• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH APLIKASI SPORA ISOLAT FUNGI TANAH PADA MEDIA TANAH STERIL UNTUK MENGETAHUI PENINGKATAN KADAR N, P, K TANAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH APLIKASI SPORA ISOLAT FUNGI TANAH PADA MEDIA TANAH STERIL UNTUK MENGETAHUI PENINGKATAN KADAR N, P, K TANAH"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH APLIKASI SPORA ISOLAT FUNGI TANAH PADA MEDIA TANAH STERIL UNTUK MENGETAHUI

PENINGKATAN KADAR N, P, K TANAH

Oleh Riyana Astri

Tanah sangat kaya akan keragaman mikroorganisme seperti fungi, bakteri, aktinomicetes, protozoa, alga dan virus. Di antara mikroorganisme tanah yang keberadaannya melimpah dan merupakan bagian terbesar dari biomasa tanah adalah mikfungi. Mikrofungi memiliki banyak peran di dalam tanah, di antaranya adalah untuk meningkatkan kesuburan tanah dan membantu penyerapan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman.

Tanah mengandung berbagai macam bahan organik yang dapat menunjang kehidupan organisme – organisme yang hidup di dalamnya. Sebagian besar mikrofungi bersifat heterotrof dan merupakan mikroorganisme yang paling dominan dalam proses dekomposisi bahan organik. Karena itu, mikrofungi berperan penting dalam meningkatkan kesuburan tanah melalui proses

pengembalian senyawa organik ke lingkungan dalam bentuk senyawa anorganik. Senyawa anorganik ini akan digunakan kembali oleh tanaman untuk mendukung pertumbuhannya sehingga siklus materi dapat terus berlangsung.

(2)

Penelitian ini dirancang dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 11 perlakuan dan masing – masing 3 kali ulangan. Dimana P0 adalah kontrol dan P1 – P10 adalah perlakuan 10 kelompok spora isolat fungi sebagai Decomposer Inducer Agen (DIA) yang ditentukan berdasarkan aktivitas enzim yang dimiliki masing – masing kelompok fungi. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Agustus sampai November 2008 di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan FMIPA Unila dan analisis kadar N, P, K tanah dilakukan di Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Data yang diperoleh dianalisis ragam dan apabila terjadi perbedaan nyata atau sangat nyata, maka dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5 %.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi spora isolat fungi (DIA) pada media tanah steril dapat meningkatkan kadar N, Pdan K dalam tanah. DIA 6 memberikan nilai yang tertinggi untuk kadar N (0,187 % ) dan P (2,447 ppm). Kadar tertinggi dari K terdapat pada DIA 8 yaitu 0,893 me/100 g.

(3)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran tanaman. Secara kimiawi tanah berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi untuk tanaman dan mikroorganisme yang ada di dalamnya yang berupa senyawa organik dan unsur – unsur esensial seperti : N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B dan Cl.

Sedangkan secara biologi tanah berfungsi sebagai habitat biota ( organisme ) yang berpartisipasi aktif dalam penyediaan unsur hara tersebut dan zat – zat aditif ( pemacu tumbuh, proteksi ) bagi tanaman ataupun organisme yang ada di dalam tanah. Ketiga fungsi tersebut secara integral mampu menunjang produktivitas tanah, sehingga dapat pula meningkatkan produktivitas tanaman ( Madjid, 2007 ).

Tanah pertanian di Indonesia sebagian besar kondisinya miskin hara (Mappaona, 2003). Pada kondisi lahan seperti itu, maka petani dituntut

memberikan pupuk dalam jumlah yang relatif lebih banyak guna meningkatkan hasil produksi. Namun sejak tahun 1999 pemerintah telah menghapuskan subsidi pupuk secara menyeluruh. Hal ini mengakibatkan harga pupuk

(4)

2

mendapatkannya. Penggunaan pupuk kimia yang terlampau banyak secara terus – menerus dalam waktu yang lama dapat membuat unsur hara tanah semakin menurun (Sakina, 2008).

Permasalahan yang telah dikemukakan di atas, perlu dicari jalan keluarnya. Salah satu usaha dalam rangka meningkatkan kesuburan tanah adalah dengan penggunaan bahan organik serta memperlancar proses perombakan bahan organik yang berupa sisa – sisa tumbuhan dan hewan dengan memanfaatkan

mikrofungi dekomposer sebagai agen pendekomposisi bahan organik. Hakim dkk ( 1986 ), berpendapat bahwa untuk menciptakan kesuburan tanah baik secara fisik, kimia maupun biologi dibutuhkan adanya bahan – bahan organik.

Bahan organik ini dapat berupa sisa – sisa tumbuhan ataupun hewan.

Kandungan bahan organik yang terdapat di dalam tanah akan mempengaruhi kestabilan agregat tanah.

Bahan organik tidak dapat langsung dimanfaatkan oleh tumbuhan. Bahan organik yang kompleks harus dirombak / didekomposisi terlebih dahulu menjadi unsur yang lebih sederhana, agar dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan. Dalam proses dekomposisi ini, diperlukan bantuan organisme pendekomposer atau pengurai bahan organik.

(5)

sebagai agen dalam proses mineralisasi tanah, seperti siklus karbon dan amonifikasi ( Killham, 1994; Sylvia dkk, 1999 ).

Fungi tanah sebagian besar adalah heterotrof dan mampu memanfaatkan sisa – sisa bahan organik dengan mudah. Namun jumlahnya dalam tanah bervariasi tergantung pada fase vegetatif dan fase reproduktif dominan yang dimiliki oleh fungi tersebut ( Alexander, 1977; Rao, 1994).

Hasil dekomposisi bahan organik dengan bantuan fungi ini dapat berbentuk unsur hara esensial yang dapat meningkatkan kesuburan tanah. Widyati (2004) menyatakan, pemanfaatan mikroba fungsional akan meningkatkan ketersediaan hara melalui aktivitas enzim yang mampu melepaskan hara yang terserap atau melalui modifikasi lingkungan yang lebih sesuai.

Semasa pertumbuhan dan perkembangan, tanaman membutuhkan unsur hara. Unsur hara esensial berdasarkan jumlah kebutuhan bagi tanaman dibagi menjadi dua, unsur hara makro dan unsur hara mikro. Unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah besar disebut unsur hara makro beberapa di

antaranya adalah N, P, dan K. Unsur N, P dan K ini adalah unsur yang hanya tersedia di tanah (Madjid, 2007)

(6)

4

mineral seperti N, P dan K yang akan mempengaruhi kesuburan tanah ( Irawan dkk, 2008 ).

Unsur N dan P merupakan bahan anorganik yang berperan sebagai sumber potensial bagi tanaman yang terdapat di dalam tanah ( Rao, 1994 ). Kalium ( K ) berperan penting dalam proses fotosintesis, pembelahan sel dan

pembentukan protein pada tanaman, selain itu kalium juga dapat mempertinggi permeabilitas sel dan memperkuat jaringan penyokong ( Kuswandi, 1993 ).

Berdasarkan paparan di atas maka perlu dilakukan suatu penelitian mengenai pengaruh pemberian spora fungi tanah, yang selanjutnya melalui proses dekomposisi dapat menghasilkan unsur hara tanah yang penting bagi tanaman. Oleh karena itu, dalam penelitian ini dilakukan aplikasi spora dari berbagai macam fungi untuk mengetahui kombinasi terbaik dalam meningkatkan kadar N, P, K tanah. Dalam penelitian ini digunakan 10 kelompok Decomposer Inducer Agen (DIA) dari 9 fungi yang tersedia. Penelitian ini dilakukan pada

tanah steril untuk memberi batasan yang jelas bahwa pada proses dekomposisi ini hanya kelompok fungi tertentu yang berperan.

B. Tujuan Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini bertujuan :

1. Untuk mengetahui pengaruh ( aplikasi ) kombinasi spora isolat fungi tanah ( DIA ) pada media tanah steril terhadap kadar N,P dan K tanah.

(7)

C. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah tentang potensi dan peran beberapa kombinasi isolat fungi tanah dalam meningkatkan kadar N, P dan K tanah.

D. Kerangka Pikir

Tanah sangat kaya akan keragaman mikroorganisme seperti fungi, bakteri, aktinomicetes, protozoa, alga dan virus. Tanah pertanian yang subur mengandung lebih dari 100 juta mikroba per gram tanah. Produktivitas dan daya dukung tanah tergantung pada aktivitas mikroba tersebut. Di antara mikroorganisme tanah yang keberadaannya melimpah dan merupakan bagian terbesar dari biomasa tanah adalah fungi.

Fungi memiliki banyak peran di dalam tanah, di antaranya adalah untuk

meningkatkan kesuburan tanah dan membantu penyerapan unsur hara tanaman. Untuk menciptakan kesuburan tanah baik secara fisik, kimia maupun biologi dibutuhkan adanya bahan – bahan organik. Bahan organik tanah adalah semua jenis senyawa organik yang terdapat di dalam tanah yang berasal dari seresah, biomassa mikroorganisme, bahan organik terlarut di dalam air,dan humus.

Fungi membutuhkan senyawa – senyawa organik sebagai sumber energi. Dalam hal pengambilan nutrisinya fungi menyerap molekul – molekul organik

(8)

6

yang lebih besar misalnya disakarida maka fungi juga dapat memperoleh nutrien tersebut dari pemecahan senyawa polimer kompleks / disakarida dengan bantuan enzim ekstraselulernya. Enzim ekstraseluler adalah enzim yang dapat mengubah senyawa – senyawa kompleks menjadi senyawa organik

sederhana, disinilah proses dekomposisi dimulai.

Bahan – bahan organik yang telah terbuang di alam melalui matinya organ misalnya daun, buah dan bunga yang rontok dari suatu tanaman dapat

dirombak kembali menjadi bahan anorganik oleh fungi yang berperan sebagai dekomposer. Fungi merupakan mikroorganisme yang paling dominan dalam proses dekomposisi bahan organik. Dekomposisi mencakup proses

pembusukan material yang dilakukan oleh fungi. Pembusukan dapat terjadi akibat fungi mengekskresikan enzim ekstraseluler yang dapat menghidrolisis molekul kompleks berukuran besar menjadi molekul yang berukuran lebih kecil.

(9)

Sebanyak 9 isolat fungi tanah yang didapat dari penelitian sebelumnya

diujikan kembali sebagai agen penginduksi dekomposisi / Decomposer Inducer Agen (DIA) yang dikelompokkan menjadi 10 kelompok berdasarkan

kemampuan dekomposisinya. Agen Penginduksi Dekomposisi ini

diaplikasikan ke media tanah yang telah disterilkan dalam bentuk suspensi, kemudian diinkubasi selama 10 hari ( merujuk pada penelitian yang dilakukan oleh LIPI pada tahun 2007 ). Penambahan suspensi spora isolat fungi tanah ke dalam media tanah yang telah disterilkan diharapkan dapat semakin mengoptimalkan proses dekomposisi berbagai bahan organik yang terdapat di dalam tanah sehingga kadar N, P, K dalam tanah meningkat.

E. Hipotesis

1. Pengaplikasian kombinasi spora fungi tanah dari DIA dapat meningkatkan kadar N, P dan K dalam tanah.

(10)

37

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

1. keberadaan spora fungi dalam tanah dapat meningkatkan kadar Nitrogen (N), Fosfor (P) dan Kalium (K) tanah.

2. DIA 6 merupakan kombinasi spora isolat fungi yang dapat meningkatkan kadar Nitogen dan Fosfor tertinggi yaitu 0,187 % untuk Nitrogen dan 2,447 ppm untuk Fosfor. DIA 6 merupakan kombinasi dari Aspergillus niger., Humicola sp., Fusarium sp., Rhizophus sp., Aspergillus sp. ( 1 ),

Aspergillus sp. (3).

3. Kadar Kalium tertinggi terdapat pada DIA 8 yaitu 0,893 me/100 g. DIA 8 merupakan kombinasi dari Humicola sp., Fusarium sp., Rhizophus sp., Aspergillus sp. ( 1 ), Lunuluspora sp.

B. Saran

(11)

Referensi

Dokumen terkait

Miokard Infark adalah nekrosis miokard akibat akibat aliran darah ke otot jantung terganggu.Miokard Infark adalah kematian sebagian otot jantung

terhadap perlindungan masyarakat dalam pemberitaan pers, dengan demikian apabila masyarakat yang merasa dirugikan karena pemberitaan pers telah menggunakan hak

Untuk mengukur kinerja pustakawan dapat dilihat dari beberapa angka kredit yang diperoleh masing-masing pustakawan untuk menentukan apakah pustakawan dapat prestasi yang

Sejalan dengan itu, ada tiga pokok yang dibahas dalam penelitian ini yaitu (1) mengetahui citra diri tokoh utama perempuan; (2) mengetahui peran sosial tokoh

Suatu sistem penilaian kinerja menggunakan konsep balanced scorecard semakin penting dalam menghadapi persaingan antar lembaga keuangan yang semakin kompetitif mengingat konsep

De hecho, en todos los niveles de su desarrollo, en el concepto de persona se encuentra comprendida una polaridad —en la filosofía, entre cuerpo y alma; en el derecho, entre

Mean values and standard deviations of the times spent by male and female river buffalo calves during the first 4 and 8 months of their lives in each type of suckling behavior;

Perjuangan tersebut tidak mudah karena kemunculan batik modern dan seni lukis batik cukup banyak menimbulkan pro dan kontra tentang keabsahan seni batik sebagai