• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAH DAN SIKAP SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 3 NATAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAH DAN SIKAP SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 3 NATAR"

Copied!
116
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAH DAN SIKAP SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA

KELAS VIII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 3 NATAR TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Oleh ANA RINJANI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh persepsi siswa tentang pemanfaatan fasilitas belajar di sekolah dan sikap siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 3 Natar Tahun Pelajaran 2013/2014.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif verifikatif dengan pendekatan ex post facto dan survey. Populasi dalam penelitian ini

berjumlah 188 siswa. Sampel dalam penelitian ini berjumlah128 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dokumentasi, dan angket (kuisioner).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh persepsi siswa tentang pemanfaatan fasilitas belajar di sekolah dan sikap siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII semester ganjil SMP Negeri 3 Natar Tahun Pelajaran 2013/2014. Berdasarkan analisis data diperoleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa: (1) Ada pengaruh persepsi siswa tenatang pemanfaatan fasilitas belajar di sekolah terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII semester ganjil SMP Negeri 3 Natar Tahun Pelajaran 2013/2014 (2) Ada pengaruh sikap siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII semester ganjil SMP Negeri 3 Natar Tahun Pelajaran 2013/2014 (3) Ada pengaruh persepsi siswa tentang pemanfaatan fasilitas belajar di sekolah dan sikap siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII semester ganjil SMP Negeri 3 Natar Tahun Pelajaran 2013/2014.

(2)
(3)
(4)
(5)

PERSEMBAHAN

Bismillahirrohmaanirrohiim

Dengan penuh syukur dan kerendahan hati, ku persembahkan

karya kecilku ini untuk:

Ayahku tercinta Ahmad Zaini & Ibuku tersayang Sukinah.

Terimakasih atas setiap do’a, dukungan, kasih sayang,

perhatian dan senyuman yang kalian berikan dalam setiap

langkahku menuju keberhasilan.

Kakak perempuanku tercinta, Susiana.

Terimakasih atas do’a, dukungan serta bantuannya selama ini.

Nenekku tersayang dan juga seluruh keluarga atas dukungan

serta do’a yang tulus.

Sahabat-sahabatku yang selalu memberiku motivasi.

Para pendidikku yang ku hormati, terima kasih atas ilmu yang

telah diberikan.

(6)

Moto

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai dari suatu urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain.”

(Al-Insyirah, 6-7)

“Tak akan kau dapatkan ilmu, kecuali dengan enam hal. Yakni; kecerdasan, semangat keras, rajin dan ulet, biaya yang cukup, bersahabat dengan guru dan waktu yang lama.”

(Imam Syafi’i)

“Manisnya Keberhasilan akan menghapus

pahitnya kesabaran, nikmatnya kemenangan melenyapkan letihnya perjuangan, menuntaskan pekerjaan dengan baik akan melenyapkan lelahnya jerih payah.”

(Dr. Aidh bin Abdullah Al Qarni)

“Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh.”

(Confusius)

“Hidup sama seperti film, bila Anda percepat dan hanya mau melihat ending-nya, Anda tidak akan belajar apapun.”

(Bong Chandra)

“Kalau setiap do’a langsung dijawab, kita tak akan pernah berusaha keras dan merasakan manisnya keberhasilan setelah berjuang.”

(Hijab Alila)

“Berhasil atau tidak tergantung pilihanmu diawal, mau berjuang atau tidak.” (Ana Rinjani)

(7)

SANWACANA

Alhamdulillahirobbil’alamin. Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat, hidayah, petunjuk, dan kemudahanya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Persepsi Siswa Tentang

Pemanfaatan Fasilitas Belajar Di Sekolah Dan Sikap Siswa Pada Mata

Pelajaran IPS Terpadu Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 3 Natar Tahun Pelajaran 2013/2014” yang

merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan pada Nabi Besar Muhammad SAW, seorang manusia biasa namun kepribadiannya yang membuat Beliau luar biasa.

Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis baik do’a maupun dukungan dalam proses

menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unila.

2. Bapak Dr. M. Thoha B.S. Jaya, M.Si., selaku pembantu Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unila.

(8)

4. Bapak Drs. Hi. Iskandarsyah, M.H., selaku pembantu Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unila.

5. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si., selaku Ketua Jurusan PendidikanIlmu Pengetahuan Sosial FKIP Unila.

6. Bapak Drs. Hi. Nurdin, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP Unila dan selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran serta

memberikan motivasi, arahan dan nasehat dalam penyelesaian skripsi ini. 7. Bapak Drs. Yon Rizal M.Si., selaku Pembimbing I yang telah meluangkan

waktu, tenaga dan pikiran serta memberikan motivasi, arahan dan nasehat dalam penyelesaian skripsi ini.

8. Ibu Dr. Pujiati, S.Pd., M.Pd. selaku penguji yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan, nasehat dan motivasi pada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

9. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP Unila, terima kasih kepada ilmu yang telah diberikan kepada penulis.

10.Ibu Dra. Ros Lili Budiarti, selaku Kepala SMP Negeri 3 Natar,terima kasih atas ketersediaannya memberikan kesempatan kepada saya untuk menjadikan SMP Negeri 3 Natar sebagai subjek dalam penelitian skripsi ini.

(9)

bimbingan, nasehat, dan motivasi serta informasinya yang bermanfaat untuk kepentingan penelitian dalam skripsi ini.

12.Siswa-Siswi SMP Negeri 3 Natar, terimakasih atas kerjasaman dan

kekompakkannya sehingga penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik. 13.Keluargaku Tercinta, Bapak Ahmad Zaini dan Ibu Sukinah. Terimakasih atas

semua limpahan kasih sayang, do’a serta dukungannya. Semoga karya kecilku

ini dapat memberikan sedikit kebahagiaan dan kebanggaan pada kalian. 14.Kakak Perempuanku Susiana, terimakasih atas dukungan serta bantuannya,

semoga aku bisa menjadi adik yang baik dan membanggakan buatmu. Untuk Mbah Erah, terimakasih atas doa dan dukungannya selama ini.

15.Akak-akakku tersayang, Levina Rizki N, Riza Marta Z, Nurul Amelia, Dwi Rahmawati, Fadhillah Aulia R, Tetty Purnama, Wulan Setiyowati dan Paulus Tendy. Terimakasih untuk kebersamaan ini, terimakasih untuk canda tawa, bantuan, dukungan serta doa kalian selama ini ♥

16.Isnaini Citra Martini & Nuvika Saharani, sahabat terbaik dan tak terlupa, terimakasih atas doa dan dukungannya :*

(10)

ganjil yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Sukses untuk kita semua  18.Teman-teman KKN-PPL Desa Panaragan Jaya, Tulang Bawang Tengah,

Komasari, Dian, Elsye, Titin dan Rohimin. Seluruh guru dan siswa-siswi SMA Negeri 1 Tulang Bawang Tengah yang merupakan keluarga baru penulis saat melaksanakan kegiatan PPL.

19.Terimakasih untuk Kak Aji dan Kak Johan untuk bantuannya selama menuntut ilmu dimulai dari awal sampai akhir.

20.Terimakasih untuk Kak Dani, Kak Deni dan Om Herdi yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

21.Untuk kakak tingkat 2007, 2008, 2009 dan adik-adik tingkat 2011, 2012 dan 2013.

22.Terimakasih untuk seluruh pihak yang membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempuarnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Bandar Lampung, 12 Maret 2014

(11)

i DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI……….……….. . i

DAFTAR TABEL………... iv

DAFTAR GAMBAR……….. vi

DAFTAR LAMPIRAN……….. vii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 11

C. Pembatasan Masalah ... 12

D. Rumusan Masalah ... 13

E. Tujuan Penelitian ... 13

F. Manfaat Penelitian ... 14

G. Ruang Lingkup Penelitian ... 15

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka ... 16

1. Hasil Belajar ... 16

2. Persepsi Siswa Tentang Pemanfaatan Fasilitas Belajar Di Sekolah ... 21

3. Sikap Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu ... 29

B. Penelitian yang Relevan ... 36

C. Kerangka Pikir ... 38

D. Hipotesis ... 40

III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ... 41

B. Populasi dan Sampel ... 42

(12)

ii

2. Sampel ... 43

3. Tehnik Pengambilan Sampel ... 44

C. Variabel Penelitian ... 45

D. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel ... 45

E. Teknik Pengumpulan Data ... 49

1. Observasi ... 49

2. Wawancara ... 49

3. Dokumentasi ... 50

4. Angket/Kuesioner ... 50

F. Uji Persyaratan Instrumen ... 50

1. Uji Validitas ... 51

2. Uji Reliabilitas ... 53

G. Uji Persyaratan Statistik Parametrik ... 56

1. Uji Normalitas ... 56

2. Uji Homogenitas ... 58

H. Uji Persyaratan Regresi Linier Ganda ... 58

1. Uji Kelinieran Regresi ... 59

2. Uji Multikolinearitas ... 60

3. Uji Autokorelasi ... 62

4. Uji Heteroskedastisitas ... 63

I. Teknik Pengujian Hipotesis ... 65

1. Regresi Linier Sederhana ... 65

2. Regresi Linier Multiple ... 66

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 68

1. Sejarah Singkat Berdirinya SMP Negeri 3 Natar ... 68

2. Profil Sekolah ... 70

3. Visi, Misi Dan Tujuan SMP Negeri 3 Natar ... 71

4. Keadaan Guru Dan Karyawan SMP Negeri 3 Natar ... 74

5. Sarana Dan Prasarana SMP Negeri 3 Natar ... 74

6. Proses Belajar Dan Mengajar SMP Negeri 3 Natar... 82

7. Pengaturan Beban Belajar... 83

8. Kegiatan Ekstrakulikuler Di Sekolah ... 85

9. Struktur Organisasi SMP Negeri 3 Natar ... 85

10.Denah SMP Negeri 3 Natar ... 85

B. Gambaran Umum Responden ... 85

C. Deskripsi Data ... 86

1. Data Persepsi Siswa Tentang Pemanfaatan Fasilitas Belajar Di Sekolah(X1) ... 87

2. Data Sikap Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu (X2) .. 90

3. Data Hasil Belajar IPS Terpadu (Y) ... 92

D. Uji Persyaratan Statistik Parametrik (Analisis Data) ... 94

(13)

iii

2. Uji Homogenitas ... 101

E. Uji Persyaratan Regresi Linear Ganda (Uji Asumsi Klasik) ... 102

1. Uji Kelinieritas Garis Regresi ... 102

2. Uji Multikolinearitas ... 105

3. Uji Autokorelasi ... 107

4. Uji Heteroskedastisitas ... 109

F. Uji Hipotesis ... 111

1. Regresi Linier Sederhana ... 111

2. Regresi Linier Multiple ... 117

G. Pembahasan ... 121

1. Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Pemanfaatan Fasilitas Belajar Di Sekolah Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu... 121

2. Pengaruh Sikap Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu ... 125

3. Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Pemanfaatan Fasilitas Belajar Di Sekolah dan Sikap Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu ... 129

H. Keterbatasan Penelitian ... 136

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... ... 137

B. Saran ... ... 138 DAFTAR PUSTAKA

(14)

iv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman 1. Hasil Ulangan Harian Semester Ganjil Kelas VIII SMP Negeri 3

Natar Tahun Pelajaran 2013/2014 ... …. 6

2. Penelitian yang Relevan ... 36

3. Jumlah Seluruh Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Natar Tahun Pelajaran 2013/2014... …. 42

4. Perhitungan Jumlah Sampel Untuk Masing Masing Kelas ... 44

5. Variabel, Indikator, Sub Indikator, Skala Pengukuran ... 48

6. Hasil Analisis Uji Validitas Angket Untuk Variabel X1 ... 52

7. Hasil Analisis Uji Validitas Angket Untuk Variabel X2 ... 53

8. Hasil Analisis Uji Realibilitas Angket Untuk Variabel X1 ... 55

9. Hasil Analisis Uji Realibilitas Angket Untuk Variabel X2 ... 55

10.Ringkasan Anava Keberartian Dan Kelinieran Regsresi ... 59

11.Data Ruang Belajar (Kelas) ... 75

12.Keterangan Kondisi Ruang Belajar ... 75

13.Data Ruang Belajar Lainnya ... 76

14.Data Ruang Penunjang ... 76

15.Perabot Ruang Kelas (Belajar) ... 77

16.Perabot Ruang Belajar Lainnya ... 78

17.Perabot Ruang Penunjang ... 79

18.Koleksi Buku Di Perpustakaan ... 80

19.Fasilitas Penunjang Perpustakaan ... 81

20.Kondisi Laboraturium Dan Pemanfaatannya ... 81

21.Jadwal Jam Belajar SMP Negeri 3 Natar ... 82

22.Beban Belajar ... 84

23.Distribusi Frekuensi Variabel Persepsi Siswa Tentang Pemanfaatan Fasilitas Belajar Di Sekolah ... …. 88

24.Kategori Persepsi Siswa Tentang Pemanfaatan Fasilitas Belajar Di Sekolah ... …. 89

25.Distribusi Frekuensi Sikap Siswa Pada Pelajaran IPS Terpadu ... …. 91

26.Kategori Sikap Siswa Pada Pelajaran IPS Terpadu ... ... 91

27.Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPS Terpadu ... …. 93

28.Kategori Hasil Belajar IPS Terpadu ... …. 93

29. Hasil Uji Normalitas untuk Variabel (X1)... 95

30. Hasil Uji Normalitas untuk Variabel (X2)... 97

31. Hasil Uji Normalitas untuk Variabel (Y) ... 99

32. Hasil Uji Homogenitas ... 102

(15)

v

34. Hasil Uji Kelinieran Regresi untuk Variabel Sikap Siswa Pada

Mata Pelajaran IPS Terpadu (X2) ... 104

35. Kesimpulan Hasil Uji Linearitas Garis Regresi ... 105

36. Hasil Uji Multikolinearitas ... 106

37. Hasil Uji Autokorelasi ... 108

38. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 110

39. Hasil Analisis Dengan Pendekatan Rank spearman ... 111

40. Korelasi Persepsi Siswa Tentang Pemanfaatan Fasilitas Belajar Di Sekolah (X1) Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu (Y) ... 112

41. Koefisien Regresi Persepsi Siswa Tentang Pemanfaatan Fasilitas Belajar Di Sekolah (X1) Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu (Y).... 112

42. Korelasi Sikap Siswa Pada Mata pelajaran IPS Terpadu (X2) Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu (Y) ... 114

43. Koefisien Regresi Sikap Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu (X2) Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu (Y) ….. ... 115

44. Koefisien Regresi Persepsi Siswa Tentang Pemanfaatan Fasilitas Belajar Di Sekolah (X1) Dan Sikap Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu (X2) Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu (Y) ... …. 117

45. Anova Untuk Uji Hipotesis Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Pemanfaatan Fasilitas Belajar Di Sekolah Dan Sikap Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu… 119

(16)

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Kisi-kisi Angket Uji coba ... 144

2. Angket Uji coba ... 146

3. Data Uji coba Angket X1 ... 151

4. Data Uji coba Angket X2 ... 152

5. Uji Validitas X1 ... 153

6. Uji Validitas X2 ... 155

7. Uji Realibilitas X1 ... 157

8. Uji Realibilitas X2 ... 158

9. Kisi-Kisi Angket Penelitian ... 159

10.Angket Penelitian ... 161

11.Data Hasil Angket X1 ... 166

12.Data Hasil Angket X2 ... 171

13.Data Hasil Belajar IPS Terpadu (Y) ... 176

14.Rekapitulasi Data Penelitian X1, X2, dan Y ... 179

15.Uji Normalitas X1 ... 182

16.UjiNormalitas X2 ... 183

17.Uji Normalitas Y ... 184

18.Uji Homogenitas ... 185

19.Uji Linieritas ... 186

20.Uji Multikolinieritas ... 188

21.Uji Autokolerasi ... 189

22.Uji Heteroskedastisitas ... 190

23.Uji Regresi X1 Terhadap Y ... 191

24.Uji Regresi X2 Terhadap Y ... 193

25.Uji Linier Multiple ... 195

26.Keadaan Guru, Ijazah Dan Mata Pelajaran Yang Diampu ... 197

27.Tenaga Administrasi/ Non Guru Berdasarkan Masa Kerja Dan Bidang Ilmu ... 200

28.Struktur Organisasi SMP Negeri 3 Natar ... 201

29.Denah SMP Negeri 3 Natar ... 202

30.Tabel Harga Kritis dari r Product Moment ... 203

31.Tabel Harga Kritis Distribusi t ... 204

(17)

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Kisi-kisi Angket Uji coba ... 144

2. Angket Uji coba ... 146

3. Data Uji coba Angket X1 ... 151

4. Data Uji coba Angket X2 ... 152

5. Uji Validitas X1 ... 153

6. Uji Validitas X2 ... 155

7. Uji Realibilitas X1 ... 157

8. Uji Realibilitas X2 ... 158

9. Kisi-Kisi Angket Penelitian ... 159

10.Angket Penelitian ... 161

11.Data Hasil Angket X1 ... 166

12.Data Hasil Angket X2 ... 171

13.Data Hasil Belajar IPS Terpadu (Y) ... 176

14.Rekapitulasi Data Penelitian X1, X2, dan Y ... 179

15.Uji Normalitas X1 ... 182

16.UjiNormalitas X2 ... 183

17.Uji Normalitas Y ... 184

18.Uji Homogenitas ... 185

19.Uji Linieritas ... 186

20.Uji Multikolinieritas ... 188

21.Uji Autokolerasi ... 189

22.Uji Heteroskedastisitas ... 190

23.Uji Regresi X1 Terhadap Y ... 191

24.Uji Regresi X2 Terhadap Y ... 193

25.Uji Linier Multiple ... 195

26.Keadaan Guru, Ijazah Dan Mata Pelajaran Yang Diampu ... 197

27.Tenaga Administrasi/ Non Guru Berdasarkan Masa Kerja Dan Bidang Ilmu ... 200

28.Struktur Organisasi SMP Negeri 3 Natar ... 201

29.Denah SMP Negeri 3 Natar ... 202

30.Tabel Harga Kritis dari r Product Moment ... 203

31.Tabel Harga Kritis Distribusi t ... 204

(18)

I. PENDAHULUAN

Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian dan ruang lingkup penelitian. Pembahasan secara lebih rinci diuraikan pada bagian-bagian berikut ini.

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan

(19)

2

Sejak lahir manusia memiliki kecerdasan, bakat, minat serta naluri dan semua itu berkembang melalui lingkungannya, melalui pendidikan diharapkan perkembangan individu manusia tersebut dapat berkembang dengan baik. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan yang berperan penting dalam mengembangkan dan membina kemampuan peserta didik seoptimal mungkin. Salah satu langkah positif untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional adalah dengan mengadakan penyempurnaan dalam setiap aspek pendidikan, baik pendidikan tingkat Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, maupun Sekolah Menengah Atas.

Sekolah Menengah Pertama (SMP) merupakan jenjang pendidikan dasar formal di Indonesia setelah menyelesaikan pendidikan sekolah dasar (SD) atau yang sederajat. Sekolah Menengah Pertama dilaksanakan dalam kurun waktu 3 tahun, mulai dari kelas VII sampai kelas IX. Siswa kelas IX diwajibkan mengikuti Ujian Nasional yang mempengaruhi kelulusan atau tidaknya siswa. Lulusan sekolah menengah pertama dapat melanjutkan ke tingkat pendidikan lebih tinggi, yaitu pendidikan sekolah menengah atas (SMA) atau sekolah menengah kejuruan (SMK) atau yang sederajat. Pelajar sekolah menengah pertama umumnya berusia 13-15 tahun.

(20)

Proses belajar mengajar merupakan bagian dari pencapaian tujuan pendidikan nasional. Belajar adalah suatu kegiatan yang kita lakukan untuk memperoleh sejumlah ilmu pengetahuan. Melalui belajar, kita tidak dapat melepaskan diri dari beberapa hal yang dapat mengantarkan kita berhasil dalam belajar dan mendapatkan hasil yang kita inginkan dalam proses belajar. Tujuan pendidikan dapat tercapai apabila proses belajar mengajar di sekolah berjalan dengan baik dan hasil belajar yang dicapai oleh siswa telah mencapai standar kelulusan yang telah ditetapkan.

Abdillah dalam Aunurrahman (2009: 35), belajar adalah usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu.

(21)

4

Melalui belajar diharapkan terjadi perubahan dalam diri individu sebagai peserta didik. Perubahan yang dihasilkan juga merupakan perubahan perilaku yang konstan dan menetap, serta bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor), maupun nilai dan sikap (afektif). Namun tidak semua jenis perubahan adalah hasil belajar. Seseorang telah belajar kalau terdapat perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tersebut terjadi akibat interaksi dengan lingkungannya, tidak karena pertumbuhan atau perkembangan fisik, tidak karena kelelahan, juga tidak karena penyakit atau pengaruh obat-obatan. Selain itu seseorang juga dikatakan telah belajar, bila mental individu tersebut sudah memasuki tahap kesadaran diri untuk mencapai tujuan belajar. Adapun tujuan belajar itu sendiri adalah suatu deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh seseorang setelah berlangsungnya proses belajar serta mendapatkan sesuatu yang bermanfaat.

Ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar menurut Slameto (2010:3) adalah sebagai berikut.

1. Perubahan terjadi secara sadar

Ini berarti bahwa seseorang yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya ia merasakan telah terjadi adanya suatu

perubahan dalam dirinya.

2. Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional

Sebagai hasil belajar, peruabahan yang terjadi dalam diri seseorang berlangsung secara berkesinambungan, tidak statis. Satu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya.

3. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif

Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya.

4. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara

Perubahan yang bersifat sementara atau temporer terjadi hanya untuk

(22)

sebagainya, tidak dapat digolongkan sebagai perubahan dalam arti belajar. Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau permanen. 5. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah

Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai.perbuatan belajar terarah kepada peruabahan tingkah laku yang benar-benar disadari.

6. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku

Perubahan yang diperoleh seseorang setelah melalui suatu proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika seorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara

menyeluruh dalam sikap, keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya.

Permendiknas RI Nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi satuan pendidikan dasar dan menengah menegaskan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan

generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. Pada jenjang SMP/MTs mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.

Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan.

Di tingkat SMP, tujuan mata pelajaran IPS adalah:

1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya.

(23)

6

3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.

4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.

Di tingkat SMP/MTs, ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek; manusia, tempat, dan lingkungan, waktu, keberlanjutan, dan perubahan, sistem sosial dan budaya, dan perilaku ekonomi dan kesejahteraan.

IPS Terpadu memiliki peranan yang cukup penting dalam jenjang pendidikan SMP/MTs, seperti yang telah dituliskan pada paragraf sebelumnya. Untuk itu siswa dituntut untuk menguasai materi pembelajaran dan memiliki hasil belajar yang baik pada mata pelajaran tersebut, karena hasil belajar yang baik dapat dijadikan indikator keberhasilan siswa dalam menerima materi pembelajaran yang diberikan oleh guru dalam proses pembelajaran di sekolah.

Prestasi belajar siswa memiliki tingkatan yang berbeda-beda, jika hasil belajar siswa tinggi menunjukkan keberhasilan dalam kegiatan mengajar, sebaliknya jika hasil belajar siswa rendah menunjukkan bahwa tujuan pembelajaran belum tercapai.

Berdasarkan penelitian pendahuluan yang telah dilaksanakan di SMP Negeri 3 Natar diketahui hasil belajar siswa sebagai berikut.

Tabel 1. Hasil Belajar Mata Pelajaran IPS Terpadu Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 3 Natar Tahun Pelajaran 2013/2014

No. Nilai Jumlah

Frekuensi Persentase (%)

1. < 70 108 57,45 %

2. ≥ 70 80 42,55 %

Jumlah 188 100 %

(24)

Berdasarkan Tabel 1 yang terdapat pada halaman sebelumnya dapat diketahui bahwa hasil belajar mata pelajaran IPS Terpadu masih tergolong rendah, hal ini diketahui bahwa dari 188 siswa sejumlah 108 siswa (57,45%) mendapatkan nilai kurang dari KKM. Kriteria yang dijadikan pedoman adalah standar ketuntasan nilai mata pelajaran IPS Terpadu yang telah ditetapkan sebesar 70. Dengan demikian, Tabel 1 telah menunjukkan bahwa hasil belajar yang diperoleh oleh siswa di SMP Negeri 3 Natar masih tergolong rendah.

Menurut Djamarah (2002: 128) apabila persentasi siswa tuntas belajar kurang dari 65%, maka persentase keberhasilan siswa pada mata pelajaran tersebut tergolong rendah. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Natar Tahun Pelajaran 2013/2014 belum dapat menyerap dan menguasai materi pelajaran secara optimal sehingga KKM tidak tercapai.

Menurut Djamarah dan Zain (2006: 121) untuk mengukur tingkat ketuntasan belajar sebagai berikut.

1. Istimewa/maksimal apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa 100%.

2. Baik sekali/optimal apabila sebagian besar dapat dikuasai siswa yaitu 76% - 99%.

3. Baik/minimal apabila bahan pelajaran yang dikuasai siswa sebesar 60% - 76%.

4. Kurang apabila bahan pelajaran yang dikuasai siswa sebesar < 60%.

(25)

8

eksternal adalah faktor di luar diri siswa yang dapat berupa metode mengajar guru, kurikulum, ketersediaan sarana belajar di sekolah atau di rumah, jarak tempuh dari rumah ke sekolah, dan lain-lain.

Berdasarkan penelitian pendahuluan yang telah peneliti lakukan di SMP Negeri 3 Natar pada Tahun Pelajaran 2013/2014 dan keterangan dari guru bidang studi IPS Terpadu mengenai hasil mid semester yang diperoleh siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Natar masih tergolong rendah. Rendahnya hasil belajar siswa tersebut diduga

dipengaruhi oleh faktor pemanfaatan fasilitas belajar disekolah yang masih belum maksimal dan sikap siswa terhadap mata pelajaran IPS Terpadu.

Faktor pertama yang diduga menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa adalah pemanfaatan fasilitas belajar di sekolah. Pemanfaatan fasilitas belajar di sekolah memegang peranan yang cukup besar karena kegiatan belajar mengajar akan berjalan dengan baik apabila ditunjang dengan dengan kelengkapan sarana dan prasarana di sekolah. Kelengkapan sarana dan prasarana di sekolah bisa menjadi tidak berarti apabila pemanfaatannya belum dilakukan dengan baik, untuk itu sekolah bersama-sama dengan seluruh warga sekolah memanfaatkan sarana dan prasarana yang sudah tersedia secara maksimal.

(26)

untuk penggunaan media pembelajaran di kelas masih belum maksimal, hal ini terlihat dari media pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar hanya sebatas buku sumber, LKS, dan papan tulis. Selain itu, hanya beberapa guru saja dalam proses belajar mengajar di kelas menggunakan media seperti Over Head Proyektor (OHP) dan Liquid Crystal Display (LCD) sehingga faktor-faktor tersebut diduga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Menurut Suryosubroto, (2002: 292) Kegiatan belajar mengajar di sekolah akan semakin sukses bila ditunjang dengan sarana prasarana pendidikan yang memadai baik jumlah, keadaan maupun kelengkapannya. Kurangnya fasilitas belajar yang terdapat di sekolah tentu sangat mempengaruhi hasil belajar siswa.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang menyangkut standar sarana dan prasarana pendidikan secara nasional pada Bab VII Pasal 42 dengan tegas disebutkan sebagai berikut.

1. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.

2. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolah raga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat bekreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.

(27)

10

Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTS), dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA). Kelengkapan sarana dan prasarana sebuah SMP/MTS

sekurang-kurangnya memiliki prasarana, ruang kelas, ruang perpustakaan, ruang laboratorium IPA, ruang pimpinan, ruang guru, ruang tata usaha, tempat beribadah, ruang

konseling, ruang UKS, ruang organisasi kesiswaan, toilet, gudang, ruang sirkulasi, dan tempat bermain/berolahraga.

Faktor lain yang diduga menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Natar pada tahun pelajaran 2013/2014 adalah sikap siswa terhadap mata pelajaran IPS Terpadu. “Sikap selalu berkenaan dengan suatu objek, dan sikap terhadap suatu objek disertai dengan perasaan positif atau negatif” (Slameto,

2003:188). Sikap memiliki pengaruh yang besar terhadap kegiatan pembelajaran IPS Terpadu di dalam kelas. Sikap yang positif akan menunjang ketercapaian tujuan pembelajaran IPS Terpadu yang diharapkan oleh guru dan di sekolah. Sebaliknya, sikap negatif akan mempengaruhi kualitas dan tujuan pembelajaran yang diharapkan dalam kegiatan pembelajaran, khususnya mata pelajaran IPS Terpadu ini pada Sekolah Menengah Pertama.

(28)

masih kurang disiplin di dalam kelas pada saat pelajaran telah dimulai, misalnya masih ada siswa yang mengobrol, tidak memperhatikan guru saat menjelaskan materi pembelajaran IPS Terpadu. Saat tengah belajarpun siswa cenderung ribut dan

menganggap mata pelajaran IPS Terpadu mudah, membosankan dan mata pelajaran tersebut tidak termasuk dalam mata pelajaran yang ada dalam dalam daftar mata pelajaran Ujian Nasional.

Berdasarkan pada pembahasan tersebut maka perlu dilakukan penelitian dengan judul

“Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Pemanfaatan Fasilitas Belajar di Sekolah

dan Sikap Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 3 Natar Tahun

Pelajaran 2013/2014”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka permasalahan yang dapat diidentifikasikan untuk penelitian ini sebagai berikut.

1. Hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Natar Tahun Pelajaran 2013/2014 masih tergolong rendah. Hal ini diketahui masih banyaknya siswa yang tidak mencapai standar ketuntasan belajar yang telah ditetapkan sekolah. 2. Pemanfaatan fasilitas belajar di sekolah yang kurang optimal sehingga

mengakibatkan hasil belajar mereka masih tergolong rendah.

(29)

12

4. Dorongan dalam diri siswa untuk untuk merubah persepsi mereka dalam

memanfaatkan seluruh fasilitas belajar yang disediakan oleh pihak sekolah perlu ditingkatkan.

5. Proses pembelajaran yang kurang mampu merangsang keaktifan siswa didalam kelas, siswa lebih banyak hanya menerima informasi yang diberikan oleh guru dan bersikap pasif.

6. Sikap siswa yang kurang memperhatikan pelajaran yang diberikan.

7. Sikap positif siswa yang masih perlu ditingkatkan terhadap mata pelajaran IPS Terpadu.

8. Sikap siswa yang masih menganggap IPS Terpadu sebagai pelajaran yang tidak terlalu penting sehingga perlu dilakukan penanaman sikap yang mampu merubah pola pikir siswa terhadap mata pelajaran IPS Terpadu.

C. Pembatasan Masalah

(30)

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Apakah ada pengaruh persepsi siswa tentang pemanfaatan fasilitas belajar di sekolah terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Natar Tahun Pelajaran 2013/2014?

2. Apakah ada pengaruh sikap siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Natar Tahun Pelajaran

2013/2014?

3. Apakah ada pengaruh persepsi siswa tentang pemanfaatan fasilitas belajar di sekolah dan sikap siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Natar Tahun Pelajaran 2013/2014?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalis tiga hal pokok yang berupa sebagai berikut. 1. Pengaruh persepsi siswa tentang pemanfaatan fasilitas belajar di sekolah terhadap

hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Natar Tahun Pelajaran 2013/2014.

2. Pengaruh Sikap siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Natar Tahun Pelajaran 2013/2014. 3. Pengaruh persepsi siswa tentang pemanfaatan fasilitas belajar di sekolah dan

(31)

14

F. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini sebagai berikut. 1. Kegunaan Teoritis

a. Sumbangan pemikiran bagi sekolah, guru dan calon guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa di sekolah dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa di sekolah.

b. Menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai masalah yang diteliti dan bagi peneliti yang akan meneliti hal yang sama.

2. Kegunaan Praktis

a. Bagi siswa agar dapat memanfaatkan fasilitas yang tersedia di sekolah dengan baik guna meningkatkan hasil belajar mereka dan meningkatkan keaktifan mereka didalam kelas sehingga kegiatan belajar mengajar menjadi lebih hidup dan ilmunya dapat terserap dengan baik.

b. Sumbangan kepada pihak sekolah agar dapat memaksimalkan penggunana fasilitas di sekolah guna meningkatkan hasil belajar siswa di sekolah. c. Bahan pertimbangan bagi guru, calon guru dan siswa untuk meningkatkan

hasil belajar IPS Terpadu.

d. Bagi Masyarakat hasil penelitian ini memberikan sumbangan yang bermanfaat bagi masyarakat dalam rangka perbaikan pembelajaran.

e. Memberikan informasi dan masukan bagi para peneliti berikutnya yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut mengenai hal yang sama dengan

(32)

G. Ruang Lingkup Penelitian 1. Objek Penelitian

Ruang lingkup objek penelitian ini adalah persepsi siswa tentang pemanfaatan fasilitas belajar di sekolah (X1) dan sikap siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu (X2) terhadap hasil belajar IPS Terpadu (Y).

2. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII. 3. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini adalah di SMP Negeri 3 Natar 4. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada Tahun Pelajaran 2013/2014. 5. Ilmu Penelitian

(33)

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

Bagian kedua ini akan membahas mengenai tinjaun pustaka, hasil penelitian yang relevan, kerangka pikir dan hipotesis. Sebelum analisis kritis dan komparatif terhadap teori-teori dan hasil penelitian yang relevan dengan semua variabel yang diteliti, selanjutnya peneliti dapat melakukan kesimpulan sementara. Perpaduan sintesa antara variabel satu dengan variabel yang lain akan menghasilkan kerangka pikir yang selanjutnya dapat digunakan untuk merumuskan hipotesis.

A. TINJAUAN PUSTAKA

Bagian tinjauan pustaka akan membahas teori-teori yang mendasari tentang hasil belajar, persepsi, pemanfaatan fasilitas belajar di sekolah, dan sikap siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu. Bagian ini juga menjelaskan teori-teori yang mempengaruhi antara persepsi siswa tentang pemanfaatan fasilitas belajar di sekolah terhadap hasil belajar, sikap siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu terhadap hasil belajar.

1. Hasil Belajar

(34)

dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap. Setiap siswa ingin mengetahui apakah telah terjadi perubahan pengetahuan, pemahaman,

keterampilan, dan nilai sikap pada dirinya. Untuk mengetahui hasil yang dicapai dari proses belajar tersebut, dapat melihat dari hasil belajar siswa yaitu berupa nilai yang didapat melalui evaluasi yang diselenggarakan oleh sekolah melalui guru. Melalui evaluasi tersebut guru dapat memberikan penilaian terhadap hasil belajar yang dilakukan oleh siswa.

Belajar dan mengajar merupakan konsep yang tidak bisa dipisahkan. Belajar merujuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subyek dalam belajar. Sedangkan mengajar merujuk pada apa yang seharusnya dilakukan seseorang guru sebagai pengajar. Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri.

Menurut Slameto (2010: 2) “belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.”

Menurut Darsono (2001: 4) “belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan

(35)

18 Mengenai hasil belajar Dimiyati dan Mudjiono (2006: 3) mengemukakan “hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar”. Dilihat dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Sedangkan dilihat dari sisi siswa, hasil belajar merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan tingkah laku yang relatif menetap.

Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berfikir maupun keterampilan motorik. Hampir sebagian terbesar dari kegiatan atau perilaku yang diperlihatkan seseorang merupakan hasil belajar. Hasil belajar di sekolah dapat dilihat dari penguasaan siswa akan mata pelajaran yang ditempuhnya. Menurut Fathurohman dalam Ningsih (2010: 24) mengklasifikasikan hasil belajar dalam tiga ranah yaitu : (a) ranah kognitif (cognitive domain); (b) ranah afektif (affective domain); ranah psikomotorik (psychomotoric domain). Hal ini didukung oleh

pendapat Sagala (2003: 38) menyatakan bahwa agar peserta didik dapat berhasil belajar diperlukan persyaratan tertentu sebagai berikut.

1. Kemampuan berfikir yang tinggi bagi para siswa, hal ini ditandai dengan berfikir kritis, logis, sistematis dan obyektif (acolastic aptitude test). 2. Menimbulkan minat yang tinggi terhadap mata pelajaran (interest

inventory).

3. Bakat dan minat yang khusus para siswa dapat dikembangkan sesuai dengan potensinya (diffential aptitude test).

(36)

Menurut Djamarah dan Zain (2006: 121) untuk mengukur tingkat ketuntasan belajar sebagai berikut.

1. Istimewa/maksimal apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa 100%.

2. Baik sekali/optimal apabila sebagian besar dapat dikuasai siswa yaitu 76% - 99%.

3. Baik/minimal apabila bahan pelajaran yang dikuasai siswa sebesar 60% - 76%.

4. Kurang apabila bahan pelajaran yang dikuasai siswa sebesar < 60%.

Proses belajar dan hasil belajar bukan saja ditentukan oleh sekolah, pola struktur, dan isi kurikulumnya. Akan tetapi, sebagian besar ditentukan oleh kompetensi guru yang mengajar dan yang membimbing mereka dan guru yang berkompeten akan lebih mudah menciptakan lingkungan belajar yang efektif, menyenangkan dan akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar para siswanya akan berada pada tingkat yang optimal (Hamalik, 2004: 36).

Menurut Sudjana (2001: 47) hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses belajar mengajar yang optimal cenderung menunjukkan hasil yang berciri sebagai berikut.

a. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar intrinsik pada diri siswa.

b. Menambah keyakinan atau kemampuan dirinya.

c. Hasil belajar yang dicapainya bermakna bagi dirinya seperti akan tahan lama diingatnya, membentuk perilakunya, bermanfaat untuk mempelajari aspek lain, dapat digunakan sebagai alat untuk memperoleh informasi dan pengetahuan lainnya, kemauan dan kemampuan untuk belajar sendiri, dan mengembangkan kreatifitasnya.

d. Hasil belajar diperoleh siswa secara menyeluruh (komprehensif), yakni mencakup ranah kognitif, ranah afektif atau sikap, serta ranah psikomotor atau ketermapilan.

(37)

20 Dalyono (2005: 55) mengemukakan beberapa faktor yang mempengaruhi

pencapaian hasil belajar siswa yaitu sebagai berikut.

1. Faktor internal (yang berasal dari dalam diri), meliputi: kesehatan, intelegensi dan bakat, minat dan motivasi, dan cara belajar.

2. Faktor eksternal (yang berasal dari luar diri), meliputi: keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan sekitar.

Menurut Hakim (2005: 6) faktor- faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar sebagai berikut.

a. Faktor internal adalah faktor dari dalam diri individu itu sendiri. b. Faktor eksternal adalah faktor yang terdapat di luar individu yang

bersangkutan.

Faktor yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar dapat digolongkan menjadi empat yaitu : (a) bahan atau materi yang dipelajari; (b) lingkungan; (c) faktor instrumental; dan (d) kondisi peserta didik. Faktor- faktor tersebut baik secara terpisah maupun bersama- sama memberikan kontribusi tertentu terhadap prestasi belajar peserta didik (Darmadi, 2010: 187). Berdasarkan pendapat di atas, hasil belajar adalah kemampuan, sikap, dan keterampilan yang diperoleh siswa setelah ia menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat

mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari.

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar menurut Slameto (2010: 54-71) : a. Faktor Intern

(38)

2) Faktor psikologis: intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan

3) Faktor kelelahan b. Faktor Ekstern

1) Faktor keluarga: cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan.

2) Faktor sekolah: metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.

3) Faktor masyarakat: kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat dikatakan bahwa hasil belajar adalah tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari pelajaran di sekolah dan bukti dari pelaksanaan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru dan siswa melalui

evaluasi dan hasilnya dinyatakan dalam bentuk skor. Dalam penelitian ini hasil yang diteliti adalah pada mata pelajaran IPS Terpadu.

(39)

22 Berdasarkan pengertian persepsi diatas dapat dikatakan bahwa persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi kedalam otak manusia. Persepsi merupakan keadaan penyesuaian dari individu terhadap stimulus yang diterimanya. Apa yang ada dalam diri individu, pikiran, perasaan, pengalaman-pengalaman individu akan ikut aktif berpengaruh dalam proses persepsi.

Slameto (2010: 102) menyatakan bahwa “Persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia. Melalui persepsi manusia terus-menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Hubungan ini dilakukan lewat inderanya, yaitu indera penglihat, pendengar, peraba, perasa dan pencium.”

Bagi seorang guru, mengetahui dan menerapkan prinsip-prinsip yang bersangkut-paut dengan persepsi sangat penting, karena:

1. Makin baik suatu objek, orang, peristiwa atau hubungan diketahui, makin baik objek, orang, peristiwa atau hubungan tersebut dapat diingat.

2. Dalam pengajaran, menghindari salah pengertian merupakan hal yang harus dapat dilakukan oleh seorang guru, sebab salah satu pengertian akan menjadikan siswa belajar sesuatu yang keliru yang tidak relevan; dan

3. Jika salah mengajarkan sesuatu guru perlu mengganti benda yang sebenarnya dengan gambar atau potret dari benda tersebut, maka guru harus mengetahui bagaimana gambar atau potret tersebut harus dibuat agar tidak terjadi persepsi yang keliru (Slameto, 2010: 102).

Prinsip-prinsip dasar tentang persepsi yang perlu diketahui oleh seorang guru atau pendidik:

1. Persepsi itu relatif bukan absolute

(40)

2. Persepsi itu selektif

Sesorang hanya memeperhatikan beberapa rangsangan saja dari banyak rangsangan yang ada disekelilingnya pada saat-saat tertentu. Ini berarti bahwa rangsangan yang diterima akan tergantung pada apa yang pernah ia pelajari, apa yang pada suatu saat menarik perhatiannya dan ke arah mana persepsi itu mempunyai kecenderungan.

3. Persepsi itu mempunyai tatanan

Orang menerima rangsangan tidak dengan cara sembarangan. Ia tidak menerimanya dalam bentuk hubungan-hubungan atau kelompok-kelompok. Jika rangsangan yang datang tidak lengkap, ia akan melengkapinya sendiri dengan hubungan itu menjadi jelas.

4. Persepsi dipengaruhi oleh harapan dan kesiapan (penerima rangsangan) Harapan dan kesiapan menerima pesan akan menentukan pesan mana yang akan dipilih untuk diterima, selanjutnya bagaimana pesan yang dipilih itu akan ditata dan demikian pula bagaimana pesan tersebut akan diinterpretasi.

5. Persepsi seseorang atau kelompok dapat jauh berbeda dengan persepsi orang atau kelompok lain sekalipun situasinya sama

Perbedaan persepsi ini dapat ditelusuri pada adanya perbedaan-perbedaan individual, perbedaan dalam kepribadian, perbedaan dalam sikap atau perbedaan dalam motivasi. (Slameto, 2010: 103-105)

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat dikatakan bahwa persepsi merupakan suatu proses penginderaan, stimulus yang diterima oleh individu melalui alat indera yang kemudian diinterpretasikan sehingga individu dapat memahami dan mengerti tentang stimulus yang diterimanya tersebut. Proses menginterpretasikan stimulus ini biasanya dipengaruhi pula oleh pengalaman dan proses belajar individu.

(41)

24 Fasilitas belajar disekolah, yaitu segala sesuatu yang dimiliki oleh sekolah dalam menunjang belajar siswa disekolah. Sekolah perlu menyediakan sarana dan fasilitas belajar sebagai usaha dalam menunjang kegiatan belajar mengajar di sekolah dan meningkatkan hasil belajar ataupun prestasi belajar.

Fasilitas belajar di sekolah yang baik yaitu berupa keadaan gedung sekolah dan ruang kelas yang tertata dengan baik, ruang perpustakaan sekolah yang teratur, tersedianya fasilitas kelas dan laboraturium, tersedianya buku-buku pelajaran, media/ alat bantu belajar merupakan komponen-komponen penting yang dapat mendukung terwujudnya kegiatan-kegiatan belajar siswa.

Dilihat melalui dimensi guru ketersediaan prasarana dan sarana pembelajaran akan memberikan kemudahan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Disamping itu juga akan mendorong terwujudnya proses pembelajaran yang efektif, karena guru dapat menggunakan alat-alat bantu pembelajaran dalam memperjelas materi pelajaran serta kelancaran kegiatan belajar lainnya. Sedangkan dilihat dari dimensi siswa ketersediaan prasarana dan sarana pembelajaran berdampak terhadap terciptanya iklim pembelajaran yang lebih kondusif, terjadinya kemudahan-kemudahan bagi siswa untuk mendapatkan informasi dan sumber belajar yang pada gilirannya dapat mendorong

berkembangnya motivasi untuk mencapai hasil belajar yang lebih baik (Aunnurahman, 2009: 195-196).

Menurut Bafadal (2003: 13) mengatakan “fasilitas belajar sebagai salah satu yang

(42)

Dimiyati (2006 : 249) menyatakan bahwa “prasarana pembelajaran meliputi gedung sekolah, ruang belajar, lapangan olahraga, ruang kesenian, ruang ibadah, dan peralatan olahraga”. Sedangkan sarana belajarnya meliputi buku pelajaran, buku bacaan, alat dan fasilitas laboratorium sekolah, dan berbagai media pengajaran yang lain.

Menurut Dimiyati (2006 : 250) dengan adanya fasilitas belajar atau sarana dan prasarana guru dan siswa mempunyai peranan masing-masing yaitu.

Peranan guru

1. memelihara, mengatur prasarana untuk menciptakan suasana yang menggembirakan.

2. memelihara dan mengatur sasaran pembelajaran yang berorientasi pada keberhasilan siswa belajar.

3. mengorganisir belajar siswa sesuai dengan prasarana dan sarana secara tepat guna.

Peranan siswa

1. Ikut serta memelihara dan mengatur prasarana dan sarana secara baik. 2. Ikut serta dan berperan aktif dalam pemanfaatan prasarana dan sarana

tepat guna.

3. Menghormati sekolah sebagai pusat pembelajaran dalam rangka kehidupan generasi muda bangsa.

Fasilitas pendidikan meliputi sarana dan prasarana. Sarana yaitu semua peralatan serta kelengkapan yang langsung digunakan dalam proses pendidikan sekolah, contohnya gedung sekolah, ruang kelas, alat peraga dan sebagainya. Sedangkan prasarana meliputi semua komponen yang langsung menunjang jalanya proses belajar mengajar atau pendidikan di sekolah, contoh: jalan menuju sekolah, tata tertib dan sebagainya.

(43)

26 pendidikan dapat berjalan lancar, teratur, efektif dan efisien sehingga siswa dapat mencapai prestasi belajar yang optimal. Sebagai tempat proses belajar mengajar, sekolah herus didukung dengan sarana dan prasarana sekolah yang digunakan dalam proses pendidikan seperti ruang belajar yang nyaman, perpustakaan yang dapat menyediakan bahan pustaka yang dibutuhkan, media yang tepat, dan laboratorium yang lengkap. Sehubungan dengan hal tersebut maka pengadaan sarana dan prasarana sekolah perlu diperhatikan agar siswa merasa diperhatikan dan dapat belajar dengan tenang.

Sudah menjadi suatu tuntutan bahwa sekolah harus memiliki fasilitas belajar yang memadai dan dalam kondisi yang baik, hal ini bertujuan untuk menunjang

jalannya proses belajar mengajar di sekolah. Menurut PP RI No.19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Bab VII Standar Sarana dan Prasarana pasal 42:

(1) Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber bclajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk

menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.

(2) Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, rung kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain/tempat berkreasi dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.

(44)

memiliki fasilitas belajar sesuai dengan PP RI No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Bab VII Standar Sarana dan Prasarana pasal 42, dan

memiliki kategori lengkap paling tidak memiliki gedung sekolah, ruang kelas, perpustakaan, laboratorium, dan media pengajaran. Memiliki kategori kurang lengkap apabila kurang dari ke enam fasilitas seperti gedung sekolah, ruang kelas, perpustakaan, laboratorium, dan media pengajaran.

Berdasarkan uraian diatas dapat dikatakan bahwa suatu satuan pendidikan (sekolah) paling tidak harus memiliki fasilitas belajar yang tergolong kriteria lengkap, sehingga dalam penelitian ini yang akan di bahas adalah fasilitas belajar yang meliputi gedung sekolah, ruang kelas, perpustakaan, laboratorium, dan media pengajaran.

Diantara sekian banyak penyebab keberhasilan dalam belajar adalah ketersediaan fasilitas belajar di sekolah harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dan memperhatikan kriteria pemilihan sarana tersebut. Ketersediaan sarana belajar yang memadai dan pemanfaatan yang baik, siswa akan menerima pesan yang disampaikan oleh guru, hal ini akan membuat siswa akan terus semangat untuk belajar tanpa ada rasa bosan dan jenuh.

Hal ini sesuai dengan pendapat Slameto (2003: 28) yang mengungkapkan syarat keberhasilan belajar sebagai berikut.

1. Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat belajar dengan tenang.

(45)

28 Berdasarkan pendapat-pendapat para ahli dapat dikatakan bahwa fasilitas belajar adalah semua fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar mengajar baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan lancar, teratur, efektif dan efisien sehingga siswa dapat mencapai prestasi belajar yang optimal. Fasilitas belajar tersebut seperti ruang belajar, sumber belajar, dan alat-alat belajar. Dengan cukupnya alat-alat belajar yang juga berfungsi sebagai sumber belajar, akan memudahkan siswa dalam mempelajari materi pelajaran dan dapat mengulang kembali materi pelajaran yang disampaikan oleh guru di sekolah. Kelengkapan sarana belajar akan mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Semakin lengkap dan maksimal pemanfaatan fasilitas belajar IPS Terpadu siswa baik di sekolah maupun di rumah, maka aktivitas belajar siswa akan semakin lancar dan memungkinkan siswa untuk cepat mengerti materi pelajaran yang dipelajari serta memperoleh hasil belajar yang baik.

Berdasarkan uraian diatas dapat dikatakan bahwa persepsi siswa terhadap

pamanfaatan fasilitas belajar di sekolah adalah cara pandang atau penafsiran siswa terhadap pemanfaatan fasilitas belajar yang tersedia di sekolah, baik sarana dan prasarana yang secara langsung mempengaruhi proses pembelajaran.

Setelah siswa mampu mengembangkan persepsinya pada suatu objek, khususnya pemanfaatan fasilitas belajar di sekolah, maka hal itu akan menentukan

keberhasilan belajar siswa, hal ini disebabkan persepsi mempengaruhi

(46)

sekolah yang diduga akan berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa. Demikian juga persepsi yang negatif mengenai pemanfaatan fasilitas belajar di sekolah yang diduga akan berpengaruh negatif terhadap hasil belajar siswa.

3. Sikap Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu

Sikap siswa pada suatu mata pelajaran merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi hasil belajar siswa. Menurut Slameto (2010: 188) sikap merupakan sesuatu yang dipelajari, dan sikap menentukan bagaimana individu bereaksi terhadap situasi serta menetukan apa yang dicari individu dalam kehidupan. Sikap terbentuk melalui bermacam-macam cara, antara lain.

1. Melalui pengalaman yang berulang-ulang, atau dapat pula melalui suatu pengalaman yang disertai perasaan yang mendalam (pengalaman

traumatik); 2. Melalui imitasi

Peniruan dapat terjadi tanpa disengaja, dapat pula dengan sengaja. Dalam hal terakhir individu harus mempunyai minat dan rasa kagum terhadap mode, di samping itu diperlukan pula pemahaman dan kemampuan untuk mengenal dan mengingat model yang hendak ditiru; peniruan akan terjadi lebih lancar bila dilakukan secara kolektif daripada perorangan

3. Melalui sugesti

Di sini seseorang membentuk suatu sikap terhadap objek tanpa suatu alasan dan pemikiran yang jelas, tapi semata-mata karena pengaruh yang datang dari seseorang atau sesuatu yang mempunyai wibawa dalam pandangannya

4. Melalui identifikasi

(47)

30 Merangsang perubahan sikap pada diri seseorang bukanlah hal yang udah untuk dilakukan, karena ada kecenderungan sikap-sikap untuk bertahan. Ada banyak hal yang menyebabkan sulitnya mengubah suatu sikap, antara lain :

1. Adanya dukungan dari lingkungan terhadap sikap yang bersangkutan; manusia selalu ingin mendapatkan respond an penerimaan dari

lingkungan, dan karena itu akan berusaha menampilkan sikap-sikap yang dibenarkan oleh lingkungannya; keadaan semacam ini membuat orang tidak cepat mengubah sikapnya;

2. Adanya peranan tertentu dari suatu sikap dalam kepribadian seseorang (misalnya „egodefensive‟);

3. Bekerjanya asas selektivitas; seseorang cenderung untuk tidak mempersepsi data-data baru yang mengandung informasi yang bertentangan dengan pandangan-pandangan dan sikap-sikapnya yang telah ada; kelaupun sampai dipersepsi biasanhya tidak bertahan lama, yang bertahan lama adalah informasi yang sejalan dengan pandangan atau sikapnya yang sudah ada;

4. Bekerjanya pinsip mempertahankan keseimbangan; bila kepada seseorang disajikan informasi yang dapat membawa suatu perubahan dalam dunia psikologisnya, maka informasi itu akan dipersepsi sedemikian rupa, sehingga hanya akan menyebabkan perubahan-perubahan yang seperlunya saja;

5. Adanya kecenderungan seseorang untuk menghindari kontak dengan data yang bertentangan dengan sikap-sikapnya yang telah ada;

6. Adanya sikap yang tidak kaku pada sementara orang untuk

memepertahankan pendapat-pendapatnya sendiri. (Slameto, 2010: 190-191)

Ada beberapa metode yang dipergunakan untuk mengubah sikap, antara lain: 1. Dengan mengubah komponen kognitif dari sikap yang bersangkutan.

Caranya dengan memberi informasi-informasi baru mengenai objek sikap, sehingga komponen kognitif menjadi luas. Hal ini akhirnya diharapkan akan merangsang komponen afektif dan komponen tingkah lakunya.

2. Dengan cara mengadakan kontak langsung dengan objek sikap. Dalam cara ini komponen afektif turut pula dirangsang. Cara ini paling sedikit akan merangsang orang-orang yang bersikap anti untuk berpikir lebih jauh tentang objek sikap yang tidak mereka senangi itu.

(48)

Gerungan (2000: 152) mengemukakan ciri-ciri sikap sebagai berikut.

1. Tidak dibawa sejak lahir, melainkan dibentuk dan dapat dipelajarinya sepanjang perkembangan dalam hubungannya dengan objek,

2. Dapat diubah-ubah karena dapat dipelajari,

3. Tidak berdiri sendiri melainkan mempunyai hubungan tertentu dengan objek,

4. Dapat berkenaan dengan suatu objek saja, juga dapat berkenaan dengan objek yang lain,

5. Mempunyai segi-segi motivasi dan perasaan.

Ahmadi (2003:53), sikap sebagai suatu kesadaran individu yang menentukan perbuatan yang nyata ataupun yang mungkin terjadi dalam kegiatan sosial. Sikap melibatkan tiga komponen yaitu:

1. Komponen kognisi, berupa pengetahuan, kepercayaan atau pikiran yang didasarkan pada informasi yang berhubungan dengan objek,

2. Komponen afeksi, menunjukandimensi emosional dari sikap yaitu emosi dengan objek baik menyenangkan maupun tidak menyenangkan,

3. Komponen behavior (konative) melibatkan keinginan untuk bertindak terhadap objek. (Ahmadi, 2003:164)

(49)

32 Perubahan dari sikap seseorang bisa ditelaah dari arah perubahan yang

diinginkannya. Biasanya perubahan yang konkuren (misalnya suatu sikap positif ingin dibuat lebih positif atau sikap negatif akan dibuat lebih negatif) lebih mudah dicapai daripada perubahan yang inkonkuren (misalnya sikap yang negatif ingin diubah menjadi positif, atau sebaliknya).

Para ahli mengatakan bahwa untuk mengadakan perubahan sikap, pengajar perlu bertindak sebagai seorang diagnostikus atau terapis. Mula-mula harus ditetapkan makna fungsional dari sikap-sikap yang ada dan ingin diubah, bagi siswa yang memiliki sikap tersebut. Kemudian diteliti kebutuhan-kebutuhan apa yang

dipuaskan oleh sikap-sikap yang ingin diubah. Teliti pula perasaan-perasaan yang bagaimanakah yang menyertai sikap-sikap tersebut. Juga dukungan lingkungan terhadap sikap-sikap tersebut perlu diketahui.

Bila diagnosis tidak tepat, maka perubahan yang diharapkan sulit akan terjadi. Dalam hal ini tidak ada suatu pegangan yang pasti untuk menghindarkan kekeliruan dalam diagnosis saran yang dapat diberikan adalah mengumpulkan informasi selengkap mungkin mengenai sifat dan latar belakang sikap yang ingin diubah. Disamping itu kita perlu mempertimbangkan pengarahan masing-masing komponen sikap yang bersangkutan (Slameto, 2010: 192).

(50)

Dalam kegiatan belajar, sikap siswa dalam proses belajar, terutama sekali ketika memulai kegiatan belajar merupakan bagian penting untuk diperhatikan karena aktivitas belajar siswa selanjutnya banyak ditentukan oleh sikap siswa ketika akan memulai kegiatan belajar. Bilamana ketika akan memulai kegiatan belajar siswa memiliki sikap menerima atau ada kesediaan emosional untuk belajar, maka ia akan cenderung untuk berussaha terlibat dalam kegiatan belajar dengan baik. Namun bilamana yang lebih dominan adalah sikap menolak sebelum belajar atau ketika akan memulai pelajaran, maka siswa cenderung kurang memperhatikan atau mengikuti kegiatan belajar.

Contoh sikap peserta didik terhadap objek misalnya sikap terhadap sekolah atau terhadap mata pelajaran. Sikap peserta didik terhadap mata pelajaran harus lebih positif setelah peserta didik mengikuti pembelajaran dibanding sebelum mengikuti pembelajaran. Perubahan ini merupakan salah satu indikator keberhasilan

pendidik dalam melaksanakan proses pembelajaran. Untuk itu pendidik harus membuat rencana pembelajaran termasuk pengalaman belajar peserta didik yang membuat sikap peserta didik terhadap mata pelajaran menjadi lebih positif.

(51)

34 Setiap siswa/manusia memiliki sikap yang berbeda-beda, hal ini disebabkan banyak faktor, yaitu faktor intern (dalam dirinya) dan faktor ekstern (pengaruh dari luar) seperti pengaruh pendidikan keluarga, sekolah, pergaulan di masyarakat dan pengalamannya. Pengaruh intern dan ekstern tersebut akan membentuk baik buruknya karakter dan kepribadian siswa.

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu sosial seperti: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya. Ilmu Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan suatu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu sosial (sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya). IPS atau studisosial merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang diturunkan dari isi materi cabang-cabang ilmu sosial: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, antropologi, filsafat, dan psikologi sosial. (Diah Harianti, 2006: 7).

Tujuan pembelajaran IPS Terpadu pada tingkat SMP/MTs sendiri adalah

1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya.

2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.

3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.

4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.

Berdasarkan uraian diatas dapat dikatakan bahwa sikap siswa pada pelajaran IPS Terpadu adalah respon evaluatif yang dapat berbentuk positif maupun negatif terhadap suatu objek yaitu mata pelajaran IPS Terpadu. Respon siswa dalam hal ini adalah berupa perasaan mendukung atau memihak maupun perasaan tidak mendukung pada mata pelajaran IPS Terpadu.

(52)

terhadap hal-hal tersebut. Sikap seperti itu akan berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Sesuatu yang menimbulkan rasa senang cenderung untuk diulang, pengulangan ini penting untuk mengukuhkan hal-hal yang telah dipelajari. (Djaali, 2008:116)

Sikap siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu dalam belajar ikut menentukan intensitas kegiatan belajar. Sikap siswa terhadap mata pelajaran IPS Terpadu yang positif akan menimbulkan intensitas kegiatan yang lebih tinggi dibanding dengan sikap siswa terhadap mata pelajaran IPS Terpadu yang negatif. Sikap siswa terhadap mata pelajaran IPS Terpadu yang positif berkaitan erat dengan minat dan motivasi. Oleh karena itu, apabila faktor lainnya sama, siswa yang memiliki sikap positif terhadap mata pelajaran IPS Terpadu akan belajar lebih aktif dan dengan demikian akan memperoleh hasil yang lebih baik dibandingkan siswa yang memiliki sikap negatif terhadap mata pelajaranTerpadu. (Djaali, 2008:117)

(53)

36 keluarga juga sangat memengaruhi sikap siswa di dalam kelas saat mengikuti pembelajaran IPS Terpadu.

Ada banyak kendala yang dihadapi guru dalam meningkatkan sikap siswa terhadap pembelajaran IPS Terpadu, antara lain saat menyusun rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP), guru mengalami kesulitan ketika menentukan komponen-komponen yang terdapat dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Kesulitannya terletak ketika mengaitkan komponen tersebut agar memiliki koherensi yang sesuai dengan situasi dan kondisi siswa. Guru dituntut agar dapat mencermati secara sungguh-sungguh sikap siswa dalam memperhatikan dan merespon setiap materi pelajaran yang diberikan, selanjutnya memberikan kesan positif tentang belajar termasuk manfaat bagi siswa dalam kaitannya dengan pencapaian hasil belajar yang lebih baik dan mencapai cita-cita yang diinginkan.

[image:53.595.117.523.524.755.2]

B. Hasil Penelitian Yang Relevan Tabel 2. Penelitian Yang Relevan

No. Nama Judul Skripsi Hasil

1. Adi Suroso (2008)

Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Fasilitas Beajar di Sekolah, Motivasi Belajar dan Disiplin Belajar Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Siswa Kelas X Semester Ganjil SMA N 1 Semendawi Suku III Oku Timur Tahun Pelajaran 2008/2009

(54)
[image:54.595.114.526.111.747.2]

Tabel 2 Lanjutan

No. Nama Judul Skripsi Hasil

2. Eka Rumiyati (2012)

Pengaruh Pemanfaatan Waktu Belajar di Rumah dan Persepsi Siswa Tentang Fasilitas Belajar di Sekolah Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Seputih Agung Tahun Pelajaran 2011/2012

Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara

pemanfaatan waktu di rumah dan fasilitas belajar di sekolah terhadap hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Seputih Tahun Pelajaran 2011/2012 dibuktikan dengan hasil pengujian rhitung > rtabel yaitu 0,588 > 0,346

3. Nelda Susanti (2012)

Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Pemanfaatan Fasilitas Belajar Di Sekolah Dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas IX Semester Ganjil SMP Negeri 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012.

Ada pengaruh persepsi siswa tentang pemanfaatan fasilitas belajar di sekolah dan minat belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa Kelas IX SMP Negeri 8 Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012 dibuktikan dengan hasil pengujian Fhitung > Ftabel yaitu 87,804 > 3,079

4. Effy Irmawati (2013)

Pengaruh Cara Belajar, Motivasi Belajar, Dan Pemanfaatan Fasilitas

Belajar Di Sekolah Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP Kartikatama Metro

Tahun Pelajaran 2012/2013

Ada pengaruh cara belajar, motivasi belajar, dan

pemanfaatan fasilitas belajar di sekolah terhadap hasil belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP Kartikatama Metro Tahun Pelajaran 2012/2013 dibuktikan dengan hasil pengujian Fhitung > Ftabel yaitu 38,527 > 3,93

5. Yuli Kurniawan (2012)

Pengaruh Cara Belajar Siswa, Sikap Siswa Pada Pelajaran Akuntansi Dan Disiplin Belajar Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI Semester Ganjil SMA Negeri 1 Pringsewu Tahun Pelajaran 2011/2012

(55)
[image:55.595.115.527.107.437.2]

38 Tabel 2 Lanjutan

No. Nama Judul Skripsi Hasil

6. Yuli Dwi Khairani (2013)

Pengaruh Tingkat

Intelligence Quotient, Sikap Siswa Tentang Mata

Pelajaran Dan Iklim Sekolah Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013

Ada pengaruh tingkat intelligence quotient, sikap siswa tentang mata pelajaran dan iklim sekolah terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 dibuktikan dengan hasil pengujian Thitung > Ttabel yaitu 76,535 > 1,989

7. Suliyah (2013)

Pengaruh Motivasi Berprestasi Dan Sikap Siswa Pada Pelajaran Kewirausahaan Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Kewirausahaan Siswa Kelas XI Di SMK Al-Iman 1 Banjar Agung Tulang Bawang Tahun Pelajaran 2012/2013

Ada pengaruh motivasi berprestasi dan sikap siswa pada pelajaran kewirausahaan terhadap hasil belajar mata pelajaran kewirausahaan siswa kelas XI Di SMK Al-Iman 1 Banjar Agung Tulang Bawang Tahun Pelajaran 2012/2013 dibuktikan dengan hasil pengujian Thitung > Ttabel yaitu 7,646 > 1,987

C. Kerangka Pikir

Pendidikan berguna untuk meningkatkan kecerdasan hidup bangsa, sekolah sebagai satuan lembaga pendidikan mempunyai tugas untuk menghasilkan

(56)

penting perannya bagi siswa dalam usaha mencapai hasil belajar yang tinggi. Hal ini karena dengan fasilitas belajar yang lengkap dapat memudahkan siswa dalam melakukan aktivitas belajar sehingga dapat memberi semangat siswa dalam belajar. Fasilitas belajar yang lengkap juga dapat menunjang tugas

Gambar

Tabel                                                                                                        Halaman
Tabel 2. Penelitian Yang Relevan
Tabel 2 Lanjutan
Tabel 2 Lanjutan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang bernilai dalam membuat keputusan yang terbaik berkenaan dengan strategi pemasaran baik untuk meningkatkan kualitas

Salah satu tugas pokok dan fungsi kepala sekolah adalah sebagai supervisor. Maka di dalam mengelola pendidikan di sekolah, Kepala Sekolah harus mengelola supervisi

The objectives of this research were to find out whether wh - question technique can be used to develop reading comprehension ability and teacher’s performance and also students’

Apabila bahan dan alat yang dibutuhkan tidak terdapat di daerahmu bersama guru diharapkan mencari alternatif lain sehingga kompetensi membuat produk kerajinan logam teknik ukir

3.1 Mengenal kegiatan persiapan membaca permulaan (cara duduk wajar dan baik, jarak antara mata dan buku, cara memegang buku, cara membalik halaman buku, gerakan mata dari

Respondents about the two-way communication (interactivity) (X3) is high, the number of respondents is 39 people or 90.6% while the least belong in the category of low and

pada mata pelajaran IPA, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “ Efektifitas Strategi Jigsaw dan Snowball Throwing Terhadap Hasil Belajar IPA

ANOVA assumes (1) that for each condition represented by a combination of predictor values, the dependent variable is normally distributed about the mean for that condition,