ABSTRAK
KAJIAN KETAHANAN PANGAN RUMAHTANGGA PEDESAAN DALAM UPAYA PENINGKATAN STATUS GIZI MASYARAKAT
DI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN
Oleh
ANGGUN RUSYANTIA
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor dominan yang berpeluang dapat mempengaruhi ketahanan pangan rumahtangga di Desa Trimomukti, Kecamatan Candipuro dan Desa Kelawi, Kecamatan Bakauheni, Kabupaten Lampung Selatan, mencari faktor-faktor dominan yang berpeluang dapat berpengaruh terhadap status gizi balita serta bagaimana hubungan antara tingkat ketahanan pangan rumahtangga dengan status gizi balita di wilayah tersebut. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata kecukupan energi rumahtangga pada masyarakat di kedua wilayah desa secara keseluruhan masih sangat bergantung pada kontribusi energi pangan serealia khususnya beras. Berdasarkan model regresi logistik, semakin banyak jumlah anggota dalam suatu rumahtangga dengan pendapatan yang rendah dan pengeluaran pangan terhadap pendapatan yang tinggi, serta menempuh jarak akses yang jauh (> 1000m) dan memperoleh sumber beras dari membeli ataupun bantuan dan subsidi serta berasal dari masyarakat Desa Trimomukti akan memiliki peluang lebih besar untuk tidak tahan pangan. Berdasarkan model regresi logistik ordinal, semakin bertambah umur seorang balita dengan konsumsi pangan sumber energi yang tidak mencukupi kebutuhan serta rasio pengeluaran pangan rumahtangga terhadap pendapatan yang besar maka peluang balita tersebut akan mengalami status gizi kurang bahkan buruk akan semakin tinggi. Terlihat hubungan antara ketahanan pangan rumahtangga dengan status gizi balita, apabila suatu rumahtangga tahan terhadap pangan maka status gizi balitanya akan semakin baik. Faktor perbedaan wilayah desa yang memberikan kontribusi kecukupan beras per kapita yang tinggi ternyata tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap tingkat ketahanan pangan rumahtangga dan status gizi balita.
ABSTRACT
THE STUDY OF FOOD SUSTAINABILITY IN THE COUNTRY HOUSEHOLD AS AN EFFORT TO INCREASE THE NUTRICIOUS
LEVEL IN THE SOUTH LAMPUNG RESIDENCES
By
ANGGUN RUSYANTIA
This study aimed to analyze the dominant factors that potentially could affect the food security of households in the village of Trimomukti, Candipuro District and the village of Kelawi, Bakauheni District, South Lampung Regency; look for the dominant factors that potentially could affect the nutritional status of children and how the relationship between household food security levels with nutritional status of children in the region. Results showed the average household energy adequacy in both villages is still highly dependent on food energy contribution of cereals, especially rice. Based on logistic regression model, the more the number of members in a household with low income and food expenditures on high incomes, as well as access to a far distance (> 1000m) and obtain resources to purchase rice from aid and subsidies as well as originating from the village of Trimomukti will have greater opportunities for food insecure. Based on ordinal logistic regression model, increasing age of a toddler with food consumption of energy sources that do not meet the need and the ratio of food expenditure of households on incomes greater, the chances these children will experience moderate malnutrition will be higher and even worse. Seen the relationship between household food security with nutrition status, if a food is resistant to household, the nutritional status of children under five will get better. Regional differences in factors that contribute to the adequacy of the village of rice per capita did not have a significant influence on household level food security and nutritional status of children.
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ikan patin (Pangasioniodon hypopthalmus) termasuk jenis ikan air tawar asli Indonesia yang tersebar disebagian wilayah Sumatra dan Kalimantan. Ikan patin merupakan salah satu jenis ikan penghuni sungai-sungai besar. Jenis ikan ini mulai populer setelah berhasil dipijahkan dalam kolam (Djarijah, 2001).
Salah satu usaha yang dibutuhkan dalam rangka menggalakkan budidaya ikan patin adalah usaha pembenihan. Menurut Arifin (1999), usaha pembenihan merupakan serangkaian kegiatan yang meliputi penanganan induk, pematangan gonad, pemijahan, pemeliharaan larva.
Suatu kegiatan budidaya tidak terlepas dari adanya kekhawatiran mengenai penyakit yang menyerang. Penyakit pada ikan budidaya banyak disebabkan oleh jamur, parasit, virus dan bakteri. Salah satu jenis bakteri yang perlu penanggulangan serius adalah Aeromonas salmonicida. Bakteri A. salmonicida bersifat sangat patogen, menyebabkan penyakit furunculosis pada ikan yang disertai dengan terjadinya ulcer dan septisemia yang berujung pada kematian secara akut.
2
tawar dan menjadi masalah yang serius pada ikan air laut khususnya pada budidaya ikan salmon Atlantik. Bakteri ini merupakan penyebab penyakit yang paling penting pada ikan salmonid, juga menjadi patogen pada ikan non salmonid seperti ikan mas, koi, patin, dan lele.
Bakteri A. salmonicida adalah bakteri obligat pathogen pada ikan yang dapat diisolasi dari ikan yang sakit atau ikan sehat yang carier. Bakteri ini dapat hidup beberapa minggu di luar hospes, tergantung salinitas, pH, temperatur dan defritus level air (Anonim, 2008).
Pemakaian antibakteri telah banyak digunakan dalam perikanan budidaya dan dianggap sebagai solusi yang paling efektif, seperti penggunaan oxytetracycline, sulfonamide, dan sulfamerazine yang digunakan untuk menghambat pertumbuhan A. salmonicida (Cipriano dan Bullock, 2001). Penggunaan antibiotik dalam penanggulangan penyakit menunjukkan hasil yang menggembirakan. Akan tetapi penggunaan antibiotik yang berkepanjangan dapat berdampak, yaitu bertambahnya jenis bakteri yang resisten terhadap antibiotik dan dapat mencemari lingkungan (Mariyono dan Sundana, 2002). Selain itu penggunaan antibiotik dalam budidaya skala besar kurang efisien, karena harga antibiotik yang mahal. Sehingga diperlukan alternatif pengganti antibiotik sebagai pengobatan dan pencegahan penyakit yang efektif tetapi murah, tidak menyebabkan resisten terhadap bakteri dan ramah lingkungan.
3
berkhasiat untuk menjaga kualitas air pada kegiatan budidaya perikanan, contohnya daun ketapang dapat menurunkan pH. Sedangkan Kulit kayu, buah, dan daun ketapang sudah digunakan sebagai obat tradisional untuk mengobati berbagai penyakit, dari penyakit kulit, disentri, sakit kepala sampai sakit perut pada anak-anak. Zat kimia yang terkandung dalam ekstrak daun ketapang yang diduga bersifat sebagai antibakteri adalah tannin (Chee Mun, 2003) dan flavonoid (Tropical Aquaworld, 2006) sehingga diharapkan mampu menjadi alternatif bahan alami dalam pengobatan penyakit.
B. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengamati efektivitas ekstrak daun ketapang (Terminalia cattapa L.) sebagai anti bakteri terhadap bakteri A. salmonicida pada ikan patin.
C. Kerangka Pemikiran
4
menimbulkan kerugian yang besar bagi para pembudidaya ikan karena penyakit tersebut dapat mengakibatkan kematian sekitar 50-100% (Supriyadi dan Taufik, 1981).
Selama ini metode yang banyak digunakan untuk pengendalian bakteri jenis Aeromonas adalah pengobatan dengan zat kimia atau antibiotik. Cara ini sangat beresiko karena dapat menimbulkan resistensi terhadap bakteri, serta dapat mencemari lingkungan (Norcahyawati, 2008). Berdasarkan hal tersebut, perlu dilakukan upaya untuk mencari bahan antibiotik baru dari produk alam dan berusaha untuk mengurangi pemakaian bahan antibiotik sintetis. Di antara organisme yang berpotensi sebagai penghasil senyawa antibakteri adalah daun ketapang (Terminalia cattapa L.) yang didalamnya terkandung tannin dan flavonoid yang potensial sebagai bahan antibakteri. Ekstrak daun ketapang dapat pula menghambat dan membunuh jenis bakteri A. salmonicida.
D. Hipotesis
Hipotesis pada penelitian ini adalah
H0 : Tidak ada pengaruh ekstrak daun ketapang sebagai anti bakteri
A. salmonicida pada ikan patin.
H1 : Ada pengaruh pengaruh ekstrak daun ketapang sebagai anti
5
E. Manfaat Penelitian
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa : 1. Ekstrak daun ketapang mampu mengobati infeksi bakteri A.
salmonicida pada ikan patin.
2. Pada konsentrasi ekstrak daun ketapang 200 mg/ml merupakan dosis optimum pada pengobatan infeksi bakteri A. salmonicida pada ikan patin.
B. Saran