ABSTRAK
PENGARUH DISIPLIN BELAJAR DI RUMAH CARA BELAJAR DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP
HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP WIYATAMA BANDAR LAMPUNG SEMESTER GANJIL
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Oleh
INAYATI SOFIAH
Dunia pendidikan memiliki tiga lingkungan, yakni lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat yang lazim disebut tri pusat pendidikan. Namun ada juga yang menambah dengan lingkungan tempat peribadatan dan menyebutnya catur pusat pendidikan. Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama. Disebut pertama karena sebelum berkenalan dengan lingkungan yang lain anak telah mendapat pengaruh lingkungan keluarga sehingga wajar bila dalam perkembangan selanjutnya pengaruh ini terasa dominan. Pengaruh yang diberikan keluarga tersebut dapat berbentuk perhatian, seperti mendisiplinkan anak dalam belajar di rumah , dan perhatian orang tua dalam keluarga.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Pengaruh disiplin belajar di rumah terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Wiyatama Bandarlampung tahun pelajaran 2012/2013
2. Pengaruh cara belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Wiyatama Bandarlampung tahun pelajaran 2012/2013
3. Pengaruh perhatian orang tua terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Wiyatama Bandarlampung tahun pelajaran 2012/2013
4. Pengaruh disiplin belajar di rumah, cara belajar dan perhatian orang tua terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Wiyatama Bandarlampung tahun pelajaran 2012/2013
Berdasarkan analisis diperoleh hasil penelitian, sebagai berikut:
Ada pengaruh disiplin belajar di rumah, cara belajar, dan perhatian orang tuaterhadap hasil belajar ips terpadu siswa kelas VIII SMP Wiyatama
i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ... ii
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR GAMBAR ... vi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 7
C. Pembatasan Masalah ... 8
D. Rumusan Masalah ... 8
E. Tujuan Penelitian ... 9
F. Manfaat dan Kegunaan Penelitian ... 9
G. Ruang Lingkup Penelitian ... 10
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka ... 11
1. Disiplin Belajar di Rumah ... 11
a. Tujuan Disiplin Belajar di Rumah ... 13
2. Cara Belajar ... 14
c. Kiat belajar di sekolah ... 19
3. Perhatian Orang Tua ... 19
a. Tugas Orang Tua ... 22
4. Hasil Belajar ... 22
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar ... 24
B. Pengaruh Disiplin Belajar di Rumah Cara Belajar dan Perhatian Orang Tua Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu ... 25
a. Pengaruh Disiplin Belajar dirumah terhadap Hasil Belajar ... 25
b. Pengaruh Cara Belajar terhadap Hasil Belajar ... 26
c. Pengaruh Perhatian Orang Tua terhadap Hasil Belajar ... 28
C. Hasil Penelitian yang Relevan ... 29
D. Kerangka Pikir ... 30
E. Hipotesis ... 31
III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 32
B. Populasi dan Sampel ... 33
1. Populasi ... 33
2. Sampel ... 34
3. Teknik Pengambilan Sampel ... 35
C. Variabel Penelitian ... 35
1. Variabel Independen atau Variabel Bebas ... 36
2. Variabel Dependen atau Variabel Terikat ... 36
D. Definisi Operasional Variabel ... 36
1. Pengukuran Variabel ... 42
E. Metode Pengumpulan Data ... 43
1. Observasi ... 43
2. Dokumentasi ... 43
iii
4. Angket ... 44
F. Instrumen Penelitian ... 44
G. Uji Persyaratan Instrumen ... 46
1. Uji Validitas ... 46
2. Uji Reliabilitas ... 49
H. Uji Persyaratan Analisis Statistik Parametrik ... 51
1. Syarat Pengujian Statistik Parametrik ... 51
2. Uji Normalitas... 52
3. Uji Homogenitas ... 52
I. Uji Persyaratan Regresi Linear Ganda ... 53
1. Uji Linieritas Garis Regresi ... 53
2. Uji Multikolinearitas ... 54
3. Uji Autokorelasi ... 56
4. Uji Heteroskedastisitas ... 57
J. Teknik Pengujian Hipotesis ... 58
1. Regresi Linier Sederhana ... 58
2. Regresi Linier Multiple ... 60
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian... ... .. 62
1.Sejarah Singkat Berdirinya SMP Wiyatama Bandar Lampung ... 62
2.Profil Sekolah... 63
3.Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah... 64
4.Situasi dan Kondisi Sekolah... 65
5.Sarana dan Prasarana Sekolah... 65
B. Gambaran Umum Responden ... 66
C. Deskripsi Data... 67
D. Uji Persyaratan Statistik Parametrik (Analisis Data)... 73
1. Uji Normalitas Data ... 73
1.UjiKelinearan Regresi ... 80
2.Uji Multikolineaeritas ... 84
3.Uji Autokorelasi ... 86
4.Uji Heterokedastisitas ... 87
F. Pengujian Hipotesis ... 89
1. Pengujian hipotesis pertama... 89
2. Pengujian hipotesis kedua ... 92
3. Pengujian hipotesis ketiga...95
G. Pembahasan ... 101
1. Pengaruh Disiplin Belajar di Rumah (X1) Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu (Y)... ... 101
2. Pengaruh Cara Belajar Siswa (X2) Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu (Y) ... 104
3. Pengaruh Perhatian Orang Tua (X3) Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu (Y) ... 106
4. . Pengaruh Tentang Disiplin Belajar di Rumah(X1) dan Cara Belajar Siswa (X2) dan Perhatian Orang Tua (X3)Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu (Y) 108
V KESIMPULAN DAN SARAN ... 112
A. Kesimpulan ... 112
B. Saran ... 113 DAFTAR PUSTAKA
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dunia pendidikan mempunyai tiga lingkungan, yakni lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan masyarakat yang lazim disebut tri pusat pendidikan. Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama. di sebut pertama karena sebelum berkenalan dengan lingkungan yang lain anak telah mendapat pengaruh lingkungan keluarga sehingga wajar bila dalam perkembangan selanjutnya pengaruh ini terasa dominan. Pengaruh yang diberikan keluarga tersebut dapat berbentuk perhatian seperti mendisiplinkan anak dalam belajar di rumah, dan perhatian orang tua dalam keluarga.
Pendidikan yang baik dimulai dari disiplin belajar yang baik dan teratur di rumah, sebagai bentuk perhatian anak terhadap pelajaran yang telah di berikan guru di sekolah. Dengan adamya disiplin belajar yang baik di rumah, maka akan memudahkan anak untuk menerima pelajaran di sekolah dengan baik. Disiplin belajar di rumah adalah suatu tingkat konsistensi dan konsekuensi serta
Untuk mencapai kegiatan belajar yang baik bukan hanya belajar di rumah yang menjadi prioritas utama, tetapi siswa pun harus mempunyai cara belajar yang baik di sekolah,dengan adanya proses belajar yang baik, maka dapat terciptanya proses belajar mengajar yang efektif. Cara belajar yang baik dan efektif misalnya
membuat jadwal belajar, melaksanakan jadwal tersebut dengan baik, membuat catatan yang telah di jelaskan oleh guru di sekolah, membaca dan mengulang kembali pelajaran yang telah di sampaikan guru di sekolah.
Perhatian orang tua berperan sangat penting dalam kegiatan belajar anak, karena dengan adanya perhatian orang tua, anak merasa di hargai dan di perhatikan kebutuhan belajarnya. Perhatian orang tua yang dimaksud disini adalah bagaimana cara orang tua memberikan bimbingan belajar di rumah,
memperhatikan dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan alat yang menunjang pelajaran, memberikan dorongan untuk belajar, memberikan pengawasan, memberikan pengarahan pentingnya belajar.
Anak sebagai peserta didik menjadi sasaran utama dalam kegiatan pendidikan, dimana mereka diharapkan dapat mencapai keberhasilan belajar. Keberhasilan belajar siswa dapat dilihat dari kemampuannya dalam menguasai materi
pelajaran,cara belajar yang baik dan hasil belajar yang dicapai siswa, keterampilan dan kebenaran dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru dan lain-lain.
3
siswa menunjukkan tingkat keberhasilan belajarnya, dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik dari dalam maupun dari luar siswa. Faktor yang berasal dari dalam salah satunya disiplin belajar di rumah dan cara belajar. Sedangkan Faktor yang berasal dari luar salah satunya perhatian orang tua.
Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilakukan di SMP Wiyatama Bandarlampung mata pelajaran IPS Terpadu Siswa kelas VIII Semester ganjil tahun 2012/2013 hasil belajar siswa relatif rendah. Hal ini dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel 1. Hasil Belajar mata pelajaran IPS Terpadu Siswa kelas VIII Semester Ganjil di SMP Wiyatama Bandar Lampung 2012/2013 No Prestasi Belajar (Nilai) Frekuensi (n) Presentase (%)
1 86-100 10 7,1
2 71-85 20 14,18
3 56-70 42 29,78
4 41-55 34 24,12
5 <40 35 24,82
Jumlah 141 100
Sumber: hasil pengolahan data 2013
jika siswa belum mencapai kriteria yang diharapkan maka siswa tersebut harus mengikuti remedial yang diadakan oleh guru yang bersangkutan.
Tabel 2. Jumlah Siswa yang Memiliki Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Mata Pelajaran IPS Terpadu Kelas VIII SMP Wiyatama Bandar Lampung 2012/2013
No Prestasi Belajar (Nilai) Frekuensi (n) Presentase (%)
1 >65 62 44
2 <65 79 56
3 Jumlah 141 100
Sumber: hasil pengolahan data 2013
Berdasarkan tabel 2, dapat dilihat hasil belajar yang diperoleh siswa kelas VIII SMP Wiyatama Bandar Lampung dari 141 siswa yang mendapat nilai kurang dari 65 sebanyak 79 siswa atau sebesar 56% siswa. Siswa yang mendapatkan nilai lebih dari 65 sebanyak 62 siswa atau sebesar 44 %. Bahwa hasil belajar siswa kelas VIII SMP Wiyatama Bandarlampung dapat di kategorikan siswa yang menguasai mata pelajaran IPS Terpadu tergolong rendah jika dibandingkan dengan siswa yang belum menguasai mata pelajaran IPS Terpadu.
Berdasarkan pengamatan awal, rendahnya hasil belajar mata pelajaran IPS Terpadu diduga dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya disiplin belajar di rumah, cara belajar dan pengaruh perhatian orang tua. Disiplin belajar termasuk ke dalam salah satu faktor pribadi yang juga dapat mempengaruhi pencapaian hasil belajar siswa. Tidak ada hasil yang baik tanpa disiplin yang baik.
5
Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilaksanakan di SMP Wiyatama
Bandarlampung, peneliti melakukan wawancara kepada 15 orang siswa berkenaan dengan disiplin belajar siswa di rumah. Hasil wawancara langsung kepada 15 siswa yang sama, 10 orang dari 15 siswa diantara mereka banyak yang mengabaikan tanggung jawabnya dalam belajar di rumah,
yang di tujukkan dalam sikap dan tindakan seperti : jarang yang mengulang kembali pelajaran IPS di rumah, tidak menyusun jadwal belajar, tidak mengerjakan PR, serta jarang sekali yang belajar saat liburan sekolah, yang kesemuanya itu mencerminkan kurangnya disiplin belajar di rumah. Sedangkan salah satu yang mendasari disiplin belajar siswa adalah timbulnya kesadaran siswa untuk mau melaksanakan dan menyelesaikan tugas-tugas belajarnya dengan baik, sesuai dengan tanggung jawabnya sebagai pelajar.
Tabel 3.Hasil Wawancara Siswa Semester Ganjil Kelas VIII SMP Wiyatama Tahun Pelajaran 2012/2013.
Jumlah Sumber: hasil pengolahan data 2013
Berdasarkan Tabel 3 dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti bulan
dipengaruhi oleh disiplin belajar di rumah dan perhatian orang tua, tetapi juga dipengaruhi oleh cara belajar siswa, siswa yang terbiasa belajar secara disiplin di rumah dalam pengawasan orang tua nya dapat meningkatkan hasil belajarnya.
Faktor lain yang diduga dapat mempengaruhi hasil belajar siswa berikutnya adalah cara belajar siswa. Setiap siswa mempunyai cara belajar yang berbeda dengan yang lainnya, dan kemampuan anak dalam menangkap materi pelajaran tergantung dari cara belajar setiap siswa. Kebanyakan siswa belum memahami cara belajar yang efektif sehingga hasil belajarnya pun kurang memuaskan. Dengan adanya kualitas cara belajar yang baik, maka siswa dapat memahami setiap pelajaran yang diberikan oleh guru dengan baik.
Perhatian orang tua mempunyai Pengaruh yang amat tinggi terhadap rendahnya hasil belajar anak, orang tua harus berperan aktif dalam mendukung keberhasilan siswa, orang tua disamping menyediakan alat-alat yang dibutuhkan anak untuk belajar, yang lebih penting bagaimana memberikan bimbingan, pengarahan agar anak lebih bersemangat untuk berprestasi. Dengan perhatian orang tua yang besar, anak-anak akan termotivasi untuk belajar lebih giat dan terarah. Bimbingan yang diberikan orang tua dapat berupa bimbingan pada saat anak mendapat pekerjaan rumah dari sekolah.
7
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan telah diuraikan tersebut, maka perlu penelitian dengan judul “ Pengaruh Disiplin Belajar di Rumah, Cara belajar
dan Perhatian Orang Tua Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII Semester Genap Tahun ajaran 2012/2013 di SMP Wiyatama Bandar Lampung”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut.
1. Sebagian besar hasil belajar siswa belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM)
2. Masih rendahnya disiplin belajar siswa di rumah
3. Masih rendahnya cara belajar siswa disekolah.
4. Siswa belum memahami cara belajar yang efektif.
5. Kurangnya kesiapan belajar siswa pada saat belajar
6. Tidak adanya jadwal pelajaran yang dibuat siswa saat di rumah
7. Kurangnya perhatian orang tua siswa mempengaruhi hasil belajar siswa
8. Penggunaan belajar siswa di rumah yang tidak optimal mempengaruhi hasil belajar siswa
9. Masih rendahnya usaha siswa untuk mengerjakan sendiri tugas-tugas
11. Sedikitnya orang tua siswa SMP Wiyatama yang memberikan bimbingan dan motivasi ketika anak mendapat masalah dan membutuhkan perhatian dan motivasi dari orang tua.
12. Banyaknya siswa yang tidak mengerjakan PR (pekerjaan rumah),selalu mengabaikan tugas yang diberikan oleh guru, dan tidak belajar pada saat libur sekolah.
13. Cara belajar yang diberikan oleh guru kurang efisien dan membuat kurangnya minat anak dalam pembelajaran disekolah.
C. Pembatas Masalah
Penelitian ini dibatasi pada kajian “ Pengaruh Disiplin Belajar di Rumah (X1),
Cara Belajar (X2), dan Perhatian Orang Tua (X3) Terhadap Hasil Belajar (Y) IPS Terpadu Siswa Kelas VIII Semester Genap Tahun ajaran 2012/2013 di SMP Wiyatama Bandarlampung”.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, maka perumusan masalah yang diteliti sebagai berikut:
1. Apakah ada pengaruh antara disiplin belajar di rumah terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa?
2. Apakah ada pengaruh cara belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa? 3. Apakah ada pengaruh antara perhatian orang tua terhadap Hasil Belajar IPS
9
4. Apakah ada pengaruh antara Disiplin belajar di rumah, cara belajar dan Perhatian orang tua terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :
1. Pengaruh disiplin belajar di rumah terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa. 2. Pengaruh cara belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa.
3. Pengaruh perhatian orang tua terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa. 4. Pengaruh disiplin belajar di rumah, cara belajar dan perhatian orang tua
terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa?
F. Manfaat atau Kegunaan Penelitian
1. Manfaat teoritis
a. Untuk menambah referensi, bahan literatur atau pustaka, khususnya tentang disiplin belajar di rumah, cara belajar dan perhatian orang tua, b. Dapat menjadi bahan kajian untuk penelitian lebih lanjut dan lebih
mendalam tentang permasalahan yang terkait. 2. Manfaat Psikis
a. Memberikan informasi pada orang tua siswa tentang disiplin belajar dan perhatian orang tua yang baik yang akan diterapkan, supaya dapat berpengaruh terhadap hasil belajar anak.
b. Memberikan informasi kepada guru tentang cara belajar yang baik guna menunjang hasil belajar anak.
d. Bagi dunia pendidikan, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi pengambilan keputusan dan kebijakan di bidang pendidikan sehingga kebijakan-kebijakan yang diambil dapat bermanfaat dalam meningkatkan mutu pendidikan.
G. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penilitian ini dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu :
1. Objek Penelitian
Ruang lingkup objek yang akan diteliti adalah, disiplin belajar di rumah, cara belajar, Perhatian orang tua dan hasil belajar.
2. Subyek penelitian
Ruang lingkup subyek penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII di SMP Wiyatama bandarlampung.
3. Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini adalah SMP Wiyatama bandarlampung. 4. Waktu Penelitian
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka
1. Disiplin Belajar di Rumah
Displin belajar adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaaan, keteraturan dan ketertiban.
Menurut Rachman dalam Susilowati (2005:18) menyatakan bahwa “Disiplin sebagai
upaya mengendalikan diri dan sikap mental individu atau masyarakat dalam mengembangkan kepatuhan dan ketaatan terhadap peraturan dan tata tertib berdasarkan dorongan dan kesadaran yang muncul dalam hatinya.”
a) Mempunyai rencana atau jadwal belajar
b) Belajar dalam tempat dan suasana yang mendukung
c) Ketaatan dan keteraturan dalam belajar
d) Perhatian terhadap materi pelajaran
Berdasarkan pendapat di atas dapat dijelaskan bahwa dalam belajar diperlukan adanya perencanaan dalam menyusun jadwal belajar yang tepat untuk membatasi kegiatan lain yang tidak berguna yang dapat menganggu kegiatan belajar. Belajar juga memerlukan tempat dan suasana yang nyaman, karena dengan tempat yang nyaman akan menambah pemahaman kita pada apa yang kita pelajari. Keteraturan dalam belajar merupakan usaha untuk menghasilkan atau untuk memperoleh suatu hasil belajar yang maksimal, karena dengan keteraturan kita akan lebih disiplin dalam belajar.
Seperti diketahui remaja sekarang dalam istilah populernya sebagai penerus bangsa. Adapun nasib masa depan bangsa terletak ditangan mereka, karena merekalah yang akan meneruskan perjuangan bangsa dan pembangunan mencapai tujuan bangsa yakni masyarakat adil dan makmur. Inilah harapan bangsa, harapan setiap keluarga atau para orang tua terhadap remaja kelak mampu menjadi pemimpin-pemimpin yang terampil, bertanggung jawab, berdisiplin
13
bentuk pelanggaran hukum seperti, cabut sekolah, main-main di plaza dan lain-lain bentuk kegiatan yang menunjukkan tidak disiplin.
Dalam masyarakat disiplin dapat merupakan syarat yang di kenakan kepada
seseorang yang bertingkah laku, apakah orang itu di anggap baik atau sesuai dengan norma-norma, maka secara spontan anggota lain dalam masyarakat itu mengatakan bahwa orang itu tidak berdisiplin, jika seorang bertingkah laku di anggap baik atau sesuai dengan norma-norma, maka secara spontan anggota lain dalam masyarakat mengatakan orang tersebut disiplin.
Kurangnya disiplin dalam keluarga mempengaruhi hasil belajar siswa, seseorang itu selalu pula dihubungkan dengan nama yang bersangkutan. Hal ini karena hasil belajar seseorang berhubungan dengan disiplin anak dan lingkungannya, terutama
lingkungan keluarga. Pengaruh keluarga terhadap anaknya akan tercermin di dalam hubungan anak, baik dengan sesamanya maupun dengan masyarakat sekitarnya
a. Tujuan Disiplin Belajar di Rumah
Slameto (2003:2) menyatakan “belajar adalah proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.”
lakunya, sebagai hasil dari pengalamannya dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
Belajar merupakan suatu proses yang ditempuh seseorang untuk mendapatkan kapabilitas baru pada dirinya berupa keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai. Pada penerapan disiplin belajar ialah tujuannya, yakni sebagai proses pembiasaan atau pembentukan pribadi siswa agar terbiasa hidup berdisiplin.
Dengan disiplin belajar yang diterapkan orang tua di rumah, maka anak mudah memahami kondisi sosial dengan cara belajar memahami kebiasaan dan cara berpikir orang lain. Taraf kebebasan anak akan bertambah sesuai dengan kemampuan dan kesanggupannya dalam bertanggung jawab, sehingga dengan disiplin belajar anak dapat menilai sendiri setiap keputusan yang akan diambil, tetapi dalam hal ini anak akan tetap disertai pengarahan, pengawasan dan bimbingan dari orang tuanya.
Disiplin belajar yang diterapkan orang tua harus bersifat tetap supaya anak akan lebih jelas apa yang tidak boleh dilakukan dan mana yang boleh dilakukan, dan setiap anak harus tahu bahwa setiap pelanggaran akan menyebabkan penolakan dari lingkungan keluarga. Sehingga diperlukan kesatuan pendapat antara orang tua dalam menerapkan disiplin belajar bagi anak-anaknya, sebab dihadapan anak-anak tidak boleh adanya perbedaan pendapat cara mendisiplinkan anak.
2. Cara Belajar
15
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.”
Belajar bukan hanya mengingat melainkan lebih luas dari itu. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman, menurut pengertian itu maka belajar adalah suatu kegiatan atau proses dan suatu hasil dan tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan (Hamalik, 2001:27).
Menurut Slameto (2010:32) cara belajar adalah langkah atau jalan yang harus dilalui dalam belajar untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Belajar bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan, sikap, kecakapan dan keterampilan. Banyak anak didik gagal atau tidak mendapat hasil yang baik dalam pelajarannya karena mereka tidak mengetahui cara-cara belajar yang efektif. Sedangkan menurut Dalyono (2005:57-58) cara belajar seseorang juga mempengaruhi hasil belajarnya, tanpa memperhatikan teknik dan faktor fisiologis, psikologis dan ilmu kesehatan akan memperoleh hasil yang kurang memuaskan.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa belajar
merupakan suatu proses dimana selamanya terjadi suatu interaksi antara seorang (siswa) dengan lingkungannya yang mengakibatkan adanya perubahan tingkah laku yang akan memberikan suatu pengalaman baik bersifat kognitif
a. Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Cara Belajar
Belajar dan cara belajar memiliki faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya. Belajar sebagai proses atau aktivitas yang di isyaratkan oleh banyak sekali hal-hal atau faktor-faktor. Faktor-faktor tersebut dapat berasal dari dalam maupun luar siswa tersebut.
Menurut Suryabrata (2002:233) adapun faktor-faktor yang berpengaruh terhadap cara belajar adalah sebagai berikut.
1. Faktor dari dalam diri siswa meliputi:
a) Faktor psikis yaitu: IQ, kemampuan belajar, motivasi belajar, sikap dan perasaan, minat dan kondisi akibat keadaan sosiokultural.
b) Faktor fisiologis keadaan jasmani pada umumnya, hal tersebut
melatarbelakangi aktivitas belajar, keadaan jasmani yang segar akan lain pengaruhnya dengan keadaan jasmani yang kurang segar.
c) Keadaan fungsi-sungsi fisiologis tertentu. 2. Faktor dari luar diri siswa :
a) Faktor pengatur belajar mengajar di sekolah yaitu kurikulum pengajaran, disiplin sekolah, fasilitas belajar, pengelompokkan siswa.
b) Faktor-faktor sosial sekolah yaitu sistem sekolah, status sosial siswa, interaksi guru dengan siswa.
3. Faktor situasional yaitu keadaan sosial ekonomi, keadaan waktu dan tempat, dan lingkungan.
b. Aspek-Aspek Cara Belajar
Tekhnik atau cara belajar secara umum yang dianjurkan oleh para ahli pendidikan adalah meliputi aspek-aspek berikut ini :
1. Persiapan Belajar Siswa
Pada hakekatnya setiap pekerjaan yang akan dilakukan harus dipersiapkan terlebih dahulu. Dengan persiapan sebaik-baiknya maka kegiatan/pekerjaan akan dapat dilaksanakan dengan baik sehingga akan memperoleh
17
a. persiapan mental
persiapan mental yang dimaksud adalah berupa motivasi. Menurut Thursan Hakim (2008:27) pada umumnya motif belajar seorang siswa lebih dari satu atau bersifat majemuk, diantaranya ingin menuntut ilmu, ingin mendapat nilai bagus, ingin lulus ujian dan adanya motif yang lain. Semakin banyak motif yang ada pada diri seseorang maka semakin kuat motivasi belajarnya.
Sebaiknya guru saat akan memulai pelajaran di kelas agar selalu memberikan motivasi sebelum belajar, agar siswa dapat tumbuh motivasinya dalam mengikuti pelajaran dari awal hingga akhir pelajaran.
b. persiapan sarana
Thurshan Hakim (2008:39-40) sarana yang dibutuhkan dalam belajar yaitu ruang belajar dan perlengkapan belajar.
1. Ruang belajar
Ruang belajar mempunyai peranan yang cukup besar dalam menentukan seseorang. persyaratan yang diperlukan untuk ruang belajar adalah: bebas gangguan, sirkulasi dan suhu udara yang baik, penerangan yang memadai dan bebas dari hal yang dapat menghambat proses belajar.
2. Perlengkapan belajar
Peralatan belajar yang perlu disiapkan dalam belajar adalah: a. perabotan belajar seperti: meja, kursi, dan rak buku b. Buku pelajaran
c. Buku catatan d. Alat-alat tulis
2. Cara mengikuti pelajaran
belajar sampai KBM berakhir. Menurut Hamalik (2001:50) langkah-langkah/cara mengikuti pelajaran yang baik adalah:
1. Persiapan, yang harus dilakukan adalah mempelajari bahan pelajaran yang sebelumnya diajarkan, mempelajari bahan yang akan dibahas dan
merumuskan pertanyaan tentang materi/bahan pelajaran yang belum dipahami.
2. Aktivitas selama mengikuti pelajaran, hal yang perlu diperhatikan selama mengikuti pelajaran antara lain kehadiran, konsentrasi, catatan pelajaran, dan partisipasi terhadap belajar.
3. Aktifitas belajar mandiri
Bentuk aktifitas belajar mandiri yang dilakukan siswa dapat berupa kegiatan-kegiatan belajar yang dilakukan sendiri ataupun kegiatan-kegiatan-kegiatan-kegiatan belajar yang dilakukan secara kelompok.
Menurut Drs. Syaiful Bahrie (2008:61) sebagai berikut: 1. Aktifitas belajar sendiri
aktifitas yang dapat dilakukan berupa, membaca bahan-bahan pelajaran dari berbagai sumber informasi selain buku-buku pelajaran, membuat ringkasan bahan-bahan pelajaran yang telah dipelajari, menghafalkan bahan-bahan pelajaran, mengerjakan latihan soal dan sebagainya.
2. Aktifitas belajar kelompok
Adapun yang dapat dilakukan dalam belajar antara lain, mendiskusikan bahan-bahan pelajaran yang belum di mengerti, membahas penyelesaian soal-soal yang sulit dan saling bertanya jawab untuk memperdalam penguasaan bahan bahan pelajaran.
4. Pola Belajar Siswa
Pola belajar adalah cara siswa melaksanakan suatu kegiatan belajar yaitu
bagaimana siswa mengatur dan melaksanakan kegiatan-kegiatan belajarnya. Pola belajar siswa menunjukkan apakah siswa membuat perencanaan belajar,
19
Berdasarkan pendapat di atas dapat di jelaskan bahwa pola belajar siswa perlu di atur dengan cara membuat perencanaan belajar, dengan adanya siswa mengatur dan melaksanakan pola belajar maka kegiatan belajar akan terlaksana dengan baik
c. Kiat Belajar di Sekolah
Bahrie (2008:79) menjelaskan kiat-kiat belajar disekolah dengan baik yaitu dengan cara:
1. Masuk kelas tepat waktu
2. Memperhatikan penjelasan guru
3. Menghubungkan pelajaran yang sedang di terima dengan bahan yang sudah dikuasai
4. Mencatat hal-hal yang di anggap penting 5. Aktif dan kreatif dalam kerja kelompok 6. Bertanya mengenai hal-hal yang belum jelas 7. Pergunakan waktu istirahat sebaik-baiknya 8. Membentuk kelompok belajar
9. Memanfaatkan perpustakaan sekolah
Berdasarkan pendapat di atas dapat di jelaskan bahwa diperlukan adanya kiat-kiat dalam belajar dengan masuk kelas tepat waktu dan tidak terlambat merupakan modal utama dalam belajar karena untuk mempersiapkan semua bahan pelajaran di sekolah dengan baik. Memperhatikan penjelasan guru dengan seksama dan mencatat hal-hal penting yang di sampaikan oleh guru merupakan cara efektif untuk belajar di sekolah dengan baik.
3. Perhatian Orang Tua
berbentuk perhatian, seperti pemberian dan sentuhan kasih sayang orang tua sangatlah berarti bagi pertumbuhan jiwa maupun motivasi anak dalam belajar anak, perhatian dalam bentuk motivasi serta dukungan belajar anak. Menurut Soemato (2006:34), Perhatian adalah pemusatan tenaga atau kekuatan jiwa tertuju kepada suatu objek, atau pendayagunaan kesadaran untuk menyertai suatu
aktivitas.
Berdasarkan pendapat di atas, istilah perhatian dirumuskan sebagai pemusatan energi tertuju pada suatu objek, juga diartikan sebagai kesadaran yang menyertai suatu aktifitas yang sedang dilakukan. Ada banyak hal yang membuat seseorang menjadi perhatian kepada orang lain, dengan mendapat perhatian, seseorang menjadi lebih merasa disayang, dan dia tampak berarti baginya. Sedangkan yang dimaksud dengan perhatian orang tua adalah suatu kesadaran yang harus dimiliki orang tua dalam memperhatikan dan bagaimana cara memberikan bimbingan yang benar bagi anaknya agar seorang anak memiliki potensi yang dapat di
kembangkan serta menjadi anak yang berhasil dan berprestasi.
Suryabrata (2000:233) menjelaskan bahwa “perhatian orang tua dengan penuh
kasih sayang terhadap pendidikan anaknya, akan menumbuhkan aktivitas anak sebagai suatu potensi yang sangat berharga untuk menghadapi masa depan”.
21
Selanjutnya slameto (2003:61) mengemukakan pendapat sebagai berikut : Orang tua kurang atau tidak memperhatikan pendidikan anaknya, misalnya mereka acuh tak acuh terhadap belajar anaknya tidak memperhatikan sama sekali akan kepentingan-kepentingan dan kebutuhan anak dalam belajar, mengatur waktu belajarnya, tidak menyediakan dan melengkapi alat belajarnya, tidak memperhatikan apakah anak belajar atau tidak, tidak mau tahu bagaimanakah kemajuan belajar anaknya, kesulitan-kesulitan yang dialami dalam belajar menyebabkan anak tidak atau kurang berhasil dalam belajarnya.
Orang tua merupakan tempat seorang anak untuk mencari motivasi dan kemampuan yang ada dalam diri anak, begitu juga dalam proses belajar yang banyak berpengaruh dalam proses belajar maupun terhadap perkembangan anak. Hal ini sesuai dengan pendapat Slameto (2003:2) menyatakan “belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.”
Keluarga sebagai lingkungan belajar pertama sebelum lingkungan sekolah dan masyarakat, oleh karena itu peran orang tua dalam keluarga sangat penting dalam proses belajar anak, perhatian dari orang tua sangat penting untuk meningkatkan motivasi anak dalam belajar serta memudahkan anak dalam mengerjakan semua pekerjaan rumah yang akan di laksanakan oleh anak dan menjadi tanggung jawabnya. Sebagai orang tua yang baik, yang dapat berperan penting dalam
a. Tugas Orang Tua
Beberapa tugas orang tua yang berkaitan dengan belajar anak di sekolah antara lain :
a. Menyediakan fasilitas belajar
b. Mengawasi kegiatan belajar anak di rumah
c. Mengawasi penggunaan waktu belajar anak di rumah
d. Menolong anak mengatasi kesulitannya dalam belajar baik disekolah maupun di rumah (Kartono,2001:91)
Menurut Slameto (2003:60) mengemukakan bahwa siswa yang belajar menerima pengaruh dari keluarga, diantaranya:
1. Cara orang tua mendidik 2. Relasi antar anggota keluarga 3. Suasana rumah
4. Pengertian orang tua
Berdasarkan kedua pendapat di atas dapat di jelaskan bahwa orang tua dalam memperhatikan anaknya terfokus pada pendidikan anaknya, hal ini berkaitan dengan bagaiamana orang tua dapat memenuhi fasilitas belajar, seperti buku tulis, pensil, pulpen, penggaris, tempat belajar yang baik. Orang tua juga dapat
mengawasi anaknya belajar di rumah, mengontrol hasil belajar, serta menanyakan dan mendengarkan kesulitan yang di alami anak dalam belajar.
4. Hasil Belajar IPS Terpadu
Hasil belajar siswa adalah tingkat kemampuan siswa setelah mengikuti pembelajaran selama kurun waktu tertentu. Hasil belajar siswa sangat
mempengaruhi pada pembelajaran karena hasil belajar merupakan akibat dari pembelajaran. Dengan demikian apabila seseorang siswa dalam mengikuti pembelajarannya baik maka akan mendapatkan hasil yang baik.
23
Menurut Dimiyati dan Mujiono (2006:2) menyatakan bahwa “hasil belajar
merupakan hasil suatu interaksi dari tindak lanjut dan tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar”. Hasil belajar ialah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima Pengalaman belajar. Sehingga dapat dikatakan orang yang belajar akan mengalami perubahan dan memperoleh suatu hasil belajarnya (Bakar,2000:24).
Idealnya seseorang yang telah belajar mengalami perubahan, kemampuan
terhadap pelajaran menjadi bertambah karena hasil belajar merupakan kapabilitas sesuai dengan pendapat Dimiyati Mujiono (2006:10), Menyatakan bahwa setelah belajar seseorang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai. Timbulnya kapabilitas tersebut dari stimulasi yang berasal dari lingkungan dan proses
kognitif yang dilakukan dari pembelajaran. Menurut Dimiyati dan Mujiono (2006: 10-11), belajar terdiri dari tiga komponen, yaitu kondisi eksternal, kondisi internal dan hasil belajar. Komponen tersebut berupa:
1. Belajar merupakan interaksi antara “keadaan internal dan proses kognitif siswa “dengan “ stimulus dari lingkungan”.
2. Proses kognitif tersebut menghasilkan suatu hasil belajar. Hasil belajar yang dimaksud merupakan tingkat kemampuan siswa dalam pembelajaran yang dapat diperoleh melalui proses evaluasi, hasil belajar yang merupakan
pernyataan dalam bentuk angka dan tingkah laku. Hasil belajar tersebut terdiri dari :
a. Informasi Verbal adalah kemampuan untuk mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tulisan.
b. Keterampilan Intelektual adalah kecakapan yang berfungsi untuk
berhubungan dengan lingkungan hidup serta memepresentasikan konsep dan lambang.
d. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut.
e. Strategi kognitif adalah kemampuan menyalurkan dan mengarahkan aktifitas kognitifnya sendiri dalam memecahkan masalah.
a. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Dalam kegiatan belajar, banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil dan prestasi belajar siswa. Menurut Slameto (2003: 54), faktor yang mempengaruhi belajar siswa yang sangat mempengaruhi hasil belajar siswa ditentukan oleh Faktor-faktor yang ada pada siswa (faktor internal), yaitu faktor yang timbul dari dalam diri siswa itu sendiri, komponen modalitas belajar yang dimiliki siswa termasuk kedalam faktor intern dalam hal ini faktor psikologis yang
mempengaruhi hasil belajar siswa. (syaiful bahrie (2008:75) faktor internal tersebut seperti:
a. Taraf intelegensi (tingkat kecerdasan) b. Bakat khusus
c. Taraf Pengetahuan yang dimiliki d. Taraf kemampuan berbahasa e. Taraf organisasi kognitif f. Motivasi
g. Kepribadian h. Perasaan i. Sikap j. Minat k. Konsep diri
l. Kondisi fisik dan psikis (kesehatan fisik dan mental)
25
B. Pengaruh Disiplin Belajar di Rumah, Cara Belajar dan Perhatian Orang Tua Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII
a. Pengaruh Disiplin Belajar di Rumah terhadap Hasil Belajar
Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Perubahan yang terjadi setelah seseorang belajar dapat berupa keterampilan, sikap, ataupun pengetahuan. Belajar merupakan peristiwa yang terjadi secara sadar dan
disengaja, artinya seseorang yang terlibat dalam peristiwa belajar pada hakikatnya menyadari bahwa ia mempelajari sesuatu, sehingga terjadi perubahan pada dirinya sebagai akibat dari kegiatan yang di sadari dan sengaja dilakukannya tersebut.
Belajar pada hakikatnya adalah interaksi antara individu dan lingkungan karena manusia tumbuh dan berekembang tidak lepas dari lingkungan. Manusia dan lingkungan mempunyai suatu pengaruh yang saling timbal balik. Selama proses interaksi timbal balik terjadilah perubahan pada manusia sebagai suatu individu. Seperti pendapat Hamalik, (2004: 19) yang mengatakan bahwa lingkungan adalah suatu yang ada di alam sekitar yang memiliki makna atau pengaruh tertentu kepada individu.
hasil belajar siswa. Penerapan disiplin belajar di rumah akan mendorong, memotivasi dan memaksa para siswa bersaing meraih hasil belajar yang baik.
Berikut pendapat yang mengemukakan adanya pengaruh antara disiplin belajar di rumah terhadap hasil belajar siswa.Tu’u (2004:37) mengatakan “disiplin berperan
penting dalam membentuk individu yang berciri keunggulan. Disiplin itu penting karena dengan disiplin yang muncul karena kesadaran diri, siswa berhasil dalam belajarnya”.
Berdasarkan pendapat di atas jelas bahwa disiplin belajar di rumah sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa Semakin tinggi tingkat disiplin maka hasil belajar yang diraih akan semakin meningkat. Dengan adanya disiplin belajar di rumah, maka siswa dapat mempersiapkan semua kebutuhan belajar di rumah, menyusun jadwal pelajaran, mengulang kembali pelajaran dari guru di sekolah, mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
b. Pengaruh Cara Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa
Menurut pengertian secara psikologis “belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam hasil interaksi dengan lingkungannya”.
bermacam-27
macam, kadang siswa dapat dengan cepat menangkap apa yang dipelajari dan kadang terasa amat sulit walaupun siswa tersebut telah mengerahkan seluruh tenaga dan pikirannya untuk belajar. Hal ini terjadi ketidakseimbangan antar usaha yang dikerahkan untuk belajar dengan hasil belajar yang didapat hal ini disebabkan karena siswa tidak mengetahui cara belajar yang efektif dan efisien.
Cara belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan diharapkan sesuai dengan tujuan intruksional yang ingin dicapai. Menurut Bahrie (2008:78) Untuk meningkatkan cara belajar yang efektif perlu memperhatikan hal berikut ini :
a) Kondisi Internal
Yang dimaksud dengan kondisi internal yaitu kondisi (situasi) yang ada di dalam diri siswa itu sendiri misalnya kesehatannya, keamanannya,
ketentramannya, dan sebagainya. Siswa dapat belajar dengan baik apabila kebutuhan-kebutuhan internalnya dapat dipenuhi.
b) Kondisi Eksternal
Yang dimaksud dengan kondisi eksternal adalah kondisi yang ada di luar diri pribadi manusia, umpamanya kebersihan rumah, penerangan, serta keadaan lingkungan fisik yang lain.
Untuk dapat belajar yang efektif diperlukan lingkungan fisik yang baik dan teratur, misalnya :
(1) Ruang belajar harus bersih, tak ada bau-bauan yang mengganggu konsentrasi pikiran.
(2) Ruangan cukup terang, tidak gelap yang mengganggu mata.
(3) Cukup sarana yang diperlukan untuk belajar, misalnya alat pelajaran, buku-buku dan sebagainya.
c. Pengaruh Perhatian Orang Tua terhadap Hasil Belajar
Perhatian orang tua adalah kemampuan orang tua memberikan perhatian kepada anaknya dalam kehidupan rumah seperti arahan dan nasehat serta memenuhi segala fasilitas yang dibutuhkan anak. Menurut beberapa teori dan pendapat yang mengemukakan adanya pengaruh antara perhatian orang tua terhadap hasil belajar siswa antara lain.
Menurut Slameto (2003:61), Orang tua kurang atau tidak memperhatikan pendidikan anaknya, misalnya mereka acuh tak acuh terhadap belajar anaknya tidak memperhatikan sama sekali akan kepentingan-kepentingan dan kebutuhan anak dalam belajar, mengatur waktu belajarnya, tidak menyediakan serta
melengkapi alat belajarnya, tidak memperhatikan apakah anak belajar atau tidak, tidak mau tahu bagaimanakah kemajuan belajar anaknya, kesulitan-kesulitan yang di alami dalam belajar menyebabkan anak tidak atau kurang berhasil dalam belajarnya
Selanjutnya Ihsan (2008:38) mengemukakan bahwa hambatan yang mungkin dialami oleh anak dan lingkungan pendidikan ini antara lain perhatian orang tua terhadap anak kurang, sosial ekonomi keluarga kurang mendukung, kasih sayang kurang, tidak ada rasa aman di dalam keluarga, kepercayaan orang tua terhadap anak kurang, inisiatif dan kreativitas anak tidak bisa dikembangkan, dan figur orang tua tidak bisa membangkitkan semangat bagi anak”.
Dari uraian di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa perhatian orang tua sangat memepengaruhi hasil belajar siswa, berupa dukungan dalam belajar, perhatian dalam kebutuhan dan kepentingan sekolahnya serta perhatian saat anak
29
Perhatian orang tua adalah kemampuan orang tua memberikan perhatian kepada anaknya dalam kehidupan rumah seperti arahan dan nasehat serta memenuhi segala fasilitas yang dibutuhkan anak. Menurut beberapa teori dan pendapat yang mengemukakan adanya pengaruh antara perhatian orang tua terhadap hasil belajar siswa.
C. Hasil Penelitian Yang Relevan
Tabel 4 Hasil Penelitian yang Relevan
No Nama Peneliti Tahun Judul Skripsi Perhitungan
1 Banita 2007 Pengaruh Perhatian Orang Tua, Disiplin Belajar di Rumah, dan Kondisi Ekonomi Siswa Kelas VIII IPS Semester Ganjil SMP Negeri 4 Padang
2009 Pengaruh Cara Belajar dan Lingkungan keluarga terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa kelas XII IPS VII SMP N 1 Natar
3 Eti Inrayuni 2011 Pengaruh kompetensi guru, motivasi belajar siswa dan lingkungan keluarga terhadap prestasi belajar ekonomi semester genap siswa kelas MAN 1 METRO Tahun Pelajaran 2010/2011.
D. Kerangka Pikir
Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik dari dalam maupun dari luar individu itu sendiri, diantaranya yaitu: Disiplin Belajar di Rumah, Cara belajar Pengaruh Perhatian Orang Tua Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII Semester Genap Tahun ajaran 2012/2013 di SMP Wiyatama Bandar Lampung”.
Faktor yang dapat meningkatkan hasil belajar yang pertama adalah disiplin belajar di rumah, dengan adanya disipilin belajar di rumah, maka siswa dapat menerapkan membuat jadwal pelajaran, mengerjakan tugas sekolah, mengulang kembali pelajaran yang diberikan guru di sekolah dan selalu belajar walaupun hari libur. Faktor yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang kedua adalah cara belajar,.karena siswa dapat menerapkan cara belajar dengan cara: Persiapan belajar siswa, cara mengikuti pelajaran dengan baik dan aktifitas belajar siswa walaupun tak ada guru tetapi siswa dapat memanfaatkan waktu dengan baik yaitu tetap belajar di sekolah.
Perhatian Orang Tua dapat mempengaruhi hasil belajar anak. Hal ini di karenakan orang tua mempunyai peranan penting dalam memberikan bimbingan, motivasi, curahan kasih sayang, pengawasan, pemenuhan kebutuhan dasar, memperhatikan lingkungan pergaulan anak, dan sebagainya. Seorang anak yang mendapat
31
Gambar 1. Pengaruh Disiplin Belajar di Rumah, Cara Belajar dan Perhatian Orang Tua Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013 .
E. Hipotesis
Berdasarkan kerangka pikir di atas maka rumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Ada pengaruh disiplin belajar di rumah terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa.
2. Ada pengaruh cara belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa.
3. Ada pengaruh perhatian orang tua terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa. 4. Ada pengaruh disiplin belajar di rumah, cara belajar dan perhatian orang tua
terhadap hasil belajar IPS Terpadu Siswa
Disiplin belajar di
Rumah (X1)
Cara Belajar (X2)
Perhatian Orang Tua (X3)
(X3)
III. METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif verifikatif dengan pendekatan ex post facto dan survey. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan atau melukiskan keadaan objek atau penelitian subjek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.
Sedangkan verifikatif menunjukkan penelitian mencari pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat (Nawawi, 2003:61).
Pendekatan ex post facto adalah salah satu pendekatan yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan cara mengambil data secara langsung di area
33
mengedarkan kuesioner, test, wawancara terstruktur dan sebagainya (Sugiono, 2010: 12).
Secara khusus penelitian ini hanya mendeskripsikan pengaruh Pengaruh Disiplin Belajar di Rumah, Cara Belajar dan Perhatian Orang Tua Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP Wiyatama Bandar Lampung
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan keseluruhan subjek/objek, seperti kelompok manusia, tumbuhan, binatang yang memiliki kesamaan ciri. Menurut Sugiyono (2010:117)
Pengertian populasi didefinisikan sebagai “Wilayah generalisasi yang terdiri atas:
objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Menurut Arikunto (2006:130) Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Wiyatama Bandarlampung Tahun Ajaran 2012-2013.
Tabel 5. Jumlah Siswa Kelas VIII SMP Wiyatama Bandarlampung Tahun Pelajaran 2012-2013
No Kelas Jumlah (Siswa)
1 VIII A 36
2 VIII B 38
3 VIII C 35
4 VIII D 32
Jumlah 141
2.Sampel
Sampel merupakan sebagian objek yang nyata dan memiliki karakteristik tertentu yang mewakili populasi. Bila populasi besar, dan penelitian tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Koestoro (2006: 435) menjelaskan pengertian sampel sebagai bagian populasi yang dipilih dengan teknik tertentu untuk mewakili populasi.
Rumus yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah Taro Yamane dengan rumus:
Keterangan:
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
d = Tingkat signifikansi (0,05)
(dalam Riduwan, 2005: 65).
Berdasarkan rumus di atas besarnya sampel dalam penelitian ini adalah :
35
Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa dalam penelitian ini jumlah populasi yang akan di teliti sebanyak 95,9 atau di bulatkan 96 siswa dari seluruh populasi itu mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel.
1. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel adalah probability sampling dengan menggunakan propotional random sampling . Teknik ini merupakan teknik pengambilan sampel
yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel (Sugiyono, 2010:2012).
Menentukan presentase sampel tiap kelas dengan cara :
Tabel 6. Perhitungan untuk sample masing-masing kelas
Kelas Perhitungan Pembulatan
VIIIA 96 x 36 =24
C. Variabel Penelitian
2010:61). Sedangkan menurut Arikunto (2006: 118), “variabel adalah objek
penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian”. Penelitian ini
melibatkan empat variabel yang dapat dibagi menjadi tiga variabel bebas dan satu variabel terikat. Adapun variabel-variabel dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel Independen (variabel bebas)
“Variabel ini sering di sebut dengan variabel stimulus, prediktor, antecedent.
Dalam bahasa Indonesia sering di sebut variabel bebas Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya
atau timbulnya variabel dependen” (Sugiyono, 2010:61). Variabel bebas dalam
penelitian ini adalah disiplin belajar di rumah (X1), cara belajar (X2). perhatian orang tua (X3)
2. Variabel Dependen (variabel terikat)
“Variabel ini sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang di pengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel
bebas” (Sugiyono, 2010: 61). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Presatasi Belajar IPS Siswa (Y).
D. Definisi Operasional Variabel
37
Definisi variabel secara operasional adalah mendeskripsikan variabel penelitian sedemikian rupa, sehingga variabel tersebut spesifik dan terukur. Definisi operasional dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel bebas dan satu variabel terikat.
1. Disiplin belajar di rumah adalah suatu tingkat konsistensi dan konsekuensi serta keteraturan dalam kegiatan belajar untuk memperoleh tingkah laku yang timbul dari kesadaran dirinya untuk belajar dengan mentaati dan
melaksanakan tugasnya sebagai siswa di rumah adalah mempunyai rencana atau jadwal belajar, belajar dalam tempat dan suasana yang mendukung, ketaatan dan keteraturan dalam belajar, dan perhatian terhadap materi pelajaran. (Hurlock dalam Prasti, 2005:38)
2. Cara belajar merupakan suatu teknik atau metode tertentu yang memudahkan seseorang untuk menguasai sesuatu agar memperoleh hasil yang diharapkan. Dengan cara belajar yang baik, seorang siswa akan berusaha meningkatkan hasil belajar dengan memperhatikan petunjuk-petunjuk untuk belajar
sungguh-sungguh dengan kemungkinan akan memperoleh hasil terbaik pula. Cara belajar pada dasarnya merupakan satu cara atau strategi belajar yang diterapkan siswa. Hamalik (2001:38) secara lebih jelas mengemukakan
bahwa “cara belajar adalah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan situasi belajarnya, misalnya kegiatan-kegiatan dalam mengikuti
3. Perhatian orang tua adalah kesadaran dan tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anaknya yaitu tanggapan tentang bagaimana cara orang tua mengawasi belajar anak, seperti dalam menyediakan fasilitas belajar, mengawasi kegiatan belajar anak di rumah, mengawasi pengguna waktu belajar, mengenal kesulitan dan membantu mengatasi kesulitan belajar anak (Kartono, 2001:91).
4. Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh individu setelah proses belajar berlangsung, yang dapat memberikan perubahan tingkah laku baik pengetahuan, pemahaman, sikap dan keterampilan siswa sehingga menjadi lebih baik sebelumnya.
Sebagaimana yang telah dikemukakan oleh sudjana (2005:3) “Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku subjek yang meliputi kemampuan kognitif, afektif, dan
psikomotor yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya.”
Tabel 7. Definisi operasional variabel
kesadaran sendiri
2 Cara belajar
Kiat-kiat belajar di sekolah
Masuk kelas tepat waktu
Memperhatikan Penjelasan Guru Menghubungkan Pelajaran Yang Sudah Diterima dengan Bahan yang Sudah Dikuasai.
Mencatat Hal-hal yang Dianggap Penting
Aktif dan Kreatif dalam Kerja Kelompok Bertanya
Mengenai Hal-hal yang Belum Jelas Pergunakan
masalah dan
Sehubungan dengan data instrumen dalam penelitian ini masih berbentuk ukuran ordinal, maka digunakan Methode of Sucsessive Interval (MSI) yaitu metode yang digunakan untuk mengubah tingkat pengukuran dari data ordinal menjadi data interval, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Langkah 1: mencari skor terbesar dan terkecil
Langkah 2: mencari nilai rentangan (R) = skor terbesar – skor terkecil Langkah 3: mencari banyak kelas (BK) = 1 + 3,3 Log n (Rumus Sturgess) Langkah 4: mencari nilai panjang kelas (i) = R/BK
Langkah 5: membuat tabel frekuensi
43
Langkah 7: mencari standar deviasidengan rumus √ ∑ ∑
Langkah8: mengubah data ordinal menjadi data interval dengan rumus
(Riduwan, 2006:187)
E. Metode Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi di gunakan sebagai teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan langsung terhadap obyek penelitian yaitu mengenai lingkungan sekolah, kegiatan guru, karyawan, dan siswa di SMP Wiyatama Bandarlampung.
2. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data yang digunakan untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya Arikunto (2006:231). Dalam penellitian ini, dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data mengenai hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII semester genap SMP Wiyatama Bandarlampung
3. Wawancara
lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit atau kecil (Sugiyono, 2010:194).
Wawancara merupakan metode yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan Tanya jawab. Pertanyaan yang di ajukan kepada lima belas siswa kelas VIII SMP Wiyatama Bandarlampung yang berhubungan dengan disiplin belajar siswa di rumah dan perhatian orang tua siswa.
4. Angket/Kuesioner
Angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Menurut Sugiyono, 2010:142). Angket digunakan untuk memperoleh informasi mengenai disiplin belajar belajar di rumah, cara belajar, perhatian orang tua dan hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII semester ganjil SMP Wiyatama Bandarlampung 2012/2013
F. Instrumen Penelitian
45
Butir-butir pernyataan dalam angket dikembangkan dari indikator berdasarkan teori yang relevan dengan masing-masing variabel penelitian. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup, yaitu angket yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih.Angket dalam penelitian ini menggunakan skala pengukuran yang disebut skala likert.
Variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, yang kemudian dijadikan sebagai acuan untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan. Jawaban setiap item ini mempunyai gradasi sangat positif sampai sangat negatif. Adapun jawaban dari item-item angket ini dinilai dengan skor sebagai berikut:
1. Sangat setuju mempunyai skor: 5 2. Setuju mempunyai skor: 4 3. Netral mempunyai skor: 3 4. Tidak setuju mempunyai skor: 2 5. Sangat tidak setuju mempunyai skor: 1
Data tentang hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII pada semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013 diambil melalui dokumentasi dari nilai MID semester siswa, hal ini karena lebih mudah, cepat, data otentik dan dapat di
G. Uji Persyaratan Instrumen
Untuk mendapatkan data yang lengkap, maka alat instrumennya harus memenuhi persyaratan yang baik. Suatu instrumen yang baik dan efektif adalah memenuhi syarat validitas dan reliabilitas.
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Untuk menguji tingkat validitas digunakan rumus correlation product moment yaitu:
∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ ∑ ∑
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi antara variabel x dan y
N = jumlah responden/sampel ∑ = Skor rata-rata dari X dan Y ∑ = jumlah skor item X
∑ = jumlah skor total (item) Y
Kriteria pengujian, jika harga r hitung > r tabeldengan taraf signifikansi 0,05 maka
alat tersebut valid, begitu pula sebaliknya jika harga r hitung < r tabel maka alat ukur
tersebut tidak valid (Arikunto, 2006:170).
47
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil uji coba angket pada variabel X1, X2, X3 dan Y kepada 20 responden, kemudian dihitung dengan perangkat lunak SPSS. Hasil perhitungan kemudian dicocokan dengan Tabel r Product Moment
dengan α=0,05 adalah 0,444, maka diketahui hasil perhitungan sebagai berikut: Tabel 8 Hasil Analisis Uji Validitas Angket Tentang Disiplin Belajar di
Rumah (X1)
No rhitung rtabel Keterangan
1 0,563 0,444 Valid
Tabel 9 Hasil Analisis Uji Validitas Angket Tentang Cara Belajar (X2)
No rhitung rtabel Keterangan
1 0,465 0,444 Valid
Kriteria yang digunakan adalah jika rhitung < rtabel, maka soal tersebut valid dan sebaliknya (Rusman, 2011:54). Berdasarkan kriteria tersebut, maka dari 10 soal tersebut dianggap valid dan 2 soal dianggap tidak valid. Dengan demikian, angket yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 12 soal.
Tabel 10 Hasil Analisis Uji Validitas Angket Perhatian Orang Tua (X3)
No rhitung rtabel Keterangan
49
Kriteria yang digunakan adalah jika rhitung < rtabel, maka soal tersebut valid dan sebaliknya (Rusman, 2011:54). Berdasarkan kriteria tersebut, maka dari 16 soal tersebut dianggap valid dan 3 soal dianggap tidak valid. Dengan demikian, angket yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 19 soal.
2. Uji Reliabilitas
Suatu tes dapat dikatakan reliabel (taraf kepercayaan) yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Jadi reliabilitas tes adalah ketetapan hasil tes atau seandainya hasilnya berubah-berubah, perubahan yang terjadi dapat
dikatakan tidak berarti (Arikunto, 2008:86).
Berdasarkan hasil perhitungan dengan bantuan SPSS, tingkat reliabel masing-masing variabel setelah diuji coba sebagai berikut:
r11 = Nilai Reliabilitas
2i
= Jumlah varians skor tiap-tiap item
= varians total = jumlah item
(Suharsimi Arikunto, 2008: 109).
Kemudian hasilnya dibandingkan dengan interpresatsi nilai besarnya : Antara 0,8000 sampai dengan 1,0000 : sangat tinggi
Antara 0,6000 sampai dengan 0,7999 : tinggi
Antara 0,4000 sampai dengan 0,5999 : sedang/cukup Antara 0,2000 sampai dengan 0,3999 : rendah
Kriteria uji apabila rhitung < rtabel dengan taraf signifikansi 0,05 maka alat
pengukuran tersebut reliabel, Sebaliknya jika rhitung < rtabel, maka alat pengukuran tersebut tidak reliabel.
Berikut disajikan Tabel hasil uji reliabilitas angket pada 20 responden dengan 16 item pertanyaan.
Tabel 11 Hasil Analisis Uji Reliabilitas Angket Untuk Disiplin Belajar di Rumah (X1)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.812 17
Sumber: hasil pengolahan data 2013
Berdasarkan perhitungan dengan perangkat lunak SPSS, diperoleh hasil rhitung < rtabel yaitu 0,812 > 0,444. Hal ini berarti, alat instrumen yang digunakan adalah reliabel. Jika dilihat pada kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya r=0,812 maka tingkat reliabel sangat tinggi.
Berikut disajikan Tabel hasil uji reliabilitas angket pada 20 responden dengan 10 item pernyataan.
Tabel 12 Hasil Analisis Uji Reliabilitas Angket Untuk Cara Belajar (X2)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.834 10
51
Berdasarkan perhitungan dengan perangkat lunak SPSS, diperoleh hasil rhitung < rtabel yaitu 0,834 > 0,444. Hal ini berarti, alat instrumen yang digunakan adalah reliabel. Jika dilihat pada kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya r=0,834 maka tingkat reliabel sangat tinggi.
Berikut disajikan Tabel hasil uji reliabilitas angket pada 20 responden dengan 16 item pernyataan.
Tabel 13 Hasil Analisis Uji Reliabilitas Angket Perhatian Orang Tua (X3)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.851 17
Sumber: hasil pengolahan data 2013
Berdasarkan perhitungan dengan perangkat lunak SPSS, diperoleh hasil rhitung < rtabel yaitu 0,851 > 0,444. Hal ini berarti, alat instrumen yang digunakan adalah reliabel. Jika dilihat pada kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya r=0,851, maka tingkat reliabel sangat tinggi.
H. Uji Persyaratan Analisis Statistik Parametrik
1. Syarat Pengujian Statistik Parametrik
2. Uji Normalitas
Menurut Gunawan Sudarmanto (2005:102), persyaratan dalam penggunaan statistik parametrik yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan sebagai alat pengumpulan data berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalahkolmogrov Smirnov.
Kriteria Pengujian sebagai berikut:
Menggunakan nilai Asymp.Sig. (2 Tailed). Apabila menggunakan ukuran ini, maka harus dibandingkan dengan tingkat Alpha yang ditetapkan sebelumnya.
Ketetapan α sebesar 0,05 (5%), maka kriteria pengujiannya sebagai berikut:
1. Tolak Ho apabila nilai Asymp. Sig. (2 Tailed) < 0.05 berarti sampel tidak ber distribusi normal.
2. Terima Ho apabila nilai Asymp. Sig. (2 Tailed) > 0.05 berarti sampel ber distribusi normal.
3. Uji Homogenitas
Tujuan uji homogenitas sampel adalah untuk mengetahui apakah data sampel yang diambil dari populasi itu bervarians homogen ataukah tidak (Tedi Rusman, 2011:63). Untuk melakukan pengujian homogenitas populasi diperlukan hipotesis berikut ini:
53
Kriteria Pengujian Sebagai Berikut:
Kriteria yang digunakan yaitu Ho diterima apabila nilai Significantcy>dari tingkat alpha yang ditetapkan (5%) dan Ho ditolak apabila nilai Significantcy < dari alpha yang di tetapkan. Apabila Significantcy> alpha yang ditetapkan, maka dapat dinyatakan bahwa data tersebut berasal dari populasi yang bervarian homogen (Sudarmanto, 2005:125)
I. Uji Persyaratan Regresi Linear Ganda
Menurut Sudarmanto (2005:124), untuk menggunakan regresi linear ganda sebagai alat analisis perlu dilakukan uji persyaratan terlebih dahulu, apabila persyaratan tersebut terpenuhi, maka regresi linear ganda dapat digunakan. Beberapa persyaratan yang perlu diujikan sebelumnya adalah sebagai berikut.
1. Uji Linieritas Garis Regresi
Menurut Sudarmanto (2005,:125) uji linearitas garis regresi yang digunakan untuk mengambil keputusan dalam memilih model regresi yang akan digunakan. Uji keberanian dan kelinearan dilakukan untuk mengetahui apakah pola regresi benar-benar liniear dan berarti, maka perlu adanya suatu pengujian kelinieran dan keberartian dengan menggunakan Analisis Varians yaitu sebagai berikut.
JK (s) N = banyaknya responden Ni = banyaknya anggota JK (T) = ∑ (Sudjana, 2005 : 330-332). 1. Kriteria uji keberatian
Jika Fhitung > Ftabel dk pembilang 1 dan dk penyebut n-2 dan alpha tertentu maka
regresi berarti, sebaliknya tidak berarti 2. Kriteria uji kelinieran
Jika Fhitung > Ftabel dk pembilang 1 dan dk penyebut k-2 dan dk penyebut n-k
maka regresi linear, sebaliknya tidak linear.
2. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas merupakan bentuk pengujian asumsi untuk membuktikan ada tidaknya hubungan yang linear antara variabel bebas satu dengan variabel bebas yang lainnya. Dalam analisis regresi linear berganda, maka akan terdapat dua atau lebih variabel bebas yang diduga akan mempengaruhi variabel
55
terjadi adanya hubungan yang linear (multikolinearitas) di antara variabel-variabel independen.
Adanya hubungan yang linear antar variabel bebasnya akan menimbulkan
kesulitan dalam memisahkan pengaruh masing-masing variabel bebasnya terhadap variabel terikatnya.Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika terjadi hubungan yang linier (multikolinieritas) maka akan mengakibatkan (Sudarmanto, 2005:137):
Tingkat ketelitian koefisien regresi sebagai penduga sangat rendah, dengan demikian menjadi kurang akurat.
1. Koefisien regresi serta ragamnya akan bersifat tidak stabil, sehingga adanya sedikit perubahan pada data akan mengakibatkan ragamnya berubah sangat berarti.
2. Tidak dapat memisahkan pengaruh tiap-tiap variabel independen secara individu terhadap variabel dependen.
Metode uji multikolinearitas yang digunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu: menggunakan koefisien signifikansi dan kemudian membandingkan dengan tingkat alpha dan menggunakan harga koefisien Pearson Correlation dengan penentuan harga koefisien sebagai berikut:
∑ ∑ ∑
Keterangan: r = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y X = Skor butir soal
Y = Skor total
n = Jumlah sampel (Arikunto, 2008:72).
Dengan df = N-1-1 dengan tingkat alpha yang ditetapkan, kriteria uji apabila rhitung > rtabel, maka tidak terjadi multikorelasi antarvariabel independen, apabila rhitung > rtabel, maka terjadi multikorelasi antarvariabel independen (Sudarmanto,2005:141)
3. Uji Autokorelasi
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi di antara data pengamatan atau tidak. Adanya autokorelasi dapat mengakibatkan penaksir mempunyai varians minimum (Gujarati dalam Sudarmanto. 2005:142 - 143). Metode uji autokorelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik d Durbin-Waston. Tahap-tahap pengujian dengan uji Durbin-Waston sebagai
berikut:
1. Mencari nilai-nilai residu dengan OLS (Ordinary Least Square) dari persamaan yang akan diuji dan hitung statistik d dengan menggunakan persamaan
2. Menentukan ukuran sampel dan jumlah variabel independen kemudian lihat Tabel Statistik Durbin-Waston untuk mendapatkan nilai-nilai kritis d yaitu nilai Durbin-Waston Upper, du dan nilai Durbin-Waston, dl
57
3. Dengan menggunakan terlebih dahulu Hipotesis Nol bahwa tidak ada autokorelasi positif dan Hipotesis Alternatif:
Ho:ρ < 0 (tidak ada autokorelasi positif) H1: ρ < 0 (ada autokorelasi positif)
Dalam keadaan tertentu, terutama untuk menguji persamaan beda pertama, uji d dua sisi akan lebih tepat. Langkah-langkah 1 dan 2 persis sama di atas sedangkan langkah 3 adalah menyusun hipotesis nol bahwa tidak ada autokorelasi.
Ho:ρ = 0 Ho:ρ = 0
Rumus hipotesis yaitu:
Ho: tidak terjadi adanya autokorelasi diantara data pengamatan. H1: terjadi adanya autokorelasi diantara data pengamatan.
Kriteria pengujian, apabila nilai statistik Durbin-Waston berada di antara angka 2 atau mendekati angka 2 dapat dinyatakan data pengamatan tersebut tidak memiliki autokorelasi (Rietveld dan Sunarianto dalam Sudarmanto, 2005:141).
4. Uji Heteroskedastisitas
Pengujian rank korelasi spearman (spearman’s rank correlation test) Koefisien korelasi rank dari spearman didefinisikan sebagai berikut:
[ ∑ ]
Keterangan: rs = koefisien korelasi spearman
di = perbedaan dalam rank yang diberikan kepada dua
karakteristik yang berbeda dari individu ke i.
N = banyaknya individu atau fenomena yang diberi rank. di mana nilai rsadalah -1 ≤ r ≤ 1.
Kriteria pengujian, jika nilai t hitung > t tabel, kita bisa menerima hipotesis adanya
heteroskedastisitas, sebaliknya jika t hitung < t tabel, maka tidak adanya
heteroskedastisitas. Jika model regresi meliputi lebih dari satu variabel X, rs dapat
dihitung antara ei dan tiap variabel X secara terpisah dan dapat diuji untuk tingkat
penting secara statistik dengan pengujian t (Gujarati dalam Sudarmanto, 2005:177).
J. Teknik Pengujian Hipotesis
1. Regresi Linier Sederhana
Untuk pengujian hipotesis pertama dan kedua penulis menggunakan rumus regresi linier sederhana yaitu: