ABSTRAK
HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DAN PRESTASI AKADEMIK DENGAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI PADA SISWA
KELAS XII DI SMK BHAKTI UTAMA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2011/2012
Oleh
ABDURACHMAN SAPUTRA UTAMA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara kebugaran jasmani dengan hasil belajar Pendidikan Jasmani, seberapa besar hubungan antara prestasi akademik dengan hasil belajar Pendidikan Jasmani dan untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara kebugaran jasmani dan
prestasi akademik dengan hasil belajar Pendidikan Jasmani pada siswa kelas XII di SMK Bhakti Utama Bandar Lampung.
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode korelasi. Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian, yaitu kebugaran jasmani dan prestasi akademik dan hasil belajar pendidikan jasmani siswa yang diperoleh dari nilai akademik Penjaskes semester I tahun pelajaran 2010/2011. Kemudian
kebugaran jasmani diukur dengan tes TKJI yang terdiri dari beberapa rangkaian tes seperti: a) lari 60 meter, b) gantung angkat tubuh untuk putra dan gantung siku tekuk untuk putri, c) baring duduk 60 detik, d) loncat tegak, dan 5) lari 1200 meter untuk putra dan lari 1000 meter untuk putri.
HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DAN PRESTASI AKADEMIK DENGAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI PADA SISWA
KELAS XII DI SMK BHAKTI UTAMA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2011/2012
Oleh
ABDURACHMAN SAPUTRA UTAMA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program studi pendidikan jasmani dan kesehatan Jurusan ilmu pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DAN PRESTASI AKADEMIK DENGAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI PADA SISWA
KELAS XII DI SMK BHAKTI UTAMA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2011/2012
Oleh
ABDURACHMAN SAPUTRA UTAMA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka Pikir Hubungan Kebugaran Jasmani dan Prestasi Akademik
Hasil Belajar Siswa ... 24
2. Tes Lari 60 Meter ... 32
3. Gantung Angkat Tubuh ... 33
4. Tes Angkat Siku Tekuk ... 34
5. Tes Baring Duduk ... 35
6. Tes Loncat Tegak ... 36
7. Tes Lari Jarak Sedang ... 37
8. Diagram Batang Kebugaran Jasmani ... 42
DAFTAR ISI
F. Instrumen Penelitian ... 32
G.Teknik Analisis data ... 37
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 39
1. Variabel Kebugaran Jasmani ... 39
2. Variabel Hasil Belajar Penjaskes ... 42
B. Pengujian Hipotesis ... 43
C. Pembahasan ... 50
V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 53
B. Saran ... 54
DAFTAR PUSTAKA ... 56
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Interprestasi Koefisien Korelasi Nilai r ... 39
2. Distribusi Frekuensi Kebugaran Jasmani ... 41
3. Distribusi Frekunsi Hasil Belajar Penjaskes ... 42
4. Hubungan Kebugaran Jasmani dengan Hasil Belajar Penjaskes ... 44
Motto hidup :
“Katakanlah, Ya Allah yang memiliki kerajaan, Engkau
berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan
Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki.
Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau
hinakan orang yang Engkau kehendaki. Ditangan Engkaulah
segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau maha kuasa atas
segala sesuatu. Engkau masukkan malam ke dalam siang dan
Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan
yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati
dari yang hidup. Engkau beri rezeki kepada siapa saja yang
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Drs. Usman Adam, M.Pd. …………
Sekretaris : Drs. Ade Jubaedi, M.Pd. …………
Penguji
Bukan Pembimbing : Drs. Wiyono, M.Pd. …………
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. Hi. Bujang Rahman, M. Si. NIP 19600315 198503 1 003
PERNYATAAN
Bahwa saya yang bertandatangan di bawah ini :
Nama : Abdurachman Saputra Utama
NPM : 0513051037
Tempat tanggal lahir : Tanjung karang, 13 Maret 1986
Alamat : Jln. Hos. Cokroaminoto No 30/303 Kebon Jahe Bandar
Lampung Kode Pos 35119
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “ Hubungan Kebugaran
Jasmani dan Prestasi Akademik Dengan Hasil Belajar Pada Siswa
Kelas XII Di SMK Bhakti Utama Bandar Lampung Tahun Ajaran 2011/2012
adalah benar hasil karya penulis berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada
tanggal 29 November s.d 15 Desember 2011. Skripsi ini bukan hasil menjiplak,
dan atau hasil karya orang lain.
Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya. Apabila ternyata tidak
benar maka saya bersedia menerima sangsi yang telah ditetapkan.
Bandar Lampung, September 2012
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah, SWT. Atas Nikmat –Nya yang berlimpah kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik.
Skripsi ini penulis persembahkan
kepada almarhumah Ummi yang sangat penulis sayangi
kepada Abati yang telah memberikan doa, cinta dan kasih sayangnya agar penulis berhasil mencapai cita-cita dan sukses dunia akhirat.
Uti Lidya, Mas Abas, Uni Acum , Ses Cis , Bang Joni, keponakanku Ayyasy, Yaya, Ifah, Hilmy, Abi dan Aisyah yang sangat penulis sayangi,
terima kasih atas perhatian dan motivasinya sehingga membuat penulis menjadi tegar untuk berusaha menyelesaikan skripsi ini.
Almamater-ku FKIP Unila,
Judul Skripsi : Hubungan Kebugaran Jasmani dan Prestasi
Akademik Dengan Hasil Belajar Pada Siswa
Kelas XII Di SMK Bhakti Utama Bandar Lampung Tahun Ajaran 2011/2012
Nama Mahasiswa : Abdurachman Saputra Utama
Nomor Pokok Mahasiswa : 0513051037
Program Studi : Penjaskes
Jurusan : Ilmu pendidikan
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI
1. Komisi Pembimbing
Drs. Usman Adam, M.Pd. Drs. Ade Jubaedi, M.Pd.
NIP 19520229 198303 1 004 NIP 19581210 198712 1 001
2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Tanjungkarang pada tanggal 13 Maret 1986. Anak keempat
dari empat bersaudara pasangan Abati Hi .Achmad Sjukrie Delmi,AR,S.E dan
Ummi Hj. Dra. Dahlia Sari (Alm).
Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah Taman Kanak-Kanak di
TK Asyiah Buthanul Atfal tamat pada tahun 1993, melanjutkan Sekolah Dasar di
SDN 2 Enggal tamat tahun 1999, kemudian menempuh pendidikan Menengah
Pertama di SMPN 1 Tanjungkarang tamat pada tahun 2002 dan melanjutkan
Sekolah Menengah Atas di SMAN 10 Bandarlampung tamat tahun 2005.
Pada tahun 2005 penulis menjadi mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung pada Program Studi Pendidikan Jasmani dan
SANWACANA
Asalamualaikum. Wr. Wb
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan Salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW yang mulia. Skripsi dengan judul ”Hubungan antara Kebugaran Jasmani dan Prestasi Akademik Dengan Hasil Balajar Pendidikan Jasmani Pada Siswa kls XII di SMK Bhakti Utama Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012” adalah dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk pencapaian gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Usman Adam, M.Pd selaku Pembimbing pertama yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi serta kepercayaan kepada penulis
2. Bapak Drs. Ade Jubaedi, M.Pd selaku Pembimbing kedua sekaligus pembimbing akademik yang juga telah memberikan bimbingan dan pengarahan serta kepercayaan kepada penulis
3. Bapak Drs. Wiyono, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan FKIP Universitas Lampung sekaligus penguji utama.
4. Bapak . Dr. Hi. Bujang Rahman, M.S selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.
5. Bapak Drs. Baharudin Risyak, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Lampung.
6. Abang Prof.Dr. Ir. Wan Abas Zakaria, M.S yang telah memberikan banyak perhatian dan motivasinya dalam mengerjakan skripsi ini.
7. Akas Dr. Muhammad Thoha Sampurna Jaya, M.S yang telah banyak membantu dalam mengerjakan skripsi ini.
8. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Penjaskes FKIP Unila yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan keteladanan selama penulis menjalani studi.
10. Kepala SMK Bhakti Utama Bandar Lampung yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian ini pada siswa kelas XII tahun ajaran 2011/2012
11. Siswa-siswi SMK Bhakti Utama Bandar Lampung kelas XII tahun pelajaran 2011/2012 terimakasih atas waktu dan kerjasamannya
12. Teman-teman seperjuangan angkatan 2005, ayo sukseskan program S1 secepatnya. Semangat.
13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penyelesaian tugas akhir ini.
Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin.
Wasalamualaikum Wr. Wb.
Bandar Lampung, 20 September 2012 Penulis
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan nasional itu sendiri berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Tujuan pendidikan nasional yang diharapkan dapat tercapai jika pendidikan
diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistemik dengan memberdayakan
semua komponen dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan
pendidikan. Pendidikan juga harus diselenggarakan dengan memberi keteladanan,
membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam
2
sepanjang hayat. Hal ini berarti pembinaan peserta didik dilakukan secara
bertahap dan berkesinambungan, dimulai dari jenjang pendidikan dasar,
pendidikan menengah, sampai dengan pendidikan tinggi.
Pada setiap jenjang pendidikan tersebut disusun suatu kurikulum yang mengacu
pada standar nasional pendidikan. Dalam kurikulum pendidikan dasar dan
menengah wajib memuat pendidikan agama; pendidikan kewarganegaraan;
bahasa; matematika; ilmu pengetahuan alam; ilmu pengetahuan sosial; seni dan
budaya; pendidikan jasmani dan olahraga; keterampilan/kejuruan; dan muatan
lokal, sedangkan dalam kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat tentang
pendidikan agama; pendidikan kewarganegaraan; dan juga bahasa. Tujuan
pengembangan kurikulum dengan memuat berbagai aspek pendidikan di
dalamnya adalah untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Demikian halnya dengan Pendidikan Jasmani sebagai bagian integral dari sistem
pendidikan secara keseluruhan, bahwa mencerdaskan kehidupan bangsa dapat
melalui instrumen di bidang keolahragaan. Olahraga dapat menjadi salah satu
kegiatan yang sistematis untuk mendorong, membina, serta mengembangkan
potensi jasmani, rohani, dan sosial agar terwujud masyarakat yang maju, adil,
makmur, sejahtera, dan demokratis berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Sesuai dengan tujuan Pendidikan
Jasmani itu sendiri yaitu mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani,
keterampilan berpikir kritis, stabilitas emosional, keterampilan sosial, penalaran
3
Pendidikan Jasmani merupakan wahana pengembangan motorik, pengetahuan,
dan penghayatan nilai-nilai moral serta membiasakan hidup sehat. Pada dasarnya
pendidikan jasmani menurut Djamil (1995:1) ialah suatu bagian dari pendidikan
secara keseluruhan yang mengutamakan aktivitas jasmani dan pembinaan hidup
sehat untuk pertumbuhan dan pengembangan jasmani, mental, social serta
emosional yang serasi, selaras, dan seimbang. Hasil yang diharapkan dari
pendidikan jasmani adalah selain penguasaan berbagai keterampilan gerak dasar
juga kondisi fisik atau sederajat sehat yang baik, sehingga berpengaruh pada hasil
belajar siswa.
Fungsi pendidikan jasmani menurut Purnomo (Buletin Kesjas Edisi 2/th/1995:8),
yaitu: (1) meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan tubuh yang meliputi
kebugaran jasmani dan kesehatan, (2) meningkatkan ketangkasan dan
keterampilan, (3) meningkatkan pengetahuan dan kecerdasan, (4) menambah
kehidupan sosial yang kreatif dan reaktif.
Tingkat kebugaran jasmani yang prima pada pengembangan jiwa pribadi peserta
didik secara utuh. Berbagai manfaat yang diperoleh dari proses pembelajaran
Pendidikan Jasmani seperti disiplin, sportivitas, dan mampu berperilaku hidup
sehat dalam kehidupan di sekolah maupun di masyarakat. Maka dari itu
Pendidikan Jasmani merupakan sebuah investasi jangka panjang dalam upaya
pembinaan mutu sumber daya manusia Indonesia. Hasil yang diharapkan itu akan
dicapai setelah masa yang cukup lama, karena itu upaya pembinaan warga
masyarakat dan peserta didik melalui pendidikan jasmani dan olahraga
4
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) berdampak besar pada cara
kerja manusia dalam upaya meningkatkan profesionalisme dan kualitasnya untuk
mampu berkompetisi agar dapat mencapai kemajuan yang diharapkan. Dampak
lainnya adalah gejala kemerosotan kebugaran jasmani di kalangan anak-anak di
seluruh dunia sudah merupakan gejala umum. Penyebab utama adalah mereka
kurang aktif bergerak karena keterbatasan waktu dan kesempatan untuk berlatih
jasmani, selain itu anak-anak lebih asyik melakukan permainan di komputer,
video games, dan disertai pula dengan pola makan yang tidak sehat sehingga
beresiko menurunkan fungsi organ (degeneratif).
Karena itu sungguh beralasan untuk menjadikan pembinaan kesegaran jasmani
sebagai salah satu fokus yang harus menjadi kepedulian siswa sebagai upaya
untuk meningkatkan kesehatan dan selanjutnya untuk mencapai hasil belajar
siswa. Untuk itu sangat penting untuk mengarahkan pada pengetahuan pentingnya
berolahraga, mengingat bahwa seseorang akan mampu melakukan aktivitas
dengan baik jika ia memiliki tingkat kebugaran yang baik. Jika seseorang sadar
akan pentingnya olahraga dalam kehidupannya sehari-hari, maka ia akan
meluangkan waktunya untuk berolahraga agar tubuh selalu bugar dan aktivitas
belajar siswa berjalan lancar.
Apabila tubuh selalu bugar maka segala sesuatu yang dikerjakan akan berhasil
dengan baik. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan agar tubuh selalu bugar,
mulai dari hanya melakukan pelemasan-pelemasan sederhana dirumah atau
5
sendiri adalah agar dapat memperoleh kebugaran tubuh, meningkatkan kesegaran
jasmani, atau meningkatkan prestasi dan hasil belajar di bidang olahraga tersebut.
Secara formal belajar dapat didefinisikan sebagai tingkah laku yang dikaitkan
dengan kegiatan sekolah. Belajar merupakan fisik atau badaniah yang hasilnya
berupa perubahan-perubahan dalam fisik itu, misalnya, dapat berlari,
mengendarai, berjalan, dan sebagainya. Belajar selain merupakan aktivitas fisik
juga merupakan kegiatan rohani atau psikis.
Belajar tidak hanya mengenai bidang intelektual, akan tetapi mengenai seluruh
pribadi anak. Perubahan kelakuan karena mabuk bukanlah hasil belajar. Pendapat
lain mengatakan bahwa belajar merupakan bentuk pertumbuhan dan
perkembangan dalam diri seorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah
laku yang baru berkat pengalaman dan latihan. Seorang dikatan belajar apabila di
asumsikan dalam diri seorang tersebut mengalami suatu proses kegiatan belajar
yang mengakibatkan suatu perubahan tingkah laku. Dijelaskan pula bahwa belajar
adalah suatu kegiatan dimana seseorang menghasilkan atau membuat suatu
perubahan tingkah laku yang ada dalam dirinya dalam pengetahuan, sikap dan
ketrampilan, sudah barang tentu tingkah laku tersebut adalah tingkah laku yang
positif artinya mencari kesempurnaan hidup. Belajar itu sendiri terdiri dari
berbagai tipe yaitu: (1) menghafal dalam pelajaran dengan sedikit tanpa
memahami artinya, misalnya rumus-rumus matematika; (2) memperoleh
pengertian-pengertian yang sederhana, seperti kenyataan empat di tambah lima
semua berjumlah sembilan; (3) menemukan dan memahami hubungan yang
6
beberapa konsep yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
belajar merupakan kegiatan fisik dan badaniah yang akan mengubah tingkah laku
seseorang yang didapat dari hasil pengalaman dan latihan yang bersifat positif.
Hasil belajar pada dasarnya adalah hasil yang dicapai dalam usaha penguasaan
materi dan ilmu pengetahuan yang merupakan suatu kegiatan yang menuju
terbentuknya kepribadian seutuhnya. Melalui belajar dapat diperoleh hasil yang
lebih baik.
Belajar berarti mengubah tingkah laku. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan
oleh Suhardiman (1988) bahwa belajar adalah mengubah tingkah laku. Belajar
akan membantu terjadinya suatu perubahan pada diri individu yang belajar.
Perubahan itu tidak hanya dikaitkan dengan perubahan ilmu pengetahuan,
melainkan juga berbentuk percakapan, ketrampilan, sikap, pengertian, harga diri,
minat, watak dan penyesuaian diri. Belajar menyangkut segala aspek organisme
dan tingkah laku pribadi seseorang, prestasi belajar pada hakekatnya merupakan
hasil dari belajar sebagai rangkaian jiwa raga. Psikofisik untuk menuju
perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang berarti menyangkut unsur cipta,
rasa, dan karsa, ranah kognitif, efektif dan prestasi motorik.
Prestasi belajar sebagai suatu hasil belajar akan menjangkau tiga ranah atau matra
seperti yang dikemukakan oleh Bloom dalam Dimyati, (2002), yaitu ranah
kognitif, efektif, dan psikomotorik dimana ranah tersebut dipenuhi menjadi
beberapa jangkauan kemampuan. Jangkauan kemampuan ranah kognitif tersebut
adalah meliputi (1) pengetahuan dan ingatan (knowledge); (2) Pemahaman,
7
menguraikan, menentukan hubungan (analysis); (5) mengorganisasikan,
merencanakan membentuk bangunan baru (syntesis), dan (6) menilai evaluation).
Termasuk kedalam ranah afektif (affective) adalah; (1) sikap menerima
(receiving); (2) partisipasi (participation); (3) menentukan penilaian (valuing); (4)
mengorganisasi (organization); dan (5) pembentukan pola hidup
(characterization).
Sedangkan ranah psikomotor menurut Simpson dalam Dimyati, (2002) meliputi:
(1) persepsi; (2) kesiapan; (3) gerakan terbimbing; (4) gerakan yang terbiasa; (5)
gerakan kompleks; (6) pentesuaian pola gerakan; (7) kreativitas. Dengan
demikian hasil belajar dapat dikatakan sempurna apabila target jangkauan
mengenai pencapaian tingkat sebagaimana yang telah diasebutkan sesuai denga
tujuan belajar yang diharapkan siswa.
Prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil maksimum yang telah dicapai oleh
siswa setelah mengalami proses belajar mengajar dalam mempelajari materi
pelajaran tertentu. Hasil belajar tidak mutlak berupa nilai saja, akan tetapi dapat
berupa perubahan atau peningkatan sikap, kebiasaan, pengetahuan, keuletan,
ketabahan, penalaran,kedisiplinan, ketrampilan dan sebagaimana yang menuju
pada perubahan positif. Prestasi belajar menunjukkan kemampuan siswa yang
sebenarnya yang telah mengalami proses pengalihan ilmu pengetahuan dari
seseorang yang dapat dikatakan dewasa atau memiliki pengetahuan kurang.
Walaupun sebenarnya prestasi ini bersifat sesaat saja, tetapi sudah dapat dikatakan
bahwa siswa tersebut benar-benar memiliki ilmu pada materi atau bahasan
8
jauh siswa dapat menangkap , memahami, memiliki materi pelajaran tertentu.
Atas dasar itu pendidik dapat menentukan strategi belajar-mengajar yang lebih
baik, terutama yang berhubungan dengan hasil belajar pendidikan jasmani.
Dengan demikian peningkatan hasil belajar pendidikan jasmani diharapkan dapat
ditransfer secara positif ke dalam kemampuan belajar kognitif. Hal ini diharapkan
tercermin dari meningkatnya hasil prestasi belajar siswa. Melalui pendidikan
jasmani dan olahraga diharapkan para siswa dapat lebih mudah menguasai
konsep-konsep dan keterampilan yang lainnya, sehingga terjadi transfer hasil
belajar pendidikan jasmani yang positif terhadap penguasaan konsep-konsep dan
keterampilan bidang studi lainnya.
Pendidikan jasmani dengan pengayaan program kurikuler diharapkan akan sangat
bermakna dalam peningkatan prestasi belajar guna mendukung pencapaian hasil
belajar pendidikan jasmani pada umumnya.
Hasil belajar pendidikan jasmani sangat berkaitan erat dengan prestasi belajar dan
kebugaran tubuh siswa. Jika hasil balajar pendidikan jasmani baik, maka secara
otomatis tingkat kebugaran tubuh juga baik dan akan berpengaruh terhadap
prestasi belajar siswa. Namun permasalahan yang dihadapi pada umumnya
kurangnya pemahaman siswa tentang maksud dan tujuan pendidikan jasmani
sehingga pada proses pembelajaran belum semua antusias untuk beraktivitas
jasmani. Selain itu permasalahan yang sering muncul adalah kurangnya
pemahaman siswa tentang pentingnya tubuh bugar dan sehat, padahal jika siswa
9
siswa akan memperoleh prestasi dan hasil belajar pendidikan jasmani yang baik di
sekolah.
Berdasarkan hasil observasi di SMK Bhakti Utama pada saat melaksanakan Tes
Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) siswa kelas XII, rata-rata tingkat kebugaran
jasmani siswa masih rendah. Hasil tes TKJI ini juga berbanding lurus dengan hasil
belajar siswa, rata-rata nilai siswa belum mencapai standar ketentuan sekolah.
Siswa dinyatakan berhasil atau tuntas dalam mengikuti proses pembelajaran jika
mencapai nilai 70.
Penulis mengidentifikasi penyebab rendahnya tingkat kebugaran jasmani siswa
adalah terbatasnya alokasi waktu pembelajaran Pendidikan Jasmani di sekolah
yang hanya 2X40 menit sekali dalam seminggu, kemudian didukung dengan pola
hidup siswa yang kebanyakan tidak memanfaatkan waktu luang untuk berolahraga
di luar jam sekolah. Penulis menyimpulkan perlu adanya latihan kondisi fisik
yang teratur dan kontinue sehingga tingkat kesegaran jasmani siswapun
meningkat. Kesegaran jasmani akan memberikan manfaat yang sangat baik dalam
kapasitas belajar, kesehatan, dan ketahanan terhadap penyakit. Dengan tingkat
kebugaran jasmani yang optimal maka hasil belajar Pendidikan Jasmanipun
diharapkan juga dapat meningkat.
Atas latar belakang inilah, penulis ingin melakukan penelitian dengan judul
“Hubungan Kebugaran Jasmani dan Prestasi Akademik dengan Hasil Belajar
PenjaskesPada Siswa Kelas XII di SMK Bhakti Utama Bandar Lampung”.
10
atau belajar siswa sehingga dapat melaksanakan tugas-tugasnya sebagai seorang
pelajar secara optimal untuk mendapatkan hasil yang baik.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan yang dapat
diidentifikasi adalah sebagai berikut :
1. Masih rendahnya tingkat kebugaran jasmani siswa kelas XII di SMK
Bhakti Utama kurang.
2. Sebagian besar siswa kelas XII di SMK Bhakti Utama belum mencapai
standar ketentuan sekolah yaitu nilai 70.
3. Kurangnya kesadaran siswa untuk memanfaatkan waktu luang dengan
berolahraga.
C. Rumusan Masalah
Sesuai latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, maka
masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah ada hubungan antara kebugaran jasmani dengan hasil belajar
Pendidikan Jasmani pada siswa kelas XII di SMK Bhakti Utama Bandar
Lampung.
2. Apakah ada hubungan antara prestasi akademik dengan hasil belajar
Pendidikan Jasmani pada siswa kelas XII di SMK Bhakti Utama Bandar
Lampung.
3. Apakah ada hubungan antara kebugaran jasmani dan prestasi akademik
dengan hasil belajar Pendidikan Jasmani pada siswa kelas XII di SMK
11
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka adapun tujuan dari penelitian ini :
1. Untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara kebugaran jasmani
dengan hasil belajar Pendidikan Jasmani pada siswa kelas XII di SMK
Bhakti Utama Bandar Lampung.
2. Mengetahui seberapa besar hubungan antara prestasi akademik dengan
hasil belajar Pendidikan Jasmani pada siswa kelas XII di SMK Bhakti
Utama Bandar Lampung.
3. Mengetahui seberapa besar hubungan antara kebugaran jasmani dan
prestasi akademik dengan hasil belajar Pendidikan Jasmani pada siswa
kelas XII di SMK Bhakti Utama Bandar Lampung.
E .Manfaat Penelitian
Ada pun manfaat yang diharapkan penulis dari penelitian ini adalah :
1. Bagi Siswa
Dapat meningkatkan kebugaran jasmani siswa sehingga mempertinggi
prestasi hasil belajarnya.
2. Bagi Guru
Sebagai bahan pemikiran guru Pendidikan Jasmani dalam usaha
meningkatkan hasil belajar juga ikut meningkat.
3. Bagi peneliti
Peneliti memperoleh pengetahuan serta dapat mengetahui secara empiris
12
Pendidikan Jasmani pada siswa kelas XII di SMK Bhakti Utama Bandar
Lampung.
F. Ruang Lingkup Penelitian
Objek penelitian : Hasil belajar Pendidikan Jasmani, tingkat kebugaran
jasmani dan prestasi akademik
Subjek penelitian : Siswa Kelas XII tahun pelajaran 2011/2012 di SMK
Bhakti Utama Bandar Lampung.
13
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Kebugaran Jasmani
1. Pengertian Kebugaran Jasmani
Para ahli mengemukakan pendapat masing-masing tentang kebugaran jasmani.
Menurut Safrit (1994: 146) ada dua definisi yang bisa digunakan. Dari sudut
pandang fisiologis, kebugaran jasmani adalah kapasitas untuk dapat
menyesuaikan diri terhadap latihan yang melelahkan dan pulih dari akibat
latihan tersebut. Definisi kebugaran jasmani yang lebih umum adalah
kemampuan untuk dapat melaksanakan tugas sehari-hari dengan semangat,
tanpa rasa lelah yang berlebihan, dan dengan penuh energi melakukan dan
menikmati kegiatan pada waktu luang dan dapat menghadapi keadaan darurat
bila datang.
Menurut Sudoso Sumodisarjono (1989), kebugaran jasmani adalah kemampuan
seseorang untuk melaksanakan tugas sehari-hari dengan mudah tanpa
merasakan lelah yang berlebihan, serta masih mempunyai sisa atau cadangan
tenaga untuk menikmati waktu senggangnya untuk keperluan-keperluan
mendadak.
Kemudian dari hasil rumusan pada seminar kesegaran jasmani yang
16-14
20 Maret 1971 di Jakarta dalam Nurhasan (2001: 132), memaparkan bahwa
kebugaran jasmani adalah kemampuan untuk melakukan pekerjaan dengan efisien
tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti.
Berdasarkan pengertian tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa bila
seseorang memiliki kebugaran jasmani yang tinggi maka ia dapat melakukan
kegiatan lebih sempurna sehingga dapat meningkatkan hasil belajarnya. Dan
untuk mempertahankan kesegaran jasmani maka diperlukan banyak latihan yang
teratur.
2. Komponen–Komponen Kebugaran Jasmani
Kriteria kebugaran jasmani ditentukan oleh dua komponen yaitu komponen
kesehatan dan komponen keterampilan. Komponen kebugaran jasmani terdiri dari
4 hal pokok, yaitu; a. cardiovaskular endurance (daya tahan kardiovaskuler), b.
muscular endurance and strength (daya tahan dan kekuatan otot), c. body
composition (keseimbangan pertumbuhan tubuh), dan d. flexibility (kelentukan).
(Hafen dalam Ichsan, 1988: 55). Sedangkan komponen keterampilan terdiri dari 5
hal pokok, yaitu; a. muscular power (kekuatan otot), b. agility (kelincahan), c.
speed (kecepatan), d. muscle bulk (ketebalan otot), dan e. posture (bentuk tubuh).
(Wynder dalam Ichsan, 1988: 55)
Menurut Clark dalam Nurhasan (2001: 133) unsur-unsur yang merupakan
komponen inti dalam kebugaran jasmani meliputi : (a) kekuatan otot, (b) daya
tahan otot dan (c) daya tahan kardio-vaskular. Sedangkan menurut Johnson dan
15
kebugaran jasmani meliputi: kekuatan, daya tahan otot, daya tahan cardioaskular
dan fleksibilitas.
Mengacu kepada batasan mengenai kebugaran jasmani dan pendapat para pakar
mengenai unsur-unsur yang terdapat dalam kebugaran jasmani, maka dapat
dikemukakan bahwa unsur-unsur yang terdapat dalam lingkup kebugaran jasmani
meliputi : 1) kekuatan, 2) daya ledak (power), 3) kecepatan, 4) kelenturan, 5) daya
tahan otot, 6) daya tahan kardio-respiratori.
Menurut M. Sajoto (1995) aspek-aspek kondisi fisik adalah satu kesatuan yang
utuh dari komponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja baik
dalam peningkatan maupun pemeliharaan kondisi fisik. Komponen kondisi fisik
itu meliputi :
a. Kekuatan (strength) adalah komponen fisik seseorang tentang kemampuannya dalam mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja.
b. Daya tahan (endurance) dalam hal ini dikenal dua macam. Pertama adalah daya tahan umum (general endurance) yaitu kemampuan seseorang dalam mempergunakan sistem jantung, paru-paru, dan peredaran darahnya secara
efektif dan efisien untuk menjalankan pekerjaan secara terus-menerus yang
melibatkan kontraksi sejumlah otot dengan intensitas dalam waktu yang cukup
lama. Kedua adalah daya tahan otot (local endurance) yaitu kemampuan
seseorang untuk mempergunakan ototnya untuk berkontraksi secara
terus-menerus dalam waktu yang relatif lama dengan beban tertentu.
c. Daya ledak otot (muscular power) kemampuan seseorang untuk
16
sependek-pendeknya. Dalam hal ini dapat dinyatakan bahwa daya otot =
kekuatan X kecepatan.
d. Kecepatan (speed) kemampuan seseorang dalam mengerjakan gerakan berkesinambungan dalam bentuk yang sama dalam waktu
sesingkat-singkatnya.
e. Daya lentur (flexibility) seseoraang dalam penyesuaian diri dalam aktifitas dengan penguluran tubuh yang luas. Hal ini sangat mudah ditandai dengan
tingkat flexibility persendian pada seluruh tubuh.
f. Kelincahan (aglility) adalah kemampuan seseorang merubah posisi di area tertentu.
g. Koordinasi (coordination) adalah kemampuan seseorang mengintegrasi bermacam-macam gerakan yang berbeda kedalam pola gerakan tunggal secara
efektif.
h. Keseimbangan (balance) Kemampuan seseorang mengendalikan organ-organ saraf otot.
i. Ketepatan (accuracy) adalah seseorang untuk mengendalikan gerak-gerak bebas terhadap suatu sasaran. Sasaran ini dapat merupakan jarak atau mungkin
suatu obyek langsung yang harus dikenai dengan salah satu bagian tubuh.
j. Reaksi (reaction) adalah kemampuan seseorang untuk segera bertindak secepatnya dalam menanggapi rangsangan yang ditimbulkan lewat indera,
saraf, atau perasaan lainya. Seperti dalam mengantisipasi datangnya bola,
Sajoto, (1995: 8-11).
Untuk memperbaiki kesegaran jasmani komponen- komponen tersebut harus
17
kesegaran jasmani seluruhnya. Maka guru pendidikan jasmani perlu menyusun
program latihan yang mencangkup komponen- komponen tersebut sesuai dengan
tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak.
3. Pentingnya Latihan Kebugaran Jasmani
Para siswa seharusnya diajarkan dan dididik untuk memahami faktor yang
mengandung resiko bagi kesehatannya. Dan mendapat pengetahuan mengenai
ancaman terhadap kesehatan, akibat kurang gerak. Kepada mereka perlu
ditanamkan pemahaman tentang manfaat yang dapat dieroleh dari partisipasi aktif
dalam aktivitas jasmani di sepanjang hayat.
Menurut Lutan, dkk (2002: 11) Latihan jasmani secara teratur mendatangkan
manfaat : 1. Terbangun kekuatan dan daya tahan otot, seperti juga kekuatan tulang
dan persendian, selain mendukung performa baik dalam olahraga maupun non
olahraga 2. Meningkatkan daya tahan aerobic 3. Meningkatkan fleksibilitas 4.
Membakar kalori yang memungkinkan tubuh terhindar dari kegemukan 5.
Mengurangi stress 6. Meningkatkan rasa bahagia dan berguna.
Secara singkat dapat dikatakan, seseorang yang aktif berolahraga atau rajin
melakukan aktivitas jasmani akan memperolah banyak keuntungan karena selain
mempertinggi daya kerja, kegiatan yang teratur ini bermanfaat juga untuk
mencegah penyakit.
B. Prestasi Akademik
Prestasi Akademik merupakan kesuksesan individu yang diperoleh dalam
18
dalam nilai-nilai kuantitatif berupa angka yang tertulis di dalam rapor dengan
rentang nilai dari satu hingga sepuluh. Dalam hal ini nilai yang digunakan adalah
jumlah nilai semua mata pelajaran subjek dalam kurun waktu tertentu, yaitu kurun
waktu catur wulan. Rentang nilai kumulatif tersebut tergantung pada jumlah mata
pelajaran.
Menurut Sobur (2006) bahwa prestasi belajar merupakan perubahan dalam hal
kecakapan tingkah laku, ataupun kemampuan yang dapat bertambah selama
beberapa waktu dan tidak disebabkan proses pertumbuhan tetapi adanya situasi
belajar. Sedangkan Setiawan (2006) menjelaskan prestasi akademik adalah istilah
untuk menunjukkan suatu pencapaian tingkat keberhasilan tentang suatu tujuan
karena suatu usaha belajar telah dilakukan oleh seseorang secara optimal.
Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar individu. Menurut
Rola (2006) terdapat empat faktor yang mempengaruhi terhadap prestasi belajar
yaitu : 1. Pengaruh keluarga dan kebudayaan. Besarnya kebebasan yang diberikan
orangtua kepada anaknya, jenis pekerjaan orangtua dan jumlah urutan anak dalam
keluarga memiliki pengaruh yang sangat besar dalam perkembangan prestasi.
Produk-produk kebudayaan pada suatu daerah seperti cerita rakyat, sering
mengandung tema prestasi yang bisa meningkatkan semangat. 2. Peranan konsep
diri. Konsep diri merupakan bagaimana individu berpikir tentang dirinya sendiri.
Apabila individu percaya bahwa dirinya mampu untuk melakukan sesuatu, maka
individu akan termotivasi untuk melakukan hal tersebut sehingga berpengaruh
dalam tingkah lakunya. 3. Pengaruh dari peran jenis kelamin. Prestasi akademik
19
yang belajar tidak maksimal khususnya jika wanita tersebut berada di antara pria.
Pada wanita terdapat kecenderungan takut akan ksuksesan, yang artinya pada
wanita terdapat kekhawatiran bahwa dirinya akan ditolak oleh masyarakat apabila
dirinya memperoleh kesuksesan namun sampai saat ini konsep tersebut masih
diperdebatkan. 4. Pengakuan dan prestasi. Individu akan berusaha keras jika
dirinya merasa diperdulikan oleh orang lain. Dimana prestasi sangat dipengaruhi
oleh peran orang tua, keluarga dan dukungan lingkungan tempat dimana individu
berada. Individu yang diberi dorongan untuk berprestasi akan lebih realistis dalam
mencapai tujuannya.
Sobur (2006) menjelaskan bahwa individu yang memiliki keinginan untuk
berprestasi tinggi adalah individu yang memiliki standar berprestasi, memiliki
tanggung jawab pribadi atas apa yang dilakukannya, lebih suka bekerja pada
situasi dimana dirinya mendapat umpan balik sehingga dapat diketahui seberapa
baik tugas yang telah dilakukannya.
C. Teori Pendidikan Jasmani
1. Pendidikan Jasmani
Pendidikan Jasmani mengandung dua pengertian yaitu pendidikan untuk jasmani
dan pendidikan melalui aktivitas jasmani. Pendidikan untuk jasmani mengandung
pengertian bahwa jasmani merupakan tujuan akhir dari proses pendidikan dengan
mengabaikan aspek yang lain, sedangkan pendidikan melalui aktivitas jasmani
mengandung pengertian bahwa tujuan pendidikan dapat dicapai melalui aktivitas
20
dan psikomotor. Ketiga aspek tersebut dapat dibentuk melalui aktivitas jasmani
yang berupa gerak jasmani atau olahraga.
Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani
yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan
keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap
sportif, dan kecerdasan emosi. Lingkungan belajar diatur secara seksama untuk
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah, baik jasmani,
psikomotor, kognitif, dan afektif setiap siswa. Pengalaman yang disajikan akan
membantu siswa untuk memahami mengapa manusia bergerak dan bagaimana
cara melakukan gerakan secara aman, efisien, dan efektif. (Kurikulum Penjas,
2004)
2. Pentingnya Pendidikan Jasmani
Beban belajar di sekolah begitu berat dan menekan kebebasan anak untuk
bergerak. Kebutuhan anak untuk bergerak lebih leluasa tidak bisa dipenuhi karena
keterbatasan waktu dan kesempatan. Lingkungan sekolah tidak menyediakan
wilayah yang menarik untuk dijelajahi. Pendidikanpun lebih mengutamakan
prestasi akademis. Faktor kehidupan di rumah dan lingkungan luar sekolah ikut
memberikan pengaruh pada anak. Kebiasaan yang buruk seperti anak kurang
bergerak karena asyik menonton TV atau video game membuat kebugaran anak
semakin menurun. Sejalan dengan itu semakin diperparah oleh pengetahuan dan
kebiasaan makan yang buruk sehingga beresiko menurunkan fungsi organ
21
Disinilah pentingnya Pendidikan Jasmani, Pendidikan Jasmani menyediakan
ruang untuk belajar menjelajahi lingkungan, mencoba kegiatan yang sesuai minat
anak dan menggali potensi dirinya. Melalui Pendidikan Jasmani anak-anak
menemukan saluran yang tepat untuk memenuhi kebutuhannya akan gerak,
menyalurkan energi yang berlebihan agar tidak mengganggu keseimbangan
perilaku dan mental anak, menanamkan dasar-dasar keterampilan yang berguna
dan merangsang perkembangan yang bersifat menyeluruh, meliputi aspek fisik,
mental, emosi, sosial, dan moral.
3. Hasil Belajar Pendidikan Jasmani
Belajar adalah suatu perubahan yang relatif pemanen dalam suatu kecenderungan
tingkah laku sebagai hasil dari praktik atau latihan. (Nana Sujana. 1991: 5)
Menurut Thorndike dalam Arma Abdulllah dan Agus Manadji (1994: 162) belajar
adalah asosiasi antara kesan yang diperoleh alat indera (stimulus) dan impuls
untuk berbuat (respons). Ada tiga aspek penting dalam belajar, yaitu hukum
kesiapan, hukum latihan dan hukum pengaruh.
a. Hukum kesiapan
Berarti bahwa individu akan belajar jauh lebih efektif dan cepat bila ia telah siap
atau matang untuk belajar dan seandainya ada kebutuhan yang dirasakan. Ini
berarti dalam aktivitas pendidikan jasmani guru seharusnyalah dapat menentukan
materi-materi yang tepat dan mampu dilakukan oleh anak. Guru harus
memberikan pemahaman mengapa manusia bergerak dan cara melakukan gerakan
22
b. Hukum latihan
Kegiatan belajar dalam pendidikan diperoleh dengan melakukan. Melakukan
berulang-ulang tidak berarti mendapatkan kesegaran atau keterampilan yang lebih
baik. Melalui pengulangan yang dilandasi dengan konsep yang jelas tentang apa
yang harus dikerjakan dan dilakukan secara teratur akan menghasilkan kemajuan
dalam pencapaian tujuan yang dikehendaki. Ini berarti guru harus menerapkan
latihan atau pengulangan dengan penambahan beban agar meningkatnya
kesegaran jasmani anak, dengan memperhatikan pula fase pertumbuhan dan
perkembangan anak.
c. Hukum pengaruh
Bahwa seseorang individu akan lebih mungkin untuk mengulangi
pengalaman-pengalaman yang memuaskan daripada pengalaman-pengalaman-pengalaman-pengalaman yang
mengganggu. Hukum ini seperti yang berlaku pada pendidikan jasmani
mengandung arti bahwa setiap usaha seharusnya diupayakan untuk menyediakan
situasi-situasi agar siswa mengalami keberhasilan serta mempunyai pengalaman
yang menyenangkan dan memuaskan. Guru harus merencanakan model-model
pembelajaran yang menarik dan menyenangkan, akan lebih baik jika disesuaikan
dengan fase pertumbuhan dan perkembangan anak, pada usia remaja, anak akan
menyukai permainan, bermain dengan kelompok-kelompok dan menunjukkan
prestasinya sehingga mendapat pengakuan diri dari orang lain.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999: 3) hasil belajar merupakan hasil dari suatu
interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar
diakhiri dengan evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan
23
masalah dalam penelitian ini maka hasil belajar yang dituju dalam penelitian ini
adalah peningkatan kebugaran jasmani siswa, menyangkut aspek daya tahan
aerobik, kekuatan dan daya tahan otot, fleksibilitas dan kecepatan.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat penulis simpulkan hasil belajar Pendidikan
Jasmani adalah adanya perubahan atau peningkatan keterampilan yang
menyangkut kognitif, afektif dan terutama psikomotor setelah anak melakukan
aktivitas jasmani, sehingga pada akhirnya tercapailah kebugaran jasmani yang
menunjang pelaksanaan aktivitasnya sehari-hari.
D. Kerangka Pikir
Aktifitas seseorang akan sangat dipengaruhi oleh tingkat kebugaran jasmani
individunya, begitu juga dalam hal belajar.Keberhasilan dalam belajar dapat
terpenuhi jika seseorang memiliki energi atau tenaga untuk dapat melaksanakan
aktivitas belajar tersebut, dengan konsentrasi dan juga simpanan energi yang
cukup. Maka kebugaran disini jelas mengambil peranan penting dalam hal daya
tahan seseorang untuk beraktivitas. Adapun komponen-komponen fisik dasar
yang mendukungnya tersebut meliputi banyak hal seperti daya tahan, kekuatan,
power, kecepatan, kelentukan, reaksi, keseimbangan, ketepatan ataupun
koordinasi yang baik.
Salah satu tujuan diberikannya pelajaran bidang studi pendidikan jasmani di
sekolah adalah untuk mempertinggi tingkat kebugaran jasmani siswa. Kebugaran
jasmani merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia. Segala aktifitas
24
akan lebih baik daripada apabila dikerjakan dengan tubuh dalam keadaan tidak
bugar atau tidak sehat.
Kebugaran jasmani merupakan salah satu aspek fisik dari kabugaran
keseluruhan.Selain dipengaruhi aktifitas fisik seseorang kebugaran jasmani juga
turut mempengaruhi aktifitas psikis termasuk intelektual seseorang.
Prestasi akademik dan hasil belajar pendidikan jasmani siswa salah satunya
dipengaruhi oleh kebugaran jasmani, apabila tubuh bugar dan sehat maka
pencapaian prestasi siswa akan berjalan secara optimal.
Berdasarkan alur pemikiran diatas, maka skema kerangka pikir penelitian ini
adalah sebagai berikut :
.
Gambar 1. Kerangka Pikir hubungan kebugaran Jasmani dan Prestasi akademik
dengan hasil belajar siswa kelas XII SMK Bhakti Utama Bandar Lampung
E. Hipotesis
Menurut Arikunto (2006 : 71) hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat
sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang
terkumpul. Maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai
25
H1 : Ada hubungan yang signifikan antara kebugaran jasmani dengan hasil
belajar Pendidikan jasmani pada siswa kelas XII di SMK Bhakti Utama
Bandar Lampung
H2 : Ada hubungan yang signifikan antara prestasi akademik dengan hasil
belajar Pendidikan jasmani pada siswa kelas XII di SMK Bhakti Utama
Bandar Lampung
H3 : Ada hubungan yang signifikan antara kebugaran jasmani dan prestasi
akademik dengan hasil belajar Pendidikan jasmani pada siswa kelas XII di
27
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Metode penelitian adalah strategi umum yang dianut dalam pengumpulan dan
analisis data yang diperlukan, guna menjawab persoalan yang dihadapi.
Menurut Kartini Kartono metodologi penelitian adalah ajaran mengenai
metode-metode dipergunakan dalam proses penelitian. Sedangkan menurut Winarno
Surachman metodologi adalah ilmu pengetahuan yang membahas tentang jalan atau
cara mendapatkan sesuatu (dalam hal ini data) dengan menggunakan tekhnik serta
alat-alat yang sistematis dalam rangka mendapatkan suatu hasil yang diinginkan.
Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah
metode korelasi . Dijelaskan oleh Suharsimi Arikunto (2002) penelitian korelasi
bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan dan apabila ada, seberapa
erat hubungan, serta berarti atau tidak hubungan itu. Sedangkan Sukardi (2003)
penelitian korelasi adalah penelitian yang bertujuan untuk menentukan ada
tidaknya hubungan dan seberapa jauh hubungan antara dua variabel atau lebih.
Menurut Riduwan (2005 : 49) penelitian korelasi adalah penelitian yang bertujuan
untuk menentukan ada atau tidaknya hubungan dan seberapa jauh hubungan
28
Berdasarkan pendapat di atas dapat penulis simpulkan bahwa penelitian
korelasi adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh
hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Dan dalam penelitian ini
akan dicari hubungan dari kebugaran jasmani dan prestasi akademik dengan
hasil belajar pendidikan jasmani pada siswa SMK Bhakti Utama.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 130) Populasi adalah keseluruhan dari
subjek penelitian. Populasi penelitian ini adalah : siswa kelas XII di SMK
Bhakti Utama Bandar Lampung sejumlah 150 orang.
2. Sampel
Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 131) Sampel adalah sebagian atau
wakil populasi yang diteliti. Apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik
diambil semua. Sebaliknya jika subjeknya lebih besar dari 100 dapat
diambil antara 10-15 % atau 20-25 %. Maka pengambilan sampel dalam
penelitian ini adalah 20 % dari populasi dengan teknik pengambilan sampel
adalahrandom samplingyaitu 30 siswa, masing-masing kelas diambil 6 siswa secara acak. Jadi sampel penelitian ini adalah sebanyak 30 orang.
C. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah gejala bervariasi, gejala adalah objek penelitian, jadi
variabel adalah objek bervariasi (Suharsimi Arikunto, 2002 : 99). Dalam
29
1. Variabel bebas ialah kebugaran jasmani disimbolkan dengan X1 dan
Prestasi akademik X2.
2. Variabel terikat ialah hasil belajar pendidikan jasmani disimbolkan dengan
Y.
D. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional menurut Husaini Usman (2008:7) ialah petunjuk tentang
bagaimana suatu variabel diukur. Untuk menyamakan persepsi mengenai
variabel yang akan diukur dalam penelitian ini, sebagai berikut :
1. Hubungan
Menurut KBBI (2005 : 358), hubungan adalah keadaan berhubungan atau
sangkut paut. Menurut Suharsimi Arikunto (2002 : 251) bahwa penelitian
korelasi bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan dan apabila
ada, berapa eratnya hubungan serta berarti atau tidak hubungan itu.
Korelasi merupakan angka yang menunjukkan arah dan kuatnya
hubungan antara dua variabel atau lebih. Arah dinyatakan dalam bentuk
hubungan positif dan negatif, sedangkan kuatnya hubungan dinyatakan
dalam besarnya koefisien korelasi. (Sugiyono, 2008: 224)
2. Kebugaran Jasmani
Menurut Sudoso Sumodisarjono (1989), kebugaran jasmani adalah
kemampuan seseorang untuk melaksanakan tugas sehari-hari dengan
mudah tanpa merasakan lelah yang berlebihan, serta masih mempunyai
sisa atau cadangan tenaga untuk menikmati waktu senggangnya untuk
30
(2001: 132), kebugaran jasmani adalah kemampuan untuk melakukan
pekerjaan dengan efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti. Jadi
dalam penelitian ini diharapkan bila seseorang memiliki kebugaran
jasmani yang tinggi maka ia dapat melakukan kegiatan lebih sempurna
sehingga dapat meningkatkan hasil belajarnya.
3. Prestasi Akademik
Menurut Sobur (2006) bahwa prestasi akademik merupakan perubahan
dalam hal kecakapan tingkah laku, ataupun kemampuan yang dapat
bertambah selama beberapa waktu dan tidak disebabkan proses
pertumbuhan tetapi adanya situasi belajar. Sedangkan Setiawan (2006)
menjelaskan prestasi akademik adalah istilah untuk menunjukkan suatu
pencapaian tingkat keberhasilan tentang suatu tujuan karena suatu usaha
belajar telah dilakukan oleh seseorang secara optimal.
4. Hasil Belajar
Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999: 3) hasil belajar merupakan hasil
dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru,
tindak mengajar diakhiri dengan evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa,
hasil belajar merupakan berakhirnya pengalaman dan puncak proses
31
5. Pendidikan Jasmani
Dalam Kurikulum Penjas (2004) dijelaskan bahwa Pendidikan Jasmani
adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain
untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan
motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif,
dan kecerdasan emosi. Lingkungan belajar diatur secara seksama untuk
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah, baik
jasmani, psikomotor, kognitif, dan afektif setiap siswa. Pengalaman yang
disajikan akan membantu siswa untuk memahami mengapa manusia
bergerak dan bagaimana cara melakukan gerakan secara aman, efisien,
dan efektif.
6. Hasil belajar Pendidikan Jasmani
Hasil belajar Pendidikan Jasmani adalah adanya perubahan atau
peningkatan keterampilan yang menyangkut kognitif, afektif dan
terutama psikomotor setelah anak melakukan aktivitas jasmani, sehingga
pada akhirnya tercapailah kebugaran jasmani yang menunjang
pelaksanaan aktivitasnya sehari-hari.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat bantu yang digunakan dalam mengumpulkan data
(Suharsimi Arikunto 192 : 188). Penelitian ini menggunakan instrumen
penelitian, yaitu kebugaran jasmani dan prestasi akademik dan hasil belajar
32
semester I tahun pelajaran 2010/2011. Kemudian kebugaran jasmani diukur
dengan tes TKJI yang terdiri dari beberapa rangkaian tes seperti: a) lari 60
meter, b) gantung angkat tubuh untuk putra dan gantung siku tekuk untuk putri,
c) baring duduk 60 detik, d) loncat tegak, dan 5) lari 1200 meter untuk putra
dan lari 1000 meter untuk putri.
1. Lari Cepat Untuk Putra dan Putri 60 Meter.
Tujuan : mengukur kecepatan lari seseorang
Alat/fasilitas : a) lintasan lurus, rata dan tidak licin; 2) peluit, 3) stop
wacth, 4) bendera start dan tiang pancang, dan 5) Formulir
pencatatan hasil tes dan alat tulis
Pelaksanaan : Testee berdiri di belakang garis start dengan sikap start
berdiri, pada waktu diberi aba-aba “ya”, testee lari ke
depan secepat mungkin untuk menempuh jarak 60 meter.
Pada saat testee sampai finish, stopwatch dihentikan.
Skor : Skor hasil tes yaitu waktu yang dicapai untuk menempuh
jarak 60 meter. Waktu dicatat sampai persepuluh detik.
33
2. Gantung angkat tubuh untuk putra 60 detik dan gantung tekuk siku untuk putri maksimal 60 detik.
Tujuan : mengukur kekuatan dan daya tahan otot lengan dan bahu
Alat/fasilitas :a) lantai yang rata dan bersih, b) palang tunggal, yang
tinggi rendahnya dapat diatur sehingga testee dapat
bergantung, c) stop watch dan d) formulir pencatatan
hasil tes dan alat tulis
Pelaksanaan :Untuk putra : Testee bergantung pada palang tunggal,
sehingga kepala, badan dan tungkai lurus. Kemudian
testee mengangkat tubuhnya, dengan membengkokkan
kedua lengan, sehingga dagu menyentuh atau melewati
palang tunggal, kemudian kembali kesikap semula.
Lakukan gerakan tersebut sebanyak mungkin, tanpa
istirahat selama 60 detik untuk putra.
Gambar 3. Tes Gantung Angkat Tubuh.
Untuk putri : Testee berdiri di bawah palang tunggal, kedua tangan
berpegangan pada palang tunggal selebar bahu, sehingga kepala, badan
34
Dengan bantuan tolakan kedua kaki, test melompat ke atas sampai
mencapai sikap bergantung siku tekuk, dagu berada di atas palang. Sikap
tersebut dipertahankan selama mungkin, maksimal 60 detik.
Gambar 4. Tes Angkat Siku Tekuk.
3. Baring duduk untuk putra dan putri 60 detik
Tujuan : untuk mengukur kekuatan dan daya tahan otot perut
Alat/fasilitas : a) lantai/lapangan rumput yang bersih, b) stop wacth,
c) Formulir pencatatan hasil tes
Pelaksanaan :Testee berbaring terlentang di atas lantai/rumput. Kedua
lutut ditekuk (90º). Kedua tangan dilipat dan diletakkan di
belakang kepala, demgam jari tangan saling berkaitan dan
kedua tangan menyentuh lantai. Salah seorang teman
testee membantu memegang dan menekan kedua
pergelangan kaki, agar jkaki testee tidak terangkat. Pada
aba-aba “ya”, testee bergerak mengambil sikap duduk,
35
kembali kesikap semula. Lakukan gerakan itu
berulang-ulang cepat tanpa istirahat dalam waktu 60 detik.
Skor :Jumlah baring duduk yang dilakukan dengan benar selama
60 detik. Setiap gerakan baring duduk yang tidak benar
diberi angka 0 (nol).
Gambar 5. Tes Baring Duduk.
4. Loncat Tegak
Tujuan : untuk mengukur daya ledak (power) otot tungkai
Alat/fasilitas : a) dinding yang rata dan lantai yang rata dan cukup luas,
b) papan berwarna gelap berukuran 30 X 150 cm beskala
satuan ukuran sentimeter, yang digantung pada dinding
dengan ketinggian jarak antara lantai dengan angka 0
(nol) pada papan yang berskala ukuran 150 cm, c)Serbuk
kapur dan alat penghapus dan d) formulir pencatatan
hasil tes dan alat tulis.
Pelaksanaan : Testee berdiri tegak dekat didinding, bertumpu pada
kedua kaki, dan papan dinding berada di samping tangan
kiri atau kanannya. Kemudian, tangan yang berada dekat
36
ditempelkan pada papan berskala. Kedua tangan lurus di
samping telinga. Kemudian, meloncat setinggi mungkin
sambil menepuk papan beskala dengan tangan yang
terdekat dengan dinding., sehingga meninggalkan bekas
raihan pada paapn berskala. Testee diberi kesempatan
melakukan sebanyak tiga kali loncatan.
Skor : Ambil tinggi raihan yang tetinggi dari ketiga loncatan
tersebut kemudian hasil loncat tegak tsb dengan cara hasil
tertinggi dikurangi tinggi raihan tanpa loncatan.
Gambar 6. Tes Loncat Tegak.
5. Lari jarak sedang untuk putra 1200 meter dan putri 1000 meter.
Tujuan : untuk mengukur daya tahan kardiorespiratori
Alat/fasilitas : a) lapangan yang rata atau lintasan yang telah diketahui
panjangnya sehingga mudah untuk menentukan jarak 800
atau 1000 meter, b) bendera start dan tiang pancang, c)
pluit, d) stop wacth, e) nomor dada, f) formulir pencatatan
hasil ter dan alat tulis, dan g) tanda/ garis untuk start dan
37
Pelaksanaan :Testee berdiri di belakang garis start. Pada aba-aba “ya”,
testee lari menuju garis finish, dengan menempuh jarak
1200 meter untuk putra dan 1000 meter untuk putri. Bila
ada yang mencuri start, maka testee tersebut dapat
mengulangi tes tersebut.
Skor : Hasil yang dicatat sebagai skor kemampuan lari jarak
sedang adalah waktu tempuh jarak 1200 meter untuk putra,
dan 1000 meter untuk putri. Hasil yang dicatat sampai
sepersepuluh detik.
Gambar 7 : Tes Lari Jarak Sedang.
F. Teknik Analisis Data
1. Setelah data dikumpulkan diperoleh hasil tes kebugaran jasmani, dan
prestasi belajar Pendidikan jasmani semeseter II tahun pelajaran
38
G. Pengujian Hipotesis
Untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat dapat
digunakan korelasi product moment dan korelasi ganda. Menurut Sudjana
(2005: 369) Koefisien korelasi antara variabel X dengan Y, dapat dicari
dengan menggunakan rumus korelasi Carl Pearson :
∑ X2= Jumlah kuadrat skor variabel X
∑ Y2 = Jumlah kuadrat skor variabel Y
Dalam Sugiyono (2008: 226) kuatnya hubungan antar variabel
dinyatakan dalam koefisien korelasi. Koefisien korelasi positif terbesar =
1 dan koefisien korelasi negatif terbesar = -1, sedangkan yang terkecil
adalah 0. Bila hubungan antara dua variabel atau lebih itu mempunyai
koefisien korelasi = 1 atau -1, maka hubungan tersebut sempurna. Jika
39
peningkatan pada variabel tertentu maka terjadi penurunan pada variabel
lainnya. Sebaliknya jika didapat r = 1, maka diperoleh korelasi positif
sempurna. Artinya ada hubungan yang positif antara variabel, dan kuat
atau tidaknya hubungan ditunjukkan oleh besarnya nilai koefisien
korelasi. Dan koefisien korelasi adalah 0 maka tidak terdapat hubungan.
Menurut Sugiyono (2008: 231) untuk dapat memberikan penafsiran
terhadap koefisien korelasi yang ditemukan tersebut besar atau kecil,
maka dapat berpedoman pada ketentuan yang tertera pada Tabel 1
sebagai berikut :
Tabel 1. Interpretasi koefisien korelasi nilai r.
Interval Koefisien Korelasi Interpretasi Hubungan
0,80 - 1,00
Untuk mengetahui apakah koefisien korelasi hasil perhitungan signifikan
atau tidak, maka perlu dibandingkan dengan r tabel Product Moment,
dengan taraf kesalahan 5 % (taraf kepercayaan 95 %). Kaidah pengujian
signifikan : Jika rhitung ≥ rtabel, maka tolak Ho artinya ada hubungan
yang signifikan dan jika rhitung < rtabel, maka terima Ho artinya tidak
ada hubungan yang signifikan.
Sedangkan untuk mencari hubungan kedua variabel bebas dengan
40
: Koefisien korelasi ganda antar variabel dan secara
bersama-sama dengan variabel Y
: Koefisien korelasi terhadap Y
: Koefisien korelasi terhadap Y
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka simpulan yang dapat
diambil dari penelitian ini adalah:
1. Terdapat hubungan antara kebugaran jasmani dengan hasil belajar
Pendidikan Jasmani, hal itu terbukti dari hasil pembahasan dengan
menggunakan korelasi product moment, dimana hasil korelasi antara
kebugaran jasmani dengan hasil belajar Pendidikan Jasmani didapat
koefisien korelasi = 0,835 artinya ada hubungan yang positif/ sangat kuat
kebugaran jasmani dengan prestasi belajar pendidikan jasmani siswa pada
siswa kelas XII di SMK Bhakti Utama Bandar Lampung. Dengan
pengujian dan perhitungan dengan perolehan thitung= 8,029 . Kemudian
dibandingkan dengan ttabelpada α = 0,05dan n = 30, uji satu pihak : dk = n
–2 = 30–2 = 28 sehingga diperoleh ttabel= 1,707. Ternyatathitung ≥ ttabel
atau 8,029 > 1,707maka tolak Ho artinya ada hubungan yang signifikan
antara kebugaran jasmani dengan hasil belajar Pendidikan Jasmani dan
kontribusi 69,72 %
2. Terdapat hubungan antara prestasi akademik dengan hasil belajar
Pendidikan Jasmani, hal itu terbukti korelasi antara prestasi akademik
54
artinya ada hubungan yang positif/ sangat kuat. Dan untuk mengetahui
apakah koefisien korelasi tersebut mempunyai hubungan yang signifikan
atau tidak, maka dilakukan uji signifikansi dengan perolehan thitung=
7,249. Kemudian dibandingkan dengan ttabelpada α = 0,05dan n = 30, uji
satu pihak : dk = n–2 = 30–2 = 28 sehingga diperoleh ttabel= 1,707.
Ternyatathitung ≥ ttabelatau 7,249 > 1,707maka tolak Ho artinya ada
hubungan yang signifikan antara prestasi akademik dengan hasil belajar
Pendidikan Jasmani dan kontribusi 65,37 %.
3. Terdapat hubungan antara kebugaran jasmani dan prestasi akademik
dengan hasil belajar Pendidikan Jasmani, hal itu terbukti hasil korelasi
didapat koefisien korelasi = 0,884 artinya ada hubungan yang positif/
sangat kuat. Maka tolak Ho artinya ada hubungan yang signifikan antara
kebugaran jasmani dan prestasi akademik secara bersama-sama dengan
hasil belajar Pendidikan Jasmani dan kontribusi 78,15 %.
4. Bila seseorang memiliki kebugaran jasmani yang tinggi maka ia dapat
melakukan kegiatan lebih sempurna sehingga dapat meningkatkan hasil
belajarnya.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas maka dapat diajukan saran sebagai berikut :
1. Bagi siswa dalam usaha meningkatkan hasil belajar Pendidikan Jasmani
maka perlu menjaga atau meningkatkan kebugaran jasmaninya, sehingga
mampu melaksanakan tugas sehari-hari dengan optimal.
2. Guru Pendidikan Jasmani dalam usaha meningkatkan hasil belajar
55
memanfaatkan waktu luang dengan berolahraga guna menjaga dan
memelihara tingkat kebugaran jasmani
3. Bagi peneliti lain bahwa masih ada unsur lain yang mempengaruhi hasil
belajar Pendidikan Jasmani, hal ini dapat diteliti guna mengetahui
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Arma dan Manadji, Agus. 1994.Dasar- Dasar Pendidikan Jasmani. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.
Arikunto, Suharsimi. 2002.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI). Jakarta.
Ichsan, M. 1988.Pendidikan Kesehatan dan Olahraga. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.
Harsono. 1988.Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis dalam Coaching. Depdikbud Dirti PPLPTK. Jakarta.
Lutan, Rusli, dkk. 2002.Pendidikan Kebugaran Jasmani: Orientasi Pembinaan
Di Sepanjang Hayat. Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Dirjen OR.
Jakarta
Herrhyanto, Nar dan Hamid, Akib. 2003. BukuMateri Pokok : Statistika Dasar. Pusat Penerbit Universitas Terbuka.
Nurhasan. 2001.Tes dan Pengukuran dalam Pendidikan Jasmani: Prinsip-Prinsip dan Penerapannya. Depdiknas Ditjen OR. Jakarta.
Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani. 2000.Buku Pedoman dan Modul Pelatihan Kesehatan Olahraga.Depdiknas. Jakarta.
Riduwan. 2005.Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru Karyawan dan Peneliti Pemula.Penerbit: Alfabeta. Bandung.
57
Sujana, Nana. 1991.Teori-Teori Belajar untuk Pengajaran. Lembaga penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.
Sukardi. 2003.Metodologi Penelitian Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta. Tim Penyusun Kamus Bahasa Pusat. 2005.Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Penerbit Balai Pustaka. Jakarta.