PENGETAHUAN MAHASISWA KEPANITERAAN KLINIK
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA
UTARA TERHADAP PROSEDUR PENGGUNAAN RADIOGRAFI
DENTAL DALAM MELAKUKAN PERAWATAN GIGI
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi
Oleh:
EMILIA MESTIKA NIM : 070600003
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS
SUMATERA
UTARA
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara Tahun 2012
Emilia Mestika
PENGETAHUAN MAHASISWA KEPANITERAAN KLINIK FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TERHADAP PROSEDUR PENGGUNAAN RADIOGRAFI DENTAL DALAM MELAKUKAN PERAWATAN GIGI X+32 halaman
Radiografi dental sangat berguna dalam bidang kedokteran gigi.Pentingnya radiologi dental sebagai penunjang dalam menegakkan diagnosa sehingga radiografi sering digunakan oleh dokter/dokter gigi maupun mahasiswa kepaniteraan klinik.Sehingga banyak mahasiswa kepaniteraan klinik yang melakukan tindakan pembuatan radiografi tanpa diketahui oleh dokter jaga.Tindakan-tindakan mahasiswa kepaniteraan klinik yang melakukan radiografi tanpa adanya instruksi dan melakukan radiografi secara berulang sudah tidak sesuai dengan azas keselamatan radiologi.
Penelitian ini dilakukan dengan pengambilan sampel pada mahasiswa kepaniteraan klinik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara. Untuk memperoleh data responden dilakukan wawancara dengan bantuan kuesioner. Seleksi juga dilakukan dengan pengambilan sampel hanya pada mahasiswa kepaniteraan klinik yang berada pada 7 departemen saja, yaitu Departemen Periodonsia, Pedodonsia, Penyakit Mulut, Konservasi, Prostodonsia, Bedah Mulut dan Orthodonsia. Peneliti mengambil 7 departemen ini karena pada ke 7 departemen ini dalam perawatan gigi menggunakan radiografi, sedangkan 1 departemen lagi yaitu departemen publik health tidak menggunakan radiografi sebagai alat penunjang menegakkan diagnosa.
Dari hasil penelitian ini pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik diperoleh hasil 78,8% responden mengetahuinya mengenai radiologi dental, 83,8% responden mengetahuinya kegunaan Radiografi Dental, 60,0% responden melakukan radiografi dental sebelum perawatan gigi, 63,8% dari total sampel 80 orang tidak mengetahui bahwa radiografi dental dilakukan berdasarkan pemeriksaan klinis, 88,8% responden mengetahuinya bahaya dari radiasi, 66,3% reponden mengetahui bahwa izin dari dokter jaga itu perlu untuk melakukan radiografi dental, 86,3% responden tidak pernah melakukan radiografi dental tanpa izin dokter jaga, ,0% responden melakukan radiografi dental secara berulang dengan alasan radiografi yang dihasilkan tidak jelas dan salah foto, dan 25,0% responden yang mengatakan ada kendala dalam mendapatkan izin dokter jaga untuk melakukan radiografi dental.
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan tim penguji skripsi
Medan, 8 November 2012
Pembimbing : Tanda Tangan
Dr. Trelia Boel, drg., M.kes., sp.RKG(K) ……… NIP. 19650214 199203 2 004
TIM PENGUJI SKRIPSI
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji pada tanggal 24 Oktober 2012
TIM PENGUJI
KETUA : Dr. Trelia Boel,drg.,M.kes.,sp.RKG(K) ………. ANGGOTA : 1. Amrin Thahir, drg ………. 2. Cek Dara Manja, drg., sp.RKG ……….
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah S.W.T atas segala dan karunia-Nya sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi ini yang berjudul “Penelitian Tentang Pengetahuan Mahasiswa Ko-Ass RSGM FKG USU Terhadap Pentingnya Foto Radiologi Dalam Melakukan Tindakan Perawatan Gigi Terhadap Pasien” guna sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi dari Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Tidak lupa pula shalawat beriring salam pada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, serta keluarga dan para kerabat, yang telah memberikan petunjuk melalui Al-Qur’an dan Hadits sebagai pedoman hidup untuk
membedakan mana yang haq dan mana yang bathil.
Dalam proses penyelesaian skripsi ini, penulis banyak menerima bantuan dari berbagai pihak baik secara moril maupun materil. Oleh karena itu pada kesempatan ini pula, penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terimakasih kepada :
1. Kedua orang tua penulis, ayahanda Drs. Masri (alm) dan ibunda Ratnayati, Spd. Dan juga kepada kedua adek penulis, Dwika Septian Ihsan dan Sri Bunga Mayori serta seluruh keluarga besar penulis atas segala do’a, jasa dan kasih sayang yang tak terhingga.
2. Kepadan suami tercinta Aidi Rachman, Amd yang telah banyak memberikan motivasi, arahan dan sebagai penegar bagi penulis selama menjalani pendidikan di Kedokteran Gigi USU. Serta kepada kedua mertua penulis dan adik ipar penulis, Auliya R, Arief R, Fitria R, dan Adam R yang telah memberikan dukungan.
3. Prof. Nazaruddin, drg.,C.Ort.,Ph.D.,Sp.Ort selaku dekan fakultas kedokteran gigi Universitas Sumatera Utara.
4. Dr. Trelia Boel, drg., M.kes., sp.RKG(K), selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, petunjuk, dorongan serta pengarahan yang berharga kepada penulis.
5. Amrin Thahir,drg, selaku dosen pembimbing kedua serta dewi kartika, drg dan cek dara manja, drg., Sp.RKG(K) yang juga telah banyak membimbing dan memberikan arahan kepada penulis.
6. Yati Roesnawi, drg, selaku dosem pembimbing akademik yang telah banyak memberikan bimbingan kepada penulis selama masa perkuliahan.
7. Kepada seluruh dosen Fakultas Kedokteran Sumatera Utara yang telah banyak mendidik, membantu, memberikan ilmu selama perkuliahan penulis.
8. Kepada seluruh staf bagian Radiologi Dental yang selama ini sangat membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi.
9. Terima kasih yang tak terhingga penulis ucapkan kepada kakak Wira Maryeli atas ilmu, kasih sayangnya dan bimbingannya dalam semua hal serta keluarga kak Arki Ridhayani Nst dan keluarga ibu eva yang telah mengajarkan pengalaman-pengalaman hidup yang sangat berharga dimana penulis tidak dapat memperolehnya selama pendidikan di Kedokteran Gigi USU.
10.Kepada sahabat tercinta Enggiana R, Yua C, Shinta R, Maharani N, Adelina L, Evi S.L, Aslinur Z, Febby R, Febrina C, Ruri P, Yulia T, dan Ade A yang telah memberikan perhatian dan semangatnya kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan, maka dengan kerendahan hati dan lapang dada penulis menerima kritikan dan saran dari berbagai pihak.
Akhirnya semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang memberikan dan atas
bimbingan, dorongan dan bantuan yang telah diberikan. Hanya doa dan permohonan yang penulis panjatkan semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan hidayahnya pada kita semua. Amin ya Robbal ‘alamin.
Medan, 15 Oktober 2012
Penulis
Emilia Mestika
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL………...……… HALAMAN PERSETUJUAN………..…….……… HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI………..
KATA PENGANTAR………..…..………...… iv
DAFTAR ISI……….………... vii
DAFTAR TABEL………..……….… ix
DAFTAR LAMPIRAN………..……….… x
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian……….……….. 1
1.2 Rumusan Masalah………..………….… 2
1.3 Tujuan Penelitian………..……… 2
1.4 Manfaat Penelitian………..…………. 2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Defenisi Radiografi………..………. 3
2.2 Radiografi Dental………..……… 3
2.2.1 Definisi Radiografi Dental………..…….. 3
2.2.2 Klasifikasi Radiologi Dental………..…... 4
2.2.3 Kegunaan Radiologi Dental………..… 5
2.2.4 Bahaya Radiasi………..… 6
2.2.4.1 Efek Non Stokastik (Deterministik)……….. 8
2.2.4.2 Efek Stokastik……….……... 9
2.2.5 Proteksi Terhadap Radiasi……….……….. 11
2.2.6 Kerangka Konsep……….. 13
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian……… 14
3.2 Populasi Penelitian……… 14
3.3 Sampel………... 14
3.4 Variabel Penelitian……… 15
3.5 Prosedur Penelitian……… 15
3.6 Cara Penelitian……… 15
3.7 Pengolahan Data……… 16
3.8 Analisi Data……… 16
BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1 Responden Berdasarkan Umur………..………... 18
4.2 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin………..…………. 18
4.3 Pengetahuan Tentang Radiologi Dental………..…….. 19
4.4 Kegunaan Radiografi Dental………...…….. 19
4.5 Melakukan Radiografi Dental Sebelum Melakukan Perawatan Gigi.. 20
4.6 Radiografi Dental Dilakukan Berdasarkan Pemeriksaan Klinis…….. 20
4.7 Bahaya Yang Ditimbulkan Radiasi………..………. 21
4.8 Perlu Atau Tidak Izin Dokter Jaga Untuk Melakukan Radiografi Dental………... 21
4.9 Radiografi Dental Tanpa Izin Dokter Jaga………... 22
4.10 Pembuatan Radiografi Dental Secara Berulang……….……. 22
4.11 Kendala Mendapatkan Izin Dokter Jaga Untuk Melakukan Radiografi Dental………. 23
BAB 5 PEMBAHASAN……….. 24
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan………. 29
6.2 Saran……… 30
DAFTAR RUJUKAN………... 31 LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Batasan dosis yang berdasarkan ionizing radiation regulation (IRR) 1999…. 6
2. Dosis efektif pada pemeriksaan rutin gigi………... 7
3. Dosis radiasi pada tubuh yang menimbulkan efek akut……….. 7
4. Perbedaan Efek Stokastik dengan Efek Non Stokastik……… 10
5. Responden Berdasarkan Umur……….……… 18
6. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin……… 18
7. Pengetahuan Tentang Radiologi Dental……… 19
8. Kegunaan Radiologi Dental……….. 19
9. Melakukan Radiografi Dental Sebelum Melakukan Perawatan Gigi………... 20
10. Radiografi Dental Dilakukan Berdasarkan Pemeriksaan Klinis……….…….. 20
11. Bahaya Yang Ditimbulkan Radiasi………... 21
12. Perlu atau Tidak Izin Dokter Jaga Untuk Melakukan Radiografi Dental….… 21 13. Radiografi Dental Tanpa Izin Dokter Jaga……….…….. 22
14. Pembuatan Radiografi Secara Berulang……….……….. 22
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Surat Persetujuan Komisi Etik………..……….. 33
2. Kuesioner……… 34
3. Hasil Perhitungan Statistik………... 37
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara Tahun 2012
Emilia Mestika
PENGETAHUAN MAHASISWA KEPANITERAAN KLINIK FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TERHADAP PROSEDUR PENGGUNAAN RADIOGRAFI DENTAL DALAM MELAKUKAN PERAWATAN GIGI X+32 halaman
Radiografi dental sangat berguna dalam bidang kedokteran gigi.Pentingnya radiologi dental sebagai penunjang dalam menegakkan diagnosa sehingga radiografi sering digunakan oleh dokter/dokter gigi maupun mahasiswa kepaniteraan klinik.Sehingga banyak mahasiswa kepaniteraan klinik yang melakukan tindakan pembuatan radiografi tanpa diketahui oleh dokter jaga.Tindakan-tindakan mahasiswa kepaniteraan klinik yang melakukan radiografi tanpa adanya instruksi dan melakukan radiografi secara berulang sudah tidak sesuai dengan azas keselamatan radiologi.
Dari hasil penelitian ini pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik diperoleh hasil 78,8% responden mengetahuinya mengenai radiologi dental, 83,8% responden mengetahuinya kegunaan Radiografi Dental, 60,0% responden melakukan radiografi dental sebelum perawatan gigi, 63,8% dari total sampel 80 orang tidak mengetahui bahwa radiografi dental dilakukan berdasarkan pemeriksaan klinis, 88,8% responden mengetahuinya bahaya dari radiasi, 66,3% reponden mengetahui bahwa izin dari dokter jaga itu perlu untuk melakukan radiografi dental, 86,3% responden tidak pernah melakukan radiografi dental tanpa izin dokter jaga, ,0% responden melakukan radiografi dental secara berulang dengan alasan radiografi yang dihasilkan tidak jelas dan salah foto, dan 25,0% responden yang mengatakan ada kendala dalam mendapatkan izin dokter jaga untuk melakukan radiografi dental.
Daftar rujukan:18(2004-2011)
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1latar belakang penelitian
Radiografi memiliki peranan penting bagi bidang kedokteran dan kedokteran gigi. Dimana radiografi digunakan sebagai langkah untuk menegakkan diagnosa, rencana perawatan dan evaluasi terhadap suatu penyakit atau tidakan perawatan yang dilakukan.1
Peralatan dan pengetahuan tentang radiografi menjadi penunjang yang penting bagi dokter gigi.Keputusan dalam menentukan perlu atau tidaknya radiografi itu dilakukan oleh seorang dokter/dokter gigi.Hal ini disebabkan berbagai pertimbangan sehingga seorang dokter sudah melaksanakan azas keselamatan terutama justifikasi. Dokter gigi merasa bahwa mereka tidak memberikan layanan yang memadai kepada pasien jika mereka tidak bisa menentukan penyakit dengan semua metode diagnostic yang wajar termasuk
radiografi.Beberapa dokter gigi didalam prakteknya untuk pasien yang baru otomatis menggunakan radiografi.Hal ini bertentangan dengan rekomendasi dari American Dental Association (ADA) bahwa pemilihan radiografi harus didasarkan pada temuan dari pemeriksaan klinis.
Pengamatan peneliti dibeberapa departemen (selama satu tahun), banyak mahasiswa kepaniteraan klinik yang melakukan tindakan pembuatan radiografi tanpa diketahui oleh dokter jaga. Tindakan-tindakan mahasiswa kepaniteraan klinik yang melakukan foto radiografi tanpa adanya instruksi dan melakukan radiografi secara berulang sudah tidak sesuai dengan dengan azas keselamatan radiologi. Kurangnya komunikasi antara mahasiswa kepaniteraan klinik dengan pasien sehingga adakalanya mahasiswa kepaniteraan klinik tidak mengetahui kondisi pasien yang sesungguhnya seperti keadaan pasien yang sedang hamil.
Hal-hal inilah yang mendasari peneliti ingin melakukan penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik terhadap prosedur
1.2Rumusan Masalah
Rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara terhadap kegunaan radiologi.
2. Bagaimana pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara terhadap bahaya radiasi.
3. Bagaimana pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara terhadap prosedur penggunaan radiografi.
1.3Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara terhadap kegunaan radiografi, bahaya radiasi, dan prosedur penggunaan radiografi.
1.4Manfaat Penelitian
Manfaat teoritis : hasil penelitian akan memberikan gambaran tentang disiplin dan
pengetahuan tentang kegunaan, bahaya dan prosedur penggunaan radiografi dari mahasiswa kepaniteraan klinik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
Manfaat aplikatif : hasil penelitian diharapkan agar departemen/unit radiologi membuat peraturan yang lebih tegas lagi dalam hal prosedur penggunaan atau pembuatan radiografi.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1Definisi Radiografi
Radiografi adalah alat yang digunakan dalam diagnosis danpengobatan penyakit baik penyakit umum maupun penyakit mulut tertentu. Meskipundosis radiasi dalamradiografi rendah, bila memungkinkan paparan radiasi harus diminimalkan. Dokter Gigiharus mempertimbangkan manfaat dari radiografi dental terhadap meningkatnya konsekuensi paparan radiasi terhadap pasien, efek dariyang terakumulasi dari beberapasumber dari waktu ke waktu.Harus mengikuti prinsip-prinsip untuk meminimalkan paparan radiasi.2
Pada era maju sekarang ini, umumnya layanan radiologi telah dikelompokkan menjadi dua prosedur, yaitu radiologi diagnostic dan intervensional. Radiologi diagnostik adalah cabang ilmu radiologi yang berhubungan dengan penggunaan pesawat sinar-X untuk prosedur diagnosis, sedangkan radiologi intervensional adalah cabang ilmu radiologi yang berhubungan dengan penggunaan pesawat sinar-X untuk memandu prosedur perkutaneus seperti pelaksanaan biobsi, pengeluaran cairan, pemasukan kateter, atau pelebaran terhadap saluran atau pembuluh darah yang menyempit.3
2.2 Radiografi Dental
2.2.1 Definisi Radiografi Dental
Radiografi dental adalah alat yang membantu dalam diagnosa dan rencana pengobatan penyakitmulut seperti karies, periodontal penyakit dan patologi oral.Radiologi ini merupakan langkah awal pendeteksi keparahan penyakit.Dalam tindakan perawatan gigi sangat baik jika dilakukan radiologi dental sebagai penunjang dari pemeriksaan klinis sehingga tahapan atau langkah dalam pengobatan bisa sebaik mungkin. 4,7
Dibidang kedokteran gigi, pemeriksaan radiografi mempunyai peranan yang sangat penting.Hampir semua perawatan gigi dan mulut membutuhkan data dukungan pemeriksaan radiografi agar perawatan yang dilakukan mencapai hasil yang optimal.5
Radiografi di kedokteran gigi ada 2 macam yaitu : 1. Radiografi intra oral (film dalam mulut)
Adalah radiografi yang memperlihatkan gigi dan struktur di sekitarnya.Pemeriksaan intra oral adalah pokok dari dental radiografi. 6,4,7,10
Tipe radiografi intar oral : a. Periapikal radiografi
Pemeriksaan radiografi periapikal merupakan teknik pemeriksaan radiografi yang paling rutin dikerjakan di kedokteran gigi.Pemeriksaan ini bertujuan untuk memeriksa gigi (crown dan root) serta jaringan sekitarnya. Teknik yang digunakan adalah paralleling dan bisecting.2,4,7 Teknik bisecting dianggap lebih mudah dan praktis dalam pelaksanaannya dibandingkan dengan teknik paralleling(kesejajaran). Pada teknik ini penempatan film adalah sedekat mungkin dengan gigi, sumbu panjang gigi membentuk sudut terhadap film.Arah sinar adalah tegak lurus pada bidang bagian yang dibentuk oleh sumbu panjang gigi dan sumbu film.4,7
Keuntungan teknik bisecting :
Teknik ini dapat digunakan tanpa film holder Kerugian teknik bisecting :
1. Distorsi mudah terjadi
2. Masalah angulasi (banyak angulasi yang harus diperhatikan) Keuntungan teknik paralleling :
1. Tanpa distorsi
2. Gambar yang dihasilkan sangat representative dengan gigi sesungguhnya 3. Mudah dipelajari dan digunakan
4. Mempunyai validitas yang tinggi Kerugian teknik paralleling :
1. Sulit meletakkan film holder, terutama anak-anak dan pasien yang mempunyai mulut yang kecil
2. Pemakaian film holder mengenai jaringan sekitar sehingga mengurangi kenyamanan.
b. Interproksimal radiografi
Bertujuan untuk memeriksa crown, crest tulang alveolar di maksila dan mandibula dalam satu film.Film yang dipakai adalah film khusus. 4
c. Oklusal radiografi
Bertujuan untuk melihat area yang lebih luas lagi yaitu maksila atau mandibula dalam satu film.Film yang digunakan adalah film khusus. 4
2. Radiografi ekstra oral ( film di luar mulut)
Merupakan pemeriksaan radiografi yang lebih luas dari kepala dan rahang.Film berada diluar mulut. 4,9
Tipe radiografi ekstra oral : a. Panoramik b. Lateral jaw
c. Lateral cephalometric d. Postero-anterior
e. Submentovertec, waters f. dll
2.2.3 Kegunaan Radiologi Dental
Radiografi sangat penting bagi dokter gigi untuk: 1. Diagnosa
2. Perencanaan pengobatan
3. Evaluasi terhadap perawatan yang dilakukan
Integral dari radiografi adalah pasien terpaparan sinar-X berpotensi menyebabkan kerusakan jaringan. Tidak ada paparan sinar-X dapat dianggapsepenuhnya bebas dari risiko,sehingga penggunaan radiasi oleh dokter gigi dengantanggung jawab untuk memastikanperlindungan yang tepat terhadap pasien.8
Sellulose acetate (film base) yang dilapisi dengan emulsi dari silver halide (biasanya
silver bromide).Emulsi ini sensitive terhadap x-ray, cahaya dan listrik statis.Sensitivitas
adalah gambaran tentang berapa banyak radiasi pada periode waktu (dibutuhkan) untuk menghasilkan gambar pada film. Dengan demikian makin sensitive film akan membutuhkan sedikit mAs. Zaman sekarang tidak ada lagi film yang dibuat dalam bentuk slow speed.7,16
2.2.4 Bahaya Radiasi
Suatu dosis yang diterima pada sekali paparan akan lebih berbahaya daripada bila dosis yang sama diterima pada waktu yang lebih lama.Orang yang tinggal disekitar instalasi nuklir juga mendapat radiasi lebih banyak, tetapi masih dalam batas aman.
batas dosis radiasi7 :
Table 1. Batasan dosis yang berdasarkan ionizing radiations regulation (IRR) 1999 Batas dosis lama Batas dosis baru (IRR 99)
Kelompok kerja 50 mSv 20 mSv
Bukan pekerja 15 mSv 6 mSv
Masyarakat umum 5 mSv 1 mSv
Tabel 2. Dosis efektif pada pemeriksaan rutin gigi Jenis foto Dosis efektif (mSv)
Skull/kepala/posteroanterior 0,03
Lateral 0,01
Bitewing/periapikal 0,001-0,008
Oklusal 0,008
Panoramic 0,004-0,03
Lateral sefalometri 0,002-0,003
CT mandibula 0,36-1,2
CT maksila 0,1-3,3
Tabel 3. Dosis radiasi pada tubuh yang menimbulkan efek akut
Dosis (Sv) Efek pada tubuh
0,25 -
0,25-1,0 Menurunkan kadar sel darah putih
1-2 Muntah dalam 3 jam, kelelahan, kehilangan
nafsu makan, perubahan darah (pemulihan
dalam beberapa minggu)
2-6 Muntah dalam 2 jam, perubahan darah yang
parah, kerontokan rambut dalam 2 minggu,
pemulihan dalam 1 bulan sampai satu tahun
untuk 70%
6-10 Muntah dalam 1 jam, kerusakan lambung,
perubahan darah yang parah. Kematian
dalam 2 minggu untuk 80-100%
>10 Kerusakan otak, koma, kematian
Adapun berbagai efek dari radiografi adalah sebagai berikut :
1 Efek non stokastik (Deterministik)
Efek non stokastik adalah dimana tingkat keparahan akibat radiasi tergantung pada dosis yang diterima oleh sebab itu diperlukan suatu nilai ambang.Contohnya adalah Erythema, kerontokan rambut, pembentukan katarak dan berkurangnya kesuburan.7,9
- Efek terhadap struktur intraseluler
Efek radiasi pada struktur intraseluler menyebabkan adanya perubahan dalam sel makromolekul. Meskipun perubahan molekul awal diproduksi dalam sepersekian detik setelahterkena, perubahan sel yang dihasilkan dari paparan memerlukan waktu
minimaluntukmenjadi berubah. Perubahan ini awalnya sebagai manifestasi perubahan struktural danfungsional dalam organel sel. Perubahan ini dapat menyebabkan kematian sel.7,9,11
- Efek terhadap nucleus
Berbagai macam data radiobiologic menunjukkan bahwa inti lebih radiosensitive (dalam halmematikan). Molekul yang sensitif dalaminti adalah DNA yang ada dalam kromosom.
10,6,11
- Penyimpangan kromosom
Tingkat kerusakan tergantung dengan kelangsungan keadaan sel. Penyimpangan kromosom dapat dilihat dalam sel iradiasi pada saat mitosis ketika DNA mengembun
membentuk kromosom.Jenis kerusakan yang dapat dilihat tergantung pada stadium sel dalam siklus sel pada saatiradiasi.Kelainan kromosom telah terdeteksi dalam limfosit darah perifer. Kelaian ini dapat terlihat dalam pada pemeriksaan medis. 10,6,11
- Efek pada jaringan dan organ
Radiosensitivity pada jaringan atau organ tubuh diukur dengan adanya respon terhadap radiasi.Kehilangan moderat sel tidak mempengaruhi fungsi organ tubuh. Namun, dengan hilangnyasejumlah besar sel semua organisme terpengaruh sehingga dapat dilihat. Tingkat keparahanperubahan ini tergantung pada dosis radiasi yang diberikan. 6,11
Efek jangka pendek dari radiasi pada jaringan (efek terlihat pada hari-hari pertama atau minggu setelah paparan) terutama oleh sensitivitas sel parenkimnya. Pengaruh iradiasi pada jaringan tersebut menjadi lebih cepat terlihat. Jaringan terdiri dari sel-sel yang jarang atau tidak pernah membagi menunjukkan sedikit atau tidak ada radiasi hipoplasia dalam jangka pendek. 11,6
b. Efek jangka panjang
Efek jangka panjang dari radiasi pada jaringan dan organ (terlihat setelah paparan) adalah hilangnya sel parenkim dan penggantian dengan jaringan ikat fibrosa. Perubahan ini
disebabkan oleh kematian reproduksi sel dan replikasi oleh kerusakan pada pembuluh darah halus. Kerusakan kapiler menyebabkan penyempitan dan obliterasi akhirnya lumen pembuluh darah. Ini merusak pengangkutan produksi oksigen, nutrisi, dan limbah dan mengakibatkan kematian dari semua jenis sel tergantung pada pasokan pembuluh darah.11,6
2. Efek stokastik
Efek stokastik terjadinya suatu efek karena fungsi dan dosis radiasi yang diterima oleh seseorang tanpa suatu nilai ambang yang termasuk dalam kelompok ini kanker.8,12Efek stokastik akibat dari perubahan sel-sel individual subletal dalam DNA. Konsekuensi yang paling penting dari kerusakan tersebut adalah karsinogenesis. Efek yang ditimbulkan meskipun sangat kecil kemungkinannya juga dapat terjadi.
- Karsinogenesis
Radiasi menyebabkan kanker dengan mengubah DNA. Mekanisme yang paling mungkin adalah radiasi mutasi gen. tindakan radiasi sebagai promotor, merangsang sel untuk
berkembang biak sehingga mengubah sel premaligna menjadi lebih ganas. Mutasi gen mungkin juga melibatkan hilangnya fungsi dalam kasus gen supresor tumor. Data tentang radiasi kanker terutama berasal dari populasi orang yang telah terkena radiasi tingkat tinggi, namun, pada prinsipnya, bahkan dosis rendah radiasi dapat memulai pembentukan kanker dalam satu sel.11,6
- Leukemia
Insiden leukemia (selain leukemia lumphocytic kronis) meningkat setelah terpapar radiasi pada sumsum tulang. Bagi individu yang terpapar di bawah usia 30 tahun, risiko untuk pengembangan leukemia setelah sekitar 30 tahun. Bagi individu terpapar sebagai orang dewasa, risiko tetap ada sepanjang hidup. Leukemia muncul lebih cepat dari kankerkarena semakin tingginya tingkat pembelahan sel dan diferensiasi sel-sel induk hematopoietik
dibandingkan dengan jaringan lain. Orang yang lebih muda dari 20 tahun lebih berisiko daripada orang dewasa.11,6
- Kanker tiroid
Insiden karsinoma tiroid (muncul dari epitel folikular) meningkat pada manusia setelah terpapar. Hanya sekitar 10% atau kurang dari individu yeng terkena kanker dapat
menyebabkan kematian.11,6 - Kanker esophangeal
Data yang berkaitan dengan kanker esophangeal relatif jarang. Kanker ini banyak
ditemukan di Jepang pada mereka yang selamat dari bom atom dan penderita diobati dengan radiasi x untuk ankylosing spondylitis. 11,6
- Kanker kelenjar ludah
Insiden tumor kelenjar saliva meningkat pada pasien yang melakukan terapi radiasi untuk penyakit kepala dan leher. resiko yang tertinggi pada penderita yang melakukan terapi radiasi sebelum usia 20 tahun.11,6
Radiasi dapat menghentikan pertumbuhan sel dalam jumlah besaratau kerusakan subletal pada sel-sel individu yang menghasilkan pembentukan sel kanker. 7 Efek deterministic dengan efek stokastik dapat dibedakan dengan melihat tabel berikut :
Tabel 1. Perbedaan Efek Stokastik dengan non stokastik
Efek deterministic Efek stokastik
Contoh Mucositis akibatterapiradiasi di
rongga mulut
radiasidapat membentukkatarak
Radiasi dapat menyebabkan
kanker
Menyebabkan Kematian sel Merusak DNA
Batas dosis ambang Ya, Membunuh sel yang cukup
di perlukan sehingga
menyebabkan respon klinis
Tidak, bahkan satufoton
dapatmenyebabkan
perubahanpada DNAyang
memicu kanker
Efek klinis dan dosis efek klinissebanding
dengandosis.
semakin besar dosis maka
besarefeknya
efek klinistidak tergantungdosis.
tidak ada respon;individu
memilikiefek baik atautidak
Kemungkinan memiliki efek
dan dosis
semua individumenunjukkan
efekketikadosisdi atas ambang
frekuensiefeksebanding
dosissemakin besarefek yang
ditimbulkan.
2.2.5 Proteksi Terhadap Radiasi
Untuk menurunkan dosis serap terhadap pasien dan paparan terhadap personil, prinsip proteksi radiasi meliputi waktu, jarak dan perisai radiasi harus diterapkan
dengan benar. Paparan radiasi secara langsung dihubungkan dengan waktu paparan sehingga dengan mengurangi waktu paparan separuhnya maka mengurangi dosis separuhnya.Oleh karena berkas sinar-X berbeda setelah melalui bahan, maka intensitas radiasi berkurang.
Memantau semua personil dan menggunakan semua peralatan protektif diharuskan untuk menurunkan paparan terhadap kepala dan leher dalam prosedur radiologi intervensional. Adapun peralatan protektif sebagai perisai radiasi yang diperlukan untuk radiologi intervensional meliputi : apron, kaca mata,perisai gonad, perisai tiroid, dan sarung tangan.12,3,17
Metode yang paling populer pemantauan radiasi adalah film badge sebab alat tersebut sangat praktis dan ekonomis. Biasanya, setiap orang menggunakan satu film badge dibawah apron dan yang lain pada bagian leher baju yang berada di luar apron tersebut. Apabila hanya satu film badge yang tersedia maka dapat digunakan pada lokasi yang lain asalkan semua pihak melakukan hal yang sama dan menjadi suatu kesepakatan. Petugas proteksi radiasi (PPR) harus diberitahu kesepakatan penggunaan film badge tersebut sehingga laporan paparan radiasi dapat diinterpretasikan secara benar. Pilihan lokasi tersebut bergantung pada apakah paparan tersebut maksimum atau paparan seluruh tubuh lebih penting.12,3,17
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data.
3.2 Populasi Penelitian
Populasi penelitian adalah mahasiswa kepaniteraan klinik yang melakukan foto radiologi sebelum tindakan perawatan gigi di Klinik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
3.3Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah Mahasiswa kepaniteraan klinik yang melakukan foto radiologi sebelum tindakan perawatan gigi. Cara menentukan jumlah sampel menurut
lemeshow (1997), sebagai berikut :
�= �
2P(1−P)N
�2(N−1) + �2P(1−P) keterangan :
N : Besar Populasi (168) n : Jumlah Sampel
d : Galat Pendugaan (0,1)
Z : tingkat kepercayaan (95% = 1,96) P : Proporsi Populasi (0,5)
Sehingga didapat hasil :
� = (1,96)
20,5(1−0,5)168
(0,1)2(168−1) + (1,96)20,5(1−0,5) � = (3,84)(42)
1,67 + 0,96
� = 61,33
Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 80 orang.
3.4Variabel Penelitian
Variabel penelitian ini adalah pengetahuan Mahasiswa kepaniteraan klinik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara
Defenisi Operasional :
Pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik terhadap radiologi adalah pemikiran mahasiswa kepaniteraan klinik terhadap :
a. Kegunaan Radiologi b. Bahaya Radiasi
c. Prosedur penggunaan radiografi dental
3.5Prosedur Penelitian
3.5.1 Alat dan bahan penelitian 3.5.1.1 Alat penelitian
a. Alat tulis
b. Alat pengolah data yaitu komputer 3.5.1.2 Bahan penelitian
Lembar kuesioner
3.6Cara penelitian
a. Peneliti menyebarkan kuesioner kepada mahasiswa kepaniteraan klinik yang melakukan foto rontgen sebelum melakukan tindakan perawatan gigi.
b. Mahasiswa kepaniteraan klinik FKG USU mengisi kuesioner yang telah diberikan. c. Setelah data diperoleh maka dilakukan tabulasi data dengan mengelompok data
dalam tabel frekuensi dan melakukan coding data. d. Diolah dengan menggunakan SPSS 14
3.7Pengolahan data
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan SPSS 14 untuk melihat distribusi frekuensi.
3.8Analisis data
Analisa data disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi.
3.9Etika Penelitian
BAB 4
HASIL PENELITIAN
4.1 Responden berdasarkan umur
Sampel dalam penelitian ini berjumlah 80 orang. Responden berasal dari mahasiswa kepaniteraan klinik pada 7 departeman yaitu departeman orthodonti, departemen bedah mulut, departemen prostodonsia, departeman konservasi, departeman pedodonsia, departeman penyakit mulut, departemen periodonsia FKG USU.
Tabel 5. Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Frekuensi Persentasi
20-22 tahun
Pada tabel diatas dapat disimpulkan bahwa umur responden lebih banyak pada rentangan umur 23-25 tahun. Dan juga dapat dilihat bahwa umur responden minimum 21tahun dan umur maksimum 26 tahun.
4.2 Responden berdasarkan jenis kelamin
Tabel 6. Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis kelamin
Pada tebel diatas dapat dilihat bahwa responden yang diambil dalam penelitian ini lebih besar wanita yang menjadi responden dibanding laki-laki.
4.3 Pengetahuan Tentang Radiologi Dental
Tabel 7. Frekuensi Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Tentang Radiologi Dental
Frekuensi Persentasi
Frekuensi Persentase
Dilihat dari hasil yang didapatkan bahwa78,8% mahasiswa kepaniteraan klinik mengetahui apa yang dimaksud dengan radiologi dental. Sementara 21,3% mahasiswa kepaniteraan klinik mengetahui apa itu radiologi dental tapi kurang memahami.
4.4 Kegunaan Radiografi Dental
Tabel 8. Frekuensi Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Tentang Kegunaan Radiologi Dental
Frekuensi Persentase Tahu
Penelitian ini menggambarkan bahwa 83,8% mahasiswa kepaniteraan klinik pada umumnya mengetahui apa kegunaan radiografi dental dalam melakukan perawatan gigi dengan gambaran jawabannya adalah menegakkan diagnosa dan melihat kondisi gigi. Hanya 16,3% yang belum paham untuk apa radiografi digunakan.
4.5 Melakukan Radiografi Dental Sebelum Melakukan Perawatan Gigi
Tabel 9. Frekuensi Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Yang Harus Melakukan Radiografi Dental Sebelum Melakukan Perawatan Gigi
Frekuensi Persentase
Harus ada radiografi dental
Tidak harus ada radiografi
dental
melakukan radiografi dental sebelum melakukan perawatan gigi dapat mencegah kesalahan dan membantu menegakkan diagnosa.
4.6 Radiografi Dental Dilakukan Berdasarkan Pemeriksaan Klinis
Tabel 10.Frekuensi Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Yang Melakukan Radiografi Dental Berdasarkan Pemeriksaan Klinis
Frekuensi Persentase
Radigrafi dilakukan berdasarkan
pemeriksaan klinis
Radiografi dilakukan tidak
berdasarkan pemeriksaan klinis
Total
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa 63,8% mahasiswa kepaniteraan klinik tidak mengetahui bahwa radiografi dental dilakukan berdasarkan adanya pemeriksaan klinis terlebih dahulu sehingga baru diikuti dengan radiografi dental.
4.7Bahaya yang Ditimbulkan Radiasi
Tabel 11. Frekuensi Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Tentang Bahaya Dari Radiasi
Frekuensi Persentase
Tahu
Pada tabel 8. Dapat dilihat bahwa mahasiswa kepaniteraan klinik sangat mengetahu bahaya yang dapat ditimbulkan oleh radiasi. Sebagai mana dijelaskan pada tabel 8 jawaban responden adalah radiasi dapat menimbulkan adanya kanker, mandul, kematian sel dan xerostomia.
4.8Perlu atau Tidak Izin Dari Dokter Jaga Untuk Melakukan Radiografi Dental
Tabel 12. Frekuensi Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Yang Perlu Izin Dokter Jaga Untuk Melakukan Radiografi Dental
Frekuensi Persentase Perlu
Penelitian ini melihatkan 66,3% pendapat mahasiswa kepaniteraan klinik bahwa perlunya izin dari dokter jaga untuk melakukan radiografi dental dengan alasan bahwa izin dari dokter jaga untuk melakukan radiografi dental itu sesuai denga SOP (Standar Operatioal Prosedur) dan untuk keselamatan bagi pasien. Namun diantara 80 responden terdapat 33,8% yang mengatakan bahwa izin dari dokter jaga untuk melakukan radiografi dental itu tidak perlu.
4.9Radiografi Dental Tanpa Izin Dari Dokter Jaga
Tabel. 13. Frekuensi Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Yang Melakukan Radiografi Dental Tanpa Izin Dokter Jaga
Frekuensi Persentase
Pernah
Pada penelitian ini didapat bahwa 13,8% ada yang melakukan radiografi dental tanpa adanya izin dari dokter jaga dengan alasan radiografi dilakukan pada pasien umum dan untuk melihat terlebih dahulu kasus sesuai atau tidak dengan kasus yang diminta departemen. Namun banyak responden yang tidak melakukan radiografi dental tanpa seizin dokter jaga.
4.10 Pembuatan Radiografi Dental Secara Berulang
Tabel 14. Frekuensi Mahasiswa Yang Melakukan Radiografi Dental Secara Berulang Frekuensi Persentase
Berulang karena foto tidak
jelas/salah foto
Berulang karena pada PSA
Tidak pernah berulang
Total 80 100,0%
Pada tabel frekuensi diatas dapat diperoleh 36,3% mahasiswa kepaniteraan klinik yang melakukan radiografi secara berulang namun itu merupakan prosedur perawatan misalnya pada PSA (Perawatan Saluran Akar). Namun ada juga 30,0% yang melakukan radiografi dental secara berulang dengan alasan bahwa radiografi yang diperoleh tidak jelas, adanya kesalahan foto dan radiografinya elongasi.
4.11 Kendala Mendapatkan Izin Dokter Jaga Untuk Melakukan Radiografi Dental
Tabel 15.Frekuensi Kendala Mendapatkan Izin Dokter Jaga Untuk Melakukan Radiografi Dental
Frekuensi Persentase Ada kendala
Tidak ada kendala Total
20 60 80
25,0% 75,0% 100,0%
Pada tabel frekuensi diatas dapat dilihat bahwa 75,0% pada penelitian ini tidak terdapat kendala dalam meminta izin dari dokter. Namun terdapat juga 25,0% ada kendala dalam mendapatkan izin dari dokter jaga dengan alasan dokter jaga tidak ditempat.
BAB 5
PEMBAHASAN
Radiografi dental didefenisikan sebagai alat yang digunakan dalam menegakkan diagnosa dan pengobatan penyakitmulut seperti karies, periodontal penyakit dan patologi oral. Radiologi ini merupakan langkah awal pendeteksi keparahan penyakit.Dalam tindakan perawatan gigi sangat baik jika dilakukan radiologi dental sebagai penunjang dari pemeriksaan klinis sehingga tahapan atau langkah dalam pengobatan bisa sebaik mungkin. 4
Penelitian ini dilakukan dengan pengambilan sampel pada mahasiswa kepaniteraan klinik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara. Untuk memperoleh data responden dilakukan wawancara dengan bantuan kuesioner. Seleksi juga dilakukan dengan pengambilan hanya sampel pada mahasiswa kepaniteraan klinik yang berada pada 7 departemen saja. Yaitu Departemen Periodonsia, Pedodonsia, Penyakit Mulut, Konservasi, Prostodonsia, Bedah Mulut dan Orthodonsia. Peneliti mengambil 7 departemen ini karena pada ke 7 departemen ini dalam perawatan gigi menggunakan radiografi, sedangkan 1 departemen lagi yaitu departemen publik health tidak menggunakan radiografi sebagai alat penunjang menegakkan diagnosa.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat dikategorikan 61,3% responden cukup tinggi pada rentangan umur 23-25 tahun. Hal ini disebabkan karena pada saat penelitian dilakukan, yang sedang menjalani kepaniteraan klinik rata-rata mahasiswa angkatan 2006 dan 2007. Masih terdapat 2,5% responden yang berada pada rentangan umur 26-28 tahun. Hal ini disebabkan oleh faktor keterlambatan dalam penyelesaian pendidikan sarjana dan keterlambatan dalam penyelesaian kasus pada departemen tertentu. Masa pendidikan untuk mencapai gelar sarjana kedokteran gigi dibutuhkan waktu ± 3,5 tahun, sehingga pada usia 20-22 tahun ini merupakan mahasiswa yang baru memasuki masa kepaniteraan klinik atau yang baru menyelesaikan pendidikan sarjananya.
130 orang wanita dan 23 orang laki-laki. Sehingga dapat dinyatakan bahwa mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara itu lebih banyak wanita dibandingkan laki-laki (Lampiran 2).
Pengetahuan responden tentang Radiologi Dental dapat (Tabel 7) dikategorikan baik karena 78,8% responden mengetahuinya dan memberikan penjelasan mengenai radiologi dental. Mahasiswa kepaniteraan klinik maupun dokter gigi harus mengetahui tentang radiologi dental yang didapat sewaktu menjalani pendidikan program studi S1 dan juga bisa
didapat melalui telaah keperpustakaan. Kurangnya keseriusan dalam mempelajari radiologi dental sewaktu menjalani pendidikan program studi S1dan kurangnya minat baca dari
mahasiswa sehingga masih ada mahasiswa kepaniteraan klinik yang kurang memahami tentang raiologi dental. Padahal Dibidang kedokteran gigi, pemeriksaan radiografi mempunyai peranan yang sangat penting. Hampir semua perawatan gigi dan mulut membutuhkan data dukungan pemeriksaan radiografi agar perawatan yang dilakukan mencapai hasil yang optimal.13
Pengetahuan responden tentang kegunaan Radiografi Dental yang sering mereka lakukan (Tabel 8) dapat dikategorikan sangat baik karena 83,8% responden mengetahuinya dengan alasan responden bahwa kegunaan Radiografi Dental dalam melakukan perawatan gigi adalah untuk menegakkan diagnosa dan melihat kondisi gigi.Radiografi sangat penting bagi dokter gigi dimana radiografi dental berguna untuk menegakkan diagnosa, perencanaan perawatan dan evaluasi terhadap perawatan yang dilakukan.8
Pengetahuan responden mengenai melakukan tindakan radiografi dental terlebih dahulu sebelum melakukan perawatan gigi (Tabel 9) dapat dikategorikan baik karena 60,0% responden melakukan radiografi dental sebelum perawatan gigi, sebab radiografi dental merupakan tindakan penunjang untuk menegakkan diagnosa. Dengan adanya gambaran radiografi dental dapat melihat keadaan gigi yang tidak dapat dilihat secara kasat mata.Dalam tindakan perawatan gigi sangat baik jika dilakukan radiologi dental sebagai penunjang dari pemeriksaan klinis sehingga tahapan atau langkah dalam pengobatan bisa sebaik mungkin. 4
Pengetahuan responden mengenai dilakukannya radiografi dental berdasarkan hasil pemeriksaan klinis yang diperlukan untuk menunjang diagnosa, (Tabel 10) dapat dikategorikan rendah karena hanya 36,3% responden mengetahuinya dan 63,8% dari total sampel 80 orang tidak mengetahui bahwa radiografi dental dilakukan berdasarkan
pemeriksaan klinis. Hal ini terjadi karena kurangnya kepedulian dari mahasiswa kepaniteraan klinik terhadap pentingnya radiografi dalam menunjang pemeriksaan dalam menegakkan diagnosa. Dokter gigi disarankan untuk melakukan pemeriksaan klinis, mempertimbangkan
tanda-tanda pasien, geala medis, serta mempertimbangkan kerentanan pasien untuk faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi kesehatan mulut. Radiografi harus diambil bila menurut dokter gigi hasil diagnosa kurang yakin dalam menentukan perawatan.18 Penelitian iniberbanding terbalik dengan penelitian sebelumnya oleh Anne Agustina Suwargiani di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjajaran yaitu dari total 40 sampel diperoleh 99,0% responden mengetahui bahwa radiografi dental dilakukan berdasarkan pemeriksaan klinis.
Pengetahuan responden terhadap bahaya yang ditimbulkan oleh radiasi dalam melakukan radiografi dental (Tabel 11) dapat dikategorikan sangat baik karena 88,8% responden
mengetahuinya. Dengan berbagai contoh yang diberikan oleh responden yaitu dapat menimbulkan adanya kanker, mandul, kematian sel dan xerostomia. Ha ini dikarenakan
Dapat dibandingkan dengan penelitian sebelumnya oleh Muhammad Iswanto Sabirin di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin yaitu dari total 50 responden diperoleh 100% responden mengetahui bahwa ada efek negatif dari radiasi kepada pasien. Jadi dapat dilihat masih rendah pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara dibanding mahasiswa kepaniteraan Klinik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin. Hal ini dikarenakan adanya mahasiswa yang kurang peduli terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan radiasi. Radiografi ini selain mempunyai manfaat bagi dunia kedokteran dalam diagnosa dan pencegahan penyakit.Walaupun energi yang ditumpuk sinar radioaktif pada mahluk hidup relatif kecil tetapi dapat menimbulkan pengaruh yang serius.Hal ini karena sinar radioaktif dapat mengakibatkan ionisasi, pemutusan ikatan kimia penting atau membentuk radikal bebas yang reaktif.Pengaruh radiasi pada manusia atau mahluk hidup juga bergantung pada waktu paparan. Suatu dosis yang diterima pada sekali paparan akan lebih berbahaya daripada bila dosis yang sama diterima pada waktu yang lebih lama.Radiasi dapat mengganggu fungsi normal tubuh manusia, dari taraf yang palingringan hingga fatal. Derajat taraf ini tergantung pada beberapa factor yaitu jenis radiasi, lamanya penyinaran, jarak sumber dengan tubuh, ada atau tidaknya penghalang sumber pada tubuh.14
Pengetahuan responden mengenai perlunya izin dokter jaga untuk melakukan radiografi dental dapat dikategorikan baik karena 66,3% reponden mengetahui bahwa izin dari dokter jaga itu perlu untuk melakukan radiografi dental(Tabel 9). Dengan alasan yang diberikan responden adalah sesuai SOP (standart operational prosedur) dan demi keselamatan pasien.
Pengetahuan responden mengenai pernah melakukan tindakan radiografi dental tanpa izin dokter jaga dapat dikategorikan baik karena 86,3% responden tidak pernah melakukan
Pengetahuan responden mengenai melakukan radiografi dental secara berulang dapat dikategorikan tinggi karena 30,0% responden melakukan radiografi dental secara berulang dengan alasan radiografi yang dihasilkan tidak jelas dan salah foto. Sementara 36,3% responden melakukan radiografi dental secara berulang dengan alasan bahwa radiografi dental yang dilakukan secara berulang merupakan prosedur dalam perawatan gigi misalnya pada PSA (Perawatan Saluran Akar) (Tabel 11).Integral dari radiografi adalah pasien terpaparan sinar-X berpotensi menyebabkan kerusakan jaringan. Tidak ada paparan sinar-X dapat dianggapsepenuhnya bebas dari risikosehingga membahayakan buat pasien.8,9
Pengetahuan responden mengenai kendala yang timbul dalam mendapatkan izin dokter jaga untuk melakukan radiografi dental dapat diaktegorikan rendah karena 25,0% responden yang mengatakan ada kendala dalam mendapatkan izin dokter jaga untuk melakukan radiografi dental. Adapun kendalanya adalah dimana dokter jaga tidak berada ditempat(Tabel 12).
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Pada penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa kepaniteraan klinik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara lebih tinggi pada usia 23-25 tahun dan lebih banyak wanita.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara tentang radiologi dental, dan kegunaan radiografi dapat dinyatakan baik. Hal ini dikarenakan selama
pendidikan sarjana mahasiswa mendapatkan pembelajaran yang cukup mengenai radiologi dental.
Pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara terhadap bahaya radiasi dapat dinyatakan baik, namun masih kurang dari yang diharapkan. Banyak mahasiswa yang tau akan bahaya dari radiasi tapi tetap melakukan radiografi secara sering terhadap pasien. Hal ini dikarenakan kurangnya kepedulian
mahasiswa terhadap bahaya yang akan ditimbulkan kepada pasien.
Pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara terhadap prosedur penggunaan radiografi, dapat dilihat dari radiografi dental yang dilakukan sebelum perawatan gigi dapat dinyatakan baik. Hal ini dikarenakan
mahasiswa kepaniteraan klinik membutuhkan radiografi sebagai penunjang dalam perawatan gigi. Radiografi dilakukan harus izin dokter jaga dapat dinyatakan baik. Hal ini dikarenakan masih tingginya kepatuhan mahasiswa kepaniteraan klinik terhadap aturan yang semestinya dalam melakukan perawatan terhadap pasien. Sehingga melakukan tindakan harus sesuai dengan SOP (standart operational prosedur). Radiografi dental dilakukan berdasarkan pemeriksaan klinis dalam menegakkan diagnosa dapat dinyatakan rendah. Hal ini dikarenakan adanya ketidak pedulian dari mahasiswa kepaniteraan klinik terhadap pentingnya radiografi dalam menunjang pemeriksaan dalam menegakkan
keadaan pasien jika dilakukan radiografi secara berulang akan memberikan efek negatif kepada pasien. Sedikit radiasi yang mengenai tubuh pasien akan dapat memberikan efek negatif. Hal ini terjadi karena kurangnya kepedulian mahasiswa kepaniteraan klinik terhadap kondisi pasien. Pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik dalam kendala memperoleh izin dokter jaga dapat dikatakan rendah. Namun adanya kendala dalam memperoleh izin dokter jaga dikarenakan dokter jaga tidak berada ditempat. Berdasarkan penelitian ini kendala yang dijumpai ini dapat memperlambat suatu tindakan terhadap pasien. Sementara mahasiswa butuh waktu seefisien mungkin dalam mengerjakan pasien untuk memperoleh target-target kasus yang akan dikerjakan dalam waktu tempo yang telah ditentukan. Dari hal ini juga yang dapat menimbulkan adanya mahasiswa kepaniteraan klinik yg melakukan radiografi dental tanpa izin dokter jaga.
6.2 Saran
Saran untuk bagian radiologi dental berdasarkan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Tingginya tindakan mahasiswa yang melakukan radiografi tanpa izin dokter jaga sehingga perlunya dilakukan pengawasan yang lebih ketat terhadap penerimaan orderan dari mahasiswa kepaniteraan klinik untuk melakukan radiografi dental dengan menggunakan kertas rujukan tanpa adanya izin dokter jaga, karena hal ini dapat meningkatkan kedisiplinan terhadap prosedur penggunaan radiografi dan demi mengurangi efek dikemudian hari terhadap pasien yang terpapar radiasi.
2. Perlu izin dan tanda tangan dokter jaga dimasing-masing departemen yang mau meminta orderan foto.
DAFTAR PUSTAKA
1. White SC.Pharoah MJ.Oral Radiology.China : Elsevier.2009;5:265-276
2. Am Dent Assoc.The Use of Dental Radiography. September. (3/2/2012)
3. Marpaung T.Proteksi Radiasi dalam Radiologi Intervensional.dalam:seminar keselamatan nuklir.BAPETEN.2006
4. Boel T.Prinsip dan Teknik Radiografi Kedokteran Gigi.Medan : FKG USU.2008 5. Whaites E.Essential of Dental Radiography and Radiology.Cawson R.A,ed.Spain :
Elsevier.2007;4:85-123
6. White SC.Pharoah MJ. Oral Radiology.China : Elsevier.2009;6:19-29
7. Boel T. Dental Radiografi Prinsip dan Teknik.Medan : USU press.20011;3:9-30 8. Janssens A.Radiation Protection.Eropa : European Commission.2004;9-12
9. Rahayuningsih B.Muntini MS.Prasetya NK.Prediksi Dosis Paparan Radiasi dengan Menggunakan Metode Klastering Pada Dosimeter Film.Surabaya : Prossiding
Seminar Nasional Sains,2010:243-249
10.Lusiyanti Y.Syaifudin M.Penerapan Efek Interaksi Radiasi dengan Sistem Biologi Sebagai Dosimeter Biologi.Yogyakarta : Prossiding Seminar Nasional III,2007;61-72
11.Edwards C.Statkiewicz S.Ritenour R.Perlindungan Radiasi Bagi Pasien dan Dokter Gigi.alih bahasa.Yuwono L.Jakarta : penerbit widya medika.1990;9-110
12.Whites E.Radiography and Radiology for Dental Care Professionals.Slater M,ed.China : Elsevier.2010;2:61-73
13.Margono G.Radiografi Intraoral.Jakarta : Penerbit buku kedokteran EGC.1998
15.Annonymus.http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd= 1&ved=0CE4QFjAA&url=http%3A%2F%2Ffile.upi.edu%2FDirektori%2FFPMIPA
%2FJUR._PEND._FISIKA%2F195708071982112-WIENDARTUN%2F2._Radioaktivitas.pdf&ei=aOQNUOj9BMKqrAfT44DwDQ&us g=AFQjCNH0doMTlRX3RcKL7f2dA7zs4tcR0A&sig2=B866o1kbLtjljw9eRzKkYQ (23 Juli 2012)
16.White SC.Pharoah MJ. Oral Radiology.China : Elsevier.2009;6:53-64
17.Frommer HH.Stabulas-Savage JJ.Radiology for the Dental Professional.America : Elsevier.2005;8:73-117
18. Haas DA.Preparing Dental Office Staff Members for Emergenc
DEPARTEMEN RADIOLOGI DENTAL FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KUESIONER PENELITIAN
Responden No :
Tanggal :
I. Pencatatan Personaliti Pasien
1. Usia :
2. Jenis kelamin : Laki-laki/Perempuan
II. Pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik FKG USU terhadap pentingnya radiologi dental dalam melakukan perawatan gigi
1. Apakah anda mengetahui mengenai radiologi dental ?
a. Ya, bila ya, sebutkan : ……….………... ……… b. Tidak
2. Apakah ketika anda melakukan perawatan gigi selalu menggunakan Radiografi dental? a. Ya, Bila ya, sebutkan alasannya : ………
……… b. Tidak
PENGETAHUAN MAHASISWA KEPANITERAAN KLINIK FKG USU TERHADAP PROSEDUR PENGGUNAAN RADIOGRAFI DENTAL DALAM
3. Apakah anda mengetahui kegunaan Radiografi dental ?
a. Ya, Bila ya, sebutkan : ………. ……… b. Tidak
4. Apakah menurut anda harus dilakukan Radiografi dental sebelum melakukan perawatan gigi ?
a. Ya, Bila ya, sebutkan : ………. ……… b. Tidak
5. Apakah anda mengetahui kalau radiografi dental dilakukan berdasarkan hasil pemeriksaan klinis untuk menunjang dalam menegakkan diagnosa ?
a. Ya, Bila ya, sebutkan : ………. ……… b. Tidak
6. Apakah anda mengetahui bahaya yang ditimbulkan dari radiasi ?
a. Ya, Bila ya, sebutkan : ………. ……… b. Tidak
7. Apakah menurut anda perlu adanya izin dari dokter jaga untuk melakukan radiografi? a. Ya, Bila ya, sebutkan alasannya : ………...
……… b. Tidak
8. Apakah anda pernah melakukan radiografi tanpa adanya izin dari dokter jaga ? a. Ya, Bila ya, sebutkan : ……….
………
b. Tidak
9. Apakah anda pernah melakukan radiografi berulang pada satu pasien?
a. Ya, Bila ya, sebutkan alasannya : ……… ……… b. Tidak
10.Apakah kendala yang anda alami dalam mendapatkan izin dokter jaga untuk melakukan radiografi?
Pengetahuan Tentang Radiologi Dental
Kegunaan Radiografi Dental
Melakukan Radiografi Dental Sebelum Melakukan Perawatan Gigi
Radiografi Dental Dilakukan Berdasarkan Pemeriksaan Klinis
Bahaya yang Ditimbulkan Radiasi p1
63 78,8 78,8 78,8
17 21,3 21,3 100,0
80 100,0 100,0
Tahu Kurang Tahu Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
p3
67 83,8 83,8 83,8
13 16,3 16,3 100,0
80 100,0 100,0
Tahu Tidak Tahu Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
p4
48 60,0 60,0 60,0
32 40,0 40,0 100,0
80 100,0 100,0
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
p5
29 36,3 36,3 36,3
51 63,8 63,8 100,0
80 100,0 100,0
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent