• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG METODE MENGAJAR GURU DAN PEMANFAATAN SARANA BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP 17 SERDANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG METODE MENGAJAR GURU DAN PEMANFAATAN SARANA BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP 17 SERDANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG METODE MENGAJAR GURU DAN PEMANFAATAN SARANA BELAJAR DI SEKOLAH

TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP 17 SERDANG

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh

DENI SUPRIYADI

Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII semester ganjil SMP 17 Serdang Tahun Pelajaran 2012/2013. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh persepsi siswa tentang metode mengajar guru dan pemanfaatan sarana belajar di sekolah terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII semester ganjil SMP 17 Serdang Tahun Pelajaran 2012/2013. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII semester ganjil SMP 17 Serdang sebanyak 3 kelas dengan jumlah siswa keseluruhan 70 orang. Dengan menggunakan rumus Slovin dengan probability sampling didapat sampel sebanyak 60 orang. Metode yang digunakan di dalam penelitian ini adalah penelitian verifikatif dengan pendekatan ex post facto. Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh persepsi siswa tentang metode mengajar guru dan pemanfaatan sarana belajar di sekolah terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII semester ganjil SMP 17 Serdang Tahun Pelajaran 2012/2013. Berdasarkan analisis diperoleh hasil penelitian yang menunjukan bahwa, (1) ada pengaruh persepsi siswa tentang metode mengajar guru terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII semester ganjil SMP 17 Serdang Tahun Pelajaran 2012/2013, (2) ada pengaruh pemanfaatan sarana belajar di sekolah terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII semester ganjil SMP 17 Serdang Tahun Pelajaran 2012/2013, (3) ada pengaruh persepsi siswa tentang metode mengajar guru dan pemanfaatan sarana belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII semester ganjil SMP 17 Serdang Tahun Pelajaran 2012/2013.

(2)

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG METODE MENGAJAR GURU DAN PEMANFAATAN SARANA BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII

SEMESTER GANJIL SMP 17 SERDANG TAHUN PELAJARAN

2012/2013 (Skripsi)

Oleh :

Deni Supriyadi

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Pikir Pengaruh Persepsi Siswa tentang

Metode Mengajar Guru dan Pemanfaatan Sarana Belajar di Sekolah terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VII Semester Ganjil SMP 17 Serdang

(4)

DAFTAR ISI

(5)

Halaman

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 56

C. Uji Persyaratan Statistik Statistik Parametrik ... 74

1. Uji Normalitas Data ... 74

2. Uji Homogenitas Data ... 75

D. Uji Persyaratan Regresi Linier Ganda ... 76

1. Uji Linieritas Garis Regresi ... 76

(6)

Halaman b. Uji Kelinieran Regresi Variabel Pemanfaatan Sarana

Belajar di Sekolah (X2) ... 77

2. Uji Multikolinieritas ... 79

3. Uji Autokorelasi ... 80

4. Uji Heteroskedastisitas ... 81

E. Uji Hipotesis ... 83

1. Regresi Linier Sederhana ... 83

a. Pengaruh Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VII Semester Ganjil SMP 17 Serdang Tahun Pelajaran 2012/2013 ... 83

b. Pengaruh Pemanfaatan Sarana Belajar di Sekolah terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VII Semester Ganjil Tahun Pelajan 2012/2013 ... 86

2. Regresi Linier Multipel ... 88

a. Persamaan Regresi ... 88

b. Pengujian Hipotesis ... 89

F. Pembahasan ... 91

1. Pengaruh Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu ... 91

2. Pengaruh Pemanfaatan Sarana Belajar di Sekolah terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu ... 95

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 104

A. Kesimpulan ... 104

B. Saran ... 105 DAFTAR PUSTAKA

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Hasil Mid Semester Mata Pelajaran IPS Terpadu Siswa

Kelas VII SMP 17 Serdang Tahun Pelajaran 2012/2013 ... 4

2. Data Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru ... 6

3. Penelitian yang Relevan ... 30

4. Jumlah Siswa Kelas VII SMP 17 Serdang Tahun Pelajaran 2012/2013 ... 35

5. Perhitungan Jumlah Sampel untuk Masing-Masing Kelas ... 37

6. Indikator Masing-Masing Variabel, Indikator, Sub Indikator, dan Skala Pengukuran ... 40

7. Hasil Analisis Uji Validitas Angket Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru ... 43

8. Hasil Analisis Uji Validitas Angket Pemanfaatan Sarana Belajar di Sekolah ... 44

9. Hasil Analisis Uji Reliabilitas Angket untuk Variabel X1 ... 46

10.Hasil Analisis Uji Reliabilitas Angket untuk Variabel X2 ... 46

11.Analisis Varians Anava ... 50

12.Prasarana SMP 17 Serdang ... 63

13.Sarana SMP 17 Serdang ... 64

14.Distribusi Frekuensi Variabel Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru (X1) ... 66

(8)

Tabel Halaman 16.Distribusi Frekuensi Variabel Pemanfaatan

Sarana Belajar di Sekolah (X2) ... 68

17.Kategori Variabel Pemanfaatan Sarana Belajar di Sekolah (X2) .. 69

18.Distribusi Frekuensi Variabel Hasil Belajar IPS Terpadu(Y) ... 70

19.Kategori Variabel Hasil Belajar IPS Terpadu (Y) ... 71

20.Hasil Uji Normalitas Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru (X1) ... 74

21.Hasil Uji Normalitas Pemanfaatan Sarana Belajar di Sekolah (X2) ... 75

22.Hasil Uji Homogenitas dengan Menggunakan SPS ... 76

23.Hasil Uji Kelinieran Regresi untuk Variabel Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru (X1) ... 77

24.Hasil Uji Kelinieran Regresi untuk Variabel Pemanfaatan Sarana Belajar di Sekolah (X2) ... 78

25.Kesimpulan Hasil Uji Kelinieran Garis Regresi ... 78

26.Hasil Uji Multikolinieritas ... 79

27.Hasil Uji Autokorelasi ... 80

28.Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 82

29.Hasil Analisis dengan Pendekatan Rank Spearman ... 83

30.Korelasi Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu ... 84

31.Koefisien Regresi Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu... 84

32.Korelasi Pemanfaatan Sarana Belajar di Sekolah terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu ... 86

(9)
(10)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Yon Rizal, M.Si. ...

Sekretaris : Drs. Teddy Rusman, M.Si. ...

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Hi. Nurdin, M.Si. ...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Bujang Rahman, M.Si. NIP: 19600315 198503 1003

(11)

Motto

“Kegagalan adalah sesuatu yang bisa kita hindari dengan tidak mengatakan

apa-apa, tidak melakukan apa-apa-apa, dan tidak menjadi apa-apa”.

By Denis Waitley

”Kegagalan dapat dibagi dalam dua sebab yakni orang yang berfikir tapi tidak

pernah bertindak dan orang orang yang bertindak tapi tidak pernah berfikir“

By. W. A. Nance

“Jika kamu sudah menyiapkan alternatif kedua, maka kamu telah menyiapkan

kegagalan untuk pilihan awalmu”.

By. Deni Supriyadi

“Orang-orang hebat dibidang apapun bukan baru bekerja karena terinspirasi,

namun mereka menjadi terinspirasi karena lebih suka bekerja,

dan mereka tidak menyia-nyiakan waktu unutk menunggu inspirasi”..

(12)

Judul Skripsi : PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG METODE MENGAJAR GURU DAN

PEMANFAATAN SARANA BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII

SEMESTER GANJIL SMP 17 SERDANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Nama :

Deni Supriyadi

Nomor Pokok Mahasiswa : 0913031080

Program Studi : Pendidikan Ekonomi

Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Pembimbing I, Pembimbing II,

Drs. Yon Rizal, M. Si. Drs. Teddy Rusman, M. Si.

NIP. 19600818 198603 1 005 NIP. 19600826 198603 1 001

2. Mengetahui

Ketua Jurusan Ketua ProgramStudi

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Pendidikan Ekonomi,

(13)

Persembahan

Dengan mengucapkan syukur kehadirat Allah atas berkat dan

hidayah-Nya skripsi ini telah diselesaikan. Tidak lupa shalawat dan salam kepada

Rasullullah Nabi Muhammad SAW atas penunjuk jalan kebenaran bagi

umat manusia di muka bumi ini.

Skripsi ini kupersembahkan kepada:

ayahandaku tercinta Darsani dan Ibundaku tersayang Dandian yang

senantiasa menyayangiku dan mendoakan keberhasilanku. Kasih

sayang kalian adalah hal yang ternilai sepanjang hayatku.

Kakak dan adikku yang selalu mendoakan, memberikan keceriaan, dan

menantikan keberhasilanku.

Keluarga besar yang selalu memberi semangat dan memotivasi demi

keberhasilanku.

Sahabat-sahabat yang kubanggakan

Para pendidik yang kuhormati

(14)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Menggala pada tanggal 5 April 1991 dengan nama lengkap Deni Supriyadi. Penulis

merupakan putra ke-2 dari pasangan Bapak Darsani dan Ibu Dandian.

Pendidikan formal yang diselesaikan penulis yaitu 1. SD Negeri 6 Metro diselesaikan pada tahun 2003 2. SMP Negeri 4 Metro diselesaikan pada tahun 2006 3. SMA Negeri 4 Metro diselesaikan pada tahun 2009

(15)

SANCAWACANA

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga selalu terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhamad SAW yang telah menjelaskan kepada manusia tentang isi kandungan Al-Qur’an sebagai petunjuk jalan menuju kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat kelak. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru dan Pemanfaatan Sarana Belajar di Sekolah terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VII Semester Ganjil SMP 17 Serdang Tahun Pelajaran 2012/2013”. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pada program studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Lampung.

(16)

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M. Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. M. Thoha B.S, Jaya, M. Si., selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Arwin Achmad, M. Si., selaku Pembantu Dekan II Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Hi. Iskandar Syah, M. H., selaku Pembantu Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

5. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M. Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.

6. Bapak Drs. Hi. Nurdin, M. Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi sekaligus sebagai pembahas.

7. Bapak Drs. Teddy Rusman M. Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik sekaligus sebagai Pembimbing II.

8. Bapak Drs. Yon Rizal, M. Si., selaku Dosen Pembimbing I.

9. Bapak Dr. R. Gunawan Sudarmanto, S. Pd., S.E., M.M., selaku Dosen Favorit penulis di Program Studi Pendidikan Ekonomi Unila, terima kasih telah memberikan banyak masukan dan motivasi.

10.Ibu Fera Ony, S. Pd., M. Pd., terima kasih atas semua masukkan dan motivasi yang telah diberikan kepada penulis.

(17)

12. Bapak Subarjo, S. Pd., selaku Kepala SMP 17 Serdang, yang telah bersedia membantu memberikan saran-saran demi keberhasilan penelitian ini.

13. Seluruh dewan guru, karyawan, serta staf tata usaha SMP 17 Serdang. 14. Semua siswa-siswi SMP 17 Serdang khususnya kelas VII, terima kasih atas

perhatian, kerjasama, dan dukunganya.

15. Bapak, ibu, kakak, dan adikku tercinta yang selalu memberikan dukungan dan

do’anya selama ini.

16. Teman-teman angkatan 2009 Genap (Agus, Didi, Ramdon, Ivan, Arga, Mada, Faisal, Arif, Ardi, Rifky, Wayan, Ina, Dewi, Mami, mba’ Nurul, Uni, Puput, Uti, neng Esa, Dwi, Winda, Ma’in, Risa, Yeni, mba’ Sevti, Mela, Amel, Tia, Eka, Chyci, Ayu, Eri, Ida, Ully) terimakasih untuk kebersamaanya. Teman-teman angkatan 2009 Ganjil (Yulia, Erni, Putri, Rita, Dwi, Era, Komang, Habib, Mas Bagus, dll) terima kasih untuk kebersamaanya.

17. Untuk kakak tingkat 2006-2008 (Mbak diska, Mbak Ike, Kak Dedi, Kak Galih, Kak Dani, Kak Endriyan, Kak Haris, Mbak Silvia, Kak Udin, dll) terima kasih atas masukkannya selama ini.

18. Sahabat rantau seperjuangan sejak zaman SMA yang selalu bersama layaknya saudara (Ilham, Ryan, dan Ibu) serta teman-teman kostan penulis (Heri, Yudi, Yose, Aprohan, dan Arian).

(18)

20. Orang-orang yang menjadi saksi atas kehidupan penulis waktu kecil (Tori, Rohim, Ijal, Sapri, Nawan, Arif, Pendi, Suhadi, Feri, Agus).

21. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan di atas kertas ini, terimakasih untuk semuanya.

Semoga Allah memberikan berkah, rahmat, hidayah serta kemulian-Nya atas kebaikan dan pengorbanan bagi kita semua. Disadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, saran dan kritik yang bersifat membangun selalu diharapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Bandar Lampung, 2013 Penulis

(19)

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini: nama : Deni Supriyadi

NPM : 0913031080

fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan jurusan/program studi : Pendidikan IPS/ Pendidikan Ekonomi

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali disebutkan di dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, Januari 2013

(20)

I. PENDAHULUAN

Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah. Adapun hal lain yang perlu juga dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, dan ruang lingkup penelitian. Adapun pembahasan secara lebih rinci ditunjuk pada bagian-bagian berikut ini.

A. Latar Belakang Masalah

(21)

2 sehat dapat mencapai perkembangan intelektual yang maksimal, kepribadiannya terbentuk dengan wajar, mencerminkan sifat-sifat kejujuran, kebenaran, tanggung jawab supaya dapat menjadi anggota masyarakat.

Penyelenggara pendidikan ini juga tidak terlepas dari kegiatan proses pembelajaran yang mengarah pada pencapaian tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran itu sendiri yaitu meningkatkan mutu pendidikan agar menghasilkan para peserta didik yang mempunyai kemampuan dan prestasi untuk dapat

bersaing di era globalisasi. Dalam meningkatkan mutu pendidikan ini dapat diupayakan oleh berbagai pihak dan dengan berbagai cara yaitu seperti

melengkapi sarana belajar, meningkatkan ketersediaan fasilitas belajar sebagai penunjang proses belajar mengajar, perbaikan kurikulum dan peningkatan kualitas pendidik selaku fasilitator dalam proses pembelajaran. Salah satu indikator yang memadai adalah meningkatkan hasil belajar siswa, yang dapat dilihat dari penguasaan materi belajar siswa melalui evaluasi pembelajaran serta kemampuan siswa memecahkan masalah.

Seiring kemajuan teknologi dalam pendidikan dan dikenalkannya media-media belajar yang berbasis teknologi menuntut siswa untuk belajar dan mampu menggunakan media-media tersebut. Teknologi yang dikenalkan di sekolah diharapkan akan membantu siswa dalam mengejar ketertinggalan ilmu pengetahuan. Akan tetapi, dengan berjalannya waktu teknologi yang

(22)

3 mengkopi tugas yang diberikan oleh guru dan mencari jawaban-jawaban mudah dengan menggunakan bantuan internet sehingga hal tersebut membawa pengaruh malas dalam belajar siswa. Selain menjadikan siswa cenderung malas, teknologi juga merubah tatanan budaya yang ada dalam kehidupan siswa.

Perkembangan teknologi, informasi, dan komunikasi dewasa ini membuka peluang bagi setiap orang untuk mengakses banyak hal di dunia. Informasi dari dan ke segenap penjuru dunia menyebarluas dengan amat cepat, mudah diakses setiap saat dan dimana pun. Kondisi itu membuat dunia ini seakan-akan tanpa batas, dan gejala ini yang disebut ciri kebudayaan global. Sekolah harus mampu mengarahkan teknologi yang memiliki dua sisi yang saling bertolak belakang, disatu sisi berbahaya terhadap mental malas dan disisi lain sangat bermanfaat untuk kemajuan pengetahuan karena setiap orang berusaha menguasai jaringan informasi dan perangkat komunikasi yang semakin kompetitif. Individu yang dapat menguasai informasi untuk memperoleh pengetahuan dan ilmu akan menjadi unggul dalam budaya global.

(23)

4 berbeda-beda, jika hasil belajar siswa tinggi menunjukkan keberhasilan dalam kegiatan mengajar, sebaliknya jika hasil belajar siswa rendah menunjukkan bahwa tujuan pembelajaran belum tercapai.

Berdasarkan penelitian pendahuluan yang telah dilaksanakan di SMP 17 Serdang diketahui hasil belajar siswa sebagai berikut.

Tabel 1. Hasil Belajar Mata Pelajaran IPS Terpadu Siswa Kelas VII Semester Ganjil SMP 17 Serdang Tahun Pelajaran 2012/2013

No. Kelas Nilai Jumlah

Sumber: Guru Mata Pelajaran IPS Terpadu

Berdasarkan Tabel 1, dapat diketahui bahwa hasil belajar mata pelajaran IPS terpadu masih tergolong rendah, hal ini diketahui bahwa dari 70 siswa sejumlah 43 siswa (61%) mendapatkan nilai kurang dari KKM. Adapun kriteria yang dijadikan pedoman adalah standar ketuntasan nilai mata pelajaran IPS Terpadu yang telah ditetapkan sebesar 65. Dengan demikian, Tabel 1 telah menunjukkan bahwa hasil belajar yang diperoleh oleh siswa di SMP 17 Serdang masih

tergolong rendah.

Menurut Djamarah dan Zain (2006: 121) untuk mengukur tingkat ketuntasan belajar sebagai berikut.

1. Istimewa/maksimal apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa 100%.

(24)

5 3. Baik/minimal apabila bahan pelajaran yang dikuasai siswa sebesar 60% -

76%.

4. Kurang apabila bahan pelajaran yang dikuasai siswa sebesar < 60%.

Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan oleh dua faktor utama yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor dalam diri siswa yang dapat berupa motivasi, intelegensi, minat, persepsi, dan lain-lain. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor di luar diri siswa yang dapat berupa metode mengajar guru, kurikulum, ketersediaan sarana belajar di sekolah atau di rumah, jarak tempuh dari rumah ke sekolah, dan lain-lain. Namun, dari sekian banyak faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa, faktor persepsi dan pemanfaatan sarana belajar di sekolah diduga memberikan sumbangsih yang besar terhadap rendahnya hasil belajar siswa.

Kecenderungan persepsi itu sendiri akan berdampak positif dan negatif terhadap objek tersebut. Persepsi yang positif diduga akan memberikan pengaruh yang positif terhadap hasil belajar siswa. Sedangkan persepsi yang negatif diduga memberikan pengaruh yang negatif terhadap hasil belajar siswa.

Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan yang dilakukan di SMP 17 Serdang, persepsi siswa dalam penelitian ini menunjukkan pandangan, perasaan, dan pemahaman siswa kelas VII pada metode mengajar guru. Apabila persepsi siswa pada metode mengajar guru ekonomi positif maka kehadiran guru dalam

(25)

6 meningkat pula. Sebaliknya, apabila persepsi siswa pada metode mengajar guru ekonomi negatif akibatnya proses interaksi antara guru dan siswa tidak bisa tercipta dengan baik dan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Sebagai ilustrasi disajikan data persepsi siswa pada metode mengajar guru sebagai berikut. Tabel 2. Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru

Kelas Kriteria Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru Jumlah Siswa

Tinggi Sedang Rendah

VII A 3 6 12 21

VII B 4 7 10 21

VII C 3 9 16 28

Jumlah 10 22 38 70

% 14,3 31,4 54,3 100%

Sumber: Pengolahan hasil angket awal peneliti

Berdasarkan Tabel 2, dapat diketahui bahwa persepsi siswa tentang metode mengajar guru kelas VII yang memilih kriteria tinggi sebanyak 10 siswa atau 14,3%, sedangkan persepsi siswa tentang metode guru mengajar kelas VII yang memilih kriteria sedang sebanyak 22 siswa atau 31,4%, serta persepsi siswa tentang metode mengajar guru kelas VII yang memilih kriteria rendah sebanyak 38 siswa atau 54,3%. Dengan demikian, persepsi siswa tentang metode mengajar guru masih tergolong rendah. Oleh karena itu, guru harus lebih cermat dalam pemilihan metode mengajar yang sesuai dengan kondisi siswa agar dalam proses pembelajaran dapat berjalan lebih efektif.

Hal ini diperkuat oleh Walgito (2005: 101) persepsi seseorang dapat berubah-ubah misalnya dari baik menjadi buruk atau sebaliknya. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor sebagai berikut.

1. Objek yang dipersepsi.

(26)

7 3. Perhatian.

Metode mengajar guru dalam proses belajar mengajar dan perasaan suka dan tidak suka terhadap suatu mata pelajaran merupakan faktor yang dianggap berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Dengan menggunakan metode

mengajar yang akurat, guru akan mampu mencapai tujuan pembelajaran. Dalam penggunaan metode, guru harus menyesuaikan dengan kondisi dan suasana kelas.

“Guru dalam menyampaikan perlu memilih metode mana yang sesuai dengan keadaan kelas dan keadaan siswa sehingga siswa merasa tertarik untuk mengikuti pelajaran yang diajarkan dan dengan metode yang bervariasi dapat meningkatkan kegiatan belajar siswa” (Slameto, 2003: 96). Pemilihan metode yang dipakai oleh guru bukan lah metode yang asal pakai tetapi harus memperhatikan metode yang akan digunakan dan yang telah terpilih dari proses penyeleksian metode yang tepat dan cocok untuk diterapkan dalam proses pembelajaran yang akan berlangsung. Hal ini dikarenakan dari setiap metode tersebut tentu memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing.

(27)

8 ayat 1 dijelaskan bahwa "setiap satuan pendidikan formal dan non formal

menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik".

Berdasarkan hasil observasi peneliti terhadap sarana belajar di SMP 17 Serdang, sumber belajar yang ada di perpusatakaan khususnya buku pelajaran IPS Terpadu masih sangat minim dan terbitan lama. Selain buku-buku yang persediaannya masih minim, media pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar hanya sebatas buku sumber, LKS, dan papan tulis. Selain itu, hanya beberapa guru saja dalam proses belajar mengajar di kelas menggunakan media seperti Over Head Proyektor (OHP) dan Liquid Crystal Display (LCD) sehingga faktor-faktor tersebut diduga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang menyangkut standar sarana dan prasarana pendidikan secara nasional pada Bab VII Pasal 42 dengan tegas disebutkan sebagai berikut.

1. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk

menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.

2. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolah raga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat bekreasi, dan

(28)

9 Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 Tanggal 28 Juni 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana Untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTS), dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA). Kelengkapan sarana dan prasarana sebuah SMP/MTS sekurang-kurangnya memiliki prasarana sebagai berikut.

1. Ruang kelas.

2. Ruang perpustakaan. 3. Ruang laboratorium IPA. 4. Ruang pimpinan.

5. Ruang guru. 6. Ruang tata usaha. 7. Tempat beribadah. 8. Ruang konseling. 9. Ruang UKS.

10. Ruang organisasi kesiswaan. 11. Toilet.

12. Gudang.

13. Ruang sirkulasi.

14. Tempat bermain/berolahraga.

Hal ini senada dengan pendapat Hamalik (2001: 51) berpendapat bahwa alat bantu belajar merupakan semua alat yang dapat digunakan untuk membantu siswa melakukan perbuatan belajar sehingga kegiatan belajar menjadi efisien dan efektif. Lengkap atau tidaknya perlengkapan yang dimiliki oleh seorang siswa akan berdampak terhadap prestasi belajarnya di sekolah.

(29)

10 sarana yang sangat mempengaruhi kualitas proses dan hasil belajar siswa. Dilihat dari segi fasilitas khususnya sarana buku bacaan di perpustakaan SMP 17

Serdang dapat dikatakan kurang memadai. Hal ini dapat dilihat dari sedikitnya buku cetak yang tersedia dari berbagai macam pelajaran dan buku penunjang lainnya. Dilihat dari pemanfaatannya, perpustakaan itu sendiri masih dirasa kurang dimanfaatkan secara optimal.

Berdasarkan pada pembahasan tersebut maka perlu dilakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru dan Pemanfaatan Sarana Belajar di Sekolah terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VII Semester Ganjil SMP 17 Serdang Tahun Pelajaran 2012/2013”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka permasalahan yang dapat diidentifikasikan untuk penelitian ini sebagai berikut.

1. Hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII SMP 17 Serdang Tahun Pelajaran 2012/2013 masih tergolong rendah. Hal ini diketahui masih banyaknya siswa yang tidak mencapai standar ketuntasan belajar yang telah ditetapkan sekolah.

2. Metode pembelajaran yang dilakukan pada proses belajar mengajar masih terpaku pada satu metode saja.

3. Ketersediaan sarana belajar di sekolah yang kurang memadai.

(30)

11 5. Pemanfaatan buku-buku di perpustakaan yang belum maksimal oleh

siswa sehingga mengakibatkan hasil belajar mereka tergolong rendah.

C. Pembatasan Masalah

Sesuai dengan judul penelitian ini dan berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka terlihat banyaknya masalah yang terjadi pada lokasi penelitian. Untuk memfokuskan pembahasan dan pemecahan masalah tersebut perlu dilakukan pembahasan masalah. Masalah yang akan dikaji pada penelitian ini dibatasi pada aspek pengaruh persepsi siswa tentang metode mengajar guru (X1), pemanfaatan sarana belajar di sekolah (X2), dan hasil belajar IPS Terpadu siswa (Y).

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Apakah ada pengaruh persepsi siswa tentang metode mengajar guru terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII SMP 17 Serdang Tahun Pelajaran 2012/2013?

2. Apakah ada pengaruh pemanfaatan sarana belajar di sekolah terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII SMP 17 Serdang Tahun Pelajaran 2012/2013?

(31)

12 E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalis tiga hal pokok yang berupa sebagai berikut.

1. Pengaruh persepsi siswa tentang metode mengajar guru terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII SMP 17 Serdang Tahun Pelajaran 2012/2013.

2. Pengaruh pemanfaatan sarana belajar di sekolah terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII SMP 17 Serdang Tahun Pelajaran 2012/2013. 3. Pengaruh persepsi siswa tentang metode mengajar guru dan pemanfaatan

sarana belajar di sekolah terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII SMP 17 Serdang Tahun Pelajaran 2012/2013.

F. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini sebagai berikut. 1. Kegunaan Teoritis

a. Sumbangan pemikiran bagi guru dan calon guru dalam menghadapi siswa dalam kegiatan pembelajaran khusunya mata pelajaran IPS Terpadu sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan.

b. Menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai masalah yang diteliti.

2. Kegunaan Praktis

(32)

13 b. Sumbangan kepada pihak sekolah agar memberikan sarana belajar

yang memadai bagi siswa dalam proses pembelajaran.

c. Bahan pertimbangan untuk meningkatkan hasil belajar IPS Terpadu bagi siswa dan guru.

d. Memberikan informasi dan masukan bagi para peneliti berikutnya yang ingin melakukan penelitian di bidang ini.

G. Ruang Lingkup Penelitian 1. Objek Penelitian

Ruang lingkup objek penelitian ini adalah persepsi siswa tentang metode mengajar guru (X1), pemanfaatan sarana belajar di sekolah (X2), dan hasil belajar IPS Terpadu (Y).

2. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII semester ganjil. 3. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini adalah di SMP 17 Serdang. 4. Waktu Penelitian

(33)

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

Bagian kedua ini akan membahas mengenai tinjaun pustaka, hasil penelitian yang relevan, kerangka pikir dan hipotesis. Sebelum analisis kritis dan komparatif terhadap teori-teori dan hasil penelitian yang relevan dengan semua variabel yang diteliti, selanjutnya peneliti dapat melakukan kesimpulan sementara. Perpaduan sintesa antara variabel satu dengan variabel yang lain akan menghasilkan kerangka pikir yang selanjutnya dapat digunakan untuk merumuskan hipotesis.

A. TINJAUAN PUSTAKA

Bagian tinjauan pustaka akan membahas teori-teori yang mendasari tentang hasil belajar, persepsi, metode mengajar guru, dan ketersediaan sarana belajar di sekolah. Bagian ini juga menjelaskan teori-teori yang mempengaruhi antara persepsi siswa tentang metode mengajar guru terhadap hasil belajar, ketersediaan sarana belajar di sekolah terhadap hasil belajar.

1. Hasil Belajar

(34)

15 kapabilitas untuk mengetahui dan memahami konsep. Timbulnya kapabilitas tersebut karena adanya stimulus yang berasal dari lingkungan dan dari memproses kognitif yang dilakukan siswa.

Belajar dan mengajar merupakan konsep yang tidak bisa dipisahkan. Belajar merujuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subyek dalam belajar. Sedangkan mengajar merujuk pada apa yang seharusnya dilakukan seseorang guru sebagai pengajar. Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Menurut

Darsono (2001: 4) “belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap”. Menurut Slameto (2003: 3) “belajar merupakan suatu proses usaha seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan”. Hasil

belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari dalam diri siswa (faktor internal) maupun dari luar diri siswa (faktor ekternal).

Menurut Soemartono (2003: 16) “hasil belajar merupakan suatu nilai yang menunjukkan hasil belajar yang dicapai menurut kemampuan anak dalam

(35)

16 kemampuan yang diperoleh siswa setelah mengalami kegiatan belajar (Nashar, 2004: 77). Hasil belajar adalah terjadinya perubahan dari hasil masukan pribadi berupa motivasi dan harapan untuk berhasil dan masukan dari lingkungan berupa rancangan dan pengelolaan motivasional tidak berpengaruh terhadap besarnya usahan yang dicurahkan oleh siswa untuk mencapai tujuan belajar (Keller dalam Nashar, 2004: 77). Seseorang dapat dikatakan telah belajar sesuatu apabila dalam dirinya telah terjadi suatu perubahan, akan tetapi tidak semua perubahan yang terjadi. Jadi hasil belajar merupakan pencapaian tujuan belajar dan hasil belajar sebagai produk dari proses belajar, maka didapat hasil belajar.

(36)

17 domain); ranah psikomotorik (psychomotoric domain). Hal ini didukung oleh

pendapat Sagala (2003: 38) menyatakan bahwa agar peserta didik dapat berhasil belajar diperlukan persyaratan tertentu sebagai berikut.

1. Kemampuan berfikir yang tinggi bagi para siswa, hal ini ditandai dengan berfikir kritis, logis, sistematis dan obyektif (acolastic aptitude test). 2. Menimbulkan minat yang tinggi terhadap mata pelajaran (interest

inventory).

3. Bakat dan minat yang khusus para siswa dapat dikembangkan sesuai dengan potensinya (diffential aptitude test).

4. Menguasai bahan-bahan dasar yang diperlukan untuk meneruskan pelajaran di sekolah yang menjadi lanjutannya (achievement test), dan sebagainya.

Menurut Sudjana (2001: 47) hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses belajar mengajar yang optimal cenderung menunjukkan hasil yang berciri sebagai berikut.

a. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar intrinsik pada diri siswa.

b. Menambah keyakinan atau kemampuan dirinya.

c. Hasil belajar yang dicapainya bermakna bagi dirinya seperti akan tahan lama diingatnya, membentuk perilakunya, bermanfaat untuk mempelajari aspek lain, dapat digunakan sebagai alat untuk memperoleh informasi dan pengetahuan lainnya, kemauan dan kemampuan untuk belajar sendiri, dan mengembangkan kreatifitasnya.

d. Hasil belajar diperoleh siswa secara menyeluruh (komprehensif), yakni mencakup ranah kognitif, ranah afektif atau sikap, serta ranah psikomotor atau ketermapilan.

e. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau mengendalikan dirinya terutama dalam menilai hasil yang dicapainya maupun menilai dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya.

(37)

18 Menurut Syah (2003: 156) faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar sebagai berikut.

1. Faktor internal siswa, meliputi :

(a) aspek fisiologis siswa yaitu jasmani seperti mata dan telinga, (b) aspek psikologis siswa yaitu intelegensi, sikap, minat, bakat, dan

motivasi.

2. Faktor eksternal siswa, meliputi :

(a) faktor lingkungan sosial yaitu keluarga, guru dan staff, masyarakat, dan teman,

(b) lingkungan non-sosial yaitu rumah, sekolah, peralatan, dan alam. 3. Faktor pendekatan siswa dalam belajar, meliputi :

(a) pendekatan tinggi yaitu pendekatan spekulative dan pendekatan achieving,

(b) pendekatan sedang yaitu pendekatan analytical dan pendekatan deep, (c) pendekatan rendah yaitu pendekatan reproductive dan pendekatan

surface.

Menurut Hakim (2005: 6) faktor- faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar sebagai berikut.

a. Faktor internal adalah faktor dari dalam diri individu itu sendiri. b. Faktor eksternal adalah faktor yang terdapat di luar individu yang

bersangkutan.

Faktor yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar dapat digolongkan menjadi empat yaitu : (a) bahan atau materi yang dipelajari; (b) lingkungan; (c) faktor instrumental; dan (d) kondisi peserta didik. Faktor- faktor tersebut baik secara terpisah maupun bersama- sama memberikan kontribusi tertentu terhadap prestasi belajar peserta didik (Darmadi, 2010: 187). Berdasarkan pendapat di atas, hasil belajar adalah kemampuan, sikap, dan keterampilan yang diperoleh siswa setelah ia menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat

(38)

19 2. Persepsi

Persepsi merupakan aktivitas mengindera, mengorganisasi, dan

menginterpretasikan serta menilai stimulus yang sama belum tentu membuat seseorang mempunyai persepsi yang sama mengenai suatu hal. Berdasarkan pengertian persepsi di atas, dapat diketahui bahwa persepsi terkait erat dengan panca indra karena persepsi terjadi setelah objek yang bersangkutan melihat, mendengar atau merasakan sesuatu, dan kemudaian mengorganisasi serta menginterpretasikannya sehingga timbullah persepsi.

Menurut Suwarno (2009: 53) “persepsi pada hakekatnya adalah proses kognitif yang dialami setiap orang ketika berusaha memahami informasi yang

diterimanya”. Slameto (2003: 102) menyatakan bahwa “persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia. Melalui persepsi, manusia terus-menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Hubungan ini dilakukan lewat indranya yaitu indra penglihat, pendengar, peraba,

perasa, atau pencium”. Pendapat lain menyatakan persepsi adalah pengalaman

tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan

menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan (Jalaluddin, 2001: 51). Menurut Gagne dalam Nasution (2002: 10) menyebutkan bahwa “persepsi adalah

kemampuan untuk mengadakan diskriminasi antara objek, berdasarkan ciri-ciri fisik yang berbeda-beda antara objek-objek itu”.

Menurut Daryono (2003: 227) persepsi merupakan kemampuan individu untuk mengamati atau mengenal perangsang sesuatu sehingga berkesan jadi

(39)

20 penting dalam proses pencitraan terhadap hal-hal yang ditangkap oleh indra manusia lalu akan diinterpretasikan ke dalam bentuk anggapan atau respon. Respon atau anggapan itu muncul sebagai akibat distimulus atau rangsangan yang telah diberikan sebelumnya. Persepsi adalah pengalaman tentang obyek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan (Rahmat, 2005: 119).

Berdasarkan kajian di atas, persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa yang diperoleh oleh seseorang dan ditangkap oleh indranya, kemudian dari hasil interprestasinya itu muncul tindakan-tindakan yang menunjang kearah penilaian, pandangan atau pendapat. Pengertian persepsi menunjukkan aktivitas merespon, menginterpretasikan, dan memahami objek baik fisik maupun non-fisik. Persepsi berada pada pikiran dan perasaan manusia secara individu sehingga

memungkinkan orang yang satu dengan yang lain memiliki persepsi yang berbeda walaupun objek yang dikaji sama. Pengertian persepsi dalam penelitian ini

menunjukkan pandangan, perasaan, dan pemahaman siswa kelas VII SMP 17 Serdang pada metode mengajar guru. Persepsi yang dibahas dalam penelitian ini berupa persepsi yang positif pada metode mengajar guru yang diduga akan berpengaruh positif terhadap hasil belajar anak. Demikian juga persepsi yang negatif pada metode mengajar guru yang diduga akan berpengaruh negatif terhadap hasil belajar siswa.

(40)

21 yang bersangkut paut dengan persepsi sangat penting. Hal tersebut dikarenakan sebagai berikut.

1. Makin baik suatu objek, orang, peristiwa atau hubungan diketahui, makin baik objek, orang, peristiwa atau hubungan tersebut dapat diingat.

2. Dalam pengajaran, menghindari salah pengertian merupakan hal yang harus dapat dilakukan oleh seorang guru, sebab salah satu pengertian akan menjadikan siswa belajar sesuatu yang keliru yang tidak relevan; dan 3. Jika salah mengajarkan sesuatu guru perlu mengganti benda yang

sebenarnya dengan gambar atau potret dari benda tersebut, maka guru harus mengetahui bagaimana gambar atau potret tersebut harus dibuat agar tidak terjadi persepsi yang keliru (Slameto, 2003: 102).

Menurut Walgito (2003: 53) “persepsi merupakan proses yang didahului oleh

proses pengindraan, yaitu merupakan proses stimulus oleh individu melalui alat indra atau disebut juga proses sensorik”. Adapun faktor-faktor yang berpengaruh terhadap persepsi itu sendiri sebagaimana dijelaskan Irwanto dalam Septiyawan (2005: 19) yaitu persepsi lebih bersifat psikologi dari pada merupakan proses penginderaan saja, maka ada beberapa faktor yang mempengaruhinya sebagai berikut.

a. Perhatian yang selektif b. Ciri-ciri rangsang

c. Nilai-nilai dan kebutuhan individu.

(41)

22 terhadap hasil belajar siswa. Demikian juga persepsi yang negatif mengenai metode mengajar guru yang diduga akan berpengaruh negatif terhadap hasil belajar siswa.

3. Metode Mengajar Guru

Tercapainya tujuan proses mengajar dan belajar yang baik dalam kegiatan

pendidikan dan pengajaran memerlukan usaha terciptanya interaksi yang baik pula antara guru (pendidik) dan peserta didik (murid) yang belajar. Guru dalam proses pembelajaran mempunyai peranan yang sangat penting. Bagaimana pun hebatnya kemajuan teknologi, peran guru akan tetap diperlukan. Peran guru sebagai sumber belajar merupakan peran yang sangat penting. Peran sebagai sumber belajar berkait erat dengan penguasaan materi pelajaran dan cara menyampaikannya kepada siswa.

(42)

23 Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang telah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Dengan demikian, metode dalam sistem pembelajaran memegang peranan yang sangat penting. Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara guru menggunakan metode pembelajaran, karena suatu strategi pembelajaran hanya mungkin dapat diimplementasikan melalui penggunaan metode pembelajaran (Sanjaya, 2006: 145).

Seorang guru dalam menyampaikan materi perlu memilih metode mana yang sesuai dengan keadaan kelas atau siswa sehingga siswa merasa tertarik untuk mengikuti pelajaran yang diajarkan. Dengan variasi metode dapat meningkatkan kegiatan belajar siswa (Slameto, 2003: 96). Menurut Nawawi dalam Suryosubroto

(2002: 33) “metode mengajar adalah kesatuan langkah kerja yang dikembangkan

oleh guru berdasarkan pertimbangan rasional tertentu, masing-masing jenisnya bercorak khas dan semuanya berguna untuk mencapai tujuan pengajaran”. Sedangkan menurut Jihad dan Haris (2008: 24) “metode mengajar adalah cara mengajar atau cara menyampaikan materi pelajaran kepada siswa yang kita ajar”.

Menurut Arikunto dalam Djamarah dan Zain (2002: 28) mengemukakan konsep keampuhan peranan berbagai metode jika ditinjau dari jenis metode dan

banyaknya metode yang sudah dikenal dan dapat digunakan untuk mengajar. Metode tersebut sebagai berikut.

a. Metode pemberian tugas dan resitasi, yaitu melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru dan melaporkan hasilnya

b. Metode contextual teaching learning c. Metode diskusi

d. Metode pendekatan proses (proces approach) e. Metode penemuan (inquiry approach)

f. Metode kerja kelompok g. Metode eksperimen

(43)

24 keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan dihubungkan dengan situasi kehidupan nyata dengan mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.

Menurut Surakhmad dalam Djamarah dan Zain (2002: 53) ada lima faktor yang mempengaruhi penggunaan metode mengajar sebagai berikut.

a. Tujuan yang berbagai jenis

b. Anak didik yang terdiri dari berbagai tingkat kematangannya c. Situasi

d. Fasilitas yang terdiri dari kualitas dan kuantitasnya

e. Pribadi guru serta kemampuan profesionalnya yang berbeda-beda.

Kedudukan metode dalam kegiatan belajar mengajar sebagai berikut. 1. Metode sebagai alat motivasi ekstrinsik

Sebagai salah satu komponen pengajaran, metode menempati peranan yang tidak kalah pentingnya dari komponen lainnya dalam kegiatan belajar mengajar. Tidak ada satu pun kegiatan belajar mengajar yang tidak

menggunakan metode pembelajaran. Ini berarti guru harus memahami benar kedudukan metode sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya rangsangan dari luar. Oleh karena itu, metode berfungsi sebagai alat perangsang dari luar yang dapat membangkitkan motivasi belajar seseorang (Sardiman, 2001: 71).

2. Metode sebagai strategi pembelajaran

Menurut Uno (2007: 85) guru harus memiliki strategi agar anak didik dapat belajar secara efektif dan efisien, mengenal pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian atau biasanya disebut metode

mengajar. Jadi, metode mengajar adalah strategi pengajaran sebagai alat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

(44)

25 1. Tidak ada satu pun metode pembelajaran yang unggul untuk semua tujuan

dalam semua kondisi.

2. Metode pembelajaran yang berbeda memiliki pengaruh yang berbeda dan konsisten pada hasil pembelajaran.

3. Kondisi pembelajaran bisa memiliki pengaruh yang konsisten pada hasil pengajaran (Uno, 2007).

Menurut Surakhmad dan Suryosubroto (2002: 148) “metode pengajaran adalah cara-cara pelaksanaan dari pada proses pengajaran, atau soal teknisnya suatu bahan pengajaran diberikan kepada murid-murid di sekolah”. Menurut Suryobroto (2002: 34) dasar pemilihan metode mengajar sebagai berikut.

a. Relevansi dengan tujuan b. Relevansi dengan sasaran

c. Relevansi dengan kemampuan guru d. Relevansi dengan keadaan siswa

e. Relevansi dengan perlengkapan sekolah

Menurut Surakhmad dalam Djamarah (2006: 78) pemilihan dan penentuan metode mengajar yang dipengaruhi oleh berbagai faktor sebagai berikut.

a. Anak didik b. Tujuan c. Situasi d. Fasilitas e. Guru

Beberapa metode mengajar yang dapat divariasikan oleh pendidik menurut Djamarah (2000: 195) sebagai berikut.

(45)

26 c. Metode tugas dan resitasi

d. Metode diskusi e. Metode sosiodrama f. Metode demonstrasi g. Metode bercerita h. Metode bermain peran i. Metode karya wisata j. Metode tanya jawab k. Metode latihan l. Metode ceramah

Berdasarkan beberapa pendapat yang dirumuskan oleh para ahli, maka metode mengajar merupakan cara dari pelaksanaan proses pengajaran kepada siswa, agar siswa tersebut dapat menerima, menguasai, dan mengembangkan materi pelajaran yang telah diterimanya.

4. Pemanfaatan Sarana Belajar di Sekolah

Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah

ketersediaan sarana belajar baik di sekolah maupun di rumah. Ketersediaan sarana belajar adalah kelengkapan alat bantu pelajaran yang diperoleh di sekolah maupun di rumah yang meliputi, sumber belajar, alat-alat belajar, dan sarana lainnya. Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud dan tujuan. Sarana pendidikan merupakan sarana penunjang bagi proses belajar-mengajar. Menurut Tim Penyusun Pedoman Pembakuan Media

Pendidikan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang dimaksud dengan sarana pendidikan adalah semua fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar mengajar, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif, dan efisien. Kelengkapan sarana dan prasarana pendidikan mempunyai peranan penting dalam proses

(46)

27 tulis, papan tulis, media belajar, ketersediaan buku pelajaran 1 buku per siswa dan perabot lainnya yang mendukung proses belajar mengajar; prasarana seperti ruang kelas, ruang guru, ruang untuk tenaga kependidikan perpustakaan, laboratorium, auditorium, tempat ibadah, kantin, taman, dan lain-lain. Tidak dapat dipungkiri bahwa untuk mengajar ketersediaan dan kelengkapan tersebut membutuhkan dukungan yang besar baik dari pemerintah maupun masyarakat.

Ketersediaan sarana belajar merupakan salah satu faktor eksternal yang

mempengaruhi keberhasilan belajar. Agar proses belajar dapat berjalan dengan lancar maka diperlukan sarana yang menunjang sehingga hasil belajar yang didapat akan maksimal. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Roestiyah (2004: 166) bahwa belajar memerlukan fasilitas belajar yang cukup, agar pencapaian tujuan belajar dapat berjalan dengan lancar.

Menurut Bafadal (2003: 13) mengatakan “fasilitas belajar sebagai salah satu yang dapat digunakan untuk meransang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa”. Sedangkan menurut Suryosubroto (2007: 292) bahwa yang dimaksudkan dengan

“sarana pendidikan adalah semua fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak agar pencapaian tujuan

pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif, dan efesien”.

(47)

28 dapat memudahkan pelaksanaan suatu usaha yang dapat benda-benda maupun materi. Hal ini sesuai dengan pendapat Dimiyati dan Mujiono (2000: 249) mengungkapkan bahwa lengkapnya sarana pembelajaran menentukan kondisi pembelajaran yang baik, meliputi buku pelajaran, buku catatan, alat dan fasilitas laboratorium di sekolah. Hal tersebut sependapat dengan pendapat Gie dalam Widiyati (2002: 23) yang mengemukakan bahwa ruang belajar harus tersedia penerangan yang baik, yaitu penerangan harus tidak berlebihan dan tidak kurang, melainkan memadai untuk melakukan studi/belajar sebaik-baiknya. Penerangan yang berlebihan misalnya dari sinar matahari kena halaman buku akan

menimbulkan kesilauan dan membuat buku tak terbaca. Penerangan yang kurang misalnya hanya 10 watt dari lampu listrik akan membuat buku sukar dibaca dan

dapat menimbulkan kelelahan mata”.

Selain kondisi tempat belajar, ada persyaratan lain yang juga harus dipenuhi yaitu sumber belajar yang dikemukakan oleh Nasution (2005: 34) bahwa buku-buku dan alat-alat lain yang tidak lengkap akan turut juga mempengaruhi anak dalam belajar karena tidaklah mungkin anak itu terus menerus meminjam alat-alat yang diperlukan dari orang lain. Kurang lengkapnya buku-buku yang diperlukan akan menyebabkan anak malas belajar, serta menghalanginya untuk belajar lebih baik.

Sarana mempunyai arti penting dalam pedidikan. Gedung sekolah misalnya sebagai tempat yang strategis bagi berlangsungnya kegiatan belajar mengajar di sekolah. Salah satu persyaratan untuk membuat suatu sekolah adalah pemilikan gedung yang di dalamnya ada ruang kelas, ruang kepala sekolah, ruang dewan guru, ruang perpustakaan, ruang BP, ruang tata usaha, auditorium, dan halaman sekolah yang memadai. Semua bertujuan untuk memberikan kemudahan

(48)

29 Menurut Ahmadi dan Supriyanto (2003: 86) bahwa kondisi ruang belajar yang memenuhi syarat sebagai berikut.

1. Ruangan harus berjendela, ventilasi cukup, udara segar dapat masuk, sinar matahari dapat menerangi ruangan.

2. Dinding harus bersih, putih tidak terlihat kotor. 3. Lantai tidak kotor.

4. Keadaan yang jauh dari keramaian (pasar, bengkel, pabrik, dan lain-lain) sehingga anak akan mudah konsentrasi dalam belajar.

Bukti bahwa seseorang telah belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut.. Seseorang dapat dikatakan telah belajar sesuatu apabila dalam dirinya telah terjadi suatu perubahan. Jadi, hasil belajar merupakan pencapaian tujuan belajar dan hasil belajar sebagai produk dari proses belajar, maka didapat hasil belajar. Belajar berarti melatih otak agar dapat digunakan pada segala situasi dalam kehidupan. Ketersediaan sarana belajar akan memudahkan siswa dalam melakukan aktivitas belajar sehingga siswa lebih semangat dalam belajar. Diantara sekian banyak penyebab keberhasilan dalam belajar adalah ketersediaan sarana belajar di sekolah harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dan memperhatikan kriteria pemilihan sarana tersebut. Ketersediaan sarana belajar yang memadai dan pemanfaatan yang baik, siswa akan menerima pesan yang disampaikan oleh guru, hal ini akan membuat siswa akan terus semangat untuk belajar tanpa ada rasa bosan dan jenuh.

Hal ini sesuai dengan pendapat Slameto (2003: 28) yang mengungkapkan syarat keberhasilan belajar sebagai berikut.

(49)

30 2. Repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar

pengertian/keterampilan/sikap itu mendalam pada siswa.

Berdasarkan beberapa uraian di atas, sarana belajar adalah segala kebutuhan logistik yang diperlukan dalam melakukan aktivitas belajar seperti ruang belajar, sumber belajar, dan alat-alat belajar. Dengan cukupnya alat-alat belajar yang juga berfungsi sebagai sumber belajar, akan memudahkan siswa dalam mempelajari materi pelajaran dan dapat mengulang kembali materi pelajaran yang disampaikan oleh guru di sekolah. Kelengkapan sarana belajar akan mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Semakin lengkap sarana belajar ekonomi siswa baik di sekolah maupun di rumah, maka aktivitas belajar siswa akan semakin lancar dan

memungkinkan siswa untuk cepat mengerti materi pelajaran yang dipelajari serta memperoleh hasil belajar yang baik.

5. Hasil Penelitian Yang Relevan Tabel 3. Penelitian Yang Relevan

No. Nama Judul Skripsi Hasil Guru dan Motivasi Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI Akuntansi Semester Ganjil SMK Trisakti Bandar Lampung TP 2008/2009

(50)

31 Guru terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas X SMA Negeri 10 Bandar Lampung TP 2009/2010

Ada pengaruh metode mengajar guru, ketersediaan sarana dan motivasi belajar ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 10 Bandar Lampung TP 2009/2010 diperoleh fhitung>ftabel, yaitu 44,196 > 2,662 dengan keeratan hubungan koefesien korelasi (R) 0,675 dan koefesien determinasi (R2) 0,456 atau 45,65%.

3. Agus Mulyanto (2011)

Pengaruh Disiplin Belajar dan Motivasi Belajar Siswa terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Kalirejo TP 2009/2010.

Menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara disiplin belajar dan motivasi belajar siswa

terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kalirejo TP 2009/2010. Besarnya pengaruh tersebut adalah r = 0,614.

B. Kerangka Pikir

(51)

32 mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar. Siswa dapat mencapai hasil belajar maksimal bila guru tepat dalam menerapkan metode mengajar. Untuk itu diperlukan metode pembelajaran yang inovatif dan mampu meningkatkan keaktifan serta hasil belajar siswa. Faktor lain yang dapat mempengaruhi belajar diantaranya ialah ketersediaan sarana belajar di sekolah. Fasilitas belajar yang lengkap dapat memudahkan siswa dalam melakukan aktivitas belajar sehingga dapat memberi semangat siswa dalam belajar.

Keberadaan ketersediaan sarana belajar belajar di sekolah juga mutlak diperlukan di sebuah lembaga pendidikan karena pendidikan tidak mungkin terlaksana dengan baik bila tenaga pengajar dan peserta didik tidak ditunjang oleh

ketersediaan sarana belajar yang memadai. Belajar tidak dapat dilakukan tanpa adanya sarana belajar yang cukup, sarana belajar yang lengkap dapat menunjang keberhasilan siswa dalam mencapai hasil belajar yang tinggi.

Untuk memberi gambaran yang jelas dalam penelitian ini, penulis menggunakan skema yang digambarkan sebagai berikut.

Gambar 1. Paradigma teoritis pengaruh peubah bebas X1 dan X2 terhadap Y

(Sugiyono, 2006: 39)

Hasil Belajar IPS Terpadu (Y)

Pemanfaatan Sarana Belajar di Sekolah (X2)

(52)

33 C. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian sebagai berikut.

1. Ada pengaruh persepsi siswa tentang metode mengajar guru terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII SMP 17 Serdang Tahun Pelajaran 2012/2013.

2. Ada pengaruh pemanfaatan sarana belajar di sekolah terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII SMP 17 Serdang Tahun Pelajaran 2012/2013. 3. Ada pengaruh persepsi siswa tentang metode mengajar guru dan

(53)

34

III. METODOLOGI PENELITIAN

Bagian ketiga ini akan membahas beberapa hal mengenai pendekatan penelitian, populasi, sampel, teknik pengambilan sampel, dan variabel penelitian. Hal lain yang perlu juga dibahas dalam bab ini antara lain definisi operasional variabel, teknik pengumpulan data, uji persyaratan instrument, teknik analisi data, uji kelinieran dan uji hipotesis. Adapun pembahasan akan dijelaskan lebih rinci berikut ini.

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif verifikatif dengan pendekatan ex post facto dan survey. Menurut Sukardi (2003: 14) menjelaskan penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk dapat menerangkan dan memprediksi terhadap suatu gejala yang berlaku atas dasar data yang diperoleh di lapangan. Sedangkan verifikatif menunjukkan pengaruh antara variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).

Pendekatan ex post facto adalah salah satu pendekatan yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan cara mengambil data secara langsung di area

(54)

35 perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya dengan mengedarkan kuesioner, test, wawancara terstruktur, dan sebagainya.

Secara khusus penelitian ini hanya mendeskripsikan pengaruh persepsi tentang metode mengajar guru dan pemanfaatan sarana belajar di sekolah terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VII SMP 17 Serdang Tahun Pelajaran

2012/2013.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2002: 112). Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010: 297).

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP 17 Serdang Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 70 siswa yang terbagi dalam 3 kelas, seperti yang terlihat pada Tabel 4 berikut.

Tabel 4. Data Jumlah Siswa Kelas VII Semester Ganjil di SMP 17 Serdang Tahun Pelajaran 2012/2013

Sumber : Guru Mata Pelajaran IPS Terpadu SMP 17 Serdang Tahun Ajaran 2012/2013

No. Kelas Jumlah Siswa (Populasi)

1. VII A 21

2. VII B 21

3. VII C 28

(55)

36 2. Sampel

Dalam penelitian ini sampel bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2010: 297). Pada penelitian ini, penentuan besarnya sampel yang diambil dihitung dengan dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut.

n

=

Keterangan

n = ukuran sampel N = ukuran populasi

e2 = sampel error (Koestoro, 2006: 250).

Rumus di atas, apabila sampel error sebesar 5% maka besarnya sampel dalam penelitian ini sebagai berikut.

n = = 59,57 dibulatkan menjadi 60

Jadi, besarnya sampel yang diambil dengan menggunakan rumus Slovin dalam penelitian ini berjumlah 60 siswa.

3. Teknik Pengambilan Sampel

(56)

37 lebih proporsional (Nazir, 2000: 82). Hal ini dilakukan dengan cara sebagai berikut.

Tabel 5. Perhitungan Jumlah Sampel Untuk Masing-Masing Kelas

Penentuan siswa yang akan dijadikan sampel untuk setiap kelas dilakukan dengan undian yang merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan dalam menarik sampel dengan menggunakan simple random sampling (Nazir, 2000: 336).

C. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat beberapa variasi yang harus ditetapkan dengan jelas oleh seseorang peneliti agar dalam pengumpulan data dapat terarah sesuai dengan tujuan penelitian. Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010: 60).

Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel yang berdasarkan atas hubungan yang terdiri atas sebagai berikut.

1. Variabel bebas (independent variable)

Kelas Perhitungan Persentase (%)

VII A 30%

VII B 30%

VII C 40%

(57)

38 Variable bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan nya variabel terikat (Sugiyono, 2002: 33). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah persepsi siswa tentang metode

mengajar guru (X1) dan pemanfaatan sarana belajar di sekolah (X2). 2. Variabel terikat (dependent variable)

Variable terikat yaitu variabel yang disebabkan atau dipengaruhi oleh variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah hasil belajar IPS Terpadu (Y).

D. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel 1. Definisi Konseptual Variabel

Definisi konseptual adalah definisi yang diberikan kepada suatu konstrak guna menjelaskan suatu konsep variabel baik variabel bebas maupun variabel terikat. Adapun definisi konseptual dari variabel bebas dan variabel terikat dalam penelitian sebagai berikut.

a. Hasil belajar

Menurut Anni (2002: 4) hasil belajar merupakan perubahan prilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar.

b. Metode Mengajar Guru

Metode mengajar adalah suatu cara mengajak yang bersifat netral dan umum, tidak diwarnai oleh suatu bidang apapun tetapi menggunakan unsur-unsur inovatif karena memberi alternatif lain yang dapat dipergunakan di kelas (Djamarah, 2000: 83).

(58)

39 Menurut Roestiyah (2004: 166) menyatakan belajar memerlukan fasilitas belajar yang cukup, agar pencapaian tujuan belajar dapat berjalan dengan lancar. Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri.

2. Definisi Operasional Variabel

1. Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru (X1)

Persepsi siswa tentang metode mengajar guru meliputi sebagai berikut. Penggunaan metode yang bervariasi dalam mengajar.

1. Usaha guru untuk mengajar secara efektif.

2. Mendorong siswa untuk mempelajari materi pelajaran secara mandiri. 3. Menyenangkan siswa dan tingkat perhatian guru pada siswa dalam

mengikuti materi pelajaran.

2. Pemanfaatan Sarana Belajar di Sekolah (X2) Perlengkapan dan peralatan di sekolah.

1. Perpustakaan.

2. Menggunakan laboratorium.

3. Ruang belajar sesuai dengan dengan aturan pengelolaan kelas. 4. Ruang belajar yang mendukung.

5. Adanya papan tulis, kursi, dan meja. 6. Tersedianya media belajar.

7. Laboratorium computer. 8. Sarana internet.

(59)

40 Tabel 6. Variabel, Indikator, Sub Indikator, Skala Pengukuran

Variabel Indikator Sub Indikator Skala

Metode pelajaran secara mandiri. Menyenangkan siswa dan Ruang belajar sesuai dengan dengan aturan pengelolaan kelas

Ruang belajar yang mendukung

Adanya papan tulis, kursi, dan meja ekonomi saat ada kegiatan ekstrakulikuler VII SMP 17 Serdang Tahun Pelajaran 2012/2013

Hasil mid semester mata pelajaran IPS Terpadu siswa kelas VII SMP 17 Serdang Tahun Pelajaran 2012/2013

(60)

41 E.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut. 1. Observasi

Observasi ialah metode atau cara-cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung (Purwanto, 2006: 144).

2. Dokumentasi

Menurut Arikunto (2006: 154) dokumentasi adalah mencari dan mengumpulkan data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, majalah, agenda, notulen, rapat, dan sebagainya.

3. Angket/Kuesioner

Menurut Sugiyono (2005: 135) angket atau kuesioner adalah pengambilan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Teknik ini digunakan untuk memperoleh data mengenai persepsi siswa pada metode mengajar guru dan pemanfataan sarana belajar di sekolah. Selain itu, penggunaan rumus dalam pengambilan sampel secara tidak langsung membuat peneliti terjun ke dalam penggunaan statistik parametrik. Untuk itu, peneliti menggunakan rating scale untuk menaikkan skala peneliti yang semulanya ordinal menjadi interval sebagai salah satu syarat dalam penggunaan statistik parametrik.

4. Wawancara

(61)

42 lebih mendalam dan jumlah respondennya kecil atau sedikit (Sugiyono, 2010: 194). Wawancara ini dilaksanakan dengan bertanya langsung kepada responden.

F. Uji Persyaratan Instrumen

Untuk mendapatkan data yang lengkap, maka alat instrumennya harus memenuhi persyaratan yang baik. Suatu Instrumen yang baik dan efektif adalah memenuhi syarat Validitas dan Reliabilitas.

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti. Tinggi rendahnya validitas suatu instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud (Arikunto, 2007: 65).

Untuk menguji validitas instrumen digunakan rumus Korelasi Product Moment dengan rumus sebagai berikut.

rxy =

rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y X = Skor butir soal

Y = Skor total

(62)

43 Dengan kriteria pengujian apabila r hitung r tabel dengan , maka alat ukur tersebut dinyatakan valid dan sebaliknya apabila r hitung r tabel, maka alat ukur tersebut tidak valid.

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil uji coba angket pada variabel X1, X2, dan Y kepada 20 responden, kemudian dihitung mengunakan perangkat lunak SPSS. Hasil perhitungan kemudian dicocokan dengan Tabel r Product Moment dengan 0,05adalah 0.444, maka diketahui hasil perhitungan sebagai berikut.

Tabel 7. Hasil Analisis Uji Validitas Angket Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru (X1)

No. rhitung rtabel Kesimpulan Keterangan 1. .566 .444 rhitung>rtabel Valid Sumber: Hasil Pengolahan Data Tahun 2012.

Kriteria yang digunakan adalah jika rhitung > rtabel, maka soal tersebut valid dan sebaliknya (Rusman, 2011: 54). Berdasarkan kriteria tersebut, terdapat 2 soal yang tidak valid dan dalam penelitian ini soal tersebut didrop. Dengan demikian, angket yang digunakan dalam penelitian ini ber jumlah 13 soal.

(63)

44 Tabel 8. Hasil Analisis Uji Validitas Angket Pemanfaatan Sarana Belajar di

Sekolah (X2)

No. rhitung rtabel Kesimpulan Keterangan 1. .605 .444 rhitung>rtabel Valid Sumber: Hasil Pengolahan Data Tahun 2012.

Kriteria yang digunakan adalah jika rhitung > rtabel, maka soal tersebut valid dan sebaliknya (Rusman, 2011: 54). Berdasarkan kriteria tersebut, terdapat 1 soal yang tidak valid dan dalam penelitian ini soal tersebut didrop. Dengan demikian, angket yang digunakan dalam penelitian ini ber jumlah 14 soal.

2. Uji Reliabilitas

(64)

45 pada suatu rangkaian berhubungan secara positif satu dengan lain nya (Koestoro, 2006: 243).Teknik penghitungan reliabilitas instrumen dengan koefisien Alpha sebagai berikut.

r11 = 2

2 1

1

1 t

n n

Keterangan

r11 = Reliabilitas instrumen n = Banyaknya butir soal

2

i = skor tiap-tiap item 2

t = Varians total (Arikunto, 2009: 109).

Dengan kriteria uji r hitung r tabel, maka pengukuran tersebut reliabel dan

sebaliknya apabila r hitung r tabel, maka pengukuran tersebut tidak reliabel. Jika alat instrumen tersebut reliabel, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks r11 sebagai berikut.

a. Antara 0,800 sampai dengan 1,000 : sangat tinggi. b. Antara 0,600 sampai dengan 0,799 : tinggi. c. Antara 0,400 sampai dengan 0,599 : cukup. d. Antara 0,200 sampai dengan 0,399 : kurang. e. Antara 0,000 sampai dengan 0,100 : sangat rendah.

(65)

46 Tabel 9. Hasil Analisis Uji Reliabilitas Angket Untuk Variabel X1

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.867 13

Sumber: Hasil Pengolahan Data Tahun 2012.

Bedasarkan perhitungan SPSS 17, diperoleh hasil rhitung > rtabel, yaitu 0.867 > 0.444. Hal ini berarti alat instrumen yang digunakan adalah reliabel. Jika dilihat pada kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya r = 0.867, maka memiliki tingkat reliabel sangat tinggi.

Berikut disajikan Tabel hasil uji reliabilitas angket pada 20 responden dengan 14 item pertanyaan.

Tabel 10. Hasil Analisis Uji Reliabilitas Angket Untuk Variabel X2

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.880 14

Sumber: Hasil Pengolahan Data Tahun 2012.

Bedasarkan perhitungan SPSS 17, diperoleh hasil rhitung > rtabel, yaitu 0.880 > 0.444. Hal ini berarti alat instrumen yang digunakan adalah reliabel. Jika dilihat pada kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya r = 0.880, maka memiliki tingkat reliabel sangat tinggi.

G. Teknik Analisis Data 1. Uji Normalitas

(66)

47 digunakan dalam penelitian ini adalah Kolmogorov-Smirnov. Adapun rumus nya sebagai berikut.

Z

i

=

Keterangan

X = Rata-rata

S = Simpangan Baku X1 = Nilai Siswa Rumusan hipotesis yaitu

Ho : sampel berdistribusi normal Hi : sampel tidak berdistribusi normal Langkah-langkahnya sebagai berikut.

i. Pengamatan X1, X2, . . . , Xn dijadikan angka baku Z1, Z2, . . . ,Zn yang dicari dengan rumus

Zi =

ii. Menghitung peluang F (Zi) = P (Z < Zi) iii. Menghitung S ( Zi) adalah S ( Zi) =

iv. Menghitung selisih F (Zi) - S ( Zi) kemudian ditentukan dengan harga mutlak

Gambar

Tabel
Tabel                                                                                                            Halaman
Tabel 1. Hasil Belajar Mata Pelajaran IPS Terpadu Siswa Kelas VII Semester Ganjil SMP 17 Serdang Tahun Pelajaran 2012/2013
Tabel  2. Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru
+7

Referensi

Dokumen terkait

This research aims at (1) describing the materials used in teaching speaking by using Genre Based Approach in SMP Muhammadiyah 4 Surakarta (2) the procedures

Apabila bahan dan alat yang dibutuhkan tidak terdapat di daerahmu bersama guru diharapkan mencari alternatif lain sehingga kompetensi membuat produk kerajinan logam teknik ukir

3.1 Mengenal kegiatan persiapan membaca permulaan (cara duduk wajar dan baik, jarak antara mata dan buku, cara memegang buku, cara membalik halaman buku, gerakan mata dari

Respondents about the two-way communication (interactivity) (X3) is high, the number of respondents is 39 people or 90.6% while the least belong in the category of low and

Terdapat pula pergelaran Seni Tari Betawi Ronggeng Blantek, Tari Blenggo dan Tari Jakarta yang diadakan di Balai Latihan Jakarta Selatan, merupakan hasil dari proses pelatihan

” Peralihan hak atas tanah dan hak milik atas satuan rumah susun melalui jual beli, tukar menukar, hibah, pemasukan harta ke perusahaan dan perbuatan

Kita harus tetap mempertahankan persatuan Indonesia.” Siti : ”Benar, seperti yang diamanatkan Pancasila, terutama Sila Ketiga.” Dayu : ”Hasil alam dan kenampakan alam itu juga

Tujuan dari penelitian ini adalah membuat saklar yang bisa bekerja secara otomatis untuk menyalakan dan mematikan lampu di dalam ruangan tanpa harus menekan tombol