PERSEMBAHAN
Alhamdulillah Hirobbil Alamin...
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas izin dan ridho-Nya sehingga terselesaikannya Karya Ilmiah
ini.
Shalawat serta salam penulis haturkan kepada Nabi Besar Muhammad S.A.W
Kupersembahkan dengan tulus kepada:
Ayah ku Tercinta, Tasriluddin...
Terimakasih atas doa dan pengorbanannya selama ini yang tiada terhingga. Semua keringat dan
kerja kerasmu selama ini aku bisa seperti sekarang. Kelak aku dapat meringankan bebanmu
setelah aku menunaikan kewajiban ku kepadamu. Semoga aku bisa membanggakan mu.
Ibu ku tersayang, Sumiyati...
Atas doa dan kasih sayangnya selama ini, dari aku kecil hingga aku dewasa tiada pernah
berubah. Aku akan menjadi yang terbaik untuk mu Ibu, Aku akan selalu dan selalu
membahagiakan mu.
Adik-adik ku tersayang, Devi Nurfitriyani, Amanah Tri Amalia, Tasya Marsela...
Terimakasih atas doa dan dukungan kalian selama ini. Kalian sudah membuatku bahagia selama
ini, terutama adik ku Tasya si bungsu yang memberiku inspirasi.
Sahabat-sahabatku, Tiga Serangkai
Terimaksih atas doa dan semangatnya selama ini. Kalian sudah memberiku semangat dan
motivasi dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.
Seorang yang akan menjadi pendamping hidupku kelak
Sahabat-sahabatku dan Teman-temanku yang tidak bisa kusebutkan satu persatu
Para pendidik yang kuhormati
Yang terbaik diantara kalian adalah mereka yang berakhlak paling mulia.
(Nabi Muhammad SAW)
Harga kebaikan manusia adalah diukur menurut apa yang telah dilaksanakan atau diperbuatnya.
(Ali Bin Abi Thalib)
Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan
saat mereka menyerah.
(Thomas Alfa Edison)
Hidup itu ada dua pilihan, mudah dan sulit. Kedua pilihan itu ada di tangan kita, tidak ada hidup yang mudah bila kita persulit, dan tidak ada hidup yang sulit bila kita permudah.
Semuanya tergantung pada pilihan kita. Jangan takut menghadapi masalah, karena masalah adalah bagian dari
kehidupan.
SANWACANA
Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan Rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi dengan judul “Pengaruh Persepsi Siswa tentang Keterampilan Mengajar Guru dan Pemanfaatan Media Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu
Melalui Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Gisting Tahun
Pelajaran 2014/2015” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini tidak terlepas dari
bantuan, bimbingan, motivasi, saran dan kritik yang telah diberikan oleh semua
pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
seluruhnya kepada:
1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila.
2. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan
Kerjasama FKIP Unila.
3. Bapak Drs. Buchori Asyik, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Keuangan,
Kemahasiswaan dan Alumni FKIP Unila.
5. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fkip Unila.
6. Bapak Drs. Tedi Rusman, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
7. Bapak Drs. Yon Rizal, M.Si., selaku Pembimbing Akademik (PA) dan
Pembimbing I yang telah banyak meluangkan waktu untuk penyelesaian
skripsi ini. Terima kasih atas segala arahan ilmu pengetahuan yang telah
Bapak berikan kepada penulis.
8. Bapak Drs. Tedi Rusman, M.Si., selaku dosen pembimbing II yang telah
banyak membantu dan mengarahkan dalam penyelesaian skripsi ini.
Terimakasih atas segala arahan Bapak dalam membantu penulis
menyelesaikan skripsi ini.
9. Ibu Dr. Pujiati, M.Pd, selaku dosen pembahas yang telah membantu dan
mengarahkan dalam penyelesaian skripsi ini. Terimakasih atas segala arahan
dan bimbingan Ibu dalam membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.
10. Bapak dan Ibu Dosen FKIP Universitas Lampung khususnya Program Studi
Pendidikan Ekonomi, terima kasih atas bantuan dan bimbingannya serta tiada
henti-hentinya mengiatkan penulis untuk terus belajar dan belajar.
11. Kepala SMP Negeri 1 Gisting, Bapak Tasriluddin S.Pd, dan Ibu Masneli
S.Pd yang telah banyak meluangkan waktu selama penelitian saya dan
seluruh dewan guru SMP Negeri 1 Gisting yang telah mengizinkan dan
12. Ayah dan Ibuku tercinta untuk seluruh doa, cinta, pengorbanan, cucur
keringat, dan bimbingannya yang telah kalian berikan untuk membantuku
meraih gelar Sarjana Pendidikan.
13. Adikku Devi, adikku Lia, adikku Tasya dan seluruh keluargaku yang aku
sayangi. Kalian lah sumber motivasi dan inspirasiku.
14. Terima kasih kepada Om Herdi dan Kak Wardani yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
15. Terima kasih kepada Riza, Teti, Dila, Ana, Ardi, Kusworo, Luftia, Eka, Nida,
Selvita, Ana Purnamasari atas bantuannya dalam menyelesaikan skripsi ini.
16. Terima kasih untuk sahabat-sahabat seperjuanganku Economic Education
2010 yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Terimakasih atas
kebersamaan dan kekeluargaanya selama empat tahun terakhir.
17. Teman-teman KKN dan PPL di Serai, Risky, Rusdi, Sulis, Reti, Ade, Echa,
Ariska, Feri dan teman-teman yang lain terima kasih atas kebersamaannya
selama KKN, Pak Sumardi, Pak Mat Ali, Ngah Sudar, Pak Hotman sudah
seperti keluarga baruku dan seluruh warga Pesisir Tengah, khususnya Desa
Serai.
18. Seluruh siswa-siswi SMP Negeri 1 Gisting, yang telah berpartisipasi dalam
penyusunan skripsi ini, terimakasih atas doa dan dukungannya.
19. Sahabat-sahabatku Ary, Hadi, dan Romy terimakasih atas doa, semangat dan
dukungannya selama ini, semoga kita akan selalu bersama sampai kita
berkeluarga nanti.
20. Teman-temanku (Sandy, Ican, Erik, Duki, Beni, Adnan, Dede, Septian, Rio,
22. Calon makmumku yang masih belum terlihat sampai saat ini.
23. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan di atas kertas ini namun
penulis berterimakasih atas semuanya.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena
itu kritik dan saran yang bersifat membangun akan penulis terima dengan tangan
terbuka dan ucapan terimakasih. Namun demikian, penulis berharap semoga
tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada
khususnya.
Bandar Lampung, 26 Oktober 2015 Penulis
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1. Hasil Belajar Mata Pelajaran IPS Terpadu Kelas VIII Semester
Ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014 ...5
2. Penelitian Yang Relevan ...38
3. Jumlah Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Gisting...48
4. Perhitungan jumlah sampel untuk masing-masing kelas ...49
5. Variabel, Indikator, Sub Indikator dan Skala Pengukuran...55
6. Hasil Uji Validitas Angket Persepsi Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru ...59
7. Hasil Uji Validitas Angket Pemanfaatan Media Pembelajaran ...60
8. Hasil Uji Validitas Angket Motivasi Belajar ...61
9. Hasil Uji Reliabilitas Angket Persepsi Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru ...63
10. Hasil Uji Reliabilitas Angket Pemanfaatan Media Pembelajaran ...63
11. Hasil Uji Reliabilitas Angket Motivasi Belajar ...64
12. Daftar Sarana dan Prasarana SMA Negeri 1 Gisting...80
13. Distribusi Frekuensi Persepsi Siswa Tentnag Keterampilan Mengajar Guru (X1), siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Gisting Tahun Pelajaran 2014/2015 ...104
14. Distribusi Frekuensi Pemanfaatan Media Pembelajaran (X2), siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Gisting Tahun Pelajaran 2014/2015...106
15. Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar (Y), Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Gisting Tahun Pelajaran 2014/2015...108
16. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar (Z), Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Gisting Tahun Pelajaran 2014/2015...110
17. Rekapitulasi Uji Normalitas...112
18. Rekapitulasi Uji Homogenitas ...114
19. Rekapitulasi Lineraritas Regrresi...116
20. Rekapitulasi Uji Multikolinearitas ...117
Diagram Halaman
1. Kategori Persepsi Siswa tentang Keterampilan Mengajar
Guru (X1), Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Gisting Tahun Pelajaran
2014/2015 ... 104 2. Kategori Pemanfaatan Media Pembelajaran (X2), siswa Kelas
VIII SMP Negeri 1 Gisting Tahun Pelajaran 2014/2015... 106 3. Kategori Motivasi Belajar (Y), Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1
Gisting Tahun Pelajaran 2014/2015... 108 4. Kategori Hasil Belajar (Z), Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1
PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN
TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU MELALUI MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 GISTING TAHUN
PELAJARAN 2014/2015
Oleh
HARDIAN KURNIAWAN
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
MENGAJAR GURU DAN PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU MELALUI MOTIVASI
BELAJAR SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 GISTING TAHUN PELAJARAN 2014/2015
(Skripsi)
Oleh :
HARDIAN KURNIAWAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1. Kerangka Pikir ... 42
2. Model diagram jalur berdasarkan paradigma penelitian... 122
3. Model persamaan dua jalur ... 122
4. Substruktur 1 ... 123
5. Substruktur 2 ... 124
6. Substruktur 1 ... 125
7. Substruktur 2 ... 127
8. Diagram Jalur Lengkap ... 129
9. Pengaruh tidak langsung X1Terhadap Z melalui Y ... 136
Lampiran Halaman
1. Struktur organisasi SMP Negeri 1 Gisting ... 167
2. Jumlah Guru Dengan Tugas Mengajar Sesuai Dengan Latar Belakang Pendidikan ... 168
3. Kisi-kisi Angket Uji Coba ... 169
4. Angket Uji Coba ... 172
5. Exel Persepsi Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru... 177
6. Exel Pemanfaatan Media Pembelajaran ... 178
7. Exel Motivasi Belajar ... 179
8. Rekapitulasi Output Hasil Uji Validitas Angket Uji Coba X1 ...180
9. Rekapitulasi Output Hasil Uji Validitas Angket Uji Coba X2 ...181
10. Rekapitulasi Output Hasil Uji Validitas Angket Uji Coba Y ... 182
11. Kisi-kisi Angket Penelitian... 183
12. Angket Penelitian... 186
13. Hasil Penelitian Persepsi Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru... 190
14. Hasil Penelitian Pemanfaatan Media Pemebelajaran ... 197
15. Hasil Penelitian Motivasi Belajar ... 203
16. Hasil Belajar ... 209
17. Rekapitulasi X1,X2,Y, Z ... 212
18. Uji Normalitas ... 214
19. Uji Homogenitas ... 215
20. Uji Liniearitas Regresi ... 216
21. Uji Multikoleniaritas... 217
22. Uji Autokorelasi... 218
23. Uji Heterokeditas ... 219
24. Korelation Variabel X1dengan X2 ...220
25. Regresi Variabel X1dengan X2Terhadap Y ... 221
26. Regresi Variabel Y dengan Z ... 222
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu kegiatan untuk meningkatkan potensi sumber
daya manusia. Melalui pendidikan diharapkan terbentuk sumber daya
manusia yang berkualitas dan mampu membangun bangsa dan negaranya.
Oleh karena itu, pendidikan menuntut orang-orang didalamnya untuk dapat
bekerja secara maksimal, professional, penuh tanggung jawab, dan loyalitas
yang tinggi untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin pesat dan arus globalisasi
yang juga semakin hebat, maka muncullah persaingan di bidang pendidikan.
Salah satu cara yang ditempuh adalah peningkatan mutu pendidikan. Upaya
peningkatan mutu pendidikan tersebut, maka pemerintah berusaha melakukan
perbaikan-perbaikan agar mutu pendidikan meningkat diantaranya perbaikan
kurikulum. Sumber Daya Manusia (SDM), sarana dan prasarana.
Perbaikan-perbaikan tersebut tidak ada artinya tanpa dukungan dari kepala sekolah,
guru, orang tua, murid, dan masyarakat yang turut serta dalam meningkatkan
Pendidikan memiliki tujuan, menurut Hamalik (2004:82) Tujuan pendidikan nasional adalah tujuan umum dari sistem pendidikan nasional. Tujuan ini merupakan tujuan jangka panjang dan sangat luas dan menjadi pedoman dari semua kegiatan/usaha pendidikan di negara kita. Ketentuan tentang tujuan pendidikan telah ditetapkan dalam Undang-Undang No 20 Tahun 2003 Pasal 3 yang berbunyi sebagai berikut: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pendidikan merupakan salah satu kegiatan yang kompleks yang menyangkut
tanggung jawab bersama antara keluarga, sekolah, dan masyarakat. Sekolah
sebagai lembaga pendidikan formal harus berupaya secara optimal untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang ada. Upaya peningkatan
kualitas pendidikan khususnya di sekolah tidak terlepas dari masalah hasil
belajar yang dicapai oleh siswa.
Menurut Suryabrata (2002:233) “Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar itu dapat diklasifikasikan menjadi dua golongan, yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar diri siswa (eksternal), dan faktor-faktor yang berasal dari
dalam diri siswa (internal)”. Faktor yang terdapat dalam diri siswa adalah
intelegensi, motivasi, minat, bakat, kondisi fisik, sikap dan kebiasaan siswa serta tipe belajar siswa. Sedangkan yang termasuk faktor yang berasal dari luar siswa adalah keadaan sosial ekonomi, lingkungan, media pembelajaran, guru dan cara mengejarnya, kurikulum dan sebagainya.
Menurut Sardiman (2007:19) Dalam kehidupan terjadi suatu proses
belajar-mengajar, baik sengaja maupun tidak sengaja, disadari atau tidak disadari.
Dari proses belajar-mengajar ini akan diperoleh suatu hasil, yang pada
umumnya disebut hasil pengajaran, atau dengan istilah tujuan pembelajaran
belajar-3
mengajar harus dilakukan dengan dengan sadar dan sengaja serta
terorganisasi secara baik.
Keberhasilan belajar dapat dilihat dari hasil belajar yang diperoleh peserta
didik. Menurut Slameto (2010:54) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
belajar digolongkan menjadi dua golongan, yaitu sebagai berikut.
1. Faktor-faktor internal
a. Jasmaniah (kesehatan, cacat tubuh)
b. Psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan)
c. Kelelehan
2. Faktor-faktor eksternal
a. Keluarga (cara orangtua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orangtua, latar belakang kebudayaan)
b. Sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, displin sekolah, alat pelajaran waktu sekolah, tugas standar pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah)
c. Masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, ,assa media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat).
Proses belajar-mengajar, guru sebagai pengajar dan siswa sebagai subjek
belajar, dituntut adanya profil kualifikasi tertentu dalam hal pengetahuan,
kemampuan, sikap dan tata nilai serta sifat-sifat pribadi, agar proses itu dapat
berlangsung dengan efektif dan efisien. Orang-orang kemudian
mengembangkan berbagai pengetahuan, misalnya psikologi pendidikan,
metode mengajar, pengelolaan pengajaran dan ilmu-ilmu lain yang dapat
menunjang proses belajar-mengajar.
Cara belajar-mengajar yang lebih baik ialah mempergunakan kegiatan
murid-murid sendiri secara efektif dalam kelas, merencanakan dan melaksanakan
kelompok. Guru memegang peranan penting dalam dunia pendidikan, karena
guru salah satu yang terlibat langsung dalam pembentukan dan
pengembangan intelektual dan kepribadian siswa. Oleh karena itu, guru
sering dijadikan tokoh teladan bahkan dijadikan tokoh identitas diri, dengan
demikian guru harus memiliki perilaku, keterampilan dan kemampuan yang
memadai untuk melaksanakan tugasnya dengan baik. Untuk itu, guru harus
menguasai berbagai hal sebagai keterampilan yang dimiliki. Serta guru harus
mengembangkan suatu pengembangan fakta dan konsep serta penumbuhan
dan pengembangan sikap.
Jika guru menguasai berbagai keterampilan seperti membuat pembelajaran
menjadi menarik maka secara otomatis membuat siswa menjadi tertarik dan
antusias untuk mengikuti pelajaran sehingga dapat memberikan dampak yang
positif pada pencapaian hasil belajar. Menurut Djamarah dan Zain (2006:181)
Proses belajar mengajar ada variasinya bila guru dapat menunjukan adanya
perubahan dalam gaya mengajar, media yang digunakan dan ada perubahan
dalam pola interaksi antara guru dangan siswa dan siswa dengan siswa.
Pemanfaatan media pembelajaran dan motivasi belajar juga sangat berperan
untuk mengefektifitaskan kegiatan belajar mengajar. Motivasi belajar siswa
juga diperlukan dalam pencapaian keberhasilan pendidikan. Seorang berhasil
belajar, karena ia ingin belajar. Dorongan untuk belajar ini oleh ahli-ahli
psikologi dan pendidikan disebut motivasi.
Tingkah laku manusia didorong oleh motif-motif tertentu, dan perbuatan
5
Murid dapat dipaksa untuk mengikuti sesuatu perbuatan, tetapi ia tidak dapat
dipaksa untuk menghayati perbuatan itu sebagaimana mestinya. Guru dapat
memaksakan bahan pelajaran kepada mereka, akan tetapi guru tidak mungkin
dapat memaksanya untuk belajar dalam arti sesungguhnya. Oleh karena itu
untuk memperoleh hasil belajar yang optimal selain dibutuhkannya
keterampilan mengajar seorang guru, dan motivasi belajar siswa juga sangat
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilakukan di SMP Negeri 1 Gisting
didapat hasil belajar siswa kelas VIII tahun pelajaran 2014/2015 yang dicapai
pada umumnya masih belum maksimal. Berikut ini adalah rincian daftar nilai
ulangan harian, yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 1. Hasil Belajar Mata Pelajaran IPS Terpadu Kelas VIII Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2014/2015
No. Kelas Nilai Jumlah
Siswa < 75 > 75
1. VIII IT 5 29 34
2. VIII U 1 11 22 34
3. VIII U 2 10 25 35
4. VIII U 3 15 20 34
5. VIII A 11 22 33
6. VIII B 13 22 35
7. VIII C 17 18 35
Siswa 82 158 240
% 34,17 65,83 100
Sumber: Guru mata pelajaran IPS Terpadu
Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa, masih banyak siswa belum
mencapai hasil yang memuaskan dalam mata pelajaran IPS Terpadu. Di
setiap kelasnya banyak siswa yang tidak mencapai KKM seperti kelas VIII IT
siswa, di kelas VIII U 2 sebanyak 10 siswa dari 35 siswa, di kelas VIII U 3
sebanyak 15 dari 34 siswa, di kelas VIII A sebanyak 11 siswa dari 33 siswa,
di kelas VIII B sebanyak 13 siswa dari 35 siswa, dan di kelas VIII C
sebanyak 17 siswa dari 35 siswa. Jika hal tersebut dibiarkan maka akan
mengalami penurunan hasil belajar siswa sehingga hasilnya tidak optimal.
Sampai dengan tahap ini peneliti telah menemukan beberapa hal untuk
diteliti.
Berdasarkan penelitian pendahuluan, masih ada guru yang belum menguasai
media pembelajaran, salah satu contohnya yaitu LCD. Hal ini dialami oleh
guru-guru yang sudah tua dan tidak mau belajar menggunakan media
pembelajaran. Media pembelajaran sangat mempengaruhi proses belajar
mengajar karena media adalah suatu jalan untuk menyalurkan ilmu yang
diberikan guru kepada siswa. Media pembelajaran yang sering digunakan
oleh guru adalah buku cetak, LCD, dan LKS. Model pembelajaran yang
sering digunakan oleh guru adalah model pembelajaran ceramah, diskusi dan
tanya jawab. Apabila guru tidak menggunakan media lain dalam
pembelajaran maka siswa akan mengalami kebosanan sehingga siswa kurang
termotivasi untuk belajar lebih giat lagi dan itu dapat mempengaruhi hasil
belajar siswa.
Berdasarkan fenomena dan data tersebut untuk mengukur bagaimana cara
mengajar guru di kelas dan pemanfaatan media pembelajaran melalui
motivasi siswa diperlukan penilaian oleh siswa karena siswa yang
7
berlangsung. Siswa akan mengamati dan menanggapi guru mengajar di kelas
sehingga untuk mengetahuinya dapat dinilai berdasarkan persepsi siswa.
Berdasarkan latar belakang masalah, maka penelitian ini hendak mengkaji
tentang“Pengaruh Persepsi Siswa tentang Keterampilan Mengajar Guru
dan Pemanfaatan Media Pembelajaran terhadap Hasil Belajar IPS
Terpadu melalui Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 1
Gisting Tahun Pelajaran 2014/2015”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka permasalahan dalam penelitian ini
dapat diidentifikasi sebagai berikut.
1. Hasil belajar mata pelajaran IPS Terpadu di SMP Negeri 1 Gisting
masih tergolong rendah.
2. Persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru masih kurang baik
3. Metode mengajar yang digunakan guru kurang bervariasi.
4. Kurang bervariasi guru dalam menggunakan media pembelajaran.
5. Pemanfaatan media pembelajaran yang dilakukan oleh guru belum
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka masalah dalam
penelitian ini dibatasi pada pengaruh persepsi siswa tentang keterampilan
mengajar guru (X1), pemanfaatan media pembelajaran (X2), dan hasil belajar
IPS Terpadu (Z), melalui motivasi belajar (Y) pada siswa kelas VIII di SMP
Negeri 1 Gisting tahun pelajaran 2014/2015.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah
maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Apakah ada pengaruh persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru
terhadap motivasi belajar IPS Terpadu kelas VIII di SMP Negeri 1 Gisting
tahun pelajaran 2014/2015 ?
2. Apakah ada pengaruh pemanfaatan media pembelajaran terhadap motivasi
belajar IPS Terpadu kelas VIII di SMP Negeri 1 Gisting tahun pelajaran
2014/2015 ?
3. Apakah ada hubungan persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru
dengan pemanfaatan media pembelajaran siswa Kelas VIII SMP Negeri 1
Gisting Tahun Pelajaran 2014/2015?
4. Apakah ada pengaruh langsung persepsi siswa tentang keterampilan
mengajar guru terhadap hasil belajar IPS Terpadu kelas VIII di SMP
9
5. Apakah ada pengaruh pemanfaatan media pembelajaran terhadap hasil
belajar IPS Terpadu kelas VIII di SMP Negeri 1 Gisting pada tahun
pelajaran 2014/2015 ?
6. Apakah ada pengaruh motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar siswa
IPS Terpadu Kelas VIII di SMP Negeri 1 Gisting tahun pelajaran
2014/2015?
7. Apakah ada pengaruh persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru
terhadap hasil belajar IPS Terpadu melalui motivasi belajar Kelas VIII di
SMP Negeri 1 Gisting pada tahun pelajaran 2014/2015?
8. Apakah ada pengaruh pemanfaatan media pembelajaran terhadap hasil
belajar IPS Terpadu melalui motivasi belajar Kelas VIII di SMP Negeri 1
Gisting pada tahun pelajaran 2014/2015?
9. Apakah ada pengaruh persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru
dan pemanfaatan media pembelajaran secara bersama-sama terhadap
motivasi belajar siswa Kelas VIII di SMP Negeri 1 Gisting tahun
pelajaran 2014/2015?
10. Apakah ada pengaruh persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru,
pemanfaatan media pembelajaran dan motivasi belajar secara simultan
terhadap hasil belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 1
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui pengaruh persepsi siswa tentang keterampilan mengajar
guru terhadap motivasi belajar IPS Terpadu kelas VIII di SMP Negeri 1
Gisting tahun pelajaran 2014/2015.
2. Untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan media pembelajaran terhadap
motivasi belajar IPS Terpadu kelas VIII di SMP Negeri 1 Gisting tahun
pelajaran 2014/2015.
3. Untuk mengetahui hubungan persepsi siswa tentang keterampilan
mengajar guru dengan pemanfaatan media pembelajaran siswa Kelas VIII
SMP Negeri 1 Gisting Tahun Pelajaran 2014/2015.
4. Untuk mengetahui pengaruh langsung persepsi siswa tentang keterampilan
mengajar guru terhadap hasil belajar IPS Terpadu kelas VIII di SMP
Negeri 1 Gisting pada tahun pelajaran 2014/2015.
5. Untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan media pembelajaran terhadap
hasil belajar IPS Terpadu kelas VIII di SMP Negeri 1 Gisting pada tahun
pelajaran 2014/2015.
6. Untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar
siswa IPS Terpadu Kelas VIII di SMP Negeri 1 Gisting tahun pelajaran
2014/2015.
7. Untuk mengetahui pengaruh persepsi siswa tentang keterampilan mengajar
guru terhadap hasil belajar IPS Terpadu melalui motivasi belajar Kelas
11
8. Untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan media pembelajaran terhadap
hasil belajar IPS Terpadu melalui motivasi belajar Kelas VIII di SMP
Negeri 1 Gisting pada tahun pelajaran 2014/2015.
9. Untuk mengetahui pengaruh persepsi siswa tentang keterampilan mengajar
guru dan pemanfaatan media pembelajaran secara bersama-sama terhadap
motivasi belajar siswa Kelas VIII di SMP Negeri 1 Gisting tahun
pelajaran 2014/2015.
10. Untuk mengetahui pengaruh persepsi siswa tentang keterampilan mengajar
guru, pemanfaatan media pembelajaran dan motivasi belajar secara
simultan terhadap hasil belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII di SMP
Negeri 1 Gisting tahun pelajaran 2014/2015.
F. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini berguna untuk.
1. Secara teoritis
a. Menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai masalah
yang diteliti.
b. Sebagai latihan dan pengalaman dalam mempraktekkan teori yang
diterima dibangku perkuliahan.
2. Secara praktis
a. Bagi siswa, sebagai salah satu cara untuk mengetahui persentase
pengaruh persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru dan
b. Bagi sekolah, sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kualitas
peserta didik.
c. Bagi Guru, sebagai mediasi untuk mengatasi permasalahan dalam
pembelajaran dalam meningkatkan mutu pembelajaran IPS Terpadu di
sekolah.
d. Sebagai bahan referensi perpustakaan dan bagi semua pihak yang
ingin melakukan penelitian lebih lanjut.
G. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Objek penelitian
Objek penelitian yang akan diteliti adalah persepsi siswa tentang
ketrampilan mengajar guru (X1), pemanfaatan media pembelajaran (X2),
motivasi belajar (Y) dan hasil belajar siswa (Z).
2. Subjek penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII Semester Genap SMP
Negeri 1 Gisting.
3. Tempat penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Gisting.
4. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2014/2015.
5. Ilmu
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka mempunyai arti peninjauan kembali pustaka-pustaka yang
terkait. Fungsi peninjauan kembali pustaka yang berkaitan adalah hal yang
mendasar dalam penelitian. Semakin banyak seorang peneliti mengetahui ,
mengenal, dan memahami tentang penelitian-penelitian yang pernah
dilakukan sebelumnya.
1. Hasil Belajar
Belajar merupakan suatu proses usaha seseorang untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. (Slameto,
2010 : 3). Sedangkan belajar menurut Darsono (2001 : 4) adalah suatu
aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif
dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan
pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Pengertian tersebut
kecakapan manusia yang merupakan kegiatan menuju terbentuknya
kepribadian yang utuh.
Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukan dalam berbagai
bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah
laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek
pada individu yang belajar. Untuk memperoleh hasil belajar, dilakukan
evaluasi atau penilaian yang merupakan tindak lanjut atau cara untuk
mengukur tingkat penguasaan siswa. Setiap proses belajar mengajar
keberhasilannya diukur dari beberapa jauh hasil belajar yang dicapai
siswa. Hasil belajar berasal dari dua kata dasar yaitu hasil dan belajar,
istilah hasil dapat diartikan sebagai sebuah prestasi dari apa yang telah
dilakukan.
a. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan anak yang diperoleh setelah melalui
kegiatan belajar. Hasil belajar diperoleh pada akhir proses
pembelajaran dan berkaitan dengan kemampuan siswa dalam
menyerap atau memahami suatu bahan yang telah diajarkan.
Menurut Romiszowski dalam Mulyono (2001 : 38) “Hasil belajar merupakan keluaran (outputs) dan suatu system pemprosesan
masukan (inputs). Masukan dari system tersebut berupa
bermacam-macam informasi sedangkan keluarannya adalah perbuatan atau
kinerja (performance). “ Menurut Romiszowski, perbuatan
15
dapat dikelompokkan kedalam dua macam saja, yaitu pengetahuan
dan keterampilan.
Hasil belajar menurut Arikunto (2006:63) sebagai “Hasil yang telah dicapai seseorang setelah mengalami proses belajar dengan terlebih
dahulu mengadakan evaluasi dari proses belajar yang dilakukan.“
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2008: 3-4) “hasil belajar
merupakan hasil dari proses belajar dan proses pembelajaran.”
Menurut Bloom dalam Mulyono (2003:38) ada tiga ranah (domain)
hasil belajar, yaitu sebagai berikut.
1. Ranah Kognitif, terdiri dari enam jenis perilaku diantaranya pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.
2. Ranah Afektif, terdiri dari lima perilaku yaitu penerimaan, partisipasi, penilaian dan penentuan sikap, organisasi dan pembentukan pola hidup.
3. Ranah Psikomotorik, terdiri dari tujuh jenis perilaku yaitu persepsi, persiapan, gerakan terbimbing, gerakan yang terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian gerakan dan kreativitas.
Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi. Dari
sisi guru hasil belajar merupakan saat terselesaikannya tahun
pelajaran dan dari sisi siswa hasil belajar merupakan kumpulan
penggal-penggalan dari tahapan belajar. Setiap proses belajar
mengajar selalu menghasilkan hasil belajar. Masalah yang dihadapi
adalah sampai ditingkat mana prestasi atau hasil belajar yang telah
dicapai. Sehubungan dengan hal inilah keberhasilan proses belajar
mengajar itu dibagi atas beberapa tingkatan atau taraf. Tingkatan
1. Istimewa atau maksimal : apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan itu dapat dikuasai oleh siswa.
2. Baik sekali atau optimal : apabila sebagian besar (76% s.d 99%) bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa.
3. Baik atau minimal : apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 60% s.d 75% saja dikuasai oleh siswa.
4. Kurang : apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60% dikuasai oleh siswa. (Djamarah, 2010:107)
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa
keberhasilan proses pembelajaran dapat terjadi apabila bahan
pelajaran yang dikuasai anak didik di atas 65%. Keberhasilanitu
dapat terlihat pada hasil belajar siswa. Hasil belajar merupakan hasil
yang diperoleh setelah mengikuti kegiatan pembelajaran yang
diwujudkan dalam bentuk skor atau angka setelah mengikuti tes.
Hasil belajar juga merupakan perubahan tingkah laku siswa secara
nyata setelah dilakukan proses belajar mengajar yang sesuai dengan
tujuan pengajaran.
b. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Untuk mencapai hasil belajar yang maksimal ada beberapa faktor
yang mempengaruhinya, baik faktor yang berasal dari dalam diri
individu maupun faktor yang berasal dari luar diri individu.
Seperti yang dikemukakan oleh Slameto (2010:54) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah sebagai berikut. 1. Faktor intern, yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang
sedang balajar, faktor ini dibedakan menjadi tiga, yaitu.
a. Faktor jasmaniah yang meliputi kesehatan dan cacat tubuh. b. Faktor psikologis yang meliputi inteligensi, perhatian, minat,
17
2. Faktor ekstern yaitu yang ada di luar diri individu, terdiri dari. a. Faktor keluarga yang meliputi cara orang tua mendidik, relasi
antaranggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan.
b. Faktor sekolah yang meliputi metode mengajar, kurikulum relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.
c. Faktor masyarakat yang meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, media masa, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat.
2. Motivasi Belajar
Kata “motif”, diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang
untuk melakukan sesuatu. Berawal dari kata “motif” itu, maka motivasi
dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif
menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk
mencapai tujuan sangat dirasakan/mendesak.
Kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya
penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang
menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah
pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek
belajar itu dapat tercapai.
Motivasi dapat dibagi menjadi dua, seperti yang dikemukakan oleh Hamalik (2004: 162) sebagai berikut.
a. Motivasi intrinsik
b. Motivasi ekstrinsik
Yaitu motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi belajar, seperti ijazah, tingkatan hadiah, medali pertentangan, dan hukuman. motivasi ini tetap diperlukan di sekolah, sebab pengajaran di sekolah tidak semuanya sesuai dengan kebutuhan siswa.
Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Nasution (2004: 77) bahwa pembagian motivasi itu sendiri dapat dibagi menjadi dua, yaitu.
1. Motivasi intrinsik
Yaitu motivasi yang ada di dalam diri sibelajar yaitu mencapai tujuan yang terkandung dalam perbuatan belajar itu.
2. Motivasi ekstrinsik
Yaitu motivasi yang berasal dari lingkungan sibelajar, seperti; ingin mendapat pujian, ijazah, kenaikan tingkat, dan sebagainya.
Menurut Sardiman (2012: 89-90) ada dua jenis motivasi, yaitu. 1. Motivasi intrinsik
Yaitu motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
2. Motivasi ekstrinsik
Adalah motif-motif yang aktif dan akan berfungsi karena adanya rangsangan dari luar.
Menurut beberapa pendapat tersebut menunjukkan bahwa motivasi
terbagi menjadi dua jenis, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi
ekstrinsik. Motivasi intrinsik yaitu motivasi yang berasal dari dalam diri
seseorang untuk melakukan sesuatu tanpa adanya dorongan atau
rangsangan dari luar. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi
yang berasal dari luar diri seseorang dan biasanya didorong oleh
lingkungan seperti, teman, orang tua, guru, hadiah, lingkungan
masyarakat sekitar dan sebagainya. Seorang guru harus mampu
menggerakkan atau membangkitkan motivasi belajar siswa agar siswa
19
Menurut Sardiman (2012: 92), ada 11 cara untuk menumbuhkan motivasi 1) Memberi angka, 2) Hadiah, 3) Saingan atau kompetisi, 4) Ego-involvement, 5) Memberi ulangan, 6) Mengetahui hasil, 7) Pujian, 8) Hukuman, 9) Hasrat untuk belajar, 10) Minat, 11) Tujuan yang diakui.
Beberapa pendapat para ahli tersebut bahwa motivasi belajar berasal dari
luar dan dalam diri siswa itu sendiri. Adanya dorongan dari dalam diri
seseorang untuk belajar merupakan bentuk dari motivasi. Motivasi
belajar berarti seorang siswa yang mempunyai kemauan, dorongan, untuk
menggerakkan dan mengarahkan tenaga untuk melakukan aktivitas yang
mendukung terwujudnya tujuan belajar, serta bersemangat dalam
menghadapi segala rintangan dan hambatan pada diri seorang siswa
untuk mencapai hasil yang memuaskan, dan tinggi atau rendahnya hasil
yang diraih dipengaruhi oleh tingginya motivasi belajar yang dimiliki
siswa itu sendiri.
3. IPS Terpadu
IPS Terpadu merupakan integrasi dari berbagai cabang disiplin ilmu
sosial seperti sejarah, geografi, ekonomi, hukum dan politik,
sosiologi/antropologi dan sebagainya. Disiplin ilmu tersebut mempunyai
keterpaduan yang tinggi karena geografi memberikan wawasan yang
berkenaan dengan wilayah-wilayah, sejarah memberikan wawasan
tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa lampau, ekonomi
memberikan wawasan tentang berbagai macam kebutuhan manusia,
hukum dan politik mengenai peraturan-peraturan yang ada dalam
sosiologi/antropologi memberikan wawasan yang berkenaan dengan
nilai-nilai, kepercayaan, struktur social dan sebagainya.
Kompetensi Dasar IPS Terpadu berasal dari struktur keilmuan geografi,
sejarah, ekonomi, hukum, politik, dan sosiologi yang dikemas
sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan atau topik (tema)
tertentu.
Menurut Nasution (2008:57) mendefinisikan IPS sebagai pelajaran yang merupakan fusi atau paduan sejumlah mata pelajaran sosial. Dinyatakan bahwa IPS merupakan bagian kurikulum sekolah yang berhubungan dengan peran manusia dalam masyarakat yang terdiri atas berbagai subjek sejarah, ekonomi, geografi, sosiologi, antropologi, dan psikologi sosial.
IPS bukan ilmu sosial dan pembelajaran IPS yang dilaksanakan baik
pada pendidikan dasar maupun pada pendidikan tinggi tidak menekankan
pada aspek teoritis keilmuannya, tetapi aspek praktis dalam mempelajari,
menelaah, mengkaji gejala, dan masalah sosial masyarakat, yang bobot
dan keluasannya disesuaikan dengan jenjang pendidikan masingmasing.
Kajian tentang masyarakat dalam IPS dapat dilakukan dalam lingkungan
yang terbatas, yaitu lingkungan sekitar sekolah atau siswa dan siswi atau
dalam lingkungan yang luas, yaitu lingkungan negara lain, baik yang ada
di masa sekarang maupun di masa lampau. Dengan demikian siswa dan
siswi yang mempelajari IPS dapat menghayati masa sekarang dengan
21
Jadi dapat dikatakan bahwa IPS Terpadu adalah mata pelajaran yang
mempelajari ilmu-ilmu sosial dan masalah sosial yang terjadi di
masyarakat.
IPS terpadu memiliki karakteristik, tujuan dan ruang lingkup yaitu
sebagai berikut.
a. Karakteristik Pendidikan IPS Terpadu
Menurut Sapriya (2009:7), mengemukakan bahwa: “Salah satu
karakteristik social studies adalah bersifat dinamis, artinya selalu
berubah sesuai dengan tingkat perkembangan masyarakat”.
Perubahan didapat dalam aspek materi, pendekatan, bahkan tujuan
sesuai dengan tingkat perkembangan masyarakat.
Ada beberapa karakteristik pembelajaran IPS yang dikaji bersama
ciri dan sifat pembelajaran IPS menurut A Kosasih Djahiri dalam
Sapriya (2009:19) adalah sebagi berikut.
a. IPS berusaha mempertautkan teori ilmu dengan fakta atau sebaliknya (menelaah fakta dari segi ilmu).
b. Penelaahan dan pembahasan IPS tidak hanya dari satu bidang disiplin ilmu saja.
c. Mengutamakan peran aktif siswa.
d. Program pembelajaran disusun dengan meningkatkan atau menghubungkan bahan-bahan dari berbagai disiplin ilmu sosial.
e. IPS dihadapkan pada konsep dan kehidupan sosial yang sangat labil.
f. IPS mengutamakan hal-hal arti dan penghayatan hubungan antar manusia yang bersifat manusiawi.
g. Pembelajaran IPS tidak hanya mengutamakan pengetahuan semata juga nilai dan keterampilannya.
h. Pembelajaran IPS berusaha untuk memuaskan setiap siswa yang berbeda melalui program.
Dapat disimpulkan bahwa karakteristik pembelajaran IPS adalah
bersifat dinamis, artinya selalu berubah sesuai dengan tingkat
perkembangan masyarakat. Perubahan dapat dalam aspek materi,
pendekatan, bahkan tujuan sesuai dengan tingkat perkembangan
masyarakat.
b. Tujuan IPS Terpadu
IPS Terpadu memiliki tujuan mengembangkan potensi peserta didik
agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat dan
memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala
permasalahan dan melatih keterampilan untuk mengatasi setiap
masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa diri sendiri atau
masyarakat.
Menurut Gunawan (2011:37) mengemukakan bahwa pembelajaran IPS bertujuan membentuk warga negara yang berkemampuan sosial dan yakin akan kehidupannya sendiri di tengah-tengah kekuatan fisik dan sosial, yang pada gilirannya akan menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab, sedangkan ilmu sosial bertujuan menciptakan tenaga ahli dalam bidang ilmu sosial.
Sementara menurut Wahab dalam Rudy gunawan (2011:21)
menyatakan bahwa tujuan pengajaran IPS disekolah tidak lagi
semata-mata untuk memberi pengetahuan dan menghapal sejumlah
fakta dan informasi akan tetapi lebih dari itu. Para siswa selain
diharapkan memiliki pengetahuan mereka juga dapat
mengembangkan keterampilannya dalam berbagai segi kehidupan
dimulai dari keterampilan akademiknya sampai pada keterampilan
23
(KTSP) 2006 (2011:17) mata pelajaran IPS Terpadu bertujuan agar
peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.
a. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya.
b. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.
c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.
d. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan
berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.
Pendapat para ahli tersebut, didapat bahwa tujuan pembelajaran IPS
Terpadu adalah membantu tumbuhnya warga negara yang baik dapat
mengembangkan keterampilannya dalam berbagai segi kehidupan
dimulai dari keterampilan akademiknya sampai pada keterampilan
sosialnya. Akan tetapi secara lebih khusus pada tujuan yang tertera
pada KTSP, bahwa salah satunya adalah mengenal konsep-konsep
yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungan.
Mengenal konsep-konsep memerlukan pemahaman yang mendalam,
oleh karena itu pemahaman suatu konsep dengan baik sangatlah
penting bagi siswa, agar dapat mamahami suatu konsep, siswa harus
membentuk konsep sesuai dengan stimulus yang diterimanya dari
lingkungan atau sesuai dengan pengalaman yang diperoleh dalam
perjalanan hidupnya. Pengalaman-pengalaman yang harus dilalui
oleh siswa merupakan serangkaian kegitan pembelajaran yang dapat
menunjang terbentuknya konsep-konsep tersebut. Karena itu guru
harus bisa menyusun pembelajaran yang didalamnya berisi
kegiatan-kegiatan belajar siswa yang sesuai dengan konsep-konsep yang akan
c. Ruang Lingkup IPS Terpadu di SMP
Ruang lingkup mata pelajaran IPS Terpadu dalam kurikulum KTSP
2006 (2011:17) meliputi aspek-aspek sebagai berikut.
a. Manusia, tempat, dan lingkungan
b. Keberlanjutan dan perubahan
c. Sistem sosial dan budaya
d. Perilaku ekonomi dan kesejahteraan
Pembelajaran IPS Terpadu berkenaan dengan kehidupan manusia
yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya. IPS
berkenaan dengan cara manusia memenuhi kebutuhannya, baik
kebutuhan untuk memenuhi materi, budaya, dan kejiwaannya;
memamfaatkan sumber-daya yang ada dipermukaan bumi;
mengatur kesejahteraan dan pemerintahannya maupun kebutuhan
lainnya dalam rangka mempertahankan kehidupan masyarakat
manusia. Singkatnya, IPS mempelajari, menelaah, dan mengkaji
sistem kehidupan manusia di permukaan bumi ini dalam konteks
sosialnya atau manusia sebagai anggota masyarakat. Dengan
pertimbangn bahwa manusia dalam konteks sosial demikian luas,
pengajaran IPS pada jenjang pendidikan harus dibatasi sesuai
dengan kemampuan peserta didik tiap jenjang, sehingga ruang
lingkup pengajaran IPS pada jenjang pendidikan dasar berbeda
25
Pada jenjang pendidikan dasar, ruang lingkup pengajaran IPS
dibatasi sampai pada gejala dan masalah sosial yang dapat dijangkau
pada geografi dan sejarah.Terutama gejala dan masalah sosial
kehidupan sehari-hari yang ada di lingkungan sekitar peserta didik
MI/SD. Pada jenjang pendidikan menengah, ruang lingkup kajian
diperluas. Begitu juga pada jenjang pendidikan tinggi: bobot dan
keluasan materi dan kajian semakin dipertajam dengan berbagai
pendekatan. Pendekatan interdisipliner atau multidisipliner dan
pendekatan sistem menjadi pilihan yang tepat untuk diterapkan
karena IPS pada jenjang pendidikan tinggi menjadi sarana melatih
Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) kelas VIII adalah sebagai
1.1 Mendeskripsikan kondisi fisik wilayah dan penduduk 1.2 Mengidentifikasi permasalahan kependudukan dan upaya
penanggulangannya
1.3 Mendeskripsikan permasalahan lingkungan hidup dan upaya penanggulangannya dalam pembangunan berkelanjutan 1.4 Mendeskripsikan permasalahan kependudukan dan dampaknya
terhadap pembangunan
2. Memahami proses kebangkitan nasional
2.1 Menjelaskan proses perkembangan kolonialisme dan imperialisme Barat, serta pengaruh yang ditimbulkannya di berbagai daerah
2.2 Menguraikan proses terbentuknya kesadaran nasional, identitas Indonesia, dan perkembangan pergerakan kebangsaan Indonesia
3. Memahami masalah penyimpangan sosial
3.1 Mengidentifikasi berbagai penyakit sosial (miras, judi, narkoba, HIV/Aids, PSK, dan sebagainya) sebagai akibat penyimpangan sosial dalam keluarga dan masyarakat
3.2 Mengidentifikasi berbagai upaya pencegahan penyimpangan sosial dalam keluarga dan masyarakat
4. Memahami kegiatan pelaku ekonomi di masyarakat
4.1 Mendeskripsikan hubungan antara kelangkaan sumber daya dengan kebutuhan manusia yang tidak terbatas
4.2 Mendeskripsikan pelaku ekonomi: rumah tangga, masyarakat, perusahaan, koperasi, dan negara
4.3 Mengidentifikasi bentuk pasar dalam kegiatan ekonomi masyarakat
b. Semester 2
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
5. Memahami usaha persiapan kemerdekaan
5.1 Mendeskripsikan peristiwa-peristiwa sekitar proklamasi dan proses terbentuknya negara kesatuan RepublikIndonesia 5.2 Menjelaskan proses persiapan kemerdekaan Indonesia
6. Memahami pranata dan penyimpangan sosial
6.1 Mendeskripsikan bentuk-bentuk hubungan sosial
6.2 Mendeskripsikan pranata sosial dalam kehidupan masyarakat 6.3 Mendeskripsikan upaya pengendalian penyimpangan sosial
7. Memahami kegiatan perekonomian Indonesia
7.1 Mendeskripsikan permasalahan angkatan kerja dan tenaga kerja sebagai sumber daya dalam kegiatan ekonomi, serta peranan pemerintah dalam upaya penanggulangannya
7.2 Mendeskripsikan pelaku-pelaku ekonomi dalam sistem perekonomian Indonesia
7.3 Mendeskripsikan fungsi pajak dalam perekonomian nasional 7.4 Mendeskripsikan permintaan dan penawaran serta terbentuknya
harga pasar
KTSP yang merupakan penyempurnaan dari kurikulum 2014 (KBK) adalah
kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakanoleh masing-masing satuan
27
lambat tahun 2009/2010, semua sekolah telah melaksanakan KTSP. Penyusunan
KTSP yang dipercayakan pada masing tingkat satuan pendidikan ini hampir
senada dengan prinsip implementasi KBK (Kurikulum 2004) yang disebut
Pengelolaan Kurikulum Berbasis Sekolah (KBS). Prinsip ini diimplementasikan
untuk memberdayakan daerah dan sekolah dalam merencanakan, melaksanakan,
dan mengelola serta menilai pembelajaran sesuai dengan kondisi dan aspirasi
mereka.
Prinsip pengelolaan KBS ini mengacu pada kesatuan dalam kebijaksanaan dan
keberagaman dalam pelaksanaan. Kesatuan dalam kebijaksanaan ditandai dengan
sekolah-sekolah menggunakan perangkat dokumen KBK yang sama dikeluarkan
oleh Departemen Pendidikan Nasional. Sedangkan keberagaman dalam
pelaksanaan ditandai dengan keberagaman silabus yang akan dikembangkan oleh
sekolah masing-masing sesuai dengan karakteristik sekolahnya. KTSP adalah
sebuah kurikulum operasional pendidikan yang disusun dan dilaksanaan oleh
masing-masing satuan pendidikan di indonesia. KTSP secara yuridis diamanatkan
oleh Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar kurikulum 2013 adalah sebagai berikut.
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
1.1 Menghayati karunia Tuhan YME yang telah menciptakan waktu dengan segala perubahannya
1.2 Menghayati ajaran agama dalam berfikir dan berperilaku sebagai penduduk Indonesia dengan mempertimbangkan kelembagaan sosial, budaya, ekonomi dan politik dalam masyarakat
1.3 Menghayati karunia Tuhan YME yang telah menciptakan manusia dan lingkungannya
2.1 Menunjukkan perilaku bijaksana dan bertanggungjawab, peduli, santun dan percaya diri sebagaimana ditunjukkan oleh tokoh-tokoh pada masa penjajahan dan gerakan kebangsaan dalam menumbuhkan rasa kebangsaan
2.2 Berperilaku jujur, sopan, estetikadan memiliki motivasi internal ketika berhubungan dengan lembaga sosial, budaya, ekonomi dan politik
2.3 Menunjukkan perilaku peduli, gotongroyong, tanggungjawab dalam berpartisipasi penanggulanganpermasalahan lingkungan
3.1 Memahami aspek keruangan dan konektivitas antar ruang dan waktu dalam lingkup nasional serta perubahan dan
keberlanjutan kehidupan manusia (ekonomi, sosial, budaya, pendidikan dan politik)
3.2 Mendeskripsikan perubahan masyarakat Indonesia pada masa penjajahan dan tumbuhnya semangat kebangsaan serta perubahan dalam aspek geografis, ekonomi, budaya, pendidikan dan politik
3.3 Mendiskripsikan fungsi dan peran kelembagaan sosial, budaya, ekonomi dan politik dalam masyarakat
3.4 Mendeskripsikan bentuk-bentuk dan sifat dinamika interaksi manusia dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi
4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori
4.1 Menyajikan hasil olahan telaah tentang peninggalan kebudayaan dan fikiran masyarakat Indonesia pada masa penjajahan dan tumbuhnya semangat kebangsaan dalam aspek geografis, ekonomi, budaya, pendidikan dan politik yang ada di lingkungan sekitarnya
4.2 Menggunakan berbagai strategi untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan fungsi peran kelembagaan sosial, budaya, ekonomi dan politik di lingkungan masyarakat sekitar 4.3 Menyajikan hasil pengamatan tentang bentuk-bentuk dan sifat dinamika interaksi manusia dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi di lingkungan masyarakat sekitar
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang sedang dalam tahap
perencanaan oleh Pemerintah, karena ini merupakan perubahan dari
struktur kurikulum KTSP. Perubahan ini dilakukan karena banyaknya
masalah dan salah satu upaya untuk memperbaiki kurikulum yang kurang
29
Pengembangan Kurikulum 2013 dilakukan dalam empat tahap, yaitu
pertama, penyusunan kurikulum di lingkungan internal Kementerian
Pendidikan dan Budaya dengan melibatkan sejumlah pakar dari berbagai
disiplin ilmu dan praktisi pendidikan; kedua, pemaparan desain
Kurikulum 2013 di depan Wakil Presiden selaku Ketua Komite
Pendidikan yang telah dilaksanakan pada 13 November 2012 serta di
depan komisi X DPR RI pada 22 November 2012; ketiga, pelaksanaan
uji publik guna mendapatkan tanggapan dari berbagai elemen masyarkat;
keempat, dilakukan penyempurnaan untuk selanjutnya ditetapkan
menjadi Kurikulum 2013.
Perbedaan antara kurikulum KTSP dan 2013 yaitu, pada kurikulum
KTSP mata pelajaran tertentu mendukung kompetensi tertentu,
sedangkan pada kurikulum 2013 tiap mata pelajaran mendukung semua
kompetensi (sikap, keterampilan, pengetahuan), pada kurikulum KTSP
mata pelajaran dirancang berdiri sendiri dan memiliki kompetensi dasar
sendiri, sedangkan pada kurikulum 2013 mata pelajaran dirancang terikat
satu dengan yang lain dan memiliki kompetensi dasar yang diikat oleh
kompetensi inti tiap kelas, pada kurikulum KTSP mata pelajaran IPS
Terpadu diajarkan dengan pendekatan berbeda, sedangkan kurikulum
2013 mata pelajaran IPS Terpadu diajarkan dengan pendekatan yang
sama melalui mengamati, menanya, mencoba, dan menalar.
Berbagai macam perubahan kurikulum, hendaknya kita sebagai calon
mencerdaskan anak bangsa. Kurikulum mana pun yang akan kita
gunakan akan berdampak posiftif jika kita menanggapinya dengan positif
juga.
4. Persepsi Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru di Kelas
a. Persepsi
Kata persepsi berasal dari bahasa inggris “perception” yang berarti
penglihatan atau tanggapan. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia
persepsi adalah tanggapan (penerimaan langsung dari suatu serapan).
Slameto (2010:102) mengemukakan bahwa “Persepsi adalah proses
menyangkut masuknya pesan atau informasi yang masuk kedalam
otak manusia. Melalui persepsi manusia terus menerus mengadakan
hubungan dengan lingkungannya. Hubungan ini dilakukan lewat
inderanya, yaitu indera penglihatan, peraba, perasa, dan penciuman).
Sedangkan menurut Dalyono (2003:227) Persepsi merupakan
kemampuan individu untuk mengamati atau mengenal perangsang
sesuatu sehingga berkesan menjadi pemahaman, pengetahuan, sikap
dan anggapan. Hal ini berarti persepsi itu penting dalam proses
pencitraan terhadap hal-hal yang ditangkap oleh indera manusia lalu
akan diinterpretasikan ke dalam bentuk anggapan atau respon .
Respon atau tanggapan ini muncul sebagai akibat dari stimulus atau
31
Berdasarkan pendapat ahli diatas penulis menyimpulkan bahwa
persepsi adalah suatu proses yang dimulai dari penglihatan hingga
terbentuk tanggapan yang tejadi dalam diri individu sehingga
individu sadar akan segala sesuatu dalam lingkungannya memulai
indera-indera yang dimilikinya.
b. Keterampilan Mengajar Guru
Guru dan peserta didik adalah dua subjek dalam interaksi
pengajaran. Guru sebagai pihak yang berinisiatif awal untuk
penyelenggaraan pengajaran, sedang peserta didik sebagai pihak
yang secara langsung mengalami dan mendapatkan kemanfaatan dari
peristiwa belajar mengajar terjadi. Guru sebagai pengarah dan
pembimbing berdasarkan tujuan yang telah ditentukan, sedangkan
peserta didik adalah sebagai yang langsung menuju pada arah tujuan
melalui aktifitas dan berinteraksi langsung dengan lingkungan
sebagai sumber belajar atas bimbingan guru. Jadi, kedua pihak (guru
dan peserta didik) menunjukan sebagai dua subjek pengajaran yang
sama-sama menempati status penting.
Guru adalah unsur manusiawi dalam pendidikan. Guru adalah figur
manusia sumber yang menempati posisi dan memegang peranan
penting dalam pendidikan. (Djamarah, 2002:1). Sedangkan menurut
Sardiman (2012:125) bahwa “Guru adalah suatu komponen manusiawi dalam proses belajar-mengajar, yang ikut berperan dalam
usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang
Menurut Djamarah (2002:99), Keterampilan mengajar adalah
keterampilan mutlak yang harus guru miliki dalam menjalankan
tugasnya dalam mengajar. Berdasarkan pernyataan di atas, bahwa
keterampilan mengajar adalah suatu teknik atau metode yang harus
dikuasai dan diterapkan oleh guru dalam proses belajar mengajar
agar tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan harapan.
Menurut Djamarah (2010:99), ada sembilan keterampilan dasar mengajar yang sangat berperan dalam keberhasilan kegiatan belajar mengajar, yang dapat dilihat dibawah ini.
1. Keterampilan dalam memberi penguatan (Reinforcement) 2. Keterampilan bertanya dasar
3. Keterampilan bertanya lanjut 4. Keterampilan mengadakan variasi 5. Keterampilan menjelaskan
6. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran 7. Keterampilan membina diskusi kelompok kecil 8. Keterampilan mengelola kelas
9. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan
Keterampilan mengajar adalah keseluruahan metode dan prosedur
yang menitikberatkan pada kegiatan siswa dalam proses belajar dan
pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu. Keterampilan
mengajar dalam konteksnya tersusun hambatan-hambatan yang
dihadapi, tujuan yang dikehendaki, dan proses evaluasi. Pengajaran
yang berpusat pada siswa adalah proses belajar dan pembelajaran
berdasarkan kebutuhan dan minat siswa.
Keterampilan mengajar berpusat pada siswa dirancang untuk
menyediakan sistem belajar yang fleksibel. Untuk meningkatkan
33
mengaplikasikan keterampilan-keterampilan dasar dalam mengajar
yang dilakukan. Karena tanpa adanya penguasaan dan penerapan
keterampilan mengajar, proses belajar mengajar yang dilakukan guru
tidak akan berhasil secara optimal, dan hal ini akan berpengaruh
terhadap pencapaian hasil belajar siswa, karena tolak ukur
keberhasilan mengajar seorang guru sangat ditentukan oleh belajar
yang dicapai oleh siswanya.
Keterampilan atau kemampuan guru mengajar merupakan puncak
keahlian guru yang profesional sebab merupakan penerapan semua
kemampuan yang telah dimilikinya dalam hal pengajaran,
komunikasi dengan siswa, metode mengajar, dll. Beberapa indikator
dalam menilai kemampuan ini antara lain adalah.
a. Menguasai bahan pengajaran yang disampaikan kepada siswa
b. Terampil berkomunikasi dengan siswa
c. Menguasai kelas sehingga dapat mengendalikan kegiatan siswa
d. Terampil menggunakan berbagai alat dan sumber belajar
e. Terampil menunjukan pertanyaan, baik lisan maupun tulisan
Dari seluruh grand teori yang diperoleh peneliti, maka teori yang
lebih baik dan sangat berpengaruh besar terhadap penelitian ini
adalah menurut pendapat Syaiful Bahri Djamarah (2006:99), ada
sembilan keterampilan dasar mengajar yang sangat berperan dalam
1. Keterampilan dalam memberi penguatan (Reinforcement) 2. Keterampilan bertanya dasar
3. Keterampilan bertanya lanjut 4. Keterampilan Mengadakan variasi 5. Keterampilan menjelaskan
6. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran 7. Keterampilan membina diskusi kelompok kecil 8. Keterampilan mengelola kelas
9. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan
5. Pemanfaatan Media Pembelajaran
Media pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang
mempunyai peran penting dalam kegiatan pembelajaran . Pemanfaatan
media seharusnya bagian yang mendapatkan perhatian guru dalam setiap
kegiatan pembelajaran. Dalam kamus bahasa Indonesia media diartikan
sebagai alat perantara komunikasi dan informasi.
Para ahli mengatakannya dengan berbagai definisi. Tetapi dapat
dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu definisi secara luas dan secara
sempit. Menurut Gerlachdan Ely dalam Arsyad (2005:3) “Media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang
membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh
pengetahuan, keterampilan dan sikap.” Dengan demikian, buku pelajaran,
gedung sekolah menjadi suatu media pembelajaran.
Menurut Djamarah (2010:140), “memberikan batasan media sebagai
bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan
atau menyebarkan ide, gagasan, atau pendapat sehingga ide, gagasan,
35
dituju.” Jika media itu membawa pesan-pesan yang mengandung maksud
pengajaran maka media itu disebut media pembelajaran.
Menurut Gerlach dan Ely dalam Arsyad (2005:11) cirri media pendidikan
yang layak digunakan dalam pembelajaran adalah sebagai berikut.
1. Fiksatif (fixative property)
Media Pembelajaran mempunyai kemampuan untuk merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek.
2. Manipulatif (manipulative property)
Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambartime-lapse recording.
3. Distributif (distributive property)
Memungkinkan berbagai objek ditransportasikan melalui suatu tampilan yang terintegrasi dan secara bersamaan objek dapat menggambarkan kondisi yang sama pada siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama tentang kejadian itu.
Selanjutnya menurut Arsyad (2005:27), kriteria pemilihan media yang
harus diperhatikan oleh guru antara lain.
1. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai;
2. Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi;
3. Praktis, luwes, dan bertahan; 4. Guru terampil menggunakannya; 5. Pengelompokan sasaran; mutu teknis.
Penggunaan media dalam proses belajar mengajar memiliki banyak
manfaat, baik bagi guru maupun bagi siswa. Bagi guru pemanfaatan
media dapat memberikan kemudahan dalam penyampaian materi
pelajaran, sedangkan bagi siswa adalah mereka lebih mudah menyerap
(2005:25-26), media pembelajaran memiliki beberapa manfaat, yaitu
sebagai berikut.
1. Dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar;
2. Dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, intruksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya; dan
3. Dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat dan lingkungannya misalnya melalui karyawisata dan lain-lain.
Kehadiran media dalam proses belajar mengajar dapat menyederhanakan
kerumitan bahan yang disampaikan oleh guru. Media dapat mewakili apa
yang kurang mampu disampaikan oleh guru melalui kata-kata atau
kalimat, sehingga siswa lebih mudah mencerna materi daripada tanpa
bantuan media.
Selanjutnya Seel dan Glasgow dalam Arsyad (2005:33), media
berdasarkan segi perkembangan teknologi dapat dikelompokan ke dalam.
1. Pilihan media tradisional
a. Visual diam yang diproyeksikan
Terdiri dari proyeksiapaque (tak tembus pandang), OHP, slide, danfilmstrips.
b. Visual yang tidak diproyeksikan
Terdiri dari gambar, poster, foto, charts, grafik, diagram, pameran, papan info, papan bulu.
c. Audio
Terdiri dari rekaman piringan, pita kaset, reel, cartridge. d. Penyajian multimedia
Terdiri dari slide plus suara (tape),multi image. e. Visual dinamis yang diproyeksikan
Terdiri dari film film, televisi, dan video f. Cetak
Terdiri dari buku teks, modul, teks tempogram, workbook, majalah ilmiah, dan lembaran lepas (handout).
37
Terdiri dari realita, model, spiceman, manipulative (peta boneka), teka-teki, simulasi, dan permainan papan.
Terdapat beberapa jenis dan bentuk media pembelajaran yang dapat
digunakan dalam kegiatan belajar mengajar yang dapat disesuaikan
dengan tujuan yang hendak dicapai. Selanjutnya untuk melengkapi uraian
tentang media pembelajaran perlu dikemukakan indikator pemanfaatan
media pembelajaran. Menurut Suwarna (2006:128) indikator
pemanfaatan media pembelajaran sebagai berikut.
1. Dipergunakan untuk menarik minat siswa terhadap materi pelajaran 2. Jumlah waktu belajar mengajar dapat dikunjungi
3. Membangkitkan ide-ide yang bersifat konseptual, sehingga mengurangi kesalahpahaman siswa dalam pembelajaran
Indikator di atas dapat di jelaskan sebagai berikut.
1. Dipergunakan untuk menarik minat siswa terhadap materi pelajaran
Media dapat menyampaikan informasi yang dapat didengar (audio)
dan dilihat (visual), sehingga dapat mendeskripsikan prinsip,
konsep, proses maupun prosedur yang bersifat abstrak dan tidak
lengkap menjadi lebih jelas dan lengkap.
2. Jumlah waktu belajar mengajar dapat dikurangi
Sering kali terjadi, pada guru banyak menghabiskan waktu untuk
menjelaskan materi pelajaran. Pada hal waktu yang dihabiskantidak
terlalu banyak, jika memanfaatkan media pembelajaran dengan baik.
3. Membangkitkan ide-ide yang bersifat konseptual, sehingga