giro (demand deposit), tabungan (saving deposit),
deposito berjangka (time deposit) dan sertifikat deposito (Certificate of deposit).
2. Menyalurkan dana ke masyarakat dalam bentuk kredit (lending)
Menyalurkan dana ke masyarakat dalam bentuk kredit merupakan kegiatan
bank umum yang paling penting juga. Defenisi kredit dalam arti ekonomi adalah
suatu penundaan pembayaran dari prestasi yang diberikan seseorang, baik dalam
bentuk barang, uang maupun jasa. Artinya uang atau barang diterima sekarang dan
dikembalikan pada masa yang akan datang.
3. Memberikan jasa-jasa lainnya
Kegiatan ini merupakan kegiatan penunjang untuk mendukung kegiatan
funding dan lending. Tapi kegiatan ini sangat banyak memberikan keuntungan bagi
bank dan nasabah, bahkan sekarang ini kegiatan ini memberikan kontribusi
keuntungan yang tidak sedikit bagi bank. Penerimaan atau income yang berasal dari
pemberian jasa-jasa ini disebut dangan fee based income. Adapun jasa-jasa lain yang
umum ditawarkan bank kepada nasabahnya seperti : kiriman uang (transfer), kliring,
Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.
mata uang asing, insako, kartu kredit, menerima setoran-setoran dan melayani
pembayaran-pembayaran lainnya.
2.2.4. Prinsip-prinsip Dasar Operasional Bank Umum
a.
Untuk mendapatkan dana yang dibutuhkan, bank umum harus memberikan
balas jasa atau kompensasi. Untuk dana deposito, bank umum memberikan
balas jasa bunga deposito, sedangkan untuk pinjaman, bank umum harus
memberikan balas jasa seperti pendapatan bunga bagi para pemberi pinjaman.
Untuk menjalankan kegiatan operasional, bank umum memerlukan dana
untuk biaya-biaya operasional. Biaya operasional yang paling utama adalah
tenaga kerja dan administrasi. Dengan demikian biaya total yang harus
dikeluarkan bank umum adalah biaya dana ditambah biaya operasional.
Biaya Total
b.
Bank umum memperoleh pendapatan atas dana-dana yang disalurkan berupa
bunga yang dibayar debitur, dan jasa-jasa yang diberikan bank. Bank umum
memperoleh pendapatan berupa fee, dan atas kredit yang disalurkan. Sumber
pendapatan lainnya berupa investasi dalam bentuk sekuritas.
Pendapatan Total
c.
Bank akan memperoleh laba bila pendapatan total (Total Revenue/TR) lebih
besar dari biaya total (Total Cost/TC). Laba bank akan bertambah besar
apabila peningkatan pendapatan dapat dilakukan dengan penambahan biaya
total yang lebih kecil. Sekalipun pendapatan menurun, bank dapat saja
Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.
meningkatkan laba bila penurunan pendapatan tersebut diimbangi dengan
penurunan biaya yang lebih besar.
2.2.5. Sumber-sumber Dana Bank umum
Yang dimaksud dengan sumber-sumber dana bank adalah usaha bank dalam
menghimpun dana untuk membiayai operasionalnya. Adapun sumber-sumber dana
bank tersebut adalah :
1. Dana yang bersumber dari bank itu sendiri
Dana ini dikenal dengan sebutan dana pihak pertama. Dana pihak pertama ini
merupakan modal sendiri yaitu modal setoran dari pemegang sahamnya.
Modal setor dari para pemegang saham berarti modal dari bank umum
tersebut.
2. Dana yang bersumber dari lembaga lainnya
Sumber dana yang bersumber dari lembaga lainnya disebut juga sebagai dana
pihak kedua. Sumber dana ini merupakan tambahan jika bank mengalami
kesulitan dalam pencarian sumber dana. Pencarian sumber dana ini relative
lebih mahal dan sifatnya hanya sementara waktu saja. Perolehan dana dari
sumber ini antara lain dapat diperoleh dari :
a. Pinjaman antar bank (Inter Bank Call Money Market), yang biasanya
diberikan pada bank-bank yang mengalami kalah kliring. Pinjaman ini
Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.
b. Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), dalam hal ini pihak perbankan
menerbitkan SBPU kemudian diperjualbelikan kepada pihak yang
berminat.
c. Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI), merupakan kredit Bank
Indonesia kepada bank-bank yang mengalami kesulitan likuiditasnya dan
juga pembiayaan pada sektor-sektor tertentu. Penggunaan dana KLBI
sudah mulai dikurangi secara bertahap sejak deregulasi.
3. Dana yang berasal dari masyarakat luas
Dana yang berasal dari masyarakat ini sering disebut Dana Pihak Ketiga
(DPK). Sumber dana merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan
operasi bank dan merupakan ukuran keberasilan operasional suatu bank dan
juga dana dari masyarakat ini merupakan komposisi dana yang paling besar
dan banyak komposisinya dari pada sumber dana lainnya. Adapun sumber
dana tersebut dapat dilakukan dalam bentuk :
a.
Defenisi giro (demand deposit) menurut UU No.10 Tahun 1998 tentang
perbankan, yaitu simpanan dapat digunakan sebagai alat pembayaran dan
penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan sek, bilyet
giro, sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan cara
pemindahbukuan. Rekening giro atau checking account adalah simpanan
yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menerbitkan cek
Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.
cek atau bilyet giro ini oleh pemiliknya dapat digunakan sebagai alat
pembayaran. Rekening giro ini merupakan sumber dana jangka pendek.
Jasa giro merupakan suatu imbalan yang diberikan oleh bank kepada giran
atas sejumlah saldo gironya yang berada di bank, yang jumlahnya relatif
lebih kecil bila dibandingkan dengan simpanan dalam bentuk tabungan
dan deposito berjangka.
b.
Tabungan menurut UU No.10 Tahun 1998 adalah simpanan yang
penarikannya hanya dapat dilakukan dengan syarat tertentu yang
disepakati, dan tidak dengan cek atau bilyet giro dan atau alat lain yang
dipersamakan dengan itu. Cara penarikan dana pada tabungan yang paling
banyak digunakan saat ini adalah dengan kartu ATM. Tabungan dapat
ditarik dengan cara-cara dan dalam waktu yang relatif lebih fleksibel
dibandingkan dengan deposito berjangka. Besar bunga atas simpanan
tabungan berada diantara giro dan deposito berjangka. Ditinjau dari sisi
bank, penghimpunan dana melalui tabungan termasuk lebih murah dari
pada deposito tetapi lebih mahal dibanding giro. Tabungan (saving deposit)
c.
Pengertian deposito berdasarkan UU No.10 Tahun 1998 adalah simpanan
yang penarikkannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu
berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank. Adapun
Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.
Sertifikat Deposito
Merupakan deposito yang diterbitkan atas unjuk dalam bentuk
sertifikat dan dapat diperjualbelikan kepada pihak lain. Pembayaran
bunga dari sertifikat deposito dapat dilakukan dimuka yaitu pada saat
nasabah menempatkan dananya dalam bentuk deposito.
Deposito Berjangka
Deposito ini merupakan simpanan atas nama dan bukan atas unjuk
karena jenis simpanan ini hanya bisa dicairkan oleh pihak yang
namanya tercantum dalam bilyet deposito. Bunga deposito berjangka
ini diterima setelah jatuh tempo (jangka waktunya), baik ditarik tunai
maupun non tunai (pemindahbukuan) dan dikenakan pajak dari jumlah
bunga yang diterimanya. Deposito berjangka tidak dapat
diperdagangkan. Pada dasarnya sebelum jatuh tempo simpanan ini
tidak dapat ditarik, namun apabila pihak deposan ingin menariknya
sebelum jatuh tempo, maka biasanya bank mengenakan denda atau
biaya administrasi yang disebut juga penalty rate atas penarikan
tersebut. Deposito yang bisa diperpanjang secara otomatis melalui
fasilitas Automatic Roll-Over (ARO) yang disediakan oleh pihak bank.
Tingkat bunga deposito ini relatif lebih besar dibandingkan dengan
Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.
Deposito On Call
Merupakan deposito yang berjangka waktu minimal 7 hari dan paling
lama kurang dari 1 bulan. Diterbitkan atas nama dan biasanya dalam
jumlah yang besar. Pembayaran bunga dilakukan pada saat pencairan
deposito on call dan merupakan suatu ketentuan bahwa sebelum
dilakukan penarikan terhadap deposito ini terlebih dahulu nasabah
sudah memberitahukan kepada pihak bank dalam jangka waktu
tertentu sesuai dengan kesepakatan antara pihak bank dan nasabah.
Besarnya bunga deposito on call ditetapkan lebih rendah dari pada
deposito berjangka.
2.2.6. Penggunaan Dana Bank Umum
Penggunaan dana bank pada prinsipnya dapat diklasifikasikan atas dasar :
a.
Menurut Dahlan Siamat (Siamat, 2005:317), alokasi dana bank berdasarkan
prioritas penggunaan terdiri atas : Prioritas penggunaan dana
1. Cadangan primer (primary reserve), merupakan prioritas pertama dan yang
paling utama dalam alokasi dana bank. Cadangan ini dimaksudkan untuk
memenuhi ketentuan likuiditas wajib minimum dan untuk keperluan operasi
bank sehari-hari. Cadangan primer terdiri dari : uang kas yang ada pada bank,
saldo rekening giro pada Bank Indonesia (bank sentral), warkat-warkat yang
dalam proses penagihan. Komponen-komponen ini sering disebut cash asset
Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.
2. Cadangan sekunder (secondary reserve), merupakan prioritas kedua dan
sebagai pelengkap atau cadangan pengganti bagi cadangan primer. Karena
cadangan ini hanya sebagai pelengkap atau pengganti sehingga waktunya
tidak dapat diperkirakan maka cadangan sekunder ditanamkan dalam bentuk
surat-surat berharga jangka pendek yang mudah diperjualbelikan. Instrumen
cadangan sekunder dapat berupa Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat
Berharga Pasar Uang (SBPU) dan sertifikat deposito.
3. Penyaluran kredit merupakan prioritas ketiga dalam alokasi dana bank setelah
mencukupi cadangan primer serta kebutuhan cadangan sekunder. Penyaluran
kredit ini adalah kegiatan utama bank dan sumber pendapatan utama bank.
4. Investasi portofolio, merupakan prioritas terakhir dalam alokasi dana bank
dimana dana yang dialokasikan dalam kategori ini adalah dana sisa setelah
penanaman dana dalam bentuk kredit telah memenuhi criteria atau target
tertentu.
b.
Alokasi dana bank berdasarkan sifat aktiva adalah pengalokasian dana bank
kedalam bentuk-bentuk aktiva yaitu : Sifat aktiva
1. Penanaman dana dalam aktiva produktif
Aktiva produktif adalah semua aktiva dalam rupiah dan valuta asing yang
dimiliki bank dengan maksud untuk memperoleh penghasilan sesuai dengan
fungsinya. Komponen aktiva produktif terdiri atas kredit yang diberikan,
Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.
2. Penanaman dana dalam aktiva tidak produktif
Aktiva tidak produktif adalah penanaman dana bank ke dalam aktiva yang
tidak memberikan hasil bagi bank. Komponen dana dalam bentuk aktiva tidak
produktif terdiri atas alat-alat likuid atau cash asset serta aktiva tetap dan
inventaris.
2.3. LIKUIDITAS BANK UMUM 2.3.1. Pengertian Likuiditas
Dalam terminologi keuangan dan perbankan terdapat banyak pengertian
mengenai likuiditas, beberapa diantaranya dapat disebutkan sebagai berikut :
“Likuiditas adalah kemampuan bank untuk memenuhi kemungkinan ditariknya
deposito/ simpanan oleh deposan/ penitip”. Dengan kata lain, menurut definisi ini,
suatu bank dikatakan likuid apabila dapat memenuhi kewajiban penarikan uang dari
para penitip dana maupun dari para peminjam/debitur. (Chairuddin, 2002:1)
“Likuiditas adalah kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban hutang-hutangnya,
dapat membayar kembali semua deposannya, serta dapat memenuhi permintaan
kredit yang diajukan para debitur tanpa terjadi penangguhan”. (Chairuddin, 2002:1)
Ada beberapa pengertian likuiditas dalam perspektif perbankan menurut
beberapa penulis antara lain :
Joseph E. Burns, Likuiditas bank berkaitan dengan kemampuan suatu bank
untuk menghimpun sejumlah dana tertentu dengan biaya tertentu dan dalam jangka
Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.
Oliver G. Wood, Jr, Likuiditas adalah kemampuan bank untuk memenuhi
semua penarikan dana oleh nasabah deposan, kewajiban yang telah jatuh tempo, dan
memenuhi permintaan kredit tanpa ada penundaan.
William M. Glavin, Likuiditas berarti memiliki sumber dana yang cukup
tersedia untuk memenuhi semua kewajiban. (Siamat, 2005:336)
Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa likuiditas bank
mengacu kepada kemampuan bank menyediakan dana dalam jumlah yang cukup,
tepat pada waktunya untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya,
utamanya :
a. Memenuhi ketentuan pemerintah dan atau bank sentral tentang ketentuan
likuiditas wajib (reserve requirement) atau cash ratio.
b. Memelihara hubungan baik dengan bank koresponden, dengan mengusahakan
agar saldo rekening pada bank koresponden selalu sesuai dengan ketentuan yang
ditentukan.
c. Memenuhi kebutuhan penarikan dana oleh nasabah penabung, pemilik rekening
giro maupun debitur.
d. Membayar kewajiban jangka panjang yang telah jatuh tempo.
e. Menutup biaya operasional perusahaan dan atau bank.
Bank dalam melakukan kegiatan usahanya, terutama dalam penghimpunan
dana, kewajiban memelihara sejumlah likuiditas tertentu dari total dana pihak ketiga
yang dihimpun. Jumlah likuiditas yang wajib dipelihara bank harus ditempatkan
Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.
disebut juga Giro Wajib Minimum (GWM). Menurut ketentuannya, besar giro wajib
minimum rupiah adalah 5% dari total dana pihak ketiga rupiah yang dihitung rata-rata
harian dalam satu minggu.
2.3.2. Manajemen Likuiditas
Pengertian manajemen likuiditas menurut beberapa sumber :
Duane B. Graddy, manajemen likuiditas melibatkan perkiraan permintaan
dana oleh masyarakat dan penyediaan cadangan untuk memenuhi semua kebutuhan.
Oliver G. Wood, manajemen likuiditas melibatkan perkiraan kebutuhan dan
penyediaan kas secara terus menerus, baik kebutuhan jangka pendek atau misiman
maupun kebutuhan jangka panjang. (Siamat, 2005:336)
Teori manajemen likuiditas pada dasarnya adalah teori yang berkaitan dengan
bagaimana mengelola dana dan sumber-sumber dana bank agar dapat memelihara
posisi likuiditas dan memenuhi segala kebutuhan likuiditas dalm kegiatan operasional
bank sehari-hari. Beberapa teori manajemen likuiditas yang dikenal dalam perbankan
antara lain :
1. Commercial-Loan Theory
Teori ini dikenal dengan istilah productive theory of credit, atau sering pula
disebut real bills doctrine, yang diperkenalkan sejak abad 18 dan cukup dominan
sampai tahun 1920-an. Pada prinsipnya teori ini menitikberatkan sisi aktiva dari
neraca bank dalam memenuhi kebutuhan likuiditas. Teori ini menyatakan bahwa bank
Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.
yang digunakan untuk modal kerja usaha yang bersifat sementara atau secara
musiman. Kelemahan dari teori Commercial-Loan adalah :
a. Banyak kredit bukan jangka pendek
b. Dalam situasi ekonomi yang sedang lesu, kredit modal kerja, yang pelunasannya
berasal dari arus kas nasabah debitur, akan menjadi tidak lancar.
c. Kredit jangka pendek dapat menjadi jangka panjang melalui perpanjangan waktu
secara terus menerus.
d. Dalam perekonomian yang semakin maju, kredit jangka menengah atau panjang
akan menjadi semakin penting dan dibutuhkan.
e. Teori ini mengabaikan pernyataan bahwa dalam keadaan normal atau stabil,
sumber-sumber dana bank seperti dana pihak ketiga, kemungkinan untuk
disalurkan sebagai kredit jangka panjang.
f. Secara implicit teori ini menganggap bahwa likuiditas dapat terpenuhi dengan
hanya mengandalkan sumber dari pelunasan dan atau pembayaran kredit oleh
nasabah. Padahal penarikan dan pencairan kredit dapat melebihi likuiditas yang
hanya bersumber dari pelunasan kredit.
2. Doctrine of Assets Shiftability
Pada tahun 1990-an, bank mengembangkan teori likuiditas sebagai kreasi dari
banyaknya kelemahan pada teori Commercial-Loan, yaitu Doctrine of Assets
shiftability yang mengatakan bahwa bank dapat segera memenuhi kebutuhan
likuiditasnya dengan memberikan call loan, yaitu pinjaman yang harus dibayar
Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.
berharga. Kelemahan teori ini adalah apabila dalam waktu yang bersamaan
bank-bank membutuhkan likuiditas dan menjual jaminan surat-surat berharga tersebut
untuk memenuhi kebutuhan likuiditasnya. Dalam situasi seperti ini, bukan hanya
menyebabkan kredit tersebut tidak dapat dialihkan, tapi juga menyebabkan turunnya
harga surat berharga karena bank-bank menjual jaminannya (surat berharga) dalam
waktu yang bersamaan.
3. Theory of Shiftability to the Market
Teori ini diperkenalkan akibat pesatnya penerbitan surat-surat berharga,
terutama oleh pemerintah federal Amerika Serikat dan beberapa perusahaan besar
lainnya yang selanjutnya menciptakan suatu pasar sekuirtas. Teori ini berasumsi
bahwa likuiditas bank akan dapat terjamin apabila bank-bank memiliki portofolio ke
surat-surat berharga yang dapat segera dialihkan untuk memperoleh uang kas.
Kelemahan teori ini sama dengan teori Doctrine of Assets Shiftability, yang terlihat
pada saat yang sama sistem perbankan sedang membutuhkan likuiditas dan secara
serentak menggunakan cara yang sama, yaitu menjual sekuritasnya untuk memenuhi
kebutuhan likuiditasnya sehingga bank-bank dalam waktu bersamaan menjadi
penjual.
4. The Anticipated Income Theory
Pada decade 1930-an dan 1940-an The Anticipated Income Theory
dikembangkan, yang menyatakan bahwa bank-bank seharusnya dapat memberikan
kredit jangka panjang dimana pelunasannya yaitu cicilan pokok pinjaman ditambah
Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.
dating sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan. Timbulnya teori ini diawali
oleh rendahnya permohonan kredit pada bank yang mengakibatkan kelebihan dana
(ekses likuiditas) dan rendahnya keuntungan yang diperoleh oleh bank, khususnya
pada saat terjadi depresi ekonomi. Dengan diperkenalkannya teori ini, bank-bank
terdorong untuk menjadi lebih agresif dengan berani memberikan kredit jangka
panjang, misalnya kredit investasi.
Adapun kelemahan teori ini yaitu bahwa teori ini menganggap semua kredit
dapat ditagih sesuai dengan waktu yang dijadwalkan tanpa memperhatikan
kemungkinan terjadinya kegagalan pengembalian kredit oleh debitur akibat factor
ekstern dan intern. Factor ekstern terjadi diluar kendali nasabah, misalnya terjadi
resesi ekonomi yang berkepanjangan dan kebijakan pemerintah yang kurang
mendukung. Factor intern antara lain terjadinya mismanagement atau kurangnya
tenaga yang berpengalaman dan terampil dalam perusahaan.
2.3.3. Kelebihan Dana (Ekses Likuiditas)
Kelebihan dan ataupun kekurangan dana (likuiditas) bagi suatu bank sama
bahayanya. Oleh karena itu bank harus mengelola likuiditasnya secermat mungkin.
Ada beberapa bahaya dari kelebihan dana pada suatu bank, yaitu :
1. Kehilangan kesempatan memperoleh laba, karena tertahannya kas atau uang
tunai.
2. Mengurangi kepercayaan pemilik dana atau nasabah karena turunnya penghasilan
Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.
3. Rendahnya rentabilitas (kemampuan untuk memperoleh laba) pemilik dana
menghambat perkembangan suatu bank.
Agar pengelolaan likuiditas tidak mengorbankan kepentingan rentabilitas,
maka suatu bank harus memiliki proyeksi atau rencana kebutuhan likuiditas. Proyeksi
tersebut berdasarkan informasi yang seksama dari unit-unit kerja terkait dan tidak
dibuat sekali jadi dan berlaku untuk semua keadaan, Karena kelebihan dana/likuiditas
selalu berubah dan tidak pernah konstan.
2.4. TINGKAT SUKU BUNGA
2.4.1. Pengerian Tingkat Suku Bunga
Tingkat bunga adalah harga dari penggunaan uang atau dapat juga dipandang
sebagai sewa atas penggunaan uang untuk jangka waktu tertentu. Tingkat bunga
memegang peranan penting dalam setiap perekonomian yang menggunakan uang
untuk menyimpan nilai (store of value). Suku bunga bank dapat diartikan sebagai
balas jasa yang diberikan kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya.
Harga atas penggunaan uang biasanya dinyatakan dalam persentase (%) dalam jangka
waktu tertentu.
Secara umum naiknya turunnya tingkat bunga dipengaruhi oleh penawaran
dan permintaan uang. Tingkat bunga naik bila permintaan pinjaman atau debitur lebih
besar dari pada jumlah uang atau dana yang ditawarkan kreditur (biasanya bank dan
Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.
bila permintaan debitur lebih kecil dari pada jumlah uang yang ditawarkan oleh
kreditur.
2.4.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Suku Bunga
Faktor-faktor utama yang mempengaruhi besar kecilnya penetapan suku
bunga secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Kebutuhan dana
Faktor kebutuhan dana dikhususkan untuk dana simpanan, yaitu seberapa
besar kebutuhan dana yang diinginkan. Apabila bank kekurangan dana, sementara
permohonan pinjaman meningkat, maka bank akan meningkatkan suku bunga
simpanan agar dana tersebut cepat terpenuhi. Namun peningkatan suku bunga
simpanan akan pula meningkatkan suku bunga pinjaman. Sebaliknya apabila dana
yang ada dalam simpanan di Bank banyak, sementara permohonan pinjaman sedikit,
maka bunga simpanan akan turun karena hal ini dapat menimbulkan kelebihan dana
pada bank tersebut.
2. Target laba yang diinginkan
Biasanya dikhususkan untuk bunga pinjaman. Hal ini disebabkan target laba
merupakan salah satu komponen dalam menentukan besar kecilnya suku bunga
pinjaman. Jika laba laba yang diinginkan besar maka bunga pinjaman ikut besar dan
demikian pula sebaliknya. Namun untuk menghadapi pesaing target laba dapat
diturunkan seminimal mungkin.
Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.
Diperuntukkan untuk bunga pinjaman. Semakin likuid jaminan (mudah
dicairkan) yang diberikan, maka semakin rendah bunga kredit yang dibebankan dan
sebaliknya.
4. Kebijakan pemerintah
Pemerintah telah menetapkan batasan maksimal dan batasan minimal untuk
suku bunga yang diizinkan baik untuk bunga simpanan maupun bunga pinjaman,
supaya bank dapat bersaing secara sehat. Sehingga bank tidak boleh melebihi batasan
yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.
5. Jangka waktu
Tingkat suku bunga akan semakin tinggi apabila pinjaman berjangka waktu
panjang, hal ini desebabkan besarnya kemungkinan resiko macet dimasa mendatang.
Demikian pula sebaliknya tingkat suku bunga relatif lebih rendah apabila pinjaman
berjangka waktu singkat. Untuk bunga simpanan berlaku sebaliknya semakin panjang
jangka waktu maka bunga simpanan semakin rendah dan sebaliknya.
6. Produk yang kompetitif
Besar kecilnya bunga pinjaman sangat ditentukan oleh produk yang
kompetitif. Kompetitif maksudnya adalah produk yang dibiayai tersebut laku di
pasaran. Untuk produk yang kompetitif, bunga kredit yang diberikan relatif rendah
jika dibandingkan dengan produk yang kurang kompetitif. Hal ini disebabkan produk
yang kompetitif tingkat perputaran produknya tinggi sehingga pembayarannya
diharapkan lancer.
Irson Leonard Silitonga : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelebihan Dana Perbankan Pada Bank Umum Di Sumatera Utara, 2009.
Biasanya bunga pinjaman dikaitkan dengan faktor kepercayaan kepada
seseorang atau lembaga. Pada praktiknya Bank menggolongkan nasabahnya antara
nasabah utama (primer) dan nasabah biasa (sekunder). Nasabah utama biasanya
mempunyai hubungan yang baik dengan pihak Bank, sehingga dalam penentuan suku
bunganya pun berbeda dengan nasabah biasa.
8. Persaingan
Dalam kondisi tidak stabil dan Bank kekurangan dana, sementara tingkat
persaingan dalam memperebutkan dana simpanan cukup ketat, maka Bank harus
bersaing keras dengan Bank lainnya. Dalam arti jika untuk bunga simpanan rata-rata
pesaing 10% maka jika hendak membutuhkan dana cepat sebaiknya bunga simpanan
kita naikkan di atas bunga pesaing agar dana yang menumpuk dapat tersalurkan.
2.5. KREDIT
2.5.1. Pengertian Kredit
Defenisi kredit dalam arti ekonomi adalah suatu penundaan pembayaran dari
prestasi yang diberikan seseorang, baik dalam bentuk barang, uang maupun jasa.
Artinya uang atau barang diterima sekarang dan dikembalikan pada masa yang akan
dating.
Kredit erat kaitannya dengan pengadaan modal suatu badan usaha, dimana
dalam menjalankan usahanya pihak manajemen berusaha untuk memperoleh